NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi
ANTON WIJAYA PUTRA A 610090033
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Anton Wijaya Putra, A 6100 900 33, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Penelitian ini dilakukan di daerah rawan bencana banjir di Kelurahan Gandekan Kota Surakarta dengan judul : “Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Rawa Bencana Banjir di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta”, yang bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan di Kecamatan Jebres, 2) untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Kelurahan Gandekan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Pengambilan sampel dalam penelitian melalui kuesioner, wawancara serta dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden dengan kuesioner untuk kesiapsigaan masyarakat. Data sekunder di peroleh dari instansi sekitar seperti kantor Kecamatan dan BPS untuk tingkat kerentanan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk menganalisis data dengan menggunakan teknik skoring dan penggunaan rumus nilai indeks dabel untuk kesiapsiagaan masyarakat dan menggunakan kategori menurut Perka BNPB untuk tingkat kerentanan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hasil penelitian ini, yaitu : 1). Kerentanan Sosial di Kecamatan Jebres tergolong sedang dengan angka kerentanan 25,5%, Kerentanan Ekonomi di Kecamatan Jebres tergolong sedang dengan angka kerentanan 0,76% dan Kerentanan Lingkungan di Kecamatan Jebres tergolong rendah dengan angka kerentanan 0,24%. 2). Kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Gandekan dapat dikategorikan Siap dengan indeks nilai 75,21.
Kata kunci: kesiapsiagaan, kerentanan bencana, banjir.
Sebagai fenomena alam yang
1. PENDAHULUAN
berkaitan
A. Latar Belakang Masalah Ditinjau
dari
karakteristik
banjir
dengan
terjadi
ulah
manusia,
akibat
akumulasi
geografis dan geologis, Indonesia
beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi
terletak pada daerah yang rawan
sungai, kondisi daerah hulu, kondisi
bencana.
jenis
daerah budidaya dan pasang surut air
bencana alam berada di Indonesia,
laut. Potensi terjadinya ancaman
salah satu dari berbagai bencana
bencana banjir saat ini disebabkan
yang paling dominan terjadi di
keadaan
indonesia adalah banjir.
kerusakan daerah tangkapan air,
Hampir
Manusia
semua
memiliki
badan
sungai
rusak,
andil
pelanggaran
tata-ruang
terhadap terjadinya banjir. Beberapa
pelanggaran
hukum
tindakan manusia yang memberi
perencanaan pembangunan kurang
andil
terpadu, dan disiplin masyarakat
terhadap
terjadinya
banjir
wilayah, meningkat,
adalah Pertama: membangaun atau
yang
mendirikan
BNPB No.4 Tahun 2008 Tentang
tempat
hunian
yang
rendah
(Peraturan
berada di dataranrawan bencana
Pedoman
banjir
Penanggulangan Bencana).
memberi
andil
terhadap
bencana banjir yang membahayakan manusia
Gandekan
merupakan salah satu wilayah yang
Kedua: pesatnya pembangunan dan
masuk ke dalam wilayah administrasi
perkembangan perkotaan memberi
Kecamatan
andil terhadap banjir di daerah
Gandekan berada disebelah timur
perkotaan.
pusat kota dan juga pusat ekonomi
serta
sehingga
aset-aset
Kelurahan
Rencana
mereka.
hutan
dan
Penyusunan
Kepala
Ketiga:
penggundulan
hilangnya
perakaran
mengakibatkan
erosi.
Jebres.
Kelurahan
Pasar Gede. Kelurahan Gandekan berbatasan dengan Kelurahan Sewu
Keempat: sampah yang dibuang ke
di
sungai
hujan
Sudiroprajan di sebelah barat dan
(drainase) dapat menghambat atau
utara. Di sebelah selatan dan barat,
bahkan menyumbat aliran air di
wilayah Gandekan dikelilingi oleh
sungai (Krishna S dkk : 2008).
sungai, yakni Kali Pepe. Apabila
dan
saluran
air
sebelah
timur,
Kelurahan
Kali Pepe meluap maka di Kelurahan
Kelurahan
Gandekan akan banjir yang tingginya
Jebres Kota Surakarta
dapat mencapai dua meter. Hal tersebut
dapat
masyarakat
membuat
panik
memperhatikan Oleh
warga
dan
kurang
keselamatan
karena
itu
kesiapsiagaan
perlu
diri.
