ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
PEER EDUCATION ON LEPROSY ERADICATION IN GOWA RESIDENCE, SOUTH SULAWESI ERADIKASI PENYAKIT KUSTA MELALUI PEER EDUCATION DI KABUPATEN GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN Oleh : Yusar Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor Email :
[email protected] Abstract. Peer education in an innovative approach to raise the leprosy awareness. This research is a study to describe the peer education by the agents who was the former leprosy to give the right information about the leprosy to the people. The former leprosy associated within the civil society organization acting as the agents of peer education is the role model for leprosy eradication in Kabupaten Gowa. They both giving the example of the succed of the medical treatment on leprosy and the consequences on medical retardness. With the qualitative approach on rapid ethnography method, observation and deep interview on the agents was done to gain the information related to the peer education on leprosy. The evidence of this research describe the changing behaviour on the peole of Kabupaten Gowa conducting to the leprosy including the openness to the leprosy, the acceptance of the people on leprosy to be feel disposed and readily to have the medical treatment such screening their skins and encourage them to report if they suffered any skin problems. Furthermore, the peer education was slowly changed the people’s believe on leprosy as an mistical disease or curse become more medicals. Keywords: Peer education, young people, leprosy. Abstrak. Peer education merupakan pendekatan inovatif dalam meningkatkan kesadaran terhadap penyakit kusta. Penelitian ini menggambarkan peer education yang dilaksanakan oleh orang yang pernah mengalami kusta (OPMYK) dalam memberikan informasi yang tepat mengenai penyakit kusta kepada masyarakat. Para OPMYK tersebut adalah kelompok organisasi masyarakat sipil yang pernah mengalami penyakit kusta namun telah menjalani pengobatan sejak dini dan teratur sehingga terhindar dari kecacatan fisik secara permanen dan juga OPMYK yang telah mengalami kecacatan fisik permanen. Para OPMYK ini menjadi contoh terbaik dalam menyadarkan masyarakat atas penyakit kusta. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode rapid etnografi, serangkaian pengamatan dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keberhasilan peer education sebagai bagian dari eradikasi kusta. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pada masyarakat Kabupaten Gowa terjadi perubahan sikap terhadap penyakit kusta, yakni terbuka terhadap kusta, bersedia untuk mendapatkan pengobatan secara medis, dan berani melaporkan diri jika ditemukan penyakit-penyakit kulit yang mengindikasikan kusta. Lebih jauh, dengan metode peer education yang dilakasanakan tersebut, secara perlahan mengubah pandangan dan kepercayaan masyarakat yang sebelumnya percaya bahwa kusta adalah penyakit gaib ataupun kutukan menjadi penyakit medis. Kata kunci: Peer education, kaum muda, kusta.
311 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
A. PENDAHULUAN
jodoh, hubungan dengan masyarakat
Penyakit kusta merupakan penyakit
lain, aktivitas ritual keagamaan, dan
menular yang sangat sulit ditularkan.
aktivitas
Penyebab
adalah
(Soedrjatmi, Istiarti, dan Widagdo, 2009:
Mycobacterium leprae yang serumpun
19). Penyakit kusta juga menimbulkan
dengan
Tuberkolosa.
masalah yang sangat kompleks, masalah
menyerang
yang dimaksud bukan hanya dari segi
saraf-saraf tepi, kulit, dan organ-organ
medis tetapi meluas sampai masalah
tubuh lainnya sehingga menimbulkan
sosial, ekonomi, psikologis, budaya,
kecacatan permanen. Penularan penyakit
keamanan
kusta
(Depkes RI, 2005, dalam Soedarjatmi,
dari
penyakit
bakteri
ini
Mycrobacterium leprae
diduga
melalui
inhalasi
atau
kemasyarakatan
dan
ketahanan
lainnya
nasional
melalui udara. Meski tidak ada data valid
Istiarti,
mengenai
pengaruh
sanitas,
namun
Kecacatan yang berlanjut dan tidak
penularan
kusta
didukung
oleh
mendapatkan perhatian serta penanganan
rendahnya derajat sanitasi lingkungan
yang tidak baik akan menimbulkan
permukiman
diri
ketidak mampuan melaksanakan fungsi
individual (Rismawati, 2013); dengan
sosial yang normal serta kehilangan
dicirikan oleh tingginya derajat interaksi
status sosial secara progresif, terisolasi
antara seorang yang terkena penyakit
dari masyarakat, keluarga dan teman-
kusta
temannya
serta
dengan
kebersihan
orang-orang
lain
di
dan
Widago,
(Munir,
2009:
2001;
19).
dalam
sekitarnya selama 2 hingga 5 tahun
Soedarjatmi, Istiarti, dan Widago, 2009:
(Sehgal, 2006). Indonesia merupakan
19; Saha dan Duta, 2015).
peringkat ke-tiga dunia dalam jumlah
Mengacu
pada
Sehgal
(2006),
penderita kusta, yakni sebanyak 16.553
potensi
kasus setelah India sebanyak 134.752
dikarenakan adanya intensitas interaksi
kasus, dan Brazil sebanyak 33.303 kasus
yang sangat tinggi antara penderita kusta
(WHO, 2015).
yang belum diobati dengan manusia-
Seseorang
penyakit
kusta
mengalami
manusia lain di sekitar dirinya, terutama
kecacatan permanen jika tidak segera
dalam satu lingkungan rumah atau
diobati.
keluarga. Oleh karenanya pada sebagian
Dengan
akan
penularan
kecacatan
tersebut,
penyakit kusta memiliki pengaruh kuat
budaya
pada kehidupan penderita kusta, mulai
pemahaman
dari sulitnya mendapatkan pekerjaan,
merupakan penyakit keturunan yang
lokal
masyarakat
bahwa
penyakit
muncul kusta
312 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
kusta yang diimplementasikan sebagai
magis, karma, kutukan, atau karena
perilaku
kesalahan yang pernah dilakukan oleh
terkena penyakit kusta. Dari cerita rakyat
orang tua si penderita kusta.
dan legitimasi pemuka agama dalam
menjauhi
seseorang
yang
Mitos-mitos yang berkaitan dengan
masyarakat tersebut, para penderita kusta
penyakit kusta pada beberapa budaya
mendapatkan stigma dan dikucilkan dari
lokal dikuatkan oleh cerita-cerita rakyat
masyarakatnya yang lebih luas.
ataupun legitimasi religi dari pemuka
Pada beberapa kasus, penyandang
agama. Mitos-mitos mengenai kusta
kusta dibuang oleh keluarganya karena
sebagai magis, karma, kutukan dapat
dianggap membawa aib bagi keluarga
ditemukan dalam cerita-cerita rakyat
(Sermrittirong dan Van Brakel, 2014;
yang menggambarkan kusta sebagai
O’Dell,
sesuatu yang buruk dan berkonotasi
membuat para penyandang kusta hidup
negatif
dan
mengelompok yang terkucil dan tidak
luas
mendapatkan
sehingga
dikucilkan
perlu
oleh
dijauhi
masyarakat
2015).
Pengucilan
tersebut
pertolongan
medis.
(Buckingham, 2002). Dari segi legitimasi
Pengucilan tersebut selain karena sistem
religi
kepercayaan,
para
ditemukan
pemuka bahwa
agama,
umum
penyakit
kusta
juga
karena
tampilan
penyandang kusta yang berbeda dengan
dipercayai sebagai hasil hubungan suami
tampilan
-isteri yang dilakukan saat seorang isteri
umumnya.
dalam keadaan menstruasi. Selain dari
disematkan
hubungan suami-isteri tersebut, para
semata, pada masyarakat yang bertipe
pemuka agama sering menukil hadits
komunal, stigma tersebut disematkan
berikut:
juga pada anggota keluarga penyandang
س ِد َ َ اركَ ِمنَ اْأل َ َوفِ َّر ِمنَ اْل َم ْجذُ ْو ِم فِ َر "Menghindarlah kamu dari orang yang
terkena
judzam
(kusta),
fisik
masyarakat
Stigma pada
tidak
penyandang
pada hanya kusta
kusta walaupun mereka hidup sehat (Miyasaka 2009: 103-104). Pengucilan dan stigma masyarakat
sebagaimana engkau lari dari singa
terhadap
yang buas" (HR. Bukhari dalam Baqi,
menyebabkan
2016)
kondisi yang tidak berdaya. Mengacu
para
penyandang
mereka
berada
kusta dalam
pada Jacob dan Paredes (2008), pada Secara
tekstual
hadist
tersebut
merupakan perintah untuk menjauhi
tataran tertentu, kecacatan fisik dapat membatasi
aktivitas
mereka
untuk
313 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
bekerja. Dalam kondisi seperti itulah
Perhimpunan Mandiri Kusta (Permata).
penguatan-penguatan
terhadap
Asosiasi ini didirikan pada tanggal 15
dilakukan
Februari 2007 oleh segolongan orang
penyandang
kusta
perlu
sebagai bentuk eradikasi stigma terhadap
yang
penyandang
(OPMYK);
kusta
sekaligus
bentuk
pernah
mengalami dan
kusta
keanggotaannya
upaya memanusiakan manusia. Upaya-
mencakup orang yang sedang mengalami
upaya edukatif kepada penyandang kusta
kusta.
telah banyak dilakukan, terutama dengan
berjuumlah 954 orang melaksanakan visi
melakukan konseling dan membekali
organisasi untuk membebaskan para
mereka
OPMYK dan penderita kusta dari stigma
hidup
dengan yang
kecakapan-kecakapan
sesuai
dengan
Para
anggota
Permata
yang
kondisi
dan diskriminasi menuju kualitas hidup
fisiknya (WHO, 2015; Rafferty, 2005).
