PARAMETER IMUNITAS, SINTASAN, DAN PERTUMBUHAN UDANG GALAH Macrobrachium rosenbergii YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUPLEMENTASI β-GLUKAN 0%, 0,075%, 0,15%, DAN 0,225%
JHON LAMHOT F. NAPITUPULU
SKRIPSI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
1
ABSTRAK
JHON LAMHOT F. NAPITUPULU. Parameter Imunitas, Sintasan, dan Pertumbuhan Udang Galah Macrobrachium rosenbergii yang Diberi Pakan dengan Suplementasi β-Glukan 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%. Dibimbing oleh Enang Harris dan Julie Ekasari. Udang galah Macrobrachium rosenbergii merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penambahan β-glukan sebesar 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225% pada pakan terhadap parameter imunitas dan kinerja pertumbuhan udang galah. Juvenil udang dengan bobot tebar rata-rata 1,25 ± 0,041 g dipelihara dalam akuarium volume 150 Liter yang tersusun dalam sistem resirkulasi dengan jumlah tebar 16 ekor per akuarium. Parameter yang diamati adalah aktivitas phenoloxydase (PO), total haemocyte count (THC), diferensial haemocyte count (DHC), sintasan, dan laju pertumbuhan spesifik pada udang galah. Hasil penelitian selama 42 hari menunjukkan bahwa nilai aktivitas PO, THC, dan DHC pada perlakuan yang diberikan β-glukan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Sintasan masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Laju pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada perlakuan β-glukan 0,15% sebesar 1,92%/hari dan berbeda nyata dengan kontrol. Kata kunci:
Udang Galah, β-glukan, laju pertumbuhan spesifik, haemocyte, aktivitas phenoloxydase
3
ABSTRACT JHON LAMHOT F. NAPITUPULU. Immune Parameters, Survival, and Growth of Giant Freshwater Prawn Macrobrachium rosenbergii Fed with Different Levels of β-glucan (0%, 0,075%, 0,15%, and 0,225%) Suplemented Diets. Supervised by Enang Harris dan Julie Ekasari Giant freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii is one of the prioritized freshwater commodities with high economical value in Indonesia. This study evaluated the effect of β-glucan supplementation (0%, 0,075%, 0,15%, and 0,225%) on the immune parameters, survival, and growth of giant freshwater prawn. Giant prawn juvenile with an initial body weight of 1.25 ± 0.041 g was stocked in a 150 Litre aquarium with a density of 16 animals/aquarium. Phenoloxydase activity, total and differential haemocyte counts, survival, and specific growth rate were measured and calculated on the final day of experiment (day 42). Phenoloxydase activity, total and differential haemocyte counts of glucan treatments were higher than control (0%), whereas no significant difference was observed in survival. Administration of β-glucan for 42 days resulted in a higher prawn growth rate (p<0.05) with the highest yield observed was on β-glucan 0,015% treatment. Key words: Giant freshwater prawn, β-glucan, specific growth rate, haemocyte, phenoloxydase activity
4
PARAMETER IMUNITAS, SINTASAN, DAN PERTUMBUHAN UDANG GALAH Macrobrachium rosenbergii YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUPLEMENTASI β-GLUKAN 0%, 0,075%, 0,15%, DAN 0,225%
JHON LAMHOT F. NAPITUPULU
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
5
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
PARAMETER IMUNITAS, SINTASAN, DAN PERTUMBUHAN UDANG GALAH Macrobrachium rosenbergii YANG DIBERI PAKAN DENGAN SUPLEMENTASI β-GLUKAN 0%, 0,075%, 0,15%, DAN 0,225%.
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
JHON LAMHOT F. NAPITUPULU C14070006
2
Judul skripsi
: Parameter Imunitas, Sintasan, dan Pertumbuhan Udang Galah Macrobrachium rosenbergii yang Diberi Pakan dengan Suplementasi β-Glukan 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%
Nama Mahasiswa
: Jhon Lamhot F. Napitupulu
Nomor Pokok
: C14070006
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Enang Harris NIP. 19490821 197503 1 001
Julie Ekasari, S.Pi., M.Sc NIP. 197707252005012002
Diketahui, Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc NIP. 19591222 198601 1 001
Tanggal Lulus : 6
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang karena atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “Parameter Imunitas, Sintasan, dan Pertumbuhan Udang Galah Macrobrachium rosenbergii yang Diberi Pakan dengan Suplementasi β-Glukan 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%” dapat diselesaikan. Penelitian ini dilakukan pada Februari sampai dengan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Percobaan BDP, Laboratorium Kesehatan Ikan, Laboratorium Lingkungan, Laboratorium Nutrisi Ikan, dan Laboratorium Bioteknologi Molekuler Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Enang Harris, M.S. dan Julie Ekasari, S.Pi, M.Sc. sebagai dosen pembimbing atas arahan dan masukan yang telah diberikan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Ranta, Pak Henda yang telah membantu penulis dalam pengerjaan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua teman BDP atas kerja sama dan bantuannya. Kepada sahabat BDP 44, terima kasih buat persahabatan yang boleh terjalin dan semua pengalaman yang sangat berarti.
Bogor, Agustus 2011
Jhon Lamhot F. Napitupulu
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Belawan, Sumatera Utara pada tanggal 23 Mei 1989 sebagai anak pertama dari 4 bersaudara dari ayah Jasmen P. Napitupulu dan ibu Netha M. Siregar. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMA Negeri 1 Sibolga, Sumatera Utara dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta dengan minor Kewirausahaan Agribisnis. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melakukan praktek lapang akuakultur (PLA) di PT. Kelola Benih Unggul (KBU) Situbondo dengan judul laporan “Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus).” Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Metode Statistika 2009-2010, Iktiologi 2009-2010, Teknologi Produksi Plankton, Benthos, dan Algae 20102011. Selain itu penulis juga aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Akuakultur Departemen Budidaya Perairan periode 2009-2011. Penulis pernah mendapatkan dana insentif dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis (PKM-GT) pada tahun 2010 dengan judul “Bioprocessing limbah kulit kopi sebagai bahan pakan alternatif pengganti protein.” Pada tahun 2011, penulis mendapatkan pendanaan dari DIKTI pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P) dengan judul yang sama. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Parameter Imunitas, Sintasan, dan Pertumbuhan Udang Galah Macrobrachium rosenbergii yang Diberi Pakan dengan Suplementasi β-Glukan 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%.”
8
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL..........................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................
v
I.
PENDAHULUAN ................................................................... 1.1 Latar Belakang................................................................... 1.2 Tujuan ...............................................................................
1 1 2
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 2.1 Biologi Udang Galah ......................................................... 2.2 Sistem Imun Udang ........................................................... 2.3 β-Glukan............................................................................
3 3 4 6
III. METODOLOGI ..................................................................... 3.1. Rancangan Percobaan ........................................................ 3.2. Prosedur Penelitian dan Pengambilan Data ........................ 3.3. Parameter Pengamatan....................................................... 3.3.1 Parameter Imun......................................................... 3.3.1.1 Aktivitas Phenoloxydase .............................. 3.3.1.2 Penghitungan Total Haemocyte Count.......... 3.3.1.3 Penghitungan Diferensial Haemocyte Count. 3.3.2 Sintasan .................................................................... 3.3.2 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) ............................ 3.3.3 Kualitas Air...............................................................
