KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh : TARU DEWI KARTIKA JATI A 6100 900 58
Kepada : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Oleh Taru Dewi Kartika Jati A 6100 900 58 Abstrak Banjir di Kelurahan Jagalan ini terjadi dua kali dalam satu tahun tingginya hampir dua meter. Hal ini tentu akan membuat masyarakat sekitar panik dan segera menyelamatkan barang berharga mereka namun kurang memperhatikan keselamatan diri, sehingga perlu adanya kesiapsiagaan masyarakat. Adanya keterlibatan masyarakat ini bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana banjir. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan (2) seberapa besar tingkat risiko bencana di Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan data melalui kuisoner, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam kelas siap dengan nilai indeks 77,73 (skala 100) dan tingkat risiko bencana di Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Kota Surakarta dalam kelas sedang dengan menggunakan matriks BNPB.
Kata kunci: kesiapsiagaan, risiko bencana, banjir, masyarakat.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 1
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA penghidupan masyarakat yang disebabkan,
PENDAHULUAN
baik oleh faktor alam dan faktor non alam Geografi
merupakan
ilmu
yang maupun
faktor
manusia
sehingga
mempelajari gejala-gejala alamiah yang mengakibatkan
korban
jiwa
manusia,
terdapat di permukaan bumi, meliputi kerusakan
lingkungan,
kerugian
harta
gejala-gejala yang terdapat pada lapisan benda, dan dampak psikologis. air, tanah, dan udara (atmosfer) yang berhubungan dengan kehidupan manusia
Hampir semua jenis bencana ada di
(Bisri Mustafa : 2010). Perbedaan geografi
Indonesia namun salah satu dari berbagai
dengan disiplin ilmu lain terletak pada
bencana yang paling dominan terjadi
pendekatannya. Tiga pendekatan geografi
adalah banjir. Banjir adalah peristiwa
yaitu pendekatan keruangan, pendekatan
terbenamnya
kelingkungan, dan pendekatan kompleks
kering, oleh air yang berasal dari sumber-
wilayah. Dalam penelitian ini digunakan
sumber air yang ada disekitar daratan
pendekatan kelingkungan, yaitu adanya
tersebut seperti sungai, danau maupun laut,
interaksi
yang mana genangan air tersebut tidak
antara
manusia
dengan
lingkungan alam disekitar.
daratan
yang
biasanya
permanen. Jadi banjir terjadi disebabkan oleh air yang ada di dalam sumber air naik
Ditinjau dari karakteristik geografis permukaannya atau meningkat volumenya dan geologis, Indonesia terletak pada sehingga meluap menggenangi daratan daerah
yang
rawan
bencana.
Dalam disekitarnya (Bisri Mustofa : 2010).
Undang-undang
no.
24
Tahun
2007
tentang penanggulangan bencana dikenal
Manusia memiliki andil terhadap
pengertian Bencana yaitu peristiwa atau
terjadinya
rangkaian peristiwa yang mengancam atau
manusia yang memberi andil terhadap
yang
terjadinya banjir adalah Pertama: tempat
mengganggu
kehidupan
dan
banjir.
Beberapa
tindakan
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 2
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA hunian yang berada di dataran banjir
terpadu, dan disiplin masyarakat yang
memberi andil terhadap bencana banjir
rendah (Peraturan Kepala BNPB No.4
yang membahayakan manusia dan aset-
Tahun
aset mereka, karena telah mengusir tempat
Penyusunan
parkir air sewaktu banjir. Kedua: pesatnya
Bencana).
2008
Tentang
Rencana
Pedoman
Penanggulangan
perkembangan perkotaan memberi andil Kota Surakarta merupakan salah satu terhadap banjir di daerah perkotaan. bagian dari kawasan Indonesia yang juga Ketiga: penggundulan hutan dan hilangnya berpotensi dilanda banjir karena dilihat perakaran mengakibatkan erosi. Keempat: dari posisinya berada di Zona depresi sampah yang dibuang ke sungai dan (intermontain plain) yang diapit Vulkan saluran
air
hujan
(drainase)
dapat Lawu, Vulkan Merapi dan Pegunungan
menghambat atau bahkan menyumbat Seribu. Air permukaan yang masuk kota aliran air di sungai (Krishna S dkk : 2008). Surakarta berasal dari tiga arah yaitu dari Sebagai fenomena alam yang terkait
lereng tenggara Gunung Merapi, lereng
dengan oleh ulah manusia, banjir terjadi
barat Gunung Lawu dan Wonogiri dengan
akibat akumulasi beberapa faktor yaitu:
sembilan anak sungai yang masuk ke
hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu,
Bengawan Surakarta. Bahkan para pakar,
kondisi daerah budidaya dan pasang surut
menyebut
air
seperti
laut.
