PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU KESUKARELAN WARGA DALAM POLITIK ( POLITICAL VOLUNTARISM ) (Studi Kasus di Kecamatan Mempawah Hilir Pada Pemilu Tahun 2014)
OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MEMPAWAH DAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MEMPAWAH
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MEMPAWAH TAHUN 2015
TIM PENELITI
Tim Peneliti Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mempawah Pengarah
: Kusnandi SE.M.Si
Penanggung jawab
: Munir Putra ST.M.Si
Ketua
: R.Mursalin, SE.I
Sekretaris
: Harun, S.H
Anggota
: 1. M. Agoes Soesanto : 2. Yudo Suseno : 3. Drs. Surianto : 4. Azudin, SE : 5. Fathurrahman, SE
Tim Peneliti STAI Mempawah Pengarah
: Naberi, S.Ag. MH
Ketua
: Elmansyah Al-Haramain, S.PdI., M.S.I.
Sekretaris
: Ismail, S.PdI., M.PdI.
Bendahara
: Helmy, S.I.P., M.Si.
Anggota
: 1. Akhirul Buldan, S.Sos.I. : 2. Listina : 3. Fatmawati
ii
KATA PENGANTAR KETUA KPUD KABUPATEN MEMPAWAH Fuji sukurkita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmant dan karunia-Nya lah sehingga kita dapat menyelesaikan penelitian ini. Dengan judul “ Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu ” Kesukarelaan Warga Dalam Politik
( Political Voluntarism) ( Study Kasus Kecamatan Mempawah Hilir
pada Pemilu tahun 20014 ). Penelitian ini sangat penting di lakukan mengingat kredibilitas dan integritas Komisi Pemilihan Umum sangat perlu untuk meningkatkan kepercayaan publik Kepada penyelenggara Pemilu. Kami menyedari bahwa penelitian ini belum sempurna , saran dan kritik yang kontruktif sangat kami perlukan untuk perbaikan. Pada kesempatan ini kami penyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) Mempawah yang telah berkenan melakukan kerjasama dalam proses penelitian ini. Mulai dari sumber data, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data sehingga dapat di sajikan dalam bentuk penelitian ini. Kepada semua team peneliti ini baik komisioner beserta staf jajaran kesekertariatan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mempawah yang telah mendukung dan memfasilitasi segala keperluan dan kebutuhan selama dalam penelitian berupa penyedian data primer dan sekunder. Atas perhatian dan kerjasama yang baik saya ucapkan terima kasih. Mempawah, 7 Juli 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MEMPAWAH Ketua
Kusnandi, SE.M.Si iii
KATA PENGANTAR KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MEMPAWAH
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamien, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, bahwa penelitian ini telah selesai. Penelitian ini adalah kali pertama terlaksananya kerjasama antara Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Mempawah dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Mempawah di tahun 2014. Saya menyambut baik kerjasama ini, semoga di waktu yang akan datang dapat terselenggara kerjasama-kerjasama lainnya yang lebih bermanfaat bagi kedua belah pihak. Saya merasa tersanjung atas kepercayaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mempawah kepada STAI Mempawah yang telah mempercayakan prosesi penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat. Akhir kata, kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini, Saya ucapkan terima kasih.
Mempawah, Juli 2015. Naberi, S.Ag., M.H.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
TIM PENELITI...............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR KETUA KPUD KABUPATEN MEMPAWAH .......
iii
KATA PENGANTAR KETUA STAI MEMPAWAH...................................
iv
DAFTAR ISI...................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
4
E. Fokus Penelitian dan Lokasi ..............................................................
5
F. Kajian Pustaka ....................................................................................
6
G. Metode Penelitian ...............................................................................
7
H. Sistematika Penulisan ........................................................................
9
BAB GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN MEMPAWAH HILIR A. Kondisi Demografis Kecamatan Mempawah Hilir ............................
11
B. Partisipasi Politik Masyarakat ............................................................
19
BAB III PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KECAMATAN MEMPAWAH HILIR KABUPATEN MEMPAWAH PADA PEMILU TAHUN 2014 A. Mengukur Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu .................... v
29
B. Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir pada Pemilu Tahun 2014 ....................................................................
30
BAB IV PENUTUP Kesimpulan ....................................................................................................
51
Saran ...............................................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
55
LAMPIRAN....................................................................................................
57
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi1, yang menjadikan kepentingan rakyat berasal dari rakyatnya itu sendiri dengan semboyan, “Dari Rakyat untuk Rakyat”. Salah satu kepentingan rakyat adalah adanya seorang pemimpin, baik di lingkungan terkecil hingga lingkungan yang lebih besar. Lingkungan terkecil barangkali Rukun Tetangga (RT) atau perkumpulanperkumpulan minor lainnya, sementara lingkungan terbesar adalah Negara, Presiden. Dalam dunia demokrasi, seorang pemimpin haruslah dipilih oleh orang-orang yang dipimpinnya. Pada lingkup yang besar, di Indonesia dikenal istilah Pemilihan Umum (Pemilu), yang di negeri ini terdapat 4 (empat) macam, yaitu Pemilihan Legislatif, Pemilihan Kepala Daerah Tingkat II (Bupati/Walikota), Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I (Gubernur), dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Pemilu merupakan kepentingan masyarakat dalam menentukan pemimpin/wakil di masing-masing tingkatan (level). Hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat yang ada di level tersebut dalam proses dan praktik politik. Partisipasi ini disebut partisipasi politik masyarakat. Partisipasi politik 1
Menurut AS Hornby, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang dianut oleh seluruh masyarakat di suatu Negara. Biasanya melakukan pemilihan atas orang yang dapat mewakili semua aspirasi mereka, di mana sistem ini menjunjung tinggi kebebasan berfikir, berbicara, beragama dan berpolitik. AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Fifth Edition, Editor: Jonathan Crowther (Toronto, Tokyo, Taipei, Singapore: Oxford University Press, 1995), hlm. 309.
1
adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif maupun pasif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pemimpin dan, secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy)2. Secara umum, pemilu disambut gembira oleh masyarakat di Indonesia, karena
dalam
pemilu
tersebut,
masyarakat
dapat
mengekspresikan
kebutuhannya akan seorang pemimpin atau wakil yang mereka inginkan. Oleh karena itu, mereka bahu-membahu dalam mendukung dan mensukseskan calon pemimpin atau wakilnya agar terpilih. Akan tetapi di antara sebagian masyarakat ada juga yang acuh tak acuh terhadap proses pemilihan itu, bahkan tidak turut serta dalam pemilu yang diselenggarakan. Mereka ini dikenal dengan istilah golongan putih (golput). Berdasarkan catatan KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pusat, tingkat golput dari tahun ke tahun semakin bertambah, kendati di tahun 2014 ada sedikt kenaikan. Data menunjukkan bahwa tingkat golput pada pemilu berturut-turut sejak 1999, 2004, 2009, dan 2014, mencapai 6,70%, 15,93%, 29,01%, dan 24,89%3. Sementara itu di Kabupaten Mempawah (dulu Kabupaten Pontianak), tingkat golput secara berturut-turut sejak 1999, 2004, dan 2009, adalah sekitar
2
Miriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), hlm. 183. 3 Dhani Irawan, Detik News, 10 Mei 2014, “Dibanding tahun 2009, Angka Golput Pemilu Lebih Rendah“,dalam (http://news.detik.com/read/2014/05/10/074125/2578828/1562/dibandingtahun-2009-angka-golput-pemilu-2014-lebih-rendah), diakses pada tanggal 11 Juni 2015.
2
10%, 20%, dan 30%4. Sementara untuk di tahun 2014, partisipasi pemilih hanya mengalamami peningkatan sedikit, yakni sekitar 4%. Dari pemilu 2009 sebanyak 63%, menjadi 67% saja. Dengan demikian, jumlah golput masih berkisar di angka 30-40 %. Jumlah ini tentu saja sangat mengkhawatirkan. Khususnya di Kecamatan Mempawah hilir, tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu 2014, tercatat: 1) untuk Pemilu Anggota DPD, DPRD II, DPRD I dan DPR sebanyak 74,95%. 2) untuk Pemilu Presiden, prosentase partisipasi masyarakat sangat kecil, yaitu 65,55% saja. Itu artinya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu, masih sangat jauh dari harapan. Secara
demografis,
kecamatan
Mempawah
Hilir
merupakan
representasi dari masyarakat Kabupaten Mempawah keseluruhan. Kendati jumlah Daftar Pemilih Tetap-nya kalah jauh dengan Kecamatan Siantan (30.518 orang) dan Pinyuh (35.217 orang), sedangkan Mempawah Hilir hanya berjumlah 26.958 orang, namun di kecamatan ini, hampir seluruh strata sosial, ekonomi, dan budaya terkumpul menjadi satu. Mempawah Hilir masuk peringkat ke-3 DPT terbanyak di Kabupaten Mempawah pada tahun 2014 lalu, akan tetapi angka partisipasi publik dalam pemilu, termasuk peringkat ke-4 dari yang paling rendah5:
4
Nusarina, Antara News, 20 Februari 2014, “Partisipasi Pemilih: Hasil Survey dan Harapan”, dalam (http://www.antaranews.com/berita/420105/partisipasi-pemilih-hasil-survei-danharapan), diakses pada tanggal 11 Juni 2015. 5 KPUD Kabupaten Pontianak, Laporan Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014 (Kabupaten Pontianak: KPUD Kabupaten Pontianak, 2014).
3
Tabel 1.a. Partisipasi Publik dalam Pemilihan DPD/DPRD I/DPRD II/DPR RI tahun 2014 KECAMATAN
NO
SIAN TAN
SEGE DONG
SUNGAI PINYUH
MEMPA
MEMPA
WAH
WAH
HILIR
TIMUR
ANJONG
SUNGAI
AN
SADANI TOHO
KUNYIT
ANG
DPT
31.473
16.383
35.925
12.718
27.787
19.881
17.228
14.672
7.753
PPDP
23.840
12.182
27.209
9.485
20.827
15.551
13.162
10.284
5.480
Pros
75,74%
74,35%
75,73%
74,57%
74,95%
78,22%
76,39%
70,09%
70,68%
Tabel 1.b. Partisipasi Publik dalam Pemilihan Presiden dan Wakil tahun 2014 KECAMATAN
NO. SIAN TAN
SEGE DONG
SUNGAI PINYUH
MEMPA
MEMPA
WAH
WAH
HILIR
TIMUR
ANJO
SUNGAI
NGAN
SADANI TOHO
KUNYIT
ANG
DPT
30.880
16.235
35.935
12.515
27.492
19.829
17.218
14.632
7.769
PPDP
21.062
10200
24.948
8.935
18301
13.169
11.626
10.126
5.663
Pros
68,20%
62,82%
69,42%
71,39%
66,56%
66,41%
67,52%
69,20%
72,89%
Berdasarkan data di atas, jelaslah bahwa Kecamatan Mempawah Hilir menempati urutan ke-2 dari partisipasi publik dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014. Apalagi jika dilihat dari partisipasi pemilih dari Pemilihan DPD, DPRD I, DPRD II, dan DPR, penurunannya demikian drastis, yaitu dari 74,95% menjadi 66,41%. Meskipun penurunan ini merupakan fenomena umum yang terjadi di seluruh Indonesia, namun tetap saja kondisi
4
ini tidak bisa dibiarkan begitu saja demi tercapainya demokratisasi di negeri ini. Oleh karena itu, kami (KPUD Kabupaten Mempawah bekerjasama dengan STAI Mempawah), melakukan penelitian mengenai partisipasi publik dalam pemilu di wilayah kabupaten Mempawah. Penelitian ini mengambil judul: “Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu di Kabupaten Mempawah (Studi Kasus di Kecamatan Mempawah Hilir Tahun 2014)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini ingin mencari titik persoalan, tentang penyebab terjadinya penurunan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu. Dengan demikian, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor apa saja yang menyebabkan turunnya partisipasi masyarakat dalam pemilu? 2. Bagaimana memecahkan masalah penurunan partisipasi masyarakat dalam pemilu?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui
dan
menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
masyarakat dalam pemilu;
5
2. Memberikan solusi untuk mengatasi masalah penurunan partisipasi masyarakat dalam pemilu, khususnya di wilayah kabupaten Mempawah.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan bermanfaat untuk: 1. Memberikan gambaran mengenai bagaimana partisipasi politik masyarakat di Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah dalam Pemilu; 2. Sebagai bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Kecamatan Mempawah Hilir khususnya, dan Kabupaten Mempawah pada umumnya, guna perbaikan strategi dan komunikasi kepada masyarakat bagi penyelenggaraan pemilu yang akan datang.
E. Fokus Penelitian dan Lokasi Sebagaimana telah disampaikan di muka bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu, sekaligus mencari solusi dalam menangani masalah tersebut. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah untuk mencari faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan partisipasi tersebut. Setelah itu, dianalisa sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat. Lokasi penelitian dipilih di Wilayah Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, dengan alasan karena di seluruh wilayah Kabupaten Mempawah, Kecamatan Mempawah Hilir merupakan representasi dari heterogenitas yang ada di Kabupaten Mempawah. Heterogenitas itu terletak
6
pada berbagai lini kehidupan, misalnya suku, agama, profesi, tingkat pendidikan, dan letak geografis. Untuk suku, di wilayah ini terdapat beberapa suku, yaitu suku Dayak, Suku Madura, Suku Melayu, Suku Tionghoa (keturunan), Suku Jawa, dan lain sebagainya. Sementara untuk agama, di wilayah ini terdapat beberapa agama yang diakui pemerintah, yaitu Islam, Kristen, Katolik, dan Konghucu. Untuk profesi, ada banyak jenis profesi yang terdapat di wilayah ini, yaitu Petani, Pedagang, Nelayan, Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, Pelajar, dan lain sebagainya. Sedangkan tingkat pendidikan mereka juga beragam, ada yang Tidak Sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sarjana Strata 1, Strata 2, hingga Strata 3. Ditambah lagi dengan kondisi geografis wilayahnya, ada yang di tepi laut, tepi sungai, tengah kota, dan pedalaman. Kondisi semacam ini tidak ditemukan di wilayah kecamatan lain di wilayah Kabupaten Mempawah. Umumnya di kecamatan lain penduduknya bersifat homogen.