7 7 8 9 9 9 10 10 10 11 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 4.1 Hasil .................................................................................. 4.1.1 Aktivitas Phenoloxidase (PO) ................................... 4.1.2. Total Haemocyte Count............................................ 4.1.3. Diferensial Haemocyte Count................................... 4.1.4. Sintasan ................................................................... 4.1.5. Laju Pertumbuhan Spesifik ...................................... 4.1.6. Kualitas Air.............................................................. 4.2 Pembahasan.......................................................................
12 12 12 12 13 14 14 15 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 5.1 Kesimpulan......................................................................... 5.2 Saran ..................................................................................
20 20 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
21
LAMPIRAN...................................................................................
24
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Parameter kualitas air untuk pemeliharaan udang galah .................
2.
Formulasi bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan
4
uji dengan suplementasi β-glukan (0%, 0,075%, 0,15%, 0,225%) pada pemeliharaan udang galah Macrobrachium rosenbergii selama 42 hari ............................................................................... 3.
7
Total haemocyte count (THC) udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke 42 ..
4.
13
Hasil pengamatan kualitas air selama masa pemeliharaan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari .................................................................
15
iii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Denah
sistem
resirkulasi
pemeliharaan
udang
galah
Macrobrachium rosenbergii .......................................................... 2.
9
Aktivitas phenoloxydase pada udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke 42 ..
3.
12
Diferensial haemocyte count udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke 42 ..
4.
13
Sintasan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari...............................................
5.
Laju
pertumbuhan
spesifik
udang
galah
14
Macrobrachium
rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari ...
15
iv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Data bobot hasil sampling, sintasan dan kinerja pertumbuhan udang galah Macrobrachium rosenbergii selama 42 hari masa pemeliharaan .................................................................................
2.
Hasil
analisa
proksimat
pakan
kontrol
udang
25
galah
Macrobrachium rosenbergii pada perlakuan suplementasi βglukan yang berbeda...................................................................... 3.
Analisis
statistik
sintasan
udang
galah
25
Macrobrachium
rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari ... 4.
25
Analisis statistik laju pertumbuhan harian (SGR) udang galah Macrobrachium
rosenbergii
yang
diberi
pakan
dengan
suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari ................................................................. 5.
27
Analisis statistik aktivitas phenoloxydase (PO) udang galah Macrobrachium
rosenbergii
yang
diberi
pakan
dengan
suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke- 42...............................................................
29
v
I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Udang galah Macrobrachium rosenbergii merupakan salah satu komoditas
perikanan air tawar unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Harga udang konsumsi di tingkat petani saat ini berkisar Rp 40.000 - Rp 50.000 per kg (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2011). Produksi udang galah hasil budidaya di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan sentra produksi terdapat di daerah Sukabumi, Ciamis, Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Selatan. Produksi tahun 2006 mencapai 4.906 ton, dan mengalami peningkatan mencapai 5130 ton pada tahun 2007 (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2011). Peningkatan produksi budidaya udang galah terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih luas untuk produk udang galah. Peningkatan produksi udang galah dapat dilakukan dengan mengeliminasi semua faktor penghambat dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam budidaya udang galah. Permasalahan yang biasa dihadapi dalam budidaya udang galah saat ini meliputi beberapa faktor antara lain kualitas air, penyakit, dan nutrisi. Kontrol penyakit menjadi prioritas utama yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi udang. Zoothamnium sp., Epistylis sp., Vorticella sp., Scyphidia sp. dan Microsporidia Macrobrachium rosenbergii nodavirus (MrNV), Vibrio harveyi, dan Aeromonas hydrophila merupakan beberapa jenis patogen yang sering menyebabkan penyakit pada udang galah (New 2002). Beberapa metode yang telah dilakukan untuk mengontrol penyakit pada udang antara lain penggunaan bahan kimia seperti antibiotik, probiotik, vaksin, penggunaan specific pathogen free (SPF), dan penerapan biosecurity dalam kawasan budidaya. Penggunaan antibiotik sebagai metode kontrol penyakit yang paling sering digunakan telah dilarang saat ini. Hal ini dikarenakan antibiotik dapat menyebabkan munculnya patogen yang tahan terhadap antibiotik (antibiotic-resistant pathogen) dan dapat mencemari kawasan budidaya (Manoppo 2011). Salah satu strategi pengendalian penyakit pada udang adalah penggunaan bahan-bahan imunostimulan. Dalam penggunaannya imunostimulan tidak
memperlihatkan efek samping yang negatif sebagaimana yang terjadi pada penggunaan
antibiotik
terhadap
lingkungan,
udang,
dan
konsumen.
Imunostimulan mengaktifkan mekanisme pertahanan non spesifik, cell mediated immunity, dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit infeksi dengan meningkatkan jumlah haemocyte dan aktivitas phenoloxydase (Sakai 1999). Beberapa bahan yang berasal dari dinding sel bakteri dan khamir telah digunakan sebagai imunostimulan pada udang, seperti β-glukan, lipopolisakarida dan peptidoglikan, ketiganya memiliki kemampuan meningkatkan sistem imun udang. Pemanfaatan β-glukan sebagai imunostimulan yang ditambahkan dalam pakan telah dilakukan dan mampu menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan kesehatan udang. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan 2 g β-glukan per kg pakan dapat meningkatkan respons imun dan peningkatan pertumbuhan juvenil udang vaname (Lopez et al. 2003). Penelitian Chang et al. (2003) juga mengindikasikan bahwa penggunaan β-glukan dapat meningkatkan resistensi Penaeus monodon secara signifikan terhadap infeksi Vibrio harveyi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penambahan β-glukan sebesar 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225% dalam pakan terhadap kinerja produksi dan imunitas udang galah Macrobrachium rosenbergii.
1.2
Tujuan Penelitian ini bertujuan mengevalusi pengaruh penambahan β-glukan
sebesar 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225% dalam pakan terhadap aktivitas phenoloxydase (PO), total haemocyte count, diferensial haemocyte count, kelangsungan hidup, dan kinerja pertumbuhan pada udang galah.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Biologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) merupakan salah satu
spesies udang yang termasuk ke dalam filum Arthropoda, kelas Crustacea, ordo Decapoda, famili Palaemonidea, genus Macrobrachium, spesies Macrobrachium rosenbergii (New 2002). Udang galah yang sering disebut “giant freshwater prawn” dalam siklus hidupnya secara alami memerlukan lingkungan perairan tawar dan payau (Wuwungan 2009), dimana selama pascalarva sampai dewasa menghuni perairan air tawar sedangkan fase larva sampai akhir masa metamorfosis menghuni perairan payau. Udang galah bersifat euryhaline yang mempunyai toleransi yang tinggi terhadap salinitas yaitu 0-20 g/l. Di alam, induk udang galah dapat memijah di perairan tawar, lalu larvanya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Larva yang baru menetas memerlukan air payau sebagai tempat kehidupannya. Apabila larva tidak berada di lingkungan air payau selama 3-5 hari semenjak menetas, maka larva tersebut akan mati. Apabila larva yang baru menetas itu menemukan lingkungan hidup yang cocok maka larva akan dapat tumbuh menjadi juvenil. Untuk mencapai tingkatan juvenil, larva tersebut harus melalui 11 tahap perkembangan larva. Pada setiap tahap terjadi pergantian kulit yang diikuti dengan perubahan struktur mofologinya. Setelah tahap juvenil dicapai, udang galah mulai memerlukan lingkungan air tawar sampai udang tersebut dewasa (New 2002). Udang galah sebagaimana udang lainnya mengalami proses ganti kulit (molting) sepanjang hidupnya. Pertumbuhan udang merupakan fungsi dari pergantian kulit dan pertambahan bobot pada waktu pergantian kulit tersebut. Karena tubuh udang ditutupi oleh karapas yang keras, maka untuk tumbuh karapas yang lama harus dilepas dan diganti dengan yang baru dan lebih besar. Pada udang galah fase periode intermoult berlangsung selama 30-80 hari, fase premoult selama 10-12 hari, dan fase postmoult selama 2-6 hari pada suhu 2728oC (Saravanan et al. 2008).
