SKRIPSI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I.)
Oleh: Wahib Tri Mustofa NIM : 111 08 017
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
SKRIPSI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I.)
Oleh: Wahib Tri Mustofa NIM : 111 08 017
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323706 Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING Hal
: Naskah Skripsi Sdr. Wahib Tri Mustofa
Kepada : Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikumwarohmatullahwabarokatuh. Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : WAHIB TRI MUSTOFA NIM
: 1110 8017
Judul : PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM
TENGARAN
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2011/ 2012 . Dengan ini kami mohon kepada Bapak Ketua STAIN Salatiga agar skripsi saudara tersebut di atas segera dimunaqosahkan. Demikian nota pembimbing ini kami sampaikan, kemudian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikumwarohmatullahwabarokatuh. Pembimbing,
Drs. Abdul Syukur M.Si NIP. 19670307 199403 1002
SKRIPSI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012
DISUSUN OLEH WAHIB TRI MUSTOFA NIM: 111 08 017 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Seko lah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dra. Siti Zumrotun, M.Ag ______________________
Sekretaris Penguji
: Abdul Aziz Np, M.M
______________________
Penguji I
: Dra. Lilik Sriyanti, M.Si.
______________________
Penguji II
: Dra. Hj. Maryatin
______________________
Penguji III
: Drs. Abdul Syukur, M.Si
______________________
Salatiga, 27 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Wahib Tri Mustofa
NIM
: 111 08017
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul
: PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012 Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 23 Juli 2012 Yang Menyatakan,
Wahib TriMustofa NIM 111 08017
MOTTO
Hidup di dunia ini hanya sekali dan sebentar, pastikan kesibukan kita jadi amal sholeh jangan sampai sia-sia apalagi jadi dosa.(Aa Gym)
Now is no time to think of what you do not have. Think of what you can do with what there is.
Do one more thing at the end of the day. And at the end of the year you’ll have done 365 more things
Apa yang akan kamu capai adalah lebih penting daripada apa yang sudah kamu capai.
» « Allah The Exalted My Only Guide » «
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan ibu tercinta yang tak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan dengan ikhlas, kasih sayang dan cinta. 2. Mbak Yah, Kang San, Mas Agus dan De’ Iful tercinta yang senantiasa memberiku semangat. 3. Seluruh anggota dan Pengurus KAMMI Komisariat Salatiga, jazakumullah khoiron katsir telah menjadi bagian dan sarana tarbiyah. 4. Seluruh pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga jadilah putra-putri kandung dakwah kapanpun dan dimanapun berada. 5. Akhi fillah di majelis cinta Allah: Akh Dwi, Nur Akhmad, Hasbi, Hajar, Budi, Anas, Hendra, dan Abror. 6. Seluruh Mahasiswa STAIN Salatiga terutama PAI kelas A tahun 2008. 7. Semua pihak yang telah membantu dengan keikhlasan doa.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah swt yang memuliakan kita dengan risalah mulia Dinul Haq, sebuah risalah yang memberikan jaminan kemuliaan bagi siapa saja yang mengamalkannya secara kaffah. Sholawat & salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw sang pembawa risalah yang mulia ini, sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah menegakkan Dien ini. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah banyak
berjasa
dan
berkenan
memberikan
persetujuan/
pengesahan
terhadapskripsi ini.
2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Studi PAI yang telah memberikan banyak bimbingan serta motivasi dalam pengambilan judul skripsi ini. 3. Bapak Drs. Abdul Syukur M. Ag sebagai dosen pembimbing yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta telah berkenan meluangkan waktunya dalam upaya menyelesaikan tugas ini.
membimbing penulis
untuk
4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi. 5. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluargaku di rumah yang telah mendo’akan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 6. Seluruh keluarga besar KAMMI komisariat Salatiga, Ikhwan dan akhwat yang selalu menghadirkan semangat dan inspirasi. 7. Seluruh keluarga besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga. 8. Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul Islam yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan penelitian. Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Salatiga, 23 Juli 2012 Penulis
(Wahib Tri Mustofa)
ABSTRAK Mustofa, Wahib Tri. 2012. Penerapan Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si. Kata kunci: Penerapan Pendidikan dan Karakter Pendidikan karakter di sekolah merupakan usaha nyata dalam membentuk aspek fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah peserta didik sehingga menjadi manusia unggul yang berakhlak mulia. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana aplikasi penerapan pendidikan karakter di salah satu sekolah menengah yaitu SMPIT Nurul Islam Tengaran kabupaten Semarang yang notabenya adalah SMP Berbasis P esantren (SBP). Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah model pendididkan karakter di SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? (2) Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? (3) Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran diterapkan di lingkungan sekolah dan ma’had, (2) Pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran diterapkan melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan ekstrakurikuler dengan sebaran nilai karakter yang merata di keempat ruang lingkup pendidikan karakter yang meliputi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga, dan (3) Pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran diterapkan melalui program-program reguler ma’had dengan sebaran nilai karakter yang merata di keempat ruang lingkup pendidikan karakter yang meliputi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….. PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………………….. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………... MOTTO………………………………………………………………….............. PERSEMBAHAN…………………………………………………………………. KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ABSTRAK………………………………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………………………………………. DAFTAR TABEL………………………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………. D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………
E. Penegasan Istilah…………………………………………………………... F. Metode Penelitian…………………………………………………………. G. Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………………... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Karakter……………………………………………… B. Nilai-nilai dan Dimensi dalam Pendidikan Karakter………………………. C. Strategi pelaksanaan Pendidikan Karakter…………………………………. D. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama………………………. E. SMP Berbasis Pesantren (SBP)…………………………………….............. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPIT Nurul Islam Tengaran………………………….. B. Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran…………………………….............. C. Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran…………………………….............. D. Pembagian Jadwal Keseharian Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran…………………………………………………………………….
E. Temuan Penelitian………………………………………………….............. BAB IV ANALISIS DATA
A. Model Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran……..............
B. Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran……………………
C. Penerapan Pendidikan Karakter di Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran……………………
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan………………
B.
Saran…………………… DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL DAN SKEMA
4.1. Skema Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran .................. 43 4.2. Tabel realisasi character building dalam RPP 1 ........................................ 45 4.3. Tabel realisasi character building non-RPP 1 ........................................... 45 4.4. Tabel realisasi character building dalam RPP 2 ........................................ 46 4.5. Tabel realisasi character building non-RPP 2 ........................................... 47 4.6. Tabel realisasi character building dalam RPP 3 ....................................... 48 4.7. Tabel realisasi character building non-RPP 3 .......................................... 49 4.8. Tabel Ekstrakurikuler di sekolah ............................................................... 50 4.9. Skema realisasi character building di sekolah .......................................... 51 4.10. Tabel realisasi character building di Ma’had ........................................ .52 4.11. Skema realisasi character building di Mah’ad .........................................53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia, memperbaiki masyarakat dan membangun bangsa yang beradab. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dengan demikian, pendidikan di semua lingkungan, baik di sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi sangat penting. Berhubung pemerolehan pendidikan di sekolah diberikan dengan intensitas pertemuan yang cukup tinggi dengan alokasi waktu yang cukup banyak, pendidikan di lingkungan sekolah membutuhkan perhatian khusus. Meskipun secara sistemik pendidikan sekolah sudah dijalankan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang matang, pendidikan sekolah belum sepenuhnya menghasilkan insan-insan terdidik dan beretika dalam pergaulannya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Di antara masalah-masalah yang belum terselesaikan dan bahkan angkanya cenderung
1
meningkat adalah kurangnya rasa hormat siswa terhadap guru dan orang tua, kurangnya aspek keteladanan guru selama pembelajaran, kurangnya transfer motivasi dan kepercayaan diri selama pembelajaran di sekolah, semakin maraknya kasus-kasus kriminal di sekolah seperti pergaulan bebas, aborsi, pemakaian obat-obat terlarang, perkelahian serius, penggunaan uang sekolah yang salah, dan sebagainya. Permasalahan-permasalah tersebut agaknya disebabkan oleh karena pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak sejalan dengan fungsinya yang menitikberatkan pada pendidikan karakter. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kolaborasi antara fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut melahirkan gagasan pendidikan karakter berbasis keimanan dan ketakwaan. Dengan cita-cita yang sama, pendidikan agama Islam sangat berperan dalam membentuk karakter anak didik karena tidak hanya berorientasi pada pengetahuantetapi juga pengamalan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Novi Hardian (2003: 5) bahwa pendidikan agama Islam yang diajarkan kepada manusia pada hakekatnya bukanlah semata-mata transformasi pengetahuan,
akan tetapi juga harus menyangkut aspek sikap dan kesadaran beragama maupun aspek keinginan untuk mengamalkannnya di tengah-tengah lingkungan pergaulan masyarakat. Islam sendiri, sebagai agama fitrah, memberikan keistimewaan kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu baik kedudukan disisi Allah maupun kedudukan di mata manusia.
ﻴﻞﹶﺇﹺﺫﹶﺍ ﻗ ﻭﺢﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﻟﹶﻜﹸﻢﻔﹾﺴﻮﺍ ﻳﺤﺲﹺ ﻓﹶﺎﻓﹾﺴﺎﻟﺠﻲ ﺍﻟﹾﻤﻮﺍ ﻓﺤﻔﹶﺴ ﺗﻴﻞﹶ ﻟﹶﻜﹸﻢﻮﺍ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﻗﻨ ﺁﻣﻳﻦﺎ ﺍﻟﱠﺬﻬﺎ ﺃﹶﻳﻳ ﺒﹺﲑﻠﹸﻮﻥﹶ ﺧﻤﻌﺎ ﺗ ﺑﹺﻤﺍﻟﻠﱠﻪ ﻭﺎﺕﺟﺭ ﺩﻠﹾﻢﻮﺍﺍﻟﹾﻌ ﺃﹸﻭﺗﻳﻦﺍﻟﱠﺬ ﻭﻜﹸﻢﻨﻮﺍ ﻣﻨ ﺁﻣﻳﻦ ﺍﻟﱠﺬﻓﹶﻊﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪﺮﻭﺍ ﻳﺰﺸﻭﺍ ﻓﹶﺎﻧﺰﺸﺍﻧ Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Mujadilah:11).
Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang mulai berdiri secara sistemik sejak 1993 menjadi salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter dengan mengintervensi anak didik melalui pendidikan agama Islam. Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang sudah terealisasi dalam jenjang TKIT, SDIT, SMPIT, dan SMAIT itu dijalankan dengan sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban (Purwoko dan Chakim, 2011:13). Bertitik tolak dari hal tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan obyektif tentang penerapan
pendidikan karakter di Sekolah Islam Terpadu dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Selanjutnya, penulis memilih SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang sebagai objek penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter dalam statusnya sebagai Sekolah Berbasis Pesantren (SBP); sebuah sistem yang tidak semua sekolah terapkan sehingga menambah keingintahuan serta menjadi tantangan tersendiri bagi penulis. Untuk itu penulis mengkaji persoalan tersebut di atas secara kritis dan analitis, melalui penelitian yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? 2. Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? 3. Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat penulis merumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendididkan karakter di SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang Periode 2011/2012. 2. Untuk mengetahui penerapan pendidikan
karakter di sekolah SMPIT
Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang Periode 2011/2012. 3. Untuk mengetahui penerapan pendidikan
karakter di ma’had SMPIT
Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap peneliti dan yang hendak diteliti: 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu dan pengetahuan bagi dunia pendidikan, khususnya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan karakter. 2. Manfaat praktis a. b Bagi pihak peneliti 1) Peneliti dapat mempelajari model pendidikan karakter di sekolah dan ma’ahd SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012 melalui pengamatan ilmiah secara langsung. 2) Peneliti dapat mengetahui nilai-nilai dalam pendidikan karakter sekaligus penerapannya di sekolah dan ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012 yang dapat penulis jadikan teladan dalam mengajar ke depannya.
b. Bagi pihak yang diteliti Memberikan gambaran keberhasilan beserta rekomendasi perbaikan dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah dan ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012. c. Bagi masyarakat umum 1) Mendidik masyarakat umum akan arti pentingnya pendidikan karakter. 2) Mengembangkan pola pendidikan karakter Sekolah Menengah Pertama dan pondok pesantren ke arah yang lebih baik. E. Penegasan Istilah Definisi secara operasional penulis maksudkan untuk mediskripsikan definisi dalam judul skripsi, agar membantu memperlancar dalam memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya. 1. Penerapan Sering kita mengenal kata penerapan namun supaya tidak terjadi pembauran makna maka penerapan yang dimaksud dalam penelitan ini adalah proses, cara, perbuatan menerapkan; pemasangan; pemanfaatan; perihal mempraktikkan (KBBI, 2007: 1180). Jadi penerapan itu tidaklah hanya sekedar proses semata namun memiliki banyak pengertian yang sangat luas sepereti di atas. 2. Pendidikan Istilah pendidikan ada banyak tokoh yang mendefinisikan, diantaranya adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik (KBBI, 2007: 263). Sedangkan pengertian pendapat yang senada telah diungkapkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar, (2011:7) sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan yang mempunyai pengertian yang sangat komplek dan luas sehingga diharapkan akan mampu membentuk karakter peserta didik yang tangguh dan beradab. 3. Karakter Definisi Karakter sangatlah banyak, namun supaya tidak terjadi pembauran
makna,
maka
penulis
memberikan
batasan-batasan
pengertian karakter. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang (KBBI, 2007: 423). Sedangkan pendapat yang lainnya, karakter adalah sebuah pola, baik pikiran, sikap maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan (Munir, 2010: 3). Sedangkan keadaan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) yang mulai berdiri secara sistemik sejak 1993 menjadi salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan
karakter dengan mengintervensi anak didik melalui pendidikan agama Islam. SMPIT yang sudah terealisasi dalam jenjang TKIT, SDIT, SMPIT, dan SMAIT itu dijalankan dengan sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaaan dan peradaban. Dengan melihat pengertian di atas kita mampu melihat pentingnya untuk mempunyai karakter sehingga pendidikan karakter sangatlah penting di masa saat sekarang. 4. Pendidikan Karakter Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya (suasana
yang
mewarnai,
tercermin
dan
melingkupi
proses
pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik). Pendidikan karakter tidak berbasis pada materi, tetapi pada kegiatan.
