PANDUAN PENGOPERASIAN
PROGRAM SIMULASI 2D BANJIR DEBRIS
SIMLAR VERSI 1.0 2011
Panduan Pengoperasian Program Simulasi 2D Banjir Debris SIMLAR version 1.0
KATA PENGANTAR Fenomena longsoran yang terjadi di tebing-sungai seringkali mengakibatkan tertutupnya alur sungai dan membendung aliran. Hujan yang terjadi akan mengisi bendung alam tersebut sampai penuh dan melimpas, menggerus hingga bendung alam runtuh dan terjadilah banjir bandang. Fenomena ini juga banyak terjadi di sepanjang alur sungai lahar di daerah gunungapi aktif yang merupakan potensi bahaya banjir debris. Apabila akumulasi sedimen dalam jumlah besar dan dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi terjadilah banjir debris yang sangat membahayakan penduduk yang tinggal di kiri-kanan sungai. SIMLAR versi 1.0 2011 adalah aplikasi simulasi banjir debris yang merupakan integrasi 3 (tiga) sub program yaitu sub program penghitungan hidrograf banjir, sub program perhitungan hidrograf akibat keruntuhan bendung alam dan sub program simulasi 2D banjir debris. Sub program pertama menghasilkan hidrograf banjir akibat curah hujan efektif di daerah aliran sungai, sub program kedua menghasilkan hidrograf banjir debris akibat keruntuhan bendung alam dan sub program ketiga menghasilkan animasi banjir debris dan perkiraan daerah yang terancam. SIMLAR versi 1.0 2011 dikembangkan oleh Balai SaboPuslitbang SDA bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada, dengan memodifikasi program simulasi banjir debris yang dikembangkan sebelumnya oleh Dr. Miyamoto, menambahkan menu pilhan persamaan sedimen dan perangkat GUI berbasis SIG Aplikasi simulasi ini sangat bermanfaat dan membantu dalam pengembangan sistem peringatan dini dan pembuatan peta daerah bahaya banjir debris di Indonesia. Pengembangan SIMLAR versi 1.0 2011 diinisiasi oleh Drs. Sutikno HS, Dipl. H, Peneliti Balai Sabo sebagai ketua tim dengan anggota terdiri dari Arif RM, S.Si, Santosa SP, ST, Oriza Andamari, ST, didukung oleh tenaga ahli yang terdiri dari Dr. Ir. Adam Pamudji Rahardja, M. Sc (Teknik Sipil Lingkungan FT UGM), Nur Muhammad Farda (Fak. Geografi UGM), Ibnu Rosyadi,S.Si (Geografi UGM), Dr. Ir. Jazaul Ikhsan (Teknik Sipil, FT UMY), Rudi,ST, MT (Teknik Informatika, FT UGM), Tulus Hamdani (Teknik Informatika, FT UGM), Prof. Dr. Ir. Djoko Legono (Teknik Sipil Lingkungan, FT UGM), Yahuar Trikurniawan, ST (MPBA 2011 JTSL, FT UGM), dibawah pembinaan Dr. Ir. Untung Budi Santosa, M. Sc, Kepala Balai Sabo Puslitbang Sumber Daya Air. Semoga aplikasi SIMLAR versi 1.0 2011 dapat dimanfaatkan luas di daerah-daerah yang rentan terhadap banjir debris dan banjir bandang di seluruh Indonesia. Namun demikian diakui aplikasi ini masih banyak kekurangan, sehingga diperlukan banyak masukan dari para pengguna.sebagai umpan balik dalam mengembangkan aplikasi menjadi lebih berdayaguna dan berhasilguna.
Yogyakarta,
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air
Maret 2012
i
Panduan Pengoperasian Program Simulasi 2D Banjir Debris SIMLAR version 1.0
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
iv
1
Menginstal dan Mengaktifkan Perangkat Lunak ...........................
1
2
Menu Utama ......................................................................................
1
3
Menu Utama Penyiapan Hidrograf ..................................................
1
a.
Menu memasukan data hidrograf ...........................................
2
b.
Menu menghitung hidrograf satuan sintesis ..........................
2
c.
Menu Menghitung Hidrograf Banjir akibat Keruntuhan
4
Bendung Alam ........................................................................
4
Menu Utama Simulasi 2D .................................................................