yang layak. Pergerakan para angota
Pemberdayaan
Permata
terhadap
penyandang
dilandaskan
pada
misi
kusta dapat dilakukan dengan rehabilitasi
organsisasinya, yakni: 1) advokasi untuk
berbasis komunitas (Cornielje, Piefer,
kepedulian terhadap masyarakat yang
Khasnabis, Thomas, dan Velema, 2008:
terkena dampak kusta; 2) menyadari hak
33-34). Pada tataran tertentu, aspek
dan kewajiban yang sama untuk orang-
pemberdayaan
orang yang mengalami kusta di layanan
tersebut
pada
kenyataannya dapat memberikan solusi
ekonomi,
bagi hambatan fisik para penderita (Mc.
pendidikan,
Dougall dan Yuasa, 2002), namun belum
meningkatkan
menyentuh
manusia
berjangkitnya
pada
upaya
penyakit
pencegahan kusta
dalam
masyarakat. untuk
berjangkitnya
penyakit
struktural
politik,
dan
kesehatan;
kualitas
melalui
spritual, dan
3)
sumber
daya
pendidikan
dan
pelatihan bagi orang-orang yang sedang dan pernah mengalami kusta beserta
Tindakan dilakukan
sosial,
melalui
mencegah kusta
negara
melalui
telah secara
Kementerian
keluarga mereka. Merujuk Permata
pada
profil
organisasi
(http://nlrindonesia.org/wp-
content/uploads/2015/09/
Kesehatan Republik Indonesia. Di sisi
PERMATA.pdf.), sebagai organisasi non
lain, tindakan pencegahan yang edukatif
pemerintah, Permata tersebar di 3 (tiga)
dilakukan oleh para agen masyarakat
provinsi
sipil dengan membentuk suatu asosiasi
Indonesia, yakni:
bersifat
nasional
yang
dinamakan
dan 25 kota/kabupaten di
Jawa Timur, terdiri dari 9 cabang
314 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
meliputi Kediri, Surabaya, Gresik, Blitar,
tersebut dalam memberikan pemahaman
Jember,
Lamongan,
yang benar mengenai kusta kepada
Mojokerto,
dan
Pasuruan,
Sampang.
Jumlah
anggotanya sebanyak 246 orang.
masyarakat?
Dalam
hal
tindakan
pencegahan kusta, para anggota Permata
Sulawesi Selatan, terdiri dari 11
di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
cabang meliputi Makassar, Bone, Tana
melakukan serangkaian kegiatan edukatif
Toraja,
Palopo,
berupa penyadaran kepada kelompok-
Sinjai,
kelompok masyarakat yang berpotensi
Bulukumba. Jumlah anggota sebanyak
terdampak penyakit kusta. Kegiatan ini
473 orang.
dilakukan terutama oleh para OPMYK
Gowa,
Sopeng,
Pare-pare,
Wajo,
Jeneponto,
Nusa Tenggara Timur, terdiri dari 5
yang secara aktif mendatangi kelompok-
cabang meliputi Kupang, Timor Tengah
kelompok masyarakat yang terindikasi
Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan
berada dalam area zona kusta. Kegiatan
Flores Timur. Jumlah anggota sebanyak
yang dilakukan oleh para OPMYK yang
235 orang.
tergabung dalam wadah Permata ini pada
Dari sebaran anggota tersebut di atas,
hakikatnya
untuk
melakukan
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan
pembelajaran bagi kelompok masyarakat
provinsi dengan jumlah cabang dan
agar dapat mengubah pandangan mereka
anggota terbanyak, disusul kemudian
terhadap penyakit kusta dan penderita
oleh Jawa Timur, dan Nusa Tenggara
penyakit kusta, yakni untuk mengubah
Timur. Penelitian ini berfokus pada
tingkah laku masyarakat sesuai dengan
upaya-upaya anggota Permata dalam
harapan organisasi Permata Kabupaten
memberikan pemahaman yang benar
Gowa.
bagi masyarakat untuk mencegah kusta di Kabupaten Gowa. Isu minimnya
yang
(2015: 37), belajar merupakan suatu
mengemuka
pengetahuan
Merujuk pada Sumantri dan Fitriyani
adalah
masyarakat
proses
usaha
yang
dilakukan
oleh
seseorang untuk memperoleh suatu sikap
mengenai kusta. Karena itu, organisasi
baru
masyarakat sipil Permata ini berupaya
sendiri dalam interaksi dengan orang-
untuk memberikan pemahaman benar
orang lain di sekitarnya. Kegiatan belajar
mengenai
yang
kusta
kepada
masyarakat.
sebagai
dilakukan
hasil
oleh
pengalamannya
para
anggota
Namun, bagaimana bentuk tindakan yang
Permata tersebut bukanlah suatu bentuk
dilakukan
aktivitas belajar-mengajar dalam kelas
oleh
organisasi
Permata
315 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
yang terstruktur secara formal. Mengacu
dalam ranah atau ruang sosial (Yusar,
pada Bourdieu (1979; dalam Yusar,
2015:
2015:
yang
terkatogerikan dalam modal tersebut
dilakukan oleh para anggota Permata
termasuk di dalamnya kepercayaan, cara
merupakan suatu proses pembentukan
pandang, dan pengetahuan. dalam ranah,
habitus dan reproduksi perilaku baru
setiap individu dituntut untuk memiliki
yang bersifat halus, tidak terasa, dan
modal-modal khusus agar dirinya dapat
bersifat
hidup dengan baik termasuk untuk
92),
kegiatan
implisit
belajar
dalam
interaksi
keseharian. Habitus
93);
kekuatan-kekuatan
yang
mengubah habitus dari orang-orang di mengacu
pada
Bourdieu
(1979: viii; dalam Yusar, 2015: 92)
sekitarnya. Dalam suatu ruang sosial, habitus dan
merupakan suatu sistem disposisi yang
modal
berlangsung lama dan berubah-ubah
(Bourdieu, 1984; dalam Yusar, 2015:
yang berfungsi sebagai basis generatif
93). Hal ini mengandung makna bahwa
bagi praktik-praktik yang terstruktur dan
dalam setiap ruangan sosial, praktik-
terpadu secara obyektif. Habitus berada
praktik yang tertampil oleh manusia
di
yang
merupakan operasionalisasi dari habitus
membentuk perilaku atau kebiasaan,
atau cara pandang dengan modal-modal
hasil pembelajaran melalui pengalaman,
yang
pengasuhan,
dan
masyarakat yang berperilaku khusus
interaksi
terhadap penyakit kusta dan penderita
bawah
sadar
manusia
aktivitas
pertukaran
informasi
keseharian,
serta
bermain, dari
pendidikan
menghasilkan
dimilikinya.
praktik-praktik
Kecenderungan
di
kusta, seperti menutup diri, menstigma,
masyarakat dalam arti luas (Yusar, 2015:
atau mengalienasi orang yang sedang
92). Artinya, habitus dapat berubah,
mengalami
bergantung pada ranah atau ruang sosial;
merupakan operasionalisasi dari habitus
yakni interaksi antara seseorang dengan
dan modal. Di sisi lain, kegiatan edukatif
orang lainnya dan realitas sosial lainnya
yang dilakukan oleh para OPMYK yang
yang menghasilkan tindakan-tindakan
tergabung
atau perilaku tertentu. Hal lain yang
merupakan praktik yang bersumber dari
berkaitan dengan perubahan perilaku
habitus dan modal yang dimiliki oleh
adalah modal.
para
Modal, diartikan sebagai konsentrasi kekuatan-kekuatan
yang
beroperasi
kusta
dalam
ataupun
OPMYK
Permata
juga
OPMYK tersebut yang berbeda
dengan habitus dan modal yang dimiliki oleh masyarakat luas.
316 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
Praktik yang dilakukan oleh para
pengetahuan baru yang diterima oleh
OPMYK yang tergabung dalam wadah
manusia
Permata
untuk
manusia-manusia tersebut (Yusar, 2015:
mengubah habitus dan menambah modal
93). Perubahan dalam habitus, secara
suatu kelompok masyarakat. Kelompok
langsung
masyarakat yang dimaksud adalah: 1)
praktik
orang-orang yang sedang mengalami
informasi
kusta
komunikasi manusia dapat menambah
merupakan
pada
tingkat
upaya
awal-belum
dapat
mengubah
dapat
mengubah
manusia-manusia. dalam
aktivitas
mengalami kecacatan; 2) orang-orang
atau
yang sedang mengalami kusta dan telah
akhirnya
mengalami kecacatan tingkat 1-belum
kelompok masyarakat. Dari input-input
permanen; 3) orang-orang yang sedang
informasi yang diberikan oleh para
mengalami kusta dan telah mengalami
anggota Permata tersebut menghasilkan
kecacatan tingkat 2-cacatpermanen; 4)
sikap-sikap baru kelompok masyarakat
masyarakat yang tidak mengalami kusta.
sesuai dengan yang diinginkan oleh
Tujuan dari praktik tersebut adalah
organisasi Permata secara menyeluruh
menghasilkan
dan
suatu
sikap
baru
habitus
praktik-
Input-input
suatu
mengubah
habitus
mengubah
menghasilkan
dan
tatanan
konsensus
pada praktik
antara
masyarakat terhadap segala sesuatu yang
kelompok masyarakat dengan organisasi
berkaitan dengan kusta.
