PELAKSANAAN AUDIT PIUTANG TERMIN PROYEK PADA PT RMB MAKASSAR SULTAN STIE-YPUP Makassar
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur audit intern yang diterapkan oleh PT. RMB di Makassar dan efektivitas prosedur pemeriksaan atas piutang termin yang digunakan oleh audit intern. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu menganalisa temuan yang diperoleh selama mengadakan penelitian yang berhubungan masalah yang diteliti dan mengadakan perbandingan antara pelaksanaan audit intern pada PT. RMB di Makassar dengan pelaksanaan menurut teori audit intern. Hasil analisis yang ditinjau dari segi internal control menunjukkan bahwa pelaksanaan internal control yang dilakukan perusahaan PT. RMB di Makassar telah memadai, karena adanya pemisahan fungsi, tidak adanya perangkapan tugas, prosedur yang ditentukan sudah dijalankan dan pegawai telah menjalankan tugas sesuai tugas dan tanggung jawab. Bahwa prosedur audit intern yang dilakukan oleh internal auditor pada PT. RMB di Makassar belum dilaksanakan secara konsisten serta belum sesuai dengan prosedur dan audit intern yang lazim berlaku, sebab dalam pelaksanaan audit internal yang dilakukan oleh perusahaan belum menggunakan kertas kerja dalam pemeriksaan internal atas piutang termin proyek. Kata Kunci : Audit, Piutang, Termin Proyek PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan informasi keuangan pada perusahaan merupakan permasalahan yang penting dalam perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan industri. Tersedianya informasi keuangan yang akurat akan mempengaruhi pengelolaan unit usaha bagi setiap perusahaan. Pentingnya informasi keuangan dari setiap perusahaan, upaya yang dilakukan guna dapat menggunakan informai yang akurat, maka perlunya ditunjang oleh adanya peranan audit finansial, audit finansial merupakan suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi secara obyektif serta untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, yang menjadi titik pokok dalam penelitian ini adalah audit piutang proyek. Penerapan audit piutang proyek dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan atas piutang proyek yang terjadi dalam perusahaan, hal ini bertujuan untuk menguji kepatuhan sistem pengendalian intern (SPI) dan selain itu untuk menguji kewajaran saldo piutang proyek dalam laporan keuangan. PT. RMB adalah perusahaan yang bergerak dibidang general kontraktor, dalam menjalankan aktivitas usahanya, maka salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menyajikan informasi piutang proyek yang benar dan tepat. Oleh karena itulah,
maka perusahaan berkeinginan untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan audit piutang proyek, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penerapan audit piutang proyek yang dilakukan oleh perusahaan telah dilakukan sesuai dengan teori auditing yang lazim berlaku. Rumusan Masalah Berdasatkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Apakah prosedur audit intern atas piutang proyek yang diterapkan oleh PT. RMB telah sesuai dengan teori audit intern“. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui prosedur audit intern yang diterapkan oleh PT. RMB di Makassar. b. Untuk menganalisis efektivitas prosedur pemeriksaan atas piutang termin yang digunakan oleh audit intern. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Audit Sugiri dan Riyono (2001 : 275) mengemukakan bahwa : ” Pengauditan (auditing) merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memverifikasi asersi atau pernyataan orang lain.” Sedangkan Halim (2001 : 1) berpendapat bahwa : ” Audit adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Selanjutnya Sunarto (2003 : 3 ) yaitu : Audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” Jenis-jenis Audit Audit biasanya diklasifikasikan ke dalam tiga kategori menurut Simamora (2002 : 11), yaitu : ”1. Audit laporan keuangan 2. Audit ketaatan 3. Audit operasional.” Berdasarkan skema diatas, maka akan diuraikan satu persatu mengenai ketiga jenis audit, yaitu sebagai berikut : 1. Audit laporan keuangan Konsep kunci dalam audit laporan keuangan adalah bahwa asersi-asersinya bersifat finansial dan kriteria yang dijadikan tolok ukur adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) di Indonesia. Audit melibatkan pencarian dan verifikasi catatan akuntansi