Kita berharap dengan diadakannya pendidikan karakter, semoga manusia-manusia Indonesia menjadi manusia yang berkarakter baik, berakhlak mulia. tidak ada lagi korupsi dan tindakan-tindakan kekerasan yang melawan hukum dan norma-norma yang ada di negara kita. F. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sementara itu, metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan (Sudrajat, 2010 dalam Asmani, 2011: 38). Berikut ini adalah metode penelitian penulis dalam menyusun skripsi ini: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan (Asmani, 2011: 66). Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sifatnya deskriptif-analitis yang mana data yang yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, tidak dituangkan dalam bentuk dan angkaangka (Asmani, 2011: 75).
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung. Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data wawancara dan pengamatan terhadap sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang tentang realisasi penerapan pendidikan karakter. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia, berupa datadata kepustakaan, profil dan dokumen kelembagaan. 3.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat Sekolah Menengah Pertama Islam terpadu (SMPIT) Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang selama rentang waktu Mei s.d. Juni tahun 2012. Penulis memilih SMPIT Nurul Islam Tengaran
Kabupaten
Semarang
sebagai
objek
penelitian
karena
merupakan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter dalam statusnya sebagi sekolah berbasis pesantren (SBP); sebuah sistem yang tidak semua sekolah terapkan sehingga memiliki keunggulan tersendiri. 4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
adalah
alat
dan
cara
untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a. Interview Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Wawancara sebaiknya dilakukan secara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Prof. Dr. Burhan Bungin, 2008 dalam Asmani, 2011:122). Metode ini digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan data tentang konsep, pelaksanaan hingga evaluasi pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam penelitian ini wawancara diajukan kepada kepala sekolah (Purwoko, Spd), waka kurikulum (Iriyanti Dwi Hapsari, Spd), Mudir Ma’had Nurul Islam (Luthfi Hakim, Lc.) Wakil Mudir Putra (M. Fakhrul Iqbal, A.Md., Ustadz/ustadzah yang bersangkutan. dengan tujuan untuk mencari data tentang pendidikan karakter yang diterapkan di SMPIT Tengaran tahun ajaran 2011/2012. Adapun pedoman yang di gunakan dalam pelaksanaan interview meliputi waktu pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam, cara pelaksanaan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam, media yang pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam, kesulitan yang dialami dalam pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam, kesulitan yang sering dihadapi dalam pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam, cara menyikapi kesulitan yang ada.
b. Observasi Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau obyek yang menggunakan alat indera (Arikunto,
2002:133).
Adapun
cara
yang
digunakan
adalah
mengadakan pengamatan langsung di SMPIT Tengaran dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang diobservasi antara lain aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh siswa. Secara khusus mengamati kegiatan-kegiatan pendidikan yang diikuti peserta didik. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan, daftar riwayat hidup, transkip dan lain-lain yang disebut dokumen. Dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan,
menyangkut
persoalan
pribadi,
dan
memerlukan
interpretasi yang berhubungan sangat dekat konteks rekaman peristiwa tersebut (Bungin, 2011: 142). Metode dokumentasi disini digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan data base tentang siswa dan guru, konsep dan pelaksanaan pendidikan karakter, dan profil SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang.
5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis model interaktif yaitu untuk mengetahui pendidikan karakter pada siswa dan guru SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Model analisis interaktif dapat dilihat pada flow chart oleh Sutopo, sebagai berikut: (Nur ‘aini, 2005:8) Pengumpulan
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Data
a. Pengumpulan Data Yaitu pengumpulan data dari lapangan baik dari hasil pengamatan maupun wawancara yang dilakukan secara fungsional sehingga diperoleh data yang dituangkan
dalam catatan lapangan
memuat: 1) Indentitas catatan lapangan : pengamatan dan wawancara 2) Bagian diskripsi : yang berisi hasil pengamatan dan wawancara apa adanya atau terbaca dari data yang diperoleh di lapangan. 3) Bagian refleksi yang berisi analisa dan kesimpulan sementara dari peneliti tentang data yang diperoleh. b. Reduksi Data Yaitu melakukan pemotongan terhadap data-data yang dianggap tidak terkait dengan permasalahan yang diangkat. Prosesnya
yaitu dari sekian data yang diperoleh, kemudian dipilah-pilah data mana yang cocok dan dibutuhkan dalam penelitian. c. Penyajian Data Yaitu melakukan penyajian data-data yang diperoleh selama penelitian. Penyajian data ini dilakukan setelah data direduksi, Penyajian data dilakukan secara sistematis kedalam sebuah laporan d. Penarikan Data Proses penarikan data merupakan proses akhir dari penilitian yaitu dilakukanya penarikan kesimpulan akhir dari data-data yang telah disajikan di atas untuk dituangkan dalam hasil penelitian. 6. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas Data) Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan yang sebenarnya atau kejadiannya (Nasution, 2003:105). Teknik pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Moleong,2009:330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang di gunakan yaitu :
a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa sumber data dari responden semua pihak yang terkait di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang yang berbeda. b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda, dan c. Perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, sehingga memungkinkan peneliti untuk melengkapi data agar ada kesesuaian antara temuan dan kenyataan. 7.
Tahap-tahap Penelitian Penelitian melewati tahap-tahap berikut: a. Pengumpulan data b. Pemilihan data yang sesuai dengan fokus pembahasan c. Pemilihan data yang valid d. Analisa awal e. Penyusunan teks dan penarikan kesimpulan awal f. Analisa kesimpulan adakah data yang kurang valid dimasukkan g. Penyusunan laporan akhir penelitian
G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah. Tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, sisitematika penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang Hakikat Pendidikan Karakter, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, dan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, SMP Berbasis Pesantern (SBP). BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang, sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang, dan ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini mengemukakan tentang analisis data penelitian meliputi Model Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran, Pendidikan Karakter di Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran, dan Pendidikan Karakter di Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran. BAB V PENUTUP Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiranlampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pendidikan Setiap manusia terlahir dalam keadaan suci, bersih, tanpa ada sifat keburukan. Kemudian mereka mendapat perlakuan dari orangorang sekitar, yang mana perlakuan-perlakuan tersebut ada yang baik dan ada yang buruk. Karena perkembangan seseorang sangat dipengaruhi perlakuan orang sekitar, maka seseorang akan tumbuh membawa sifat baik dan sifat buruk secara bersamaan. Apabila seseorang lebih banyak mendapat input kebaikan maka ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, sebaliknya, jika mendapat lebih banyak input buruk, maka ia akan menjadi pribadi yang lebih buruk. Dari sinilah terlihat pentingnya peran pendidikan pada setiap jenjang hidup seseorang, sejak terlahir ke dunia hingga akhir hayat, supaya terbentuk pribadi-pribadi yang lebih baik. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik (KBBI, 2007: 263). Proses mendidik tersebut tidak terikat oleh dan kepada siapa berlangsung (who), dimana berlangsung (where),
sejak kapan dan sampai kapan berlangsung (how long), dan bagaimana berlangsung (how). Ketika berada di lingkungan keluarga, setiap anggota keluarga, terutama orang tua, harus memberikan pendidikan yang baik kepada anggota keluarga lainnya baik berupa perkataan dan tindakan. Di lingkungan sekolah, seluruh civitas terutama guru juga harus memberikan pendidikan yang baik. Begitu juga ketika berada di tengahtengah masyarakat. Sebagai
implementasi
bersama
dalam
mensukseskan
pendidikan, pemerintah bersama masyarakat mewujudkannya dalam realisasi pendidikan di jenjang-jenjang satuan pendidikan, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan program sarjana (S1, S2, dan S3). Dari sinilah mencul istilah tenaga pendidik (guru, pengajar, dosen, dan sebagainya) dan pihak yang dididik (murid, siswa, mahasiswa, dan sebagainya. Pendidikan di setiap jenjang satuan pendidikan memiliki tujuan dan target capaian masing-masing. Namun begitu, pendidikan di semua jenjang satuan pendidikan memiliki tujuan umum sebagai berikut (Hidayatullah, 2010: 5): a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalai internalisasi bilai dalam pendidikan,
b. Menumbuhkan atau menanamkan kecerdasan emosi dan spiritual yang mewarnai aktivitas hidupnya, c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran, d. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas hidupnya dan memahami manfaat dari keterlibatannya, e. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktifitas, dan f. Menumbuhkan pola hidup sehat dan pemeliharaan kebugaran jasmani. 2. Karakter Pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan tersebut pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Dirjen Pendidikan Dasar, 2011: 7). Seiring berjalannya waktu, spiritualitas keagamaan, kontrol diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, serta keterampilan tersebut akan terbentuk pada setiap peserta didik dan mengakar kuat sehingga menjadi ciri khas. Ciri khas yang meliputi aspek kejiwaan, emosional,
intelektual, serta spiritual dan melekat kuat pada diri seseorang inilah yang dinamakan ‘karakter’ (Munir, 2010: 3). Lebih lanjut, Hermawan Kertajaya (2010: 3) dalam Hidayatullah (2010: 13) menambahkan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu yang mana ciri tersebut adalah ‘asli’ dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan ‘mesin’ yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespons sesuatu. Karakter seseorang dapat dibentuk namun sulit untuk diubah (Munir, 2010: 5-10). Karakter dapat dibentuk karena bukan merupakan seratus persen turunan orang tua, melainkan sangat dipengaruhi oleh orang sekitar dan lingkungan terutama orang tua. Karakter sulit diubah karena memang karakter adalah apa yang sudah sangat melekat pada diri seseorang dan bukannya sifat, sikap, pandangan, pendapat, atau pendirian yang bersifat temporal. Sebagai contoh, karakter orang yang pemberani akan sulit diubah menjadi penakut atau pengecut, demikian juga sebaliknya. 3. Pendidikan Karakter Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan karakter sangat korelatif dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Untuk
melaksanakan
pendidikan
karakter
memerlukan
kesepahaman bersama di kalangan sekolah. Selain itu, yang lebih penting adalah menyiapkan tenaga pengajar atau guru yang berkarakter. Hal ini karena guru tidak hanya berperan dalam mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga mampu menanamka nilai-nilai (Hidayatullah, 2010: 25). Selanjutnya, Hidayatullah menjelaskan bahwa guru yang berkarakter memiliki nilai-nilai utama sebagai berikut: a. Amanah, meliputi: komitmen, kompeten, kerja keras, dan konsistensi b. Keteladanan, meliputi: kesederhanaan, kedekatan, dan pelayanan maksimal c. Cerdas, meliputi: intelektual, emosional, dan spiritual Merealisasikan pendidikan karakter bukanlah usaha yang mudah. Terdapat beberapa hambatan dan tantangan sebagai berikut (Hidayatullah, 2010: 15-17): a. Sistem pendidikan yang kurang menekankan pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan pembangunan intelektual, misalnya sistem evaluasi pendidikan menekankan aspek kognitif atau akademik seperti Ujian Nasional (UN), b. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung karakter pembangunan yang baik, c. Terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak efektif untuk menciptakan bangsa atau masyarakt yang unggul, yaitu:
1) Kebiasaan-kebiasaan memperlakukan diri sendiri: a) Meremehkan waktu;
k) Menganggap berat tiap masalah;
b) Bangun kesiangan;
l) Pesimistis terhadap diri sendiri;
c) Terlambat masuk kantor;
m) Terbiasa mengeluh;
d) Tidak disiplin;
n) Merasa hebat;
e) Suka menunda;
o) Meremehkan orang lain;
f) Melanggar janji;
p) Tidak sarapan;
g) Menyontek;
q) Tidak terbiasa antri;
h) Ngrasani;
r) Banyak tidur;
i) Kebiasaan meminta;
s) Banyak menonton televisi;
j) Melayani stress;
t) Terlena pada kenyamanan;
2) Kebiasaan-kebiasaan memperlakukan lingkungan: a.) Merokok di sembarang tempat; b.) Membuang sampah di sembarang tempat; c.) Corat-coret atau vandalism; d.) Kendaraan yang mengotori udara; e.) Jalan bertabur iklan; f.) Konsumsi plastik berlebihan; g.) Tidak terbiasa mengindahkan aturan pakai; h.) Abai dengan pohon; i.) Menganggap remeh daur ulang; 3) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ekonomi: a) Konsumtif;
f) Silau dengan kepemilikan orang lain;
b) Pamer;
g) Tidak menyusun rencana kehidupan;
c) boros listrik;
h) Tidak biasa berfikir kreatif;
d) kecanduan nge-game;
i) Mengabaikan peluang;
e) shopaholic; j) Kebiasaan-kebiasaan dalam bersosial: a) Tak mau membaca;
j) Canggung dengan perbedaan;
b) Nepotisme;
k) Jarang mendengar pendapat orang lain;
c) Suap-menyuap;
l) Demo pesanan/ bayaran;
d) Politik balik modal;
m) Tidak belajar dari pengalaman;
e) Beragama sempit;
n) Provokatif dan mudah terprovokasi;
f) Lupa sejarah;
o) Tidak berani berkata ‘tidak’;
g) Meniru;
p) Berambisi menguasai;
h) Tawuran;
q) Mengesampingkan tradisi adat;
i) Birokratif;
