BENZALKONIUM KLORIDA BENZALKONIUM CHLORIDE
1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (6) Ammonium Kuarterner 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,2,3,6,8) Alkyl
dimethyl
benzyl
Alkyldimethyl(phenylmethyl)
ammonium Chloride;
chloride;
Ammonium,
Alkylbenzyldimethylammonium
Chloride; Alkyl dimethyl(phenylmethyl)quaternary ammonium chlorides; Quaternary ammonium compounds,alkylbenzyldimethyl, chlorides; Zephiral, Zephiran chloride, BTC 471; Alkyl dimethyl ethylbenzil ammonium chloride; Alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride; Coco alkyldimethylbenzyl ammonium
chloride;
Coco
dimethyl
benzyl
ammonium
chlorides;
Dimethylcocobenzalkonium chloride; Zephiran chloride (R); Hyamine 3500; Diisobutylphenoxyethoxyethyldimethylbenzylammonium chloride; Hyamine 1622 (R) 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS (1,2,3,4,6,8)
: 8001-54-5
1.3.2. Nomor RTECS (1,7)
: BO3150000
1.3.3. Nomor EINECS (1)
: 616-786-9
2. PENGGUNAAN (1,6) Bahan kimia laboratorium dan industri sebagai bahan pengawet. Komponen aktif dalam desinfektan dan sanitizer produk rumah tangga, pertanian, rumah sakit, perkantoran dan sarana transportasi umum. Juga digunakan sebagai algaesida (pembasmi alga) dan slimisida (pembasmi lendir) untuk kolam renang, industri penampung air, dan kolam pertanian. Bahan ini juga digunakan pada berbagai sediaan topikal pada pengobatan infeksi minor untuk mata, mulut, tenggorokan dan sebagai pengawet pada sediaan untuk penggunaan eksternal. Cetrimide dan
1
benzalkonium klorida digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan luka, kulit, dan luka bakar. Bahan ini juga digunakan sebagai surfaktan (surface active agent). Bahan ini digunakan dalam kondisioner rambut, sebagai pelembut untuk produk tekstil dan kertas, dan sebagai penyebar pigmen.
3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran (3,4,6,8) Ginjal, liver, jantung, saluran pencernaan, sistem kardiovaskuler, sistem saraf. 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (3,4,6,8) Menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Bronkospasme kadang terjadi pada penderita asma. Pusing, sakit kepala dan mual. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (3,4,6,8) Absorpsi melalui kulit rendah kecuali pada kulit luka/rusak. Bersifat iritan dan korosif. Timbul inflamasi dan blistering (melepuh). Inflamasi kulit ditandai dengan gatal, kulit bersisik,
kemerahan,hingga melepuh. Konsentrasi < 5%
menyebabkan iritasi ringan, 5-10% iritasi sedang, > 10% menyebabkan korosi dan nekrosis kulit. 3.2.1.3. Kontak dengan Mata (3,4,6,8) Sangat berbahaya dalam kasus kontak mata (iritan dan korosif), pada konsentrasi 2 -
≥10% menyebabkan
kerusakan pada kornea dan kebutaan, konsentrasi ≥ 0,1 % menyebabkan
keratitis,
superfisial
desquamata.
Juga
muncul reaksi inflamasi ditandai dengan kemerahan, berair, gatal-gatal. Terpapar oleh benzalkonium klorida pada konsentrasi kurang dari 0,1% biasanya tidak menyebabkan gejala apapun. Paparan berulang pada bentuk larutannya dapat menyebabkan iritasi sementara.
2
3.2.1.4. Tertelan (3,4,6,8) Gangguan pada saluran gastrointestinal. Jika tertelan larutan benzalkonium klorida dengan konsentrasi tinggi menyebabkan luka ringan hingga berat pada mulut, lidah dan sepanjang saluran cerna, disertai dengan hipersalivasi, vomiting, diare dan konvusi. Dapat juga timbul asidosis metabolik. Pada beberapa kasus menyebabkan hipotensi, shock, konvulsi, respiratory paralysis dan koma. Pada konsentrasi < 1% kecil kemungkinan menyebabkan iritasi mukosa. Konsentrasi 1% - 7,5% dapat menyebabkan iritasi mukosa yang signifikan dan kemungkinan terjadi toksisitas sistemik, tergantung volume dan konsentrasi bahan yang tertelan. Pada konsentrasi > 7,5% dapat terjadi efek korosif. 3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup (6,8) Paparan berulang menyebabkan berbagai derajat iritasi pada saluran pernafasan, atau kerusakan paru. Pada paru– paru menyebabkan pulmonary edema dan aspirasi. 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (6,8) Kerusakan kulit lokal atau dermatitis. Paparan berulang atau dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu yang sensitif. Dapat menyebabkan sianosis pada kulit dan bibir yang disebabkan oleh kekurangan oksigen. 3.2.2.3. Kontak dengan Mata (6,8) Paparan berulang atau berkepanjangan menyebabkan iritasi, kerusakan organ sasaran yaitu kerusakan kornea mata dan kebutaan. 3.2.2.4. Tertelan (4) Penelitian telah membuktikan bahwa akibat penggunaan deterjen yang mengandung senyawa amonium kuartener dapat menyebabkan kejadian tertelan senyawa tersebut
3
secara
tidak
sengaja.