Potensi
terjadinya
ancaman
bentuk mangkuk,
topografi
Surakarta
karena
mayoritas
bencana banjir saat ini disebabkan keadaan
wilayahnya berelief datar namun memiliki
badan sungai rusak, kerusakan daerah
banyak
tangkapan air,
tersebut
pelanggaran tata-ruang
wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan
pembangunan
cekungan.
Cekungan-cekungan
berpotensi
menimbulkan
genangan. Hal tersebut yang membuat
kurang
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 3
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA wilayah Surakarta memiliki resiko tinggi
di Kelurahan ini terjadi dua kali dalam satu
terkena bencana banjir.
tahun yaitu pada tanggal 25 dan 27 Desember Tahun 2007 tingginya hampir
Selain
daerah
cekungan,
daerah dua meter. Hal ini tentu akan membuat
sekitar
aliran
sungaipun
tidak
luput masyarakat sekitar panik dan segera
menjadi langganan banjir. Hal tersebut menyelamatkan barang berharga mereka memerlukan tanggapan atau reaksi cepat namun
kurang
memperhatikan
baik dari pihak Pemerintah maupun juga keselamatan diri. Dalam menanggulangi masyarakat
untuk
menangani
banjir korban banjir tersebut bukan hanya pada
tesebut. Pada situasi ini Pemerintah harus pasca banjir saja, namun juga dilakukan lebih berperan. Misalnya Pemerintah dapat pra bencana dan saat terjadi bencana. Oleh menanggulangi korban melalui tanggap karena itu, perlu adanya kesiapsiagaan darurat dan mitigasi bencana. Namun masyarakat.
Adanya
keterlibatan
sebaiknya kita tidak hanya bergantung masyarakat pada
Pemerintah
saja.
Kita
ini
bertujuan
untuk
dapat meminimalisir risiko bencana banjir.
mengantisipasi banyaknya korban dengan cara
biopori
atau
pompa
air
agar
Tujuan yang ingin
dicapai dalam
wilayah
penelitian ini adalah: (a) mengetahui
pemukiman serta tetap menjaga fungsi
seberapa besar tingkat risiko bencana
sungai.
banjir di Kelurahan Jagalan Kecamatan
menghambat
air
mengaliri
Jebres Kota Surakarta, dan (b) mengetahui Kelurahan Jagalan dilewati anak kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan sungai dari bengawan Solo yaitu Kali Jagalan Kecamatan Jebres Kota Surakarta Sonto, sehingga apabila sungai Bengawan dalam menghadapi bencana banjir. Solo meluap maka di Kelurahan Jagalan akan banjir. Menurut warga sekitar, banjir
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 4
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA keadaan
LANDASAN TEORI
darurat,
serta
upaya
evakuasi ke tempat aman. Kesiapsiagaan lebih ditujukan untuk c. Menyiapkan perlengkapan darurat menghadapi kondisi sesaat setelah bencana saat terjadi bencana. dan upaya pemulihan kembali ke kondisi d. Bagaimana memberikan pertolongan normal.
Upaya-upaya
yang
dapat pertama pada orang yang terluka saat
dilakukan pada tahap kesiapsiagaan ini terjadi bencana. diantaranya mempersiapkan diri untuk e. Upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pertolongan pertama setelah pemulihan secara cepat, terutama terjadi bencana, bagaimana melakukan pemulihan mental. (Krishna:2008) koordinasi dalam kondisi tanggap darurat, serta bagaimana melakukan evakuasi dari
Dalam buku manajemen bencana
daerah yang terkena bencana ke daerah
(Nurjanah
dkk:
yang aman.
penanggulangan
2012) bencana
Kebijakan juga
dapat
berupa peraturan Kepala BNPB, Peraturan Hal-hal yang dapat dilakukan untuk Menteri meningkatkan
kesiapsiagaan
atau
pimpinan
lembaga
dalam pemerintah yang memiliki tugas dan
menghadapi bencana diantaranya adalah: fungsi a. Pelatihan
mengenai
menyelamatkan
diri
bagaimana sendiri
dan
orang di sekitar kita saat terjadi
b. Koordinasi
antara
pihak-pihak
terkait, siapa melakukan apa saat
penyelenggaraan
penanggulangan bencana. a. Kebijakan tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kebijakan
bencana.
