Media Komunikasi Paroki St. Stefanus, Cilandak - Jakarta Selatan
150Th.XV
#
Januari 2017
PARADE KASIH SAYANG 50
Iman yang Menyelamatkan
58
Sumur Kehidupan
60
Parade Cinta Menyehatkan Individu dan Masyarakat
MP Februari 2017
1
AMA MISA PESTA N
S U N A F E T S . ST
Misa Pesta Nama St. Stefanus diadakan pada tanggal 26 Desember 2016. Selepas Natal sudah menjadi tradisi untuk Gereja St. Stefanus, merayakan pesta namanya. Kesederhanaan ramah tamah setelah misa yang diadakan pada pukul 18:00, mengakrabkan umat. Misa ini sendiri dipimpin oleh ketiga Pastor yang bertugas di Paroki yaitu Antonius Sumardi, SCJ, Joko Susilo, SCJ, Martin van Ooij, SCJ. MP
I
II Keterangan foto: I. Suasana khidmat selama misa berlangsung. II. Para romo paroki memimpin misa. III. Keceriaan umat dan panitia dalam suasana ramah tamah selepas misa.
III
2 MP Februari 2017
KERLING
Pemimpin
Triasputro
Sekretaris Redaksi & Traffic
Prima Pasaribu Creative Design
Donald Saluling, Lucia Asri Ayu Heryanto, Elisaberth Putri Redaksi
Adiya W. S, Kornelius Jemada, Felicia N, Veronica Putri Larosa, Saverinus, Ignatia Astrid D. F, Dian Wiardi, Stevanus Putro, Stella Maris M.P, Maria, A. Setyo Listiantyo, Susan Joezar, Yenny Lukita, Christina Deasy Levita, Bastian Utama Facebook
[email protected] Artikel/peliputan
[email protected], (+62818-08030381)
Donasi Kasir Paroki (021- 7512669) No rekening PGDP PAROKI/GRJ ST. STEFANUS : BCA 071.3021.994 Marketing/Iklan Donald Saluling
(+62812-94053016)
Penerbitan Majalah MediaPASS dibawah perlindungan Dewan Paroki St. Stefanus Cilandak melalui Seksi Komunikasi Sosial Ketua Dewan Paroki Antonius Sumardi, SCJ Pendamping KOMSOS Marcelino Iwan Goenadi Ketua Seksi KOMSOS Agustinus Sonny Prakoso Bendahara Dian Wiardi Pemimpin Umum / Usaha Donald Saluling Web Page www.st-stefanus.or.id Email
[email protected] twitter @ParokiStefanus Redaktur Sukiahwati H Administrator Patricia Utaminingtyas, Rian,
Benny Arvian
Warta Paroki Christina D. L, Yohanes Ledo Mading/Akrilik Kornelius Jemada
H
IRUK PIKUK MEMILIH TELADAN CINTA. Jakarta dan 100 kota lainnya disibukkan dengan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak. Dari sekian kesibukkan, semua mata memandang ibu kota sebagai pusat gemerlap parade tersebut. Sontak kita sulit menutup telinga atau bersembunyi dari fenomena ini, karena ternyata pekerjaan nasional ini malahan bisa menjadi akil balik persatuan. Karakteristik bangsa yang humanis, bergotong royong, serta megedepankan kerja sama tergerus oleh perlakuan fitnah, persaingan tidak sehat bahkan “intoleransi”. MP dalam edisi cinta kasih ini mengedepankan makna kasih yang tidak hanya melulu kepada pasangan atau keluarga, tetapi lebih besar yaitu cinta akan perbedaan bangsa. Diawali dengan kegiatan tahun baru dan natalan di beberapa wilayah dan kelompokkelompok kategorial atau seksi, kita memulai rubrik demi rubrik dengan harapan baru. MP sebagai gerbang komunikasi umat, memiliki tanggung jawab untuk membentuk wawasan yang terbuka dan cerdas. Pada tahun 2017 ini nantinya Keuskupan Agung Jakarta, mengkampanyekan Tema “Makin Adil dan Beradab”. Sebuah konten yang diambil dari sila kedua Pancasila, dalam hal ini kita harus meningkatkan kepekaan kita. Seberapa besar tahun Ayam Api (perhitungan kalender Imlek) ini meberi kematangan kita dalam membagi rejeki dan berkat secara adil. Begitu juga pembangunan pribadi yang arif dan penuh kasih. Selamat membaca, Tuhan Berkati!PUT MP Februari 2017
3
45
ALEX RUDATIN
Daftar Isi 2.
Misa Pesta Nama St. Stefanus
3.
Kerling
4.
Daftar Isi
SEPUTAR PAROKI 6. Berkorban dalam Perbedaan 8. Pelantikan Pengurus PPA Baru 10. Memaknai Waktu yang Terus Berdetak 12. Hip Hip Hura Hura 14. Jadilah Terang MP Februari 2017
11
Kali ini PDKK malam, melakukan perayaan MIsa Buka Tahun.
16.
Perayaan Natal
18.
Bangkit Kembali
19.
Kunjungan ke Panti Werdha Bhina Bakti
22.
Pembentukan OMK
24.
Natal & Tahun Baru Lingkungan
26.
KKS Lingkungan
ORBITAN UTAMA 28.
Valentine’s Day yang Indonesia “Banget”
SKALA IMAN 34.
Oleh-oleh Rohani dari Lourdes Bagian Kedua
PESONA SABDA 36.
Yesus Sang Revolusioner
MENURUT MEREKA
15 4
Wilayah V bergembira bersama dengan anak-anak dari Yayasan Bhakti Luhur dalam perayaan Natal dan Tahun Baru.
42.
Apa Pentingnya Sistem Informasi teknologi dalam kegiatan menggereja?
PROFIL Rahasia Alex Rudatin Menjadi Pemimpin
.44
KESEHATAN Pola Komsumsi Masyarakat Indonesia
.52
PENDIDIKAN Bangun Kepekaan Lingkungan Hidup
.55
ORBITAN LEPAS Yuk Berkati Rumah Kita dengan Kapur
.64
POJOK KOMSOS Limbah Penebangan Pohon di Kompleks Taman
13
Wilayah I merayakan Natal dan tahun Baru 2017 bersamaan dengan
67
Keharmonisan antara limbah dahan / ranting menghiasi natal kita di akhir tahun 2016 yang lalu.
.66
POTRET GEREJA Tugas dan Peranan Baru dalam Kepengurusan Gereja Dana Paroki - Ongkos Cetak Media Pass
.68 .70
RALAT 1. Edisi #149 / Th XIV - JANUARI 2017, pada halaman 57 tertulis pada paragraf pertama “Dalam pembangunan
gereja ini, saya banyak dibantu oleh Bapak Yohanes Bedjo, Bapak Tukiran, Bapak Pius Ari.
Seharusnya ditambahkan sebabi berikut;
“Dalam pembangunan gereja ini, saya banyak dibantu oleh Bapak Yohanes Bedjo, Bapak Tukiran, Bapak Pius Ari. Juga dibantu oleh Mba Nani, di sekretariat Pastoran, yang banyak membantu sembilan pastor yang bertugas di paroki St. Stefanus, Cilandak Agar kesalahan tersebut, menjadi perhatian kami untuk diperbaiki. Terima kasih atas kontribusi dan perhatiannya.
TEMA EDISI
151Th.XV
#
Maret 2017
KELUARGA PEDULI LINGKUNGAN Kami menunggu kontribusi anda dalam bentuk liputan kegiatan, lingkungan, wilayah, komunitas, kesaksian atau bahkan artikel bebas ke alamat redaksi kami di
[email protected]. MP Februari 2017
5
SEPUTAR PAROKI Acara Syukur Natal PPA Dekanat Selatan
BERKORBAN DALAM PERBEDAAN 2
R
abu pagi, selepas hiruk pikuk perayaan Natal 2016, para Misdinar, nama lain dari Putra-Putri Altar mengadakan acara syukur bersama Misdinar se-Dekanat selatan di Gereja St. Stefanus. Perayaan yang dimulai dengan Misa pada pukul 08:30 WIB dipimpin konselebran oleh Pastor Norbertus Desiderius, OFM dari Paroki St. Fransiskus Asisi - Tebet dan tuan rumah St. Stefanus Cilandak, Pastor Martin van Ooij, SCJ. Acara yang diikuti dari keenam Paroki (St. Fransiskus Asisi-Tebet, St. Yohanes Penginjil – Blok B, Santa Perawan Maria Ratu – Blok Q, Ratu Rosari – Jagakarsa, Keluarga Kudus – Pasar Minggu dan St. Stefanus Cilandak) pada tanggal 28 Desember 2017, merupakan acara tahunan yang dipersiapkan oleh kepengurusan 6 MP Februari 2017
1
1. Misdinar menyalakan lilin tanda dimulainya misa Syukur 2. Romo Martin Van Ooij, SCJ dan Pastor Norbertus Desiderius OFM membawakan misa 3. Suasana ramah tamah yang ceria di gedung Leo Dehon.
3 Misdinar Dekanat selatan. Kali ini acara yang bertajuk Harmony in Love diketuai oleh Damar (Paroki Blok B) dan dipersiapkan selama 3 bulan bersama dengan tim panitia. “Yang terpenting kita bisa membangun persaudaraan”, kata Leo (Paroki Cilandak) menjelaskan tujuan utama dari kepengurusan dekanat dalam membentuk program tahunan ini. Bahkan, acara tahunan ini bukanlah satu-satunya yang dilaksanakan
ada juga retret setiap dua tahun sekali dan kemudian kemping. Kepengurusan Misdinar dekanat selatan sendiri diketuai oleh Caesar (Paroki Blok B), dengan periode 20162018. Ditambahkan lagi oleh Damar, “Kepengurusan Misdinar ini sudah berjalan sampai angkatan keempat”. BERKORBAN, UNTUK MENJADI TELADAN Pada Misa, Pastor Desi menekankan betapa bangganya menjadi Misdinar menggunakan superpli (sebuah jubah seperti miniatur alba/jubah imam) seolaholah bisa dekat dengan imam saat di altar. Menjadi Misdinar, berarti siap sebagai acuan sikap pada saat misa. Pastor Desi kemudian mengajak teman-teman Misdinar untuk merefleksikan kisah Matius 2:1318, dimana martir-martir kecil dikorbankan demi keselamatan Yesus Kristus (menurut injil, Yesus diungsikan Yusuf ke Mesir). “Berkorban untuk kemuliaan Tuhan seperti martir kanak-kanak suci, menjadi panggilan kita juga yang selalu berada di dekat altar Tuhan. hal konkritnya adalah mengorbankan hobby dan kesenangan pribadi demi tugas dan pelayanan sebagai pelayan altar”, Jelasnya saat itu. Anak-anak yang dikisahkan dalam Injil Matius itu, berusia kurang dari dua tahun, dibunuh pada saat kepemimpinan Herodes. Herodes sendiri takut akan lahirnya Mesias yang kemudian bisa menandingi kekuasaannya. Begitu juga, Santo Tarsisius pelindung Misdinar dengan ketulusannya menjaga Sakramen
Mahakudus. Pastor Desi meminta kepada Misdinar yang hadir pada saat itu, kurang lebih sekitar 90 orang, untuk memberikan teladan. Panutan untuk teman-teman di sekolah, keluarga tidaklah mudah, itu semua membutuhkan pengorbanan. CINTA DALAM KEBERAGAMAN Ketika Misa selesai kurang lebih pukul 10:00 WIB, para Misdinar langsung menuju Gedung Leo Dehon Lantai 4. Disana mereka disuguhkan dengan suasana pencahayaan yang redup dengan kerlap-kerlip lampu Natal menghias di sudut-sudut ruang Aula. Kemudian, satu persatu Misdinar bercakap-cakap dengan sahabatsahabat mereka separoki. Devina (Paroki Tebet) keluar menyanyikan lagu medley Natal, Silent Night. Sontak Misdinar yang berkumpul bertepuk tangan dan berangsurangsur lampu dinyalakan. Musikpun menjadi meriah saat diiringi gitar pada lagu Santa Claus is Coming to Town sebelum dilanjutkan dengan Jingle Bells sebagai lagu terakhir. Sebagai ice breaking, mereka membagi-bagi kelompok sehingga Misdinar antar Paroki bisa saling bercengkrama dan mengenla satu sama lain. Ternyata ini cukup berhasil dan mengundang tawa antar Misdinar. Selain Devina, sebagai pemandu acara ia dibantu oleh Ricky (Paroki Pasar Minggu) dan Bening (Paroki Tebet). Ricky menjelaskan bahwa acara ini sejalan dengan misi Keuskupan Agung Jakarta, agar hidup dalam keberagaman melalui cinta.PUT MP Februari 2017
7
PELANTIKAN PENGURUS PPA BARU S abtu sore, 17 Desember 2016 dalam misa pukul 17:30 WIB, telah dilangsungkan pelantikan Pengurus Putra dan Putri Altar (Misdinar) Paroki St. Stefanus Cilandak, Jakarta periode 2017-2019. Misa berlangsung dengan khidmat dan diikuti oleh umat seluruh angkatan Misdinar baik angkatan lama, pengurus lama, angkatan baru dan pengurus baru. Acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Gedung Leo Dehon lantai dua. Acara berlangsung dengan Romo Lilo sebagai moderator dan diisi dengan perkenalan antara Pengurus PPA lama dan baru. Acara ramah tamah berlangsung
8 MP Februari 2017
dengan sangat meriah. Baik pembina lama dan baru turut hadir dalam acara pelantikan tersebut. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan serah terima dokumen yang dari pengurus lama kepada pengurus baru. Perkenalan anggota baru pun dilakukan agar terjalin komunikasi dan hubungan yang baik satu dengan yang lain. Selain itu untuk menumbuhkan hubungan persaudaraan yang erat sebagai satu kesatuan sebagai pelayan Tuhan dalam gereja. Pengenalan mengenai skema Organisasi PPA periode 2017-2019 pun dilakukan, dimana PPA berada dibawah Sie. Liturgi yang diketuai
Struktur Organisasi PPA Periode 2017-2019
Ketua Umum : Benedicta Angelica Z. Wakil Ketum : Genoveva Elsa Sekretaris 1 : Yolenta Joan Lawry Sekretaris 2 : Inocencia Vivinca Bendahara 1 : Maria Immaculata Bendahara 2 : Gabriela Elfrida Fharine Anton B. Suritno yang bertanggung jawab dalam pengaturan jadwal Misdinar dalam pelayanan misa di gereja. Selain itu di bagian Sie. Kepemudaan diketuai oleh Raymundus Adiya atau biasa disapa Adiya yang juga akan membantu PPA dalam pengembangan dan pembinaan anggota PPA. Ketua umum bertanggung jawab untuk beberapa seksi yaitu Sie. Pengembangan dan Pembinaan, Sie. Humas, Sie Liturgi (dalam kepengurusan PPA sendiri) dan sebagai pelatih anggota. Sie. Pengembangan dan Pembinaan sendiri terdiri dari Agnes Metta Dewi K., Martina Dos Santos De
Aroju, Olita Aldwini Angel Natalia dan Gabriel Kevin Aditya Leman. Sedangkan di bagian Humas terdiri dari Anastasia Dini, Cecilia Febe Biwalaga, Cicilia Rosalinda Ndoi dan Eucharis Christian. W. Untuk Sie. Liturgi dan Pelatih terdiri dari Leonardus Dianto, Yosefa Novianti Palan, Kornelius Paska, Fredy Christopher, Stanley Naeresto dan Yakobus Damar Wicaksono. Selamat atas terpilihnya pengurus baru dan Ketua Umum PPA St. Stefanus Cilandak, Jakarta periode 2017-2019. Semoga semakin baik dalam tugas-tugas pelayanan gereja dan semakin bersemangat bekerja di ladang Tuhan. MRY
MP Februari 2017
9
SEPUTAR PAROKI Misa Syukur Komunitas PDKK Malam
Memaknai Waktu Yang Terus Berdetak Kita berjalan menempuh kehidupan dalam ruang dan waktu. Kadangkala, tidak terlalu mudah untuk melewati waktu atau memaknai waktu yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Waktu terasa panjang bagi mereka yang gelisah. Sebaliknya, waktu terasa pendek bagi mereka yang bahagia. Namun, waktu adalah keabadian bagi mereka yang bersyukur. Kata-kata yang menarik bahwa ketika mampu bersyukur dalam kehidupan ini, maka waktu itu menjadi begitu bermakna.