F. Kajian Pustaka Sejauh penelusuran peneliti, ada beberapa hasil penelitian yang dapat dimunculkan di sini, antara lain: Pertama, “Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilukada 2012 Kabupaten Pati (Studi kasus di Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati)”. Penelitian ini adalah penelitian yang berupa Skripsi yang ditulis oleh Syaiful Huda, Mahasiswa S-1 Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Jinayah Siyasah pada tahun 2014. Dalam hal ini, Syaiful Huda
7
menyimpulkan bahwa respon masyarakat dalam pemilukada, cenderung menerima money politic. Meski demikian, sebagian mereka juga tetap ingin berparisipasi meskipun tidak ada praktek money politik. Jika dilihat lebih jauh, partisipasi masyarakat dalam pemilukada dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) faktor hubungan masyarakat dengan calon (4%), faktor money politic (76%), faktor kondisi sosial ekonomi (16%) dan faktor sosial politik (4%). Penelitian ini cukup representative untuk dijadikan sebagai gambaran mengenai partisipasi masyarakat dalam pemilu, baik pemilukada, pemilu presiden maupun pemilu legislatif. Akan tetapi, tentu saja berbeda dengan situasi dan kondisi masyarakat serta kecenderungan masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah. Kedua, “Partisipasi Politik Siswa MAN II Yogyakarta Dalam Pemilukada Tahun 2011 Di Kota Yogyakarta”. Pustaka ini merupakan skripsi yang ditulis oleh Laelah Kodariah pada tahun 2012. Dalam hal ini, Laelah melaporkan bahwa siswa MAN II Yogyakarta ikut berpartisipasi dalam Pemilukada. Bentuk partisipasi politik yang diikuti siswa diantaranya melakukan pemilihan, kampanye, bergabung dengan kelompok kepentingan. Sebagai bentuk partisipasi publik, data penelitian ini cukup memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya masyarakat turut serta dalam pemilu. Mensosialisasikan program KPU, calon, mengawasi kecurangan pemilu secara mandiri, dan ikut dalam pemilihan, merupakan cara-cara yang baik dalam berpartisipasi. Akan tetapi, paling tidak, hadir
8
dalam pemilihan dan ikut memilih, sudah cukup sebagai bentuk partisipasi. Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan indikator partisipasi masyarakat dalam pemilu. Melalui kedua hasil penelitian (bahan pustaka) di atas, dapat dilihat bahwa keduanya memang berbicara tentang peran masyarakat dalam pemilu, akan tetapi berbeda dengan penelitian yang kami lakukan. Perbedaannya terletak pada objek penelitian, yang berbeda situasi, kondisi dan demografi masyarakat. Sehingga, penelitian ini tetap signifikan untuk dilaksanakan.
G. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan yang dimaksud adalah penelitian yang langsung terjun ke lapangan (lokasi penelitian). Lokasinya terletak di wilayah Kecamatan Mempawah Hilir – Kabupaten Mempawah – Provinsi Kalimantan Barat. Data dikumpulkan dengan pendekatan kuantitatif, melalui metode angket (kuesioner) kepada responden. Selain angket, untuk memperkuat temuan data, maka penelitian ini ditambah dengan wawancara langsung dengan responden. Penelitian ini bersifat analisis empiris, di mana peneliti berusaha menggambarkan, menjelaskan dan memaparkan fakta-fakta apa adanya (fact finding) serta menentukan korelasi antara satu dengan lainnya, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan kaidah yang berlaku. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Provinsi
9
Kalimantan Barat. Data diambil dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahun 2014, yang kemudian diambil sampel. Adapun populasi yang dijadikan sebagai objek penelitian berjumlah 26.958 orang, berdasarkan data rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi tahun 2014. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan alokasi dana, maka data tersebut diambil 10% saja sebagai sampel. Jadi, jumlah responden yang diambil adalah 26.958 orang, yang dibulatkan menjadi 270 orang. Jumlah ini telah mewakili jumlah responden yang ada, dan tidak berbeda jauh dengan data pemilih tetap pada pemilu presiden 2014, yaitu 27.342 orang. Agar keduanya dapat terangkum, maka diambil tengahnya antara 26.958 – 27.342 adalah 27.000, di mana sampelnya sebanyak 270 orang responden. Sumber data yang dianggap primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, yaitu data dari hasil angket yang diajukan dalam bentuk kuesioner. Sementara data sekundernya berupa dokumen-dokumen penting yang menunjang, seperti: Rekapitulasi Jumlah Pemilih, Jumlah TPS, Jumlah responden, dan aktifitas sosial politik masyarakat yang terkait dengan partisipasi politik. Selain itu, data sekunder juga merupakan data yang diambil dari hasil publikasi (pustaka). Selanjutnya, untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Kuesioner Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis untuk
10
mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian dibagikan kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka. Metode Purposive Random Sampling, digunakan untuk menghemat tenaga, biaya dan waktu, yakni teknik pengambilan sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Sampel diambil dengan pertimbangan bahwa seseorang atau sesuatu itu memiliki informasi yang diperlukan dan dapat mewakili sebagai besar populasi di sekitarnya.
2. Wawancara Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan seorang peneliti untuk memperoleh pemahaman secara menyeluruh mengenai pandangan atau perspektif seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya-jawab secara lisan langsung kepada orang yang bersangkutan. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tambahan dan memperkuat hasil kuesioner dalam penelitian ini.
Selanjutnya, data yang terkumpul dianalisis Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan memberi gambaran mengenai situasi yang terjadi dengan menggunakan analisa kualitatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah suatu bentuk menerangkan hasil penelitian yang bersifat memaparkan sejelas-jelasnya tentang apa yang diperoleh di lapangan, dengan cara peneliti melukiskan, memaparkan dan menyusun suatu
11
keadaan secara sistematis sesuai dengan teori yang ada untuk menarik kesimpulan dalam upaya pemecahan masalah6.
H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami alur penelitian ini, peneliti menyusunnya dengan sistematika sebagai berikut: BAB I bagian Pendahuluan yang membahas tentang kerangka penelitian yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Fokus dan Lokasi Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II Gambaran Umum Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir – Kabupaten Mempawah, yang meliputi: Kondisi Demografis Kecamatan Mempawah Hilir, yang mencakup beberapa bahasan, yaitu: Letak Geografis, Penduduk, Pendidikan, Suku dan Agama dan Mata Pencaharian. Partisipasi Politik Masyarakat antara lain: Kondisi Sosial Politik, Partai Politik, Kelompok Masyarakat Partisipan, dan Kegiatan Masyarakat dalam Politik. BAB III adalah Analisis Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Dalam Pemilu, yang meliputi: Partisipasi Masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir dalam Pemilu. Bahasan ini dilihat dari dua sisi, yaitu pada Pemilu Legislatif dan Pemilu
6
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998).
12
Presiden/Wakil Presiden. Kajiannya ditekankan pada 2 (dua) hal, yaitu: Bentuk Partisipasi Politik, Kendala Politis, dan Tingkat Partisipasi. BAB IV berupa penutup, yang meliputi: Kesimpulan dan Saran.
13
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN MEMPAWAH HILIR KABUPATEN MEMPAWAH
A. Kondisi Demografis Kecamatan Mempawah Hilir 1. Letak Geografis
Kecamatan Mempawah Hilir adalah bagian dari Kabupaten Mempawah. Kecamatan ini merupakan kecamatan yang paling vital bagi pertumbuhan
dan
perkembangan
Kabupaten
Mempawah
secara
keseluruhan, karena di wilayahnya terdapat tonggak sejarah yang menjadi cikal bakal kabupaten, di mana Makam Opu Daeng Manambon berada di sini. Selain itu, hampir semua perkantoran yang berhubungan dengan instansi pemerintah1, berada di kecamatan Mempawah Hilir, sekaligus merupakan ibu kota kabupaten Mempawah. Kecamatan Mempawah Hilir memiliki luas wilayah terbesar keempat di Kabupaten Mempawah, yaitu 159,66 Km². Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamtan Sungai Kunyit. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mempawah Timur dan Kecamatan Sadaniang. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mempawah Timur dan Kecamatan Sadaniang. Terdiri dari 5
1
Sederetan Kantor-kantor Besar berada di sini, seperti: Kantor Bupati, Kantor Kementerian Agama, Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dewan Perwakilan Rakyat, Pengadilan Agama, Pengadilan Tinggi, dan lain-lain, termasuk Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Mempawah.
11
(Lima) Desa dan 3 (tiga) Kelurahan, 27 Dusun, 68 Rukun Warga (RW), dan 174 Rukun Tetangga (RT)2. Secara georgrafis, wilayah ini merupakan wilayah pesisir. Terdapat banyak pulau dengan keanekaragaman hayati, seperti Terumbu Karang, Mangrove, Pantai, Delta, berikut kekayaan alamnya. Letaknya sangat strategis, sebagai titik sambung antara kabupaten kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Jalur Darat utama bagi Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas dan kabupaten/kota lainnya untuk sampai ke ibu kota Provinsi. Kecamatan Mempawah Hilir terdiri dari 8 Desa/Kelurahan, masing-masing adalah Pasir, Sengkubang, Malikian, Tengah, Penibung, Terusan, Kuala Secapah, dan Tanjung.
2. Penduduk
Kecamatan Mempawah Hilir memang merupakan wilayah terluas ke-4 di Kabupaten Mempawah, namun dari segi kepadatan penduduk, wilayah ini memiliki penduduk yang cukup padat, yaitu terpadat ke-3 dari seluruh wilayah. Prosentasi kepadatannya menyebar pada: Pasir 37,68%, Sengkubang 23,31%, Malikian 17,65%, Tengah 10,3%, Penibung 6,93%, Terusan 4,7%, Kuala Secapah 4,24%, dan Tanjung 1,97%3. Kecamatan Mempawah Hilir memiliki kepadatan penduduk sebesar 264 jiwa/km. Penduduk terpadat terletak di kelurahan Terusan, 2
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014 (Mempawah Hilir: Kecamatan Mempawah Hilir, 2014), hlm. 11-13. 3 Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 12.
12
dengan tingkat kepadatan 1.696 jiwa/km, sedangkan yang terendah terdapat di Desa Sengkubang, yaitu 96 jiwa/km. Per semester I (30 Juni 2014), penduduk Kecamatan Mempawah Hilir berjumlah 42.212 jiwa, dengan prosentase jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,01% dan jenis kelamin perempuan 48,99%, serta jumlah kepala keluarga 11.463 KK4. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Mempawah Hilir tahun 2014 sebesar 10,11 persen. Desa/Kelurahan yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Desa Pasir sebesar 15,99 persen, sedangkan terendah adalah Terusan sebesar 0,001 persen. Pertumbuhan ini penduduk ini dilihat dari pertumbuhan penduduk pada tahun sebelumnya 5. Penduduk di kecamatan Mempawah Hilir, tergolong cukup unik, jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, karena penduduk di sini lebih banyak didominasi oleh kelompok umur muda. Pertumbuhannya akan
terus
bertambah
seiring
dengan
perkembangan
kabupaten
Mempawah yang terus berkembang. Salah satu faktornya adalah pertumbuhan ekonomi, kualitas keamanan, pendidikan dan kesehatan di wilayah kabupaten Mempawah.
4 5
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 13. Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 14.
13
Tabel Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Mempawah Hilir
No
Desa/Kelurahan
Jumlah
Jumlah
Pertumbuhan
Penduduk
Penduduk
Penduduk
Tahun ini
Tahun Lalu
(%)
1
Desa Pasir
8.034
6.961
15,99
2
Desa Sengkubang
3.554
3.097
14,79
3
Desa Malikian
3.616
3.132
15,45
4
Kel. Tengah
5.861
5.195
12,82
5
Desa Penibung
2.256
1.961
15,04
6
Kel. Terusan
12.717
12.701
0,001
7
Kuala Secapah
5.057
4.275
18,29
8
Kel. Tanjung
1.121
1.019
10.00
3. Pendidikan
Penduduk Kecamatan Mempawah Hilir tergolong penduduk yang sangat
menyadari
akan
pentingnya
pendidikan
bagi
kehidupan.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mempawah per 30 Juni 2014, penduduk Kecamatan Mempawah Hilir berdasarkan pendidikan tertinggi diuraikan sebagai berikut:
14
Penduduk yang belum sekolah (usia 0-6 tahun), berjumlah 9.182 orang. Tidak tamat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 6.550 orang. Tamat SD 9.899 orang. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 6.055 orang. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 8.084 orang6. Berdasarkan data di atas, memang masih cukup banyak penduduk yang tidak tamat SD, tapi masih kalah jauh dengan mereka yang tamat SLTA. Penduduk yang tidak tamat SD, didominasi oleh mereka yang sudah berkeluarga. Itu artinya, meskipun mereka tidak tamat SD, tapi mereka sadar akan pentingnya pendidikan, sehingga anak-anak mereka tetap didorong untuk terus belajar/sekolah. Hal yang sangat mengejutkan adalah banyaknya jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi. Untuk tingkat pendidikan tinggi, angka lulusannya cukup banyak, antara lain: Lulus Diploma II berjumlah 361 orang, Diploma III ada 562 orang. Kemudian untuk sarjana, ternyata jumlahnya lebih banyak, yaitu Strata I mencapai 1.402 orang, Strata II ada 121 orang. Barangkali karena di tempat ini terdapat banyak instansi pemerintah maupun swasta, dan lembaga pendidikan, sehingga banyak juga yang memilih bertempat tinggal dan menjadi penduduk setempat. Akan tetapi yang paling penting adalah bahwa masyarakat di wilayah ini dapat dikatakan masyarakat yang sadar pendidikan.
6
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 21.
15
Tabel Penduduk Menurut Pendidikan Kecamatan Mempawah Hilir
No
Pendidikan Jumlah (orang)
1
Belum sekolah
9.182
2
Tidak tamat SD
6.550
3
Tamat SD
9.899
4
Tamat SLTP
6.055
5
Tamat SLTA
6.055
6
Diploma II
361
7
Diploma III
562
8
Strata I
1.402
9
Strata II
121
4. Agama dan Suku
Sebagaimana diuraikan terdahulu bahwa Kecamatan Mempawah Hilir merupakan kecamatan yang berada di wilayah pesisir. Umumnya di Indonesia, masyarakat pesisir dihuni oleh mereka yang beragama Islam. Demikian juga dengan Kecamatan Mempawah Hilir, penduduk di wilayah ini didominasi oleh umat Islam, yaitu 35.881 jiwa7. Meski demikian, ada
7
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 21.