dalam
tentang
penanggulangan
penyelenggaraan
bencana
diantaranya
mengatur tentang berbagai kegiatan yang dilakukan
sesuai
dengan
tahapan
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 5
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA penanggulangan bencana, yang meliputi
dalam
pra-bencana, tanggap darurat, dan pasca-
meliputi: (1) perencanaan penanggulangan
bencana.
bencana, (2) pengurangan risiko bencana,
Penyelenggaraan
penanggulangan
situasi
tidak
terjadi
bencana
(3) pencegahan, (4) pemaduan dalam
bencana adalah serangkaian upaya yang
perencanaan
meliputi
kebijakan
persyaratan analisis risiko bencana, (6)
pembangunan yang berisiko timbulnya
pelaksanaan dan penegakan tata ruang, (7)
bencana, kegiatan pencegahan bencana,
pendidikan dan pelatihan, (8) persyaratan
tanggap darurat dan rehabilitasi.
standar teknis penanggulangan bencana.
penetapan
Penyelenggaraan bencana
bertujuan
penanggulangan
(5)
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
menjamin
dalam situasi terdapat potensi terjadi
pelaksanaan
bencana, kegiatan yang dilakukan adalah:
penanggulangan bencana secara terencana,
(1) kesiapsiagaan, (2) peringatan dini, dan
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh
(3) mitigasi bencana.
terselenggaranya
untuk
pembangunan,
dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko,
2) Tanggap darurat
dan dampak bencana. Penyelenggaraan
Meliputi: (1) pengkajian secara cepat
penanggulangan bencana pada semua fase/
dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
tahapan dijelaskan sebagai berikut:
kerugian, dan sumber daya; (2) penentuan status
1) Pra-bencana
keadaan
darurat
bencana;
(3)
penyelamatan dan evakuasi masyarakat
Meliputi: (1) dalam situasi tidak
terkena
bencana;
kebutuhan
terdapat
terhadap kelompok rentan; (6) pemulihan
terjadinya
bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
(5)
pemenuhan
terjadi bencana dan (2) dalam situasi potensi
dasar;
(4)
perlindungan
dengan segera prasarana dan sarana.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 6
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA 3) Pasca-bencana Setelah
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, dan
mengungsi, kerusakan atau kehilangan
darurat,
harta, dan gangguan kegiatan masyarakat
atau
(Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun
pengungsi (jika ada pengungsi) kembali ke
2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian
rumah/ tempat asal di mana mereka
Risiko Bencana).
selesainya
terjadi masa
diharapakan
bencana
tanggap
korban
bencana
tinggal. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi yaitu kegiatan yang
Menurut Nurjanah (2012) dampak
bertujuan untuk mengembalikan kondisi
bencana adalah akibat yang timbul dari
daerah yang terkena bencana yang serba
kejadian bencana. Dampak bencana dapat
tidak menentu ke kondisi normal yang
berupa korban jiwa, luka, pengungsian,
lebih
kerusakan
baik,
penghidupan kembali.
Ini
agar mereka berlaku
kehidupan dapat untuk
dan
berjalan korban
lingkungan/
pada
infrastruktur/
ekosistem,
harta
aset, benda,
penghidupan, gangguan pada stabilitas
bencana/ pengungsi yang bisa kembali ke
sosial,
ekonomi,
politik,
tempat semula di mana mereka tinggal.
pembangunan, dan dampak lainnya yang
Dalam hal tidak memungkinkan untuk
pada akhirnya dapat menurunkan tingkat
kembali, bisa ditempuh jalan lain misalnya
kesejahteraan masyarakat. Besar-kecilnya
melalui relokasi ke tempat lain yang aman
dampak bencana tergantung pada tingkat
secara fisik maupun non-fisik.
ancaman
(hazard),
hasil-hasil
kerentanan
(vulnerability), dan kapasitas/ kemampuan Risiko
bencana
adalah
potensi
(capacity) untuk menanggulangi bencana.
kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
Semakin besar ancaman bencana, semakin
pada suatu kawasan dan kurun waktu
besar peluang dampak yang timbul akibat
tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
bencana. Demikian pula, semakin rendah
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 7
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA kemampuan
dalam
menanggulangi
Teknik
pengumpulan peneliti
melalui:
datanya
bencana, semakin besar peluang dampak
diperoleh
angket/
yang timbul akibat bencana. Kerentanan
kuisioner, wawancara, dan dokumentasi.
dan kapasitas/ kemampuan adalah analog Menurut (Jonathan Sarwono : 2006) dengan
dua
sisi mata
uang.
