Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
The Analysis of Regional Autonomy Effectiveness and Its Effect on Financial Performance of District / City of South Sulawesi. (Muhaji), (Mattalatta), (Hasmin) Manajemen, PPs STIE AMKOP Makassar
[email protected] Manajemen, PPs STIE AMKOP Makassar
[email protected] Manajemen, PPs STIE Nobel Makassar
[email protected]
ABSTRACT This study aimed to analyze the growth of local Finncial Performance Of Districts/Ciies (PAD Growth, PAD Share, PAD elasticity, Financial Capabilities Index (FCI) the era before and after the implementation of regional autonomy, and to measure its impact on economic growth in the district / city of South Sulawesi Province. The research method was quantitative and described 20 years of data series on budget realization (10 years before and after the era of regional autonomy) by some mathematical equation as a comparative test and multiple linear regression with SPSS-16 to test the effect. The results showed that in the era of regional autonomy, PAD Growth showed a slight but not significant improvement. However PAD Share and elasticity was found to be lower. Fiscal capacity map lower in the era of regional autonomy while fiscal capacity index improved. It wasalso revealed that partially PAD Share had positive and significant impact on economic growth while in contrast, PAD growth and elasticity showed negative effect but growthand it was found that Financial Capabilities Index Contributions to economic growth was very small and insignificant. Keywords: Effectiveness of the implementation of regional autonomy, the financial capability index and economic growth.
1
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan PAD, Share PAD, Elastisitas PAD, Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) era sebelum dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah serta mengukur pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan. Metode penelitian bersifat kuantitatif deskriptif atas 20 tahun data seris realisasi APBD (10 tahun sebelum dan sesudah era otonomi daerah) dengan mengadopsi metode kajian Bappenas (2012) sebagai uji komparatif dan uji regresi linier menurut Sugiyono (2013) dengan software SPSS-16 untuk uji pengaruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Pertumbuhan PAD pada era otonomi daerah sedikit lebih baik, namun tidak signifikan, 2) Share PAD pada era otonomi daerah lebih rendah, 3) Elastitias PAD pada era otonomi daerah lebih rendah, 4) Peta kemampuan keuangan daerah lebih rendah pada era otonomi daerah, 5) Indeks kemampuan keuangan daerah lebih baik pada era otonomi daerah, 6) Secara parsial Share PAD berpengaruh positif dan signifikan pada pertumbuhan ekonomi sedangkan Growth PAD dan Elastisitas PAD berpengaruh negatif namun tidak signifikan. Secara simultan ketiganya berpengaruh tidak signifikan, 7) Kontribusi Indeks Kemampuan Keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi sangat kecil dan berpengaruh tidak signifikan Kata Kunci : Efektivitas pelaksanaan otonomi daerah, indeks kemampuan keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
I. PENDAHULUAN yang dikenal
tahun
Sesuai UU No.32 tahun 2004 yang dikenal
Keuangan Pusat dan Daerah. Sejak saat
dengan UU otonomi daerah, otonomi
itu pelimpahan kewenangan yang semakin
daerah merupakan hak, wewenang, dan
luas diberikan kepada pemerintah daerah
kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dalam rangka meningkatkan efektivitas
dan
dan
mengurus
sendiri
urusan
1999
efisiensi
tentang
Perimbangan
penyelenggaraan
fungsi
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
pemerintah daerah.
setempat
peraturan
Pelaksanaan
Sebelum
berjalan hampir 20 tahun, tetapi belum
sesuai
perundang-undangan.
dengan
otonomi
daerah
sudah
pemberlakuan UU Otonomi Daerah, telah
menunjukkan
berlaku UU No. 22 tahun 1999 tentang
tujuan. Masih banyak persoalan terkait
Pemerintahan Daerah dan UU No. 25
pelaksanaan otonomi daerah. Studi The
tanda-tanda
tercapainya
2
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
Asia
Foundation
tahun
2011,
Padahal
pelaksanaan
otonomi
daerah
menunjukkan, pada tahun 2007 sekitar 65
semestinya
% dana transfer dalam bentuk DAU (Dana
signifikan
Alokasi Umum) habis untuk belanja PNS,
keuangan daerah, salah satunya dapat
pada 2010 melonjak menjadi 95 %. Data
dilihat dari peningkatan jumlah nilai
Kemenkeu tahun 2012 juga menunjukkan,
tambah bruto (gross value added) yang
selama
rata-rata
timbul dari seluruh sektor perekonomian
pertumbuhan belanja pegawai sebesar 29
di suatu wilayah (biasa disebut product
%, belanja barang 20 %, belanja lainnya
domestic
19 % dan belanja modal hanya
9 %.
PDRB), dan peningkatan kemandirian &
Padahal,
yang
kemampuan keuangan daerah.
periode
diharapkan
belanja
2007-2011
modal bisa
itulah
menstimulus
berkorelasi pada
peningkatan
regional
Berdasarkan
positif
bruto,
kondisi
dan kinerja
disingkat
tersebut,
maka
pembangunan daerah, misalnya untuk
dipandang perlu dilakukan pengkajian
alokasi infrastruktur (Jawa Pos, 2012).
secara mendalam tentang kemampuan
Studi Indef tahun 2011 juga menemukan,
keuangan
jika belanja daerah (APBD) dinaikkan
menyelenggarakann
10%, maka hanya menyumbang kenaikan
otonomi daerah dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,06 %.
kinerja keuangan daerah (pertumbuhan
Jika DAU dan DAK (Dana Alokasi
ekonomi), yang dalam penelitian ini
Khusus) ditingkatkan 10 %, maka donasi
dibatasi
pada
terhadap kenaikan pertumbuhan ekonomi
daerah
kabupaten/kota
daerah lebih kecil lagi, yaitu 0,03 % dan
Sulawesi Selatan.