Permata
Mengacu pada konsep sikap yang
berupa
sikap
penerimaan
terhadap penderita kusta.
diutarakan oleh Ahmadi (2009; dalam
Konsensus tercipta secara teoritis di
Sumantri dan Fitriyani, 2015: 37), sikap
dalam wacana tindakan komunikatif dan
merupakan predisposisi atau keadaan
menambah atau mengubah habitus jika
mudah terpengaruh terhadap seseorang,
terdapat 4 (empat) syarat kesahihan yang
ide atau obyek yang berisi komponen
diakui
kognitif, afektif, dan perilaku. Untuk
berinteraksi yakni: 1) ucapan-ucapan
mengubah sikap tersebut, mengacu pada
(verbal dan non verbal) pembicara dapat
Bourdieu (1984; dalam Yusar, 2015)
dipahami; 2) proposisi-proposisi yang
diperlukan tindakan untuk mengubah
diberikan oleh pembicara dapat diterima
habitus seseorang terlebih dahulu.
kebenarannya; 3) pembicara selalu jujur
Perubahan
dalam
habitus
oleh
pihak-pihak
yang
akan
dan tulus dalam memberikan proposisi-
mengubah praktik-praktik masyarakat
proposisinya dan dapat diandalkan; dan
yang telah dilakukan sejak lama. Adanya
4) pembicara memiliki dasar normatif
317 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
untuk berbuat
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
demikian (Habermas,
1984; dalam Ritzer, 2012: 496). para
sebagai
dengan
Untuk mencapai konsensus yang diinginkan,
bertindak
OPMYK
anggota
agen
perubahan
mendiseminasikan
informasi-
informasi dan menyebarkan nilai-nilai kelompoknya kepada masyarakat luas.
Permata Kabupaten Gowa, Sulawesi
Peer
Selatan melakukan tindakan edukatif
signifikansi yang kuat dalam kerangka
dengan teknik peer education. Teknik ini
pembelajaran partisipatif (Freire, 1970;
secara teoritik dapat dikaji berdasarkan
dalam Southgate dan Aggleton, 2016).
pandangan
yang
Pendekatan peer education dipandang
mengemukakan bahwa suatu kelompok
sebagai pendekatan yang sangat kuat
dapat dijadikan sebagai model perilaku
untuk mengeratkan kohesivitas sosial
manusia dan beberapa orang lainnya
terutama pada kelompok-kelompok yang
(significant others) mampu memunculkan
termarjinalkan, khususnya dalam isu
perubahan
yang
tertentu,
Bandura
(1999)
perilaku
pada
berdasarkan
individu
nilai
dan
education
sensitif
juga
seperti
memiliki
HIV/AIDS,
kesehatan reproduksi, pecandu obat-
interpretasi sistem individu tersebut. Para
obatan
anggota
ataupun gelandangan (Kim and Free,
Permata
significant
dipandang sebagai
others
yang
terlarang,
korban
kekerasan,
mampu
2008; Maticka-Tyndale and Barnett,
mengubah sikap atau perilaku kelompok
2010; Rice et al., 2012; Stock et al.,
masyarakat.
2007). Berkaitan dengan hal tersebut,
Secara teoritik, teknik peer education
merupakan
upaya
strategis
untuk
Newland dan Treloar (2013) menyatakan
bahwa
peer
education
merupakan
mengubah sikap suatu kelompok dalam
pendekatan dengan kredibilitas yang
suasana lingkungan kecil atau khas
tinggi, yakni seseorang yang terpercaya
sebagai upaya difusi informasi (Rogers,
dapat memberikan pesan-pesan edukasi
Singhal, dan Quinland, 2009). Rogers,
untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan
Singhal, dan Quinland (2009; dalam
perilaku secara positif.
Stack dan Salwen, 2009) menjelaskan
Lebih
jauh,
education
difusi informasi dapat berjalan dengan
merupakan
baik jika terdapat individu-individu yang
mengembangkan inklusi sosial terhadap
berperan sebagai opinion leader dari
manusia-manusia
suatu kelompok tertentu dan merupakan
eksklusi sosial (Byrne, 2005). Peer
bagian
education
integral
dari
populasi
yang
cara
peer strategis yang
merupakan
untuk
mengalami upaya
untuk
318 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
mereduksi
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
eksklusi
terhadap
memperoleh kejelasan atas perubahan
individu-individu yang dianggap berbeda
yang terjadi hasil upaya peer education
oleh individu dan komunitas dikarenakan
para anggota Permata tersebut, peneliti
disabilitas atau perbedaan karena nilai-
mengumpulkan keterangan dari pihak
nilai
masyarakat
struktural
sosial
dalam
masyarakat
(Bonner, 2006). Limitasi dari
peer
berkaitan
dengan
aspek
historis mengenai kusta, cerita-cerita
education tersebut adalah para pola-
yang
pola budaya suatu masyarakat. Semakin
berkaitan dengan kusta sebagai hal yang
terbuka sifat budaya suatu masyarakat,
negatif, nilai magis ataupun religius
semakin
kemungkinan
terhadap kusta, stigma dan pengucilan
keberhasilan pendekatan peer education.
dari masyarakat, dan juga pengucilan diri
Sebaliknya,
dan
sendiri dari orang yang mengalami kusta.
suatu
Analisis dilakukan dengan teknik
dogmatis
besar semakin sifat
pola
tertutup budaya
berkembang
masyarakat, kemungkinan keberhasilan
triangulasi
kepada
pendekatan
informasi.
Analisis
peer education
semakin
di
masyarakat
sumber-sumber yang
dilakukan
adalah untuk mengkategorisasikan data
kecil. Melalui serangkaian pengamatan saat
dan menyimpan reduksi data secara
anggota Permata di Kabupaten Gowa,
terpisah dan mungkin berguna untuk
Sulawesi Selatan melakukan kegiatan
dijadikan data bagi penelitian lain.
peer education dan wawancara secara
Setelah reduksi dilakukan, dilakukan
mendalam kepada para anggota Permata,
penajaman
penelitian ini menggunakan pendekatan
pengambilan simpulan, dan kemudian
kualitatif dengan metode rapid etnografi.
data disajikan dalam bentuk narasi utuh
Dengan metode tersebut, peneliti terlibat
mengenai peer education yang dilakukan
tidak
tetap
oleh para anggota Permata di Kabupaten
memperhatikan dengan seksama proses
Gowa sebagai bentuk aktivitas edukatif
peer education yang dijalankan oleh
untuk memberi pemahaman yang benar
para angota Permata dan juga perubahan
kepada
sikap yang dapat ditelusuri dengan
kusta.
bantuan
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
secara
penuh
wawancara
namun
kepada
para
hipotesis
masyarakat
perihal
sebagai
penyakit
informan, baik dari yang mengalami
Kabupaten Gowa merupakan salah
kusta, OYPMK maupun masyarakat
satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
yang tidak mengalami kusta. Untuk
Selatan
yang
berbatasan
langsung
319 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
dengan
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
Kota
Makassar.
Penduduk
menemukenali tanda-tanda kusta pada
Kabupaten Gowa pada tahun 2014
kulit
seseorang,
tercatat sejumlah 670.465 jiwa. Dari
pengobatan medis bagi yang positif
jumlah penduduk tersebut sebanyak 109
terpapar
jiwa merupakan kasus baru kusta di
penderita kusta yang sedang menjalani
Kabupaten Gowa, terdiri dari 89 kasus
pengobatan
kusta jenis multi basiler (MB) dan 40
informasi
kasus kusta jenis pauci basiler. Rasio
masyarakat di sekitar penderita kusta.
kusta,
merekomendasikan memotivasi
medis, mengenai
dan
para
memberi
kusta
kepada
jumlah kasus kusta di Kabupaten Gowa
Temuan penelitian ini meliputi 2
terhadap 1000 jiwa populasi adalah
(dua) besar hal, yakni 1) teknik peer
16,25 (BPS Kabupaten Gowa, 2015:
education yang dilaksanakan oleh para
123). Upaya eradikasi kusta dilaksanakan
anggota Permata di Kabupaten Gowa; 2)
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa
perubahan sikap kelompok masyarakat
dan juga organisasi masyarakat sipil,
terhadap kusta. Kedua hal tersebut
yakni Permata Cabang Gowa.
bersifat kausalitas, yakni peer education
Para
anggota
Permata
Kabupaten Gowa
Cabang
yang terdiri
dari
oleh para anggota Permata di Kabupaten Gowa menghasilkan perubahan sikap
OYPMK memiliki komitmen untuk tidak
kelompok masyarakat terhadap kusta.
sekedar
Teknik Peer Education oleh Para
mereduksi
diskrimasi mengalami
stigma
terhadap kusta
ataupun
orang
ataupun
yang
Anggota Permata Dalam menjalankan akitivas edukasi
OYPMK.
Mereka menjadi agen bagi pencegahan
tersebut,
kusta dengan cara mendatangi secara
melakukan
langsung penderita kusta dan juga tempat
memilih
-tempat
mengalami kecacatan untuk menjadi
yang diindikasikan terdapat
kasus kusta. Kedatangan mereka secara
agen
langsung
memilih
ke
tempat-tempat
tersebut
para hal
anggota sebagai
anggotanya
pelaksana
Permata berikut:
yang
a)
tidak
peer education;
b)
anggotanya
yang
telah
kecacatan
fisik
untuk
secara intrinsik dikarenakan para anggota
mengalami
Permata pernah mengalami kusta dan
menjadi agen pelaksana peer education;
ingin memberikan pemahaman yang
c)
benar mengenai kusta kepada masyarakat
melakukan
agar dapat mencegah kerusakan tubuh
masyarakat; d) kecakapan pengetahuan
akibat
dan keterampilan sebagai peer educator.
terpapar
oleh
bakteri
lepra,
peranan
anggota peer
Permata
education
saat
kepada
320 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
Keempat hal dalam melakukan peer
kusta, seperti adanya bercak di
education tersebut untuk memberikan
lengan, kaki, atau sekitar wajah.
rasa percaya masyarakat bahwa kusta dapat
disembuhkan
dan
3)
Sikap diri terhadap penyakit kusta. Agen menjelaskan perasaan rendah
tidak
mendiskriminasi penderita kusta ataupun
diri
OYPMK.
menderita
a. Agen Pelaksana Peer Education
saat
tidak
mempercayai
dirinya
menderita
kusta,
kekhawatiran
dan
mendapatkan
Anggota
dalam
mengalami
kecacatan
yang
tidak
dirinya
kusta,
Yang Tidak Mengalami Kecacatan Permata
mengetahui
jika
kesulitan-kesulitan
kelangsungan
hidupnya
menjalankan
(seperti melanjutkan pendidikan,
tugasnya sebagai agen peer education
mendapatkan jodoh, atau bekerja
untuk memberi bukti bahwa dengan
secara formal).
pengobatan yang teratur, kusta dapat
4)
Sikap
lingkungan
masyarakat
disembuhkan secara menyeluruh. Dalam
terhadap
kegiatan
yang
menjelaskan adanya penerimaan/
tidak
dukungan dari orang-orang lain
mendatangi
dan anjuran untuk berobat atau ada
penyandang kusta stadium dini yang
sikap penolakan dari orang-orang
belum
lain karena kusta yang dideritanya.
peer
dilakukannya, mengalami
OYPMK kecacatan
menderita
permanen
education yang
kecacatan
dan
secara
menceritakan
Umumnya
pengalamannya saat menderita kusta.
