PATHISARI Ser! Ser! Plong! (SSP) inggih punika salah satunggalipun roman panglipur wuyung anggitanipun Suparto Brata. Panglipur wuyung saged dipuntegesi cariyos katresnan ingkang mengku suraos anglipur. Cariyos panglipur wuyung SSP anggambaraken watak kaliyan pakulinan para paraga ingkang nyaketi pakulinan modhѐren, satemah saged anggambaraken éwahipun kawotenan ing masyarakat. Panalitѐn punika mligi dhateng paraga lan lagéyaning gesang ing salebetipun roman SSP sarto dipunteliti migunakaken struktur naratif Seymour Chatman. Struktur naratif dipun-ginakaken kangge naliti bab-bab ingkang wonten ing salebeting cariyos kados tokoh lan penokohan, alur, setting, urut-urutanipun kawontenan, gegayutipun paraga satunggal lan satunggalipun, sarta cara lagéyaning gesang saben paraga. Asiling panalitѐn ngandharaken bilih tumindaking paraga lan éwahing setting saged ndadosaken éwahing alur. Salebeting alur nggambaraken éwah-éwahaning tata sosial, mliginipun ingkang wonten salebetipun lagéyan gesang para paraga. Éwahéwahan lagéyaning gesang kaprabawan déning dinamika setting papan lan setting wekdal. Wujuding éwah-éwahan kasebat katitik saking cara lampahing gesang masyarakat pradésan tumuju adat pakulinaning gesang masyarakat kitha ingkang jorjoran lan condhong dhateng lagéyaning gesang ingkang langkung modhѐren. Wosing Tembung : Cariyos panglipur wuyung, Struktural Naratif, owahipun lagéyani gesang.
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Jawa dibagi menjadi dua bagian, di antaranya yaitu sastra klasik dan sastra modern. Menurut perkembangannya sastra klasik muncul di Nusantara sekitar abad ke-19, sementara sastra Jawa modern muncul sekitar abad 20 (Utomo, 2002: 5). Pada dasarnya yang dimaksud dengan sastra klasik adalah sastra yang terikat oleh aturan-aturan yang ditaati turun-temurun dari generasi ke generasi (babad, suluk, dan wirid), sedangkan sastra modern yaitu hasil dari rangsangan kreatif dalam masyarakat modern seperti cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), drama dan novel (Ras, 1985: 3). Dari pernyataan di atas dapat di ketahui bahwa sastra Jawa modern merupakan kelanjutan dari sastra Jawa klasik. Pada dasarnya sastra Jawa modern yang berkembang di masyarakat dikemas sesuai dengan kondisi pada zamannya. Sastra modern merupakan karya sastra yang ringan dan dapat menghibur pembacanya. Sejak kehadirannya sastra Jawa modern sangat diminati oleh masyarakat Jawa. Terbukti dari banyaknya karya sastra Jawa terutama yang berbentuk prosa muncul dan berkembang di Nusantara. Bentuk karya sastra yang berbentuk prosa meliputi novel, naskah-naskah drama, dan cerita pendek. Menurut Visser dalam buku Novel Berbahasa Jawa mengungkapkan bahwa novel adalah narasi prosa yang menggambarkan suatu dunia yang tokoh di dalamnya bertindak dalam ruang dan waktu (Quinn, 1992: 43). Biasanya novel mengisahkan kisah
1
2
percintaan, namun terkadang berisikan kejadian dan peristiwa yang dapat mencerminkan kehidupan nyata masyarakatnya. Salah satu pengarang Jawa yang bergelut dalam kepenulisan sastra modern adalah Suparto Brata. Suparto Brata adalah salah satu pengarang Jawa yang sangat produktif dalam dunia sastra Jawa, sebab selalu aktif dalam menulis karya-karya terutama berbahasa Jawa. Suparto Brata juga dikenal sebagai seorang pengarang yang
mempunyai
keluwesan
dalam
menulis
karya
sastra,
sebab
dapat
menggambarkan kejadian atau peristiwa yang menampilkan kemiripan terhadap dunia nyata. Menurut sebuah pengamatan kiranya Suparto Brata berkeinginan agar perkembangan sastra Jawa sejalan dengan perkembangan masyarakat Jawa. Oleh karena itu banyak dari karya-karya Suparto Brata yang menunjukkan perkembangan dari kehidupan masyarakatnya. Sebagai contoh karyanya seperti Detektip, Trem, Gadis Tangsi, Nona Sekretaris, Emprit Abuntut Bedhug, Katresnan kang angker,Cocak Nguntal Elo, Mbok Randha Saka Jogja, Donyane wong Culika dan Kremi adalah beberapa novel yang pernah dibuatnya. Tema-tema yang diangkat dalam karyanya biasanya menceritakan tentang kehidupan sosial pada masyarakat. Kebanyakan gaya penceritaan Suparto Brata banyak menceritakan mengenai gambaran gaya hidup masyarakat urban dan kelas sosial tertentu. Hal tersebut dapat mencerminkan pemikiran Suparto Brata yang dipengaruhi oleh kehidupan sosial yang sedang berkembang di dalam masyarakat.