16
juga yang beragama lain, seperti Hindu, Budha, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Konghuchu, bahkan kepercayaan yang berada di luar agama yang diakui di Indonesia. Tertinggi setelah Islam adalah Budha dengan jumlah penganut mencapai 4.352 jiwa. Disusul oleh Kristen Protestan 879 jiwa, Kristen Katholik 659 jiwa, Konghuchu 136 jiwa, dan Hindu 44 jiwa. Selain itu, ada juga penganut kepercayaan, jumlahnya melebihi penganut Hindu dan Konghuchu, yaitu 265 jiwa8. Untuk masalah suku, di wilayah kecamatan Mempawah Hilir tidak jauh berbeda dengan di daerah lainnya di Kalimantan Barat. Mayarakat di sini terdiri dari berbagai etnis/suku, antara lain Dayak, Melayu, Madura, Jawa, Batak, dan etnis Tionghoa. Hal ini terlihat dari keseharian mereka dalam pergaulan. Tabel Penduduk Menurut Agama yang dianut Kecamatan Mempawah Hilir No
8
Agama
Jumlah
1
Islam
35.881
2
Kristen Katholik
659
3
Kristen protestan
879
4
Hindu
44
5
Budha
4.352
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 21.
17
6
Konghucu
136
7
Kepercayaan
265
5. Mata Pencaharian
Sebaran penduduk yang cukup padat di Kecamatan Mempawah Hilir, menuntut warganya untuk bekerja. Dunia usaha penduduk Kecamatan Mempawah Hilir dapat dibagi menjadi beberapa sektor: Pertama, sektor Perkebunan/Pertanian9. Pada sektor ini lahan yang dijadikan sebagai tempat usaha adalah sebagai berikut: a) Karet, total area 894 Ha, dengan penghasilan 2146 ton di tahun 2013; b) Kelapa Dalam, total area 4009 Ha, menghasilkan 1504 ton di tahun 2013; c) Kopi 40 Ha, menghasilkan 26 ton pada tahun 2013; d) Lada dan Kakao, masing-masing 13 dan 52 Ha, namun hasilnya tidak terdeteksi; e) Kelapa Sawit 63 Ha, dengan penghasilan 368 ton. Sementara Pinang/Jambe, luasnya mencapai 55 Ha, di tahun 2012 menghasilkan 30 ton, tapi di tahun 2013 tidak terdeteksi. Selain itu, produksi tanaman pangan dan sayuran juga berjalan di Kecamatan Mempawah Hilir. Untuk produksi padi, luas wilayah mencapai 588 Ha, dengan produksi 1587,6 ton di tahun 2013. Jagung 20,5 Ha, 92,25 ton. Kacang Hijau 3 Ha 2,7 ton. Ubi Kayu 31 ha 372 ton. Ubi Jalar 33,25 Ha 239,4 ton. Sedangkan untuk sayuran, terdapat Sawi 13,8 Ha 331,2 ton. Lobak 6 Ha 210 ton. Kacang Panjang 15 Ha 600 ton. Cabai 10,6 Ha 169,6 ton. Mentimun 10,5 Ha 420 ton, dan Kangkung 10,5 Ha 252 ton10. 9
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 24. Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 34.
10
18
Kedua,sektor Peternakan. Pada tahun 2013, semua Desa/Kelurahan memiliki hewan ternak, baik yang sengaja diternak maupun yang sekedar peliharaan. Ada beberapa ternak yang tercatat, misalnya Sapi, Kambing, Babi, Ayam Kampung, Ayam Ras, dan Itik yang tersebar di setiap Desa/Kelurahan. Tahun 2014, Sapi 2.151 ekor, Kambing 1.759 ekor, Babi 1.597 ekor, Ayam Kampung 3.471 ekor, Ayam Ras 9.090 ekor, dan Itik 2.634 ekor11. Sedangkan untuk jenis usaha peternakannya, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Ternak Besar (lebih dari 5 ekor) ada 139; b) Ternak kecil (lebih dari 10 ekor) ada 78; c) Ternak Unggas (lebih dari 100 ekor) ada 89; d) Potong hewan ada 5; e) Pakan ternak ada 12; dan f) Pemasaran hasi ternak ada 51. Akan tetapi, di antara sekian banyak jenis usaha itu, masih ada yang kurang, yaitu usaha pembibitan. Sehingga, untuk mencari bibit harus ke tempat lain12. Ketiga, sektor Nelayan. Pada sektor ini yang paling dominan adalah penduduk wilayah Desa Kuala Secapah. Dapat dipahami karena desa ini memang langsung berbatasan dengan pantan dan laut lepas. Di Kuala Secapah, terdapat 135 orang nelayan pemilik, 232 nelayan buruh dan 19 pedagang pengumpul. Akan tetapi, meskipun berbatasan dengan Kuala Secapah, Kelurahan Tengah justru tidak banyak yang bekerja
11 12
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 40. Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 41.
19
sebagai nelayan. Hanya 16 orang nelayan pemilik, 17 orang nelayan buruh, dan 4 orang nelayan pengumpul13. Secara berturut-turut, Sengkubang 58 orang nelayan pemilik, 64 nelayan buruh, dan 9 nelayan penngumpul; Tanjung 55 orang nelayan pemilik, 32 nelayan buruh dan 7 nelayan pengumpul; Terusan 48 nelayan pemilik 57 nelayan buruh, and 8 orang nelayan pengumpul; Pasir 44 nelayan pemilik, 36 nelayan buruh dan 7 orang nelayan pengumpul; Penibung 39 orang nelayan pemilik, 42 orang nelayan buruh, dan 8 orang nelayan pengumpul; dan Malikian memiliki 22 orang nelayan pemilik, 27 orang nelayan buruh, dan 2 orang pengumpul14. Keempat, sektor Industri. Sektor ini yang dimaksud adalah industri tambang pada tipe galian C, untuk pertambangan pasir. Usaha ini terdapat di 3 tempat, yaitu Desa Pasir, Desa Sengkubang dan Desa Penibung. Tambang Pasir di Desa Pasir ada 2 Ha, di Desa Sengkubang ada sekitar 7 Ha, dan di Desa Penibung ada kurang lebih 8 Ha. Penambangan dilakukan di sungai15. Selain itu ada juga jenis industri lain, seperti Tepung Beras, Gilingan Padi dan Pandai Besi. Untuk industri tepung beras ada 16 buah dengan jumlah tenaga kerja 27 orang, Gilingan padi ada 8 buah dengan jumlah karyawan 19 orang, dan pandai besi ada 4 buah dengan pengrajin 9 orang. Kemudian industry perabot rumah tangga, Mebel dan Sablon. Industri Mebel ada 15 buah dengan jumlah karyawan 84 orang, dan 13
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 42. Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 48. 15 Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 52. 14
20
industry sablon ada 9 buah dengan karyawan 24 orang. Industri Batako 17 buah dan karyawan 49 orang, Bubut kayu 6 buah dan karyawan 15 orang, gorong-gorong 11 buah dengan 31 orang karyawan16. Di samping keempat sektor di atas, penduduk Mempawah Hilir juga bekerja di berbagai sektor lainnya, seperti pegawai negeri/swasta, perdagangan, dan lain sebagainya. Berdasarkan Profil Kecamatan Mempawah Hilir tahun 2014, diperoleh data: Belum bekerja 10.966 orang, Mengurus Rumah Tangga 8.981 orang, Pelajar/Mahasiswa 8.007 orang, Pensiunan 470 orang, Pegawai Negeri Sipil 2.252 orang, TNI 128, Polisi 313 orang, Pedagang 473 orang, Wiraswasta
1.805 orang, Karyawan
3.833 orang, Industri 18 orang, Buruh 1.121 orang, Tukang 241 orang, Petani 2.252 orang, Peternak 19 orang, Nelayan 696 orang, Guru/Dosen 156 orang, Tenaga Medis 54 orang dan, lain-lain 431 orang17. Tabel Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan Mempawah Hilir No
16 17
Mata pencaharian
Jumlah (orang)
1
Belum bekerja
10.966
2
Mengurus rumah tangga
8.981
3
Pelajar/Mahasiswa
8.007
4
Pensiunan
470
Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 52. Tim Penyusun, Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014…, hlm. 22.
21
5
PNS
2.252
6
TNI
128
7
Polisi
313
8
Perdagangan
473
9
Wiraswasta
1.805
10
Karyawan
3.833
11
Industri
18
12
Buruh
1.121
13
Tukang
241
14
Petani
2.252
15
Peternak
19
16
Nelayan
696
17
Guru/Dosen
156
18
Tenaga Medis
54
19
lain-lain
431
B. Partisipasi Politik Masyarakat 1. Kondisi Sosial Politik
Dilihat dari penduduknya, Mempawah Hilir merupakan kecamatan yang heterogen. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya, status sosial dan agama. Masyarakat di sini hidup rukun dan penuh kedamaian. Masing-masing memiliki kesibukan tersendiri, ada yang bekerja sebagai petani, peternak, nelayan, pedagang, pegawan negeri,
22
pegawai swasta, pendidik, pelajar, dan lain sebagainya. Masing-masing profesi ini telah menenggelamkan mereka dalam kesibukan sehari-hari. Kondisi sosial mereka sangat baik, tidak ada catatan kekerasan dan penyimpangan-penyimpangan perilaku yang mengkhawatirkan. Masyarakatnya masih hidup dalam gaya pedesaan, kendatipun berada di wilayah perkotaan. Gotong-royong, silaturahmi, dan saling membantu dalam setiap kegiatan kemasyarakatan masih sangat kental di daerah ini. Cinta damai dalam perbedaan merupakan prinsip kehidupan mereka. Kalaupun ada gesekan-gesekan, biasanya justru karena perbedaan pandangan dalam hal politik. Beda calon, cara sosialisasi, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemilihan umum, memang cukup terasa, akan tetapi tidak sampai pada titik mengkhawatirkan. Umumnya saat kampanye saja hal itu terjadi, setelahnya, kondisi sosial masyarakat akan kembali seperti semula.
2. Partai Politik dan Calon Anggota Legislatif
Penetapan partai politik peserta pemilu di Kabupaten Mempawah (dulu Kabupaten Pontianak) didasarkan pada keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) tentang Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu. KPU Kabupaten Mempawah menerima pendaftaran dari tanggal 8 sampai dengan tanggal 29 September 2012, melalui Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL). Ada beberapa
23
dokumen yang harus dipenuhi oleh partai politik, agar dapat diikutkan dalam pemliu, yaitu: a. SK Kepengurusan Partai Politik Tingkat Pusat dan Provinsi, serta AD/ART Partai Politik; b. SK Kepengurusan Partai Politik, keterwakilan 30% perempuan dalam kepengurusan tingkat kabupaten; c. SK Kepengurusan Partai Politik Tingkat Kecamatan; d. Nomor Rekening Dana Kampanye dan alamat kantor Partai politik tingkat Kabupaten dan Kecamatan; e. Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Politik. Setelah dokumen tersebut terpenuhi, maka selanjutnya Partai Politik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Berstatus Badan Hukum sesuai dengan Undang-Undang Partai Politik; b. Memiliki Kepengurusan di seluruh Provinsi; c. Memiliki kepengurusan di 75% kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan; d. Memiliki kepengurusan di 50% jumlah kecamatan di kabupaten/kota yang bersangkutan; e. Menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; f. Memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 orang atau 1/1.000 dari jumlah penduduk pada kepengurusan partai politik sebagaimana
24
dimaksud pada huruf c yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu tanda anggota; g. Mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sampai tahapan akhir pemilu; h. Mengajukan nama, lambing dan tanda gambar partai politik kepada KPU; dan, i. Menyerahkan nomor rekening dana kampanye Pemilu atas nama partai politik tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota kepada KPU.
