PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi
Disusun Oleh: DWI INDAH PATMAWATI A610090034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
Dwi Indah Patmawati,A610090034, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakulatas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,2013
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui bagimana partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir di Kecamatan jebres, dan mengetahui tingkat ancaman banjir. Metode penelitian ini mengunakan metode kuantitatif. Lokasi di Kecamatan Jebres populasi 146,299 jiwa sampel 100 responden. Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan Tapi hanya beberapa kelurahan yang terkena bencana banjir (kelurahan pucang sawit, Jebres, kampung sewu,jagalan), Penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan angket/Kuesioner yang di berikan ke responden dengan menjawab beberapa pertanyan mengenai partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir. Validitas data menggunakan uji internal dengan menggunakan korelasi product moment. Reliabilitas angket menggunakan rumus alpha, hasil uji reliabilitas nilai koefisien menggunakan angket partisipasi langsung dan angket partisipasi tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat ancaman banjir dikecamatan Jebres tergolong sedang, indeks ancaman masuk dalam kelas rendah. indeks penduduk terpapar tergolong tinggi. Total Partisipasi masyarakat dalam pengurangan risiko bencana banjir di kecamatan jebres dapat di kategorikan dalam tingkat sedang dengan nilai total 48,8%. Hasil partisipasi langsung yaitu 47,6% yang masuk dalam tingkat sedang dan partisipasi tidak langsung sebesar 45,45% yang masuk dalam tingkat sedang.
Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Tingkat Ancaman
A.
langganan banjir yang berada di
PENDAHULUAN Kecamatan Jebres juga sering
bantaran Bengawan Solo. Akibatnya
terjadi banjir, saat musim penghujan
sejumlah kawasan di Kota Solo
karena
tergenang air cukup tinggi. Di
sebagian
wilayah
Jebres
berada di bantaran sungai, bencana
antaranya
banjir termasuk bencana alam yang
Sewu, Pusangsawit, Jagalan, dan
terjadi saat sungai bengawan solo
Gandekan, yang berada di sisi barat
meluap pada musim
penghujan,
Bengawan. Kondisi serupa juga
banjir juga sering terjadi karena ulah
terjadi di desa-desa bantaran di
manusia yang tidak sadarkan dengan
Kecamatan Grogol dan Mojolaban,
menebangi pohon sembarangan dan
Sukoharjo yang berada di sisi timur
membuang sampah disungai. Banjir
Bengawan Solo
juga termasuk
ancaman musiman
yang terjadi apabila tubuh air meluap
adalah
di
Kelurahan
Tabel 1 Letak Administrasi kecamatn jebres
dan mengenangi wilayah sekitarnya,
Negara
Indonesia
banjir adakala nya dengan waktu
Provinsi
Jawa Tengah
genangan yang cepat pula, tetapi
Kota
Surakarta
juga dapat terjadi pada waktu yang
Kecamatan
Jebres
lama dengan genangan yang lama
Luas
1.258,18Ha
Jumlah penduduk
146,299 jiwa
2010,
Kepadatan
11.019 per km²
terjadi
Desa/kelurahan
11
pula, Pada
7
detik.com banjir
Desember
mengabarkan di
kawasan-kawasan
Sumber: Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan deskripsi dan latar belakang
tersebut
mengambil
judul
1.
Sebagai sumbangan bagi ilmu
peneliti
sosial, khususnya ilmu geografi.
penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
“PARTISIPASI MASYARAKAT
memperkaya
DALAM
geografi baik bagi ilmu murni
MENGURANGI
RESIKO BENCANA BANJIR DI KECAMATAN
JEBRES
SURAKARTA”.
Mengetahui tingkat ancaman
bencana
banjir
di
Kecamatan
Jebres, Kabupaten Surakarta? 2.
Mengetahui
masyarakat
partisipasi
dalam
mengurangi
resiko bencana banjir di kecamatan
tentang
adanya partisipasi
penelitian masyarakat
terhadap bencana banjir diharapakan dapat sebagai:
bermanfaat
informasi
pihak
kepada
yang
ingin
memanfaatkan dan mendapatkan
3.Sebagai instansi
bahan atau
berkompeten,
masukan
bagi
lembaga
yang
terutama
bagi
pemerintah daerah
dan badan
penanggulangan bencana daerah setempat. 4.Sebagai referensi biro skripsi
Jebres Surakarta? Dengan
2.Memberikan
informasi dari hasil penelitian ini.
dalam penelitian ini adalah 1.
ilmu
ataupun ilmu pendidikan.
semua
Tujuuan yang ingin dicapai
khasanah
dan
berguna
pendidikan geografi di lingkup UMS, agar setelah
penelitian
melakukan penelitian ini muncul penelitian-penelitian sehingga
dapat
baru
menumbuhkan
inovasi khususnya dalam studi
terhambatnya aliran air di dalam
geografi.