3
Salah satu karya Suparto Brata yang menceritakan mengenai kehidupan sosial masyarakat Jawa yaitu Ser! Ser! Plong! (SSP). Ser! Ser! Plong! merupakan karya Suparto Brata yang dimuat dalam novel Roman telu Ser! Randha Cocak. Awalnya SSP merupakan cerita bersambung yang pernah dimuat dalam majalah Jaya Baya yang diterbitkan pada edisi 37 hingga edisi 52 pada tahun 2006. Tiga tahun berikutnya tepatnya pada tahun 2009 cerbung SSP dicetak menjadi sebuah buku dengan judul besar Ser! Randha Cocak yang berisikan kumpulan tiga roman yang berbeda karya Suparto Brata. Novel SSP termasuk dalam jenis roman panglipur wuyung karangan Suparto Brata. Menurut pengertiannya roman adalah kisah perjalanan cinta seseorang yang dituangkan melalui sebuah karya, sedangkan panglipur wuyung dimaknai sebagai cerita yang bersifat sebagai penghibur hati (Al-Ahmadi, 1966: 26). Dari keterangan tersebut dapat diketahui pengertian dari roman panglipur wuyung Suparto Brata berarti kisah perjalanan cinta seseorang yang bersifat menghibur hati pembacanya yang ditulis oleh Suparto Brata. Jika dilihat dari segi judul, Ser! Ser! Plong! dapat mengungkapkan maksud dan tujuan novel tersebut yang menceritakan mengenai gejolak hati yang dapat diselesaikan. Cerita yang terdapat dalam novel SSP yaitu mengenai perjalanan seorang gadis dengan segala dinamika kehidupan yang dijalaninya dapat menggambarkan perubahan gaya hidup pada tokoh cerita. Oleh karena itu unsurunsur cerita yang terdapat dalam SSP seperti tokoh dan penokohan, alur, setting
4
ruang, serta setting waktu dalam novel ini sangat menarik untuk diamati dan dikaji menggunakan analisis struktur naratif. Struktur Naratif dalam penelitian ini digunakan sebagai kajian menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Analisis struktur naratif dalam cerita diperlukan untuk menganalisis bagian-bagian cerita seperti tokoh dan penokohan, alur, setting, hubungan antar tokoh dan perubahan gaya hidup. Hal tersebut dilakukan sebab dalam cerita temukan banyaknya perubahan gaya hidup yang terdapat pada tokoh SSP, maka struktur naratif dianggap tepat untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya. Mengingat cerita SSP diterbitkan dalam bentuk novel maupun cerita bersambung, maka penelitian ini hanya akan difokuskan pada cerita SSP yang tergabung dalam novel yang berjudul Kumpulan Roman telu Ser! Randha Cocak. Adapun SSP yang berbentuk cerbung yang diterbitkan di dalam majalah berbahasa Jawa Jaya Baya akan digunakan sebagai bahan pembanding. Alasan tersebut dimaksudkan sebab dalam cerbung memuat naskah asli, sedangkan pada novel SSP yang dimuat dalam novel Kumpulan Roman Telu Ser! Randha Cocak dipengaruhi oleh teknis pengeditan yang dilakukan redaksi penerbit Narasi.