Beradasarkan hasil verifikasi partai politik tahap I di Kabupaten Pontianak 7 sampai dengan 15 Oktober 2012, ada 26 Partai Politik yang menyerahkan dokumen dan perbaikannya. Partai-partai politik itu adalah: 1) Partai Nasional Demokrat (Partai Nasdem); 2) Partai Persatuan Nasional (PPN); 3) Partai Damai Sejahtera (PDS); 4) Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama (PKNU); 5) Partai Buruh; 6) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); 7) Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra); 8) Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura); 9) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI); 10) Partai Keadilan Sejahtera (PKS); 11) Partai Nasional Republik (Partai Nasrep); 12) Partai Persatuan Pembangunan (PPP); 13) Partai Demokrasi Pembaruan (PDP); 14) Partai Golongan Karya (Partai Golkar); 15) Partai Demokrat; 16) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P); 17) Partai Amanat Nasional (PAN); 18) Partai Republik; 19) Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB); 20) Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN); 21) Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI); 22) 25
Partai Bulan Bintang (PBB); 23) Partai Karya Republik (PAKAR); 24) Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB); 25) Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI); dan, 26) Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme). Selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi KPU RI, ternyata hanya ada 16 partai politik yang lolos, dan setelah diverifikasi secara factual, maka ke-16 partai itu juga lolos verifikasi KPU kabupaten Pontianak. Partai-partai tersebut adalah: 1) Partai Nasional Demokrat (Partai Nasdem); 2) Partai Persatuan Nasional (PPN); 3) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); 4) Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra); 5) Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura); 6) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI); 7) Partai Keadilan Sejahtera (PKS); 8) Partai Persatuan Pembangunan (PPP); 9) Partai Demokrasi Pembaruan (PDP); 10) Partai Golongan Karya (Partai Golkar); 11) Partai Demokrat; 12) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P); 13) Partai Amanat Nasional (PAN); 14) Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB); 15) Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN); dan, 16) Partai Bulan Bintang (PBB). Pada akhir verifikasi, berdasarkan partai politik yang lolos pada tingkat nasional, maka di Kabupaten Pontianak tahun 2014 ditetapkan 12 partai saja yang dapat mengikuti pemilu, yaitu: 1) Partai Nasional Demokrat (Partai Nasdem); 2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); 3) Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra); 4) Partai Hati Nurani Rakyat
26
(Partai Hanura); 5) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI); 6) Partai Keadilan Sejahtera (PKS); 7) Partai Persatuan Pembangunan (PPP); 8) Partai Golongan Karya (Partai Golkar); 9) Partai Demokrat; 10) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P); 11) Partai Amanat Nasional (PAN); dan, 12) Partai Bulan Bintang (PBB). Partai-partai politik yang dinyatakan lolos tersebut kemudian mengajukan Calon Anggota Legislatif (Caleg) di kabupaten Pontianak melalui 4 Daerah Pemilihan (Dapil). Daerah Pemilihan Kabupaten Pontianak I adalah Kecamatan Siantan dan Segedong dengan 12 Parpol dan 91 orang caleg. Daerah Pemilihan Kabupaten Pontianak II adalah Kecamatan Sungai Pinyuh dan Anjongan, 12 Parpol 44 caleg. Daerah pemilihan Kabupaten Pontianak III, kecamatan Mempawah Hilir dan Mempawah Timur, terdapat 12 parpol dan 46 caleg. Sedangkan Daerah Pemilihan Kabupaten Pontianak IV adalah Kecamatan Toho dan Sungai Kunyit, dengan 12 parpol dan 66 caleg. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa di kecamatan Mempawah Hilir terdapat 12 parpol, bergabung dengan Kecamatan Mempawah Timur. Parpol-parpol tersebut adalah parpol-parpol yang terverifikasi secara nasional. Melalui 12 parpol tersebut terdapat 46 calon anggota legislatif. Sementara nama-nama calon anggota legislatif daerah pemilihan III (Mempawah Hilir dan Mempawah Timur) tercatat sebagai berikut: 1. PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (NASDEM)
27
a. A. FAUZI b. SUKARJO, S.Sos c. YUNARIYAH NENGSIH d. SUGENG SUDIHARTO, SE e. IRNAMA ARI WASTIKA, A.Md f. MISDI g. JULIANA h. M. ALFAINI
2. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) a. INDARYANI b. MAMAN SURATMAN c. NURFADLI, S.Pd.I d. YANTI e. SARBAINI f. MUZAIPAH g. AKHMAD N, SE h. USMAN ALATAS
3. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) a. DEKY MULYADI, SH b. DENI AKRAMUL HAKIM, S.Sos, MA c. YUNANI, A.Md d. SYF DEWI JUANTI, S.Pd
28
e. SUHARDI f. HAJIANTI ANDIKA SARI g. TEDDY KURNIAWAN
4. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI PERJUANGAN) a. M. FAISAL b. SUSANTO, SE, ME c. MARIANI, S.Kom d. JULIANTO e. LILI SURYANI MAWAR f. WELLY HARPENDI g. WAN ROSMALINDA h. HARPIYANI
5. PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) a. HERMAN, SE b. H. DUDUNG AGUS SUHARTO, S.Sos c. SALBIANI d. SUMURUNG SIMORANGKIR, BA e. MAS AGUS SUPRIYANTONO f. YETTY TRIASTUTI S.Kom g. IRHAMNA, SH h. A. SYAFRUDDIN
29
6. PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA) a. ABDUL HAMID b. ERDEDIAWAN c. ASMARANI d. HALIMAH TUSA'DIAH e. SURYADI f. ABIE CHINDRIAS g. FAIZAH, S.Pdi h. MISRUJI, S.Ag
7. PARTAI DEMOKRAT a. SURYA MUCHLIS, SE b. WIDDIANSYAH, SE c. ELIZA WIDA FIANTI d. RAJUINI, S.Pd.I e. ARYADI f. CICI FITRI RAHAYU, SE g. SY. USMAN h. HANI WATI
8. PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) a. RIDHUAN ISMAIL, SH b. SURYATI c. ASMINTARSO, SH
30
d. EDI MURJANI, SE e. MAISYITA f. Drs. MAHRAN g. SYARIFAH SRININGSIH h. DARWIS
9. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) a. H. TRISNA JAYA, S.Mn b. GUSTI DARWIS, S.Sos c. HERLINA SUSANTI, S.H.i d. KARNAIN M. THAHIR e. UMI KALSUM f. MARDANIE, SE g. MARINI, S.Pd h. MUHRI
10. PARTAI HATI NURANI RAKYAT (HANURA) a. MUKHLIS b. MAT JAIS c. HAYANI d. MEGA SAFITRI e. WAN AGUSTAM f. MAHDI g. ERNAWATI
31
h. TORIYADI
11. PARTAI BULAN BINTANG (PBB) 1. AHMAD SAHARI 2. A. RAZAK ACHMAD, SH 3. YULLIAN PUSPASARI 4. H. WAHIDI ZAHRI, S.IP 5. REZA FAISAL 6. SYF. SA'ADAH 7. RAPIKA SARI 8. PAULUS FIRMANDI
12. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA (PKPI) a. FEBRIADI b. RITA SARI, S.Psi c. RAMLAN SAIDI d. NURUL AINI e. JULINARDI f. SUNARDI g. DARMIATI
Dari nama-nama tersebut, banyak juga yang memang merupakan penduduk asli Mempawah Hilir, seperti Nurfadli, S.PdI, yang merupakan warga asli Dusun Suap – Kampung Parit Amanku. Nurfadli sendiri dikenal sebagai tokoh agama yang disegani di wilayahnya. Kondisi inilah yang
32
kemudian mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam dunia politik, meskipun tidak secara total. Keberadaan tetangga, atau orang yang dihormati
di
lingkungannya,
membuat
masyarakat
dapat
turut
berpartisipasi dalam pemilu. Meskipun faktanya, Nurfadli juga tidak berhasil memenangkan percaturan politik tersebut. Selain Nurfadli, masih banyak calon anggota legislatif yang berasal dari Mempawah Hilir.
3. Kelompok Masyarakat Partisipan
Jika dilihat dari data secara global di wilayah KPU Daerah Kabupaten Pontianak, maka pemilu tahun 2014 mengalami kenaikan tingkat partisipasi masyarakat. Grafik peningkatan partisipasi pemilih khususnya pada pemilu anggota DPR, DPRD dan DPD tahun 2014 dapat dipahami melalui data pemilu yang dimulai dari Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati sebanyak 61,53%, kemudian Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur sebanyak 66,30%, pemilu DPR, DPRD, dan DPD tahun 2009 sebanyak 70,16%, dan pemilu presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 sebanyak 67,09%. Sementara pemilu anggota DPD, DPR dan DPRD di kabupaten Pontianak sebanyak 75,06% di tahun 2014. Akan tetapi peningkatan ini tidak diikuti pada hasil pemilu presiden dan wakil presiden di kabupaten Pontianak tahun 2014, yaitu 65,55%. Pada emilu Presiden dan Wakil Presiden, ternyata kembali mengalami penurunan. Berdasarkan data demografi di lingkup kecamatan Mempawah Hilir, maka masyarakat partisipan dapat dikelompok sebagai berikut:
33
Petani, Peternak, Pedagang, Pegawai Negeri/Swasta, Pelajar/Mahasiswa, Pendidik (Guru/Dosen), Nelayan, Wiraswasta dan Buruh. Mereka ini ada yang ikut terafiliasi ke dalam organisasi/perkumpulan tersendiri ada pula yang tidak. Akan tetapi, pada umumnya masyarakat cukup berpartisipasi dalam pemilu di wilayah kecamatan Mempawah Hilir tahun 2014, meskipun hanya sebatas datang dan memilih pada pemilu. Hasilnya, pada daerah pemilihan (Dapil) III (Mempawah Hilir dan Mempawah Timur, diterpilih wakil-wakil rakyat sebagai berikut: 1) Muhammad dari Partai Nasdem dengan perolehan suara sebanyak 909 suara; 2) Indaryani dari PKB sebanyak 1.446 suara; 3) Teddy Kurniawan dari PKS sebanyak 2.308 suara; 4) Muhammad Faisal dari PDI-P sebanyak 732 suara; 5) Herman dari partai Golkar sebanyak 1.757 suara; 6) Erdi Diawan dari partai Gerindra sebanyak 1.818 suara; 7) Rajuini dari partai Demokrat sebanyak 1.515 suara; dan, 8) Ridhuan Ismail dari partai PAN sebanyak 1.008 suara.
4. Kegiatan Masyarakat dalam Politik
Berdasarkan hasil wawancara beberapa responden, ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam kaitannya pemilu, sebagai berikut: a. Ikut Memilih Untuk golongan ini, terdapat dua tipe partisipasi yaitu: 1) Ada masyarakat yang berpartisipasi dengan cara ikut memilih saja, menggugur hak dan kewajiban; 2) Ada pula yang memilih karena
34
memang memiliki tujuan dan harapan. Meskipun tidak banyak, ada juga yang memilih karena ada semacam intimidasi. b. Ikut menghadiri acara sosialisasi KPU Pada kelompok ini, juga terdiri dari 2 tipe partisipasi yaitu: 1) Ada yang ikut sosialisasi KPU saja, dan 2) Ada juga yang memiliki tujuan dan harapan. c. Ikut menghadiri acara sosialisasi calon, baik anggota legislative maupun presiden/wakil presiden. Mereka ini ikut menghadiri acara sosialisasi calon, ada yang karena simpati ada yang karena memang ada tujuan tertentu. d. Ikut mensosialisasikan calon tertentu. Partisipasi aktif masyarakat dalam bentuk mensosialisasikan calon tertentu, terjadi karena beberapa sebab: 1) karena menjadi tim sukses; 2) karena simpati; dan, 3) karena memiliki harapan dan tujuan. e. Ikut mempersiapkan sosialisasi calon tertentu. Ikut persiapan dan partisipasi aktif semacam ini, disebabkan oleh simpati dan punya harapan/target tertentu. f. Ikut membantu pendanaan calon tertentu. Ada juga yang ikut membantu pendanaan. Umumnya karena memiliki tujuan dan harapan tertentu. Hal ini dapat dilihat dari siapa yang melakukan partisipasi semacam ini. Jika ia pengusaha, maka ada harapan untuk memperoleh proyek tertentu jika berhasil nantinya. Jika
35
ia orang biasa, terkadang karena simpati pada calon tersebut, dan seterusnya.
36
BAB III
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KECAMATAN MEMPAWAH HILIR KABUPATEN MEMPAWAH DALAM PEMILU 2014
A. Mengukur Tingkat Partisipasi Politik dalam Pemilu Partisipasi keikutsertaan
politik
secara
aktif
masyarakat maupun
dalam pasif
pemilu
masyarakat
adalah
bentuk
dalam
proses
penyelenggaraan pemilu. Partisipasi politik dapat berbentuk macam-macam, misalnya ikut serta menentukan dan memilih calon yang diinginkan, ikut sosialisasi, ikut membantu pendanaan atau tenaga, dan lain-lain. 1. Bentuk Partisipasi Politik Berdasarkan hasil survey awal (pra-penelitian) dan wawancara di masyarakat yang dilakukan peneliti pada bulan Juni 2015, ada beberapa point partisipasi yang muncul di masyarakat pada saat pemilu tahun 2014 yang lalu. Bentuk partisipasi tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, keikutsertaan memilih. Bentuk ini terdiri dari dua kategori, yaitu memilih dan tidak memilih. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi dalam bentuk memilih. Memilih atau pun tidak memilih, pasti ada alasannya. Untuk kategori memilih, alasannya bisa bermacam-macam, misalnya: ada kartu pemilih dan undangan, namanya terdaftar sebagai pemilih meskipun tidak memperoleh undangan dan kartu, karena alasan keadilan dan lainnya, ada pilihan partai atau calon, percaya bahwa pemilu akan mampu merubah keadaan, ada
29
waktu luang (pas ada di rumah), ada intimidasi, ada imbalan, dan lain sebagainya. Ketidak-ikut-sertaan dalam memilih, bisa karena alasan sebaliknya. Kedua, kegiatan atau aktifitas dalam pemilu. Kegiatan ini juga bisa bermacam-macam, seperti: hanya diam saja/tanpa berbuat apa-apa, ikut sosialisasi, ikut menjadi tim sukses, ikut mendanai dan lain sebagainya. Bagi yang tidak ikut memilih, kegiatannya bisa sebaliknya dari yang memilih. Ketiga, kualitas kinerja KPU dalam menyelenggarakan pemilu. Kualitas ini sangat menentukan. Apakah KPU sudah baik atau belum dalam memberikan informasi teknis maupun non teknis dalam penyelenggaraan pemilu kepada masyarakat, menjadi ukuran partisipasi politik masyarakat dalam pemilu tersebut. 2. Kendala Politis Berdasarkan hasil survey di masyarakat, ada beberapa kendala politik yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat, yaitu: Pertama, masyarakat mulai bosan dengan keberadaan pemilu yang terus menerus seperti tanpa henti. Di Kabupaten Pontianak sendiri sejak tahun 2012, telah terjadi pemilu berulang kali, Pemilu Gubernur tahun 2012, Pemilu Bupati tahun 2013, Pemilu Legislatif tahun 2014 dan terakhir Pemilu Presiden tahun 2014. Kondisi mempengaruhi partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Kedua, banyaknya janji-janji politik para calon yang pada kenyataannya masih dinilai tidak terbukti. Jangankan mereka yang tidak terpilih, yang terpilih saja masih banyak yang melupakan janjinya. Anggapan yang beredar di masyarakat, bahwa masyarakat hanya dijadikan sebagai objek saja dalam pemilu dalam meraup suara, setelah itu semuanya selesai. Ketiga, masalah RAS, masih menjadi isu penting yang dijadikan alat oleh para calon. Perpecahan sering kali terjadi di masyarakat, hanya gara-gara pemilu.
30
Kondisi ini sangat memprihatinkan, dan mempersulit terwujudnya pemimpin atau wakil yang respresentatif yang mau bekerja dan memperjuangkan nasib konstituennya.
B. Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir Data ini diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner yang disebar di seluruh wilayah kecamatan Mempawah Hilir, sebanyak 270 responden pada sepanjang bulan Juni 2015. Wawancara dan Kuesioner dibagi menjadi dua macam, yaitu: Pertama, partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu Legislatif (DPD, DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Kedua, partisipasi politik masyarakat dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Data tersebut kemudian akan dianalisa dengan menggunakan pemaknaan
berdasarkan
prosentase
jawaban
per-item
kuesioner.
Pemaknaannya didasarkan pada interval prosentase yang diperoleh. Prosentase tersebut dimaknai dan dinilai dalam hubungannya dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Ini untuk kasus partisipasi pemilih dan kinerja Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Mempawah dalam menyelenggarakan pemilu. Sedangkan untuk item-item lainnya, prosentase akan dimaknai sesuai dengan tingkat partisipasinya pada masingmasing item pilihan jawaban. Interval yang akan digunakan juga sama dengan pemaknaan sebelumnya, baik mereka yang ikut memilih atau mereka yang tidak ikut memilih. Kemudian hasil data tersebut akan dimaknai sendiri berdasarkan logika partisipasi yang muncul di masyarakat. Khususnya mereka
31
yang tidak memilih, akan tetap dimaknai berdasarkan interval tersebut di atas dengan pemaknaan terbalik. Interval tersebut akan dimaknai sebagai berikut:
NO.
INTERVAL
MAKNA
1.
0 % - 45 %
Sangat Kurang
2.
45 % - 55,99 %
Kurang
3.
56 % - 67,99 %
Cukup
4.
68 % - 79,99 %
Baik
5.
80 % - 100 %
Sangat Baik
Melalui Kuesioner dan wawancara langsung tersebut diperoleh data yang direkapitulasi sebagai berikut: 1. Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Legislatif (DPD, DPR, dan DPRD). NO. 1.
JENIS PARTISIPASI Apakah Ada ikut memilih pada
JUMLAH PROSENTASE Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
203
75,18 %
b. Tidak ikut memilih
67
24,82 %
Total
270
100 %
(Jika Anda TIDAK Memilih),
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
pemilihan umum Calon Legislatif tahun 2014 yang lalu? a.
2.
Ikut memilih
mengapa Anda tidak menggunakan hak pilih Anda dalam Pemilu Calon
32
Legislatif tahun 2014 yang lalu? a.
Tidak punya kartu pemilih
b. Tidak tahu kalau nama saya
4
5,97 %
3
4,47 %
5
7,46 %
14
20,89 %
terdaftar sebagai pemilih. c.
Sebagai protes karena pelaksanaan pemilu calon legislative 2014 disinyalir tidak adil.
d. Bingung memilih calon legislative dan partai politik. e.
Tidak ada calon favorit.
7
10,44 %
f.
Tidak percaya bahwa pemilu
26
38,8 %
3
4,47 %
h. Ada intimidasi.
2
2,98 %
i.
Tidak ada imbalan.
1
1,49 %
j.
Tidak tahu.
2
2,98 %
67
100 %
(Jika Anda Ikut Memilih), Apa yang
Item
Jumlah
menyebabkan Anda memilih Calon
Jawaban
Prosentase
bisa memperbaiki keadaan. g. Harus bekerja/ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan.
Total 2.
Legislatif 2014 yang lalu? (Jumlah total 203 responden).
33
a.
Ada Kartu Pemilih dan
198
97,53 %
5
2,47 %
203
100 %
198
97,53 %
5
2,47 %
Total Seharusnya
203
100 %
Demi keadilan, kejujuran dan
26
12,8 %
34
16,74 %
2
0,98 %
12
5,91 %
g. Pas ketetapan ada di rumah.
51
25,12 %
h. Ada partai dan calon legislative
54
26,6 %
3
1,47 %
Undangan untuk memilih. Tidak ada Kartu Pemilih dan Undangan (Pemilih Khusus) Total Seharusnya b. Namanya Saya terdaftar sebagai pemilih. Tidak Terdaftar sebagai Pemilih (Pemilih Khusus)
c.
kebebasan bersuara/berpolitik. d. Ada pilihan calon Legislatif, meskipun tidak suka partainya. e.
Ada pilihan partai, meskipun calonnya tidak disukai.
f.
Percaya bahwa Pemilu dapat memperbaiki keadaan.
yang cocok. i.
Ada Intimidasi, bahwa Saya harus memilih.
34
j.
3.
Ada imbalan yang lumaian.
5
2,47 %
k. Tidak tahu, yang penting memilih.
16
7,88 %
Total
203
100 %
(Jika Anda ikut memilih) Apa yang
Item
Jumlah
Anda lakukan dalam pemilu calon
Jawaban
Prosentase
97
47,78 %
36
17,73 %
53
26,10 %
2
0,98 %
15
7,38 %
0
0%
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
legislative tahun 2014 yang lalu, sebagai wujud partisipasi Anda dalam pemilu? a.
Tidak ada/Hanya memilih saja.
b. Ikut mensosialisasikan dan melaksanakan program KPU. c.
Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya.
d. Ikut maju sebagai calon legislative. e.
Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi).
f.
Ikut menyumbang dana kampanye calon legislative.
4.
(Jika Anda TIDAK ikut memilih), Apa yang Anda lakukan dalam pemilu calon legislative tahun 2014 yang lalu? (Jumlah 67 Responden).
35
a.
Tidak ada.
52
77,61 %
4
5,97 %
9
13,43 %
1
1,49 %
0
0
1
1,49 %
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
250
92,59 %
b. Belum.
5
1,85 %
c.
15
b. Ikut mensosialisasikan program KPU, tapi tidak memilih. c.
Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya, tapi tidak memilih.
d. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi), tapi tidak memilih. e.
Ikut menyumbang dana kampanye calon legislative, tapi tidak memilih.
f.
Ikut mensosialisasikan dan mengajak untuk menjadi golongan putih (tidak memilih).
5.
Menurut Anda, apakah sosialisasi KPU sudah cukup memberikan informasi ke masyarakat? a.
Sudah
Abstain
5,55 %
* Data Diolah dari Hasil Kuesioner yang Disebar ke 270 Responden
36
Berdasarkan hasil peroleh data angket di atas, dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut: a. Memilih dan Tidak Memilih Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu, yang kaitannya dengan pemilihan calon legislatif, baik DPD, DPR, DPRD Provinsi maupun Kabupaten/Kota tertera dalam tabel di atas. Partisipasi ini diukur dengan keikutsertaan mereka dalam prosesi pemilihan. Pertanyaannya adalah: Apakah mereka ikut memilih pada pemilihan umum Calon Legislatif tahun 2014 yang lalu? Pertanyaan ini kemudian dijawab dengan 75,18 % ikut Pemilihan (dalam arti datang ke bilik suara dan menentukan pilihan). Sebanyak 24,82 % tidak ikut memilih (dalam arti tidak datang ke bilik suara dan tidak memilih). Jika diukur dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu berdasarkan interval yang telah ditentukan sebelumnya, maka partisipasi politik masyarakat dalam pemilu legislatif di atas masuk pada kategori: baik. Artinya masyarakat cukup memperlihatkan partisipasinya dalam pemilu. Mereka datang ke bilik suara dan menentukan pilihannya. Walaupun kemudian, dalam rekapitulasinya terdapat kesalahan, dan tidak masuk dalam perhitungan (suara rusak). Sementara itu, jika dibandingkan dengan responden yang tidak memilih, yang jumlahnya sebesar 11,86 %, tentu saja jumlah ini tidak cukup signifikan untuk menegasikan hasil pemilu. Artinya, mayoritas masyarakat, masih menunjukkan partisipasinya yang baik dalam pemilu.
37
b. Sebab-sebab Responden Tidak Ikut Memilih Muncul pertanyaan, mengapa mereka tidak memilih dalam Pemilu Calon Legislatif 2014 yang lalu? Dalam hal ini responden harus memilih salah satu jawaban yang dianggapnya paling mewakili dirinya. Hal ini dimaksudkan untuk mencari titik permasalahan dari para responden dalam pemilu legislatif, melalui beberapa alternatif jawaban. Alternatif jawaban ini sebelumnya telah didiskusikan bersama beberapa responden sebelum diberikan kuesioner. Untuk masyarakat yang tidak memilih karena tidak memiliki kartu pemilih, pilihan mencapai prosentase 5,97 % atau berjumlah 4 responden. Setelah dilakukan pendalaman dengan wawancara, 1 dari 4 responden menjawab, bahwa mereka tidak tahu mengapa mereka tidak terdaftar, padahal saat itu usianya sudah di atas 17 tahun. Sisanya, karena masalah administrasi kependudukan yang belum diurus. Responden semacam ini umumnya berasal dari kalangan pelajar/mahasiswa. Dapat dipahami, sebabnya adalah karena pada saat itu data belum ter-update dengan baik. Ketika ditanya apakah mereka mendaftarkan atau melaporkan diri bahwa mereka sudah saatnya memilih? Jawabannya tidak. Oleh karena itu, persoalan ini bukan sepenuhnya kesalahan KPUD Kabupaten Mempawah, melainkan kurang pro-aktifnya responden. Dengan kata lain, responden masih belum aktif berpartisipasi dalam proses pemilu legislatif. Selain tidak ikut memilih karena tidak memiliki kartu pemilih, ada juga yang tidak tahu bahwa dirinya terdaftar sebagai pemilih. Responden
38
semacam ini jumlahnya memang tidak banyak, yaitu hanya berjumlah 3 responden (4,47 %). Dalam hal ini peneliti melakukan pendalaman kembali dengan wawancara, mengapa? Jawabannya, karena mereka tidak melihat data update pemilih terbaru di Desa/Kelurahan. Ini menunjukkan bahwa mereka memang tidak pro-aktif terhadap pemilu. Sebabnya, mereka memang banyak kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, dan ada juga yang memang tidak peduli terhadap masalah pemilu. Masalah berikutnya adalah tidak bersedia memilih, sebagai protes karena pelaksanaan Pemilu Calon Legislatif 2014 disinyalir tidak adil. Responden yang seperti ini, ada tapi lebih banyak dari mereka yang tidak memiliki kartu pemilih dan tidak tahu namanya terdaftar sebagai pemilih. Jumlahnya 5 responden, atau 7,46 % responden. Meskipun tidak terlalu banyak, akan tetapi responden yang ini tergolong cerdas dan kritis. Mereka melihat dan mengamati jalannya pemilu, dan ketika dianggapnya tidak baik, maka mereka memutuskan untuk tidak memilih. Banyak juga yang ternyata mengalami kebingungan dalam memilih calon Legislatif dan Partai Politik. Kebingungan seperti ini banyak dialami oleh para pemilih di wilayah perkotaan dengan arus informasi yang demikian cepat, serta agresifitas para calon yang demikian kencang. Manuver-manuver para calon yang umumnya memuakkan, dengan janjijanji selangit! Sehingga, membuat para responden kebingungan memilih. Responden yang bingung ini berjumlah 14 responden (20,89 %). Selain
39
yang kebingungan, ada juga yang tidak memiliki calon yang difavoritkan, sehingga mereka enggan memilih. Jumlahnya ada 7 responden (10,44 %). Selanjutnya, responden yang merasa tidak percaya pada pemilu bisa memperbaiki keadaan. Ternyata di luar dugaan, banyak juga yang memilih point ini, yaitu sebanyak 26 responden atau 38,8 %. Pendalaman yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar mereka yang tidak ikut memilih disebabkan oleh pandangan bahwa pemilu tidak akan mampu merubah keadaan. Kalimat yang paling banyak muncul di masyarakat adalah, “pemilu sudah berulang kali, tapi tidak juga ada perubahan”. Selain itu, banyak juga yang mengungkapkan bahwa, “Para calon legislatif selalu saja begitu, jika pada saat pemilu, mereka seolah dekat dan memperhatikan masyarakat sebagai konstituennya, akan tetapi setelah terpilih, umumnya mereka melupakan masyarakat pemilihnya”. Bahasa mereka yang acap terdengar adalah, “Pemilu sudah sering, tapi kita memilih atau tidak memilih, tetap begini-begini saja, tidak ada perubahan!”. Selain sikap apriori di atas, ada juga yang beralasan bahwa mereka harus bekerja, atau ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal jika dilihat pada kondisi pada saat pemilu 2014, bukankah semua instansi, baik pemerintah maupun swasta, justru diliburkan? Jadi, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa pada hari itu harus bekerja. Tapi, barangkali memang ada kegiatan tertentu, urusan keluarga, atau justru sedang sakit di rumah sakit, dan lain sebagainya. Pastinya, mereka ini berjumlah 3
40
responden (4,47 %). Jumlah yang tidak cukup banyak jika dikatakan bahwa penelitian ini merupakan purposed sampling. Maksudnya, perbandingan representasinya sebanyak 1:10 orang, artinya mereka diperkirakan berjumlah sekitar 30 orang. Menarik untuk disimak, bahwa ada sekitar 2,98 % dari responden menjawab “Ada semacam intimidasi dari pihak-pihak tertentu, sehingga responden harus tidak datang ke bilik suara!”. Mereka ini terdiri dari 2 responden. Ketika diwawancarai, 1 responden mengatakan, bahwa memang ada semacam tekanan, jika datang ke bilik suara, maka keselamatan
mereka
terancam.
Namun,
mereka
tidak
bersedia
menunjukkan atau menyebutkan, dari siapa ancaman itu datang, dan bangaimana bentuknya? Sementara responden yang lain (1 responden) mengatakan, bahwa mereka telah menerima imbalan dari calon tertentu, tapi juga menerima imbalan dari calon lainnya, sehingga dari pada tidak adil, mereka memilih untuk tidak memilih! Sebab, jika memilih salah satu, maka mereka takut dengan yang lainnya. Sebanyak 1,49 % justru dengan santainya mengatakan bahwa mereka tidak mendapat imbalan dari calon manapun, sehingga mereka enggan untuk datang ke bilik suara. Kalimat yang muncul dari pernyataannya, “Dari pada ke bilik suara, lebih baik bekerja! Datang ke bilik suara tidak dapat uang, tapi kalau bekerja pasti mendapatkan uang”. Mereka ini terdiri dari 1 orang responden.