serta pemeriksaan bukti lainnya yang mendukung/menguatkan laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, penginspeksian dokumen, pengamatan aktiva permintaan keterangan dari dalam dan luar perusahaan, dan pelaksanaan prosedur auditing lainnya, auditor menghimpun bukti yang dibutuhkan untuk menerbitkan suatu laporan auditor. Menurut Mulyadi (2002 : 30) menyatakan : “Audit laporan keuangan (financial statement audit) adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” Karakteristik audit laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Tujuan audit adalah untuk menaruh kredibilitas pada representasi manajemen dalam laporan keuangan. b. Auditor bersikap mandiri dari manajemen entitas, pihak yang menyusun laporan keuangan, auditor bukan representatif dari pihak manapun. c. Auditor menyatakan pendapat mereka atas kewajaran keseluruhan laporan keuangan berdasarkan pengujian selektif. d. Auditor jarang mengaudit masing-masing pos atau semua pos dalam laporan keuangan. e. Audit diarahkan kepada penemuan salah saji material dalam laporan keuangan, terlepas dari apapun yang menyebabkan salah saji tersebut. f. Audit memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari sala saji material, auditor tidak pernah yakin secara mutlak menyangkut akurasi laporan keuangan. g. Auditor menyampaikan laporan auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan dan bukan pada masing-masing pos dalam laporan keuangan tersebut. h. Auditor berkepentingan dengan penyajian keuangan, bukan pada mutu keuangan, kearifan kebijakan manajemen, ataupun risiko bisnis entitas/klien. 2. Audit ketaatan Audit ketaatan (compliance audit) melibatkan pencarian dan pengevaluasian bukti guna menentukan apakah aktivitas-aktivitas operasi atau keuangan dari suatu entitas atau orang sudah sejalan dengan kondisi, ketentuan, dan peraturan yang ditetapkan. Pelaksanaan audit ketaatan tergantung pada keberadaan data yang diverifikasi dan kriteria/tolok ukur yang diakui, semisal peraturan perundang-undangan, hukum atau kebijakan, dan prosedur organisasi. Karakteristik audit ketaatan meliputi : a. Pihak yang mempekerjakan auditor sering menentukan unsur-unsur yang diaudit dan norma/standar yang harus dipatuhi. b. Auditor yang diperkerjakan oleh entitas berkepentingan dalam penentuan apakah standar sudah dipatuhi. c. Laporan auditor ditujukan kepada pucuk pimpinan atau bagian di dalam organisasi yang mempekerjakan auditor. Auditor yang melakukan audit ketaatan pada umumnya dianggap independen (sekalipun mereka digaji oleh entitas yang diauditnya) karena mereka tidak terlibat dalam pelaksanaan aktivitas yang diauditnya, dan mereka melapor kepada otoritas yang lebih tingi daripada yang diauditnya. Hasil audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada seseorang
di dalam unit organisasi yang sedang diaudit laporan keuangan. Manajemen merupakan kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan regulasi tertentu yang sudah ditetapkan. 3. Audit operasional Audit operasional (operational audit) melibatkan pencarian dan pengevaluasian bukti mengenai efisiensi dan efektivitas aktivitas-aktivitas operasi entitas berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan. Tipe audit ini kerapkali disebut audit kinerja (performance audit) ataupun audit manajemen (management audit). Dalam audit operasional, review (kaji ulang) yang dilakukan tidak terbatas pada aspek akuntansi saja. Aspek yang ditelaah dapat mencakup evaluasi struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan bidang lainnya di mana auditor bersangkutan dianggap memenuhi syarat. Audit operasional mempunyai karakteristik berikut : a. Auditor yang melaksanakan audit operasional berposisi independen dari aktivitas yang diauditnya. b. Laporan auditor ditujukan kepada seseorang atau bagian di