PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan
Agustus 2016
INDUSTRY.GOV.AU | DFAT.GOV.AU
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan
Agustus 2016
INDUSTRY.GOV.AU | DFAT.GOV.AU
Peringatan (Disclaimer) Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan. Publikasi ini telah dikembangkan oleh kelompok kerja yang terdiri dari para ahli, perwakilan industri, pemerintah serta non-pemerintah. Upaya dari semua anggota kelompok kerja sangat dihargai. Pandangan dan pendapat yang diutarakan dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari Pemerintah Australia atau Menteri Luar Negeri, (Minister for Foreign Affairs) Menteri Perdagangan dan Penanaman Modal (Minister for Trade and Investment) dan Menteri Sumber Daya dan Australia Utara (Minister for Resources and Northern Australia). Meskipun berbagai upaya yang pantas telah dilakukan untuk memastikan isi publikasi ini berasarkan pada fakta-fakta yang benar, Persemakmuran tidak menerima pertanggungjawaban dalam hal keakuratan atau kelengkapan materi, dan tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun yang mungkin timbul secara langsung atau tidak langsung melalui penggunaan, atau mengandalkan pada isi publikasi ini. Para pengguna buku pegangan ini harus ingat bahwa buku ini dimaksudkan sebagai rujukan umum dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan kebutuhan nasihat profesional yang relevan dengan situasi khusus dari masingmasing pengguna. Rujukan pada perusahaan atau produk dalam buku pegangan ini tidak boleh dianggap sebagai dukungan Pemerintah Australia bagi perusahaan-perusahaan tersebut atau produk-produknya. Dukungan bagi Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan (LPSDP) diberikan oleh program bantuan Australia yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (Department of Foreign Affairs and Trade), karena nilai laporan dalam memberikan studi bimbingan dan kasus praktis untuk digunakan dan diterapkan di negara-negara berkembang. Gambar sampul: Pengangkutan zat berbahaya. Sumber: Kalari Pty Ltd. © Commonwealth of Australia 2016 Karya ini berhak cipta. Selain dari penggunakan sebagaimana yang diizinkan berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta 1968, tidak ada bagian yang dapat digandakan dengan proses apa pun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Persemakmuran. Permintaan dan pertanyaan terkait penggandaan dan hak-hak harus ditujukan ke Commonwealth Copyright Administration, Attorney-General’s Department, Robert Garran Offices, National Circuit, Canberra ACT 2600 atau diposting di www.ag.gov.au/cca Agustus 2016.
ii
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Daftar Isi SAMBUTAN
vi
PRAKATA
vii
1.0 PENDAHULUAN
1
1.1 Lingkup dan latar belakang
1
1.2 Struktur
1
2.0 PRINSIP-PRINSIP 2.1 Bahan Berbahaya
3 3
2.1.1 Bahan kimia berbahaya
3
2.1.2 Zat berbahaya
5
2.1.3 Barang berbahaya
5
2.1.4 Bahan dan limbah radioaktif
5
2.1.5 Bahan limbah berbahaya/dikontrol
5
2.2 Perundang-undangan dan peraturan
6
2.2.1 Impor kimia
6
2.2.2 Situs web negara bagian yang relevan
7
2.3 Manajemen risiko dan penatagunaan bahan
7
2.4 Kompetensi dan keahlian
9
3.0 BAHAN YANG MEMPRIHATINAN
10
3.1 Pendahuluan
10
3.1.1 Eksplorasi
11
3.1.2 Perencanaan
11
3.1.3 Pertambangan
11
3.1.4 Pengolahan
12
3.1.5 Pengangkutan
13
3.2 Bahan berbahaya
14
3.2.1 Bahan berbahaya alami
14
3.2.2 Bahan berbahaya hasil tambang di udara
29
3.2.3 Bahan berbahaya untuk pengolahan dan pengunaan umum
33
4.0 BAHAN PELEDAK DAN PENDAHULU YANG MENGANDUNG AMONIUM NITRAT
39
4.1 Pendahuluan
39
4.2 Pembuatan bahan peledak massal
41
4.2.1 Penyimpanan dan penanganan ANE
42
4.2.2 Penyimpanan dan penanganan amonium nitrat
42
4.3 Penyimpanan bahan peledak kelas 1
43
4.4 Penggunaan bahan peledak
44
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
iii
5.0 PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA
45
5.1 Sistem klasifikasi barang berbahaya UN
45
5.2 Pengangkutan melalui jalan darat dan rel
46
5.3 Pengangkutan jalan amonium nitrat, AN dan ANE
47
5.3.1 Klasifikasi
47
5.3.2 Langkah-langkah keamanan untuk pengangkutan AN dan ANEs
48
5.3.3 Mode pengangkutan
50
5.4 Pengangkutan konsentrat logam melalui jalan dan rel
52
5.5 Pengangkutan batubara melalui rel
55
5.6 Pengelolaan debu di pelabuan penerima dan ekspor
56
5.7 Pengangkutan laut bijih dan konsentrat
57
5.7.1 International Maritime Solid Bulk Cargoes Code (Kode Maritim Internasional tentang Kargo Padatan Massal)
58
5.7.2 MARPOL Lampiran V untuk pengangkutan laut kargo massal padat
59
5.8. Pengangkutan bahan limbah berbahaya/terkontrol
60
5.8.1 Basel Convention (Konvensi Basel), yang mengatur pengangkutan internasional
60
5.8.2 Pengangkutan di Australia
61
5.9 Pengangkutan bahan radioaktif
62
6.0 MENGELOLA RISIKO BAHAN BERBAHAYA
63
iv
6.1 Pegelolaan risiko
63
6.2 Kesadaran pekerja atas risiko bahaya
64
6.2.1 Perundang-undangan
64
6.2.2 Lembar data keselamatan dan pelabelan
64
6.2.3 Daftar dan surat muatan
66
6.2.4 Kimia baru yang datang ke lokasi
67
6.2.5 Pelatihan
68
6.3 Kesadaran masyarakat
70
6.4 Barang berbahaya
70
6.4.1 Fasilitas risiko bahaya mayor
72
6.4.2 Penyimpanan barang berbahaya yang tidak kompatibel
73
6.5 Risiko lingkungan
74
6.6 Pengendalian risiko
75
6.6.1 Hirarki pengendalian untuk bahan berbahaya
75
6.6.2 Alat Pelindung Diri
76
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
7.0 PENGELOLAAN KINERJA
81
7.1 Pemantauan dan audit
81
7.2 Pemantauan kinerja keselamatan
83
7.3 Pemantauan kinerja kebersihan/ kesehatan kerja
83
7.3.1 Pemantauan tempat kerja
83
7.3.2 Standar paparan kerja
85
7.3.3 Kepatuhan pemantauan paparan
87
7.3.4 Kesehatan kerja/pengawasan medis
87
7.3.5 Pemantauan Biologis
88
7.4 Pemantauan kinerja lingkungan
89
7.5 Audit
90
7.5.1 Kepatuhan persyaratan
90
7.5.2 Audit kesehatan dan keselamatan
91
7.5.3 Audit lingkungan
91
7.6. Indikator Kinerja
92
LAMPIRAN 1: KODE ARPANSA
96
LAMPIRAN 2: KELAS DAN CONTOH BARANG BERBAHAYA
97
LAMPIRAN 3: K RITERIA UNTUK KODE KARGO ZAT PADAT MASSAL MARITIM INTERNASIONAL UNTUK KARGO KELOMPOK B
100
LAMPIRAN 4: KODE PRAKTIK DAN STANDAR YANG RELEVAN
101
LAMPIRAN 5: G LOBALLY HARMONISED SYSTEM (GHS)—PIKTOGRAM KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
104
ISTILAH DAN SINGKATAN
105
STUDI KASUS: Studi Kasus: Pengelolaan mineral arsen di lokasi tambang Yerranderie Studi Kasus: Bahan asbestiform dalam mineral-mineral Studi Kasus: Insiden silikosis di tambang Western Australia Studi Kasus: Kebakaran ekstraksi pelarut tembaga Studi Kasus: Sejarah kecelakaan amonium nitrat padat di Australia Studi Kasus: Emisi debu selama pemindahan konsentrat timbal dari tambang ke pelabuhan Studi Kasus: Program Tenby10, pelebur Nyrstar Port Pirie Studi Kasus: Pengendalian pneumokoniosis di industri batubara New South Wales
16 18 28 36 48 54 69 80
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
v
SAMBUTAN Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan dikelola oleh komite pengarah yang diketuai oleh Departemen Perindustrian, Inovasi dan Sains (Department of Industry, Innovation and Science) Pemerintah Australia. Ketujuh belas tema yang ada di dalam program dikembangkan oleh kelompok kerja pemerintah, industri, penelitian, akademik dan masyarakat. Buku pegangan praktik kerja unggulan ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa kerjasama dan partisipasi aktif dari semua anggota kelompok kerja bersama dengan perusahaan tempat bekerjanya yang telah memberikan waktu dan keahliannya. Terima kasih khususnya kepada orang dan organisasi yang berkontribusi terhadap Buku Pegangan Pengelolaan Bahan-Bahan Berbahaya (Hazardous materials management). KONTRIBUTOR
ANGGOTA
KONTAK
Dr Sharann Johnson Kepala—Working Group Penulis Utama
[email protected]
Direktur Callander and Johnson Consultancy Services P/L
vi
Jessica Bloomfield Seketariat Sustainable Mining Department of Industry, Innovation and Science (Departmen Industri, Inovasi dan Sien)
http://www.industry.gov.au
Mr Geoff Byrne Kepala Niboi Consulting www.niboi.com.au
[email protected]
Mr Fritz Djukic Inspector of Mines—Occupational Hygiene (Inspektor Tambang - Kebersihan Pekerjaan) Queensland Department of Natural Resources and Mines (Departemen Sumber Daya Alam dan Pertambangan)
[email protected]
Dr Peter Drygala Principal Adviser Explosives and Dangerous Goods (Penasihat Utama Bahan Peledak dan Barang Berbahaya) WA Department of Mines and Petroleum (Departemen Pertambangan dan Perminyakan)
[email protected]
Ms Katie Hulmes Group Manager, Technical Services (Manajer Kelompok, Layanan Teknis) OZ Minerals Limited
[email protected]
Mr Mike Rowe Mantan Kepala Penasihat Kesehatan WA Department of Mines and Petroleum(Departemen Pertambangan dan Perminyakan)
[email protected]
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
PRAKATA Buku pegangan dalam seri Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan (Leading Practice Sustainable Development Program for the Mining Industry) telah diterbitkan untuk berbagi pengalaman dan keahlian Australia yang terkemuka di dunia dalam pengelolaan dan perencanaan tambang. Buku pegangan ini memberikan pedoman praktis tentang aspek-aspek ekonomi dan sosial dari semua tahapan ekstraksi mineral, mulai dari eksplorasi ke konstruksi, operasi dan hingga akhirnya penutupan tambang. Australia adalah pemimpin dunia di bidang pertambangan, dan keahlian nasional kita telah digunakan untuk memastikan bahwa buku-buku pegangan ini memberikan bimbingan masa kini dan berguna pada praktik kerja unggulan. Departemen Perindustrian, Inovasi dan Sains Australia telah memberikan manajemen teknis dan koordinasi untuk buku pegangan, bekerjasama dengan industri swasta dan para mitra pemerintah negara bagian. Program bantuan luar negeri Australia, yang dikelola oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, telah bersama-sama mendanai pembaharuan buku pegangan ini sebagai pengakuan terhadap peran utama dari sektor pertambangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Pertambangan adalah industri global, dan perusahaan-perusahaan Australia merupakan investor aktif serta penjelajah di hampir semua provinsi pertambangan di seluruh dunia. Pemerintah Australia mengakui bahwa industri pertambangan yang lebih baik berarti lebih banyak pertumbuhan, lapangan kerja, investasi dan perdagangan, dan bahwa manfaat ini harus mengalir melalui standar hidup yang lebih tinggi untuk semua orang. Sebuah komitmen yang kuat untuk praktik kerja unggulan dalam pembangunan berkesinambungan sangat penting untuk keunggulan pertambangan. Dengan menerapkan praktik kerja unggulan memungkinkan perusahaan untuk memberikan nilai bertahan, menjaga reputasi mereka atas kualitas dalam iklim investasi yang kompetitif, dan memastikan dukungan yang kuat dari masyarakat setempat dan pemerintah. Memahami praktik kerja unggulan juga penting untuk mengelola risiko dan memastikan bahwa industri pertambangan memberikan potensi penuh. Buku pegangan ini dirancang untuk memberikan informasi penting kepada operator tambang, masyarakat dan regulator. Buku-buku berisi studi kasus untuk membantu semua sektor industri pertambangan, di dalam dan di luar persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan resmi. Kami merekomendasikan buku-buku pegangan praktik kerja unggulan ini kepada Anda dan berharap Anda akan menemukan bahwa buku-buku tersebut praktis untuk digunakan.
Senator The Hon Matt Canavan
The Hon Julie Bishop MP
Menteri Sumber Daya dan Australia Utara
Menteri Luar Negeri
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
vii
viii
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
1.0 PENDAHULUAN 1.1 Lingkup dan latar belakang Pengelolaan bahan-bahan berbahaya adalah salah satu dari 17 tema dalam Program Praktik Kerja Unggulan Pembangunan Berkelanjutan untuk Industri Pertambangan. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu utama yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dalam industri pertambangan dan untuk memberikan informasi yang mengidentifikasi pendekatan yang berkelanjutan untuk industrinya. Fokus buku ini adalah kesehatan dan keselamatan kerja serta masalah lingkungan yang terkait dengan bahan berbahaya, seperti mineral, kimia pengolahan, barang berbahaya, bahan radioaktif dan limbah. Buku ini ditulis sebagai dokumen sumber daya utama dengan link ke banyak situs web tentang perundang-undangan, pedoman dan praktik terbaik industri. Praktik kerja unggulan pengelolaan pembangunan berkelanjutan merupakan bidang yang sedang berkembang. Pentinglah bahwa pengelolaan tersebut bersifat fleksibel dalam mengembangkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi yang bersangkutan. Meskipun ada prinsip-prinsip mendasar, selain dari merupakan serangkaian praktik tetap atau teknologi tertentu, praktik kerja unggulan merupakan pendekatan dan sikap. Target utama dari buku pegangan ini adalah orang yang bekerja di pertambangan, eksplorasi dan pengolahan mineral yang akan berkontak dengan bahan-bahan berbahaya melalui kegiatan kerja mereka. Orang dengan minat dalam praktik kerja unggulan di industri pertambangan juga akan menganggap informasi ini berharga termasuk para regulator, staf organisasi lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat pertambangan serta murid dan mahasiswa. Buku pegangan ini ditulis untuk mendorong orang untuk memainkan peran penting untuk senantiasa meningkatkan kinerja pembangunan berkelanjutan dalam industri pertambangan.
1.2 Struktur Buku pegangan Pengelolaan bahan-bahan berbahaya ini memiliki enam bagian: • Prinsip-prinsip memiliki fokus khusus pada definisi-definisi, mengidentifikasi sumber perundang-undangan Australia yang relevan dan memperkenalkan Sistem Harmonisasi Global (Globally Harmonised System/GHS) untuk mendefinisikan bahan kimia berbahaya. • Bahan yang memprihatinkan membahas banyak bahan berbahaya yang mungkin dihadapi dalam pertambangan (seperti arsen, timbal, silika dan lebih banyak lagi), bahan yang diimpor ke lokasi (seperti bahan kimia pengolahan), dan zat dan limbah tambang yang dihasilkan selama pertambangan dan pengolahan. • Bahan peledak memberikan informasi tentang kode-kode yang meliputi bahan peledak, termasuk praktik terbaik selama pengangkutan. • Pengangkutan bahan berbahaya merangkum perundang-undangan, khususnya kode-kode pengangkutan laut yang direvisi yang mempengaruhi pengangkutan laut kargo mineral. • Pengelolaan risiko menguraikan tindakan yang dibutuhkan menurut perundang-undangan yang meliputi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan penanganan dan penyimpanan barang berbahaya. • Pengelolaan kinerja menyediakan informasi tentang teknik-teknik seperti pemantauan, pelaporan dan audit.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
1
Ada 17 buku pegangan dalam seri ini. Berberapa antaranya membahas pengelolaan bahan berbahaya, termasuk buku pegangan tentang: • pengelolaan tailing • pengelolaan sianida • mencegah drainase asam dan logam. Buku pegangan berikut berurusan dengan prinsip-prinsip umum dari penanganan dan pengelolaan bahan berbahaya: • Penutupan tambang • Penatagunaan (stewardship) air • Mengevaluasi kinerja: pemantauan dan audit • Manajemen risiko. Walaupun pertimbangan utama pengelolaan bahan berbahaya adalah kesehatan dan keselamatan pekerja, buku pegangan ini mengakui ada dampak-dampak potensi selama pertambangan dan pengolahan mineral pada lingkungan alam dan masyarakat. Semua dampak ini perlu diidentifikasi, dinilai dan dikendalikan untuk meminimalkan dan mencegah dampak yang merugikan selama siklus hidup tambang.
2
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
2.0 PRINSIP-PRINSIP Tujuan Bagian ini mencakup berbagai definisi yang dapat diterapkan untuk bahan berbahaya, rezim peraturan serta prinsip-prinsip yang mendasari identifikasi dan pengelolaan bahan berbahaya. Pesan-pesan kunci • Global Harmonised Sistem of Classification and Labelling of Chemicals (Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Pelabelan Bahan Kimia) sedang menggantikan kode Safe Work Australia (Kerja Aman Australia) yang disetujui untuk klasifikasi bahan berbahaya dan akan menjadi wajib dari tanggal 1 Januari 2017. • Klasifikasi yang tepat adalah dasar pengelolaan risiko bahaya. • Tidak semua bahan berbahaya merupakan barang berbahaya. • Definisi baru untuk bahan berbahaya pada kesehatan dan lingkungan telah dimasukkan dalam peraturan-peraturan. • Pendekatan berbasis risiko untuk mencapai kepatuhan dengan berbagai peraturan yang mencakup semua jenis zat berbahaya memerlukan masukan dari orang yang kompeten.
2.1 Bahan Berbahaya Hazardous materials’ is a term frequently used to cover one or more of: • bahan kimia berbahaya • zat berbahaya • barang berbahaya • bahan limbah yang berbahaya atau dikontrol • bahan radioaktif.
2.1.1 Bahan kimia berbahaya Sampai tahun 2002, ada beberapa skema dan definisi internasional untuk menggambarkan bahan kimia dengan sifat berbahaya yang berdampak pada orang, lingkungan dan aset. Di bawah naungan UN Economic Commission for Europe (Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa), suatu perangkat protokol disetujui untuk memungkinkan pendekatan yang konsisten dan transparan untuk mengklasifikasikan bahayanya bahan kimia, yang dikenal sebagai Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals /GHS (Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Pelabelan Bahan Kimia).1 Buku dan protokol pengujian diulas secara berkala, sehingga disarankan untuk memeriksa situs web GHS untuk informasi terkini.
1 GHS, http://www.unece.org/trans/danger/publi/ghs/ghs_welcome_e.html. PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
3
Sistem klasifikasi GHS menetapkan kriteria untuk risiko bahaya pada kesehatan, keselamatan dan lingkungan. Kriteria ini dapat diterapkan untuk mineral, bahan kimia, campuran kimia dan limbah. Kesehatan • Toksisitas akut—mulut, kulit, penghirupan • Korosi/iritasi kulit • Kerusakan/iritasi mata serius • Sensitisasi pernapasan • Mutagenisitas • Karsinogenisitas • Toksisitas terhadap reproduksi • Toksisitas pada organ target tertentu (Specific target organ toxicity/STOT)—paparan tunggal (single exposure/SE) • Toksisitas pada organ target tertentu (Specific target organ toxicity/STOT)—paparan berulang (repeated exposure/RE) Lingkungan • Toksisitas akuatic akut • Toksisitas akuatic kronis • Bioakumulasi yang potensi atau nyata • Biodegradasi (biotik atau abiotik) untuk bahan kimia organik Bahaya keselamatan/fisik • Padatan mudah meledak • Padatan pengoksidasi • Padatan mudah terbakar—mudah terbakar • Padatan mudah terbakar—reaktif sendiri • Padatan mudah terbakar—piroforik • Padatan mudah terbakar—memanas sendiri • Padatan mudah terbakar—memanas sendiri - padatan yang berkembang menjadi gas yang mudah terbakar saat basah • Korosif pada logam. Kriteria ini penting untuk pengangkutan, penyimpanan, penggunaan dan penanganan bahan kimia berbahaya di tempat kerja. Selain itu, kriteria ini menentukan bahan kimia yang memerlukan perencanaan pengelolaan untuk memastikan pengendalian paparan pekerja, pengawasan kesehatan, dan pembuangan limbah dan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan risiko yang tidak dapat diterima yang tepat. GHS kini telah diadopsi oleh Safe Work Australia sebagai dasar untuk klasifikasi, lembar data keselamatan dan label bahan kimia dan campuran, termasuk yang berbasis mineral. GHS akan menjadi wajib dari tanggal 1 Januari 2017.2 Pertambangan dan pengolahan mineral/logam harus memastikan bahwa produk-produk baru seperti konsentrat mineral diuji dan memiliki laporan lengkap atas klasifikasi bahaya GHS untuk memenuhi persyaratan legislatif saat ini.
2 Safe Work Australia, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/whs-information/hazardous-chemicals/pages/hazardous-chemicals-othersubstances.