0,02 % (Media Indonesia, 2012)
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini
daerah
dalam
desentralisasi
kemampuan di
atau
keuangan Provinsi
adalah :
137
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
Apakah Pertumbuhan PAD (PAD
Dalam
pengertian
Growth), Share PAD, Elastisitas PAD
pertumbuhan
dan Indeks Kemampuan Keuangan
penambahan
(IKK)
(PDB),
lebih
tinggi
setelah
pelaksanaan otonomi daaerah. Bagaimana
pengaruh
ekonomi Produk
yang
Pendapatan
efektivitas
ekonomi
adalah
Domestik
berarti
makro,
Bruto
peningkatan
Nasional/PN
(Tambunan,
2001).
pelaksanaan otonomi daerah terhadap
Pertumbuhan ekonomi regional dapat
kinerja keuangan pemerintah daerah
diukur melalui produk domestik regional
(pertumbuhan ekonomi).
bruto (PDRB) saat ini dikurangi dengan PDRB sebelumnya dibagi dengan PDRB saat ini. (Tadaro 1998)
2. KAJIAN LITERATUR
Dalam
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
pemerintahan
prosesnya yang berkelanjutan merupakan
amanat Undang-Undang Dasar Negara
kondisi
kelangsungan
Republik
Pertumbuhan
pemerintahan daerah, yang mengatur dan
utama
pembangunan ekonomi
bagi
ekonomi.
menunjukkan
aktivitas perekonomian
sejauh
mana
menghasilkan
rangka daerah
Indonesia
mengurus menurut
penyelenggaraan sesuai
Tahun
dengan
1945,
sendiri urusan pemerintahan asas
otonomi
dan
tugas
tambahan pendapatan masyarakat pada
pembantuan,
suatu periode tertentu. Dengan kata lain,
mempercepat terwujudnya kesejahteraan
perekonomian
masyarakat
dikatakan
tumbuh
bila
diarahkan
melalui
untuk
peningkatan
pendapatan riil masyarakat pada tahun
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
tertentu lebih besar dari pada pendapatan
masyarakat, serta peningkatan daya saing
riil masyarakat pada tahun sebelumnya.
daerah dengan memperhatikan prinsip
138
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
demokrasi,
pemerataan,
keistimewaan
dan
keadilan,
kekhususan
mengukur kemampuan keuangan daerah
suatu
tersebut ialah rasio PAD dibandingkan
daerah dalam sistem Negara Kesatuan
dengan total penerimaan APBD (Kuncoro,
Republik Indonesia. Bahwa efisiensi dan
2005: 8).
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan
PAD selalu dipandang sebagai salah satu
daerah perlu ditingkatkan dengan lebih
indikator atau kriteria untuk mengukur
memperhatikan
ketergantungan suatu daerah kepada pusat.
aspek-aspek
antarsusunan
hubungan
pemerintahan
dan
Pada
prinsipnya,
semakin
besar
antarpemerintahan daerah, potensi dan
sumbangan PAD kepada APBD maka
keanekaragaman daerah, peluang dan
akan menunjukkan tingkat kemandirian
tantangan
dengan
suatu daerah. Pendapatan asli daerah
memberikan kewenangan yang seluas-
(PAD) adalah pendapatan yang diperoleh
luasnya kepada daerah disertai dengan
daerah
pemberian
kewajiban
peraturan daerah sesuai dengan peraturan
menyelenggarakan otonomi daerah dalam
perundang-undangan (pasal 1, ayat 18
kesatuan
penyelenggaraan
UU. Nomor 32 tahun 2004). Sumber
pemerintahan negara (Pertimbangan UU
pendapatan asli daerah terdiri dari hasil
No. 32 Tahun 2004).
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
Dalam rangka implementasi Undang-
pengelolaan
Udang
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah
persaingan
hak
global
dan
sistem
Nomor 32 dan 33 tahun 2004,
yang
dipungut
kekayaan
berdasarkan
daerah
yang
salah satu faktor yang harus dipersiapkan
(pasal 6 ayat 1 UU No.33 tahun 2004).
oleh
adalah
Saragih (2003) mengemukakan bahwa
kemampuan keuangan daerah, sedangkan
kenaikan PAD merupakan ekses dari
indikator
pertumbuhan
pemerintah
yang
daerah
dipergunakan
untuk
ekonomi.
Sependapat
139
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
dengan
hal
itu,
Bappenas
(2004)
•
Dana perimbangan adalah dana yang
menyatakan bahwa pertumbuhan PAD
bersumber dari pendapatan APBN
seharusnya sensitif terhadap pertumbuhan
yang dialokasikan kepada daerah
ekonomi. Kedua pendapat ini menyiratkan
dalam
perlunya prioritas kebijakan yang lebih
desentralisasi.
tinggi
terhadap
meningkatkan daripada
upaya-upaya
pertumbuhan
kebijakan
untuk
Lain-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lain-lain yang dihasilkan
lebih
dari bantuan dan dana penyeimbang
yang
PAD secara langsung. daerah
pelaksanaan
ekonomi
menekankan pada upaya peningkatan
Pendapatan
•
rangka
dari pemerintah pusat. Peraturan
semua
Tahun 2000, bahwa keuangan daerah
penerimaan kas yang menjadi hak daerah
mengandung pengertian semua hak dan
dan
kewajiban
diakui
kekayaan
sebagai
bersih
adalah
Pemerintah (PP) No. 105
penambah
dalam
satu
nilai tahun
daerah
penyelenggaraan
dalam
rangka
pemerintahan
daerah
anggaran dan tak perlu dibayar lagi oleh
yang dapat dinilai dengan uang. termasuk
pemerintah.
segala bentuk kekayaan yang berhubungan
(Undang-undang
No.
