PENGARUH PENGEL NGELOLAAN KOPERASI PONDOK K PE PESANTREN (KOPONTREN) TERH ERHADAP PEMBENTUKAN JIWA A WI WIRAUSAHA PARA SANTRI (Studi Kasus di Koperasi rasi Pondok Po Pesantren Sirojuth-Tholibin Desaa Brabo Brab Kecamatan Tan Tangungharjo Kabupaten Grobogan)
SKRIPSI Diajukan untuk untu Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat yarat Guna Memperoleh Gelar Strata 1 Program Studi Ekonomi Islam
Disusun Oleh : ALI ROFIQ NIM. 082411088
FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT T AG AGAMA ISLAM NEGERI WALISON ISONGO SEMARANG 2012
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT UT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO NGO FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof.Dr.Hamka amka Kampus III Ngaliyan Semarang Telp. (024)) 7601291 7601
PENGESAHAN Nama
: Ali Rofiq Ro
NIM
: 082411088 08241
Jurusan/Prodi
: Ekonomi Ekono Islam
Judul Skripsi
: PENGARUH PENG PENGELOLAAN KOPERASI POND PONDOK PESAN PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEM PEMBENTUKAN JIWA WIRA USAHA PARA SANTRI ( Studi di Kas Kasus di Pondok Pesant Pesantren Sirajuth-Tholibin Brabo )
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan D Penguji fakultas syari’ah Institut ut Agama Aga Islam Negeri Walisongo Semarang, pada da tanggal tang : 22 juni 2012 Dan dapat diterima sebagai agai kelengkapan k ujian akhir dalam rangkaa menyelesaikan men Studi Progam Sarjana Strata I ( S.I ) tahun t akademik 2012/2013 M. Guna memper emperoleh gelar sarjana dalam ilmu sayri’ah. Semarang, Juni Jun 2012 Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang, Sidan
H. M. Syaifullah, M. Ag
Drs. Ghufron fron A Ajib, M. Ag
NIP. 19700321 199603 1 003
NIP. 19660325 0325 199203 1 1 001
Penguji I,
Penguji II
Drs. H. Wahab Zaenuri, M. M
Dra. Hj. Nur ur Huda, H M. Ag
NIP. 19690908 200003 1 001
NIP. 19690830 0830 1199403 2 003
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ghufron Ajib, M.Ag. NIP. 19660325 199203 1 001
Johan Arifin, fin, S. S.Ag., MM NIP. 19710908 908 2200212 1
ABSTRAK
ALI ROFIQ, PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN
(KOPONTREN)
TERHADAP
PEMBENTUKAN
JIWA
WIRAUSAHA PARA SANTRI, Jurusan Ekonomi Islam Iain Walisongo Semarang, Juni, 2012. Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi, mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi. Penelitian dalam bentuk skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri, yang diteliti pada 60 santri putra dan putri di Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka dan membuat deskripsi secara faktual. Penelitian ini memiliki dua variabel pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) dan pembentukan jiwa wirausaha para santri. Teknik analisa datanya menggunakan teknik regresi dengan menggunakan melakukan beberapa uji dengan sampel 60 santri Pondok pesantren Sirojuth-Tholibin. Hasil penelitian ini diperoleh r = 0,968 / 96,8% yang menyatakan bahwa hipotesis alternatif diterima yang menyatakan adanya pengaruh dalam pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,
Juni 2012
Deklarator,
ALI ROFIQ NIM. 082411088
MOTTO
ﱃ وهل ﰱ درﺟﺔ الاﺧﺮة# وﷲ ﻳﻘﴣ ﲠﺒﺎت اﻟﻮاﻓﺮة Artinya: Nadhim (Ibnu Malik) berdo’a “Semoga Allah membrikan baarang-barang yang sempurna, kepada ku (nadhim) dan kepadanya (Ibnu Mu’thi) sebuah derajat di dalam akhirat” (Akhir Muqoddimah Alfiah Ibnu Malik)
PERSEMBAHAN
Allah SWT, Segala tasbih, tahmid, dan takbir penulis lantunkan bagiMu yang tak pernah berhenti memberi perlindungan, kenikmatan anugrah dan hidayah. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebaik-baik sauri tauladan. Dengan bangga dan bahagia, skripsi ini penulis persembahkan untuk: Almamater, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Ekonomi Islam Pembimbingku Drs.Ghufron Ajib M.Ag, dan Johan Arifin, S.Ag., MM. Pondok Pesantren Sirojuh-Tholibin Brabo Ibunda tercinta, Hayatun (Almarhumah); Allahummaghfirlaha Warhamha Wa’afiha Wa’fu‘anha, yang selalu memeberi dorangan, kasih sayang, pengorbanan yang tercurahkan kepada penulis sebelum wafatnya beliau, do’a penulis bagi ibu; semoga diluaskan kubur beliau amiin. (Uhibbuk Ummy) Yang senantiasa mendo’akanku tanpa henti, Ayahanda (Sulaiman) Adik-adikku tercinta (Ahmad Subhan dan Nur Sa’idah) yang selalu memberikan keceriaan bagi penulis. Yang selalu memberi warna dalm hidupku Ni’mah Diana Keluarga ibu dan bapak semuanya. Dewan asatidz dan santriwan-santriwati Yayasan “Roudlotul Muttaqin” brabo (pak wir, pak jar, pak bain, kang rozi, kang munir, bu niah, bu tam) Wadyabala seluruh kru LPM Justisia Teman-teman EI B 2008, dan teman-teman MAK Tajul Ulum Brabo 2005 Temen-temen dukuh krajan bendungan desa brabo Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis hanya bisa mengucapkan Jazakumullah khoirol jaza, jazaan katsiron, trimakasih.
KATA PENGANTAR
ÉΟŠÏm§9$# Ç≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0
Penulis lantunkan untaian tasbih, tahmid, dan takbir buat sang pencipta langit dan bumi yaitu Allah SWT. Karena dengan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi yang Al-amin dan yang terakhir, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga tercintanya dan sahabat setianya yang telah membawa manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang benderang menuju keselamatan dunia dan akhirat. Selama penyusunan skripsi ini, dan selama penulis belajar di Fakultas Syari’ah dan Jurusan Ekonomi Islam, penulis banyak mendapatkan dorongan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada: 1. Rektor IAIN Walisongo Semarang Prof.Dr. Muhibbin, M.Ag, Dekan Fakultas Syari’ah Dr. Imam Yahya, M.Ag , Ketua Jurusan Ekonomi Islam Dr. Ali Murtadlo M.Ag, beserta para Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini. 2. Drs.Ghufron Ajib M.Ag, selaku pembimbing I dan Johan Arifin, S.Ag., MM yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. K.H. A. Baidlowi syamsuri, Lc. H., selaku pengasuh Pondok Pesantren Sirojuth-tholibin, beserta keluarganaya, segenap pengasuh pon-pes, dan staff Koperasi yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. 4. Ibunda tercinta, Hayatun (Almarhumah); Allahummaghfirlaha, Warhamha, Wa’afiha, Wa’fu‘anha, yang selalu memeberi dorangan, kasih sayang, pengorbanan yang tercurahkan kepada penulis sebelum wafatnya beliau, do’a penulis bagi ibu; semoga diluaskan kubur beliau amiin. (Uhibbuk Ummy) 5. Ayahanda (Sulaiman) tercinta, yang telah mengasuh diri penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan yang tercurahkan, baik moril maupun materiil sehingga kesulitan yang penulis hadapi dapat teratasi, serta doa yang selalu terpanjat untuk
penulis kepada bapak, supaya diberi kesabaran dalam menjalakan keseharian, semoga rahmat dan kasih sayang Allah senantiasa tercurahkan kepada bapak amiin
6. Seluruh keluarga besar bapak dan ibu yang telah memberikan banyak dukungan moral dan doa kepada penulis. Semoga Allah senantiasa menyayangi dan memberi rahmatnya. Amin.
7. Adik (Ahmad Subhan dan Nur Sa’idah) yang selalu penulis sayangi, pesen penulis kepada adi-adiku “semangat terus belajar sampai jenjang yang lebih tinggi, sabar menjalani kehidupan tanpa ibu tercinta, Subhan, kejar S1 mu dan Nur Saidah, kejar pendidikan dan Qur’anmu. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ni’mah Diana yang selalu menemani, warnai hari-hari penulis, dengan niat tulus, penuh tekad dan Bismillah.
8. Seluruh jajaran asatidznya (pak Nawir, pak Ba’in, pak jar, kang Rozi kang Munir, bu Tam, bu Niah dan yang lainya) beserta santriwan santri yayasan “Roudlotul Muttaqin” yang selalu memeberi semangat dan pengalaman oraganisasi. 9. Teman-teman kampus Jurusan Jurusan Ekonomi Islam 2008, teman-teman LPM JSTISIA, teman-teman MAK Tajul Ulum Brabo 2005 dan semua pihak yang tidak mungkin penulis cantumkan satu-persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung . Semoga bantuan yang telah diberikan tercatat sebagai amal shaleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat adanya. Amin....
Semarang,
Juni 2012
Penulis Ali Rofiq
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................. .
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING........................................................... .
ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................
.
iii
HALAMAN ABSTRAK........................................................................................... .
iv
HALAMAN DEKLARASI...................................................................................
.
v
HALAMAN MOTTO............................................................................................
.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................ .
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR....................................................................... .
viii
HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................................
x
.
HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................. .
xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR.......................................................................... .
xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... .
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah............................................................................ ..
1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... ...
6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ ...
7
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................
7
1.3.2
Manfaat Penelitian...........................................................................
7
1.4 Sistematika Penulisan.............................................................................. ....
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori....................................................................................... ....
10
2.1.1 Hakikat Koperasi........................................................................... ....
10
2.1.2 Landasan Koperasi........................................................................ ....
17
2.1.3 Bentuk Koperasi............................................................................ ....
19
2.1.4 Partisipasi Anggota Pada Koperasi.................................................
24
2.1.5 Manajemen dan Pengelolaan Koperasi....................................... ....
26
2.1.6 Perbedaan Koperasi Dengan Badan Lain........................................
29
2.2 PONDOK PESANTREN......................................................................... .....
30
2.2.1 Pengertian Pondok Pesantren..........................................................
30
2.2.2 Sistem Pendidikan Pondok Pesantren...............................................
31
2.3 KEWIRAUSAHAAN (ENTERPRENUERSHIP).................................
33
2.3.1 definisi Wirausaha (Entreprenuer)............................................
33
2.3.2 Urgensi Pendidkan Kewirausahaan...........................................
34
2.4 Kerangka Berpikir.............................................................................
36
2.5 Pengajuan Hepotesis..........................................................................
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian..................................................................................
39
3.2 Tempat Penelitian..............................................................................
40
3.3 Tujuan Penelitian...............................................................................
40
3.4 Populasi dan Populasi Sampel............................................................
40
3.5 Teknis Pengumpelan Data..................................................................
41
3.5.1 Dokumentasi............................................................................
41
3.5.2 angket......................................................................................
41
3.5.3 Observasi.................................................................................
42
3.6 Teknis Pengolahan dan Analisa Data..................................................
42
3.6.1 Tekmis Pengumpulan Data.......................................................
42
3.6.2 Teknis Analisis Data.................................................................
44
3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................
44
3.6.2.1.1 Uji Validitas...................................................
44
3.6.2.1.2 Uji Reliabilitas................................................
44
3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik.........................................................
44
3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas........................................
45
3.6.2.2.2 Uji Autokorelasi..............................................
45
3.6.2.2.3 Uji Heteroskedasitas.......................................
45
3.6.2.2.4 Uji Normalits..................................................
46
3.6.2.3 Pengujian hepotesis.......................................................
46
3.6.2.3.1 Analisis Berganda...........................................
46
3.6.2.3.2 Uji T (Uji Parsial)...........................................
48
3.6.2.3.3 Uji F (Simultan)..............................................
49
3.6.2.3.4 Koefisien Determinasi.....................................
50
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gamabaran Umum Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin........ 4.1.1Profil Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin.................
54 54
4.1.2 Latar Belakang Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “ZADUNA”...................................................................................
56
4.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “ZADUNA”...................................................................................
56
4.1.4 Fungsi dan Tugas...........................................................................
58
4.1.5 Omset Pemasukan Keuangan Koperasi Zaduna..........................
60
4.1.5 Program Kerja Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna....
61
4.1.6 Sarana Prasarana Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna.
63
4.2 ANALISIS DATA..................................................................................
64
4.2.1 Data Responden.............................................................................
64
4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................
68
4.2.2.1 Uji Validitas.......................................................................
68
4.2.2.2.Uji Reliabilitas...................................................................
70
4.2.3 Pengujian Hepotesis.......................................................................
72
4.2.3.1 Analisis Berganda..............................................................
72
4.2.3.2 Uji T (Uji Parsial)..............................................................
72
4.2.3.3 Uji F (Simultan).................................................................
74
4.2.3.4 Koefisien Determinasi.......................................................
75
4.2.4 Uji Asumsi Klasik..........................................................................
75
4.2.4.1 Uji Normalits ....................................................................
76
4.2.4.2 Uji Multikolinieritas .........................................................
77
4.2.4.3 Uji Autokorelasi ...............................................................
78
4.2.4.4 Uji Heteroskedasitas..........................................................
79
4.3 PEMBAHASAN....................................................................................
80
4.3.1 Pengaruh Tahap Perencanaan (Planning) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri.........................................................
80
4.3.2 Pengaruh Tahap Pengorganisasian (organizing ) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri..................................
81
4.3.3 Pengaruh Tahap Pelaksanaan (actuating) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri.........................................................
82
4.3.4 Pengaruh Tahap Pengawasan (controlling) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri.........................................................
83
4.4 Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri........................... ..
83
4.5. Pembentukan Jiwa Wirausaha santri.........................................................
84
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.............................................................................................. ..
86
5.2 Kritik........................................................................................................ ..
87
5.3 Saran...........................................................................................................
88
5.4 Penutup................................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
..
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bagan Pengelolaan Koperasi........................................................................
26
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................................
37
Tabel 3.1 Variabel, Difinisi, Indikator dan Item Indikator..........................................
