Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
PARAMETER GENETIK BOBOT BADAN DAN LINGKAR DADA PADA SAPI PERAH (Genetic Parameter of Body Weights and Chest Girths in Dairy Cattle) SUCIK MAYLINDA1 dan HASAN BASORI2 1
Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang 2 Balai Inseminasi Buatan Singosari
ABSTRACT Genetic parameter has important role in designing selection program to improve productivity of dairy cattle. This research aimed to estimate the heritability value of body weight and chest girth of dairy cows in various ages. Research materials were body weight and chest girth records of 1, 30, 180, 365, 548 and 730 days of age, which were recorded by Progeny Testing Program of Artificial Insemination Center collaborated with JICA. A heritability value was estimated by using Interclass Correlation One Layout Model. Results of the research were: (1) heritabilities of body weight in 1, 30, 180, 365, 548 and 730 days were 0.136 ± 0.2838; 0.354 ± 0.4022; 2.8732 ± 0.6042; 0.0488 ± 0.232; 0.082 ± 0.2521 and 0.084 ± 0.2532 respectively; (2) heritabilities of chest girth in 1, 30, 180, 365, 548 and 730 days were 0.08 ± 0.2508; 0.3652 ± 0.4079; 0.0272 ± 0.2188; 0.0391 ± 0.226; 0.0307 ± 0.221 and 0.024 ± 0.2168 respectively. The results showed that only body weight and chest girth in 30 days could be used in selection to produce cows with higher body weight in 2 years. Regression line to show the relationship between such variables were (1) YBW730days = 79,6967 + 6,2665 XBW30days (2) YBW730days = -35,8138 + 5,6159 XCG 30 days. It is concluded that heritability of body weight and chest girth in 30 days of age can be used as a based in 2 years body weight selection. Key words: Heritability, body weight, and chest girth ABSTRAK Parameter genetik penting peranannya dalam penentuan program pemuliaan yang akan diambil untuk meningkatkan produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai heritabilitas produksi susu dan ukuran tubuh seperti lingkar dada dan panjang tubuh pada sapi. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam patokan seleksi pada sapi perah dalam kondisi peternakan rakyat di Indonesia. Materi penelitian berupa catatan bobot badan dan lingkar dada lahir sapi perah betina dari program Progeny Testing III yang diadakan BIB Singosari dan JICA. Metode pendugaan heritabilitas yang digunakan adalah korelasi antar kelas dengan model Klasifikasi Satu Arah. Hasil penelitian adalah: (1) heritabilitas bobot badan sapi pada umur 1, 30, 180, 365, 548 dan 730 hari masing-masing adalah 0,136 ± 0,2838; 0,354 ± 0,4022; 2,8732 ± 0,6042; 0,0488 ± 0,232; 0,082 ± 0,2521 dan 0,084 ± 0,2532; (2) heritabilitas lingkar dada pada umur 1, 30, 180, 365, 548 dan 730 hari adalah 0,08 ± 0,2508; 0,3652 ± 0,4079; 0,0272 ± 0,2188; 0,0391 ± 0,226; 0,0307 ± 0,221 dan 0,024 ± 0,2168. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari (1 bulan) yang layak digunakan sebagai patokan seleksi. Bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari mempunyai korelasi positif tinggi dengan bobot badan umur 730 hari (2 tahun), dengan garis regresi masingmasing adalah (1) Ybobot730 hari = 79,6967 + 6,2665 Xbobot 30 hari (2) Ybobot 730 hari = -35,8138 + 5,6159 Xlingkar dada 30 hari. Disimpulkan bahwa heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari dapat digunakan dalam seleksi terhadap bobot badan umur 2 tahun. Kata kunci: Heritabilitas, bobot badan, lingkar dada
PENDAHULUAN Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi perah telah secara luas dilakukan di seluruh Indonesia, dengan tujuan utama untuk
170