Untuk “populasi
menurunkan
(tingkat)
didefinisikan
sebagai
kerentanan seperangkat unit analisis yang lengkap
dilakukan
dengan
cara
meningkatkan yang sedang diteliti”. Dalam penelitian ini
kapasitas/ kemampuan. Dengan kata lain, populasi
di
Kampung
Bororejo
dan
meningkatnya kapasitas/ kemampuan akan Kalangan adalah 1.516 kepala keluarga dapat menurunkan (tingkat) kerentanan (KK). Menurut (Jonathan Sarwono : 2006) (fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan). “sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari”. METODE PENELITIAN Untuk mengetahui berapa jumlah Penelitian
ini
dilaksanakan
di sampel yang dibutuhkan dalam penelitian
Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Kota ini menggunakan Metode Slovin sebagai Surakarta.
Metode
penelitian
yang berikut:
dipergunakan peneliti dalam penelitian ini
n=
adalah metode survei. “Survei menurut (Jonathan Sarwono : 2006) merupakan
Dimana:
studi
n : Jumlah Sampel
yang
bersifat
kuantitatif
yang
ଵାୣమ
digunakan untuk meneliti gejala suatu
N : Jumlah Populasi
kelompok atau perilaku individu.” Peneliti
e : Batas toleransi (error tolerance)
melakukan survei agar lebih memahami bagaimana keadaan daerah dan perilaku
Sehingga
jumlah
sampel
yang
dibutuhkan adalah 94 KK.
masyarakat yang akan diteliti.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 8
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Bentuk kuisioner yang disediakan terdiri dari empat alternatif jawaban. Penilaian kuisioner menggunakan skala likert 1 sampai 4, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Jawaban sangat setuju diberi skor 4 b. Jawaban setuju diberi skor 3 c. Jawaban kurang setuju diberi skor 2 d. Jawaban tidak setuju diberi skor 1
Penelitian mengenai kesiapsiagaan ini mengadopsi beberapa indikator dari Kebijakan
tentang
Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana pada tahap prabencana. Indikator yang digunakan dalam kuisioner berdasarkan buku manajemen bencana
Nurjanah
(2012),
indikator
tersebut antara lain: (1) Perencanaan bencana,
penanggulangan
- Setiap kampung/desa perlu memiliki peta dan jalur evakuasi.
(4) Pemaduan pembangunan,
dalam
perencanaan
Mengurangi pembangunan dibantaran sungai atau area rawan bencana banjir. (5) Persyaratan analisis risiko bencana, (6) Pelaksanaan dan penegakan tata ruang, - Mengadakan hutan kota atau taman hijau agar menambah daerah resapan air. - Setiap warga mengetahui lokasi ketersediaan peralatan dan kelengkapan penyelamatan evakuasi. (7) Pendidikan dan pelatihan, - Masyarakat diberikan pendidikan non formal tentang pentingnya air, kegunaan air, dan pengelolaan air. - Pentingnya keikutsertaan salah satu dari anggota keluarga dalam kegiatan simulasi tanggap darurat bencana banjir. - Memberikan pendidikan dan latihan simulasi penyelamatan diri terhadap bencana. (8) Persyaratan standar penanggulangan bencana.
teknis
- Kepala desa/ Lurah mengadakan sosialisasi mengenai penanganan bencana banjir. - Pengadaan sistem peringatan dini berupa sirine dan kentongan. (2) Pengurangan risiko bencana, (3) Pencegahan, - Melakukan pemeliharaan daerah aliran air minimal dua minggu sekali. Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 9
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA NO
1
2 3
4
5
INDIKATOR
Perencanaan penanggulangan bencana Pencegahan, Pemaduan dalam perencanaan pembangunan, Pelaksanaan dan penegakan tata ruang, Pendidikan dan pelatihan,
Beberapa
NOMOR BUTIR SOAL 2,5
indikator
a. Menghitung skor total real hasil angket. b. Menghitung nilai indeks dari total
1,7 4
real hasil angket. Rumus:
8,10 ௧௧ ௦ ௧
3,6,9
ada
Indeks = ௦ ௦௨ ௧ ݔ100
yang
memiliki makna sama atau mirip, sehingga peneliti memutuskan tidak menggunakan indikator tersebut karena ada indikator yang bermakna sama sudah mewakili dan juga ada indikator yang tidak digunakan karena indikator tersebut tidak mewakili
Skor maksimum parameter diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam parameter yang diindeks (masing-masing pertanyaan bernilai satu). Total skor riil parameter diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan. Indeks berada pada kisaran
instrumen kesiapsiagaan.