17
tahun 2003). Kelompok pendapatan terdiri
dengan
atas:
tersebut,
•
hak
dan
dalam
kewajiban kerangka
daerah
Anggaran
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah
Pendapatan
pendapatan daerah yang dipungut
Dengan
berdasarkan peraturan daerah sesuai
kemampuan
dengan
mencakup aspek hak, yaitu pendapatan;
undangan.
peraturan
perundang-
Belanja
Daerah
demikian, keuangan
(APBD).
wilayah daerah
kajian dapat
dan aspek kewajiban, yaitu belanja. Sumber pendapatan daerah terdiri dari
140
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
PAD,
Dana
Perimbangan,
Pinjaman
keuangan
daerah
sama
dengan
Daerah, dan lain-lain pendapatan daerah
pendapatan umum daerah dikurangi
yang sah. Adapun belanja daerah dirinci
belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah
berdasarkan organisasi, fungsi, dan jenis
(PNSD). Pendapatan umum daerah terdiri
belanja.
atas pendapatan asli
Untuk membiayai kewenangan
daerah ditambah
daerah, PAD idealnya menjadi sumber
dana bagi hasil dan dana alokasi umum.
pendapatan
Sumber
Belanja PNSD terdiri atas gaji dan
pendapatan lain dapat bersifat fluktuatif
tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah
dan cenderung di luar kontrol kewenangan
yang meliputi gaji pokok, tunjangan
daerah.
pokok
Melalui
dimiliki,
daerah.
kewenangan
yang
keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan
diharap
dapat
beras, dan tunjangan pajak penghasilan
tetap
(PPh Pasal 21). (Pasal 3 Permen Dalam
daerah
meningkatkan
PAD,
seraya
memperhatikan aspek ekonomis, efisiensi,
Negeri No. 21, Tahun 2007).
dan netralitas.
Dalam suatu fungsi selalu terdapat dua
Analisis kemampuan keuangan daerah
jenis variable
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
(dependent variable) dan satu atau lebih
kondisi
keuangan
variable bebas (independent variables).
otonomi
daerah
dapat
mendukung
(Sularso,
2011).
Elastisitas
yaitu variable tak-bebas
mengukur
persentase
Kemampuan keuangan daerah terdiri atas
perubahan dari nilai variable tak-bebas
3 (tiga) kelompok, yaitu: a). tinggi, b)
sebagai akibat perubahan 1% nilai salah
sedang, dan c). rendah.
satu variable bebas (Aulia Tasman &
Penentuan keuangan
kelompok daerah
menggunakan
kemampuan
dihitung
formula
Havidz
Aima,
2014).
Dari
analisis
dengan
elastisitas PAD terhadap PDRB, diketahui
kemampuan
bahwa ada 12 provinsi (41,37%) yang
141
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
mempunyai nilai elastisitas ≥ 1. Setiap
produksi diberbagai kegiatan ekonomi,
perubahan PDRB di 12 provinsi tersebut
selalu mengalami perubahan seperti itu.
sensitif terhadap perubahan/peningkatan
Oleh
PAD. Sementara di
misalnya, berapakah tingkat kenaikan
17 provinsi lain
karena
itu
sukar
mengetahui
(58,62%), perubahan PDRBnya tidak
harga barang konsumsi
cukup mempengaruhi peningkatan PAD.
produksi sektor industri dalam satu tahun
Bagi daerah dengan elastisitas < 1 patut
tertentu.
diduga nilai tambah
masalah seperti itu, digunakan angka
banyak
keluar
kegiatan
PDRB-nya lebih
dari
daerah
tempat
perekonomian
tersebut
diselenggarakan. (Bappenas, 2002) Banyak
keterangan-keterangan
Maka,
untuk
mengatasasi
indeks. Angka indeks dapat didefenisikan sebagai
angka
perubahan yang
atau tingkat
yang
rata-rata
menunjukkan
sekumpulan
data
tertentu dari waktu ke waktu (Sukirno,
sederhana yang merupakan gambaran
2015)
umum mengenai perubahan yang berlaku
Angka indeks adalah instrument yang
dalam suatu bidang
kegiatan ekonomi,
sangat sering digunakan untuk mengukur
sebagai contoh mengenai tingkat kenaikan
perubahan dalam level dari bermacam
harga-harga
variable
produksi.
atau
tingkat
kenaikan
ekonomi.
Angka
indeks
Harga berbagai jenis barang
berhubungan dengan bermacam venomena
mengalami perubahan yang berbeda dari
ekonomi yang secara teratur dikumpulkan
waktu ke waktu. Ada
dan diperbanyak atau disebarkan. Secara
yang mengalami
kenaikan cepat, ada yang mengalami
konsep
kenaikan yang lambat dan ada pula yang
digunakan untuk perbandingan atas waktu
tidak
atau
atau ruang atau keduanya. Angka indeks
Begitu pula dengan tingkat
digunakan untuk mengukur perubahan
mengalami
penurunan.
kenaikan
angka
indeks
mungkin
saja
142
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
harga dan kuantitas atas waktu, sekaligus
proses
sebagai pengukuran perbedan dalam level
menghasilkan sesuai dengan apa yang
antarperusahaan, industri, daerah atau
telah digariskan dengan menggunakan
negara. (Aulia Tasman & Havidz Aima,
sumber-sumber
2014.)
mungkin (Halim & Iqbal, 2012)
Efektivitas dalam pemerintahan daerah
Efektivitas berasal dari kata efektif yang
dapat diartikan penyelesain kegiatan tepat
mengandung pengertian pencapaian hasil
waktu dan dalam batas anggaran yang
dari tujuan
tersedia, dapat berarti pula mencapai
Efektivitas selalu terkait dengan hasil
tujuan dan sasaran seperti apa yang
yang
direncanakan.
demikian,
dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari
penyimpangan dalam pelaksanaan tetapi
banyak sudut pandang (view point) dan
mempunyai dampak yang menguntungkan
dapat dinilai dengan banyak cara dan
pada kelompok sasaran, maka suatu
mempunyai kaitan yang erat dengan
kegiatan dapat dikatakan efektif. Semakin
efisiensi.
besar
yang
Mardiasmo (2009:132) efektifitas pada
dilakukan terhadap nilai pencapaian tujuan
dasarnya berhubungan dengan pencapaian
atau
dapat
tujuan atau target kebijakan (hasil guna).
dikatakan efektif (Halim &Iqbal, 2012:
Efektifitas merupakan hubungan antara
30).
keluaran dengan tujuan atau sasaran yang
Menurut United Nations Development
harus
Programs
dikatakan efektif apabila proses kegiatan
Namun
kontribusi
sasaran
pengeluaran
yang
(UNDP),
ditentukan
salah
satu
dan
lembaga-lembaga
yang
tersedia
sebaik
yang telah ditetapkan.
diharapkan
dicapai.
dengan
Kegiatan
karakteristik good governance adalah
mencapai
Effectiviness and efficiency, yaitu proses-
kebijakan (spending wisely).