B
egitulah kata pengantar yang disampaikan oleh Pastor Laurentius Tueng, OFM dalam perayaan Misa awal tahun di komunitas PDKK St. Stefanus Malam, Rabu, 11 Januari 2017 yang dihadiri sekitar 90 orang. Perayaan Misa ini diadakan untuk mengucapkan syukur atas penyertaan Tuhan yang boleh dirasakan oleh komunitas hingga sekarang, memasuki tahun 2017 ini. Pastor Tueng memberikan sebuah ilustrasi bahwa saat kita memasuki tahun baru, kita diajak untuk merefleksikan alangkah indahnya kalau kita masing-masing menyadari bahwa perjalanan kehidupan di dunia ini sangatlah singkat, sehingga kita tidak akan membuang waktu dan tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari kesalahan orang untuk membuat perjalanan hidup kita menjadi suram dengan pelbagai macam perdebatan dengan sengit dan tajam. Oleh karena itu, kita diajak untuk memberikan sebuah kebahagiaan dalam perjalanan kehidupan kita sebab “life is too short and it is up to you to make it
10 MP Februari 2017
1 2 1. Paduan Suara PDKK Malam 2. Pastor Laurentius Tueng, OFM sedang memberikan homili 3. Suasana Misa awal tahun oleh komunitas PDKK di gedung Leo Dehon
3
sweet” (Hidup itu terlalu singkat dan oleh karenanya, terserah kita bagaimana membuatnya menjadi manis dan berharga). Pertanyaan berikutnya, bagaimana supaya hidup kita yang pendek ini, bisa dibuat menarik? Pertama, bagaimana kita menjadikan waktu sebagai suatu kesempatan untuk bertindak penuh kasih, melakukan yang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain. Waktu itu seperti air sungai yang mengalir dimana kita tidak bisa melihat permukaannya yang sama untuk kedua kalinya. Demikian juga waktu yang sudah berlalu, ia tidak bisa kembali lagi. Saat memasuki tahun yang baru ini, kita semua diajak untuk menyadari bahwa
waktu sekarang adalah berharga. Kedua, memasuki tahun baru ini kita diajak untuk melihat ke depan supaya hidup kita menjadi baru dan berarti. Ketiga, kita semua menyadari bahwa berubah menjadi baik itu pasti ada kesulitan dan tantangan tapi janganlah membuat kita mundur, melainkan harus tetap maju. Keempat, bagaimana kita memberikan yang terbaik dalam pelayanan di dalam kehidupan kita bersama keluarga. Dengan demikian tahun yang baru ini sungguh menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk menjadi berkat bagi sesama. Setelah Perayaan Ekaristi, diadakan acara tukar kado yang dibungkus dengan kertas koran. Keseluruhan acara ditutup dengan menikmati anugerah dan kemurahan Tuhan dalam wujud makan malam bersama.DW MP Februari 2017
11
SEPUTAR PAROKI
1
Wilayah I
ma Peli ndu ng Pe s ta Natal dan Na Oggy Osman
YOHANES SALIB
P
erayaan Natal dan pesta nama pelindung tahun ini agak berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. Tahun ini, perayaan tersebut di selenggarakan di Lantai 4, Gedung Serba Guna Leo Dehon, Gereja St. Stefanus. Pada, 14 Januari 2017, pukul 10.20 wib acara di awali dengan Perayaan Misa Natal sekaligus pesta nama pelindung St. Yohanes Salib Wilayah I oleh Pastor Sigit Pawanta, SVD. Homili yang diberikan kepada umat yang hadir sangat menarik. Berbagai contoh kehidupan dan kebiasaan orang katolik pada umumnya menjadi isi dari homili tersebut. Seperti yang kita tahu, Pastor Sigit Pawanta SVD memang selalu membawakan homilinya
12 MP Februari 2017
dengan guyonan – guyonan khas yang sangat menyenangkan. Tak luput paduan suara Wilayah I pun ikut serta mengiringi perayaan misa ini. Meski tidak semua anggotanya hadir, tetapi mereka tetap terlihat begitu bersemangat. Acara demi acara berjalan dengan baik. Diawali dengan sambutan dari koordinator Wilayah I, Ignatius Haryudanto serta perkenalan pengurus baru di setiap lingkungan (St. Yohanes Pemandi, St. Yudas Tadeus, St. Hubertus dan St. Gregorius), dilanjutkan pula dengan perkenalan pendamping Wilayah I, Albertus Primusanto serta ketua panitia Natal Wilayah I, Oggy Osman yang nampaknya masih cukup muda.
2
Santapan yang dihidangkan juga terlihat begitu menggugah selera. Memang sengaja dipesan banyak, untuk memanjakan perut yang memang sudah waktunya diisi setelah sebelumnya diisi dengan santapan rohani. Sembari makan, semuanya dihibur oleh iringan organ tunggal dengan lagu-lagu yang gembira. Kemeriahan acara juga diisi dengan beberapa permainan, kuis dan doorprize. Rupanya Tuhan banyak memberikan berkat bagi warga di Wilayah I, sehingga acara pun berlangsung dengan sangat baik. Tukar kado dan berfoto ria
1. Pesta Natal Bersama & St. Pelindung Yohanes Salib Di Wilayah 1Warga berfoto bersama setelah melakukan Jalan Salib. 2. Foto Booth Lk. St. Hubertus, St. Gregorius, St. Yudas Tadeus, St. Yohanes Pemandi
didepan backdrop yang indah pun menjadi bagian penutup acara. Harapannya, semoga semua warga Wilayah I dapat berkumpul di tahun – tahun yang akan datang dengan acara yang berbeda. Semakin kompak sebagai warga satu wilayah juga semakin aktif dalam kegiatan – kegitatan gereja dan wilayah. Akhir kata kami ucapkan terima kasih untuk semua yang terlibat dalam acara ini, berkat Tuhan melimpah untuk kita semua.MP
MP Februari 2017
13
SEPUTAR PAROKI
1 2
3
Wilayah V IRENIUS
P
ada hari Jumat, 13 Januari 2017 Wilayah V mengadakan Misa Natal dan Tahun Baru bersama yang dipersembahkan oleh Pater Kees van Dijk, OFM di kediaman keluarga Bapak Josef Wiardi. Misa yang dimulai pada pukul 18.30 ini dihadiri oleh sekitar 80 orang dari 4 lingkungan yang ada di wilayah V dan 35 anak-anak dari Yayasan Bhakti Luhur. Misa ini diadakan untuk mengucap terima kasih atas berkat yang Tuhan berikan pada tahun yang lalu dan memasuki Tahun Baru 2017, umat Wilayah V mau memasukinya dengan ungkapan syukur akan rahmat Tuhan yang senantiasa melimpah. Dalam kotbahnya, Pater Kees menggaris bawahi bahwa sebenarnya setiap hari seharusnya adalah hari Natal. Selama di 14 MP Februari 2017
tahun 2016, pasti di dalam setiap keluarga, kadang-kadang lilin yang menyala itu rasanya padam, kadang-kadang kita bertanya mengapa saya mengalami ini atau itu, mungkin di dalam wilayah kita ada orang yang sakit, berjuang dengan kesehatannya, akhirnya rasanya kegelapan muncul dalam kehidupan kita. Sebenarnya Natal adalah kesempatan untuk damai, untuk terang, hidup mengenyahkan segala kegelapan. Mengapa kita takut? Mengapa kita bingung? Marilah kita serahkan kepada Tuhan dan yakin pasti Tuhan akan menerangi kita semua. Tuhan itu tidak jauh; Tuhan itu dekat; Tuhan itu ada di dalam hati kita. Kita harus yakin dan berpegang teguh pada terang itu, yaitu Yesus. Yesus lebih kuat daripada kegelapan.
5 4
6
Jadilah Terang Yang menarik dalam homilinya, pater Kees bertanya jawab secara interaktif dengan anak-anak dari Yayasan Bhakti Luhur. Kemudian pater Kees memanggil 2 anak dan mengambil lilin yang kecil. Lilin tersebut melambangkan Yesus. Yesus itu adalah terang. Kita semua diharapkan mau menjadi lilin yang kecil dalam situasi dimanapun kita berada supaya kita selalu dan senantiasa mau menyala dan memancarkan terang itu. Apakah kita mau menjadi lilin kecil dimana kita berada? Memang hidup tidak gampang, tapi marilah kita berpegang teguh kepada Yesus yang kita imani. Dia terang yang menyala dalam hati kita masing-masing. Jangan ragu-ragu apabila menghadapi kegelapan, kembali lagi kepada
1 Umat dan anak Bhakti Luhur & boneka di tangan, 2 Pater Kees memberikan perumpamaan dengan Lilin. 3 Pater Kees meminta Rian untuk menyanyi setelah ia memberikan homili. 4 Anggota koor Lux Mundi. 5 Anakanak bhakti Luhur. 6 Anak Bhakti Luhur bergembira ria. 7 Salah satu anak menyanyi
Yesus dengan rendah hati dan yakinlah hidup kita bisa indah. Kotbah ditutup dengan sebuah lagu yang dinyanyikan dengan merdu oleh Rian dari Bhakti Luhur yaitu “How great thou art.” Setelah misa, para umat dan anak-anak makan malam bersama. Dilanjutkan dengan pesta kebun dimana anak-anak dan umat Wilayah V berbaur untuk bermain, bernyanyi dan berdansa bersama. Sebelum pulang, anak-anak diberikan sebuah boneka satu per satu oleh umat dan mereka pulang dengan membawa oleh-oleh goody bag.DW MP Februari 2017
15
7
SEPUTAR PAROKI
3
1 2
Wilayah VI AGUSTINUS
B
L A T A N PERAYAAN
ulan Oktober 2016 yang lalu di kediaman rumah Edmundus Susilo Pancoko, diadakan rapat yang dihadiri oleh pengurus ketiga lingkungan yaitu Sta. Maria Magdalena, Thomas Aquino dan Aloysius. Dari hasil rapat tersebut diputuskan untuk mengadakan Natal keluarga besar Wilayah VI St. Agustinus. Melanjutkan hasil keputusan tersebut maka pada rapat persiapan berikutnya menunjuk Martha Wati Chandra (Ketua Lingkungan Sta. Maria Magdalena) sebagai ketua panitianya Panitia memulai proses kerjanya dari memperhitungkan jumlah undangan, konsumsi, acara, anggaran/dana, tempat acara, dekorasi, dan lain-lain. Semua
16 MP Februari 2017
Rudianto Sihotang, Panitia Sie Acara/MC
efektif dilakukan dalam waktu satu setengah bulan dikarenakan berdekatan dengan hari natal dan libur akhir tahun 2016, namun demikian semua panitia optimis dapat menyelenggarakan acara perayaan natal wilayah VI yang sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2017 dengan baik dan lancar. Beragam isi acara pada perayaan natal wilayah VI tersebut pun dilakukan seperti : lomba foto keluarga, lomba mewarnai, Christmas Carol dari koor wilayah VI, games dan yang cukup menarik adalah Christmas Carol dari Bina Iman Anak (BIA) lingkungan St. Aloysius, yang sekaligus bertugas koor pada saat Misa Kudus yang menjadi puncak acara perayaan
7
6 5 4
natal wilayah VI tersebut. Cuaca hujan pada hari pelaksanaan, tidak menyurutkan langkah warga wilayah VI untuk hadir di Gedung Leo Dehon lantai 3 (Ruang 306 – 308). Tepat pukul 09.15 WIB acara dimulai dengan doa pembukaan yang bawakan oleh Bapak Natalis Kusmargono (Penasihat Lingkungan St. Aloysius). Acara berikutnya, sambutan Ketua Panitia dan Ketua Wilayah VI Bapak Bernardus A.T Dwi Barto, setelah itu dilanjutkan Ice Breaking gerak dan lagu : Buat Melodi di Hati dan Jalan Serta Yesus. Penampilan selanjutnya, Bina Iman Anak (BIA) dari Lingkungan St. Aloysius dengan membawakan Monolog Christmas Carol dari BIA Lingkungan St. Aloysius dengan
1 Foto umat yanga hadir, beserta pengisi acar a dan paniti a, 2 Christm Carol Koor W as ilayah VI 3 Pe rayaan Ekaristi oleh Pasto Lilo 4 Permainan 5 Christmas Carol BIA St . Aloysius. 6 Icebreakin g 7 Sambuta n dari Ketua Wilayah
temanya : Kelahiran Membawa Sukacita dan Kasih. Kemudian games dari pantia yaitu Pepaya (Pesan Pakai Gaya) dan Satu Hati. Games ini dipandu oleh Anastasi Annie serta diikuti oleh seluruh warga wilayah VI yang hadir dengan antusias, setelah itu ada juga penampilan Christmas Carol dari koor Wilayah VI. Tepat pukul 11.00 WIB, sesuai dengan susunan acara yang telah dibuat oleh panitia, acara puncak dari seluruh rangkaian acara perayaan natal wilayah VI adalah Perayaan Ekaristi yang di pimpin oleh Rm. FX. Joko Susilo, SCJ. Sebagai penutup acara ramah tamah amah-tamah dan pengumuman pemenang lomba foto keluarga dan lomba mewarnai.MP MP Februari 2017
17
SEPUTAR PAROKI
BANGKIT KEMBALI OMK WILAYAH VII ST. ATHANASIUS
Wilayah VII
K
ATHANASIUS
1
18 MP Februari 2017
ehadiran Orang Muda Katolik (OMK) di setiap wilayah diharapkan mampu menjalankan pelayanan penuh kasih, sejalan dengan visi Seksi Kepemudaan Paroki St. Stefanus. Demi membangun kembali semangat kepemudaan, OMK di wilayah VII St. Athanasius menggelar acara sederhana di Balai RW 012, Kampung Pulo, Jakarta Selatan pada 1 Januari 2017. Acara bertema “Basa-Basi Akhir Tahun” dihadiri oleh sekitar 50an kaum muda di wilayah VII dan belasan tamu undangan yang terdiri dari para pengurus lingkungan, dan Pastor paroki. Para OMK dan tamu undangan memulai acara sekitar pukul 20.30 WIB, dengan melakukan ibadat yang dipimpin oleh Frans Leu. Dalam ibadat itu, Pastor FX. Joko Susilo, SCJ (Pastor Lilo)
3
5
4
2
1 Ketua OMK Wilayah VII (Inos) dan Ketua Panitia Acara (Bella). 2 OMK Wilayah VII sebelum ibadat dimulai yang dipimpin oleh Frans Leu. 3 OMK Wilayah VII yang ikut dalam acara Basa Basi Akhir Tahun. 4 OMK Wilayah VII bersama pengurus lingkungan dan tamu undangan 5 Pastor Lilo berkotbah
memberikan homili dengan penuh sukacita. Dia meminta pada kaum muda pada umumnya, untuk menciptakan hal positif dengan pandangan positif pula. Meski demikian, pikiran positif saja tak cukup, dengan dimulainya acara sederhana tersebut, OMK Wilayah VII diharapkan mampu menjalankan kegiatan pelayanan dengan penuh semangat dalam kasih Tuhan. Sederhana memang, namun semangat OMK di wilayah VII St. Athanasius membuat acara tersebut meriah boleh diacungi jempol. Usai ibadat, mereka menyiapkan santap malam bersama, acara hiburan, dan termasuk sambutan dari Bela sebagai ketua panitia Dia berharap, para orang muda dapat ikut serta atau berkontribusi dalam berbagai kegiatan di lingkungan atau Wilayah VII, St.