meningkatkan mutu genetik sapi perah. Penerapan IB mempunyai beberapa keuntungan: (1) meningkatkan efisiensi pemakaian pejantan unggul, (2), mengurangi biaya pemeliharaan pejantan, (3) mengurangi kemungkinan
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
penularan penyakit kelamin. Dengan keunggulan semacam ini, maka IB seringkali menjadi sarana yang sederhana dalam meningkatkan mutu genetik ternak. Meskipun demikian, keunggulan tersebut dapat menyebabkan beberapa kerugian apabila tidak dimonitor sebaik-baiknya. Kerugian tersebut diantaranya (1) peningkatan derajat inbreeding, hal ini disebabkan pemakaian pejantan terusmenerus, (2) penurunan efisiensi reproduksi sapi betina yang disebabkan oleh deteksi berahi yang kurang tepat. Usaha peternakan sapi perah rakyat ditandai dengan (1) tingkat manajemen yang tradisional, (2) modal kecil, (3) skala usaha kecil (1−3 ekor). Dengan segala keterbatasan tersebut, maka untuk meningkatkan produktivitas sapi perlu dicari alternatif program yang sederhana, supaya dapat diterapkan pada peternakan rakyat tersebut. Pencatatan produksi susu sejauh ini masih dipandang sebagai kegiatan yang merepotkan bagi peternak, terutama pencatatan produksi susu harian. Dengan demikian, dalam mengevaluasi sapi perah betina akan kesulitan apabila hanya ditekankan pada produksi susu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengestimasi nilai heritabilitas bobot badan dan lingkar dada pada berbagai umur pada sapi perah betina. 2. Mengetahui hubungan antara ukuranukuran tersebut dengan bobot badan umur 730 hari (2 tahun) dalam rangka mencari alternatif untuk pelaksanaan seleksi lebih awal. MATERI DAN METODE Materi penelitian adalah 76 catatan bobot badan dan lingkar dada sapi perah umur 1, 30, 180, 365, 548 dan 730 hari dari Program Progeny Testing III yang diadakan oleh BIB Singosari bekerja sama dengan JICA, yang merupakan anak dari induk-induk yang sedang dalam periode laktasi pertama. Untuk menghitung nilai heritabilitas masing-masing variabel digunakan metode korelasi saudara tiri se bapak (paternal halfsib correlation) dengan model Klasifikasi Satu
Arah (BECKER, 1974). Adapun statistiknya adalah sebagai berikut:
model
Yik = U + aI + eik di mana: Yik adalah nilai/pengamatan pada pejantan ke-i dan anak ke-k, U adalah rataan populasi, aI adalah pengaruh pejantan ke-i, eik adalah kesalahan/penyimpangan pengamatan pada pejantan ke-I dan anak ke-k. Kemudian variabel yang mempunyai heritabilitas tinggi diregresikan dengan bobot badan umur 730 hari (2 tahun) untuk mengetahui variabel manakah yang menjadi predictor terbaik bagi bobot badan umur 2 tahun dan pengukurannya mudah di lapangan. Analisis data dibantu dengan program Minitab versi 13.20 tahun 2000. HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot badan dan lingkar dada rata-rata dari anak-anak betina per pejantan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Bobot badan yang diperoleh dalam penelitian tampaknya lebih rendah daripada karakteristik sapi Holstein yaitu sekitar 90 pound (45 kg) pada saat lahir, dan di saat dewasa mencapai bobot badan 1500 pound (750 kg) dan tinggi badan 58 inchi. Sapi dara dapat dikawinkan ketika mencapai bobot badan 800 pound (400 kg) yaitu di saat berumur sekitar 15 bulan Umur terbaik pada saat melahirkan anak pertama kali adalah 24 sampai 27 bulan (HOLSTEIN ASSOCIATION, 2000). Hal ini diperkirakan karena bervariasinya kondisi lingkungan yang lebih mengarah pada tingkat manajemen yang lebih jelek. Bobot badan dan ukuran tubuh linier lainnya, meskipun bukan merupakan sifat-sifat ekonomis pada sapi perah seperti produksi susu, tetapi merupakan pencerminan potensi pertumbuhan dari ternak, hal ini karena pertumbuhan yang baik menunjukkan kerja hormonal terutama hormon pertumbuhan cukup baik. Menurut AKERS (2000) bahwa hormon pertumbuhan mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar mammae. Ditambahkan pula oleh
