Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
TIONIL KLORIDA [THIONYL CHLORIDE]
O S Cl
Cl
Sulfurous oxychloride Rumus Molekul : SOCl2 1.
Massa Molekul : 118,97 Dalton
PENANDA PRODUK NOMOR REGISTER CAS NOMOR HS NOMOR UN
: 7719-09-7 : 2812.90.00.00 : 1836
Sinonim dan nama dagang Sulfinyl chloride; Sulfinyl dichloride; Sulfur chloride oxide; Sulfurous dichloride; Sulfur oxychloride; Sulfur oxychloride; Thionyl chloride; Tionyl dichloride 2.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA a. b. c. d. e. f. g. h.
3.
Keadaan fisik Titik beku Titik didih Tekanan uap Kerapatan uap Berat Jenis Volatilitas Kelarutan
: : : : : : : :
Cairan berasap, tidak berwarna hingga merah, baunya dapat mengiritasi - 125 hingga - 104°C 75 hingga 79°C 97 mmHg pada 20°C 4,1 (udara = 1) 1,631 – 1,638 (air = 1) Larut dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS a.
Penanda Produk (mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
b.
Identitas Produsen/ Pemasok (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
c.
Piktogram Bahaya :
d.
Kata Sinyal : “BAHAYA”
e.
Pernyataan Bahaya : Jika kontak dengan air melepaskan gas mudah menyala Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang parah Dapat berakibat fatal jika tertelan dan masuk ke dalam saluran pernafasan
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
765
T I O N I L K L O R I D A
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
f.
Pernyataan kehati-hatian# : Basuh dengan saksama sesudah menangani bahan ini Jangan merangsang muntah Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya Gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik Jika tertelan segera hubungi pusat penanggulangan keracunan/ dokter/ tenaga medis
4.
PENYIMPANAN Simpan di tempat yang sejuk dan kering, ventilasi diperlukan. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak boleh dicampurkan
5.
PENGGUNAAN Digunakan dalam pembuatan asil klorida, untuk menggantikan gugus – OH atau –SH dengan atom klor, bereaksi dengan pereaksi Grignard untuk membentuk sulfoksida yang sesuai, pembuatan pestisida, plastik, diperlukan dalam pembentukan metilfosfonat diklorida, prekursor kunci pada gas sarin, pelarut pada baterai litium
6.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS a. Stabilitas
:
b. Peruraian yang berbahaya
: Hasil peruraian pada pemanasan berupa osmium, klorin, halisa dan oksida sulfur
c. Polimerisasi
: Tidak terjadi polimerisasi.
d. Kondisi untuk dihindari
: Jaga agar tetap kering. Gas berbahaya dapat terakumulasi pada ruang terbatas atau sempit. Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan air limbah.
e. Inkompatibilitas
: Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan basa, bahan mudah terbakar, bahan pengoksidasi, amina, logam, dimetil formamida + sedikit besi atau seng, Minyak biji rami + kuinolin, dan toluena + etanol + air
Tionil Klorida dengan : Amonia Asam o-nitrobenzoil asetat Asam o-nitrofenil asetat Bis(dimetilamino) sulfoksida
7.
Diisopropil malonat Dimetil sulfoksida 2,4-Hexadiyn-1-6-diol Heksafluoroisopropilidenaminolitium Kloril perklorat Natrium 1,2,3-Sikloheksantrion
: : : : : :
Trioksim + sulfur dioksida Tetrahidrofuran
: :
Kemungkinan bereaksi disertai ledakan. Dapat bereaksi atau menyala dengan hebat. Dapat bereaksi atau menyala dengan hebat. Kemungkinan bereaksi disertai ledakan pada suhu diatas 80°C. Menghasilkan percikan api. Kemungkinan bereaksi disertai ledakan. Dapat bereaksi atau menyala dengan hebat. Kemungkinan bereaksi disertai ledakan. Kemungkinan bereaksi disertai ledakan. Dapat bereaksi atau menyala dengan hebat pada suhu 300°C. Kemungkinan bereaksi disertai ledakan. Kemungkinan reaksi eksotermik disertai pelepasan gas jika dipanaskan pada suhu 60°C
INFORMASI TOKSIKOLOGI a.
