Edisi
3
6 NOV 2013 Dari meja redaksi….
“AllahKu Allah Tritunggal!”
P
dt. Dr. Stephen Tong memulai sesi pagi ini dengan mengajak setiap peserta untuk tidak egois, karena egois adalah musuh Kristen. Musuh Kristen yang terbesar adalah setan. Kalau mau ikut Kristus harus menyangkal diri. Siapa menonjolkan diri, mengutamakan diri, adalah musuh Kristen. Kita perlu senantiasa diperbarui oleh Roh Kudus, sehingga sinkron dengan kehendak Tuhan. Kita perlu belajar mengutamakan Kerajaan dan Kebenaran Tuhan di atas apa pun juga di dunia ini. Kita harus lebih baik, lebih penuh cinta kasih, dan lebih hidup sungguh di hadapan Tuhan. Kita perlu menjadi orang Kristen yang takut akan Tuhan.
KIN Flash
Di dalam Efesus 2:1 dikatakan bahwa orang berdosa hidup di dunia tanpa pengharapan. Orang Kristen adalah orang-orang yang sementara diizinkan hidup di dunia yang berdosa ini, tetapi kita memiliki Tuhan. Pertanyaannya: Apakah orang melihat Tuhan melalui hidup kita? Ada cerita tentang seorang anak yang melihat seorang misionaris di sebuah kapal, yang memancarkan sifat kemurahan, sifat kesucian, sifat kesalehan, dan keagungan di dalam dirinya. Anak itu melihat Yesus di dalam kehidupan orang itu. Kita adalah manusia yang memiliki Allah dan Bersambung ke hal.6
The Word of God continues to be boldly preached! Into the second day of KIN, Ev. Maria Mazo stresses that the possibility to have an accurate understanding of who Jesus is comes by the grace of God through the Scripture. Rev. Michael Densmoor, a missionary to the Sudanese, reminds us all that Christ must proclaimed widely in Indonesia. Yet, many Christians continue to keep Christ for themselves, an irony considering that Christ has prepared the hearts of so many Moslems in Indonesia for the gospel! In his session, “Faith and Science,” Ev. David Tong states that Christian faith, far from being a hindrance for the progress of science, actually the necessary precondition that gives birth to modern science. In his morning session, Rev. Stephen Tong teaches that the fact that God created the world implies that God cannot be identified to this created world. And even though our knowledge of God comes from His own revelation of Himself, we assert what Reformed theology has always asserted that the One who reveals is the same as the things reveled. The fire of evangelism once again burns everybody who attended the evening session led by Rev. Stephen Tong when he challenges all churches to bring the gospel to those undeserving and marginalized. Just as Jesus came to call the sinners to repentance, so must us! (dt)
Sungguh kita harus bersyukur kepada Allah Tritunggal, yang telah mengaruniakan kepada kita anugerah yang begitu besar, yaitu bukan hanya boleh kembali kepada iman yang benar, iman di dalam Kristus, tetapi juga boleh belajar bertumbuh di dalam kebenaran-Nya. Kita telah melewati KIN hari pertama dengan begitu banyak berkat yang kita peroleh. Berbagai pengalaman unik mungkin telah kita dapatkan sepanjang hari pertama. Mulai dengan pengajaran firman Tuhan, yang boleh mencerahkan kita, mengoyak pemikiran kita untuk lebih cermat dan mendalam mempelajari firman, juga mendapatkan banyak teman baru dengan berbagai sharing pengalamannya. Kiranya kita boleh melihat semua itu sebagai kesempatan yang Tuhan beri untuk kita membentuk hidup kita lebih berkualitas sehingga bisa dipakai Tuhan lebih baik. Inilah doa kami: “Tuhan, terima kasih Engkau memberikan hari yang baru. Kiranya pada hari ini aku boleh menerima pengajaranMu dan menjadi berkat bagi sesamaku, dan memuliakan nama-Mu.” Amin. Redaksi.