nilai 0 – 100, sehingga semakin tinggi nilai
Teknik Analisis Data.
indeks,
semakin
tinggi
pula
tingkat
preparednessnya. 1. Analisis Indeks Kesiapsiagaan. c. Hasil
perhitungan
digunakan
Analisis indeks kesiapsiagaan dalam untuk penelitian
ini
menggunakan
menentukan
Tingkat
indeks Kesiapsiagaan
berdasarkan
kesiapsiagaan Jan Sopaheluwakan,2006. indeks. Teknik
penghitungan
Tingkat
kesiapsiagaan
Tingkat masyarakat dapat dikategorikan
Kesiapsiagaan: menjadi lima indeks diantaranya :
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 10
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Tabel 7. Tingkat kesiapsiagaan
Gambar 3. Matriks Penentuan Tingkat Risiko Bencana.
masyarakat No
Nilai indeks
Kategori
1.
80 – 100
Sangat siap
2.
65 – 79
Siap
3.
55 – 64
4.
40 – 54
Hampir siap Kurang siap
Kurang dari 40 Belum siap (0 – 39) ,2006 Sumber : Jan Sopaheluwakan,2006 5.
02 Tahun 2012.
2. Analisis risiko bencana banjir. Analisis
risiko
bencana
banjir
dengan menggunakan Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Bencana. ditentukan Tingkat Kapasitas. Bencana
Umum
Pengkajian
Tingkat ingkat
risiko
dengan Kerugian
Risiko bbencana
menggabungkan dengan
Penentuan dilaksanakan
Tingkat
Tingkat
Risiko
untuk
setiap
ancaman bencana yang ada pada suatu daerah. Penentuan Tingkat Risiko Bencana dilakukan dengan menggunakan matriks. Penentuan
dilaksanakan
Sumber: Peraturan Kepala BNPB Nomor
HASIL 1. Analisis
Tingkat
Ancaman
Bencana Banjir Dalam menentukan tingkat ancaman bencana
banjir,
terlebih
dahulu
kita
ketahui indeks ancaman bencana banjir menggunakan gunakan tingkat kedalaman banjir yang pernah terjadi di Kelurahan Jagalan. Jagalan Data yang diperoleh kemudian dibagi dalam 3 kelas ancaman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
dengan
menghubungkan Tingkat Kerugian dan Tingkat Kapasitas dalam matriks tersebut.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 2013 11
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Komponen Indeks Ancaman Bencana N o
1
Ben cana
Banj ir
Kom ponen / Indik ator Peta Zonas i Daera h rawan banjir (dival idasi denga n data
Kelas Indeks Ren
Sed
Tin
dah
ang
ggi
menggunakan analisis tingkat kerugian
Bo bot Tot al
Baha n Ruju kan
dan
tingkat
kapasitas
suatu
lokasi
penelitian. Indeks Penduduk Terpapar dihitung
Ren dah (<1 m)
Sed ang (1-3
Tin ggi (>3
m)
m)
100 %
Pand uan dari Kem enter ian PU, BM KG dan Bako
dari komponen sosial budaya di kawasan yang
diperkirakan
terlanda
bencana.
Kelurahan Jagalan mempunyai kepadatan penduduk 19.143 jiwa/km2 dan kelompok rentan 15,5%. Berdasarkan data tersebut
surta kejadi nal
Indeks Penduduk Terpapar Kelurahan
an)
Jagalan masuk dalam kelas tinggi karena Sumber: Peraturan Kepala BNPB Nomor kepadatan lebih dari seribu dan kelompok 02 Tahun 2012. rentan kurang dari 20% dengan nilai bobot Berdasarkan kedalaman banjir yang Indeks Penduduk Terpapar 15,5%. pernah terjadi di Kelurahan Jagalan, Tabel 9. Kelompok Rentan Kelurahan mencapai 2 meter dapat disimpulkan Jagalan bahwa indeks ancaman bencana banjir di Kelurahan Jagalan termasuk dalam kelas
No
indeks sedang.