saluran
B.
adalah
terjadinya
kerusakan pada pola-pola kehidupan normal,
bersifat
merugikan
muncul
masyarakat Tanggap
nya
benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa.
serangkaian
Menurut Soemitro (2010) resiko
kebutuhan
bencana adalah kemungkinan suatu
2001).
kejadian yang tidak di harapkan
bencana adalah
terjadi sehingga menggangu apa
(Haryanto darurat
yang
dapat menimbulkan kerugian harta
kehidupan manusia, struktur sosial dan
Banjir
merupakan peristiwa alam
LANDASAN TEORI Bencana
pembuang.
kegiatan
yang
yang
seharusnya
terjadi
suatu
dilakukan dengan segera pada saat
kegiatan atau menggangu tujuan.
kejadian bencana untuk menangani
Hardaz merupakan segala sesuatu
dampak buruk yang ditimbulkan,
yang
yang meliputi kegiatan penyelamatan
ancaman
dan evakuasi korban, harta benda,
kesehatan dan lingkung Partisipasi
pemenuhan
Langsung
kebutuhan
perlindungan, pengungsi,
dasar,
pengurusan penyelamatan,
serta
pemulihan prasarana dan sarana Banjir adalah suatu kondisi di
berpotensi
menimbulkan
terhadap
kehidupan,
Menurut Sundariningrun (2000) Partisipasi Langsung yang terjadi apabila
individu
kegiatan
tertentu
menampilkan dalam
proses
mana tidak tertampungnya air dalam
partisipasi. Partisipasi ini terjadi
saluran
apabila
pembuang
(kali)
atau
setiap
orang
dapat
mengajukan pandangan, membahas
karakteristik tertentu yang ditetapkan
pokok permasalahan, mengajukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan
keberatan terhadap keinginan orang
kemudian
lain
Populasi dalam penelitian ini adalah
atau
Partisipasi
terhadap tidak
terjadi
ucapannya.
langsung
apabila
ditarik
yang
seluruh masyarakat di Kecamatan
individu
jebres yang totalnya adalah 146,299
mendelegasikan hak partisipasinya. C. METODE PENELITIAN
jiwa
tetapi
diambil
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan
dibuktikan
suatu
dan
pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, dan
Sampling
yaitu
sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu berdasarkan wilayah administrasi di Kecamatan Jebres yaitu ada 11 kelurahan dengan sampel sekitar 100 orang dengan jumlah 20-25 orang dalam tiap-tiap kelurahan yang sering terendam banjir.
mengantisipasi
masalah.
beberapa
kelurahan. Purposive
memecahkan
kesimpulan.
Moh.Nazir,
(1999)
variabel
adalah konsep yang mempunyai
Menurut Sugiyono (2001: 55)
bermacam-macam
nilai.
Variabel
populasi adalah wilayah generalisasi
merupakan objek yang berbentuk
yang terdiri atas objek/subjek yang
apa
mempunyai
peneliti
kuantitas
dan
saja
yang
ditentukan
oleh
dengan
tujuan
untuk
memperoleh informasi agar bisa
dihitung
dari
komponen
sosial
ditarik suatu kesimpulan.
budaya
di
kawasan
yang
Variable dalam penelitian ini meliputi:
diperkirakan Komponen
1. Tingkat ancaman
terlanda ini
bencana.
diperoleh
dari
indikator kepadatan penduduk dan
a. Indeks ancaman bencana banjir
indikator kelompok rentan pada
b. Indeks penduduk terpapar
suatu daerah bila terkena bencana.
2.Partisipasi masyarakat
Tingkat Ancaman dihitung dengan
a.
Partisipasi langsung
menggunakan hasil Indeks Ancaman
b.
Partisipasi tdak langsung
dan Indeks Penduduk Terpapar.
Metode dengan
pengumpulan
Observasi,
angket
data
Indeks ancaman bencana banjir
atau
Kecamatan Jebres masuk dalam
kuesioner, dan dokumentasi. Teknik
analisis
kelas indeks rendah, dan indeks data
menggunakan teknik analisi indeks dan
analisis
persentase
untuk
penduduk
terpapar
Kecamatan
Jebres masuk dalam kelas tinggi. Analisis deskriptif persentase
mengeahui partisipasi masyarakat,
digunakan
indeks ancaman bencana banjir
persentase masing-masing variabel
mengunakan peta rawan bencana
bebas yaitu partisipasi langsung dan
banjir.
partisipasi
Data
yang
diperoleh
untuk
mendeskripsikan
tidak
langsung.
kemudian dibagi dalam 3 kelas
Pengukuran
pada
variabel
yang
ancaman, yaitu rendah, sedang dan
diungkap
dilakukan
tinggi. Indeks Penduduk Terpapar
memberikan skor dari jawaban angket
dengan
yang diisi oleh responden. Tingkat
Tabel 3 Data Penduduk Kecamatan
Partisipasi.