Pergantian kulit pada udang dapat terjadi pada kondisi lingkungan yang baik dan ketersediaan makanan yang cukup. Frekuensi molting udang akan meningkat pada temperatur yang lebih tinggi. Selama molting, absorpsi oksigen menjadi kurang efisien dan udang yang mati selama molting biasanya disebabkan oleh hypoxia. Sesaat setelah molting, karapas masih lunak dan menjadi rentan terhadap predasi dari sesamanya. Tabel 1. Parameter kualitas air untuk pemeliharaan udang galah Parameter
Kisaran Nilai
Batas Lethal (maksimum)
Temperatur ( C)
25-30
<12
pH
7,0-8,0
>9,5
Oksigen terlarut (mg/l)
3-7
<1
Salinitas (mg/g)
<10
-
Kecerahan (cm)
25-40
-
Alkalinitas (mg/l CaCO3 eq)
20-60
-
Total Hardness (dalam mg/l
30-150
-
<0,3
>0,5
pada
pH
9,5
>1,0
pada
pH
9,0
>2,0
pada
pH
8,5
o
;
>35
CaCO3) Ammonia
tidak
terionisasi
(mg/l)
Nitrit (mg/l)
<2
-
Nitrat (mg/l)
<10
-
Sumber: New (2002)
2.2
Sistem Imun Udang Imunitas merupakan sifat resisten terhadap infeksi suatu penyakit.
Imunitas dipengaruhi oleh sistem imun tubuh yang merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi (Baratawidjaja 2006). Resistensi dapat dilihat dari kelangsungan hidup maupun respons imun yang dihasilkan berupa reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekulmolekul terhadap mikroba dan bahan lainnya. Sistem imun yang terdapat pada krustasea secara umum adalah sistem imun nonspesifik (innate). Krustasea sangat bergantung kepada sistem imun nonspesifik untuk mengenal dan menghancurkan secara cepat dan efisien material asing termasuk patogen yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh
tidak dimilikinya respons imun spesifik pada tubuh krustasea (Vargas-Albores dan Yepiz-Plascencia 2000). Imunostimulasi merupakan strategi alternatif untuk menyiapkan sistem pertahanan (imun) udang sehingga meningkatkan resistensi udang melawan bakteri patogen (Rodriguez dan Lee Moullac 2000). Sistem imun udang meliputi reaksi selular dan humoral yang terkait dengan hemolymph udang. Beberapa parameter imun yang berhubungan dengan hemolimph seperti perhitungan total haemocyte (THC), diferensial haemocyte count (DHC), aktivitas fagositosis (AP) dan aktivitas phenoloxydase (PO) telah digunakan untuk evaluasi pengaruh imunostimulator pada udang (Li et al. 2008). Haemocyte memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem pertahanan udang terhadap infeksi patogen. Haemocyte udang diklasifikasikan berdasarkan keberadaan granula sitoplasma yaitu sel granular, semi granular, dan sel hyaline. Sel granular merupakan tipe sel terbesar dengan nukleus berukuran relatif kecil dan aktif dalam penyimpanan dan pelepasan prophenoloxydase system dan cytotoxicity. Sel hyaline merupakan tipe sel yang paling kecil dengan rasio nukleus sitoplasma tinggi dan granula sitoplasma yang relatif sedikit. Sel ini berperan dalam proses fagositosis. Sel semigranular merupakan tipe sel diantara sel granular dan sel hyaline dan berperan aktif dalam proses enkapsulasi (Rodriguez dan Lee Moullac 2000). Haemocyte bekerja aktif mengeluarkan partikel asing dalam hemocoel melalui fagositosis, enkapsulasi, dan agregasi nodular. Fagositosis merupakan reaksi yang paling umum dalam pertahanan selular udang. Mekanisme kerja fagositosis dimulai dengan proses pelekatan dan penelanan partikel ke dalam sel fagosit. Fagosit tersebut kemudian akan membentuk fagosome dan akan menyatu dengan lysosome membentuk phagolysosome yang akan menghancurkan mikroorganisme dan mengeluarkannya dari dalam sel melalui proses digestion (Rodriguez dan Lee Moullac 2000). Haemocyte juga berfungsi dalam proses enkapsulasi dan dalam formasi melanin pada fase akhir penyembuhan atau perbaikan luka. Haemocyte juga berperan dalam membawa dan melepaskan prophenoloxydase system (proPO), penyembuhan luka melalui cellular clumping, serta aktif dalam sintesa dan pelepasan molekul penting haemolimph seperti
peptida antimikroba, aglutinin, dan α2-macroglubulin (α2M) (Rodriguez dan Lee Moullac 2000).
2.3
β-glukan β-glukan merupakan suatu senyawa yang mengandung suatu kompleks gula
(polisakarida) yang terdiri β (1 → 3)-D-Glukan, β (1 → 6)-D-Glukan, ikatan glikosidik. Polisakarida ini merupakan komponen utama penyusun dinding sel dari khamir dan bakteri. β-glukan juga dapat diisolasi dari ragi, alga, dan juga dari lumut (Danielson et al. 2010). Produk glukan yang paling umum digunakan adalah Saccaharomyces cerevisiae (baker’s yeast) dan preparasi fungi Schizophyllum commune dan Selerotium glukanicum (Sakai 1999). β-glukan memiliki banyak manfaat dalam penggunaannya di bidang kesehatan khususnya sebagai immunostimulan. Konsumsi β-glukan dapat meningkatkan kemampuan sel darah putih dalam menghancurkan sel tumor yang ada pada tubuh dan melindungi mamalia dari infeksi penyakit (Vetvicka et al. 2002). Penggunaan β-glukan dalam budidaya udang juga telah dicoba untuk dilakukan untuk meningkatkan sistem imun udang. Penggunaan β-glukan dapat meningkatkan imunitas juvenil udang vaname yang diberi 2 g β-glukan per kg pakan (Lopez et al. 2003). β-glukan dalam prosesnya bekerja dengan cara mengikat molekul reseptor yang terdapat pada permukaan sel-sel fagosit. Pada saat reseptor diikat oleh βglukan, sel fagosit menjadi lebih aktif dalam melakukan fagositosis terhadap partikel asing atau bakteri. Pada saat bersamaan mereka mengeluarkan molekulmolekul signal (cytokine) yang merangsang pembentukan sel-sel haemocyte yang baru (Rodriguez dan Lee Moullac 2000).