B. Nilai-nilai dan Dimensi dalam Pendidikan Karakter 1.
Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan, Dirjen Pendidikan Dasar, (2011: 9) telah mengidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta
tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. (Diknas, 2009: 9-10). Sikap religius terdapat pada urutan pertama karena diharapkan setelah seseorang memiliki sikap religius sikap-sikap baik lainnya akan mengikuti dan menjadikan pondasi dasar seseorang dalam menjalankan kehidupannya supaya tidak terombang-ambingkan oleh perubahan-perubahan zaman yang semakin berkembang. Jujur juga termasuk dalam karakter yang harus dimiliki peserta didik karena dengan sikap jujur inilah awal mula akan mendapat kepercayaan dari orang lain. Adapun untuk memiliki sikap jujur ini haruslah dimulai dari sikap jujur kepada dirinya sendiri baru berkembang sikap jujur kepada orang lain. Setelah dua poin penting di atas yang berhubungan dengan diri sendiri dimiliki, barulah ke poin berikutnya yaitu sikap atau karakter yang berhubungan dengan luar pribadinya, yaitu toleransi. Namun toleransi ini biasanya dimulai dari sikap toleransi terhadap kelompok/golongannya terlebih dahulu baru kepada golongan lainnya. Semua hal di atas tentunya tidak akan terwujud tanpa adanya sikap disiplin diri untuk mengatur dirinya sendiri sebelum bisa berpengaruh terhadap orang disekitarnya. Maka sikap disiplin
ini
perlu digalakkan untuk menjadikan diri yang bisa mengatur dirinya sendiri.
Semua karakter diatas adalah berlandarkan kepada semua unsure, mulai dari ideologi Negara Indonesia yaitu Pancasila, agama, dan budaya. Makanya semua karakter yang ada mencakup tujuan secara nasional. Dan tidak ada dari semua unsure yang menolaknya. Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan.
Pemilihan
nilai-nilai
tersebut
beranjak
dari
kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya dimungkinkan
terdapat
perbedaan
jenis
nilai
karakter
yang
dikembangkan antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial dan sederhana. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual) dan fungsi totalitas sosiokultural. Sehingga di dalamnya terdapat proses pengolahan potensi-potensi tersebut yang selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat proses pendidikan karakter, yaitu olah hati, olah pikir, olah rasa atau karsa, dan olah raga (Dirjen Pendidikan Dasar, 2011: 10).
a. Olah hati misalnya: beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. b. Olah pikir misalnya: cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif. c. Olah rasa atau karsa misalnya: ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. d. Olah raga misalnya: bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal,
berdaya
tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria, dan gigih. Apabila dijabarkan lebih jauh, berbagai nilai tersebut akan terbagi ke dalam berbagai dimensi nilai, yaitu dimensi moral, spriritual, intelektual, sosial, dan sebagainya. Namun, diantara semua dimensi tersebut, dimensi moral dan spiritual diyakini sebagai dua dimensi yang paling representatif dan menjadi barometer dalam karakter seseorang (Desmita, 2010: 258). 2.
Dimensi Moral Dimensi moral menjadi jantung hati pendidikan karakter, mengingat perkembangan karakter seseorang berjalan bersama dengan perkembangan moral. Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dnegan aturan dan konvensi mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock, 1995 dalam Desmita, 2010: 258). Perkembangan inilah yang selanjutnya menentukan apakah seseorang memutuskan untuk melakukan hal-hal baik atau sebaliknya, yang mana perilaku-perilaku tersebut yang kemudian mengkarakter pada diri seseorang. Sementara itu, Lickona (1992) dalam Sumantri (2010: 8) menekankan tiga komponen karakter yang baik (components of good character)
yang diperlukan
siswa
supaya
dapat
memahami,
merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebaikan sekaligus, yang kesemuanya menyentuh dimensi moral. Ketiga komponen itu yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action. a. Moral knowing (pengetahuan tentang moral). Terdapat enam hal yang menjadi tujuan diajarkannya moral knowing, yaitu: 1) moral awareness (kesadaran akan moral) 2) knowing moral values (mengetahui nilai-nilai moral) 3) perspective taking (menyertakan perspektif) 4) moral reasoning (beralasan bermoral) 5) decision making (pembuatan keputusan) 6) self knowledge (pengetahuan tentang diri sendiri) b. Moral feeling (perasaan tentang moral) Terdapat enam aspek emosi yang harus mampu dirasakan seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter, yaitu:
1) conscience (hati nurani; suara hati) 2) self-esteem (menghargai diri sendiri) 3) empathy (empati) 4) loving the good (mencintai kebaikan) 5) self-control (pengendalian diri) 6) humility (kerendahan hati) c. Moral action (perbuatan bermoral) Tindakan atau perbuatan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter sebelumnya. Ada tiga aspek yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally), yaitu: 1) competence (kompetensi) 2) will (keinginan) 3) habit (kebiasaan) 3.
Dimensi Spiritualitas Ingersoll (1994) dalam Desmita (2010: 264) mengartikan spiritualiats sebagai wujud karakter spiritual, kualitas atau sifat dasar. Ingersoll melanjutkan bahwa spiritualitas berasal dari bahasa Latin ‘spiritus’ yang berarti “luas atau dalam (breath), keteguhan hati atau keyakinan (courage), energi atau semangat (vigor), dan kehidupan. Sedangkan spiritual merupakan kata sifat bahasa Latin spiritualis yang berarti “of the spirit” (kerohanian).
Ingersoll (Desmita, 2010: 274) lebih jauh menyebutkan bahwa dimensi spiritualitas masih terbagi ke dalam tujuh cabang dimensi, yaitu makna (meaning), konsep tentang ketuhanan (conception of divinity),
hubungan
(relation),
misteri (mystery),
pengalaman
(experience), perbuatan atau permainan (play), dan integrasi (integration). C.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Ada beberapa Strategi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter. 1.
Strategi di Tingkat Kementerian Pendidikan Nasional Pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional
dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu: pertama melalui stream top down; kedua melalui stream bottom up; dan ketiga melalui stream revitalisasi program. Ketiga alur tersebut divisualisasikan dalam Bagan di bawah ini:
STRATEGI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. INTERVENSI MELALUI KEBIJAKAN (Top-Down)
2. PENGALAMAN PRAKTISI
· SOSIALISASI · PENGEMBANGAN REGULASI · PENGEMBANGAN KAPASITAS · IMPLEMENTASI & KERJASAMA · MONITORING & EVALUASI
ILUSTRASI BEST PRACTICE Talent scouting; satuan pendidikan; IHF; YPI; AlHikmah; tes ESQ Way 165;
INTEGRASI 3 STRATEGI 1. KBM 2. Pengemban gan budaya satuan pendidikan; 3. Keg.kokurikuler &/
Sumber: Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011
Strategi yang dimaksud secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Intervensi melalui kebijakan (Top - Down) Jalur/aliran
pertama
inisiatif
lebih
banyak
diambil
oleh
Pemerintah/Kementerian Pendidikan Nasional dan didukung secara sinergis oleh Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam strategi ini pemerintah menggunakan lima strategi yang dilakukan secara koheren, yaitu: a. Sosialisasi Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pendidikan karakter pada
lingkup/tingkat
nasional,
melakukan gerakan kolektif dan pencanangan pendidikan karakter untuk semua. b. Pengembangan regulasi Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional Pendidikan
Karakter,
Kementerian
Pendidikan
Nasional
bergerak
mengkonsolidasi diri di tingkat internal dengan melakukan upaya-upaya pengembangan regulasi untuk memberikan payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan karakter. c.
Pengembangan kapasitas Kementerian Pendidikan Nasional secara komprehensif dan massif akan melakukan upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akan menjadi pelaku terdepan dalam mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter.
d. Implementasi dan kerjasama Kementerian Pendidikan Nasional mensinergikan berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sasaran unit utama. e. Monitoring dan evaluasi
Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerja baik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta pemangku kepentingan
pendidikan
lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja. 2. Pengalaman Praktisi (Bottom - Up) Pembangunan pada jalur/tingkat ini diharapkan dari inisiatif yang datang dari satuan pendidikan. Pemerintah memberikan bantuan teknis kepada
sekolah-sekolah yang telah mengembangkan dan
melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan ciri khas di lingkungan sekolah tersebut.
3. Revitalisasi Program Pada
jalur/tingkat
ketiga, merevitalisasi kembali program-
program kegiatan pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter. Ketiga jalur/tingkat pada Bagan di atas, yaitu: top down yang lebih bersifat intervensi, bottom up yang lebih bersifat penggalian bestpractice
dan habituasi, serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan merupakan satu kesatuan yang saling menguatkan. Ketiga
pendekatan
tersebut,
hendaknya
dilaksanakan
secara
terintegrasi dalam keempat pilar penting pendidikan karakter di sekolah sebagaimana yang dituangkan dalam Desain Induk Pendidikan Karakter, (2010:28), yaitu: kegiatan pembelajaran di kelas, pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler. 2.
Strategi di Tingkat Daerah Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam
pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara koheren. 1. Penyusunan
perangkat
kabupaten/kota. masyarakat
dan
kebijakan
Pendidikan pemerintah.
di
adalah Untuk
tingkat
tugas
provinsi
sekolah,
mendukung
dan
keluarga,
terlaksananya
pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan sangat dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan daerah yang memiliki wewenang untuk mensinerjikan semua potensi yang ada didaerah tersebut termasuk melibatkan instansi-instansi lain yang terkait dan dapat menunjang pendidikan karakter ini.
Untuk itu diperlukan
dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan karakter.
2. Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter diprioritaskan
yang
Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat,
sebagian masih bersifat umum dan belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain itu juga perlu disusun strategi dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan menyebarkan
bahan–bahan yang dimaksud
(bukan hanya dikalangan persekolahan tapi juga di lingkungan masyarakat luas). 3. Pemberian dukungan kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat provinsi dan kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan Pembinaan persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam sebuah program di dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh tim professional tingkat daerah seperti TPK Provinsi dan kabupaten/kota. 4. Pemberian Dukungan Sarana, Prasarana, dan Pembiayaan Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang oleh Pemerintah Daerah, dunia usaha dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman produktif. 5. Sosialisasi ke masyarakat, Komite Pendidikan, dan para pejabat pemerintah di lingkungan dan di luar diknas 3. Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan
dari program manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter diimplementasikan melalui langkah-langkah berikut: a) Sosialisasi ke stakeholders (komite sekolah, masyarakat, lembagalembaga) b) Pengembangan dalam kegiatan sekolah sebagaimana tercantum dalam Tabel di bawah ini.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP 1. Integrasi dalam Mata Pelajaran
Mengembangkan Silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan
2. Integrasi dalam Muatan Lokal
Ditetapkan oleh Satuan Pendidkan/Daerah Kompetensi dikembangkan oleh Satuan Pendidikan/Daerah
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pembudayaan dan Pembiasaan Pengkondisian Kegiatan rutin Kegiatan spontanitas Keteladanan Kegiatan terprogram Ekstrakurikuler Pramuka; PMR; UKS; Olah Raga; Seni; OSIS Bimbingan Konseling Pemberian layanan bagi peserta
didik yang mengalami masalah.
Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan program remidiasi dan pengayaan. c) Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan belajar aktif seperti pendekatan
belajar
kontekstual,
pembelajaran
kooperatif,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan, pembelajaran berbasis kerja, dan ICARE (Intoduction, Connection, Application, Reflection, Extension) dapat digunakan untuk pendidikan karakter. d) Pengembangan
Budaya
Sekolah
dan
Pusat
Kegiatan
Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu: a. Kegiatan rutin Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman. Untuk
PKBM (Pusat Kegiatan Berbasis Masyarakat)
dan SKB (Sanggar
Kegiatan Belajar) menyesuaikan kegiatan rutin dari satuan pendidikan tersebut b. Kegiatan spontan Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana. c. Keteladanan Merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin ( kehadiran guru yang lebih awal dibanding peserta didik)
, kebersihan,
kerapihan, kasih sayang,
kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras dan percaya diri. d. Pengkondisian Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kebersihan badan dan pakaian,
toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau
dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan di dalam kelas.
e) Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler Terlaksananya kegiatan ko-kurikuler
dan
ekstrakurikuler
yang mendukung
pendidikan karakter memerlukan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan revitalisasi kegiatan yang sudah dilakukan sekolah. f) Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat Dalam kegiatan ini sekolah dapat
mengupayakan terciptanya
keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Sekolah dapat membuat angket berkenaan nilai yang dikembangkan di sekolah, dengan responden keluarga dan lingkungan terdekat anak/siswa. 4. Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran Terkait dengan pendidikan karakter, setiap satuan pendidikan dapat mengefektifkan alokasi waktu yang tersedia dalam rangka menerapkan penanaman nilai-nilai budaya dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Hal ini dapat dilakukan sejak guru mengawali pembelajaran, selama proses berlangsung, pemberian tugas-tugas mandiri dan terstruktur baik yang dilakukan secara individual maupun berkelompok, serta penilaian proses dan hasil belajar. Strategi yang dilakukan oleh sekolah berbeda-beda, di beberapa sekolah, umumnya, sejak awal datang di sekolah, anak dibiasakan untuk saling menyapa, mengucapkan salam ketika bertemu sesama mereka dan
guru. Untuk di jenjang TK dan SD, pada umumnya beberapa orang guru menyambut anak murid dengan sapaan, senyum dan salaman. Di beberapa sekolah, jam belajar setiap hari lebih awal selama 30 menit, waktu tersebut digunakan melakukan kegiatan ritual rutin seperti doa bersama, kultum, atau kegiatan lain yang relevan. Dalam rangka pembiasaan, di berbagai sekolah juga dilakukan pelaksanaan
ibadah dengan memanfaatkan waktu istirahat. Ada juga
sekolah yang menambah waktu di sore hari setelah jam pelajaran usai untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuer atau kegiatan lain yang relevan yang dipilih oleh sekolah. Sebagian sekolah melaksanakan semua kegiatan ekstrakurikuler pada hari sabtu dari pagi sampai siang. Berikut beberapa strategi penambahan waktu pembelajaran yang dapat dilakukan, misalnya: a) Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama kurang lebih 5 menit. b) Di hari-hari tertentu sebelum pembelajaran dimulai dapat dilakukan berbagai kegiatan paling lama 30 menit. Kegiatan itu berupa baca Kitab Suci maupun siswa berceramah dengan tema keagamaan sesuai dengan kepercayaan masing-masing dalam beberapa bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Daerah, serta bahasa asing lainnya), kegiatan ajang kreatifitas seperti: menari, bermain musik dan
baca puisi. Selain itu juga dilakukan kegiatan bersih lingkungan dihari Jum’at atau Sabtu (Jum’at/Sabtu bersih). c) Pelaksanaan kegiatan bersama di siang hari selama antara 30 s.d 60 menit. d) Kegiatan-kegiatan lain diluar pengembangan diri, yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai. 5. Penilaian Keberhasilan Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan dilakukan melalui
berbagai program
penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
Penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui
langkah-langkah berikut: 1. Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati 2. Menyusun berbagai instrumen penilaian 3. Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator 4. Melakukan analisis dan evaluasi 5. Melakukan tindak lanjut .
D. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah
menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional melalui penguatan penanaman pendidikan karakter di semua tingkat satuan pendidikan. Semangat
itu
secara
implisit
ditegaskan
dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana
pendidikan
karakter
ditempatkan
sebagai
landasan
untuk
mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.” Terkait
dengan
upaya
mewujudkan
pendidikan
karakter
sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sumber: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN). Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan karakter di semua tingkat satuan pendidikan sebagai prioritas program Kementerian
Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, sekolah berhak menentukan arah dan gaya pendidikan karakternya sendiri-sendiri menyesuaikan kebutuhan dan tingkat prioritas masing-masing yang penting adalah sejalan dan mengacu pedoman dari pemerintah nasional. Selain itu, untuk tiap jenjang satuan pendidikan juga disesuaikan dengan arah tujuan hasil lulusannya. Untuk setingkat SMP/ MTs, pendidikan diharapkan mampu mencetak lulusan SMP/MTs yang memiliki kapasitas sebagai berikut (Hidayatullah, 2010: 7): 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Intergritas moral Kepedulian yang tinggi pada orang lain Kemampuan bekerja dalam kelompok dan dapat menghargai peran serta kontribusi anggota kelompok Kemampuan berinovasi dan berkreasi Kemampuan sebagai landasan berpikir yang kuat dan lurus Percaya kepada kemampuan seseorang Landasan jiwa kompetensi Menghargai keindahan Rasa memiliki Indonesia Berhubung pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program
kurikulum satuan pendidikan, program pendidikan karakter tingkat SMP
secara dokumen diintegrasikan ke dalam kurikulum, mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedangkan secara pelaksanaan, diintegrasikan melalui kegiatan belajar mengajar (KBM), budaya kehidupan keseharian di satuan pendidikan, dan kegiatan ekstrakurikuler (Dirjen Pendidikan Dasar, 2011: 19).
E. SMP Berbasis Pesantren (SBP) SMP Berbais Pesantren (SBP) merupakan pelajaran model sekolah yang mengintegrasikan keunggulan-keunggulan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan di pesantren. Pada tataran implementasinya, SPB merupakan modal pendidikan
unggulan
yang
mengintegrasikan
pelaksanaan
sitem
persekolahan yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan sains dan
keterampilan
dengan
pelaksanaan
sistem
pesantren
yang
menitikberatkan pada pengembangan sikap dan praktik keagamaan, peningkatan moralitas dan kemandirian dalam hidup. Dasar Hukum SMP Berbasis Pesantren adalah kesepakatan bersama antara direktur pembinaan sekolah menengah pertama dan direktur pendidikan diniyah dan pondok pesantren tentang pengembangan sekolah menengah pertama berbasis pesantren nomor: 815/C3/ll/2008 dan nomor: DT.I.III/83/2008 tanggal 9 Mei 2008.
Dengan adanya MOU dua kementrian diatas, maka Direktorat Pembianaan SMP bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu sekolah, dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
bertanggung
jawab
terhadap
pemenuhan
aspek-aspek
peningkatan mutu pesantren. Sampai saat ini sudah terdapat 112 SMP seindonesia yang telah diadvokasi sebagai sekolah berbasis pesantren. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari SBP adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan model pendidikan unggulan yang integrative dan komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. 2. Mengembangkan modal pendidikan yang berorientasi pada pencapaian keungguluna komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dalam menghadapi persaingan global. 3. Meningkatkan
mutu
sumber
daya
manusia
yang
memiliki
keseimbangan intelektual (fikr), skill (‘amal) dan moralitas (zikr dan qalb). Mengembangkan model pendidikan yang berwatak plural dan multikultural, kesetaraan gender dan demokratis. (Purwoko dan Chakim, 2011: 24-25).
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang SMPIT Nurul Islam Tengaran merupakan lembaga pendidikan atau sekolah berbasis pesantren yang mengintegrasikan aspek ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah yang menggunakan Multiple Intellligent System (MIS) dalam kegiatan pembelajarannya. SMPIT Nurul Islam Tengaran menggunakan model pendidikan boardig school (berasrama) sejak tahun 2007 yang mana selama 24 jam peserta didik mendapatkan lingkungan pendidikan yang baik (Al bi’ah Ash sholihah) dan aman dari pergaulan bebas tanpa kontrol. Namun, sejak tahun pelajaran 2011/2012, model boarding school ditransformasi menjadi sekolah berbasis pesantren yang mana manajemen keasramaan (ma’had) terpisah dengan manajemen sekolah. Meskipun secara structural terpisah, sekolah dan ma’had tetap merupakan unit yang tidak bisa dipisahkan dan dibawah koordinasi Direktorat Pendidikan karena semua siswa SMPIT wajib berasrama (menjadi santri di ma’had). Pemisahan ini bertujuan memfokuskan dan mempersempit wilayah tanggung jawab atas amanah pendidikan dan pembinaan siswa sehingga diharapkan bisa memberikan pelayanan pengelolaan pendidikan secara
lebih efektif dan maksimal. Setelah pemisahan tersebut, hubungan sekolah dengan ma’had bersifat konsultasi dan konsolidasi. Yayasan yang membawahi SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah Yayasan Pendidikan Islam Sabilul Khoiraot, Tengaran. Adapun susunan kepengurusan yayasan adalah sebagai berikut: Pendiri
: KH. Zaenal Mahmud, BA (Alm)
Dewan Pembina
: H. Muhammad Haris, SS, M.Si
Ketua Yayasan
: M. As’ad Mahmud, Lc
Sekretaris
: Muhammad Sugiyarto, S.Si
Bendahara
: Parjono, S.Pt
Sarana dan Prasarana
: M Jauhari Mahmud, S.HI
Direktur Pendidikan
: Nurhadi Susilo, S. Pd.
Direktur Bidang Usaha
: M Isroni, A.Md.
Direktur Bidang Kesehatan
: Basuki Setyono, S.KM.
1. Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran a. Data Sekolah Nama
: SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran
NSS/ NPSN
: 204032202131/20341207
Status Sekolah
: Swasta
Sekolah berdiri
: 21 Juni 2007
Surat Keputusan : Yayasan Sabilul Khoirot No.08 Th.2007 Ijin Operasional
: SK Ka Dinas Pendidikan Kab. Semarang
Nomor
: 821.2/ 3663.A 2007
Alamat dan Telpon : Jl. Raya Salatiga-Solo Km.8, Kaligandu Rt.11/Rw.03, Klero, Tengaran, Kab.Semarang, Jawa Tengah Telpon (0298) 3405188 b. Visi dan Misi Sekolah Visi SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah: Melahirkan generasi cerdas dan berakhlakul karimah yang didukung penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Misi SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang menggabungkan antara iman ilmu dan amal dan antara aspek fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah. 2. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang mendorong civitas akademikanya untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki integritas, empatik dan penuh kasih sayang, memiliki kesungguhan, memiliki jiwa pembelajar dan semangat berprestasi 3. Menjadi sekolah rujukkan bagi sekolah negeri maupun swata di Provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya. 4. Menjadi sekolah yang mampu menjalin komunikasi dengan dunia internasional.
c. Srtuktur Organisasi Sekolah YPI SABILUL KHOIROT
Kepala.Sekolah Purwoko, S.Pd
Mudir Ma’had Nurul Islam Lutfi Chakim, Lc
Komite Sekolah Joko Agus Saputro, S.Pd
Kepala TU Priyono
Bendahara Galih Wahyuningsih Sarpras Harun Anwar Sekretaris MIS Novia Yudhasari, S.Si
Waka Kurikulum Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd.
Waka Kesiswaan M. Sa’dullah M, S.Pd.I
Waka. PAI M. As’ad Mahmud, Lc.
Kepala Perpustakaan Yuliati Khasanah, SSI Kepala Laborat Dewi Uswati, S.Pd
Bimbingan Konseling As’ad Mahmud, Lc Wali Kelas Ustadz/Ustadzah
SISWA
d. Kurikulum Sekolah a. Kurikulum Diknas: Yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berbasis Multiple Intelligent System (MIS), meliputi mata
pelajaran:
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Agama
Bahasa
Islam,
Indonesia,
Pendidikan
Bahasa
Inggris,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Teknologi Informatika dan Komunikasi, dan Muatan Lokal (Bahasa Jawa). b. Kurikulum Ilmu Syar’i Yaitu Aqidah, Al Qur’an dan Hadist, Bahasa Arab, Tahfidzul Qur’an, Sirah Nabawiyah, Halaqoh Tarbiyah (Mentoring). e. Database Siswa dan Guru Jumlah Siswa: No
Jumlah Siswa L P Jumlah 56 61 117 58 78 136 45 51 96 159 190 349
Kelas Jumlah
1 VII 2 VIII 3 IX Jumlah
4 5 4 13
Ket. - Pindah keluar 2 siswa - Pindah Masuk 1 siswa
Kelas dan Siswa menurut Program Pengajaran dan Jenis Kelamin: Kelas VII No
Kelas VIII
Program Pengajaran Kls
Siswa L P
1
Umum
4
56
61
2
Bahasa
-
-
3
IPA
-
4
IPS
-
Kls
Siswa L
P
5
58
78
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kelas IX Kls
Siswa L
P
4
45
51
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah
4
56
61
5
58
78
4
45
51
Jumlah Guru/ Pegawai (Tetap dan Tidak Tetap): Guru Gol
GTY
Pegawai Tata Usaha
GTTY
GB
Gol
PTY
Petugas Teknis
PTT
Gol
PTTY
Ruang
L
P L
P
L P Ruang
L
P L
P Ruang
L
P
Jml
4
3
12
2 3
0
0
2
8
14
Total
5
7
17
5
Jml
2
0
-
4
22
Guru dan Kebutuhan menurut mata pelajaran yang diajarkan: No
Yang Ada
Mata Pelajaran GTY
1.