4
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
2.1.2 Zat berbahaya Istilah dan kriteria klasifikasi zat berbahaya pertama diperkenalkan pada tahun 1994 dengan peraturan National Occupational Health and Safety Commission/NOHSC (Komisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional) untuk mengendalikan paparan bahan kimia; peraturan NOHSC serupa dengan peraturan Inggris tentang Pengendalian (Control of Substances Hazardous to Health/COSHH (Zat Berbahaya untuk Kesehatan). Definisi zat berbahaya ini berdasarkan kesehatan dan menggunakan kriteria yang sedikit berbeda dengan yang ada di sistem GHS.
2.1.3 Barang berbahaya Barang berbahaya adalah zat atau barang yang, akibat sifat fisik, kimia (fisikokimia) atau toksisitasnya yang akut, merupakan risiko bahaya langsung pada manusia, aset atau lingkungan. Klasifikasi barang berbahaya didasarkan sistem UN Economic Commission for Europe (Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa).3 Barang dan pengangkutan berbahaya dibahas secara lebih rinci dalam Bagian 5.
2.1.4 Bahan dan limbah radioaktif Bahan radioaktif seperti uranium, pasir mineral (yang mengandung uranium, thorium, atau keduanya) dan bahan radioaktif alami dikendalikan melalui berbagai kode dan publikasi yang dikeluarkan oleh Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency/ARPANSA (Badan Perlindungan Radiasi dan Keselamatan Nuklir Australia)4 sesuai dengan Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Act and Regulations (UndangUndang dan Peraturan Perlindungan Radiasi dan Keselamatan Nuklir Australia). Dokumen-dokumen tersebut telah dikembangkan dari publikasi oleh International Atomic Energy Agency (Badan Tenaga Atom Internasional.5 Kode-kode ARPANSA tercantum dalam Lampiran 1. Dokumen ARPANSA federal dimasukkan ke dalam peraturan negara untuk menanggapi masalah operasional. Informasi lebih lanjut tersedia dalam Bagian 3.2.1 di bawah ‘Bahan radioaktif’ dan dalam Bagian 5.9
2.1.5 Bahan limbah berbahaya/dikontrol Bahan-bahan ini dikategorikan sebagai komponen limbah berbahaya dari aliran limbah yang, menurut karakteristiknya, merupakan ancaman atau risiko terhadap kesehatan atau keselamatan masyarakat atau pada lingkungan. Bahan ini termasuk zat yang toksik, menyebabkan infeksi, mutagenik, karsinogenik, teratogenik, mudah meledak, mudah terbakar, korosif dan pengoksidasi. Pengangkutan internasional bahan ini diatur oleh Basel Convention (Konvensi Basel), yang dijelaskan lebih rinci dalam Bagian 5.
3 UN Economic Commission for Europe, http://www.unece.org/trans/danger/danger.html. 4 ARPANSA, http://www.arpansa.gov.au/. 5 IAEA, https://www.iaea.org/.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
5
Pengangkutan bahan ini di dalam Australia diatur oleh badan pengawas lingkungan untuk masing-masing negara bagian atau wilayah. Perundang-undangan negara berdasarkan National Environment Protection Council’s Movement of Controlled Waste National Environment Protection Measure/NEPM (Tindakan Perlindungan Lingkungan Nasional untuk Perpindahan Limbah yang terkontrol dari Dewan Perlindungan Lingkungan Nasional).6 Daftar lengkap kategori limbah yang terkontrol berada dalam Jadwal A dari NEPM. Definisi untuk menggambarkan klasifikasi limbah yang terkontrol dan berbahaya sedikit berbeda di masing-masing negara bagian, sehingga disarankan untuk merujuk pada badan pengawas bagian negara yang relevan.
2.2 Perundang-undangan dan peraturan Banyak perundang-undangan mengatur bahan berbahaya, seperti Undang-Undang dan Peraturan tentang K3 di tempat kerja, perlindungan lingkungan, masalah kesehatan masyarakat, impor, ekspor, pengangkutan dan penyimpanan. Bagian ini secara singkat memperkenalkan dokumen-dukumen utama. Pada tahun 1994, NOHSC mengeluarkan model pertama Regulations for the Control of Workplace Hazardous Substances (Peraturan untuk Pengawasan Zat Berbahaya di Tempat Kerja). Peraturan awalnya didasarkan pada bahan kimia yang berdampak pada kesehatan dan menggunakan beberapa kriteria, termasuk standar paparan kerja. Kemudian diperluas untuk mencakup bahan yang diklasifikasikan menggunakan daftar klasifikasi Eropa (General Classification and Labelling Requirements for Dangerous Goods and Preparations (Persyaratan Klasifikasi dan Pelabelan Barang Umum untuk Barang dan Persiapan Berbahaya)) atau berdasarkan pada NOHSC’s Approved Criteria for Classifying Hazardous Substances (Kriteria yang Disetujui untuk Klasifikasi Zat Berbahaya NOHSC). Pemerintah negara bagian memasukkan peraturan dan standar model NOHSC ke dalam kesehatan dan keselamatan kerja, peraturan barang berbahaya dan perundang-undangan pertambangan khususnya. Pada tahun 2012, dengan pengangkatan model nasional Work Health and Safety (WHS) Regulations (Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja) baru ini, sistem klasifikasi yang berdasarkan GHS diperkenalkan. Walaupun ‘bahan kimia berbahaya’ dari sistem GHS yang digunakan oleh Peraturan WHS telah menggantikan ‘zat berbahaya’, UN Dangerous Goods Classification System (Sistem Klasifikasi Barang Berbahaya PBB) tetap berlaku untuk pengangkutan internasional melalui udara dan laut, serta pengangkutan darat sebagaimana diterapkan dalam Kode ADG 7.4. Sistem ini juga berlaku sebagai dasar perundang-undangan bahan peledak. Persyaratan khusus di bawah the Dangerous Goods Storage and Handling Regulations (Peraturan Penyimpanan dan Penanganan Barang Berbahaya), yang diatur oleh perundang-undangan negara bagian, juga berlaku untuk sejumlah barang berbahaya. Pengangkutan limbah yang terkontrol dan risiko lingkungan diatur oleh badan pengawas lingkungan negara bagian dan federal.
2.2.1 Impor kimia Jika suatu perusahaan berencana untuk langsung mengimpor bahan kimia untuk digunakan di lokasinya, harus mematuhi National Industrial Chemicals Notification and Assessment Scheme/NICNAS (Skema Pemberitahuan dan Penilaian Kimia Industri Nasional).7 Jika bahan kimia atau komponen kimia dalam campurannya tidak terdaftar di Australia, data toksisitas rinci diperlukan untuk pendaftaran. Perusahaan yang berencana langsung mengimpor bahan peledak Kelas 1 harus mendapatkan otorisasi dari pihak berwenang dari negara bagian yang terkait.
6 National Environment Protection (Movement of Controlled Waste between States and Territories) Measure, http://www.scew.gov.au/nepms/ movement-controlled-waste. 7 National Industrial Chemicals Notification and Assessment Scheme, www.nicnas.gov.au. 6
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
2.2.2 Situs web negara bagian yang relevan Situs web pihak berwenang dari pemerintah negara bagian dan wilayah untuk pertambangan, lingkungan dan sumber daya alam mendaftarkan perundang-undangan K3 dan lingkungan lokal untuk yurisdiksi yang bersangkutan: New South Wales www.resourcesandenergy.nsw.gov.au/ www.epa.nsw.gov.au/ Northern Territory www.nt.gov.au/d/Minerals_Energy/ www.worksafe.nt.gov.au Queensland www.dnrm.qld.gov.au/ www.ehp.qld.gov.au/ South Australia www.safework.sa.gov.au/ www.minerals.dmitre.sa.gov.au/home www.epa.sa.gov.au/ Tasmania www.dpiwe.tas.gov.au www.mrt.tas.gov.au www.wst.tas.gov.au Victoria www.worksafe.vic.gov.au www.epa.vic.gov.au/ www.energyandresources.vic.gov.au Western Australia www.dmp.wa.gov.au/ www.epa.wa.gov.au/
2.3 Manajemen risiko dan penatagunaan bahan Proses penilaian risiko melekat dalam semua perundang-undangan kesehatan, keselamatan dan lingkungan. Proses ini telah dibahas secara lengkap untuk industri mineral dalam buku praktik kerja unggulan Manajemen risiko (Risk management). Dengan meningkatnya kesadaran tentang bahaya potensi yang timbul dari penggunaan atau pembuangan bahan berbahaya secara tidak pantas, ada kebutuhan untuk penilaian dan pengelolaan proaktif terhadap risiko selama siklus hidup operasi mineral dan bahan berbahayanya. Ini dapat diringkas ke dalam berbagai tahap operasi: • konsep proyek • kelayakan proyek • perancangan proyek • konstruksi/akuisisi • penugasan • operasi • pemeliharaan • modifikasi • pembuangan • penutupan tambang. PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
7
Rantai nilai penatagunaan bahan membantu dalam identifikasi zat kimia yang berada dalam bijih yang disediakan dan digunakan dalam pengolahan mineral; dipancarkan dalam pengolahan mineral primer atau dalam kegiatan hilir pemurnian, peleburan, dan pembuatan; atau dipancarkan selama pembuangan atau daur ulang pada akhir masa pakai produk. Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu mengidentifikasi zat kimia yang dapat berdampak pada kesehatan manusia atau lingkungan: • Apa karakteristik kimia dan mineralogi bijih, lapisan tanah penutup (overburden) dan limbah pada saat ekstraksi, termasuk zat yang dihargai dan kotoran alami? • Bahan kimia apa yang disediakan dan digunakan dalam operasi pengolahan mineral? • Bagaimana bahan kimia pengolahan diproduksi, diangkut dan disimpan sebelum digunakan? • Emisi berbahaya apa yang terjadi dalam ekstraksi mineral atau logam dan pengolahan selanjutnya? • Bagaimana emisi dan pengeluaran dikendalikan? • Bagaimana aliran limbah berbahaya diidentifikasi dan dikelola? • Kotoran apa yang penting terkandung dalam produk yang dijual dan diangkut ke pelanggan? Setelah informasi ini dikumpulkan, pemangku kepentingan rantai pasokan mineral (hulu dan hilir) yang keprihatinan tentang bahan berbahaya dapat diidentifikasi. Pemangku kepentingan tersebut (masyarakat, regulator, pemasok, pelanggan, produsen, transporter, operator pabrik) perlu diberikan informasi tentang bahan berbahaya yang bersangkutan, seperti: • sifat zat kimia yang ada, baik yang alami dalam produk maupun yang ditambahkan • jalur paparan yang mungkin dan pengendalian yang diperlukan untuk melindungi karyawan, masyarakat dan lingkungan • pilihan yang tersedia untuk mengurangi, daur ulang, denaturasi dan membuang zat prioritas • prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat • tanggung jawab atas pengangkutan, penyimpanan, penanganan dan prosedur penggunaan yang tepat • persyaratan pemantauan atau pengelolaan yang akan berlangsung dan bagaimana akan dikomunikasikan. Konsep penatagunaan bahan memberikan dasar untuk menentukan aliran bahan berbahaya yang terkait dengan pertambangan dan pengolahan mineral, dan hal ini membantu mengidentifikasi para pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasokan bahan yang mungkin perlu terlibat dalam kegiatan manajemen risiko. Sedangkan tindakan awal pendekatan penatagunaan bahan memberikan data yang berguna untuk manajemen risiko, fokus yang lebih luas harus pada pengelolaan pengaliran bahan di seluruh rantai nilai dalam kemitraan dengan pengguna lain. Proses ini menyediakan alat yang kuat untuk mengelola risiko secara keseluruhan untuk pekerja, masyarakat dan kesehatan lingkungan. Proses penilaian risiko untuk bahan berbahaya dibahas secara lebih rinci dalam Bagian 6.
8
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
2.4 Kompetensi dan keahlian Keputusan yang tepat sepanjang siklus manajemen risiko memerlukan masukan dari orang yang kompeten. Kompetensi dapat digambarkan sebagai kombinasi pelatihan, keterampilan, pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan kemampuan mereka untuk menerapkannya dalam praktik.8 Tergantung pada bahaya dan risiko yang dipertimbangkan, pengambilan keputusan dapat melibatkan kontribusi dari berbagai kelompok dengan keterampilan teknis, kesehatan, keselamatan dan spesialis lingkungan, seperti ahli geologi, ahli metalurgi, ahli kebersihan tempat kerja, insinyur keselamatan proses, insinyur lingkungan dan ilmuwan lingkungan. Selain dari itu, seiring operasi berkembang, manajemen dan pekerja di lokasi akan juga mengembangkan kompetensi untuk memastikan bahwa operasi akan tetap aman dalam berbagai macam situasi dan melalui setiap perubahan yang terjadi. Ada banyak insiden di mana keputusan dibuat tanpa keterlibatan cukup dari orang yang kompeten. Dua kejadian tersebut yang paling luas dipublikasikan adalah Report of the BP US refineries independent safety review panel (Laporan panel ulasan keselamatan independen kilang minyak BP AS), yang sering disebut Baker Report (Laporan Baker)9 dan UK KKL, BP Texas City incident: Baker review (Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan Inggris, Kejadian BP Kota Texas: ulasan Baker).10 Laporan Baker berfokus pada pentingnya kompetensi untuk menyediakan operasi yang aman. Kejadian tersebut dapat dicegah jika manajemen telah melibatkan orang yang kompeten selama pengambilan keputusan. Ada harapan dalam perundang-undangan dan tersirat dalam prinsip ‘izin sosial untuk beroperasi’ bahwa manajemen akan diberitahu tentang bahaya, akan menerapkan pengendalian risiko yang tepat dan akan melaksanakan proses penjaminan yang menggunakan orang yang kompeten pada setiap tahap.
8 Suatu referensi yang berguna tentang kompetensi adalah UK Health and Safety Executive (HSE), http://www.hse.gov.uk/competence/what-iscompetence.htm. 9 Baker Report, http://www.absa.ca/IBIndex/TheBakerPanelReport.pdf. 10 UK HSE, http://www.hse.gov.uk/leadership/bakerreport.pdf. PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
9
3.0 BAHAN YANG MEMPRIHATINAN Tujuan Bagian ini menguraikan gambaran singkat tentang bahaya yang berkaitan dengan banyak logam, mineral dan kimia pengolahan yang dihadapi dalam industri pertambangan. Pesan-pesan kunci • Banyak mineral, bahan kimia dan limbah yang dihadapi di lokasi tambang diberi klasifikasi berbahaya menggunakan sistem klasifikasi GHS. • Sebagai akibatnya, banyak bahan berbahaya akan diatur dalam perundang-undangan. • Selama beroperasi, operasi pertambangan dan pengolahan mineral menciptakan sejumlah bahan berbahaya yang berbeda yang perlu diidentifikasi dan dikendalikan untuk melindungi pekerja, lingkungan dan masyarakat.
3.1 Pendahuluan Bahan berbahaya dapat terjadi pada setiap tahap pengolahan mineral, dari eksplorasi, penambangan dan pengolahan hingga pengangkutan, pemurnian dan peleburan. Sejumlah bahan berasal dari tubuh bijih, dan sejumlah yang lain dari bahan kimia yang digunakan atau dihasilkan selama pengolahan dan degradasi, dan sejumlah tetap ada dalam bahan limbah. Berbagai macam bahaya dapat terjadi pada bagian yang berbeda dari siklus hidup operasi pertambangan dan pengolahan mineral. Bagian 3 termasuk daftar bahan berbahaya lengkap. Ada bahan berbahaya yang terjadi secara alami, ada yang merupakan hasil tambahan produksi dan ada yang digunakan dalam produksi. Di manapun bahan ini terjadi, penilaian risiko diperlukan, diikuti dengan pelaksanaan pengendalian dan prosedur yang tepat. Pemantauan akan diperlukan untuk menyelesaikan proses manajemen risiko dan menentukan efektivitas pengendalian. Pedoman untuk mendukung penilaian risiko industri mineral termasuk HERAG (Health risk assessment guidance for metals (Bimbingan penilaian risiko kesehatan untuk logam)) dan MERAG (Metals environmental risk assessment guidance (Bimbingan penilaian risiko lingkungan logam)), keduanya dihasilkan oleh International Council on Mining and Metals/ICMM (Dewan Internasional Pertambangan dan Logam)..11 http://www.icmm.com/ Tahap kunci dari siklus hidup pertambangan dan pengolahan mineral ditunjukkan pada Gambar 1.
11 ICMM, http://www.icmm.com/.
10
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 1: Siklus hidup pertambangan dan pengolahan mineral
Eksplorasi
Bijih
Pertambangan
Pengolahan
Angkutan JALAN REL
PENGIRIMAN
Batuan sisa
tailing
Pemurnian/ Peleburan
Penutupan
PRODUK LOGAM
3.1.1 Eksplorasi Peta survei geologi, data mineralogi dan diskusi dengan ahli geologi lokasi seharusnya membantu mengidentifikasi bahaya dan risiko dari bahan berbahaya yang terjadi secara alami dan untuk mengembangkan prosedur dan sistem untuk pekerjaan eksplorasi. Misalnya, banyak daerah di Western Australia diketahui mengandung mineral asbestiform, dan perusahaan eksplorasi di daerah tersebut harus menyiapkan rencana pengelolaan asbes atau mineral berserat. Pertimbangan akan mencakup kebutuhan untuk pemantauan udara pribadi dan penyediaan alat pelindung diri, serta prosedur dekontaminasi dan pembuangan mineral berserat secara aman.
3.1.2 Perencanaan Bahaya dari zat alami tidak hanya tergantung pada konsentrasi zat tetapi juga pada bentuk kimianya dan lingkungan sekitarnya. Daya larut air dari mineral dan hasil tambahannya dapat menjadi faktor penting dalam menentukan risiko bahaya dan risiko. Suatu penilaian risiko harus menentukan apakah pertambangan dapat berlanjut tanpa menyebabkan dampak yang merugikan pada kesehatan manusia atau lingkungan. Karakterisasi dan penilaian risiko bahaya yang tepat akan melibatkan penggunaan ahli geokimia lingkungan dan ahli kebersihan tempat kerja yang berpengalaman. Para profesional ini harus terlibat selama tahap perencanaan untuk mempersiapkan tindakan pengelolaan yang tepat.
3.1.3 Pertambangan Pertambangan dapat menghasilkan sejumlah besar emisi kecuali tindakan pengendalian yang dirancang secara tepat diterapkan. Debu di udara biasanya dikendalikan melalui ventilasi dan semprotan air untuk menekan debu. Peralatan bergerak diesel menghasilkan bahan partikulat diesel (diesel particulate material/DPM), yang sangat berbahaya selama pengembangan dan pengoperasian tambang bawah tanah di mana ventilasi terbatas. Penyejuk udara dengan filter yang dapat menangkap partikulat efisiensi tinggi (high-efficiency particulate arrestance/HEPA) di kabin peralatan yang dapat bergerak dipasang untuk mengurangi paparan pekerja terhadap debu yang dapat terhirup (respirable), silika dan bahan partikulat diesel. Ketika melaksanakan pertambangan bijih radioaktif, pertimbangan harus diberikan pada pengelolaan akumulasi radon yang mungkin di daerah di mana ada gerakan udara rendah.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
11
Kegiatan penambangan juga menghasilkan batuan sisa, yang merupakan tanah yang tidak berharga atau kurang berharga (non- atau sub-ekonomi) dan batuan yang dihancur atau belum dihancur cuaca yang diekstrak untuk mendapatkan akses ke tubuh bijih. Dalam banyak operasi, terutama tambang terbuka, bisa terdapat jumlah batuan sisa yang signifikan yang disimpan dalam pembuangan batuan sisa permukaan atau pembuangan lapisan tanah penutup. Bahan dalam pembuangan ini bisa berbahaya karena sering mengandung mineral seperti sulfida. Pembuangan batuan sisa memiliki potensi untuk menghasilkan drainase asam dan logam, pembakaran spontan, debu, limpasan air sedimen, rembesan lindi terkontaminasi dan kontaminasi air bawah tanah. Sebagai bagian dari kegiatan pertambangan, berbagai macam bahan disimpan dalam timbunan di lokasi. Bahan ini mungkin merupakan bahan tambang belum diolah yang menunggu diproses, atau produk dengan harga ekonomi terbatas yang menunggu dicampur atau menunggu harga komoditas yang lebih menguntungkan. Timbunan ini juga memiliki potensi untuk menjadi berbahaya, terutama jika dibiarkan terkena cuaca dan mineralisasinya mengalami degradasi, yang menimbulkan masalah serupa dengan yang digariskan di atas untuk batuan sisa. Air limbah yang dihasilkan selama operasi pertambangan kadang-kadang bisa berbahaya. Air ini dapat mengalami peningkatan kadar logam yang dilindi dari zona mineralisasi dan pengeluarannya bisa berbahaya untuk penerima ekologi dan kadang-kadang manusia.
3.1.4 Pengolahan Bagian ini menguraikan berbagai tahapan yang digunakan dalam pengolahan mineral dan bahan berbahaya yang digunakan atau dibuat selama proses tersebut.