III. METODOLOGI 3.1
Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan
Acak Lengkap) yaitu 4 perlakuan dan masing-masing diberi 2 kali ulangan. Model rancangannya adalah: yij = µ + τi + Ʃij yij
= ulangan ke-j akibat perlakuan ke-i
µ
= nilai tengah
τi
= pengaruh perlakuan ke-i
Ʃij
= galat percobaan
Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut: A:
β-glukan 0 g/kg pakan (pakan kontrol)
B:
β-glukan 0,75 g/kg pakan (β-glukan 0,075%)
C:
β-glukan 1,5 g/kg pakan (β-glukan 0,15%)
D:
β-glukan 2,25 g/kg-pakan (β-glukan 0,225%) β-glukan yang digunakan adalah β-glukan komersil yang dicampurkan
bersama bahan pakan lain dalam pembuatan pakan. Jumlah pakan yang dibuat dalam satu perlakuan yakni 500 g pakan. Formulasi masing-masing bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Formulasi bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan uji dengan suplementasi β-glukan (0%, 0,075%, 0,15%, 0,225%) pada pemeliharaan udang galah Macrobrachium rosenbergii selama 42 hari Komposisi Bahan Tepung ikan (%)
Kontrol 50
Jenis Pakan β-glukan β-glukan 0,075% 0,15% 50 50
β-glukan 0,225% 50
Bungkil kedelai (%)
18
18
18
18
Tepung pollard (%)
22
21,925
21,850
21,775
Minyak Ikan (%)
4
4
4
4
Mineral mix (%)
2
2
2
2
Vitamin mix (%)
2
2
2
2
CMC (%)
2
2
2
2
β-glukan (%)
0
0,075%
0,150%
0,225%
3.2
Prosedur Penelitian dan Pengambilan Data Hewan uji adalah juvenil udang galah Macrobrachium rosenbergii yang
diperolah dari Sub Unit Pembenihan Udang Galah, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (SUPUG BBPBAT) Pelabuhan Ratu. Juvenil udang galah dipelihara sebanyak 800 ekor dalam bak fibreglass selama 1 minggu untuk proses aklimatisasi. Pemberian pakan selama proses ini menggunakan pakan kontrol sebanyak 6% bb/hari dan diberikan tiga kali sehari yakni pada pukul 09.00, 13.00, dan 17.00. Kualitas air dipertahankan stabil dan pergantian air dilakukan setiap 7 hari sekali. Selanjutnya udang dengan berat rata-rata 1,25 ± 0,041 g didistribusikan ke dalam 12 unit akuarium percobaan (95 cm x 45 cm x 45 cm) yang berisi 150 Liter air dengan kepadatan 16 ekor/akuarium (40 ekor/m2). Untuk menjaga kualitas air tetap pada kondisi yang optimum dan homogen untuk semua perlakuan, akuarium disusun dalam sistem resirkulasi yang dilengkapi dengan berbagai filter. Sistem resirkulasi menggunakan beberapa filter yaitu filter fisik, filter kimia, dan filter biologi dengan substrat bioball. Filter tersebut ditempatkan pada bak-bak yang diberi sekat. Air bersih akan dipompa dari bak filter air bersih dan dialirkan ke seluruh akuarium dengan debit air 9500 Liter/jam. Persentase pergantian air per hari berkisar 40-60% per hari. Kelebihan air dari akuarium dikeluarkan melalui selang ke paralon dan akan dialirkan ke bak filter. Air diendapkan dulu pada bak filter air kotor, kemudian akan dilewatkan melalui filter fisik yang berisi karang. Air tersebut kemudian akan mengalir melewati filter kimia yang berisi arang aktif, dan selanjutnya masuk ke bak filter yang berisi bioball yang berfungsi sebagai filter biologis. Air dari bak filter biologis ini akan dialirkan ke bak air bersih yang kemudian akan dipompa kembali ke akuarium. Pakan perlakuan diberikan selama 42 hari dengan tingkat pemberian pakan pada minggu 1 dan ke-2 sebanyak 8%/bb/ hari, pakan pada minggu ke 3-6 sebanyak 6% /bb/hari. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yakni pada pukul 09.00, 13.00, dan 17.00. Kotoran dan sisa pakan yang terakumulasi dalam akuarium dikeluarkan melalui penyifonan. Sampling pertumbuhan dilakukan seminggu sekali.
C A D 5
4
3
2
1
B
Gambar 1. Denah sistem resirkulasi pemeliharaan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi perlakuan β-glukan (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) melalui pakan selama 42 hari (A= Akuarium pemeliharaan, B= Bak filtrasi ; B1= Bak penampungan air kotor ; B2= Bak filter fisik ; B3= Bak filter kimia ; B4= Bak filter biologis ; B5= Bak penampungan air bersih, C= paralon inlet, D= paralon outlet) 3.5. Parameter Pengamatan 3.5.1 Parameter Imun Parameter imun udang yang diukur terdiri dari aktivitas phenoloxydase (PO), jumlah total haemocyte (THC, sel/ml), dan Diferensial Haemocyte Count (DHC, %). Prosedur pengukuran parameter imun sebagai berikut: 3.5.1.1 Aktivitas Phenoloxydase (PO) (Liu dan Chen 2004) Aktivitas PO haemocyte diukur berdasarkan formasi dopachrome yang dihasilkan oleh L-DOPA. Sebanyak 1 ml campuran hemolymph-antikoagulan disentrifugasi pada 1.500 rpm selama 10 menit pada temperatur 4 oC. Supernatan dikeluarkan dan pelet disuspensikan kembali secara perlahan-lahan ke dalam 1 ml larutan cacodylate-citrate buffer (0,01 M sodium cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,10 M trisodium citrate, pH 7) dan disentrifugasi kembali. Pelet kemudian diambil dan disuspensikan dalam 200 µl cacodylate-citrate buffer (0,01 M sodium cacodylate, 0,45 M sodium chloride, 0,10 M trisodium citrate, pH 7). Suspensi sel sebanyak 100 µl kemudian diinkubasi dengan 50 µl trypsin (1 mg/ml cacodylate buffer) sebagai aktivator selama 10 menit pada temperatur 2526 oC. Selanjutnya ditambahkan 50 µl L-DOPA (3 mg/ml cacodylate buffer) setelah 5 menit, dan ditambahkan 800 µl cacodylate buffer. Densitas optikal (OD)
diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm. Larutan standar mengandung 100 µl suspensi haemocyte, 50 µl cacodylate buffer (pengganti tripsin), dan 50 µl L-DOPA digunakan untuk mengukur background aktivitas PO pada semua larutan uji. Densitas optikal (OD) dari aktivitas PO pada semua kondisi uji dinyatakan sebagai formasi dopachrome dalam 50 µl haemolymph.
3.5.1.2 Perhitungan Total Haemocyte Count (THC) (Blaxhall dan Daishley 1973) Sebanyak 0,2 ml haemolymph udang diambil dengan menggunakan syringe 1 ml yang telah berisi 100 µl antikoagulan (sodium chloride 0.45 M, glucose 0.12 M, Natrium citrate 30 mM, NaCl 0.34 M, EDTA mMm pH 4.5). Kemudian campuran haemolymph-antikoagulan divorteks hingga merata. Campuran
haemolymph-antikoagulan
tadi
kemudian
diteteskan
pada
haemocytometer. Selanjutnya THC dihitung di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 40x.