Athanasius. Tujuannya bukan hanya untuk memperkuat komunitas saja, melainkan untuk menciptakan atau menghadirkan generasi baru yang mampu melanjutkan program kerja roda organisasi. Hal itu ditekankan Pastor Lilo karena OMK menjadi salah satu wadah yang punya pengaruh penting pada masa depan dan perkembangan gereja, khususnya Paroki St. Stefanus. Diketahui usai acara tersebut, nantinya OMK di wilayah VII St. Athanasius akan menjalankan program kerja selanjutnya, yaitu menggelar seminar kesehatan. Bila nanti sejumlah program kerja berhasil dijalankan, OMK di wilayah VII St. Athanasius kelak dapat memiliki pengalaman aktual, sekaligus punya peran dalam pembangunan dan pengembangan kehidupan menggereja.ELS MP Februari 2017
19
SEPUTAR PAROKI
KUNJUNGAN KE PANTI Agus P. Raharjo
Wilayah IX BENEDICTUS
D
alam rangka Natal 2016 dan Tahun baru 2017 Wilayah IX St. Benedictus mengadakan kunjungan ke panti werdha. Kegiatan ini dulunya dilakukan oleh masing-masing lingkungan di dalam Wilayah IX. Anggota yang hadir pada saat acara ini adalah 60 orang. Kegiatan yang bertempat di Panti Werdha Bhina Bakti, Babakan Serpong diadakan pada hari Sabtu, 7 Januari 2017. Setiap warga yang ikut serta pada acara tersebut langsung berkumpul di panti tersebut pada pukul 10:00 WIB. Saat acara, Lenny Anwar bertindak sebagai MC mengajak peserta bernyanyi O Holy Night. Kemudian diperkenalkan 20 MP Februari 2017
koordinator wilayah Husada Budidharma, namanya mudah diingat seperti RS HUSADA. Begitu juga beberapa ketua-ketua lingkungan juga diperkenalkan satu persatu oleh Bpk. Husada yang kali ini juga ketua lingkungan St. Bonaventura. Diantaranya yang hadir saat itu Yohanes Hemming dari Keluarga Kudus dan Pintor Marpaung dari St. Bonifacius, nantinya mereka akan menjabat selama 3 tahun periode kepengurusan. Acara dilanjutkan dengan doa syukur oleh Bpk. Pintor dan renungan oleh Antonius Anwar. Bacaannya sendiri diambil oleh Matius 2 :1-12 tentang orang Majus dari Timur.
WERDHA BHINA BAKTI Orang Majus yaitu, Melkhior, Casphar dan Balthazar telah berjalan 4.000 Km dari Timur. Mereka melakukan ini sebagai bentuk bahwa Kristus menampakkan diri bukan hanya kepada bangsa Yahudi tetapi juga kepada umat di seluruh dunia. Untuk mudah mengingat tokoh ini, maka disingkat menjadi MCB, mengenal MCB sama juga seperti istilah Box Meteran Listrik. MCB datang mencari Tuhan karena iman dan penyembahan diri. MCB datang membawa emas, kemenyan dan mur sebagai simbol. Emas menyatakan Yesus sebagai Raja, kemenyan menyatakan pelayanan imamat yang diberikan-Nya, dan mur untuk
menyatakan kematian-Nya yang memberi keselamatan bagi kita. Ketika Bpk. Anwar menanyakan kabar ke oma-oma dan opa-opa disana, Opa Andreas menuding kalau oma-oma ini banyak RCN. “Apa itu RCN?” balas tanya Bpk Anwar. RCN itu adalah RewelCerewet-Nggeyel, jelas Opa Andreas, sontak Bpk Anwar tersenyum. Menanggapi itu Bpk. Anwar menerangkan “Setiap burung suaranya khas. Biarlah semua berkicau. Kita bersukur masih ada kicau RCN yang indah dari burung perak. Sebelum menjadi burung emas yang tidak bisa kita nikmati karena sudah masuk dalam kemuliaan abadi”.
MP Februari 2017
21
Akhir renungan, Bpk Anwar memberikan pertanyaan. Siapa yang pertama-tama diberitahu, bahwa Yesus telah lahir didunia? Saking semangatnya seorang Oma menjawab, “Maria Magdalena!” Peristiwa yang mengharukan saat itu adalah saat oma oma dan opa opa ini bernyanyi. Kemudian kembali menjadi riang ketika umat turut bernyanyi dan puncaknya berjoget bersama
PEMBENTUKAN ORANG MUDA KATOLIK WILAYAH IX Mengawali awal tahun 2017, Orang Muda Katolik (OMK) Wilayah IX mengadakan pertemuan OMK se-Wilayah IX pada tgl 14 Januari 2017, di rumah ketua lingkungan Keluarga Kudus, Yohanes Hemming di Jl. Pertanian III, Lebak Bulus. Pertemuan perdana ini dihadiri oleh 14 orang OMK dari usia 12 – 25 tahun, didampingi oleh Ketua Wilayah IX, Husada Budidharma, orang tua serta para senior OMK yang peduli dengan generasi muda Katolik. Sambil BBQ, bermain basket dan menggelar games sederhana, OMK mengadakan pemilihan pengurus OMK Wilayah IX dan berdiskusi untuk rencana aktifitas selanjutnya. Aktifitas yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini adalah perayaan Valentine dengan mengundang Romo sebagai pemberi support agar kegiatan OMK di Wilayah IX dapat diaktifkan kembali.YL 22 MP Februari 2017
dalam iringan organ. Selanjutnya Pemain Keyboard, Elias bernyanyi “It’s now or never”. Kepada oma-opa diberikan sekadar hadiah dalam buddy bag, dan amplop berisi uang. Wajah ceria terlihat saat mereka menerima. Sebagai penghormatan dan hadiah terakhir Wilayah IX mempersembahkan lagu “O Holy Night” kembali.MP
MP Februari 2017
23
SEPUTAR PAROKI LINGKUNGAN SANTA
FELICITAS
Wilayah XI
GABRIEL MALAIKAT AGUNG
24 MP Februari 2017
ah lewat. Tidak terasa tahun 2016 sud nyambut me as icit Fel n Lingkunga dengan 7 201 u Bar un Tah Natal dan Antonius misa yang dipimpin Pastor sekitar ri Sumardi, SCJ. Acara dihadi 2017 di i uar Jan 70 umat pada Sabtu, 7 ndoko. Ha ga uar rumah kediaman kel gan kun ling at um a, Setelah mis si era gen 3 iri had di g yan Felicitas s Kla ini , “mengundang” Sinter . uh” “ja i yg datang dar gan den i ntr Anak-anak pun menga tnya dan antusias. Menunggu saa nis ma ta. San h ole o kad eri tiba untuk dib a par dan sia lan , sia lan Tidak lupa juga pra gat yang san senior di berikan informasi anto ,(putra Irw ni De Dr. h ole berguna Jeni Irwanto sulung dari kel. Andy dan di Felicitas) salah satu ketua kelompok ber tempat dan k yang sekarang prakte ni adalah De Dr. lia. tra tinggal di Sydney Aus orang alis esi (sp ik iatr dokter spesialis ger alzheimer dll). tua : kepikunan, dimentia, senantiasa Dr Deni menasehati untuk idealnya dan menjaga tekanan darah i pagi kak n jala l berolah raga minima - 11. 9 jam ra nta dia 30 menit tiap hari min vita ber sum i pag Sinar matahari tis, gra g yan ah All ian ber D, pem uh. tub i juga sangat berguna bag bat lam ter Jangan lupa juga sebelum alu sel uk unt para lansia dan senior u ata a bac ing ser olah raga otak dengan . oku sud u ata ng sila i mengisi teka tek
Kalau aku hanya mengurus urusanku, dan kamu mengurus urusanmu, Kita berdiri dalam bahaya kehilangan diri sendiri Dan kehilangan diri kita. Aku bukan lahir untuk memenuhi harapanmu; Tetapi aku ada untuk menguatkanmu Sebagai pribadi yang unik. Dan menjadi kuat karena kamu. Kita hanya akan menjadi penuh dalam relasi dengan yang lain Terlepas darimu Aku berkeping Kutemukan kamu bukan kebetulan; Kutemukan karena kumencari Meraihmu di luar diriku. Aku tidak menanti apa yang menimpaku Kubuat semua jadi datang. Kuawali dari diriku sendiri; Tetapi diriku bukan tujuan akhir; Kita bersama itulah kucari. Aku bukan lahir untuk memenuhi harapanmu; Tetapi aku ada untuk menguatkanmu Sebagai pribadi yang unik. Refleksi dari Puisi Cinta Walter Tubbs bisa dilihat dalam Artikel Psikologi Hal. 60 MP Februari 2017
25
Wilayah II YUSTINUS
LINGKUNGAN SANTA
THERESIA
26 MP Februari 2017
Tanggal 21 Desember 2016, pukul 19:00 WIB, mengadakan pertemuan Masa Advent ke 3 dan 4 di rumah Bpk. Iwan Odananto. Tema nya adalah Sekolahku Kehidupanku.
Kegiatan Ibadat Sabda Bulan keluarga Desember Tahun 2016 yang lalu, di Lingkungan St. Paulus. Advent 1 dihadiri 32 peserta, kedua dengan 29 peserta, ketiga 21 peserta, Dan terakhir 26 peserta.
LINGKUNGAN SANTO
PAULUS
WilayahVIII HIERONIMUS
MP Februari 2017
27
ORBITAN UTAMA
VALENTINE’S DAY yang
INDONESIA “BANGET” Alexander Aur
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Banten
APA
rasanya menjadi orang Katolik Indonesia hari ini? Bagaimana caranya menjadi orang Katolik Indonesia hari ini? Pentingkah menjadi orang Katolik Indonesia saat ini?
28 MP Februari 2017
P
entingkah menjadi orang Katolik Indonesia saat ini? Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan itu secara mendalam, terlebih dahulu mari kita simak situasi masyarakat terkini Indonesia, khususnya di wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Mari kita terlebih dahulu menyimak situasi masyarakat terkini di wilayah-wilayah yang termasuk dalam teritori Keuskupan Agung Jakarta. Beberapa bulan terakhir ini, Jakarta diwarnai dan dipadati dengan berbagai sentimen dan isu sektarian, seperti agama, suku, dan ras. Sentimen dan isu itu semakin memanas dengan berbagai demonstrasi besar-besar berlabel isu penistaan agama. Seiring dengan itu, sentimen dan isu itu semakin melebar ke segala lini kehidupan. Politik, ekonomi, bahkan relasi antar-pribadi pun terjangkit oleh sentimen dan isu tersebut. Sentimen dan isu itu tidak saja terjadi di Jakarta. Masyarakat di wilayahwilayah yang menjadi penyangga Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok pun semakin panas dengan sentimen dan isu tersebut. Kampanye dan provokasi bernuansa sektarian secara verbal dan melalui media sosial yang ditempuh oleh pihak-pihak tertentu, tampaknya berhasil menggiring dan memaksa sebagian besar anggota masyarakat masuk ke suatu keadaan sosial yang gamang dan membingungkan. Dalam keadaan yang demikian, rasa takut, curiga,
dan gelisah pun berkelindan dalam benak sebagian anggota masyarakat. Pikiran dan batin anggota masyarakat disesaki oleh berbagai informasi yang simpang siur dan tak tentu arah. Ikatan sosial antar-anggota masyarakat lintas agama, suku, dan ras yang selama ini baik-baik saja, perlahan-lahan mengalami kerenggangan. Bahkan relasi antarpribadi yang selama ini akrab pun harus berhadapan dengan arus kuat sentimen dan isu sektarian. Sentimen dan isu itu merusak ikatan-ikatan persaudaraan dan persahabatan antar-anggota masyarakat dan antar-pribadi. Ada sebagian orang yang yang memutuskan relasi pertemanan (unfriend) di media sosial hanya karena sentimen dan isu sektarian. PLURALITAS YANG PARADOKS Sentimen dan isu sektarian tersebut berhimpitan erat dengan realitas sosiologis Indonesia, yakni pluralitas baik agama, suku, budaya, dan ras. Indonesia disebut Indonesia karena pluralitasnya. Pluralitas tersebut menyangkut aspek-aspek fundamental hidup manusia. Tetapi pluralitas itu berwajah ganda dan bersifat paradoks. Di satu sisi, pluralitas membuat Indonesia berwarna-warni dan menjadi mosaik sosial yang indah. Di sisi lain, pluralitas itu juga berpotensi menjadi konflik. Konflik terjadi karena sentimen dan isu sektarian dipompa secara terus-menerus dan vulgar ke ruang publik dengan dan melalui berbagai cara oleh pihak-
MP Februari 2017
29
pihak tertentu. Indonesia adalah bhineka tunggal ika. Tetapi kesatuan (keikaan) bukan berarti menjadikan Indonesia satu warna. Kebhinekaan bukan berarti menafikkan atau mengabaikan pontensi-pontensi konflik dan penyeragaman. Kebhinekaan dalam kesatuan berarti menghayati pluralitas yang paradoks tersebut. Sambil merawat kebhinekaan dalam kesatuan, setiap orang Indonesia juga harus mencegah potensi-potensi konflik. Itulah yang disebut menghayati pluralitas yang paradoks. Semua orang Indonesia menghadapi dan berada dalam pluralitas yang demikian. Tetapi tidak semua orang Indonesia menghayati dan menghayati keindonesiaan yang demikian. Bahkan sebagian orang Indonesia dengan watak keras kepalanya menolak dan mencemooh pluralitas. Padahal, justru dalam keindonesiaan yang paradoks itulah, setiap orang Indonesia mempunyai kesempatan untuk menunjukkan dirinya sebagai orang yang mampu memikul tanggung jawab etis untuk merawat kebhinekaan dalam kesatuan. Kewarasan berpikir dan kematangan psikologis manusia diukur dari kemampuannya mengemban dan mewujudkan tangung jawab etis tersebut dalam kehidupan sehari-hari bersama orang Indonesia yang lain. Bahkan tanggung jawab etis terhadap pluralitas harus bergerak ke hal yang lebih mendalam lagi, yakni membangun cara berpikir 30 MP Februari 2017
dan cara bertindak yang berdimensi multikulturalisme. Dalam suatu pluralisme (kebhinekaan), setiap orang Indonesia mempunyai tanggung jawab etis untuk merawat keberagaman. Dalam multikulturalisme setiap orang Indonesia wajib mengakui dan menghormati, serta memberi ruang yang luas bagi setiap komunitas agama, suku, dan budaya untuk mengekspresikan jati diri dan sikap keagamaan dan budaya mereka masing-masing (Bdk., Bhiku Parekh, 2008, 320-345).
Sambil merawat kebhinekaan dalam kesatuan, setiap orang Indonesia juga harus mencegah potensipotensi konflik. Itulah yang disebut menghayati pluralitas yang paradoks. Terhadap kedua hal (kebhinekaan dan kemultikulturalan), negara Indonesia telah memberi jaminan dan perlindungan secara hukum yang bersifat tetap dan final. Dengan jaminan dan perlindungan yang demikian, setiap orang Indonesia menghayati Indonesia yang bhineka dalam kesatuan. Setiap orang Indonesia yang merupakan bagian integral dari suatu komunitas agama, budaya, suku tertentu pun mempunyai hak untuk mengekspresikan dirinya, tidak terkecuali orang Katolik Indonesia.
ORANG KATOLIK SEKALIGUS ORANG INDONESIA Orang Katolik Jakarta adalah orang Katolik Indonesia. Sentimen dan isu sektarian juga merupakan tanggung jawab orang Katolik Indonesia. Orang Katolik Indonesia juga menjadi unsur konstitutif Indonesia yang bhineka tunggal ika. Orang Katolik Indonesia juga menghayati pluralias yang paradoks tersebut. Dengan kata lain, orang Katolik Indonesia tidak bisa mengelakkan dirinya dari keadaan Indonesia hari ini dan hari depan, khususnya umat Keuskupan Agung Jakarta. “Seratus persen Katolik, Seratus Persen Indonesia,” demikian kata-kata bertuah dari pahlawan nasional Mgr. Soegijapranata (G. Budi Subanar, SJ, 2012,73) menjadi daya dorong orang Katolik Indonesia untuk terlibat aktif dalam mengatasi berbagai sentimen dan isu sektarian dan merawat kebhinekaan dalam kesatuan Indonesia. Sentimen dan isu sektarian yang mewarnai keadaan sosial Jakarta dan di wilayah-wilayah sekitar Jakarta hari-hari terakhir ini dan hari-hari ke depan, merupakan ruang sosial bagi umat KAJ untuk terlibat di dalamnya dan menatanya. Ke dalam pluralitas yang paradoks itulah umat Katolik Indonesia dan KAJ dipanggil dan diutus untuk melakukan sesuatu yang baik dan benar. Apa semangat dasar dan wawasan dunia (global view) keterlibatan orang Katolik Indonesia dalam situasi sosial dan keindonesiaan yang demikian?