Pengapungan Logam dasar, emas dan operasi pertambangan lainnya dapat menggunakan proses pengapungan untuk mengutamakan pengumpulan mineral berharga. Proses pengapungan umumnya menggunakan bahan kimia tertentu, seperti xantat atau ditiofosfat yang terkait, untuk secara istimewa mengumpulkan mineral yang dibutuhkan. Gas-gas yang berpotensi toksik seperti karbon disulfida dan merkaptan (senyawa sulfur organik, yang berbau dan dapat dicium pada tingkat yang sangat rendah), dapat dihasilkan. Bahan kimia lain yang dapat digunakan dalam pengapungan termasuk karbinol dan garam timbal, masing-masing yang memerlukan pengelolaan paparan. Proses pengapungan menghasilkan bahan limbah halus (tailing) setelah pemisahan konsentratnya. Tailing biasanya diproduksi dalam bentuk lumpur (slurry) dan dimasukkan ke dalam fasilitas penyimpanan atau bendungan. Tailing dari bijih logam mengandung mineralisasi kurang berharga (sub-ekonomik) ditambah mineral aksesori (misalnya, mineral sulfida, sering dalam konsentrasi tinggi), ion logam dan bahan kimia pengolahan. Pengolahan batubara menghasilkan butir kasar tersisa, yang mungkin mengandung mineral sulfida dan ion logam, termasuk aluminosilikat yang mungkin menjadi sumber aluminium di drainase asam tambang. Permukaan tailing kering juga dapat menghasilkan debu yang bahaya. Penyimpanan berkepanjangan konsentrat logam dapat menyebabkan oksidasi sulfida (bersama dengan pemanasan sendiri) yang menghasilkan sulfur dioksida atau dekomposisi xantat, terutama dalam kondisi asam. Konsentrat juga berpotensi berbahaya akibat kandungan logam yang tinggi.
Pelindian (Pelarutan) Bahan berbahaya dapat digunakan dan dihasilkan selama proses pelindian tumpukan (heap leaching). Bijih dihancurkan menjadi ukuran partikel nominal, ditumpuk pada penampung yang dilapisi, dan diirigasi dengan larutan pelindian, seperti sianida untuk bijih emas atau asam sulfat untuk bijih tembaga. Ketika prosesnya selesai, penampung pelindian tumpukan (heap leach pads) dinonaktifkan dan bahan sisanya menjadi produk limbah tambang. Suatu variasi dengan penampung pelindian tumpukan adalah pelindian pembuangan, di mana bijih kelas rendah ditempatkan di tumpukan dan disiram dengan solusi lindian dalam operasi yang mirip dengan pelindian tumpukan. 12
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Pelindian sianida bijih emas umumnya terjadi dalam tangki carbon-in-pulp atau carbon-in-leach di mana pengendalian pH penting untuk meminimalkan pembentukan hidrogen sianida (hydrogen cyanide/HCN). Semakin besar tingkat padatan terlarut dalam air pengolahan, semakin sulit mempertahankan pH lumpur (slurry) tinggi untuk mengurangi pembentukan HCN. Alarm tetap atau monitor pribadi sering digunakan untuk memperingatkan jika tingkat HCN terlalu tinggi Emas terlarut kemudian dikumpulkan pada karbon aktif, yang disaring, dicuci asam untuk menghilangkan garam, kemudian dirawat dengan sianida kaustik panas untuk melindi emasnya. Emas dapat dikumpulkan oleh electrowinning, yang juga dapat mengumpulkan merkuri jika merkuri ada dalam bijihnya. Regenerasi karbon aktif dapat menghasilkan amonia dalam kiln, sementara HCN dapat dihasilkan dari cairan tandus (barren liquour) jika asam dinetralkan di layar tailing.
Pembakaran Pembakaran konsentrat sulfida dapat menghasilkan jumlah besar sulfur dioksida, yang dapat dioksidasi menjadi sulfur trioksida untuk kemudian menghasilkan asam sulfat. Pelepasan tidak terkendali sulfur dioksida dapat berdampak negatif terhadap karyawan tambang, masyarakat dan lingkungan. Sejumlah tambang juga membakar sulfur untuk membuat asam sulfat.
Kalsiner Kalsiner dapat menghasilkan berbagai macam senyawa volatil dari bahan organik. Scrubber efektif, presipitator elektrostatis atau pengendalian lain mungkin diperlukan, karena pengeluaran tumpukan berpotensi dapat berjalan jarak jauh dan berdampak pada masyarakat. Kebanyakan pengeluaran tumpukan yang datang dari scrubber, kalsiner, pembakar, kiln dan sejenisnya umumnya memerlukan perawatan untuk meminimalkan dampak lingkungan. Ini mungkin termasuk scrubber air, presipitator elektrostatik, filter baghouse atau filter lainnya. Sebagian hasil tambahan, seperti oksalat, dapat dihancurkan oleh aksi mikroba. Monitor tumpukan in-line dapat dirancang untuk memperingatkan jika tingkat emisi atau tingkat lisensi yang telah ditentukan terlampaui. Pengeluaran tumpukan umum dari pabrik dan kilang pengolahan yang memerlukan perawatan termasuk gas asam (sulfur oksida, nitrogen oksida), arsen, logam berat dan karbon monoksida.
Ekstraksi pelarut Ekstraksi pelarut digunakan di beberapa bidang, termasuk operasi nikel-kobalt dan uranium. Jumlah besar pembawa reagen mudah terbakar seperti minyak tanah bisa menimbulkan risiko kebakaran di dalam pabrik pengolahan dan kilang.
3.1.5 Pengangkutan Konsentrat dan bijih massal yang diangkut oleh kapal memiliki kadar air meskipun mungkin terlihat kering dan berbutir-butir. Tergantung pada bahannya, ini diakitbatkan pengolahan, dan terkadang curah hujan, atau penyemprotan untuk mengendalikan emisi debu. Batas kelembaban yang dapat diangkut (transportable moisture limit/TML) merupakan faktor kontrol kritis untuk menghindari pencairan di kargo kering massal, yang dapat menyebabkan pergeseran kargo bahkan kapal terbalik.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
13
3.2 Bahan berbahaya Dua bagian berikut mengacu pada bahan berbahaya tertentu yang sering terjadi di industri pertambangan. Meskipun daftar ini tidak mencakup semua bahan berbahaya, namun memberikan wawasan tentang efek kesehatan dan lingkungan dan mendaftarkan beberapa sumber informasi kunci.
3.2.1 Bahan berbahaya alami
Aluminium Ada bahaya pekerjaan dan lingkungan yang signifikan berkaitan dengan produksi aluminium. Pemurnian bauksit untuk menghasilkan aluminium oksida (alumina) menghasilkan jumlah residu limbah halus (‘lumpur merah’) signifikan yang memiliki potensi berdampak pada lingkungan terutama akibat pH alkali tingginya. Ada juga paparan fluorida, yang telah dikaitkan dengan suatu bentuk penyakit saluran napas yang disebut ‘asma ruang pot’ (‘pot room asthma’), yang terkait dengan peleburan alumina menjadi aluminium. Peleburan alumina meliputi produksi anoda yang terbentuk dari tar batubara (coal tar pitch) dan dibakar dalam tungku batubara. Ada potensi paparan hidrokarbon aromatik polisiklik yang bersifat karsinogenik selama penanganan pitch (zat hitam lengket yang disuling dari tar batubara) tar batubara, dan kontak kulit dengan pitchnya akan menyebabkan sensitivitas terhadap UV. Akibat kandungan sulfur batubara, pembakaran anoda dapat menyebabkan paparan sulfur dioksida untuk operator overhead crane yang memindahkan anoda ke dalam dan ke luar dari tungku dan untuk operator yang merawat tungku. Ada juga potensi paparan debu yang dapat terhirup (inhalable maupun respirable) yang tinggi selama pemeliharaan tungku anoda dan potline. Penghirupan jangka panjang bubuk aluminium telah dikaitkan dengan fibrosis paru. Penurunan fungsi kognitif, disfungsi motorik dan neuropati perifer telah dilaporkan dalam pekerja yang terpapar aluminium di tempat kerja. Bubuk aluminium juga sangat mudah terbakar. Bahan ini digunakan dalam industri piroteknik dan cat. Pengelolaan paparan fluorida melalui pengawasan kesehatan merupakan bagian penting dari pengendalian paparan. International Aluminium Institute (Lembaga Aluminium Internasional) memberikan panduan tentang penilaian asma yang berhubungan dengan pekerjaan untuk pekerja aluminium.12 Peleburan alumina dapat berdampak pada lingkungan jika emisi fluorida tidak dikendalikan hingga batas yang dapat diterima.
Arsen Arsen disebarluaskan di kerak bumi. Arsen berada dalam bentuk dasarnya dan sebagai senyawa anorganik dan organik. Arsen dasar dan anorganik sangat toksik dan dulu disebut ‘raja racun dan racun dari raja-raja’. Gas arsina adalah senyawa arsen paling toksik secara akut, dan dapat dihasilkan ketika asam bereaksi dengan senyawa arsen atau oleh hidrolisis arsenida logam. Sebaliknya, senyawa arsen organik tidak setoksik bentuk arsen yang lain. Di banyak daerah, arsen anorganik, seperti arsenopirit (FeAsS), adalah sumber arsen paling umum di pekerjaan. Bijih dapat mengandung arsenopirit sebagai kotoran, dan deposit tembaga dapat mengandung enargit (Cu3AsS4). Toksisitas mineral arsen dalam debu umumnya akibat daya larut rendah dan bioavailabilitas (dapat diserap oleh tubuh) rendah. Pengujian bioaksesibilitas dapat dilakukan untuk memberikan informasi tentang bioavailabilitas arsen dalam mineralogi.
12 International Aluminium Institute, http://www.world-aluminium.org/.
14
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Namun, ketika bijihnya diolah, seperti di kilang atau pelebur, arsen dapat dikonversi menjadi arsen trioksida (As2O3), yang tersedia diserap oleh tubuh (bioavailable) dan jauh lebih toksik. Arsen trioksida dikumpulkan dari debu tumpukan, tetapi dapat secara tidak sengaja dilepaskan ke dalam atmosfer selama pemeliharaan peralatan scrubbing dan penanganan limbah. Tabel 1 merangkum jenis-jenis senyawa arsen dan tempat ditemukannya. Tabel 1: Senyawa arsen JENIS SENYAWA ARSEN
KOMPOSISI KIMIA
LOKASI
Arsenopirit
FeAsS
Kotoran dalam bijih
Enargit
Cu 3AsS 4
Terkait dengan berbagai deposit tembaga
Arsen trioksida
As 2O 3
Dikumpulkan dari debu tumpukan
Arsen anorganik terutama terserap melalui saluran pernapasan berikut penghirupan. Namun, jika pekerja tidak mencuci secara efektif sebelum merokok, makan atau minum, ada juga kemungkinan efek gastrointestinal, termasuk mual, diare dan sembelit. Sejumlah kecil arsen dapat diserap melalui kulit, dan menyebabkan penggelapan kulit khas atau penampilan kutil atau katimumul kecil. Keracunan arsen akut berdampak pada sistem saraf dan jantung. Paparan kronis dapat mengakibatkan kerusakan hati serta efek kardiovaskular dan sistem syaraf pusat. Arsen telah diklasifikasikan oleh International Agency for Research on Cancer/IARC (Badan Internasional untuk Penelitian Kanker) sebagai karsinogen mansuia Kelompok 1.13
13 IARC, http://www.iarc.fr/.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
15
Studi kasus: P engelolaan mineral arsen di lokasi tambang Yerranderie Yerranderie adalah kota pertambangan perak-timbal historis yang terbengkalai di selatan-barat dari kota dekat Blue Mountains National Park Sydney (Taman Nasional Blue Mountains) yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia. Lokasi tersebut sekitar 12 km hulu dari bendungan pasokan air utama untuk kota Sydney, Warragamba. Pertambangan di Yerranderie dilakukan antara 1898 dan 1930-an dan mendapatkan jumlah perak, timah dan emas yang signifikan. Ada rehabilitasi minimal setelah pertambangan berhenti. Pada tahun 2003, studi lingkungan intensif menemukan bahwa daerah kecil di lokasi tersebut memiliki tingkat kontaminasi arsen yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya, khususnya bendungan Warragamba Dam. Di berbagai lokasi, bahannya terkandung hingga 25% arsen. Pagar dan penanda di sekitar daerah tersebut merupakan solusi sementara untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pengunjung ke lokasi historis itu, tetapi solusi pengelolaan jangka panjang yang kuat diperlukan. Bahan yang terkontaminasi arsen diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya, dan persyaratan untuk penanganan, pengangkutan dan pembuangannya diselidiki secara rinci. Di antara sejumlah pilihan perbaikan potensi, yang terbaik adalah perawatan Dolocrete (Dolocrete treatment)—teknik fiksasi dan imobilisasi kimia. NSW Department of Environment and Climate Change (Departemen Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim NSW) menyediakan persetujuan imobilisasi khusus yang mengizinkan penggunaan teknik tersebut. Tujuannya adalah untuk mengimobilisasi arsen dalam matriks mineral menggunakan pengikat berdasarkan magnesium oksida. Proses ini akan memungkinkan reklasifikasi bahannya dari berbahaya menjadi limbah industri, untuk pembuangan ke fasilitas limbah berlisensi. Hasil rehabilitasi yang diinginkan adalah untuk secara signifikan mengurangi potensi risiko terhadap kesehatan manusia dan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengelola risiko potensi K3 untuk pekerja selama proyeknya, pengawas K3 ditugaskan secara penuh waktu untuk memastikan bahwa semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana pengelolaan K3 yang telah disetujui. Setelah sekitar 101 ton bahan tersebut distabilkan, analisis laboratorium menegaskan bahwa proses tersebut telah secara efektif mengurangi mobilitas arsen (dan mengubah klasifikasi limbah dari limbah berbahaya menjadi limbah industri). Bahan itu kemudian dibuang di fasilitas limbah berlisensi. Proyek ini diselesaikan menggunakan tanah bersih dari lokasi untuk membentuk kembali daerah yang diperbaiki sehingga mudah mengalirkan air (free-draining) dan disusun selaras dengan kemudahan dan struktur lokasi warisan sekitarnya. Proyek ini secara substansial merehabilitasi lokasi Yerranderie, dan mengurangi risiko terhadap lingkungan sekitarnya dan pasokan air Sydney dan meningkatkan keamanan bagi pengunjung dan wisatawan.
Pagar dan penanda tidak merupakan solusi pengelolaan jangka panjang.
Bagian dari warisan pertambangan di Yerranderie.
Source: NSW Department of Industry, Skills and Regional Development.
16
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Asbes dan bahan asbestiform Asbes adalah nama umum yang diterapkan untuk mineral-mineral asbestiform dari kelompok mineral serpentin dan amfibol. Mineral-mineral ini memiliki jenis serat tertentu - seratnya memiliki kekuatan tarik dan fleksibilitas tinggi (lihat Tabel 2). Tabel 2: Mineral asbestiform dan non-asbestiform VARIETAS ASBESTIFORM
KOMPOSISI KIMIA
JENIS NON-ASBESTIFORM
Kelompok serpentin Krisotil (asbes putih)
Mg3(Si2O5)(OH)4
antigorit, lizardit
Na2Fe3Fe2(Si8O22)(OH,F)2 (Mg,Fe)7(Si8O22)(OH)2 (Mg,Fe)7(Si8O22)(OH,F)2 Ca2Mg5(Si8O22)(OH,F)2 Ca2(Mg,Fe)5(Si8O22)(OH,F)2
riebekit cummingtonit-grunerit antofillit tremolit actinolit
Kelompok amfibol Krosidolit (asbes biru) Amosit (grunerit) (asbes coklat) Antofillit Tremolit Aktinolit
Mineral serpentin dan amfibol ditemukan di dalam batuan mafik dan ultramafik dari sabuk batuan volkanik (‘greenstone’ belt) di Western Australia yang merupakan lokasi deposit nikel dan emas mayor, serta di dalam batuan mafik dan ultramafik di tempat lain di Australia. Jarang mineral ini merupakan asbestiform dan, jika ada, biasanya hanya terdapat di urat bijih (vein) dan urat bijih kecil (veinlet). Kejadian demikian biasanya kecil dan terisolasi dan oleh karena itu sering tidak dilihat. Deposit asbes yang paling terkenal terletak dekat Wittenoom di wilayah Pilbara di Western Australia dan di Woodsreef dekat Tamworth di New South Wales. Di mana mineral asbestiform ditemui, serat asbes di udara mungkin muncul sebagai kontaminan minor/unsur runut dalam debu yang dihasilkan selama peledakan, penghancuran serta dalam penanganan dan pengolahan selanjutnya. Kekhawatiran tentang efek pada kesehatan dari paparan asbes jangka panjang tingkat rendah mewajibkan bahwa prosedur yang tepat diterapkan di manapun mineral asbestiform ditemui untuk memastikan bahwa paparannya serendah bisa secara wajar. Merupakan tanggung jawab operator tambang untuk memastikan bahwa operasi pertambangan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Impor asbes ke Australia dilarang; Namun, penggunaan bahan berbahaya ini tidak selalu dilarang di negaranegara lain. Oleh karena itu, asbes kadang-kadang dapat ditemui sebagai komponen gasket, segel dan bahan isolasi dalam peralatan yang diimpor dari luar negeri. Spesifikasi pembelian untuk peralatan baru harus mencakup ketentuan yang mengatakan bahwa produk asbes atau asbestiform tidak akan digunakan dalam perakitan peralatan tersebut. Ekspor asbes dan barang yang mengandung asbes dilarang dari Australia, kecuali jika asbesnya merupakan unsur runut yang alami dalam suatu bahan baku. Asbes mungkin di lokasi dari peralatan pabrik yang tua, termasuk lembar semen asbes di bangunan tua di lokasi kuasa tambang, seperti pada lapisan belakang penutup lantai vinel dan dalam pipa yang dikuburkan. Bahan pelapis asbes jarang digunakan pada pipa jaman ini, tetapi sejumlah pabrik tua mungkin masih mengandung bahan itu. Demikian pula, asbes rapuh dapat ditemukan di bagian belakang papan-hubung tua. Peraturan asbes telah dikukuhkan di setiap negara bagian berdasarkan pengakuan, evaluasi dan pengendalian. Selain itu, peraturan tersebut mengatur pembatasan pada pemindahan dan pembuangan bahan yang mengandung asbes. Di mana bahan asbes dan asbestiform telah diidentifikasi, semua operasi harus memiliki daftar asbes dan rencana pengelolaan asbes.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
17
Safe Work Australia mendefinisikan serat asbes yang dapat terhirup (respirable) sebagai serat dengan diameter kurang dari tiga mikron (1 mikron = 1/1000 milimeter), yaitu panjangnya yang lebih besar dari lima mikron dan rasio panjang-lebar lebih besar dari 3:1. Sebagai perbandingan, sehelai rambut manusia sekitar 20 sampai 100 mikron lebar. Dengan asbes, ukuran partikelnya sangat penting dalam menentukan apakah akan ada risiko bagi kesehatan dari penghirupan serat. Serat yang sekitar 10 mikron atau kurang panjang dari itu dan 3 mikron atau kurang lebar dari itu adalah serat yang paling mungkin mentetap di paru-paru. Serat yang lebih besar dari itu cenderung dihilangkan melauli mekanisme pembersihan biasa paru-parunya. Orang yang terpapar asbes akibat pekerjaan mereka telah mengalami beberapa jenis penyakit yang mengancam nyawanya, termasuk asbestosis (fibrosis jaringan paru-paru), kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker agresif yang mempengaruhi lapisan membran paru-paru dan perut).
Studi Kasus: Bahan asbestiform dalam mineral-mineral Bimbingan ahli dan program pengelolaan yang kuat diperlukan di manapun mineral asbestiform ditemui, untuk memastikan bahwa paparannya serendah bisa secara wajar. Asbes merupakan karsinogen yang diketahui dan sama sekali tidak ditoleransi pekerja, regulator dan masyarakat. Asbes merupakan zat terlarang di banyak negara. Untuk meminimalkan potensi risiko dari bahan asbestiform, orang yang kompeten (seperti seorang ahli geologi atau mineralogi) harus menganalisis batu yang terbuka (exposed) selama studi awal atas tubuh bijih untuk menentukan keberadaan dan tingkatnya asbes. Rencana pengelolaan asbes kemudian dapat dikembangkan untuk daerah berisiko yang ditentukan melalui pemantauan paparan asbes. Rencana tersebut harus mencakup yang berikut: • penyediaan informasi, perintah, pelatihan dan pengawasan kepada setiap karyawan • pengembangan prosedur tertulis • pengaturan untuk pemantauan tingkat serat udara • pengaturan untuk pengawasan rutin atas semua batu yang ditambang untuk memastikan gangguan bahan berserat yang minimal • pengaturan agar akses ke setiap daerah yang mengandung serat dikendalikan dan dipantau secara ketat • sejauh bisa secara wajar, pengaturan untuk penekanan debu di sumber dan isolasi pekerja dari debu dengan penyediaan peralatan dan fasilitas yang sesuai, ditambah pengenalan fasilitas penahanan, pengambilan dan penanganan debu untuk meminimalkan tingkat serat di udara • pengaturan untuk penempatan prosedur pembuangan yang disetujui untuk limbah berserat. Western Australian Department of Mines and Petroleum (Departemen Pertambangan dan Perminyakan Western Australia) telah mengembangkan sumber-sumber referensi yang lengkap tentang bahan-bahan asbestiform.1 Selain itu, Safe Work Australia telah menerbitkan kode praktik model How to manage and control asbestos in the workplace (Cara mengelola dan mengendalikan asbes di tempat pekerjaan).2 Sumber: WA Department of Mines and Petroleum and Mr A Roger, OH&S Pty Ltd.
1 Western Australian Department of Mines and Petroleum, sumber-sumber referensi untuk bahan-bahan asbestiform, http://www.dmp.wa.gov.au/Safety/Guidance-about-fibrous-mineral-6877.aspx. 2 Safe Work Australia, How to manage and control asbestos in the workplace, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/about/publications/pages/manage-control-asbestos-cop.