#
: : : :
Bereaksi hebat dengan air, menghasilkan panas disertai pelepasan gas yang beracun dan/atau korosif. Dapat terurai secara hebat pada pemanasan
Data Toksisitas : LC50 tikus – terhirup 500 bpj selama 1 jam
hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
766
T I O N I L K L O R I D A
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
b.
Data Mutagenisitas : tidak tersedia
c.
Data Karsinogenisitas : tidak tersedia
d.
Data Iritasi / korosi : tidak tersedia
e.
Data Teratogenisitas : tidak tersedia
f.
Data Tumorigenisitas : tidak tersedia
g.
Data Efek Reproduktif : tidak tersedia
h.
Efek Lokal : Korosif
8.
: melalui paparan terhirup, kulit, mata, tertelan
i.
Organ Sasaran : tidak tersedia
j.
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : tidak tersedia
EFEK TERHADAP KESEHATAN a. Terhirup Paparan jangka pendek
Paparan jangka panjang
b. Tertelan Paparan jangka pendek
Paparan jangka panjang
c. Kontak dengan mata Paparan jangka pendek
Paparan jangka panjang
d. Kontak dengan kulit Paparan jangka pendek
: Sama seperti paparan senyawa korosif. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernafasan disertai batuk, rasa tercekik, nyeri dan kemungkinan luka bakar pada selaput lendir. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi edema paru yang dapat timbul segera atau seringkali dalam jangka waktu 5 – 72 jam. Gejala dapat meliputi rasa sesak pada dada, sesak nafas, dahak berbusa, sianosis, dan pusing. Pada kasus fatal dapat menimbulkan kematian. : Bergantung pada lamanya paparan dan konsentrasi bahan, paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan inflamasi dan perubahan tukak pada mulut dan kemungkinan gangguan pada bronkus serta usus dan lambung. :
Sama seperti paparan senyawa korosif Dapat menyebabkan nyeri dengan segera dan luka bakar parah pada selaput lendir. Dapat terjadi perubahan warna pada jaringan. Efek pada esofagus serta saluran lambung dan usus dapat berkisar dari mulai iritasi hingga korosif berat. Pertama kemungkinan sulit menelan dan berbicara selanjutnya hampir tidak mungkin. Edema epiglotis dan syok mungkin terjadi
: Sama seperti paparan senyawa korosif Bergantung pada lamanya paparan dan konsentrasi bahan, paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan efek serupa sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. : Sama seperti paparan senyawa korosif Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi parah, nyeri dan luka bakar, kemungkinan parah. Tingkatan luka bergantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Tingkatan luka secara penuh dapat tidak segera tampak. : Sama seperti paparan senyawa korosif Efek bergantung pada lamanya paparan dan konsentrasi bahan. Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan radang selaput ikat mata atau efek serupa sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek. :
Sama seperti paparan senyawa korosif Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi parah, nyeri dan
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
767
T I O N I L K L O R I D A
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
Paparan jangka panjang
9.
:
kemungkinan luka bakar. Sama seperti paparan senyawa korosif Efek bergantung pada lamanya paparan dan konsentrasi bahan. Paparan berulang atau terus menerus dapat menyebabkan dermatitis atau efek serupa sebagaimana halnya pada paparan jangka pendek.
ANTIDOTUM Data tidak tersedia
10. INFORMASI EKOLOGI a. b.
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : data tidak tersedia Data Ekotoksisitas : data tidak tersedia
11. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI a.
Batas paparan 5 mg/m3 (1 bpj) OSHA ceiling 5 mg/m3 (1 bpj) ACGIH ceiling 5 mg/m3 (1 bpj) NIOSH ceiling yang direkomendasikan
b.
Metode Pengambilan sampel : data tidak tersedia
c.
Metode / prosedur pengukuran paparan : data tidak tersedia
d.