1
Analisis tingkat risiko bencana banjir digunakan untuk mengetahui seberapa besar risiko bencana banjir di Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Besarnya dinilai
secara
risiko
bencana
kuantitatif
dapat
Parameter
Rasio
Bobot (%) 9,7
Rasio jenis 97 kelamin 2 Rasio 41 4,1 kemiskinan 3 Rasio 17 1,7 kelompok umur Total 15,5 Sumber: Data Kelurahan Jagalan 2012.
dengan
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 12
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Komponen Indeks Kerugian
a. Indeks Kerugian Indeks
kerugian
di
Kelurahan
N o
Be nca na
Komp onen/ Indika tor
Kelas Indeks Ren Sed Tin dah ang ggi
1
Ba njir
1 Lua s laha n prod ukti f
< Rp 50 juta
50200 juta
> Rp 200 juta
2 Kon trib usi PD RB per sekt or
< Rp 100 juta
Rp 100 300 juta
> Rp 300 juta
Jagalan termasuk kelas tinggi, hal ini berdasarkan
luas
lahan
produktif
penggunaan tanah 5,50 Ha Jasa dan 5,34 Ha Industri rumah tangga di Kelurahan ini. Pendapatan
terbesar
dari
Bo bo t To tal 60 %
Sum ber Data
Land use, Kabu paten /Keca mata n Dala m Angk a Lapor an Sekto r, Kabu paten dala m Angk a
Kelurahan
Jagalan dari sektor Industri rumah tangga sebesar Rp 1.139.062.000,- pada tahun 2011 dan kontribusi PDRB Kecamatan Jebres atas dasar harga konstan tahun 2011
40 %
mencapai Rp 1.101.167,26 juta. Sehingga dari indeks kerugian terhadap bencana banjir wilayah ini masuk dalam kelas
Sumber: Peraturan Kepala BNPB Nomor 02 Tahun 2012.
tinggi. b. Indeks Kapasitas Indeks
kapasitas
diperoleh
berdasarkan tingkat ketahanan daerah pada suatu waktu. Tingkat Ketahanan Daerah bernilai
sama
untuk
seluruh
Kabupaten/Kota yang merupakan lingkup kawasan rendah kajian kapasitas ini. Berdasarkan pengukuran indikator pencapaian ketahanan daerah maka kita
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 13
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA dapat membagi tingkat ketahanan tersebut
cukup berarti untuk mengurangi
kedalam 5 tingkatan, yaitu :
dampak negatif dari bencana.
1) Level 1 Daerah telah memiliki
4) Level
4
Dengan
dukungan
pencapaian-pencapaian kecil dalam
komitmen serta kebijakan yang
upaya pengurangan risiko bencana
menyeluruh dalam pengurangan
dengan
beberapa
risiko bencana disuatu daerah telah
rencana-
memperoleh capaian-capaian yang
tindakan
melaksanakan maju
dalam
rencana atau kebijakan.
berhasil, namun diakui ada masih
2) Level 2 Daerah telah melaksanakan beberapa
tindakan
pengurangan
keterbatasan
dalam
komitmen,
sumberdaya
finansial
ataupun
risiko bencana dengan pencapaian-
kapasitas
pencapaian yang masih bersifat
pelaksanaan upaya pengurangan
sporadis yang disesbabkan belum
risiko bencana di daerah tersebut.
adanya
komitmen
kelembagaan
dan/atau kebijakan sistematis.
komunitas
dalam
5) Level 5 Capaian komprehensif telah dicapai dengan komitmen dan
3) Level 3 Komitmen pemerintah dan beberapa
operasional
tekait
pengurangan risiko bencana di
kapasitas yang memadai disemua tingkat
komunitas
dan
jenjang
wawancara
kepada
pemerintahan.
suatu daerah telah tercapai dan didukung
dengan
kebijakan
Berdasarkan
sistematis, namun capaian yang
Bapak Arif Dwi Widodo selaku Kepala
diperoleh dengan komitmen dan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
kebijakan tersebut dinilai belum
Kota Surakarta. Tingkat Ketahanan Daerah
menyeluruh hingga masih belum
Surakarta termasuk dalam level 4 karena sudah adanya komitmen serta koordinasi
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 14
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA antara Badan Penanggulangan Bencana
c. Tingkat Kerugian
Daerah dengan Dinas-dinas terkait (seperti
Tingkat
kerugian
diperoleh
dari
Dinas Kesehatan, Satpol PP, Linmas,
indeks kerugian dan tingkat ancaman
Dinas
bencana. Dimana penentuan dilaksanakan
Sosial,
SAR
dll).