18
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kadmium Kadmium ditemukan secara alami sebagai kadmium sulfida di grinokit. Kadmium dihasilkan secara komersial sebagai hasil tambahan dari peleburan bijih sulfida seng, timbal dan bijih tembaga. Paparan kerja terjadi dalam proses yang melibatkan penanganan logam kadmium atau garamnya, atau ketika asap kadmium yang dihasilkan secara termal terjadi di tempat kerja, seperti dalam peleburan. Sebuah sumber yang berpotensi paparan substansial adalah pengelasan dan pemotongan termal pada produk logam berlapis kadmium. Kadmium sangat toksik. Meskipun penyerapan kadmium yang tertelan rendah (sekitar 5%), sampai dengan 50% dari kadmium yang dihirup diserap. Kadmium terkonsentrasi di hati dan ginjal. Sesudah paparan kadmium melalui penghirupan, efek toksik utama adalah pada paru-paru. Toksisitas awalnya ditandai dengan dispnea (sesak napas), batuk dan sesak dada; edema paru (peningkatan cairan di dalam paru-paru), yang dapat berkembang dalam waktu 24 jam dari paparan; dan pneumonitis interstitial proliferatif, yang dapat terjadi 3-10 hari setelah paparan. Kadmium adalah toksikan kumulatif dan berdampak pada ginjal. Waktu paruh kadmium dalam ginjal manusia mungkin 10-20 tahun. Tanda-tanda disfungsi ginjal adalah indikasi pertama toksisitas kadmium kronis. Kadmium telah diklasifikasikan oleh IARC sebagai karsinogen manusia Kelompok 1. Informasi lebih lanjut tersedia di situs web Cadmium Asosiasi Internasional.14
Batubara, Lihat juga bagian Silika—Silika Kristal yang Dapat Terhirup Pertambangan batubara dapat menghasilkan paparan debu tambang batubara dan silika kristal yang dapat terhirup (respirable crystalline silica/RCS) pada tingkat berbahaya.15 Kebanyakan lapisan batubara mengandung kadar rendah RCS (kurang dari 5%), dan pada umumnya paparan RCS selama penambangan lapisan batubara adalah di bawah batas paparan kerja yang berlaku saat ini. Namun, paparan RCS yang signifikan dapat terjadi akibat kebutuhan untuk menambang melalui batu (non-batubara) sesar, atap atau lantai, di mana persentase RCS bisa jauh lebih tinggi. Biarpun tidak menambang melalui batu, ada risiko paparan RCS untuk pekerja yang memasang baut ketika menginstal jala dan baut untuk mendukung atap dan tulang (dinding). Paparan RCS tinggi dapat menyebabkan silikosis dan kanker paru-paru, lihat Bagian: Silika—Silika Kristal yang Dapat Terhirup. Paparan debu batubara tinggi dapat menyebabkan pneumokoniosis pekerja batubara (coal worker’s pneumoconiosis (CWP)), lihat Studi kasus: The control of pneumoconiosis in the New South Wales coal industry, Section 6 (Pengendalian pneumokoniosis di industri batubara New South Wales, Bagian 6), dan penyakit paru obstruktif kronik, suatu penyakit yang serius, progresif dan melumpuhkan yang membatasi aliran udara di paru-paru. Risiko paparan tinggi terhadap debu batubara dan RCS khususnya tinggi dalam pertambangan bawah tanah (seperti panel longwall dan perkembangan), namun operasi permukaan seperti pengeboran dan peledakan, pengambilan percontohan geologi dan berbagai kegiatan pemeliharaan dapat menghasilkan paparan debu yang tinggi. Paparan terhadap debu batubara dan paparan terhadap RCS dinilai dengan mengukur fraksi debu yang dapat terhirup (di Australia menggunakan metodologi yang ditetapkan di AS2985-2009). Pertambangan batubara juga dapat mengakibatkan paparan tinggi pada debu yang dapat terhirup (inhalable) untuk pekerja yang terlibat dalam kegiatan tambahan di bawah tanah, seperti membangun penutup (stoppings) ventilasi, memasang layanan pendukung seperti pipa dan memasang pendukung atap tambahan.
14 International Cadmium Association, http://www.cadmium.org/. 15 Lihat juga ‘Silica—respirable crystalline silica’.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
19
Situs web Queensland Mines Department (Departemen Pertambangan Queensland) memiliki sumber daya yang lengkap tentang pencegahan penyakit terkait debu.16A Situs web ini akan mencakup dokumen baru yang dikembangkan pada tahun 2016 berjudul “Dust Control Underground Coal Mines” dan “Pemantauan Respirable Debu di Tambang Batubara”. Selain itu, informasi pengalamatan Coal Pekerja Pneumokoniosis dapat ditemukan di situs web Pemerintah Queensland.16B Batubara merupakan bahan organik dan rawan pembakaran spontan. Risiko paling signifikan dari pembakaran adalah bahwa pembakaran dapat menimbulkan percikan untuk ledakan gas metana jika kadar gas memasuki kisaran dapat meledak, yang akan mengakibatkan ledakan debu batubara dan kemungkinan kehilangan nyawa. Pembakaran spontan batubara memancarkan berbagai senyawa organik dan hidrokarbon, dan yang paling memprihatinkan adalah hidrokarbon aromatik polisiklik (polycyclic aromatic hydrocarbons/PAH). Walaupun risiko paparan tinggi rendah akibat pengenceran oleh udara di permukaan atau bawah tanah, kontak dengan permukaan oleh petugas penyelamat setelah kebakaran atau ledakan tambang batubara mayor dapat menyebabkan sensitivitas kulit ultraviolet akibat PAHnya pada permukaan tersebut. Selain dari itu, pemanasan atau pembakaran spontan batubara bisa merupakan risiko bahaya kritis dalam penimbunan batubara dan pembuangan batuan sisa yang besar. Ketika batubara terkena oksigen, suhunya naik dan batubaranya menghasilkan panas, dan mempromosikan oksidasi lebih lanjut, yang dapat menyebabkan penyalaan tiba-tiba. Selama proses oksidasi, sejumlah gas toksik dapat dilepaskan dalam konsentrasi yang signifikan. Ada risiko bahwa karyawan yang bekerja di dan di sekitar daerah tersebut dapat terpapar gas toksik, terutama karbon monoksida dan, pada tingkat yang lebih rendah, sulfur dioksida. Pada tahun 2012, berberapa tambang batubara permukaan di Queensland mengalami pelepasan gas toksik yang terkait dengan pembakaran spontan. Informasi lebih lanjut di situs web Mines Safety Bulletin (Buletin Keselamatan Tambang).17
Tembaga Australia memiliki sekitar 13% dari cadangan tembaga ekonomi dunia dan menduduki ranking kedua setelah Chili (27%) dan sedikit di depan Peru (10%). Mineral bijih sulfida utama dari tembaga di Australia adalah kalkopirit (CuFeS2), bornit (Cu5FeS4), covelit (CuS) dan kalkosit (Cu2S). Konsentrat tembaga dihasilkan dari bijihnya, yang diolah dalam pelebur dan kemudian dimurnikan, biasanya dengan cara elektrokimia. Sumber utama paparan tembaga di pelebur tembaga adalah asap. Bijih tembaga berhubungan dengan kandungan silika yang tinggi, dan ada potensi paparan tinggi terhadap silika kristal yang dapat terhirup (respirable) dalam penambangan tembaga, terutama dalam penghancuran dan pengangkutan bawah tanah dan dalam sirkuit penghancuran dan penggilingan yang terjadi dalam tahap konsentrator dari pengolahan. Unsur lain yang mungkin terkait dengan tembaga, seperti uranium atau arsen, sering merupakan bahan berbahaya yang perlu dikelola dalam aliran limbah. Dalam peleburan tembaga, ada potensi untuk paparan sulfur dioksida selama tahap pembakaran dan untuk paparan arsen selama peleburan. Tahap akhir produksi katoda tembaga, di mana matte tembaga diubah menjadi logam tembaga, dapat menghasilkan emisi sulfur dioksida jika pengendaliannya kurang memadai. Tembaga juga diolah melalui pelindian tumpukan diikuti oleh ekstraksi pelarut dan elektrowinning. Ada potensi paparan kabut asam sulfat, suatu karsinogen manusia, untuk pekerja yang merawat sel-sel elektrowinning. Pada tahun 1992, IARC mengklasifikasikan kabut asam kuat yang mengandung asam sulfat sebagai karsinogen manusia Kelompok 1. Pada tahun 2012, IARC menegaskan kembali klasifikasi tersebut untuk ‘kabut dari asam anorganik kuat’, dan mengingatkan bahwa kabut demikian dapat menyebabkan kanker laring. Tembaga merupakan unsur runut penting yang diperlukan untuk kesehatan tanaman, hewan, dan manusia. Tembaga dimasukkan ke dalam berbagai protein dan metaloenzim yang melakukan fungsi metabolisme penting.
16A Queensland Mines Department, Preventing dust-related lung diseases, https://www.dnrm.qld.gov.au/mining/safety-and-health/alerts-bulletinssearch-tool/alerts-bulletins-search/alerts-bulletins/mines-safety/preventing-dust-related-lung-diseases. 16B Queensland Business and Industry Portal, Coal Workers Pneumoconiosis, https://www.business.qld.gov.au/industry/mining/safety-health/ mining-safety-health/medicals/pneumoconiosis 17 Mines Safety Bulletin, no. 120, 2012, https://www.dnrm.qld.gov.au/mining/safety-and-health/alerts-bulletins-search-tool/alerts-bulletins-search. 20
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Paparan kadar tembaga tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut dan diare. Tingkat tinggi dapat merusak hati dan juga dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah, yang mungkin akan mengakibatkan anemia. Dampak yang merugikan dari tembaga biasanya pada lingkungannya, karena dianggap salah satu logam berat yang paling toksik untuk air tawar dan biota laut. Tembaga adalah logam kunci untuk dianalisis saat melakukan pemeriksaan untuk toksisitas air yang diperlukan sebagai bagian dari penatagunaan produk, misalnya pengangkutan konsentrat tembaga yang baru. Informasi lebih lanjut tersedia di situs web European Copper Institute (Lembaga Tembaga Eropa).18
Bijih besi Bijih besi terdiri khususnya dari oksida besi, dan bentuk utama yang ditambang adalah magnetit (Fe3O4) dan hematit (Fe2O3). Unsur kotoran utamanya adalah kuarsa, fosfor, alumina dan sulfur. Unsur minor lain yang sering ditemukan dalam bijih besi termasuk riebekit (asbes biru), titanium, vanadium, seng, tembaga dan lebih jarang kromium, nikel, arsen, timbal, timah dan kadmium. Jumlah zat tersebut bervariasi dari satu bijih ke bijih yang lain. Sifat fisik zat besi adalah bahwa itu merupakan padatan berwarna coklat kemerahan, tidak mudah terbakar dan tidak larut dalam air. Bahaya kesehatan yang timbul akibat paparan terhadap debu bijihnya sangat bervariasi karena komposisinya bervariasi dalam tambang yang berbeda. Besi oksida dan silika khususnya berkontribusi pada sifat toksikologinya. Pengujian hewan yang melibatkan suntikan ke dalam trakea (intratracheal instillation) menemukan bahwa besi oksida memiliki toksisitas rendah dan menyebabkan peradangan dan kerusakan yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan silika kristal. Bijih besi belum diklasifikasikan sebagai karsinogen.
Timbal Mineralisasi timbal di tubuh bijih umumnya terjadi sebagai timbal sulfida (galena, PbS), tetapi juga dapat hadir sebagai timbal karbonat (kerusit, PbCO3). Timbal karbonat larut dalam air dan secara inheren dan lebih toksik dari timbal sulfida, yang memiliki daya larut air rendah. Ada risiko paparan timbal dalam pertambangan, khususnya pertambangan bawah tanah, fasilitas penyimpanan konsentrat, dan operasi peleburan dan pemurnian. Timbal juga digunakan sebagai reagen dalam bentuk timbal nitrat dalam operasi pengapungan dan timbal monoksida (litharge) (PbO) di laboratorium penentuan kadar emas (gold fire assay). Sistem ekstraksi asap diperlukan untuk memindahkan asap timbal dari tungku meredam, serta kebersihan di laboratorium penentuan kadar emas untuk mengurangi paparan timbal. Paparan timbal dapat terjadi dari penghirupan debu atau asap, serta proses menelan yang diakibatkan kebersihan pribadi yang buruk, seperti merokok atau makan dengan tangan yang terkontaminasi. Peraturan timbal negara bagian berlaku untuk pertambangan dan pengolahan timbal. Peraturan ini menentukan pemantauan terhadap baik paparan kadar udara di tempat kerja maupun tingkat timbal dalam darah pekerja untuk mencegah dampak kesehatan yang merugikan. Di mana timbal merupakan risiko di tempat kerja, lokasi tersebut diharapkan memiliki prosedur yang menguraikan risiko bahaya dan lokasi timbalnya, persyaratan pemantauan untuk baik tingkat udara dan timbal dalam darah, dan persyaratan pengendalian. Fasilitas dekontaminasi dan pencucian pakaian kerja oleh perusahaan merupakan aspek penting untuk kebersihan dan untuk mencegah kontaminan timbal dibawa pulang oleh pekerja. Paparan timbal dapat menyebabkan masalah kesehatan untuk pekerja, lingkungan dan masyarakat. Penduduk yang paling rentan termasuk ibu hamil dan anak-anak akibat dampak timbal pada sistem saraf dan perkembangan mental anak-anak. Timbal diklasifikasikan sebagai kimia teratogenik akibat dampak pada janin yang belum lahir. Timbal dapat melewati sawar plasenta, yang berarti bahwa ibu hamil yang terpapar timbal juga memapar anaknya yang belum lahir. Timbal dapat merusak sistem saraf bayi yang sedang berkembang. Bahkan paparan timbal tingkat rendah 18 European Copper Institute, http://www.copperalliance.eu/. PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
21
pada bayi yang sedang berkembang telah diketahui mempengaruhi perilaku dan kecerdasan. Paparan timbal dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, dan kemandulan. Keracunan timbal dapat terjadi jika seseorang terpapar kadar timbal tinggi selama jangka pendek atau panjang. Gejala termasuk sakit perut, sembelit, kelelahan, sakit kepala, lekas marah, kehilangan nafsu makan, kehilangan memori, dan nyeri atau kesemutan di tangan dan/atau kaki. Karena gejala dapat terjadi secara perlahan atau disebabkan oleh hal-hal lain, keracunan timbal dapat dengan mudah diabaikan. Paparan timbal tingkat tinggi dapat menyebabkan anemia, kelemahan dan kerusakan ginjal dan otak. Timbal mempengaruhi sistem saraf pusat dalam hewan dan menghambat kemampuannya mensintesis sel darah merah. Timbal juga dapat diserap tanaman dari tanah, dengan sebagian besar tambangnya dipertahankan dalam akarnya; ada bukti bahwa daun tanaman juga dapat menyerap timbal. Timbal telah diklasifikasikan oleh IARC sebagai karsinogen Kelompok 2A (kemungkinan merupakan karsinogen manusia). Informasi lebih lanjut tersedia di situs web International Lead Association (Asosiasi Timbal Internasional).19
Mangan Mineral mangan utama adalah pirolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), dan rodokrosit (MnCO3). Mangan adalah logam keempat yang paling sering digunakan setelah besi, alumunium dan tembaga, menurut tonase. Sekitar 90% digunakan sebagai agen paduan dalam produksi baja; sebagian besar yang lain digunakan dalam aplikasi pengecoran dan pengelasan. Paparan mangan di tempat kerja dengan terjadi selama pertambangan, dalam produksi paduan, dari kegiatan pengelasan dan di sektor lain seperti produksi baterai. Paparan ini terutama disebabkan penghirupan partikel yang mengandung konsentrasi mangan yang bervariasi. Feromangan dan silikomangan biasanya diolah oleh peleburan dalam tungku induksi listrik, di mana mangan oksida yang lebih tinggi dikurangi menjadi mangan oksida oleh karbon monoksida, sehingga ada potensi untuk paparan kadar karbon monoksida tinggi. Paparan jangka panjang pada tingkat tinggi mangan diketahui mengakibatkan gejala neurotoksik berat, berbagai di antaranya yang menyerupai penyakit Parkinson idiopatik; kondisi ini, yang disebut ‘manganisme’, tampaknya bersifat historis karena perubahan psikologis yang berkaitan dengan kondisi ini tidak lagi terlihat karena paparan di tempat kerja telah menurun secara signifikan sejak tahun 1970-an. Informasi lebih lanjut tersedia di situs web International Manganese Institute (Lembaga Mangan Internasional).20
Merkuri (Raksa) Secara historis, amalgamasi merkuri merupakan metode utama penggalian emas (dan perak) dari terumbu kuarsa dan lapisan deposit. Merkuri juga digunakan untuk menangkap emas yang sangat halus saat penambangan aluvial. Meskipun metode pengambilan emas lain telah dikembangkan seperti proses sianida, merkuri masih dapat ditemukan dalam operasi kecil atau ‘artisanal’. Konsentrasi merkuri di tempat kerja harus dipantau secara rutin di mana ada kemungkinan paparan seperti melalui peralatan pembacaan langsung dan pemantauan biologis pekerja. Paparan merkuri dapat terjadi ketika bijih mengandung unsur runut merkuri, misalnya (1) ketika sejumlah konsentrat seng dibakar, (2) ketika tailing emas lama dirawat lagi dan (3) karena sejumlah jenis deposit emas, terutama deposit emas epitermal, bisa memiliki merkuri alami yang tinggi.
19 International Lead Association, http://www.ila-lead.org/. 20 International Manganese Institute, http://www.manganese.org/.
22
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gejala paparan tinggi merkuri anorganik meliputi: ruam kulit dan dermatitis; perubahan suasana hati; hilang ingatan; gangguan mental, dan kelemahan otot. Paparan tinggi uap merkuri juga dapat termasuk efek ginjal, kegagalan pernafasan dan kematian. Dampak merkuri pada lingkungan termasuk toksisitas untuk, dan bioakumulasi dalam, fauna. Suatu ulasan oleh IARC menemukan bahwa logam merkuri dan senyawa merkuri anorganik tidak bisa diklasifikasikan atas karsinogenisitasnya terhadap manusia, Kelompok 3.
Metana Metana adalah gas tidak toksik, tidak berwarna, mudah terbakar, yang tidak memiliki bau dalam keadaan murni. Metana merupakan komponen utama gas alam dan ditemukan dalam berbagai tingkat dalam kebanyakan deposit batubara dan serpih. Metana adalah penyebab sesak dada sederhana akibat kemampuannya mengganti oksigen dari udara di mana ada jumlah yang cukup. Metana sering ditemui di lapisan batubara dan terkenal sebagai risiko bahaya bahan mudah meledak. Ventilasi yang memadai dapat meminimalkan risiko. Dalam berbagai kasus, lapisan metana batubara dikumpulkan untuk digunakan sebagai bahan bakar. Metana dan gas yang mudah terbakar lain kadang-kadang dapat ditemui ketika mengebor di tambang logam bawah tanah. Metana dapat dipantau menggunakan berbagai detektor gas yang mudah diangkut.
Pasir mineral Australia memiliki deposit pasir mineral yang luas, yang terdiri dari: • mineral titanium: rutil (TiO2 dengan sampai 10% besi); ilmenit (FeTiO3 dengan sejumlah mangan dan magnesium); dan leucoxene (ilmenit ubahan hidrotermal) • zirkon (zirkonium silikat, ZrSiO4), yang mungkin memiliki unsur runut uranium dan thorium (sampai 1%) dalam struktur kristal, bersama dengan hafnium • monasit: fosfat tanah sangat jarang yang mengandung berbagai macam mineral bumi langka (terutama serium dan lantanum) dan 5-12% (biasanya sekitar 7%) thorium • xenotim: yttrium fosfat dengan unsur runut uranium dan thorium. Suatu masalah kesehatan kerja penting dengan relevansi khusus untuk industri pasir mineral adalah radiasi (lihat juga ‘Bahan radioaktif’). Dalam bijih atau konsentrat mineral berat tingkat radiasinya terlalu rendah untuk klasifikasi radioaktif. Namun, ketika bahan radioaktif terkonsentrasi selama pemisahan dan produksi monasit, tingkat radiasinya meningkat, dan mengakibatkan kebutuhan untuk pengendalian khusus untuk melindungi berbagai karyawan yang ditentukan di pabrik pemisahan kering. Potensi masalah radiasi yang paling signifikan adalah radiasi alfa yang timbul dari thorium dalam debu di udara, yang dapat dihirup. Oleh karena itu pengendalian debu adalah tujuan yang paling penting dalam keselamatan radiasi untuk industri mineral titanium. Ini berbeda dengan industri lainnya, di mana fokus perlindungan radiasi menjadi radiasi gama langsung dari bahan di dalam batunya. Paparan radiasi gama masih perlu dikontrol dalam industri pasir mineral, terutama karena ada uranium dan thorium dalam zirkon dan monasit. Referensi termasuk World Nuclear Association, UK. Code of Practice and Safety Guide for Radiation Protection and Radioactive Waste Management in Mining and Mineral Processing (2005),21 dan Radiation Protection Series No. 9, Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency (Agustus 2005), http://www.arpansa.gov.au/ index.htm.22
21 World Nuclear Association, Occupational safety in uranium mining, 2014, http://www.world-nuclear.org/information-library/safety-and-security/ radiation-and-health/occupational-safety-in-uranium-mining.aspx. 22 ARPANSA, Radiation Protection Series Number 9, http://www.arpansa.gov.au/pubs/rps/rps9.pdf
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
23
Isu-isu lain yang terkait dengan pertambangan pasir mineral termasuk penciptaan debu (lihat Bagian 3.2.2, ‘Partikulat udara’) dan RCS (lihat ‘Silika’).