2)
masyarakat
baru
penderita kusta telah mengalami
agen peer education kepada penderita 1)
Agen
mengetahui kusta saat seorang
Cerita pengalaman dituturkan oleh kusta meliputi hal sebagai berikut:
dirinya.
kecacatan permanen. 5)
Sikap petugas kesehatan terhadap
Awal mula dirinya mengalami
dirinya
kusta. Dalam lingkungan keluarga
lainnya. Agen menjelaskan adanya
atau orang-orang lain di sekitarnya
dukungan dan motivasi dari para
ditemukan atau tidak ditemukan
petugas
ada yang menderita kusta.
berhenti berobat sesuai dengan
Indikasi
kusta
pada
bagian
tubuhnya. Agen menjelaskan pada bagian tubuh mana yang terindikasi
dan
penderita
kesehatan
agar
kusta
tidak
yang telah ditetapkan. 6)
Proses pengobatan yang dijalani. Memeriksakan diri dan mengambil
321 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
7)
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
obat/multi drugs theraphy (MDT)
mengalami kusta. Hal ini dikarenakan
di tempat layanan kesehatan seperti
agen
puskesmas. Agen peer education
permanen
menjelaskan bahwa penanganan
membuktikan
kusta pada stadium awal dapat
mengalami kusta, agen tidak segan
diperoleh di Layanan Kesehatan
memperlihatkan dokumen dirinya seperti
Tingkat I, yaitu puskesmas atau
foto
dokter umum.
memperlihatkan dirinya saat menjalani
Kehidupan
diri
pengobatan.
Agen
kehidupan seperti
setelah
terlihat pada
memiliki
tubuhnya.
bahwa
saat
ia
cacat Untuk
dirinya
mengalami
pernah
kusta,
selesai
pengobatan, dan juga memperlihatkan
menjelaskan
foto-foto dirinya saat selesai menjalani
kesehariannya
manusia
tidak
yang
pengobatan.
biasa,
seperti
Secara teknis, agen tidak hanya
bekerja
secara
melakukan peer education dengan orang
normal karena tidak mengalami
per orang semata melainkan dengan
kecacatan sebagai hasil dari proses
sekelompok orang. Dalam melaksanakan
berobat yang teratur.
peer
berkuliah
Agen
atau
peer
memberikan
education
layanan
juga
education
orang,
secara
kepada
sekelompok
konsisten,
agen
pemeriksaan
menceritakan pengalamannya saat ia
kepada orang-orang untuk memeriksa
mengalami kusta dan kondisi dirinya
tanda bercak yang diidentifikasi sebagai
terkini
gejala kusta atau bukan. Pengetahuan
pemeriksaan
mengenai tanda bercak didapatkan dari
kepada orang-orang dalam kelompok
pengalaman diri agen saat mengalami
tersebut, baik secara terbuka diketahui
kusta. Jika ditemukan tanda bercak di
oleh orang lain, maupun bersifat tertutup
kulit
dan pribadi.
seseorang
yang
teridentifikasi
sebagai gejala kusta, agen peer education segera
merekomendasikan
atau
b.
dan
juga terhadap
Yang
Mengalami
Permanen
terdekat untuk mendapatkan pengobatan.
Anggota
yang
mendapatkan
tanda
bercak
Agen Pelaksana Peer Education
mengantar orang tersebut ke puskesmas Orang-orang
menawarkan
mengalami
Permata kecacatan
Kecacatan yang
telah
permanen
penjelasan dari agen peer education ini
menjalankan tugasnya sebagai agen peer
pada awalnya tidak m
education untuk memberi bukti bahwa
engira bahwa agen tersebut telah
meski hidup sebagai OPMYK dengan
322 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
kecacatan
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
permanen
melanjutkan
masih
hidup
kemudian
menjelaskan
adanya
berkarya.
kelainan fisik, seperti mati rasa
Umumnya mereka adalah OYPMK yang
atau kaku di sekitar tanda bercak,
telah berusia dewasa atau di atas 40
dan kemudian menjadi kecacatan
tahun. Hal ini terkait dengan minimnya
fisik.
pengetahuan
dan
dapat
kusta
dan
terhadap
para
Agen menjelaskan ketidaktahuan
penderita kusta di masa lalu, sebelum
atas penyakit yang dideritanya,
adanya
perasaan
ketiadaan
terhadap advokasi
organisasi
kegiatan
Permata.
peer
education
3)
Dalam yang
Sikap diri terhadap penyakit kusta.
rendah
mengetahui
diri
dirinya
saat
menderita
dilakukannya, agen peer education yang
kusta, tidak mempercayai dirinya
mengalami
mendatangi
menderita kusta, perasaan menjadi
penyandang kusta stadium maupun yang
beban keluarga akibat penyakitnya
telah
tersebut, baik beban fisik maupun
kecacatan
mengalami
permanen
kecacatan
dan
secara
menceritakan
sosial,
pengalamannya saat menderita kusta.
dan
pernah
kekhawatiran
mengalami
mendapatkan
kesulitan-kesulitan
Cerita pengalaman dituturkan oleh
dalam
agen peer education kepada penderita
kelangsungan
kusta meliputi hal sebagai berikut:
melanjutkan
1)
Awal mula dirinya mengalami
mendapatkan jodoh, atau bekerja
kusta. Agen menjelaskan ada atau
secara formal).
tidak adanya riwayat kusta dalam
2)
4)
Sikap
hidupnya
(seperti
pendidikan,
lingkungan
masyarakat
lingkungan keluarga atau orang-
terhadap
orang lain di sekitarnya. Jika
menjelaskan adanya penerimaan/
ditemukan,
menjelaskan
dukungan dari orang-orang lain
kondisi OYPMK yang dimaksud
dan anjuran untuk berobat atau ada
dalam kehidupannya kini.
sikap penolakan dari orang-orang
Indikasi
agen
kusta
Agen
bagian
lain karena kusta yang dideritanya.
tubuhnya. Agen menjelaskan pada
Beberapa orang agen yang telah
bagian tubuh mana yang terindikasi
berusia
kusta, seperti adanya bercak di
mengemukakan
lengan, kaki, atau sekitar wajah.
dikucilkan
Dari
sekitarnya dan bahkan dibuang
bercak
pada
dirinya.
tersebut,
agen
di
atas
40
bahwa
oleh
tahun dirinya
lingkungan
323 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
5)
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
oleh keluarganya.
Layanan
Sikap petugas kesehatan terhadap
yaitu
dirinya
umum.
dan
penderita
kusta
lainnya. Agen menjelaskan adanya
puskesmas
Kehidupan
diri
dukungan dan motivasi dari para
pengobatan.
petugas
kehidupan
kesehatan
agar
tidak
I,
atau
dokter
setelah
selesai
Agen
menjelaskan
kesehariannya
yang
berhenti berobat sesuai dengan
seperti manusia biasa, meskipun
yang telah ditetapkan. Agen juga
mengalami
menjelaskan bahwa kecacatan yang
permanen.
disandang oleh OYPMK dapat
6)
7)
Kesehatan Tingkat
8)
Menangani
kecacatan
tubuh
OYPMK.
Agen
diatasi dengan fisioterapi ataupun
menceritakan pengalamannya saat
operasi,
penyambungan
memberi pemahaman dan motivasi
jari atau penggunaan kaki/tangan
kepada yang baru mengalami kusta
palsu.
agar tidak berhenti berobat dan
Proses pengobatan yang dijalani.
tidak perlu merasa malu karena
Umumnya agen yang mengalami
penyakit yang dideritanya. Dalam
kecacatan
menceritakan penanganan terhadap
semisal
permanen
pernah
mendapatkan pengobatan di rumah
OYPMK,
sakit kusta untuk waktu yang
memberikan bukti nyata misal
relatif
dengan
lama,
dalam
kasus
di
agen
seringkali
menghadirkan
OYPMK
Kabupaten Gowa, rumah sakit
yang telah selesai pengobatan dan
rujukan kusta adalah Rumah Sakit
tidak mengalami kecacatan sebagai
Khusus
contoh
(RSK)
Dr.