SEKILAS
HATI SEORANG PEMIMPIN2
KIN
bagian
oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong
(sambungan dari bagian pertama)
P
aulus berkata, “ada siapa yang lemah, aku tidak turut merasa lemah, ada siapa yang jatuh, aku tidak cemas?” Kalimat seperti ini membuktikan Paulus adalah pemimpin yang baik dan teladan kita yang sejati. Kelemahan orang lain bukan menjadi bahan cemoohan kita, tetapi harus menjadi kesempatan kita menolongnya. Kegagalan orang lain bukan menjadi kesempatan kita menghinanya, melainkan menjadikan kesempatan bagi kita untuk introspeksi diri karena kita sebelumnya kurang memberi nasihat kepadanya, kurang berdoa bagi kelemahannya. Pemimpin yang baik mempunyai hati yang lapang, hati yang luas sehingga kelemahan, kekurangan, ketidakberhasilan orang lain itu menjadi tanggungan kita untuk mengubah situasi yang menjengkelkan menjadi visi yang mendorong kita lebih banyak melayani Tuhan. Saya sering berkhotbah dengan suara yang keras, tapi ada saatnya kita memerlukan kalimat-kalimat yang perlahan-lahan dan setiap kalimat kita mengunyahnya dengan baik-baik. Seorang pemimpin yang mempunyai hati yang lapang baik kepada kesuksesan maupun kegagalan orang lain, dia tidak merasa dirinya diganggu atau menganggap dirinya mempunyai kesempatan untuk menonjolkan atau membanggakan diri untuk memuliakan si “aku” yang lama. Seorang pemimpin yang hatinya lapang selalu mengingat bahwa dirinya sendiri hanyalah hamba Tuhan. Jika kita ingin maju, masih tersedia kesempatan, namun jika tidak mau mengawasi diri, kita bisa jatuh seperti mereka yang lain. Kalau saya mungkin sukses seperti orang yang saya kagumi, tidak ada tempat bagi iri hati di dalam hidupku. Kalau saya mungkin jatuh seperti mereka yang saya cinta, tidak ada tempat bagi kemuliaan dan kecongkakan di dalam hatiku. Orang semacam ini tidak akan memberikan tempat kepada setan. Hati yang lapang bukan hanya berfungsi secara horizontal kepada sesama manusia, hati yang lapang dan luas masih mempunyai relasi yang vertikal dengan Tuhan, yaitu melihat kemungkinan kita dilatih, diuji, diolah, dibentuk secara lebih luas dari segala kemungkinan yang mengaktualisasikan potensi yang sudah ditahan di dalam diri kita. Hati yang lapang selalu percaya masih ada kemungkinan untuk menjadi lebih baik dengan sungguh-sungguh taat kepada pimpinan Tuhan yang baru melalui kepekaan untuk mengikuti langkah-langkah Dia sebagai pemimpin yang asli. Hati yang lapang ini memberi kemungkinan Tuhan mengubah kita, memberikan kemungkinan transformasi diri kita di dalam proses pembentukan sampai kehendak Tuhan yang
2
terjadi. Orang yang bijak adalah orang yang tidak membatas diri di dalam situasi sekarang. Orang yang bijak adalah orang yang percaya menuju kepada kesempurnaan yang sedang berproses melalui intervensi Roh Kudus yang kadang-kadang kita rasakan sebagai gangguan terhadap kebebasan kita. Tetapi waktu kita mengingat kelancaran kebebasan yang kita nikmati sebagai satu
di dalam diri kita dan kita akan senantiasa bersukacita memuji Tuhan walaupun kita harus mengalami saat-saat yang pahit. Yesus berkata “mari ikutlah Aku, Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” Kalimat ini bukan hanya suatu ajakan atau sesuatu perintah tapi juga suatu janji. Dalam ajakan dan perintah-Nya,
Yesus Memanggil Murid-murid-Nya - Luk 5:3 (Gustave Dore) hak kita, di situlah kita sudah mencabut diri dari kemungkinan memperoleh pembentukan yang lebih dalam, lebih tinggi, dan lebih sempurna, hanya pada waktu kita percaya intervensi Allah adalah gangguan yang sangat memberikan faedah dalam jangka waktu yang panjang. Campur tangan Tuhan adalah bentuk kasih yang sementara menyakitkan tetapi akhirnya menuju kepada terjadinya kehendak Allah
Tuhan mengatakan “ikutlah Aku”. Di dalam janji, Tuhan mengatakan “Aku akan menjadikan engkau”. Ajakan yang mengandung perintah ini bukan hanya memberikan satu tugas untuk berjalan di belakang Kristus, juga menunjukkan bahwa kita memerlukan satu proses. Proses ini tidak diketahui berapa panjang, yang
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
Bersambung ke hal.7
SEKILAS
KIN
L i p u ta n S e putar KIN Hari Kedua 5 November 2013
...”Kami mayoritas, kami formalitas ..”!
L
iputan seputar KIN kali ini, kami mencari tahu dari peserta tentang signifikansi dan relavansi Alkitab, dalam kehidupan jemaat para penatua dan para Hamba Tuhan. Jawaban-jawaban yang kami terima beragam: ada yang menakjubkan, ada yang mencengangkan bahkan ada yang sangat memilukan sekaligus memberikan harapan ! Kita semua tentu sepakat, bahwa fungsi Alkitab sedemikan penting didalam konteks pertumbuhan rohani dan pelayanan. Melalui pembacaan Alkitab: Firman Allah yang tertulis itu kita dapat menemukan dan mengenali Allah yang menjadi subyek iman kita. Mengenali pribadi dan karakter Allah yang telah diwahyukan-Nya dengan melalui bahasa manusia dalam tulisan. Mengenali seluruh rencana, karya dan pekerjaan Allah yang telah diwahyukan dalam konteksnya relasi dengan umat Nya - manusia. Mengenali keutamaan Karya Kristus dan seluruh karya keselamatan yang telah digenapi Nya di atas kayu salib dan kebangkitan Nya demi kelepasan manusia dari ikatan kuasa dosa dan maut. Mengenali karya utama Roh Kudus adalah membawa kembali kepada Kristus kaum pilihan melalui konfirmasi Injil dan pemberitaan Injil. Hakekat gereja adalah kumpulan orang percaya yang tugas utamanya adalah memberitakan Kristus dan injil Nya. Sekalipun sebagian besar orang Kristen setuju tentang pentingnya Alkitab dan kebiasaan membaca Alkitab. Namun kami menemukan kenyataan yang beragam di antara para peserta. Ada gereja yang bukan saja hanya merasakan pentingnya Alkitab lalu mendorong jemaat untuk membacanya, gereja itu juga dengan penuh kesadaran dan kesabaran melibatkan diri untuk menerjemahkan dan melakukan distribusi
Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lokal suku dengan segala keterbatasan yang ada. Adapula gereja di mana hamba Tuhan yang melayani, dirinya sendiri belum pernah sekalipun selesai membaca Alkitab secara menyeluruh dari Kitab Kejadian hingga Wahyu, kecuali membaca Alkitab saat diperlukan hanya untuk khotbah saja. Ada gereja yang oleh karena keterbatasan latar belakang tertentu jemaat, hamba Tuhan harus berjuang dengan cara membaca Alkitab dengan bahasa tertentu dan menjelaskan bagian Alkitab itu dengan bahasa tertentu yang lain pula, agar bisa dimengerti oleh jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan tersebut. Ada pula wadah pendidikan Kristen yang hanya memiliki waktu sangat terbatas bagi para pendidik Kristen dan siswanya untuk membaca Alkitab, sekalipun itu hanya dilaksanakan sebagai bagian waktu pembelajaran di kelas. Ada gereja di mana justru kaum awamnya yang menangisi dan begitu sedih atas realitas semakin jauhnya orang Kristen membiasakan diri membaca Alkitab. Sedangkan kebanyakan hamba Tuhan tidak merasakan hal ini sebagai sesuatu yang ganjil dan keterhilangan. Menyikapi beragam fenomena seperti ini, kami ingin sekali lagi mengajak para peserta KIN untuk menyimak dan merenungkan sebagian keluh kesah, doa dan harapan dari beberapa orang hamba Tuhan yang dapat kami ajak memperbincangkan perkara ini. Seorang hamba Tuhan yang melayani di daerah pegunungan di pulau Jawa mengatakan: “Orang yang tahu Alkitab, tidak boleh tidak mengabarkan Injil. Itu suatu keharusan! Yang mengabarkan Injil sendirinya harus tahu Alkitab.” Seorang hamba Tuhan dari Indonesia Timur mengatakan: “... Kami telah bertekad bulat untuk terus berjuang untuk memungkinkan tersedianya Alkitab dalam bahasa-bahasa suku kami, bagi saudara-saudara kami di
pedalaman-pedalaman untuk mengenal Injil Yesus Kristus. Kami terbatas tapi kami mau terus berjuang ..!” Seorang penatua dari Indonesia Timur dengan airmata penuh kesedihan mengeluh mengatakan : “… Waktu beberapa puluh tahun lalu di setiap keluarga di daerah kami, ada waktu khusus yang disediakan oleh setiap anggota keluarga untuk membaca Alkitab dan berdoa bersama. Tahun-tahun belakangan ini televisi, telepon genggam, VCD dan hiburan-hiburan duniawi lainnya sudah merampok habis kami; ... merampok waktu kami membaca Alkitab! Alkitab hanya tinggal menjadi sebuah buku bagian dari adat kami saja ... pemahaman dasar iman sudah tidak ada! Orang Kristen sendiri harus di Injili lagi! Seorang Hamba Tuhan denxgan air mata penuh kejujuran mengatakan: “... Saya dengan jujur mengaku pada saat awal-awal pelayanan saya, memang saya belum serius membaca Alkitab. Membaca Alkitab hanya untuk kebutuhan pelayanan saja. Tiga tahun terakhir ini saya berjanji untuk berubah, setelah mendengar tentang KPIN dan sendiri hadir di KPIN, saya di tegur; hati saya seperti dipukul palu besar untuk berubah. Saya mulai serius membaca Alkitab, mengajak orang lain serius membaca Alkitab dan ingin merubah seluruh Sinode dan jemaat di mana saya melayani supaya berubah kembali kepada Alkitab. Jikalau Pak Stephen Tong mengatakan seorang hamba Tuhan harus bisa menginjili, menggembalakan dan mengajar, ...maka kami belum pernah melahirkan, belum pernah menginjili dengan sungguhsungguh, apalagi menggembalakan dan mengajar. Kami memang menjadi orang Kristen dan sekaligus mayoritas di daerah kami, tapi kami juga cuma formalitas di dalam iman kami!” (lhw).
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
3
SEKILAS
Supper at Emmaus, Caravaggio
KIN
The Return of the Prodigal Son, Rembrandt
L
C
aravaggio (1573-1610) adalah seorang pelukis Italia yang hidup pada zaman Barok. Lukisan ini dapat disaksikan di Sophilia Fine Art Center. Zaman Barok ditandai dengan prinsip kontras dan ilusi. Dua prinsip ini sama-sama hadir dalam lukisan Supper at Emmaus. Kita melihat gambaran kontras reaksi antara dua murid: yang celik, dapat mengenali Yesus yang sejak sebelumnya sudah berjalan bersama dengan mereka, dengan reaksi pelayan yang sekalipun juga melihat Yesus namun tetap tidak terlibat dalam pengenalan siapa Yesus sesungguhnya. Lukas mencatat bahwa mereka menjadi celik ketika Yesus “mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka” (Luk. 24:30). Ini berarti pengenalan akan Yesus terutama bukanlah pada penampakan wajah dan tubuh-Nya melainkan berkaitan sangat erat dengan karya penebusan-Nya (roti yang dipecahkan itu melambangkan tubuh Kristus yang sudah dipecahkan di atas kayu salib). Caravaggio menggunakan teknik yang disebut foreshortening yaitu misalnya tangan yang menjulur ke arah penonton. Melalui ini ada efek ilusi tiga dimensi dan kesan dramatis pada lukisan Caravaggio.