7
a.
Menu data input .....................................................................
7
b.
Menu execute ........................................................................
16
c.
Menu make contour ...............................................................
17
d.
Menu animasi .........................................................................
19
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air
ii
Panduan Pengoperasian Program Simulasi 2D Banjir Debris SIMLAR version 1.0
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Pull down menu utama “Hydrograph” .....................................
1
Gambar 2.
Jendela dialog data masukan hidrograf banjir dengan entry data atau membaca dari file text ............................................
2
Jendela dialog untuk memasukkan parameter hidrograf satuan sintetis Nakayasu dan hujan efektif ............
3
Gambar 4.
Hasil hitungan hidrograf satuan dan hidrograf banjir .............
4
Gambar 5.
Menu untuk simulasi hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam ....................................................................
5
Hasil hitungan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam .......................................................................................
7
Gambar 7.
Menu Data Input untuk Simulasi Aliran Debris 2D ................
7
Gambar 8.
Dialog untuk menyimpan atau memanggil file ’Project Data’ sebelum borang untuk pengisian data masukan ditampilkan
8
Gambar 9.
Menu input data elevasi permukaan tanah ............................
9
Gambar 10.
Melakukan crop daerah hitungan pada raster DEM ...............
9
Gambar 11.
Memilih dan memasukkan data elevasi permukaan tanah baru ........................................................................................
10
Memilih daerah untuk didefinisikan batas maksimum erosi berbeda dari nilai ‘default’ ......................................................
11
Gambar 13.
Penetapan lokasi kondisi batas inflow ...................................
12
Gambar 14.
Menu untuk mengisi koefisien aliran maupun sedimen .........
13
Gambar 15.
Dialog untuk pengisian volume deposit yang menjadi aliran debris inflow dan periode aliran banjir yang mengangkutnya
13
Gambar 16.
Memilih persamaan angkutan sedimen yang digunakan ......
14
Gambar 17.
Menu Inflow Data ...................................................................
15
Gambar 18.
Menu Output ..........................................................................
16
Gambar 19.
Jendela pemeriksaan data input sebelum menjalankan simulasi ..................................................................................
16
Gambar 20.
Menu Make Contour ..............................................................
17
Gambar 21.
Jendela Contour 2D ...............................................................
17
Gambar 22.
Jendela Contour Setting ........................................................
18
Gambar 23.
Menu Animation .....................................................................
19
Gambar 24.
Jendela Steering File Editor ...................................................
20
Gambar 3.
Gambar 6.
Gambar 12.
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air
iii
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Panduan Singkat Pengoperasian Perangkat Lunak “SIMLAR versi 1.0 2011” 1. Menginstal dan Mengaktifkan Perangkat Lunak Untuk menginstal, setelah memasuki folder perangkat lunak, klik “setup.exe”. Seluruh filefile yang diperlukan untuk me-’run’ perangkat lunak akan dinstalasikan di komputer. Untuk mengaktifkan perangkat lunak klik pada ikon file aplikasi “Debris_Flow.exe”. 