Tadjuddin
OYPMK
yang
teratur
Chalid, Kota Makassar. Senada
berobat sehingga terhindar dari
dengan agen peer education yang
kecacatan tubuh.
tidak
mengalami
permanen,
memberikan
kecacatan
Seperti halnya agen peer education
rangka
yang tidak mengalami kecacatan, agen
dalam
pemahaman
yang
ini
juga
memberikan
layanan
benar kepada masyarakat, agen
pemeriksaan kepada orang-orang untuk
yang
memeriksa
telah
mengalami
cacat
tanda
bercak
yang
permanen memberikan informasi
diidentifikasi sebagai gejala kusta atau
bahwa penanganan kusta pada
bukan.
stadium awal dapat diperoleh di
tersebut, para agen berbincang dalam
Saat
memberikan
layanan
324 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
kondisi informal dan pribadi dalam
Meski
mengalami
keterbatasan
situasi yang hangat dan bersahabat.
akibat cacat fisik, agen seringkali tidak
Pengalaman menangani sesama OYPMK
hanya melakukan peer education dengan
dalam hal mengenal tanda bercak yang
orang per orang semata melainkan
diidentifikasi
dengan
sebagai
gejala
kusta
sekelompok
orang.
Dalam
menjadikan para agen terlihat sangat
melaksanakan peer education kepada
terampil
tanda
sekelompok orang, secara konsisten,
bercak yang diidentifikasi sebagai kusta
agen menceritakan pengalamannya saat
atau bukan. Jika ditemukan tanda bercak
ia mengalami kusta dan kondisi dirinya
di kulit seseorang yang teridentifikasi
terkini
sebagai gejala kusta, agen peer education
anggota Permata lainnya yang pernah
yang
dibina
untuk
membedakan
mengalami
kecacatan
segera
dan
mengenalkan
oleh
merekomendasikan penyandang kusta
merekomendasikan
untuk didampingi oleh anggota Permata
agar
lain yang tidak mengalami kecacatan
pendampingan
sebagai teman bicara mereka.
Permata.
Orang-orang
yang
mendapatkan
penjelasan dari agen peer education ini
tidak
Peranan
anggota-
dirinya
dan
kepada
kelompok
untuk
meminta
segan
kepada
Anggota
organisasi
Permata
Saat
Melakukan Peer Education
secara langsung dapat melihat bahwa
Peranan utama para anggota Permata
agen tersebut telah mengalami kusta. Hal
saat melakukan peer education adalah
ini dikarenakan agen terlihat memiliki
untuk menolong sekelompok orang yang
cacat permanen pada tubuhnya. Di sisi
mengalami kusta
lain,
prioritas
agen
memperlihatkan kepada
tidak
segan
kecacatan
orang-orang
sebagai
untuk
untuk
penanganan
memastikan
dan
pencarian
fisiknya
solusi berdasarkan kesepahaman bersama
contoh
antara para anggota Permata dengan
keterlambatan pengobatan kusta atau
sekelompok
contoh ketidakteraturan dirinya dalam
mengalami
menjalani
pengobatan.
Untuk
Permata yang dianggap paling baik untuk
membuktikan
bahwa
hidup
mendiseminasikan
dirinya
orang kusta.
yang
sedang
Seorang
anggota
informasi
tentang
seperti manusia biasa, agen tidak segan
kusta kepada sekelompok orang yang
memperlihatkan dokumen dirinya berupa
mengalami kusta menjadi teladan bagi
foto kehidupan keluarga atau foto-foto
orang-orang
yang
tengah
dirinya saat bekerja.
penanganan
atas
penyakit
mencari kusta.
325 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Keteladanan
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
ini
ditampilkan
dari
pengalaman yang dilakukan oleh anggota -anggota Permata. Anggota Permata
dan
mampu
berbagi
kekurangan,
kekuatan, dan terutama pengalamannya. Peranan para peer educator
tidak
dengan orang-orang yang mengalami
hanya bagi sekelompok orang yang
kusta memiliki kesamaan nasib sehingga
mengalami kusta
masing-masing dapat mengembangkan
menjangkau orang-orang yang tidak
sikap empati, pemahaman emosional
pernah mengalami kusta. Diseminasi
yang sama, perasaan. Para anggota
informasi kusta kepada kelompok yang
Permata juga berasal dari budaya yang
tidak pernah mengalami kusta dan
sama dengan orang-orang yang sedang
contoh-contoh
mengalami kusta, karenanya pemahaman
keterhindaran dari kecacatan fisik dapat
bahasa yang digunakan juga menjadi
mempengaruhi
faktor
peer
tersebut mengenai kusta. Keteraturan
education yang dilakukan oleh para
berobat yang dilakukan oleh OYPMK
anggota Permata.
yang terhindar dari kecacatan fisik
penentu
berjalannya
Anggota Permata yang menjadi peer
tetapi
juga
nyata
dapat
berupa
pandangan
kelompok
mengubah pandangan masyarakat yang
educator tidak hanya bercerita kepada
memandang
peers-nya
pengurangan
penyakit yang berkaitan dengan magis
dampak dari penyakit kusta melainkan
atau kutukan. Informasi medis yang
juga
dalam
diberikan oleh para anggota Permata
Peer
mengenai penularan kusta dikarenakan
educator mendemonstrasikan sikap atau
intensitas interaksi yang tinggi antara
perilaku
mempengaruhi
seseorang yang mengidap kusta dengan
kelompok orang yang sedang mengalami
manusia-manusia lain di sekitarnya pun
kusta sebagai upaya mencegah penularan
turut mengubah pandangan bahwa kusta
kusta dalam suatu kelompok masyarakat.
merupakan
Lebih jauh, para peer educator tersebut
diakibatkan karena karma.
mengenai
memberi
mengurangi
contoh
dampak
yang
dapat
nyata tersebut.
penyakit
penyakit
kusta
turunan
sebagai
yang
dapat menginspirasi orang-orang yang sedang
mengalami
menumbuhkan
kusta
dan
keberaniannya
untuk
mencari layanan kesehatan yang dapat
Kecakapan
Pengetahuan
dan
Keterampilan Sebagai Peer Educator Para anggota Permata yang menjadi
mengobatinya. Hal ini disebabkan para
peer
educator
memiliki
kecakapan
peer educator pernah mengalami kusta
pengetahuan dan keterampilan paling
326 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
mendasar yakni menjadi peer itu
penyakit
kusta
namun
sendiri. Anggota-anggota Permata yang
menjelaskan
bergerak
education
diambil dan dapat memberikan informasi
memposisikan diri mereka sejajar dengan
rujukan layanan kesehatan bagi orang-
orang yang mengalami kusta, OYPMK,
orang yang teridentifikasi mengalami
ataupun kelompok masyarakat lainnya.
kusta. Beberapa peer educator memiliki
Kesejajaran tersebut membuat orang-
pemahaman religi yang kuat dan mampu
orang yang sedang mengalami kusta,
menjawab hal ihwal
OYPMK ataupun kelompok lain menjadi
pendekatan tafsir religi tertentu.
dalam
peer
pengobatan
mampu
yang
kusta
perlu
melalui
lebih nyaman. Mereka berbicara dalam
Kecakapan pengetahuan mengenai
bahasa yang dapat dipahami oleh semua
kusta dan keterampilan sebagai peer
pihak, berpegang pada norma dan nilai
educator
budaya yang berlaku dalam masyarakat,
kemampuan mendampingi orang yang
dan toleran terhadap perbedaan pendapat.
sedang
Para
peer
educator
tersebut
juga
ditunjang
mengalami
kusta.
dengan Aktivitas
pendampingan yang dilakukan oleh para
mendapatkan keterampilan dari proses
peer
pembelajaran dalam organisasi Permata;
layanan antar ke tempat berobat, dan
yakni dalam peningkatan kapasitas para
juga
anggota organisasi Permata. Dengan
mengalami
kusta
keterampilan tersebut, para peer educator
pengobatan
selama
mampu menjawab berbagai pertanyaan
ditentukan (6-12 bulan lamanya). Hal ini
yang diajukan oleh orang-orang yang
meningkatkan
sedang
educator
mengalami
kusta
ataupun
educator
meliputi
mendampingi
konseling,
seseorang saat
nilai
yang
menjalani
waktu
diri
yang
para
peer
dan semakin dipercaya oleh
kelompok lain dengan jelas dan tepat.
orang-orang yang sedang mengalami
Para
kusta serta kelompok masyarakat yang
peer
educator
ini
memiliki
pengetahuan yang menyeluruh mengenai kusta, meliputi penyebab, penularan,
resiko
fisik,
resiko
sosial,
aspek
lebih luas. Kecakapan
sensitivitas,
lainnya
adalah
keterbukaan
pikiran,
pengobatan, dan layanan kesehatan untuk
pendengar yang baik, dan pembicara
penyakit kusta. Sebagai peer educator
yang baik. Para peer educator dari
tidak ada keharusan bagi mereka untuk
organisasi Permata di Kabupaten Gowa
menjadi ahli dalam segala hal. Mereka
memiliki kecakapan-kecakapan tersebut.
tidak memiliki kemampuan mengobati
Mereka tidak menghakimi suatu hal yang
327 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
bertentangan dengan dirinya. Para peer
kemauan untuk menjalani pengobatan; c)
educator mampu menjadi pemimpin dan
kemauan untuk mencari bantuan dari
juga mampu memotivasi orang-orang
peer educator; dan d) adanya perubahan
yang sedang mengalami kusta agar
pemahaman dan sikap terhadap kusta.
memiliki kemauan untuk berobat secara
Keberanian Untuk Membuka Diri Terhadap Kusta
teratur dan tetap tegar dalam menghadapi
Pada
penyakit yang sedang dideritanya.
masa terdahulu, seseorang
Dari keempat aspek di atas pada
yang sedang mengalami kusta seringkali
hakikatnya terjadi transmisi input-input
menutup diri dari lingkungan sekitarnya
informasi dari para anggota Permata.
karena rasa malu akibat mengalami
Input-input
informasi
kusta.
dikomunikasikan
kepada
ini
Kusta
seringkali
diidentikkan
kelompok-
dengan kepercayaan-kepercayaan magis,
kelompok manusia untuk menambah
kutukan, atau karena hubungan badan
habitus
yang dilakukan oleh orang tuanya saat
berupa
pengetahuan
baru
mengenai mikro bakteri kusta, cara
sedang
penularan kusta, ataupun penanganan
berdampak pada rasa malu dan rasa
kusta sejak dini. Hal ini mengubah
bersalah orang yang sedang mengalami
habitus
kusta.
kelompok
masyarakat
dan
haid.