dalam entitas/ organisasi yang memperkerjakan auditor. c. Asersinya mengenai efektivitas dan efisiensi kinerja aktivitas tertentu. d. Laporan auditor kerapkali melaporkan masalah atau kelemahan yang diidentifikasi selama penyelenggaraan audit operasional ketimbang pelaporan kesimpulan menyeluruh. Pengertian Internal Audit Menurut Akmal (2006 : 3) mengemukakan bahwa : "Internal audit adalah aktivitas pengujian yang memberikan keandalan/jaminan yang independent, dan obyektif serta aktivitas konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan terhadap operasi organisasi. Selanjutnya Tugiman (2001 : 11) berpendapat bahwa : "Internal audit atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organsiasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan." Kemudian Milton dalam buku Agoes (2004 : 221) menyatakan bahwa : " Internal audit adalah suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi dan kegunaan dari catatan-catatan (akuntansi) perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan." Karena yang melakukan internal audit (disebut internal auditor) adalah pegawai perusahaan sendiri (orang dalam perusahaan), maka banyak pihak yang menganggap bahwa internal auditor tidak independen. Yang pasti bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usahanya, suatu perusahaan sangat memerlukan adanya internal audit depertemen yang efektif, terutama diperusahaan menengah dan besar termasuk BUMN. Apalagi dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara diseluruh dunia, yang tidak lagi memperbolehkan adanya proteksi, maka setiap perusahaan, jika ingin bertahan di dunia bisnis, harus berusaha meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usahanya. Pengertian Piutang Pengertian piutang yang dikemukakan oleh Machfoedz (2002 : 127) bahwa : “ Piutang adalah klaim terhadap pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun “. Definisi menerangkan bahwa tagihan yang dimiliki oleh perusahaan, umumnya timbul sebagai akibat dari transaksi-transaksi penjualan dan atau penyerahan jasa, pinjaman yang diberikan, pesanan-pesanan yang diterima atas saham dan surat hutang obligasi yang akan diterbitkan, klaim atas ganti rugi dari perusahaan asuransi, dan uang sewa atas barang-barang yang disewakan kepada pihak lain. Tagihan yang timbul dari transaksi penjualan dana atau penyerahan jasa kepada langganan, pada umumnya merupakan sebagian besar dari modal kerja perusahaan. Sebagai akibatnya masalah pengendalian dan kebijaksanaan di dalam pemberian kredit dan pengumpulan piutang merupakan salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian serius bagi manajemen. Sedangkan Gitosudarmo dan Basri (2002 : 81) mendefinisikan bahwa : “ Piutang adalah merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.” 1.
2.
3.
4.
5.
Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : Volume penjualan kredit Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil piutang Syarat pembayaran bagi penjualan kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar. Kebiasaan membayar para pelanggan kredit Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar.
Jenis- jenis Piutang Jenis-jenis piutang dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Piutang usaha
Piutang usaha merupakan piutang akibat penjualan hasil bidang usaha utama perusahaan. Kadang-kadang seluruh piutang usaha diklasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. b. Piutang lain-lain Piutang lain-lain adalah piutang yang tidak berasal dari hasil bidang usaha utama, seperti : Uang muka pegawai Uang muka perusahaan/cabang Piutang bunga Piutang dividen Klaim pada perusahaan akuntansi dan lain-lain. Tujuan Audit atas Piutang Tujuan pemeriksaan umum terhadap laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat/opini mengenai kewajaran dalam peyajian posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Adapun tujuan audit atas piutang adalah : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha. 2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca. 4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca. Dalam mengevaluasi bukti audit, auditor harus memperhatikan tujuan audit. Tujuan audit dapat berkaitan dengan fakta, misalnya keberadaan kas di tangan (cash on hand), maupun dengan judgement misalnya kecukupan pengungkapan kewajiban bersyarat. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang digunakan adalah : “ Diduga bahwa prosedur audit intern atas piutang pada PT. RMB di Makassar yang diterapkan internal auditor belum sesuai dengan teori audit intern “. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yaitu menganalisa temuan yang diperoleh selama mengadakan penelitian yang berhubungan masalah yang diteliti dan mengadakan perbandingan antara pelaksanaan audit intern pada PT. RMB di Makassar dengan pelaksanaan menurut teori audit intern “ Definisi Operasional
Definisi operasiaonal yang dikemukakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Audit adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. b. Piutang adalah klaim terhadap pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun. c. Termin proyek adalah pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan oleh perusahaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengendalian Intern Atas Piutang Termin Proyek Sasaran dari pada setiap perusahaan adalah untuk meningkatkan kontinuitas atau kelangsungan hidup dari kegiatan usaha kontraktor, sehingga untuk mewujudkan sasaran dari pada setiap perusahaan kontraktor, salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja usaha kontraktor adalah perlunya pengelolaan manajemen proyek secara efisien dan efektif. Untuk menunjang pengelolaan manajemen proyek secara efisien dan efektif, salah satu faktor yang berpengaruh adalah perlunya penerapan sistem pengendalian intern atas piutang termin proyek yang bertujuan : a) Untuk memeriksa ketelitian dan kebenaran data penerimaan piutang termin proyek. b) Untuk membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen proyek yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan pentingnya peranan sistem pengendalian intern atas piutang termin proyek maka perlunya aktivitas perusahaan dalam pengelolaan proyek, khususnya pada PT. Istaka Karya di Makassar sebagai perusahaan kontraktor, sebab dengan adanya sistem pengendalian intern atas piutang termin proyek yang tepat, maka akan mempengaruhi kebijakan manajemen yang telah diterapkan oleh setiap perusahaan. Adapun sistem dan prosedur penerimaan piutang termin proyek dapat diuraikan sebagai berikut : a) Bagian Tehnik Tugas dan tanggungjawab Bagian Tehnik adalah sebagai berikut : 1. Melakukan kegiatan proyek berdasarkan kontrak kerja 2. Membuat dan mendistribusikan Laporan Penyelesaian Proyek dengan perincian sebagai berikut : Rangkap 1 Pengawas Proyek Rangkap 2 Bagian Pemasaran dan Administrasi kontrak Rangkap 3 Bagian Keuangan Rangkap 4 Bagian Akuntansi Rangkap 5 Arsip b) Bagian Pemasaran dan Administrasi Kontrak
Tugas dan tanggungjawab bagian Pemasaran dan Administrasi Kontrak dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Menerima LPP rangkap 2 2. Membuat Berita Acara Penagihan Piutang Proyek 3. Melakukan distribusi BAPPP ke masing-masing bagian yaitu : Rangkap 1 Bendahara Proyek Rangkap 2 Bagian Keuangan Rangkap 3 Bagian Akuntansi Rangkap 4 Arsip c) Bagian Keuangan Tugas dan tanggungjawab Bagian Keuangan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Menerima LPP rangkap 3 dan BA.PPP rangkap 2 2. Melakukan penagihan dan penyerahan BA.PPP rangkap 1 ke Bendahara Proyek 3. Menerima uang tagihan proyek 4. Membuat dan mendistribusikan Laporan Penagihan Piutang Proyek dengan perincian sebagai berikut : Rangkap 1 bagian akuntansi Rangkap 2 arsip 5. Melakukan penyetoran ke bank 6. Membuat dan mendistribusikan BSB dari masing-masing bagian yaitu : Rangkap 1 bagian akuntansi Rangkap 2 arsip d) Bagian Akuntansi Tugas dan tanggungjawab Bagian Akuntansi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Menerima LPP rangkap 4, BA.PPP rangkap 3, Laporan Penerimaan Piutang Proyek rangkap 2 dan BSB rangkap 1 2. Melakukan jurnal, posting ke dalam buku besar 3. Melakukan penyajian ke dalam laporan keuangan Berdasarkan uraian mengenai sistem dan prosedur penerimaan piutang proyek, khususnya pada PT. RMB di Makassar, maka untuk menunjang pembahasan mengenai pemeriksaan atas penerimaan piutang termin proyek maka sebelumnya dapat disajikan pemeriksaan atas kepatuhan sistem dan prosedur penerimaan piutang proyek ditinjau dari segi elemen-elemen internal control yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : TABEL 1 PT. RMB DI MAKASSAR QUESTIONARE DAN TANGGAPAN ATAS PENERIMAAN TERMIN PROYEK TAHUN 2008 e) f)