2. Menu Utama Segera setelah perangkat lunak diaktifkan akan muncul jendela utama. Pada jendela utama ini terdapat baris menu utama di bawah baris Logo yang terletak di baris paling atas. Baris tersebut berisi 2 menu utama dan satu menu “About”. Berturut-turut dari kiri ke kanan, penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Menu utama “Hydrograph”, adalah untuk menyiapkan hidrograf banjir yang akan digunakan sebagai masukan pada simulasi aliran debris 2D. b. Menu utama “2D Simulation”, adalah untuk menyiapkan data masukan, menjalankan simulasi dan menyiapkan kontur dan animasi hasil simulasi. c. Menu “About” berisi penjelasan tentang versi dan kontributor perangkat lunak. 3. Menu Utama Penyiapan Hidrograf Menu ini adalah sebuah pull down menu yang berisi menu-menu untuk (1) mengentry data hidrograf banjir, (2) menghitung hidrograf banjir dari menghitung hidrograf satuan sintetis dan mengentry data hujan efektif, dan (3) menghitung hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam oleh longsoran tebing. Tampilan pull down menu dapat dilihat pada Gambar 1.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
1
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 1. Pull down menu utama “Hydrograph”
a. Menu memasukkan data hidrograf (“Input Inflow Hydrograph”) Menu ini akan memberikan jendela dialog seperti pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Jendela dialog data masukan hidrograf banjir dengan entry data atau membaca dari file text. Data hidrograf banjir dapat dientrykan langsung satu per satu pada tabel yang tersedia. Data ini terdiri dari pasangan data waktu (jam) dan debit banjirnya (m3/d) yang dapat diketikkan pada tiap baris yang tersedia. Cara lain adalah
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
2
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
dengan membaca file text yang telah diisi sebelumnya dengan pasangan data waktu dan debit yang dapat disiapkan dengan text editor. Dengan terisi dan disimpannya (melalui tombol “Save” di kanan bawah) data banjir ini, simulasi aliran debris 2 dimensi dapat dimulai melaui menu utama “2D Simulation”. b. Menu menghitung hidrograf melalui hidrograf satuan sintetis (“Create Synthetic Hydrograph”) Jika tidak terdapat data banjir hasil pengukuran, hidrograf banjir dapat diperkirakan dari hidrograf satuan dan curah hujan efektif rencana (yang ditetapkan sebagai penyebab banjir). Untuk itu yang pertama diperlukan adalah menghitung hidrograf satuan sintetis kemudian baru menghitung hidrograf dengan data hujan efektif yang dipilih. Menghitung Hidrograf Sintetis i. Jika menu “Create Synthetic Hydrograph” dipilih, maka akan muncul jendela dialog untuk memasukkan parameter-parameter hidrograf satuan sintetis dan besar curah hujan efektif seperti terlihat pada Gambar 3.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
3
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 3. Jendela dialog untuk memasukkan parameter hidrograf satuan sintetis Nakayasu dan hujan efektif. ii. Dalam aplikasi ini hitungan hidrograf sintetis dilakukan mengikuti Metode Nakayasu. Parameter hidrograf satuan yang diinputkan melalui kotak-kotak isian bagian atas yaitu luas daerah tangkapan hujan, A (Km2), panjang sungai terbesar, L (Km), satuan waktu, tr (jam), dan satuan hujan efektif, R0 (mm). Data hujan efektif diinputkan melalui tabel isian di bawahnya. Data hujan efektif yang dimasukkan harus mempunyai satuan waktu yang sama dengan satuan waktu hidrograf satuan yang telah dipilih. Pada tabel tersebut, kolom kiri adalah waktu dalam jam, dan kolom kanan adalah hujan efektif pada tiap selang waktu dalam mm. Untuk menambah baris baru klik baris terbawah pada kolom kiri. Selain itu data hujan efektif dapat pula diambil dengan membaca file text yang telah disiapkan sebelumnya melalui tombol “Load Data”. iii.
Setelah semua data diisikan, untuk memulai menghitung hidrograf satuan dan hidrograf banjir klik tombol “Make Hydrograph”. Begitu diklik, hitungan
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
4
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
akan dimulai dan setelah selesai akan muncul grafik hidrograf satuan dan hidrograf banjir hasil hitungan seperti terlihat pada Gambar 4. Selain itu akan tersimpan file hasil hitungan.
Gambar 4. Hasil hitungan hidrograf satuan dan hidrograf banjir.