Namun
konsentrasinya
(100
mg/orang/tahun) tidak menyebabkan toksisitas.
4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan (6) LD50 oral-marmut 200 mg/kg; LD50 intraperitonial-mencit 10 mg/kg; LD50 intravena-mencit 10 mg/kg; LD50 oral-mencit 175 mg/kg; LD50 subkutan-mencit 62 mg/kg; LD50 intraperitonial-tikus 14,5 mg/kg; LD50 intravena-tikus 13,9 mg/kg; LD50 oral-tikus 240 mg/kg; LD50 subkutan-tikus 400 mg/kg; LD50 kulit-tikus 1,56 g/kg. Lesi nasal pada penggunaan intranasal pada konsentrasi 0,5 – 0,1 % benzalkonium klorida diamati pada tikus. 4.1.2. Data pada Manusia (3,4,6) Toksisitas sistemik yang timbul biasanya berkaitan dengan dosis paparan. Dosis minimum penggunaan benzalkonium klorida yang menyebabkan toksik pada manusia tidak begitu jelas, namun pada 20 mg/kg atau lebih (penggunaan parenteral) dan pada penggunaan oral 100 – 400 mg/Kg menyebabkan kematian. Kematian pada manusia akibat pajanan berat benzalkonium klorida biasanya
terkait
karena
bronkokontriksi,
kelumpuhan
sistem
kardiorespirator (cardiorespiratory collapse), dan edema paru-paru akut. 4.2. Data Karsinogenik
(6)
Data tidak tersedia. 4.3. Data Teratogenik
(6)
Data tidak tersedia. 4.4. Data Mutagenik
(3,4,6)
Mutagenik pada sel somatik mamalia, bakteri dan ragi.
5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 4
5.1. Terhirup (8) Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.2. Kontak dengan Kulit (8) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Cuci pakaian dan sepatu sebelum digunakan kembali. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.3. Kontak dengan Mata (3,4,6,8) Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat 5.4. Tertelan (1,2,8) Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Cuci mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (9) a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 6.2. Dekontaminasi (9) 6.2.1.
Dekontaminasi Mata -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
5
-
Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
6.2.2.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati, jangan sampai terhirup.
6.2.3.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
Dekontaminasi Gastrointestinal -
Aspirasi Nasogastrik
(3)
Aspirasi nasogastrik direkomendasikan jika jumlah cairan yang tertelan berefek toksik secara sistemik dan dalam volume yang cukup untuk aspirasi. Karena prosedur ini dapat meningkatkan risiko muntah dan aspirasi paru, jalan napas harus dilindungi pada semua pasien. Penempatan tube nasogastrik yang tepat harus dipastikan pada semua pasien. -
Pemberian arang aktif tidak efektif
(4)
.
6.3. Antidotum (6) Tidak ada antidotum yang spesifik
7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Benzalkonium Klorida 6
7.2. Deskripsi (1,4,6,7,8) Bentuknya berbagai jenis (serbuk amorf, gel kental, kepingan gelatin), bersifat higroskopik, seperti sabun jika disentuh dan berbau khas, lembab dan rasanya sangat getir (bitter taste), berwarna putih hingga kekuningan; Rumus molekul C21H38ClN; berat molekul 283,88; titik lebur 241,02oC; kerapatan uap 3,53 x 10-12 mmHg; berat jenis 0,98 (air = 1); berat jenis relatif 0,9429 g/cu cm pada 25oC; kelarutan, tidak larut dalam eter, mudah larut dalam aseton, metanol, etanol 95% dan air. 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (8) Kesehatan
3
= Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran
1
= tingkat kebakaran rendah
Reaktivitas
0
= Tidak reaktif
7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Keamanan) (8) R21/22
= Berbahaya saat kontak pada kulit dan jika mengembang.
R34
= Menyebabkan luka bakar
R50
= Sangat beracun bagi organisme perairan
S26
= Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak air dan hubungi dokter.