No
Uraian
1
Apakah bagian proyek telah membuat laporan kemajuan proyek berdasarkan pekerjaan proyek
Tanggapan Ya
Tidak
Ket
-
-
Apakah fungsi pencatatan piutang termin proyek terpisah dari fungsi keuangan 3 Apakah fungsi keuangan terpisah dengan fungsi akuntansi 4 Apakah setiap laporan kemajuan proyek (LKP) yang dilakukan oleh bagian proyek tidak dibuat berdasarkan kondisi pekerjaan proyek 5 Apakah dalam penerimaan piutang termin proyek dibuat berdasarkan formulir penerimaan kas 6 Apakah berita acara penagihan piutang proyek dibuat berdasarkan laporan kemajuan proyek 7 Apakah penerimaan termin proyek yang telah diterima oleh perusahaan telah dilakukan berdasarkan faktur tagihan 8 Apakah dalam pengakuan pendapatan proyek yang dilakukan oleh perusahaan telah dilakukan berdasarkan prosentase penyelesaian 9 Apakah piutang pajak yang belum diterima oleh perusahaan telah dibuat dalam kartu piutang proyek 10 Apakah laporan keuangan proyek, dibuat untuk buku besar piutang proyek 11 Apakah dokumen termin proyek yang digunakan untuk menerima termin proyek kepada bendahara proyek dilengkapi dengan formulir yang diisi oleh bagian keuangan 12 Apakah secara periode bagian keuangan membuat kartu piutang proyek 13 Apakah pencatatan piutang proyek kedalam buku jurnal diotorisasi oleh bagian yang berwenang Sumber : Hasil wawancara dengan staf personil PT. RMB di Makassar 2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari hasil analisis questionare atas sistem dan prosedur piutang proyek yang dilakukan oleh PT. RMB di Makassar, menunjukkan bahwa pelaksanaan internal control atas piutang termin proyek telah sesuai dengan ciri-ciri pengendalian intern hal ini dapat dilihat bahwa : 1. PT. RMB di Makassar adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam perusahaan tersebut di atas, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam perusahaan tersebut telah terjadi pendelegasian wewenang masing-masing bagian dalam perusahaan, masing-masing bagian proyek dan bagian keuangan. 2. Pengendalian intern atas penerimaan piutang termin proyek yang dilakukan oleh perusahaan khususnya pada PT. RMB telah dilakukan berdasarkan praktek-praktek yang sehat. Prosedur Audit Intern Atas Termin Proyek
Salah satu upaya yang dilakukan oleh setiap perusahaan kontraktor adalah peningkatan kinerja usaha dari usaha yang dikelola, sebab dengan adanya peningkatan kinerja usaha dari pengelolaan kontraktor dalam menangani setiap pekerjaan proyek. Oleh karena itulah untuk menunjang aktivitas usaha yang dilakukan oleh perusahaan maka perusahaan perlu menyajikan informasi yang akurat guna dapat memudahkan perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan. Pentingnya penyajian informasi keuangan yang akurat bagi setiap perusahaan, maka perlu ditunjang oleh adanya penerapan internal audit atas penerimaan piutang termin proyek, dimana penerapan internal audit atas penerimaan piutang termin proyek adalah untuk menguji kewajaran saldo piutang termin proyek dalam laporan keuangan. Adapun prosedur audit atas penerrimaan piutang termin proyek yaitu sebagai berikut: a) Minta Data Anggaran Biaya (RAB), Buku Besar dan Laporan Keuangan Langkah awal yang dilakukan oleh internal auditor dalam melakukan pemeriksaan intern atas penerimaan piutang proyek dalam memeriksa data RAB, buku besar dan laporan keuangan kepada Bagian akuntansi yaitu sebagai berikut : TABEL 2 BESARNYA RAB DALAM DOKUMEN KONTRAK PROYEK PER 31 DESEMBER TAHUN 2008 No
Jenis Pekerjaan
Nomor Kontrak
Besarnya Nilai RAB (Rp)
1.