5
1.2 Rumusan Masalah. Novel SSP merupakan karya sastra berbahasa Jawa yang diterbitkan oleh penerbit Narasi. SSP memiliki penggambaran mengenai kemodernan para tokoh, walaupun termasuk dalam genre roman panglipur wuyung, namun SSP dipercaya mampu menggambarkan perubahan gaya hidup para tokoh. Berdasarkan keterangan yang diungkapkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang perlu dipecahkan, yaitu: 1. Bagaimana peran struktur naratif terhadap tokoh, alur, dan setting yang terdapat dalam novel Ser!Ser!Plong! karya Suparto Brata. 2. Bagaimana peran setting dapat memengaruhi perubahan gaya hidup tokoh dalam novel Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan praktis dan teoritis Tujuan praktis penelitian ini sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra modern berbahasa Jawa yang masih berkembang hingga saat ini, sehingga para pembaca dapat mengerti unsur-unsur sastra dan pengaruh peristiwa yang terdapat pada cerita. Diharapkan juga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan disiplin ilmu sastra. Tujuan teoritis penelitian ini adalah untuk memaparkan analisis unsur-unsur pada cerita SSP terutama tokoh dan penokohan, alur, serta setting. Penelitian ini
6
tentang tokoh, alur serta setting yang digunakan untuk melihat perubahan gaya hidup yang terjadi pada tokoh SSP menggunakan pendekatan struktural naratif. Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya pemahaman mengenai relasi tokoh, alur, dan setting yang dapat menggambarkan perubahan gaya hidup. 1.4 Tinjauan pustaka Penelitian terhadap karya sastra yang memfokuskan pada penokohan maupun gaya hidup tokoh telah banyak dilakukan, baik terhadap karya sastra berbahasa Jawa maupun terhadap karya sastra yang menggunakan bahasa lain (bahasa daerah maupun bahasa Indonesia). Adapun penelitian tersebut pernah dilakukan oleh Yunita Andriani Rahayu pada tahun 2005 dalam skripsinya yang berjudul “Gaya Hidup “Menyimpang” Tokoh-Tokoh Muda dalam Novel Shanghai Baby”. Yuanita menganalisis novel “Shanghai Baby” menggunakan pendekatan sosiologis. Ia menggunakan metode sosiologis untuk mengetahui gaya hidup yang menyimpang dalam novel Shanghai Baby. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh “Citra Wanita Jawa Dalam Novel Donyane Wong Culika Karya Suparto Brata tinjauan Sosiologi Sastra” yang dilakukan oleh Duddy Ismunandar pada tahun 2008. Dalam penelitiannya Duddy menganalisis struktur novel Donyane Wong Culika dan melanjutkan kajiannya menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pada penelitian tersebut menghasilkan unsur-unsur cerita yang terdapat di dalam novel seperti tokoh, alur, dan setting,
7
sedangkan pada analisis sosiologi sastra Duddy menghasilkan gambaran dari permasalahan sosial dalam novel Donyane Wong Culika yang dapat diinterpretasikan sebagai zaman edan. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Khairia Rahmatika pada tahun 2010 dalam skripsinya “Gaya Hidup Wanita Metropolis Dalam Novel (Analisis Wacana Teeun A. van Dijk Mengenai Representasi Gaya Hidup Wanita Metropolis Dalam Novel Indiana Chronicles “Blues” Karya Clara Ng)”. Khairia Rahmatika meneliti Novel Indiana Chronicles “Blues” menggunakan metode analisis wacana kritis model Teeun van Dijk. Dalam skripsinya, ia memaparkan makna yang terkandung pada setiap teks yang ada pada novel tersebut sehingga dapat menunjukkan realita yang ada pada kehidupan wanita metropolis pada zamannya. Selanjutnya dalam skripsi yang berjudul Analisis Struktur dan Sosiologi Sastra Cerbung Tembang Temlawung Karya Wisnu Sri Widodo oleh Pratiwi. Dalam penelitiannya pada tahun 2010 Pratiwi menganalisis struktur cerita yang terdapat dalam cerbung Tembang Temlawung yang kemudian kajian dilanjutkan pada analisis sosiologi sastra. Penelitian tersebut menghasilkan unsur-unsur cerita seperti tokoh dan penokohan, latar, alur, dan amanat yang terdapat dalam cerbung. Selain itu penelitian yang dilanjutkan pada analisis sosiologi sastra menghasilkan latar belakang terciptanya cerbung Tembang Temlawung yang didasari dari rasa keprihatinan pengarang melihat fenomena wanita yang tidak setia pada ajaran agamanya karena terbuai dengan harta benda dunia.