51
Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Koperasi Pondok Pesantren Sirojut-Tholibin “Zaduna”.....................................................................................................
57
Tabel 4.2 Daftar Responden Berdasarkan Usia..........................................................
65
Tabel 4.3 Jenis Kelamin..............................................................................................
66
Tabel 4.4 Lama Berada Di Pon-Pes........................................................................... ...
67
Tabel 4.5 Keanggotaan................................................................................................
68
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen......................................................................
69
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas....................................................................................
71
Tabel 4.8 Uji T atau Uji Parsial....................................................................................
73
Tabel 4.9 Uji F atau Uji Simultan................................................................................
74
Tabel 4.10 Uji Koefisiensi Determinasi (R2)................................................................
75
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas....................................................................................
77
Tabel 4.12 Autokorelasi...............................................................................................
78
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia..................................................................
65
Tabel 4.2 Pengelompokan Jenis Kelamin........................................................................
66
Tabel 4.3 Lama Berapa di Pon-pes...................................................................................
67
Tabel 4.4 Berdasarkan Anggota.......................................................................................
68
Tabel 4.5 Uji Normalitas..................................................................................................
76
Tabel 4.6 Uji Heteroskedasitas........................................................................................
79
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Masalah Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badanbadan usaha atau pelaku kegiatan ekonomi yang lebih mengutamakan modal. Dengan demikian koperasi sebagai badan usaha mengutamakan faktor manusia dan bekerja atas dasar perikemanusiaan bagi kesejahteraan para anggotanya. Meskipun koperasi menjunjung
tinggi
merupakan
kumpulan
dan
nilai-nilai kemanusiaan, tetapi koperasi bukanlah
badan amal.1 Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:
( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ ∩⊄∪ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© ©!$# ¨βÎ) Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya (Q.S. Al-maidah: 2) 1
hal 3
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia., Jakarta: Bina Aksara, 1989
2
Kerjasama dalam masyarakat modern telah nampak wujudnya dalam suatu jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentu-bentuk ikatan persekutuan hidup telah berkembang dan menjadi lebih beragam. Kini kerja sama di samping memenuhi kebutuhan menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman, juga untuk memperoleh kasih sayang dan persahabatan
seperti
dalam
keluarga
dan paguyuban,
juga
telah
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan, seperti nampak organisasi-organisasi yang resmi yang bersifat mendidik. Koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf
hidup dan
kesejahteraan
anggota-anggotanya.
Pada
asasnya
koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan semata-mata seperti halnya usaha-usaha swasta seperti firma dan perseroan akan tetapi mensejahterakan anggotnya, dalam hal ini dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan koprasi. Berbicara
mengenai
koperasi
sangat
berkaitan
dengan
wirausahawan, mengingat teori wirausaha sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalahmasalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi, perlu disadari bahwa fakta menunjukkan organisasi organisasi koperasi hanya mencakup
suatu bagian dari
semua kegiatan ekonomi, dan
koperasi akan dapat hidup hanyalah dalam kondisi yang sangat khusus. Dalam GBHN 1988 dinyatakan “Bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka
3
mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya berakar
di
dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan
kesadaran, kegairahan dan kemampuan
masyarakat
luas
untuk
berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi. Selanjutnya untuk ditingkatkan partisipasi aktif anggota
pada
semua
tingkat
serta keterkaitan kelembagaan antara
primer, pusat dan induk”.2 Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi, sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia
yang
menggunakan
rasional akan berprinsip pada prinsip sumber yang
terbatas untuk mencapai
ekonomi yaitu hasil
yang
maksimal. Terutama dalam koperasi adanya prinsip - prinsip yang diterapkan
dalam
sebuah
koperasi.
Untuk
terlaksananya
proses
ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang sangat menentukan
adalah
terciptanya
suatu
koperasi
dengan
pengelolaan organisasi yang lebih efektif. Selanjutnya, untuk keberlangsungan hidup masyarakat pondok (santri) mereka mempunya ide untuk membuat suatu usaha dengan tujuan mendidik santri untuk mempunyai jiwa usaha. Permaasalahan awal yaitu santri mempunyai keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan belajar berwirausaha, kemudian diciptakanlah koperasi pondok pesantren.
2
Ibid., Hal. 5
4
Koperasi
pondok
pesantren
adalah
sekumpulan
para
santiwan/santriwati yang bekerja sama untuk kepentingan mereka sendiri dan menggunakan modal mereka senidiri. Maka, dapat di artikan koperasi pondok pesantren mempunyai asas; dari santi, oleh santri dan untuk kesanti. Adapun pengelolan koperasi ini dikelola santri itu sendiri yang dipimpin oleh salah satu ketua dan di awasi oleh pengasuh pondok pesantren. Di dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik, yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pesantren ini memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu dijadikan media pendidikan bagi santri,
tujuan ini memberikan arahan
bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana dengan adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya pihak
pesantren
saja,
koperasi
pesantren ini
memberikan
kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada anggotanya dibanding dengan non koperasi maka dengan sendirinya anggota halnya
akan bertransaksi
koperasi pesantren,
jika
dengan
koperasi
koperasi.
mempunyai
Demikian keunggulan
5
dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor akan
menanamkan dananya
kedalam
koperasi. Dengan
demikian,
anggota masyarakat dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit ñunit usaha dalam rangka hubungan bisnis.3 Koprasi mempunya sifat yang terbuka untuk umum Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.4 Jadi, dalam koperasi pesantren ini di samping tujuan yang ekonomis komersial, koperasi harus memperhatikan pula tujuan dan cita-cita sosialnya, terutama bagi anggota-anggotanya. Jadi seorang pengurus koperasi pesantren yang baik harus berusaha dan mampu memberikan pelajaran yang bersifat membentuk jiwa wirausaha
dan
fungsi sosial koperasi yang dipimpin dibawah naungan pengasuh pondok pesantren dan dijalankan oleh pengurus yang melibatkan semua santri secara baik dan berimbang, koperasi memperhatikan
pendidikan
memperhatikan
kesejahteraan
pesantren
anggota-anggotanya. Koperasi serta
kesehatan
para
harus harus
anggotanya
diantaranya para santri dan masyarakat sekitar yang selalu ikut serta
3 4
Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999, Cet. 5 hal 7 Ninik Widiyanti. Op. Cit.hal 4
6
dalam kegiatan ekonomi. Tegasnya koperasi pesantren adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan mendidik. Salah satu koperasi yang mempuanyai latar belakang seperti uraian di atas adalah koperasi yang berada di Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, dan sekaligus menjadi alasan penulis menjadi tempat untuk diteliti. Koperasi ini semula ide santri-santri untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, ide tersebut dilaksanakan dan dikembangkan oleh beberapa pengurus, mulai dari jual beli sandang pangan, hutang piutang dan lambat laut bisa memproduksi bahan mentah menjadi bahan pangan, oleh karena itu sedikit demi sedikit jiwa wirausaha tertanam dalam jiwa para santri. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul,
“PENGARUH
PENGELOLAAN
KOPERASI
PONDOK
PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PARA SANTRI”.
1.2 Rumusan Masalah Dalam penyussunan tugas akhir ini, penulis akan merumuskan masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yaitu: Berapa
besar
pengaruh
pengelolaan
koperasi
pondok
(kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri?
pesantren
7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui realitas pengaruh pengelolaan koperasi pesantren dan koperasi terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri serta diharapkan
santri
benar-benar memahami
bagaimana
cara
pengelolaan koperasi. b. Terbentuknya jiwa usaha yang telah diterapkan di Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan, Purwodadi dan penulis berharap santri putra maupun putri mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi dirinya.
1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: c. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana pengaruh pengelolaan koperasi pesantren Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan terhadap pembentukan jiwa usaha para santri. d. Bagi
lembaga yang
diteliti,
penelitian
ini berguna untuk
memberikan masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas
8
landasan teoritis melakukan survey di lapangan sehingga dapat memberikan pengetahuan tentang koperasi. e. Bagi kepala sekolah dan pengawas, diharapkan dapat memberikan pembinaan kepada pengurus koperasi (santri) untuk senantiasa menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi ekonomi para santri.
1.4 Sistematika penulisan Sistematika penulisan tugas Akhir ini adalah sebagimana tersebut di bawah ini: Bab I Dalam bab I ini, penulis mendiskripsikan tentang latar belakang masalah, mengapa dan bagaimana Koperasi Pondok Pesantren itu berdidi di
kalangan
masyarakat
pondok
pesantren
dan
menjadi
pusat
perekonomian pondok itu sendiri. Selain itu dalam bab ini juga berisi tentang rumusan masalah, daftar permasalahan yang ingin diketahui jawabanya oleh penulis, tujuan dan manfaat yang penulis dapat dalam penelitian ini. Bab II Dalam bab II ini, berisi tentang pembahasan umum koperasi dan berbagai hal mengenai koperasi, juga berisi tentang pengertian dan sistem pendidikan pondok pesantren, selain itu juga berisi gamabaran jiwa
9
wirausaha atau kewirausahaan (intrepreneurship) dan yang bersangkutan dengan wirausaha.
Bab III Bab III ini berisi tentang metode penelitian yang akan dipakai oleh penulis, kemudian berisi tentang tempat dan populasi yang penulis teliti serta berisi bagaiman teknik pengumpulan dan pengolahan data dan berisi tentang instrumen penelitian yang terletak di Pondok Pesantren SirojuthTholibin Brabo. Bab IV Bab IV berisi tentang hasil penelitan, hasil pengolahan data yang telah penulis teliti, dan berisi tentang sejarah dan seluk beluk koperasi ataupun pondok itu sendiri, dagaimana koperasi ponpes itu berjalan. Bab V Bab V berisi penutup, dimana dalam penutup ini berisi tenyang kesimpulan yang telah kami teliti berdasarkan rumusan masalah yang penulis angkat dan berisi saran, sekaligus merupakan bab terakhir dari penulisan tugas akhir ini.
10
BAB II TINJAUA PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1
Hakikat Koperasi Koperasi berasal dari perkataan ko/co dan operasi/operation,
yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah
suatu perkumpulan
badan-badan,
yang
beranggotakan
orang-orang
atau
yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa 1. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan tetapi persekutuan sosial. 2. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama. 3. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota dengan kerja sama secara kekeluargaan. Koperasi
adalah
merupakan
singkatan
dari
kata
ko/co
dan
operasi/operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata
11
susunan
ekonomi
sebagai
usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.1 Bapak Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “10 Tahun Koperasi” 1941, mengatakan bahwa; koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.2 Kata-kata yang
tersurat dalam definisi
tersebut dapat
diterangkan sebagai berikut: a. Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi. b. Bahwa dengan bekerja sama itu, manusia akan lebih mudah
mencapai apa yang diinginkan. c. Bahwa
pendirian
dari
suatu
koperasi
mempunyai
pertimbangan-pertimbangan ekonomis. Sebagaimana dimuat dalam Bab III Bagian I, pengertian koperasi, Pasal 3 UU No.12 tahun 1967, Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sabagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.3
1
http:/www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan dunia ilmu ekonomi koperasi.com. 2 Bahri Nurdin, Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta:: Fakultas Ekonomi UI, 1993, hal.7 3 Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2006, Cet 1. hal. 36.
12
Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas of Wisconsin, Madison USA mengatakan: “Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya”.4 Dari pernyataan Identiti Koperasi ICA (Perserikatan Koperasi Internasional) Koperasi
ialah
sebuah
persatuan manusia
yang
berautonomi yang secara sukarela bersatu untuk memenuhi keperluan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya dan aspirasi menerusi pertubuhan yang dipunyai bersama dan dikawal secara demokrasi.5 Definisi
diatas
nampak
sederhana,
tetapi
di
dalamnya
terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan himpunan komponenkomponen atau bagian yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. Sendi dasar koperasi yang pertama, bersumber dari pengalaman koperasi yang pertama di Rochdale, Inggris tahun 1984, karena itu sering disebut prinsip-prinsip Rochdale. Prinsip yang ditemukan atas dasar pengalaman itu, kemudian dipergunakan sebagai pedoman bagi para penggerak dan pelopor koperasi di seluruh dunia. Pada kurun waktu yang hampir bersamaan, prinsip-prinsip yang serupa juga ditemukan dan dikembangkan oleh Raffeise dan Herman Schalde D. di Jerman. Dalam perkembangannya kemudian, tiap Negara selalu menyesuaikan diri dengan kondisi masing-masing dalam menerapkan prinsipprinsip itu. Namun beberapa yang bersifat mutlak dan 4 5
M. Firdaus. Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 hal 39 http:/www.koopguru.com.my/definisi.asp.
13
menjadi ciri utama organisasi koperasi tetap dipertahankan sampai saat ini di seluruh dunia. Oleh karena koperasi yang berdiri di Rochdale itu adalah koperasi konsumsi, maka beberapa prinsip di antaranya nampak kaitan yang erat dengan kegiatan usaha konsumsi tersebut.6
Dalam konteks koperasi pesantren, pengurus dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam pengelolaan koperasi yang dapat mendidik santri serta memberi arahan kepada santri sehingga santri dapat memahami kegiatan ekonomi dan tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah sebagai berikut: “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.7
Dengan demikian dari pengertian tersebut hakikat koperasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan orang-orang atau kelompok yang mengutamakan kegiatan yang bersifat kerja sama, gotong royong berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban. Artinya koperasi adalah merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. karena koperasi mempunyai asas demokrasi maka harus dijamin benar-benar bahwa
6
Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara, 1989
hal 12 7
Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2003 cet. 4, hal. 4
14
koperasi adalah milik anggota itu sendiri dan pada dasarnya harus diatur serta diurus sesuai dengan keinginan para anggota yang berarti bahwa hak tertinggi
dalam
koperasi. Cara-cara
koperasi atau
terletak
kriteria-kriteria
pada yang
rapat
anggota
digunakan
untuk
pengelompokkan itu tentunya dari suatu negara ke negara lain berbeda-beda. Pengelompokan atau klasifikasi koperasi atau istilah apa pun yang digunakan, memang diperlukan mengingat adanya banyak perbedaan yang ditemukan di antara
sesama koperasi, baik
yang
menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasi keanggotaannya dan sebagainya. Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya, Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan yang menggunakan berbagai kriteria seperti tersebut di atas itu selanjutnya disebut penjenisan. Dalam perkembangannya kriteria yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke waktu.8
Peraturan pemerintah No.60 Tahun 1959 tentang perkembangan gerakan koperasi (pasal 2), mengatakan sebagai berikut: 1. Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi
ialah
pembedaan koperasi yang didasarkan golongan dan fungsi ekonomi. 2. Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan usaha dan atau tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.