Proyek irigasi sungai jeneberang
10 – 2 – 2008 s/d 10-5-2008
Paket I Kabupaten Bone 2
3.
Proyek jalanan dan jembatan poros
2021/PU/2008
Lamasi-Salu’Jambu Soppeng 5 Km
10-5-2008 s/d 10-8-2008
Proyek bendungan pengairan Desa
328/PU/2008
Bone-bone Kabupaten Bone 4.
09/Sm-Lrg/2008
Proyek Rehabilitas jalanan Desa Selayar Kabupaten Selayar
1.558.500.000
1.328.650.000
10-1-2008 S/D 10-01-2008
1.418.250.000
3139/PU/20/2008 10-10-2008 s/d 10-12-2008
2.718.500.000
Sumber : PTRMB di Makassar Kemudian akan disajikan buku besar penerimaan piutang proyek untuk bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2008 yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : TABEL 3 BUKU BESAR PIUTANG TERMIN PROYEK BULAN JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2008 Tgl. Jan.
Debet 1
Saldo piutang
Kredit -
-
Saldo Debet 818,218,250
Kredit -
Jan.
3
Mei
10
Diterima termin proyek dari PU. Citra Karya Diterima termin proyek dari PDAM Diterima proyek dari Dinas Transmigrasi Sulawesi Selatan Piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek dari PDAM Diterima piutang termin proyek dari PU. Cipta Karya Diterima piutang termin proyek dari proyek irigasi Diterima piutang proyek dari proyek irigasi Diterima piutang proyek dari proyek irigasi Piutang termin proyek dari PU Bina Marga
Jan. Jan.
7 31
Mei
13
Diterima termin proyek dari proyek irigasi
-
257,116,850
1,928,728,150
-
Mei
25
Diterima termin proyek dari proyek irigasi
-
200,184,650
1,728,543,500
-
Juni
12
Piutang termin proyek
1,418,250,000
-
3,146,793,500
-
Juni
14
Diterima termin proyek dari PU Bina Marga
-
158,618,250
2,988,175,250
-
Juni
30
-
141,210,500
2,846,964,750
-
Juli
10
-
2,148,156,500
2,846,964,750
-
Juli
17
-
148,116,250
2,698,848,500
-
-
236,510,250
2,462,338,250
-
-
258,683,000
2,203,655,250
-
-
245,116,250
1,958,539,000
-
-
440,248,750
1,518,290,250
-
2,718,500,000 -
98,218,350 110,118,200 84,116,500 56,116,350 24,516,500 34,116,250 31,810,500 26,116,500 114,210,500 135,656,250
1,420,072,900 1,309,953,700 1,225,837,200 1,169,720,850 1,148,204,350 1,110,088,100 1,079,277,600 1,053,161,100 3,771,661,100 3,657,450,600 3,521,794,350
-
Peb. Peb. Peb. Maret
10 12 17 12 30
Apr.
25
Juli
25
Agst Agst
12 15
Agst
31
Sept
9
Sept Okt Okt Okt Nov. Nov. Nov. Des. Des. Des.