c. Menu Menghitung Hidrograf Banjir akibat Keruntuhan Bendungan Alam Jika dipilih menu “Create Dam Break Hydrograph”, maka akan mengaktifkan kotak dialog pengisian parameter-parameter Dambreak seperti terlihat pada Gambar 5.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
5
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 5. Menu untuk simulasi hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam. Pada kotak dialog Keruntuhan Bendungan Alam (Natural Dam Break) kiri bawah terdapat kotak-kotak isian untuk parameter lembah sungai tempat terjadinya bendung alam dan elevasi dasar dan puncak bendung alam. Data yang dimasukkan adalah kemiringan memanjang dasar lembah sungai, long_slope,
kemiringan tebing lembah sungai, zval, lebar dasar lembah
sungai, bval (m), elevasi dasar tempat terjadinya bendungan alam, ebed (m), elevasi puncak bendungan alam (m), serta percepatan gravitasi bumi, g (m/d2). Di atas bagian isian ini terdapat dua gambar sketsa penampang melintang dan memanjang lembah sungai beserta notasi parameter-parameter yang dimaksud. Pada kotak dialog sebelah kanan atas terdapat kotak-kotak isian untuk parameter lubang keruntuhan. Kotak paling atas berisi volume tampungan maksimum dan di bawahnya berisi kedalaman maksimum bukaan keruntuhan bendungan yang dua-duanya dihitung parameter lembah sungai dan tinggi
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
6
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
bendungan alam. Di kotak nomor tiga dari atas adalah isian untuk tinggi dasar bukaan terendah setelah proses keruntuhan bendungan berhenti yaitu hbm (m). Pada kotak nomor empat dari atas berisi luas permukaan maksimum tampungan, As (m2). Di bawahnya lagi adalah kotak untuk isian kemiringan tebing lubang bukaan keruntuhan bendung alam dan yang terbawah adalah isian untuk angka non-linearitas kemajuan proses keruntuhan. Blok data di bawahnya (bagian tengah kotak dialog) berisi data perkiraan nilai parameter-parameter keruntuhan bendungan yang dihitung dari rumus empiris (Fred, 1979) untuk lebar rerata bukaan keruntuhan, b (m), dan waktu / lama proses keruntuhan bendungan, t (jam), berdasar nilai koefisien keruntuhan, ko (1 untuk overtopping atau 1.4 untuk piping) dan parameter-parameter lubang keruntuhan yang ada di blok atasnya. Dengan nilai perkiraan ini dipilih nilai b dan t yang akan digunakan untuk menghitung debit puncak banjir akibat keruntuhan bendungan alam. Dua parameter ini dimasukkan melalui dua kotak isian di bagian tengah bawah kotak dialog. Pada blok Output (Hasil) yang berada di bagian kanan atas, ditampilkan angka hasil hitungan debit puncak banjir dengan rumus empiris. Dalam memilih nilai b dan t diupayakan sehingga hasil hitungan nilai Qp* dan Qp mendekati sama sehingga pengurangannya sama dengan nol. Oleh karena itu nilai b dan t dicobaulang sehingga sebisa mungkin memenuhi syarat di atas. Hasil hitungan ini nanti dibandingkan dengan Qp yang diperoleh dari hitungan penelusuran banjir akibat keruntuhan bendungan dan nilai non-linieritas, r, dapat dicobaulangkan sehingga mendapatkan hasil hitungan penelusuran yang mendekati atau sama dengan hasil hitungan rumus empiris. Pada bagian kanan bawah, terdapat tabel yang berisi debit inflow masuk waduk yang terbentuk akibat adanya bendung alam. Data debit inflow ini dapat diambil dari file debit dari data entry atau file debit hasil hitungan hidrograf sintetis. Setelah semua data selesai dimasukkan, silakan klik Proses untuk menampilkan tabel dan grafik hidrogaf banjir inflow dan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam hasil hitungan. Pada grafik, hidrograf banjir inflow
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
7
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
ditampilkan dengan warna biru dan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam digambarkan dengan warna merah seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Hasil hitungan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan alam. 4. Menu Utama Simulasi 2D Menu simulasi 2D adalah menu untuk melakukan analisis aliran debris dua dimensi. Jika menu ini diklik akan muncul pull down menu yang berisi menu-menu sbb.: “Data Input”, “Execute”, “Make Contour”, “Animation” dan “Show/Hide GIS Tools” seperti terlihat pada Gambar 7. Di bawah ini diuraikan menu-menu tersebut.
Gambar 7. Menu Data Input untuk Simulasi Aliran Debris 2D. a. Menu data input
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
8
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Untuk memulai menyiapkan data masukan untuk simulasi aliran debris 2D, klik menu ”Data Input” seperti terlihat pada Gambar 7. Jendela dialog ”Load Data” akan segera muncul (Gambar 8). Pada jendela dialog ini pengguna dapat memilih membaca File Address atau langsung membaca file hidrograf banjir melalui tombol ”Hydrograph Inflow”. Jika proses hitungan penyiapan hydrograf baru saja dikerjakan maka otomatis file hidrograf sudah terisi. Jika melanjutkan simulasi sebelumnya maka dipilih menu ”Project Data” dan kemudian memilih file proyek yang tampak. File ini menyimpan nama-nama file-file yang diperlukan dalam simulasi.