tujuan
dan
hasil
yang
operasional
sasaran
akhir
143
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
Salah satu prinsip pengelolaan pengeluaan
ditinjau
daerah adalah Value for Money
yang
Keuangan Daerah lebih tinggi setelah
menuntut adanya output yang optimal atas
otonomi daerah, 5) Indeks Kemampuan
pengeluaran yang dialokasikan sehingga
Keuangan (Growth, Share dan Elastisitas)
setiap pengeluaran harus berorientasi atau
berpengaruh
bersifat ekonomis, efesien dan efektif
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
(Halim & Iqbal, 2012 : 29). Tujuan
3. METODE PENELITIAN
dibentuknya
Penelitian
Undang-Undang
Otonomi
dari
Indeks
positif
Kemampuan
dan
dilaksanakan
signifikan
sejak
bulan
Daerah adalah mempercepat terwujudnya
Agustus
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
bertujuan menganalisis Growth PAD,
kemandirian dan daya saing daerah, serta
Share PAD, Elastisitas PAD, Indeks
efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan
Kemampuan
Keuangan
pemerintahan daerah (pertimbangan poin
Pengaruhnya
terhadap
(a) dan (b) UU. Nomor 32 Tahun 2004).
Ekonomi.
hingga
Desember
2016,
(IKK)
dan
Pertumbuhan
Meliputi seluruh
Kab/Kota
Provinsi Sulawesi Selatan, menggunakan Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan 20 tahun data sekunder (realisasi APBD
penelitian
dan
kajian pustaka serta 10 tahun sebelum dan 10 tahun sesudah
kajian kajian terkait, maka pada penelitian pelaksanaan
otonomi
daerah).
Alat
ini dihipotesiskan sebagai berikut: 1) analisis
yang
digunakan
terdiri
dari
matematik
mengadopsi
Pertumbuhan PAD lebih tinggi setelah persamaan otonomi
daerah,
2)
Kemandirian metode kajian Bappenas (2012) dan uji
Keuangan Daerah lebih tinggi setelah regresi menurut Sugiyono (2013) sbb : otonomi daerah, 3) Elastisitas PAD lebih Elastisitas adalah rasio pertumbuhan PAD tinggi
setelah
otonomi
daerah,
4) dengan pertumbuhan
PDRB. Rasio ini
Efektivitas pelaksanaan otonomi daerah
144
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
bertujuan
melihat
sensitivitas
atau
elastisitas PAD terhadap pertumbuhan PDRB suatu daerah : PADt –PADt-1 PDRBt – PDRBt-1 Eleastisitas = ------------------ ● ------------------------…………………..…..(3.1) PADt-1 PDRBt-1 Keterangan : Nilai Elastisitas ≥1, dikatakan sensitif Nilai Elastisitas ,1, dikatakan tidak sensitive Sumber : Bappenas, 2012
…..……………………..……… ………….(3.3) PADt-1 Keterangan : PADt = Pendapatan Asli Daerah tahun t PADt-1 = Pendapatan Asli Daerah tahun t1 PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto tahun t PDRBt-1 = Produk Domestik Regional Bruto tahun t-1 Sumber : Bappenas, 2012
Pemetaan dan Analisis Kemampuan (efektivitas) Keuangan Daerah dengan Metode Kuadran dan Metode Indeks . Yang dimaksud metode kuadran adalah
Share merupakan rasio PAD terhadap salah
satu
cara
menampilkan
peta
belanja rutin dan belanja pembangunan kemampuan
(efektivitas)
keuangan
Masing-masing
kuadran
daerah. Rasio ini mengukur seberapa jauh daerah. kemampuan daerah membiayai kegiatan ditentukan oleh besaran nilai growth dan rutin dan kegiatan pembangunan. Rasio ini share. Dengan nilai growth dan share dapat
digunakan
untuk
melihat maka
masing-masing
kabupaten/kota
kemandirian keuangan daerah: dapat diketahui posisinya (pada kuadran
PADt Share = ------------------- x 100 % ……………………...… …………………......(3.2) Total Belanja
berapa) berdasarkan Metode Kuadran (titik tengah rata-rata provinsi)
Growth merupakan angka pertumbuhan PAD tahun i dari tahun i-1.
PADt –PADt-1 Growth = --------------------- x 100%
145
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
Berdasarkan persamaan diatas maka Tinggi
persamaan IKK dapat ditulis sebagai II Share
I berikut:
Rendah
Tinggi
XG + XE + XS IKK = ---------------IV III …………………………………………… Rendah …...………….(3.5) 3 Growth Keterangan: XG = Indeks Pertumbuhan (PAD) XE = Indeks Elastisitas (Pertumbuhan Sumber : Bappenas, 2012 PDRB terhadap pertumbuhan PAD) XS = Indeks Share (PAD terhadap APBD) Adapun metode Indeks Kemampuan Sumber : Bappenas, 2012. Keuangan (IKK) merupakan rata-rata Nilai IKK 24 kabupaten/kota di Provinsi hitung dari Indeks Pertumbuhan (Growth), Sulawesi Selatan diurut dimulai dari Indeks Elastisitas, dan Indeks Share. yang terbesar sebagai berikut : Untuk menyusun indeks ketiga komponen • Sepertiga besar pertama tersebut, ditetapkan nilai maksimum dan dikelompokkan dan dikategorikan minimum dari masing-masing komponen. sebagai kabupaten/kota yang Menyusun indeks untuk setiap komponen mempunyai kemampuan IKK dilakukan dengan menggunakan keuangan tinggi. persamaan umum : • Sepertiga besar kedua Nilai X hasil dikelompokkan dan dikatagorikan pengukuran – Nilai X kondisi minimum Indeks X = -------------------------sebagai kabupaten/kota yang --------------------------------------------……... (3.4) mempunyai kemampuan Nilai X kondisi maksimum – Nilai X kondisi minimum keuangan sedang. •
Sepertiga
besar
terakhir
dikelompokkan dan dikatagorikan
146
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
sebagai yang
kabupaten-kabupaten mempunyai
sebelumnya.
kemampuan
menganalisis
ada
indikator pertumbuhan PAD (Growth
keuangan rendah. Untuk
Didalamnya
PAD), Share (porsi PAD terhadap
apakah
indeks
APBD),
Elastisitas
(Growth
kemampuan keuangan (IKK) berpengaruh
PAD/Growth
terhadap pertumbuhan ekonomi, maka
berpengaruh positif dan signifikan
digunakan alat analisis regresi linier
mendorong pertumbuhan ekonomi
berganda.
daerah.