Jebres NO
Tabel 2 Tingakt Partisipasi No 1
2
3
Kelas 0%
Penduduk akhir bulan Januari Laki-
perempua
laki
n
Kategori - Rendah
Jumlah
1
Kep.Kulon
1.438
1.546
2.984
33,33%
2
Kep.Wetan
1.576
1.501
3.077
33,34% - Sedang
3
Kep.Prajan
2.499
2.522
5.021
66,66%
4
Gandekan
4.788
4.745
9.533
66,67% - Tinggi
5
Sewu
3.823
3.722
7.545
100%
6
Pucangsawit
6.960
6.704
13.664
7
Jagalan
6.056
6.375
12.431
8
Pwd.Ratan
2.585
2.880
5.465
9
Tegalharjo
3.037
3.087
6.124
10
Jebres
15.819
16.289
32.108
11
Mojosongo
24.065
24.345
48.410
Jumlah
72.646
73.716
146.362
Sumber: hasil Penelitian D. HASIL PENELITIAN Jebres adalah kecamatan di Kota Surakarta yang terletak di bagian
Kelurahan
utara.
Kecamatan
Jebres
Jumlah
penduduk
Jebres
146,299
Luas
wilayah
1.258,18
Sumber: Data Profil Kecamatan Jebres Tahun 2013
Ha.
di
Kecamatan
jiwa
sedangkan
Uji validitas yang dilakukan adalah
validitas
internal,
yaitu
masing-masing
item
keseluruhan,
yaitu
kelurahan berjumlah 11 kelurahan
konsistensi
yang terdiri dari (Kep Kulon,Kep
dengan
Wetan,Sdr Prajan, Gandekan, Sewu,
dengan cara mengkorelasikan masing-
Pucangsawit, Jagalan, Pwd Ratan,
masing item dengan item keseluruhan
tegalharjo, Jebres, Mojosongo).
menggunakan
item
korelasi
product
moment. Kriteria uji validitas adalah item dikatakan valid jika harga rhitung
> rtabel atau nilai signifikansi < 0,05
parisipasi tidak langsung sudah layak
dan item dikatakan tidak valid jika
untuk digunakan sebagai instrumen
harga
penelitian.
rhitung
<
rtabel
atau
nilai
signifikansi > 0,05. Adapun ringkasan
Analisis
hasil uji validitas yang dilakukan
bencana
dengan menggunakan program SPSS
Kecamatan
versi 15.0
Surakarta
Uji reliabilitas angket dilakukan
tingkat
banjir
meteorologis
Jebres ini
ancaman di
Kabupaten
berdasarkan
peta
rawan bencana banjir dari BMKG.
menggunakan rumus alpha. Hasil
Menentukan
uji
nilai
bencana banjir mengunakan peta
angket
rawan bencana banjir. Data yang
parisipasi aktif responden sebesar
diperoleh kemudian dibagi dalam 3
0,684, angket partisiasi pasif sebesar
kelas ancaman, yaitu rendah, sedang
0,698 . Berdasarkan nilai koefisien
dan tinggi
reliabilitas
koefisien
diperoleh
reliabilitas
indeks
ancaman
reliabilitas tersebut dapat dikatakan
Tabel 5 Indeks Ancaman Bencana
bahwa angket partisipasi aktif dan
Banjir
parisipasi pasif responden memiliki reliabilitas yang tinggi. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada
N o
Indikato r
1
Peta
Kelas indeks Rendah Sedang Ting gi <1meter 1-3 >3
bahaya
meter
meter
banjir
lampiran.
Sumber: Peraturan Kepala BNPB
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat simpulkan bahwa angket partisipasi aktif dan
no 2 Tahun 2012 Kecamatan Jebres memasuki daerah
rendah
jadi
dapat
disimpulkan bahwa indeks ancaman
Tabel 7 Tingkat Partisipasi tidak
bencana banjir di Kecamatan Jebres
langsung
termasuk dalam kelas indeks rendah. Sedangkan
Indeks
No
Kategori
Jumlah
%
Responden
Penduduk 1
Rendah
25
25%
2
Sedang
67
67%
sosial budaya di kawasan yang
3
Tinggi
8
8%
diperkirakan
Sumber: hasil penelitian
Terpapar dihitung dari komponen
Komponen
terlanda ini
bencana.
diperoleh
Tabel 8 Tingkat Partisipasi
dari
langsung
indikator kepadatan penduduk dan indikator kelompok rentan pada
No
Kategori
Bencana
%
Responden
suatu daerah bila terkena bencana. Tabel 6 Matrik Tingkat Ancaman
Jumalah
1
Rendah
36
36%
2
Sedang
41
41%
3
Tinggi
23
23%
Tabel
9
Presentase
Partisispasi
Masyarakat E. Kesimpulan 1. Tingkat
Ancaman
Banjir
Di
Kecamatan Jebres Sumber: Peraturan Kepala BNPB no 2 Tahun 2012
Berdasarkan data kejadian yang terjadi di Kecamatan jebres. Tingkat ancaman
bencana
banjir
di
Kecamatan Jebres memasuki dalam
tingkat
sedang.