Gambar 8. Dialog untuk menyimpan atau memanggil file ’Project Data’ sebelum borang untuk pengisian data masukan ditampilkan. Setelah jendela dialog ”Load Data” dilengkapi kemudian tekan tombol ”OK”, maka akan muncul jendela ”Data Form of 2D Numerical Simulation of Lahar”. Pada jendela ini, dialog-dialog dikemas dalam beberapa Tab. Dari kiri ke kanan terdapat Tab-tab:
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
9
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
”Ground Elevation (1)”, ”Moveable Bed Thickness”, ”Coefficient (2)”, ”Inflow Data (3)”, dan ”Output (4)”. 1) Menu Elevasi Tanah (“Ground Elevation (1)”) Elevasi Tanah diinputkan dengan memasukkan data raster DEM berformat *.ASC (ASCII raster) sebagai file input (Gambar 9). Batasi daerah pada data raster DEM yang akan diproses Data raster DEM untuk mendapatkan Mesh information dan Ground Elevation dan apabila terjadi kekeliruan dalam membatasi, batasi kembali daerah yang diinginkan.
Gambar 9. Menu input data elevasi permukaan tanah.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
10
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 10. Melakukan crop daerah hitungan pada raster DEM. 2) Menu Edit Elevasi Dasar Sungai Pada saat melakukan verifikasi data DEM yang diolah dari data satelit atau foto udara dengan pengukuran di darat, atau akan melakukan pemodelan dengan bangunan sabo, diperlukan modifikasi data elevasi permukaan tanah pada daerahdaerah tertentu. Untuk melakukan hal ini disediakan menu pemilihan daerah yang dimaksud dengan menekan tombol
. Setelah memilih daerah yang dimaksud
dengan membuat batasan di atas raster DEM (dobel klik untuk mengakhiri), akan muncul jendela dialog untuk memasukkan elevasi permukaan tanah yang baru dan arsir merah pada daerah yang dipilih (Gambar 11). Setelah diisikan elevasi yang baru dan dikonfirmasi (menekan tombol “OK”), maka dapat dilakukan lagi edit elevasi permukaan tanah pada daerah yang lain jika diperlukan.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
11
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 11. Memilih dan memasukkan data elevasi permukaan tanah baru. 3) Menu Erosi Dasar Sungai Nilai ‘default’ ketebalan lapisan yang dapat tererosi telah ditentukan sebesar 30 m. Jika karena struktur geologi atau adanya bangunan diperlukan mengkoreksi data ketebalan lapisan tanah yang dapat tererosi tersebut, perubahan data ketebalan lapisan tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sama pada pembatasan area yang akan disimulasikan seperti pada Menu Elevasi Tanah namun dengan mengaktifkan Tab “Moveable Bed Thickness”. Dengan posisi tombol yang aktif , batasi daerah yang berpotensi terjadi erosi dasar sungai yang akan ditentukan kedalaman maksimum dasar sungai yang bisa tererosi berbeda dari nilai ‘default’.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
12
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 12. Memilih daerah untuk didefinisikan batas maksimum erosi berbeda dari nilai ‘default’. 4) Menu Penetapan Posisi Kondisi Batas Inflow Untuk menetapkan lokasi debit banjir yang mengalir memasuki daerah hitungan, digunakan tombol
pada Tab “Ground Elevation (1)” seperti terlihat pada
Gambar 13. Pada kondisi tombol tersebut aktif, pengguna memilih deretan titik sepanjang garis batas sebelah atas sesuai tempatnya di lapangan dengan membatasi deretan titik-titik yang dipilih. Setelah dilakukan pemilihan maka secara otomatis akan terjadi pengisian nomor-nomor titik yang telah terpilih pada tempat yang tersedia dalam submenu “Direction Inflow Point” di sebelah kanan bawah. Nomor pada kotak sebelah kiri adalah nomor titik terkiri dan pada kotak kanan adalah nomor titik terkanan. Jika titik-titik yang dipilih berada pada batas atas, maka tanda panah yang muncul mengarah ke bawah dan tombol lingkaran bawah akan diaktifkan dan kotak di bawahnya terisi angka 1 yang merupakan kode bahwa aliran banjir inflow mengalir dari atas.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
13
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Pada simulasi dengan debit inflow memasuki daerah hitungan dari kiri atau kanan batas hitungan, tanda panah yang muncul akan menyesuaikan dan nomor yang muncul akan menunjukkan nomor titik batas teratas dan batas terbawah.