Nikel Australia adalah produsen nikel utama. Lebih dari 80% dari produksi nikel digunakan dalam paduan, dan sekitar 65% dari produksi nikel dunia dikonsumsi dalam pembuatan baja tahan karat. Jenis bahan berbahaya yang terkait dengan penambangan dan pengolahan nikel tergantung pada tubuh bijih dan teknologi pengolahan yang digunakan. Sulfur dioksida (SO2) merupakan pencemar udara utama yang dipancarkan dalam pembakaran, peleburan dan konversi dari bijih sulfida. Konsentrat nikel sulfida mengandung 6-20% nikel dan sampai 30% sulfur. Amonia dan hidrogen sulfida adalah pencemar yang terkait dengan proses pelindian amonia; emisi hidrogen sulfida terkait dengan proses pelindian asam. Nikel karbonil yang sangat toksik merupakan kontaminan yang memprihatinkan dalam pemurnian karbonil. Pekerja yang terlibat dalam produksi nikel (yang mungkin termasuk pertambangan, penggilingan, pengonsentrasian, peleburan, konversi, proses hidrometalurgi, pemurnian dan operasi lainnya) terpapar pada berbagai mineral nikel dan senyawa, tergantung pada jenis bijih yang ditambang dan proses yang digunakan untuk menghasilkan produk nikel menengah dan utama. Pada umumnya, paparan dalam industri produksi adalah dengan bentuk-bentuk nikel yang cukup larut dan tidak larut. Senyawa nikel terlarut telah diklasifikasikan sebagai karsinogen penghirupan manusia. Namun, peran tepatnya nikel terlarut dalam karsinogenisitas pada manusia masih belum diketaui dengan pasti. Informasi epidemiologis menunjukkan bahwa peningkatan risiko kanker pernapasan yang terkait dengan paparan proses kilang pada senyawa nikel terlarut khususnya terjadi pada tingkat yang lebih dari 10 kali standar paparan kerja. Secara historis, tempat kerja di mana kontak dengan nikel terlarut diperpanjang telah menunjukkan risiko tinggi untuk dermatitis akibat alergi kontak nikel. Beda dari nikel logam, yang sepertinya tidak bersifat karsinogenik pada manusia atau hewan, bukti untuk karsinogenisitas senyawa nikel oksida tertentu lebih menyakinkan. Kanker pernapasan berlebihan telah diamati hanya dalam operasi pemurnian di mana oksida nikel diproduksi selama pemurnian bijih sulfida dan di mana paparannya relatif tinggi. Sedikit tidaknya suatu hubungan sebab-akibat kanker pernapasan dapat ditetentukan untuk nikel subsulfida. Data manusia menunjukkan bahwa kanker pernafasan telah terutama dikaitkan dengan paparan bentuk nikel kurang larut (termasuk nikel sulfida) dalam konsentrasi tinggi. IARC telah mengklasifikasikan senyawa nikel sebagai karsinogen manusia Kelempok 1. Informasi lebih lengkap tentang dampak nikel atas kesehatan dan lingkungan terdapat di situs web Nickel Institute, (Lembaga Nikel) termasuk pedoman berjudul Safe use of nickel in the workplace.23
Pirit dan pirhotit Nama ‘pyrite’ (pirite) berasal dari bahasa Yunani ‘pyr’ yang berarti ‘api’. Nama ini diberikan karena pirit dapat digunakan untuk menciptakan bunga api yang dibutuhkan untuk menghasilkan api jika dipukul terhadap logam atau bahan keras lain. Kehadiran pirit dalam batubara sudah bertahun-tahun diakui sebagai faktor yang berkontribusi terhadap pemanasan sendiri. Reaksi dasar untuk pemanasan sendiri pirit adalah reaksi pirit menghasilkan sulfur dioksida dan besi sulfat, yang sangat eksotermis.
23 Nickel Institute, http://www.nickelinstitute.org/NiPERA.
24
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Selain itu, tembaga, emas, timah, perak, seng dan logam yang diinginkan lain sering ditemukan dalam bijih yang kaya besi sulfida. Ketika besi sulfida terkena udara atau oksigen terlarut dalam air, sulfidanya dioksidasi menjadi sulfat, yang kemudian berubah menjadi asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat adalah bahan kimia yang sangat korosif. Asam sulfat juga merupakan salah satu unsur utama dalam hujan asam dan toksik untuk kebanyakan organisme hidup. Asam sulfat yang diproduksi di tailing tambang sulfida membuat air sekitarnya lebih asam. Selain efek langsung kemasaman itu, air asam melindi logam berat toksik dari tailing ke dalam badan air penerima. Proses penambangan memungkinkan reaksi-reaksi yang menghasilkan asam dan logam berat ini terjadi pada tingkat yang lebih tinggi dari yang terjadi di alam. Pertambangan logam menghasilkan batuan sisa dan tailing tambang dengan luas permukaan yang jauh lebih besar dari batu yang tidak terganggu (dengan faktor 100.000 atau lebih), yang secara proporsional meningkatkan kecepatan pembentukan asam. Mineral sulfida dapat secara spontan menjadi panas atau menjadi panas sendiri (yaitu, panas tanpa masukan panas eksternal) dalam kondisi tertentu. Pemanasan sendiri terjadi akibat reaksi oksidasi eksotermis. Satu bentuk sulfida khususnya, pirhotit Fe1-xS (x = 0-0,2) dikeketaui mudah menjalani pemanasan sendiri. Contoh yang mengandung lebih dari 10% pirhotit sangat rentan terhadap pemanasan sendiri. Dalam kondisi ekstrim pemanasan sendiri dapat menyebabkan penyalaan. Berbagai faktor mempengaruhi pemanasan sendiri sulfida; berbagai parameter kunci adalah kandungan pirhotit dalam contohnya, kadar air dalam contohnya, kandungan oksigen dari udara, suhu, ukuran partikel, interaksi galvanis, kehadiran bakteri, pH dan kelembaban. Pengujian korosifitas dan pemanasan sendiri merupakan persyaratan sebelum mengangkut konsentrat sulfida logam untuk mematuhi Kode ADR 7.4. Lihat juga ‘ Tubuh bijih sulfida ‘.
Bahan radioaktif Bahan radioaktif di sektor pertambangan mungkin ditemui dalam skenario berikut: • paparan bahan radioaktif alami (naturally occurring radioactive material/NORM) • dalam pertambangan, pengolahan dan pengelolaan limbah tubuh bijih radioaktif yang terjadi secara alami • dalam operasi dan pengelolaan perangkat dan peralatan dengan sumber radioaktif tertutup, seperti yang digunakan untuk pengendalian, analisis atau investigasi pengolahan. Di Australia, pengelolaan uranium, pasir mineral dan NORM diatur oleh ARPANSA sesuai dengan Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Act and Regulations (Undang-Undang dan Peraturan Perlindungan Radiasi dan Keselamatan Nuklir Australia). Pengelolaan limbah radioaktif yang dihasilkan oleh industri pertambangan diatur oleh badan-badan negara bagian dan wilayah yang tepat. Dalam seri publikasi Radiation Protection (Perlindungan Radiasinya) (RPS no. 15), ARPANSA mendefinisikan NORM sebagai bahan yang mengandung radionuklida yang ada di lingkungan alam. Bahan tersebut termasuk uranium 238, uranium 235 dan thorium 232, serta produk peluruhan radioaktif. Bahan ini terjadi dalam berbagai jenis batuan dan lokasi geologi. Induk radionuklida memiliki waktu paruh mirip dengan atau lebih besar dari usia Bumi dan terjadi secara luas di kerak planet. Batuan igneus dan batuan metamorf tertentu lebih radioaktif dari pada kebanyakan batuan sedimen.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
25
Biasanya tingkat NORM dalam kebanyakan zat alami rendah, tetapi setiap operasi yang mengekstrak dan mengolah bahan dari tanah memiliki potensi untuk mengonsentrasikan NORM dalam produk dan aliran limbah. Potensi ini juga ada dalam operasi pengolahan hilir. Paparan radioaktivitas tingkat tinggi dapat terjadi dalam industri berikut: tanah jarang; minyak dan gas; bauksit/ alumina/aluminium; fosfat/pupuk; tembaga; timah/tantalum; batubara; baja/besi; dan pertambangan pasir mineral. Contoh termasuk: • produksi alumina, terutama di mana residu lumpur merah dapat memiliki peningkatan kandungan radionuklida yang dua sampai tiga kali lipat dari bijih bauksit asli • produksi fosfat, di mana sebagian besar fosfat alam berisi tingkat uranium dan radium tinggi, yang dapat terkonsentrasi dalam produk dan produk tambahan • sejumlah bijih sulfida tembaga berhubungan dengan radionuklida uranium, dan proses ekstraksi, penggilingan dan peleburan yang berikut mengakibatkan konsentrasi radionuklida. • kalium memiliki radioaktivitas alami yang dapat ditemukan dalam kegiatan penggalian. K-40 dapat menjadi kontributor gamma dalam pertambangan dan penggalian. Tingkat radioaktivitas jelas meningkat dalam tubuh bijih uranium, tetapi juga dapat meningkat dalam pasir mineral, fosfat alam dan bijih lainnya. Jumlah besar limbah radioaktif juga diproduksi selama penambangan dan pengolahan, terutama tailing penggiling uranium dan limbah monasit dari penambangan pasir mineral. Kode Pertambangan ARPANSA (RPS no. 9) berlaku untuk pertambangan dan pengolahan bijih untuk produksi uranium dan konsentrat thorium, serta pemisahan mineral berat dalam operasi pasir mineral. Kode ini terkait dengan paparan radiasi kerja dan publik dan pengelolaan limbah radioaktif. Komponen kunci dari kode (dan panduan keselamatan yang menyertainya) adalah pengembangan rencana pengelolaan radiasi dan rencana pengelolaan limbah radioaktif yang berlaku untuk fase operasional, penghentian sementara dan penutupan permanen dari operasinya. Kode ini juga mencakup batas dosis yang direkomendasikan untuk membatasi paparan radiasi. Perangkat dan peralatan dengan sumber radioaktif disegal digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pengukuran dan pengendalian ketebalan, tingkat, massa jenis, berat timbangan, komposisi dan kelembaban. Operasi dan pengelolaannya diatur di bawah berbagai kode dan rezim perizinan yang mencakup penggunaan, pengangkutan, keamanan, pemeliharaan dan pembuangannya. Selain perundang-undangan dan perizinan negara bagian dan wilayah tertentu, kode dan panduan ARPANSA mengatur pengangkutan (RPS C-2, RPS no. 5 dan no. 13), operasi (RPS no. 5 dan no. 13), pemantauan (RPS no. 5 dan no. 13) pengelolaan kejadian (RPS no. 7 dan no. 13) dan keamanan (RPS no. 11). Tingkat risiko bahaya potensi dari mineral radioaktif tergantung pada jenis radioaktivitas dan waktu paruhnya. Organ tubuh yang berpotensi berisiko dari radionuklida dari rantai peluruhan uranium dan thorium termasuk paru-paru, ginjal, tulang, hati dan usus. Paparan radiasi selama pertambangan dan pengolahan mineral terjadi melalui tiga jalur prinsip: radiasi gama eksternal dari bijih dan konsentrat; penghirupan debu radionuklida berumur panjang yang memancarkan alfa; dan penghirupan produk peluruhan radon berumur pendek, yang diproduksi oleh peluruhan radioaktif radium dan dulu menjadi masalah utama di tambang bawah tanah dengan ventilasi buruk.
26
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Sejumlah undang-undang mengatur radiasi. Petugas penghubung radiasi dari instansi berwenang di negara bagian yang bersangkutan dapat memberikan dukungan atau mengacu pada Code of practice and safety guide for radiation protection and radioactive waste management in mining and mineral processing (Kode praktik dan panduan keselamatan untuk perlindungan radiasi dan pengelolaan limbah radioaktif di pertambangan dan pengolahan mineral). Kode dan panduan yang paling relevan, termasuk satu tentang pertambangan dan pengolahan mineral, diterbitkan oleh ARPANSA.24 Publikasi Radiation Protection Series (Seri Perlindungan Radiasi) tercantum dalam Lampiran 1. Pengangkutan bahan radioaktif dibahas dalam Bagian 5.
Silika (Silikon Dioksida)—silika kristal yang dapat terhirup (RCS) Silika adalah salah satu mineral yang paling berlimpah di Bumi. Mineral ini terjadi dalam bentuk non-kristal dan dalam bentuk kristal. Bentuk kristal termasuk kuarsa, kristobalit dan tridimit. Bentuk yang paling umum adalah kuarsa, mineral gangue umum dan unsur dalam banyak batuan igneus dan metamorf. Silika tidak berisiko bahaya sampai digiling atau diledak menjadi debu. Wilayah operasional kunci yang dapat menyebabkan paparan tinggi termasuk pengeboran, khususnya pada lapisan tanah penutup dan bawah tanah; pengisian lubang ledakan; pengangkutan di bawah tanah; penghancuran, penggilingan dan penyampaian baik di permukaan maupun di bawah tanah; kegiatan pendukung pertambangan batubara dan logam; dan pertambangan. Paparan silika selama kegiatan pembersihan dan pemeliharaan sering bisa signifikan, terutama ketika udara mampat atau penyapuan kering digunakan untuk menghilangkan debu yang berkumpul. Praktik tersebut harus selalu dihindari dan diganti dengan pengunaan vakum atau metode pembersihan basah. Setiap negara bagaian yang melaksanakan pertambangan memiliki peraturan yang mengendalikan paparan silika pekerja. Peledakan pasir silika dilarang di Australia karena ada risiko paparan RCS. Pengendalian paparan RCS dilakukan dengan meminimalkan penciptaan debu halus melalui penindasan air (semprotan gerimis halus), penyiraman jalan, aditif air untuk penindasan peningkatan debu, ventilasi, tirai karet, tirai udara, kabin tertutup dan pembersihan dan persiapan (pembersihan) peralatan dan pabrik dengan baik sebelum perbaikan dan pemeliharaan. Partikel silika kristal yang dapat terhirup (respirable) (berukuran kurang dari diameter aerodinamis 10 mikron) dapat mencapai bagian dalam dari paru-paru, alveolinya, dan berhubungan dengan efek kesehatan. Paparan berulang dapat menyebabkan partikel menetap di paru-paru dan mengakibatkan fibrosis jaringan paru-paru, yang disebut silikosis. Perkembangan penyakit ini menyebabkan kelelahan, sesak napas ekstrim, kehilangan nafsu makan dan nyeri di dada, semuanya yang akhirnya dapat menyebabkan kematian. Debu silika kristal diklasifikasikan sebagai karsinogen Kelompok 1 (kanker paru) oleh IARC. Suatu situs web yang diciptakan European Industrial Minerals Association (Asosiasi Industri Mineral Eropa) tentang silika yang dapat terhirup (respirable) sangat informatif,25 sebagaimana juga UK HSE Commission (Komisi Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan Inggris).26
24 ARPANSA, Code of practice and safety guide for radiation protection and radioactive waste management in mining and mineral processing, Radiation Protection series no. 9, 2005, http://www.arpansa.gov.au/pubs/rps/rps9.pdf. 25 European Industrial Minerals Association, http://www.crystallinesilica.eu/content/welcome. 26 UK HSE, http://www.hse.gov.uk/pubns/indg463.htm.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
27
Studi kasus: Insiden silikosis di tambang Western Australia Pada tahun 1930-an 10% dari semua penambang bawah tanah di Western Australia menderita silikosis, akibat kondisi yang sangat berdebu di tambang emas bawah tanah yang kebanyakan berdasarkan kuarsa. Kombinasi dari inspektorat tambang yang ditingkatkan, metode baru untuk mengukur debu silika di udara, peralatan pengeboran baru dengan penekanan air dan peningkatkan ventilasi menghasilkan penurunan paparan debu secara signifikan setelah Perang Dunia II. Diperkirakan bahwa tingkat paparan meurun setidaknya 10 kali antara akhir perang dan tahun 1970-an. Sejak itu tingkat paparan telah menurun lebih jauh lagi, dan paparan silika yang dapat terhirup (respirable) di tambang Western Australia sekarang rata-rata sekitar sepersepuluh dari standar paparan saat ini. Seorang karyawan baru dari bagian negara lain atau dari luar negeri terkadang masih ditemukan memiliki silikosis sebelum dipekerjakan di tambang Western Australia. Namun, rendahnya tingkat paparan telah berarti bahwa tidak ada kasus silikosis terdeteksi dalam karyawan yang sebelumnya hanya bekerja di tambang negara bagiannya dan memulai karir mereka setelah 1974.
Tubuh bijih sulfida—drainase asam dan logam Drainase asam dan logam (DAL) dapat terjadi secara alami ketika batuan yang mengandung mineral logam sulfida terkena oksigen dan air, atau ketika bahan batu sulfida terganggu dan terkena oksidasi sebagai akibat dari pertambangan, konstruksi jalan raya atau pengembangan lahan pesisir (tanah asam sulfat). Mineral sulfida yang menghasilkan asam utama adalah pirit (FeS2); yang lain termasuk pirhotit (FeS), marcasit (FeS2), kalkopirit (CuFeS2) dan arsenopirit (FeAsS). Reaksi pirit dengan oksigen dan air menghasilkan larutan besi sulfat dan asam sulfat. Besi sulfat dapat dioksidasi, yang menghasilkan kemasaman tambahan. Sementara dampak utama dari DAL adalah pada nilai-nilai lingkungan, dalam kasus yang ekstrim DAL berpotensi berdampak pada kesehatan manusia melalui kontaminasi pasokan air dan penyerapan logam berat dalam organisme air yang digunakan sebagai makanan. Buku pegangan praktik kerja unggulan Mencegah drainase asam dan logam (Preventing acid and metalliferous drainage) menguraikan geokimia yang mendasari dan dampak drainase yang dikelola secara buruk, dan termasuk studi kasus pengelolaan praktik terbaik.
Drainase asam yang berdampak pada sungai King River, Tasmania, hilir dari Mount Lyall Copper Mine (Tambang Tembaga Mount Lyall).
Kecelakaan di tambang tembaga MarcopperMarinduque: pengeluaran tailing ke dalam sungai Makulapnit-Boac River, Filipina.
Sumber: Profesor David J Williams.
Sumber: Tom Farrell.
28
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Seng Mineral seng utama adalah sfalerit ((Zn, Fe)S), yang mengandung sebanyak 67% seng. Sulfida besi dan tambal, dalam bentuk mineral pirit dan galena, selalu dikaitkan dalam jumlah yang signifikan dengan sfalerit, sementara jumlah yang lebih kecil dari logam lainnya umumnya ditemukan. Seng merupakan elemen penting untuk kesehatan manusia. Sebagian besar masalah kesehatan dikaitkan dengan demam logam asap, seperti selama peleburan atau ketika pengelasan barang galvanis menghasilkan asap seng oksida. Selama pertambangan atau peleburan, masalah kesehatan umumnya terkait dengan logam berat yang hadir, seperti tambal. Pengolahan elektrolit seng melibatkan potensi paparan kabut asam sulfat, suatu karsinogen manusia, untuk personil yang mengatur proses elektrolisis. Penghirupan sejumlah besar seng (sebagai debu atau asap seng dari peleburan atau pengelasan) dapat menyebabkan demam asap logam, yang merupakan penyakit jangka pendek yang umumnya dapat dibalik setelah paparan seng dihilangkan. Senyawa seng terlarut diketahui toksik bagi lingkungan air. Informasi lebih lanjut tentang seng ada di situs web International Zinc Association (Asosiasi Seng Internasional).27
3.2.2 Bahan berbahaya hasil tambang di udara
tikulat udara, PM10 dan PM2,5 Partikulat udara umumnya digambarkan dengan dua bentuk, PM10 dan PM2,5. National Environment Protection (Ambient Air Quality) (Tindakan Perlindungan Lingkungan Nasional (Kualitas Udara Ambien)) mendefinisikan PM10 sebagai zat partikulat dengan diameter aerodinamis setara 10 mikron atau kurang, dan PM2,5 sebagai zat partikulat dengan diameter aerodinamis setara 2,5 mikron atau kurang. Penghasilan partikulat udara umum dalam industri pertambangan akibat gangguan tanah secara substansial yang terkait dengan operasi, terutama pertambangan permukaan. Dampak kesehatan bisa signifikan. Department of the Environment (Departemen Lingkungan) federal mendaftarkan efek yang berikut: • efek toksik akibat penyerapan bahan toksik ke dalam darah (misalnya timbal, kadmium, seng) • infeksi bakteri dan jamur (dari organisme hidup) • fibrosis (seperti dari asbes, silika kristal yang dapat terhirup) • kanker (seperti dari asbes, kromat) • iritasi selaput lendir (misalnya, akibat asam dan alkali) • peningkatan gejala pernafasan, pemburukan asma dan kematian dini (risiko tertinggi untuk kelompok sensitif, seperti lansia dan anak-anak). Dampak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sifat partikulat kimia dan fisik, konsentrasi, ukuran partikel dan durasi paparan. Partikulat juga memiliki dampak pada lingkungan. PM10 dan PM2,5 sangat halus dan ringan dan oleh karena itu mudah terikut ke udara oleh angin atau gangguan. Setelah di udara, zat partikulat biasanya memakan waktu lama untuk menurun lagi, terutama partikel halus. Ketika menurun ke darat, zat partikulat tersebut dapat menetap atau terikut lagi. Dalam air, partikulat dapat menurun, membubarkan, atau keduanya. Bahan partikulat dapat berdampak pada fauna dengan cara yang sama seperti berdampak pada manusia. Dampak lingkungan lainnya termasuk pencemaran oleh logam dan bahan kimia, tergantung pada sifat emisinya, serta estetika dan dampak pada kegunaan daerah. 27 International Zinc Association, http://www.zinc.org/.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
29
Di bawah Ambient Air (Udara Ambien) NEPM28, pemerintah federal dan negara bagian dan wilayah telah menetapkan standar nasional kualitas udara ambien untuk PM10 dan menetapkan target untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang emisi PM2,5 untuk National Pollutant Inventory (Inventarisasi Pencemar Nasional).29 Zat partikulat (PM2,5 dan PM10) baru-baru ini menarik perhatian, terutama dekat tambang batubara di New South Wales dan Queensland, akibat kekhawatiran tentang kesehatan pernapasan masyarakat. Referensi, dengan informasi tentang praktik yang baik, berada di laporan Pemerintah NSW Management of dust from coal mines (Pengelolaan debu dari tambang batubara).30 Informasi lebih lanjut tersedia dalam Bagian 5, Pengangkutan bahan berbahaya.