GTT
Pendidikan Agama Islam a. Al Qur'an Hdist
1
b. Aqidah
1
c. Fiqh
1
d. SKI
1
1
2.
P.Kn.
1
1
3.
Bahasa dan Sastra Indonesia
4.
Bahasa Arab
1
2
5.
Bahasa Inggris
1*
2
6.
Matematika
3
7.
IPA
4
8.
IPS
9.
Seni Budaya
2
1
1 1
10. Pendidikan Jasmani
2
11. TIK
1
12. Muatan Lokal a. Bhs. Jawa
1
b. Kaligrafi c. Tahfidz 13. Ilmu Tajwid
2 1
*Nb: 2 mata pelajaran atau lebih diampu oleh 1 guru
f. Ruang Menurut Jenis, Kondisi dan Luas Kondisi Baik No.
Jenis Ruang Jml
Luas
Rusak
Rusak
Ringan
Berat
Jml
(m)
Luas
Jml
(m)
Luas (m)
1
Ruang Teori Kelas
13
288
-
-
-
-
2.
Lab. IPA
1
48
-
-
-
-
3.
Lab. Komputer
1
24
-
-
-
-
4.
R. Perpustakaan
1
24
-
-
-
-
5.
R. UKS
1
12
-
-
-
-
6.
R. BP/BK
1
9
-
-
-
-
7.
R. Guru
1
24
-
-
-
-
8.
R. TU
1
16
-
-
-
-
9.
R. OSIS
1
12
-
-
-
-
10.
Kamar mandi/ WC Guru
2
8
-
-
-
-
11.
Kamar mandi/ WC Siswa
4
16
-
-
-
-
12.
R. Cuci
3
-
-
-
-
-
13.
R. Setrika
1
9
-
-
-
-
14.
Gudang
1
4
-
-
-
-
15.
R. Ibadah
1
100
-
-
-
-
16.
Rumah Dinas Kepsek
1
48
-
-
-
-
17.
Rumah Dinas Guru
5
72
-
-
-
-
18.
Asrama Murid
7
24
-
-
-
-
19.
Kantin
1
50
-
-
-
-
20.
Dapur
1
32
-
-
-
-
21.
Gapuro dan logo
1
-
-
-
-
-
22.
Lapangan
2
-
-
-
-
-
23.
Lapangan volly/badmint
4
-
-
-
-
-
Sumber: panduan SMPIT Nurul Islam Tengaran tahun 2011 g. Program Ekstrakurikuler
No. Mata pelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pramuka SIT Jurnalistik English & Arab Club Bela diri Kelompok Ilmiah Remaja Qira’ah Sport Club (Futsal) Tata Boga
Kelas VII V V V V V V V V
Kelas Kelas Ket *) VIII IX V W V P V P V P V P V P V P V P
*) W = Wajib, P = Pilihan
2. Ma’had Nurul Islam Tengaran a. Gambaran Umum Ma’had Ma’had Nurul Islam Tengaran merupakan hasil metamorfosa dari bagian keasramaan SMPIT Nurul Islam yang sudah berdiri sejak 2007. Ma’had dikelola oleh seorang direktur atau mudir ma’had, wakil ma’had putera dan puteri, beberapa pembina atau musyrif dan musyrifah, serta koordinator atau mas’ul tahfidz yaitu khoirul umar, alHafidz. Berhubung secara berkala ma’had dituntut harus mampu memberikan progress report kepada wali murid, maka secara garis besar ma’had memiiki dan menjalankan fungsi keasramaan dan bertugas mengawal visi dan misi besar SMPIT Nurul Islam Tengaran. Sehingga dibentuklah visi dan misi ma’had untuk mewujudkan tujuan di atas. b. Visi dan Misi Ma’had
Visi Ma’had Nurul Islam Tengaran: Membina santri ke arah terbentuknya pribadi yang islami yang tercermin dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku sehari-hari. Misi Ma’had Nurul Islam Tengaran: a. Menjadikan lingkungan ma’had sebagai bi’ah sholihah. b. Mewujudkan budaya ma’had yang disiplin dan bertanggungjawab. c. Menumbuhkan semangat ibadah santri. d. Menumbuhkan budaya berbahasa Inggris dan Arab di lingkunga ma’had. e. Mewujudkan ma’had yang sehat, bersih, dan rapi. f. Menumbuhkan budaya akhlakul karimah dengan senyum, salam dan sapa. c. Struktur Organisasi Ma’had 1. Yayasan Yayasan yang membawahi Ma’had Nurul Islam Tengaran adalah
Yayasan
Pendidikan
Islam
Sabilul
Khoirot
yang
berkedudukan di Jl. Salatiga – Solo Km 08 Tengaran Kab. Semarang. Adapun susunan kepengurusan yayasan adalah sebagai berikut: Dewan Pembina
: H. Muhammad Haris, SS, M.Si
Ketua Yayasan
: M. As’ad Mahmud, Lc.
Sekretaris
: Muhammad Sugiyarto, S.Si
Bendahara
: Parjono, S.Pt
Sarana & Prasarana
: M. Jauhari Mahmud, S.HI
2.
Direktur Pendidikan
: Nurhadi Susilo S.Pd
Direktur Bidang Usaha
: M. Isroni, A.Md
Direktur Bidang Kesehatan
: Basuki Setyono, S.KM
Pengelola Ma’had Pengelola Ma’had terdiri dari seorang direktur/ mudir ma’had, wakil ma’had putera dan wakil ma’had puteri dan dibantu beberapa pembina/ musyrif dan musyrifah yang semuanya memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sedangkan untuk mengawal program khusus tahfidz maka ditunjuk seorang koordinator/ mas’ul tahfidz yaitu Khoirul Umar, al-Hafidz. Secara rinci tenaga pengelola ma’had Nurul Islam adalah sebagai berikut: No.
Nama
Jabatan
Tahun masuk
Alumni
1.
H. Lutfi Chakim, Lc
Direktur
2006
Al-Azhar
2.
M.Fakhrul Iqbal, A.Md
Wakil Direktur Ma’had Putera
2009
UNS
3.
Sri Suwarsi, Wakil Direktur A.Md Ma’had Puteri
2007
UNDIP
4.
Fence
2007
PP.ISY KARIMA
5.
Panji S. Mosha, Wali Kamar kelas S.Si 7
2010
UNS
6.
Yudi Ardiyansyah
2010
Ma’had Abu Bakar
Wali Kamar kelas 7/ Bag. Kedisiplinan
Wali Kamar kelas 9/ Bag. Bahasa
3.
7.
Abdurrahman
Wali Kamar kelas 9/ Bag. Kebersihan
2011
MA
8.
M. Anwarul Kafi
Sekretaris dan Bendahara Ma’had Putera
2011
SMA
9.
A.F Ismail Faros Wali Kamar kelas 8/ Bag. Keta’miran
2011
MA Al Irsyad
10
Cecep Sunarya
Wali Kamar kelas 8
2011
PP.Al Mukmin
11
Endah Kumalasari, S.Pd.I
Wali kamar kelas 9/ sekretaris ma’had putri
2008
STAIN Salatiga
12
Siti Rafiqah
Wali kamar kelas 9/ bag. kedisiplinan
2009
PP.Gontor
13
Anis Cholisatul M, S.Pd.I
Wali kamar kelas 8/ bag.bahasa
2011
STAIN Salatiga
14
Aini Hidayah
Wali kamar kelas 7/ bag.kebersihan
2011
PP.AlMukmin
15
Ummu Hanifah
Wali kamar kelas 7/ bag. kedisiplinan
2011
LPBA UMS
16
Wiwin Prehati, Wali kamar kelas S.Pd.I 8/ bag. Keta’miran
2011
STAIN Salatiga
17
Julia
2011
PP.Gontor
Wali kamar kelas 7/ bag. Bahasa
Kurikulum Ma’had a.
Kurikulum Kepesantrenan
Yaitu Halaqah Tarbawiyah, Bahasa Arab (‘Arabiyah Linnasyi’in, Nahwu Shorof, Ta’bir, Khot dan Imla’) Tahfizdul Qur’an, Tahsun, dan Tajwid. b.
Program khusus tahfidz Al Qur’an Yaitu Progam khusus tahfidz Al Qur’an (bagi) siswa yang berminat dan lolos kualifikasi).
4.
Sarana dan Prasarana Ma’had
SMPIT Nurul Islam Tengaran memiliki dua ma’had yang terpisah untuk santri puteri dan santri putra, sehingga penyajian sarana dan prasarana penulis pisahkan sebagaimana berikut: a.
Luas komplek pondok puteri adalah 11.755 m2 , terdiri dari: 1) SMPIT Nurul Islam 2) Masjid 3) Koperasi 4) Poliklinik 5) Kantor yayasan 6) Asrama santriwati 4 lokal (3 lokal terdiri dari 6 kamar dan 1 lokal terdiri dari 10 kamar) 7) 2 rumah pengasuh 8) Kamar ustadzah
9) Lapangan olahraga 10) Kamar mandi 11) Area jemuran pakaian. b.
Sedangkan luas komplek pondok putera 7.245 m2, terdiri dari: 1) TKIT Nurul Islam 2) SDIT Nurul Islam 3) Masjid 4) Asrama santriwan 3 lokal (1 lokal terdiri dari 12 kamar, 1 lokal terdiri dari 8 kamar dan 1 lokal terdiri dari 4 kamar) 5) Rumah pengasuh 6) Kamar ustadz 7) Koperasi 8) Lapangan olahraga 9) Dapur umum 10) Kamar mandi 11) Area jemuran pakaian.
5.
Program-program Ma’had a.
Progam Khusus Tahfidzul Qur’an Yaitu program khusus menghafal Al-Qur’an setiap senin s.d. kamis setelah ashar dan isya’ serta setiap hari setelah subuh dengan target dapat menghafal 10 juz selama menjadi santri.
b.
Progam Reguler Tahfidzul Qur’an
Yaitu program regular menghafal al-Qur’an untuk setiap santri setiap hari setelah subuh (kecuali hari minggu dilaksanakan tasmi’ atau seaman hafalan) dengan target dapat menghafal 1,5 juz tiap tahunnya. c.
Tahsinul Qur’an Yaitu program memperbaiki bacaan al-Qur’an setiap hari setelah magrib di halaqoh atau kelompok masing-masing.
d.
Tertib dan Khusu’ Sholat Berjamaah Yaitu program pengkondisian
santri dimulai sejak
adzan
dikumandangkan sampai wirid dan dzikir setelah sholat
e.
Mabit Berkala Yaitu malam bina iman dan takwa yang dilaksanakan sebulan sekali dengan diawali dengan kajian dilanjutkan qiyamullail dan diakhiri dengan shalat subuh.
f.
Halaqoh Tarbiyah Yaitu program penggemblengan santri untuk membentuk pribadi berkarakter yang dilaksanakan seminggu sekali setiap setelah salat Juma’at.
g.
Tutorial Arab dan Inggris Yaitu program penambahan kecakapan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab meliputi vocabulary, grammar, speaking, muhawaroh dan
ekspresi yang dilaksanakan setiap senin s.d. kamis pukul 16.00 – 16.45 khusus santri kelas 7 dan 8 yang tidak mengikuti program khusus tahfidz. h.
Language Time Yaitu program optimalisasi berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Bahasa Inggris setiap hari setelah shalat ashar s.d. magrib.
i.
Kajian Tematik Yaitu program kajian keagamaan atau berita actual yang dilaksanakan secara periodik pada malam ahad.
j.
Green and Clean Yaitu program cinta kebersihan yang terealisasi dalam bentuk piket harian, dan bersih-bersih bersama setiap ahad pukul 06.00-07.00.
k.
Mahrojan Lughowi (Language Fair) Yaitu program perlombaan bahasa tahunan yang meliputi Pidato 3 Bahasa, Cerdas Cermat Bahasa, Story Telling, Debate and News Reading sebagai evaluasi dan barometer keberhasilan program tutorial bahasa dan khitobah.
l.
Khitobah (pidato) Yaitu program agenda khotbah (meliputi pembukaan, reading the holy Qur’an, speech, rehat, pengumuman-pengumuman dan penutup) yang dilaksanakan setiap jumat sore setelah ashar.
6.
Kultur Kepesantrenan
Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran berupaya membekali santri dengan kultur-kultur kepesantrenan, yaitu: a.
Pendalaman ilmu agama (tafaqquh fi al-Din)
b.
Mondok (muqim)
c.
Kepatuhan (tha’ah)
d.
Keteladanan (uswatun hasanah)
e.
Kesalehan (shahih)
f.
Kemandirian (I’timad ala al-nafs)
g.
Kedisiplinan (intidzom)
h.
Kesederhanaan (zuhd)
i.
Toleransi (tasamuh)
j.
Rendah hati (tawadlu’)
k.
Ketabahan (shabr)
l.
Kesetiakawanan (ukhuwah)
7. Pembagian Jadwal Keseharian Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran NO JAM
KEGIATAN
1
04.30-04.50
Shalat Subuh dan Dzikir
2
05.00-06.15
Setoran tahfidz Al Qur’an
3
06.15-07.00
Mandi, makan pagi dan kebersiahan kamar
4
07.30-13.40
Reguler (KBM)
5
13.40-15.00
Makan siang/ Istirahat
6
15.00-15.30
Shalat Ashar
7
15.30-16.10
Progam Bahasa Arab/ ekstra kurikuler
8
16.10-17.00
Mandi dan kebersihan kamar
9
17.00-17.45
Muraja’ah hafalan
10
17.45-18.30
Shalat Maghrib/ Tahsin Al Qur’an
11
18.30-19.00
Makan malam
12
19.00-19.30
Shalat Isya’
13
19.30-20.15
Progam Bahasa Inggris (conversation)
14
20.15-22.00
Belajar mandiri/ kelompok
15
22.00-04.00
Istirahat malam
16
04.00-04.30
Shalat Tahajud/ persiapan shalat subuh
B. Temuan penelitian 1.
Penerapan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran tahun ajaran 2011/2012. Data yang berhasil dihimpun oleh penulis terkait pendidikan
karakter di SMPIT Tengaran, didapatkan melalui wawancara kebeberapa sumber. Diantaranya, Waka kurikulum.
Hasil wawancara secara khusus yang penulis lakukan kepada Kepala Sekolah pada tanggal 27 Mei 2012 mempunyai hasil sebagai berikut: “Pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran dilaksanakan secara continue mulai dari seekolahan hingga asrama atau ma’had. Mengenai media, banyak sekali yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan sesuai dengan topic pembelajaran. Diantaranya adalah LCD, buku panduan pembelajaran, study kasus, dan alat-alat peraga yang digunakan dalam metode drama. Kalau mengenai kesulitan itu pastilah ada dalam segala sesuatu hal, namun seorang guru/ustadz harus pintarpintar menyikapinya. Diantaranya dalam pendidikan karakter ini adalah membutuhkan waktu yang relative lama dan sangat membutuhkan kemampuan guru yang inovatif dan kreatif dalam pembelajarannya. Kesulitan yang paling sering adalah terkendalanya pembelajaran karena karakter dari masing-masing siswa yang beragam. Untuk menyikapi kesulitan-kesulitan yang ada, pihak SMPIT terus memberikan pemahaman-pemahaman terhadap guru yang harus pintar menyikapinya masalah dengan memanfaatkan media yang ada”. “Untuk penerapan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran, semua guru diberikan buku panduan untuk melaksanakan kompetensi-kompetensi pembelajaran yang ada yang disitu sudah ada karakter-karakter yang menjadi fokus pembelajaran. Namun semua guru dalam melaksananakan pembelajaran banyak inovasinya. Akan tetapi tidak hanya cukup sampai disitu karena setelah KBM di SMPIT semua siswa melanjutkan kegiatannya di Ma’had yang semuanya berdasarkan pendidikan karakter. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran seringkali menggunakan media LCD untuk menyampaikan materi yang bisa berupa kisah-kisah, motivasi. Dan ada juga pemanfaatan media alam dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam penerapan pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah kemampuan dari masing-masing siswa yang tidak sama. Ada yang cepat menangkap materi pelajaran dan ada juga yang membutuhkan waktu dalam penangkapan materi pelajaran. Masalah yang sering muncul, kurang lebih sama dengan kesulitan-kesulitan yang di atas. Yaitu tingkat intelegensi siswa yang berbeda. Untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang ada, semua dewan guru/ustadz selalu membicarakan masalahmasalah yang ada dan semua masalah tersebut dicarikan solusi bersama oleh musyawarah. Penerapan pendidikan karakter di Ma’had Nurul Islam adalah melalui pembiasaan-pembiasaan tingkah laku seperti shalat berjamaah, kegiatan kebersihan, jam belajar malam, belajar kelompok dll. Kalau menyinggung media, pendidikan karakter di Ma’had Nurul Islam lebih banyak menggunakan media keteladanan dan kedisiplinan dalam meajalankan kegiatan. Kalau kesulitan, pastilah ada. Namun kesulitan
yang dialami dalam pendidikan karakter ddi Ma’had Nurul Islam diantaranya adalah menyesuaikan antara materi pelajarann yang telah diajarkan disekolah dengan pelajaran yang di Ma’had. Permasalahan yang sering muncul adalah bersangkutan dengan menghadapi anak-anak asuh yang masih dalam masa puberitas. Untuk mengatasi semua kesulitan-kesulitan tersebut, kami selaku pihak Ma’had maupun SMPIT selalu melakukan pendekatan-pendekatan kontekstual.” Namun Kepala Sekolah menuturkan yang perlu digaris bawahi bahwasanya:
”penerapan pendidikan karakter di SMPIT Tengaran dilaksanakan di Sekolahan itu sendiri dan di ma’had atau asrama. Kalau di sekolahan direalisasikan melalui KBM dan ekstrakurikuler. Kalau di Ma’had direalisasikan melalui aktivitas keseharian di ma’had”. Sedangkan Waka Kurikulum menjelaskan mengenai pendidikan karakter di SMPIT Tengaran,
“bahwasanya pendidikan karakter yang melalui KBM itu bersifat fleksibel berdasarkan ide kreatif dari guru masing-masing pelajaran, bisa lewat cerita, drama, nonton film, motivasi atau kejadian kondisional. Kalau dari kegiatan kurikuler itu sendiri difokuskan supaya siswa memiliki keterampilan/skiil tertentu”.
Mudir Ma’had Nurul Islam menuturkan juga tentang pendidikan karakter di SMPIT Tengaran: “setiap hari itu semua santri dituntut melaksanakan semua kegiatan sehingga dari pelaksanaan kegiatan itu santri diharapkan memiliki karakter yang tangguh dan sesuai norma islami”.
Iriyanti Dwi Hapsari sebagai salah satu Ustadzah di SMPIT Tengaran menuturkan: “pendidikan karakter di SMPIT selalu berpegang kepada kurikulum yaitu menekankan kepada pembangunan karakter siswa yang
optimis, kreatifitas, kesungguhan, ketelitian, dan kecermatan. Namun seringkali disaat pelaksanaannya muncul karakter-karakter yang lainnya dan saling berhubungan yang sekalian juga ditanamkan kepada siswa”.
Kemudian M. Sa’dullah sebagai Ustadz di SMPIT juga menuturkan sebagaimana berikut: “sebenarnya pendidikan karakter di SMPIT sudah ada panduan RPP-nya namjn biasanya saya selalu bersifat fleksibel dalam pelaksanaannya”.
Ustadzah Dewi Uswati, S.Pd. menjelaskan: “pendidikan itu adalah berprodukkan manusia, jadi kita harus pintar-pintar mendesain pembelajarannya supaya mampu menghasilkan produk output yang maksimal bahkan terbaik. Dikarenakan karakter siswa adalah beranekaragam. Meskipun sudah ada pedoman sesuai kurikulum yang dijabarkan RPP, namun pelaksanaannya adalah bersifat fleksibel’. a.
Kurikulum Pendidikan karakter yang sudah terealisasikan di SMPIT Nurul Islam Tengaran No. Character building 1.
Optimisme
Deskripsi penerapan Guru menyelipkan cerita/ kisah di awal pelajaran untuk membangkitkan optimisme siswa
2.
Kreativitas
Guru menghafal materi dengan nyanyian supaya lebih mudah dihafal dan bisa menginspirasi siswa untuk mencontoh metode tersebut
3.
Kesungguhan
Guru telah membiasakan siswa untuk mencatat materi yang disampaikan
4.
Ketelitian
Guru
mempercayakan
siswa
mengoreksi PR temannya untuk mengasah ketelitian 5.
Kecermatan
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencermati perbedaan Badan Usaha dan Perusahaan
6.
Simpati
mendengarkan dan memperhatikan temannya yang berbicara di depan kelas
7.
sifat mempercayai
Saling
percaya
temannya
saat
atas
kejujuran
mengoreksi
PR
mereka 8.
Humoris
guru
menyelipkan
humor
atau
melucu di sela-sela pembelajaran untuk
memberi
suasana
akrab
sekaligus ice-breaking bagi siswa 9.
Keberanian
guru
mempersilahkan
berpendapat
menjawab
soal
yang
siswa sedang
dikoreksi 10.
percaya diri
guru memotivasi siswa untuk berani menuliskan jawabannya di depan kelas atau menyampaikan jawabannya pendapatnya di kelas tanpa rasa takut apakah jawabanya benar atau salah
11.
Kejujuran
guru mempersilahkan siswa mengerjakan ulangan harian dengan tempat duduk saling berdekatan dengan jujur, tidak mencontek atau bertukar jawaban
12.
Kerjasama
guru mempersilahkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan soal latihan sekalipun siswa berpindah tempat duduk atau bahkan duduk di lantai bergerombol
13.
akhlakul karimah
guru menyampaikan kisah di awal pelajaran yang mengandung hikmah untuk bersikap baik (akhlakul karimah) bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan dan keburukan akan dibalas keburukan
14.
aktif-kompetitif
Guru merangsang keaktifan siswa dengan memberi kesempatan menjawab pertanyaan lisan langsung atau menuliskan jawaban latihan soalnya di depan kelas secara demokratis tanpa paksaan
15.
Fleksibelitas
Guru memperbolehkan siswa membuka buku dalam mengerjakan soal ulangan harian berhubung waktunya satu jam pelajaran saja untuk menghindari siswa bertukar jawaban atau menyontek
b.
Tabel ektrakurikuler SMPIT Nurul Islam Tengaran No. Jenis Ekstrakurikuler
Deskripsi nilai karakter
1.
Terampil dan profesional dalam kepramukaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kepemimpinan, solidaritas dan kepedulian sosial.
Pramuka SIT (Sekolah Islam terpadu)
2.
Jurnalistik
3.
English & Arab Club
4.
Bela diri
5.
Kelompok Ilmiah Remaja
6. 7.
Qira’ah Sport Club (Futsal)
8.
Tata Boga
Terampil dan profesional dalam dunia jurnalistik (tulis menulis, kewartawanan dan reportase) Terampil dan profesional dalam kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab baik verbal maupun non-verbal Terampil dan profesional dalam kemampuan bela diri Terampil dan profesional dalam mengeksplorasi dunia imliah misalnya penelitian. Terampil dalam seni Qira’ah Terampil dan profesional dalam bermain sepakbola atau futsal Terampil dan profesional dalam keterampilan memasak dan ilmu tentang makanan
BAB IV ANALISIS DATA
F. pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Sebagai salah satu lembaga pendidikan unik sebagai sekolah berbasis pesantren (SBP), SMPIT Nurul Islam Tengaran mengedepankan pendidikan karakter bagi peserta didiknya, yang diterapkan baik di sekolah dan di ma’had. Penerapan tersebut yaitu dengan menanamkan nilai-nilai berkarakter melalui aktifitas-aktitas siswa baik ketika berada di sekolah maupun di rumah. Untuk mempermudah laporan, analisa model pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran digambarkan sebagai berikut: 4.1. Skema Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Pendidikan Karakter SMPIT Nurul Islam Tengaran
Pendidikan Karakter di sekolah
Pendidikan Karakter di ma’had
Terealisasi melalui rutinitas kesekolahan (KBM, ekstrakurikuler)
Terealisasi melalui rutinitas kema’hadan (salat jama’ah,salat sunnah, program tahfidz, green and clean, tutorial bahasa, belajar malam
Pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran memiliki dua macam sistem pendidikan yang berkesinambungan yaitu di sekolahan yang
sesuai
dengan
kurikulum
lembaga
ekstrakurikuler. Dan pendidikan karakter
pendidikan/KBM
dan
di Ma’had yang terealisasi
melalui rutinitas kema’hadan seperti salat berjamaah, shalat sunah, program tahfidz, green and clean, tutorial bahasa, dan belajar malam. G. Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran berlangsung di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan Ekstrakurikuler. 1. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pelaksanaan pendidikan karakter di dalam KBM yang meliputi (a) perencanaan pengajaran yang terealisasi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (b) pelaksanaan pengajaran (microteaching). Selama penelitian, peneliti melakukan pengamatan langsung penerapan pendidikan karakter dalam KBM selama tiga kali. Peneliti masuk ke dalam kelas yang menjadi sampel observasi sebanyak tiga sampel dengan mengamati (a) apakah target nilai-nilai karakter yang tertera dalam RPP benar-benar terealisasikan dan bagaimanakah nilainilai tersebut direalisasikan, dan (b) apa sajakah nilai-nilai karakter
lainnya yang tidak tercantumkan dalam RPP yang diterapkan di kelas dan bagaimanakah nilai-nilai tersebut diterapkan. a. Observasi Kelas Pertama Observasi pertama penulis laksanakan pada Senin, 28 Mei 2012 di kelas VII A mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) oleh Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd. Kelas ini digunakan untuk KBM penuh selama dua jam mata pelajaran. Target character building yang tercantum dalam RPP adalah optimisme, kreativitas, kesungguhan, ketelitian, dan kecermatan. 4.2. Tabel realisasi character building dalam RPP 1 No. Character building 1.
Optimisme
T/
Deskripsi penerapan
TT* T
Guru menyelipkan cerita/ kisah di awal pelajaran untuk membangkitkan optimisme siswa
2.
Kreativitas
T
Guru menghafal materi dengan nyanyian supaya lebih mudah dihafal dan bisa menginspirasi siswa untuk mencontoh metode tersebut
3.
Kesungguhan
T
Guru telah membiasakan siswa untuk mencatat materi yang disampaikan
4.
Ketelitian
T
Guru
mempercayakan
siswa
mengoreksi PR temannya untuk mengasah ketelitian 5.
Kecermatan
T
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencermati perbedaan
Badan Usaha dan Perusahaan *NB: T (Terealisasi), TT (Tidak Terealisasi)
4.3. Tabel realisasi character building non-RPP 1 No. Character building Deskripsi penerapan non-RPP 1.
Simpati
mendengarkan dan memperhatikan temannya yang berbicara di depan kelas
2.
sifat mempercayai
Saling percaya atas kejujuran temannya saat mengoreksi PR mereka
Pengembangan karakter peserta didik melalui guru/ustadz memberikan pemahaman dan penghayatan materi secara mendalam dan menanamkan rasa tanggungjawab yang kepada semua siswanya melalui mendengarkan dan memperhatikan teman yang mengemukakan pendapat dan menyerahkan pengkoreksian PR kepada temannya supaya tercipta rasa saling percaya dan kejujuran. Pada observasi pertama ini, penulis menemukan kesesuaian nilai-nilai karakter yang sudah dipersiapakan guru dalam RPP dan aplikasinya dalam KBM yang meliputi nilai optimisme, kreativitas, kesungguhan, ketelitian, dan kecermatan. Penulis juga menemukan penanaman nilai karakter lain yang tidak dicantumkan dalam RPP yaitu rasa simpati dan rasa saling mempercayai.
b. Observasi Kelas Kedua Observasi kedua penulis laksanakan pada Senin, 28 Mei 2012 di kelas VII A mata pelajaran Teknik Informasi dan Keterampilan (TIK) oleh Muhammad Sa’dullah, S.PdI. Di kelas ini, KBM dilaksanakan dua jam pelajaran penuh. Target character building yang tercantum dalam RPP adalah kejujuran, menghargai orang lain dan kesabaran. 4.4. Tabel realisasi character building dalam RPP 2 No. Character building T/
1.
dalam RPP
TT*
Kejujuran
T
Deskripsi penerapan - guru mempercayakan siswa untuk mengoreksi lembar ulangannya sendiri - guru mempercayakan dua siswa mengerjakan ulangan susulan tanpa diawasi
2.
menghargai orang
T
lain
guru mempersilahkan siswa menyampaikan jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan yang sama dan meminta siswa lain untuk mendengarkan
3.
Kesabaran
T
guru mempersilahkan siswa antre dalam bertanya secara bergantian
*NB: T (Terealisasi), TT (Tidak Terealisasi)
4.5. Tabel realisasi character building non-RPP 2 No. Character building Deskripsi penerapan non-RPP 1.
Humoris
guru menyelipkan humor atau melucu di sela-sela pembelajaran untuk memberi suasana akrab sekaligus ice-breaking bagi siswa
2.
Keberanian
guru mempersilahkan siswa
berpendapat
menjawab soal yang sedang dikoreksi
Pada observasi kedua ini, penulis menemukan kesesuaian nilai-nilai karakter yang sudah dipersiapakan guru dalam RPP dan aplikasinya dalam KBM yang meliputi nilai kejujuran, menghargai orang lain dan kesabaran. Penulis juga menemukan penanaman nilai karakter lain yang tidak dicantumkan dalam RPP yaitu sifat humoris dan keberanian berpendapat. c. Observasi Kelas Ketiga Observasi ketiga penulis laksanakan pada Selasa, 29 Mei 2012 di kelas VIII B mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) oleh Dewi Uswati, S.Pd. Di kelas ini, KBM dilaksanakan satu jam pelajaran dan dilanjutkan satu jam pelajaran untuk ulangan harian jelang ulangan semester. Target character building yang tercantum dalam RPP adalah percaya diri, kerjasama, kejujuran, dan akhlakul karimah.
4.6. Tabel realisasi character building dalam RPP 3 No. Character building
1.
T/
dalam RPP
TT*
percaya diri
T
Deskripsi penerapan
guru memotivasi siswa untuk berani menuliskan jawabannya di depan kelas atau menyampaikan jawabannya pendapatnya di kelas tanpa rasa takut apakah jawabanya benar atau salah
2.
Kejujuran
T
guru mempersilahkan siswa mengerjakan ulangan harian dengan tempat duduk saling berdekatan dengan jujur, tidak mencontek atau bertukar jawaban
3.
Kerjasama
T
guru mempersilahkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan soal latihan sekalipun siswa berpindah tempat duduk atau bahkan duduk di lantai bergerombol
4.
akhlakul karimah
T
guru menyampaikan kisah di awal pelajaran yang mengandung hikmah untuk bersikap baik (akhlakul karimah) bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan dan keburukan akan dibalas keburukan
*NB: T (Terealisasi), TT (Tidak Terealisasi) 4.7. Tabel realisasi character building non-RPP 3 No. Character building Deskripsi penerapan non-RPP 1.
aktif-kompetitif
Guru merangsang keaktifan siswa dengan memberi kesempatan menjawab pertanyaan lisan langsung atau menuliskan jawaban latihan soalnya di depan kelas secara demokratis tanpa paksaan
2.
Fleksibelitas
Guru memperbolehkan siswa membuka buku dalam mengerjakan soal ulangan harian berhubung waktunya satu jam pelajaran saja untuk menghindari siswa bertukar jawaban atau menyontek
Pada observasi ketiga ini, penulis menemukan kesesuaian nilai-nilai karakter yang sudah dipersiapkan guru dalam RPP dan aplikasinya dalam KBM yang meliputi nilai percaya diri, kerjasama, kejujuran, dan akhlakul karimah. Penulis juga menemukan penanaman nilai karakter lain yang tidak dicantumkan dalam RPP yaitu aktif-kompetitif dan fleksibelitas. 2. Kegiatan Ekstrakurikuler
Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran memberikan tambahan kegiatan (ekstrakurikuler) di luar KBM dengan membekali siswasiswanya untuk menjadi terampil di bidang yang mereka minati. 4.8. Tabel ekstrakurikuler sekolah No. Jenis Ekstrakurikuler
Deskripsi nilai karakter
1.
Pramuka SIT (Sekolah
Terampil dan profesional
Islam terpadu)
dalam kepramukaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kepemimpinan, solidaritas dan kepedulian sosial.
2.
Jurnalistik
Terampil dan profesional dalam dunia jurnalistik (tulis menulis, kewartawanan dan reportase)
3.
English & Arab Club
Terampil dan profesional dalam kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab baik verbal maupun non-verbal
4.
Bela diri
Terampil dan profesional dalam kemampuan bela diri
5.
Kelompok Ilmiah Remaja
Terampil dan profesional dalam mengeksplorasi dunia imliah misalnya penelitian.
6.
Qira’ah
Terampil dalam seni Qira’ah
7.
Sport Club (Futsal)
Terampil dan profesional dalam bermain sepakbola atau futsal
8.
Tata Boga
Terampil dan profesional dalam keterampilan memasak
dan ilmu tentang makanan Sehingga, nilai karakter yang ditanamkan dalam ekstrakurikuler adalah sifat terampil (skillful) dan profesionalisme. 3. Analisa Nilai Karakter di Sekolah Kementerian Pendidikan Nasional dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011: 10) mengklasifikasikan nilai pendidikan karakter ke dalam empat ruang lingkup yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa/ karsa dan olah raga, maka penulis dapat mengklasifikasikan character building yang diterapkan di sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran selama penelitian adalah sebagai berikut: 4.9. Skema realisasi character building di sekolah kreativitas, terampil, profesionalisme, ketelitian, kecermatan,
kesungguhan, kerjasama, aktifkompetitif,
Olah Pikir
Olah Hati
Olah Raga
Olah Rasa
kesabaran, keberanian berpendapat, optimisme, percaya diri, akhlakul karimah
simpati, saling mempercayai, menghargai orang lain, humoris, fleksibelitas
Keterangan: Diagram di atas menunjukkan bahwa aplikasi pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran yang meliputi KBM dan kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua ruang lingkup
pendidikan karakter yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga. Distribusi nilai-nilai karakter pun juga memiliki sebaran merata di keempat ruang lingkup. Namun perlu dicatat bahwa nilai-nilai tersebut bersifat perwakilan saja dari berbagai pilihan nilai-nilai karakter yang dapat diaplikasikan sehingga dalam kenyataannya pengajar bebas memilih nilai apa saja yang ingin ditanamkan kepada siswanya di setiap pembelajaran (untuk KBM) dan pelatihan keterampilan (untuk kegiatan ekstrakurikuler). Adapun untuk menanamkan dari nilai-nilai pendidikan di atas guru bisa melalui cerita, nonton film, drama, dan study-studi kasus yang selalu mengikuti kabar terbaru. Seperti disaat guru ingin menanamkan karakter optimis, guru menggunakan media cerita dan nonton film motivasi dalam proses pembelajarannya supaya anak didik lebih terkesan.
H. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran 1. Penerapan Pendidikan Karakter di Ma’had Pendidikan karakter yang dilaksanakan di ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran terdistribusi di setiap program reguler yang dijalankan di ma’had tersebut. 4.10. Tabel realisasi character building di ma’had
No. Nama
Waktu
Deskripsi penerapan
program 1.
Nilai karakter
Sholat ashar
15.00 –
berjama’ah
15.30
- siswa/ santri
kedisiplinan,
melaksanakan sholat
ukhuwah,
ashar berjama’ah di
IMTAQ
masjid ma’had dibimbing oleh seorang ustad penanggung jawab - setelah sholat ashar, ustad memotivasi siswa untuk lebih semangat dan tertib berjamaah
2.
Tutorial bahasa Arab
15.45 – 17.00
Siswa/ santri diberikan Terampil, jam tutorial Bahasa
dan bahasa
Arab (15.45 – 16.15)
Inggris atau
dan Bahasa Inggris
program
(16.15 – 17.00)
khusus
klasikal indoor atau
tahfidz
outdoor, kecuali siswa
ukhuwah,
yang mengikuti program khusus tahfidz setoran hafalan di masjid.
3.
Aktifitas pribadi (istirahat,
17.00 – 17.45
Siswa/ santri diberikan Kemandirian waktu untuk
,
melaksanakan aktifitas kedisiplinan,
4.
mandi,
pribadi (istirahat,
Bersih dan
persiapan
mandi, persiapan
sehat,
sholat
sholat magrib, dan
magrib)
sebagainya)
Sholat
17.45 –
magrib
18.45
berjama’ah
- siswa/ santri
Kedisiplinan,
melaksanakan sholat
ukhuwah,
magrib berjama’ah di
IMTAQ,
masjid ma’had
terampil
dibimbing oleh seorang ustad penanggung jawab - setelah sholat magrib, diadakan imla’ bersamasama dipimpin ustadnya - setelah imla’ siswa/ santri tilawah/ menghafal/ setoran hafalan hingga waktu isya’ tiba
5.
Sholat isya’
18.45-
- siswa/ santri
Kedisiplinan,
berjamaah
20.00
melaksanakan sholat
ukhuwah,
isya’ berjama’ah di
IMTAQ,
masjid ma’had dibimbing oleh seorang ustad penanggung jawab - setelah sholat isya’,
ada penyampaian pengumuman tentang agenda-agenda sekolah maupun ma’had esok hari seperti adanya ulangan untuk kelas tertentu, kegiatan studi wisata, agenda mendadak dan lain sebagainya - setelah itu siswa/ santri bisa melanjutkan tilawah/ menghafal/ setoran hafalan hingga waktu jam 20.00
6.
Belajar
20.00 –
Siswa/ santri belajar
Kemandirian
mandiri
22.00
madiri atau kelompok
, sifat rajin,
atau
di kamar masing-
terampil,
kelompok
masing atau kamar
ukhuwah,
santri lain tentang
tanggungjaw
materi-materi sekolah,
ab
musyrif/ musyrifah (penjaga ma’had) melakukan pengecekan ke kamarkamar. Siswa/ santri bisa meminta bantuan musyrif/ musyrifah apabila diperlukan.
7.
Tidur
22.00 – 03.45
Siswa/ santri bersiap-
Kedisiplinan,
siap tidur, lampu
Bersih dan
kamar dimatikan, jika
sehat,,
masih ada santri yang
manajemen
membutuhkan waktu
waktu
untuk mengerjakan pr dan lain sebagainya diperbolehkan dengan waktu secukupnya
8.
Qiyamul
03.45 –
Siswa/ santri bangun
IMTAQ,
lail dan
04.15
dan melaksanakan
kedisiplianan
persiapan
qiyamullail dan atau
, kesadaran
sholat
persiapan sholat subuh diri
subuh
berjamaah tanpa
berjama’ah
dipaksa musyrif/ musyrifah, aktifitas ini juga menghindarkan siswa/ santri dari keterlambatan dalam mengikuti sholat subuh berjama’ah
9.
Sholat
04.15 –
subuh
05.00
berjama’ah
Siswa/ santri
kedisiplinan,
melaksanakan sholat
ukhuwah,
subuh berjama’ah
IMTAQ
dibimbing seorang ustad dilanjutkan dzikir bersama
10.
Setoran
05.00 –
tahfidz Al
06.00
Qur’an
Siswa/ santri baik
Kedisiplinan,
yang mengikuti
kesungguhan
program khusus
, IMTAQ
tahfidz maupun yang tidak, melaksanakan setoran hafalan
11.
Mandi,
06.00 –
Siswa/ santri mandi,
Bersih dan
makan pagi dan
sehat,
dan
membersihkan kamar
kedisiplinan,
kebersiahan
masing-masing tanpa
kemadirian,
kamar
dipaksa
ukhuwah,
makan pagi
07.00
Kesadaran diri
2. Analisa Nilai Karakter di Ma’had Berdasarkan data di atas, Character building yang diterapkan di ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran dapat digambarkan sebagaimana berikut:
4.11. skema realisasi character building di Mah’ad Terampil (2), rajin (1)
Kedisiplinan (7), kemandirian (2), bersih dan sehat (3), kesungguhan (1)
Olah Pikir
Olah Hati
Olah Raga
Olah Rasa
IMTAQ (6), bertanggung jawab (1), kesadaran diri (2),
Ukhuwah (6),
Keterangan: Diagram di atas menunjukkan bahwa aplikasi pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran yang terdistribusi dalam program-program reguler ma’had mencakup semua ruang lingkup pendidikan karakter yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga. Distribusi nilai-nilai karakter pun juga memiliki sebaran merata di keempat ruang lingkup. Namun begitu, intensitas olah hati dan olah raga lebih tinggi dibandingkan olah pikir dan olah rasa. Berbeda dengan penerapan di sekolah yang mana penentuan nilai karakter apa saja yang mau ditanamkan bersifat fleksibel, nilainilai karakter yang ditanamkan di ma’had lebih bersifat pasti dan tidak berubah-ubah. Hal ini mengingat program-program yang dilaksanakan di ma’had bersifat reguler dan dilaksanakan dengan model yang sudah pasti. Diharapkan dari program-program yang dilaksanakan mampu membentuk karakter yang baik pada anak asuh. Misalnya disaat akan membentuk karakter disiplin, Ma’had mempunyai program shalat berjamaah yang harus di ikuti semua anak asuh.
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan Berdasarkan hasil penemuan dan analisa data, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran diterapkan di lingkungan sekolah dan ma’had mengingat SMPIT Nurul Islam Tengaran merupan SMP Berbasis Pesantren (SBP). 2. Pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran diterapkan melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan ekstrakurikuler dengan sebaran nilai karakter yang merata di keempat ruang lingkup pendidikan karakter yang meliputi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga. Sebagai tambahan, penerapan pendidikan karakter dalam KBM telah dirancang sebelumnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berdasarkan pengamatan sukses terlaksanakan dalam realita pengajaran bahkan pengajar juga menanamkan nilai-nilai karakter lain yang tidak dicantumkan dalam RPP secara refleks atau ketika dirasa perlu. 3. Pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran diterapkan melalui program-program reguler ma’had dengan sebaran nilai karakter yang merata di keempat ruang lingkup pendidikan karakter yang meliputi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga.
D. Saran Berdasarkan kesimpulan pengamatan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran, penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut: 1.
Kepada SMPIT Nurul Islam Tengaran: Berdasarkan pengamatan penulis, penerapan pendidikan karakter di sekolah dan ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang sudah bagus dan mencakup semua ruang lingkup. Semoga dapat lebih dioptimalkan dengan kreatifitas-kreatifitas baru dan pemberian teladan dari pengajar maupun ustadz mengingat peran keteladanan dalam pendidikan karakter sangatlah penting. SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah lembaga pendidikan yang batas kontrol terhadap siswanya ditentukan oleh waktu atau jam pelajaran. Dan jumlah siswanya adalah lebih banyak daripada jumlah ustadz/ustadzahnya maka SMPIT Nurul Islam Tengaran diharapkan mampu menjalin kerjasama kepada semua siswa, semua orang tua/wali murid, kepada ustadz/ustadzah dan kepada semua lini masyarakat untuk pengawasan terhadap siswanya. Perlunya pembentukan organisasi-organisasi kecil diantara siswa supaya kontrol terhadap siswa mampu menyeluruh dan mencapai semua pihak.
2.
Kepada masyarakat umum
Pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan di semua lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat guna membentuk masyarakat yang sehat akhlak, sehat ilmu, sehat karsa, dan sehat raganya. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya apabila kita juga turut serta dalam pengembangan agama Islam itu sendiri. Namun banyak dari umat islam itu sendiri yang mempercayakan anaknya kepada lembaga pendidikan yang umum saja, padahal sekarang ini sudah ada lembaga islami yang tidak kalah dengan lembaga-lembaga pendidikan umum. Masyarakat muslim mempunyai kewajiban berjuang menegakkan agama Allah yang salah satu jalannya adalah melalui pendidikan. Apalagi keadaan zaman yang semakin dewasa ini, maka sangatlah perlu bagi kita untuk menciptakan generasi penerus yang kuat karakternya. Salah satu caranya adalah dengan mempercayakan untuk mendidik anak kita kepada lembaga-lembaga pendidikan islami yang sudah
menerapkan
pendidikan
karakter
dalam
pelaksanaan
pendidikannya, supaya tercipta umat islam yang kuat karakternya sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh kemajuan zaman. 3.
Kepada guru SMPIT Nurul Islam Tengaran Dengan pendidikan karakter yang diterapkan oleh pihak sekolah, guru dituntut untuk tidak hanya menguasai materi saja. Namun hal yang penting lagi adalah guru harus menguasai materi-materi yang berhubungan dengan tema-tema pembelajaran.
Guru harus lebih kreatif dan inovatif memadu padankan metode pembelajaran yang sudah ada dan berusaha menciptakan metodemetode baru dalam pembelajaran. Karena pendidikan karakter adalah berpusat kepada kegiatan bukan hanya materi saja. Guru harus benar-benar mampu dijadikan sebagai suri tauladan oleh semua siswanya baik dalam kehidupan di sekolah maupun bermasyarakat supaya menjadikan pencitraan yang positif terhadap seorang guru.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur, 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press. Desmita, 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: ROSDA. Dirjen Pendidikan Dasar, 2011. Policy Brief: Pendidikan Karakter Menuju Bangsa Unggul. Jakarta: http://dikdas.kemdiknas.go.id (Terbit Online). Hidayatullah, M Furqon, 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Kementerian Pendidikan Nasional, 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Kementerian Agama. 2005. Al-Qur’an Terjemah. Bandung: PT. Syamil Cipta Media. Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah. Jogjakarta: Pedagogia. Purwoko dan Chakim, Luthfi, 2011. Panduan SMPIT Nurul Islam Tengaran (Sekolah Berbasis Pesantren). Semarang: Nuris Press. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka. Sumantri, Endang, ddk, 2010. Kumpulan Makalah Seminar Nasional Pendidikan Karakter Membangun Bangsa Beradab.
Surakarta:
Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Syarifudin, Ahmad, 2010. Pembentukan Karakter Melalui Organisasi (Studi Kasus Pada Organisasi Santri Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta (skripsi). Salatiga: STAIN Salatiga
PEDOMAN WAWANCARA DALAM PENELITIAN DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN AJARAN
1.
2011/2012
Bagaimanakah cara pelaksanaan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
2.
Media apa sajakah yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
3.
Apa kesulitan yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
4.
Apa kesulitan yang sering dihadapi dalam pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
5.
Bagaimana cara menyikapi kesulitan yang sering muncul dalam pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
6.
Bagaimanakah cara penerapan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
7.
Media apakah yang digunakan dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
8.
Apakah Kesulitan yang dialami dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
9.
Apakah kesulitan yang sering muncul dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
10. Bagaimanakah cara mengatasi/mengantisipasi kesulitan dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di SMPIT Nurul Islam Tengaran?
11. Bagaimanakah cara penerapan pendidikan karakter yang ada di Ma’had Nurul Islam Tengaran? 12. Media apakah yang digunakan dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di Ma’had Nurul Islam Tengaran? 13. Apakah Kesulitan yang dialami dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di Ma’had Nurul Islam Tengaran? 14. Apakah kesulitan yang sering muncul dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di Ma’had Nurul Islam Tengaran? 15. Bagaimanakah cara mengatasi/mengantisipasi kesulitan dalam penerapan pendidikan karakter yang ada di Ma’had Nurul Islam Tengaran?
Jawaban dari masing-masing pertanyaan di atas. 1.
Pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran dilaksanakan secara continue mulai dari seekolahan hingga asrama atau ma’had.
2.
Mengenai media, banyak sekali
yang digunakan dalam pelaksanaan
pendidikan sesuai dengan topic pembelajaran. Diantaranya adalah LCD, buku panduan pembelajaran, study kasus, dan alat-alat peraga yang digunakan dalam metode drama. 3.
Kalau mengenai kesulitan itu pastilah ada dalam segala sesuatu hal, namun
seorang
guru/ustadz
harus
pintar-pintar
menyikapinya.
Diantaranya dalam pendidikan karakter ini adalah membutuhkan waktu yang relative lama dan sangat membutuhkan kemampuan guru yang inovatif dan kreatif dalam pembelajarannya. 4.
Kesulitan yang paling sering adalah terkendalanya pembelajaran karena karakter dari masing-masing siswa yang beragam.
5.
Untuk menyikapi kesulitan-kesulitan yang ada, pihak SMPIT terus memberikan pemahaman-pemahaman terhadap guru yang harus pintar menyikapinya masalah dengan memanfaatkan media yang ada.
6.
Untuk penerapan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran, semua guru diberikan buku panduan untuk melaksanakan kompetensikompetensi pembelajaran yang ada yang disitu sudah ada karakterkarakter yang menjadi fokus pembelajaran. Namun semua guru dalam melaksananakan pembelajaran banyak inovasinya. Akan tetapi tidak hanya cukup sampai disitu karena setelah KBM di SMPIT semua siswa melanjutkan kegiatannya di Ma’had yang semuanya berdasarkan pendidikan karakter.
7.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran seringkali menggunakan media LCD untuk menyampaikan materi yang bisa berupa kisah-kisah, motivasi. Dan ada juga pemanfaatan media alam dalam pelaksanaan pembelajaran.
8.
Dalam penerapan pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah kemampuan dari masing-masing siswa yang tidak sama. Ada yang cepat menangkap materi pelajaran dan ada juga yang membutuhkan waktu dalam penangkapan materi pelajaran.
9.
Masalah yang sering muncul, kurang lebih sama dengan kesulitankesulitan yang di atas. Yaitu tingkat intelegensi siswa yang berbeda.
10. Untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang ada, semua dewan guru/ustadz selalu membicarakan masalah-masalah yang ada dan semua masalah tersebut dicarikan solusi bersama oleh musyawarah. 11. Penerapan pendidikan karakter di Ma’had Nurul Islam adalah melalui pembiasaan-pembiasaan tingkah laku seperti shalat berjamaah, kegiatan kebersihan, jam belajar malam, belajar kelompok dll. 12. Kalau menyinggung nmedia, pendidikan karakter di Ma’had Nurul Islam lebih banyak menggunakan media keteladanan dan kedisiplinan dalam meajalankan kegiatan.
13. Kalau kesulitan, pastilah ada. Namun kesulitan yang dialami dalam pendidikan karakter ddi Ma’had Nurul Islam diantaranya adalah menyesuaikan antara materi pelajarann yang telah diajarkan disekolah dengan pelajaran yang di Ma’had. 14. Permasalahan yang sering muncul adalah bersangkutan dengan menghadapi anak-anak asuh yang masih dalam masa puberitas. 15. Untuk mengatasi semua kesulitan-kesulitan tersebut, kami selaku pihak Ma’had maupun SMPIT selalu melakukan pendekatan-pendekatan kontekstual.
WAHIB TRI MUSTOFA BOYOLALI, 12 February 1988 LAKI-LAKI ISLAM KEBONAGUNG RT 03/ 06, BANDUNG, WONOSEGORO, BOYOLALI SD N 1 BANDUNG 2000 SMP N 1 WONOSEGORO 2004 SMA N 3 BOYOLALI 2007 STAIN SALATIGA 2012