Secara umum persamaan
regresi sederhana (dengan satu predictor)
b)
dapat dirumuskan sebagai berikut :
PDRB),
serta
Era sebelum dan setelah otonomi daerah adalah 10 tahun sebelum dan
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + …. + bn
setelah UU No. 32 tahun 2004 (UU
Xn……………..…………………………
Otonomi Daerah) ditetapkan dan
……..(3.6)
diberlakukan.
Y = Nilai yang diprediksikan (Pertumbuhan PDRB) a = Konstanta atau bila harga x = 0 b = Koefisien regresi X = Nilai Variabel Independen (X1 = Share PAD, X2 = Growth PAD, X3= Elastisiats PAD) Sumber : Sugiyono, 2013
c)
Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) merupakan Indeks
rata-rata
hitung
Pertumbuhan
dari
(Growth),
Indeks Elastisitas, dan Indeks Share. d)
Kinerja
keuangan
daerah
adalah
Dalam penelitian ini, yang dimaksud semua indikator yang digunakan dengan : dalam penelitian ini yakni APBD, a)
Pelaksanaan
otonomi
daerah PAD, PDRB dan indiaktor hasil
dikatakan
efektif
jika
Indeks analisisnya
(growth,
share,
dan
Kemampuan Keuangan (IKK) lebih elastisitas), serta indeks kemampuan tinggi pada era setelah pelaksanaan keuangan. otonomi
daerah
dibanding
era
147
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
e)
Pertumbuhan ekonomi adalah data
ketiganya merupakan pemekaran dari
pertumbuhan ekonomi yang telah
Kabupaten
dipublikasikan
kabupaten/kota
oleh
instansi
Luwu.
Beberapa
yang
mencatatat
pemerintah (BPS dan atau instansi
peningkatan nilai absolut PAD yang
pemerintah lainnya) yang resmi.
sangat
signifikan
antara
lain
Kota
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Makassar, Kab Pangkep, Kab. Gowa, Kab.
a) Pertumbuhan PAD
Tana Toraja dan Kab. Bone.
Berdasarkan data realisasi APBD 2004-
agregat provinsi, realisasi PAD meningkat
2014 (Kemenkeu, annual report), tampak
6,6 kali lipat pada era otoda.
bahwa pertumbuhan PAD
Delapan
sebelum dan
kabupaten/kota
Secara
yakni
Kab.
sesudah otonomi daerah tidak berbeda
Bantaeng, Barru, Jeneponto, Pangkep,
signifikan, dimana secara agregat Provinsi
Sidrap, Sinjai, Tana Toraja dan Parepare
Sulawesi Selatan hanya tumbuh sedikit
malah mencatat penurunan growth yang
lebih besar 0.4% (17.3 % menjadi 17.7%).
yang
Delapan dari 24 kab/kota atau 33.3%
lainnya mencatat pertumbuhan yang tidak
malah
besar.
mengalami
penurunan
signifikan.
Sementara
kab/kota
Hanya ada tiga kabupaten/kota
pertumbuhan.
yakni Kabupaten Selayar, Kota Makassar
Realisasi PAD kabupaten/kota Provinsi
dan Kabupaten Bone yang mengalami
Sulawesi Selatan
dari tahun ke tahun,
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
semuanya mengalami peningkatan dengan
besar pada masa otonomi daerah masing-
trend
masing 53.4%, 32.4% dan 22.7%.
yang
kabupaten/kota
terus yang
naik, masih
kecuali
3
fluktuatif
Analisis data tersebut diatas menunjukkan
yakni Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten
bahwa desentraliasi yang sudah berjalan
Luwu Timur dan Kota Palopo yang
lebih dari 10 tahun, namun belum mampu
148
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
mendorong pertumbuhan PAD daerah
kemandirian daerah otonom.
otonom sesuai dengan amanah undang-
besar kabupaten/kota masih tergantung
undang otonomi daerah
pada dana perimbangan pusat (DAU dan
b) Share
DAK).
Bisa jadi
belum
memahami
PAD (PAD/Total Belanja
Daerah)
Sebagian
pemerintah daerah sepenuhnya
esensi
Data share atau kontribusi PAD terhadap
pelaksanaan desentraliasi, atau adanya
APBD
kendala
kabupaten/kota
di
Provinsi
kompetensi
dalam
Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa
mengeksplorasi potensi-potensi PAD di
porsi (share) PAD setelah lebih dari 10
daerahnya.
tahun pelaksanaan otonomi daerah di
daerah
Provinsi Sulawesi Selatan, ternyata lebih
bagaimana
rendah 0.8% dari porsi PAD sebelum
perimbangan yang lebih besar dari tahun
otoda. 54% (13 dari 24) kabupaten/kota
ke tahun, sehingga tidak cukup waktu,
tidak mampu mempertahankan porsi PAD
tenaga dan pemikiran yang dicurahkan
yang telah terjadi pada masa sebelum
kepada
otoda.
potensi-potensi
Hanya Kota Makassar, Kota
Bisa jadi juga
terjebak
pemerintah
dalam
pemikiran
mendapatkan
bagaimana PAD.
dana
memaksimalkan Sepertinya
Palopo dan Kabupaten Jeneponto yang
pemerintah daerah cukup puas dengan
mencatat pertumbuhan share PAD cukup
adanya
besar, masing-masing 9.8%, 5.7% dan
Pertumbuhan
2.5%.
indikator ekonomi lainnya dari tahun ke
Fakta ini membuktikan bahwa tujuan
tahun.
pelaksanaan desentralisasi di Provinsi
Selatan yang 10 tahun terakhir selalu
Sulawesi
mencatat pertumbuhan ekonomi di atas
Selatan
belum
tercapai.