Ventilasi Sediakan sistem ventilasi penyedot udara setempat. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
e.
Alat pelindung diri e.1 Respirator : Respirator dan konsentrasi maksimum penggunaan berikut dikutip dari NIOSH dan/atau OSHA. Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan mungkin diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan disesuaikan dengan urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan. Jenis respirator yang digunakan : Respirator dengan pasokan udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya. Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekananpositif lainnya. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan : Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah. Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
e.2 Pelindung Mata : Gunakan kacamata pengaman yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja. _______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
768
T I O N I L K L O R I D A
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
e.3 Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai e.4 Sarung tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai. e.5 Sepatu
: data tidak tersedia
12. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA a. Jika terhirup
:
b. Jika tertelan
:
c. Jika terkena mata
:
d. Jika terkena kulit
:
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Pertahankan suhu tubuh korban dan istirahatkan. Segera bawa ke dokter. Catatan untuk dokter : pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pembilasan lambung atau pemberian obat emesis (perangsang muntah). Jangan dirangsang untuk muntah atau memberi minum kepada korban yang tidak sadar. Berikan air yang banyak atau susu. Biarkan muntah terjadi. Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadar,palingkan posisi kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke dokter. Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis setidaknya selama 15 menit sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan pemberian larutan garam fisiologis hingga siap untuk dibawa ke dokter. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke dokter. Petugas tanggap darurat harus mengenakan sarung tangan dan menghindari kontaminasi. Lepaskan segera pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian kontak dengan sabun atau deterjen lunak dengan air yang banyak hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal (setidaknya selama 15 menit). Untuk luka bakar, lindungi area yang terkontaminasi dengan perban steril. Segera bawa ke dokter.
13. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN a. Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
b. Media pemadam
:
Karbon dioksida, bahan kimia kering. Bila terjadi kebakaran besar : Semprotkan air yang banyak.
c. Tindakan pemadaman
:
Jaga agar air tidak memasuki kemasan. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan aliran air bertekanan tinggi. pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Dinginkan kemasan dengan menyemprotkan air yang banyak hingga api benarbenar padam. Jaga agar posisi jauh dari ujung tangki.
d. Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
769
T I O N I L K L O R I D A
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
14. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi : a. Di tempat kerja
:
b. Ke udara
:
Data tidak tersedia
c. Ke air
:
Data tidak tersedia
d. Ke tanah
:
Data tidak tersedia
Hindari kontak dengan bahan mudah terbakar. Jangan sentuh bahan yang tumpah. Jaga agar air tidak memasuki kemasan. Hentikan kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi uap dengan menyemprotkan air. Hindari kontak langsung antara bahan dengan air. Pembersihan dan pembuangan hanya boleh dilakukan oleh petugas yang terlatih dalam menangani bahan ini. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut. Jangan menggunakan air. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada tempat yang tertutup sebelum memasuki area.
15. PENGELOLAAN LIMBAH Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 16. INFORMASI TRANSPORTASI a.
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : data tidak tersedia
b.
Pengangkutan Laut IMDG Kode instruksi kemasan : P802 Kelompok kemasan : 1
17. INFORMASI LAIN Nomor RTECS Nomor EINECS
: :
XM5150000 231-748-8
18. PUSTAKA 1.
Budavari, S. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 1666
2.
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
3.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki.
4.
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A WileyInterscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 3453
5.
---------------, (1989), NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards, vol. 1 & 2, US Department of Health and Human Services, Washington D.C
6.
OHS 2330, Thyonil Chloride, MDL Information Systema, Inc.1994, pp.1-8
7.
Sax, N. Irving and Lewis, Richard J., Sr, (1987), Hazardous Chemicals Desk Reference, Van Nostrand Reinhold, New York, p. 815
8.
The Dutch Institute for the Working Environment and the Dutch Chemical Industry Association, (1991), Chemical Safety Sheets, Samson Chemical Publishers, Netherland, p. 856
9.
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
770
T I O N I L K L O R I D A