Pengidentikkan
Selain
itu,
aib
bagi
kusta
ini
dipandang
sekaligus mengubah sikap kelompok
sebagai
masyarakat terhadap kusta.
karenanya, pihak keluarga sering juga
Perubahan
Sikap
Kelompok
Serangkaian kegiatan peer educator dilakukan
Permata
oleh
berdampak
para kepada
oleh
menutupi jika ada anggota keluarganya
yang mengalami kusta atau bahkan
Masyarakat Terhadap Kusta yang
keluarga,
anggota sikap
membuangnya agar tidak menjadi aib bagi keluarga. Dengan
adanya
input-input
kelompok masyarakat, baik orang-orang
informasi dari para peer educator, orang-
yang sedang mengalami kusta maupun
orang yang sedang menyandang kusta
orang-orang yang tidak mengalami kusta.
mendapat khazanah pengetahuan bahwa
Dampak tersebut berupa perubahan sikap
kusta
kelompok masyarakat
kutukan, ataupun hubungan badan saat
terhadap kusta yang terdiri atas 4
tidak
terkait
dengan
magis,
sedang haid. Input-input informasi yang
bagian, yakni: a) keberanian untuk
diberikan
membuka
mengenai kusta adalah sebuah penyakit
diri
terhadap
kusta;
b)
oleh
para
peer
educator
328 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
yang diakibatkan oleh mikro bakteri
para peer educator yaitu memeriksa
yang menyerang syaraf-syarat tepi yang
badan dari anggota keluarganya untuk
jika tidak segera diobati akan berakibat
mencari tanda bercak sebagai bentuk
kecacatan fisik secara permanen.
pencegahan dini terhadap penyakit kusta.
Para
peer educator memberikan
Input
informasi
dari
para
peer
input informasi yang mengubah atau
educator dan keterbukaan diri dari
menambah habitus orang-orang yang
orang-orang
sedang mengalami kusta. Perubahan dan
berpengaruh pada lingkungan sosial.
penambahan habitus tersebut mengubah
Orang-orang yang tidak mengalami kusta
praktik-praktik orang-orang yang sedang
mendapatkan informasi yang mengubah
mengalami kusta dari menutup diri,
habitus mereka tentang kusta. Habitus
menjauh dari lingkungan sekitar, dan
yang
menstigma diri sendiri menjadi lebih
Kabupaten Gowa pada masa terdahulu
terbuka dan mau menerima keadaan
yang mengaitkan kusta dengan tindakan-
bahwa dirinya tengah terserang penyakit
tindakan magis, kutukan bergeser kepada
yang disebabkan oleh mikro bakteri yang
terbentuknya habitus baru di kalangan
dapat disembuhkan melalui pengobatan
orang-orang yang tidak mengalami kusta.
MDT.
Orang-orang yang tidak mengalami kusta
Orang-orang
yang
yang
disandang
mengalami
oleh
kusta
masyarakat
sedang
mempertanyakan secara kritis mengenai
mengalami kusta di Kabupaten Gowa
tindakan magis jika diketahui bahwa
mencari keberadaan para peer educator
orang yang sedang mengalami kusta
untuk
yang
pada kenyataan dikenal sebagai orang
Hal
ini
yang tidak memiliki masalah dengan
terdapat
rasa
menceritakan
sedang
masalah
dialaminya.
menunjukkan
bahwa
orang lain.
percaya dari orang-orang yang sedang
Orang-orang yang tidak mengalami
mengalami kusta kepada para peer
kusta pun mendapat pengetahuan bahwa
educator.
kusta disebabkan oleh mikro bakteri dan
Selain terbuka kepada para peer educator,
orang-orang
yang
sedang
dapat disembuhkan secara medik secara dini melalui pengobatan yang teratur.
mengalami kusta juga lebih terbuka
Jika
untuk
diduga mengalami kusta berdasarkan
berbicara
keluarganya
tentang
kepada
anggota
penyakit
yang
dideritanya. Mereka pun meniru praktik
menemukan
orang-orang
yang
tanda bercak di tubuhnya, orang-orang yang
tidak
mengalami
kusta
tidak
329 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
mengucilkan mereka tetapi cenderung
cacat fisik permanen maupun yang tidak
untuk
menyarankan
secara
mengalami cacat fisik, hal tersebut
medik
atau
menemui
mengubah habitus orang-orang yang
berobat
menyarankan
anggota Permata. Kemauan
sedang mengalami kusta dan juga orang
Untuk
Menjalani
Pengobatan
yang tidak mengalami kusta mengenai pentingnya pengobatan secara dini dan
Perubahan habitus dan praktik pada
teratur.
Perubahan
habitus
tersebut
orang-orang yang sedang mengalami
menghasilkan
kusta juga ditandai dengan adanya
menyegerakan
kemauan untuk menjalani pengobatan di
pengobatan medik di layanan-layanan
tempat-tempat layanan kesehatan umum,
kesehatan.
terutama puskesmas. Kemauan menjalani
mengalami kusta dan belum mengalami
pengobatan tersebut berbeda dengan
kecacatan fisik berobat di puskesmas,
praktik-praktik yang dilakukan pada
sementara mereka yang telah mengalami
masa terdahulu. Umumnya, seseorang
kecacatan fisik mendapatkan perawatan
yang mengalami kusta di Kabupaten
di
Gowa tidak mau berobat secara medis
Makassar.
karena
menganggap
tidak
bisa
praktik diri Orang
RSK
Tadjuddin
untuk
mendapatkan yang
sedang
Chalid,
Kota
Kendati masih belum melepaskan
disembuhkan dari kutukan. Mereka lebih
diri
cenderung mencari pengobatan kepada
mendapat stigma dari orang-orang lain
dukun-dukun
karena penyakit yang sedang dialaminya,
untuk
membebaskan
dari
rasa
malu
dan
khawatir
dirinya dari pengaruh magis ataupun
orang-orang
kutukan.
kusta memilih berobat di tempat yang
yang sedang menderita
Input-input yang diterima oleh orang
dirujuk oleh para peer educator. Salah
-orang yang sedang mengalami kusta
satu tempat berobat yang dijadikan
saat pelaksanaan peer education oleh
rujukan adalah Puskesmas Kecamatan
para
menyadarkan
Jongaya, Kota Makassar. Puskesmas
mereka agar segera berobat. Kesegeraan
tersebut berdekatan dengan Kampung
berobat menjadi kunci penting agar
Kusta Dangko
orang-orang yang sedang mengalami
terbiasa
kusta terhindar dari cacat fisik permanen.
mengalami kusta.
anggota
Permata
Kota Makassar dan
menangani
pasien
yang
Dengan melihat contoh fisik para peer
Perubahan habitus dan praktik tidak
educator, baik yang telah mengalami
hanya berlaku pada orang-orang yang
330 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
sedang mengalami kusta. Orang-orang
rendah. Dari habitus baru ini, terbentuk
yang tidak mengalami kusta berubah
praktik
habitus
hal
mengantarkan orang-orang yang diduga
lagi
mengalami
dan
pengobatan.
praktiknya Mereka
dalam tidak
baru
yakni
kusta
ke
kesediaan tempat-tempat
menyembunyikan ataupun mengucilkan
layanan kesehatan seperti puskesmas
orang-orang yang mengalami
atau dokter umum.
kusta,
tetapi membantu mencarikan layanan
Kemauan Untuk Mencari Bantuan
kesehatan
dari Peer Educator
bagi
mendapatkan
mereka
pengobatan
agar sesegera
Perubahan habitus dan praktik yang
mungkin. Jika diketahui di lingkungan
dihasilkan
sekitar mereka terdapat seseorang yang
education oleh anggota Permata di
diduga mengalami kusta stadium dini
Kabupaten Gowa mendorong masyarakat
yang ditunjukan oleh adanya tanda
secara umum memanfaatkan bantuan
bercak di permukaan kulit, anggota
dari para anggota Permata yang menjadi
keluarga atau tetangganya menyarankan
peer educator. Baik orang-orang yang
agar segera membawa orang tersebut ke
sedang mengalami kusta maupun orang-
puskesmas
orang yang tidak mengalami kusta
untuk
pemeriksaan
atau
mendapatkan
menemui
anggota
oleh
memanfaatkan
bantuan
para
peer
educator
yang
bercak
mereka jika ditemukan tanda bercak di
tersebut. Kusta dan orang-orang yang
tubuhnya. Di hadapan peer educator,
mengalami kusta tidak lagi dipandang
masyarakat memperlihatkan tanda bercak
berkaitan dengan fenomena magis atau
dan mendiskusikannya apakah tanda
kutukan oleh orang-orang yang tidak
bercak tersebut merupakan indikasi kusta
mengalami
atau bukan. Peer educator melayani
tanda-tanda
kusta,
khususnya
di
Orang yang tidak mengalami kusta
pengetahuan bahwa kusta
merupakan sangat
penyakit
sulit
keluhan
pertanyaan atau keluhan masyarakat
Kabupaten Gowa.
mendapat
mendengar
peer
Permata untuk mendapatkan saran-saran berkaitan
untuk
pelaksanaan
seksama
dan
dibekali
pengetahuan atas tanda bercak. Saat
yang
bercak tersebut disentuh dan tidak terasa,
Pengetahuan
hal ini mengindikasikan gejala kusta.