Amonia Jumlah amonia yang signifikan digunakan dalam proses tertentu, seperti proses pelindian alkali uranium, dan selama perawatan berbagai bijih tembaga dan nikel. Jumlah besar amonia dapat disimpan dan dikelola di lokasi. Amonia juga dapat dihasilkan di kamar emas selama elektroplating dengan solusi emas. Sumber amonia lain muncul ketika tumpahan amonium nitrat, biasanya dari amonium nitrat - bahan minyak bakar (AN BBM) berkontak dengan bahan alkali, seperti shotcrete, yang telah digunakan untuk menutupi atau menstabilkan permukaan dinding tambang. Amonia merupakan salah satu gas yang biasanya diperiksa sebelum dimasukkan kembali di bawah tanah. Sudah menjadi praktik biasa untuk menunggu ventilasi menghilangkan gas hingga batas yang dapat diterima kemudian melakukan pemeriksaan menggunakan meteran gas untuk menentukan apakah sudah aman bagi pekerja shift untuk masuk. Pada suhu kamar, amonia adalah gas tidak berwarna, yang sangat menimbulkan iritasi dan mempunyai bau yang tajam dan menyesakkan. Amonia berinteraksi segera setelah berkontak dengan kelembaban yang ada di kulit, mata, rongga mulut, saluran pernapasan, dan khusunya pada permukaan mukosa untuk membentuk amonium hidroksida yang sangat kaustik. Amonium hidroksida menyebabkan nekrosis jaringan dengan mengganggu lipid membran sel (saponifikasi), yang mengakibatkan penghancuran sel. Seiring pemecahan protein sel, air diekstraksi, mengakibatkan respon inflamasi yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu, paparan konsentrasi tinggi amonia di udara menyebabkan pembakaran langsung di hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan edema bronkiolus dan alveolus dan kehancuran jalan nafas, mengakibatkan kesulitan atau kegagalan pernapasan. Penghirupan konsentrasi yang lebih rendah dapat menyebabkan batuk dan iritasi hidung dan tenggorokan. Bau amonia memberikan peringatan dini yang memadai akan kehadirannya, tetapi amonia juga menyebabkan kelelahan atau adaptasi penciuman, yang mengurangi kesadaran atas kontak yang berlebihan pada konsentrasi rendah. Akibatnya, direkomendasikan bahwa penilaian risiko dilakukan menggunakan detektor gas yang tepat, karena amonia berpotensi menjadi sangat korosif. Ada kemungkinan dapat pingsang segera ketika berkontak dengan uap amonia yang terkonsentrasi.
28 NEPC, National Environment Protection (Ambient Air Quality) Measure, 1998, https://www.legislation.gov.au/Details/C2004H03935. 29 National Pollutant Inventory (NPI), Particulate matter (PM10 and PM2.5), 2013, http://www.npi.gov.au/resource/particulate-matter-pm10-and-pm25. 30 Department of Environment and Climate Change, Water NSW, Department of Planning and Industry and Investment NSW, Environmental compliance and performance audits: management of dust from coal mines, 2010, http://www.epa.nsw.gov.au/resources/licensing/10994coalminedust.pdf.
30
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Karbon dioksida Karbon dioksida dapat ditemukan di berbagai tambang sebagai gas lapisan dan juga dalam asap buang mesin diesel, kebakaran tambang, ledakan dan operasi peledakan. Karbon dioksida dapat diukur dengan menggunakan detektor gas yang mudah diangkut yang dilengkapi dengan sel-sel elektrokimia, atau dengan menggunakan tabung indikator konsentrasi gas. Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Karbon dioksida memiliki massa jenis relatif dengan udara biasa yang 1,53 dan dapat terakumulasi di daerah dataran rendah jika udaranya sangat diam. Karbon dioksida memainkan peran utama dalam sistem respirasi dan sistem sirkulasi serebral tubuhnya. Pada konsentrasi rendah, karbon dioksida bertindak sebagai stimulan sistem saraf pernapasan dan pusat. Pada konsentrasi tinggi, karbon dioksida bertindak sebagai penyebab sesak nafas dan menekan sistem saraf pusat, menyebabkan ketidaksadaran dan pembiusan. Efek lain yang diketahui terjadi dalam manusia yang terkena paparan tinggi termasuk perubahan dalam anggapan pancaindera, penilaian realitas terganggu dan perubahan suasana hati.
Karbon monoksida Karbon monoksida dapat terjadi selama peledakan di lingkungan rendah oksigen, pembakaran dan peleburan, dan asap buang diesel. Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dengan massa jenis relatif dengan udara biasa yang 0,97. Oleh karena umumnya berasosiasi dengan panas, biasanya ditemukan di bagian ruang atas dekat tingkat atap meskipun memiliki gravitasi khusus yang mirip dengan udara. Karbon monoksida mudah terbakar dan dapat membentuk atmosfer mudah meledak bila dicampur dengan udara pada konsentrasi antara 12,5% dan 74%. Karbon monoksida meracuni tubuh akibat diserap ke dalam aliran darah dan mencegah darah mengambil dan mengangkut oksigen (hemoglobin menempel pada karbon monoksida, membentuk carboxyhemoglobin dan menghalangi pembentukan oksihemoglobin). Jika paparan dilanjutkan, darah menjadi jenuh dengan karbon monoksida dan tidak lagi bisa menyerap oksigen. Keracunan karbon monoksida bersifat kumulatif. Seorang bisa terkena untuk sejumlah periode singkat tanpa efek sakit yang jelas. Namun, pada setiap kejadian, darah menyerap sejumlah gas dan korban menjadi semakin rentan terhadap keracunan. Hal ini terjadi karena waktu paruh karboksihemoglobin antara empat dan lima jam. Keracunan karbon monoksida akut adalah proses yang dapat dibalik. Di udara segar atau dengan oksigen, darah secara bertahap menghilangkan karbon monoksidanya sendiri dan mendapatkan kembali tingkat oksihemoglobin yang biasa. Pasien pulih sepenuhnya, tanpa efek yang merugikan pada darah, paru-paru dan saluran udara.
Bahan partikulat diesel Bahan partikulat diesel (Diesel particulate matter/DPM) adalah produk tambahan dari pembakaran bahan bakar diesel dan dapat merupakan risiko paparan di tambang batubara dan logam bawah tanah dan mungkin dalam bengkel kendaraan. DPM adalah bahan berbau yang menyebabkan efek iritan yang dapat menimbulkan iritasi mata, tenggorokan dan bronkial, serta pusing, mual, batuk dan dahak. Asap buang diesel telah diklasifikasikan oleh IARC sebagai Kelompok 1 karsinogen akibat peningkatan risiko kanker paru-paru pada pekerja. Bahan bakar diesel rendah sulfur (10 ppm sulfur) dipasok di Australia untuk mengurangi DPM dalam emisi gas buang. Pihak berwenang pertambangan di negara bagian telah menerbitkan dokumen pedoman dan persyaratan untuk mengurangi paparan pribadi di bawah batas paparan kerja. Hal ini merupakan masalah penting di tambang bawah tanah, terutama selama tahap pengembangan ketika sistem ventilasi tambang belum berfungsi sepenuhnya atau selama masa penggunaan intensitas tinggi kendaraan diesel, seperti pemindahan longwall. Metode pengendalian termasuk pemeliharaan dan penyetelan mesin, kabin yang tertutup, operasi jarak jauh, konvertor katalis, filter pada sistem asap buang kendaraan, pengurangan kendaraan bawah tanah, dan
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
31
peningkatkan ventilasi di area tertutup, seperti bengkel kendaraan dan lubang tambang (heading) di mana orang yang melakukan pekerjaan shotcrete bekerja. Pihak berwenang di negara bagian menawarkan bimbingan: • New South Wales: Safety bulletin: diesel emissions in mines (Buletin keselamatan: emisi diesel di pertambangan), Juni 2013.31 • Queensland: QGN 21: QGN 21: Guidance note for management of diesel engine exhaust in metalliferous mines (Catatan bimbingan pengelolaan asap buang mesin diesel di tambang logam, Januari 2014.32 • Western Australia: Guideline: management of diesel emissions in Western Australian mining operations (Pedoman: pengelolaan emisi diesel dalam operasi pertambangan Western Australia), 2013.33
Hidrogen sulfida Hidrogen sulfida adalah gas lapisan yang umumnya ditemui di berbagai tambang batubara bawah tanah dan terbuka di Queensland. Hidrogen sulfida adalah gas yang tidak berwarna yang memiliki rasa manis dan bau tajam menyerupai telur busuk. Hidrogen sulfida dihasilkan dari pembusukan bahan organik dan merupakan gas lapisan alami dalam berbagai deposit batubara dan serpih. Gas ini dapat dideteksi dari bau pada konsentrasi rendah, tetapi ini adalah karakteristik peringatan yang tidak bisa diandalkan karena sensitivitas hidung berkurang dengan paparan dan peningkatan konsentrasi gas. Hidrogen sulfida adalah gas yang sangat beracun yang mengiritasi selaput lendir dan mata dan memiliki efek narkotika pada sistem saraf. Gasnya berdampak pada sistem saraf, menyebabkan sakit kepala, pusing, kegembiraan dan jalannya sempoyongan. Paparan pada konsentrasi lebih besar dari 500 ppm dapat menyebabkan anoksia (tidak adanya oksigen dalam darah arteri dan jaringan), yang mengakibatkan kematian. Hidrogen sulfida membentuk campuran yang mudah terbakar di udara pada kisaran sekitar 4,5% sampai 45%.
Nitrogen oksida Nitrogen oksida (NOx), bersama dengan karbon monoksida dan karbon dioksida, adalah gas beracun utama yang dihasilkan selama operasi peledakan. Di tambang bawah tanah, sudah praktik biasa untuk menunggu sampai ventilasi menghilangkan gas hingga batas yang dapat diterima, kemudian memeriksa menggunakan meteran gas untuk menentukan kapan pekerja shift dapat masuk kembali dengan selamat. Di tambang terbuka, gas ledakan dihilangkan oleh angin. Jumlah gas ledakan yang dihasilkan tergantung pada banyak faktor, seperti rancangan ledakan, kurungan tanah, kontaminasi air dan pemilihan produk. Bimbingan tentang pengurangan gas ledakan tersedia.34 Produk pembakaran dari asap buang diesel juga dapat menghasilkan jumlah nitrogen dioksida yang signifikan di tambang bawah tanah. Emisi pipa knalpot harus diperiksa untuk gas secara teratur untuk mengidentifikasi mesin kotor. Selain itu, udara di muka tempat kerja harus diperiksa untuk memastikan bahwa konsentrasi NOx dipertahankan di bawah tingkat yang dapat diterima. NOx adalah iritan kuat. Tergantung pada konsentrasi, penghirupan dapat menyebabkan batuk, mengi dan sesak napas selama kegiatan berat. Hal ini juga dapat memperburuk asma dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit pernapasan seperti radang paru-paru dan bronkitis. Paparan berulang dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen.
31 http://www.resourcesandenergy.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0005/469454/SB13-03-Diesel-emissions-in-mines.pdf. 32 https://www.dnrm.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0019/240364/qld-guidance-note-21.pdf. 33 http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Safety/MSH_G_DieselEmissions.pdf. 34 Queensland Government, Managing blast fumes, 2016, https://www.business.qld.gov.au/industry/explosives-fireworks/licensing-other-requirements/ blasting-shotfiring/managing-blast-fumes.
32
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Sulfur dioksida Sulfur dioksida (SO2) dibentuk oleh oksidasi sulfur, khususnya di tubuh bijih logam sulfida dan selama peleburan bijih sulfida. Sulfur dioksida adalah gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat khas yang menyebabkan iritasi pada konsentrasi rendah. Rute paparan pada tubuh manusia adalah terutama melalui penghirupan dan kulit dan/atau kontak mata. Gejala paparan SO2 dapat termasuk iritasi mata, hidung, dan tenggorokan; tersedak; batuk; dan refleks bronkokonstriksi. Di bawah Ambient Air (Udara Ambien) NEPM, pemerintah Australia dan pemerintah negara bagian dan wilayah telah menetapkan standar kualitas udara ambien nasional untuk nitrogen dioksida, sulfur dioksida dan karbon monoksida.35
3.2.3 Bahan berbahaya untuk pengolahan dan pengunaan umum
Agen pembersih Agen pembersih terdiri dari berbagai bahan kimia, banyak antaranya yang dapat diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya. Agen pembersih bervariasi dari senyawa organik untuk pembersihan umum dan pembersih berbasis klorin hingga asam fluorida untuk membersihkan barang/peralatan buatan aluminium. Harus berhati-hati dalam pemilihan dan penanganan oleh staf. Cedera serius pernah terjadi melalui penyalahgunaan, pasokan peralatan pelindung diri yang kurang baik, dan dari staf ketika mencampur campuran pembersih mereka sendiri dari produk yang sudah ada. Izin racun mungkin diperlukan dari departemen kesehatan negara bagian untuk menggunakan produk asam fluorida. Perawatan spesialis harus tersedia di manapun pembersih berbasis fluorida digunakan.
Sianida Sodium sianida digunakan untuk perolehan emas dalam operasi besar. Buku pegangan praktik kerja unggulan Pengelolaan Sianida memberikan informasi yang luas tentang natrium dan kalsium sianida, dan khusunya memperhatikan toksisitas dalam mamalia dan dampak pada lingkungan. Praktik kerja lingkungan terbaik, serta petambang emas utama, mematuhi Kode Pengelolaan Sianida Internasional untuk Industri Pertambangan Emas (International Cyanide Management Code for the Gold Mining Industry).36 Kode ini meliputi produksi, pengangkutan, penggunaan dan pembuangan sianida. Risiko keracunan sianida muncul dari proses menelan dan paparan uap, kabut dan solusi di tempat kerja. Jumlah kecil hidrogen sianida dihasilkan ketika natrium sianida terkena udara lembab atau asam. Pengendalian saat ini meliputi pengelolaan pH dari aliran pengolahan, ditambah dengan penggunaan perangkat pemantauan gas hidrogen sianida pribadi dan daerah.
35 Department of the Environment, Air quality standards, tidak ada tanggal, http://www.environment.gov.au/protection/air-quality/air-quality-standards. 36 http://www.cyanidecode.org.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
33
Fumigan Ketika barang dari luar negeri diterima dalam kontainer pengiriman, harus berhati-hati karena kontainernya mungkin telah difumigasi. Kontainer biasanya difumigasi dengan metil bromida dan campuran chloropicrin. Pernah ada kasus paparan pekerja di Australia ketika kontainer diperiksa di pelabuhan atau dibongkar di tempat menyimpan bahan peledak.37
Senyawa polimer Senyawa polimer adalah bahan kimia yang digunakan sebagai resin di seluruh industri pertambangan dalam pengikatan lapisan (strata binding), pengeboran dan pengisian rongga. Sebagian besar penggunaan terjadi pada tambang batubara bawah tanah. Tiga jenis resin saat ini disetujui untuk penggunaan di tambang batubara bawah tanah; resin ini secara luas diklasifikasikan sebagai polyurethane (PUR), urea silikat dan resin fenolik. Resin PUR dan urea silikat mengandung metilena difenil diisosianat (methylene diphenyldiisocyanate/MDI) dalam unsur katalisnya. Paparan pada isosianat diketahui menyebabkan efek kesehatan mulai dari iritasi akut hingga pelemahaan kondisi pernapasan secara permanen. Kondisi yang paling signifikan adalah asma kerja yang mengakibatkan sensitisasi pernafasan. Ada semakin banyak bukti epidemiologi yang menghubungkan penyerapan kulit diisosianat dan poliisosianat dengan sensitisasi pernapasan. Resin fenolik dibentuk dengan mengikat silang fenol dan formaldehida dengan keberadaan asam untuk membentuk polimer. Fenol adalah zat yang sangat korosif dan toksik yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui penghirupan, proses menelan dan penyerapan kulit. Paparan fenol dapat mengakibatkan efek iritan akut dan efek toksik sistemik. Efek toksik sistemik akibat paparan tinggi termasuk gangguan sistem saraf pusat dan kerusakan hati dan ginjal. Formaldehida sangat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Formaldehida diketahui sebagai penyebab sensitisasi pernapasan dan kulit dan diklasifikasikan oleh IARC sebagai karsinogen manusia Kelompok 1. Penggunaan asam kuat untuk membuat polimer juga merupakan risiko bahaya yang signifikan. Campuran asam biasanya terdiri dari campuran satu atau lebih dari asam asetat, sulfat, pfenolsulfonik dan fosforik, semuanya yang sangat menyebabkan iritasi kulit, mata, selaput lendir dan sistem pernapasan. Sifat kimia dari senyawa polimer ini dan proses penerapannya menunjukkan bahwa penyerapan kulit merupakan risiko paparan terbesar untuk pekerja tambang. Oleh karena itu, pemantauan biologis adalah metode yang paling disukai untuk menilai paparan. Reaksi kimia yang menciptakan busa poliuretan adalah eksotermis. Ini berarti bahwa panas dilepaskan ke lingkungan selama reaksinya. Tergantung pada rasio pencampuran dan adanya kontaminasi, suhu yang dicapai selama pengaturannya dapat bervariasi dari 133°C hingga 198°C. Pernah ada sejumlah kebakaran di tambang dan terowongan bawah tanah di mana PUR merupakan faktor sebab-akibat atau di mana pembakaran PUR menghasilkan produksi jumlah besar asap dan gas toksik. Informasi lebih lanjut tersedia melalui departemen pertambangan New South Wales dan Queensland.
Bahan peledak Bahan peledak merupakan kategori khusus dari bahan yang berisiko bahaya dengan implikasi khusus untuk kesehatan dan keselamatan kerja dan keamanan sipil dan nasional. Bagian 4 dari buku pegangan ini meliputi bahan peledak secara rinci, termasuk perubahan peraturan terbaru.
37 Comcare, Alert 9: Methyl bromide—toxic fumigant in cargo containers, November 2013, http://www.comcare.gov.au/news__and__media/ safety_alerts/safety_alerts_-_current/methyl_bromide-toxic_fumigant_in_cargo_containers. 34
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Minyak dan bahan bakar Pemerintah Australia mengatur kualitas bahan bakar melalui National Fuel Quality Standards (Standar Kualitas Bahan Bakar Nasional).38 Bahan bakar diesel rendah sulfur (10 ppm maksimum) adalah kualitas diesel satu-satunya yang disediakan di seluruh Australia ke lokasi untuk peralatan bergerak dan pembangkit listrik. Diesel rendah sulfur memiliki manfaat mengurangi emisi dan khususnya mengurangi DPM. Risiko bahaya utama adalah kebakaran, karena diklasifikasikan sebagai bahan bakar yang mudah terbakar. Kontak kulit berulang dapat menyebabkan kekeringan pada kulit dan dermatitis. Karena jumlah hidrokarbon yang cukup besar dapat disimpan di lokasi tambang, keberadaanya juga merupakan risiko bahaya keamanan karena dapat ditargetkan jika ada serangan. Ada juga dampak potensial terhadap lingkungan dari tumpahan, kebocoran tangki penyimpanan dan pengeluaran tidak sengaja. Minyak pelumas untuk peralatan bergerak dan mesin tetap (fixed plant) umumnya tidak diklasifikasikan sebagai risiko bahaya. Namun, dianjurkan bahwa lembar data keamanan diperiksa sebelum produk diperbolehkan di lokasi, karena ada yang mungkin mengandung bahan kimia kinerja khusus yang ditambahkan untuk kinerja pelumasan.
Cat, pestisida dan bahan kimia laboratorium Cat minyak yang disimpan merupakan risiko bahaya kebakaran, dan pestisida dan bahan kimia laboratorium mungkin memiliki dampak pada kesehatan manusia, dampak pada lingkungan, atau keduanya. Kontainer lama dan baru mungkin mengandung bahan kimia sisa yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Kontainer demikian harus dibuang secara aman. Kontainer yang dibersihkan mungkin tidak berbahaya, dan pilihan pengumpulan dan daur ulang mungkin tersedia di bawah program drumMUSTER untuk wadah plastik dan logam di mana pestisida telah dipasok.39
Poliklorinasi bifenil (PCB) dari transformator Polychlorinated Biphenyls Management Plan (Rencana Pengelolaan Poliklorinasi Bifenil) 2003, Australia, telah digabung dalam peraturan negara bagian dan wilayah.40 Sebagai akibat hasil dari upaya sebelumnya untuk menghapuskan penggunaan PCB, banyak minyak transpformator merupakan solusi encer dari PCB dalam parafin. Jika kandungan PCB 50 mg/kg (50 ppm) atau lebih besar, bahannya harus dirawat untuk menghancurkan PCB dan mengurangi tingkat hingga 2 ppm atau kurang. Meskipun mungkin masih beberapa tahun sebelum mencapai penghapusan lengkap, sebagian besar minyak yang mengandung PCB tidak lagi digunakan dan telah dirawat sebagaimana diperlukan.