Gandekan
Kecamatan
b. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat
Kelurahan
Gandekan
Kecamatan Jebres Kota Surakarta dalam menghadapi bencana banjir.
adanya
masyarakat
tidak
2. LANDASAN TEORI
hanya pada saat pasca bencana saja
Kesiapsiagaan
adalah
namun dilakukan pada pra bencana
serangkaian kegiatan yang dilakukan
dan pada saat bencana. Adanya
untuk
keterlibatan
melalui
masyarakat
menghadapi
bencana
dalam
banjir
mengantisipasi
bencana
pengorganisasian
serta
ini
melalui langkah yang tepat guna dan
bertujuan untuk meminimalisir risiko
berdaya guna (UU RI No.24 Tahun
bencana banjir.
2007).
Oleh karena itu kesiapsiagaan masyarakat bencana
dalam banjir
menghadapi di
Kelurahan
Kesiapsiagaan
ditujukan
kepada
disekitar banjir,
daerah
Kelurahan
Surakarta
Jebres
sangat
penting
untuk
bencana
masyarakat
Gandekan
Kota
sini
masyarakat
rawan
terutama
Gandekan Kecamatan Jebres Kota
di
di
Kecamatan
Surakarta.
Agar
mengetahui seberapa besar tingkat
masyarakat siap dalam menghadapi
kesiapsiagaan masyarakat.
bencana banjir.
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
metode
masyarakat kelompok
orang
adalah yang
Suatu berpikir
kuantitatif. Data yang didapatkan
tentang diri mereka sendiri sebagai
diperoleh dari kuisoner, wawancara,
kelompok
dan dokumentasi.
diorganisasi, sebagai kelompok yang
B. Tujuan Penelitian
diorganisasi secara tetap untuk waktu
Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui kerentanan
seberapa bencana
besarkah banjir
di
yang
berbeda,
yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja
pada daerah geografis tertentu. (W.F
merupakan masyarakat yang paling
Connell, 1972)
berisiko terhadap ancaman banjir
Menurut UU No.24 Tahun 2007
Bencana
adalah
(Krishna S dkk : 2008).
sebagai
Kerentanan adalah kondisi atau
peristiwa atau rangkaian peristiwa
karakteristik
yang mengancam dan mengganggu
sosial, ekonomi, politik, budaya dan
kehidupan
penghidupan
teknologi suatu masyarakat di suatu
masyarakat yang disebabkan baik
wilayah untuk jangka waktu tertentu
oleh faktor alam dan/atau faktor non
yang
alam
manusia
masyarakat tersebut untuk mencegah,
sehingga mengakibatkan timbulnya
meredam, mencapai kesiapan dan
korban jiwa manusia, kerusakan
menanggapi dampak bahaya tertenu.
dan
maupun
faktor
biologis,
mengurangi
geografis,
kemampuan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
3. METODE PENELITIAN
Banjir adalah suatu kejadian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
saat air menggenangi daerah yang
Untuk memperoleh data dibutuhkan
biasanya tidak digenangi air dalam
suatu tempat penelitian. Tempat
waktu tertentu. Banjir umumnya
penelitian
terjadi pada saat aliran air melebihi
peneliti
volume air yang dapat ditampung
Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota
dalam sungai, danau, rawa, maupun
Surakarta. Penelitian ini dilakukan
saluran air lainnya pada selang waktu
pada bulan Juli sampai Agustus
tertentu. Hujan lebat yang terjadi
2013.
dalam waktu yang cukup lama dapat
yang
digunakan
adalah
di
oleh
Kelurahan
B. Populasi, Sampel, dan Sampling
mengakibatkan berlebihnya jumlah
Populasi penelitian ini adalah
air yang dapat ditampung dalam
Kepala
sungai, danau, rawa, maupun saluran
Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota
air lainnya, sehingga air meluap dan
Surakarta. Jumlah sampel dalam
menimbulkan
penelitian
banjir
yang
keluarga
ini
di
adalah
Kelurahan
96
KK.
menggenangi daerah disekitar sungai
Pengambilan
sampel
penelitian
atau daerah pantai yang landai
menggunakan
teknik
Probability
sampling yang dimana Metode ini
mengumpulkan sumber data yang
memiliki pendekatan bahwa setiap
berupa gambar/ foto di Kelurahan
sampel memiliki kesempatan yang
Gandekan.
sama untuk dipilih sebagai sampel.
4. Kuesioner (Angket) Teknik
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
kuesioner
dianggap
data
teknik yang cocok digunakan apabila
merupakan cara-cara yang digunakan
jumlah respondennya cukup besar
untuk
dan mencakup wilayah yang sangat
memperoleh
data
yang
diperlukan dalam suatu penelitian dengan
menggunakan
alat-alat
tertentu.