30 7 10 17 8 12 15 10 30 31
Diterima termin proyek dari proyek irigasi Diterima termin proyek dari PU Bina Marga Diterima termin proyek Dinas Pengairan Sul-sel Diterima termin proyek Dinas PU Bina Marga Diterima termin proyek dari Dinas Irigasi Diterima piutang termin proyek Dinas PU Bina Marga Diterima piutang termin proyek Dinas PU Bina Marga Diterima piutang termin proyek Dinas Pengairan Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek Piutang proyek PU Bina Marga Diterima piutang termin proyek Diterima piutang termin proyek
-
132,516,250 154,142,800
685,702,000 531,559,200
-
1,558,500,000 -
165,500,000 306,114,350
366,059,200 1,924,559,200 1,618,444,850
-
-
59,944,850
1,558,500,000
-
-
233,755,000
1,324,745,000
-
-
233,775,000
1,090,970,000
-
1,328,650,000
233,775,000 -
857,195,000 2,185,845,000
-
Sumber : PT. RMB di Makassar
Kemudian akan disajikan laporan keuangan yang terdiri dari neraca per 31 Desember tahun 2008 yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : TABEL 4 PT. RMB DI MAKASSAR NERACA PER 31 DESEMBER TAHUN 2008 Aktiva Aktiva Lancar Kas ........................................Rp. 398.114.350 Bank ......................................Rp.1.218.656.500 Piutang proyek ......................Rp.3.521.794.350 Persediaan material proyek ...Rp. 398.116.500 Uang muka proyek.................Rp. 114.717.600
Passiva Hutang Lancar Hutang dagang ........................Rp. 881.171.450 Hutang pajak............................Rp. 798.085.550 Hutang bank ............................Rp. 650.000.000 Jumlah hutang .........................Rp. 2.329.257.000 Ekuitas : Modal saham ............Rp.3.500.000.000 Laba ditahan .............Rp. 616.256.350 Laba tahun berjalan...Rp.1.920.532.950 Jumlah ekuitas...........Rp. 6.036.789.300
Jumlah aktiva lancar...............Rp.5.651.399.300 Aktiva Tetap Tanah ...........................Rp. 818.616.500 Bangunan gedung ........Rp.1.291.154.250 Mesin/peralatan proyek.Rp. 128.116.500 Armada angkutan..........Rp. 818.110.250 Jumlahpassiva Inventaris kantor...........Rp. 121.114.500 Akumulasi penyusutan (Rp. 462.465.000) Jumlah aktiva tetap .................Rp.2.714.647.000
........Rp.8.366.046.300
Total Aktiva ...........................Rp.8.366.046.300
Sumber : PT. RMB di Makassar Kemudian akan disajikan laporan laba rugi pada PT. RMB yang dapat dilihat pada tabel 5 yaitu sebagai berikut : TABEL 5 PT. RMB DI MAKASSAR PERHITUNGAN RUGI LABA PER 31 DESEMBER TAHUN 2008 Pendapatan termin proyek Harga pokok proyek : Persediaan awal material proyek Pembelian material proyek Tersedia untuk digunakan Persediaan akhir Biaya material proyek Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Harga pokok proyek
Rp.
7.023.900.000
Rp.
3.790.408.750
Rp. 316.256.250 Rp.2.764.536.500 Rp.3.080.792.750 Rp. 398.116.500 Rp.2.682.676.250 Rp. 291.516.250 Rp. 816.216.250
Laba kotor Biaya operasional : Biaya gaji karyawan Biaya alat tulis kantor Biaya listrik, air dan telepon Biaya dokumen tender Biaya penyusutan aktiva tetap Biaya reparasi dan pemeliharaan Aktiva tetap Biaya kesejahteraan karyawan Jumlah biaya operasional Laba bersih sebelum pajak PPh terutang Laba bersih setelah pajak
Rp.
3.233.491.250
Rp. Rp. Rp. Rp.