Kapur mentah Kapur mentah (kalsium oksida, CaO) dan kapur mati (kalsium hidroksida, Ca(OH)2) digunakan secara luas dalam industri pertambangan untuk pengendalian pH dalam pengolahan emas dan logam dasar, serta untuk menetralisir aliran limbah sebelum deposisi di fasilitas penyimpanan tailing. Kapur mentah dapat ditambah air di lokasi atau kadang-kadang langsung ditambahkan ke bijih yang telah dihancurkan sebelum diolah lebih lanjut. Kapur mentah bereaksi keras dengan air dan dapat menyebabkan kerusakan pada mata dan sistem pernapasan.
Pelarut yang digunakan di pabrik ekstraksi Pelarut hidrokarbon, seperti minyak tanah, digunakan di pabrik ekstraksi pelarut untuk memisahkan ion logam kompleks. Sama seperti halnya dengan produk minyak bumi, ada risiko bahaya mudah terbakar dan risiko keamanan. Pertimbangan utama untuk penggunaan aman pelarut hidrokarbon dibahas dalam studi kasus berikut. 38 National Fuel Quality Standards, http://www.environment.gov.au/topics/environment-protection/fuel-quality/standards. 39 drumMUSTER, http://www.drummuster.com.au/. 40 Environment Protection and Heritage Council, Polychlorinated Biphenyls Management Plan, April 2003, http://www.nepc.gov.au/system/files/ resources/378b7018-8f2a-8174-3928-2056b44bf9b0/files/anzecc-gl-polychlorinated-biphenyls-management-plan-revised-200304.pdf. PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
35
Studi kasus: kebakaran ekstraksi pelarut tembaga Dua pabrik ekstraksi pelarut tembaga (CuSX) komersial pertama adalah pabrik-pabrik skala kecil yang dibangun di Arizona pada akhir tahun 1960-an. Pabrik ini dibangun untuk mengolah solusi tumpukan lindian dan pembuangan lindian, masing-masing, dan untuk menghasilkan 5.500-6.500 ton pendek per tahun (short tons per annum/STPA) dari tembaga katoda. Pabrik tersebut diikuti segera dengan pabrik CuSX yang jauh lebih besar di Zambia, yang mengolah solusi lindian tailing dan menghasilkan sekitar 100.000 ton per tahun katoda tembaga. Sejak itu, pabrik CuSX telah menjamur di seluruh dunia. Perbaikan terus dalam rancangan dan modal unit dan biaya operasi yang lebih rendah telah menghasilkan produksi hingga 168.000 ton per tahun (185.000 STPA) di pabrik elektrowinning terbesar di dunia, di Morenci, Arizona. Pabrik yang lebih besar lagi dengan kapasitas 200.000 ton per tahun akan dibangun di Chili. Di pabrik CuSX yang dirancang dalam dua atau tiga tahun terakhir, keselamatan kebakaran telah diteliti dengan seksama dan dimasukkan ke dalam rancangan berisiko rendah yang sesuai. Namun, tampaknya sangat mungkin bahwa risiko dan pengendalian kebakaran tidak ditanggap secara memadai di pabrik yang dirancang sebelum 2002. Kebakaran CuSX yang kecil tetapi serius terjadi pada operasi tumpukan lindian tembaga di Arizona pada tahun 2003 dan di Meksiko pada tahun 2004. Kebakaran ini menunjukkan kebutuhan untuk ulasan serius dan segera atas kebijakan rancangan CuSX untuk pengendalian kebakaran. Keduanya diperiksa dalam ulasan rinci terhadap keselamatan kebakaran, namun pelaporan publik atas temuannya terbatas saja. Hasil dari ulasan ini dan ulasan lain sedang diterapkan untuk rancangan berbagai pabrik baru dan mungkin untuk perbaikan dan pembaharuan (retrofit) sejumlah pabrik yang sudah ada untuk meminimalkan risiko kebakaran. Tidak banyak yang diketahui tentang reparasi pabrik CuSX yang lebih tua, yang mungkin masih menghadapi risiko kebakaran yang signifikan. Penyebab kebakaran di pabrik CuSX termasuk listrik statis, rancangan pipa yang tidak memadai (yang memungkinkan pembentukan uap dan kabut yang mudah terbakar di dalam garis menguras organik), dan kesalahan manusia dalam pekerjaan pemeliharaan. Ada empat kejadian kebakaran sejak tahun 1969, semuanya di pabrik yang relatif baru. Tampaknya tidak ada hubungan antara besarnya perusahaan tambang atau perusahaan rekayasa konstruksi dan risiko kebakaran. Kemungkin kebakaran lebih besar dalam budaya yang kurang sensitif terhadap risiko nyata kebakaran dalam rancangan, operasi dan pemeliharaan pabrik CuSX. Ekstraksi pelarut dipraktikkan di tambang uranium Australia - Ranger dan Olympic Dam. Belum ada laporan tentang kebakaran pelarut di Ranger, tetapi Environment, Health, Safety and Community Report (Laporan tentang Lingkungan, Kesehatan, Keselamatan dan Masyarakat) BHP Billiton 2003 mengatakan tentang lokasi Olympic Dam: Pada bulan Oktober 2001, kebakaran menyebabkan kerusakan besar pada unit ekstraksi pelarut di Olympic Dam. Telah terjadi kebakaran di daerah yang hampir sama di pabrik pada bulan Desember 1999. Kebakaran 2001 kemungkinan besar disebabkan oleh pengapian dari kotoran yang direndam pelarut (kotoran dari proses ekstraksi pelarut) di dalam pipa perpindahan pelarut. Risiko bahaya kebakaran intern tidak diidentifikasi pada setiap saat selama rancangan, konstruksi dan pengoperasian pabrik ekstraksi pelarut, dan belum pernah dialami sebelumnya dalam industri ekstraksi pelarut.
36
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Dalam membangun kembali pabrik ekstraksi pelarut, standar baru untuk pencegahan kebakaran dan perlindungan kebakaran sebagaimana diidentifikasi dalam penyelidikan kebakaran tahun 2001 dimasukkan. Standar ini termasuk: • mengubah bahan pipa dari polietilena massa jenis tinggi ke plastik konduktif yang diperkuat serat untuk mengurangi peningkatan statis dalam bahan pipanya • menginstal sistem otomatis untuk membuang (scuttle) pelarut dari tangki dalam peristiwa kebakaran • meningkatkan tanggul dan bah drainase untuk mengandung dan menghilangkan tumpahan pelarut. Belum ada kebakaran lagi dilaporkan di fasilitas Olympic Dam Sumber (Olympic Dam): Termasuk bahan dari hsecreport.bhpbilliton.com/wmc/2003/sitedata/crp_ehsprf_ftly.htm
Asam sulfur Sejumlah besar asam sulfat dapat digunakan untuk melindi bijih yang mengandung logam seperti tembaga dan nikel. Berbagai tambang menghasilkan asam sulfat yang dibutuhkan melalui pembakaran sulfur yang diimpor, sementara sulfur dioksida juga dapat diambil kembali dari gas lepas pelebur untuk menghasilkan asam sulfat. Asam sulfat adalah bahan kimia korosif dan dapat membakar kulit dan mata secara serius. Kontak dengan asam sulfat dapat mengakibatkan luka bakar derajat ketiga dan kebutaan. Paparan kabut asam sulfat dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru, dan pada tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru (edema paru). Penderita asma sangat sensitif terhadap iritasi paru. Paparan berulang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru dan gigi. IARC telah mengklasifikasikan ‘paparan kerja pada kabut anorganik asam kuat yang mengandung asam sulfat’ sebagai karsinogenik bagi manusia. Asam sulfat juga akan membakar secara serius tanaman, burung atau hewan darat yang terpapar. Asam sulfat memiliki toksisitas kronis menengah (jangka panjang) untuk kehidupan akuatik.
Xantat Xantat adalah kelompok bahan kimia yang biasanya digunakan dalam pengapungan sulfida dalam aplikasi pengolahan mineral. Produk xantat umum termasuk natrium etil xantat (sodium ethyl xanthate/SEX), natrium isopropil xantat (sodium isopropyl xanthate/SIPX), natrium isobutil xantat (sodium isobutyl xanthate/SIBX) dan kalium amil xantat (potassium amyl xanthate/PAX). Xantat diklasifikasikan menjadi barang berbahaya Divisi 4.2 (zat yang mungkin dikenakan pembakaran spontan) di Australian Dangerous Goods/ADG (Kode Barang Berbahaya Australia). Kadar tinggi kelembaban dan suhu tinggi selama pengangkutan dan penyimpanan meningkatkan dekomposisi, dan menghasilkan produk dekomposisi toksik dan mudah terbakar seperti karbon disulfida (CS2) dan merkaptan. Pada akhirnya, xantat padat dapat secara spontan membakar, dan memproduksi sulfur dioksida, karbon monoksida dan karbon dioksida. Paparan tingkat rendah CS2 dan merkaptan menyebabkan mual dan iritasi mata, kulit dan saluran pernapasan. Gejala paparan yang lebih tinggi termasuk getaran, dispnea, kolaps pembuluh darah dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit jantung. Saat membuang xantat padat, harus dilarutkan dalam air sebelum dipindahkan ke lokasi pembuangan, seperti fasilitas penyimpanan tailing, jika diizinkan menurut lisensi lokasi. Kantong-kantong mengandung xantat yang telah dilemparkan secara utuh ke dalam fasilitas penyimpanan tailing telah bertahan puluhan tahun sebelum menyebabkan masalah kesehatan ketika ditemukan selama perawatan kembali tailingnya.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
37
Dua referensi yang berguna tentang Xantat adalah: • Queensland Department of Natural Resources and Mines: Xanthates in mining (Departemen Sumber Daya Alam dan Pertambangan Queensland: Xantat di pertambangan)41 • NICNAS: Sodium ethyl xanthate assessment report (Laporan penilaian sodium etil Xantat).42
41 Queensland Department of Natural Resources and Mines, Xanthates in mining, Mines Safety Bulletin, no. 132, 27 March 2013, https://www.dnrm.qld.gov. au/mining/safety-and-health/alerts-bulletins-search-tool/alerts-bulletins-search/alerts-bulletins/mines-safety/xanthates-in-mining. 42 NICNAS, Sodium ethyl xanthate assessment report, May 1995, www.nicnas.gov.au/publications/car/PEC/PEC5.asp.
38
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
4.0 B AHAN PELEDAK DAN PENDAHULU YANG MENGANDUNG AMONIUM NITRAT Tujuan Bagian ini memberi ringkasan peraturan bahan peledak. Pesan-pesan kunci • Perundang-undangan bahan peledak meminimalkan risiko keselamatan dan keamanan melalui pemberian lisensi untuk pengangkutan, penyimpanan, pembuatan, impor, ekspor dan penggunaan bahan peledak dan pendahulunya yang mengandung amonium nitrat. • Akses yang tidak diawasi pada bahan peledak dan pendahulunya yang mengandung amonium nitrat membutuhkan izin keamanan dan rencana keamanan. • Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan memerlukan kepatuhan dengan kode-kode preskriptif.
4.1 Pendahuluan Bahan peledak Kelas 1 tunduk pada pengendalian keamanan dan keselamatan di bawah setiap perangkat perundang-undangan tentang bahan peledak untuk masing-masing negara bagian atau wilayah. Perundangundangan ini ada karakteristik membatasi akses ke bahan peledak untuk perusahaan berlisensi dan karyawan dan wakil perusahaan yang berwenang. Lisensi perusahaan memerlukan persiapan rencana keamanan untuk mengecualikan orang yang tidak berhak mengakses bahan peledak untuk mencegah pencurian dan sabotase atas bahan peledak. Lisensi perusahaan mencakup satu atau lebih dari impor/ekspor, pengangkutan, penyimpanan, pembuatan, penjualan, penggunaan dan pembuangan. Lisensi berbasis kompetensi untuk peledak (shotfirer) individu dan untuk pengemudi bahan peledak melengkapi lisensi perusahaan. Akses ke bahan peledak oleh setiap individu tanpa pengawasan membutuhkan izin keamanan oleh komisaris polisi di yurisdiksi yang bersangkutan, yang mencakup pemeriksaan sejarah kriminal dan pemeriksaan untuk mengecualikan calon teroris. Biasanya, kartu jaminan barang berbahaya plastik dengan foto identifikasi berwarna mengidentifikasi karyawan dan wakil yang diberi wewenang oleh manajemen tambang menurut lisensi bahan peledak perusahaannya untuk mendapat ‘akses ke bahan peledak tanpa pengawasan’. Orang tanpa izin keamanan hanya bisa mendapat ‘akses ke bahan peledak yang diawasi’. Sebagaimana disepakati oleh Council of Australian Governments/COAG (Dewan Pemerintahan Australia) pada tanggal 25 Juni 2004, semua yurisdiksi sekarang menerapkan sistem lisensi ini tidak hanya untuk bahan peledak, tetapi juga untuk amonium nitrat yang sensitif untuk keamanan (security-sensitive ammonium nitrate/SSAN) sebagai tindakan anti-terorisme. SSAN kebanyakan merupakan pendahulu yang mengandung amonium nitrat untuk membuat bahan peledak Kelas 1 massa (serta pupuk amonium nitrat). Pendahulu ini merupakan zat pengoksidasi Divisi 5.1 dan termasuk amonium nitrat yang diklasifikasikan sebagai PBB 1942 dan 2067, dan emulsi, suspensi dan gel amonium nitrat yang diklasifikasikan sebagai PBB 3375 dan biasanya disebut emulsi amonium nitrat atau ANE (ammonium nitrate emulsions).
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
39
Misalnya, kontraktor utama yang mengangkut SSAN membutuhkan lisensi pengangkutan SSAN yang berhubungan dengan rencana keamanan pengangkutan. Ammonium nitrate guidance note no. 1—Transport (Catatan bimbingan amonium nitrat no. 1—Pengangkutan) dapat dikonsultasikan ketika mengembangkan rencana keamana.43 SSAN harus diangkut dalam kontainer yang terkunci atau disegel dari lokasi yang aman ke lokasi aman lain dan tidak dapat diberikan kepada orang yang tidak berwenang secara tertulis untuk menerimanya. Semua bahan peledak yang mengandung nitrogliserin dan sebagian besar bahan peledak yang dikemas pada masa lalu telah digantikan oleh bahan peledak massal yang mengandung amonium nitrat, yang sangat meningkatkan efisiensi operasi peledakan dengan menghilangkan penanganan manual yang lambat atas bahan peledak yang dikemas. Bahan peledak massal Kelas 1 terdiri dari dua jenis: • AN BBM: campuran amonium nitrat - bahan bakar minyak, yang kering, berbasis butiran (pelletised) dan dapat ditiup (blow-loaded) ke dalam lubang ledakan • ANE yang disensitisasi: emulsi amonium nitrat, yang telah menggantikan AN BBM untuk kebanyakan situasi peledakan karena tahan air, lebih fleksibel dan lebih efektif. Pembuatan di lokasi tambang hampir mengantikan pengangkutan bahan peledak berbahaya Kelas 1 di jalan umum dengan pengangkutan bahan pengoksidasi risiko bahaya rendah Divisi 5.1, sehingga sangat mengurangi risiko ledakan untuk masyarakat. Kebanyakan bahan peledak Kelas 1 yang masih diangkut di jalan umum merupakan bahan peledak pemulai (penguat, kabel detonator dan detonator) yang diperlukan untuk memulaikan bahan peledak massal. Sejumlah kecil AN BBM yang dikemas dan bahan peledak berbasis emulsi yang dikemas juga diangkut dan digunakan oleh peledak usaha kecil dan pendulang. Volume Kelas 1 yang diangkut merupakan sebagian kecil dari volume bahan peledak Kelas 1 keseluruhan yang digunakan di lokasi tambang hari ini. Dalam beberapa tahun terakhir, penambang Queensland dan New South Wales telah menderita ledakan yang parsial dan tidak efisien disertai dengan emisi nitrogen dioksida toksik yang oranye, terutama sebagai akibat dari AN BBM yang didegradasi air. AN BBM sangat sensitif terhadap air - baik air di lubang ledakan maupun penyimpanan lama dengan kelembaban yang tinggi akan mengakibatkan degradasi. Masalah-masalah ini sebagian besar dapat diselesaikan dengan beralih ke ANE tahan air. Australian Explosives Industry Safety Group, Code of practice: prevention and management of blast generated NOx gases in surface blasting (Kelompok Keselamatan Industri Bahan Peledak Australia Kode praktik pencegahan dan pengelolaan ledakan yang dihasilkan gas NOx dalam peledakan permukaan) harus dikonsultasikan untuk informasi lebih lanjut (lihat daftar kode di bawah ini). Keanggotaan Australian Explosives Industry Safety Group/AEISG (Kelompok Keselamatan Industri Bahan Peledak Australia) terdiri dari produsen dari bahan peledak dan bahan kimia pendahulu massal Australia yang cukup besar. AEISG berupaya meningkatkan keamanan pengangkutan, penyimpanan, penanganan dan penggunaan bahan peledak dan pendahulunya dan terus memperbarui seperangkat kode industri praktik kerja. Kode ini digunakan oleh industri secara luas dan telah diterima antara pihak berwenang sebagai patokan (benchmark) untuk meminimalkan risiko dari bahan peledak sejauh bisa secara wajar. Kode berikut tersedia di situs web AEISB:44 • Penyimpanan dan penanganan PBB 3375 • Suhu tinggi dan tanah reaktif • Pencegahan dan pengelolaan ledakan yang dihasilkan gas NOx dalam peledakan permukaan • Penjagaan ledakan di lingkungan penambangan terbuka. 43 Ammonium nitrate guidance note no. 1—Transport, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Dangerous-Goods/DGS_SRS_AmmoniumNitrateGuidanceNoteTransport.pdf. 44 AEISG, http://www.aeisg.org.au/index.php/cop.html.
40
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• Hambatan pemisahan untuk pengangkutan muatan campuran isi detonator dan bahan peledak tinggi • Unit pengolahan mudah diangkut (Mobile processing units).
4.2 Pembuatan bahan peledak massal ANE yang belum disensitisasi diangkut oleh kendaraan tangki jalan dari pabrik pembuatan melalui jalan umum ke lokasi tambang dan dipompa ke dalam tangki penyimpanan yang besar. Sebagaimana diwajibkan, ANEnya ditransfer dari tangki ke unit pengolahan mudah diangkut (mobile processing units/MPU) yang dirancang khusus untuk mencampuri berbagai pemeka ke dalam campuran PBB 3375 untuk mengkonversikannya di meja kerja menjadi bahan peledak Kelas 1, yang sensitif terhadap isian penguat yang siap peledakan. MPUnya memiliki berbagai sistem penyampaian, termasuk pompa dan augur, untuk memindahkan campurannya ke dalam lubang ledakan. MPUnya membawa amonium nitrat, yang dapat dikonversi menjadi AN BBM. AN BBM juga dapat dicampur dengan ANE untuk membentuk AN BBM berat. MPU berlisensi untuk pengangkutan dan pembuatan bahan peledak di bawah perundang-undangan bahan peledak di yurisdiksi bersangkutan. Rancangan, konstruksi, plakat dan peralatan keselamatannya diwajibkan mematuhi kode praktik AEISG untuk MPU. Tergantung pada persyaratan peledakan, pemeka khas yang dapat ditambahkan ke ANE meliputi mikro-balon kaca, manik-manik polistiren dan, yang paling umum, volume kecil larutan encer natrium nitrit. Pemeka ini memasukkan rongga udara-nitrogen sangat kecil berdiameter 1 mm yang diperlukan untuk penyebaran ledakan dan menurunkan massa jenis campuran hingga massa jenis kritis ketika menjadi sensitif terhadap penguat bahan peledak Kelas 1. Ada dua jenis ANE: • Emulsi nitrat amonium diperkenalkan pada pertengahan tahun 1980-an dan kini telah menggantikan suspensi dan gel yang diuraikan nanti dalam buku pegangan ini. ANE adalah emulsi air dalam minyak seperti bubur yang unik, sangat kental, dan biasanya sekitar 70% amonium nitrat, 15% air dan sisanya bahan yang berdasarkan hidrokarbon. Emulsi ini mengandung tetesan amonium nitrat lewat jenuh (supersaturated) submikroskopis yang tak terhitung yang tersebar secara merata dalam matriks minyak yang distabilkan pengemulsi tanpa partikel padat. Emulsinya merupakan keajaiban nanoteknologi dan mencapai pencampuran yang seerat mungkin dari larutan pengoksidasi dengan bahan bakar berdasarkan hidrokarbon akibat luas permukaan yang sangat besar dari tetesan pengoksidasi yang sangat kecil, yang memiliki diameter rata-ratanya sekitar 300 nanometer saja. Keeratan kontak antara pengoksidasi dan bahan bakar memungkinkan tenaga dan fleksibilitas. Campurannya berkisar dari kurang dari setengah hingga hampir tiga kali lipat kekuatan massal relatif AN BBM dan berbagai kecepatan peledakan. Emulsi merupakan pencapaian 150 tahun kerja tak kenal lelah dalam teknologi bahan peledak untuk meningkatkan keselamatan, efektivitas biaya, ketahanan air dan fleksibilitas agar dapat dibuat khusus untuk memenuhi setiap kemungkinan kondisi peledakan dan jenis batuan. • Suspensi dan gel amonium nitrat diperkenalkan pada pertengahan 1960-an. Bahan ini terbuat dari padatan tersuspensi dalam larutan kental amonium nitrat dan pengoksidasi lainnya. Berbagai bahan bakar terlarut atau cair dapat hadir. Pengental biasanya pati alami. Di lubang ledakan, molekul pati yang seperti tali ini diikat silang secara kimiawi untuk membentuk bahan peledak Kelas 1 yang terstruktur dengan baik dan tahan air.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
41
4.2.1 Penyimpanan dan penanganan ANE Kode praktik terbaik untuk dikonsultasi tentang penyimpanan dan penanganan campuran PBB 3375 adalah AEISG, Code of practice: storage and handling of UN 3375 (Kode praktik: penyimpanan dan penanganan). Kode ini mencakup keselamatan, keamanan, pengelolaan tanggap darurat dan peraturan persyaratan/perizinan. Hal ini juga mencakup persyaratan untuk menempatkan tangki penyimpanan ANE di lokasi yang cukup dipisahkan dari pekerjaan yang dilindungi (bangunan yang ditempati dan daerah di mana orang berkumpul secara teratur). Jarak pemisahan yang memadai dari gudang bahan peledak dan penyimpanan bahan bakar dan amonium nitrat juga diperlukan. Risiko bahaya potensi yang terkait dengan pompa yang memindahkan ANE diketahui dengan baik, dan penting untuk mencegah pompa beroperasi dalam kondisi di mana aliran dilarang. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pemanasan berlebihan dan dekomposisi ANE dalam kurungan dan menyebabkan ledakan. Kode AEISG mencurahkan satu bab yang lengkap untuk pengelolaan pompa dengan aman.