3.5.1.3 Diferensial Haemocyte Count (DHC) (Martin dan Graves 1985) Campuran haemolymph-antikoagulan diteteskan di atas gelas obyek yang bersih. Preparat kemudian difiksasi dengan metanol absolut selama 5 menit, lalu diangkat dan dibiarkan kering udara. Pewarnaan preparat dilakukan selama 10 menit dalam wadah pewarnaan Giemsa, lalu diangkat, dibilas dengan air mengalir, dan dibiarkan kering udara. Preparat ulas darah kemudian ditempatkan di bawah mikroskop, diberi minyak imersi, dan diamati dengan perbesaran 1000x. Diferensial haemocyte count ditentukan berdasarkan persentase jumlah sel hyaline, semi granulosit, dan granulosit dalam 100 sel haemocyte yang diamati.
3.5.2 Sintasan Sintasan merupakan persentase jumlah udang yang hidup dari jumlah seluruh udang yang dipelihara dalam suatu wadah. Kelangsungan hidup udang ini dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut:
Sintasan = [Nt / No] x 100% Keterangan : Nt = Jumlah udang pada akhir pemeliharaan No = Jumlah udang pada awal pemeliharaan 3.5.3 Laju Pertumbuhan Spesifik (Specific Growth Rate) Laju pertumbuhan spesifik atau specific growth rate (SGR) merupakan laju pertambahan bobot individu dalam persen (Huisman 1987) dan dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: W SGR t t 1 100 % Wo
Keterangan : SGR
= laju pertumbuhan harian
Wt
= bobot rata – rata udang waktu ke-t
wo
= bobot rata – rata udang waktu tebar
t
= waktu percobaan (hari)
3.5.4 Kualitas Air Pengukuran kualitas air yang dilakukan meliputi parameter fisika kimia air, yakni pengukuran suhu, oksigen terlarut (DO), total amoniak nitrogen (TAN), pH, nitrat, nitrit dilakukan setiap minggu. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer. Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO meter. Pengukuran pH, nitrat, dan nitrit serta TAN dilakukan dengan menggunakan test kit.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Aktivitas Phenoloxydase (PO) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa β-glukan yang ditambahkan ke
dalam pakan dapat meningkatkan aktivitas PO udang galah setelah diberikan selama 42 hari. Aktivitas PO udang setelah diberi suplementasi β-glukan dapat dilihat pada Gambar 2.
c c b a
Gambar 2. Aktivitas phenoloxydase pada udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke 42. Huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (P>0,05). Hasil uji lanjut memperlihatkan terdapat perbedaan nyata antara kontrol dengan perlakuan β-glukan. Nilai aktivitas PO tertinggi terdapat pada perlakuan β-glukan 0,225% sebesar 0,13 ± 0,001, sedangkan nilai aktivitas PO terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 0,023 ± 0,004. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan aktivitas PO seiring dengan peningkatan kadar β-glukan yang ditambahkan pada pakan udang galah.
4.1.2 Total Haemocyte Count (THC) Hasil pengukuran total haemocyte count (THC) pada akhir masa pemeliharaan disajikan pada Tabel 3. Nilai THC yang didapat menunjukkan bahwa perlakuan pemberian β-glukan dalam pakan terhadap udang galah dapat meningkatkan nilai THC. THC rata-rata yang diukur pada perlakuan kontrol lebih
rendah dibandingkan dengan nilai THC pada semua perlakuan β-glukan. Nilai THC rata-rata kontrol adalah 2,33 x 106 sel/ml. Nilai THC rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan β-glukan 0,15% yakni sebesar 3,43 x 106 sel/ml. Tabel 3.
Total haemocyte count (THC) udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke 42 Perlakuan Kontrol β-glukan 0,075% β-glukan 0,15% β-glukan 0,225%
THC (x 106 sel/ml) 2,33 ± 0,21 2,43 ± 0,24 3,43 ± 1,43 3,24 ± 0,74
4.1.3 Diferensial Haemocyte Count Pengaruh penambahan β-glukan terhadap diferensial haemocyte count udang galah pada akhir pemeliharaan ditampilkan pada Gambar 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah sel granulosit pada perlakuan yang diberi suplemen β-glukan. Jumlah sel granulosit terbanyak terdapat pada perlakuan β-glukan 0,075% sebesar 54 %, untuk sel hyaline terbanyak terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 46%, dan sel semigranulosit terbanyak juga terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 23%.
Gambar 3.
Diferensial haemocyte count udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke 42.
4.1.4 Sintasan Pengaruh penambahan β-glukan terhadap kelangsungan hidup udang galah pada akhir pemeliharaan ditampilkan pada Gambar 4. Sintasan udang galah pada akhir pemeliharaan tidak memperlihatkan perbedaan nyata (p>0,05) baik antar perlakuan β-glukan maupun dengan kontrol. Perlakuan kontrol memiliki nilai kelangsungan hidup yang terendah yakni sebesar 91%. Perlakuan yang diberikan suplementasi β-glukan menunjukkan kecenderungan nilai sintasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Gambar 4. Sintasan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari. 4.1.5 Laju Pertumbuhan Spesifik Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) udang galah pada akhir pemeliharaan ditampilkan pada Gambar 5. Hasil pengamatan laju pertumbuhan spesifik udang galah menunjukkan perbedaan yang nyata antara perlakuan kontrol dengan perlakuan β-glukan 0,15%, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan β-glukan 0,15% dengan nilai 1,92 ± 0,08%/hari, sedangkan yang terendah pada perlakuan BG 1 dengan nilai 1,6 ± 0,0%/hari. Perlakuan β-glukan 0,225% menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata baik dengan kontrol maupun dengan perlakuan β-glukan 0,15%.