41
Pernyataan yang bersifat ketidak-tahuan, ternyata ada juga responden yang memilihnya. Alasan-alasan yang membuat mereka tidak bersedia hadir dan memilih dalam pemilu legislatif pada tahun 2014 yang lalu, masih bersifat rahasia. Mereka tidak ingin menjawabnya. Menurut hemat peneliti, jawaban-jawaban yang diberikan, lebih bersifat ketidakpercayaan pada pemilu. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan sederhana, bahwa ada dua faktor yang membuat responden tidak ikut memilih, yaitu karena ketidak-sengajaan dan karena kesengajaan. Responden yang tidak memilih karena faktor ketidak-sengajaan terdiri dari 5,97 % responden karena tidak memiliki kartu pemilih, 4,47 % karena tidak tahu namanya terdaftar sebagai pemilih, 4,47 % karena harus bekerja, dan karena ada intimidasi sebanyak 2,98 %. Sedangkan untuk responden yang disebabkan oleh faktor kesengajaan, terdiri dari: karena protes bahwa pemilu tidak adil (7,46 %), karena bingung memilih calon (20,89 %), karena tidak ada calon favorit (10,44 %), tidak percaya pada pemilu dalam merubah keadaan (38,8 %), karena tidak ada imbalan (1,49 %), dan karena tidak tahu (tidak peduli), berjumlah 2,89 %. Data di atas menunjukkan, bahwa tindakan tidak memilih, lebih didominasi oleh rasa ketidak-percayaan kepada pemilu dalam merubah situasi dan kondisi pemilih. Kemudian disusul oleh bingung memilih calon dan partai politik. Ini semua disebabkan oleh ketidak-percayaan lagi terhadap keberadaan partai politik, dan calon yang diajukan. Sedangkan
42
untuk masalah intimidasi, protes pemilu, dan imbalan (money politik), relatif tidak begitu berpengaruh. c. Sebab-sebab Responden Ikut Memilih Responden yang memilih karena ada kartu pemilih dan undangan untuk memilih adalah sebanyak 198 responden, 97,53 %. Artinya, banyak sekali responden yang datang ke bilik suara untuk memilih yang disebabkan oleh karena kepemilikan kartu pemilih dan karena ada undangan untuk memilih. Selain itu, ada juga yang memilih karena namanya terdaftar sebagai pemilih. Ketika dilakukan pendalaman, kebanyakan responden menjawab (120 responden) mengatakan, “Jika seandainya tidak memiliki kartu pemilih dan undangan memilih, barangkali mereka tidak akan datang ke bilik suara untuk memilih. Karena keduanya ada, maka sayang kalau tidak digunakan”. Pilihan berikutnya adalah pilihan bagi kalangan terdidik dan melek politik. Pilihan itu adalah pilihan yang didasarkan demi keadilan, kejujuran dan kebebasan bersuara/berpolitik. Untuk pilihan ini, ada 26 (12,8 %) responden yang meletakkan pilihannya. Kemudian, memilih karena ada pilihan calon Legislatif, meskipun tidak suka partainya. Pendalaman pada responden menunjukkan bahwa mereka memilih murni karena figur calon, bukan karena partainya. Jadi, meskipun calon anggota legislatif itu berasal dari partai yang tidak disukai karena track record-nya yang kurang baik, pemilih tetap memilihnya. Hal ini terjadi lebih karena kepercayaan pada sang figur, dengan harapan-harapan tertentu. Responden yang memilih
43
point ini terdiri dari 34 orang (16,74 %). Sebaliknya mereka yang memilih karena ada pilihan partai, meskipun calonnya tidak disukai, ternyata hanya 2 orang saja (0,98 %). Fanatisme partai semacam ini ternyata tidak banyak terjadi pada para responden. Pilihan berikutnya adalah memilih karena percaya bahwa Pemilu dapat memperbaiki keadaan. Pilihan ini diambil oleh 12 orang responden (5,91 %). Ketika ditanya mengapa mengambil pilihan itu, mereka beralasan, karena memiliki harapan bahwa anggota legislative yang dipilihnya diyakini mampu melakukan perubahan-perubahan yang signifikan bagi kemajuan daerahnya. Ada juga yang memilih hanya karena pas ketetapan ada di rumah. Jika tidak, barangkali mereka tidak akan datang untuk memilih. Mereka ini berjumlah 51 orang (25,12 % responden). Angka yang cukup banyak untuk representasi 1:10. Berikutnya pilihan pada point yang sempurna, yaitu ada partai dan calon legislative yang cocok. Artinya, orang ini memilih yang sangat ideal dalam sebuah alasan partisipasi pemilu. Jumlahnya mencapai 54 orang (26,6 %). Pilihan ini cukup mendominasi pemilih dalam melakukan pilihan. Maksudnya, para pemilih (responden) melakukan aktifitas pemilihan benar-benar didasari oleh kesadaran lahir dan batin, dengan suka rela tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun. Berdeda dengan 3 orang (1,47 % responden) yang ternyata memilih karena adanya intimidasi, bahwa mereka harus memilih. Ketika ditanya, 2 orang responden menjawab hampir sama, bahwa mereka harus
44
memilih
karena
(lingkungannya).
tujuan-tujuan Sedangkan
1
bersama responden
dalam
suatu
lainnya,
kemunitas
karena
sudah
mendapatkan imbalan dari calon tertentu. Hal ini hampir sama dengan 5 orang responden (2,47 %) lainnya, yang memilih karena ada imbalan yang lumaian. Kondisi ini membuat mereka harus datang ke bilik suara dan memilih. Selain responden yang datang memilih karena imbalan, ada juga yang hanya sekedar datang memenuhi kewajiban. Ketika ditanya, mereka menjawab, “tidak tahu, yang penting memilih”. Pemilih ini memang tergolong tidak rasional, akan tetapi jumlahnya mencapai 16 responden (7,88) pemilih. d. Aktifitas Masyarakat yang Ikut Memilih dalam Pemilu Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Pertanyaannya adalah apa yang mereka lakukan dalam proses pemilu berlangsung? Jawaban yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tidak ada/Hanya memilih saja (97 orang responden/47,78 %); Ikut mensosialisasikan dan melaksanakan program KPU (36 responden/17,73 %); Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya (53 responden/26,10 %); Ikut maju sebagai calon legislative (2 orang responden/0,98%); Ikut sebagai tim sukses (2 orang responden/0,98); Ikut menyumbang dana kampanye calon legislative (0 responden/0%).
45
Berdasarkan data di atas, dapat dimaknai bahwa umumnya responden yang memilih pada pemilu legislative 2014 hanya sekedar mendengarkan sosialisasi, kemudian memilih, tanpa berusaha untuk lebih aktif lagi dalam berpolitik. Meskipun memang ada 2 orang responden yang maju sebagai calon legislatif, yang tentunya akan sangat aktif dalam berpolitik, namun pastinya tidak berlaku bagi masyarakat pemilih secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat pada kenyataan bahwa tidak ada responden yang memilih untuk membantu dana kampenye bagi calon legislative yang diunggulkan. Itu artinya, pendanaan kampanye yang berasal dari masyarakat, bisa jadi ada tapi jumlahnya sangat sedikit. e. Aktifitas Masyarakat yang Tidak Memilih dalam Pemilu. Untuk responden yang tidak ikut memilih, hal-hal yang mereka lakukan dalam pemilu calon legislative tahun 2014 yang lalu antara lain: 1) Tidak ada, tidak melakukan apa-apa. Jumlahnya 52 responden (77,61 %); 2) Ikut mensosialisasikan program KPU, tapi tidak memilih (4 responden/5,97%); 3) Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya, tapi tidak memilih (9 responden/13,43%); 4) Ikut sebagai tim
sukses
(kampanye/sosialisasi),
tapi
tidak
memilih
(1
responden/1,49%); 4) Ikut menyumbang dana kampanye calon legislative, tapi tidak memilih (0 %); dan Ikut mensosialisasikan dan mengajak untuk menjadi golongan putih, tidak memilih ((1 responden/1,49%). Berdasarkan data di atas, dapat dipahami bahwa pemilih yang tidak memilih, mayoritas tidak melakukan apa-apa, hanya sekedar tidak memilih
46
(77,61 %). Artinya, meskipun mereka tidak memilih, mereka tidak melakukan kampanye untuk tidak memilih (golput). Mereka yang melakukan kampanye golput hanya 1,49 %. f. Kinerja KPUD dalam Pemilu Ketika ditanya tentang kinerja KPUD dalam menyelenggarakan pemilu, responden pada umumnya menjawab sudah baik. Menurut Anda, apakah sosialisasi KPUD sudah cukup memberikan informasi ke masyarakat? Jawaban rensponden yang mengatakan bahwa kinerja KPUD sudah baik dan sudah cukup memberikan informasi kepada masyarakat, berjumlah 62 responden (92,53 %). Sementara yang menjawab belum baik hanya 5 responden (7,46 %). Selanjutnya adalah partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden di Kecamatan Mempawah Hilir pada tahun 2014. 2. Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden NO. 1.
JENIS PARTISIPASI
JUMLAH PROSENTASE
Apakah anda ikut memilih pada
Item
Jumlah
pemilihan umum Calon Presiden
Jawaban
Prosentase
172
63,70 %
dan Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu? a.
Ikut memilih
47
b. Tidak ikut memilih 2.
98
36,29 %
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
14
14,28 %
2
2,04 %
2
2,04 %
d. Bingung memilih calon.
20
20,4 %
e.
Tidak ada calon favorit.
4
4,08 %
f.
Tidak percaya bahwa Pemilu
28
28,57 %
6
6,12 %
h. Ada intimidasi.
6
6,12 %
i.
Tidak ada Imbalan
10
10,2 %
j.
Tidak tahu.
6
6,12 %
(Jika Anda TIDAK Ikut Memilih), Apa yang menyebabkan Anda memilih Calon Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu? (Jumlah: 98 Responden). a.
Tidak ada Kartu Pemilih dan Undangan untuk memilih.
b. Tidak tahu nama Saya terdaftar sebagai pemilih. c.
Sebagai Protes karena Pemilu calon Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014 disinyalir tidak adil.
dapat memperbaiki keadaan. g.
Harus bekerja/ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan.
48
Jumlah Total 3.
98
100 %
(Jika Anda ikut memilih) Apa yang
Item
Jumlah
menyebabkan Anda memilih dalam
Jawaban
Prosentase
24
13,95 %
20
11,62 %
12
6,97 %
46
26,74 %
2
1,16 %
24
13,95 %
8
4,65 %
h. Ada calon yang cocok/favorit.
44
25,58 %
i.
0
0%
pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu? (Total: 172 responden). a.
Ada kartu pemilih dan undangan untuk memilih.
b. Nama saya terdaftar sebagai pemilih. c.
Demi keadilan, kejujuran dan kebebasan bersuara/berpolitik.
d. Ada pilihan, meskipun tidak suka partainya. e.
Ada pilihan partai, meskipun calonnya tidak disukai.
f.
Percaya bahwa Presiden dan Wakil Presiden yang baru akan dapat merubah keadaan.
g.
Pas ketepatan ada di rumah.
Ada intimidasi bahwa saya harus memilih.
49
j.
Ada imbalan yang lumaian.
0
0%
2
1,16 %
Jumlah Total
172
100 %
(Jika Anda ikut memilih), Apa yang
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
158
91,86 %
2
1,16 %
2
1,16 %
2
1,16 %
8
4,65 %
Jumlah Total
172
100 %
(Jika Anda TIDAK ikut memilih),
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
k. Tidak tahu, yang penting memilih.
4.
Anda lakukan dalam pemilu calon Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu, sebagai wujud partisipasi Anda dalam pemilu? a.
Tidak ada/Hanya memilih saja.
b. Ikut mensosialisasikan dan melaksanakan program KPU. c.
Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya.
d. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi). e.
Ikut menyumbang dana kampanye.
5.
Apa yang Anda lakukan dalam pemilu calon Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang
50
lalu? a.
Tidak ada.
82
83,67 %
1
1,02 %
9
9,18 %
0
0%
6
6,12 %
0
0%
98
100 %
Item
Jumlah
Jawaban
Prosentase
192
71,11 %
b. Belum.
40
14,81 %
c.
38
14,07 %
270
100 %
b. Ikut mensosialisasikan program KPU, tapi tidak memilih. c.
Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya, tapi tidak memilih.
d. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi), tapi tidak memilih. e.
Ikut menyumbang dana kampanye, tapi tidak memilih.
f.
Ikut mensosialisasikan dan mengajak untuk menjadi golongan putih (tidak memilih).
Jumlah Total 6.
Menurut Anda, apakah sosialisasi KPU sudah cukup memberikan informasi ke masyarakat? a.
Sudah
Abstain
Jumlah Total
51
Berdasarkan hasil peroleh data di atas, dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut: a. Memilih dan Tidak Memilih Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu, yang kaitannya dengan pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu Tahun 2014, tertera dalam tabel di atas. Partisipasi ini diukur dengan keikutsertaan mereka dalam prosesi pemilihan. Pertanyaannya adalah: Apakah mereka ikut memilih pada pemilihan umum Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu? Pertanyaan ini kemudian dijawab dengan 63,70% ikut Pemilihan (dalam arti datang ke bilik suara dan menentukan pilihan). Sebanyak 36,29% tidak ikut memilih (dalam arti tidak datang ke bilik suara dan tidak memilih). Jika diukur dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu berdasarkan interval yang telah ditentukan sebelumnya, maka partisipasi politik masyarakat dalam pemilu legislatif di atas masuk pada kategori: cukup baik.
b. Sebab-sebab Responden Tidak Ikut Memilih Muncul pertanyaan, mengapa mereka tidak memilih dalam Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014 yang lalu? Untuk masyarakat yang tidak memilih karena tidak memiliki kartu pemilih, pilihan mencapai
52
prosentase 14,28%. Setelah dilakukan pendalaman dengan wawancara, umumnya hal ini disebabkan oleh masalah administrasi yang tidak diketahui data terbarunya dan penambahan usia yang tidak diikuti dengan pelaporan ke pihak yang berwenang. Responden yang tidak ikut memilih karena tidak tahu bahwa dirinya terdaftar sebagai pemilih, jumlahnya tidak banyak, yaitu 2 responden (2,04%). Persoalannya hampir sama dengan mereka yang tidak memilih karena tidak memiliki undangan dan kartu pemilih, karena mereka tidak melihat data update pemilih terbaru. Lain halnya dengan mereka yang tidak memilih karena bentuk protes atas pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, ada 2,04% responden. Mereka menganggap bahwa jalannya pemilu tidak baik. Tidak hanya di pemilu legislative, banyak juga yang ternyata mengalami kebingungan dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden. Responden yang bingung ini berjumlah 20,4%). Selain itu ada juga yang tidak memiliki calon yang difavoritkan, yaitu 4,08%. Mereka menganggap bahwa calon-calon yang maju, masih belum diyakini dapat merubah keadaan. Anggapan ini juga diamini oleh 28,57% responden. Untuk mereka yang harus bekerja, atau ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan, terdiri dari 6,12%, sama dengan yang tidak memilih karena ada intimidasi. Meskipun tidak dijelaskan mengenai bentuk intimidasinya, namun responden yang memilih point ini tetap ada dan bersikukuh memilihnya.