Menggunakan indeks kesiapsiagaan
Wawancara digunakan
tersrtuktur
peneliti
setelah
mengetahui dengan pasti tentang informasi
diperoleh.
yang
akan
Wawancara
dilakukan
dalam
penelitian
ini
Kepala
D. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kesiapsiagaan
1. Wawancara (Interview)
semua
luas.
yang
perolehan
ditujukan
Keluarga
di
data
kepada
Kelurahan
Gandekan.
adalah
teknik
data
pengamatan.
Pengamatan
dengan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah kondisi
geografis
Kelurahan Gandekan. 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini metode dokumentasi
Total skor riil parameter diperoleh dengan
menjumlahkan
skor
riil
seluruh pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan. Indeks berada pada kisaran nilai 0 – 100, sehingga semakin tinggi nilai indeks, semakin
Tingkat Kesiapsiagaan Masyarakat
pengumpulan
pengamatan
௧௧ ௦ ௧
Indeks = ௦ ௦௨ ௧ ݔ100
tinggi pula tingkat preparednessnya.
2. Observasi Observasi
LIPI-UNESCO/ISDR, 2006.
digunakan
untuk
No
Nilai indeks
Kategori
1.
80 – 100
Sangat siap
2.
65 – 79
Siap
3.
55 – 64
Hampir siap
4.
40 – 54
Kurang siap
5.
Kurang dari
Belum siap
40 (0 – 39) Sumber : LIPI –UNESCO/ISDR,2006
masyarakat terhadap bencana banjir 2. Analisis Kerentanan
di Kelurahan Gandekan.
Analisis kerentanan bencana banjir
dengan
menggunakan
Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun
2012
Tentang
Perhitungan
nilai
indeks
kesiapsiagaan menggunakan rumus: ܚ܍ܜ܍ܕ܉ܚ܉ܘ ܚܗܓܛ ܔ܉ܜܗܜ
۷ ܠ ܚ܍ܜ܍ܕ܉ܚ܉ܘ ܕܝܕܑܛܓ܉ܕ ܚܗܓܛ = ܛܓ܍܌ܖ
Pedoman
Total skor parameter didapat
Umum Pengkajian Risiko Bencana.
dengan
Indikator yang digunakan
untuk
seluruh pertanyaan dalam parameter
menganilisis
banjir
yang bersangkutan. Indeks pada
adalah kerentanan sosial, ekonomi,
kisaran bernilai 10-100, sehingga
fisik, dan lingkungan.
semakin tinggi nilai indeks semakin
kerentanan
menjumlahkan
skor
riil
tinggi pula tingkat preparednesnya. 4. HASIL PENELITIAN a. Kerentanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkngan di Kecamatan Jebres.
5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kerentanan sosial, ekonomi,
Kerentanan
Bencana
di
dan lingkungan digunakan untuk
Kecamatan
mengetahui kondisi wilayah yang
setiap parameter memiliki tingkat
rentan terhadap banjir. Kerentanan
kerentanan yang berbeda. Secara
tinggi maka dampak risiko bencana
keseluruhan tingkat kerentanan sosial
banjir juga tinggi apabila kapasitas
dan
masyarakat
Kecamatan Jebres masuk kategori
dalam
menghadapi
Jebres
menunjukkan
kerentanan
ekonomi
di
bencana rendah. Secara keseluruhan
sedang,
tingkat kerentana sosial, ekonomi,
lingkungan di Kecamatan Jebres
dan
termasuk kedalam klasifikasi rendah.
lingkungan
adalah
rendah
(lampiran 1 tabel 1,2,3).
Masyarakat
b. Kesiapsiagaan Masyarakat Analisis penelitian mengetahui
ini
Parameter
di
kerentanan
Kelurahan
Gandekan memiliki kesiapsiagaan
indeks
dalam
mental maupun fisik, hal ini dapat
digunakan
untuk
dilihat dari kesiapsiagaan masyarakat
kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana banjir
tingkat
yang hampir setiap tahun terkena
bencana tersebut, dari hasil analisis indeks
penelitian
tersebut
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana
banjir
Gandekan
di
Kelurahan
termasuk
kedalam
kategori siap. B. Saran Kegiatan diharapkan
penelitian
ini
berguna
bagi
dapat
pihak-pihak yang terkait. Melalui hasil
penelitian
di
kelurahan
Gandekan ini disarankan agar: 1. Pemerintah
kelurahan
setempat
diharapkan
dapat
mengadakan
sosialisasi
maupun
penyuluhan
kepada masyarakat Gandekan agar masyarakat lebih mengerti mengenai arti kebencanaan. 2. Dengan adanya penelitian ini semoga dapat menjadi acuan oleh pihak masyarakat
agar
lebih
memperhatikan lagi hal-hal yang menyebabkan
banjir
serta
lebih
peduli terhadap lingkungan sekitar. 3. Peneliti
selanjutnya
melakukan
jika
penelitian
ingin tentang
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana referensi.