a
a
b
ab
Gambar 5. Laju pertumbuhan spesifik udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari. Huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (P>0,05). 4.1.6 Kualitas Air Hasil pengamatan yang diperoleh dari perlakuan penambahan β-glukan sebagai immunostimulan pada pakan dengan kadar berbeda pada udang galah Macrobrachium rosenbergii terhadap kualitas air pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil pengamatan kualitas air selama masa pemeliharaan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi βglukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari Parameter Kisaran Rata-rata TAN (mg/l NH3-N) pH
0-0,25 6,8-7,4
0,125 7,1
NO3- (mg/l)
10-25
17,5
0-1 26-28 4,12-4,24
0,5 27 4,18
-
NO2 (mg/l) Suhu (oC) DO (mg/l) 4.2 Pembahasan
Pengaruh pemberian β-glukan dapat meningkatkan aktivitas PO pada udang. Nilai aktivitas PO udang yang diberi pakan dengan penambahan β-glukan 0,225% berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan βglukan 0,075%, namun tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan
β-glukan 0,15%. Nilai aktivitas PO tertinggi terdapat pada perlakuan β-glukan 0,225%, kemudian perlakuan β-glukan 0,15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan β-glukan melalui pakan minimum sebesar 1000 mg/kg dapat meningkatkan nilai aktivitas PO pada udang galah. Hasil yang sama didapatkan Sahoo et al. (2008) dimana β-glukan yang ditambahkan sebesar 1500 mg/kg (0,15%) dalam pakan yang diberikan pada udang galah dapat memberikan nilai aktivitas PO yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan kadar β-glukan yang lebih kecil. Enzim phenoloxydase (PO) terdapat dalam haemolymph sebagai inactive pro-enzyme yang disebut proPO. Pada krustase, proPO berfungsi dalam pengenalan benda asing dan melanisasi. Transformasi proPO menjadi PO melibatkan beberapa reaksi yang dikenal sebagai proPO activating system yang diaktifkan oleh β-glukan, dinding sel bakteri, dan LPS (Sritunyalucksana dan Soderhall 2000). β-glukan dapat meningkatkan aktivitas PO setelah bereaksi dengan β-glukan binding protein (BGBP) (Li et al. 2008). Setelah berikatan maka proPO akan diaktifkan menjadi enzim PO yang selanjutnya menjalankan fungsinya dalam proses melanisasi. Haemocyte berperan dalam proses fagositosis, enkapsulasi, degranulasi, agregasi nodular terhadap patogen maupun partikel asing, dan produksi serta pelepasan proPO dalam sistem imun krustasea (Sahoo et al. 2008). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penambahan β-glukan pada pakan dapat
meningkatkan total haemocyte count udang galah setelah diberikan selama 42 hari. Nilai THC tertinggi ditunjukkan pada perlakuan β-glukan 0,15% yakni sebesar 3,43 x 106 sel/ml. Nilai THC pada perlakuan kontrol lebih kecil dibandingkan dengan nilai THC pada perlakuan yang diberikan β-glukan. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Sahoo et al. (2008) dimana udang galah yang diberikan pakan yang ditambahkan β-glukan dengan kadar 0,15% memiliki nilai THC yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Sahoo et al. (2008) menjelaskan bahwa tingginya nilai THC pada perlakuan β-glukan diakibatkan mobilisasi haemocyte dalam tubuh udang yang sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan imunitas dan meningkatkan pengenalan benda asing atau patogen yang masuk dalam tubuh. Haemocyte juga
berfungsi dalam formasi melanin pada fase akhir penyembuhan atau perbaikan luka. β-glukan yang ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan cell activating factors dalam haemocyte sehingga dapat meningkatkan aktivitas PO dan fagositosis udang (Lopez et al. 2003). Pemberian β-glukan melalui pakan pada udang galah juga mempengaruhi diferensial haemocyte count udang masing-masing perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah sel granulosit pada perlakuan yang diberi suplemen β-glukan. Jumlah sel granulosit terbanyak terdapat pada perlakuan β-glukan 0,075% sebesar 54 %, untuk sel hyaline terbanyak terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 46%, dan sel semigranulosit terbanyak juga terdapat pada perlakuan kontrol sebesar 23%. Sel granulosit, semigranulosit, dan hyaline ini berperan sangat penting dalam proses mekanisme imunitas udang galah. Menurut Rodriguez dan Lee Moullac (2000), konsentrasi sel granular yang tinggi dalam haemolymph Litopenaeus stylrostris selama fase intermoult berhubungan dengan aktivitas phenoloxydase (PO) yang tinggi dan resistensi terhadap vibriosis. Sintasan merupakan salah satu parameter utama dan kunci kesuksesan dari usaha akuakultur. Penambahan β-glukan melalui pakan pada pemeliharaan udang galah diharapkan juga dapat berperan terhadap peningkatan sintasan udang galah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sintasan udang galah yang diberi suplemen β-glukan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan pakan kontrol yang tidak diberikan tambahan β-glukan. Sintasan udang galah tertinggi pada akhir pemeliharaan terdapat pada perlakuan β-glukan 0,075% yakni sebesar 100%. Perlakuan kontrol memiliki sintasan yang lebih rendah dibandingkan dengan semua perlakuan yang ditambahkan β-glukan yakni sebesar 91 ± 13%. Hasil pengujian data secara statistik ternyata menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan (P>0,05). Hal ini diduga karena faktor kepadatan udang galah pada masing-masing perlakuan yang lebih kecil sehingga nilai sintasan tidak berbeda. Penelitian Lopez et al. (2003) juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap sintasan udang galah antara perlakuan kontrol dengan perlakuan suplementasi β-glukan 2g/kg dimana kepadatan yang digunakan adalah 10 ekor / 90 L air.
Pemberian
β-glukan
dalam
pakan
terhadap
udang
galah
dapat
meningkatkan laju pertumbuhan spesifik. Laju pertumbuhan spesifik udang yang diberi β-glukan dengan kadar 0,15% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perolehan nilai laju pertumbuhan spesifik β-glukan 0,15% yakni sebesar 1,92 ± 0,08%/hari lebih tinggi dari kontrol yakni sebesar 1,62 ± 0,10%/hari. Pengujian statistik menunjukkan perbedaan nyata antara β-glukan 0,15% dengan perlakuan kontrol dan β-glukan 0,075%, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan β-glukan 0,225%. Lopez et al. (2003) mengatakan bahwa penambahan β-glukan 2g/kg dalam pakan yang diberikan pada udang vaname selama 48 hari dapat meningkatkan laju pertumbuhan spesifiknya hingga mencapai 14% lebih tinggi dibandingkan kontrol. Penelitian Sang dan Fotedar (2010) juga menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan Cherax tenuimanus yang diberi β-glukan 0,1-0,2 mg/kg pakan selama 84 hari lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberikan suplementasi β-glukan. Mekanisme kerja β-glukan dalam meningkatkan pertumbuhan udang sebenarnya belum dapat diketahui secara pasti. Manoppo (2011) menduga bahwa β-glukan yang diberikan kepada udang mungkin diurai dalam proses pencernaan oleh glukanase untuk menghasilkan energi sehingga memungkinkan lebih banyak protein yang digunakan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini, β-glukan dapat hilang selama proses pencernaan sehingga mempengaruhi ketersediaannya sebagai imunostimulan, bukan sebagai sumber energi. Namun, kehilangan ini tidak penting sebab sistem imun udang dapat bereaksi dengan β-glukan dalam jumlah yang sangat sedikit (Johansson et al. 2000). Keadaan nilai gizi dalam tubuh merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kemampuan hewan untuk bertahan dari infeksi patogen, karenanya faktor ini merupakan salah satu indikator keadaan baik tidaknya kesehatan udang (Bachere 2000). Rosas et al. (2002) meneliti beberapa faktor seperti metabolisme darah dan haemocyanin, pertumbuhan dan sintasan L. vannamei untuk melihat bagaimana mekanisme kerja karbohidrat dan protein dalam pakan yang dikonsumsi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa glukosa darah, triacylglycerides, kolesterol, dan laktat bersama dengan protein darah, hemocyanin, dan tekanan osmotik merupakan indikator utama dari kesehatan dan kecukupan nutrisi bagi
udang (Lopez 2003). Faktor kecukupan nutrisi dan lingkungan yang optimal bagi udang akan dapat meningkatkan kesehatannya dan juga dapat berpengaruh terhadap laju pertumbuhannya yang akan semakin baik. Rata-rata nilai dari beberapa parameter kualitas air yang diukur selama masa pemeliharaan udang galah yang diberi perlakuan β-glukan masih berada pada kisaran optimum. Parameter fisika-kimia air khususnya pada wadah pemeliharaan memiliki kadar TAN 0-0,25 mg/l N-NH3, nilai suhu 26-28 oC, pH berkisar antara 6,8-7,4, kadar nitrat 10-25 mg/l, kadar nitrit 0-1 mg/l, dan oksigen terlarut berkisar 4,12-4,24 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa sistem resirkulasi telah bekerja dengan baik dalam mempertahankan kualitas air sesuai dengan kisaran optimum pada pemeliharaan udang galah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 sehingga perbedaan parameter fisika-kimia antar perlakuan dapat diminimalkan.
V.