53
Selain itu, ada responden yang memilih untuk tidak memilih karena tidak mendapatkan imbalan dari pihak manapun. Mereka memilih untuk
tetap
bekerja,
agar
memperoleh
penghasilan
atau
dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan. Mereka ini terdiri dari 10,2% responden. Sementara untuk pernyataan yang bersifat ketidak-tahuan, diperoleh angka 6,12%. Melihat data di atas, faktor yang paling dominan menyebabkan responden tidak memilih (tidak berpartisipasi dalam pemilu presiden dan wakil presiden) adalah faktor ketidak percayaan terhadap pemilu dapat memperbaiki keadaan. Pemilih pemula juga cukup menentukan besaran responden yang tidak ikut berpartisipasi. Sebab utamanya adalah karena tidak ada kartu pemilih dan undangan untuk memilih. c. Sebab-sebab Responden Ikut Memilih Untuk pemilu Presiden dan Wakil Presiden, faktor utama pemilih melakukan pemilihan didominasi oleh karena ada pilihan, meskipun tidak suka partainya (26,74%). Terletak di bawahnya adalah karena adanya calon favorit (25,58%). Pendalaman menunjukkan bahwa 40 dari 46 responden yang memilih point ini (86,95%) responden menyukai figur Jokowi sebagai presiden, akan tetapi tidak suka dengan partai yang mengusungnya. Sisanya (6 responden) mengaku menyukai figur Jokowi tanpa melihat partai pengusungnya, bagi mereka partainya itu tidak berpengaruh.
54
d. Aktifitas Masyarakat yang Ikut Memilih dalam Pemilu Pada bagian ini, mayoritas responden menjawab tidak melakukan apa-apa dalam kaitannya dengan pemilu presiden (91,86%). Kenyataan di lapangan memang menunjukkan bahwa pemilu presiden tidak sama dengan pemilu legislative. Pemilu presiden cenderung hanya ramai di pusat dan media saja, sehingga wajar jika responden banyak memilih point ini. e. Aktifitas Masyarakat yang Tidak Memilih dalam Pemilu. Demikian juga dengan aktifitas masyarakat dalam pemilu yang masuk kategori tidak memilih. Mayoritas mereka tidak melakukan apa-apa (83,67%). Mereka juga tidak mengkampanyekan kepada yang lain untuk mengikuti pilihannya (0%). f. Kinerja KPUD dalam Pemilu Untuk masalah kinerja KPUD dalam pemilu presiden, 71,11% menganggap sudah baik. Sementara 14,81% mengatakan belum baik. Sedangkan yang tidak mau menjawab, terdapat 14,07% responden. Berdasarkan kedua data tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa partisipasi politik masyarakat dalam pemilu legislatif di kecamatan Mempawah Hilir baik (75,18 untuk Pilpres dan 63,71% untuk Plipres). Jika dirata-rata maka jumlahnya 69,44% dan diukur dengan interval yang ada, maka nilai tersebut masuk kategori baik. Akan tetapi, secara umum sosialisasi KPU Kabupaten Pontianak (sekarang Kabupaten Mempawah), dinilai sudah
55
baik (Pileg 92,59% dan Pilpres 71,11%). Jika diukur dengan interval yang ada, maka kinerja KPUD sudah baik, bahkan sangat baik.
56
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian panjang mengenai kondisi pemilu di Kabupaten Mempawah, khususnya diwakili oleh Kecamatan Mempawah Hilir, maka dapat disimpul beberapa hal sebagai berikut: 1. Faktor Penyebab Turunnya Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilu di Kabupaten Mempawah, kasus di Kecamatan Mempawah Hilir, adalah sebagai berikut: a) Pemilu Legislatif dominan disebabkan oleh: 1) Ketidak-percayaan masyarakat bahwa pemilu dapat merubah/memperbaiki keadaan (38,8%); 2) Kebingunan Memilih Calon (20,89%); dan, 3) Tidak ada calon favorit (10,44%); dan, 4) Sebagai protes atas pemilu yang tidak adil (7,47%). b) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dominan berturutturut disebabkan oleh: 1) Ketidak-percayaan masyarakat bahwa pemilu dapat merubah/memperbaiki keadaan (28,57%); 2) Kebingunan Memilih Calon (20,04%); dan, 3) Tidak ada undangan dan kartu pemilih (14,28%); dan, 4) Tidak ada imbalan (10,2%). Sementara untuk faktor-faktor lainnya, jumlahnya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu berpengaruh. 2. Untuk memecahkan masalah penurunan partisipasi masyarakat dalam pemilu, berdasarkan data simpulan di atas, maka diperlukan berbagai upaya keras dari penyelenggara pemilu dalam menjalankan tugasnya. Upaya itu adalah sebagai berikut: a) Memberikan pendidikan politik 51
kepada masyarakat secara lebih intensif dalam masalah pemilu. Pendidikan politik ini maksudkan untuk meyakinkan masyarakat bahwa dengan adanya pemilu, akan terjadi perbaikan-perbaikan yang signifikan pada kondisi masyarakat secara global; b) Memberikan penjelasan (informasi yang cukup) kepada masyarakat mengenai rekam jejak masingmasing calon; dan, c) Menyelenggarakan pemilu secara baik, jujur, adil dan transparan. B. Saran-saran Berdasarkan kondisi riil di masyarakat, yang menyebabkan turunnya partisipasi politik masyarakat dalam pemilu, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk Pemerintah
Masyarakat sepertinya sudah mulai bosan dengan keberadaan pemilu yang terus menerus. Terobosan pemilu serentak yang dilakukan oleh pemerintah melalui undang-undang pemilu sudah cukup tepat untuk diterapkan. Akan tetapi untuk masalah penyelenggaraan pemilu, diharapkan dapat benar-benar berjalan secara bebas, jujur, dan adil. Tidak hanya sekedar slogan, tapi betul-betul dilaksanakan dan dikontrol secara baik. 2. Untuk Para Calon dan Partai Politik
Menjadi anggota legislative, bukanlah sebatas mencari pekerjaan atau ingin mencari keuntungan. Akan tetapi lebih dari pada itu, semangat pengabdian dan membangun adalah yang terpenting. Oleh karena itu,
52
hendaknya para calon dapat berintrospeksi diri terlebih dahulu sebelum mencalonkan diri. Selain itu, partai juga harus selektif dalam memilih dan menetapkan calon-calonnya untuk maju. 3. Untuk Masyarakat
Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang tidak begitu saja percaya atas informasi-informasi yang tersebar di mana-mana. Tabayyun (cross-check) informasi menjadi penting untuk dilakukan, sehingga tidak mudah terpedaya oleh pihak-pihak tertentu, terutama terkait dengan pemilu. Pemilu memang tidak akan mampu merubah keadaan, akan tetapi keputusan untuk memilih wakil adalah bagian dari kesempatan untuk merubah dan memperbaiki keadaan, sebab mereka yang dipilih adalah orang-orang yang akan menentukan kebijakan secara umum di masyarakat. Kesalahan dalam memilih calon akan berakibat fatal dalam jangka waktu yang panjang.
Demikianlah hasil penelitian ini kami sampaikan. Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini belumlah dapat dianggap sempurna, karena masih banyak kekurangan di sana-sini. Persoalan utama yang dihadapi adalah terkait dengan waktu yang sangat singkat dalam melakukan sebuah penelitian besar semacam ini. Oleh karena itu, untuk memperbaiki hasil penelitian ini, diharapkan ada peneliti lainnya yang melakukan penelitian dengan tema yang sama. Demikian, terima kasih.
53
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo, Miriam. Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998). Hornby, As. Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Fifth Edition, Editor: Jonathan Crowther (Toronto, Tokyo, Taipei, Singapore: Oxford University Press, 1995). Irawan, Dhani. Detik News, 10 Mei 2014, “Dibanding tahun 2009, Angka Golput Pemilu Lebih Rendah“, dalam (http://news.detik.com/ read/2014/ 05/10/074125/2578828/1562/dibanding-tahun-2009-angka-golput-pemilu -2014-lebih-rendah), diakses pada tanggal 11 Juni 2015. KPUD Kabupaten Pontianak, Laporan Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014 (Kabupaten Pontianak: KPUD Kabupaten Pontianak, 2014). ______, Laporan Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 (Kabupaten Pontianak: KPUD Kabupaten Pontianak, 2014). Nazir, Moh. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998).
54
Nusarina, Antara News, 20 Februari 2014, “Partisipasi Pemilih: Hasil Survey dan Harapan”, dalam (http://www.antaranews.com/berita/420105/partisipasipemilih-hasil-survei-dan-harapan), diakses pada tanggal 11 Juni 2015. Penyusun, Tim. Profil Kecamatan Mempawah Hilir 2014 (Mempawah Hilir: Kecamatan Mempawah Hilir, 2014).
55
Lampiran 1 Kuesioner Pileg dan Pilpres
KUESIONER PILEG
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i di Tempat.
Dengan hormat, Sehubungan dengan diselenggarakannya program penelitian bersama antara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Mempawah dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mempawah tentang “Penurunan Partisipasi Public dalam Pemilihan Umum: Studi Kasus di wilayah Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah 2014”, maka kami membutuhkan data akurat di masyarakat untuk dianalisa sebagaimana mestinya. Untuk itu, kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Mempawah, 9 Juni 2015. Peneliti
1
Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini semata-mata untuk mencari kebenaran, mohon dijawab dengan jujur. 2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda tepat.
Data Responden: 1. Usia
:……………………………………………………………………tahun
2. Jenis Kelamin
: a. laki-laki
3. Etnis/Suku
: …………………………………………………………………………
4. Agama
: a. Islam b. Kristen Katolik c. Kristen Protestan d. Hindu e. Budha
5. Pendidikan
: ...............................................................................................................
6. Pekerjaan
: …………………………………………………………………….…...
b. perempuan
7. 1. Apakah anda ikut memilih pada pemilihan umum Calon Legislatif tahun 2014 yang lalu? a. Ikut memilih b. Tidak ikut memilih
7. 2. (Jika Anda tidak Memilih), mengapa Anda tidak menggunakan hak pilih Anda dalam Pemilu Calon Legislatif 2014 yang lalu? a. Tidak Punya Kartu Pemilih b. Tidak tahu kalau nama saya terdaftar sebagai pemilih c. Sebagai protes karena pelaksanaan Pemilu Calon Legislatif 2014 disinyalir tidak adil d. Bingung memilih calon Legislatif dan Partai Politik e. Tidak ada calon favorit f. Tidak Percaya Pemilu bisa memperbaiki keadaan g. Harus Bekerja/Ada keperluaan yang tidak bisa ditinggalkan h. Ada Intimidasi i.Tidak ada Imbalan. j. Tidak Tahu.
7. 3. (Jika Anda Memilih), Apa yang menyebabkan Anda memilih Calon Legislatif 2014 yang lalu? a. Ada Kartu Pemilih dan Undangan untuk memilih. 2
b. Namanya Saya terdaftar sebagai pemilih. c. Demi keadilan, kejujuran dan kebebasan bersuara/berpolitik. d. Ada pilihan calon Legislatif, meskipun tidak suka partainya. e. Ada pilihan partai, meskipun calonnya tidak disukai. f. Percaya bahwa Pemilu dapat memperbaiki keadaan. g. Pas ketetapan ada di rumah. h. Ada partai dan calon legislative yang cocok. i. Ada Intimidasi, bahwa Saya harus memilih. j. Ada imbalan yang lumaian. k. Tidak tahu, yang penting memilih.
8. 1. (Jika Anda ikut memilih), Apa yang Anda lakukan dalam pemilu calon legislative tahun 2014 yang lalu, sebagai wujud partisipasi Anda dalam pemilu? a. Tidak ada/Hanya memilih saja. b. Ikut mensosialisasikan dan melaksanakan program KPU. c. Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya. d. Ikut maju sebagai calon legislative. e. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi). f. Ikut menyumbang dana kampanye calon legislative.
8. 2. (Jika Anda TIDAK ikut memilih), Apa yang Anda lakukan dalam pemilu calon legislative tahun 2014 yang lalu? a. Tidak ada. b. Ikut mensosialisasikan program KPU, tapi tidak memilih. c. Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya, tapi tidak memilih. d. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi), tapi tidak memilih. f. Ikut menyumbang dana kampanye calon legislative, tapi tidak memilih. g. Ikut mensosialisasikan dan mengajak untuk menjadi golongan putih (tidak memilih).
9. Menurut Anda, apakah sosialisasi KPU sudah cukup memberikan informasi ke masyarakat? a. Sudah b. Belum. -----------------------------------------------terima_kasih-------------------------------------------------3
KUESIONER PILPRES Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i di Tempat.
Dengan hormat, Sehubungan dengan diselenggarakannya program penelitian bersama antara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Mempawah dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mempawah tentang “Penurunan Partisipasi Public dalam Pemilihan Umum: Studi Kasus di wilayah Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah 2014”, maka kami membutuhkan data akurat di masyarakat untuk dianalisa sebagaimana mestinya. Untuk itu, kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Mempawah, 9 Juni 2015. Peneliti
4
Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini semata-mata untuk mencari kebenaran, mohon dijawab dengan jujur. 2. Bacalah dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut anda tepat. Data Responden: 1. Usia
:……………………………………………………………………tahun
2. Jenis Kelamin
: a. laki-laki
3. Etnis/Suku
: …………………………………………………………………………
4. Agama
: a. Islam b. Kristen Katolik c. Kristen Protestan d. Hindu e. Budha
5. Pendidikan
: ...............................................................................................................