8
Penelitian mengenai karya Suparto Brata juga pernah dilakukan oleh Damarsasi Yuniardi dalam skripsinya yang berjudul “Penokohan Dalam Novel Jaring Kalamangga Karya Suparta Brata” pada tahun 2012. Pada penelitian yang dilakukan oleh Damarsasi memfokuskan pada tokoh dan penokohan dalam novel Jaring Kalamangga yang dikaji menggunakan analisis struktural. Dalam penelitian tersebut Damarsasi mencoba menjelaskan hubungan tokoh dan penokohan dengan latar dan alur yang terdapat dalam novel detektif tersebut. Pada penelitian ini akan menggunakan metode struktural naratif sebagai cara untuk mendapatkan perubahan gaya hidup yang terdapat pada tokoh SSP. Stuktural naratif digunakan untuk mencari unsur-unsur yang dapat memengaruhi gaya hidup yang terdapat dalam novel SSP. Dalam penelitian ini, struktural naratif yang akan difokuskan adalah tokoh dan penokohan, alur, dan setting. Ketiga Hal tersebut digunakan, sebab memberi pengaruh pada perubahan gaya hidup tokoh yang terdapat di dalam cerita. Menurut pengetahuan peneliti, novel Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata belum pernah diteliti menggunakan analisis struktural naratif sebelumnya. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian terhadapnya.
9
1.5 Landasan Teori Untuk memahami makna sebuah karya sastra, baik yang berbentuk prosa maupun puisi, dapat digunakan berbagai pendekatan. Salah satunya adalah pendekatan stuktur naratif, yaitu memahami karya sastra dengan memperhitungkan unsur-unsur sebagai pembentuk satu kesatuan pada sebuah karya. Pendekatan struktur naratif ini digunakan dalam analisis, dimaksudkan untuk membongkar dan memaparkan secermat mungkin keterkaitan unsur-unsur pada karya sastra, sehingga menghasilkan makna secara menyeluruh (Teeuw, 1984: 3). Penelitian novel yang berjudul Ser! Ser! Plong! karya Suparto Brata ini akan diteliti tentang keterkaitan antara unsur yang ada di dalamnya dengan menggunakan struktural naratif. Analisis struktural naratif digunakan agar dapat dipahami makna karya sastra tersebut melalui tokoh penokohan, alur, serta setting. Untuk itu penelitian menggunakan metode struktural naratif Seymour Chatman sebagai media untuk mengetahui unsur-unsur pembangun dalam cerita SSP. Menurut Chatman dalam bukunya Story and Discourse: Narative structure in Fiction and Film membagi sekuen (rangkaian kejadian) menjadi dua bagian yaitu menjadi kernel dan satellites (1980: 53-56). Kernel dapat diartikan sebagai tindakan para tokoh satu dengan tokoh lain yang menghasilkan peristiwa, sedangkan satellites yaitu tindakan tokoh yang tidak menimbulkan peristiwa. Kernel dalam struktur naratif dapat juga dijelaskan sebagai peristiwa mayor sedangkan satellites dapat dijelaskan sebagai peristiwa minor (Susanto, 2012: 118). Pada keterangan tersebut
10
dapat di ketahui bahwa satellites merupakan bagian dari kernel, hubungan keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Selain kernel dan satellites pada bagian cerita terdapat events (peristiwa) dan existens. Bagian events (peristiwa) mengandung beberapa bagian yang terdiri dari aksi dan kejadian, sedangkan existens yang terdiri dari bagian tokoh dan latar. Untuk lebih jelasnya metode naratif Seymor Chatman dapat dilihat pada bagan berikut ini. Actions Events Happenings
Story