5.1
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Penambahan β-glukan melalui pakan dalam pemeliharaan udang galah
dapat meningkatkan aktivitas PO hingga 5 kali lebih tinggi, peningkatan jumlah sel granulosit hingga 74 % dan peningkatan total haemocyte count mencapai 47% dibandingkan dengan yang tidak diberikan β-glukan. Sintasan udang galah yang diberi suplementasi β-glukan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol yakni sebesar 3-9 %. Dosis terbaik dari penelitian ini adalah penambahan βglukan sebesar 0,15% yang memberikan hasil parameter imunitas yang baik dan juga dapat meningkatkan laju pertumbuhan spesifik udang galah hingga mencapai 18,52% lebih tinggi daripada kontrol.
5.2
Saran Pengujian pengaruh penambahan β-glukan melalui pakan dalam
pemeliharaan udang galah dalam skala produksi massal perlu untuk dilakukan dengan menggunakan dosis terbaik dari penelitian ini yakni sebesar 0,15%.
DAFTAR PUSTAKA Bachere E. 2000. Shrimp immunity and disease control. Aquaculture 191: 3-11 Baratawidjaja KG. 2006. Imunologi dasar. Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. Hlm 6-7 Blaxhall PC, Daysley KW. 1973. Routine haemotological methods for use with fish blood. Journal Fish Biology 5:577-581 Chang CF, Su MS, Chen HY, Liao IC. 2003. Dietary β-1,3-glucan effectively improves immunity and survival of Penaeus monodon challenged with white spot synderome virus. Fish and Shellfish Immunology 15:297-310 Danielson M, Rosmaire D, Natalie A, Ryan R, Andrew S, Paul M. 2010. Enzymatic method to measure β-1,3-β-1,6-glucan content in extracts and formulated products (GEM assay). J. Agric. Food Chem. 58:10305-10308 Huisman EA. 1987. Principles of Fish Production. Department of Fish Culture and Fisheries Wageningen Agricultural University. Wageningen. Netherland. P;57-122 Johansson M, Keyser P, Sritunyalucksana K, Soderhall K. 2000. Crustacean haemocytes and haemotopoiesis. Aquaculture 191: 45-52 Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Indonesian fisheries statistic index 2009. http://www.kkp.go.id [7 Juni 2011] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2011. Udang galah: Dongkrak produksi dengan apartemen bambu. http://www.lipi.go.id/ [9 Juni 2011] Li CH, Yeh ST, Chen JC. 2008. The Immune response of white shrimp Litopenaeus vannamei following Vibrio alginolyticus injection. Fish and Shellfish Immunology 25:853-860 Liu CH, Chen JC. 2004. Effect of ammonia on the immune response of white shrimp Litopenaues vannamei and its susceptibility to Vibrio alginolyticus. Fish and Shellfish Immunology 16: 321-334 Lopez N, Cuzon G, Gaxiola G, Taboada G, Valenzuela M, Pascual C, Sanches A, Rosas C. 2003. Physiological, nutritional, and immunological role of dietary
β-glukan and ascorbic acid 2-monophospate in Litopenaeus vannamei juveniles. Aquaculture 224: 223-243 Manoppo H. 2011. Peran Nukleotida sebagai Imunostimulan terhadap Respon Imun Nonspesifik dan Resistensi Udang Vaname (Litopenaues vannamei). Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor Martin GG, Graves LB. 1985. Structure and classification of shrimp haemocytes. Journal Morfology 185:339-348 New MB, 2002. Farming freshwater prawns: a manual for the culture of the giant river prawn (Macrobrachium rosenbergii). FAO Fisheries Technical Paper No. 428. FAO, Rome, Italy. 212p Rodriguez L, Le Moullac G. 2000. State of the art of immunological tools and health control of penaeid shrimp. Aquaculture 191: 109-119 Rosas C, Cuzon G, Taboada G, Pascual C, Gaxiola G, Van Wormhoudt A. 2002. Effect of dietary protein and energy levels on growth, oxygen consumption, haemolymph and digestive gland carbohydrates, nitrogen excretion and osmotic pressure of Litopenaeus vannamei (Boone) and L. Setiferus (Linne) juveniles (Crustacea, Decapoda, Penaeidae). Aquaculture 32: 531-547 Sahoo PK, Das A, Mohanty S, Mohanty BK, Pilai BR, Mohanty J. 2008. Dietary β-1,3 glucan improve the immunity and disease resistance of freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii challenged with Aeromonas hydrophyla. Aquaculture Research 39: 1574-1578 Sakai M. 1999. Current research status of fish immunostimulants. Aquaculture 172: 63-92 Sang H, Fotedar R. 2010. Effects of dietary β-1,3-glukan on the growth, survival, physiological, and immune response of marron, Cherax tenuimanus (Smith 1912). Fish & Shellfish Immunology 28: 957-960 Saravanan S, Biju S, John S. 2008. Moulting and behaviour changes in Freshwater Prawn. http://www.thefishsite.com [4 Juli 2011] Sritunyalucksana K, Soderhall. 2000. The proPO and clotting system in crustaceans. Aquaculture 191:53-69
Vargas-Albores F, Yepiz-Plascencia G. 2000. β-glucan binding protein and its role in shrimp immune response. Aquaculture 191: 13-21 Vetvicka V, Terayama K, Mandeville R, Brousseau P, Kournikakis B, Ostroff G. 2002. Orally-administered yeast beta-1,3-glukan prophylactically protects against anthrax infection and cancer in mice, The Journal the American Nutraceutical Association 5: 1–5 Wuwungan H. 2009. Keragaan benih udang galah Macrobrachium rosenbergii hasil perkawinan secara inbreeding, outbreeding, dan crossbreeding. Skripsi. IPB
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data bobot hasil sampling, sintasan dan kinerja pertumbuhan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari masa pemeliharaan. Perlakuan Kontrol β-glukan 0,075% β-glukan 0,15% β-glukan 0,225%
Bobot Hasil Sampling Hari ke- (g) Sintasan (%) 0 7 14 21 28 35 42 1,23 1,48 1,66 1,76 1,98 2,19 2,43 91
LPH (% bb/hari) 1,62
1,25 1,60 1,69 1,91 2,06 2,21 2,45
100
1,6
1,20 1,55 1,73 1,92 2,07 2,36 2,70
94
1,92
1,23 1,49 1,69 1,80 1,99 2,26 2,45
97
1,64
Lampiran 2. Hasil Analisa proksimat pakan kontrol udang galah Macrobrachium rosenbergii pada perlakuan suplementasi β-glukan yang berbeda. Kode Sampel
Kadar Air (%)
Kadar Abu (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Pakan Kontrol
7.29
12.94
41.75
5.36
Karbohidrat Serat Kasar (%)
BETN (%)
4.58
28.08
Keterangan: Dalam bobot basah (%)
Lampiran 3. Analisis statistik sintasan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari. One-way ANOVA: SR versus Persentase Β-glukan Source Persentase Β-glukan Error Total S = 0,06988
Level 0,000 0,075 0,150 0,225
N 2 2 2 2
3
DF SS MS 0,00977 0,00326 0,67 4 0,01953 0,00488 7 0,02930
R-Sq = 33,33%
Mean 0,9063 1,0000 0,9375 0,9688
StDev 0,1326 0,0000 0,0000 0,0442
F 0,615
P
R-Sq(adj) = 0,00%
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ---+---------+---------+---------+-----(-------------*------------) (-------------*-------------) (-------------*------------) (-------------*-------------) ---+---------+---------+---------+-----0,80 0,90 1,00 1,10
Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Persentase Β-glukan Individual confidence level = 98,48%
Persentase Β-glukan = 0,000 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,075 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,19085 0,09375 0,37835 -0,25335 0,03125 0,31585 -0,22210 0,06250 0,34710
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,075 (--------------*-------------) 0,150 (--------------*-------------) 0,225 (-------------*-------------) -------+---------+---------+---------+--0,20 0,00 0,20 0,40
Persentase Β-glukan = 0,075 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,34710 -0,06250 0,22210 -0,31585 -0,03125 0,25335