6. Pekerjaan
: …………………………………………………………………….…...
b. perempuan
7. 1. Apakah anda ikut memilih pada pemilihan umum Calon Presiden/Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu? a. Ikut memilih b. Tidak ikut memilih 7. 2. (Jika Anda tidak Memilih), mengapa Anda tidak menggunakan hak pilih Anda dalam Pemilu Calon Presiden/Wakil Presiden 2014 yang lalu? a. Tidak Punya Kartu Pemilih b. Tidak tahu kalau nama saya terdaftar sebagai pemilih c. Sebagai protes karena pelaksanaan Pemilu Calon Presiden/Wakil Presiden 2014 disinyalir tidak adil. d. Bingung memilih calon e. Tidak ada calon favorit f. Tidak Percaya Pemilu bisa memperbaiki keadaan g. Harus Bekerja/Ada keperluaan yang tidak bisa ditinggalkan h. Ada Intimidasi i.Tidak ada Imbalan. j. Tidak Tahu. 7. 3. (Jika Anda Memilih), Apa yang menyebabkan Anda memilih Calon Presiden/Wakil Presiden 2014 yang lalu? a. Ada Kartu Pemilih dan Undangan untuk memilih. b. Namanya Saya terdaftar sebagai pemilih. 5
c. Demi keadilan, kejujuran dan kebebasan bersuara/berpolitik. d. Ada pilihan, meskipun tidak suka partainya. e. Ada pilihan partai, meskipun calonnya tidak disukai. f. Percaya bahwa Presiden/Wakil Presiden yang baru dapat memperbaiki keadaan. g. Pas ketetapan ada di rumah. h. Ada calon yang cocok/favorit. i. Ada Intimidasi, bahwa Saya harus memilih. j. Ada imbalan yang lumaian. k. Tidak tahu, yang penting memilih. 8. 1. (Jika Anda ikut memilih), Apa yang Anda lakukan dalam pemilu calon Presiden/Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu, sebagai wujud partisipasi Anda dalam pemilu? a. Tidak ada/Hanya memilih saja. b. Ikut mensosialisasikan dan melaksanakan program KPU. c. Ikut mendengarkan sosialisasi para calon/pendukungnya. d. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi). e. Ikut menyumbang dana kampanye. 8. 2. (Jika Anda TIDAK ikut memilih), Apa yang Anda lakukan dalam pemilu calon Presiden/Wakil Presiden tahun 2014 yang lalu? a. Tidak ada. b. Ikut mensosialisasikan program KPU, tapi tidak memilih. c. Ikut mendengarkan sosialisasi para calon dan pendukungnya, tapi tidak memilih. d. Ikut sebagai tim sukses (kampanye/sosialisasi), tapi tidak memilih. f. Ikut menyumbang dana kampanye, tapi tidak memilih. g. Ikut mensosialisasikan dan mengajak untuk menjadi golongan putih (tidak memilih). 9. Menurut Anda, apakah sosialisasi KPU sudah cukup memberikan informasi ke masyarakat? a. Sudah b. Belum.
-----------------------------------------------terima_kasih--------------------------------------------------
6
Lampiran 2: DATA RESPONDEN PENELITIAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILU DI KABUPATEN MEMPAWAH (Studi Kasus di Kecamatan Mempawah Hilir Tahun 2014) NO. USIA JENIS KELAMIN 1. 17 L 2. 17 p 3. 17 p 4. 63 L 5. 51 P 6. 43 L 7. 45 P 8. 43 L 9. 45 P 10. 30 P 11. 19 L 12. 21 L 13. 22 P 14. 18 L 15. 19 P 16. 20 P 17. 21 L 18. 43 l 19. 42 L 20. 32 L 21. 36 L 22. 39 P 23. 40 P 24. 23 P 25. 33 P 26. 32 l 27. 46 P 28. 45 L 29. 44 L 30. 34 L 31. 25 L 32. 21 P 33. 18 P 35. 31 L 36. 41 L
ETNIS SUKU Madura Melayu Melayu Melayu Madura Melayu Melayu melayu China Cina melayu Madura Melayu Madura Madura Madura Madura Melayu Melayu Jawa cina Cina Cina Madura Madura Melayu Jawa Jawa Madura Cina Melayu Madura Madura Melayu Melayu
AGAMA
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Islam Islam islam Islam Islam islam Kristen Islam Kristen Kristen Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam islam Islam kristen kristen kristen Islam Islam islam Islam Islam Islam Kristen islam Islam Islam Islam Islam
SMA SMA Sma SD SD SMP SMA SMA SMA Sma SMA SMA Sma SMA Sma Sma Sma Sma S1 Smp Smk Sma Sma Smp Sd SD SMP Smp Smp Sma SMK MA SMA SD SMA
Pelajar Pelajar Pelajar Tani nelayan pedagang Wira Usaha Swata Wira Usaha Pedagang Pelajar Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa mahasiswa Swasta PNS Pedagang Wira usaha Wira usaha Wira usaha Pedagang pedagang Petani Pedagang Pedagang petani Wira usaha Koki Mahasiswa Mahasiswa Peternak peternak
37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81.
23 22 22 45 25 44 34 32 68 37 37 41 17 25 42 42 34 27 30 29 44 29 33 42 27 33 44 35 34 44 30 32 29 44 43 40 17 19 17 21 35 35 37 45 44
P P P L L P P L L L P L L P P L L p L P P L L L P P L P P L P P P P L L P P L L L p L L L
Cina Cina Melayu Batak Cina cina Melayu Melayu Madura Cina Melayu Madura Melayu Melayu Jawa Melayu Melayu Madura Melayu Melayu Madura Madura Madura Melayu Madura Cina Madura Melayu Madura Jawa Cina Melayu Cina Melayu Bugis Melayu Madura Melayu Melayu Madura Madura Dayak Melayu batak Madura
Kristen Hindu Islam Kristen Kristen Kristen Islam Islam Islam Kristen Islam Islam Islam Islam Islam islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islma Islam Islam Islam islam Islam Islam Kristen islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristeb Islam
SMP SMA MA SMA SMA SMP SD SMP SD SMA SMA S1 SMA MA SMP SMP SD SMA S1 SMP SMP SMA SD SMA SMP SMP SMA S1 SD SM A SMA SMA S1 SMP SMP SMA MA SMK SMA SD SD Smp S1 -
Pengusaha pengusaha Mahasiswa Pedagang Pengusaha IRT IRT Peternak Peternak Pengusaha Swasta Swasta Pelajar Mahasiswa Wira usaha Peternak Nelayan IRT Petani Swasta IRT Pedagang Pedagang Petani Swasta IRT Petani IRT Swasta Nelayan Pengusaha PNS Pengusaha PNS Nelayan Peternak Pelajar Mahasiswa Pelajar Mahasiswa Peternak IRT Pedagang PNS Petani
82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126
51 17 34 34 24 42 50 68 24 22 44 34 68 35 35 40 54 25 24 28 32 28 34 32 25 35 24 31 43 38 55 40 62 48 41 43 51 45 45 38 37 22 20 17 20
l P P P L L p L p p L L L L L L L P P P P L p L L P L P L L L P P L L L L L L L P p L L L
Melayu Madura Cina Madura Madura Melayu Madura Madura Melayu Madura Jawa Melayu Maduar Madura Madura Cina Melayu Madura Melayu Melayu Melayu Madura Cina Melayu Bugis Madura Madura Melayu Madura Melayu Madura bugis Melayu Melayu Melayu Melayu Melayu Melayu Melayu Melayu Melayu Cina Madura Madura Melayu
Islam Islam Katholik islam Islam Islam islam Islam islam islam Islam Islam Islam Islam Islam Budha Islam Islam Islam Islam Islam Islam Budha Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Hindu Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Budha Islam Islam Islam
Smp SMA Sma SMA SMA Sd Smp Sd Sma SD SD SMP SMP D !! Smp SLTA Sma Smp Sd Sd Sma SD Smk Sd Smp Smp Sma Smp Sd Sd Smp Smp Sd Smp Sma Sma Sma
Nelayan Pelajar Pedagang Swasta Mahasiswa Petani petani Petani IRT IRT Pedagang Nelayan Petani Petani Petani Pedagang Pedagang Pedagang Swsta Pedagang Pedagang Swasta Pedagang Pedagang Pedagang Pedagang Wira usaha IRT Pedagang Petani Pedagang Pedagang IRT Nelaya Nelaya Nelayan Nelayan Nelayan Pedagang Petani Peternak Pengusaha Mahasiswa Pelajar Mahasiswa
127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171
23 20 17 18 18 20 18 43 46 43 44 50 81 60 28 52 34 19 25 45 42 37 33 33 34 45 33 45 33 45 42 17 21 56 41 32 38 40 22 34 43 32 21 32 33
P P L P p L P L L P L L L L L L P L p L L P P p P L p L p P L P P L L P p L P P P P P L P
Madura Melayu Melayu Madura Melayu Madura Madura Madura Melayu Madura Melayu Melayu Madura Madura Melayu Bugis Cina Cina Cina Madura Madura Madura Cina Jawa Melayu Melayu Cina Batak Melayu Madura Madura Madura Cina Maduar Melayu Melayu Melayu Melayu jawa Bugis Cina Melayu madura Madura Melayu
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen Kristen Hindu Islam Islam Islam Hindu islam Islam Islam Budha Budha Islam Islam Islam Islam Katolik Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Budha Islam islam Islam Islam
Sma Sma Smk Ma Smk Smk Sma sd Smp Sd Smp sd Sma Smp Sd Smk Smp Sd Sd Sd Smp Sma Sd Sma Smp Smp Smp S1 Sd Smk Smk Smp Sma S1 D2 Sma Sd Sd Smp Smp Sma Smp
Mahasiswa Mahasiswa Pelajar Pelajar Pelajar Mahasiswa Pelajar Petani Pedagang Petani Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan Pedagang Pedagang Pedagang Pedagang Pedagang Petani Petani Petani Pedagang Pedagang Petani Swasta IRT Nelayan Pengusaha PNS Peternak Pelajar Mahasiswa Petani PNS PNS PNS PNS IRT IRT IRT IRT IRT Pengusaha Swasta
172 171 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185
23 21 42 56 67 66 39 40 52 34 45 44 25 23
L P L P L p L P L L L L P L
Madura Cina Cina Jawa Melayu Maduara Madura Melayu Madura Cina Cina Jawa Cina Melayu
Islam Budha Hindu Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen Hindu Islam Hindu Islam
Sma Smk Smp smk Smp Sd Sd Sd Sd sd Smp sd Sma Sma
186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214
39 43 22 21 21 18 17 52 33 29 23 21 34 34 47 38 30 38 22 20 30 39 49 36 36 40 40 44 41
L P L P p P P P P P L L L L L P P P P P L L L L L P L L L
Melayu Melayu Melayu Jawa Jawa Madura Madura Melayu Cina Mel;ayu Melayu Melayu Jawa Madura Malayu Madura Jawa Jawa Melayu Madura Madura Madura Melayu Cina Madura Jawa Madura Melayu Melayu i
Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen Islam Islam Islam Islam islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Budha Islam Islam Islam Islam Islam
Sma S1s Sma Sma Smp Sma Sma Sma Sma sma Sma Smp Sma Sma sd Sma Sma Sam Sma Sma Sma Sd Smp sma Sma Smp Sma Sd Sma
Mahasiswa Pengusaha Pengusaha IRT Petani IRT Petani Petani Petani Pedagang Pengusaha Pengusaha Pengusaha Petugas keamanan Pengusaha PNS Mahasiswa Pengusaha Pedagang Mahasiswa Pelajaer IRT Pengusaha Pedagang Pengusaha peternak Pedagang Pedagang swastas Sswasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Petani Swasta Pedagang Swasta IRT Swasta Nelayan PNS
215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259
32 19 35 32 56 35 37 36 39 39 36 18 28 19 28 20 22 34 17 19 34 62 17 19 22 21 35 33 40 41 37 35 38 29 38 22 19 38 40 34 34 41 28 37 32
L P L P L L P L L L L L P P L P P L P P P P L L P p P L L L P P L L L P L L L L L L L P P
Melayu Cina Melayu Cina Madura Madura Madura Melayu Madura Melayu Melayu Madura Cina Cina Madura Melayu Cina Madura Melayu Madura Melayu Melayu Madura Madura Melayu Cina Cina Cina Madura Melayu Melayu Madura Madura Melayu Melayu Madura Madura Madura Melayu Jawa Madura Melayu Melayu Cina Cina
Islam katolik Islam Hindu Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Hindu Budha Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam islam Islam Islam Budha Budha Budha Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Hindu Hindu
Sma Sma S1 Smp Sd Sma Smp Smp Sd Smp Sma Smp Smp Smk Smp Sma Smk Sd Sma Sma Smp Sma Sd Smp Sma Sma Sma Sma Sd Sma S1 S1 Smp Smp Sma Sma Smp Sd Smp Smp Smp Sd Smp Sma Sma
Swasta Mahasiswa Swasta Pedagang Petani Swasta IRT Petani Petani Nelayan Peternak Petani Pengusaha Pedagang Petani IRT Pedagang Petani Pelajar Mahasiswa IRT IRT Petani Petani Mahasiswa Mahasiswa Pengusaha Pengusaha Petani PNS PNS Swasta Petani Swasta Swasta Mahasiswa Swasta Petani Nelayan Pedagang Petani Nelayan Pedagang Pedagang IRT
260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270
38 37 53 42 19 20 22 21 18 38 34
P L L l P P L L L L P
Cina Dayak Melayu Melayu Madura Melayu Madura Madura Cina Madura Melayu
Hindu Kristen Islam Islam Islam Islam Islam Islam Kristen Islam Islam
Smp Smp Sd Smp Sma Sma Sma Sma Sma Smp Sma
IRT Nelayan Nelayan Nelayan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Pelajar Nelayan Pedagag