S28
= Setelah kontak dengan kulit, cuci segera dengan banyak sabun dan air.
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak
sehat,
menghubungi
jika
memungkinkan
dokter
(perlihatkan
segera label
kemasan) S61
= Hindari pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada lembar data keamanan/instruksi khusus.
S36/37/39
= Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang cocok
7.3.3. Klasifikasi GHS (7) Pernyataan Bahaya H302 + H312
= Berbahaya apabila tertelan atau mengenai kulit.
7
H314
= Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan mata yang serius.
H400
= Sangat beracun bagi mahluk dalam air.
Pernyataan Kehati-hatian P273
= Hindari pembuangan ke lingkungan
P280
= Pakailah sarung tangan pelindung/pakaian /pelindung mata/pelindungwajah
P301 + P330 + P331=JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN memancing muntah. P302 + P352
= JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan air.
P305 + P351 + P338= JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya. Lanjutkan membilas. P309 + P310
= Jika terpapar atau Anda merasa tidak sehat: Segera telponlah Sentra Informasi Keracunan Nasional atau dokter
8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1.
Reaktivitas (3,4,6,7,8) Bersifat stabil. Bersifat higroskopis, terurai pada kondisi suhu terlalu tinggi. Penggunaan benzalkonium klorida bersama dengan senyawa anionik menyebabkan kerja benzalkonium klorida menjadi tidak aktif. Stabil pada kondisi penyimpanan, tidak memiliki gugus kromofor yang menyerap sinar pada panjang gelombang >290 nm, sehingga stabil pada paparan cahaya. Benzalkonium klorida reaktif dengan adanya agen pengoksidasi.
8.2.
Kondisi yang Harus Di Hindari (3,4,6,7,8) Hindarkan panas.
8.3.
Bahan Tak Tercampurkan (4,5) Oksidator kuat, basa kuat, asam kuat, asam klorida, asam anhidrida, asam sulfat dan asam nitrat pekat, antipyrine, kamfer, fenol, garam besi,
8
mentol, uretan, kalium permanganat, detergen anionik (seperti sabun) dan nitrat. 8.4.
Dekomposisi (4) Uap beracun dari amonia, hidrogen klorida dan nitrogen oksida.
8.5.
Polimerisasi (8) Tidak terpolimerisasi
9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1.
Ventilasi (3,4,6,7,8) Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup
9.2.
Perlindungan Mata (4) Kacamata pengaman dengan pelindung bagian sisi wajah atau kenakan penutup seluruh wajah jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia. Gunakan peralatan pelindung mata yang telah diuji dan disetujui di bawah standar pemerintah yang sesuai seperti NIOSH (AS) atau EN 166 (EU).
9.3.
Pakaian (4) Jenis peralatan pelindung harus dipilih sesuai dengan konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya di tempat kerja tertentu. Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya pelindung kepala, apron, sepatu boot, pakaian yang tahan bahan kimia
9.4.
Sarung Tangan (4) Sarung tangan yang tahan bahan kimia. Sarung tangan pelindung yang dipilih harus memenuhi spesifikasi standar EU Directive89/686/EEC dan 374 EN.
9.5.
Respirator (4) Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara)
9
10. DAFTAR PUSTAKA 1. http://actor.epa.gov/actor/GenericChemicalPdfServlet;jsessionid=AFD316279 9FDEEDCF3DFCB7C0B604A9A?casrn=8001-54-5
(diunduh
September
2013) 2. http://ofmpub.epa.gov/sor_internet/registry/substreg/searchandretrieve/subst ancesearch/search.do?details=displayDetails (diunduh September 2013) 3. http://toxinz.com/Spec/2686819#secrefID0EHAAI (diunduh September 2013) 4. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/r?dbs+hsdb:@rn+8001-54-5 (diunduh September 2013) 5. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=r ja&ved=0CE0QFjAE&url=http%3A%2F%2Fwww.sunivo.com%2Fennew%2F common%2FgetFile.asp%3FCD_idx%3D4913%26Core_ID%3D7151%26Gra deTypeID%3D13630&ei=YZ39UuyqMcaVrgfQ9oC4AQ&usg=AFQjCNHpqJM (diunduh September 2013) 6. http://www.inchem.org/documents/pims/chemical/pimg022.htm
(diunduh
September 2013) 7. http://www.merckmillipore.com/chemicals/benzalkoniumchloride/MDA_CHEM-817046/p_Wt6b.s1L6pAAAAEWpOEfVhTl
(diunduh
September 2013) 8. https://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923038
(diunduh
September 2013) 9. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001
10