menular
menular.
dengan
tersebut membentuk habitus baru bahwa
Dengan
kusta sulit menular sehingga tidak perlu
mendapatkan pengobatan di puskesmas
khawatir
dengan didampingi oleh peer educator.
menular
jika
interaksinya
segera
disarankan
untuk
331 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Namun
saat
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
tanda
bercak
tersebut
nyaman bagi seseorang yang terindikasi
disentuh dan sentuhan tersebut dapat
mengalami
dirasakan,
mendapat teman senasib yang dapat
peer
educator
memberitahukan bahwa tanda bercak
diandalkan.
tersebut bukan indikasi kusta. Kendati
Dalam
demikian,
peer
educator
tetap
kusta
karena
kehidupan
seolah
pertetanggaan,
saat seseorang diduga mengalami kusta,
menyarankan agar diperiksa lebih lanjut
seorang
tetangga
di puskesmas.
memberitahukan
dapat anggota
segera Permata
Pada lingkungan keluarga, di masa
mengenai dugaan kasus kusta di daerah
terdahulu jika terdapat seseorang anggota
tersebut. Berdasarkan informasi tersebut,
keluarga yang mengalami kusta maka
anggota
pihak
untuk
orang yang diduga mengalami kusta dan
menutupinya. Dengan perubahan dan
mengajaknya berdiskusi terlebih dahulu
penambahan
peer
tanpa menyebutkan sumber informasi
education, pihak keluarga yang anggota
yang diperoleh. Jika, orang tersebut
keluarganya diduga mengalami kusta
bersedia dan terbuka untuk diperiksa,
dengan segera menghubungi anggota
anggota Permata itu segera memeriksa
Permata yang menjadi peer educator
permukaan kulit yang diduga terserang
dengan memanfaatkan jaringan telepon
mikro bakteri lepra. Kemauan tetangga
genggam, baik secara audio maupun
untuk menginformasikan kasus kusta
secara teks melalui SMS atau layanan
dalam suatu lingkungan permukiman
WhatsApp.
dipandang sebagai upaya positif yakni
keluarga
berusaha
habitus
hasil
Permata
mendatangi
rumah
dirinya
untuk mencegah penularan kusta dan
mengalami kusta dapat dengan segera
sekaligus sebagai penanganan awal bagi
menghubungi anggota Permata untuk
orang yang diduga mengalami kusta.
Seseorang
yang
merasa
meminta bantuan pemeriksaan. Saat dinyatakan
terindikasi
kusta,
orang
Beberapa membentuk
kelompok
masyarakat
kelompok
jaringan
tersebut dapat meminta bantuan untuk
memanfaatkan jaringan WhatsApp yang
didampingi oleh anggota Permata saat
di dalamnya terdapat anggota Permata
akan
di
sebagai bagian dari kelompok. Dengan
puskesmas ataupun saat berobat di
adanya jaringan kelompok WhatsApp
puskesmas. Pendampingan oleh anggota
tersebut, masyarakat semakin mudah
Permata
mengkomunikasikan
melakukan
tersebut
pengobatan
memberikan
rasa
perihal
kusta
332 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
kepada anggota Permata yang menjadi
mengalami lepra. Masyarakat pun
peer educator di lingkungan Kabupaten
menjadi paham bahwa setiap orang
Gowa.
yang
Sebaliknya,
melalui
jaringan
mengalami
lepra
didata
WhatsApp juga memudahkan anggota
secara rinci, mulai dari riwayat diri
Permata
hingga
untuk
berkomunikasi
dan
riwayat
memberikan informasi-informasi yang
pengobatan
dibutuhkan
menjadi
oleh
anggota
kelompok
WhatsApp tersebut. d.
Perubahan
keteraturan
kusta.
lebih
Masyarakat
paham
bahwa
dampak dari kusta yaitu kecacatan Pemahaman
dan
fisik permanen dapat dihindarkan
Sikap Terhadap Kusta
jika berobat sejak awal dan teratur.
Perubahan atau penambahan habitus
Keterlambatan dalam penanganan
yang berdampak pada perubahan praktik
penyakit kusta dapat berakibat fatal
menghasilkan
dan
bagi seseorang, bukan hanya dalam
sikap terhadap kusta oleh masyarakat di
hal disabilitas tetapi juga akan
Kabupaten
menyulitkan orang tersebut dalam
pemahaman
baru
Gowa.
Perubahan
pemahaman dan sikap tersebut meliputi:
menjalani
Kusta Merupakan Penyakit Yang
harinya.
Dapat Diobati Secara Medik 1)
Pandangan
masyarakat
kehidupan Kesadaran
sehari-
masyarakat
untuk segera menangani penyakit
bahwa
lepra secara medis terbangun dan
kusta merupakan penyakit magis
mengikis
atau kutukan bergeser menjadi
mengenai kusta yang sebelumnya
pemahaman
mereka percayai.
bahwa
kusta
merupakan penyakit yang dapat
2)
mitos
atau
dogma
Penyangkalan Terhadap Mitos dan
diobati secara medik. Masyarakat
Dogma Yang Keliru Mengenai
menjadi mengetahui bahwa kusta
Kusta
pada stadium dini dapat ditangani
Pengetahuan
oleh Layanan Kesehatan Tingkat I,
merupakan
seperti
dokter
membuat masyarakat memahami
pun
bahwa mitos dan dogma yang
untuk
dipercayai sebelumnya merupakan
kusta tersedia di puskesmas dan
hal yang keliru. Kusta kini tidak
diberikan
lagi dipandang sebagai penyakit
puskesmas
atau
umum.
Masyarakat
mengetahui
bahwa
kepada
secara orang
obat
cuma-cuma yang
sedang
bahwa
kusta
penyakit
medis
magis, kutukan, ataupun karena
333 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
hubungan suami isteri saat sedang
dengan menyapu lantai rumah dan
haid, melainkan karena adanya
halaman
mikro bakteri lepra yang tersebar di
mengurangi jasad-jasad renik yang
berbagai
berada
di
Dalam kaitannya dengan hubungan
mereka.
Masyarakat
suami isteri saat sedang haid,
bahwa
penduduk Kabupaten Gowa yang
herediter atau turunan. Kusta yang
mayoritas
Islam
ditemukan banyak menular dalam
larangan
satu keluarga kini bukan dipandang
tempat
memiliki
secara
acak.
beragama keyakinan
berhubungan
suami
maksud
lingkungan
kusta
sekitar
memahami
bukan
penyakit
saat
sebagai karma terhadap keluarga
sedang haid dan dikategorikan
tersebut tetapi berubah dikarenakan
sebagai perbuatan haram. Adapun
intensitas interaksi yang tinggi
pihak ulama yang menyatakan
dibandingkan dengan orang di luar
bahwa
oleh
keluarga. Masyarakat Kabupaten
hubungan suami isteri saat sedang
Gowa mulai memiliki pemahaman
haid mendapat kritikan tajam dan
bahwa
digugat oleh para OYPMK sebagai
kusta tidak dapat dikucilkan dari
bentuk penghinaan terhadap orang
masyarakat,
tua mereka. Masyarakat Kabupaten
perlu ditolong secara medis agar
Gowa meyakini bahwa tidak akan
terhindar dari kesulitan-kesulitan
terjadi pembuahan jika melakukan
hidup di masa yang akan datang. Di
hubungan suami isteri saat sedang
sisi lain, dengan menolong orang
haid. Namun alasan yang paling
yang sedang mengalami kusta agar
tegas adalah larangan melakukan
mendapatkan
hubungan suami isteri ketika isteri
merupakan
sedang dalam masa haid. Untuk
penularan kusta
menghindarkan
mereka.
kusta
isteri
dengan
disebabkan
diri
agar
tidak
terpapar oleh mikro bakteri lepra, penduduk berperilaku pemeliharaan lingkungan.
3)
orang
yang
mengalami
sebaliknya
mereka
pengobatan upaya di
medis
pencegahan lingkungan
Berkurangnya Stigma Masyarakat
Kabupaten
Gowa
Terhadap OYPMK dan Orang
sehat
dengan
Yang Sedang Mengalami Kusta.
kebersihan
Penyangkalan terhadap mitos yang
Pemeliharaan
keliru berdampak pada berubahnya
lingkungan yang sederhana adalah
pandangan masyarakat
terhadap
334 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
OPYMK dan orang yang sedang
5 tahun dengan derajat interaksi
mengalami kusta. Pada masyarakat
yang tinggi, namun mikro bakteri
Kabupaten Gowa, sumber dari
lepra tersebut belum tentu menular
stigma
karena kondisi tubuh yang baik
terhadap
OYPMK
dan
orang yang sedang mengalami
ataupun
kusta dilandasi oleh mitos-mitos
pengobatan yang sedang dijalani
lokal dan juga dogma agama yang
oleh orang yang sedang mengalami
keliru dalam memandang kusta.
kusta.