Semangat dasar dan wawasan dunianya adalah cinta kasih dan keadilan. Selain itu, tujuan akhir dan utama dari keterlibatan orang Katolik Indonesia adalah kebaikan bersama. Memandang Indonesia dan keindonesiaan dengan semangat dasar yang demikian menunjukkan bahwa hal fundamental yang dihadapi oleh orang Katolik Indonesia adalah statusnya sebagai warga negara dan sebagai warga Gereja Katolik. Dengan kata lain, orang Katolik Indonesia adalah warga negara Indonesia dan warga Gereja Katolik. Wawasan dunia Katolik menekankan bahwa negara merupakan sebuah komunitas politik yang berdaulat, yang memiliki teritori, memiliki asal-usul, tujuan, dan fungsi tertentu. Asal-usul negara terkait erat dengan kodrat manusia. Negara merupakan suatu keniscayaan yang diletakkan dalam kodrat manusia dalam hal kekuasaan untuk memberi arah dan tujuan tertentu. Itu berarti, “kekuasaan untuk menata, mengatur, dan mengarahkan pada tujuan tertentu” merupakan hal fundamental yang secara kodrati melekat pada manusia. Dengan itu, hidup yang beradab dan diri yang beradab menjadi mungkin dan dapat diwujudkan oleh manusia. Dengan itu pula, kita dapat mengerti keberadaan masyarakat (aspek sosiologis manusia) dan keberadaan negara (aspek politis manusia). Kata “masyarakat” dan “negara” mengindikasikan dan menyatakan MP Februari 2017
31
adanya kekuasaan untuk menata, mengatur, dan mengarahkan pada tujuan tertentu. Oleh karenanya, diperlukan otoritas tertentu untuk menjalankan kekuasaan yang demikian (Karl-Heinz Peschke SVD, IV, 2003, 65).
“
Cinta berarti menghendaki hal yang baik untuk orang lain. Thomas Aquinas
Mengingat asal-usul negara berakar pada kodrat manusia, pengabdian pada negara sesungguhnya merupakan pengabdian pada manusia secara politis sekaligus sosiologis. Mengabdi manusia sebagai panggilan sebagai warga negara. Sudah barang tentu, pengabdian pada negara harus tetap mengacu pada tujuan dan fungsi negara. Tujuan negara adalah mewujudkan dan memajukan kesejahteraan umum dan menyeluruh. Cakupannya meliputi penegakkan keadilan dan ketertiban, pengamanan gejolak dalam negeri, peningkatan kesejahteraan umum untuk semua orang, dan menjamin kebebasan bagi semua orang. Tujuan itu bertautan erat dengan fungsi negara, yakni penataan, penegakkan, dan perlindungan secara hukum. Selain itu fungsi lain dari negara adalah menyejahterakan warga negara dalam semua bidang
32 MP Februari 2017
kehidupan (Karl-Heinz Peschke SVD, IV, 2003, 67). Asal-usul, tujuan, dan fungsi negara yang demikian menjamin terwujudanya keadilan dan kebaikan bersama. Untuk itulah orang Katolik Indonesia ada. VALENTINE’S DAY YANG INDONESIA BANGET Dalam konteks Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day), sekurangkurangnya, orang Katolik Indonesia dan KAJ memaknai Valentine’s Day seperti ini: Merayakan cinta kasih kepada Indonesia dalam semangat keadilan dan demi kebaikan bersama. Inilah yang dinyatakan sebagai merayakan kasih sayang yang Indonesia banget. Merayakan Valentine’s Day dengan cara demikian, sudah tentu berlandas pada keberadaan orang Katolik Indonesia sebagai warga
MARI LEBIH PEDULI !!
SEMANGAT
PANCASILA
100%
Gereja Katolik sekaligus sebagai Warga Negara Indonesia. Orang Katolik adalah warga Kerajaan Allah sekaligus warga dunia ini. Keselamatan Allah dimulai dari sekarang dan di dunia ini (hic et nunc) dan kelak terpenuhi secara paripurna pada kehidupan sesudah kematian. Merayakan kasih sayang Indonesia banget merupakan perwujudan dari perintah Yesus untuk mencintai dan mengasihi sesama. Sekurang-kurangnya, ucapan Santo Thomas Aquinas ini membantu kita, “Cinta berarti menghendaki hal yang baik untuk orang lain.” Ucapan Thomas Aquinas tersebut mendorong kita untuk menajamkan pemahaman orang Katolik Indonesia tentang ciri-ciri dasar mencintai sesama warga negara Indonesia berikut ini (bdk. Karl-Heinz Psechke, SVD, III, 2003, 13-15). Pertama, cinta sesama berasal dari lubuk batin. Orang yang merayakan kasih sayang harus menerima secara tulus nilai dan karunia yang baik pada orang lain (sesama warga Indonesia) tanpa rasa cemburu dan pembatasan. Motivasi dasar yang tulus dan tanpa pamrih menjadi patokan awal untuk mencintai sesama. Tanpa motivasi yang demikian, tuntutan kristiani untuk mencintai sesama hanya akan menimbulkan tekanan batin dan akan menimbulkan konflik batin. Kedua, cinta harus aktif melalui kepedulian yang berbuah baik bagi orang lain. Merayakan kasih sayang berarti aktif dalam kehidupan
bermasyarakat sebagai warga negara Indonesia demi kebaikan sesama warga negara. Orang Katolik Indonesia dipanggil untuk berinisiatif, partisipatif, dan aktif dalam mengupayakan kebaikan bersama. Sikap indifferent (cuek, masa bodoh, emang gue pikiran) tidak termasuk dalam sikap hidup orang Katolik Indonesia. Ketiga, cinta mensyaratkan sikap rendah hati dan perhatian penuh hormat kepada setiap sesama sebagai pribadi. Setiap warga negara Indonesia, baik sebagai pribadi maupun warga kelompok tertentu, adalah pribadi-pribadi yang unik dan khas. Sikap rendah hati dan penuh hormat yang dikenakan oleh orang Katolik Indonesia dan KAJ dalam mewujudkan kasih sayang, memungkinkan setiap warga negara menyadari martabat dirinya sebagai manusia. Merayakan kasih sayang berarti memanusiakan manusia. Dalam perwujudannya, ciri-ciri tersebut mengindikasikan nilainilai Pancasila: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta KerakyatanPermusyawaratan yang Penuh Hikmat dan Kebijaksanaan. Dalam keadaan dan praktik nilai-nilai Pancasila itulah nilai ketuhanan yang mahaesa pun mendapat gaungnya. Konkritnya: mengibarkan bendera merah putih, menyanyikan lagu-lagu nasional, mendoakan Indonesia, memerangi korupsi, dan mengadakan bakti sosial. Itulah perayaan Valentine’s Day yang Indonesia banget. MP
MP Februari 2017
33
SKALA IMAN
Bagian kedua Ignatius L. Soenarto Pancaputra (Koordinator Wilayah XI - Gabriel Malaikat Agung)
A I R SUC I , TA N DA K E SE L A M ATA N Selama dua hari kami melayani kurang lebih 200 peziarah dari Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, Amerika, Pakistan, India, dan bertemu satu peziarah dari Indonesia. Mereka begitu merindukan kesejukkan air Lourdes, air yang dipercaya mengalirkan rahmat penyembuhan dari berbagai penyakit fisik maupun batin. Saya ditugaskan menjaga lokasi mata air di bawah cekungan Gua Massabielle. Mata air ini sudah di tutup dengan kaca pelindung. Para peziarah berbaris di samping dinding gua Massabielle untuk melihat lebih dekat dan merenungkan peristiwa saat Bernadette minum dan membasuh badannya dari mata air ini. Permukaan dinding gua Massabielle ini menjadi mengkilat, kehilangan kekasarannya 34 MP Februari 2017
karena setiap hari para peziarah menyentuhnya dengan telapak tangan mereka. Melalui mata air ini, air dialirkan ke setiap saluran pancuran di sisi gua dan sisi Sungai Gave. Para peziarah bisa membasuh kaki, tangan, muka, dan mengambil air suci ini untuk dibawa pulang dan diberikan kepada yang membutuhkan tanda keselamatan dari air Lourdes. SE NA N DU NG AV E M A R I A Senandung Ave Maria terus bergema di setiap sudut Sanctuary Lourdes ini. “Ave..ave..ave Maria…” sesekali disisipkan himne tahun Kerahiman Allah, “Misericordes sikut Pater… Misericordes sikut Pater… mencintai seperti Bapa.. sampai menjelang petang…”. Keheningan menyelimuti keagungan gereja yang berdiri di atas Gua Massabielle. Ada 3 gereja dalam posisi bertumpuk, di paling bawah adalah
Basilique Notre-Dame du Rosarie, Crypte, dan Basilique de l’Immaculee Conception. Gereja ini dibangun pada tahun 1883 dan selesai pada tahun 1889, dengan gaya arsitektur Bisantium yang dirancang oleh arsitek Perancis, Leopold Hardy. Hari beranjak malam, team kami mulai membuat barikade dengan mengosongkan pelataran di depan Basilique du Rosarie untuk mempersiapkan ibadat prosesi lilin. Tidak lama kemudian, keretakereta dorong dan kursi roda yang membawa para lansia dan orang sakit beriringan memasuki pelataran. Tidak kurang dari 500 lansia dan penderita sakit berjajar rapi di baris depan dengan memegang lilin. Di barisan belakang, mulai masuk ribuan peziarah lainnya dan lilin-lilin dinyalakan. Prosesi ini mengingatkan kita pada pesan yang disampaikan Bunda Maria kepada Bernadette pada penampakannya yang ke 13-15. “Pergilah, katakanlah
kepada imam-imam supaya datang berarakan kemari dan mendirikan sebuah kapel disini.” Tetapi romo paroki Lourdes belum mempercayai hal ini sampai penampakan ke-16. Wanita itu menyatakan dirinya, “ Que soy era Immaculada Concepciou, Akulah yang terkandung tanpa noda…”. Perarakan Patung Bunda Maria menuju ke depan Altar diiringi senandung Ave Maria. Saya merasakan hadirnya Bunda Maria dalam suasana yang penuh kegembiraan dan penuh pengharapan. Setelah menerima berkat dan pengutusan dari romo yang memimpin ibadat malam itu, seluruh peziarah bergerak kembali ke penginapannya masing-masing dengan sukacita. “Ave… ave… ave Maria…” terus bergema dihati para peziarah. Saya pun ikut terhanyut dalam kidung Ave Maria … Sampai jumpa Lourdes…sampai jumpa Bunda Maria…MP MP Februari 2017
35
PESONA SABDA
Pastor Louis Antonny Wijaya, SCJ
36 MP Februari 2017
Kekayaan (wealth) dimengerti sebagai kepemilikan barangbarang tertentu atau uang. Kepemilikan kekayaan di dalam masyarakat tidaklah pernah rata. Ada sekelompok orang yang memiliki banyak kekayaan, ada yang cukup, ada yang sedikit bahkan ada yang tidak memiliki kekayaan sama sekali. Inilah yang disebut sebagai stratifikasi sosial. Mereka yang berada pada puncak stratifikasi menikmati kemudahan oleh karena kekayaannya. Sementara mereka yang berada pada posisi bawah stratifikasi harus berjuang keras untuk mendapatkan akses pada kekayaan. Perbedaan tajam antar kelompok dalam stratifikasi sosial dikenal dengan istilah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial bukan hanya berarti perbedaan kepemilikan kekayaan yang tajam/ kontras antar kelompok sosial, tetapi juga ketimpangan dalam hal akses kepada kekayaan. Ada kelompok yang begitu mudah mendapatkan akses kepada kekayaan, sementara ada kelompok lain yang harus berjuang keras untuk mendapatkan akses tersebut. Pesona Sabda kali ini mau mengupas soal kesenjangan sosial dan keadilan sosial. Surat Yakobus 5:1-6 akan menjadi dasar refleksi bagi kita semua untuk mengerti fenomena sosial yang sedang terjadi ini. REFLEKSI MELALUI YAKOBUS Secara mendasar apa yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup? Manusia membutuhkan makanan dan minuman, manusia membutuhkan tempat tinggal, dan manusia membutuhkan pengobatan/ perawatan saat sakit. Ketiga hal
tadi bukanlah sesuatu yang bisa ditawar melainkan mutlak. Manusia adalah makhluk hidup yang siklus biologisnya tidak terlepas dari makanan, minuman, tidur, dan sakit. Saya yakin sebagian besar manusia akan berada dalam siklus biologis seperti ini. Pertanyaannya, jika ada sekelompok manusia yang tidak bisa mendapatkan akses makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan, siapa yang bertanggung jawab? Spontan jika kita membaca Yakobus 5:1-6, seakan menghakimi orangorang kaya atau yang merasa kaya. Mungkin sebagian orang telinganya akan merah karena mendengar ayatayat yang begitu pedas ini. Mari kita kupas Surat Yakobus 5:1-6 ini dengan lebih mendalam. Isi dari perikop ini sama sekali tidak berbicara tentang penghakiman terhadap orang –orang kaya secara umum. Perikop ini berbicara secara langsung tentang ketidakadilan yang terjadi di dalam dunia kerja. Yakobus mengkritik orang-orang kaya bukan karena mereka memiliki MP Februari 2017
37
PESONA SABDA Indonesia. Tema keadilan ini juga
harta yang banyak. Bukan sama sekali!! Yakobus mengkritik keras orang-orang kaya yang menahan upah para buruh. Kontekstualisasi perikop ini bisa dipahami sebagai berikut. Dalam dunia kerja manapun, relasi antara majikan dan buruh adalah relasi kekuasaan (power). Majikan sebagai “sang” pemberi kerja pasti mempunyai kekuasaan (power) yang lebih besar dari “sang” buruh. Sederhananya, sang buruh menggantungkan hidupnya dan mungkin hidup keluarganya pada pekerjaan yang diberikan oleh “sang” majikan. Juga, dalam dunia kerja, tidak pernah buruh dan majikan mendapatkan gaji yang sama. “Sang” majikan pastilah mendapatkan penghasilan yang lebih besar, sementara “sang” buruh mendapatkan penghasilan yang diukur berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukannya. Job description majikan dan buruh juga sangat berbeda. “Sang” buruh umumnya mengerjakan pekerjaan kasar untuk “si” majikan. Alasannya sederhana, “sang” majikan tidak mau mengerjakan pekerjaan kasar. Dalam konteks seperti itulah kita bisa mengerti kritik pedas Yakobus terhadap orang-orang kaya. Ketidakadilan dan kemiskinan adalah seperti dua sisi koin, rupa/ gambarnya berbeda tapi tetaplah satu bentuk. Ketidakadilan bisa melahirkan kemiskinan, dan sebaliknya kemiskinan juga bisa mengarah pada ketidakadilan. Bangsa Indonesia, dengan Pancasilanya, khususnya Sila Kelima bercita-cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat 38 MP Februari 2017
didengungkan dan diajarkan Gereja Katolik melalui Ajaran Sosial Gerejanya. Realitanya, kehidupan masyarakat sekarang ini masih jauh dari keadilan sosial. Mungkinkah keadilan sosial bisa terwujud? MENGENAL KAUM “VULNERABLE” Dalam Injil Sinoptik, Yesus adalah tokoh revolusioner yang menentang ketidakadilan. Dia membela hak kaum yatim piatu, para janda, orang tertindas, orang timpang dan cacat. Dengan jelas dan tegas Ia mengkritik praktik-praktik ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakatNya bahkan dalam lingkungan Bait Allah. Tindakan Yesus ini bukanlah tanpa alasan. Yesus menyadari, bahwa “kaum terpinggirkan” adalah kelompok yang paling “vulnerable” yang ada di dalam masyarakat. Kelompok ini begitu mudah untuk mendapatkan perlakuan tidak adil karena dari posisi sosialnya, mereka memang tidak bisa membela dirinya sendiri. Golongan “vulnerable” ini mudah dimanfaatkan oleh kelompok penguasa, para pemimpin agama, orang-orang kaya, dan kelompok lain untuk tujuan/kepentingan mereka. Itulah alasan Yesus berdiri untuk golongan “vulnerable”. Adakah yang bisa dibuat oleh orang Katolik untuk mewujudkan keadilan sosial? Atau bisakah kita sebagai umat beriman mengurangi kesenjangan sosial yang memang sudah terjadi di dalam masyarakat kita? Saya menawarkan refleksi/pandangan yang harapannya bisa memperkaya para pembaca tentang tema kita ini.
Kita perlu melihat, menyadari, mempertimbangkan, memutuskan, dan akhirnya memilih siapa golongan “vulnerable” yang ada di sekitar kita. Setiap kita yang mempunyai tempat tinggal berbeda, tempat kerja berbeda, pergaulan berbeda, tingkat pendidikan yang berbeda, pastilah mempunyai pandangan berbeda juga tentang golongan “vulnerable” ini. Sekedar tawaran, orang miskin mungkin bisa mewakili golongan “vulnerable” ini. Tanpa mau terlibat dalam diskusi panjang tentang siapa itu orang miskin, dan bagaimana mereka menjadi miskin dan sebagainya, saya mengajak pembaca untuk menggunakan teknik beginner’s mind. Beginner’s mind adalah sebuah teknik dalam ilmu sosiologi untuk membuka pikiran, pikiran yang tidak bias, pikiran yang positif, dan selalu ingin tahu. Tetapi bukanlah hanya soal pandangan pengetahuan ataupun mindset/ sudut pandang tetapi perspektif yang didasarkan pada pengalaman. Beginner’s mind ini akan memampukan kita untuk melihat dunia luar dengan lebih jernih. Catatan singkat, cara pandang kita terhadap dunia luar tidaklah terlepas dari serangkaian nilai/budaya yang kita bawa sejak lahir. Terkadang kita menilai kejadian/fenomena yang ada berdasarkan persepsi/ sudut pandang kita, bukannya berdasarkan kejadian yang terjadi. Maka, langkah selanjutnya setelah
menentukan kaum “vulnerable” ini adalah berjumpa dengan mereka. Perjumpaan akan mengubah banyak hal, perjumpaan akan mengoreksi persepsi-persepsi kita yang tidak sepenuhnya benar, dan perjumpaan kita dengan kaum “vulnerable” akan membangkitkan rasa kemanusiaan yang kita miliki. Tanpa perjumpaan dengan kaum “vulnerable” kita akan terus hidup dalam dunia persepsi
foto: lancarrezeki.blogspot.co.id
“
Ketidakadilan dan kemiskinan adalah seperti dua sisi koin, rupa/ gambarnya berbeda tapi tetaplah satu bentuk. Ketidakadilan bisa melahirkan kemiskinan, dan sebaliknya kemiskinan juga bisa mengarah pada ketidakadilan. MP Februari 2017
39
dan ide yang kadang kala tidak menuntun kita pada tindakan nyata. Apa yang bisa ditawarkan untuk kaum “vulnerable” ini? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung sampai sejauh mana kita mengenal mereka. Pada zamanNya, Yesus bergaul, makan, minum dengan kelompok “vulnerable”. Oleh sebab itu Ia mengetahui kebutuhan mereka yang paling mendasar, kebutuhan untuk diterima di dalam masyarakat, kebutuhan untuk dihargai sebagai manusia. Yesus tidak “sok tahu” atau pun terjebak dalam “kabar burung” yang berkicau, “kata orang mereka ini begini”, “kata orang mereka ini begitu”. Sebaliknya, Yesus sungguh mengenal kaum “vulnerable” ini karena Ia bergaul dan berjumpa dengan mereka, bahkan Ia duduk makan seatu meja dengan mereka. Kita juga bisa menjadikan tindakan Yesus ini sebagai inspirasi untuk mengenal kaum “vulnerable” yang ada di sekitar kita. Tentu saja, cara bergaul/ mengenal kita perlu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi.
AJAKAN PERUBAHAN Akhirnya, Keadilan Sosial tidak akan pernah terwujud tanpa adanya semangat berbagi. Semangat berbagi membutuhkan kesadaran awal bahwa kita semua adalah bagian dari warga negara dunia. Kita tidak hidup sendiri. Kesadaran bahwa kita hidup bersama manusia lain yang mempunyai martabat yang sama. Kesadaran perbedaan kepemilikan kekayaan dan status sosial tidak menjadikan manusia yang satu lebih rendah dari yang lain. Kita semua adalah manusia. Gereja Katolik sebenarnya sudah mempunyai praktik berbagi yang masih dihidupi sampai sekarang yaitu Aksi Puasa Pembangunan.
“
Kesadaran awal ini hendaknya bisa berkembang menjadi tindakan berbagi yang cerdas dan kreatif. Kita harus percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu (good at something).
foto: www.huffingtonpost.com
40 MP Februari 2017
Dana APP yang dikumpulkan dari keluarga-keluarga sebenarnya bertujuan untuk kebaikan masyarakat umum. Dana APP yang dihimpun setiap tahun adalah cerminan dari kepedulian Gereja Katolik terhadap situasi/keprihatinan yang sedang terjadi. Di berbagai tempat, dana APP sudah dipakai dengan tepat yaitu untuk pembangunan sarana masyarakat, seperti memperbaiki jembatan yang rusak, dll. Tantangannya, bagaimana membuat praktik ini menjadi sebuah gerakan nurani masal. Gerakan berbagi yang bukan hanya menjadi ‘ritual’ tahunan Prapaskah, tetapi menjadi gerakan setiap hari. Mungkin kesannya terlalu naif, tapi ini yang saya percaya. Berbagi bukanlah sebuah kebiasaan baru di dalam gereja Katolik. Setiap merayakan Ekaristi Mingguan dan Ekaristi Lingkungan/Wilayah, kantong kolekte selalu diedarkan. Umat dengan kesadarannya mengisi kantong tersebut sebagai persembahan kepada sesama. Mayoritas umat sudah tahu/sadar bahwa tidak ada paksaan, net, atau tarif untuk mengisinya. Inilah bentuk semangat berbagi yang sudah ada sejak jemaat pertama dulu, dan terus berlangsung sampai sekarang. Dua praktik berbagi ini bisa menjadi kesadaran awal bagi kita untuk mengembangkan semangat berbagi dengan lebih lagi. Kesadaran awal ini hendaknya bisa berkembang menjadi tindakan berbagi yang cerdas dan kreatif. Tindakan berbagi tidaklah sama persis dengan amal, atau seperti Sinterklas yang membagikan hadiah dan membuat orang senang. Juga, berbagi tidaklah harus selalu
dalam rupa pemberian fisik atau bahkan uang. Berbagi yang saya maksudkan disini adalah berbagi yang memberdayakan orang. Kita harus percaya bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu (good at something). Tindakan berbagi yang kita lakukan hendaknya bisa menumbuhkan dan bahkan memaksimalkan potensi/ kemampuan pada diri orang yang kita bantu. Dengan kata lain, berbagi secara cerdas dan kreatif hendaknya menjauhkan segala kemungkinan yang bisa menumbuhkan segala bentuk sikap ketergantungan, sikap manja, sikap meminta-minta, bahkan sikap malas. Belajarlah dari sikap hidup para rasul pertama (Kis 2:41-47) yang mau berbagi kepunyaan. Mungkin kita tidak pernah berpikir secara serius tentang kekuatan berbagi ini. Apalagi berkaitan dengan Keadilan Sosial dan Kesenjangan Sosial. Tetapi, tidak berlebihan bila dikatakan, banyak orang kekurangan makanan, minuman, bukan karena tidak tersedianya makanan, minuman, tapi terlebih karena sebagian kelompok orang/ bangsa mengkonsumsi makanan terlalu banyak. Sekali lagi, jika setiap kita, terlebih sebagai orang Katolik percaya pada kekuatan berbagi ini, maka sekiranya akan ada perubahan yang terjadi. Kalau kita percaya bahwa roti yang satu itu dipecah-pecah dan dibagikan untuk banyak orang dan memuaskan banyak orang, demikian juga kita yang telah menerima dari roti yang sama itu hendaknya mempraktekkan hal yang sama. Selalu ada harapan pada perubahan, maka, siapkah kita berubah? MP MP Februari 2017
41
MENURUT MEREKA
Apa pentingnya Sistem Informasi Teknologi dalam kegiatan menggereja?
VANESSA Sebagai mahasiswa, saya sangat setuju bila gereja bersikap positif dan terlibat aktif dalam mengikuti perkembangan zaman. Salah satunya dengan hadirnya website gereja yang memudahkan penyebaran pesan FirmanTuhan, menyajikan pengajaran, memberikan informasi secara luas, menanggapi pertanyaan dan permintaan konseling dari umat. Namun pengguna teknologi informasi jauh lebih baik dan cepat dari gereja. Bahkan ada yang menggunakannya untuk kepentingan menghambat pekerjaan Tuhan dengan penyesatannya. Namun menurut saya gereja tidak perlu menghindari perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi saat ini. Gereja perlu mengelola dan menguasai dengan baik agar pengajaran Tuhan untuk umat dapat dikomunikasikan lebih cepat, meluas, dan sesuai ajaran yang sebenarnya. 42 MP Februari 2017
ARIS DARMONO Kemajuan teknologi informasi dengan berbagai karakteristiknya merupakan peluang gereja untuk memanfaatkan karya pastoralnya. Informasi bisa didapatkan instan dan mudah. Hal itu menjadi peluang bagi gereja dalam mewartakan injil dan ajaran iman Katolik, kesaksian, dialog, serta pengolahan data yang terintegrasi. Media komunikasi juga berpengaruh pada sikap, mental, perilaku, dan budaya hidup masyarakat. Tantangan era digital menciptakan cara refleksi yang baru bagi gereja dalam mempertimbangkan, memikirkan. Juga mengambil keputusan yang mempengaruhi perilaku dan cara pandang kehidupan umat beriman. Media sosial hakikatnya adalah netral, bermanfaat bila digunakan baik. Namun juga merugikan bila untuk keburukan. Karenanya, kita semua punya tanggungjawab moral dalam kemajuan teknologi ini, terutama pendampingan anak-anak dalam pengunaannya.
ANDRINI CHRISTIANA Banyak gereja sudah tidak mencetak lembaran misa setiap minggu karena memakai screen untuk panduan misa. Berita parokipun sudah bisa dibaca secara online. ini kemajuan bagus yang sesuai dengan gaya hidup masa kini dan mendukung kelestarian lingkungan.
WILHEMINA KARTIKA PURNAMA LINGK. ST YOHANES DON BOSCO/WIL X
Sistem teknologi informasi sangat penting dalam kehidupan, termasuk untuk kegiatan menggereja. Dengan begitu, pengurus gereja dapat memberikan informasi kepada umat secara terarah dan sebaliknya, umat bisa lebih proaktif dan efisien dalam mencari informasi seputar paroki.
BRIGITA EKA SUGIARTI SENEWE LINGK. MARIA BUNDA SETIA/WIL X
Teknologi informasi memang sangat penting di zaman ini. Dengan teknologi informasi, kita yang awam tentang gereja bisa cepat mendapat pencerahan, itu pun harus dibarengi dengan keinginan kita untuk belajar tentang teknologi. Untuk saya pribadi (sistem informasi) masih jauh menyetuh walaupun sedikit ada pencerahan tentang hidup menggereja. Sebaiknya teknologi infomasi dalam hidup menggereja dibarengi dengan info-info pendekatan kepada umat awam. Itu yang harus dipikirkan bagaimananya ya!
ERNI ROMAULI Kemajuan teknologi membuat informasi dapat menyebar lebih cepat, tepat, dan efektif. Jadi umat tak harus datang ke sekretariat gereja, untuk mendapatkan informasi, baik secara umum atau khusus, karena seluruh informasi dapat diakses dimana saja. Sistem juga dapat mempermudah untuk mempublikasikan seluruh event di gereja. Dengan adanya sistem IT, dapat mengurangi penggunaan kertas karena seluruh informasi dapat dengan mudah diunggah. MP Februari 2017
43
PROFIL
Menjadi pemimpin memang terdengar simpel dan sederhana. Padahal menjadi pemimpin bukan hanya harus punya kemampuan untuk memimpin orang lain saja. Menjadi seorang pemimpin faktanya bukan perkara mudah. Banyak hal yang harus dipelajari, agar mampu menjadi sosok pemimpin yang dicintai dan bijaksana.
RAHASIA
Alex Rudatin
PEMIMPIN YANG 44 MP Februari 2017
Alex Rudatin misalnya. Dia harus menjadi pemimpin bukan hanya untuk satu orang saja, ratusan bahkan ribuan karyawan di tempat dia bekerja. Alex mengatakan, dia terkadang kerap dihadapkan pada keadaan, dimana dirinya harus membagi pikiran dan prioritas, pada karyawannya yang memang butuh bantuan dan arahan. Apalagi, mereka yang diarahkan berasal dari latar belakang -suku dan agama- berbeda. “Menjadi pemimpin itu sifatnya harus menjembatani. Kita harus mampu mendekati mereka dengan cara terbaik,” kata Alex saat berbincang dengan tim MP di kediamannya. Ya memang, pria kelahiran Yogyakarta, 17 Juli 1944 itu sempat menduduki posisi penting, di sejumlah perusahaan besar di Indonesia. Alex menjadi manager di beberapa perusahaan, misalnya di industri perminyakan dan gas bumi selama 25 tahun, lima tahun di holding company, lima tahun menjadi senior konsultan di perusahaan otomotif. Bahkan dia juga pernah menjadi trainer atau fasilitator di perusahaan Badan Usaha
MENJADI
Milik Negara (BUMN), seperti Pertamina, Telkom, Wijaya Karya, dan perusahaan swasta. Selama menduduki jabatan penting saat itu, konflik yang mengatasnamakan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) memang tak terlalu menonjol seperti sekarang. Namun letupan pendapat yang menonjolkan SARA hingga menyebabkan konflik, kata Alex memang sulit dihindari. Dia mencontohkan, dalam berorganisasi misalnya, pertentangan antar golongan, suku, dan agama sangat terlihat jelas. Malah akhir-akhir ini pertentangan tersebut muncul di berbagai media sosial. “Memang terasa sekali perbedaan antar agama yang berbeda. Saling serang, enggak percaya menonjol. Imbasnya dulu berkawan dan bersahabat, kini bisa saling beradu. Tapi saya tidak larut dalam kondisi itu. Saya (yang menjadi bagian di dalam grup tersebut) hanya menengahi saja. Saya malah melakukan pendekatan,” kata mantan Wakil Ketua Dewan Paroki St. Stefanus itu. Ketika berbicara mengenai keberagaman dalam organisasi, demi menghindari konflik, Alex punya cara mengatasinya. Kemajemukan yang pada setiap orang, diakuinya dapat mempengaruhi cara mereka bekerja dalam suatu organisasi. Nah demi menyesuaikan perbedaan yang ada, pria bernama lengkap Alexius Josef Suwarno Rudatin itu punya tiga cara menghadapi kemajemukan berorganisasi.
BIJAKSANA
MP Februari 2017
45
Pertama, Alex coba melakukan pendekatan. Kemajemukan karyawan dalam perusahaan baginya merupakan contoh kebhinnekaan, dimana satu sama lain bersikap saling menerima perbedaan, berinteraksi, dan berbaur. “Sikap (kebhinnekaan) itu mutlak dan perlu.” Meski demikian, keragaman dalam berorganisasi menjadi tantangan tersendiri bagi Alex. Mendapat kepercayaan memegang posisi sebagai pemimpin, Alex tentu menerima banyak anjuran, dengan tujuan mampu membangun hubungan yang efektif, terbuka, dan bertanggung jawab dengan karyawannya. “Saya akrab sekali dengan mereka yang berasal dari berbagai suku, budaya, dan agama. Saya mendekati mereka dengan tegur sapa, saya ajak bicara empat mata bahkan datang ke tempat kerjanya. Bila hal itu dilakukan, jadi mereka dianggap seperti bagian dari kita,” kata pria yang mendapat beragam pelatihan di dalam maupun luar negeri, dalam bidang management di Singapura, Manila, Melbourne, Hong Kong, dan Amerika Serikat itu. Kedua, Alex mendengarkan dengan empati. Selama puluhan tahun bekerja di perusahaan minyak dan gas di Kalimantan Timur, ayah tiga anak itu bertemu dengan karyawan dari berbagai suku. Hal yang dilakukannya adalah beradaptasi dengan kultur mereka dan menghadapi karyawannya penuh kasih. Selama menjadi Human Resources Manager, Alex mendengarkan keluh kesah karyawannya. Baginya, mendengarkan dengan empati merupakan cara untuk memahami persoalan. Empati menjadi langkah mendengarkan aspirasi orang46 MP Februari 2017
orang yang dipimpinnya. Berdasarkan hal itulah, Alex berusaha adil dan bijak merumuskan kebijakan. “Pendekatan empati penting sekali, saya kira itu kuncinya. Jadi kamu (karyawan) boleh marah, gebrak-gebrak meja. Boleh saja. Tapi sore selesai. Jadi selesaikan empat mata, harus bijaksana.” Ketiga, saling memahami. Alex mengatakan setiap orang berhak menunjukkan ekspresinya, termasuk perasaan seorang karyawan terhadap pemimpinnya. “Kita tak pernah bisa memaksa seseorang menyukai kita. Beda pandangan itu pasti, tapi saya coba memahami mereka dengan dua hal tadi (pendekatan dan mendengarkan dengan empati).” PILIHAN TERBAIK Kepemimpinan pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang membimbing orang lain, dalam mencapai tujuan yang diinginkan dalam kelompok. Bila dalam organisasi atau perusahaan, Alex mampu memimpin ribuan karyawannya secara langsung atau tidak, bagaimana dengan sosoknya dalam keluarga? Alex mengatakan, dalam keluarga dia termasuk sosok pemimpin yang demokratis. Ya, Alex di mata istri dan anak-anaknya adalah sosok ayah yang memiliki power atau kekuatan. Bukan hanya menjadi teladan, tapi juga mempunyai kekuatan menjadi pelindung anggota rumah tangga secara fisik, psikis, atau spiritual. Gaya kepemimpinannya yang demokratis terlihat ketika dia bercerita tentang pernikahan anak-anaknya. Alex memiliki tiga orang anak dari istri tercintanya, Naniek
Mulyani. Mereka adalah Athanasia Wahyuharjanti, Fransiscus Dwi Suryanto, dan Fransiscus Tri Hapsara. Alex, seorang keturunan Jawa, mengaku menginginkan anakanaknya menikah dengan suku yang sama. Namun apa yang diinginkannya tak terwujud. Lalu apa yang terjadi? Apa yang diinginkan tak terlaksana, Alex mencoba berpikir positif. Dia mendengar masukan, pertimbangan, dan saran dari anggota keluarganya. Semua yang terjadi dalam keluarganya, diselesaikan dengan prinsip musyawarah dan tanpa mengedepankan ego masing-masing. “Ya saya terima (anak saya yang menikah bukan dengan suku Jawa). Tapi sebelumnya saya tanya sungguhsungguh pada anak saya, apakah sudah dipikirkan matang. Saya tanyakan hal itu sampai tiga kali dan jawabannya sama, kalau dia yakin dengan pilihannya. Sejauh sudah dipikirkan yang terbaik, lakukan dengan penuh tanggungjawab,” cerita Alex. Meski ketiga anaknya tidak menikah dengan suku Jawa, namun Alex tak mau ambil pusing. Dia percaya pada pilihan buah hatinya.
Pak Alex saat memfasilitasi Pelatihan Pengembangan Kompetensi Manajerial (Managerial Comptency Development Programme Training) sebagai Senior HRD Consultant di aula Pusdiklat Puskopdit Flores Mandiri, 27 Nov - 01 Des 2012.
Satu hal yang Alex yakini bahwa semua manusia, berasal dari suku manapun nilainya sama di mata Tuhan. Anak-anaknya yang menikah dengan suku Batak, Lampung, dan warga negara asing, tak lagi dinilainya sebagai perbedaan, melainkan kekayaan dari Tuhan. “Hal itu menjadi konsep Bhinneka Tunggal Ika dalam keluarga. Kami menyadari bahwa anak-anak diciptakan dengan sifat dan talenta yang berbeda, dan hal itulah yang harus disyukuri. Jadi semua itu Tuhan yang mengatur. Saya hanya mendidik anak saya dengan penuh demokratis. Saya meyakini,
“
KEMAJEMUKAN KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN BAGINYA MERUPAKAN CONTOH KEBHINNEKAAN, DIMANA SATU SAMA LAIN MAU BERSIKAP SALING MENERIMA PERBEDAAN, BERINTERAKSI, DAN BERBAUR. “SIKAP (KEBHINNEKAAN) ITU MUTLAK DAN PERLU.”
MPMP Oktober 20162017 23 47 Februari
perkawinan terjadi, dasarnya cinta bukan pangkat bahkan harta.” “Kebhinnekaan bagi saya adalah berkah dan keragaman adalah anugerah. Jadi saya tak pernah merasakan ada masalah (dengan perbedaan). Tidak ada benteng atau sekat,” ujar Alex. PULUHAN TAHUN TAK PERNAH ‘MARAH’ Sudah 30 tahun, Alex dan Naniek, istrinya bergabung dengan komunitas Marriage Encounter (ME) sebuah program gereja Katolik untuk pasangan suami istri, agar mampu melihat lebih jauh ke dasar hubungan mereka dengan Tuhan. Dalam ME, Alex mengaku mendapatkan banyak hal mengejutkan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. ME membantu Alex dan istri, dalam menjalani rumah tangga yang telah dibangunnya puluhan tahun itu. Dalam keadaan jengkel atau marah,
1
2
mereka diajarkan mengatasinya dengan bahasa cinta yang pastinya sulit dilakoni. Namun ternyata, jauh sebelum mengikuti ME alias sebelum menikah, Alex meminta Naniek membuat janji bersama. “Satu hal, kami janji tidak marah di depan anak-anak. Jangan sampai keluar kata-kata kasar dan (bernada) keras. Jangan sampai mereka tahu kalau kami sedang bertengkar,” beber mantan Sekretaris KORPRI itu. Usaha Alex dan istri menjadi teladan bagi anak-anaknya tidak mudah. Keduanya harus mampu menahan atau meredam emosi. “Berat, tapi kami coba dan bisa kok. Sudah 43 tahun (kami tidak marah di depan anak-anak),” umbar Alex.
“
JADI KALAU LAGI KESAL DAN MARAH, KAMI REM SAMPAI MALAM DAN SEMUA DISELESAIKAN DENGAN KASIH. KAMI UTARAKAN SAAT BERDUA DI KAMAR, TAPI DENGAN TUTUR KATA YANG BAIK. 1. Pak Alex bersama istri, Bu Naniek. 2. Pak Alex, Bu Naniek, Janti muda, Didik muda (Dwi Suryanto), dan Hapso kecil (Fransiscus Tri Hapsara). 3. Dua puluh tahun Pak Alex bersama ME, Marriage Encounter 3
48 MP Februari 2017
Lalu bagaimana caranya meredam emosi itu? Jawabannya adalah kasih sayang yang bukan sebatas teori, tapi harus dijalankan. Kasih sayang dimana satu sama lain saling peduli, tidak memaksakan kehendak, mendengarkan, tukar pandangan, dan paling penting bagi Alex, saling mendoakan dengan menyebut nama. “Jadi kalau lagi kesal dan marah, kami rem sampai malam dan semua diselesaikan dengan kasih. Kami utarakan saat berdua di kamar, tapi dengan tutur kata yang baik.” Hal senada juga diakui Naniek. Saat bertengkar, dia memilih untuk diam sambil menyusun kata-kata, agar saat membahas masalah, pernyataannya tak memercikkan api lagi. “Saya lihat momen (untuk membahas masalah), kalau satu panas (emosi), satunya harus tenang, dan baru saya bicara. Jadi kami hampir tak pernah marah di depan anak-anak. Kami bisa kontrol itu semua,” kata Naniek. Usaha Alex dan istri tersebut mungkin layak diacungi jempol. Di balik usaha mereka, ada cerita menarik lain. Saat itu Janti, anak pertamanya sedang retret. Ia diminta menuliskan perasaannya, ketika melihat kedua orangtuanya bertengkar. Alex menceritakan, ketika teman-temannya sibuk menuliskan apa yang dirasakannya, Janti hanya menulis singkat. “Saya belum pernah lihat bapak dan ibu marah,” kata Alex seraya mengulang jawaban Janti saat itu. Hal itu membuat wali kelas bertanya pada Alex dan Naniek, mengenai jawaban Janti. Singkat cerita, Alex menjelaskan kalau jawaban Janti merupakan salah satu bentuk keberhasilannya dalam
menjadi sosok pemimpin rumah tangga. Namun bukan berarti Alex tak pernah marah pada anak dan istrinya. Wajah ‘keruh’ ketika ada masalah memang terlihat secara kasat mata, namun mereka tak meledakkannya di depan anak-anak. Demikian pula saat Alex merasa harus tegas pada anak-anaknya, terutama ketika anak-anaknya pulang malam. Alex sebagai ayah wajib menginterogasi mereka. “Saya didik anak seperti layang-layang. Ada saatnya kita ulur, ada saatnya ditahan dan berhenti. Jadi saya tanya kenapa pulang malam dan memang bertengkar sebentar, tapi sesudah itu, baik kembali. Begitu ada penyimpangan, harus dipertanyakan, biar mereka tahu ada batas yang tidak boleh dilewati,” jelasnya. Nah ternyata, ada alasan kuat mengapa Alex sebagai pemimpin keluarga berjanji untuk tidak meluapkan emosi di depan anakanaknya. Dia tahu kelak anak-anaknya akan berkeluarga. “Saya ingin supaya hal tersebut menurun pada mereka. Kami bisa menjadi inspirasi untuk anak-anak di kemudian hari. Kami mau menjadi contoh yang baik, karena nanti kita hidup bukan meninggalkan harta, tapi teladan,” katanya. Alex berpesan bahwa sikap tidak mudah marah di depan anak-anak atau orang lain diharapkan bisa menjadi kebiasaan atau budaya yang baik. “Hal itu sebaiknya diterapkan bukan hanya di rumah tangga saja, tapi juga dalam komunitas. Jadi kalau kecewa sebaiknya diluapkan dengan tutur kata yang baik. Dalam komunitas, utarakan kekecewaan empat mata, tidak di hadapan orang lain.” ELS MP Februari 2017
49
ORBITAN LEPAS
Iman
Yang Menyelamatkan Bag. 3
Romo Joseph Amirullah, SCJ
Tujuh Tingkat Iman 1. Iman Anak-Anak Ketika seorang bayi dibaptis, dosa asal dan kuasa kejahatan dihapuskan dan menerima Roh Kudus atas kehidupan barunya. Dalam kondisi ini, anak tidak menyadarinya dan tidak dapat mempraktikkan kehidupan barunya, serta tidak aktif dalam iman. Sehingga, yang terjadi pada orang Kristen dewasa adalah sering terperangkap dalam tingkat iman itu. 2. Iman Ikut-Ikutan Seseorang itu menjadi benar-benar percaya karena dia telah melihat keajaiban kuasa Tuhan, seperti kesembuhan atau mukjizat. Jika hal seperti ini tidak lagi terjadi, maka imannya pun menjadi layu. Iman seperti ini belum begitu mendalam, ia 50 MP Desember Februari 2017 2016
masih didasarkan pada perasaan. (lih. Yoh 20:29) 3. Iman Berdasarkan pada Komunitas Banyak orang Kristen yang imannya sangat bergantung pada komunitas tempat dia tinggal. Komitmennya terhadap Allah hanya melalui komunitas dan bukannya secara personal. Iman seperti ini tidak personal dan kedalamannya hanya pada kulit saja. 4. Iman yang Mendalam dan Personal Seseorang yang hidupnya berpusat pada Kristus dan memiliki hubungan yang intim dengan Yesus. Dia mengutamakan Allah dalam segala hal. Tanpa Tuhan dia tidak dapat melakukan apa-apa (Yoh 15: 5). Semuanya diungkapkan melalui
Pengantar Pada edisi yang terakhir ini, kita akan memberikan sebuah kesimpulan yang menguatkan makna keselamatan yang melekat pada iman. Kita akan belajar sebuah tahapan-tahapan Iman yang selanjutnya mengarah pada akhir dari artikel iman yang menyelamatkan ini.
loyalitas berdoa, menghayati Sabda Allah, merayakan sakramen, dan mengamalkan cinta kasih di dalam pelayanan pada Allah, gereja, dan sesama. 5. Iman Para Murid Komitmen yang total kepada Tuhan dalam hal doa dan pelayanan. Menyerahkan seluruh kehidupan kepada Tuhan dan turut serta dalam pelayanan dan misi Kristus serta meneladani jejak langkah Tuhan. (Mrk 8: 34-35) 6. Iman Para Rasul Seluruh kehidupan mereka adalah mewartakan kabar gembira atau Injil, serta memperkenalkan Allah kepada orang yang belum mengenalNya dan membawa orang lain mendekati Tuhan.
7. Iman Para Martir Para martir adalah saksi iman. Mereka mati demi mempertahankan dan memperjuangkan iman Kristen. Iman yang menjiwai seluruh kehidupan mereka, dimana mereka siap untuk menerima bentuk penganiayaan, penderitaan dan rela mati untuk Kristus dan sesama. Perjalanan iman seperti pelayaran di lautan yang luas menuju ke tujuan yang paling indah. Tapi untuk sampai kesana kita harus berjuang, menghadapi ombak dan badai. Begitu pun perjalanan iman kita di dunia ini, kita harus berani menghadapi segala tantangan dan keraguan dalam iman dengan penuh keyakinan sebab Tuhan selalu menyertai kita. (Mat 28: 20b; Roma 8: 31-39). MP
MP Februari 2017
51
KESEHATAN
ola P Konsumsi
Masyarakat Indonesia
illustrasi: www.freepik.com
I
ndonesia memiliki sebutan negara agraris karena merupakan salah satu penghasil pangan terbesar di dunia. Nah masalah pangan menjadi pembahasan penting, terutama terkait penyebarannya yang merata demi memenuhi kecukupan gizi penduduk. Sebagai salah satu kategori negara berkembang, Indonesia masih menyisakan permasalahan khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. 52 MP Februari 2017
Dalam hal kesehatan ibu dan anak, secara fakta Indonesia masih sangat tertinggal bila dibandingkan dengan negera-negara tetangga. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan penelitian Survei Diet Total (SDT) di seluruh Indonesia. Penelitian itu untuk mengukur asupan gizi yang cukup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia dengan beberapa negara, di kawasan
Asia Tenggara. Hasilnya sebagai berikut: 1. Karbohidrat. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Prof. dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sumber karbohidrat seperti nasi, serealia, mi dan umbi masih menjadi andalan masyarakat di negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, Filipina dan Singapura.“Di Indonesia kelompok karbohidrat dikonsumsi sebanyak 280 gram sehari. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi masyarakat Thailand atau Filipina, masing-masing 306 dan 364 gram.” 2. Protein. Konsumsi daging, unggas dan ikan masyarakat Indonesia cukup tinggi dengan total 123 gram. Konsumsi terbanyak ikan dan kerang sebesar 78,4 gram. Kemudian daging dan unggas sebesar 42,8 gram dan sejumlah kecil jeroan yaitu 2,1 gram. “Konsumsi sumber protein ini ternyata lebih tinggi sedikit dibandingkan Thailand sebesar 117 gram. Lebih rendah 133 gram dari masyarakat Filipina. Sedangkan masyarakat Singapura jumlah konsumsi protein tertinggi yaitu 626 gram,” ungkapnya. Masyarakat Singapura, kata Tjandra, mengonsumsi
daging dalam jumlah cukup besar, sekitar 542 gram per hari dan mengonsumsi ikan lebih sedikit dari Indonesia, hanya 52,7 gram.Dalam konsumsi sumber protein lainnya yaitu telur, rata-rata masyarakat Indonesia, Thailand dan Singapura mengonsumsi dalam jumlah yang hampir sama yaitu sekitar 20 gram per hari. Filipina, jumlah yang lebih rendah, hanya 9 gram. 3. Susu. Per hari hanya 6,4 gram masyarakat Indonesia yang mengonsumsi susu dan olahannya. Pola konsumsi susu jauh lebih besar warga Singapura yang mencapai 246 gram per hari. Kalau konsumsi sumber protein nabati, dibandingkan Thailan dan Filipina, masyarakat Indonesia jauh lebih tinggi, dalam mengonsumsi kacang polong dan produk olahan laintempe dan tahuyaitu 56,7 gram per hari. 4. Sayur dan buah. Jumlah konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih jauh dari standar yang ditentukan-lima buah per hari. Dibandingkan Thailand dan Filipina, penduduk Indonesia hanya mengonsumsi 91 gram buah dan sayur atau setengah lebih rendah dari dua negara tersebut. Sementara Singapura pola konsumsinya sebesar 518 gram. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa asupan MP Februari 2017
53
gizi kita belum cukup memenuhi pola konsumsi pangan kesehatan. Bila dikerucutkan, masalah kecukupan gizi menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan. Pengaruhnya bisa disebabkan faktor kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat atau kepercayaan terkait tabu makanan. CEGAH GIZI BURUK IBU DAN ANAK Saat ini banyak program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan bagi penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program tersebut menitikberatkan upaya penurunan angka kematian bayi, anak, dan ibu. Penyakit seperti ISPA, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian. Demikian pula dengan peryakit- penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi, hepatitis dan lainlain dapat membawa risiko kematian ketika, sedang atau setelah persalinan Untuk menangani gizi kurang, intervensi gizi perlu ditingkatkan yang dinyatakan dengan bukti ilmiah berikut ini: • Konseling gizi bagi para ibu • Praktek pemberian makan bayi dan anak yang tepat: inisiasi pemberian ASI dalam jam pertama kelahiran, pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia kurang dari enam bulan, dan pengenalan makanan pendamping ASI. Dilanjutkan pemberian ASI sampai usia minimal dua tahun 54 MP Februari 2017
“Jumlah konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih jauh dari standar yang ditentukan-lima buah per hari.“ • Gizi mikro bagi wanita hamil dan bagi anak yang meliputi: besi dan asam folat atau suplementasi gizi mikro ganda khusus wanita hamil. Garam beryodium yang memadai bagi semua rumah tangga • Suplementasi Vitamin A bagi anak usia 6-59 bulan • Suplementasi seng untuk diare pada anak di atas usia enam bulan • Perilaku kebersihan yang baik pada masa kehamilan, bayi dan usia dini • Pemberantasan penyakit cacingan bagi ibu dan anak • Pengobatan anak yang sangat kurus, dengan menggunakan makanan terapetik siap pakai • Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil • Suplemen kalsium bagi wanita hamil Dengan asupan gizi yang cukup baik untuk ibu hamil dan anak anak, serta memperhatikan pola konsumsi yang baik, pasti akan menghasilkan generasi yang baik.KO
PENDIDKAN
LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup merupakan akumulasi dari interaksi berbagai faktor yang terkandung dalam lingkungan biotik, abiotik dan sosial budaya. MP Februari 2017
55
Lingkungan biotik merupakan kesatuan mahluk hidup, seperti mikroorganisme, manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di lingkungan berupa benda mati, seperti mineral, batuan, tanah, air dan udara. Unsur sosial budaya dapat berupa sistem nilai, gagasan, keyakinan dalam menentukan perilaku manusia dalam kaitannya dengan perubahan dan kepekaan terhadap lingkungan hidup.Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia semakin menambah masalah lingkungan hidup.
keterampilan, sikap dan tingkah laku. Motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu dan secara berkelompok untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini dan mencegah timbulnya masalah baru (UNESCO). Kepedulian lingkungan hidup adalah hal yang nyata bukan retorika atau gerakan pencitraan karena diliput oleh media semata. Gerakan ini harus menjadi gerakan yang melekat dengan keseharian manusia. Pada situasi dimana kondisi lingkungan tidak ramah lagi, tumbuhnya Generasi Hijau (green generation) yang mulai
MASALAH LINGKUNGAN HIDUP Pemanasan global yang menyebabkan meningkatnya suhu lautan dan permukaan bumi sehingga mengakibatkan mencairnya es di kutub, kenaikan permukaan air laut dan juga pola alami dari curah hujan seperti banjir bandang. Meningkatnya populasi penduduk, penipisan sumber daya alam serta kehilangann keanekaragaman hayati atau meningkatnya risiko kepunahan satwa dan tumbuhan liar. Segala masalah yang berkaitan dengannya dan masyarakat yang memiliki pengetahuan,
dikampanyekan sejak tahun 2009, diharapkan dapat mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan hidup dengan adanya Sekolah Hijau. Saat ini sudah banyak berkembang dan berdiri Sekolah Hijau. Penanaman kepekaan
Pendidikan lingkungan hidup merupakan bagian dari pelestarian lingkungan, yaitu suatu proses untuk membangun populasi manusia yang sadar dan peduli lingkungan secara total.
56 MP Februari 2017
terhadap lingkungan hidup mulai ditumbahkan pada anak sejak dini. Pendidikan lingkungan hidup perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun keterampilan yang dapat meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah di lingkungan mereka sendiri. Dalam lingkungan sekolah, proses pendidikan dilakukan dengan menciptakan budaya bersih dan peduli lingkungan. Sekolah menciptakan aturan jelas dan tegas, lengkap dengan segala prosedur yang sistematik dengan konsekuensi yang jelas bagi pelanggarnya. Pendidikan yang intinya untuk membiasakan anak didik bersikap peduli pada lingkungannya. KARAKTERISTIK DAN TUJUAN AKAN PEDULI LINGKUNGAN HIDUP Karakter peduli lingkungan adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan secara benar dan bermanfaat sehingga dapat dinikmati secara terus-menerus tanpa merusak keadaannya. Tujuan dari membangun kepekaan tersebut sejak usia dini agar dapat mendorong kebiasaan perilaku yang terpuji dan sejalan dengan pengelolaan lingkungan yang benar. Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat yang dapat merusak lingkungan, serta memupuk kepekaan peserta didik terhadap kondisi lingkungan sehingga dapat
menghindari sifat-sifat yang dapat merusak lingkungan. Menanam jiwa perduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Pengaplikasian pembangunan kepekaan lingkungan melalui pendidikan karakter harus diterapkan melalui keteladanan. Keteladanan merupakan salah satu imbauan dalam pengelolaan lingkungan sehingga terasa dampak yang muncul, sangat dahsya dan ini tidak mudah. Dengan melakukan kegiatan peduli lingkungan seperti cara membuang sampah yang baik, cara memisahkan sampah yang baik, cara menyiram tanaman dengan hemat air, cara penggunaan plastik kiloan, atau menanam pohon di sekitar rumah atau sekolah. Perihal ini harus dilakukan menjadi pola hidup sehari-hari. Melalui pembiasaan diri inilah yang melekat pada kegiatan sehari hari merupakan modal utama. Semua ini harus diberengi dengan sikap yang tak pernah bosan dan jangan mudah menyerah. Inilah tantangan dalam mengedukasi masyarakat dan anak-anak untuk lebih peka terhadapat masalah lingkungan hidup. Jadi kurangnya edukasi lingkungan dari keluarga, masyarakat yang diakibatkan belum sadar terhadap masalah lingkungan sehingga edukasi lingkungan harus lebih intensif dilakukan. MRY
MP Februari 2017
57
ORBITAN LEPAS
Sumur Kehidupan
“
Agus P Rahardjo, Lingkungan Bonaventura
Mengapa kita memperingati 100 hari meninggalnya seseorang?
Mungkin bagi sebagian orang juga memiliki pertanyaan yang sama mengenai hal ini. Kali ini Pastor Felix mengajak kita untuk merefleksikan angka 100 dengan perumpamaan yang Yesus ceritakan tentang seorang yang mempunyai 100 ekor domba, ketika kehilangan seekor diantaranya. Dia akan meninggalkan 99 ekor dan pergi untuk mencari seekor yang tersesat, sampai Ia menemukannya (Mat 18:12-14, Luk 15:3-7). 58 MP Februari 2017
100 hari menjadi harapan kita semua. Kerahiman Allah dalam pemenuhan kasih menyatukan kita semua dalam kerajaanNya. Lalu apa kiranya harus kita lakukan yang juga Tuhan kehendaki selagi kita masih mengembara hidup di dunia ini? MENJADI SUMUR KEHIDUPAN Bagi masyarakat saat ini, terlebih yang tinggal di daerah Ibukota, sumur sudah tidak lagi mudah
ditemukan. Sebelum ada pompa air, dan jet pump di Pedesaan, kebutuhan air didapat dengan menggali tanah dengan lingkaran berdiameter lebih dari satu meter. Sumur itu digali hingga menemukan sumber airnya. Setelah didapat sumber air tersebut maka jadilah sebuah sumur yang menjadi sumber kehidupan. Air tidak pernah meluap dan juga tidak pernah menyusut sampai kering. Permukaannya relatif sama terus sepanjang hari. Demikian juga ketika seseorang menjadi sumur kehidupan yang mengeluarkan air. Dalam berbagi sukacita, damai sejahtera, berkah bagi sesama. Sumur kehidupan yang dimiliki, airnya tidak akan pernah habis. Air akan selalu mengalir tak berkesudahan. Air kehidupan yang memancar senantiasa akan selalu terisi kembali, sebagaimana air yang ada dalam setiap sumur. Dalam Yoh 4:1-30 tentang percakapan dengan perempuan Samaria. Tuhan Yesus berkata “ ….. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air didalam dirinya, yang terusmenerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (ay 14b) Tuhan Yesus sebagai sumber kasih akan selalu mengisi persediaan kasih setiap orang yang memancar bagi sesamanya. Karena kasih adalah air kehidupan. Jadilah sumur kehidupan, Amin …… Dikutip dari homili Pastor Felix Supranto, SS. CC pada peringatan 100 hari meninggalnya Robert Tjin, Pada hari Senin, 12 Desember 2016, pukul 17:00 WIB.MP
“
Tuhan Yesus sebagai sumber kasih akan selalu mengisi persediaan kasih setiap orang yang memancar bagi sesamanya. Karena kasih adalah air kehidupan. Jadilah sumur kehidupan, Amin ……
MP Februari 2017
59
PSIKOLOGI
PAR
A T N I C E D A
M.M. Nilam Widyarini
S
(Tim Konseling Agape, HP: 08159952463)
epanjang pengalaman praktik klinis, saya menemukan agar sehat secara mental atau psikologis yang diperlukan adalah cinta. Viktor Frankl, seorang psikiatris yang riwayat dan karyanya luar biasa mengagumkan, dalam bukunya Man’s Search for Meaning mengungkapkan: ”...Untuk pertama kali dalam hidup, saya menyadari kebenaran dalam syair kebanyakan penyair, kebijaksanaan akhir para ahli pikir. Kebenaran bahwa cinta adalah tujuan utama dan tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Lalu saya menangkap makna rahasia terbesar yang melingkar dalam syair, dalam pikiran, dan keyakinan manusia, yaitu penyelamatan manusia diperoleh lewat cinta dan di dalam cinta.”
60 MP Februari 2017
Dalam mencinta, yang terjadi adalah cinta bersyarat atau cinta tak bersyarat. Tidak ada kemungkinan ketiga!
C I N TA TA K BE R SYA R AT, I N DI V I DU SE H AT Cinta sejati tidak memerlukan syarat. Cinta sejati adalah harus dan merupakan hadiah yang diberikan secara cuma-cuma. Cinta sesungguhnya bukan karena seseorang John Powell, seorang pantas menerima cinta pastor, konselor, dan kita karena cantik, penasihat spiritual. anggun, tampan, baik hati dan sebagainya. Tapi karena memang orang yang kita cintai layak mendapatkan Ya, manusia memiliki kebutuhan cinta kita. Kita sadar bahwa orang eksistensial untuk mengatasi yang dicintai bukan yang terbaik, rasa keterpisahan dengan alam paling hebat, dan paling cocok. semesta sejak kelahirannya di Tetapi itu semua tidak menjadi dunia. Erich Fromm, salah satu persoalan. Terpenting, kita memilih tokoh Psikologi Humanistik memberikan cinta pada orang lain berpendapat, kesadaran akan diri yang juga telah memilih untuk sendiri sebagai suatu kesatuan mencintai kita. Dalam kondisi inilah lahir yang terpisah, kesadaran cinta dapat tumbuh dengan baik. akan ketidakberdayaan dihadapan Dalam bukunya The Art of Loving kekuatan alam dan masyarakat, Erich Fromm mengungkapkan: telah membuat eksistensi manusia ”Cinta tak bersyarat berhubungan terpecah belah, dan diliputi kecemasan. Jawaban sepenuhnya langsung dengan kerinduan yang terletak dalam mencapai kesatuan paling dalam, ....kerinduan pada antar pribadi melalui perpaduan setiap manusia. Sebaliknya dicintai dengan individu lain dalam karena kepantasan diri selalu cinta. “Tanpa cinta, kemanusiaan menimbulkan keraguan: mungkin tidak akan ada”, tegas Fromm. saya tak dapat membahagiakan orang Meninger, psikolog lainnya yang saya inginkan mencintai saya. mengatakan bahwa cinta Atau mungkin selalu ada rasa cemas itu menyembuhkan. Cinta jangan-jangan suatu waktu cinta menyembuhkan si pemberi cinta, akan lenyap. Selain itu cinta yang juga mereka yang menerimanya. didapat karena kepantasan, selalu Nah, berikut ini kita dapat meninggalkan rasa getir dengan belajar mengenai cinta yang kesan. Orang dicintai bukan karena menyembuhkan. Cinta yang sehat. dirinya, tetapi karena kemampuannya MP Februari 2017
61
membuat orang lain senang. Ini bukan cinta, tetapi manipulasi!” John Powell menegaskan bahwa cinta tak bersyarat mendukung perkembangan pribadi. Namun yang banyak terjadi adalah cinta yang membelenggu. Tanpa sadar banyak orangtua memperlakukan anak seperti binatang sirkus. Diberi hukuman atau upah agar berperilaku persis seperti yang diinginkan. Demikian pula suami terhadap istri atau sebaliknya. Cinta seperti itu berisiko menimbulkan luka batin dan bersifat merusak (destruktif). C I N TA A DA L A H P E N E M BUSA N A K T I F K E DA L A M P R I BA DI L A I N Menurut Fromm, cinta merupakan seni. Untuk dapat mencintai, seseorang perlu belajar bukan hanya teori tapi juga praktik, sampai kedua hal itu menjadi intuisi. Untuk mampu mencintai, seseorang juga harus menempatkan cinta sebagai tujuan tertinggi. Cinta adalah penembusan aktif ke dalam pribadi lain hingga mengalami rasa persatuan. Fromm berpendapat, kematangan cinta memuat beberapa komponen yang saling berhubungan, yakni pengasuhan, perhatian, tanggung jawab, dan pengenalan atau pengetahuan, dengan segenap akal budi terhadap pribadi lain. Komponen tersebut merupakan ciri kematangan pribadi, yaitu pribadi yang mengembangkan kekuatan sendiri secara produktif, hanya mau memiliki 62 MP Februari 2017
apa yang diusahakan sendiri, meninggalkan impian narsistis tentang kemahatahuan dan kemahakuasaan. Juga mencapai kerendahan hati yang berdasar pada kekuatan batin dari hasil kegiatan produktif sejati. Cinta beragam bentuk, yaitu cinta sesama dan cinta persahabatan, cinta Tuhan, cinta orangtua-anak, cinta pada diri sendiri, maupun cinta romantik. Nah cinta sesama merupakan bentuk cinta yang paling mendasar. Kerukunan antar manusia dari berbagai golongan, ras, etnis, dan agama atau keyakinan, merupakan perwujudan kemampuan pribadi yang matang. Mereka yang telah mewujudkan kerukunan atau persatuan antar umat manusia, artinya telah mampu menembus batas yang memisahkan dirinya dengan orang lain. Mereka telah menembus kulit luar perbedaan umat Aku bukan lahir untuk manusia dan memenuhi harapanmu; masuk pada Tetapi aku ada untuk kedalaman menguatkanmu pribadi Sebagai pribadi lain, serta yang unik. mengalami Kutipan Puisi Cinta persatuan.MP Psikolog Walter Tubbs
Peony Kids’ Centre is a one-stop Diagnostic Learning Support & Specialised Intervention Centre for children with special developmental needs in terms of their learning abilities, behaviour, social communication and emotional skills. Our intervention programme is structured and specially designed to cater to every aspect of a child’s needs.
Speech therapy
Play therapy
Counselling
Occupational therapy
Other services
Gedung Budhi Lestari
Jl. Sultan Iskandar Muda No 1 RT 009/ RW 01 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan Kecamatan Jakarta Selatan Mon-Fri : 9.00-18.00 I Sat : 9.00-15.00 021 722 6047 (ext 108) I 021 7279 7833 (ext 108) 021 7279 8071 (ext 108) I 0812 863 5725 email :
[email protected] www.peonykidscentre.com
play therapy room
sensory integration room
sensory integration room
MP Februari 2017
63
ORBITAN LEPAS
Yuk! Rumusan doa : Kapel Kanisius Menteng
S
udah menjadi tradisi di Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) setiap tanggal 6 Januari. Pastor paroki memberkati kapur, air suci, dan garam yang akan dibagikan kepada masing-masing keluarga. Setelah itu para keluarga pulang ke rumah masingmasing dan memberkati rumah mereka dengan air suci dan garam, kemudian menuliskan “20+C+M+B+17” dengan kapur di palang pintu masuk. Biasanya yang memimpin upacara singkat ini adalah kepala keluarga. Angka 20 dan 17 adalah angka tahun ini. Jika kita tulis tahun 2018, cukup kita ganti angka 17
64 MP Februari 2017
dengan angka 18. C, M, B adalah singkatan dari ketiga nama Para Majus, yakni Caspar, Melchior, dan Balthasar. Namun disisi lain huruf-huruf tersebut merupakan singkatan dari bahasa Latin “Christus Mansionem Benedicat”, yang berarti “Semoga Kristus memberkati rumah ini”. Lambang “+” sendiri merupakan lambang Salib. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud penghayatan iman kita serta permohonan kita kepada Allah supaya melindungi rumah kita dari kekuatan “si jahat”. Selain itu menandai palang pintu dengan kapur menandakan komitmen keluarga untuk selalu menyambut
Kristus dalam seluruh kehidupan keluarga, baik dalam suka maupun duka sepanjang tahun. RUMUSAN UPACARA Pemberkatan kapur I : Pertolongan kita dalam nama Tuhan U : Yang menjadikan langit dan Bumi I : Tuhan sertamu U : Dan sertamu juga Marilah berdoa, “Ya Tuhan, berkatilah kapur tulis ini sehingga dapat dipergunakan sebagai sarana keselamatan bagi umatMu. Semoga melalui pertolongan NamaMu yang kudus, Kristus berkenan memberkati rumah umatMu yang dengan penuh iman menandai pintu rumahnya dengan menggunakan kapur ini. Kiranya melalui perantaraan orang kudusMu, Caspar, Melchior, dan Balthasar, umatMu memperoleh perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan baik jiwa maupun raganya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin”. (kapur diperciki air suci) * Ketika menuliskan “20+C+M+B+17” bacalah doa ini: “Tiga orang Majus, Caspar, Melchior, dan Balthasar mengikuti bintang menuju Anak Allah yang menjadi manusia 2017 tahun yang lalu. Semoga Kristus memberkati rumah kami dan senantiasa bersama kami sepanjang tahun ini. Amin”.
“Berkatilah ya Tuhan, rumah umatMu sehingga di dalamnya terdapat kesehatan, kemurnian, keteguhan, kerendahan hati, kebaikan dan keramahan, ketaatan dan ketakwaan kepada perintahMu, serta ucapan syukur senantiasa dilambungkan kepadaMu Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Semoga berkatMu senantiasa menaungi dan tetap tinggal di dalam rumah dan mereka yang akan menempatinya. Kiranya rumah dan keluarga umatMu Kau mampukan menjadi saluran berkat dan kasihMu kepada siapapun yang akan berkunjung serta sesama di sekitarnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin”.MP
“Christus Mansionem Benedicat”, yang berarti “Semoga Kristus memberkati rumah ini” MP Februari 2017
65
LIMBAH PENEBANGAN POHON DI KOMPLEKS TAMAN MENJADI INSPIRASI DEKORASI NATAL 2016 Beberapa kali melewati taman dikompleks perumahan terlihat kegiatan penebangan beberapa pohon pohon besar membuat hati terusik; akan diapakan kah batang dan ranting ranting sedemikian banyaknya? Melihat besar dan ketebalan batang nya menjelaskan berapa puluh tahun umur pohon tersebut. Sementara dalam beberapa hari pohon pohon tersebut akan habis ditebang dan sebagian besar akan dibuang.Pohon dengan segala keindahannya adalah juga ciptaan Tuhan. Adakah sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghargai ciptaan Tuhan yang akan di musnahkan ini?
Kredit Foto Nugroho Jati, Dokumentasi Panitia Natal & MP
66 MP Februari 2017
POJOK KOMSOS Kembali kehadapanNya memohon akan belas kasihanNya dan Tuhan memberikan terangNya untuk menjadikan bahan dasar inspirasi dekor Gua Yesus dan Pohon natal untuk dekorasi St. Stefanus Cilandak 2016 ini. Dengan 5 kali angkutan dahan dan ranting yang terhampar berserakan ditaman kami kumpulkan dengan seijin yang bertugas disana. Setelah selesai kami tumpuk hampir mencapai ketinggian atap rumah; dan berharap semua ini akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dekorasi gereja St. Stefanus. Selain limbah dahan dan ranting pohon; untuk melengkapi keharmonisan dekorasi digunakan tanaman hias pot daun dan tanaman hias pot bunga dengan menggunakan media tanah atau sekamnya. Hal ini sesuai anjuran dari KAJ untuk lebih ramah lingkungan dengan tidak menebang atau memotong tanaman/bunga.
Kredit Foto Sebastian, Dokumentasi Panitia Natal & MP
Harapannya, hasil keharmonisan antara limbah dahan/ ranting dan tanaman hias pot; dapat menambah apresiasi kita terhadap apapun bentuk ciptaan Tuhan dengan menjadikan hal yang kelihatan tak berguna atau tercampakkan menjadi hal yang indah dan berguna terlebih jika ini semua dapat menjadi persembahan yang menyenangkan hati Tuhan ; juga sebagai bentuk rasa syukur kita akan segala ciptaanNya. Inneke
MP Februari 2017
67
POTRET GEREJA Eddy Handoko
N
TUGAS DAN PERANAN BARU DALAM KEPENGURUSAN GEREJA
ama lengkapnya Martinus Eddy Handoko, biasa disapa Eddy. Siapakah beliau di Paroki St. Stefanus? Mungkin tidak banyak yang tahu siapa beliau. Sebenarnya beliau sudah lama berkecimpung dalam pelayanan gereja. Sedikit mengenal lebih dalam tentang dirinya, beliau lahir di Malang, 18 November 1956 dan dibaptis tahun 1975. Sekarang Eddy tinggal di Wilayah III, Lingkungan Paulinus, bersama sang istri Lina Wijaya Handoko, dan memiliki seorang putri yang juga sudah menikah, serta memiliki dua orang cucu. Profesi yang dijalankan sekarang, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT. Multipolar. Tbk, sedangkan kehidupan pelayanan gereja yang pernah dijalankan
68 MP Februari 2017
selain sebagai warga lingkungan, beliau juga terlibat di Yayasan Lembaga Daya Dharma KAJ sebagai Pembina, pernah menjadi pengajar Seminar Hidup Dalam Roh Kudus KAJ, Prodiakon, dan saat ini beliau diberikan tugas panggilan sebagai Wakil Ketua Dewan Paroki II (WK DP II) bersama Albertus Primusanto yang menjabat Wakil Ketua Dewan Paroki I (WK DP I), untuk periode 2017 – 2020. Jika bercerita tentang bagaimana beliau bisa ditunjuk sebagai rekan kerja Albert sebenarnya beliau juga sedikit ragu karena jabatan ini benar-benar baru dan beliau belum paham cara kerjanya. Tapi atas dukungan dan dorongan dari beberapa teman-teman gereja akhirnya beliau menerima tugas pelayanan ini.
Beliau mengambil segi positif dari proses panggilan pelayanan yang akan dijalankannya, beliau berpendapat bahwa tugas ini bukan hanya pelayanan semata melainkan suatu bentuk tanggung jawab sebagai warga gereja dan panggilan hidup sebagai orang beriman untuk membantu masa depan gereja dan umat paroki. Tugas tambahan beliau selain sebagai WK DP II, beliau juga sebagai pendamping Seksi Katekese dan Wilayah 3. Sebagai pendamping Seksi Katekese beliau berpendapat bahwa cara yang terbaik agar bidang katekese dapat berjalan dengan baik adalah mengupayakan agar dalam komunitas basis Lingkungan dan kelompok Kategorial muncul dari para Katekis. Para katekis baru perlu digalakkan dan ditumbuh kembangkan, dengan menjalin kerjasama dengan lingkunganlingkungan, seksi kerasulan Kitab Suci, seksi Kerasulan Keluarga, kelompok Kategorial, Prodiakon, PDKK, dan lain lain. Arti Katekese konteksnya luas, tetapi sederhananya, katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman agar umat semakin bertumbuh dan dewasa dalam iman. Jadi katekese disamping untuk menyiapkan seorang menjadi Katolik, juga pembinaan iman agar semakin bertumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan usia, sehingga dalam katekese ini ada pembinaan iman anak (BIA), pembinaan iman remaja (BIR), pembinaan iman dewasa (termasuk
OMK), dan lansia. Menurut beliau, peran katekese di paroki sangat penting dalam menyiapkan penyelenggara baptisan bayi, mempersiapkan calon-calon baptis dewasa, pembinaan iman anak dan remaja, mempersiapkan umat untuk menerima Sakramen Komuni Pertama dan Sakramen Krisma. Peran katekese dalam umat paroki, seharusnya sudah dapat dijalankan di masing-masing Lingkungan, dan Kelompok Kategorial. Misalnya, dalam liturgi, bagaimana sikap umat dalam Ekaristi yang baik dan benar perlu ditingkatkan melalui lingkungan masing-masing. Peranan inilah yang menjadi harapan beliau untuk gereja dan umat. Merujuk pada tema pelayanan Pastoral Evangelisasi KAJ 2017, yaitu Amalkan Pancasila: Makin Adil dan Beradab, beliau berpendapat semua berawal dari sila ke-2 Pancasila. Kata ‘adil’ menunjuk pada ciri kesetaraan seluruh umat manusia yang diciptakan oleh Allah yang sama dan memiliki martabat yang sama dan setara. Semua memiliki hak untuk hidup, bekerja, mengenyam pendidikan dan lain lain. Sebagai orang Kristiani kita diundang untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab dengan mempraktikkan kasih sempurna seperti diteladankan Yesus Kristus. Di dalam situasi seperti ini, kita wajib mendukung penuh untuk menjaga kesatuan keutuhan NKRI, agar kehidupan kita terbebas dari gangguan yang bisa memecah-belah bangsa. TYO MP Februari 2017
69
DANA PAROKI ST. STEFANUS DESEMBER 2016 No Wil
Lingkungan
Kode
Perhit.
5 Des16
Amplop
Perhit.
RP
Amplop
13 Des16
Perhit.
RP
Amplop
19 Des16
Perhit.
RP
Amplop
26 Des16
Perhit.
RP
Amplop
31 Des16
RP
1
1
St.Hubertus
HBS
5
420.000
-
-
7
200.000
2
100.000
1
50.000
2
1
St.Yoh.Pemandi
YPE
1
20.000
-
-
2
130.000
4
125.000
1
100.000
3
1
St.Gregorius
GRR
2
75.000
-
-
4
200.000
5
250.000
1
50.000
4
1
St.Yudas Tadeus
YTA
1
30.000
-
-
-
-
13
700.000
5
290.000
5
2
Sta. Theresia
THE
-
-
8
120.000
5
245.000
2
110.000
2
55.000
6
2
Sta.M.Immaculata
MIM
4
60.000
1
50.000
-
-
-
-
-
-
7
2
Sta.Maria Fatima
MFA
5
37.000
5
50.000
-
-
2
120.000
-
-
8
2
Sta.M. Bernadette
BDE
7
350.000
5
85.000
10
495.000
5
85.000
1
50.000 200.000
9
3
St.Markus
MKI
2
45.000
2
125.000
3
170.000
7
330.000
1
10
3
St.Nicodemus
NDS
2
50.000
-
-
10
1.150.000
2
150.000
-
-
11
3
St.Oktavianus
OTS
3
210.000
1
20.000
3
850.000
4
220.000
5
210.000
12
3
St.Paulinus
PLN
2
300.000
-
-
1
300.000
1
50.000
2
65.000
13
3
St.Quirinus
QRS
1
30.000
5
300.000
2
250.000
7
870.000
1
50.000
14
4
St.Antonius
ATS
1
100.000
1
100.000
1
50.000
5
100.000
1
20.000
15
4
St.Clementus
CLS
3
200.000
-
-
10
640.000
1
50.000
1
100.000
16
4
Sta. Faustina
FSA
1
20.000
6
120.000
39
1.870.000
3
55.000
-
-
17
5
Sta.Angela
AGE
4
350.000
-
-
5
500.000
-
-
7
370.000
18
5
St.Bartholomeus
5
570.000
2
250.000
5
500.000
-
-
5
500.000
19
5
Emmanuel
4
4.300.000
-
-
1
50.000
2
350.000
2
100.000
BTS EML
20
5
Sta.Ursula
URS
2
300.000
-
-
2
600.000
21
6
St.M.Magdalena
MMA
2
150.000
-
-
-
-
22
6
St.Aloysius
ALS
2
25.000
-
-
6
420.000
23
6
St.Thomas Aquino
TAQ
7
320.000
5
100.000
2
120.000
24
7
Sta.Helena
HLN
2
15.000
-
-
-
-
25
7
Romo Sanjoyo
RSO
4
35.000
1
12.000
1
10.000
26
7
St.Simeon
SMN
11
90.000
2
15.000
2
15.000
-
-
2
100.000
710.000
3
90.000
-
-
2
75.000
-
-
1
50.000
146.000
15
60.000
-
-
3
55.000
6
35.000
4
19.000
10
17
27
7
Sugiyopranoto
SGO
-
-
-
-
-
-
-
-
3
35.000
28
7
St.Theodorus
THO
3
20.000
-
-
7
40.000
5
130.000
6
70.000
29
8
St.Paulus
PLS
5
105.000
27
780.000
2
60.000
-
-
-
-
30
8
St.Timotius
TTS
8
532.000
6
120.000
6
120.000
8
130.000
5
200.000
31
8
Sta.Veronica
VRA
-
-
2
20.000
6
410.000
5
70.000
-
-
32
9
St.Bonaventura
BVA
2
70.000
1
20.000
2
100.000
2
40.000
1
20.000
33
9
St.Bonifacius
BFS
7
165.000
1
20.000
4
352.000
-
-
1
5.000
34
9
Keluarga Kudus
KKS
83.000
1
25.000
3
30.000
1
5.000
-
-
35
10 St.Yoh Don Bosco
DBD
10
220.000
-
-
1
20.000
-
-
-
-
36
10 St.Kristoforus
CRS
1
20.000
1
20.000
-
-
4
55.000
-
-
37
10 Sta. Maria Goretti
MGI
6
269.000
2
120.000
3
165.000
1
5.000
-
-
38
10 Sta.Maria B.Setia
MBS
3
250.000
-
-
1
100.000
1
50.000
1
20.000
39
11 Sta.Felicitas
FSE
-
-
15
1.230.000
4
140.000
3
200.000
-
-
40
11 Sta.Anastasia
ANS
7
235.000
1
100.000
4
80.000
-
-
2
200.000
41
11 Maria Ratu Damai
MRD
10
800.000
-
-
6
200.000
2
75.000
1
30.000
42
12 St.Bernadus
BDS
3
160.000
-
-
2
40.000
1
30.000
2
70.000
43
12 St.Dionisius
DNS
3
210.000
1
10.000
1
50.000
1
50.000
6
260.000
44
12 St.Elias
ELS
3
190.000
3
90.000
2
168.000
-
-
1
NN
5
150.000
5
330.000
9
100.000 475.000
Trf via bca #...994 : 500.000
DONASI PENGGANTIAN BIAYA CETAK MAJALAH MEDIAPASS JANUARI 2017 1 Lingk. St. Paulus
500.000
2 Lingk. St. Felicitas (tahun 2016)
600.000
3 Lingk. Sta. Theresia (Januari 2017)
60.000 Total
70 MP Februari 2017
1.160.000
Terima kasih atas donasi yang telah diberikan. Kami menunggu kontribusi anda di edisi-edisi berikutnya. Setiap donasi, mohon disertakan nama lingkungan pada copy bukti transfer dan disampaikan kepada Ibu Liliek (Kasir Paroki St. Stefanus).
MP Februari 2017
71
Misa
Tutup Tahun 2016 Misa diadakan Pada Pukul 17.30 WIB tanggal 31 Desember 2016. Misa dipimpin oleh Rm. Antonius Sumardi, SCJ konsebelara si dengan Romo Hendrik Meko, SVD.
Selamat Tahun Baru 2017, semoga Tuhan menyertai karya dan cinta kasih kita.
72 MP Februari 2017