Desentralisasi belum mampu mewujudkan
peningkatan
APBD,
PDRB,
ekonomi dan indikator-
Khususnya Provinsi Sulawesi
pertumbuhan
nasional,
tanpa
melihat
149
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
sumber pertumbuhannya, apakah dari
peningkatan dan penurunan elastisitas
kemampuan sendiri atau lebih karena
sama.
bantuan pusat.
bahwa belum adanya pola yang baku,
c)
Elastisitas
PAD
(pertumbuhan
PAD/pertumbuhan PDRB)
Dinamika
ini
mengindikasikan
terukur dan konsisten yang digunakan pemerintah daerah dalam memaksimalkan
Elastisitas PAD adalah analisis yang
potensi
menjelaskan sejauh mana pertumbuhan
pertumbuhan ekonominya.
PAD mendorong pertumbuhan
PDRB
d)
yang
utama
merupakan
indikator
Peta
PAD
dan
untuk
Indeks
mendorong
Kemampuan
Keuangan (IKK)
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Berdasarkan metode kuadran (titik tengah
Elastisitas PAD kabupaten/kota Provinsi
rata-rata provinsi), dengan menggunakan
Sulawesi Selatan pada masa sebelum
indikator share dan growth PAD, dapat
otonomi
(1.24)
digambarkan bahwa sebelum pelaksanaan
dibanding setelah otonomi daerah (0.89),
otoda, 18 dari 24 kabupaten/kota di
yang berarti daya dorong pertumbuhan
Provinsi Sulawesi Selatan berada pada
PAD terhadap pertumbuhan PDRB lebih
kuadran II dan III, tergolong kurang
besar di masa sebelum otonomi daerah
ideal.
dibanding
tergolong
daerah
lebih
elastis
setelahnya.
Jumlah
Ada 2 kabupaten/kota yang tidak
ideal
(berada
pada
kabupaten/kota yang memiliki elastisitas
kuadran IV), yakni Kabupaten Jeneponto
>1 atau dikategorikan elastis pada masa
dan Selayar.
sebelum dan setelah otoda jumlahnya
yang tergolong ideal (kuadran I) yakni
sama
Hanya 4 kabupaten/kota
15,
namun
dengan
Kota Parepare, Kabupaten Pangkep, Gowa
yang
berbeda,
berarti
dan Wajo. Setelah era otoda, malah tidak
jumlah kabupaten/kota yang mengalami
ada lagi kabupaten/kota yang tergolong
yakni
kabupaten/kota
150
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
ideal, 1 tergolong tidak ideal, selebihnya
nilai IKK pada masing-masing kategori
kurang ideal.
yang dirata-ratakan, maka diperoleh data
Jika
dihitung
keuangan
indeks
(IKK),
kemampuan daerah
dapat
digolongkan ke dalam 3 kategori, yakni kemampuan keuangan tinggi, sedang dan rendah.
33,33%
tertinggi
pertama
digolongkan IKK tinggi, 33.33% tertinggi
sebagai berikut : Tabel .1 Rata-Rata Nilai IKK Kab/Kota Prov. Sulsel Sebelum dan Setelah OTODA. Kategori Sebelum Setelah OTODA OTODA TINGGI 9.68 10.57 SEDANG 6.55 8.74 RENDAH (6.37) 0.06
Sumber : Hasil olahan data Kemenkeu
kedua digolongkan IKK sedang, dan
Data di atas menunjukkan ada perbaikan
33.33% lainnya digolongkan IKK rendah
IKK di semua kategori, baik yang tinggi,
(terlampir)
sedang maupun rendah. Pada kategori
Hal yang menarik untuk dicermati dari
tinggi terjadi peningkatan 9.2%, pada
perbandingan data IKK tersebut di atas
kategori sedang terjadi peningkatan 33.4%
adalah, ternyata hanya ada 3 kabupaten
dan pada kategori rendah meningkat
yang secara konsisten memiliki IKK yang
106,3%.
tinggi,
Wajo,
pelaksanaan otonomi daerah berdampak
baik sebelum
pada peningkatan IKK kabupaten/kota di
yakni
Kabupaten
Bulukumba dan Takalar
Hal
ini
menunjukkan
maupun setelah era otonomi daerah,
Provinsi Sulawesi Selatan.
sementara
menunjukkan pula bahwa kabupaten/kota
kabupaten
lain
mengalami
Data ini
pergeseran kategori secara acak.
yang telah memiliki IKK yang lebih tinggi
Namun demikian secara agregat provinsi,
cenderung
ada peningkatan IKK setelah era otonomi
dibanding kabupaten/kota
daerah menjadi 7.64 dari 7.03 sebelum
yang rendah.
tumbuh
lebih
rendah
dengan IKK
otoda. Sejalan dengan hal ini, jika melihat
151
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
Berdasarkan analisis komparatif sebelum
terakhir
dan sesuadah pelaksanaan otonomi daerah
Sebelum
dari 5 indikator diatas, maka dapat
pertumbuhan mencapai 4.65% dan setelah
disarikan sebagai berikut :
otonomi daerah naik menjadi 6.89% atau lebih
Tabel .2 Rangkuman Perbandingan IndikatorIndikator Kajian Keuangan Daerah Kab/Kota Prov. Sulsel Sebelum dan sesudah Pelaksanaan Otonomi Daerah Indikator Before After Better/Wo Otoda Otoda rse Growth 17.3% 17.7% 0,4% PAD Share 8.1% 7.3% -0.8% PAD Elastisitas 1.24% 0.8% -0.56% PAD IKK 7.03 7.64 0.61 Pertumbu 4.65% 6.89% 2.24% han Ekonomi Peta 75 % 96% worse Kemampu Kab/K Kab/k an ota ota Keuangan kurang kurang ideal, ideal, 16% 4% tdk ideal ideal dan 9 % tidak ideal. Sumber: Hasil olahan data Kemenkeu e)
Pengaruh
IKK
Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
rata-rata
mencapai
5.77%.