indeks
ancaman
Hasil
bencana banjir di Kecamatan Jebres
Langsung
termasuk dalam kelas rendah. Indeks
sedang
Penduduk Terpapar masuk dalam
partisipasi,
tingkat tinggi
parisipasi
2. Partisipasi
Masyrakat
mengurangai
Resiko
dalam Bencana
banjir.
Persentase Masuk
Partisipasi
dalam
tingkat
dari
jumlah
sedangakan
tingkat
52,88%
masuk
dalam
tingkat
sedang 45,45 dari jumlah partisipasi. Berdasarkan
hasil
penelitian
yang berkaitan dengan partisipasi
Hasil
penelitian
menunjukan
masyarakat terhadap bencana banjir
tingkat partisipasi tidak langsung
di Kecamatn Jebres, Kabupaten
responden yang termasuk dalam
Surakarta, maka penulis memberi
kategori
saran sebagai berikut
rendah sebesar
responden,
Termasuk
25% kategori
sedang 67% dan responden yang
1. Saran Bagi Masyarakat Masyarakat
termasuk kategori tinggi sebesar
berpartisipasidalam
8%.
resiko Hasil
tingkat
bencana
penelitian menunjukan
berpartisipasi
partisipasi
royong
langsung
lebih
aktif
menanggulangi banjir
dengan
menjaga maupun
dengan bergotong kebersihan
responden yang termasuk katagori
lingkungan
rendah sebesar 36% responden,
bendungan
Termasuk katagori Sedang 41% dan
membuang sampah pada bak sampah,
responden yang termasuk kategori
jangan
tinggi sebesar 23%
sembarangan karena itu salah satu
bantaran
membuang
membuat sungai
dan
sampah
penyebab terjadinya banjir, maupun
membuat tanggul disekitar bantaran
dengan ikut bermusyawarah dalam
sungai.
penggulangan
banjir
penyuluhan
tentang
atau
ikut
peneliti
berikutnya
diharapkan
penelitian
ini
melakukan upaya untuk mengurangi
dijadikan
referensi,
resiko bencana dengan berpartisipasi
mampu
mengembangkan
dalam mengurangi resiko bencana
meneliti
lebih
banjir.
partisipasi
banjir.Sehingga
bencana
3. Saran bagi Peneliti berikutnya
masyarakat
dapat
2. Saran bagi Pemerintah Daerah dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Bagi Pemerintah Daerah dan BPBD diharapkan agar mampu meningkatkan masyarakat
partisipasi dengan
cara
Bagi
dapat
sehingga dan
dalam
tentang
masyarakat
dalam
mengurangi resiko bencana banjir. Daftar Pustaka Ach. Wazir Ws., et al., ed. (1999). Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care Project
mengadakan penyuluhan, seminar, dan pelatihan tentang kebencanaan
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
banjir di Kecamatan Jebres, dan Agustinus juga mengadakan program-program khusus
pembangunan
menanggulangi
bencana
dalam dengan
BNPB.
budi prasetyo 2007 Pemetaan lokasi rawan dan resiko bencana banjir dikota Surakarta, UNS 2007 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012
Carter
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, Jakarta; BNPB. dalam buku Disaster Management-A Disaster Managers’s Handbook (1991) bencana
Davis 1989 dalam buku dHuraerah, Abu., M.Si. 2008. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Bandung : Humaniora.. IDEP.
2007. Penanggualangan Bencana Berbasis Masyarakat. Bali: IDEP.
Krisna S. 2008. Karakteristik banjir dalam penanggulangan, UGM Maryono A. 2005. Eko Hidraulik Pembangunan Sungai (Edisi Kedua). Yogyakarta: Magister Teknik Program Pascasarjan Mohammad Nazir(1991),Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia 1991 Nawawi.1998, Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia 1991. Pusat Litbang SDA;2002.Kriteria Desain Bangunan
Pengendalian Banjir.ISBN 979-3173-24-2 Ronny Hanitijo Soemitro, Metologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985 hal 62 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 24 Robert Kodoatie. 2006 Penyebab Bencana. Jakarta: ghalia indonesia Soemitro, ronny h.2010. metodologi penelitian hukum. Jakarta: ghalia indonesia. Sugiono,
Metode Penelitian Administrasi. Bandung : anggota Ikatan penerbit Indonesia (ALFABETA 200
Sundariningrum. 2001. Partisipasi Masyarakat . penerbit pelajar Yogjakart