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,150 (-------------*-------------) 0,225 (-------------*--------------) -------+---------+---------+---------+--0,20 0,00 0,20 0,40
Persentase Β-glukan = 0,150 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,225
Lower Center Upper -0,25335 0,03125 0,31585
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,225 (--------------*-------------) -------+---------+---------+---------+--0,20 0,00 0,20 0,40
Fisher 95% Individual Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Persentase Β-glukan Simultaneous confidence level = 84,70%
Persentase Β-glukan = 0,000 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,075 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,10026 0,09375 0,28776 -0,16276 0,03125 0,22526 -0,13151 0,06250 0,25651
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,075 (------------*------------) 0,150 (------------*------------) 0,225 (------------*------------) -------+---------+---------+---------+--0,15 0,00 0,15 0,30
Persentase Β-glukan = 0,075 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,25651 -0,06250 0,13151 -0,22526 -0,03125 0,16276
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,150 (------------*------------) 0,225 (------------*------------) -------+---------+---------+---------+--0,15 0,00 0,15 0,30
Persentase Β-glukan = 0,150 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,225
Lower Center Upper -0,16276 0,03125 0,22526
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,225 (------------*------------) -------+---------+---------+---------+--0,15 0,00 0,15 0,30
Lampiran 4. Analisis statistik laju pertumbuhan harian (SGR) udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) selama 42 hari. One-way ANOVA: SGR versus Persentase Β-glukan Source Persentase Β-glukan Error Total S = 0,07106
3
DF SS MS 0,13660 0,04553 9,02 4 0,02020 0,00505 7 0,15680
R-Sq = 87,12%
F 0,030
P
R-Sq(adj) = 77,46%
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev ---+---------+---------+---------+-----0,000 2 1,6200 0,0990 (--------*--------) 0,075 2 1,6000 0,0000 (---------*--------) 0,150 2 1,9200 0,0849 (--------*--------) 0,225 2 1,6400 0,0566 (--------*---------) ---+---------+---------+---------+-----1,50 1,65 1,80 1,95
Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Persentase Β-glukan Individual confidence level = 98,48%
Persentase Β-glukan = 0,000 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,075 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,30944 -0,02000 0,26944 0,01056 0,30000 0,58944 -0,26944 0,02000 0,30944
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,075 (-------*--------) 0,150 (--------*-------) 0,225 (--------*-------) -------+---------+---------+---------+--0,35 0,00 0,35 0,70
Persentase Β-glukan = 0,075 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,150 0,225
Lower Center Upper 0,03056 0,32000 0,60944 -0,24944 0,04000 0,32944
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,150 (-------*-------) 0,225 (-------*-------) -------+---------+---------+---------+--0,35 0,00 0,35 0,70
Persentase Β-glukan = 0,150 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,225
Lower Center Upper -0,56944 -0,28000 0,00944
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,225 (-------*-------) -------+---------+---------+---------+--0,35 0,00 0,35 0,70
Fisher 95% Individual Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Persentase Β-glukan Simultaneous confidence level = 84,70%
Persentase Β-glukan = 0,000 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,075 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,21730 -0,02000 0,17730 0,10270 0,30000 0,49730 -0,17730 0,02000 0,21730
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,075 (-----*------) 0,150 (------*------) 0,225 (------*-----) -------+---------+---------+---------+--0,30 0,00 0,30 0,60
Persentase Β-glukan = 0,075 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,150 0,225
Lower Center Upper 0,12270 0,32000 0,51730 -0,15730 0,04000 0,23730
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,150 (------*-----) 0,225 (-----*------) -------+---------+---------+---------+--0,30 0,00 0,30 0,60
Persentase Β-glukan = 0,150 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,225
Lower Center -0,47730 -0,28000
Upper -0,08270
Persentase Β-glukan -------+---------+---------+---------+-0,225 (------*-----) -------+---------+---------+---------+--0,30 0,00 0,30 0,60
Lampiran 5. Analisis statistik aktivitas phenoloxydase (PO) udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan yang berbeda (0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%) pada hari ke- 42. One-way ANOVA: PO versus Persentase Β-glukan Source Persentase Β-glukan Error Total S = 0,02205
Level 0,000 0,075 0,150 0,225
N 2 2 2 2
3
DF SS MS 0,015156 0,005052 10,39 4 0,001944 0,000486 7 0,017101
R-Sq = 88,63%
Mean 0,02250 0,06100 0,11800 0,13000
StDev 0,00354 0,00283 0,04384 0,00141
0,000
F 0,023
P
R-Sq(adj) = 80,10%
Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev ----+---------+---------+---------+----(--------*-------) (-------*--------) (--------*-------) (--------*--------) ----+---------+---------+---------+----0,050
0,100
0,150
Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Persentase Β-glukan Individual confidence level = 98,48%
Persentase Β-glukan = 0,000 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,075 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,05130 0,03850 0,12830 0,00570 0,09550 0,18530 0,01770 0,10750 0,19730
Persentase Β-glukan ------+---------+---------+---------+--0,075 (--------*--------) 0,150 (--------*--------) 0,225 (--------*--------) ------+---------+---------+---------+---0,10 0,00 0,10 0,20
Persentase Β-glukan = 0,075 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,03280 0,05700 0,14680 -0,02080 0,06900 0,15880
Persentase Β-glukan ------+---------+---------+---------+--0,150 (--------*--------) 0,225 (--------*--------) ------+---------+---------+---------+---0,10 0,00 0,10 0,20
Persentase Β-glukan = 0,150 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,225
Lower Center Upper -0,07780 0,01200 0,10180
Persentase Β-glukan ------+---------+---------+---------+--0,225 (--------*--------) ------+---------+---------+---------+---0,10 0,00 0,10 0,20
Fisher 95% Individual Confidence Intervals All Pairwise Comparisons among Levels of Persentase Β-glukan Simultaneous confidence level = 84,70%
Persentase Β-glukan = 0,000 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,075 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,02272 0,03850 0,09972 0,03428 0,09550 0,15672 0,04628 0,10750 0,16872
Persentase Β-glukan ------+---------+---------+---------+--0,075 (-------*------) 0,150 (-------*-------) 0,225 (------*-------) ------+---------+---------+---------+---0,080 0,000 0,080 0,160
Persentase Β-glukan = 0,075 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,150 0,225
Lower Center Upper -0,00422 0,05700 0,11822 0,00778 0,06900 0,13022
Persentase Β-glukan ------+---------+---------+---------+--0,150 (-------*-------) 0,225 (-------*------) ------+---------+---------+---------+---0,080 0,000 0,080 0,160
Persentase Β-glukan = 0,150 subtracted from: Persentase Β-glukan 0,225
Lower Center Upper -0,04922 0,01200 0,07322
Persentase Β-glukan ------+---------+---------+---------+--0,225 (-------*------) ------+---------+---------+---------+---0,080 0,000 0,080 0,160