daerah
rata-rata
otonomi
baik
kabupaten/kota
2.24%. mencatat
Beberapa pertumbuhan
lebih besar dari rata-rata provinsi dan sebagian lainnya lebih rendah. Analisis regresi berganda dengan variabel dependen pertumbuhan ekonomi dengan 3 variabel independen yakni share, growth dan elastisitas PAD memberikan berbagai informasi. Dari model
summary dapat
dijelaskan bahwa secara bersama-sama variabel share, growth dan elastisitas berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar
14.7%
(pengaruh
variabel
idependen terhadap variabel dependen menngunakan koefisien determiansi atau R-square). Jika mengunakan nilai akurasi yang lebih baik maka pengaruh ketiga variabel tersebut hanya 13 % (nilai
Pertumbuhan
ekonomi
kabupaten/kota Adjusted R-Square 0.13) dengan tingkat
Provinsi Sulawesi Selatan dalam 15 tahun
152
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
kearutan 98.0272 % (Standart eror of the
0.152 atau 15,2%. Share PAD secara
estimate 1.97380).
parsial berpengaruh positif dan signifikan
Sementara informasi yang diperoleh dari
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
tabel anova, dapat disimpulkan bahwa
sejalan dengan Studi Indef (2011) yang
ketiga
secara
menemukan bahwa, jika belanja daerah
simultan tidak berpengaruh pada variabel
(APBD) dinaikkan 10%, maka akan
dependen dimana nilai signifikansi atau
menyumbang
probabilitas sebesar 0.05, tidak lebih kecil
ekonomi sebesar 0,06 %. Jika DAU dan
dari nilai cut off (0.05). Hal ini memberi
DAK (Dana Alokasi Khusus) ditingkatkan
kesimpulan bahwa secara bersama-sama
10 %, maka donasi terhadap kenaikan
variabel share, growth dan elastisitas tidak
pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 0,03
berpengaruh
% dan 0,02 %. (Bappenas, 2012).
variabel
independen
terhadap
pertumbuhan
kenaikan
pertumbuhan
ekonomi daerah. Hal tersebut diperkuat
Sementara
dari hasil uji F, dimana diperoleh F-Tabel
growth
sebesar 3.04, lebih besar dari F-Hitung
berpengaruh negative walaupun tidak
2.628.
signifikan.
Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
penelitian serupa oleh Kurniawan Donny
2
variabel
PAD
dan
lainnya
yakni
elastisitas
PAD
Hal ini sejalan dengan
(2008) yang telah meneliti pengaruh Y = 5,883 + 0,152X1 – 0,296X2 – kinerja keuangan terhadap pertumbuhan 0,002X3 + e ekonomi kab/kota di Provinsi Sumatera …………………………..……..(4.1) Barat pada era otonomi daerah,
yang
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan salah satu kesimpulannya adalah bahwa bahwa jika growth dan elastisitas konstan, rasio
efektivitas
dan
efesiensi
tidak
maka setiap kenaikan 1% share akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar
153
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
mempunyai pengaruh yang signifikan
variabel tersebut dengan pertumbuhan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
ekonomi. Pada variabel elastisitas PAD
Fenomena
ganjil,
berlaku hal yang sama, karena elastisitas
semestinya setiap kenaikan PAD (Growth
PAD adalah turunan growth PAD, dimana
PAD) dapat
mendorong pertumbuhan
elastisitas PAD diformulasikan terutama
(elastisitas), lalu berujung pada
dari growth PAD (persamaan 3.1 pada bab
PDRB
tersebut
pertumbuhan
tampak
ekonomi
sesuai
derajat
III). Lain halnya dengan
Share PAD
korelasinya. Untuk mengetahui penyebab
memperlihatkan terlihat trend yang stabil
keganjilan ini perlu dilakukan kajian
sama dengan kestabilan pertumbuhan
secara
ekonomi sehingga alat analisis membaca
khusus
pada
waktu
dan
kesempatan lain. Namun demikian dapat
sejalan antar keduanya.
dijelaskan
yang
Analisa dari sisi laju pertumbuhannya,
disajikan berikut ini, bahwa growth PAD
growth PAD lebih agresif rata-rata sekitar
mengalami
pertumbuhan yang sangat
13,0% dibanding pertumbuhan ekonomi
fluktuatif,
berbanding terbalik dengan
cenderung melambat pada 2,65 %, hal
pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil
inilah yang menyebabkan analisis regresi
dengan trend terus meningkat.
menunjukkan pengaruh yang seakan-akan
berdasarkan
grafik
Dalam
kondisi pertumbuhan ekonomi naik atau
bertolak belakang (negative).
turun secara konservatif, lalu kemudian
variabel elastisitas PAD sebaliknya secara
secara kontras growth PAD naik atau
y-t-y malah menurun menjadi minus 1.42,
turun dengan drastis dan terus terjadi pada
berbanding terbalik dengan pertumbuhan
jangka waktu yang panjang , maka
APBD,
menyebabkan
ekonomi.
alat
analisis
membaca
PDRB
maupun
Untuk
pertumbuhan
seakan-akan berbanding terbalik antara
154
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
dalam
APBD,
PDRB
maupun
pertumbuhan ekonomi.
35.00%
Analisis lebih lanjut yang telah dilakukan
30.00%
pada penelitian ini adalah pengaruh ketiga
25.00%
variabel
20.00%
diformulasikan
15.00%
jika
ketiganya
menjadi
Growth PAD
indeks
kemampuan keuangan (IKK), Share PAD bagaimana
10.00%
Growth PDRB
pengaruhnya
5.00%
ekonomi.