Gambar 13. Penetapan lokasi kondisi batas inflow. 5) Menu Pengisian Koefisien Simulasi Masukkan data koefisien-koefisien yang akan digunakan dalam simulasi, yakni rapat massa campuran air dan material, rapat massa sedimen, konsentrasi material sedimen yang terangkut oleh banjir, koefisien pergerakan aliran pada arah x dan y, angka minimum kedalaman aliran untuk berhentinya proses simulasi, koefisien formula transport sedimen, koefisien kekasaran dasar sungai, sudut tebing sungai, sudut gesek dalam material sedimen, kohesi material sedimen, formula transport yang akan digunakan dalam simulasi, distribusi ukuran butiran sedimen yang terangkut dan tanah dasar sungai. Lihat gambar berikut ini :
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
14
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 14. Menu untuk mengisi koefisien aliran maupun sedimen. Masih pada menu yang sama terdapat jendela dialog kecil di kiri atas yang digunakan untuk menghitung rapat massa aliran debris yang dihitung dari jumlah debris total yang diisikan atau diperkirakan dari volume bendungan alam yang longsor dan jumlah air banjir yang merupakan integral dari hidrograf yang digunakan dari jam awal dan jam akhir yang dapat ditentukan oleh pengguna. Untuk melakukan hitungan rapat massa aliran debris inflow tersebut diatas dilakukan dengan menekan tombol ”Calculate” pada jendela dialog tersebut (Gambar 14). Setelah diisikan data pada dialog baru yang segera muncul (”Debris Deposit”) dan tekan tombol ”Calculate” pada dialog baru tersebut seperti terlihat pada Gambar 15.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
15
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 15. Dialog untuk pengisian volume deposit yang menjadi aliran debris inflow dan periode aliran banjir yang mengangkutnya. Setelah persamaan angkutan sedimen dipilih dan melengkapi data yang lain, maka diperlukan untuk mengupdate file data input untuk simulasi dengan mengklik tombol ”Save” di kanan bawah seperti terlihat pada Gambar 16.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
16
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 16. Memilih persamaan angkutan sedimen yang digunakan. 6) Tab Inflow Data (3) Masukkan data-data yang terkait dengan aliran. Masukkan atau edit (jika diperlukan) data lebar sungai pada kondisi batas inflow atau inflow point, kemiringan dasar sungai rerata di sebelah hulu inflow point, data besar waktu langkah hitungan (dt) atau computational time step, durasi selang waktu hidrograf (tt), data hidrograf (q0), data kedalaman aliran (huu), dan konsentrasi sedimen per fraksi ukuran butiran (cdu1 sd cdu3). Beberapa data sudah terisi sebagai hasil pengisian sebelumnya atau terisi angka-angka default yang telah disediakan. Lihat Gambar 17.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
17
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 17. Menu Inflow Data. 7) Tab Output (4) Pada tab Output (4) dapat diatur keluaran apa saja yang akan ditampilkan dan dicetak dari hasil simulasi oleh perangkat lunak yakni sebaran air dan sedimen, kedalaman aliran, ketebalan erosi dan deposit sedimen. Beri tanda “centang” pada masing-masing pilihan output yang akan ditampilkan. Kontur yang akan dihasilkan dari sebaran sedimen dan air yang disimulasikan juga diatur disini pencetakkannya. Contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
18
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 18. Menu Output. Setelah semua data input dimasukkan, klik “Save”. Apabila berhasil, maka akan muncul pesan yang memberitahukan bahwa masukan input sukses. Langkah selanjutnya adalah kembali ke menu ”2D Simulation” pada menu utama. b. Menu Execute Pada menu utama “2D Simulation” pilih menu “Execute”. Akan muncul tampilan input yang sudah dimasukkan sebelumnya. Selanjutnya pilih “OK”.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
19
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 19. Jendela pemeriksaan data input sebelum menjalankan simulasi. c. Menu cake Contour Menu Make Contour digunakan untuk membuat peta kontur dari hasil running yang telah tersimpan dalam format ESRI Grid file (.asc).