OYPMK dan orang yang sedang
terhadap
mengalami
mengalami kecacatan lebih bersifat
kusta
diperlakukan
telah
Pandangan
manusia
biasa.
sebagai
Masyarakat
cenderung
untuk
penanganan
menolong
orang
contoh
karena
masyarakat
OYPMK
sebagaimana segera
mati
yang
telah
keterlambatan
daripada
stigma
yang
karena kusta. Dari contoh tersebut,
diduga mengalami kusta dengan
masyarakat memahami perlunya
memberikan saran pengobatan di
pertolongan
puskesmas atau menemui anggota
mungkin
Permata
kecacatan fisik secara permanen.
yang
lebih
paham
mengenai kusta. Dalam kegiatan
menunjukkan
masyarakat
education
relatif
lebih
agar
secepat
terhindar
dari
Temuan dari hasil penelitian ini
sosial, politik, ataupun keagamaan, kini
medis
bahwa
aktivitas
peer
merupakan
strategi
yang
menerima OYPMK dan orang yang
efektif dalam pencegahan penyakit kusta,
sedang mengalami kusta untuk
khususnya di Kabupaten Gowa. Peer
berpartisipasi kegiatan
dalam
kegiatan-
education yang dilakukan tidak hanya
masyarakat
tersebut.
berupa
konseling
dan
pemberian
Masyarakat percaya bakteri kusta
motivasi semata melainkan menjangkau
pada
sedang
pula
tengah
pandangan, sikap, dan tindakan baik
melakukan pengobatan tidak akan
kelompok orang yang sedang mengalami
menulari
arti
kusta maupun masyarakat luas. Aktivitas
bahwa
peer education yang dilakukan oleh para
kusta merupakan penyakit menular
anggota Permata di Kabupaten Gowa
yang sangat sulit ditularkan kepada
secara
manusia lain. Diperlukan waktu 2-
pandangan dan tindakan diskriminatif
orang
mengalami
masyarakat
yang
kusta mereka;
dan
dalam
memahami
pada
perubahan-perubahan
signifikan mampu
mengubah
335 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
masyarakat terhadap OYPMK dan orang
penerimaan terhadap OYPMK dan orang
yang sedang mengalami kusta menjadi
yang sedang mengalami kusta mengubah
penerimaan
konsensus terdahulu yang cenderung
terhadap
pihak-pihak
tersebut dan menunjukkan fenomena
mendiskriminasi
para
OYPMK
dan
masyarakat yang inklusif.
orang yang sedang mengalami kusta.
C. SIMPULAN
D.
DAFTAR PUSTAKA
Peer education adalah pendekatan
Badan Pusat Statistika Kabupaten Gowa.
yang efektif untuk mengubah habitus dan
(2015). Kabupaten Gowa Dalam
praktik masyarakat, khususnya dalam isu
Angka.
sensitif
seperti
isu
penyakit
kusta.
Bandura, A. (1999). A Social Cognitive
Melalui peer education, terbentuk habitus
Theory Of Personality. Dalam L.
baru dalam masyarakat, baik pihak orang
Pervin
yang sedang mengalami kusta maupun
Handbook
kelompok masyarakat lainnya yang tidak
Edition.
mengalami kusta. Habitus baru berada
Publications.
dalam ranah kognitif masyarakat yang
Shahih
praktik-praktik sosial baru yakni upaya
Kamil.
diskriminasi
dapat
direduksi
O.
of New
John
(Ed.).
personality York:
2nd
Guilford
Baqi, M.F.A. (2016). Kumpulan Hadist
menjadi dasar generatif terbentuknya eradikasi kusta sehingga stigma maupun
dan
Bukhari.
Solo:
Insan
Bonner, A. (2006). Social Exclusion and
secara
The Way Out: An Individual and
signifikan dan mengarah pada suatu
Community Response To Human
suasana inklusi sosial dalam masyarakat.
Social Dysfunction. West Sussex:
Peer education yang dilakukan pada
John Wiley and Sons Ltd.
masyarakat Kabupaten Gowa mendorong
Buckingham, J. (2002). Leprosy in
terbentuknya proses negoisasi nilai-nilai,
Colonial South India: Medicine
yakni nilai-nilai yang disandang oleh
and Confinement.
para
Palgrave
anggota
Permata
yang
dinegoisasikan terhadap nilai-nilai yang disandang
oleh
masyarakat
Gowa
terhadap penyakit kusta yang diwariskan
New York:
Byrne, D. (2005). Social Exclusion 2nd Edition.
Berkshire:
Open
University Press.
secara turun-temurun. Melalui akitivitas
Cornielje, H., Piefer, A., Khasnabis, C.,
peer education inilah terjadi konsensus-
Thomas, M., dan Velema, J.P.
konsensus baru dalam masyarakat berupa
(2008).
Inclusion
of
Person
336 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
Affected by Leprosy in CBR.
Sasakawa
Leprosy Review.Vol. 79, No. 1,
Foundation.
hal. 30-35. Geneva: International Federation
Of
Anti-Leprosy
Association
Miyasaka,
Memorial
M.
(2009).
Health Punishing
Paternalism: An Ethical Analysis of Japan’s Leprocy Control Policy.
Jacob, J.T. dan Paredes, C.F. (2008). The
Eubios Journal of Asian and
Stigmatization of Leprocy in India
International
And
No.1, hal. 103-107. Tokyo: The
Its
Impact
on
Future
Approaches to Elimination and
Bioethics.
Vol.19,
University of Tokyo.
Control. PloS Neglected Tropical
Newland, J. dan Treloar, C. (2013) Peer
Disseases. Vol. 113, No. 1, hal. 1-
education for people who inject
3. Ohio: School of Medicine Case
drugs
Western Reverse University.
Advantages, unanticipated benefits
Kim, C.R., dan Free, C. (2008). Recent
and challenges. Drugs: Education,
evaluations
of
the
peer-led
approach in adolescent sexual
in
New
South
Wales:
Prevention and Policy. Vol. 20.
No.4, hal. 304–311.
health education: A systematic
O’Dell, E.J. (2015). From Leprosy To
review. Perspectives on Sexual and
Willow Tree: Decoding Disability
Reproductive Health. Vol. 40. No.
and Islamic Spirituality in Iranian
3, hal. 144–151.
Film. Disability and Society. Vol.
Maticka-Tyndale, E., and Barnett, J.P.
(2010). Peer-led interventions to
30,
No. 7,
hal. 1123-1126.
London: Routedge.
reduce HIV risk of youth: A
Rafferty, J. (2005). Curing The Stigma of
review.Evaluation and Program
Leprosy. Leprosy Review. Vol. 76.
Planning. Vol. 33. No. 2, hal. 98–
No. 2, hal. 119-126. Geneva:
112.
International Federation Of Anti-
McDougall, A.C. dan Yuasa, Y. (2002).
A New Atlas of Leprosy: A Pictorial
Manual
To
Leprosy Association.
Rice, E., Tulbert, E., dan Cederbaum, J.
Assist
(2012) Mobilizing homeless youth
Frontline Health Workers and
for HIV prevention: A social
Volunteers
in
network
Diagnosis,
amd
Clinical
Leprosy.
the
Detection,
Treatment
of
Tokyo:
analysis
of
the
acceptability of a face-to-face and online
social
networking
337 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
intervention.
Health
Education
Vol. 85. No. 1, hal. 35-47.
Research. Vol. 27. No. 2, hal. 226
Geneva: International Federation
–236.
Of Anti-Leprosy Association.
Rismawati, D. (2013). Hubungan Antara
Soedarjatmi, Istiarti, T., Widagdo, L.
Sanitasi Rumah dengan Personal
(2009).
Hygiene Dengan Kejadian Kusta
Melatarbelakangi
Multibasiler.
Penderita
Unnes
Jurnal
of
Faktor-faktor
yang Persepsi
terhadap
Stigma
Public Health. Vol.2. No. 1, hal. 1-
Penyakit Kusta, Jurnal Promosi
10. Semarang: Universitas Negeri
Kesehatan Indonesia. Vol. 4, No.
Semarang.
1,
Rogers, E.M., Singhal, A., Quinland, M.M.
(2009).
18–24.
Purwokerto:
Universitas Diponegoro.
of
Southgate, A. dan Aggleton, D. (2016).
Innovations. Dalam Stacks, D.W.
Peer Education: From Enduring
and
Problematics
Salwen,
Integrated
Diffusion
hal..
M.B.
(ed).
An
Approach
to
Theory
and
Communication
Research. New York: Routledge. Saha, G., Mandal, N.K., dan Dutta, R.N. (2015). Current Perception and
Potential.
to Health
Pedagogical Education
Journal. Online First 12 Mei 2016. http://journals.sagepub.com/doi/ abs/10.1177/ 0017896916641459 diakses tanggal 9 Agustus 2016.
Practices About Leprosy Among
Stock, S., Miranda, C., dan Evans, S.
Leprosy Patients : A Comparative
(2007). Healthy Buddies: A novel,
Study
Between High Prevalent
peer-led health promotion program
and Low Prevalent District of
for the prevention of obesity and
Bengal. Indian Journal of Leprosy.
eating disorders in children in
Vol. 87. No. 1, hal. 34-52. New
elementary school. Pediatrics 120
Delhi: Indian Leprosy Association.
(4): 1059–1068.
Sehgal, A. (2006). Deadly Diseases and
Sumantri, M.S., dan Fitriyani, E. (2014).
Epidemics: Leprosy. Philadelphia:
Hubungan Antara SikapTerhadap
Chelsea House.
Pendidikan
Kesehatan
Lingkungan
Belajar
Sermrittirong S, and Van Brakel WH. (2014).
Stigma
in
Leprosy:
Hasil
Belajar
Dan
Terhadap Pendidikan
Concepts,
Causes
and
Kesehatan Siswa Kelas V Sekolah
Determinants.
Leprosy
Review.
Dasar. Edutech. Vol. 1. No. 1, hal.
338 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN : 0852-1190
Edutech, Tahun 15, Vol.15, No.3, Oktober 2016
35-51 World
Health
Organization.
(2015).
Global Leprosy Strategy 20162020: Accelerating Towards a Leprosy-free
World.
Geneva:
WHO. Yusar. (2015). Ruang Publik Sebagai Pendidikan
Kesadaran
Multikulturalisme. Edutech. Vol. 1. No. 1, hal. 90-104.
339 Eradiksi Penyakit Kusta Melalui Peer Education di Kabupaten Gawo Provinsi Sulawesi Selatan