514.872.750 2.718.618.500 798.085.550 1.920.532.950
Rp. 90.000.000 Rp. 17.500.000 Rp. 30.000.000 Rp. 32.500.000 Rp. 115.616.250 Rp. 139.256.500 Rp. 90.000.000
Sumber : PT. RMB di Makassar Verifikasi (cek) Kebenaran antara Saldo Menurut Buku Besar dengan Neraca Guna menunjang antara RAB dengan buku piutang termin proyek dari masing-masing penyelesaian proyek pada PT. RMB di Makassar untuk dapat melihat kewajaran saldo piutang termin proyek pada PT. RMB di Makassar apakah telah tepat dengan neraca maka perlu dikonfirmasi (pekerjaan) antara saldo penerimaan piutang termin proyek antara buku besar dengan laporan laba rugi dengan neraca. Verifikasi Saldo Penerimaan Piutang Termin Proyek Menurut Buku Besar dengan RAB Untuk dapat menunjang penyajian informasi yang tepat dalam perusahaan khususnya dalam RAB maka perlunya internal auditor melakukan verifikasi saldo penerimaan piutang termin proyek dalam RAB. Hal ini dimaksudkan dengan melakukan rekonsiliasi antara saldo penerimaan piutang termin proyek menurut perusahaan dengan buku besar dan RAB. Sehingga dapat dikatakan bahwa prosedur audit piutang termin proyek telah sesuai dengan teori auditing yang lazim berlaku. Periksa LKP, RAB dan Buku Besar Penerimaan Piutang Termin Proyek Agar daftar penerimaan piutang termin proyek yang telah disiapkan oleh bagian keuangan dapat menjadi tepat, maka internal auditor perlu mencocokkan laporan keuangan proyek, rencana angsuran biaya, hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah daftar penerimaan piutang termin proyek telah sesuai dengan RAB dan buku besar yang disusun oleh Bagian Keuangan. Periksa Metode Pengakuan Pendapatan yang dilakukan oleh Perusahaan Untuk menunjang penyajian informasi yang tepat maka perlunya perusahaan memeriksa metode pengakuan pendapatan, hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah
pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang lazim berlaku. Tetapkan Cut Off yang Tepat dalam Pengakuan Pendapatan Untuk dapat menyajikan apakah semua penerimaan piutang termin proyek telah dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan, maka perlunya internal control memeriksa pisah batas yang tepat dalam penerimaan piutang termin proyek. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan maka penulis akan menyimpulkan hasil analisis yang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi internal control menunjukkan bahwa pelaksanaan internal control yang dilakukan perusahaan PT. RMB di Makassar telah memadai, karena adanya pemisahan fungsi, tidak adanya perangkapan tugas, prosedur yang ditentukan sudah dijalankan dan pegawai telah menjalankan tugas sesuai tugas dan tanggung jawab. 2. Bahwa prosedur audit intern yang dilakukan oleh internal auditor pada PT. RMB di Makassar belum dilaksanakan secara konsisten serta belum sesuai dengan prosedur dan audit intern yang lazim berlaku, sebab dalam pelaksanaan audit internal yang dilakukan oleh perusahaan belum menggunakan kertas kerja dalam pemeriksaan internal atas piutang termin proyek. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid I, edisi ketiga, cetakan pertama, Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Akmal, 2006, Pemeriksaan Intern (Internal Audit), Penerbit : PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, edisi ketujuh, cetakan ketujuh, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Budi Rahardjo, 2003, Laporan Keuangan Perusahaan, cetakan pertama, Penerbit : Gadjah Mada University Press, Jakarta Halim, Abdul, 2001, Auditing I (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan), edisi keempat, Penerbit : UPP AMP YKPN, Yogyakarta Indriyo Gitosudarmo, dan Basri, 2002 Majemen Keuangan, edisi keempat, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Martono dan Agus Harjito, 2001, Manajemen Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Ekonisia. Mulyadi, 2002, Auditing, buku satu, edisi keenam, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta Mas’ud Machfoedz, 2002, Akuntansi Keuangan Menengah, buku satu, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Slamet Sugiri, dan Bogat Agus Riyono, 2001, Akuntansi Pengantar I, edisi keempat, cetakan pertama, Penerbit : AMP-YKPN, Yogyakarta Simamora, Hendry, 2002, Auditing, jilid satu, cetakan pertama, Penerbit : UPP AMP YKPN, Yogyakarta Sunarto, 2003, Auditing, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Pena Persada, Jakarta
Tugiman, Hiro, 2001, Standar Professional Audit Internal, cetakan kelima, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta