MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh : NASIMATUN NI’MAH Nim : 111 12 097
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 SalatigaTelp. (0298) 323706 Website : www.iaiansalatiga.ac.id Email:
[email protected] Fatchurrohman, M. Pd. Dosen IAIN Salatiga PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal
: Naskah Skripsi
Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama
: Nasimatun Ni’mah
NIM
: 111-12-097
Judul
: MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017
Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 SalatigaTelp. (0298) 323706 Website : www.iaiansalatiga.ac.id Email:
[email protected]
SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 DISUSUN OLEH NASIMATUN NI’MAH NIM: 111-12-097 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) , Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 21 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Nasimatun Ni’mah
NIM
:
111-12-097
Fakultas
:
Tarbiyah
Jurusan
:
Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
MOTTO
سنُ ُه ْم ُخلُقًا َ اَ ْك َم ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْي َن اِ ْيماَنًا اَ ْح " Orang Mukmin Yang Paling Sempurna Imannya Adalah Yang Paling Baik Akhlaknya”. (HR. At- Tirmidzi)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini. Kupersembahkan karya ini kepada: 1.
Kedua orang tuaku tercinta (Bp. Sunaryo dan Ibu Jumiyati). Terima kasih atas untaian doa yang tiada henti terucap dari bibir dan hati di setiap sujudmu. Terima kasih atas kasih sayang, cinta, dorongan, kepercayaan, kesabaran, jerih payah serta pengorbanan tanpa pamrih.
2.
Saudaraku Ana, Angga, Nuning, Indri, Kun, Mutik,Uswatun, Maulia, Dava, Diva, Askia tercinta yang senantiasa memberiku semangat.
3.
Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai ilmu kepadaku.
4.
Bapak Fatchurrohman, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Semua teman seperjuanganku prodi PAI angkatan 2012 yang telah melukis begitu banyak kenangan.
6.
Semua teman- teman PPL di SMK Islam Sudirman dan semua teman-teman KKN di Kajoran, Magelang.
7.
Kepala MTsN Susukan beserta semua Guru, karyawan, dan siswa-siswa nya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.
8.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah menuntun manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd. 2. Ketua Jurusan PAI, Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. 3. Dosen pembimbing Bapak Fatchurrohman, M.Pd., atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
4. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu dan pengalaman dengan penuh kesabaran, serta bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan dan bantuannya kepada penulis. 5. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.
6. Seluruh keluarga dan teman-temanku yang telah memberi motivasi, semangat dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Kepada adikku yang selalu menghibur dan menyemangati disaat susah dan penat dalam mengerjakan skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 17 Agustus 2016 Penulis
Nasimatun Ni’mah NIM: 11112097
ABSTRAK Ni’mah, Nasimatun. 2016. Manajemen Pendidikan Karakter Siswa Di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Fatchurrohmn, M. Pd. Kata Kunci: Manajemen, Pendidikan Karakter Moral remaja masa kini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan, dimana kaum remaja mengalami degradasi moral yang terus-menerus dan tampak semakin tidak terkendali. Penurunan kualitas moral generasi penerus bangsa ini terjadi dalam segala aspek, mulai dari tutur kata, cara berpakaian hingga perilaku. Untuk itu pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan. Maka dalam membangun karakter di sekolah kunci utama yang harus dilakukan adalah menggunakan manajemen pendidikan karakter yang baik. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui manajemen pendidikan karakter siswa di salah satu sekolah menengah yaitu MTsN Susukan Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? (2) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :(1) perencanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan dilakukan melalui 3 proses. Pertama, menentukan tujuan pendidikan karakter. Kedua, menyusun program atau kegiatan- kegiatan madrasah. Ketiga, mengintegrasikan nilai- nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, kegiatan- kegiatan yang diprogramkan dan kegiatan ekstrakurikuler ; (2) pengorganisasian pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan dilaksanakan berdasarkan dari SK Kepala Madrasah, yaitu dengan menentukan kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan penanggung jawab kegiatan atau program; (3) pelaksanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan direalisasikan melalui 2 proses. Pertama, pengamalan (kegiatan harian, mingguan, bulanan, incidental ; kegiatan pembelajaran; program madrasah; dan kegiatan ekstrakurikuler). Kedua, metode pelaksanaan (pembiasaan,keteladanan, spontanitas, pengkondisian, dan reward and punishment); (4) evaluasi pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan melalui evaluasi tertulis (buku jurnal, catatan
penskoran, raport) dan evaluasi non tulis (pengamatan perilaku siswa); (5) hambatannya adalah terbatasnya kontrol dari madrasah setelah siswa pulang sekolah, pengaruh media, kurangnya kepedulian beberapa guru, keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang susah diatur, serta lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang baik; (6) sedangkan faktor pendukungnya adalah dukungan pemerintah, sumberdaya manusia (SDM), sarana dan prasarana lengkap, kegiatan yang sudah terprogram,
rasa kekeluargaan yang tinggi, dan dukungan dari semua warga sekolah, dari orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar.
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN........................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii ABSTRAK ..................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .................................................................
7
E. Penegasan Istilah ....................................................................
8
F. Metode Penelitian................................................................... 10 G. Sistematika Penulisan ........................................................... 17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Manajemen Pendidikan Karakter ............................ 19 1.
Manajemen ...................................................................... 19
2.
Pendidikan Karakter ........................................................ 30
B. Nilai- nilai Karakter ............................................................... 33 C. Fungsi Pendidikan Karakter ................................................... 37 D. Tujuan Pendidikan Karakter .................................................. 38
E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ..................................... 39
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umun Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan Kabupaten Semarang ................................................. 41 1.
Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Susukan ...................... 41
2.
Kepala Madrasah ............................................................... 41
3.
Identitas Sekolah ............................................................... 42
4.
Visi, Misi, dan Tujuan ....................................................... 43
5.
Struktur Organisaisi MTsN Susukan ................................. 44
6.
Data Ketenagaan dan Peserta Didik .................................. 45
7.
Jumlah dan Kondisi Bangunan .......................................... 46
8.
Sarana dan Prasarana ......................................................... 46
9.
Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................... 48
10. Prestasi Siswa- Siswi ......................................................... 49 B. Temuan Penelitian .................................................................... 51
BAB IV
1.
Perencanaan Pendidikan Karakter Siswa .......................... 52
2.
Pengorganisasian Pendidikan Karakter Siswa .................. 54
3.
Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa ........................... 56
4.
Evaluasi Pendidikan Karakter Siswa ................................. 59
5.
Faktor Pendukung Pendidikan Karakter Siswa ................. 60
6.
Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Siswa ............... 62
PEMBAHASAN A. Manajemen Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang ................................................ 65
1. Perencanaan....................................................................... 66 2. Pengorganisasian ............................................................... 69 3. Pelaksanaan ....................................................................... 70 4. Evaluasi ............................................................................. 82 B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang ............................................... 83 1. Faktor Pendukung ............................................................. 84 2. Faktor Penghambat ........................................................... 85 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 87 B. Saran........................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik ......................................................................... 45 Tabel 3.2 Jumlah dan Kondisi Bangunan........................................................ 46 Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran ........................ 47 Tabel 3.4 Sarana dan Prasarna Pendukung Kegiatan Lain ............................. 47 Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................... 48
Tabel 3.6 Prestasi Siswa-siswi MTsN Susukan ........................................... 49 Tabel 3.7 Program Tahfidz ............................................................................... 53
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Penelitian Lampiran 2 : Data Informan Lampiran 3 : Data Guru dan Karyawan MTsN Susukan Lampiran 4 : Contoh SK Kepala Madrasah Lampiran 5 : Point Skor Pelanggaran Tata Tertib Lampiran 6 : Dokumen Penilaian Penskoran Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian Lampiran 8 : Laporan Hasil Belajar Siswa Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Lampiran 10 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 11 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 12 : Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 13 : Daftar Nilai SKK Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia, memperbaiki masyarakat dan membangun bangsa yang beradab. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat (Nasution, 1994: 10). Dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, tetapi yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari- hari (Muslich, 2011: 47-48). Pendidikan karakter menjadi salah satu harapan karena karakterlah yang menjadi penopang perilaku individu.
Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan. Sebagaimana hadis riwayat At- Tirmidzi berikut ini:
ّ ْت النَّبِ َّي صلّى ُ ال َس ِمع ّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُ ْو ُل َما َ ََع ْن أَبِي ال َّد رْ َدا ِء ق ب َ اح َ ق َوإِ َّن َ ِم ْن َش ْيءي ُْو ِ ص ِ ض ُع فِي ْال ِمي َْز ِ ُان أَ ْثقَ ُل ِم ْن ُحس ِْن ْال ُخل ب الص َّْو ِم َوالصّ الَ ِة َ َق لَيَ ْبلُ ُغ ِب ِه َد َر َجة ِ صا ِح ِ ُُحس ِْن ْال ُخل “ Dari Abu Darda’ : Aku mendengar Nabi Muhammad saw berkata, “ Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan (Mizan di hari pembalasan) yang lebih berat dari pada akhlak yang mulia. Dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat”. (H.R. AtTirmidzi). Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pedidikan karakter atau akhlak sangat penting dalam upaya membentuk insan muslim berkualitas karena akhlak mulia memiliki kedudukan yang tinggi yang dapat mengantarkan manusia dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Landasan pelaksanaan pendidikan karakter sangat jelas. Hal ini tampak dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam pasal tersebut, secara tersirat dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional berfungsi dan bertujuan membentuk karakter (watak) peserta didik menjadi insan kamil (Wiyani, 2013: 32). Oleh karena itu, upaya mencerdaskan anak didik yang menekankan pada intelektual perlu diimbangi dengan pembinaan karakter yang juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu perlu pula diingat, dalam kehidupan masyarakat kita yang
semakin
berkembang
dan
semakin
maju
ini,
amat
sulit
menghindarkan anak dari informasi, film, sandiwara, dan berbagai adegan yang ditayangkan lewat media elektronik maupun media cetak, yang dapat merusak akhlak dan agama anak, bahkan juga merusak perkembangan kepribadiannya. Merebaknya isu- isu moral dikalangan remaja seperti tawuran pelajar, penggunaan narkotika dan obat- obat terlarang (narkoba), pornografi, perkosaan, merusak milik orang lain, perampasan, penipuan, pengguguran
kandungan,
penganiayaan,
perjudian,
pelacuran,
pembunuhan, dan lain- lain, sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Kondisi ini sangat memprihatinkan masyarakat khususnya para orang tua dan para guru (pendidik), sebab pelaku- pelaku beserta korbannya kebanyakan adalah kaum remaja, terutama para pelajar.
Banyak orang berpandangan bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini.
Dibidang
pendidikan
sekolah,
terjadinya
penyimpangan-
penyimpangan moral remaja tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidikan agama, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh pengajar atau pendidik sekolah dan seluruh warga sekolah. Perilaku siswa bermoral dipastikan lahir dari budaya sekolah yang bermoral dan budaya sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi- pribadi guru yang bermoral (Mursidin, 2011: 19). Dalam hal ini, sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan karakter yang paling tepat selain penanaman karakter di lingkungan rumah yang di pantau langsung oleh keluarga dan kedua orang tua, sekolah yang diamanahi para orang tua untuk membimbing peserta didik, selain mencerdaskan anak-anak mereka akan pengetahuan sebagai bekal peserta didik di kehidupannya juga para orang tua mengharapkan kepada pendidikan sekolah untuk membina perilaku anak-anaknya dengan karakter yang baik dan mulia. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen sekolah. Manajemen yang dimaksud disini adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan- kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi nilai- nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan,
dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah (Samani, 2014: 111). Salah satu lembaga pendidikan yang melakukan manajemen pendidikan karakter siswa adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan. MTsN Susukan adalah madrasah unggulan di Kabupaten Semarang. Meskipun terletak di daerah pinggiran, akan tetapi lembaga tersebut banyak diincar masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya di MTsN Susukan dan berkesempatan menimba ilmu di madrasah tersebut. Bukan hanya masyarakat desa setempat yang menimba ilmu di sana, akan tetapi juga daerah- daerah lain disekitarnya termasuk dari luar kota, seperti Ambarawa, Ungaran, Magelang, Jepara, Gresik, Boyolali, Bantul, Tangerang, Semarang, dan juga Jakarta. Siswa- siswi yang berasal dari luar kota kurang lebih berjumlah tiga ratus siswa. Di samping itu, banyak kejuaraan yang telah diraih siswa- siswa MTsN Susukan, terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh siswa-siswa MTsN Susukan diantaranya pada bulan Mei 2016 ini memperoleh juara 1 lomba adzan, juara 2 Tahfidz, juara 1 MTQ, juara 1 lomba KSM(Kompetisi Science Madrasah), dan masih banyak lagi kejuaraan- kejuaraan lainnya. Setiap pagi lembaga ini selalu melakukan tadarus Al- Qur’an juz 30 dan membaca Asmaul Husna sebelum pelajaran dimulai, siang harinya diadakan shalat dhuhur berjamaah di gedung MTsN Susukan. Bahkan tanpa diperintah oleh para guru, para peserta didik di MTsN Susukan aktif
melakukan kegiatan- kegiatan yang sudah menjadi tradisi lembaga tersebut. Setiap hari Jum’at diadakan kewajiban membayar infaq seikhlasnya dan dana tersebut digunakan untuk membeli Al- Qur’an dan juga diberikan kepada anak- anak yatim piatu di Panti Asuhan. Dan masih banyak lagi kegiatan keagamaan yang dilaksanakan rutin, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Peserta didik yang ada di lembaga tersebut juga menerapkan budaya berjabat tangan saat masuk sekolah dan ketika bertemu dengan gurunya. Selain itu, fenomena yang menarik lagi, yaitu semua civitas akademik yang ada di lembaga tersebut sangat ramah dan selalu senyum juga menghormati tamu yang datang. Madrasah tersebut melaksanakan kewajibannya untuk membina peserta didik dengan karakter yang baik sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas , berwawasan, dan berakhlakul karimah. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul “MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER
SISWA
DI
MTsN
SUSUKAN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017”.
KABUPATEN
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan pendidikan karakter
siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain: 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah keilmuan Pendidikan Agama Islam umumnya, khususnya tentang pendidikan karakter terutama mengenai manajemen atau
strategi yang dilakukan oleh guru agar anak didiknya berahklakul karimah. 2. Manfaat Praktis Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : a. Bagi peneliti : dapat mengetahui strategi yang tepat dalam mendidik karakter siswa agar berakhlakul karimah. b. Bagi Lembaga (IAIN Salatiga) : seluruh komponen yang ada di IAIN Salatiga, sebagai masukan dan bahan koreksi bagi masingmasing mahasiswa agar berakhlak yang baik kapanpun dan dimanapun ia berada. c. Bagi MTsN Susukan : dapat memberi sumbangan informasi tentang pendidikan karakter dalam peningkatan kualitas pendidikan saat ini sebagai upaya pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan ketrampilan hidup, kemampuan akademik, seni dan pengembangan insan paripurna. d. Bagi pembaca : dapat memberi gambaran tentang proses pendidikan karakter siswa yang dilakukan MTsN Susukan. E. Penegasan Istilah Untuk memudahkan dalam memahami, maka perlu diberikan penegasan dan pembatasan istilah yang dianggap penting dalam penafsiran. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Menurut Ricky W. Griffin (Suparlan, 2014: 41) menjelaskan bahwa manajemen tidak lain adalah suatu proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
evaluasi atau pengendalian (controlling) sumber daya untuk
mencapai sasaran (goal’s) secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Sedangkan
efektivitas
adalah
menyelesaikan
kegiatan-kegiatan
sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. 2. Pendidikan Karakter Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,2003). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter juga dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik atau buruk karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan seharihari. Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai juga dengan pndidikan nilai, pndidikan budi pekerti, pndidikan moral (watak), yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari- hari dengan sepenuh hati (Wiyani, 2013: 27-28). Maksud pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah proses pembentukan karakter siswa MTsN Susukan menuju manusia paripurna sesuai dengan ajaran Islam, sehingga menjadi pribadi yang kuat dan bertaqwa. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati (Meleong, 2002: 3). Laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan secara jelas. Peneliti akan mengkaji
permasalahan
secara
langsung
dengan
sepenuhnya
melibatkan diri pada situasi yang diteliti dan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan manajemen pendidikan karakter . 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan datadata yang ada di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi lokasi penelitian dan terjun langsung dalam mengikuti aktivitas siswa di dalam maupun luar sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dengan pengamatan perilaku siswa. Proses penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan yang terletak di Jl. Pos Susukan- Salatiga, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. 4. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan
atau
tempat
penelitian.
Kata-kata
dan
tindakan
merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang pelaksanaan manajemen pendidikan karakter di MTsN Susukan yang dilakukan oleh guru-guru, serta faktor pendukung dan penghambatnya. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, sampel guru, dan sampel siswa, serta pengamatan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan. 5. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarrumidi, 2004: 69). Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan
pengamatan langsung di MTsN Susukan dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengetahui secara objektif dan konkrit kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan di MTsN Susukan. Sehubungan dengan permasalahan, aspek yang diamati dalam penelitian, yakni observasi pada gambaran umum sekolah (lokasi dan kondisi fisik lingkungan di MTsN Susukan Kabupaten Semarang, bangunan sekolah, ruang kelas, halaman dan fasilitas lain, guru dan tenaga kependidikan dan murid; aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh siswa dan tingkah laku siswa baik itu perkataan maupun perbuatan siswa di dalam sekolah maupun di luar sekolah; dan kegiatan-kegiatan pendidikan yang diikuti peserta didik, seperti proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden) untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan (Wirartha, 2006 : 37). Wawancara yang dilakukan penulis pada penelitian ini yaitu pada kepala sekolah dan guru-guru serta siswa MTsN Susukan Kabupaten Semarang.
Metode ini digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan data tentang manajemen pendidikan karakter yang meliputi perencanaan
(serangkaian
keputusan-
keputusan
termasuk
penentuan- penentuan tujuan, kebijakan, membuat programprogam, menentukan metode dan prosedur serta menetapkan jadwal waktu pelaksanaan, dan lain sebagainya), pengorganisasian (menghimpun sumber daya manusia, modal, dan peralatan yang dibutuhkan dengan cara yang efektif), pelaksanaan (tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan), dan pengendalian (menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan), serta faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter di MTsN Susukan Kabupaten Semarang. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan data mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan, daftar riwayat hidup, transkip dan lain-lain yang disebut dokumen. Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa buku, artikel
media massa, catatan harian, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya (Sarosa, 2012: 61). Bentuk dokumen yang diperlukan untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini adalah catatan-catatan guru bimbingan konseling (BK), biografi, peraturan dan dokumen berupa gambar-gambar atau foto-foto yang berada di lingkungan sekolah.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan
alat
pengumpulan data berupa buku-buku, dokumen, serta sumber lain yang relevan guna untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter. 6. Analisis Data Tahapan akhir dari prosedur penelitian ini adalah analisis data. Analisis data menurut Patton (Kasiram, 2010: 288) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data bermaksud pertamatama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel. Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari hasil wawancara, observasi,
dan
dokumentasi
dengan
mengatur,
mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.
7. Keabsahan Data Dalam tulisan Meleong (2011 : 324) untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),
keteralihan
(transferability),
kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability). Teknik pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Meleong, 2009: 330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu : a. Trianggulasi sumber yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. b. Trianggulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda. 8. Tahap- tahap Penelitian a. Tahap Pra Lapangan Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan
memanfaatkan
informan,
serta
menyiapkan
perlengkapan
penelitian. b. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat melakukan penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya peneliti berbaur menjadi satu dan menjaga keakraban dengan subyek agar tidak ada dinding pemisah antara keduanya. Selain itu peneliti juga harus berbahasa yang baik dan jelas agar dalam mencari informasi subyek mudah untuk menjawabnya. Sambil berperan serta, peneliti juga mencatat data yang diperlukan. c. Tahap Analisis Data Pada tahap ini peneliti mulai mengorganiasasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya (Meleong, 2011 : 281). G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tentang hakikat manajemen, pendidikan karakter, nilainilai karakter, fungsi pendidikan karakter, dan tujuan pendidikan karakter. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum MTsN Susukan Kabupaten Semarang seperti letak geografis, profil sekolah, visi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah, data guru dan siswa, tata tertib sekolah, dan data- data yang diperoleh dari penelitian. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini mengemukakan tentang analisis data penelitian meliputi manajemen pendidikan karakter siswa mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan proses evaluasi atau penendalian, serta faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Manajemen Pendidikan Karakter 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen Manajemen mengorganisasi,
diartikan
sebagai
melaksanakan,
dan
proses
merencanakan,
mengendalikan
upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien (Asmani, 2009: 70). Menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:3) manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya atau suatu proses sosial, yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan dengan efektif. Menurut Suharismi Arikunto dan Lia Yuliana (Samino, 2010: 47), manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam oganisasi
pendidikan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Dari sudut pandang ini, efisien diacukan sebagai melakukan pekerjaan dengan benar sehingga tidak memboroskan sumber daya. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Manajemen difokuskan tidak hanya dengan mencapai kegiatan dan memenuhi sasaran organisasi (efektivitas), tetapi juga melakukannya dengan seefisien mungkin. b. Indikator Manajemen Memahami dari beberapa pengertian tersebut di atas manajemen merupakan sebuah rangkaian atau proses kegiatan yang harus dilalui secara bertahap. Manajemen khususnya di sekolah meliputi beberapa aspek yaitu : 1) Perencanaan (Planning) Menurut Muhroji dan Fathoni, perencanaan pada hakekatnya merupakan proses pengambilan keputusan yang dipakai sebagai dasar bagi kegiatan atau aktivitas dimasa datang dalam rangka mencapai tujuan (Samino, 2010: 93).
Pada perencanaan, Aqib, dkk (2011: 32) menuliskan bahwa
karakter
tersebut
memiliki
dua
makna
yaitu
merencanakan program dan kegiatan penanaman karakter oleh sekolah kepada peserta didik serta penanaman nilai-nilai karakter kepada para pembuat rencana itu sendiri yang memiliki keterkaitan antara unsur-unsur yang direncanakan. Unsur- unsur yang direncanakan meiputi : a)
Pengembangan nilai-nilai karakter pada kurikulum dan pembelajaran.
b) Penanaman nilai- nilai karakter pada pendidik dan tenaga kependidikan. c)
Penanaman nilai-nilai karakter melalui pembinaan peserta didik.
d) Penanaman nilai-nilai karakter melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan. e)
Penanaman
nilai-nilai
karakter
melalui
manajemen
pembiayaan pendidikan. Menurut Wiyani (2012: 94-135) dalam pendidikan karakter, muatan kurikulum yang direncanakan tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas semata, namun perlunya penerapan kurikulum secara menyeluruh (holistik), baik dalam kegiatan eksplisit yang diterapkan dalam ekstrakurikuler, maupun kokurikuler, dan pengembangan diri. Kurikulum yang
dirancang harus berisi tentang grand design pendidikan karakter, baik berupa kurikulum formal maupun hidden curriculum. Kurikulum yang di rancang harus mencerminkan visi, misi dan tujuan sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter. Langkah-langkah dalam mengembangkan kurikulum pendidikan karakter antara lain: a)
Mengidentifikasi
dan
menganalisis
permasalahan
pendidikan karakter. b) Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. c)
Merumuskan indikator perilaku peserta didik.
d) Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran berbasis pendidikan karakter. e)
Mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter ke seluruh mata pelajaran.
f)
Mengembangkan instrument penilaian pendidikan untuk mengukur ketercapaian program pendidikan karakter
g) Membangun komunikasi dan kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik. 2) Pengorganisasian (Organizing) Pengorgansasian diartikan oleh Sagala (Samino, 2010: 107) sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Hal itu karena tugas-
tugasnya sangat banyak, sehingga tidak mungkin hanya dikerjakan oleh satu orang saja. Komponen pengorganisasian atau pengelolaan adalah sumber daya manusia (SDM) yang mengurus penyelenggaraan sekolah,
menyangkut
pengelolaan
dalam
memimpin,
mengkoordinasikan, mengarahkan, membina serta mengurus tata laksana sekolah untuk menciptakan budaya sekolah berbasis pendidikan karakter. Termasuk dalam komponen sekolah adalah kepala sekolah sebagai manajer dan pimpinan sekolah, guru kelas atau guru bidang studi yang memegang peranan penting dalam membentuk karakter serta mengembangkan potensi siswa, konselor (BK) dan karyawan yang memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan sekolah, pustakawan untuk mengelola perpustakaan, petugas laboratorium, dan termasuk siswa itu sendiri, serta pihak-pihak terkait lainnya (Samino, 2010: 155). Kerjasama antara kepala sekolah, guru-guru dan staff serta seluruh warga sekolah harus kuat dan kesemuanya harus memiliki
kepedulian
yang sama
terhadap pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kesimpulannya pengorganisasian adalah membagi tugas kepada seluruh anggota lembaga pendidikan sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing, sehingga dapat diusahakan mencapai tujuan secara maksimal. 3) Pelaksanaan (Actuating) Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga akan memiiki nilai (Wiyani, 2012: 56). Dalam pelaksanaan pendidikan karakter merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter. Penerapan pendidikan karakter di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu.
Pertama,
mengintegrasikan
konten
pendidikan
karakter yang telah dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran. Kedua, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam
kegiatan
sehari-hari
di
sekolah.
Ketiga,
mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan. Keempat, membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik (Wiyani, 2012: 32). a)
Mengintegrasikan keseluruhan mata pelajaran Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan kedalam setiap pokok
bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai- nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. b) Mengintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari (1) Menerapkan keteladanan Pembiasaan dalam
bentuk
keteladanan
perilaku
adalah
sehari-hari
kegiatan
yang
tidak
diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai religius, disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur dan kerja keras. (2) Pembiasaan rutin Pembiasaan
rutin
merupakan
salah
satu
kegiatan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti upacara bendera,
senam,
do’a
bersama,
ketertiban,
pemeliharaan kebersihan dan lain sebagainya (Wiyani, 2012: 140-148). Pembiasaan-pembiasaan ini
akan
efektif membentuk karakter peserta didik secara
berkelanjutan dengan pembiaaan yang sudah biasa mereka lakukan secara rutin tersebut. c)
Mengintegrasikan kedalam program sekolah Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik dalam program pengembangan diri, dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Diantaranya melalui hal-hal berikut: (1) Kegiatan rutin di sekolah Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Cotoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lainlain) seminggu sekali, beribadah atau sholat bersama, berdo’a waktu memulai dan mengakhiri pelajaran, mengucapkan salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Nilai-nilai peserta didik yang diharapkan dalam kegiatan rutin di sekolah adalah nilai religius, kedisiplinan, peduli lingkungan, peduli sosial, kejujuran, cinta tanah air.
(2) Kegiatan spontan Kegiatan
spontan
adalah
kegiatan
yang
dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasa dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu juga. d) Membangun komunikasi dengan orang tua peserta didik (1) Kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik Dalam konsep lingkungan pendidikan, maka kita mengenal tiga macam lingkungan yang dialami oleh peserta didik dalam masa yang bersamaan, antara lain lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitarnya.
Untuk
itu
sekolah
perlu
mengkomunikasikan segala kebijakan dan pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah kepada orang tua atau wali murid dan masyarakat sekitar. Sehingga program pendidikan karakter tidak hanya terlaksana di sekolah dan menjadi tanggung jawab satu-satunya. Dengan kerjasama yang baik antara sekolah dengan orang tua dan lingkungan tersebut maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan karakter peserta didik yang lebih terkontrol.
(2) Kerjasama sekolah dengan lingkungan Penciptaan kondisi atau suasana yang kondusif juga dimulai dari kerjasama yang baik antara sekolah dengan lingkungan sekitar. Jika sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib dan nyaman, menjalin kerjasama yang intens dengan orang tua peserta didik dan lingkungan sekitar, maka proses belajar mengajar dapat
berlangsung
dengan
nyaman
(enjoyable
learning) (Rivai, 2009: 621). Berangkat dari hal tersebut, maka menjadi sangat urgen untuk menciptakan suasana, kondisi, atau lingkungan dimana peserta didik tersebut belajar. Pengkondisian mendukung
yaitu
penciptaan
terlaksananya
kondisi
pendidikan
yang
karakter,
misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster katakata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas, dan lain-lain. 4) Evaluasi atau Pengawasan (Controlling) Menurut Usman (Samino, 2010: 147) pengawasan adalah bagian terakhir dari fungsi manajemen, dan fungsi
manajemen
yang
dikendalikan
adalah
perencanaan,
penorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian itu sendiri. Evaluasi adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan karakter yang dicapai peserta didik. Tujuan evaluasi atau penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai yang dirumuskan sebagai standar minimal yang telah dikembangkan dan ditanamkan di sekolah, serta dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian pendidikan karakter lebih dititik beratkan kepada keberhasilan penerimaan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok. Menurut Kemendiknas (2011), untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter ditingkat satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu. Penilaian keberhasillan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a)
Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati.
b) Menyusun berbagai instrumen penilaian. c)
Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator.
d) Melakukan analisis dan evaluasi. e)
Melakukan tindak lanjut. Cara penilaian pendidikan karakter pada peserta didik
dilakukan oleh semua guru. Penilaian dilakukan setiap saat, baik dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran, di kelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan dan pencatatan. Instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi, lembar skala sikap, lembar portofolio, lembar check list, dan lembar pedoman wawancara. Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk memperoleh
gambaran
tentang
karaker
peserta
didik.
Gambaran seluruh tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku oleh wali kelas. 2. Pendidikan Karakter Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam, bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku “Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi”, memberikan pengertian pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi
mudanya untuk menjalankan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien (Muslich, 2011: 48). Pendidikan yang dikelola atau dimenej degan baik akan mampu mengantarkan anak bangsa menjadi manusia seutuhnya, sejahtera lahir- batin, jasmani- rohani, materialspiritual, dan bahagia dunia- akhirat (Insya Allah). Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai. Siswa harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: a. Afektif, yang tercermin pada kualitas keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia serta kepribadian yang unggul. b. Kognitif,
yang tercermin pada kapasitas pikir dan
intelektualitas
daya
untuk menggali dan mengembangkan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Psikomotorik, yang tercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis. Secara harfiah, karakter berasal dari bahasa Inggris, character yang berarti watak, karakter, atau sifat. Dalam bahasa Indonesia, watak diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya, dan berarti pula tabi’at dan budi pekerti (Nata, 2013: 163).
Dalam bahasa Arab karakter sering disebut dengan istilah akhlak yang oleh Ibnu Maskawih diartikan sebagai : hal linnafs da’iyah laha ila af’aliha min ghair fikrin wa laa ruwiyatin. Artinya sifat atau keadaan yang tertanam dalam jiwa yang paling dalam yang selanjutnya lahir dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi (Nata, 2013: 164). Jadi, karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh ativitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat (Zuchdi, 2011: 470). Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good) dan melakukan kebaikan (doing the good) (Zuchdi, 2011: 470). Pendidikan karakter juga dapat diartikan membentuk tabiat, perangai, watak, dan kepribadian seseorang dengan cara menanamkan nilai-nilai luhur, sehingga nilai-nilai tersebut mendarah daging, menyatu dalam hati, pikiran, ucapan dan perbuatan, dan menampakkan pengaruhnya dalam realitas kehidupan secara mudah, atas kemauan sendiri dan karena ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Penanaman dan pembentukan kepribadian tersebut dilakukan bukan hanya dengan
cara memberikan pengertian dan mengubah pola pikir dan pola pandang seseorang tentang sesuatu yang baik dan benar, melainkan nilai-nilai kebaikan tersebut dibiasakan, dilatihkan, dicontohkan, dilakukan secara terus menerus dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari (Nata, 2013: 400). Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan
karakter
adalah
strategi
yang
diterapkan
dalam
pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan dengan hasrat dan niat untuk menanamkan ajaran dan nilai-nilai luhur untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah melalui kegiatan manajemen. Pendidikan dan karakter sangat korelatif dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. B. Nilai – nilai Karakter Menurut Suyadi (2013: 7-9) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendinas) telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa yaitu sebagai berikut : 1. Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dan berdampingan.
2. Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. 3. Tolerasi, yakni sikap dan perilaku yang menerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut. 4. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. 5. Kerja Keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguhsungguh
(berjuang
hingga
titik
darah
peghabisan)
dalam
menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai
segi
dalam
memecahkan
masalah,
sehingga
selalu
menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. 7. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh bekerja sama secaa kolaboratif,
melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. 8. Demokratis, yakni sikap dan cara berfikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. 9. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. 10. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau individu dan golongan. 11. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. 12. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. 13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerjasama secara kolaboratif dengan baik.
14. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. 15. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkngan sekitar. 17. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian
terhadap
orang
lain
maupun
masyarakat
yang
membutuhkannya. 18. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, Negara, maupun agama. Sikap religius terdapat pada urutan pertama karena diharapkan setelah seseorang memiliki sikap religius sikap-sikap baik lainnya akan mengikuti
dan
menjadikan
pondasi
dasar
seseorang
dalam
menjalankan kehidupannya supaya tidak terombang-ambingkan oleh perubahan-perubahan zaman yang semakin berkembang.
C. Fungsi Pendidikan Karakter Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 7) fungsi pendidikan karakter adalah: 1. Fungsi Pengembangan: yang secara khusus didasarkan pada peserta didik agar mereka menjadi pribadi yang berperilaku baik , berdasarkan pada kebajikan umum (virtues) yang bersumber pada filosofi kebangsaan di dalam pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik di harapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra budaya bangsa. Dengan kata lain, dari perlaku peserta didik adalah warga bangsa, orang dapat mengetahui karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya. 2. Fungsi Perbaikan: yang secara khusus yang diarahkan untuk memperkuat pendidikan nasional yang bertanggung jawab terhadap pengembangan potensi dan martabat peserta didik. Dengan fungsi ini pula, pendidikan karakter bangsa hendaknya mencapai suatu proses revitalisasi perilaku dengan mengedepankan pilar-pilar kebangsaan untuk menghindari distorsi nasionalisme. 3. Fungsi Penyaring: dalam fungsi penyaring ini sistem pendidikan karakter bangsa dikembangkan agar peserta didik dapat menangkal pengaruh budaya lain yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Fungsi ini bertujuan meningkatkan martabat bangsa.
D. Tujuan Pendidikan Karakter Mulyasa (2011: 9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai- nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta
simbol-
simbol
yang
dipraktikkan
oleh
semua
warga
sekolah/madrasah dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas. Zubaedi (2012: 18) berpendapat bahwa pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut: 1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan. 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Wiyani (2013: 70) mengemukakan tujuan pendidikan karakter adalah menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilainilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama. E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter Fathurrohman (2013: 124) mengemukakan beberapa batasan atau deskripsi nilai-niali pendidikan karakter antara lain: 1.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan Allah Swt, meliputi pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya.
2.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, meliputi sikap jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir logis, mandiri, dan cinta ilmu.
3.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, meliputi: a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain yaitu sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
b. Patuh pada aturan-aturan sosial. c. Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. d. Menghargai karya dan prestasi orang lain yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. e. Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. f. Demokratis yaitu cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 4.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, meliputi sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
5.
Nilai kebangsaan, meliputi cara berpikir, bertindak dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umun Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan Kabupaten Semarang 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Susukan Kabupaten Semarang Pendirian Madrasah ini diprakarsai oleh Bapak Kyai H. Syamsudin, Bapak Kyai H. Dzhakiri, dan Bapak Kyai H. Muh Ja'farin Ahmad dan atas persetujuan beberapa tokoh masyarakat, bekerja sama dengan MWC NU Kecamatan Susukan sepakat untuk mendirikan lembaga pendidikan resmi dengan nama Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama' tepatnya pada tahun 1965. Dan berubah-ubah nama sesuai perkembangan masyarakat dan suhu politik saat itu. Dari MTs NU menjadi MTs Al- Islam dan dinegerikan pada tahun 1980 dengan SK. Menteri Agama nomor : 27/1980 tanggal 21 Mei 1980 dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan Kabupaten Semarang (Relokasi dari MTs Negeri Grabag 02 Magelang secara resmi) terhitung mulai tanggal 1 September 1981 (Sumber: Dokumentasi dalam bentuk soft copy dari NK pada hari Selasa, 19 Juli 2016) 2. Kepala Madrasah a. Kepala Madrasah yang pertama Drs. H. Qowa'id terhitung mulai dari masih swasta sampai dengan 12 April 1996.
b. Kepala Madrasah kedua Drs. Sujitno dari 12 April 1996 sampai dengan 5 April 1999. c.
Kepala Madrasah ketiga Drs. Sarbani dari 5 April 1999 sampai dengan 3 Juni 2002.
d.
Kepala Madrasah keempat Drs. H. Istichsan dari 3 Juni 2002 sampai dengan 22 Maret 2007.
e. Kepala Madrasah kelima Drs. H. Mudlofir, MM. dari 22 Maret 2007 sampai dengan 13 Februari 2016. f. Kepala Madrasah keenam Hj. Hidayatun, S. Ag, M.Pd. dari 13 Februari 2016 sampai dengan sekarang (Dokumentasi, 19 Juli 2016). 3. Identitas Sekolah a. Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri
b. No. Statistik Madrasah
: 212332203028
c. Alamat
:
-
Jalan
:-
-
Desa
: Susukan
-
Kecamatan
: Susukan
-
Kabupaten
: Semarang
-
Provinsi
: Jawa Tengah
-
Kode Pos
: 50777
d. No. Telepon
: (0298) 615013
e. No. Fax
: (0298) 615347
f. Email
:
[email protected]
g. Status Madrasah
: Negeri
h. Didirikan (Swasta)
: Tahun 1965
i. Diresmikan (Negeri)
: 1980 , No 27/1980, Tgl 31 Mei 1980
j. Website
:www.mtsnsusukan.sch.id
(Dokumentasi, 19 Juli, 2016) 4. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Terbentuknya madrasah pilihan masyarakat yang unggul dalam prestasi yang dilandasi keimanan dan ketakwaan . b. Misi 1) Melaksanakan proses pembelajaran dengan memprioritaskan aspek pengajaran, pengamalan, dan pengalaman. 2) Menciptakan suasana pendidikan keagamaan yang kondusif. c. Tujuan 1) Membentuk peserta didik
yang berkualitas, terampil, dan
mandiri yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 2) Menghasilkan peserta didik yang cerdas , berwawasan, dan berakhlakul karimah (Dokumentasi, 19 Juli 2016).
5. Struktur Organisasi MTsN Susukan Kabupaten Semarang Komite Sekolah K..H. Mawardi
Kepala Sekolah
Hj. Hidayatun, S. Ag, M.Pd.
Kepala TU Jumadi
Waka Kurikulum Nur Kholis, M. Pd.
Waka Kesiswaan M. Amin M, M.Pd.
Waka Humas S. Bukhori, S. Pd.
BP/ BK Lies Farida, S. Psi.
Wali Kelas
7 A: Sri Haryati,S. Pd. 7 B: Rifatul Wifkiyah, S.Ag. 7 C: Noor FaridaY.,S.Ag. 7 D: Animatul Ubada, S. Pd. 7 E: Dra. Nurul Hidayati 7 F: Umiyatun, S.Pd. 7 G: Nurul Aini, S. Ag. 7 H: Hidayah R., S. Pd. 7 I: Miladiyawati, S.Ag.
Waka Sarpras Drs.Azizudin
8 A: Sulastri, S.Pd. 8 B: Dra. Haniatun 8 C: F. Ro’is, S. Ag. 8 D: Aliq Diroyah,S.Pd 8 E: Zayyinaul I., S.Pd. 8 F: Endang S., S.S. 8 G: Mau’idhotul H., S.Pd. 8 H: Sri Wahyuni, S.Pd 8 I: Umi Kulsum, S.Pd.
9 A: Jumiyati,S. Pd. 9 B: Dra.Siti wasilah 9 C: Aan Muanah,S.Pd.I. 9 D: Isti Kadaryah, S. Pd. 9 E: Atina H., S.Pd.I. 9 F: Umi Fajriyah,S. Ag. 9 G: Masno, S.Pd. 9 H: Sukrini, S.Pd. 9 I : Hanik Lutfiyah, S.Pd.
Guru/Pegawai
Siswa
6. Data Ketenagaan dan Peserta Didik a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah seluruh personil madrasah ada sebanyak 68 orang, terdiri atas guru 52 orang, karyawan tata usaha 6 orang, pengurus koperasi 2 orang, pengurus perpustakaan 2 orang, penjaga unit kesehatan sekolah 1 orang, tukang kebun 3 orang dan satpam 2 orang. Dari sejumlah guru, 83 % berstatus PNS dan sisanya 17 % berstatus honorer (GTT). Untuk karyawan hanya 25 % yang berstatus PNS dan sisanya
75 % pegawai tidak tetap (PTT).
Untuk data selengkapnya terlampir (Sumber: Dokumentasi, 19 Juli 2016). b. Data Peserta Didik Jumlah peserta didik di MTsN Susukan pada tahun pelajaran 2016/2017 sejumlah 925 siswa, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik Jumlah Siswa Jumlah No
Kelas
Kelas
L
P
Jumlah
1
VII
9
139
187
326
2
VIII
9
119
181
300
3
IX
9
143
156
299
27
401
524
925
Jumlah
(Dokumentasi, 19 Juli 2016).
7. Jumlah dan Kondisi Bangunan
1.
Tabel 3.2 Jumlah dan Kondisi Bangunan Jumlah Ruang Menurut Kondisi (Unit) Jenis Bangunan Rusak Rusak Baik Ringan Berat Ruang Kelas 27
2.
Ruang Kepala Madrasah
1
3.
Ruang Guru
1
4.
Ruang Tata Usaha
1
7.
Laboratorium Biologi
1
8.
Laboratorium Komputer
1
9.
Laboratorium Bahasa
1
10.
1
12.
Ruang Perpustakaan Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ruang Keterampilan
13.
Ruang Kesenian
1
14.
Toilet Guru
5
15.
10
18.
Toilet Siswa Ruang Bimbingan Konseling (BK) Gedung Serba Guna (Aula) Ruang OSIS
20.
Masjid/Musholla
1
21.
Gedung/Ruang Olahraga
1
25.
Pos Satpam
1
26.
Kantin
No.
11.
16. 17.
1 1
1 1 1
7 (Dokumentasi, 19 Juli 2016).
8. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di madrasah dan mendukung proses pembelajaran dan pendukung kegiatan lainnya di MTsN Susukan adalah sebagai berikut:
No. 1. 2. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
No.
Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran Jumlah Unit Menurut Kondisi Jenis Sarana Prasarana Baik Rusak Kursi Siswa 947 Meja Siswa 947 Kursi Guru dalam Kelas 27 Meja Guru dalam Kelas 27 Papan Tulis 27 Lemari dalam Kelas 27 Alat Peraga PAI 1 Alat Peraga Fisika 1 Alat Peraga Biologi 1 Bola Sepak 8 Bola Voli 6 Bola Basket 2 Meja Pingpong (Tenis 1 Meja) Lapangan 1 Sepakbola/Futsal Lapangan Bulutangkis 1 Lapangan Basket 1 Lapangan Bola Voli 2 (Dokumentasi, 19 Juli 2016).
3 4 8
Tabel 3.4 Daftar Sarana dan Prasarna Pendukung Kegiatan Lain Jumlah Sarpras Menurut Kondisi (Unit) Jenis Sarana Prasarana Baik Rusak
1.
Laptop
3
2.
Personal Komputer
61
3.
Printer
12
4.
Televisi
5
5.
Mesin Fotocopy
2
6.
Mesin Fax
1
7.
Mesin Scanner
2
8.
LCD Proyektor
28
1
12.
Meja Guru & Tenaga Kependidikan Kursi Guru & Tenaga Kependidikan Lemari Arsip
13.
Kotak Obat (P3K)
1
14.
Brankas
0
15.
Pengeras Suara
2
16.
Washtafel 4 Kendaraan Operasional 1 (Mobil) (Dokumentasi, 19 Juli 2016).
10. 11.
18.
70 70 21 1 1
9. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang digunakan sekolah untuk menampung bakat dan minat siswa agar lebih terarah pada hal yang lebih positif. Adapun ekstrakurikuler yang ada, antara lain: Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler
1.
Pramuka
Kamis
Siswa Yang Mengikuti 326
2.
Selasa
12
Sabtu
35
4.
MTQ/Tartil Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa PASKIBRAKA
Sabtu
24
6.
Marching Band
Jum’at
120
9.
Sepakbola / Futsal
Rabu
20
10.
Bola Basket
Senin
12
11.
Bulutangkis
Jum’at
48
12.
Pencak Silat
Sabtu
22
13.
Grup Band
Jum’at
15
14.
Seni Suara / Paduan Suara
Jum’at
30
No.
3.
Jenis Ekstrakurikuler
Hari
15.
Seni Musik / Alat Musik
Selasa
20
16.
Seni Tari Tradisional / Daerah
Rabu
16
17.
Karawitan
Sabtu
26
18.
English Club
Sabtu
90
19.
Rebbana
Selasa
27
20.
Volly
Selasa
21
21.
Catur
Jum’at (Dokumentasi, 19 Juli 2016).
8
10. Prestasi Siswa- siswi MTsN Susukan Tabel 3.6 Prestasi Siswa-siswi MTsN Susukan 2015/2016 NO NAMA KLS PRESTASI 1 AJANG AKSIOMA, TH 2015 1 M. Hadiyin 9 G Lari 100 m Putra Juara 1 2 Syfa Saela Wardah 9 B Lari 100 m Putri Juara 1 3 Fajar Anjani 9 H Lari 400 m putra juara 1 4 Sarah Aulia 8 I Lari 400 m putri juara 1 5 Wildan Arya Kusuma 9 H Bulutangkis Putra Juara 1 6 Arum Setyaningsih 9 I Bulutangkis Putri Juara 1 7 Fathunnajah Saadilah 9 D Bulutangkis Putra Juara 2 8 Nisrina Sukma W. 9 H Bulutangkis Putri Juara 2 9 Khotibul Umam 9 f Tenis Meja Putra Juara 1 10 Andi Setiyawan 8 e Tenis Meja Putra Juara 2 11 Fawwas Luay 8 A Singer Putra juara 1 12 M. Hanif Askuri 9 I Kali grafi putra juara 2 13 Rahmawati 9 B Kali grafi putri juara 1 14 M. Asfia 9 A Pidato B. Arab Putra juara 2 15 St. Masfufah 9 B Pidato B. Arab Putri juara 2 16 Nabila Azzahra 9 A MTQ putri Juara 1 17 Team MTsN Susukan Hadroh Putra juara 2 18 Team MTsN Susukan Hadroh Putri juara 1 2 KSM TH 2015 1 M. Agus Husein 9 A Mapel Biologi juara 1 2 M. Lutfi Ramadhan 9 A Mapel Fisika Juara 3 3 Munazihatul M. 9 A Mapel Biologi juara 3 3 PERCASI CUP KAB. SMG 1 Nastangini 9 A Percasi di Ambarawa juara3 2 Akmal Maulana Irfan Percasi di Ambarawa juara3
4
PERKEMAHAN KKM 1 1
MTsN Susukan
2
5
MTsN Susukan 3 MTsN Susukan 4 MTsN Susukan 5 MTsN Susukan POPDA KAB. SMG TH 2015 1 Khotibul Umam 9F 2 Sarah Aulia 8I 3 Adam Permana 9F 4 Marlistyo Deo Bayu 9F 5 Zusnia Galuh Wati 7G 6 Arya Wildan K. 9I 7 Radika Rachman S. 9E 9 10 11 12
6
7
M. Harun sayyid Risqy Bayu Saputra Alvi Rifatul Izza
9F 7E 9F
Tergiat Wide Game Putra Juara 1 Tergiat Wide Game Putri Juara 1 K3 Pertendaan Putra Juara1 K3 Pertendaan Putri Juara 2 Pentas Seni Juara 1 Tenis Meja Putra Juara 2 Lari 400 m Putri Juara 2 Lompat Tinggi Putra Juara2 Tolak Peluru Putra Juara 3 Pencak Silat Kls B Juara 1 Bulu Tangkis Putra Juara 1 Bulu Tangkis Putra Juara 2 Popda Pencak Silat kab. Smg Juara 3 Popda Pencak Silat kab. Smg Juara 2 Popda Pencak Silat kab. Smg Juara 3 Popda Pencak Silat kab. Smg Juara 3
8C Khami Asngad Team Bola Voly 13 MTsN Bola Volly Putri Juara 3 LOMBA DI SMA 1 SALATIGA 2016 1 Jiwo Raihan 9 H Adzan Juara 1 2 Emir Hasan 7 A Pidato B.Indonesia Juara 1 3 Azka Rikiy D. 7 A Tahfid Putri juara 2 4 Nabila Azzahra 9 A Tilawah Putri Juara 2 KSM TH 2016 1 Aulia Hanifah A 8 A Mapel Biologi juara 1 2 Cahaya Ningsih 8 A Mapel Biologi juara 2 3 Amalia Anisa D. 8 A Mapel Biologi juara 3 4 Lia Setyawati Mapel Fisika juara 1 5 Didik Kurniawan Mapel Fisika juara 2 6 Hilda Ainun N. 8 A Mapel Matematika juara 1 (Dokumentasi, 19 Juli 2016).
B. Temuan Penelitian Pendidikan karakter di MTsN Susukan telah dilaksanakan sebelum pemerintah mencanangkan pendidikan karakter. Seperti yang telah dikemukakan oleh Wakabid Kurikulum sebagai berikut: “Sebelum pemerintah mencanangkan sekolah sudah melaksanakan pendidikan karakter sejak lama. Akan tetapi sejak adanya pendidikan karakter lebih ditekankan dan realisasinya lebih nyata, karena mengingat pentingnya pendidikan karakter, terlebih dalam indikator religius, salah satu yang ingin kita bangun adalah fastabiqul khoirot” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK, pukul 10.30 WIB di ruang Guru). Kepala madrasah menambahkan tujuan pendidikan karakter siswa MTsN Susukan sebagai berikut: “Pendidikan karakter atau budi pekerti siswa- siswi MTsN Susukan bertujuan untuk mengukir akhlak melalui proses mengetahui, memahami kebaikan. Yang selanjutnya mencintai kebaikan, dan yang terakhir melakukan kebaikan, yang mana proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia dapat terukir menjadi kebiasaan yang melekat dan mengakar pada diri anak hingga dewasa” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Dibawah ini akan dijabarkan hasil penelitian mengenai manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan mulai dari proses perencanaan pendidikan karakter, pengorganisasian pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan karakter, evaluasi pendidikan karakter, dan faktor penghambat pendidikan karakter, serta faktor pendukung pendidikan karakter di MTsN Susukan
1. Perencanaan Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Terkait dengan proses perencanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan, Kepala Madrasah menuturkan: “Jadi diawali dari proses perencanaan kegiatan penanaman karakter atau budi pekerti itu kita tuangkan dalam RKM (Rencana Kerja Madrasah) di poin 16 kalau tidak salah itu kan ada penanaman budi pekerti yang luhur. Lalu kita menentukan tujuan pendidikan karakter seperti yang saya ungkapkan tadi. Lalu nilai karakter kita integrasikan ke seluruh mapel, kegiatan ekstrakurikuler, dan program- program madrasah ” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Sedangkan
Wakabid
Kurikulum
dan
Wakabid
Humas
menyampaikan pendapat yang hampir sama, sebagai berikut: “Kalau untuk perencanaan pendidikan karakter siswa di madrasah ini dimulai pada awal tahun ajaran baru bersamaan dengan mengevaluasi program pendidikan karakter. Selanjutnya dengan menginternalisasikan nilai- nilai karakter ke dalam ke dalam kegiatan pembelajaran ke seluruh mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dan program- program madrasah. Nilainilai karakter juga melekat dalam budaya madrasah. Contohnya saja kegiatan mushafakhah di gerbang, sholat dhuha, upacara, sholat dhuhur berjama’ah dan masih banyak lagi kegitan lainnya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK pukul 10.30 WIB di ruang guru) Dengan dimasukkan nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran, dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatankegiatan yang telah diprogramkan, baik itu di jam sekolah maupun di luar jam sekolah. Contohnya saja kegiatan upacara, salaman di gerbang, piket kelas, dan masih banyak lagi. Kalau di luar jam sekolah seperti kegitan baksos, santunan anak yatim, outbond dan masih banyak lagi kegiatan lainnya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan SB pukul 09.00 WIB di ruang tamu).
Senada dengan pendapat di atas,
BR selaku guru Aqidah
Akhlak menyampaikan: “Perencanaan pendidikan karakter kalau menurut saya dengan memasukkan nilai- nilai karakter ke dalam kegiatankegiatan dan program di madrasah. Contoh kecil saja, di sini setiap hari senin, selasa dan rabu siswa memakai pin yang bertuliskan Aku Cinta Rasulullah, dan hari kamis, jum’at, sabtu memakai pin Aku Cinta Al- Qur’an. Tujuannya, mencegah siswa dari perkataan atau perbuatan buruk. Jadi siswa akan malu kalau mau berkata atau berbuat buruk karena Rasulullah sebagai teladan dan Al- Qur’an mengajarkan kebaikan dan melarang kejahatan” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru). Lebih lanjut, guru BK UD menambahkan: “Sejak awal di programkan di setiap kegiatan masingmasing seperti: budaya sekolah, kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Sistemnya sama seperti pada kegiatan belajar mengajar (KBM). Setiap guru menyampaikan, mengamati, dan melaksanakan pendidikan karakter. Diharapkan dapat menanamkan dan dapat membentuk karakter siswa. Dan setiap ada kegiatan sekolah yang menyangkut siswa di sosialisasikan ke orang tua atau wali murid” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK). Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti menemukan salah satu contoh perencanaan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam program madrasah yaitu: Tabel 3.7 Program Tahfidz
NO
KE LAS
SMT
1
7
2
8
1 2 1
9
2 1
3
KEWAJIBAN HAFALAN JUZ' AMMA An-Naas s.d. Adl-Dhuha Al-Lail s.d. Al-Fajr Al-Ghosyiyah s.d. Al-Buruj
Al- QUR’AN Q.S. Yaasin Q.S. Al-Mulk Q.S. Ar-Rahman
Al-Insyiqoq s.d At-Takwir Abasa s.d An-Naba'
Q.S. Waqi'ah Q.S. As-Sajdah
Peneliti melihat secara langsung beberapa siswa yang setoran hafalan kepada guru pembimbingnya di ruang kelas 9 A sepulang sekolah (Sumber: Observasi, Jum’at, 22 Juli 2016 di MTsN Susukan pukul 11.30 WIB). 2. Pengorganisasian Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Dalam proses pengorganisasian pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan, HD selaku Kepala Madrasah menyampaikan: “Kita ada surat tugas (SK Kepala Madrasah). Jadi disini untuk penanaman karakter itu kalau bisa saya bagi ada dua yang bersifat ubudiyah dan amaliyah. Karna disini sekolah islami. Nah, disini semua guru mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai jabatannya masing- masing ” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Pendapat
yang
sama
juga
diungkapkan
oleh
Wakabid
Kurikulum dan guru BK: “Berdasarkan dari SK Kepala Madrasah, guru- guru yang ditunjuk oleh bu kepala untuk mengurusi program- program yang telah di rencanakan mengkoordinir atau mengkondisikan sesuai dengan tugasnya masing- masing. Contoh: kan ada guru piket seperti piket salaman di gerbang, piket sholat dhuhur, piket upacara, dan lain- lain” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK pukul 10.30 WIB , SB pukul 09.00 WIB di ruang tamu). “Begini ya mbak, pengorganisasian itu kan pembagian tugas oleh kepala madrasah kepada masing- masing anggota lembaga di MTsN Susukan ini. Nah, di sini sesuai dengan tugas dan fungsinya masing- masing bertanggung jawab menjalankan tugasnya sebaik mungkin untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Contoh saja dalam BK, setiap pagi piket di gerbang berjabat tangan dengan siswa sambil memeriksa kuku, rambut, seragam, sepatu dan lain- lain. Dan juga menangani siswa yang bermasalah dan tugas- tugas
lainnya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK). BR juga mengungkapkan: “Di sini kepala madrasah sebagai manajer membagi tugas kepada para guru dan karyawan menurut kemampuan dan sesuai dengan bidangnya masing- masing. Selain itu ibu kepala sangat semangat dalam memotivasi dan membimbing guru- guru serta siswa-siswi MTsN ini” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru). Sedangkan menurut Wakabid Humas terkait pengorganisasian pendidikan karakter sebagai berikut: “Kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum merencanakan dan kemudian menginstruksikan kepada seluruh steakholder MTsN Susukan untuk melaksanakan pendidikan karakter kepada peserta didik dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Contohnya dalam membentuk karakter religius ya, maka Wakabid Kurikulum dibantu oleh guru bidang pengajaran, bidang SDM, penanggung jawab kelas dan sebagainya menyusun dan mengatur jadwal seperti pembacaan asmaul husna dan surat- surat pendek, sholat dhuha,sholat dhuhur berjamaah, peringatan peringatan hari besar Islam, program tahfidz, dan lain sebagainya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan SB, pukul 09.00 WIB di ruang Tamu). Dalam proses pengorganisasian, peneliti mendapatkan salah satu contoh SK Kepala Madrasah terkait dengan pembagian penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler dan data tersebut terlampir.
3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupten Semarang Proses pelaksanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan, diperoleh dari beberapa keterangan narasumber sebagai berikut: HD menjelaskan: “Yang terkait dengan nilai- nilai karakter dilaksanakan secara integratif oleh semua guru, tidak hanya guru PAI atau PKn. Kalau pelaksanaan program harian otomatis kan penanaman karakter itu melekat pada aturan yang ditetapkan dalam tata tertib madrasah ya, mulai dari kehadiran siswa tepat waktu, berdo’a, pelaksanaan KBM, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas- tugas dikelas, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas- tugas dirumah. Yang migguan itu ada senam, kita ada jalan sehat, mujahadah dan sebagainya. Yang 1 bulan sekali ya incidental sesuai dengan penjadwalannya. Misal penanaman nilai karakter nasionalisme ada peringatan hari besar nasional seperti 17 agustus, hardiknas, hari anak nasional, pemuda dsbnya terus kalo yg untuk keagamaan ada isro’ mi’raj, maulid nabi, 1 muharram, idul adha dan sebagainya” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Sedangkan BR mengungkapkan: “Pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah ini diwujudkan dalam kegiatan sehari- hari siswa dan semua warga sekolah mulai dari pagi sampai sepulang sekolah dan juga ada yang ditambah jam pelajaran untuk kelas unggulan dan juga tambahan jam untuk ekstrakurikuler. Banyak sekali kegiatankegiatan yang dapat menanamkan kebiasaan- kebiasaan melakukan kebaikan sehingga melahirkan siswa- siswa yang berakhlakul karimah. Saya berharap,kita semua bisa mempertahankan ciri khas keislaman yang melekat di madrasah ini” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru). UD, selaku guru BK menuturkan secara singkat mengenai pelaksanaan pendidikan karakter sebagai berikut:
“Realisasinya dilaksanakan oleh semua warga madrasah dalam kegiatan- kegiatan yang telah di programkan sebelumnya. Nanti mbak bisa melihat atau mengamati kegiatan- kegiatan sehari- hari disini mulai dari pagi sampai sore. Semua kegiatan baik di jam maupun di luar jam pembelajaran tertanam nilainilai karakter yang diharapkan dapat melekat dalam diri siswa” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK). Kemudian Wakabid Humas juga menuturkan sebagaimana berikut: “Dalam pelaksanaan ini, madrasah mampu melaksanakan apa yang sudah direncanakan yaitu kegitan pembiasaan baik dalam kegiatan intra mapun ekstra kurikuler serta melalui program- program madrasah. Dalam kegiatan intra itu salah satunya seperti pembiasaan membaca asma’ul husna dan membaca Al- Qur’an untuk melatih siswa agar selalu terbiasa dengan bacaan- bacaan Al- Qur’an, mencintai dan mengamalkan apa yang telah diperintahkan dalam Al- Qur’an. Untuk kegiatan ekstrakurikuler baik dalam bidang keagamaan, olah raga, seni, maupun kepramukaan, kesemuanya mengandung nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa. Contohnya saja dalam pramuka yang nantinya juga ada kemah- kemah atau persami, itu tujuannya untuk membentuk siswa yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya dan juga berjiwa pancasila dan lainlain” Keterangan hampir sama diutarakan NK : “Pelaksanaanya itu melekat dalam semua kegiatan dan program- program madrasah.Ada kegiatan rutin atau pembiasaan antara lain kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, membaca asmaul husna dan Al- Qur’an, piket kelas, shalat berjamaah, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam dan salaman apabila bertemu guru dan teman dan lain- lain. Ada juga kegiatan spontan, contohnya mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana. Dengan keteladanan juga, contoh kegiatan ini misalnya guru menjadi contoh pribadi yang bersih, rapi, ramah, dan supel. Kegiatan menata lingkungan fisik misalnya adalah mengkondisikan toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata- kata bijak yang
dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas. Oh ya ada lagi mbak, kegiatan mingguan, seperti upacara hari Senin, infaq di hari Jum’at dan juga Friday Student Performent (Yaasiin, dzikir, tahlil, kultum, do’a, sholat dhuha, sholawat Nabi), untuk hari Sabtu minggu pertama itu ada perwalian, Sabtu ke- 2 ada jalan sehat, Sabtu ke-3 bersih- bersih kelas dan seluruh lingkungan madrasah, Sabtu ke-4 senam bersama. Kegiatan bulanan juga ada mujahadah bersama. Kalau kegiatan tahunan juga ada seperti sholat Idul Adha bersama, qurban, zakat fitrah, tahtimul Qur’an dalam program sukses UN, tahtimul Qur’an peringatan Harlah MTsN Susukan yang mengundang tahfidzul Qur’an dari luar dan peringatan hari- hari besar lainnya. Di madrasah ini tahun ini juga mulai dibiasakan program 3 bahasa, yaitu setiap senin selasa berbahasa Arab, untuk rabu kamis bahasa Jawa atau boso kromo dan jum’at sabtu bahasa Inggris dan setiap siswa dibekali buku panduan 3 bahasa yang di dalamnya sudah komplit berisi kosa kata 3 bahasa tersebut. Tetapi program 3 bahasa ini masih sebatas latihan. Tahun ini juga dicanangkan bina program, dimana para siswa yang lemah dalam mapel tertentu diberi tambahan jam oleh guru tertentu yang telah ditunjuk untuk mengkoordinir kelas bina program tersebut” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK pukul 10.30 WIB di ruang Guru). Dari hasil pengamatan peneliti pada hari Kamis, 21 Juli 2016 dari pukul 06.30 - 13.00 WIB terlihat bahwa: Pukul 06.30 WIB guru-guru sudah berdiri di gerbang MTsN Susukan menyambut dan menyalami siswa yang berangkat ke madrasah. Ada tiga guru BK yang memeriksa siswa- siswi mulai dari rambut, kuku, dan kerapian seragam. Waktu itu ada siswa yang kukunya panjang disuruh memotong kukunya di depan gerbang baru boleh masuk. Siswa- siswi berangkat ke madrasah ada yang naik sepeda motor dan dititipkan di tempat parkir dekat madrasah, naik bus, jalan kaki, ada yang diantar orang tuanya, dan ada juga yang naik mobil antar jemput yang disediakan oleh madrasah. Setelah masuk madrasah, ada yang bercakap- cakap dengan teman, ada yang piket di kelas, bahkan ada yang membaca- baca buku di kelas menunggu bel masuk. Sebelum pembelajaran dimulai, pukul 07.00 WIB siswa dan guru masing-masing kelas membaca asmaul husna dan Al- Qur’an juz 30 selama 15 menit. Ketika istirahat pukul 09.55, peneliti juga melihat guru fiqih dan siswa- siswi yang sedang wudhu di mushola dan melaksanakan sholat dhuha. Pada pukul 12.10 siswa- siswi berbondong- bondong ke gedung aula. Ada yang wudhu di halaman madrasah. Ada juga yang
wudhu di belakang aula. Peneliti juga melihat salah satu guru yang lari kesana kemari memperingatkan siswa untuk segera wudhu dan sholat dan menegur beberapa siswa yang duduk- duduk di depan kelas. 4. Evaluasi
Pendidikan
Karakter
Siswa
di
MTsN
Susukan
Kabupaten Semarang Penjelasan terkait evaluasi diungkapkan HD bahwa: “Evaluasinya dilaksanakan dalam bentuk jurnal. Jadi nanti setiap saat . Misalnya ya saya pas jalan- jalan ada anak yang tidak tertib , bajunya tidak di masukkan. Saat itu juga, saya menemukan langsung saya mencatat namanya siapa.nanti yang dilanggar dalam poin yang mana,berarti kan itu tidak disiplin ya, dikolom disiplin kita centang 1. Nanti di akhir taun itu dijumlah. Sekarang kan modelnya tidak dirata-rata tapi pakai modus (mana yang sering muncul) , kalau yang sering muncul baik maka ya baik kalau tidak ada catatan pelanggaran jadi ya sangat baik.Yang di catat kan hanya ketika ada pelanggaran saja” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Sedangkan guru BK menuturkan: “Evaluasi pendidikan karakter di madrasah ini dilakukan dengan cara pengamatan perubahan tingkah laku anak, laporan pengamatan perilaku karakter peserta didik, dan penilaian lewat penskoran” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD pukul 11.45 WIB di ruang BK). Hal yang sama diungkapkan Wakabid Humas: “Prosedur evaluasi pendidikan karakter dilakukan dengan menganalisa program kegiatan dengan pelaksanaan, melihat sikap dan tingkah laku siswa, dengan lembar evaluasi, dan pengamatan sikap” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan SB, pukul 09.00 WIB di ruang Tamu) Teknik penilaian pendidikan karakter dengan cara pengamatan keseharian peserta didik dan menggunakan jenis penilaian non tes. Sebagaimana diungkapkan BR: “Penilaian yang saya lakukan melalui mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena penilaian karakter peserta didik tidak
bisa diukur dengan angka maka teknik penilaiannya menggunakan non tes atau dengan pengamatan” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru). Menurut NK, penilaian karakter peserta didik dapat berpengaruh terhadap hasil akademik peserta didik sebagaimana hasil wawancara berikut: “Kalau dibidang akademiknya, nanti juga nyambung ke karakter, akademiknya itu tiap tri wulan ada evaluasi lewat rapat dinas. Kalau dari karakter evaluasinya salah satunya di akhir semester, nanti yang diberi tugas di tanya oleh kepala madrasah, bagaimana programmu?bagaimana pencapaianmu?laporanmu bagaimana gitu. Jadi lewat evaluasi pencapain program. Ini bisa langsung dipanggil oleh kepala madrasah atau bisa juga lewat rapat dinas. Guru wajib mengadakan penilaian dan ada format penilaian yang nantinya akan disampaikan kepada kepala madrasah dan kemudian penilaiannya akan digabungkan dengan nilai akademis. Meskipun nilai akademisnya bagus tapi tingkah lakunya buruk, maka bisa jadi pertimbangan madrasah. Tapi, alhamdulilah tidak ada kasus yang seperti itu” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK, pukul 10.30 WIB di ruang Guru). Dalam proses evaluasi, terdapat buku skor pelanggaran tata tertib siswa dan data terlampir (Sumber: Dokumentasi, Rabu, 27 Juli 2016). 5. Faktor Pendukung Penerapan Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Menurut NK, faktor yang mendukung penerapan pendidikan karakter, yaitu: “Dari segi kebijakan pemerintah, sumberdaya manusia (SDM), sarana dan prasarana atau fasilitas madrasah yang lengkap. Semuanya mendukung pelaksanaan pendidikan karakter di MTsN Susukan ini. Contoh: Disini ada gedung
serbaguna/ disebut meeting hall yang dapat menampung sekitar 1000 orang yang mendukung pelaksaanaan berbagai macam kegiatan di madrasah ” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK, pukul 10.30 WIB di ruang Guru). Hal senada diungkapkan beberapa narasumber sebagai berikut: “Ada banyak ya, seperti lokasi yang strategis dan sangat kondusif sehingga tercipta suasana belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Sarana prasarananya juga sudah komplit” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru). “Banyak banget mbak, di sini madrasahnya bagus, sejuk, fasilitasnya juga lengkap, guru- gurunya baik dan sangat menyenangkan” (Sumber: Wawancara, Jum’at, 29 Juli 2016 dengan AS, pukul 11.00 di perpustakaan). Sedangkan menurut HD selaku Kepala Madrasah menjelaskan bahwa: “Pendukung pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah ini sangat lah banyak, beberapa diantaranya antara lain: kegiatan yang sudah terprogram, bapak/ ibu guru sudah mulai melaksanakan, sosialisasi dan dukungan dari semua warga sekolah, dari orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Lebih lanjut, Wakabid Humas menambahkan: “Prinsip kebersamaan dan kekeluargaan yang terus dijaga, kondisi lingkungan yang tidak pernah sepi dengan kegiatan- kegiatan keagamaan” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan SB, pukul 09.00 WIB di ruang Tamu). UD juga mengungkapkan: “Kerjasama yang sangat baik antara semua pihak di madrasah ini sangat mendukung penerapan pendidikan karakter. Misal dalam pembuatan tata tertib madrasah yang tegas dan
konsisten terhadap setiap perilaku yang melanggar tata tertib ” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD pukul 11.45 WIB di ruang BK). Hasil pengamatan peneliti pada hari Kamis 21 Juli 2016 pukul 06.30- selesai terlihat bahwa: Letak madrasah di pinggir jalan raya dan dikelilingi sawahsawah yang hijau, di lingkungan madrasah terdapat poster- poster dan slogan- slogan yang disusun unik di pohon-pohon dan dindingdinding madrasah. Madrasah juga dikelilingi pohon- pohon buah dan tanaman bunga yang berjajar rapi di sekitar madrasah. Ada 9 kelas unggulan yang berkarpet dan ada rak sepatu di depan masing- masing kelas. Terdapat juga perpustakaan yang di dalamnya lengkap dengan buku- buku yang tertata rapi dan tempat membaca yang luas Semua kelas sudah ada LCD proyektor, terdapat 61 komputer di laboratorium dengan fasilitas internet, adanya audio dan headset di laboratorium bahasa. Terdapat juga lapangan untuk sepak bola/ futsal dan volly yang luas di halaman madrasah. Adanya gedung serbaguna yang cukup besar, ada juga mushola yang biasa digunakan untuk beribadah sholat oleh siswa- siswi, guru, karyawan ataupun masyarakat di sekitar madrasah. Ada juga koperasi, terdapat 7 kantin di madrasah, ada kantin kejujuran, UKS yang lengkap fasilitasnya. Dan yang tidak kalah penting, semua guru- guru dan karyawan serta siswa- siswi yang ramah- ramah dan murah senyum yang memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di MTsN Susukan. 6. Faktor Penghambat Penerapan Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Hambatan yang dialami madrasah beragam, diantaranya menurut Kepala Madrasah berikut ini: “Sebenarnya kan tanggung jawab pendidikan karakter itu kan ada pada pemerintah, ada pada sekolah dan ada juga pada orang tua. Disini itu yang berat justru lingkungan, kita sudah mengkondisikan dengan baik di sekolah namun kita sangat sulit mengevaluasi ketika siswa sudah pulang ke rumah. Apakah orang tua ikut berperan atau tidak dalam pendidikan karakter ini. Karena itu mulai tahun ini, untuk menjembatani programnya sekolah dengan orang tua maka kami ada program
yang namanya parenting. Orang tua di undang kesini, saya mengundang psikolog, nanti psikolog menyampaikan programprogramnya, kendala- kendala yang ada disini, hal- hal yang terjadi disini. Itu tiap tahun sekali. Sehingga pelaksanaan penanaman karakter/ budi pekerti bisa komprehensif gitu lho antara madrasah, orang tua dan lingkungan. Tetapi karna terbatasnya dana maka program ini hanya dilaksanakan 1 tahun sekali” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah). Pendapat lain disampaikan oleh Wakabid Kuriulum: “Ada beberapa guru yang kadang- kadang kurang peduli berkaitan dengan program- program yang dicanangkan di madrasah. Contoh kecil sajalah, gampangane ketika pembiasaan jamaah sholat dhuhur itu yang bergerak baru koordinator bidang keagamaan dan guru- guru yang mau peduli, dadi durung kabeh bareng- bareng gitu” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK, pukul 10.30 WIB di ruang Guru). Sedangkan menurut SB: “Kurangnya kerjasama orang tua siswa dengan kebijakan madrasah. Contohnya saja, sepatu disuruh hitam malah membelikan warna lain, contoh lagi anak minta uang untuk mengecilkan celana atau istilahnya celana pensil malah diberi. Tapi ya hanya sedikit ditemukan hal demikian” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan SB, pukul 09.00 WIB di ruang Tamu). Hal senada diungkapkan oleh guru BK: “Pengaruh media juga bisa, keberagaman perilaku atau pribadi siswa, dan lingkungan siswa yang kurang baik. Ada juga beberapa siswa yang bandel dan nakal yang akhirnya harus diberi sanksi. Tetapi dari madrasah tidak pernah main fisik dalam memberi sanksi. Contoh saja jika ada siswa yang melanggar tata tertib, dia dihukum memakai rompi pelanggaran yang bertuliskan “PELANGGAR TATA TERTIB” dari mulai masuk kelas sampai pulang sekolah. Kami menyediakan 15 rompi pelanggaran” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK).
Menurut BR, faktor penghambat pendidikan karakter adalah: “Tidak mudah membimbing peserta didik untuk memiliki karakter yang diharapkan. Karena karakter peserta didik kan berbeda-beda dan keterbatasan guru dalam mengamati karakter peserta didik” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru). Siswa MTsN Susukan juga mengungkapkan faktor yang menghambat pendidikan karakter siswa sebagai berikut: “Ada beberapa siswa laki- laki yang nakal dan susah diatur mbak. Seperti waktu sholat dhuhur berjamaah ada yang gojek sendiri atau tidak memakai peci. Nanti mereka dihukum untuk menggulung tikar” (Sumber: Wawancara, Jum’at, 29 Juli 2016 dengan AS, pukul 11.00 di perpustakaan).
BAB IV PEMBAHASAN
A. Manajemen
Pendidikan
Karakter
Siswa
di
MTsN
Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan peneliti di MTsN Susukan Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa fungsi manajemen pendidikan karakter siswa terbagi menjadi 4 bagian. Untuk mempermudah laporan, analisa manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan digambarkan sebagai berikut: MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN
PERENCANAAN
- Penentuan Tujuan - Menyusun Program/ Kegiatan - Pengintegrasian Nilai- Nilai Karakter
PENGORGANISASIAN
- Kegiatan/ Program Madrasah - Jadwal Kegiatan - Penanggung Jawab
PELAKSANAAN
- Pengamalan (Kegiatan Harian, Mingguan, Bulanan, Insidental, Kegiatan Pembelajaran,Program Madrasah, Ekstrakurikuler) - Metode (Pembiasaan,Keteladanan, Spontanitas, Pengkondisian, Reward and Punishment )
FAKTOR PENDUKUNG - Dukungan pemerintah, sumberdaya manusia (SDM) yang memadai, sarana dan prasarana atau fasilitas madrasah yang lengkap. - Kegiatan yang sudah terprogram. - Rasa kekeluargaan yang tinggi. - Dukungan dari semua warga sekolah, dari
orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar.
PENILAIAN
- Tertulis (Jurnal, Penskoran, Raport) - Non Tulis (Pengamatan Perilaku Siswa)
FAKTOR PENGHAMBAT
- Terbatasnya kontrol dari madrasah setelah siswa pulang sekolah. - Pengaruh media. - Kurangnya kepedulian beberapa guru. - Keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang susah diatur. - Lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang baik.
1. Perencanaan Perencanaan
merupakan
keseluruhan
proses
pemikiran
penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Adanya perencanaan merupakan hal yang harus ada dalam setiap kegiatan, perencanaan dituangkan dalam konsep yang jelas. Bentuk perencanaan pendidikan karakter yang dilakukan baik dalam bentuk kegiatan pembelajaran maupun kegiatan luar sekolah seperti budaya sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler dengan memasukkan atau pengintegrasian nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Doni Koesoema (2012: 76) bahwa, pendidikan karakter juga mesti secara sengaja direncanakan, ada semacam niat, kehendak, dan kemauan untuk secara sengaja mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. Tanpa adanya niat atau keinginan, pendidikan karakter akan bersifat marjinal dalam kinerja sebuah sekolah. Setiap
program
yang
akan
berlangsung,
membutuhkan
perencanaan yang matang. Tak terkecuali pendidikan karakter. Proses perencanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan dilakukan melalui : a. Penentuan Tujuan Perencanaan paling awal dalam pendidikan karakter adalah penentuan
tujuan.
Pendidikan
karakter
menurut
Lickona
mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan
(knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good) dan melakukan kebaikan (doing the good) (Zuchdi, 2011: 470). Sesuai teori tersebut, pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan mempunyai tujuan seperti yang dikemukakan oleh kepala madrasah yaitu untuk mengukir akhlak siswa melalui proses mengetahui, memahami kebaikan, mencintai kebaikan, dan yang terakhir melakukan kebaikan, yang mana proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia dapat terukir menjadi kebiasaan yang melekat dan mengakar pada diri siswa hingga mereka dewasa dan dapat mengimplementasikan nilai- nilai karakter dalam kehidupan sehari- hari baik itu di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat. Tujuan tersebut selaras dengan yang dikatakan oleh Wiyani (2013: 70) yaitu tujuan pendidikan karakter adalah menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama.
b. Penyusunan Program/ Kegiatan Berdasarkan Rencana Kerja Madrasah (RKM) pada poin ke 16, yaitu penanaman budi pekerti yang luhur (karakter) maka madrasah menyusun program- program atau kegiatan- kegiatan yang terkait dengan penanaman dan pembentukan karakter siswa. Mulai dari program harian, mingguan, bulanan, dan juga tahunan. Kegiatan- kegiatan tersebut dirancang sejak awal tahun pelajaran dan masuk dalam kalender akademik. Program- program atau kegiatan memang sebaiknya direncanakan dengan baik untuk mempermudah pelaksanaan pendidikan karakter siswa. c. Pengintegrasian Menggantungkan pembentukan karakter siswa hanya melalui mata pelajaran Agama dan PKn saja tidak cukup. Pengembangan dan pembentukan karakter peserta didik perlu melibatkan semua mata pelajaran. Selain itu, kegiatan pembinaan kesiswaan dan pengelolaan
sekolah
setiap
harinya
perlu
dirancang
dan
dilaksanakan untuk mendukung pendidikan karakter (Damayanti, 2014: 84). Selaras dengan hal tersebut, perencanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan juga dirancang dengan mengintegrasikan nilai- nilai karakter ke dalam semua mata pelajaran, ke dalam kegiatan- kegiatan yang diprogramkan dan juga ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga nilai- nilai karakter dapat membudaya di
madrasah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agus Wibowo (2012: 94) bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya sekolah melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik, guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah. 2. Pengorganisasian Pendidikan Karakter Siswa Pengorgansasian diartikan oleh Sagala (Samino, 2010: 107) sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Begitu juga dalam pendidikan karakter, tanpa adanya pengorganisasian, kegiatan tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dari beberapa keterangan narasumber diperoleh hasil bahwa proses pengorganisasian pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan dari kepala madrasah kepada seluruh stakeholder MTsN Susukan. Jadi masing- masing guru atau karyawan diberi tugas sesuai dengan bidangnya dan bertanggung jawab mengkoordinir atau mengkondisikan sesuai dengan tugasnya masing- masing. Prinsip utamanya ialah menempatkan orang yang tepat pada tempatnya dan jabatan atau pekerjaannya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari skema pengorganisasian berikut ini : KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
PENANGGUNG JAWAB
Dalam proses pengorganisasian Kepala Madrasah sebagai manajer tidak hanya membagi tugas- tugas kepada bawahannya, akan tetapi juga mengarahkan dan memotivasi semua stakeholder madrasah dan juga siswa- siswi di madrasah agar tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai. Kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (Samino, 2010: 115) bahwa pengarahan atau penggerakan sangat penting untuk membuat semua anggota organisasi mau bekerja sama dan bekerja ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha- usaha pengorganisasian. Kepala madrasah sebagai manajer dan pemimpin madrasah harus mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang sebaik- baiknya, sehingga terbentuk kekompakan dan bersatu bekerja untuk kesuksesan program- program madrasah. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga akan memiliki nilai (Wiyani, 2012: 56). Dalam pelaksanaan pendidikan karakter merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter. Penerapan pendidikan karakter di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Pertama,
mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran. Kedua, mengintegrasikan pendidikan karakter
kedalam
mengintegrasikan
kegiatan pendidikan
sehari-hari karakter
di
sekolah.
kedalam
kegiatan
Ketiga, yang
diprogramkan atau direncanakan. Keempat, membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik (Wiyani, 2012: 32). Selaras dengan pendapat di atas, proses pelaksanaan pendidikan karakter siswa MTsN Susukan dibagi menjadi 2, yaitu: a. Pengamalan 1) Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Pembelajaran Dilihat dari penjabaran mengenai nilai-nilai karakter yang sering ditanamkan guru dalam pembelajaran, di MTsN Susukan telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter kedalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait dengan penanaman nilainilai karakter yang ditanamkan guru. Adapun nilai-nilai karakter yang sering ditanamkan guru dalam kegiatan pembelajaran
diantaranya religus,
jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, rasa ingin tahu, komunikatif, dan tangggung jawab. Nilai karakter yang ditanamkan guru merupakan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak menanamkan keseluruhan nilai-nilai
karakter dan budaya bangsa sesuai pedoman. Karena nilai karakter yang ditanamkan disesuaikan dengan kegiatan dan materi pembelajaran. 2) Pelaksanaan
Pendidikan
Karakter
di
Luar
Kegiatan
Pembelajaran Pendidikan Karakter di Luar Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan melalui : a) Kegiatan Harian : (1) Mushafakhah : kegiatan berjabat tangan dengan guruguru di gerbang ketika siswa berangkat sekolah dan juga pemeriksaan ketertiban dan kelengkapan atribut siswa. (Disiplin, Tanggung Jawab). (2) Shalat Dhuha: dilaksanakan oleh siswa dan guru pada istirahat pertama. Pelaksanaannya bergilir tiap kelas. (Religius). (3) Shalat Dhuhur Berjama’ah: dilaksanakan oleh seluruh warga MTsN Susukan di gedung aula madrasah. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawab, Cinta Damai, Toleransi). (4) Shalat Ashar Berjama’ah : dilaksanakan oleh guru dan siswa- siswi unggulan dan siswa- siswa yang mengikuti jam tambahan. Tetapi bersifat tidak wajib.(Religius, Disiplin).
b) Kegiatan Mingguan (1) Upacara Hari Senin: dilaksanakan seluruh warga madrasah di halaman madrasah. Petugas upacara bergilir kelas tiap minggunya. (Disiplin, Tanggung Jawab, Semangat Kebangsaan & Nasionalisme, Cinta Tanah Air). (2) Friday Student Performance : dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 06.30- 07.30 WIB oleh seluruh warga madrasah di halaman madrasah. Setiap kelas ditunjuk 6 siswa untuk bertugas dalam kegiatan ini. Kegiatannya membaca Al- Fatihah dan Q.S Yaasin, Tahlil, Do’a, Kultum, Sholat Dhuha, Shalawat bersama. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawab, Cinta Damai, Komunikatif, Kreatif). (3) Infaq Jum’at: dilaksanakan oleh petugas OSIS dengan membawa kotak infaq dan keliling kelas. Guru- guru pun juga memberikan uang infaq. Besarnya infaq tidak dibatasi. Jadi seikhlasnya. Dana infaq digunakan untuk membeli alat- alat ibadah, seperti tikar, Al- Qur’an, speaker, mic dan keperluan lainnya. (Religius, Mandiri). c) Kegiatan Bulanan (1) Sabtu Perwalian: dilaksanakan pada Sabtu minggu pertama. Wali kelas memasuki kelas yang dibimbingnya
masing- masing. Wali kelas dan siswa musyawarah terkait keadaan siswa dan kelas serta masalah- masalah seputar kelasnya. (Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab, Kreatif). (2) Sabtu Sehat: dilaksanakan pada Sabtu minggu kedua. Seluruh warga madrasah melaksanakan kegiatan jalan sehat keliling- keliling di sekitar lingkungan madrasah. Setelah selesai di madrasah sudah disiapkan susu segar nasional. (Cinta Damai,Disiplin). (3) Sabtu Bersih: ilaksanakan pada Sabtu minggu ketiga. Seluruh warga madrasah membersihkan kelas, toilet, halaman, dan lingkungan madrasah. (Religius, Disiplin, Peduli Lingkungan, Tanggung Jawab). (4) Senam: dilaksanakan pada Sabtu minggu keempat. Seluruh warga madrasah melakukan senam di halaman madrasah. Peraga senam adalah siswa dan bergilir tiap kelas.
Setelah
senam
biasanya
siswa
laki-
laki
dikumpulkan untuk operasi rambut. (Disiplin, Cinta Damai). d) Kegiatan Incidental (1) Mujahadah: dilaksanakan pada hari- hari tertentu dan pemberitahuan diumumkan secara menyusul. Untuk
mujahadah bersama orang tua dilaksanakan menjelang UN dan orang tua diberi surat pemberitahuan. (Religius). (2) Upacara Peringatan Hari Besar Nasional: Upacara yang dilaksanakan seperti upacara Hardiknas, Hari Guru, Hari Anak Nasional, Hari Kemerdekaan, dan lain- lain. (Disiplin, Semangat Kebangsaan & Nasionalisme, Cinta Tanah Air, Cinta Damai). (3) Peringatan Hari Besar Keagamaan: Kegiatan- kegiatan seperti Isra’ Mi’raj, Qurban, Maulid Nabi, dan lain- lain. (Religius, Toleransi, Peduli Sosial). e) Kegiatan Ekstrakurikuler: pengembangan bakat minat siswa juga dapat membentuk karakter siswa, diantaranya sebagai berikut:
No.
Jenis Ekstrakurikuler
1.
Pramuka
2.
MTQ/Tartil Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
3.
Nilai Karakter Cinta Damai, Disiplin, Toleransi, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri Religius Disiplin, Tanggung Jawab Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air Kreatif, Semangat Kebangsaan Kerja Keras
4.
PASKIBRAKA
6.
Marching Band
9.
Sepakbola / Futsal
10.
Bola Basket
Kerja Keras
11.
Bulutangkis
Kerja Keras, Mandiri
12.
Pencak Silat
Kerja Keras
13.
Grup Band
Kreatif
14.
Seni Suara / Paduan Suara
15.
17.
Seni Musik / Alat Musik Seni Tari Tradisional / Daerah Karawitan
18.
English Club
19.
Rebbana
20.
Volly
Kerja Keras
21.
Catur
Kerja Keras, Kreatif
16.
Cinta Damai Kreatif Kreatif, Cinta Tanah Air Kreatif Komunikatif Religius, Kreatif
3) Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Program Madrasah a) Program Tahfidz: untuk syarat mengambil raport siswa, maka siswa harus : (1) Kelas 7 : hafal Q.S An- Nas- Ad- Dhuha (2) Kelas 8 : hafal Q.S Al- Lail- At- Takwir (3) Kelas 9 : hafal Q.S Abasa- An- Naba (Religius, Tanggung Jawab, Kerja Keras) b) Program
3
Bahasa
(Komunikatif,
Kreatif,
Gemar
Membaca,Rasa Ingin Tahu) (1) Senin- Selasa : Berbahasa Arab (2) Rabu- Kamis : Berbahasa Inggris (3) Jum’at- Sabtu : Berbahasa Jawa (kromo). c) Program memakai PIN (Religius, Tanggung Jawab, Jujur) (1) Senin sampai Rabu : ”AKU CINTA RASULULLAH” (2) Kamis sampai Sabtu : “ AKU CINTA AL- QUR’AN”
d) Program Rompi Pelanggaran (Disiplin) Bagi siswa yang melanggar tata tertib madrasah maka mulai dari masuk sampai pulang sekolah harus memakai rompi pelanggaran dari guru BK. e) Progam Unggulan (Religius, Disiplin, Menghargai Prestasi) (1) Kelas A : Unggulan Sience ( tambahan jam mapel INDOMIPA). (2) Kelas B : Unggulan Religion (tambahan jam mapel keagamaan). (3) Kelas C : Unggulan Atlit (tambahan jam untuk pengembangan bakat yang dimiliki siswa). f) Program Kantin Kejujuran (Religius, Jujur, Tanggung Jawab) Pelaksanaannya dikelola oleh anggota OSIS di madrasah dibantu oleh pengurus Koperasi madrasah. b. Metode Pelaksanaan Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2011: 15) menyatakan bahwa pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar yang dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, meliputi: kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan
MTsN Susukan dalam mengembangkan kegiatan pengembangan diri dan budaya sekolah. 1) Pembiasaan Rutin Karakter yang sesuai dengan nilai- nilai budaya bangsa tidak akan terbentuk dengan tiba- tiba tetapi perlu melaui proses dan pentahapan yang kontinyu. Oleh karena itu, perlu adanya pembiasaan perwujudan nilai- nilai dalam kehidupan seharihari (Damayanti, 2014: 63). Begitu juga dengan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan juga dilaksanakan secara rutin agar nilai- nilai karakter melekat dalam diri siswa. Pembiasaan rutin di madrasah ini meliputi mushafakhah di gerbang, membaca asmaul husna dan Al- Qur’an, shalat dhuha, shalat dhuhur berjamaah, dan senyum sapa salam. 2) Keteladanan Aktualisasi nilai- nilai yang telah ditanamkan pada siswa perlu didukung oleh lingkungan yang memberikan keteladanan (Damayanti, 2014: 62). Dalam hal ini, guru sebagai pemimpin (pendidik) harus memberikan teladan atau contoh yang baik bagi siswanya baik itu dalam bertutur kata, berbuat maupun berpenampilan.
Dalam Al- Qur’an Surat Al- Ahzab ayat 21 Allah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah Swt dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Selaras
dengan
hal
tersebut,
guru
dan
tenaga
kependidikan di MTsN Susukan telah menerapkan keteladanan bagi siswa, seperti berpakaian rapi, bersikap ramah (senyum, sapa, salam), rajin membaca, berbahasa yang baik, memuji kebaikan dan keberhasilan siswa, mengikuti sholat dhuha dan shalat dhuhur berjamaah dan kegiatan- kegiatan lainnya. Tujuannya agar peserta didik mudah dalam menerima dan meniru perilaku yang baik yang dilakukan guru sehingga lama-kelamaan karakter dapat terbentuk dengan sendirinya. Hal itu sesuai dengan pendapat Wibowo (2012: 89) Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku atau bersikap sesuai dengan nilai-nilai karakter maka guru dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang
pertama dan utama memberikan contoh perilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu. 3) Spontanitas Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain di MTsN Susukan yang mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu juga guru melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik tersebut. Contoh kegiatan tersebut adalah: membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, melakukan bullying, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh dan sebagainya. Ada juga kegiatan spontan lain yang dilaksanakan di MTsN Susukan. Misalnya mengunjungi teman yang sedang terkena musibah sakit ataupun keluarganya yang meninggal, baksos ketika ada bencana alam, dan lain- lain. Kegiatan ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap sesamanya.
4) Pengkondisian Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
pendidikan
karakter.
Untuk
mendukung
keterlaksanaan pendidikan karakter siswa maka sekolah harus
dikondisikan sebagai pendukung kegiatan tersebut. Sekolah harus mencerminkan kehidupan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang diinginkan. Selaras dengan hal tersebut, semua warga MTsN Susukan telah berusaha mengkondisikan madrasah dengan baik. Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan disendirikan antara sampah organik dan anorganik, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur, slogan- slogan di pohonpohon dan juga dinding- dinding serta lingkungan madrasah, dan lain sebagainya.
5) Reward and Punishment Metode pemberian ganjaran, yaitu cara yang dilakukan dengan memberikan ganjaran atau hadiah atas perilaku baik maupun keberhasilan belajar peserta didik sebagai pendorong dan motivasi belajar (Arief, 2002:127). Sedangkan metode pemberian hukuman, adalah metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman atas perilaku tidak baik atau kesalahan peserta didik (Arief, 2002:131). Sesuai hal tersebut, pihak madrasah juga melaksanakan metode tersebut dalam membentuk karakter siswa. Hal itu dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya pemberian hadiah berupa barang atau uang kepada siswa yang mendapat peringkat 1 sampai 3 pada masing- masing kelas, pemberian hadiah terhadap pemenang lomba- lomba, untuk yang melanggar tata tertib
memakai rompi pelanggaran, membersihkan WC, pencatatan skor pelanggaran, dan lain- lain.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa budaya madrasah dan kegiatan sekolah serta program- program yang dilaksanakan oleh MTsN Susukan sangat berkaitan erat dengan penanaman nilai-nilai karakter yang dapat membentuk karakter siswa. Melalui
pembiasaan rutin, keteladanan, kegiatan spontan,
pengkondisian, dan pemberian ganjaran serta hukuman di madrasah maka akan terbentuk karakter yang kuat yang melekat dalam diri siswa sebagai bekal untuk melanjutkan kehidupan setelah lulus baik itu di sekolah maupun di lingkungan rumah dan masyarakat. 4. Evaluasi Pendidikan Karakter Siswa Evaluasi
pelaksanaan
pendidikan
karakter
membutuhkan
penilaian khusus, penilaian ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang dicapai, sehingga nantinya digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Dharma Kesuma, dkk (2012: 138) menyatakan bahwa, evaluasi merupakan upaya untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan alat (instrumen) tertentu dan membandingkan hasilnya dengan standar tertentu untuk memperoleh kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara dapat terlihat bahwa evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan dilakukan dengan mengadakan penilaian melalui format penilaian atau catatan lembar evaluasi (buku jurnal), pengamatan perilaku dan sikap peserta didik dan juga penskoran yang terdapat dalam buku tata tertib siswa. Sesuai yang disampaikan oleh Kepala Madrasah bahwa penilaian pendidikan karakter, sistemnya pakai modus (mana yang sering muncul) , kalau yang sering muncul baik maka ya baik kalau tidak ada catatan pelanggaran jadi ya sangat baik. Dan jika ada pelanggaran maka perilaku siswa dinyatakan dalam kategori cukup. Dan kalau pelanggarannya sangat berat maka terpaksa siswa harus dikembalikan kepada orang tua. B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Manajemen
Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan/ implementasi manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan meliputi faktor pendukung dan penghambat terhadap jalannya manajemen pendidikan karakter siswa. Faktorfaktor
tersebut dapat berasal dari berbagai segi, baik guru, siswa- siswi,
fasilitas, maupun lingkungan sekitarnya.
1. Faktor Pendukung Setiap proses pelaksanaan pendidikan karakter baik dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran tidaklah lepas dari faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan. Adapun faktor pendukung tersebut adalah sebagai berikut: a. Dari data yang ditemukan bahwa dukungan pemerintah, sumberdaya manusia (SDM), sarana dan prasarana atau fasilitas madrasah yang lengkap sangat mendukung penerapan pendidikan karakter. b. Kegiatan yang sudah terprogram, bapak/ibu guru sudah mulai melaksanakan, sosialisasi pendidikan karakter dan dukungan dari semua warga sekolah, dari orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar. c. Prinsip kebersamaan dan kekeluargaan yang terus dijaga, kondisi lingkungan yang tidak pernah sepi dengan kegiatan- kegiatan keagamaan. Faktor- faktor di atas tentunya dapat membantu dan mempemudah guru maupun siswa dan semua warga madrasah dalam menerapkan pendidikan karakter siswa baik itu di dalam pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Dengan adanya pendukungpendukung tersebut, diharapkan semua warga madrasah lebih semangat dalam mejalankan tugas sesuai kewajibannya masingmasing.
2. Faktor Penghambat Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi dan wawancara ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh MTsN Susukan dalam penerapan pendidikan karakter, hambatan yang dialami pun beragam, diantaranya: a. Terbatasnya kontrol dari madrasah setelah siswa pulang sekolah. Dalam hal ini pihak sekolah tidak dapat memantau kegiatan anak di rumah dan lingkungannya. Untuk itu untuk menjembatani agar orang tua memantau anaknya maka dilakukan program parenting (sosialisasi kepada wali murid). Selain itu dalam kegiatan- kegiatan yang diprogramkan juga terdapat kendala soal dana yang harus dikeluarkan. Solusinya, pihak sekolah bekerjasama dengan pihak dinas terkait, sehingga mudah terjalin komunikasi, dimana dengan bekerjasama tersebut diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan pendidikan yang akan mendukung proses pendidikan karakter.
b. Pengaruh media, seperti televisi, handphone, internet, facebook, instagram, twitter, dan lain sebagainya yang di dalammya mengandung unsur positif maupun negatif. Kalau siswa tidak pandai dalam menggunakanya maka akan berdampak buruk bagi siswa. Solusinya, pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua untuk selalu membimbing, mengawasi dan mendampingi putraputrinya di rumah agar bisa membagi waktu antara beribadah, belajar, dan bermain gadget atau hp dan menonton televisi.
c. Keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang susah diatur serta keterbatasan guru dalam mengamati perilaku siswa. Solusinya, dengan memberikan nasehat terhadap peserta didik tentang pentingnya pendidikan karakter dan dibutuhkan kesabaran serta kerja keras dari seluruh warga sekolah dalam membentuk karakter peserta didik yang beragam. d. Beberapa guru yang kadang- kadang kurang peduli terhadap pelaksanaan program pendidikan karakter siswa. Artinya seluruh guru sudah melaksanakan tapi terkadang ada yang semangatnya kurang. Solusi yang ditawarkan, dengan menyadarkan pada semua guru akan peran yang penting dan bertanggung jawab dalam keberhasilan melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter melalui seminar, workshop, rapat sekolah, dan lain- lain.
e. Lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang baik sehingga dapat mempengaruhi dan menghambat pendidikan karakter siswa. Untuk itu
madrasah juga memberikan surat edaran kepada orang tua untuk memantau dan membimbing anaknya terkait dengan pendidikan karakter dan kebijakan- kebijakan madrasah. Di sini peran orang tua sangat penting. Perlunya dukungan, perhatian, dan pengawasan dari
orang tua dalam pembentukan karakter peserta didik. Karena pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, melainkan tanggung jawab bersama agar apa yang diterapkan di sekolah bisa sejalan dengan lingkungan keluarga dan tempat tinggal.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan sudah sesuai dengan pedoman pemerintah, yang meliputi
proses
pencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan
pengevaluasian. Perencanaan terdiri dari proses penentuan tujuan, penyusunan program atau kegiatan, dan proses pengintegrasian nilai karakter. Proses pengorganisasian terdiri dari elemen kegiatan, jadwal kegiatan, dan penanggung
jawab.
Selanjutnya,
proses
pelaksanaan
terdiri
dari
pengamalan (kegiatan harian, mingguan, bulanan, incidental; kegiatan pembelajaran (KBM); program madrasah; dan kegiatan ekstrakurikuler) dan
metode pelaksanaan (pembiasaan,keteladanan, spontanitas, pengkondisian, reward and punishment). Terakhir, proses pengevaluasian terdiri dari
evaluasi tertulis (buku jurnal, catatan penskoran, raport) dan evaluasi non tulis (pengamatan perilaku siswa).
Faktor yang mendukung penerapan pendidikan karakter siswa diantaranya dukungan pemerintah, sumberdaya manusia (SDM) yang memadai, sarana dan prasarana atau fasilitas madrasah yang lengkap, kegiatan yang sudah
terprogram, rasa kekeluargaan yang tinggi, dan dukungan dari semua warga sekolah, dari orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar. Faktor yang menjadi penghambat penerapan pendidikan karakter siswa meliputi terbatasnya kontrol dari madrasah setelah siswa pulang sekolah, pengaruh media, kurangnya kepedulian beberapa guru, keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang susah diatur, serta lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang baik.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian di MTsN Susukan terkait pendidikan karakter siswa, dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Untuk pihak madrasah, hendaknya melakukan komunikasi lebih banyak agar meningkatkan peran orang tua dengan mengadakan pertemuan secara rutin untuk membentuk kesadaran pentingnya pendidikan karakter anak.
2.
Untuk kepala madrasah, berdasarkan pengamatan penulis, penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan sudah bagus dan mencakup semua ruang lingkup. Semoga dapat lebih dioptimalkan dengan kreatifitas-kreatifitas baru dan pemberian teladan dari seluruh stakeholder madrasah mengingat peran keteladanan dalam pendidikan karakter sangatlah penting.
3.
Untuk guru, sebagai pemberi informasi sekaligus pendidik dan pembimbing, harus mampu menjalankan pendidikan karakter seefektif mungkin dan menggunakan seluruh kompetensi (kemampuan) yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik serta sikap penuh kasih sayang dalam lingkungan madrasah.
4.
Untuk pengurus, komite, dan masyarakat sekitar lingkungan madrasah diharapkan ada rasa memiliki terhadap madrasah yang dikelola, mendukung dan membantu jalannya program madrasah, senantiasa mengawasi keberlangsungan seluruh kegiatan madrasah untuk mengetahui tingkat perkembangannya.
5.
Untuk orang tua/wali peserta didik diharapkan selalu mendukung program kegiatan madrasah untuk mencapai program pendidikan karakter yang maksimal, selalu mengawasi pergaulan putra-putrinya ketika di luar jam belajar di madrasah, dan ciptakan komunikasi yang baik antara orang tua/wali peserta didik dengan pihak madrasah.
6.
Untuk siswa, harus menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dengan baik dan benar, karena hal ini demi kebaikan di masa yang akan datang. Selain itu, peserta didik harus hormat, patuh, serta menjaga sopan dan santun kepada para pendidik dan orang yang lebih tua.
7.
Pusat Diklat Pendidikan diharapkan mengadakan pelatihan dan pendidikan tentang implementasi pendidikan karakter bagi guru-guru madrasah.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zaenal dkk. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Pengelolaan Dan Kepemimpinan Pendidikan Professional. Yogyakarta: Diva Press. Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska. Darmiyati, Zuchdi. 2011. Pendidikan Karakter dalam Prespektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press. Fathurrohman dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. Kasiram. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UINMaliki Press. Kementrian Pendidikan Nasional . 2010. Panduan Buku Pendidikan Karakter Di Sekolah Menegah Pertama. Jakarta: Direktorat Jendral MandikDasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011 . Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Kesuma, Dharma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Masnur, Muslich. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Meleong, Lexy J. 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. . 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muchlas, Samani dan Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Mursidin, 2011. MORAL : Sumber Pendidikan Sebuah Formula Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah/Madrasah. Bogor: Ghalia Indonesia. Nasution, S. 1994. Sosiologi Pendidikan. 1994. Jakarta: Bumi Aksara. Natta, Abuddin. 2013. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-Isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Wiyani, NA. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter, Konsep Dan Implementasinya Di Sekolah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. . 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Rivai, Veithzal. 2009. Education Manajement; Analisis Teori Dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Samino,
2010. Manajemen Pendidikan: Spirit Keindonesiaan. Surakarta: Fairuz Media.
Keislaman
Dan
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: PT Indeks. Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suparlan, M.Ed. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Peradaban). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wirartha, Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta. Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PEDOMAN PENELITIAN
A. PEDOMAN OBSERVASI 1. Gambaran umum mengenai lokasi MTsN Susukan Kabupaten Semarang. 2. Kondisi bangunan gedung MTsN Susukan Kabupaten Semarang 3. Kondisi siswa ketika berada di lingkungan sekolah. 4. Proses kegiatan belajar mengajar. 5. Kegiatan yang dilakukan siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang, sejak pagi sampai siswa pulang yang berkaitan dengan pendidikan karakter siswa. B. PEDOMAN DOKUMENTASI 1.
Gambaran umum MTsN Susukan Kabupaten Semarang a.
Sejarah Bediri
b.
Profil
c.
Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah
d.
Strukur organisasi
e.
Keadaan guru dan siswa
f.
Sarana prasarana
g.
Jumlah dan kondisi bangunan
2.
Dokumen tata tertib.
3.
Dokumen kebijakan sekolah yang terkait dengan manajemen. pendidikan karakter siswa MTsN Susukan Kabupaten Semarang.
4.
Data tentang prestasi siswa MTsN Susukan Kabupaten Semarang.
5.
Foto- Foto terkait pendidikan karakter.
C. PEDOMAN WAWANCARA A. Identitas Informan 1. Nama
:
2. Jabatan
:
3. Hari, tanggal wawancara
:
4. Waktu wawancara
:
5. Tempat wawancara
:
1. Kepala Sekolah, Guru BK, Guru Aqidah Akhlak , Wakabid Kurikulum, Wakabid Humas MTsN Susukan Kabupaten Semarang No 1
Rumusan Masalah Bagaimana manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
Pertanyaan - Bagaimana proses perencanaan (planning) pendidikan karakter siswa
di
MTsN
Susukan
Kabupaten Semarang? - Bagaimana
proses
pengorganisasian
(organizing)
pendidikan karakter siswa di MTsN
Susukan
Kabupaten
Semarang? - Bagaimana proses pelaksanaan (actuating) pendidikan karakter siswa
di
MTsN
Susukan
Kabupaten Semarang? - Bagaimana
proses
evaluasi
(controlling) pendidikan karakter siswa
di
MTsN
Susukan
Kabupaten Semarang? 2
Faktor apa mendukung menghambat
saja
yang dan penerapan
- Apa saja yang menjadi faktor pendukung
penerapan
pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
pendidikan karakter siswa MTsN Susukan Kabupaten Semarang? - Apa saja yang menjadi faktor penghambat
penerapan
pendidikan karakter siswa MTsN Susukan Kabupaten Semarang? 2. Siswa- Siswi MTsN Susukan Kabupaten Semarang No 1
Rumusan Masalah Bagaimana manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017??
Pertanyaan - Peranan-peranan apa yang
dilakukan
sekolah
sajakah
oleh
dalam
pihak
menerapkan
pendidikan karakter di MTsN Susukan Kabupaten Semarang pada diri siswa itu sendiri? - Kegiatan
apa
saja
yang
dilakukan di MTsN Susukan Kabupaten Semarang sejak pagi sampai
siswa
pulang
setiap
harinya? 2
Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017??
- Apa saja yang menjadi faktor pendukung pendidikan MTsN
penerapan karakter
Susukan
siswa
Kabupaten
Semarang? - Apa saja yang menjadi faktor penghambat pendidikan MTsN
penerapan karakter
Susukan
siswa
Kabupaten
Semarang?
HASIL WAWANCARA A. Wawancara dengan Kepala Madrasah (HD) pada hari Rabu, 27 Juli 2016 di Ruang Kepala Madrasah pukul 11.30 WIB P: Bagaimana proses perencanaan (planning) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N:Pendidikan karakter atau budi pekerti siswa- siswi MTsN Susukan bertujuan untuk mengukir akhlak melalui proses mengetahui, memahami kebaikan. Yang selanjutnya mencintai kebaikan, dan yang terakhir melakukan kebaikan, yang mana proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia dapat terukir menjadi kebiasaan yang melekat dan mengakar pada diri anak hingga dewasa. Jadi diawali dari proses perencanaan kegiatan penanaman karakter atau budi pekerti itu kita tuangkan dalam RKM (Rencana Kerja Madrasah) di poin 16 kalau tidak salah itu kan ada penanaman budi pekerti yang luhur. Lalu kita menentukan tujuan pendidikan karakter seperti yang saya ungkapkan tadi. Lalu nilai karakter kita integrasikan ke seluruh mapel, kegiatan ekstrakurikuler, dan program- program madrasah. P: Bagaimana proses pengorganisasian(organizing) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Kita ada surat tugas (SK Kepala Madrasah). Jadi disini untuk penanaman karakter itu kalau bisa saya bagi ada dua yang bersifat ubudiyah dan amaliyah. Karna disini sekolah islami. Nah, disini semua guru mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai jabatannya masing- masing P: Bagaimana proses pelaksanaan (actuating)pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Yang terkait dengan nilai- nilai karakter dilaksanakan secara integratif oleh semua guru, tidak hanya guru PAI atau PKn. Kalau pelaksanaan program harian otomatis kan penanaman karakter itu melekat pada aturan
yang ditetapkan dalam tata tertib madrasah ya, mulai dari kehadiran siswa tepat waktu, berdo’a, pelaksanaan KBM, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas- tugas dikelas, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas- tugas dirumah. Yang migguan itu ada senam, kita ada jalan sehat, mujahadah dan sebagainya. Yang 1 bulan sekali ya incidental sesuai dengan penjadwalannya. Misal
penanaman nilai karakter
nasionalisme ada peringatan hari besar nasional seperti 17 agustus, hardiknas, hari anak nasional, pemuda dsbnya terus kalo yg untuk keagamaan ada isro’ mi’raj, maulid nabi, 1 muharram, idul adha dan sebagainya. P: Bagaimana proses penilaian/ evaluasi (controlling) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Evaluasinya dilaksanakan dalam bentuk jurnal. Jadi nanti setiap saat . Misalnya ya saya pas jalan- jalan ada anak yang tidak tertib , bajunya tidak di masukkan. Saat itu juga, saya menemukan langsung saya mencatat namanya siapa.nanti yang dilanggar dalam poin yang mana,berarti kan itu tidak disiplin ya, dikolom disiplin kita centang 1. Nanti di akhir taun itu dijumlah. Sekarang kan modelnya tidak dirata-rata tapi pakai modus (mana yang sering muncul) , kalau yang sering muncul baik maka ya baik kalau tidak ada catatan pelanggaran jadi ya sangat baik.Yang di catat kan hanya ketika ada pelanggaran saja. P: Apa saja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Pendukung pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah ini sangat lah banyak, beberapa diantaranya antara lain: kegiatan yang sudah terprogram, bapak/ ibu guru sudah mulai melaksanakan, sosialisasi dan dukungan dari semua warga sekolah, dari orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar. P: Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N:Sebenarnya kan tanggung jawab pendidikan karakter itu kan ada pada pemerintah, ada pada sekolah dan ada juga pada orang tua. Disini itu yang
berat justru lingkungan, kita sudah mengkondisikan dengan baik di sekolah namun kita sangat sulit mengevaluasi ketika siswa sudah pulang ke rumah. Apakah orang tua ikut berperan atau tidak dalam pendidikan karakter ini. Karena itu mulai tahun ini, untuk menjembatani programnya sekolah dengan orang tua maka kami ada program yang namanya parenting. Orang tua di undang kesini, saya mengundang psikolog, nanti psikolog menyampaikan program- programnya, kendala- kendala yang ada disini, hal- hal yang terjadi disini. Itu tiap tahun sekali. Sehingga pelaksanaan penanaman karakter/ budi pekerti bisa komprehensif gitu lho antara madrasah, orang tua dan lingkungan. Tetapi karna terbatasnya dana maka program ini hanya dilaksanakan 1 tahun sekali. B. Wawancara dengan Wakabid Kurikulum (NK) pada hari Senin, 25 Juli 2016 di Ruang Guru pukul 10.30 WIB P: Bagaimana proses perencanaan (planning) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Sebelum pemerintah mencanangkan sekolah sudah melaksanakan pendidikan karakter sejak lama. Akan tetapi sejak adanya pendidikan karakter lebih ditekankan dan realisasinya lebih nyata, karena mengingat pentingnya pendidikan karakter. MTsN Susukan turut serta melaksanakan pendidikan karakter siswa, salah satu yang ingin kita bangun adalah fastabiqul khoirot Nah, kalau untuk perencanaan pendidikan karakter siswa di madrasah ini dimulai pada awal tahun ajaran baru bersamaan dengan mengevaluasi program pendidikan karakter. Selanjutnya dengan menginternalisasikan nilai- nilai karakter ke dalam kurikulum madrasah dan juga diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran ke seluruh mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dan program- program madrasah. Nilai- nilai karakter juga melekat dalam budaya madrasah. Contohnya saja kegiatan musyafa’ah di gerbang, sholat dhuha, upacara, sholat dhuhur berjama’ah dan masih banyak lagi kegitan lainnya. P: Bagaimana proses pengorganisasian(organizing) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017?
N: Berdasarkan dari SK Kepala Madrasah, orang- orang atau guru- guru yang ditunjuk oleh bu kepala untuk mengurusi program- program yang telah di rencanakan mengkoordinir atau mengkondisikan sesuai dengan tugasnya masing- masing. Contoh: kan ada guru piket seperti piket salaman di gerbang, piket sholat dhuhur, piket upacara, dan lain- lain. P: Bagaimana proses pelaksanaan (actuating)pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Ya dengan cara mengimplementasikan program pendidikan karakter yang telah disepakati bersama ke dalam kegiatan konkret sesuai dengan rencana dan waktu yang telah ditentukan mbak. Disini yang jelas kaitannya dengan pendidikan karakter di madrasah ini kegitan- kegiatan pembiasaan yang dimulai dipagi hari yaitu salaman di gerbang, itu sudah sepaket dengan pengecekan kuku, rambut, dan kelengkapan atribut sekolah, selanjutnya upacara bendera setiap Senin dan hari- hari besar Nasional, pembacaan do’a, asmaul husna dan surat- surat pendek 15 menit sebelum pelajaran dan berdo’a setelah pelajaran selesai, ketika pergantian jam pun siswa dianjurkan berjabat tangan dengan guru, pembiasaan shalat dhuha, wajib jama’ah shalat dhuhur, untuk melatih kejujuran disediakan juga kantin kejujuran yang mengelola pengurus OSIS. Semua kelas juga telah disediakan LCD untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Oh iya, untuk kelas unggulan di sini ada 9 kelas dibiasakan melepas sepatu dan menatanya di rak sepatu depan kelas karena kelas unggulan berkarpet. Di madrasah ini tahun ini juga mulai dibiasakan program 3 bahasa, yaitu setiap senin selasa berbahasa Arab, untuk rabu kamis bahasa Jawa atau boso kromo dan jum’at sabtu bahasa Inggris dan setiap siswa dibekali buku panduan 3 bahasa yang di dalamnya sudah komplit berisi kosa kata 3 bahasa tersebut. Tetapi program 3 bahasa ini masih sebatas latihan. Tahun ini juga dicanangkan bina program, dimana para siswa yang lemah dalam mapel tertentu diberi tambahan jam oleh guru tertentu yang telah ditunjuk untuk mengkoordinir kelas bina program tersebut.
P: Bagaimana proses penilaian/ evaluasi (controlling) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Kalau dibidang akademiknya, nanti juga nyambung ke karakter, akademiknya itu tiap tri wulan ada evaluasi lewat rapat dinas. Kalau dari karakter evaluasinya salah satunya di akhir semester, nanti yang diberi tugas di tanya oleh kepala madrasah, bagaimana programmu?bagaimana pencapaianmu?laporanmu bagaimana gitu. Jadi lewat evaluasi pencapain program. Ini bisa langsung dipanggil oleh kepala madrasah atau bisa juga lewat rapat dinas. Guru wajib mengadakan penilaian dan ada format penilaian yang nantinya akan disampaikan kepada kepala madrasah dan kemudian penilaiannya akan digabungkan dengan nilai akademis. Meskipun nilai akademisnya bagus tapi tingkah lakunya buruk, maka bisa jadi pertimbangan madrasah. Tapi, alhamdulilah tidak ada kasus yang seperti itu. P: Apa saja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Dari segi kebijakan pemerintah, dana, sumberdaya manusia (SDM), sarana dan prasarana atau fasilitas madrasah yang lengkap. Semuanya mendukung pelaksanaan pendidikan karakter di MTsN Susukan ini. Contoh: Disini ada gedung serbaguna/ disebut meeting hall yang dapat menampung sekitar 1000 orang yang digunakan untuk sholat dhuhur berjamaah, mujahadah, sosialisasi dengan siswa, seminar, olah raga bulu tangkis, dan kegiatan- kegiatan lainnya. P: Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Ada beberapa guru yang kadang- kadang kurang peduli berkaitan dengan program- program yang dicanangkan di madrasah. Contoh kecil sajalah, gampangane ketika pembiasaan jamaah sholat dhuhur itu yang bergerak baru koordinator bidang keagamaan dan guru- guru yang mau peduli, dadi durung kabeh bareng- bareng gitu. C. Wawancara dengan Wakabid Humas (SB) pada hari Senin, 25 Juli 2016 di Ruang Tamu pukul 09.00 WIB
P: Bagaimana proses perencanaan (planning) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Dengan dimasukkan nilai-nilai karakter dalam kurikulum, dalam mata pelajaran, dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan- kegiatan yang telah diprogramkan melalui pembiasaan- pembiasaan dalam kegiatan sehari- hari. Pembentukan karakter siswa juga dilakukan dengan programprogram yang dicanangkan di madrasah ini. P: Bagaimana proses pengorganisasian(organizing) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Dalam pengorganisasian, bu kepala madrasah mengelompokkan jabatan dan menentukan tanggung jawab lalu mengisi jabatan dengan orang-orang yang sesuai dengan bidangnya. Misalnya saja saya sendiri ditunjuk jadi wakabid humas dan saya bekerja sama dengan guru- guru bidang kemasyarakatan dan sosial, bidang konseling, bidang keagamaan, bidang mading dan kreasi, dan bidang keamanan bekerja sama menjalankan tugas yang diberikan dari atasan untuk mencapai tujuan madrasah ini. P: Bagaimana proses pelaksanaan (actuating)pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Dalam pelaksanaan ini, madrasah mampu melaksanakan apa yang sudah direncanakan yaitu kegitan pembiasaan baik dalam kegiatan intra mapun ekstra kurikuler serta melalui program- program madrasah. Dalam kegiatan intra itu salah satunya seperti pembiasaan membaca asma’ul husna dan membaca Al- Qur’an untuk melatih siswa agar selalu terbiasa dengan bacaan- bacaan Al- Qur’an, mencintai dan mengamalkan apa yang telah diperintahkan dalam Al- Qur’an. Untuk kegiatan ekstrakurikuler baik dalam bidang keagamaan, olah raga, seni, maupun kepramukaan, kesemuanya mengandung nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa. Contohnya saja dalam pramuka yang nantinya juga ada kemahkemah atau persami, itu tujuannya untuk membentuk siswa yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya dan juga berjiwa pancasila dan lain- lain.
P: Bagaimana proses penilaian/ evaluasi (controlling) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Prosedur evaluasi pendidikan karakter dilakukan dengan menganalisa program kegiatan dengan pelaksanaan, melihat sikap dan tingkah laku siswa, dengan lembar evaluasi, dan pengamatan sikap. P: Apa saja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Guru di MTsN Susukan memiliki banyak kesempatan atau waktu untuk mengawasi peserta didiknya dalam kelas maupun lingkungan sekolah dalam menjalankan ibadah shalat dhuha, shalat dhuhur berjama’ah, membaca asmaul husna, do’a-do’a harian dan membaca al-Qur’an serta kegiatan- kegiatan lainnya karena waktu siswa yang lebih banyak di sekolah, bahkan ada kelas- kelas unggulan yang pulangnya sampai sore. Dengan demikian guru dapat langsung menegur/ mengingatkan jika kewajiban itu harus dilaksanakan. P: Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Kurangnya kerjasama orang tua siswa dengan kebijakan madrasah. Contohnya saja, sepatu disuruh hitam malah membelikan warna lain, contoh lagi anak minta uang untuk mengecilkan celana atau istilahnya celana pensil malah diberi. Tapi ya hanya sedikit ditemukan hal demikian. D. Wawancara dengan Guru BK (UD) pada hari Senin, 25 Juli 2016 di Ruang BK pukul 11.45 WIB P: Bagaimana proses perencanaan (planning) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Sejak awal di programkan di setiap kegiatan masing-masing seperti: budaya sekolah, kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Sistemnya sama seperti pada kegiatan belajar mengajar (KBM). Setiap guru menyampaikan, mengamati, dan melaksanakan pendidikan karakter. Diharapkan dapat menanamkan dan dapat membentuk karakter siswa. Dan
setiap ada kegiatan sekolah yang menyangkut siswa di sosialisasikan ke orang tua atau wali murid. P: Bagaimana proses pengorganisasian(organizing) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Begini ya mbak, pengorganisasian itu kan pembagian tugas oleh kepala madrasah kepada masing- masing anggota lembaga di MTsN Susukan ini. Nah, di sini sesuai dengan tugas dan fungsinya masing- masing bertanggung jawab menjalankan tugasnya sebaik mungkin untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Contoh saja dalam BK, setiap pagi piket di gerbang berjabat tangan dengan siswa sambil memeriksa kuku, rambut, seragam, sepatu dan lain- lain. Dan juga menangani siswa yang bermasalah dan tugas- tugas lainnya. P: Bagaimana proses pelaksanaan (actuating)pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Realisasinya dilaksanakan oleh semua warga madrasah dalam kegiatankegiatan yang telah di programkan sebelumnya. Nanti mbak bisa melihat atau mengamati kegiatan- kegiatan sehari- hari disini mulai dari pagi sampai sore. Semua kegiatan baik
di jam maupun di luar jam
pembelajaran tertanam nilai- nilai karakter yang diharapkan dapat melekat dalam diri siswa. P: Bagaimana proses penilaian/ evaluasi (controlling) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Evaluasi pendidikan karakter di madrasah ini dilakukan dengan cara pengamatan perubahan tingkah laku anak, laporan pengamatan perilaku karakter peserta didik, dan penilaian lewat penskoran . P: Apa saja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Kerjasama yang sangat baik antara semua pihak di madrasah ini sangat mendukung penerapan pendidikan karakter. Misal dalam pembuatan tata tertib madrasah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku yang melanggar tata tertib.
P: Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Pengaruh media juga bisa, keberagaman perilaku atau pribadi siswa, dan lingkungan siswa yang kurang baik. Ada juga beberapa siswa yang bandel dan nakal yang akhirnya harus diberi sanksi. Tetapi dari madrasah tidak pernah main fisik dalam memberi sanksi. Contoh saja jika ada siswa yang melanggar tata tertib, dia dihukum memakai rompi pelanggaran yang bertuliskan “PELANGGAR TATA TERTIB” dari mulai masuk kelas sampai pulang sekolah. Kami menyediakan 15 rompi pelanggaran. E. Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak (BR) pada hari Selasa, 26 Juli 2016 di Ruang Guru pukul 13.15 WIB P: Bagaimana proses perencanaan (planning) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Perencanaan pendidikan karakter kalau menurut saya dengan memasukkan nilai- nilai karakter ke dalam kegiatan- kegiatan dan program di madrasah. Contoh kecil saja, di sini setiap hari senin, selasa dan rabu siswa memakai pin yang bertuliskan Aku Cinta Rasulullah, dan hari kamis, jum’at, sabtu memakai pin Aku Cinta Al- Qur’an. Tujuannya, mencegah siswa dari perkataan atau perbuatan buruk. Jadi siswa akan malu kalau mau berkata atau berbuat buruk karena Rasulullah sebagai teladan dan Al- Qur’an mengajarkan kebaikan dan melarang kejahatan. P: Bagaimana proses pengorganisasian(organizing) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Di sini kepala madrasah sebagai manajer membagi tugas kepada para guru dan karyawan menurut kemampuan dan sesuai dengan bidangnya masing- masing. Selain itu ibu kepala sangat semangat dalam memotivasi dan membimbing guru- guru serta siswa-siswi MTsN ini. P: Bagaimana proses pelaksanaan (actuating)pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah ini diwujudkan dalam kegiatan sehari- hari siswa dan semua warga sekolah mulai dari pagi sampai sepulang sekolah dan juga ada yang ditambah jam pelajaran untuk kelas unggulan dan juga tambahan jam untuk ekstrakurikuler. Banyak
sekali kegiatan- kegiatan yang dapat menanamkan kebiasaan- kebiasaan melakukan kebaikan sehingga melahirkan siswa- siswa yang berakhlakul karimah. Saya berharap,kita semua bisa mempertahankan ciri khas keislaman yang melekat di madrasah ini. P: Bagaimana proses penilaian/ evaluasi (controlling) pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Penilaian yang saya lakukan melalui mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena penilaian karakter peserta didik tidak bisa diukur dengan angka maka teknik penilaiannya menggunakan non tes atau dengan pengamatan. P: Apa saja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Ada banyak ya, seperti lokasi yang strategis dan sangat kondusif sehingga tercipta suasana belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Sarana prasarananya juga sudah komplit. P: Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Tidak mudah membimbing peserta didik untuk memiliki karakter yang diharapkan. Karena karakter peserta didik kan berbeda-beda dan keterbatasan guru dalam mengamati karakter peserta didik. F. Wawancara dengan Siswa (AS) pada hari Jum’at, 29 Juli 2016 di Depan Gerbang pukul 11.30 P: Peranan- peranan apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang? N: Ya membimbing, memotivasi, menyediakan fasilitas, menasehati, dan lainnya mbak banyak banget. P: Kegiatan- kegiatan apa saja yang dilaksanakan di MTsN Susukan Kabupaten Semarang sejak pagi sampai siswa pulang sekolah? N: Kalau saya di kelas unggulan masuk jam setengah tujuh pulang setengah empat ya banyak banget kegiatannya, pelajaran, sholat dhuha, dhuhur, les tambahan dan sholat ashar lalu pulang.
P: Apa saja faktor pendukung penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Banyak banget mbak, di sini madrasahnya bagus, sejuk, fasilitasnya juga lengkap, guru- gurunya baik dan sangat menyenangkan. P: Apa saja faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? N: Ada beberapa siswa laki- laki yang nakal dan susah diatur mbak. Seperti waktu sholat dhuhur berjamaah ada yang gojek sendiri atau tidak memakai peci. Nanti mereka dihukum untuk menggulung tikar.
LAMPIRAN 2
DATA INFORMAN NO
NAMA
JABATAN
KODE
1
Hj. Hidayatun, S. Ag, M.Pd.
Kepala Madrasah
HD
2
Nur Kholis, M. Pd.
Wakabid Kurikulum
NK
3
Slamet Bukhori, S. Pd.
Wakabid Humas
SB
4
Burhanudin S.Ag.
Guru Aqidah Akhlak
BR
5
Unik Dian Yuanita, S.Pd.
Guru BP
UD
6
Ana Setiyana
Siswi
AS
1.
Senin, 25 Juli 2016 di Ruang Tamu pukul 09.00 WIB (SB)
2.
Senin, 25 Juli 2016 di Ruang Guru pukul 10.30 WIB (NK)
3.
Senin, 25 Juli 2016 di Ruang BK pukul 11.45 WIB (UD)
4.
Selasa, 26 Juli 2016 di Ruang Guru pukul 13.15 WIB (BR)
5.
Rabu, 27 Juli 2016 di Ruang Kepala Madrasah pukul 11.30 WIB (HD)
6.
Jum’at, 29 Juli 2016 di Perpustakaan pukul 11.00 WIB (AS)
LAMPIRAN 3 DATA GURU dan KARYAWAN No
Nama
NIP
Jabatan
1
Hj. Hidayatun S.Ag. M. Pd
197208241997032002
Kepala Madrasah
2
Drs. Azizudin
195710171989031002
Guru Mapel
3
Dra. Siti Wasilah
196708191989122001
Guru Mapel
4
Burhanudin S.Ag.
196104021993031001
Guru Mapel
5
Heny Lestari S.Pd.
197008071993032003
Guru Mapel
6
Jumiati S.Pd.
196612231994032001
Guru Mapel
7
Sulastri S.Pd.
196908301994032004
Guru Mapel
8
Sri Wahyuni S.Pd.
196503021994032008
Guru Mapel
9
Drs. Masykur
196707131995031001
Guru Mapel
10
Aliq Diroyah S.Pd.
196907141996032001
Guru Mapel
11
Dra. Haniatun
196701291996032001
Guru Mapel
12
Fachrudin Rois S.Ag.
196906291997031002
Guru Mapel
13
Umi Fajriyah S.Ag.
197001251997032002
Guru Mapel
14
Muhamad Amin Mustofa 197303221999031001
Guru Mapel
M.Pd. 15
Slamet Bukhori S.Pd.
196811051999031002
Guru Mapel
16
Murodi Sabikin S.Ag.
197511012000031001
Guru Mapel
17
Nur Hidayah S.Pd.
197609072001122003
Guru Mapel
18
Noor Farida Yuliani S.Ag.
197207072003122001
Guru Mapel
19
Dra. Nurul Hidayati
196712222003122001
Guru Mapel
20
Mauidzotul Hasanah, S. Pd.
197509112003122002
Guru Mapel
21
Sukrini S.Pd.
196908142003122002
Guru Mapel
22
Adillah Niswaty S.Ag.
197104092000032001
Guru Mapel
23
Endang Sulistyawati S.S.
197607132005012001
Guru Mapel
24
Drs. Irwan
196707052005011002
Guru Mapel
25
Isti Kadaryah, S.Pd.
198210162005012002
Guru Mapel
26
Nur Kholis M. Pd.
197103092005011004
Guru Mapel
27
Umiyatun S.Pd.
197105242005012001
Guru Mapel
28
Arina Lutfiyah S.E.
197203282006042020
Guru Mapel
29
Mutoin S.Ag.
196610262006041002
Guru Mapel
30
Sri Haryati S.Pd.
197909022006042031
Guru Mapel
31
Istiqomah, S.Pd.
197905222005011007
Guru Mapel
32
Agus Santosa S.Pd.I.
197806282007101001
Guru Mapel
33
Anima Ubbadah S.Pd.
197904182007102004
Guru Mapel
34
Aan Muanah S.Pd.I.
198304272009012009
Guru Mapel
35
Sutrisna S.Pd.
197201062009011004
Guru Mapel
36
Hanik Lutfiyah S.Pd.
197108192007012020
Guru Mapel
37
Bahauddin, Ba
121133220006080036
Guru Mapel
38
Asni Rikhaniyah, S.Pd.I.
121133220006030037
Guru Mapel
39
Masno S.Si.
121133220006120038
Guru Mapel
40
Rifatul Wifkiyah S.Ag.
121133220006030039
Guru Mapel
41
Siti Miladyawati S.Ag.
121133220006020040
Guru Mapel
42
Sugiyanto, S.Kom.
43
Ahmad
Hasan
121133220006280041
Guru Mapel
Mafatih, 121133220006080042
Guru Mapel
S.Hi. 44
Hidayah Rahmawati S.Pd.
121133220006090043
Guru Mapel
45
Atina Husniyati S.Pd.I.
121133220006090044
Guru Mapel
46
Muhammad
Musofa 121133220006310045
Guru BK
Wildan, S. Psi 47
Lies Farida S.Pd.
121133220006310046
Guru BK
48
Nurul Mustaqim, S.Pd.
121133220006270047
Guru Mapel
49
Zayyinul Istiqomah, S.Pd.
121133220006120048
Guru Mapel
50
Umi Kulsum,S.Pd.
121133220006290049
Guru Mapel
51
Nurul Aini, S.H.I
121133220006050050
Guru Mapel
52
Unik Dian Yuanita, S.Pd.
121133220006310051
Guru BK
53
Jumadi
196201041986031006
Bagian TU
54
Siti Faizatun
195904281986032001
Bagian TU
55
Machmudatus Sholichah
196807211998032001
Bagian TU
56
Rohmad
195901191986031002
Bagian UKS
57
Afni Wiji Astuti S.Pd.I.
198507152005012002
Bagian TU
58
Agus Fauzi
197808192007011018
Perpustakaan
59
Sri Sunarni
196807282007012027
Perpustakaan
60
Tri Saktiyani A.Ma.
121133220006000060
Koperasi
61
Sukri
121133220006000061
Tukang Kebun
62
Agus Khoeroni
121133220006000062
Tukang Kebun
63
Syahrul Munir A.Md.
121133220006000063
Bagian TU
64
Yusuf
121133220006000065
Koperasi
65
Ahmad Sholihin
121133220006000067
Satpam
66
M. Wildan Setyadi S.E.
121133220006000068
Bagian TU
67
Bagus Pambudi Setyawan
121133220006000069
Satpam
68
Kusmin
121133220006000070
Tukang Kebun
LAMPIRAN 4 Surat Keputusan Kepala MTsN Susukan Kab. Semarang Nomor : /MTs.11.22.97/KP.07.6/ / 2016 Tentang Pelatih Ekstrakurikuler JADWAL KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MTsN SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 NO HARI WAKTU CABANG PELATIH 1 Senin 14.30- 16.00 Atletik H. Slamet Bukhori, S.Pd. Nurul Mustaqim, S. Pd. Bola Basket M. Mastur, S. Pd. 2 Selasa 14.30- 16.00 Bola Volly Nurul Mustaqim, S. Pd. MTQ/Tartil Drs. H. Imron Rosyadi Rebbana Ustadz Roziqin 3 Rabu 14.30- 16.00 Footsal H. Slamet Bukhori, S.Pd. Menari Arina Lutfiyah, S. E. 4 Kamis 14.30- 16.00 Pramuka Mutho’in, S Ag. Agus Santosa, S. Pd. I. Hidayah R, S. Pd. Umi Kulsum, S. Pd. 5 Jum’at 13.30- 15.30 Drumband Murodi Sabikin, S. Ag. Catur M. Amin Mustofa, M.Pd. Tenis Meja M. Wildan Setiyadi, S.E. Badminton Agus Santosa, S. Pd. I. M. Mastur, S. Pd. 6 Sabtu 13.30- 15.30 Karawitan Sutrisna, S. Pd. Pencak Silat Anas Muttaqin Fajar Ema Nugroho, S.Pd English Suesti Maharani, M. Pd. Club Paskibra Suesti Maharani, M.Pd. Keterangan: 1. Untuk Ekstrakurikuler Pramuka hanya diikuti kelas 7 2. Untuk Ekstrakurikuler yang lain diikuti oleh kelas 7 dan 8, dengan maksimal 2 macam cabang setiap siswa 3. Untuk cabang yang tidak diekstrakurikulerkan (Adzan, Kaligrafi, Khitobah 4 bahasa, paduan suara, PMR) akan dilaksanakan pelatih bilamana ada lomba/ event sesuai kebutuhan. 4. Pelatih menyusun silabus kegiatan 5. Pelatih melakukan presensi kehadiran siswa setiap kali kegiatan.
PROGRAM KERJA KURIKULUM KELAS UNGGULAN AGAMA (B)
MAPEL DAN PEGANGAN GURU NO
1
2
3
KELAS
7
8
9
MAPEL GURU
KITAB
NAHWU
AHMAD HASAN MF, S. HI
JURUMIYAH
SHOROF
AHMAD HASAN MF, S. HI
AMTSILATUS TASRIFIYYAH
FIKIH
BAHAUDDIN, BA
MABADIUL FIQHIYYAH JUZ 1
TAFSIR
MUTO'IN, S. AG
AL-IBRIZ
NAHWU
AHMAD HASAN MF, S. HI
JURUMIYAH
SHOROF
AHMAD HASAN MF, S. HI
AMTSILATUS TASRIFIYYAH
FIKIH
BAHAUDDIN, BA
MABADIUL FIQHIYYAH JUZ 2
TAFSIR
MUTO'IN, S. AG
AL-IBRIZ
NAHWU
AHMAD HASAN MF, S. HI
JURUMIYAH
SHOROF
AHMAD HASAN MF, S. HI
AMTSILATUS TASRIFIYYAH
FIKIH
BAHAUDDIN, BA
MABADIUL FIQHIYYAH JUZ 3
TAFSIR
MUTO'IN, S. AG
AL-IBRIZ
Susukan, 12 Juli 2014 Kepala Madrasah,
Drs. H. Mudlofir, MM NIP. 196404241997031002
LAMPIRAN 5
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
BAB XII PELANGGARAN TATA TERTIB Pasal 22 Klasifikasi A Point Skor Terendah Tertinggi 181 200 Membawa/ minum-minuman keras dan narkoba Mengikuti atau menjadi anggota organisasi terlarang Berurusan dengan pihak berwajib karena kejahatan Mengubah, merusak, memalsu rapor atau dokumen lain Berbuat asusila di lingkungan/ di luar madrasah Melakukan hubungan seksual/ tindak criminal Tertangkap basah tidak puasa pada saat bulan ramadhan di lingkungan madrasah Pasal 23 Klasifikasi B Point Skor Terendah Tertinggi 161 180
1. Memalsu tanda tangan Kepala Madrasah, wali kelas, guru, dan karyawan 2. Melakukan perbuatan yang dapat merusak nama baik madrasah Pasal 24 Klasifikasi C Point Skor Terendah Tertinggi 141 160 1. Membawa, menyimpan, dan melihat buku/gambar/video/VCD porno dan benda-benda yang sejenis. 2. Berkelahi/ mengeroyok/ main hakim sendiri 3. Mengambil (mencuri) atau menyembunyikan barang milik orang lain secara tidak sah 4. Melecehkan/berbuat asusila pada teman atau orang lain 5. Berpacaran dan bertingkah laku yang melanggar norma agama 6. Terbukti tidak puasa pada bulan ramadhan di lingkungan madrasah
Pasal 25 Klasifikasi D Point Skor Terendah Tertinggi 121 140 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Membawa atau menyebarkan selebaran yang menimbulkan keresahan Melompat pagar madrasah Masuk dan keluar kelas lewat jendela atau tempat yang tidak semestinya Memboolos atau meninggalkan madrasah sebelum KBM selesai tanpa ijin Membawa atau merokok dilingkungan/ di luar madrasah Melakukan tindik (melobangi) telinga (laki-laki), hidug, lidah, puasa, atau anggota tubuh lainnya Pasal 26 Klasifikasi E Point Skor Terendah Tertinggi 101 120
1. Menentang (bersikap bermusuhan) dan tidak sopan kepada Kepala madrasah, guru, dan pegawai 2. Menghasut dan memprovokasi yang dapat menimbulkan keresahan Pasal 27 Klasifikasi F Point Skor Terendah Tertinggi 81 100 1. Membawa senjata tajam tanpa sepengetahuan madrasah 2. Merusak atau mengotori sarana prasarana madrasah 3. Membawa HP pada waktu kegiatan belajar mengajar di lingkungan madrasah 4. Membawa sepeda motor ke madrasah pada saat jam efektif madrasah
Pasal 28 Klasifikasi G Point Skor Terendah Tertinggi 61 80 1. Membawa atau menyembunyikan petasan/bahan peledak lainnya di lingkungan/ disekitar madrasah 2. Memalsu surat ijin, tanda tangan orang tua atau wali 3. Menyalahgunakan surat ijin 4. Rambut gondrong dan tidak sesuai dengan aturan/ dicat/disemir Pasal 29 Klasifikasi H Point Skor Terendah Tertinggi 41 60 1. Berhias dan memakai perhiasan secara berlebihan 2. Memakai gelang, kalung, anting-anting, bagi pria 3. Berada di kantin, UKS, perpustakaan, meeting hall, ruang OSIS, mushola pada waktu pergantian jam pelajaran tanpa ijin 4. Melindungi teman yang berbuat salah Pasal 30 Klasifikasi I Point Skor Terendah Tertinggi 21 40 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tidak mengikuti shalat jama’ah tanpa alas an Tidak melaksanakan tugas piket kelas tanpa ijin Makan/minum di dalam kelas saat pelajaran berlangsung Menggannggu/membuat gaduh kelas/kelas lain Membuang sampah tidak pada tempatnya Mengenakan pakaian/ tidak seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku Tidak memperhatikan panggilan kepala madrasah, guru, dan karyawan Memeras, mengompas dan mengancam teman
Pasal 31 Klasifikasi J Point Skor Terendah Tertinggi 5 20 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Terlambat datang ke sekolah/ madrasah Terlambat mengikuti upacara bendera Berbicara/ berkata kotor Terlambat masuk kelas setelah istirahat/ pergantian jam tanpa ijin Keluar kelas pada waktu kegiatan belajar mengajar tanpa ijin Tidak masuk ijin (alpa) Tidak membawa juz ‘amma dan asmaul husna BAB XIII SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB
Setiap ada pelanggaran terhadap tata tertib siswa, akan diadakan pembinaan secara bertahap sesuai dengan jumlah point skor pelanggarann yang dilakukan, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor 5- 40, tidak diijinkan mengikuti pelajaran berikutnya dan menunggu di ruang BP/BK. 2. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor 41- 60, diperingatkan dan harus membuat pernyataan yang diketahui oleh wali kelas. 3. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor 61- 100, diperingatkan dan membuat surat pernyataan yag diketahui orang tua, wali kelas, dan Kepala Madrasah. 4. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor 101- 140, orang tua diundang ke madrasah untuk bersama wali kelas/ BK mengadakan kegiatan pembinaan. 5. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor 141- 160, diserahkan kepada orang tua selama 1 hari dan dapat masuk kembali bersama orang tua. 6. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor 161- 199, diserahkan kepada orang tua selama 1 minggu dan dapat masuk kembali dengan diantarkan orang tua. 7. Melakukan pelanggaran dengan jumlah point skor maksimal 200 dikembalikan kepada orang tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan pindah sekolah/madrasah.
LAMPIRAN 6 SKOR PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA Nama :……………… NIS
:………………
Kelas :…. No
Tgl
Jenis Pelanggaran (Pasal)
Solusi
Skor
Jumlah Skor
Keterangan
LAMPIRAN 7 Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian
Gerbang Masuk MTsN Susukan
Guru- guru dan Karyawan MTsN Susukan
Wawancara dengan Kepala Madrasah Kurikulum
Wawancara dengan Wakabid Humas Akhlak
Wawancara dengan Wakabid
Wawancara dengan Guru Aqidah
Wawancara dengan Guru BK
Wawancara dengan Siswa
Slogan digantung di Pohon
Poster Karya Siswa ditempel di Dinding
Kantin Kejujuran MTsN Susukan
Tempat Sampah Organik dan Anorganik
Rak Sepatu Siswa di depan Kelas
Tanaman Siswa-siswi di Halaman
Siswa Salaman dengan Guru- guru
Friday Student Performance
Sholat Dhuha Berjamaah Gedung Aula
Sholat Dhuhur Berjamaah di
Upacara Bendera Hari Senin
Mengundang Bule
Senam Setiap Sabtu Minggu ke 4 Minggu ke 2
Jalan Sehat Setiap Sabtu
Persami di halaman Madrasah
Lomba Kebersihan Kelas
Marching Band MTsN Susukan
Paskibra MTsN Susukan
Siswa-siswi Pemenang Lomba
Tahtimul Qur’an
Akhiussanah dan Peringkat 10 Besar se MTsN Berprestasi
Penghargaan Bagi Guru
Tahtimul Qur’an untuk Sukses UN
Ekstra Bulu Tangkis
Pemilihan Ketua OSIS Murid
Mujahadah Bersama Wali
Lomba- lomba Classmeeting
Ekstrakurikuler Volly
Akhirussanah MTsN Susukan
Pemilihan Ketua OSIS
Buku Wali Kelas
Siswa Belajar di Perpustakaan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1.
Nama
: Nasimatun Ni’mah
2.
Tempat dan Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 29 Desember 1993
3.
Jenis Kelamin
: Perempuan
4.
Alamat
: Dsn. Sarimulyo,RT.03 RW.05, Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang
5.
6.
Riwayat Pendidikan
:
a.TK Dharma Wanita
: 1998-2000
b.SD N Ketapang 01
: 2000-2006
c.MTsN Susukan
: 2006-2009
d.SMKN 1 Tengaran
: 2009-2012
e.IAIN Salatiga
: 2012-2016
Motto
: HIDUP HANYA SEKALI, HIDUPLAH YANG BERARTI
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 17 Agustus 2016 Penulis
Nasimatun Ni’mah NIM. 111-12-097