Gambar 20. Menu Make Contour. Setelah Menu Make Contour di klik, muncul jendela Contour 2D.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
20
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 21. Jendela Contour 2D 1. Tombol Input Tombol input digunakan untuk memilih file ESRI grid file (.asc) yang akan dibuat peta konturnya. 2. Tombol Output Tombol output digunakan untuk member nama dan memilih tempat dimana akan disimpan peta kontur hasil dari proses ini. 3. Textfield Number of Contour Levels Banyaknya jumlah level kontur yang akan dibuat dimasukan dalam text field ini. 4. Tombol Draw Contour Tombol Draw Contour digunakan untuk menjalankan proses pembuatan peta kontur. 5. Tombol Setting Tombol setting digunakan untuk membuka jendela setting dimana pengguna dapat mengatur beberapa hal mengenai kontur yang akan dibuat.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
21
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 22. Jendela Contour Setting i. Radiobutton pada group Contour Leveling digunakan untuk memilih bagaimana interval kontur yang akan dibuat. ii. Radiobutton pada group Contour Line Interpolation digunakan untuk memilih interpolasi yang digunakan dalam membuat garis kontur. iii. Textbox Max dan Textbox Min pada group Set Max-Min value digunakan untuk me-reset nilai maximum dan/atau minimum sesuai keinginan pengguna (dalam meter). iv. Radiobutton pada group Grid Scale digunakan untuk memilih skala grid yang digunakan untuk membuat garis kontur. v. Tombol Save digunakan untuk menyimpan setting yang dipilih. Setting ini bertahan selama aplikasi belum di tutup. Saat aplikasi baru dibuka, setting menunjuk ke setting awal. Membuat Peta Kontur Klik tombol “input” untuk memilih file .asc yang akan dibuat peta kontur. Klik tombol “output” untuk memberi nama dan memilih tempat dimana peta kontur akan disimpan. Klik tombol “setting” untuk merubah setting awal.Klik tombol “Draw Contour” untuk memulai proses pembuatan peta kontur.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
22
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
d. Menu animasi
Gambar 23. Menu Animation 1. Load Steering File Menu Steering File digunakan untuk memilih steering file, yaitu plain text file yang berisi daftar shapefile-shapefile yang akan digunakan untuk animasi, termasuk file gambar yang digunakan sebagai background. 2. Create Steering File Menu ini digunakan untuk membuat steering file. Ketika menu ini di klik, akan muncul jendela dialog untuk memilih shapefile mana saja yang akan digunakan.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
23
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Gambar 24. Jendela Steering File Editor i. Tombol Add digunakan untuk memilih shapefile yang akan dimasukkan dalam steering file. ii. Tombol Up dan tombol Down digunakan untuk mengatur urutan shapefile dalam steering file iii. Tombol Remove digunakan untuk menghapus shapefile yang dipilih dari daftar iv. Tombol Clear digunakan untuk menghapus semua shapefile yang ada dalam daftar. v. Textbox Starting Time digunakan untuk memasukan waktu awal (dalam menit). vi. Textbox Time Interval digunakan untuk memasukan selang waktu antar shapefile yang ada dalam daftar (dalam menit). vii. Tombol Open digunakan untuk membuka steering file yang sudah ada viii. Tombol Save digunakan untuk menyimpan shapefile yang ada dalam daftar ke sebuah steering file.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
24
Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya air
Membuat Steering File Klik menu “Create Steering File”. Pada jendela “Steering File Editor” yang muncul, klik tombol “add” untuk memilih shapefile-shapefile yang akan dimasukan dalam animasi. Gunakan tombol shift atau atau ctrl untuk memilih banyak file sekaligus. Masukan juga file yang digunakan sebagai background layer. Tempatkan background layer berada pada urutan paling bawah pada listbox yang ada menggunakan tombol “up” dan/atau tombol “down”. Masukan waktu awal (dalam menit) animasi pada textbox “starting time”. Masukan interval waktu (dalam menit) antar frame dalam animasi pada textbox “Time Interval”. Klik tombol “save” untuk menyimpan steering file yang telah dibuat. Gunakan tombol “open” untuk membuka dan meng-edit steering file yang sudah ada.
Panduan Penggunaan Perangkat Lunak 2D Debris Flow Simulation version 1.0
25
BALAI SABO PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR YOGYAKARTA
ISBN 978-979-8763-15-1