u k i s a n ini dapat Saudara saksikan di lantai 1 Gedung Kebudayaan, di sebelah lift. Rembrandt van Rijn (16061669) adalah seorang pelukis dari Belanda yang juga hidup pada zaman Barok. Ia juga dipengaruhi oleh gaya Caravaggio yang dikenal dengan teknik pencahayaan yang kontras menggambarkan s u a s a n a yang lebih dramatis. Gerakan Reformasi Calvinisme juga turut memengaruhi perkembangan seni di Belanda: sekarang hal-hal sederhana dalam keseharian juga mendapat tempat dalam karya seni. Lukisan kembalinya anak hilang ini menggambarkan tangan kiri sang ayah yang maskulin sementara tangan kanannya mengekspresikan tangan keibuan. Di sebelah kanan digambarkan sang anak sulung dengan tangan yang terlipat menyatakan tidak mau terlibat dalam belas kasihan dan pengampunan bapanya kepada anak bungsu yang pulang kembali. Lukisan ini dianggap melampaui lukisan Barok lainnya dalam hal membangkitkan perasaan keagamaan yang dalam tentang penerimaan dan pengampunan. Tanpa belas kasihan ilahi sedemikian mustahil seorang mempunyai kerinduan untuk membawa manusia yang terhilang kembali kepada Tuhan. (BK)
Messiah, Georg Friedrich Händel
O
ratorio Messiah adalah salah satu oratorio yang paling banyak dipentaskan di seluruh dunia. Komponisnya, Georg Friedrich Händel (1685-1757) adalah seorang Jerman yang belajar teknik komposisi Italia dan hidup di Inggris pada akhir hidupnya. Händel hidup pada zaman Barok. Demikian oratorio ini memuat elemen-eleman yang ada pada zaman Barok seperti misalnya penggarapan yang ekspresif tentang perasaan sukacita maupun penderitaan Kristus. Karya ini terdiri atas tiga bagian (kelahiran, penderitaan-kematian, dan kebangkitan Kristus) atau sekitar 47 nomor/gerakan. Beberapa nomor yang akan dipentaskan dalam konser di KIN ini adalah For unto us a Child is born yang
menggunakan banyak nada untuk menekankan kata “born/lahir”, Surely, He hath borne our griefs yang menggunakan ritme iringan yang khas untuk menggambarkan penderitaan Kristus, And with His stripes we are healed yang menggunakan motif melodi salib untuk menggambarkan kesembuhan rohani kita karena salib Kristus, dan tentunya Hallelujah yang menggambarkan kemenangan Tuhan yang memerintah dalam Kristus. Teks untuk oratorio ini diambil sepenuhnya dari Kitab Suci dan merupakan salah satu karya besar (total pementasan sekitar 2 jam 40 menit) yang ditulis hanya dalam waktu 24 hari! (BK)
“You can give without loving. But you cannot love without giving.” Amy Carmichael, missionary to India 4
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
SEKILAS
KIN
Refleksi Hari ke-2 Renungan Pagi Ev. Maria Mazo
Dalam renungan ini, Ev. Maria Mazo mengajak kita untuk merenungkan respons Petrus terhadap pertanyaan Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Jawaban Petrus sungguh mengesankan karena mengandung Kristologi yang sangat inti dan kental, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:1320). Mengapa Petrus dapat memberikan jawaban yang begitu akurat, jawaban yang menjadi fondasi didirikannya jemaat Kristus? Petrus tidak pernah bersekolah theologi. Yesus berkata bahwa bukan manusia yang menyatakan itu kepada Petrus melainkan Bapa yang di sorga. Apa artinya ini bagi pelayanan kita? Ev. Maria Mazo menunjukkan bahwa pengenalan dan pengetahuan yang benar akan Kristus hanya bisa didapatkan melalui Alkitab, bukan dari pengalaman atau kesaksian manusia. Namun, dengan apa kita mengerti Alkitab? Kita dapat mengenal Tuhan di dalam Alkitab dan mengerti perkataan-Nya hanya melalui
iman, bukan dengan kecerdasan manusia. Iman mendahului pengertian kita (Ibr 11:1). Iman adalah awal relasi kita dengan Tuhan, dan iman akan mendorong kita untuk belajar kebenaran Tuhan. Soli Deo Gloria (EC/ss)
Sesi 3 Pdt. Michael Densmoor
Pdt. Michael Densmoor menyatakan bahwa semangat “Kristus bagi Indonesia” tidak ada dalam hati banyak orang Kristen di Indonesia. Gereja-gereja di Indonesia kurang mempunyai visi untuk menyebarkan Injil. Seperti Petrus dalam Kisah Para Rasul 10, banyak orang Kristen di Indonesia menikmati Kristus bagi dirinya dan kelompoknya sendiri. Gereja menyimpan tenaga-tenaga terbaik untuk gereja sendiri, mencari pelayanan yang mudah, hidup eksklusif, dikuasai rasa takut, dan enggan mengabarkan Injil. Padahal ada puluhan suku di Indonesia yang belum terjangkau oleh Injil. Pdt. Michael melihatnya sebagai ketidakadilan yang dilakukan oleh gereja. Gereja mengabaikan amanat agung Tuhan Yesus yang memerintahkan agar kita menjadi saksi-Nya di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Tuhan tidak menyuruh kita memilih ke suatu tempat, tetapi
pergi ke semua tempat. Pdt. Michael juga membukakan fakta bahwa sebenarnya orang Islam zaman ini sudah siap untuk percaya kepada Kristus. Mereka sudah disiapkan oleh Tuhan, hanya saja sedikit yang menginjili mereka. Kita pandai dalam penginjilan, tetapi kita kurang motivasi. Kita perlu meniru motivasi para misionaris yang mengorbankan kenyamanan hidup mereka untuk memberitakan Injil. Keberhasilan Kyai Sadrakh dalam memenangkan ribuan orang Jawa adalah bukti Indonesia terbuka bagi pengabaran injil.