0.00%
terhadap pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa IKK berkontribusi
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
-5.00%
tersebut,
pada pertumbuhan ekonomi hanya sebesar
-10.00%
3.4%, (R-Korelasi sebesar 0.034) bahkan Gambar .1
Rata-rata Pertumbuhan PAD, Share, PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kab/kota Prov. Sulawesi Selatan periode 2001-2014 Sumber : Hasil olahan data Kemenkeu
jika mengunakan nilai yang lebih akurat
Dari grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa
1.47584).
secara
Selain itu, dari tabel anova diperoleh
agregat
provinsi,
rata-rata
hanya 0.25% (R-Square sebesar 0.05) dengan
tingkat
(standart
error
keakuratan
98.52%
estimate
sebesar
of
kabupaten/kota mengalami pertumbuhan
informasi
indikator-indikator ekonomi yang diteliti,
dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai
tetapi kesemuanya itu tidak mampu
cut off (0.05), maka disimpulkan bahwa
mendorong ekonomi secara signifikan
IKK
karena
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
indikator-indikator
tersebut
signifikansi
sebesar
0.837,
berpengaruh positif namun tidak
memiliki kontribusi yang sangat kecil
155
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
di Provinsi Sulawesi Selatan. Persamaan
kemandirian dan kemampuan keuangan
regresi diperoleh sebagai berikut ;
daerah otonom yang dapat berdampak
Y
=
5.725
+
0.006X1
+
pada pertumbuhan ekonomi.
e…………………………………………
5. SIMPULAN
……………(4.2)
Berdasarkan hasil kajian-kajian di atas,
mengisyaratkan bahwa setiap kenaikan
dan sesuai tujuan penelitian yang sudah
IKK 1%, maka hanya mampu mendorong
ditetapkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 0.6%.
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa
1.
pertumbuhan
APBD,
PDRB
maupun
sebelumnya,
maka
dapat
Pertumbuhan PAD periode setelah otonomi daerah sedikit lebih baik
pertumbuhan ekonomi yang terjadi di
dibanding
kabupaten/kota Provinsi Sulawesi selatan,
otonomi daerah, namun tidak berbeda
bukan
signifikan.
karena
kemampuan
keuangan
daerah atau kemandirian keuangan daerah yang meningkat,
2.
sebelum
palaksanaan
Porsi PAD (share) terhadap APBD
namun lebih karena
setelah hampir 20 tahun pelaksanaan
disokong oleh unsur lain yakni dana
otonomi daerah di Provinsi Sulawesi
perimbangan pusat, apakah itu bentuknya
Selatan, ternyata lebih rendah dari
dana alokasi umum (DAU), dana alokasi
porsi PAD sebelum pelaksanaan
khusus (DAK) atau bentuk lainnya, yang
otonomi daerah.
berarti tujuan pelaksanaan desentraliasi belum
tercapai
Diperlukan komprehensif
atau
kajian mengapa
tidak
efektif.
yang
lebih
3.
Pada
era
sebelum
otoda
PAD
kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan
tergolong
elastis
(>1),
pelaksanaan
sementara selama era otoda nilainya
otonomi daerah belum mampu mendorong
menurun menjadi tidak elastis (<1).
156
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
4.
Mengartikan bahwa daya dorong
kabupaten/kota
pertumbuhan
PAD
terhadap
Selatan. Share PAD secara parsial
pertumbuhan
PDRB
(elastisitas)
(individu) berpengaruh positif dan
lebih besar di masa sebelum otonomi
signifikan, sedangkan growth PAD
daerah dibanding setelahnya.
dan elastisitas PAD berpengaruh
Peta kemampuan keuangan daerah
negative, namun tidak signifikan.
berdasarkan share dan growth setelah hampir
20
5.
Kontribusi IKK pada pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Provinsi
mengalami
Sulawesi Selatan tergolong sangat
penurunan, dimana tidak ada lagi
kecil, dan tidak berpengaruh secara
kabupaten/kota yang tergolong ideal.
signifikan.
Secara
daerah
agregat
peningkatan
provinsi,
terjadi
indeks kemampuan
8.
Berdasarkan poin-poin di atas, maka disimpulkan
bahwa
pelaksanaan
keuangan (IKK) setelah otoda dan
desentralisasi
terjadi pada semua kategori dengan
Provinsi Sulawesi selatan belum
kecenderungan kabupaten/kota yang
efektif dalam pencapaian tujuan yang
memiliki
tercantum
IKK
lebih
tinggi
di
dalam
kabupaten/kota
undang-undang
mengalami peningkatan yang lebih
otonomi daerah (UU. Nomor 23
kecil dari kab/kota yang memiliki
Tahun 2004).
IKK lebih rendah. 6.
Sulawesi
pelaksanaan
otonomi
tahun
7.
Provinsi
Growth
PAD,
6. DAFTAR PUSTAKA Share
PAD
dan
elastisitas PAD secara bersama-sama (simultan) pertumbuhan
berkontribusi ekonomi
Abdul Halim & Muhammad Iqbal, 2013, Pengelolaan Keuangan Daerah, Yogyakarta, UPP STIM YKNP
pada di
Aulia Tasman & Havidz Aima, 2014, Ekonomi Manajerial, Dengan
157
Jurnal Mirai Management, Volume 1 Nomor 1, April-September 2016
Pendekatan Matematis, Edisi ke 3, Jakarta, Rajawali Pers. Bappenas, 2012. Peta Kemampuan Keuangan Provinsi dalam Era Otonomi Daerah: Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya yang Dilakukan Daerah. Direktorat Pengembangan Otonomi Daerah, jurnal online. Badan
Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan , 2016. Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar
Badan Pusat Statistik, 2016. Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2011-2015, Buku 4 Pulau Sulawesi. Jakarta, PT. Citra Mawana Patamaro. Kemenkeu, 2004-2014, Annual Report Realisasi APBD, Jakarta, Direktorat Jenderal Pengembangan Otonomi Daerah. Kuncoro, 2004: Otonomi dan pembangunan daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta, Erlangga. Kurniawan, 2008. Pengaruh Kinerja euangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota/Kabupaten di Sumatera Barat Dalan Era Otonomi Daerah. Padang, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.
Saragih, 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi, Jakarta, Ghalia Indonesia. Studi Indef, 2012, Jawa Pos Jakarta, Edisi tgl 26 September 2012 Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Manajemen, Bandung, Alfabeta. Sukirno Sadono, 2015. Mikroekonomi, Teori Pengantar, Edisi ketiga, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada Sularso, 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi Belanja Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah. Media Riset Akuntansi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman Tadaro Michael, 1998. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta, Gelora Aksara Pratama Tambunan, 2001. Perekonomian Indonesia, Teori dan Temuan Empiris, Jakarta, Ghalia. The Asia Foundation, 2011, Jakarta. Media Indonesia, Edisi tgl 25 September 2012
Mardiasmo. 2009. Akutansi Sektor Publik, Yogyakarta, Andi Yogyakarta
158