8
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo Persada, 2002, cet 5. hal 61
15
Berdasarkan ketentuan seperti tersebut dalam pasal 2 PP 60/ 1959, maka terdapatlah 7 jenis koperasi (pasal3), yaitu: a.
Koperasi Desa
b.
Koperasi Pertanian
c.
Koperasi Peternakan
d.
Koperasi Perikanan
e.
Koperasi Kerajinan / Industri
f.
Koperasi Simpan Pinjam
g.
Koperasi Konsumsi
Ir.Kaslan A.Tohir, dalam bukunya yang berjudul “Pelajaran Koperasi” (1964) bermacam-macam
menyebutkan
adanya
pengelompokan
dari
koperasi menurut Klasik. Pengelompokan menurut
klasik tersebut hanya mengenal adanya 3 jenis koperasi, yaitu: 1.
Koperasi yang dibutuhkan anggota-anggotanya dan membagi barang-barang itu kepada mereka.
2.
Koperasi penghasil tujuan dari koperasi jenis ini ialah mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama.
3.
Koperasi simpan pinjam tujuan dari perkumpulan ini adalah memberi kesempatan
kepada
anggota-anggotanya
untuk
menyimpan dan meminjamkan uang. Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis Koperasi didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi. Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi
16
produksi. Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada tiga bidang usaha tersebut di atas, lama-kelamaan bertambah luas sesuai
dengan
keperluan masyarakat,
seperi
koperasi
pertanian,
koperasi peternakan, koperasi perikanan dan lainnya. Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud untuk efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya koperasi
yang
bersifat
khusus seperti koperasi batik, koperasi
perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi dan koperasi lainnya. Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban, diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu daerah kerja. Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:
9
1.
Koperasi Konsumsi
2.
Koperasi Kredit
3.
Koperasi Produksi
4.
Koperasi Jasa
5.
Koperasi Serba Usaha9
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, op.cit, hal. 18
17
2.1.2
Landasan Koperasi Indonesia
adalah
Negara
hukum.
Segala
warga
negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap warga Negara dan mengatur hubungan satu terhadap yang lain, agar terjalin dalam keserasian serta ketertiban. Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat. Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan hukum perdata, koperasi telah memiliki
undang-undang
sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem hukum dapat berjalan
lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan
kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belum berkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang kuat. Dalam hal ini dapat dikemukakan 3 macam landasan, yaitu landasan idiil, landasan strukturil dan landasan mental. 1. Landasan idiil Ideal dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau cita-cita. Yang dimaksud landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam usaha mencapai cita-cita koperasi.
18
Koperasi sebagai kumpulan sekelompok orang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh UUD 45 bertujuan mencapai masyarakat adil dan makmur. Jadi tujuan sama dengan apa yang dicita-citakan oleh seluruh bangsa Indonesia. Dalam rangka usaha mencapai citacita
tersebut
koperasi
berlandaskan
Pancasila.
Dengan
perkataan lain landasan idiil koperasi adalah Pancasila.
2. Landasan Struktural Struktural dalam bahasa Inggris berarti susunan. Yang dimaksud
landasan struktural
koperasi
adalah
tempat
berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat. Tata kehidupan di dalam suatu Negara dalam Undangundang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang-undang Dasar tahun 1945 atau disebut UUD 45. karena koperasi merupakan salah satu bentuk susunan ekonomi di masyarakat, maka landasan strukturil koperasi di Indonesia tidak lain adalah UUD 45. Undang-undang Dasar
berisi
aturan
pokok
yang
menyangkut tata hidup bernegara. Di dalamnya tercantum ketentuan-ketentuan secara garis besar tentang bentuk negara, susunan pemerintah, pertahanan, pendidikan, kesejahteraan
19
dan sebagainya. Koperasi merupakan masyarakat. Di dalam UUD 45 hal ini diatur dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: “Perekonomian
diatur
sebagai
usaha
bersama
berdasarkan asas kekeluargaan”.
3. Landasan Operasional Koperasi Indonesia a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 serta penjesaannya. b. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN. c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1967 tentang pokokpokok perkoperasian. d. Anggaran Dasar dan Anggrara Rumah Tangga Koperasi.10
Didalam UURI No. 25 / 1992 juga menyebutkan UUD 1945 sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal 33 ayati 1 beserta penjelasannya. Disitu dicantumkan secara ekplisit bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan pasal 1 adalah koperasi.11
2.1.3
Bentuk Koperasi Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 13 Bab IV) dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan bentuk koperasi
10 11
Ninik Widiyanti, op.cit, hal 36 M. Firdaus, op.cit, hal 42
ialah
tingkat-tingkat
20
koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, pengaabungan dan perindukannya. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapatlah 4 bentuk koperasi yaitu: 1.
Primer.
2.
Pusat
3.
Gabungan.
4.
Induk.
Keberadaan
dari
masing-masing
bentuk
koperasi
tersebut,
disesuaikan dengan wilayah administrasi pemerintahan, seperti tersebut dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang mengatakan bahwa: 1. Di tiap-tiap desa ditumbuhkan koperasi desa. 2. Di tiap-tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi. 3. Di tiap-tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan induk koperasi. Undang-undang
No.
12/1967
tentang
pokok-pokok
perkoperasian masih mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan (pasal
16)
tetapi
tidak
secara
ekpresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada di ibukota kabupaten dan koperasi gabungan harus berada di tingkat propinsi seperti yang tertera dalam PP 60/59. pasal 16 butir (1) Undang-undang No. 12/67 hanya mengatakan daerah kerja koperasi Indonesia pada
21
dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi pemerintahan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi. Berdasarkan
ketentuan
tersebut
di
atas
maka
tidak
mengherankan, jika suatu koperasi, seperti koperasi pegawai Negeri, pusatnya umumnya berkedudukan di ibukota kebupaten, sedangkan jenis koperasi yang lain seperti KUD, pusatnya berkedudukan di ibukota propinsi. Perbedaan dalam pembentukan atau pemusatan koperasi yang dikaitkan dengan administrasi pemerintahan, rupanya tidak hanya terdapat antara suatu jenis koperasi dengan jenis koperasi lain, seperti antara jajaran koperasi unit desa dan jajaran koperasi pegawai negeri, tetapi ternyata perbedaan seperti tersebut di atas juga ditemukan dalam jajaran satu jenis koperasi sendiri. Sebagai contoh dapat kita lihat pada jajaran koperasi pegawai negeri, pada tingkat propinsi. a. Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (IKPN-RI) berkependudukan di Ibukota Negara. Anggota-anggotanya adalah gabungan koperasi pegawai negeri. b. Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) berkedudukan di ibukota Propinsi. Anggota-anggotanya dari GKPN ini adalah pusat koperasi pegawai negeri yang berada di ibukota kabupaten. Tetapi
ada
beberapa
jajaran koperasi pegawai negeri pada tingkat propinsi yang tidak menggunakan nama gabungan koperasi pegawai negeri, tetapi memakai nama pusat koperasi pegawai negeri tingkat I, seperti yang terdapat di propinsi Sumatera Barat, Lampung, Jambi, DKI
22
Jakarta, Kalimantan Tengah, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku, Irian Jaya, dan Timor-Timur. Anggota dari koperasi tersebut adalah Koperasi-Koperasi Primer. c. Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN), yang berkedudukan di ibukota kabupaten, anggota-anggotanya adalah Koperasi Pegawai Negeri. d. Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) yang anggotanya adalah orang-
orang dan mempunyai wilayah kerja kecamatan atau berada dalam lembaga pemerintah atau di sekolah atau di kecamatan yang selanjutnya disebut sebagai PKN Primer. Disinilah kita melihat pengaruh daripada PP 60/59 terhadap bentuk atau penjenjangan dari koperasi yang masih mengaitkan dengan pembagian wilayah administrasi pemerintah. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis koperasi itu mempunyai 4 jenjang, banyak jenis koperasi yang hanya mempunyai 3 jenjang, seperti koperasi unit desa (KUD) dan koperasi karyawan (KOPKAR). Pada tingkat nasional, KUD mempunyai induk (INKUD), sedangkan pada tingkatan propinsi PUSKUD. Demikian pula dengan KOPKAR, Induknya berkedudukan di ibukota tingkat nasional, pusatnya berada di ibukota propinsi. Selanjutnya koperasi yang anggota-anggotanya adalah orang-orang disebut Koperasi Primer, sedangkan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi disebut Koperasi Sekunder, Induk-induk koperasi, Gabungan koperasi dan pusat-pusat joperasi itu merupakan
23
Koperasi Sekunder. Jadi koperasi karyawan yang berada diperusahaanperusahaan, koperasi pegawai negeri yang berada di unit lembaga pemerintahan dan koperasi unit desa yang berada di desa-desa anggota-anggotanya
adalah
orang-orang disebut
Koperasi
yang Primer.
Bentuk koperasi yang demikian ini di Amerika Serikat disebut Koperasi Lokal. Tentang
bentuk-bentuk
koperasi
ini,
Undang-undang
No.25/1992 tidak menyebut-nyebut daerah kerja bagi masing-masing bentuk
koperasi
yang disesuaikan
dengan
wilayah
administrasi
pemerintahan. Pasal 15 dalam penjelasannya, memberikan uraian sebagai berikut: Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi, koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis
atau
tingkatan.
Dalam
hal
koperasi
mendirikan koperasi
sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini dikenal sebagai pusat,
Gabungan
dan
Induk,
maka
jumlah
tingkatan
maupunpenamaanya diatur sendiri oleh koperasi yang bersangkutan. Dari pernyataan pasal 16 undang-undang No. 12/67 dan pasal 15 Undang-undang No. 25/1992, dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya tidak ada keharusan bagi koperasi-koperasi dalam hal penjenjangan ini harus menyesuaikan diri dengan wilayah administrasi pemerintahan. Hal ini semata-mata karena pertimbangan praktis dan pertimbangan historis.12
12
Hendrojogi, op.cit, hal
86
24
2.1.4
Partisipasi Anggota Pada Koperasi Bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi terdiri atas:
1. Partisipasi dapat dipaksakan dan dapat pula sukarela, jika tidak dipaksakan oleh situasi dan kondisi maka partisipasi yang dipaksakan tentu keanggotaaan demokratis.
tidak akan cocok dengan prinsip koperasi
terbuka dan Oleh
karena
sukarela serta manajemen
yang
itu partisipasi
pada
yang
tepat
koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela. 2. Partisipasi dapat formal dan dapat pula informal. Pada partisipasi yang bersifat formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keutusan, tetapi dalam partisipasi yang bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi. 3. Partisipasi
bisa
bersifat
lansung
dan
bisa
bersifat
tidak
langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, mengajukan terhadap
membahas
keberatan terhadap
ucapannya.
pokok
keinginan
Sedangkan dalam
orang
persoalan, lain
partisipasi
atau tidak
langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi orang lain. 4. Partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan dapat pula berupa partisipasi insentif. Kedua partisipasi tersebut timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
25
Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas, maka partisipasi anggota dapat dibagi sebagai berikut. 1.
Dalam kedudukannya sebagai pemilik: a. Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan melalui usaha-usaha pribadinya. b. Mengambil keputusan
bagian dan
dalam
dalam
penetapan
proses
tujuan
pengawasan
pembuatan
terhadap
tata
kehidupan koperasinya. 2.
Dalam berbagai
kedudukan kesempatan
sebagai yang
pelanggan/pemakai bersifat
menunjang
memanfaatkan kepentingan-
kepentingan yang disediakan perusahaan koperasinya.13 Peran serta / partisipasi dengan kata lain, adalah orientasi penilaian keefektifan dari pada anggota sebagai suatu unsur mutlak suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Amitai Etzioni, membedakan tiga jenis peran serta diantaranya, Peran serta Alinatif seperti halnya hubungan antara orang asing yang bermusuhan, dimana satu pihak ingin memaksakan dan memanipulasikan kepentingannya dari pihak yang lain. Peran serta Kalkulatif berorientasi pada hubungan keuntungan seperti halnya dalam kontak-kontak bisnis. Peran serta Moral berorientasi pada komitmen berdasarkan internalisasi normanorma dan identifikasi kewibawaan atau karena tekanan-tekanan kelompok social, ketiga jenis peran serta tersebut diatas yang kadarnya adalah berjenjang dari kalkulatif,moral dan alinatif.14
13
Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, cet 2.
hal. 59 14
Edi Swasono, Mencari bentuk, posisi dan realitas koperasi didalam orde ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3. hal. 310
26
2.1.5
Manajemen dan pengelolaan Koperasi Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang
perekonomian, mempunyai tatanan pengelolaan yang berbeda dengan badan usaha non koperasi, perbedaan tersebut bersumber pada asas koperasi yang bersifat demokratis, dimana penggelolaanya adalah dari, oleh dan untuk anggota. Oleh karena itu dalam tatanan management koperasi dikenal adanya rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa dan manager15 Adapun bagan pengelolaan koperasi adalah sebagai berikut:16 Tabel 2.1 Bagan Pengelolaan Koperasi Rapat Anggota
Dewan Penasehat
Pengurus
Badan Pemeriksa
Manager
UNIT 15
UNIT
UNIT
U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1, hal 39 16 Ibid., hal. 12
27
Menurut The Contemporary Business Dictionary, manajemen mempunyai dua
makna,
yaitu
pengorganisasian,
pelaksanaan, dan
pertama,
proses
pengawasan
perencanaan,
perusahaan
untuk
mencapai sasaran tertentu; kedua, para pemimpin perusahaan. Dalam buku
ini
digunakan
istilah
manajemen
menurut pengertian yang
pertama.17 Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang satu berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya manajemen dapat
disimpulkan
sebagai
suatu
rangkaian
tindakan
sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan segala faktor sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur utama yang terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu unsur pengendalian dan unsur pemafaatan sumber daya. Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan (planning) Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan perlu ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun pendek yaitu pembuatan program-program kegiatan serta sarana yang diperlukan masuk keterkaitannya dengan pihak ketiga.