171
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
Tabel 1. Bobot badan dan lingkar dada rata-rata anak betina per pejantan Umur (hari) 1
30
180
365
548
730
Nomor pejantan
Bobot badan (kg) X ± sb
Lingkar dada (cm) X ± sb
1
34,8 ± 6,2
64,4 ± 9,3
2
34,9 ± 6,5
64,3 ± 9,2
3
36,8 ± 6,9
67,1 ± 11,4
4
32,6 ± 6,2
60,3 ± 9,01
5
31,6 ± 5,02
59,1 ± 10,4
Total:
34,3 ± 6,2
63,4 ± 9,7
1
50,8 ± 10,3
76,1 ± 9,5
2
53,5 ± 5,8
80,8 ± 7,5
3
51,8 ± 6,9
79,1 ± 11,4
4
47,6 ± 6,2
72,3 ± 9,01
5
44,9 ± 9,4
72 ± 9,95
Total:
50,2 ± 8,4
76,6 ± 9,3
1
129,8 ± 15,9
110,96 ± 9,4
2
126,5 ± 10,5
110,85 ± 9,2
3
119,3 ± 6,9
113,6 ± 11,4
4
115,1 ± 6,2
106,8 ± 9,01
5
82,3 ± 11,5
106,3 ± 10,3
Total:
117,6 ± 12,3
110,01 ± 9,7
1
214,7 ± 37,7
136,9 ± 9,3
2
220,5 ± 42,3
136,7 ± 9,4
3
230,9 ± 35,6
139,6 ± 11,4
4
200,7 ± 34,6
134,2 ± 9,01
Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 1, 30, 180, 365, 548 dan 730 hari dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel tersebut tampaknya hanya bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari (1 bulan) yang mempunyai nilai heritabilitas yang layak digunakan sebagai patokan seleksi, karena termasuk dalam kategori tinggi. Meskipun nilai tersebut mempunyai Standart Error (salah baku) cukup besar, tetapi cukup realistis mengingat cakupan wilayah Program Progeny Testing III cukup luas sehingga dimungkinkan adanya variasi lingkungan yang cukup besar. Heritabilitas variabel lainnya termasuk rendah karena di bawah 10% (LASLEY, 1981). Seperti variable bobot umur 1 hari (bobot lahir) termasuk rendah, karena pada umumnya sekitar 10–30% (WILCOX et al., 1992). Beberapa penyimpangan dari nilai heritabilitas yang diperoleh dalam penelitian antara lain:
5
201,7 ± 34,3
131,6 ± 10,4
Total:
214,5 ± 37,9
135,9 ± 9,75
1
310,2 ± 49,6
155,2 ± 9,3
2
310,2 ± 4,03
154,1 ± 1,03
3
327,5 ± 49,4
157,9 ± 11,4
4
284,3 ± 46,7
151,1 ± 9,01
5
287,3 ± 8,03
149,9 ± 10,4
Total:
305,6 ± 50,3
153,9 ± 10,2
1
399,8 ± 61,9
172,96 ± 9,3
2
399,3 ± 65,8
173,4 ± 9,2
3
423,6 ± 63,1
171,7 ± 12,2
4
367,6 ± 59,2
169,3 ± 9,01
5
372,4 ± 61,6
167,1 ± 11,1
1. Nilai heritabilitas lebih rendah daripada Standard Error (salah baku)
Total:
394.5 ± 62,8
171,5 ± 9,98
2. Nilai heritabilitas lebih dari 1
sb = simpangan baku
172
ANDERSON (1985) bahwa pertumbuhan kelenjar mammae dipercepat semenjak ternak mengalami pubertas, di mana aktivitas seksual diawali oleh beberapa perubahan hormonal dalam tubuh, yaitu dengan dilepaskannya FSH dan LH dalam suatu siklus dari pituitari depan. Hormon-hormon tersebut merangsang ovarium untuk mensintesa dan melepaskan hormon kelamin betina, estrogen dan progestin. Setiap bagian dari siklus estrus tersebut estrogen merangsang proliferasi kelenjar mammae. Pertumbuhan tersebut terutama memanjangnya dan bercabangnya duktus-duktus. Estrogen sendiri tidak merangsang pertumbuhan tersebut secara optimal. Pengaruhnya terjadi akibat kerja sinergisnya dengan hormon-hormon pituitari depan (adenohypophyse) yaitu prolactin dan somatothropin (hormon pertumbuhan). Dengan demikian evaluasi berdasarkan bobot badan di awal hidup ternak merupakan salah satu indikator potensi sapi perah yang baik.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
Contohnya untuk umur bobot badan umur 180 hari yaitu 2,8732. Hal ini dimungkinkan mengingat jumlah sampel (N) tidak terlalu besar, dan adanya kemungkinan hubungan kekerabatan diantara induk yang dikawini pejantan. Hubungan kerabat diantara sapi betina sulit dihindari karena adanya kenyataan bahwa induk-induk sapi perah dipelihara pada kondisi peternakan rakyat yang catatan nenek moyangnya sulit ditelusuri. Tabel 2. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada umur 1, 30, 180, 365, 548 dan 730 hari Banyak Umur catatan (hari) (N) 1 76 30 76 180 76 365 76 548 76 730 76
Heritabilitas Bobot badan (h2 ± SE) 0,136 ± 0,2838 0,354 ± 0,4022 0,8732 ± 0,6042 0,0488 ± 0,232 0,082 ± 0,2521 0,084 ± 0,2532
Lingkar dada (h2 ± SE) 0,08 ± 0,2508 0,3652 ± 0,4079 0,0272 ± 0,2188 0,0391 ± 0,226 0,0307 ± 0,221 0,024 ± 0,2168
Hubungan antara bobot badan dan ukuran linier Terdapat hubungan antara bobot badan umur 730 hari dengan bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari memberikan indikasi bahwa semakin baik pertumbuhan anak sapi yang dimulai dari lahir maka akan memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan seleksi terhadap produksi susu. Hal ini karena bobot badan mempunyai korelasi genetik positif dan tinggi dengan produksi susu (rG = 0,42) (BUCKLEY et al., 2000). Disamping itu, dengan pertumbuhan yang baik menunjukkan bahwa pertumbuhan kelenjar mammae juga baik. Kelenjar mammae sudah mulai berbentuk mammary bud (mulai terbentuk pada embrio umur 43 hari). Pertumbuhan mammary bud akan dipengaruhi oleh hormon somatotropin yang kerjanya adalah pada sel-sel somatis pada tubuh (ANDERSON, 1985; HAFEZ, 2000). Dengan garis regresi pada Tabel 3 maka lingkar dada dapat digunakan sebagai predictor bagi bobot badan umur 730 hari (2 tahun). Hal ini tentu akan memudahkan pada pelaksanaan di lapangan (di desa-desa dengan topografi sulit), karena tidak perlu membawa alat
timbangan kemana-mana, cukup menggunakan alat pita ukur saja. Tabel 3. Persamaan garis regresi linier antara bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari dengan bobot badan umur 730 hari Variabel
Persamaan
Koefisien determinasi (%)
Bobot badan 30 hari
Ybobot730 hari = 79,6967 + 6,2665 Xbobot 30 hari
75,3
Lingkar dada 30 hari
Ybobot 730 hari = −35,8138 + 5,6159 Xlingkar dada 30 hari
73,5
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1. Heritabilitas bobot badan dan lingkar dada pada berbagai umur yang diperoleh dalam penelitian ini umumnya mempunyai salah baku besar yang disebabkan bervariasinya kondisi lingkungan dan manajemen di mana sapi dipelihara 2. Dari semua variabel, hanya bobot badan dan lingkar dada umur 30 hari yang dapat digunakan sebagai patokan seleksi dan predictor untuk bobot badan umur 730 hari (2 tahun). DAFTAR PUSTAKA AKERS, R.M. 2000. Lactation and The Mammary Gland. Iowa State Press. Iowa. ANDERSON, R.R. 1985. Mammary Gland. In: Lactation. B.L. LARSON. (Ed.). The Iowa State University Press, Iowa. BECKER, W.A. 1974. Manual of Quantitative Genetics. 3rd Ed. Washington State University. Pullman, Washington. BUCKLEY, F., P. DILLON, J. MEE, R. EVANS and R. VEERKAMP. 2000. Trends in genetic merit for milk production and reproductive performance. Teagasc–National Dairy Conference 2000. Paper 3.
173
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
HAFEZ, E.S.E. and B. HAFEZ. Reproduction in Farm Animals. 7th Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
LASLEY, J.F. 1981. Genetics of Livestock Improvement. 4rd Ed. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
HOLSTEIN ASSOCIATION. 2000. Oklahoma State University Board of Regents.
WILCOX, C.J., D.W. WEBB and M.A. DELORENZA. 1992. Genetic Improvement of Dairy Cattle. Dairy Production Guide, published September, Florida Cooperative Extension Service.
DISKUSI Pertanyaan: Berapa liter susu/hari yang dihasilkan oleh sapi perah normal? Jawaban: Produksi susu optimal rata-rata 15 l/hari tetapi di lapangan banyak yang 10 l/hari.
174