Characters Narrative Text
Existen ts Discourse
Settings
Bagan 1. Struktur Naratif Seymour Chatman Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa teori struktural Naratif Seymour Chatman secara garis besar memusatkan perhatian pada unsur-unsur pembangun cerita (Chatman, 1980: 19). Pada keterangan bagan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa susunan dalam metode struktural naratif. Dapat diketahui bahwa naratif terdiri dari susunan cerita dan wacana. Kemudian pada bagian cerita terdiri dari sejumlah peristiwa dan eksistensi. Selanjutnya pada peristiwa diwujudkan oleh sejumlah aksi dan kejadian, sedangkan pada penjelasan eksistensi mengarah pada bagian yang terdiri dari tokoh dan latar. Eksistensi yang terdiri dari tokoh dan latar
11
memiliki pengaruh besar dalam perubahan tokoh, sebab dalam perubahan tersebut memicu pada perubahan keadaan yang didatangkan pada tokoh, sehingga dapat di ketahui peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi perubahan pada tokoh tersebut. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk Penelitian SSP menggunakan dua tahapan yaitu: A. Tahap pengumpulan data dan pustaka Tahapan yang digunakan adalah metode kapustakaan, mengingat objek penelitian yang dipilih dan bahan referensinya adalah bahan tertulis. Langkah awal yang dilakukan adalah merunut dan mencari edisi cerbung SSP yang diterbitkan oleh majalah Jaya Baya yang terbit pada edisi 37 hingga edisi 52 pada tahun 2006. Hal tersebut dilakukan, sebab adanya penjelasan dari pengarang yang mengatakan bahwa novel SSP sebelumnya telah diterbitkan dalam majalah Jaya Baya berbentuk cerita bersambung. Langkah kedua yang dilakukan adalah membaca cerbung SSP yang terdapat dalam majalah Jaya Baya dan novel Ser! Randha Cocak. Langkah ketiga mencari tahu apakah terdapat perbedaan cerita SSP yang dimuat oleh majalah Jaya Baya dengan novel Ser! Randha Cocak. Langkah keempat meringkas cerita dan langkah kelima mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerbung SSP. Setelah membaca dan membuat ringkasan cerita, selanjutnya langkah keenam yaitu menjelaskan kernel dan satellites yang akan menggunakan metode penomoran untuk
12
memaparkan tindakan-tindakan yang terdapat di dalam cerita, sehingga akan diketahui secara lebih detail gambaran tindakan yang terjadi di dalamnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menjabarkan tindakan-tindakan tokoh yang dapat memengaruhi pergerakan alur, sehingga memengaruhi perubahan gaya hidup yang terjadi pada tokoh tersebut. B. Tahap Analisis data Sesuai dengan analisis yang dikemukakan sebelumnya penelitian ini akan menggunakan analisis struktural naratif Seymour Chatman. Metode naratif digunakan untuk membantu mencari hubungan logis sejumlah tindakan yang menjadi peristiwa, melalui hubungan antar tokoh dengan latar, sehingga akan tampak peristiwa ataupun tidakan yang tidak berurutan yang disebut flashback. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui peran alur yang mendukung tindakan dan sikap tokoh yang menggambarkan perubahan gaya hidup. 1.7 Sistematika penyajian Hasil penelitian novel karangan Suparto Brata ini terdiri dari empat bab yaitu: Bab I berisi pendahuluan, memuat antara lain: latar belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.