Sehingga
Kelurahan Jagalan masuk dalam kelas
dengan
menghubungkan
Indeks Kapasitas Tinggi.
indeks dalam matriks. Warna tempat
tingkat
1
Benc ana
Selur uh benca na
Komponen/ Indikator
1 Aturan dan Kelembag aan Penanggul angan Bencana 2 Peringata n Dini dan Kajian Risiko Bencana 3 Pendidika n Kebencan aan 4 Penguran gan Faktor Risiko Dasar 5 Pembangu nan Kesiapsia gaan pada seluruh lini
Kelas Indeks Renda Seda Ting h ng gi
Tingk at Ketah anan 1 dan Tingk at Ketah anan 2
Tingk at Ketah anan 3
nilai
pertemuan nilai tersebut melambangkan
Komponen Indeks Kapasitas N o
kedua
Tingk at Ketah anan 4 dan Tingk at Ketah anan 5
Bo bot Tot al
100 %
Sumber Data
kerugian
yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu bencana pada daerah
FGD pelaku PB (BPBD, Bappeda , Dinsos, UKM, Dunia Usaha, Universi tas, LSM, Tokoh masyara kat, Tokoh Agama dll)
tersebut. Berdasarkan
indeks
kerugian Kelurahan Jagalan yang termasuk dalam kelas tinggi dan tingkat ancaman banjir termasuk sedang, maka dapat
menghubungkan
keduanya
dalam
matrik
diperoleh tingkat kerugian Kelurahan Jagalan termasuk tinggi.
Sumber: Peraturan Kepala BNPB Nomor 02 Tahun 2012.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 15
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Tabel 14. Matrik Tingkat Kerugian
Sehingga didapat hasil tingkat kapasitas di Kelurahan Jagalan termasuk tinggi.
e. Tingkat Risiko Bencana Tingkat Risiko Bencana diperoleh dengan menggabungkan Tingkat Kerugian dan Tingkat Kapasitas. Penentuan Tingkat d. Tingkat Kapasitas Risiko Bencana dilaksanakan untuk setiap Tingkat kapasitas diperoleh dari ancaman bencana yang ada pada suatu indeks kapasitas dan tingkat ancaman daerah. Penentuan Tingkat Risiko Bencana banjir
Kelurahan
Jagalan.
Penentuan dilakukan dengan menggunakan matrik
dilaksanakan
dengan
menghubungkan dibawah ini:
kedua indeks dalam matriks dibawah ini. Tabel Tabel 15. Matrik Tingkat Kapasitas
Indeks kapasitas Kelurahan Jagalan
16.
Matrik
Tingkat
Risiko
Bencana
Berdasarkan
pertemuan
tingkat
termasuk dalam kelas tinggi dan tingkat
kapasitas Kelurahan Jagalan yang berada
ancaman termasuk dalam kelas sedang.
dalam
Warna tempat pertemuan nilai tersebut
kerugian dalam tingkat tinggi dalam
merupakan
matrik, dapat disimpulkan bahwa tingkat
nilai
Tingkat
Kapasitas.
tingkat
tinggi
dengan
tingkat
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 16
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA risiko bencana banjir di Kelurahan Jagalan termasuk sedang.
Perhitungan
Indeks
Kesiapsiagaan
Masyarakat
untuk
kesiapsiagaan
mengetahui
masyarakat
tingkat terhadap
bencana banjir di Kelurahan Jagalan. Dimana telah dilakukan penyebaran 94 angket kepada 94 responden di 2 kampung di
Kelurahan
pernyataan masyarakat
௧௧ ௦ ௧ ௦ ௦௨ ௧
ݔ100
Total skor parameter didapat dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan
Analisis indeks dalam penelitian ini digunakan
indeks
kesiapsiagaan menggunakan rumus: Indeks =
2. Analisis
nilai
Jagalan
mengenai terhadap
dengan
10
kesiapsiagaan bencana
banjir
(angket terlampir).
dalam
parameter
yang
bersangkutan.
Indeks pada kisaran bernilai 10-100, sehingga semakin tinggi nilai indeks semakin
tinggi
preparednessnya. parameter
pula Skor
diperoleh
tingkat maksimum
dari
jumlah
pertanyaan dalam parameter yang diindeks (menggunakan skala likert). Total riil nilai kesiapsiagaan masyarakat: 2923
a. Skor total hasil angket.
Total skor maksimum parameter: 3760
Tabel 17. Nilai Indeks Kesiapsiagaan Nilai Indeks =
ଶଽଶଷ ଷ
ݔ100 = 77,73
Perkampung c. Tingkat N o 1 2
Kampung
Kesiapsi Respo agaan nden Bororejo 1865 60 Kalangan 1058 34 2923 94 Sumber: Hasil Penelitian
Nilai Indeks 292 293 3760
b. Nilai indeks dari total hasil angket.
kesiapsiagaan
berdasarkan indeks. No
Nilai indeks
Kategori
1.
80 – 100
Sangat siap
2.
65 – 79
Siap
3.
55 – 64
Hampir siap
4.
40 – 54
Kurang siap
5.
Kurang dari 40 (0 – 39)
Belum siap
Sumber : Jan Sopaheluwakan,2006 Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 17
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks
kesiapsiagaan
Kelurahan
Jagalan
masyarakat
Kecamatan
2.
Kesiapsiagaan
di
Masyarakat
di
masyarakat
di
Kelurahan Jagalan
Jebres
Kesiapsiagaan
terhadap bencana banjir diperoleh nilai
Kelurahan
akhir 77,73 dari hasil tersebut dapat
kategori siap dalam menghadapi bencana
dikategorikan kesiapsiagaan masyarakat
banjir berdasarkan indeks kesiapsiagaan.
terhadap bencana banjir di Kelurahan
Hal ini berarti masyarakat yang berada di
Jagalan siap.
Kelurahan Jagalan telah siap baik dalam hal
KESIMPULAN
Jagalan
kesiapan
diri
penyelamatan 1.
Risiko
Bencana
di
Kelurahan
Jagalan.
Kelurahan
termasuk
maupun
karena Jagalan
dalam
peralatan
masyarakat telah
di
diberikan
pengarahan dari pihak yang berwenang
Tingkat risiko bencana banjir di
mengenai tindakan pengurangan risiko.
Kelurahan Jagalan termasuk dalam tingkat risiko sedang, tingkat tersebut dipengaruhi oleh perhitungan Tingkat Kerugian dan Tingkat
Kapasitas.
Tingkat
Kerugian
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan
dengan
kesiapsiagaan
Jagalan termasuk dalam tingkat kerugian
masyarakat terhadap bencana banjir di
tinggi dan Tingkat Kapasitas Jagalan
Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres Kota
termasuk dalam tingkat kapasitas tinggi.
Surakarta, maka penulis memberikan saran
Berdasarkan kedua nilai kelas tersebut
sebagai berikut:
menghasilkan tingkat risiko sedang pada matrik perhitungan risiko bencana banjir.
1. Saran bagi pihak Kelurahan Diharapkan sosialisasi
ataupun
dapat
mengadakan
penyuluhan
agar
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 18
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA masyarakat
lebih
mengerti
mengenai
kebencanaan, juga memperhatikan tata lokasi
pemukiman
yang
baik
agar
bangunan tidak terlalu rapat satu sama lain. Hal ini berkaitan apabila terjadi bencana banjir air tidak akan terjebak dan sulit mencari daerah resapan air.
2. Saran bagi masyarakat Bagi masyarakat, dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan oleh pihak
masyarakat
memperhatikan menyebabkan
lagi banjir
agar
lebih
hal-hal
yang
dan
bagaimana
mengurangi risiko bencana banjir serta lebih peduli/ lebih menjaga lingkungan.
3. Saran bagi peneliti lanjutan Bagi
peneliti
lanjutan
perlu
memperluas variabel yang akan diteliti. Jika ingin melakukan penelitian tentang kesiapsiagaan masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan referensi.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 19
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JAGALAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta: BNPB. Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta: 2012. Mustofa, Bisri dan Sektiyawan Inung. 2010. Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka. Nurjanah; R. Sugiharto; Dede Kuswanda; Siswanto BP; Adikoesoemo. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta. Pribadi, Krishna S. 2008. Buku Pegangan Guru: Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: ITB. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Taru Dewi Kartika Jati, A 610 090 058, Pendidikan Geografi, FKIP UMS 2013| 20