17
Titik Sartika Partomo, op. Cit, hal.66
28
2. Pengorganisasian (organizing) Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi, yang inti adalah: a.
Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang diperlukan.
b.
Memperhatikan rentang kendali.
c.
Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
3. Pelaksanaan (actuating) Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia wadah
yang berupa
organisasi
dengan
uraian
tugas
dan
hirarkinya belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai pelaksanaan dari tugas dalam organisasi
tersebut,
Terry
menyebutkan actuating means move to action. 4. Pengawasan (controlling) Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan di luar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus. Badan tersebut adalah pengawas. Prinsip controlling ini
harus
dijabarkan
dalam organisasi
koperasi. Selain
29
controlling tersebut dilakukan oleh pengawas,pengurus wajib menciptakan suatu sistem pengendali atau bisa disebut build in control, sistem kerja yang mengandung build in control ini perlu dijabarkan dalam organisasi.
2.1.6
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain. Dalam ilmu ekonomi, koperasi termasuk badan usaha yang
berbentuk badan hukum. Akan tetapi koperasi memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan badan-badan usaha lain, antara lain:
Koperasi: a. Tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya. Maksud pertama adalah memperbaiki kesejahteraan anngota (benefit associatin). b. Orang (anggota) yang diutamakan modal hanya sebagai alat. Keuntungan dibagi menurut jasa anggota terhadap terjadinya keuntungan itu. c. Anggota mempuyai hak suara yang sama (demokrasi) d. Modal koperasi berubah-ubah, bergantung pada keluar masuk anggota. e. Bekerja secara terang-terangan sehingga dapat diketahui. Badan usaha lain: a. Mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit association). b. Uang (modal) diutamakan, orang (anggota) faktor kedua. Modal berkuasa dan keuntungan dibagi menurut besarnya modal.
30
c. Hak suara bergantung besarnya modal yang dimiliki d. Modal badan usaha tetap. e. Merahasiakan cara bekerjanya supaya dapat keuntungan.18
2.2 PONDOK PESANTREN 2.2.1
Pengertian Pondok Pesantren Kata Pondok mengandung makana, bangunan utuk tempat sementara, biasanya didirikan diladang sawah, hutan dan sebagainya.19 Dalam perkembangan selanjutnya kata pondok dapat berarti bangunan tempat tinggal yang berpetak-petak, berdinding bilik, beratap rumbia untuk tempat tinggal beberapa anggota. Sementara itu kata pesantren berasal dari kata santri. Kata santri yang berarti “orang yang mendalami ilmu agama islam atau juga orang yang beribadat dengan bersungguh-sungguh dan biasa disebutn dengan oarang uang saleh”. Dari kata santri, diberi awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pesantrian” atau “pesantren” yang artinya tempat untuk tinggal dan belajar para santri.20 Lembaga pendidikan yang memberlakukan pola penempatan para santri dengan tempat tinggal di dalam pondok-pondok seperti itu kemudian dikenal dengan sebutan pondok pesantren, disingkat dengan ponpes dan ada yang menyingkat
18
U. Purwanto, op. Cit, hal 15-16 Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka, 1988, hal. 695 20 Zamakhairi Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1985, hal 18 19
31
dengan pontren pola penempatan para santri seperti berbeda dengan dengan lembaga pendidikan sekolah umum. Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan islam dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan utnuk
menguasai
mengamalkannya
ilmu sebagai
agama
islam
pedoman
hidup
secara
detail,
keseharian
serta dengan
menekankan pentingnya moral kehidupan bermasyarakat. Pesantren secara definitif tidak dapat diberikan batasan yang tegas, melainklan terkandung fleksibilitas pengertian yang memenuhi ciri-ciri yang memebrikan pengertian pondok pesantren. Jadi pondok pesantren belum ada pengertian yang lebih konkrit, karena masih meliputi beberapa unsur untuk dapat mengartikan pondok pesantren secara komprehensif. Maka dengan demikian sesuai dengan arus dinamika zaman, definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau pada tahap awalnya pesantren pesantren diberi makna dan pengertian sebagi lembaga pendidikan tradisional, tetapi saat sekarang pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak lagi selamanya benar.
2.2.2
Sistem Pendidikan pondok pesantren Sebagai
lembaga
pendidikan
yang
mempunyai
ciri-ciri
tersendiri, pesantren memiliki tradisi keilmuan seperti lembaga-
32
lembaga lain. Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan, walaupun ia mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah pentingnya dengan fungsi pendidikan tersebut. Berdaasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 3 Tahun 1979 tentang pemberian bantuan pada Perguruan Agama Islam pasal 2 ayat 2 (d) telah disebutkan bahawa: “Pondok pesantren yaitu: lemabaga pendidikan agama islam yang diasuh oleh seorang kyai dan yayasan atau organisasi dengan sistem asrama pengajaranya dalam bentuk sekolah/madrasah dengan masa belajar yang disesuaikan jenis tingkatan sekolah atau progam kitab disesuiakan dan diselesaikan, serta menjadikan masjid sebagi pusat kegiatan”21
Menurut Moses Caesar Assa pendidikan Ponpes sebagian besar dari Sistem Pendidikan Nasional, ponpes pendidikan didukung oleh 3 unsur utama, yaitu: (1) Kyai sebagi pendidik sekaligus pemilik pndok dan santri. (2) Kurikulum pondok pesantren. (3) Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, Rumah Kyai (Ndalem) dan pondok, serta sebagian madrasah dan bengkel-bengkel kerja keteampilan. Dalam melaksanakan kegiatanya didukung oleh semboyan “Tri Dharma Pondok Pesantren” yaitu (1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT (2) Pengemabangan keilmuan yang bermanfaat 21
43
Marwan Suridjo, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979, hal.
33
(3) Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan negara. 22
2.3 KEWIRAUSAHAAAN (ENTREPRENEURSHIP) 2.3.1
Definisi Wirausaha (Entrepreneur) Wirausaha dan kewirausahaan (Entrepreneur) merupakan istilah yang masih baru di Indonesia. secara historis kewirausahaan ini mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di prancis oleh richard cantillon. Pada periode yang sama di inggris juga sedang terjadi revolusi industri yang melibatkan sejumlah wirausaha.23 Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur”
yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau
pertunjukan. Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengertian kewirausahaan itu sendiri berkembang sejalan dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat, kemudian menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. di negara kita sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialih bahasakan sebagai keriraswastaan atau kewirausahaan, sementara entrepreneur sebagai wirausaha. Dari sejumlah definisi yang dikemukakan diatas diketahui bahwa terdapat banyak banyak keragaman definisi yang terjadi. Hal ini
22
Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007 hal. 26 23 Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2011, cet 1, hal. 23
34
sangat mungkin, karena konsep kewirausahaanitu dinamis dan akan selalu mengalami perubahan seiring dengan kemajuan yang dicapai oleh perkembangan ilmu itu sendiri.
2.3.2
Urgensi pendidikan kewirausahaan Pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci kemajuan. Mengapa? Itulah cara mengurangi jumlah pengangguran, menciptakan
lapangan
kerja,
mengentaskan
masyarakat
dari
kemiskinan dan keterpurukan ekonomi. Lebih jauh lagi dan politis, meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermatabat. Dalam ranah pendidikan, persoalanya menyangkut bagaimana dikembangkan praktis pendidikan yang tidak hanya menghasilkan manusia yang trampil dari sisi ulah intlektual, tetapi juga praksis pendidikan yang inspiratif pragmatis. Praksis pendidikan, lewat kurikulum, sistem dan penyelenggaraanya harus serba terbuka, eksploratif dan membebaskan. Tidak hanya praksis pendidikan yang link and match (tanggem), yang lulusanya siap memasuki lapangan kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.24 Pendidikan kewirausahaan di kurikulum selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan
norma atau nilai-nilai, dan
belum pada tingatan internalisasi serta tindakan nyata dalam kehidupan sehari-sehari. 24
Disamping
itu
berlakunya
sistem
desentralisasi
Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2012, hal 125
35
berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan, termasuk pada manajemen pendidika yaitumajemen yang memberi kebebasan dalam pengelolaan pendidikan. Adanya
kebebasan
dalam
pengelolaan
pendidikan
itu,
diharapkan dapat menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik, sehingga dapat menghasilakan output yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akdemiknya maupun non-akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait dalam bidang ilmu, sedangkan kualitas non-akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka usaha/lapangan kerja sendiri. Lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.25 Dari uraian-uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa jiwa kewiraushaan itu bukanlah hasil bimsalabim, faktor keturunan, atau sesuatu ambil jadi. Namun, kewirausahaan itu dapat dipelajari secara ilmiah, dan bisa saja ditumbuhkan bagi siapa pun juga, mesti tanpa mngenyam pendidikan kewirausahaan atau bangku pendidikan formal. Yang mempunyai syarat semangat untuk mencoba, dan belajar dari pengalaman. Adapun
pendidikan
kewirausahaan
merupakan
upaya
menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui
25
Agus Wibowo, op. Cit, hal 30
36
pendidikan maupuninstitusi lain seperti lembaga pelatihan, trining dan sebagainya. 2.4 Kerangka Berpikir Pengelolaan hakikatnya
Koperasi
merupakan
sesuatu
yang
melibatkan
upaya
bantuan
santri untuk
ini
pada
menambah
pengetahuan santri baik putri maupun putra yang sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan,
baik
berupa
teori maupun prakteknya dalam
pengelolaan koperasi. Koperasi yang ada di Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo ada beberapa macam, ada koperasi putri yang pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putri maupun koperasi yang ada disantri putra pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putra tetapi dibawah bimbingan pengasuh dan pengurus pondok yang bersangkutan, tidak hanya itu di Koperasi Sirojuth-Tholibin juga adanya koperasi pusat yang pengelolaannya melibatkan alumni yang sedang menjalankan pengabdian selama di Pesantren, koperasi ini merupakan pusat dari koperasi yang diatas dan pada koperasi pusat ini selain menyediakan kebutuhan
para
santri
dan
guru
juga menyediakan kebutuhan
masyarakat dan bersifat terbuka. Pada dasarnya belajar masalah koperasi merupakan suatu usaha untuk melahirkan perubahan individu berdasarkan aktivitas serta pengalaman yang diperolehnya. Dalam proses pengelolaan terkadang santri merasa kesulitan disebabkan faktor internal dan faktor eksternal
37
yang ada pada diri santri sendiri. Dalam hal ini pengasuh mempunyai tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan hasil belajar santrinya. Adapun kewirausahaan disini sebagai salah satu progam koperasi untuk membagun jiwa kemandirian sebagai bekal kelah dalam kehidupan yang mendatang setelah lulus dari pondok pesantren. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga bahwa adanya pengaruh dalam mengelola koperasi ponok pesantren terhadap jiwa santri. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Kerangka Berpikir PLANNING
ORGANIZING
ACTUATING
CONTROLLING
(X1)
(X2)
(X3)
(X4)
KOPERASI PONDOK PESANTREN
SANTRI PUTRA
SANTRI PUTRI
ENTREPRENEURSHIP (Y)
38
2.5 Pengajuan Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji. Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini, yakni terdapat pengaruh pengelolaan koperasi pesantren Sirojuth-Tholibin terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri. Berdasarkan kajian teori dan
kerangka
berfikir yang telah diuraikan diatas, maka diajukan penelitian sebagai berikut: Ha : Terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri Ho
:Tidak
terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren
terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan data dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab permasalahan dimaksudkan akurat,
serta
yang
dihadapi,
penggunaan
metode
ini
untuk menemukan dan mengumpulkan data yang valid, signifikan dengan masalah yang diangkat, sehingga
diperlukan sebagai pengungkapan masalah yang dipakai. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan deskriptif kuantitatif, Kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.1 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.2
1 2
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4, hal. 105 Moh.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3, hal 63
40
3.2 Tempat Penelitian Tempat
yang menjadi
objek
penelitian
adalah Koperasi
Pondok Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kec. Tanggung Harjo, Kab. Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Penulis akan melakukan wawancara dengan Ketua Koperasi untuk melihat
situasi
Koperasi
Pesantren
Sirojuth-Tholibin
dan
memperoleh data mengenai sejarah, latar belakang, struktur organisasi, tugas dan fungsi, tata tertib, program kerja, keadaan wilayah, dan keterangan-keterangan mengenai
kondisi
Koperasi
seperti
keadaan
pembeli, karyawan, santri yang terlibat dalam pengelolaan Koperasi.
3.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian penelitian
ini,
tujuan yang penulis
akan diarahkan pada
inginkan yaitu:
terwujudnya suatu deskripsi yang
mengungkapkan secara faktual tentang pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santri dan apa manfaat yang diperoleh para santri setelah mengikuti anggota koperasi.
3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah semua santri Pondok Pesantren
Sirojuth-Tholibin Brabo. Sedangkan sampel yang penulis
gunakan adalah anggota koperasi Zaduna. Teknik pengambilan sampel
41
dalam penelitian ini menggunakan cara quota sample yaitu cara mengumpulkan data dan peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, dan yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui.3 Penulis memilih sampel dari santri putra maupun putri dengan berbagai kalangan (santri huffadz, santri muhadloroh, dan santri kurikulum) yang berjumlah 60 orang, diantaranya 30 santri putri dan 30 santri putra.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data untuk kepentingan ini, penulis akan menggunakan teknik Dokumentasi, Angket. 3.5.1
Dokumentasi Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.4 Penulis mengumpulkan data-data dengan meneliti data-data yang telah di dokumentasikan oleh pihak koperasi seperti data statistik grafik, dokumen-dokumen penting, peraturan-peraturan, dan lain-lain.
3.5.2
Angket Angket, adalah daftar pertanyaan atau pernyatan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak
3
Margono, op. Cit, hal 125 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, Cet. V, hal 135 4
42
langsung.5 Angket ini berisi pertanyaan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan pengaruh Pengelolaan Koperasi Pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha santri. 3.5.3
Observasi Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung (tanpa alat) terhadap gejala objek yang di teliti, baik yang dilakukan dalam situasi sebelumnya maupun dalam situasi yang khusus diadakan.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.6.1
Teknik Pengolahan Data Dari
jawaban yang
telah diberikan oleh
responden
kemudian dikompilasi secara sistematik sesuai dengan metode statistik, tentang judul skripsi ini yang penulis buat yang terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu, yang berkenaan dengan pengaruh
pengelolaan
koperasi
pondok pesantren terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santi.
Dengan
jumlah
pertanyaan 20 soal. Angka- angka yang diperoleh dari perhitungan nilai skor yang telah dihitung tersebut kemudian penulis susun melalui beberapa uji dengan progam SPSS.
5
hal 99
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998, Cet. I,
43
Adapun perhitungan
skor
rata-rata
dengan ketentuan
sebagai berikut; Jawaban positif a. jawaban option SS (Sangat Setuju) skor nilai 4 b. jawaban option S (Setuju) skor nilai 3 c. jawaban option TS (Tidak Setuju)skor nilai 2 d. jawaban option STS (Sangat Tidak Setuju) skor nilai 1
Dari hasil-hasil yang ada, penulis membagi dua menjadi nilai variabel
(X) pengaruh pengelolaan
koperasi
pesantren.
Dalam hal ini penulis membagi variabel menjadi tiga variabel yaitu: X1 (planning), X2 (organizing), X3 (actuating) dan X4 (controlling). Dan
nilai
yang dipengaruhi yaitu variabel (Y)
adalah pembentukan jiwa wirausaha para santri, nilai variabel X dan Y kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk susunan angka-angka statistik. Setelah ditemukan hasil perhitungan data yang disusun dalam
bentuk angka-angka
statistik
tersebut,
selanjutnya
menganalisis data, yang merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.
44
3.6.2
Teknik Analisis Data Analisis untuk mengetahui pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap
pembentukan jiwa
wirausaha para santri dengan menggunakan analisis: 3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1.1 Uji Validitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui validitas butirbutir pertanyaan. Uji ini pada progam SPSS dapat dilihat pada kolom merupakan
corrected nilai
r
item-total
hitung
correlation
untuk
yang
masing-masing
pertanyaan. Apabila r hitung berada di bawah 0,05 berarti valid.6 3.6.2.1.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama, untuk menghitung reabilitas di lakukan dengan koefisien Croanbach Alpha.7 Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach alpha > 0,60
3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik
6
Imam ghozali, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan Penerbit undip, 2002, h. 132. 7 Husain Umar, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2000, h. 135.
45
Uji asumsi klasik dilakukan dengan metode regresi berganda, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.8 Model regresi dinyatakan tidak ada multikolineritas jika nilai VIF kurang dari 10. 3.6.2.2.2 Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan lainnya. Tes Durbin Watson dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi.9 3.6.2.2.3 Uji Heteroskedasitas Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians. Dasar analisis: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang) melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 8 9
Imam Ghazali, Op.cit., h. 56. Agus Purwoto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo, h. 96.
46
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.10 3.6.2.2.4 Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mendekati distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan.11 Uji normalitas juga dapat diuji melalui normal probability plot.12 apabila grafik menunjukkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.’
3.6.2.3
Pengujian Hipotesis
3.6.2.3.1
Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji statistik yaitu deskriminasi analisis. Alasan yang mendasari penggunaan alat
10
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta:Salemba Humanika, 2009, h. 92. 11 Singgih Santoso, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010, h. 43. 12 Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010, h. 90.
47
statistik ini karena penelitian ini menguji objek yang mempunyai dua katagori mutual eksklusif berdasarkan bebberapa variabel independen. Persamaan regersi yang digunakan adalah :13 Y = a+b1 X1 + b2 X2+b3 X3 +b4 X4 + e Dimana : Y
= pembentukan jiwa wirausaha para santri
a
= konstanta interception
b
= koefesien regresi yaitu besarnya perubahan yang
terjadi pada Y jika suatu unit perubahan pada variable bebas (variable X)
13
X1
= planning
X2
= organizing
X3
= actuating
X4
= controlling
e
= kesalahan random
Iqbal Hasan, pokok-pokok materi statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 269.
48
3.6.2.3.2
Uji T (Uji Parsial)
Adalah uji yang di gunakan untuk menyatakan signifikan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, langkah-langkah: 1.
Menentukan hipotesis nihil dan alternatif. Ha
:b1,b2,b3,b4 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri).
Ho
:b1,b2,b3,b4 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri).
2.
Menentuksn level of significant (Ó = 0,05)
3.
Kriteria pengujian Pengujian dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan degree of freedom (dk): n-k, maka diperoleh nilai t. Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara t tabel dengan t hitung . Apabila jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima, artinya masing-masing variabel independen
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
perubahan nilai variabel dependen. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
49
masing-masing
variabel
independen
berpengaruh
signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen 4. Perhitungan nilai t Dimana: B
= koefisien regresi dari variabel (X)
Sb1
= standar error koefisien regresi
5. Kesimpulan Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat diketahui pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri. 3.6.2.3.3
Uji F (Simultan) Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh
antara empat variabel bebas (planning, organizing, actuating, controlling) terhadap variabel terikat (pembentikan jiwa wirausaha) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui apakah dengan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak. Apapun criteria pengujiaannya adalah sebagai berikut: 1.
Ho : b1=b2=b3=b4 = 0 artinya bahwa pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersamasama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.
2.
Ha : b1≠b2≠b3≠b4 ≠ 0 artinya bahwa pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama-
50
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri. 3.
Menentukan level of signifikan α = 0,05
4.
Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: Ha = diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel
5.
Kesimpulan Dengan membandingkan F hitung dan F table diketahui pengaruh tingkat motivasi kerja Islam dan budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja.
3.6.2.3.4
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Untuk menjelaskan aplikasi dengan menggunakan program SPSS.14
14
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000, h. 45- 48.
51
Tabel 3.1 Variabel, Difinisi, Indikator dan Item Indikator Varibel
Difinisi
Tahap
Proses
Perencanaan
perencanaan
(planning)
terhadap
Indikator •
yang akan
•
Merumuskan tugas
1
pengurus koperasi •
dijalankan dalam sebuah kopontren
1
koperasi
kegiatan/progam (X1)
Merumuskan tujuan
Item
Merumuskan garis-garis
2
komando •
Merumuskan hal-hal yang
2
menarik minat konsumen Tahap
Tahap
Pengorganisasi
memebentuk
yang harmonis sesama
an
sebuah organisasi
pengurus
(organizing)
kepengurusan
•
•
yang menjalankan (X2)
Menciptakan hubungan
Rapat koordinasi dari
1
1
berbagai unit
roda keberlangsungan dalam sebuah kopontren
Tahap
Tahap untuk
Pelaksanaan
pelaksanaan yang
•
Melayani konsumen dengan sebaik-baiknya
2
52
(actuating)
(X3)
telah
•
Memberikan kesempatan
diprogamkan
kepada konsumen untuk
dalam
menyampaikan
perencanaan yang
aspirasinya
telah menjadi
•
progam kopontren
Menjalankan hak-hak dan
1
2
kewajiban •
Mengetahui tugas masing-
1
masing Tahap
Tahap teakhir
Mengadakan rapat terhadap
Pengawasan
yaitu pengawasan
pengelolaan koperasi melalui:
(controlling)
atas pelaksanaan
•
(X4)
Musyawarah pengurus
kegitan dari
koperasi pesantren
keseluruhan
Sirojuth-Tholibin
kegiatan yang
•
Ada atau tidak hambatan
berjalan dalam
selama kegiatan
sebuah kopontren
beroperasi. •
Evaluasi secara
1
2
1
keseluruhan dari berbagai unit Jiwa
Arah pemikiran
Pembentukan jiwa wira usaha
Wirausaha
mandiri, yang
santri melalui berikut ini:
(Entrepreneurs dapat menggali hip)
ide untuk
•
Mengadakan pelatihan jiwa wira usaha dan
1
53
(Y)
dijadikan peluang
pelatihan mendirikan
usaha untuk
koperasi khusus kepada
mengasilkan
anggotanya
sesuatu
•
Praktik pembuatan bahan mentah menjadi bahan matang
1
54
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gamabaran Umum Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin 4.1.1
Profil Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Koperasi ini berdiri bertepatan dengan berdirinya pondok pesantren sirojuth-tholibin, yakni Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin berdiri pada tahun 1941 M oleh Al Maghfurlah Kyai Syamsuri Dahlan yang berasal dari Desa Tlogogedong Kec. Karangawen Kab. Demak, sedangkan istri, Nyai Muslihah Syamsuri berasal dari desa Tanggung Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan, putri KH. Syarqowi, sang guru dan mertua Kyai Syamsuri. Dan Sekarang dipimpin oleh pengasuh pon-pes yaitu Drs. K.H. A. Baidlowi syamsuri, Lc. H (alumnus Universitas Islm Madinah fak. Hadis) Kopontren ini memepunyai badan hukum dengn S.K. menteri dan HAM RI NO. C-499. HT.03.01 – Th. 2005 bertas namakan Koperasi Pondok Pesantren “ZADUNA”. Koperasi ini berkududukan di Komplek Pondok Pesantren Sirojuth-Tolibin RT: 010 RW:001 Desa Brabo kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Kopontren didirikan pertama kali dengan modal yang diperoleh hanya dari simpanan pokok dan simpanan wajib saja.usaha-usaha yang dikelola oleh Kopontren ini masih terbatas
55
pada penyediaan alat-alat tulis kantor dan penyediaan kebutuhan para anggota Pondok Pesantren itu sendiri. Seiring perkembangan zaman para pengurus anggota Kopontren terus mencoba memajukan Kopontren tersebut dengan membuat usaha-usaha baru tanpa harus meninggalkan usaha yang lama. Adapun Unit/jenis Usaha yang dikembangkan di kopontren ini adalah: 1. Simpan dan pinjam Kopontren telah memebagi simpana dalam 3 jenis yaitu: a. Simpanan pokok; simpanan ini harus dibayarkan oleh anggota saat pertama kali masuk sebagai anggota. b. Simpanan Wajib; simpanan yang harus dibayarkan oleh anggota dalam waktu satu bulan satu kali. c. Simpanan Bebas; simpanan yang berdasar atas sukarela dari anggota. 2. Jual beli kebutuan pokok santriwan/santriwati 3. Jasa rental mobil inventaris koperasi pondok pesantren SirojuthTholibin “Zaduna” 4. Mengolah dan memproduksi bahan mentah menjadi bahan siap saji yang bahan awalnya terbuat dari jamur.
56
4.1.2
Latar
Belakang
Koperasi
Pesantren
Sirojuth-Tholibin
“ZADUNA” Latar belakang didirikannya Kopontren ialah sebagai berikut: 1. Untuk
memenuhi
semua
kebutuhan
santri
di
dalam
Pesantren,karena dengan tersedianya semua kebutuhan, para santri tidak akan berbelanja di luar Pesantren yang akan mengganggu jalannya disipilin Pesantren. 2. Sebagai sumber dana dari pesantren. Kopontren adalah salah satu usaha Pesantren yang mempunyai andil besar dalam membantu usaha perkembangan dan pembangunan Pondok Pesantren. 3. Salah satu wahana pendidikan perkoperasian bagi para santri baik teoritis maupun praktis.
4.1.3
Struktur
Organisasi
Koperasi
Pesantren
Sirojuth-Tholibin
“ZADUNA” Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” berdiri pada tahun 1941 bertepatan dengan berdirinya Pondok Pesantren SirojuthTholibin, yang merupakan lembaga swasta yang bergerak dibidang pendidikan kitab kuning. Dan mempunyai tuntutan untuk menerapkan manajemen secara professional dan tunduk pada ketentuan peraturan yang berlaku. Dalam menjalankan dan nembagi tugas maka Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” membentuk struktur organisasi, dimana dalam struktur tersebut terlihat jabatan atau kedudukan
57
tertinggi sampai terendah, 1. Pelindung/pengasuh, 2. pengawas, 3. Ketua, 4. Sekretaris, 5. Bendahara, 6. Pengurus Koperasi Putri, 7. Pengurus Koperasi Putra. Tata Usaha Secara lengkap dapat dilihat pada struktur dibawah ini. Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Koperasi Pondok Pesantren Sirojut-Tholibin “Zaduna” Pelindung/Pengasuh Drs. K.H. A. Baedlowi Syamsuri, Lc. H
Pengawas K. H. M. Sofi Mubarok AH
Ketua M. Harits Rofiq Setiawan
Sekretaris Muhammad Faqih
Bendahara Nurhadi
Koperasi Putri Aliyah
Koperasi Putra Ahmad Ihsan
Tata Usaha putri Umy Farida
Tata Usaha Putra Agus Santoso
58
Model struktur organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” berbentuk vertikal, hal ini mendefinisikan bahwa hubungan yang terjadi diantara penggerak elemen organisasi bersifat formal. Hal ini terjadi dalam rangka pencapaian tujuan yang optimal dan terarah dengan didasari berdaya guna dan bertepat guna.
4.1.4
Fungsi dan tugas Tugas pimpinan sebagai pejabat tertinggi di Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin adalah sebagai berikut: a.
Pelindung/pengasuh Pondok Sirojuth-Tholibin Pelindung/pengasuh Sirojuth-Tholibin berfungsi sebagai berikut: 1. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai educator 2. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai administrator lembaga 3. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai supervisor
b.
Pengawas 1. Mengawasi segala kegiatan pondok pesantren 2. Pengawas pondok sebagai motor penggerak ke dua setelah pelindung
c.
Ketua Ketua berfungsi sebagai berikut: 1.
Ketua sebagai edukator
2.
Ketua sebagai Administrator Koppontren
3.
Ketua sebagai fasilitator
59
4. d.
Sekretaris
Sekretaris berfungsi sebagai berikut: 1.
Mencatat atau membukukan keluar masuknya uang
2.
Mencatat kejadian-kejadian penting yang berkaitan dengan koppontren
e.
3.
Mencatat barang yang sudah rusak untuk ditukar kembali
4.
Mencatat barang yang sudah habis
Bendahara Bendahara berfungsi sebagai berikut:
f.
1.
Mencatat keluar masuknya uang
2.
Mengecek harga pokok barang dan harga jual
3.
Mengatur administrasi koppontren
Koperasi Putri Koperasi Putri berfungsi sebagai berikut: 1.
Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan dengan Koperasi Putri atau kebutuhan putri
2.
Mengatur kerja bagian Koperasi Putri
3.
Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat (Kopontren)
g.
4.
Mencatat keluar masuknya uang
5.
Mengecek barang yang sudah habis
6.
Mengatur administrasi Koperasi Putri
Koperasi Putra
60
Koperasi Putra berfungsi sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan dengan Koperasi Putri atau kebutuhan putra 2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putra 3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat (Kopontren) 4. Mencatat keluar masuknya uang 5. Mengecek barang yang sudah habis 6. Mengatur administrasi Koperasi Putra 7. Mengawasi pengembangkan bahan mayang menjadi bahan jadi (Jamur) h.
Tata Usaha (Putra-putri) 1. Mengecek segala kebutuhan koperasi 2. Mengadakan pelatihan untuk anggota/santri tentang koperasi 3. Mengadakan fariasi kebutuhan santri yang belum terdapat di koperasi
4.1.5 No.
Omset Pemasukan Keuangan Koperasi Zaduna Jenis Usaha
Hasil Pemasukan Periode Mei 2012
Koperasi Zaduna Putra Periode Mei 2012 1.
Jual Beli
Rp.
9.000.000;
2.
Rental Mobil
Rp.
3.000.000;
3.
Pengembangan Jamur
Rp. 12.000.000;
61
4.
Wartel
Rp.
350.000;
5.
Pengembangan Kantin
Rp. 4.500.000;
Koperasi Zaduna Putri Periode Mei 2012 1.
Jual Beli
Rp. 10.000.000;
2.
Wartel
Rp.
300.000;
3.
Pengembangan Kantin
Rp.
7.000.000;
Jumlah
Rp. 46.150.000;
Keterangan: 1.
Pengembangan Jamur, dalam usaha ini dikembangkan hanya di koperasi putra, harga jamur yang dijual 7.500/kg
2.
Rental Mobil, Jenis usaha dengan menyewakan mobil dengan harga 300.000 dengan melihat jauh dan dekatnya perjalanan.
4.1.6
Program Kerja Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” A. Program Kerja Umum 1.
Membantu
Pimpinan
Pondok
Sirojuth-Tholibin
dalam
menerapkan panca jiwa Pondok Moern Sirojuth-Tholibin 2.
Membimbing anggota dalam kesadaran beribadah, belajar, dan berorganisasi
3.
Membantu
Pimpinan
pondok
Sirojuth-Tholibin
dalam
menerapkan pendidikan dan pengajaran di Pondok SirojuthTholibin
62
4.
Membimbing dan membina serta meningkatkan adanya bahasa resmi di Pondok Sirojuth-Tholibin
5.
Menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun
6.
Membentuk kaderisasi
B. Program Kerja Khusus 1.
Membuka Kopontren pada waktu yang telah ditentukan a.
Pagi
: 06.00 . 08.00
b.
Siang
: 13.00 . 15.00
c.
Sore
: 16.00 . 17.30
d.
Malam
: 19.00 . 00.00
2.
Menerima simpanan wajib anggota/santri dengan baik
3.
Mengusahakan pembelian barang yang bisa ditukar supaya mengurangi kerugian
4.
Memberi label harga pada setiap barang
5.
Mewajibkan kepada santri untuk memakai bahasa resmi ketika berbelanja
6.
Mengadakan bazaar pada hari-hari besar
7.
Mencatat haga-harga barang yang ada dan mendata barang yang habis
8.
Meninkatkan laba pertahun
9.
Perawatan mobil rental kopontren
10. Mengembangkan produk makanan mentah menjadi makanan siap saji mulai dari pembibitan dan pengolahanya
63
11. Mewajibkan bagi santri khususnya untuk mengucapkan salam ketika memasuki Kopontren 12. Menata ruangan Kopontren agar menarik minat pembeli untuk berbelanja 13. Menindak pembeli yang curang ketika traansaksi jual beli berlangsung 14. Menerima pesanan barang yang belum tersedia di Kopontren bilamana memungkinkan 4.1.7
Sarana
Prasarana
Koperasi
Pesantren
Sirojuth-Tholibin
“Zaduna” Pesantren Sirojuth-Tholibin lembaga pendidikan yang tidak mengesampingkan saran prasarana karena hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, sarana prasarana pendidikan ini dapat berupa alat pengajaran, alat peraga media pengajaran dan alat pelengkap sekolah maupun bagian-bagian yang lainnya. Untuk lebih jelas penulis uraikan sarana prasarana di atas sebagai berikut: a. Bangunan Ruang Koperasi Ruang koperasi terdapat 3 ruangan, 1 ruang koperasi putri dan 1 ruang koperasi putra, dan 1 ruang koperasi pusat. b. Sarana penunjang
64
Sarana yang ada di Koperasi Pesantren Assalam diantaranya ialah: 1.
1 ruang kantin (putra)
2.
1 ruang kantin (putri)
3.
1 ruangan besar khusus penjualan buku, kitab, simpan pinjam dan sembako (putra)
4.
1 ruangan besar khusus penjualan buku, kitab, simpan pinjam dan sembako (putri)
5.
1 unit mobil inventaris koperasi dan sekaligus menjadi alat untuk jasa rental
6.
1 unit telepon
4.2 ANALISIS DATA 4.2.1
Data Responde 1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia Pengelompokan responden berdasarkan usia dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Pengelompokan responden berdasarkan usia:
Frequency Valid
<20 th
55
Percent 91,7
Valid
Cumulative
Percent
Percent
91,7
91,7
65
20-29 29 th Total
5
8,3
8,3
60
100,0
100,0 00,0
100,0
Sumber : Data yang y diolah, 2012 Gambar 4.1 Usia
<20 th 20-29 th
2.
Pengelo engelompokan Responden Berdasarkan Jeniss Kelamin Kela Tabel 4.3
Frequency Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
laki--laki
30
50,0
50,0
50,0
perem perempuan
30
50,0
50,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
Sumber er : Data D yang diolah, 2012
66
Gambar 4.2 jk laki-laki perempua mpuan
engelompokan Responden Berdasarkan berapa apa lama la berada di 3. Pengelo pon-pes pes Tabel 4.4 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1 th
10
16,7
16,7
16,7
2 th
21
35,0
35,0
51,7
3 th
16
26,7
26,7
78,3
4 th
6
10,0
10,0
88,3
lainya
7
11,7
11,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
Sumber er : Data D yang diolah, 2012
67
Gambar 4.3
lama 1 th 2 th 3 th 4 th lainya
engelompokan Responden Berdasarkan keanggotaa ggotaan 4. Pengelo Tabel 4.5 Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent ercent
aktif
49
81,7
81,7
81,7
tidak aktif a
11
18,3
18,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
Sumber er : Data D yang diolah, 2012
Percent
68
Gamabr 4.4
aggota aktif tidak aktif
4.2.2
Uji Validit aliditas dan Reliabilitas
4.2.2.1 Uji Validitas Va Uji validitas dilakukan dengan menghitung hitung korelasi antar skor atau a butir pertanyaan dengan skor konstruk nstruk atau variabel. Hal
ini
dapat
memba membandingkan
dilakukan
dengan
dengan
ujii
signifikan sig
yang
untuk degree deg of fredom
(df) = n-k n dalamhal ini n adalah jumlah sampel k adalah ad konstruk. Untuk mengetahui soal valid dan tidak k valid vali dapat dilihat nilai rhitungdibandingkan dengan tabel corelation n produk p moment untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 60-5 = 55 untuk alfa 5% adalah 0,364. Jika rhitung> rtabel maka soall tesebut tese valid dan sebalik sebaliknya.
69
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen corected itemtotal Item correlation (r hitung )
r tabel
Keterangan
Tahap Perencanaan
P1
0,638
0,364
Valid
(planning)
P2
0,611
0,364
Valid
(X1)
P3
0.611
0,364
Valid
P4
0.759
0,364
Valid
P5
0.324
0,364
Valid
P6
0.759
0,364
Valid
O1
0.565
0,364
Valid
O2
0.565
0,364
Valid
Tahap Pelaksanaan
A1
0,847
0,364
Valid
(actuating)
A2
0,659
0,364
Valid
(X3)
A3
0,470
0,364
Valid
A4
0,847
0,364
Valid
A5
0.599
0,364
Valid
A6
0.726
0,364
Valid
Tahap Pengawasan
C1
0,364
0,364
Valid
(controlling)
C2
0,432
0,364
Valid
(X4)
C3
0,794
0,364
Valid
C4
0,794
0,364
Valid
Variabel
Tahap Pengorganisasian (organizing) (X2)
70
Jiwa Wirausaha
E1
0,436
0,364
Valid
(Entrepreneurship)
E2
0,436
0,364
Valid
(Y) Sumber Data: Output SPSS diolah 2012 Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai r
hitung
pada kolom
corected item-total correlation untuk masing-masing item memiliki r hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df) = 60- 5 = 65 dan alpha 0,05, dengan uji satu sisi di dapat r
tabel
sebesar 0,364 maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator dari ketiga variabel X1 X2 X3 X4, dan Y adalah valid. 4.2.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (α > 0,60). Untuk menguji reliabilitas instrumen maka menggunakan SPSS. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Variabel
Reliability
Alpha
Keterangan
0.838
Reliabel
Coefficients X1
6 Item
71
X2
2 Item
0,722
Reliabel
X3
6 Item
0,880
Reliabel
X4
4 Item
0,778
Reliabel
Y
2 Item
0,604
Reliabel
Sumbe Data: Output SPSS tang diolah 2012 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (α > 0,60), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X1 X2, X3 dan X4 adalah reliabel dan Y adalah tidak reliabel.
4.2.3
Pengujian Hipotesis
4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda Analis data dan pengujian hipotesisdalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda, dimana dalam analisi regresi tersebut akan menguji penggolahan
data
menggunakan
bantuan
program
SPSS
berdasarkan data-data yang diperoleh dari 60 responden. Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas X1= -0,282, X2 = -0,675, X3 = 0,932 dan X4 = 0,220 dengan konstanta sebesar 1,188 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah: Y =1,188 - 0,282 (X1) -0,675(X2) + 0,932 (X3)-0,220 (X4)
72
Dimana: Y
= variabel terikat (Pembentukan Jiwa Wirausaha)
X1
= variabel bebas ( Planning)
X2
= variabel bebas (Organizing)
X2
= variabel bebas (Actuating)
X2
= variabel bebas (Controlling)
4.2.3.2 Uji t atau Uji Parsial Hasil uji t pada variable X1 X2, X3 dan X4 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.8
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error 1 (Constant) 1,188 ,206 x1 -,282 ,034 x2 -,675 ,064 x3 ,932 ,040 x4 -,220 ,040 a Dependent Variable: y Sumber Data: Output SPSS diolah 2012
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -,795 -,878 2,917 -,438
5,768 -8,319 -10,625 23,128 -5,447
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Hasil analisisdengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Penghitungan t hitung sebagaimana terlihat dalam tabel diatas, diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X1 (Planning) adalah -8,319. Dengan derajat kebebasan 60 – 5 = 55
73
dengan P value = 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti Ha. Hasil hasil uji t pada variabel X2 (Organizzing) t = -10,625 dengan derajat kebebasan 60 - 5= 55 dan P Value = 0,00 yang lebih kecil dari dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti bahwa Ha diterima. Penghitungan t hitung sebagaimana terlihat dalam tabel diatas, diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X3 (Actuating) adalah 23,128. Dengan derajat kebebasan 60 – 5 = 55 dengan P value = 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti Ha. Hasil hasil uji t pada variabel X4 (Controlling) t = -5,447 dengan derajat kebebasan 60 - 5= 55 dan P Value = 0,00 yang lebih kecil dari dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti bahwa Ha diterima. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa Variabel X1 X2, X3 dan X4 mempunyai angka signifikan di bawah 0,05. maka X1 (Planning),
X2 (Organizzing),
X3 (Actuating)
dan
X4
(Controlling) mempengaruhi pembentukan jiwa wirausaha (Y).
74
4.2.3.3 Uji F atau Uji Simultan Tabel 4.9 ANOVA(b) Sum of Squares df Regression 80,208 4 Residual 2,642 55 Total 82,850 59 a Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1 b Dependent Variable: y
Model 1
Mean Square 20,052 ,048
F 417,483
Sig. ,000(a)
Dari Uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 417,483 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi pembentukan jiwa wirausaha santri. Atau bisa dikatakan, pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) berpengaruh signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri. 4.2.3.4 Koefisiensi Determinasi (R²) Tabel 4.10 Model Summary(b) R Adjusted Model R Square R Square 1 ,984(a) ,968 ,966 a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3 b Dependent Variable: y
Std. Error of the Estimate ,21916
Sumber Data: Output SPSS diolah 2012
75
Angka R sebesar 0,968 menunjukkan bahwa korelasi / hubungan antara x4, x3, x2, x1 adalah kuat. Angka R squareatau Koefisien Determinasi adalah 0,968. Hal ini berarti 96,8% variasi dari pembentukan jiwa wirausaha para santri (Y) bisa dijelaskan oleh variasi dari X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling) . Sedangkan sisanya (100% -96,8%= 3,2%) mungkin dipengaruhi oleh lain yang tidak dijelaskan di penelitian ini.
4.2.4
Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.2.4.1 Uji Normalitas Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. 2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
76
Gambar 4.5 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi pengambilan keputusan nasabah berdasarkan masukan variabel independent-nya atau model regresi memenuhi asumsi normalitas. 4.2.4.2 Uji Multikolinieritas Dalam uji ini menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Multi). Model regresi
77
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable independent. Tabel 4.11 Coefficients(a) Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) x1 ,063 15,769 x2 ,085 11,785 x3 ,036 27,442 x4 ,090 11,148 a Dependent Variable: y Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Besaran
VIF
(Variance
Inflation
Faktor)
dan
Tolerance.Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah bila mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan mempunyai angka TOLETANCE di bawah angka 1. Pada bagian COEFICIENT terlihat bahwa nilai VIF ada di atas angka 10. Demikian juga nilai TOLERANCE di bawah angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan
model
regresi
tersebut
tidak
terdapat
problem
multikolinieritas (MULTIKO). 4.2.4.3 Autokorelasi Uji autokorelasi betujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
78
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Tabel 4.12 Model Summary(b) DurbinModel Watson 1 2,369 a Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1 b Dependent Variable: y Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012 Panduan
mengenai
angka
D-W
(Durbin-Watson)
untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistic yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan adalah angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi dan angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Pada bagian MODEL SUMMARY, terlihat angka D-W sebesar 2,369. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi.
4.2.4.4 Uji Heteroskedasitas
79
Menguji
apakah
dalam
sebuah
model
regresi,
terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan
ke
Homoskedasitas.
pengamatan Dan
yang
jika
lain
varians
tetap,
maka
berbeda,
disebut disebut
Heteroskedasitas.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas. Gambar 4.6 Scatterplot
Dependent Variable: y
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012
Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di atas, di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah risidual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar Pengambilan keputusan adalah:
80
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian
menyempit),
maka
telah
terjadi
Heteroskedasitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedasitas Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti terjadi Heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi kurang kuat dipakai untuk prediksi pengambilan keputusan berdasar masukan variable independennya.
4.3 PEMBAHASAN 4.3.1 Pengaruh Tahap Perencanaan (Planning) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri Dari
hasil
perhitungan
koefisien
regresi
sebesar
-0,282
menunjukkan apabila variabel Perencanaan (Planning) sebesar satu poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar 0,282. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Perencanaan (Planning) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo.
81
Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Artinya
Perencanaan
(Planning)
berpengaruh
positif
terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes SirojuthTholibin Brabo.
4.3.2 Pengaruh Tahap Pengorganisasian (organizing ) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri Dari
hasil
perhitungan
koefisien
regresi
sebesar
-0,675
menunjukkan apabila variabel Pengorganisasian (organizing ) sebesar satu poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -0,675. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pengorganisasian (organizing ) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes SirojuthTholibin Brabo Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Artinya Pengorganisasian (organizing ) berpengaruh positif terhadap
82
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes SirojuthTholibin Brabo.
4.3.3 Pengaruh Tahap Pelaksanaan (actuating) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri Dari
hasil
perhitungan
koefisien
regresi
sebesar
0,932
menunjukkan apabila variabel Pelaksanaan (actuating) sebesar satu poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar 0,932. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pelaksanaan (actuating) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Artinya
Pelaksanaan
(actuating)
berpengaruh
positif
terhadap
pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes SirojuthTholibin Brabo.
4.3.4 Pengaruh Tahap Pengawasan (controlling) Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri
83
Dari
hasil
perhitungan
koefisien
regresi
sebesar
-0,220
menunjukkan apabila variabel Pengawasan (controlling) sebesar satu poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar 0,220.
Sebaliknya
jika
skor
variabel
Pengaruh
Pengawasan
(controlling) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes SirojuthTholibin Brabo Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa Pengawasan (controlling) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Artinya Pengawasan (controlling) berpengaruh positif terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes SirojuthTholibin Brabo.
4.4 Pengaruh
Pengelolaan
Koperasi
Pondok
Pesantren
(Kopontren)Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha para santri Dalam pehitungan mencari besarnya Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren )Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha para santri, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terbukti dari analisis varian yang memperoleh F
hitung
sebesar 417,483 dengan nilai probabilitas
0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan berdasarkan
84
persamaan regresi berganda yang diperoleh dimana koefisien regresi X1 X2, X3 dan X4 bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santri. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika variabel pengelolaan koperasi (X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan
X4 (Controlling))
ditingkatkan sebesar satu point maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -0,282 (X1), -0,675(X2),
0,932 (X3), dan -0,220 (X4).
Sebaliknya jika skor variabel pengelolaan koperasi (X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling)) menurun sebesar satu point maka akan diikuti dengan menurunnya pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -0,282 (X1), 0,675(X2), 0,932 (X3), -0,220 (X4).
4.4.1 Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri Besarnya pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling)) tehadap pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo menjadikan jumlah anggota koperasi pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo terus giat untuk membentuk unsur jiwa wirausaha para santri.
85
Kemudian wawancara, dan dokumentasi yang penulis lakukan dengan M. Harits Rofiq Setiawan hari Selasa, 22 Mei 2012 memberikan informasi bahwa pemebntukan jiwawira usaha para santri berjalan dengan baik dengan menjalankan tugas yang diberikan dari kopontren pondok pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
86
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini mengkaji masalah pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu: 1. Pengelolaan koperasi pondok pesantren, 2. Pembentukan jiwa wirausaha para santri. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Kesimpulan yang dapat diberikan atas hipotesis 1 yang menyatakan bahwa, ada pengaruh positif dan signifikan oleh variabel pengelolaan koperasi pondok pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri adalah, bahwa hipotesis pertama diterima. Variabel pengelolaan koperasi pondok pesantren dalam penelitian ini meliputi indikator planning, organizing, actuating, controlling. Atas hal tersebut memberi keyakinan bahwa dengan melakukan pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) maka akan memberikan dampak yang positif pada pembentukan jiwarausaha para santri sebagai anggota Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
87
Kesimpulan atas hipotesis ke 2
yang menyatakan bahwa, ada
pengaruh yang positif dan sangat signifikan oleh variabel pembentukan jiwa wirausaha para santri adalah, bahwa hipotesis ke 2 diterima. Variabel budaya kerja Islam dalam penelitian ini meliputi indikator planning, organizing, actuating, controlling. Atas hal tersebut memberi pengertian bahwa pembentukan jiwa wirausaha para santri yang sekaligus sebagai anggota Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna”Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dapat dilakukan dengan cara mengelola koperasi pondok pesantren. 5.2
Kritik Penulis berusaha memaksimal penelitian ini, namun ternyata peneliti ini masih banyak keterbatasan penelitian, antara lain : 1.
Obyek penelitian yang masih kecil, artinya luas penelitian yang masih kurang, hanya meneliti pengolalaan kopontren di tingkat desa, sehingga kurang bisa digeneralisasikan untuk semua lembaga kopontren di tingkat kabupaten/kota.
2.
Responden penelitian ini umumnya adalah santriwan/santriwati anggota
koperasi
Pondok
Pesantren
Sirojuth-Tholibin
Brabo
“Zaduna”. 3.
Kurangnya variabel penelitian yang dimasukkan dalam model, sehingga memiliki kontribusi penelitian yang kurang luas.
88
5.3
Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Kopontren
Sirohuth-Tholibin
“Zaduna”
Brabo
diharapkan
lebih
meningkatkan promosi baik mutu iklan maupun personal selling serta profesionalisme kerja dengan tetap berdasarkan pada nilai-nilai koperasi yang islami. 2.
Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo harus menjalankan praktek koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, sehingga dapat memberikan kepuasan dan kepercayaan bagi anggota.
3.
Kemudian, hal terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah bahwa sebuah koperasi, khususnya Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo harus selalu berkarya membuat berbagai macam unit sehingga pemasukan modal akan selalu bertambah dan selalu tanggap dengan anggota (santri) bahwa merekalah aset terbesar dalam sebuah koperasi.
5.4
Penutup Puji syukur Alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna kepada ummat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam pada umumnya yang telah memberikan bantuan penulis tiada kiranya baik barupa kasih sayang, petunjuk, kesehatan, rizki, ilmu dan banyak lagi yang
89
lainnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PARA SANTRI” dalam bentuk sederhana sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan kesalahan baik daari segi kata-katanya, referensinya dan lain sebagainya. Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal dan seoptimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dan semoga mendapat imbalan dari Allah SWT. Sebagai akhir kata, terpendam suatu harapan semoga skripsi iin dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan khususnya bagi penulis dimasa-masa yang akan datang. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, Cet. V Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka, 1988 Dhofier, Zamakhairi, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1985 Firdaus, Muhammad, Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk
Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT.
Kompas Media Nusantara, 2012 Ghozali, Imam, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang, Badan: Penerbit Undip, 2002 Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998, Cet. I Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan,
Yogyakarta
: Pustaka
Widyatama, 2006, Cet 1 Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999 Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta :
Raja grafindo
Persada, 2002, cet 5. http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorovsmirnov-one-sample-kolmograv-smirnov-test/, Before Uji Asumsi Klasik (classic assumption test).
http://www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan dunia ilmu ekonomi koperasi.com. http://www.koopguru.com.my/definisi.asp. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4 Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3 Nisfiannoor, Muhammad, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta:Salemba Humanika, 2009 Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007 Nurdin, Bahri , Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 1993 Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2003 cet. 4 Purwoto, Agus, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo Santoso, Singgih, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010 Sartika Partomo, Titik, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 cet 2. Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010 Suridjo, Marwan, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979 Swasono, Edi, Mencari Bentuk, Posisi Dan Realitas Koperasi Didalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3. U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1
Umar, Husain, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2000 Wibowo, Agus, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2011 Widiyanti, Ninik, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara, 1989
LAMPIRAN 2 Daftar Seluruh Jawaban Angket Tanngapan Resonden Mengenai Variabel Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren Trehadap Embentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri Res pon den
Um ur
Jenis
Berada
Anggota
kela
di pon-
kopon
min
pes
tren
x1
x2
x3
x4
Y
ΣX ΣX ΣX ΣX
Σ
p1 p2 p3 p4 p5 p6 o1 o2 a1 a2 a3 a4 a5 a6 c1 c2 c3 c4 E1 E2
1
2
3
4
Y
1
2
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
24
8
24
15
8
2
1
2
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
3
1
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
24
8
24
15
8
4
1
2
5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
24
8
24
14
8
5
1
2
3
2
3
3
3
2
4
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
17
5
15
10
5
6
1
2
2
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
7
1
2
1
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
8
1
2
2
1
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
20
7
20
13
7
9
1
2
2
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
10
1
2
4
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
11
1
2
2
1
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
20
7
20
13
7
12
1
2
3
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
13
1
2
5
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
14
1
2
5
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
15
1
2
3
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
16
1
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
17
2
2
2
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
23
8
24
16
8
18
1
2
1
2
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
20
7
20
13
7
19
1
2
4
1
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
21
8
23
14
8
20
1
2
3
2
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
23
7
22
15
7
21
1
2
5
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
21
7
21
14
7
22
1
2
5
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
21
7
21
14
7
23
1
2
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
24
1
2
2
1
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
21
6
19
14
6
25
2
2
4
1
4
4
4
2
4
2
4
2
2
4
4
2
4
2
4
4
2
2
4
2
20
6
18
12
6
26
1
2
2
1
4
3
3
2
3
2
4
2
2
4
3
2
4
2
3
3
2
2
4
2
17
6
17
10
6
27
2
2
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
24
8
24
15
8
28
1
2
5
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
14
5
14
9
5
29
1
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
14
4
13
10
4
30
1
2
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
31
2
1
5
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
32
1
1
1
2
2
3
3
3
4
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
18
5
16
12
5
33
1
1
1
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
2
3
4
4
3
4
21
7
21
13
7
34
1
1
1
1
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
22
8
23
14
8
35
1
1
3
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
21
7
21
15
7
36
1
1
3
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
21
7
21
15
7
37
1
1
1
1
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
21
7
21
15
7
38
1
1
2
1
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
22
8
23
13
8
39
1
1
2
1
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
19
6
18
12
6
40
1
1
1
1
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
16
5
15
10
5
41
1
1
2
1
4
3
3
2
3
2
4
2
2
4
3
2
4
2
3
3
2
2
4
2
17
6
17
10
6
42
1
1
3
1
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
20
7
20
13
7
43
1
1
1
1
3
4
4
2
3
2
3
2
2
3
4
2
3
2
3
4
2
2
3
2
18
5
16
11
5
44
1
1
3
1
3
2
2
4
4
4
3
4
4
3
2
4
3
4
3
2
4
4
3
4
19
7
20
13
7
45
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
24
8
24
15
8
46
1
1
2
1
2
4
4
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
4
2
2
2
2
18
4
14
10
4
47
1
1
2
1
1
2
2
3
3
3
1
3
3
1
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
14
4
15
11
6
48
1
1
2
1
1
3
3
3
3
3
1
3
3
1
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
16
4
17
12
7
49
1
1
2
1
1
3
3
1
4
1
1
1
1
1
3
1
4
4
3
3
1
1
4
4
13
2
14
8
8
50
1
1
2
1
1
3
3
1
3
1
1
1
1
1
3
1
2
3
3
3
1
1
2
3
12
2
11
8
5
51
1
1
2
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
16
6
17
10
6
52
1
1
3
1
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
23
7
22
15
7
53
1
1
2
1
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
20
6
19
13
6
54
1
1
2
1
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
22
8
23
14
8
55
1
1
2
1
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
20
6
19
13
6
56
1
1
2
1
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
19
6
18
12
6
57
1
1
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
58
1
1
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
59
1
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
24
8
24
16
8
60
1
1
1
1
2
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
15
5
15
11
5
LAMPIRAN 3 Tanggapan Koesioner Setiap Pertanyaan
planning 1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sts
4
6.7
6.7
6.7
ts
4
6.7
6.7
13.3
s
19
31.7
31.7
45.0
ss
33
55.0
55.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
planning 2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
5
8.3
8.3
8.3
s
25
41.7
41.7
50.0
ss
30
50.0
50.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
planning 3 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
5
8.3
8.3
8.3
s
25
41.7
41.7
50.0
ss
30
50.0
50.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
planning 4 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sts
2
3.3
3.3
3.3
ts
9
15.0
15.0
18.3
s
14
23.3
23.3
41.7
ss
35
58.3
58.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
planning 5 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
1
1.7
1.7
1.7
s
20
33.3
33.3
35.0
ss
39
65.0
65.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
planning 6 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sts
2
3.3
3.3
3.3
ts
9
15.0
15.0
18.3
s
14
23.3
23.3
41.7
ss
35
58.3
58.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
organizing 1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
1
1.7
1.7
1.7
s
19
31.7
31.7
33.3
ss
40
66.7
66.7
Total
60
100.0
100.0
100.0
organizing 2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
2
3.3
3.3
3.3
s
37
61.7
61.7
65.0
ss
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
actuating 1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
6
10.0
10.0
10.0
s
8
13.3
13.3
23.3
ss
46
76.7
76.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
actuating 2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
6
10.0
10.0
10.0
s
28
46.7
46.7
56.7
ss
26
43.3
43.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
actuating 3 Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid
ts
5
8.3
8.3
8.3
s
24
40.0
40.0
48.3
ss
31
51.7
51.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
actuating 4 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
s
23
38.3
38.3
38.3
ss
37
61.7
61.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
actuating 5 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
5
8.3
8.3
8.3
s
29
48.3
48.3
56.7
ss
26
43.3
43.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
actuating 6 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
4
6.7
6.7
6.7
s
21
35.0
35.0
41.7
ss
35
58.3
58.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
controlling 1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
5
8.3
8.3
8.3
s
29
48.3
48.3
56.7
ss
26
43.3
43.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
controlling 2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sts
13
21.7
21.7
21.7
ts
14
23.3
23.3
45.0
s
25
41.7
41.7
86.7
ss
8
13.3
13.3
100.0
60
100.0
100.0
Total
controlling 3 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sts
12
20.0
20.0
20.0
ts
33
55.0
55.0
75.0
s
9
15.0
15.0
90.0
ss
6
10.0
10.0
100.0
60
100.0
100.0
Total
controlling 4 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
1
1.7
1.7
1.7
s
39
65.0
65.0
66.7
ss
20
33.3
33.3
Total
60
100.0
100.0
100.0
Entrepreune 1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
s
19
31.7
31.7
31.7
ss
41
68.3
68.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Entrepreuner 2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ts
4
6.7
6.7
6.7
s
40
66.7
66.7
73.3
ss
16
26.7
26.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
LAMPIRAN 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Validitas Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (X)dan Pembentukan Jiwa Wirausaha Santri (Y) Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
y x1 x2 x3 x4 y x1 x2 x3 x4 y x1 x2 x3 x4
y 1,000 ,786 ,781 ,900 ,793 . ,000 ,000 ,000 ,000 60 60 60 60 60
x1 ,786 1,000 ,926 ,962 ,940 ,000 . ,000 ,000 ,000 60 60 60 60 60
x2 ,781 ,926 1,000 ,954 ,885 ,000 ,000 . ,000 ,000 60 60 60 60 60
x3 ,900 ,962 ,954 1,000 ,945 ,000 ,000 ,000 . ,000 60 60 60 60 60
x4 ,793 ,940 ,885 ,945 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . 60 60 60 60 60
Uji Reliabilitas Pengelolaan Koperasi (X) dan Pembentukan Jiwa Wira Usaha Santri Planning (X1) Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 60 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,838 6
Item-Total Statistics
planning planning planning planning planning planning
Scale Mean if Item Deleted 17,2000 17,1333 17,1333 17,1833 16,9167 17,1833
Scale Variance if Item Deleted 7,349 8,456 8,456 6,966 9,840 6,966
Corrected ItemTotal Correlation ,638 ,611 ,611 ,759 ,324 ,759
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,809 ,814 ,814 ,780 ,857 ,780
Orgaizing (X2) Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 60 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,722 2 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected ItemAlpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted organizing 3,3667 ,745 ,565 .(a) organizing 3,3500 ,774 ,565 .(a) a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings. Actuating (X3) Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 60 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,880 6 Item-Total Statistics
actuating actuating actuating actuating actuating actuating
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 17,0833 8,688 17,1000 9,414 17,0333 11,287 17,0833 8,688 16,9500 10,760 17,0000 9,797
Corrected ItemTotal Correlation ,847 ,659 ,470 ,847 ,599 ,726
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,831 ,867 ,891 ,831 ,874 ,854
Controlling (X4) Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 60 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,778
N of Items 4
Item-Total Statistics
controlling controlling controlling controlling
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 10,1500 4,197 10,0833 4,010 10,1333 2,592 10,1333 2,592
Corrected ItemTotal Correlation ,364 ,432 ,794 ,794
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,819 ,793 ,596 ,596
Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Y) Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 60 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,604 2 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted Entrepreuner 3,4500 ,557 ,436 .(a) Entrepreuner 3,5000 ,424 ,436 .(a) a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
LAMPIRAN 5 Statistik Diskripsi untuk 60 Responden Pada Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
laki-laki
30
50.0
50.0
50.0
perempuan
30
50.0
50.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia Usia Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
<20 th 20-29 th Total
55
91.7
91.7
91.7
5
8.3
8.3
100.0
60
100.0
100.0
Klasifikasi Responden Berdasarkan Lamanya Dalam Pondok Pesantren lama Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
1 th
10
16.7
16.7
16.7
2 th
21
35.0
35.0
51.7
3 th
16
26.7
26.7
78.3
4 th
6
10.0
10.0
88.3
lainya
7
11.7
11.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Klasifikasi Responden Berdasarkan Keanggotaan aggota Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
aktif
49
81.7
81.7
81.7
tidak aktif
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
LAMPIRAN 6 Autput Regresi Linier Berganda dari 60 Responden
Uji Pengaruh Variabel Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) (X) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri(Y)
REGRESSION Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
x1, x2, x3, x4 (a)
Method
. Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: y Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916 a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3 b Dependent Variable: y
DurbinWatson 2,369
ANOVA(b) Sum of Model Squares df 1 Regression 80,208 4 Residual 2,642 55 Total 82,850 59 a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3 b Dependent Variable: y
Mean Square 20,052 ,048
F 417,483
Sig. ,000(a)
Model
1
(Constant) x1 x2 x3 x4 a Dependent Variable: y
Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B 1,188 -,282 -,675 ,932 -,220
Std. Error ,206 ,034 ,064 ,040 ,040
t
Sig.
Beta -,795 -,878 2,917 -,438
5,768 -8,319 -10,625 23,128 -5,447
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Residuals Statistics(a) Minimum Maximum 4,2606 8,3104 -2,307 1,167
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of ,030 Predicted Value Adjusted Predicted 4,3610 Value Residual -,45638 Std. Residual -2,082 Stud. Residual -2,232 Deleted Residual -,52438 Stud. Deleted -2,319 Residual Mahal. Distance ,125 Cook's Distance ,000 Centered Leverage ,002 Value a Dependent Variable: y
Mean Std. Deviation 6,9500 1,16596 ,000 1,000
N 60 60
,168
,059
,023
60
8,3634
6,9422
1,16187
60
,53793 2,455 3,835 1,31300
,00000 ,000 ,012 ,00783
,21160 ,966 1,072 ,27631
60 60 60 60
4,439
,022
1,121
60
33,845 4,238
3,933 ,087
5,007 ,546
60 60
,574
,067
,085
60
UJI ASUMSI KLASIK 1. Multikolinearitas Coefficients(a) Model
Collinearity Statistics
Tolerance (Constant) x1 x2 x3 x4 a Dependent Variable: y
VIF
1
,063 ,085 ,036 ,090
15,769 11,785 27,442 11,148
2. Autokolerasi Model Summary(b) Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916 a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3 b Dependent Variable: y 3. Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Observed Cum Prob
1.0
DurbinWatson 2,369
4. Heterokedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: y
Regression Studentized Residual
4
3
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
Hal Lampiran
: Permohonan Pengisian Angket : Satu Berkas Yth. Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi Pondok Pesantren di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sehubungan dengan proses penyelesaian karya ilmiah (skripsi) saya pada jurusan Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang dengan judul (Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri), saya: Nama NIM Jurusan
: Ali Rofiq : 082411088 : Ekonomi Islam
Memohon dengan hormat kesediaan Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi Pondok Pesantren untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta Santriwan/santriwati dan Anggota sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan. Atas bantuan dan kerjasama Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi dalam menjawab pertanyaan/ pernyataan pada kuesioner ini, penulis sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang,
Mei 2012
Hormat Saya,
ALI ROFIQ NIM : 082411088
ANGKET PENELITIAN Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Studi Kasus di Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan, Purwodadi)
No. Responden I.
KARAKTERISTIK RESPONDEN 1.
Nama
:……………………………
2.
Usia
:1
< 20 th
2
20-29 th
4
40-49 th
5
> 50 th
3
30-39 th
3
3 Thn.
3.
Jenis Kelamin
:1
Laki-laki
2
Perempuan
4.
Berada di pon-pes
:1
1 Thn.
2
2 Thn.
4
4 Thn.
5
Lainnya,……..Thn
:1
Aktif
2
Tidak aktif
5.
Anggota Kopontren
Tanda Tangan
II. PETUNJUK PENGISIAN 1. Berilah tanda silang ( √ ) pada kolom jawaban yang Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi anggap sesuai, dengan alternative jawaban sebagai berikut: SS
: Sangat Setuju
=
a
:4
S
: Setuju
=
b
:3
TS
: Tidak Setuju
=
c
:2
STS
: Sangat Tidak Setujui
=
d
:1
2. Lembar angket ini semata-mata bertujuan untuk memperoleh data sebagai bahan skripsi tentang Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Studi Kasus di Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan, Purwodadi). 3. Mengenai jawaban yang diberikan, akan dijaga kerahasiaannya.
III. PERTANYAAN
No Pertanyaan/pernyataan
SS
Perencanaan (planning) 1
Tujuan koperasi pondok pesantren adalah memakmurkan
keselurahan
anggota
(seluruh santiwan/wati) pon-pes 2
Penugasan
anggota
sesuai
dengan
proporsi masing-masing anggota/santri untuk keberlangsungan koperasi 3
Semua keputusan di bawah komando manager dan pengurus koperasi
4
Penugasan
perintah
manager
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya 5
Koperasi
selalu
menyediakan
kebutuhan santri/anggota
bahan
S
TS
STS
6
Mengadakan/membuat
produk-produk
baru yang belum ada sehingga konsumen (santri) tertarik Tahap Pengorganisasian (organizing) 7
Hubungan koperasi
pengurus dalam
dan
anggota
organisasi
harmonis
sehingga koperasi berdiri kokoh 8
Rapat koordinasi yang diadakan pengurus koperasi dari berbagai unit berjalan baik
Tahap Pelaksanaan (actuating) 9
Pelayanan kopontren terhadap konsumen di layani dengan baik dan memuaskan
10
Produk atau kebutuhan para anggota/santi dapat dipenuhi di kopntren sehingga santri tidak mencari kebutuhan mereka selain di kopontren
11
Aspirasi/usulan
konsumen
kepada
kopontren dapat diterima dan di tampung sebagai bahan masukan kepada pengurus atau kopontren itu sendiri 12
Hak-hak pengurus dan anggota kopontren dijalankan dengan baik
13
Hak anggota kopontren bahwa anggota mendapatkan pengelolaan sesuai
asas
kemakmuran koperasi
dapar
kopontren
atas berjalan
yang
telah
dijalankan 14
Semua pengurus dan pengelola kopontren mengetahui tugas masing-masing secara keseluruhan
Tahap Pengawasan (controlling) 15
Dalam
pengawasanya
kopontren
mengadakan musyawaroh pengurus dan berjalan sesuai dengan progan kopontren 16
Kegagalan
menanggapi
aspirasi
konsumen/santri sering terjadi 17
Rapat koordinasi tidak banyak dihadiri oleh pengurus maupun anggota, sehingga koordinasi kurang baik
18
Rapat evaluasi secara keseluruhan dari berbagai unit terlaksana dengan baik
Jiwa Wirausaha (Entrepreneurship) 19
Pelatihan jiwa wira usaha yang di adakan oleh para anggota/santri berpengaruh dalam perkembangan koperasi
20
Dengan pengembangan produk kopontren saya terdidik menjadi wira usaha yang kelak
akan
masyarakat
saya
kembangkan
di
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT T AG AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof.Dr.Ham r.Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang Telp. (024) 024) 7601291 7
BERIT ERITA ACARA UJIAN MUNAQOSAH Fakultas Syari’ah Institut Agam Agama Islam Negeri Walisongo Semarang pada : Hari
: Jum’at
Tanggal
: 22 Juni 2012
Jam
: 08.00- selesai lesai
Telah mengadakan Ujian Muna Munaqosah dengan judul : PENGARUH PENGELOLAA OLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP ADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRA USAHA HA PARA P SANTRI ( Studi kasus di pondo pondok pesantren Sirajuth Tholibin Brabo) Nama
: Ali Rofiq
NIM
: 082411088
Jurusan/Prodi : Ekonomi Islam Keterangan
: LULUS / TIDA TIDAK LULUS
Semarang, 22 Juni 2012
Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
H. M. Syaifullah, M. Ag NIP. 19700321 199603 1 003
Drs.Ghufron Ajib, Ajib M. Ag NIP. 19660325 25 199203 199 1 001
Penguji I,
Penguji II,
Drs. H. Wahab Zaenuri,, M. M NIP. 19690908 200003 1 001
Dra. Hj. Nurr Huda, Hud M. Ag NIP. 19690830 30 199403 199 2 003
HAL : Mohon Surat Pengantar Riset
Kepada Yth: Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama
: Ali Rofiq
Nim
: 082411088
Prodi
: Ekonomi Islam
Alamat
: Ds. Brabo Rt. 08 Rw. 02 Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan
Lembaga
: Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin
Alamat
: Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Ds. Brabo Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan Purwodadi
Dengan ini mengajukan permohonan surat Riset di Koperasi Pondok Pesantren SirojuthTholibin untuk meneliti judul skripsi: “Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri” Demikian surat permohonan pra riset yang saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Semarang, 12 Mei 2012
Mengetahui: Kepala Jurusan
Hormat Saya
Ghufron Ajib, Drs., M.Ag. 19660325 199203 1 001
Ali Rofiq 082411088
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Ali Rofiq
NIM
: 082411088
Fakultas
: Syari’ah
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir
: Grobogan, 18 Juni 1990
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Brabo Rt: 08 Rw: 02 Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan 58167
Pendidikan : TK Dharma Wanita1996 Sekolah Dasar Negri (SDN) II Brabo Lulus Tahun 2002 Madrasah Tsanawiyah (MTS) Tajul Ulum Brabo Lulus Tahun 2005 Madrasah Aliyah (MA) Tajul Ulum Brabo Lulus Tahun 2008 Fakultas Syaria’ah Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang
Semarang,
Juni 2012
Ali Rifiq