Sesi 4 Pdt. Michael Densmoor
Dalam sesi ini, Pdt. Michael Densmoor mendorong setiap orang Kristen untuk memberitakan Injil kepada orang Muslim. Mereka adalah orang yang sangat kasihan karena mereka tidak mempunyai pengharapan. Dengan susah payah mereka menjalankan 5 rukun agama mereka, yang pada akhirnya juga tidak memberikan jaminan keselamatan kepada mereka.
Di dalam Kitab Suci mereka bahkan tidak terdapat konsep keselamatan karena masuk ke Firdaus adalah usaha sendiri. Mereka tidak mempunyai konsep “diselamatkan”, tetapi hanya mempunyai konsep “timbangan”. Orang Kristen takut mengabarkan injil kepada orang Islam, padahal sebenarnya sejarah menyatakan bahwa semakin lama, sebenarnya orang Islam semakin terbuka dengan Injil. Ini terlihat dari besarnya jumlah gerakangerakan perpindahan orang Islam ke iman Kristen dari abad ke-19, semakin banyak pada abad ke-20, dan yang terbanyak pada abad ke-21 (padahal abad ke-21 baru berjalan 13 tahun). Ini terjadi karena orang Islam semakin sadar bahwa tidak ada pengharapan di dalam agama mereka. Pdt. Michael akhirnya mengajak kita untuk menjadi orang yang hidup membawa harapan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengerti maksud ibadah, membangun hubungan, dan memperlihatkan kasih Kristus, menjadi orang yang tekun berdoa, dan menjadi orang yang memproklamasikan Injil.
Sesi 5 Ev. David Tong
adalah dua domain yang tidak berhubungan satu dengan lain? Ev. David Tong menolak antitesis dan dualisme antara iman dan ilmu seperti yang diterima oleh berbagai kalangan selama ini. Dia mengakui bahwa zaman ini adalah zaman yang sulit. Dalam menjawab tantangan sains, para theolog malah memberikan solusi dengan menundukkan iman di bawah tuntutan ilmu pengetahuan modern. Artinya, metode ilmu pengetahuan dianggap mempunyai otoritas lebih tinggi daripada perkataan Alkitab untuk membawa kita kepada kebenaran. Dalam analisis Ev. David, akar pandangan bahwa iman adalah musuh ilmu dapat ditelusuri dalam buku-buku John William Drapper (1811-1882) dan Andrew Dickson White (1832-1918). Namun, pandangan mereka sudah usang dan mulai ditinggalkan karena penelitian mereka tentang sejarah perselisihan antara gereja dengan ilmu modern tidaklah komprehensif. Iman bukan hanya tidak bertentangan dengan ilmu, iman juga erat kaitannya dengan perkembangan ilmu. Tesis Ev. David adalah
bahwa kalau bukan karena iman Kristen, tidak mungkin ilmu pengetahuan modern bisa dilahirkan.
Sesi 6 Pdt.Dr. Stephen Tong
Sesi malam ini dimulai dengan Pdt. Dr. Stephen Tong mengajarkan sebuah lagu yang baru digubahnya pada pagi ini (5 November 2013), yaitu “Britakan Injil Selamanya”, dilanjutkan dengan melihat kepada satu misi yang begitu agung, yaitu menyelamatkan perampok di kayu salib. Inilah orang pertama yang Yesus selamatkan. Perampok ini sama sekali tidak layak, orang yang dibenci, justru itulah sasaran cinta Tuhan Yesus. Teroris bukan musuh kita, tetapi sasaran Injil Kristus. Orang yang paling jahat tetap dicintai Tuhan. Kita sering kali tidak suka orang jahat, tetapi Tuhan Yesus mengasihi mereka dan mau mempertobatkan mereka. Gereja tidak bertumbuh kalau hanya menginjili orang kaya dan orang baik, dan tidak punya cinta kasih kepada orang berdosa, orang jahat, dan orang yang tidak layak.
Apakah iman dan ilmu merupakan dua hal yang bertentangan? Atau, apakah mereka
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
5
SEKILAS Allahku Allah Tritunggal (sambungan dari hal.1) pengharapan, yang tidak terlihat secara kasatmata, tetapi seharusnya bisa terlihat jelas di dalam kehidupan kita. Pdt. Dr. Stephen Tong menjelaskan bagaimana para filsuf di Eropa telah merusak iman. Contohnya adalah Ludwig Feuerbach yang melihat agama sebagai khayalan manusia, juga August Comte yang mengajarkan bahwa ini abad positif, abad logis. Pdt. Stephen Tong menjelaskan bagaimana ajaran-ajaran filsafat dunia dan atheism mencoba merusak pikiran iman dan ajaran Kristen.