banjir
dapat
dijadikan
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Saifuddin. 1997. Reabilitas dan Vasiliditas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Anonim. 2007. Pedoman Penanggulangan Bencana Banjir, Jakarta: BAKORNAS PB Anonim. 2009. Keperawatan Bencana, Banda Aceh Kerjasama Palang Merah Jepang-Palang Merah Indonesia: Japanese Red Cross Society Anonim. 2010. Solo Kota Kita. http://solokotakita.org/neighborhood/gandekan-2/ Dewi Purnamasari. 2012. 112 KK dan 59 rumah digandekan terkena dampak banjir.
http://gaul.solopos.com/112-kk-dan-59-rumah-di-gandekan-
terkena-dampak-banjir-165165.html Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahas Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. F. Znaniecki. 1950. sistem Sosial Budaya Indonesia Kesenjangan Sosial Masyarakat
di
Indonesia.
http://arti.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/uk-3.doc Hidayati,
Deny
dkk.
2006.
Kajian
Kesiapsiagaan
Masyarakat
dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI– UNESCO/ISDR. Krisna, S dkk. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Institut Tekgnologi Bandung. Maarif, Syamsul. 2012. PERKA BNPB No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Mistra, 2007. Antisipasi Rumah di Daerah Rawan Banjir, Depok : Penebar Swadaya. Paimin, Sukresno, Irfan Budi. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Longsor, Tropenbos Internasional Indonesia Programe. Poerwadarminta, WJS. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rafi’i, Suryana. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa. Robert J. Kodatie, Sugiyanto. 2002. Banjir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slamet Widodo. 2004. Metodologi Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Sutrisno Hadi. 2007. Metodologi Riset Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset. Sutrisno Hadi. 1992. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. W.F
Connel.
1972.
Masalah
Individu
Keluarga
dan
Masyarakat.
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_1 5.html Yasin Yusuf, 2005. Anatomi Banjir Kota Pantai Perspektif Geografi, Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta.
LAMPIRAN 1 KLASIFIKASI KERENTANAN EKONOMI SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN Tabel 1 tingkat kerentanan sosial
Kerentanan Kepa Desa No. datan Pend uduk Kepatihan kulon 0.30 1 Kepatihan wetan 0.30 2 0.30 3 Sudiroprajan 0.30 4 Gandekan 0.30 5 Sewu 0.30 6 Pucangsawit Jagalan 0.30 7 purwodiningratan 0.30 8 0.30 9 Tegalharjo 0.30 10 Jebres 0.30 11 Mojosongo Sumber: Olah Data Peneliti
Ratio Jenis Kela min 9 10 10 10 10 10 10 9 10 10 10
Ratio Ratio Kemis Orang kinan cacat 1 1.1 0.1 0.1 1.6 0.1 0.1 1.8 1 1.6 0.1
0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1
Ratio kelomp ok Umur 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Total Kerenta nan SOSIA L 20.4 21.4 21.3 21.3 22 20.5 20.4 21.1 21.3 22 20.5
Tabel 2. Klasifikasi parameter kerentanan ekonomi Kecamatan Jebres Desa
KERENTANAN Lahan PDRB Produktif Kepatihan kulon 0.36 0.4 Kepatihan wetan 0.36 0.4 Sudiroprajan 0.36 0.4 Gandekan 0.36 0.4 Sewu 0.36 0.4 Pucangsawit 0.36 0.4 Jagalan 0.36 0.4 purwodiningratan 0.36 0.4 Tegalharjo 0.36 0.4 Jebres 0.36 0.4 Mojosongo 0.36 0.4 Sumber: Olah Data Peneliti
TOTAL KERENTANAN EKONOMI
Klasifikasi
0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76
sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang
Klasifik asi
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Tabel 3. Klasifikasi Parameter Tingkat Kerentanan Lingkungan Kerentanan Desa
Hutan Lindu ng
Kepatihan kulon 0.09 Kepatihan wetan 0.09 Sudiroprajan 0.09 Gandekan 0.09 Sewu 0.09 Pucangsawit 0.09 Jagalan 0.09 purwodiningratan 0.09 Tegalharjo 0.09 Jebres 0.09 Mojosongo 0.09 Sumber: Olah Data Peneliti.
Hutan Alam 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Hutan Semak Bakau Belukar 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Rawa 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
Total Kerentan an Lingkun gan 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24
Klasifikasi
rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah