Ke Daftar Isi Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuklir
Serpong, 9-10 Febniari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
PLTN
PARTISIPASI INDUSTRI NASIONAL DALAMPEMBANGUNANPLTN Oleh Adiwardojo, M. Saleh Kasim, Suparman Pusat Pengkajian Energi Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAK P ARTISIP ASI INDUSTRI NASIONAL DALAM PEMBANGUNAN PLTN. Pembangkit listrik tenaga nuklir (pL TN) meropakan salah satu opsi yang dapat diandalkan dalam program diversifikasi energi untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional masa datang. Pembangunan PL TN akan dapat memacu perkembangan industri pada umumnya karena berbagai macam industri dapat terlibat dalam pembangunan suatu PLTN. Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa kontribusi industri nasional meropakan pertimbangan yang am at penting dalam pembangunan PLTN. Oleh karena itu, program partisipasi industri nasional harus ditangani secara sungguhsungguh terotama dalam mendefinisikan tujuan program. Partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN adalah penggunaan material dan sumber daya manusia dalam negeri. Dengan program partisipasi nasional yang mantap, maka secara jelas dapat ditentukan tingkat ketergantungan kita terhadap luar ncgeri dalam menyongsong pcmbangunan PL TN, hal ini penting karena menyangkut masalah aspek teknis dan finansial. Lebih dari pada itu, partisipasi nasional pada dasamya sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk menumbuhkan kemampuan/keahlian dalam bidang pengoperasian dan perawatan PLTN, mengurangi pembiayaan pada porsi luar negeri, menumbuh-kembangkan semangatuntukmaju, pengerahan tenaga kerja lokal dan secara bertahap akan memacu pengembangan kualitas industri nasional.
ABSTRACT NATIONAL
INDUSTRY PARTICIPATION
IN NPP DEVELOPMENT.
NPP is the one of
option which can be proved in energy diversification program to meet national electric demand for long tenn. NPP development will stimulate industry since vary of industries can ve involved. Another country experience shows taht national industry contribution is a very important consideration in development ofNPP. Therefore, national industry program must be carried out seriously mainly in the definiton of the objectives. National participation in NPP development mean the use of local material and manpower. With a good national participation program, the degree of national dependence on other countries in development of NPP can be detennined, this important matter because it has both financial and technical implications. Furthennore, national participation program basically is needed to built skill for NPP operation and maintenance field, to reduce the foreign exchange content of the overall costs, provides encouragement and employment to the local people, also gradually upgrades the quality of national industry. l.PENDAHULUAN Pembangkit listrik tenaga nuklir (PL TN) meropakan salah satu altematifyang dapat diandalkan dalam program diversifikasi energi untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Pada hakekatnya PL TN memiliki ciri padat modal dan padat teknologi dengan persyaratan keamanan dan keselamatan yang tinggi. Namun demikian pembangunan PL TN akan dapat memacu perkembangan industri pada umumnya karena berbagai macam industri dapat terIibat dalam pembangunan suatu PLTN. Pengalaman negara berkembang seperti India, Argentina dan Korea menunjukkan bahwa kontribusi industri nasional meropakan pertimbangan yang am at penting dalam
45
pembangunan PLTN. Program partisipasi nasional dalam pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PL TN) perIu disusun secara realistis, . sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan industri nasional kita. Hal ini sangatIah penting karena apabila program partisipasi nasional lemah dalam penanganannya akan menyebabkan terjadinya struktur industri yang tidak seimbang (unbalanced industrial structure), akibatnya adalah pemborosan uang dan waktu serta dapat mengganggu program pembangunan PLTN itu sendiri. Oleh karena itu, program partisipasi industri nasional perlu ditangani secara sungguh-sungguh terotama dalam mendefinisikan tujuan program perIu
ProsiJing Seminar TJawlogi serta Fasilitas N uklir
Jan Keselamatan PLTN
Serpong, 9·10 Februari 1993
PRSG,PPTKR ·BATAN
didukung denganjustifikasi yang mendasar, begitu pula untuk penyusunan rencana kegiatan perlu terdefinisikan secara jelas dan selanjutnya diikuti pemantauan yang ketat. 2. ARTI DAN TUJUAN PARTISIP ASI NASIONAL Yang dimaksud dengan partisipasi nasional dalam pembangunan PL TN adalah penggunaan material dan sumber daya manusia dalam negeri. Dengan program partisipasi nasional yang mantap, maka secara jelas dapat ditentukan tingkat ketergantungan kita terhadap luar negeri dalam menyongsong pembangunan PL TN, hal ini penting karena menyangkut masalah aspek teknis dan finansial. Kita sadari bahwa di semua negara berkembang tidak dapat terlepas terhadap ketergantungan dari negara maju sebagai pemasok teknologi, namun kebijaksanaan tentang partisipasi nasional tetap diusahakan secara optimal dan realistis dalam rencana pembangunan PL TN mendatang. Partisipasi nasionallayakdan perlu dilaksanakan. Lebih dari pada itu, partisipasi nasional. pada dasamya sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk menumbuhkan kemampuanlkeahlian dalam bidang pengoperasian dan perawatan PLTN, mengurangi pembiayaan pada porsi luar negeri,menumbuh-kembangkan semangat untuk maju, pengerahan tenaga kerja lokal dan secara bertahap akan memacu pengembangan kualitas industri nasional. Secara bertumt-tumt pada setiap penyelesaian pembangunan PLTN akan menumbuhkan tingkat kemampuan industri nasional secara bertahap, selanjutnya tidak menutup kemungkinan bahwa pada suatu saat akan mampu secara mandiri melaksanakan rancang bangunJrekayasafabrikasi, konstruksi, instalasi, testing, komisioning, pengoperasian dan perawatan PLTN. Perlu diketahui bahwa program partisipasi nasional adalah merupakan kepentingan kedua belah pihak, baik pihak pemasok teknologi maupun penerima teknologi. Di bawah ini diuraikan ten tang alasan kepentingan tersebut. Pada pihak pemasok teknologi berkepentingan atas dasar alasan sebagai berikut: - Kompetisi yang sukses antara para penawar dan kemudahan dalam penjualan PLTN masa mendatang - Pengembanganjalinan hubungan bidang industrijangka panjang dengan negara penerima teknologi - Penciptaan pasar barn pada importir negara tetangga dan konsolidasi posisi pemasok Pada pihakpenerima teknologi berkepentingan atas dasar alas an sebagai berikut: - Pembatasan pinjaman luar negeri - Peningkatan kemampuan daya saing industri nasional dan swasembada - Peningkatan pekerjaan lokal - Peningkatan kemampuan rekayasa nasional - Pengembangan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi
dan
46
- Mempcrkuat kemampuan untuk tidak bergantung dalam pelatihan tenaga kerja lokal Pada prinsipnya andil yang besar dari partisipasi nasional dalam paket-paket pekerjaan pembangunan PL TN adalah merupakan elemen yang penting di dalam pemilihan paket pemasokan. Namun perlu disadari bahwa meningkatnya partisipasi nasional akan juga meningkatkan resiko yang hams ditanggung. Oleh karena itu perlu pertimbangan secara matang dalam menentukan luasnya lingkup bidang partisipasi yang akan dicakup. 3. RUANG LINGKUP
P ARTISIP ASI NASIONAL
Di dalam merencanakan lingkup partisipasi nasional yang akan dicakup dalam program pembangunan PL TN maka, perlumempertimbangkan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir yang telah dikuasai serta tingkat pengalaman yang telah dicapai olehsumberdaya manusia di dalam menangani pekerjaan rancang bangunlrekayasa, fabrikasi, konstruksi, instalasi, testinglkomisioning, operasi dan perawatan suatu pusat pembangkit listrik koilvensional maupun instalasi kimia, pertanian, logam, automotif dan lain-Iainnya. Hal ini penting untuk dipertimbangkan sehubungan ada batas tingkat minimal yang hams mampu dikuasai agar pengoperasian dan perawatan PLTN nantinya dapat efisien dan selamat. Apabila lingkup partisipasi nasional telah ditentukan, selanjutnya perlu dipantau secara ketat agar tetap dapat menjamin kualitas dan keselamatan yang disyaratkanserta tidakmenghambatjadwal pelaksanaan. Hal-hal yang hams diperhatikan dalam aspek teknis adalah : - Kemampuan pemasok lokal untukmenepati jadwal pengiriman. - Kemampuan untuk memenuhi persyaratan kualitas tinggi - Kemampuan tenaga kerja. - Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan. Aspek finansial dan ekonomi yang harus diperhatikan meliputi : - Kemampuan pembiayaan untuk perluasan fasilitas pabrikdan mesin-mesin agardapatmendukung teknologi barn yang akan diterapkan - Kelayakan pasar sebagai dasar justifikasi investasi yang perlu untuk memproduksi produk domestik - Perbandingan harga riil produk domestik terhadap produk pasar intemasional. Pertimbangan penting yang hams diperhatikan dalam pengembangan partisipasi nasional adalah penentuan lingkup program Tenaga Nuklir yang tepat dan luas cakupannya sehingga dapat menimbulkan gairah bagi industri nasional untuk ikut berpartisipasi. Selanjutnya mereka akan mengerahkan investasi dan membelanjakan uangnya untuk mendapatkan
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuklir
Serpong, 9-10 Fehruari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
PLTN
peralatan khusus serta untuk menciptakan sumber daya manusia terlatih. Untuk lndustri-industri yang belum berpengalaman dalam pekerjaan bidang nuklir, kemungkinan besar harus memodifikasi fasilitasnya dan metode kerjanya agar merrienuhi persyaratan teknologi nuklir. Di dalam melaksanakan modifikasi ini terdapat kesempatan alih teknologi dalam berbagai bidang. Keberhasilan modifikasi ini akan bergantung pada kemauan industri nasional untuk berusaha melibatkan sebanyak mungkin dalam bidang terkait. Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan meliputi: - Pemrakarsa pembanguan PL TN secara aktifharus mengikuti program ini pada setiap tahapan ; - lndustri rekayasa bidang sip ii, mekanikal dan elektrikal berpartisipasi dalam tahap konstruksi/insta-asi, layanan jasa perawatan dan dukungan selamamasa operasi - lndustri manufakturing berpartisipasi pada tahap konstruksi untuk melaksanakan fabrikasi komponenkomponen dan peralatan serta menyediakansukucadang dan komponen-komponen pengganti pada masa operasi maupun perawatan; - Pemasok baja, bahan kimia dan plastik dilibatkan dalam semua tahapan; - Perusahaan-perusahaan konstruksi yang bergerakdalam bidang sipil, mekanikal, elcktrikal dan instrumentasi dilibatkan selama tahap pcmbangunan/konstruksi ; - Jasa konsultan dipcrlukan dalam sctiap tahapan sesuai kcbutuhan untuk menycdiakan tenaga-tenaga ahli spesialis ; - Perusahaan-perusahaan industri kimia diharapkan berpartisipasi dalam masa operasi. Adapun lingkup partisipasinya tcrgantung pada kebijaksanaan yang ditempuh dalam bidang daur bahan bakar ; 3.1. Batas wajar dan minimum dalam partlsipasi Teknologi konstruksi PLTN pada prinsipnya banyak kesamaan/kesetaraannya dengan teknologi konstruksi PL T konvensional, industri kimia dan pabrik semen, namun adajuga sebagian yang memang khusus hanya dimiliki oleh teknologi nuklir seperti teknologi pembuatan komponen-komponen reaktor, fabrikasi bahan bakar, pembuatan alat kontrol reaktor dan sistem kontrol secara komputer. Pada dasamya memang tidak mudah untuk menetapkan secara kuantitatif batas minimum kemampuan partisipasi dari suatu ncgara karcna banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Namun secara umum dapat pula dinyatakan bahwa batas minimumnya adalah telah dikuasainya kcmampuan rekayasa olch konsultan pcrencana untuk rancang bangunlrekayasa pabrik semcn, pabrik kimia dan baja serta kcmampuan konstruksi dalam bidang sipil oleh kohtraktor sipil. Pcmrakarsa pcmbangunan PL TN perlu mempcrtimbangkan batas minimum kemampuan partisipasi nasional scperti tcrsebut di atas, hal ini pentingguna mcnsukseskan program partisipasi nasional
47
tersebut. Disaj ikan dalam Gambar 1. (terlampir), partisipasi nasional minimum dalam pelaksanaan program pembangunan PLTN dilengkapi pula keterangan yang berkaitan dengan tingkat kesulitannya pada' setiap aktivitas. Untuk melaksanakan aktivitas minimal maka paket pekerjaan seperti tersebut di bawah ini perlu ditangani : - Seleksi tapak - Disain sipil dan konstruksi - Review disain (diperlukan dalam memantau kegiatan rekayasa) - Jaminan kualitas dan kontrol kualitas - Fabrikasi sebagian komponen BOP (Balance of Plant) - Pelaksanaan sebagian kegiatan instalasi - Testing peralatan dan sistem serta plant acceptance - Training - Kegiatan manajemen(Pelaksanaan proyek, operasi, dan alih teknologi) Selanjutnya dapat berkembang dan untuk konsultan perencana nasional dan industri nasional dapat berpartisipasi dalam kegiatan : - Rekayasa rinci untuk bagian konvensional meliputi bidang sipil dan arsitektur - Pengadaan dan pembuatan material umum seperti material untuk kepcrluan pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal - Konstruksi pada bangunan BOP baik pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal serta bangunan bantu lainnya. Dengan melaksanakan partisipasi pada program pembangunan PLTN seperti tersebut di atas maka bagi industri nasional akan banyak menarik manfaat baik dalam aspek ekonomi maupun teknis. Disajikan dalam Gambar 2. (telampir), lingkup kegiatan yang perlu dicakup oleh partisipasi nasional untuk ukuran batas minimal. Dalam rangka mendukung partisipasi industri nasional, pihak pemrakarsa pembangunan PL TN harus melakukan langkah-Iangkah penting guna menjamin suksesnya program partisipasi nasional dengan tahapan sebagai berikut : - Menyusun program pembangunan PLTN yang tepat dan sesuai dengan pen gem bang an yang diperlukan bagi industri yang akan berpartisipasi - Melakukan analisis secara berkala terhadap potensi industri nasional dan melakukan analisis keseimbangan antara yang dituntut dalam industri nuklir dengan sektor industri lainnya - Menerbitkan laporan khusus secara berkala informasi rinci tcntang kemampuan industri nasional dalam bcrkarya memproduksi hasil-hasilnya - Membantu pada industri nasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi - Melaksanakan program trining dan alih teknologi baik di dalam negeri maupun di luar negeri
Prosiding Seminar TeIcnologi dan Kesdamatan serta Fasilitas Nuldir
Serpong, 9-10 Fwruari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
PLTN
- Mengembangkan prototype dan pengembangan teknik fabrikasi untuk menciptakan kemampuan industri nasional dalam memproduksi komponen presisi - Mengembangkan disain standard sehingga dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan manufakturing ganda, hal ini akan menghemat biaya dan waktu Apabila target/sasaran partisipasi nasional telah ditentukan maka bagi pemrakarsa pembangunan PL TN perlu segera mempertimbangkan pengembangan program partisipasi nasional selanjutnya. IABA (International Atomic Energy Agency) merekomendasikan pedoman tingkat kemajuan partisipasi nasional secara bertahap setelah suatu negara mampu melaksanakan program partisipasi nasionalnya sebagai berikut : - Tingkat 1. Kemampuan minimal yaitu pengerahan tenaga kerja lokal dan penggunaan material lokal untuk paket pekerjaan konstruksi sipil. - Tingkat 2. Kontraktor lokal berpartisipasi dalam bidang konstruksi sipil untuk paket bagian maupun paket penuh dan konsultan perencana berpartispasi dalam jasa rekayasa sipil. . - Tingkat 3. Industri manufakturing mampu memproduksi sebagian peralatan pada bagian BOP. - Tingkat 4 .. Industri manufakturing mampu mengembangkan penguasaan fabrikasi komponen sesuai persyaratan disain dan standar nuklir. - Tingkat 5. Mempunyai industri khusus yang berkemampuan memproduksi komponen nuklir khusus dan komponen berskala be rat. Dalam memproyeksikan pencapaian tingkat partisipasi nasional dalam program pembangunan PLTN prinsip dasar yang perlu dianut adalah optimasi kemampuan untukmenjamin pelaksanaan yang realistik, agartetap dapat mendukungpelaksanaanpembangunan PL TN tersebut tepat waktu, sesuai biaya yang telah dialokasikan dan memenuhi spesifikasi
3.2. Tingkat Partislpasi Nasional Optimum Agarpartisipasi nasional mencapai optimum maka pihak pemrakarsa pembangunan PL TN harus berusaha menumbuhkembangkan kemampuan yang menonjol dari para industri nasional dan ikut mengusahakan agar kelemahan yang dimiiki industri nasional dapat dikurangi atau dihilangkan. Dengan us aha yang terencana dan terkontrol diharapkan industri nasional akan mampu berkembang secara peSat dan akan mencapai target yang optimum dalam berpartisipasi. Dengan mempertimbangkan hal-hal penting di atas, perhatian perlu diberikan pada :
48
- Kemampuan yang telah dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi perlu segera didukung untuk lebih dikembangkan baikdari aspekorganisasi,kualitas dan penerapan program jaminan kualitas. - Produk lokal yang telah ada dipasaran perlu dihimpun dan dikembangkan ke arah yang lebih maju sehingga dapat mewujudkan produk dalam bentuk subsistem ataupun lebih maju lagi yaitu dalam bentuk Sistem. - Perlu memberanikan diri untuk secara aktif lebih berperan dalam program pembangunan PLTN walaupun dalam bagian kegiatan yang tidak kritis. 4. BIDANG PARTISIP ASI NASIONAL Suatu program PL TN mencakup beberapa aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian negara yang melaksanakan program pembangunan PLTN, keterlibatanjangka panjang sumber finansial, industri dan sumber daya manusia. Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam tahap pra-proyek. Aktivitas-aktivitas dalam tahap pelaksanaan proyek, operasi dan perawatan adalah proyek manajemen dan rekayasa proyek, fabrikasi peralatan, konstruksi dan instalasi serta komisioning. Keterlibatan atau partisipasi nasional tidak hanya pad a operasi dan perawatan PLTN, tetapi juga pada konstruksi sip ii, mekanikal, dan elektrikal serta fabrikasi peralatan. Ruang lingkup paket kerjaan keseluruhan mencakup antara lain nuklir dan non nuklir yang mempunyai teknologi yang tinggi dengan syarat-syarat kualitas yang ketat. Bagian-bagian lain dari paket pekerjaan yang kiranya mampu ditangani misalnya : konstruksi gedung-gedung non nuklir, pekerjaan sipil menengah yang tidak akan lebih dari rekayasa normal yang praktis, pembuatan peralatan-peralatan konstruksi dan komponen-komponen tidakterkait keselamatan (non safety related). Industri-industri yang terkait secara langsung terlibat dalam program misalnya : Industri rekayasa yang mengerjakan rekayasa dan manajemen proyek, termasukpemasok peralatan dan materialserta kontraktor loka!. Industri-industri terkait yang secara tidak langsung terlibat, misalnya Laboratorium pengujian, sub-vendor dan sub-kontraktor, pusat-pusat latihan, jasa perawatan dan transportasi. Tabel 1. (terlampir) memperlihatkan pengalaman yang telah dikuasai dan penerapannya dalam program pembangunan PLTN. Jasa industri lainnya yang diharapkan dapat berpartisipasi meliputijasa teknologi nuklirdan perangkat
nuklir. Fabrikasi dari komponen-komponen berat untuk PLTN pada dasamya sama seperti proses teknologi mekanik yang dilaksanakan dalam industri-industri mesin berat termasuk diantaranya bangunan kapal, peralatan pengangkat skala berat bejana-bejana tekan, katup-katup besardan instalasi pemipaan tekanan tinggi yang digunakan dalam industri kimia. Pengalaman dalam merancang layout dan konstruksi industri kimia serta pembangkit listrik konvensional memberikan latar
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan serla Fasilitas Nuklir
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
PLTN
belakang ilmu pengetahuan yang relevan dengan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dalam pembangunan PLTN. Pengalaman dalam disain dan pembangunan struktur sipil berskala besar, misalnya bendunganbendungan dan bangunan-bangunan bertingkat akan memberikan keahlian yang relevan untuk partisipasi kontraktor-kontraktor sipil dalam konstruksi PLTN. Daftar industri yang dimungkinkan terlibat dalam suatu industri nuklir adalah sebagai berikut : Material baku - sipil - logam
- pasir, kayu, semen dll - besi dan pelat baja, balokbalok, kawat-kawat dll - bahan - hasil minyak dan batubara, kimia, karet, plastik dll - material - zirkonium, titanium, baja khusus lloy khusus Produk-produk material Pipa (CS dan SS), penyangga, baja struktural, pelat baja, mur, baut, sekrup, pagar, pintu ger-bang dll. Mesin dan peralatan Pompa, blower, filter, katup, saringan, bejana/tangki tekanan rendah, pesawat penukar panas, kondenser, peralatan pemanas dan ventilasi, instalasi pengolahan air, peralatan pengangkat, elevator dll. Listrik
dan elektronik
Kabel, isolator, saluran, pentanahan, switchgear, transformator, motor listrik, acti vator, perekam indikator, pengontrol, panel-panel kontrol dll. Instrumen
tasl
lnstrumentasi laboratorium dan pengujian, detektor, instrumentasi pengukuran dan kalibrasi, instrumcntasi meteorologi, uji kualitas air dan tanah dll Tranportasi Truk, peralatan berat, peralatan transportasi berat, pesawat pengangkut pelabuhan dan transporsi dll. Konstruksl Mesin pengeruk tanah, fasilitas pencampur pompa larutan beton, pesawat pengangkut, scatolding trenchers dll.
beton, .truk,
Pemasang:m Pipa, pesawat angkat berat, pengelasan, pemanasan, pendinginan dan ventilasi, peralatan pengujian, prefabrication dll
- Lainlain
Rekayasa Rancang
- kantin, kebersihan, keamanan, keselamatan industri, pemadam kebakaran dan manajemen Utilitas bangun/rekayasa, pengadaan,
manajemen
tapak Air,listrik, saluran air, transportasi dan komunikasi 5. SURVEI POTENSI NAL
DAN P ARTISIP ASI NASIO-
Untuk menentukan tingkat partisipasi, survei industri harus dilaksanakan. Dari survei ini selain didapatkan perkiraan tingkat partisipasi nasional, juga kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk meningkatkan tingkat partisipasi. Informasi yang diperoleh dari survei meliputi : potensi ekonomi dan industri, tenaga kerja, pengalaman kerja, perlengkapan yang dimiliki, proyekk-proyek investasi dan manajemen organisasijuga masalah sistem jaminan kualitas (Quality Control) yang dijalankan oleh perusahaanlindustri Hasil survey yang dilakukan oleh konsu1tan SOFRATOME (Perancis) tahun 1986 diperoleh hasil bahwa partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN (dengan daya 900 MWe) tahap pertama diperkirakan dapat mencapai 25% dari biaya modal, dan akan meningkat mencapai 49%, 60% dan 75% masing-masing pada tahap kedua, ketiga dan keempat dengan tiap tahap pembangunan masing-masing dua unit PLTN .. Studi lain yang dilakukan oleh BECTHEL(Amerika) menyebutkan bahwa partisipasi nasional untuk tahap pembangunan 2 unit PLTN masing-masing berdaya 938 MWe dapat mencapai 31 % dari totoal biaya pembangunan. Sebagai bandingan, partisipasi nasional dalam pembangunan instalasi nuklir di kawasan Serpong, Jawa Barat (1992) besamya adalah 33 % dari total biaya pembangunan. Hasil survei dan studi ini perludiperbarui (up dated) untuk memperoleh informasi yang aktual. Karena industri nasional terus berkembang tidak dimungkinkan partisipasi nasional meningkan dibandingkan hasil survei pada waktu lalu Dalam waktu dekat sebagai bagian dari Studi Kelaykan dan Studi Tapak pembangunan PLTN yang akan direncanakan dibangun di Semenanjung Muria, BAT AN dengan dibantu konsultan NewJec dari Jepang akan mengadakan survei dan studi dari Potensi dan Partisipasi lndustri Nasional dalam pembangunan PLTN. 6. PENGEMBANGAN
PARTISP ASI NASIONAL
Kemampuan industri nasional perlu terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan teknologi di dunia yang semakin maju. Bidang-bidang yang dicakup dalam pengembanganmeliputi bidangteknologi, manajemen dan keuangan. Rencana pengembangan perlu disusun secara realistis dan tleksibel sehingga hasil yang dicapai pada setiap bidang yang dikembangkan dapat
Jasa - Gudang - bangunan, papan rak, truk mesin pengangkat barang dll - Kantor - perlengkapan dan bahan-bahan kantor
49
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuklir
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
PLTN
Gambar 1. Prosentase partisipasi industri nasional dalam tahap pembangunan PL TN (hasil survei BAT AN - SOFRATOME, 1986). saling mendukung. Pengembangan industri nasional yang berhasil dapatmeningkatkan dayasaing industri nasional dipasaran internasional dan mampu mendukung program pembangunan PLTN dengan cakupan yang optimum serta mampu mengurangi ketergantungan dari negara maju. Usaha-usaha yang telah ditempuh dalam rangka pengembangan industri nasional dalam bidang teknologi nuklir adalah: - Alih teknologi yang dilaksanakan melalui program pelatihan, partisipasi disain dan partisipasi pembangunan instalasi nuklir. - Penerapan program jaminan kualitas pada setiap tahap pembangunan instalasi nuklir, dimulai dari rancang bangunlrekayasa, pengadaan, konstruksilinstalasi,testing dan komisioning serta operasi dan perawatan. - Kerjasama antara lembaga Litbang dan Industri Nasional dalam bidang rekayasa dan manifakturing. 7. INFRASTRUKTUR INDUSTRI Harus diakui bahwa dalam mendukung infrastruktur industri nasional harus ada infrastruktur umum lainnya yang menjamin industri berjalan dengan penuh keberhasilan. Infrastruktur pendukung ini berpengaruh lang-sung pada respon industri nasional untuk memenuhi syarat teknologi nuklir. Pengaruh ini akan berdampak positif jika infrastruktur pendukung berfungsi dengan baik dan akan berdampak negatif jika tidak berkembang serta tidak terkoordinasi dengan. baik Sebagai contoh sektorindustri tidakdapat berkembang jika tidak adanya personil yang berpengalaman untuk menduduki jabatan yang dibutuhkan baik di bengkel-bengkel kerja maupun dikantor-kantor perencanaan. Karena itu infrastruktur pendidikan harns sudah berdiri mantap untuk menyediakan teknologi yang relevan dan pelatihan manajemen. Hal yang sarna, industri tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan pemerintah tentang peraturanperaturan yang menunjang termasuk kode-kode dan standar yang digunakan, penyelenggaraan perizinan dan QA. sebagai tambahan sarana komunikasi dan transportasi sangat vital bagi industri sebagaimana infrastruktur R&D dan legal system yang mengatur urusan perdagangan. Kekhususan bidang nukliryang memiliki dampak menunjang pada infrastruktur industri meliputi : - Perlunya teknologi yang lebih canggih - Perlunya standar-standar kualitas tinggi - Penggunaan material-material khusus misalnya tita nium dan zirkonium - Disain-disain yang khusus dan penggunaan beberapa peralatan canggih - Peralatan yang berd,imensi besar dan relatifberat - Perlunya teknologi yang lebih canggih - Perlunya standar-standar kualitas tinggi
50
Hal tersebut akan memacu industri nasional untuk berkembang dan menguasai teknologi tinggi produk hasil yang kompetitif.
dengan
7.1. Pcranan Pcmcrintah Salah satu komponen infrastruktur yang mengarah pada pelaksanaan usaha baru dan besar tidak diragukan lagidilakasanakan pemerintahyangdiwakilioleh seluruh departemennya. Pemerintah menjadi pusat dan sumber untuk melaksanakan langkah-langkah utama kearah harapan-harapan baru. Pemerintah juga mewakili hubungan resmi dengan negara-negara asing dan perwakilannya. Sehingga diperlukan suatu perencanaan yang baik. 7.2. Pcrcncanaan untuk infrastruktur Empat hal utama yang diperlukan dalam proses perencanaan, adalah : 1. Penentuan lingkup partisipasi nasional yang mungkin dapat dicakup sa at ini dan tingkat apa yang diinginkan. 2. Sumber-sun1ber investasi (uang dan sumber daya manusia) yang dibutuhkan untuk meningkatkan partispasi nasional. 3. Bantuan asing apa yang dibutuhkan dan apa yang tersedia. 4. Penentuan jadwal yang realistis. Agar menjadi efektif, dalam pelaksanaannya diperlukan analisa data yang berhubungan dengan pertambahan penduduk, mekanisasi dan otomatisasi industri. 8. KESIMPULAN 1. Program partisipasi nasional dalam pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PL TN) perlu disusun secara realist is, sehingga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan industri di negara kita. 2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi, survei industri harus dilaksanakan. Dari survei ini selain didapatkan perkiraan tingkat partisipasi nasional, juga kebijakankebijakan yang perlu diambil untuk meningkatkan tingkat partisipasi. 3. Untuk meningkatkan partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN perlu adanya pembinaan dan pengarahan terhadap industri nasional untuk dapat memenuhi persyaratan dan kualitas standard nuklir. 4. Dukungan pemerintah sangat penting untuk peningkatan partisipasi industri nasional.
Prosiding Seminar Telaw/ogi dan Kese/amalan serla Fasi/ilas Nuk/ir
PLTN
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BArAN
DAFfARPUSTAKA 1. " Developing Industrial Infrastructures IAEA. Vienna, 1988
to Support a Programme of Nuclear Power", A Guidebook, TRS No. 281,
2. M. Saleh Kasim dkk, Survai Mengenai Prospek Kontribusi Industri Domestik dalam Pembangunan Indonesia, Batan, 1990. 3. "Reassessment
ofIndonesia's
Electrical
PLTN di
Energy Option and Strategy", Bechtel, 1986.
DISKUSI' FERRA T AZIZ : Dalam grafik. Bapak menunjukkan bahwa Parnas untuk PLTNI-2 ialah ± 30 %. Apakah ini realistis, mengingat: 1. Biasanya untukfirst NPP Pemasok ingin extra hati-hati tepat skedui. Apalagijika menyangkutPL TN tipe Advanced yang menggunakan FOAK engineering 2. Adanya teknik konstruksi modularisasi yang tentunya dapat semakin mengurangi Parnas.
SALEH KASIM : 1. Pada prinsipnya harga prosentase tersebut merupakan hasiI studio Perlu diketahui bahwa pada saat pembangunan kompleks RSG-LP data aktual partisipasi nasional adalah sebesar+/- 33 %, sehingga angka 30 % cukup beralasan juga. 2. Dengan disiapkan konstruksi modularisasi akan tidak mengurangi parnas, karena dengan diterapkannya modularisasi maka lengkap pekcrjaan instalasi di lapangan akan meningkat. walaupun lengkap kegiatan produksi memang sedikit berkurang.
M. ROCHILI : 1. Data-data hasil pengamatan oleh "NEWJEC" pada sitringPL TN pada saat ini siapa yang "mereview" data tersebut? 2. Kalibrasi alat-alat pengukur apakah masih berlaku ? Bagaimana kita bisa yakin kalau sertifikat kalibrasi tersebut dalam bahasa kanji (Hiragana/Katagana).
SALEH KASIM" 1. Yang melakukan review adalah Tim JTSK-PL TN dibantu oleh tenaga ahli dari IAEA dan Tim Departemen. 2. Didalam persyaratan kontrakjelas telah ditentukan untuk menggunakan bahasa Inggris saja, tidakdibenarkan menggunakan bahasa Jepang.
SUYI1NO : Kita sadar bahwa partisipasi Industri Nasional terhadap kegiatan Nuklir termasuk PL TN sangat penting. Bapak Ir. Giri Suseno telah menawarkan cara yang sangat bagus yaitudengan istilah membuatgerbong-gerbong kereta api yang sekaligus dilengkapi dengan motor-motor dan dicarikan muatan. Saya sangat tertarik dengan tahap-tahap yang ditcmpuh BPIS, bahwa tahap I. mcmbuat alat-alat yang di pasaran sudah ada, seperti yang dilakukan Jepang dalam langkah awal juga mcnjiplak teknologi. Saya sangat tertarik dcngan survei yang telah dilakukan oleh PPEN. Saya yakin informasi/data yang telah diperoleh itu sebctulnya sangat diperlukan untuk koordinasi secara menyeluruh (secara nasional). Apakah sudah ada komunikasi timbal balik antara BAT AN dan BPIS dalam hal-hal yang seperti itu.
SALEH KASIM : a. Dalam studi parnas yang mcrupakan salah satu pakct studi kelayakan salah satu industri nasional yang bisa bcrfungsi untuk program parnas adalah BPIS b. Saat ini BA TAN dan PT BBI (salah satu anggota BPIS) telah menggalang kerjasama melalui proyek nyata yaitu tclah berhasil dalam proyek pembangunan pesawat angkut (conveyor) batubara untuk PT Batubara. c. Dalam program partisipasi dcsain PLTN. BAT AN akan bckcrjasama dengan BPIS dalam kegiatan rancang bangunl pcrckayasaan PLTN AP600 untuk kegiatan PISA (Pipe Stress Analaysis)
51
Prosiding Seminar Tekn%gi serla Fasi/ilas Nuklir
danKeseiamalan
PLTN
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - DATAN
ARYADI SUWONO: Infonnasi kemampuanpartisipasi Industri Indonesia untuk PL TN diperoleh dari biro Asing (New Jac, Sofratom dsb). Bagaimana menghindari adanya kemungkinan bias? SALEH KASIM : Pada dasamya untuk mendapatkan infonnasi kemampuan partisipasi industri Indonesia adalah : a. Mendapatkan data langsung dari Industri nasional denag mengirimkan questionaire b. Melaksanakan survei langsung ke Industri Nasional. c. Dari hasil jawaban Questionaire clan hasil survei selanjutnya dievaluasi oleh konsultan Newjec/Sofratom dimana pihak BAT AN akan melakukan review dan juga mengikuti secara aktif seluruh kegiatan yang dilaksanakan konsultan.
52
Prosiding Seminar Teknologi dan Kesdamatan serla Fasilitas Nuklir
Serpong, 9-10 Fwruari 1993 PRSG, P]TIKR - BATAN
PLTN
Lampiran 1
1. Aktivitas rekayasa proyek Rekayasa disain dasar Rekayasa disain detail
I
....................................................
Review disain
................................................... ;!;;;;;!;i:!:;:;;!!g!g!iiiiii!:!!!:!!!!g;;!ii!:!!!!!!!ii!!!:!iiiii':iii!!@ ::;!;!iiii!!,!i:iiii!:!iii!!!!iiii!ii!!iiiiii!iiiiiigii!iiii!!ii,i!,iii!;giiggiig,gimj !!g!!!!:!!,!!:!!!!!!!!!!!!!!!!i!:!;":!!!!!'!;!!;!;,,!!:!;:,,!!;!!:;:;!:!,,:] :!;;;;;'!:;:!,!!:;!;:;!!!!i!!!!!!!!!!;g!:;;;:!gii:i:!'!:,:ii~;H :!:;!!;!:!gg;:,!;;g:!g!!!",,!!!,!!,!!!:!;!g!iii!!!giiii!!gig!iii!ii!i!!!i!!i!iiiiH
II
1
1I
P ersiapan dan rev; ew peralatan dan spesilikasi insialasi Beragam tergan1ung pada peralatan
Analisis keselamatan Persiaj:an clan review keselamatan prosedur rekayasa Pembangunan pernwaan
operasi instalasi dan moim.al
2. Aktivitas pelaksanaan proyek Fabrikasi perlatan clan komponen Manajemen kons1ruksi din komisioning
L22J
g"ii!'!!!:'ii;;;:;;;!;;J
Pembangunasl
........................................ . ..... ....... ... .... .. .. ............. ... .................................................... ....................................... ..................................... ---
P ersiapan tapa!<
-
-
--
--
..............••... - -
II
-
-
:;;;;::;;!:::;;;;g;;:;;:!;;:;;;;;:;:;';;;:;';;;;:!;;'!;;!;;":",,;;;;:,,,,:::1 i;;"::::"i;;";!,g',;:;,,,,;!;;:;;;gi,!i!'!;:;;,,mm;;'!!';1 ,!,,!!:;':';;:;;!:'!:'!'! !,!,!;;;;:!!' ,!!::;;;!:!!,!,!;;;;;:',,;;:!,!:;,!;',!!:
g&dung dan s1rukiur
II
'::;:;:;:;:;:;:;:';:;:;;;;:;;;;';;;::;;:;;';;:;;:;:;:1
Ekspedisi dan iransportasi bahan dan peralatan Pemasangan ins'alasi
peralatan cbn sistem
Testing peralatan dan sistem instalasi Testing komisioning dan penerimaan insiaJasi Rekruitmen clan pelatihan personil operasi insialasi P emeriksaan clan audit
Ketorangan :
Gambar 1. Partisipasi yang diinginkan tcrgantung pada kemampuan teknis dan sumber daya
53
I J
1
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamalan serla Fasililas Nuklir
Serpollg, 9-10 Februari 1993 PRSG,PPTKR -BATAN
PLTN
Lampiran 2
L PcrenD4mum clan pembuatan
Umited
keputusan
Perenca.naan suplai energ nasional
Perencanaan
sistem tenaga fis1rik
PefOClcanaan program tenaga nuklir
Aturan clan .kemngka kerp organisasi Survei
indurti
nasional
Perencana.an lX1tuk parosipasi nasiooal
Pengembangan
sumber daya manusia
Survei npak
2. Opcrasi clan aktivitas yan?; berl1ubun?;£Ul Operasi clan perawatan
im:1alasi
......... •••••• •••••••••• •• _n ..................... .................... ...........
. .
-
••••••••••••••••••••••••••••
QNQC calam operasi Pe\atihan clan pelatihan ulang
Proteksi radidogi
clan ~ngkungan
)nspeksi can pfOteksi pisik Pengadaan bahan bakar clan pelayanan siklus bahan bakar Manajemen
bahan bakar di PLTN
Manajemen
limbah clan buangan
Perijnari
clan pengawasan
..................................................... ..................................................... .....................................................
...................................... ..................................................... .....................................................
peraturan
............................................................. ............................................................... d •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• ••••••••••
Infexmasi masyarakat
Keterangan
clan hubungan
masyarakat
.............................. .................. " . .................................
:
Gambar 2. Partisipasi minimum
54
..
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan serta Fasilitas Nuklir
PLTN
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
Lampiran 3
INIIVl'T'lot'nt".IOn C'Onuol e-Qu~nl
c...-fT'oC'nl
~nC.J
Gambar 3. Jenis-jenis bahan dan perala tan yang dipasok pada PL TN
55
Ke Daftar Isi