Mengapa percaya ada Allah? Ada orang mengatakan bahwa sekalipun saya tidak melihat ada Allah, Allah tetap bisa memberikan kekayaan kepada saya ketika saya berdoa. Allah ini diyakini melalui menikmati anugerah atau mendapatkan apa yang diingini. Kita percaya iman menuntut anugerah dan iman menuntut isi yang bertanggung jawab. Allah menciptakan dunia, maka Allah pasti bukan dunia dan dunia bukan Allah. Saya menciptakan meja, maka saya pasti bukan meja dan meja bukan saya. Kalau Allah menciptakan dunia, lalu kita mencari Allah di dalam dunia, hal itu mustahil. Allah bukan materi, yang sedang menciptakan materi. Ketika saya tidak bisa melihat Allah, barulah Ia benar-benar Allah. Allah bukan materi, karena Allah menciptakan materi. Pencipta itu bukan materi. Melihat adalah suatu mujizat yang sangat besar. Dengan kedua mata, kita bisa menangkap semua yang ada secara materi untuk masuk ke dalam pikiran kita. Di antara mataku dan matamu tidak boleh ada apa-apa. Kalau ada apa-apa, saya tidak bisa lihat kamu dan kamu tidak bisa lihat saya, karena kita lihat apa-apa. Tetapi pada saat yang sama, di antara kamu dan aku ada sesuatu, yaitu “udara”. Udara itu tidak bisa dilihat tetapi harus ada, karena itu media untuk kita bisa melihat. Maka Allah menciptakan yang bisa dilihat dan yang
tidak bisa dilihat. Maka kalau kita bilang: karena saya tidak lihat maka tidak ada, itu adalah kebodohan. Banyak hal yang tidak bisa kita lihat, seperti: udara, listrik, gas, atau angin. Mata sering kali menipu kita. Ini yang diungkapkan oleh filsuf Perancis, Rene Descartes. Sungguh tidak masuk akal jika mengatakan Allah tidak ada karena tidak bisa kita lihat. Kita belajar tentang Allah dari wahyuNya di dalam Alkitab. Oleh karena itu, kita juga harus belajar doktrin Alkitab. Ajaran-ajaran penting di dalam Alkitab ini harus kita pelajari dengan teliti. Di dalam KIN ini kita akan belajar doktrin-doktrin Kristen yang penting ini. Kita perlu belajar mengenal Allah. Allah yang sejati adalah Allah yang benar, yang suci, yang adil, yang begitu agung. Yang mewahyukan dan yang diwahyukan bersifat identik. Banyak orang yang tampil berbeda jauh dari aslinya. Inilah perbedaan antara apa yang diwahyukan dan yang mewahyukan. Inilah kepalsuan. Tetapi Allah tidak demikian. Di dalam Theologi Timur, konsep seperti ini tidak ada, konsep ini dinyatakan di dalam Theologi Barat, bahwa Allah itu benar adanya. Apa yang diwahyukan sama dengan mewahyukan. Tidak ada penipuan di dalamnya. Allah itu jujur adanya. Itu sebabnya, kalau kita mendapatkan kitab yang diwahyukan oleh Tuhan, kita berbahagia luar biasa; tetapi jika kita mendapatkan kitab yang tidak diwahyukan oleh Tuhan, celakalah kita. Maka kita perlu belajar dan menyelidiki serta membandingkan kitab-kitab berbagai agama, yang mana yang begitu limpah, jujur, benar, suci, dan agung. Celakanya, ada orang yang makin tidak mengerti makin beriman. Itu bukan agama Kristen. Agama Kristen ingin setiap orang belajar dan mengerti. Maka kalau engkau khotbah sembarangan, engkau berdosa. Alkitab adalah satu-satunya buku yang tidak perlu takut berhadapan dengan dunia ini. Alkitab itu benar, tidak pernah perlu diubah, terus jujur dan benar untuk segala zaman. Yang suka berubah adalah manusia. Yang benar-benar tidak berubah adalah Tuhan Allah, karena Ia adalah Kebenaran. Kebenaran tidak pernah perlu dan boleh berubah. Iman kita tidak berubah, dan
KIN
dengan demikian kita bisa mengubah dan memimpin gerak dunia. Jangan mengompromikan yang tidak berubah menjadi takluk kepada dunia yang berubah.
Allah itu Esa Allah itu adalah Allah yang Esa. Esa itu tunggal. Allah orang Kristen adalah Allah (jamak) yang Esa (tunggal). Orang Yahudi percaya kepada kitab Taurat yang berkata, “Allahmu itu Allah yang Esa” (Ul. 6:4). Dari sejak awal, Allah menyebut diri sebagai “Kita” bukan “saya.” Dari sejak Perjanjian Lama telah diungkapkan secara belum tuntas tentang konsep Allah Tritunggal. Pemikiran tentang Allah Tritunggal bukanlah hasil pikiran manusia, tetapi diwahyukan oleh Allah. Allah tidak memiliki analogi. Kita jangan mengikat Allah dengan konsep pikiran manusia yang sangat terbatas. Allah tidak melawan logika tetapi melampaui logika manusia, maka jangan menguasai Allah dengan pikiran otak yang hanya seberat sekitar satu setengah kilogram saja. Kita harus memohon anugerah melampaui batas kemampuan otak manusia. Allah itu Esa dan Allah itu Kekal. Allah dari kekal sampai kekal tetap esa.
Allah itu kasih adanya Allah adalah kasih adalah Allah yang mengasihi. Karena Allah mengasihi maka ada yang dikasihi. Allah mengasihi dengan kasih yang sempurna, bahkan sebelum adanya ciptaan. Jika Allah itu Esa saja dan bukan Tritunggal, tidak mungkin ada objek yang dikasihi oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Demikian pula allah politeisme yang begitu banyak ilah itu tidak bisa mengasihi dengan sempurna. Tidak ada agama yang bisa menjawab hal ini kecuali iman Kristen. Allah Tritunggal adalah Allah yang mengasihi di antara Ketiga Pribadi yang penuh dan sempurna adanya. Mari kita belajar saling mengasihi seperti Allah yang kita percaya: Allah yang kasih adanya.
Kristus adalah hadiah terbesar yang Allah berikan kepada dunia. Roh Kudus adalah hadiah terbesar yang Allah berikan kepada Gereja Roh kudus diberikan utk memuliakan Kristus. Itulah pekerjaan terpenting Roh Kudus. Gereja yang membawa orang kepada Kristus adalah gereja yang mempunyai Roh Kudus. (Stephen Tong) 6
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
SEKILAS Hati Seorang Pemimpin (sambungan dari hal.2)
Hati seorang pemimpin perlu terbuka bagi Tuhan untuk dikelola.
menentukan bukanlah kita tetapi Tuhan. Ikut Aku, mau ikut ke mana? Ikut daripada semangat inkarnasi, semangat kepatuhan kepada Bapa, semangat hidup suci tanpa bernoda dan bercacat cela, semangat rela dibuang, diolok-olok dan dihakimi secara tidak adil, semangat rela mengorbankan diri menurut kehendak Tuhan. Bukan semangat untuk ditinggikan, bukan untuk dipermuliakan, tapi dipermalukan di atas kayu salib. Semangat rela dikuburkan dan ditiadakan dari kubur. Semua semangat ini hanyalah semacam proses yang menunggu hari kebangkitan dan hari kemuliaan yang kekal yang pasti terjadi. Petrus di dalam suratnya mengatakan kita dipanggil untuk mengikuti jejak kaki Kristus. Kalau pemimpin kita saja tidak terlepas dari proses ini, siapa kita yang berhak bypass dari proses lalu ingin menjadi pemimpin gereja? Itu adalah mustahil. Maka panggilan dan perintah ini selain memberikan janji dan proses, juga memberikan kepada kita satu sasaran yang bukan ditetapkan oleh kita tetapi yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri. Petrus tidak tahu bahwa menjala ikan itu bukan rencana asli Tuhan di dalam kekekalan bagi hidup dia. Menjala orang, itulah tujuannya. Saya dengan gentar harus setiap hari mempersembahkan diri ulang kepada Tuhan dengan mengharapkan saya menjadi satu alat di dalam tangan Tuhan sesuai kehendak dan tujuan-Nya bagiku, bukan sesuai tujuan dan ambisiku sendiri.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bukan hanya positif di dalam arti menuju kesuksesan saja, kemungkinankemungkinan yang terjadi juga mengandung kemungkinan-kemungkinan kita disiksa dan dianiaya. Maka Yesus berkata pada terakhir kali untuk mengingatkan Petrus sebagai persiapan untuk menjadi pemimpin gereja, yaitu jangan membandingkan diri dengan orang lain. Waktu Petrus ditanya,“Apakah engkau mengasihi Aku? Apakah engkau benar-benar mengasihi Aku?Apakah engkau benar-benar mengasihi Aku lebih dari semua?” Petrus mengatakan,“Ya.” Dan Yesus mengatakan, “Gembalakan dombaKu.” Setelah itu jawaban Petrus beralih kepada perbandingan dirinya dengan Yohanes. Dari mana kita tahu bahwa orang itu adalah Yohanes? Oleh karena satusatunya kali di antara 4 Injil yang mencatat peristiwa itu adalah Yohanes. Maka kemungkinan satu-satunya adalah Yohanes meskipun ia tidak menyebut namanya sendiri. Jawaban Yesus kepada Petrus, “Ikutlah Aku, tidak usah banding dengan orang itu. Orang itu bagaimana matinya engkau tidak perlu tahu, engkau ikutlah Aku.” Yesus memberikan satu nubuat tentang Petrus, “Sesungguhnya ketika engkau masih muda, engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja engkau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan
KIN
mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak engkau kehendaki” (Yoh. 21:18). Pemimpin yang lapang dada dan hatinya luas mengandung pengertian bahwa dia bersedia untuk menerima proses dari Tuhan baik yang menyenangkan maupun yang menyusahkan. Tradisi menyatakan bahwa Petrus sewaktu tua disalibkan dan atas permintaannya, dia disalibkan secara terbalik. Dia menjadi pemimpin besar sepanjang sejarah karena dia mempunyai hati seorang pemimpin yang lapang. Ini dibuktikan pada waktu dia tua melihat Paulus lebih dipakai oleh Tuhan meskipun Paulus lebih junior dan pernah menegurnya di depan umum ketika menghadapi orang Yahudi. Petrus tidak menaruh dendam dan kepahitan tetapi dia menulis di dalam suratnya tentang “saudara kita yang kekasih Paulus”, menerima wahyu dari Tuhan yang begitu ajaib. Tentang surat yang ditulis oleh Paulus banyak hal yang tidak gambang dimengerti. Dia memuji Paulus dan memberikan peringatan karena wahyu yang diterima oleh Paulus begitu dalam, sehingga orang tidak boleh sembarangan menafsirkannya. Kiranya Tuhan memberkati kita, menyentuh kita, memproses kita akhirnya boleh memakai kita sesuai kehendak-Nya yang tertinggi. (Ai/ewo)
Doakan, sebarkan, dan hadirilah...! Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN) JAKARTA 2013! “Bertobatlah! Mengapa Harus Binasa?” PDT. DR. STEPHEN TONG SABTU, 9 NOV 2013 Pukul 18.00 WIB Lapangan Parkir Barat PRJ Kemayoran (JIExpo) Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil
7
SEKILAS
B
aru saja menikah satu bulan, pada tanggal 7 Agustus 1913, Antonie Aris van de Loosdrecht dan Alida Petronella Sizoo diutus oleh Gereformeerde Zendingsbond (GZB) sebagai misionaris di tengah masyarakat Tanah Toraja, sebuah tempat yang jauh, terpencil, dan bahaya, karena penduduk asli yang saat itu masih sering mengadakan perburuan terhadap manusia. Anton dan Ida, demikian nama panggilan mereka, menumpang kereta api dari Rotterdam menuju Genoa, Italia pada tanggal 5 September 1913 dan dilanjutkan dengan perjalanan laut menumpang kapal
dihadapi Anton, terutama dari sisi bahasa. Tetapi bagi Anton, kendala merupakan kesempatan baginya. Bersama Dr. Andriani, seorang ahli bahasa yang mendalami bahasa di Sulawesi bagian Tengah, Anton menulis buku bacaan sederhana dalam bahasa Toraja, sementara Alida mengajari para wanita Toraja menjahit. Orang Toraja gemar berkumpul dan mendengar cerita yang disampaikan dengan bahasa yang sederhana, bagi Anton ini merupakan jembatan untuk menyampaikan Injil. Suami-istri ini juga menjadi penasihat perkawinan bagi warga yang mengalami
KIN
rapuh). Dalam hubungan dengan upacaraupacara adat, dikenal pula golongan imam (to minaa atau to parenge’) dan manusia awam (to buda). Pelayanan mereka tidak hanya berpusat di Rantepao, setiap minggu Anton melakukan perjalanan ke beberapa kampung untuk melakukan misi pelayanan dan membuka sekolah baru. Tiga tahun masa pelayanan Anton di Tanah Toraja terhitung singkat sekali. Ia mati karena mata tombak yang menembusi jantungnya pada tanggal 26 Juli 1917 di Bori. Pembunuhnya adalah
“Jika Yesus hanya menjadi Juruslamatmu dan tidak menjadi Tuhanmu, Dia tak pernah menjadi Juruslamatmu!” (Stephen Tong) S. S. Vondel hingga turun di Tanjung Priok pada tanggal 4 Oktober 1913. Mereka tiba di Toraja pada akhir April 1914. Anton lahir di Veenendaal, Belanda, pada tanggal 21 Maret 1885. Perkenalannya dengan Tanah Toraja, tempat yang dikenal sebagai tanah para raja, berawal dari ketika ia sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Theologi Universitas Heidelberg, Jerman. Dalam suatu kuliah umum di Rotterdam membahas tentang misi baru di Tanah Toraja. Kuliah umum itulah yang mendorong Anton untuk pergi ke Tanah Toraja. Misi yang akan dijalankannya adalah membangun sekolah bagi anak-anak Toraja meskipun tidak mudah untuk memperkenalkan sesuatu yang baru bagi masyarakat setempat yang kala itu belum tersentuh pendidikan. Banyak kendala yang
masalah rumah tangga. Selain bahasa, tantangan besar lainnya dalam penginjilan adalah agama suku dan kasta sosial. Sistim religius masyarakat Toraja disebut Parandangan Ada’ (harfiah: Dasar Ajaran/Peradaban) atau Aluk To Dolo. Aluk To Dolo percaya satu dewa yaitu Puang Matua. Di samping itu dikenal juga Deata (dewa-dewa) yang berdiam di alam, yang dapat mendatangkan kebaikan maupun malapetaka, tergantung perilaku manusia terhadapnya. Perbedaan kasta sangat menonjol di dalam adat Toraja yang diurut dari yang tertinggi yaitu Tana’ Bulaan (Keturunan Raja. Bulaan artinya Emas); Tana’ Bassi (Keturunan bangsawan. Bassi artinya Besi); Tana’ Karurung (Bukan bangsawan, tetapi bukan juga manusia kebanyakan. Karurung adalah sejenis kayu yang keras); dan yang terendah adalah Tana’ Kua-Kua (kua-kua, sejenis kayu yang
seorang pria yang bernama Pong Maramba, seorang parenge’ (kepala adat) dari Rantepao yang menjadi sahabat dan dikenal Anton pertama kali di kapal saat perjalanan menuju Palopo. Pong Maramba meminta kepada Anton agar bersedia menjual istrinya. Ini merupakan budaya yang melihat perempuan sebagai milik laki-laki sehingga dapat diperlakukan semaunya, termasuk dijual. Anton menjadi martir pertama yang mencurahkan darah di Tanah Toraja. Hutang Injil sudah dibayar! Injil yang bertumbuh dan menjadi dasar terbentuknya Gereja Toraja adalah Injil yang dihiasi dengan darah martir Antonie Aris van de Loosdrecht. Sungguh suatu pelayanan yang tidak akan pernah dapat dibalas oleh masyarakat Tanah Toraja secara umum dan Gereja Toraja secara khusus.
Pengumuman 6 November 2013 1. Jumat dan Sabtu akan diadakan Sesi Tanya Jawab oleh Pdt. DR. Stephen Tong, pertanyaan-pertanyaan dapat diberikan kepada panitia dalam bentuk kertas tulisan atau melalui sms ke nomor : 0858-5056-1788 dengan format: KIN#pertanyaan 2. Bagi Bapak/Ibu/Saudara yang merasa kehilangan barang, dapat menghubungi sekretariat KIN. TIM REDAKSI SEKILAS KIN: Penasihat: Pdt. Dr. Stephen Tong; Redaktur umum: Pdt. Sutjipto Subeno M.Th.; Tim Redaksi: Pdt. Hendra Wijaya M.Th., Ev. Edward Oei M.C.S., Ev. Dr. David Tong Th.M., Rubrik: Ev. Jun Eddy M.C.S, Iwan Darwins, Mildred Sebastian, Erwan, Soekarmini; Layout: Johannes Kornelius, Adhya Kumara; Produksi: Wilianto S. Tjio, Iwan Darwins, Evalina Kwok.
8
Memelihara Ajaran Benar, Mengabarkan Injil