4.2.2 Penyimpanan dan penanganan amonium nitrat Kode praktik paling lengkap di Australia yang meliputi penyimpanan dan penanganan amonium nitrat adalah kode Western Australian Department of Mines and Petroleum (Departemen Pertambangan dan Perminyakan Western Australia).45 Kode ini menguraikan risiko ledakan amonium nitrat (AN) dari zat pengoksidasi Divisi 5.1 (AN murni dari PBB 1942 dan AN yang mengandung campuran pupuk dari PBB 2067) selama penyimpanan. Kode ini menjelaskan risiko bahaya AN dan cara menerapkan tiga strategi pencegahan ledakan: • Mencegah kebakaran eksternal mencapai AN dengan memindahkan semua bahan yang mudah terbakar dari daerah sekitarnya. • Mencegah bahan yang tidak kompatibel dari pencampuran dengan AN. • Mencegah peledakan bahan peledak (yang merupakan tindakan keamanan). Di bawah kondisi ambien, AN tidak akan meledak akibat panas, api, dampak atau gesekan. Namun, kebakaran eksternal intensitas tinggi dapat mencairkan AN padat. Cairan tersebut sensitif ledakan, terutama jika terkontaminasi dengan tanah atau bahan bakar, dikurung, atau keduanya. Walaupun AN tidak membakar, harus secara ketat dipisahkan dari setiap sumber api untuk menghindari pencairan dan kemudian peledakan dalam keadaan tertentu. Dalam praktiknya, ini berarti mengisolasi AN dari zat, bahan bakar dan barang berbahaya lain dalam penyimpanan khusus: sebuah bangunan, daerah terbuka, kontainer kargo, penyimpanan silo atau tong. Kode ini merekomendasikan jarak pemisahan dari berbagai tempat di luar lokasi; jarak tersebut selaras dengan rekomendasi kriteria risiko dalam surat penasihat perencanaan industri berbahaya NSW Department of Planning and Environment (Departemen Perencanaan dan Lingkungan) tentang kriteria risiko untuk keselamatan penggunaan lahan.46 Kode ini juga merekomendasikan jarak pemisahan antara tumpukan amonium nitrat individu dalam kontainer massal menengah untuk mencegah peledakan antara tumpukan.
45 Code of practice: safe storage of solid ammonium nitrate, WA Department of Mines and Petroleum, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Dangerous-Goods/DGS_COP_StorageSolidAmmoniumNitrate.pdf. 46 NSW Department of Planning and Environment, Hazardous industry planning advisory paper no. 4: Risk criteria for land use safety planning, January 2011, http://www.planning.nsw.gov.au/~/media/Files/DPE/Other/hazardous-industry-planning-advisory-paper-no-4-risk-criteria-for-land-use-safetyplanning-2011-01.ashx.
42
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
4.3 Penyimpanan bahan peledak kelas 1 Setiap negara bagian dan wilayah mengamantkan Australian Standard (Standar Australia) AS 2.187.1 (1998) untuk penyimpanan bahan peledak. Pada 2015, Safe Work Australia mengawasi penggantian standar ini dengan kode praktik diperbarui yang lebih fleksibel. Lisensi penyimpanan bahan peledak diperlukan untuk menyimpan bahan peledak pertambangan Kelas 1. Setiap pemegang lisensi diwajibkan mengembangkan rencana pengelolaan bahan peledak (untuk keamanan dan keselamatan) dan rencana tanggap darurat. Pemegang lisensi perlu membatasi akses ke tempat menyimpan bahan peledak hanya untuk orang yang berwenang dan menjaga catatan stok bahan peledak yang akurat. Pengendalian persediaan yang baik memungkinkan deteksi pencurian dan pengelolaan yang optimal atas penggunaan bahan peledak. Semua kemasan bahan peledak harus dalam kondisi baik dan sesuai dengan kemasan yang disetujui Australian Code for the Transport of Explosives by Road and Rail (Kode Australia untuk Pengangkutan Bahan Peledak melewati Jalan dan Rel). Fasilitas penyimpanan bahan peledak harus dirancang dan diletakkan sehingga dalam hal terjadi peledakan jumlah maksimum bahan peledak di tempat penyimpanan dengan kapasitas terbesar: • ledakan tidak akan merambat ke tempat penyimpanan bahan peledak lain yang berdekatan • puing-puing dari ledakan tidak akan dibawa ke tempat di luar lokasi, di mana bisa melukai orang atau merusak harta milik • udara ledakan dari tekanan ledakan (overpresssure) tidak akan melebihi sekitar 5,5 kPa di bangunan di luar lokasi yang dihuni. Tujuan ini biasanya dapat dicapai dengan mengadopsi jarak pemisahan untuk pekerjaan dilindungi Kelas B dan jarak antara penyimpanan-penyimpanan bahan peledak serta jarak antara penyimpanan bahan peledak dan penyimpanan amonium nitrat yang diuraikan dalam Tabel 3.2.3.2 dari AS 2.187.1. Sebagian besar AS 2.187.1 menggambarkan konstruksi dan rancangan penyimpanan bahan peledak. Pendorong terbesar untuk rancangan penyimpanan bahan peledak adalah keamanan menggunakan pintu baja berat dan konstruksi kunci untuk membuat pencurian bahan peledak sesulit mungkin. Pertimbangan rancangan lainnya adalah: • mencegah kebakaran, yang menentukan penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar • menjaga agar bahan peledak tetap dingin menggunakan ventilasi alami dan atap yang terbuka pada matahari untuk mencerminkan matahari • mencegah masuknya air dari hujan dan banjir. Secara teoritis, tidak harus menggunakan konstruksi penyimpanan bahan peledak keamanan tinggi dalam keadaan di mana keamanan disediakan dengan cara lain, mungkin dari kombinasi penjaga keamanan, pagar perimeter keamanan tinggi dengan kawat duri dobel dan CCTV. Namun, konstruksi penyimpanan bahan peledak keamanan tinggi yang mematuhi AS 2.187.1 memiliki sejumlah keunggulan yang khas dan cenderung untuk memberikan pengendalian keamanan yang paling hemat biaya dan tepat untuk lokasi tambang dan lokasi terpencil lainnya: • Penyimpanan tersebut tidak bergantung pada tindakan keamanan tambahan yang bukan penyimpanan bahan peledak, kecuali pagar perimeter keamanan yang mematuhi AS 2.187.1. • Penyimpanan tersebut mengandalkan rancangan rekayasa untuk keamanan dan bukan pada pengendalian keamanan administratif yang kurang dapat diandalkan. • Penyimpanan tersebut memiliki kemampuan untuk mencegah pencurian, bukan hanya menyingkapkan pencurian setelah kejadian.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
43
Sistem Klasifikasi Barang Berbahaya PBB mengakui 35 kode klasifikasi dan 13 kelompok kompatibilitas yang berbeda (A hingga S) untuk bahan peledak Kelas 1 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.1.2, from AS 2187.1. Tabel 3: Kode klasifikasi untuk bahan peledak Kelas 1 DIVISI
KELOMPOK KOMPATIBILITAS A
B
C
D
E
F
G
H
J
K
L
N
S
1.1
1.1A
1.1B
1.1C
1.1D
1.1E
1.1F
1.1G
*
1.1J
*
1.1L
*
*
1.2
*
1.2B
1.2C
1.2D
1.2E
1.2F
1.2G
1.2H
1.2J
1.2K
1.2L
*
*
1.3
*
*
1.3C
*
*
1.3F
1.3G
1.3H
1.3J
1.3K
1.3L
*
*
1.4
*
1.4B
1.4C
1.4D
1.4E
1.4F
1.4G
*
*
*
*
*
1.4S
1.5
*
*
*
1.5D
*
*
*
*
*
*
*
*
*
1.6
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
1.6N
*
* Menunjukkan kode klasifikasi mustahil.
Tabel 3 menunjukkan 13 kelompok kompatibilitas yang diizinkan disimpan di penyimpanan bahan peledak yang sama. Aturannya sederhana untuk bahan peledak pertambangan, kebanyakan yang diklasifikasi dalam kelompok kompatibilitas ‘D’ yang sama, yaitu kode klasifikasi 1.1D dan 1.5D. Kelompok ini harus disimpan secara terpisah dari detonator dari 1.4B atau 1.1B.
4.4 Penggunaan bahan peledak Standar untuk penggunaan bahan peledak pertambangan adalah AS 2.187.2 (2006)—Use of explosives (Penggunaan bahan peledak), yang diamanatkan oleh hampir setiap yurisdiksi. Standar ini mengambil pendekatan pengelolaan risiko untuk operasi peledakan dan mewajibkan, bersama dengan kebanyakan yurisdiksi, penyusunan rencana ledakan dan catatan ledakan tertulis untuk mengarahkan operasi peledakan. Rencana terbaik mengidentifikasikan: • risiko bahaya dan pengendalian keselamatan • mengidentifikasi kebutuhan spesifik menurut lokasi • mengontrol proses ledakan dari rancangan hingga pemulaan • mengidentifikasi evaluasi dan perawatan kegagalan • memastikan bahwa peledakan dilakukan secara aman untuk personil lokasi, masyarakat dan bangunan sekitarnya. Standar ini mencakup panduan tentang pengisian, metode permulaan, prosedur paska-ledakan, perawatan kegagalan dan pembuangan bahan peledak. Peledak individu membutuhkan kartu/izin keamanan untuk barang berbahaya serta lisensi peledak. Suatu prasyarat untuk lisensi peledak adalah sertifikat pelatihan yang menunjukkan penyelesaian perangkat unit kompetensi nasional yang berlaku untuk penerapan peledakan, baik untuk operasi permukaan, bawah tanah atau operasi batubara bawah tanah, dari Resources and Infrastructure Industry Training Package (Paket Pelatihan Industri Sumber Daya dan Prasarana).47 Prasyarat lain adalah sertifikat medis.
47 ‘Training package details: RII09: Resources and Infrastructure Industry Training Package’, training.gov.au, https://training.gov.au/Training/Details/RII09.
44
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
5.0 P ENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA Tujuan Bagian ini merangkum kode pengangkutan jalan, rel dan laut yang mempengaruhi pengangkutan bahan berbahaya. Pesan-pesan kunci • Klasifikasi tepat atas bahan berbahaya penting dalam rangka mencapai pengurangan risiko bahaya yang benar dan kepatuhan dengan kode yang ditentukan. Klasifikasi mungkin mewajibkan pengujian laboratorium sebelum pengangkutan. • Pengangkutan barang berbahaya mewajibkan kepatuhan dengan kode yang ditentukan untuk pengangkutan darat, laut dan udara. • Kriteria yang digunakan untuk klasifikasi konsentrat logam telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, dan hal ini mempengaruhi persyaratan pengangkutan laut internasional.
Fokus bagian ini adalah pada bahan berbahaya yang diklasifikasi sebagai barang berbahaya dan limbah berbahaya.
5.1 Sistem klasifikasi barang berbahaya UN Barang berbahaya adalah zat atau barang yang, akibat sifat fisik, kimia (fisikokimia) atau toksisitas akutnya, menimbulkan risiko bahaya langsung pada manusia, harta milik, atau lingkungan. Pedoman untuk klasifikasi dan pengangkutan barang berbahaya diterbitkan oleh PBB sebagai Recommendations on the transport of dangerous goods (Rekomendasi tentang Transportasi Barang Berbahaya).48 Rekomendasi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam: • kode jalan dan rel nasional, seperti Australian Dangerous Goods Code (Kode Barang Berbahaya Australia)49 • kode International Maritime Organization/IMO (Organisasi Maritim Internasional) tentang pengangkutan laut barang berbahaya50 • International Air Transport Association (IATA) Dangerous goods code (Kode Barang Berbahaya Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional).51
48 UNECE, Recommendations on the transport of dangerous goods, http://www.unece.org/trans/danger/danger.html. 49 National Transport Commission, Australian Dangerous Goods Code: model law, http://www.ntc.gov.au/heavy-vehicles/safety/australian-dangerous-goods-code/adgc-model-law/. 50 IMO, IMDG Code, codes for the marine transport of dangerous goods, http://www.imo.org/Publications/IMDGCode/Pages/Default.aspx. 51 IATA, Dangerous goods, http://www.iata.org/whatwedo/cargo/dgr/Pages/index.aspx.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
45
Klasifikasi barang berbahaya diuraikan dalam Australian Code for the Transport of Dangerous Goods by Road and Rail (Kode Australia tentang Pengangkutan Barang Berbahaya oleh Jalan dan Rel), Edisi 7, diterbitkan pada tahun 2007 (Kode ADG 7) dan diperbarui menjadi Kode ADG 7.4 pada tahun 2016 oleh National Transport Commission (Komisi Pengangkutan Nasional)..52 Administrasi Kode ADG dan perundang-undangan pengangkutan jalan dan rel yang terkait merupakan tanggung jawab negara bagian dan wilayah. Zat (termasuk campuran dan solusi) dan barang yang tunduk pada Kode ADG 7.4 ditetapkan dalam salah satu dari sembilan kelas sesuai dengan risiko bahayanya atau risiko bahaya utamanya. Kelas dan divisi barang berbahaya yang berbeda memiliki label (atau berlian) yang cocok. Kelas dan divisi tersebut tercantum dalam Lampiran 2. Urutan angkanya tidak menunjukkan tingkat bahayanya. Bahan peledak dibagi lagi ke dalam divisi dan kelompok kompatibilitas.
5.2 Pengangkutan melalui jalan darat dan rel Kode ADG 7.4 menyediakan prosedur dan protokol untuk pengangkutan barang berbahaya yang bukan Kelas 1. Kode ini memberikan spesifikasi dan persyaratan rinci yang meliputi: • klasifikasi barang berbahaya, metode kemasan dan instruksi untuk setiap barang berbahaya, penandaan dan pelabelan kemasan dan pemasangan plakat atas kendaraan, kontainer kargo dan tangki • konstruksi, rancangan dan pengujian kinerja dari kemasan barang berbahaya, termasuk kontainer massal menengah dan pembangunan kendaraan tangki, tangki yang mudah diangkut dan wadah tekanan • Dangerous Goods List (Daftar Barang Berbahaya), yang mendaftarkan masukan PBB untuk semua barang berbahaya, dengan nama pengangkutan laut dan klasifikasi yang tepat (daftar ini membantu produsen dan importir untuk mengklasifikasikan barang yang paling berbahaya tanpa harus melakukan pengujian mahal sesuai dengan UN Manual of tests and criteria (Manual tes dan kriteria PBB) • peruntukan barang berbahaya untuk pengangkutan, termasuk pemuatan, penyimpanan, penahan beban dan segregasi • penyediaan dokumentasi pengangkutan yang menggambarkan barang berbahaya yang diangkut, nama pengangkutan laut yang tepat, jumlah dan metode kemasan dan informasi darurat yang sesuai untuk barang yang bersangkutan • pemindahan barang berbahaya yang berupa cair dan gas ke wadah penyimpanan dan prosedur selama pengangkutan untuk parkir dan kerusakan, dan penyediaan peralatan keselamatan. Barang berbahaya Kelas 1 (bahan peledak) diatur dengan edisi ketiga dari Australian Explosives Transport Code (Kode Pengangkutan Bahan Peledak Australia).53 Seperti kode ADG 7.4, Kode Pengangkutan Bahan Peledak ini mengadopsi sistem klasifikasi, kemasan dan pelabelan dari UN Recommendations on the transport of dangerous goods—model regulations, 18th edition (Rekomendasi tentang pengangkutan barang berbahaya—peraturan model, PBB, edisi ke-18) (2014).
52 National Transport Commission, Australian code for the transport of dangerous goods by road and rail, ADG Code 7.4, 2016, http://www.ntc.gov.au/Media/Reports/(6DDF9385-CCB9-4CB8-95E7-3D5296001894).pdf. 53 Safe Work Australia, Australian code for the transport of explosives by road and rail, 3rd edition, 2009, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/about/publications/pages/cp2009actransportofexplosivesbyroadandrail3rdedition. 46
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Risiko ledakan selama pengangkutan dua barang berbahaya volume besar dibahas secara rinci pada bagian berikutnya: • emulsi atau suspensi atau gel amonium nitrat, perantara untuk peledakan bahan peledak dari PBB3375 (ANE) • amonium nitrat (AN) padat dari PBB 1942 dan 2067.
5.3 Pengangkutan jalan amonium nitrat, AN dan ANE Sekitar 2,5 juta ton AN diangkut setiap tahun melalui jalan dari pabrik dan pelabuan Australia ke lokasi tambang untuk dikonversi menjadi bahan peledak massal. Jenis AN ini diklasifikasikan sebagai PBB 1942 dan sebagian besar merupakan butiran (prill) berpori massa jenis rendah untuk dikonversi menjadi amonium nitrat – bahan bakar minyak peledak (AN BBM). Setiap tahun, semakin banyak ANE diangkut, akibat peningkatan permintaan untuk bahan peledak massal yang tahan air dengan sifat unggul dibandingkan dengan AN BBM. AN dan ANE telah secara signifikan menurunkan risiko pengangkutan untuk masyarakat. Bahan ini merupakan zat pengoksidasi Divisi 5.1 yang digunakan sebagai bahan kimia pendahulu dalam pembuatan bahan peledak massal di lokasi tambang, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk mengangkut bahan peledak Kelas 1 melalui jalan dan rel, kecuali untuk detonator, kabel detonasi dan volume relatif rendah bahan peledak dikemas yang digunakan sebagai primer untuk memulaikan peledak massal. Bagian ini memberikan penilaian terhadap risiko ledakan AN dan ANE dan merekomendasikan pengendalian keamanan praktis untuk meminimalkan risiko ledakan selama pengangkutan jalan.
5.3.1 Klasifikasi AN dan ANE yang belum disensitisasi tidak cukup sensitif untuk diklasifikasikan sebagai bahan peledak Kelas 1. Walaupun bahan kimia pendahulu ini bukan bahan peledak, risiko bahaya utamanya adalah risiko ledakan, meskipun risikonya jauh lebih rendah dari risiko untuk bahan peledak Kelas 1. Industri bahan peledak dan pihak berwenang pemerintah telah memastikan bahwa sensitivitas ledakan AN dan ANE rendah dengan memanfaatkan Seri Tes 2 dan 8 di United Nations manual of tests and criteria (Panduan tes dan kriteria Perserikatan Bangsa-Bangsa). Hasil tes negatif-tidak ada ledakan memastikan bahwa zat ini harus diklasifikasikan sebagai Divisi 5.1 dan bukan sebagai Kelas 1. Zat ini tidak sensitif terhadap ledakan ketika mengalami pemanasan dalam keadaan kurungan, atau terhadap syok dari primer peledak. Zat ini juga stabil terhadap panas berkepanjangan di bawah kondisi pengangkutan ambien yang mungkin terpanas di Australia. ANE lebih non-sensitif terhadap ledakan dari pada AN dalam dua keadaan: • AN tidak sesensitif terhadap syok dibandingkan dengan butiran (prill) AN massal jenis rendah, karena energi syok lebih besar yang digunakan dalam uji celah ANE dari Seri Tes 8 dibandingkan dengan uji celah PBB dari Seri Tes 2 di UN manual of tests and criteria (Panduan tes dan kriteria PBB). Bahkan tabrakan lalu lintas paling aktif tidak akan mengakibatkan ledakan. • Tahan panas ANE lebih tinggi dari pada untuk AN padat, karena ledakan tidak dapat terjadi sampai sebagian besar air didorong melalui perangkat pelepas tekanan, yang memberikan waktu untuk layanan darurat mengevakuasi daerah yang di sekitar kebakaran tangki kendaraan. AN tidak akan membakar tetapi dapat meningkatkan intensitas kebakaran eksternal. Setelah mencair, AN menjadi sensitif terhadap peledakan dan ledakan dapat terjadi karena satu atau lebih dari: • kontaminasi dengan zat organik dari jenis apa pun, seperti bahan bakar diesel, cairan plastik, cairan aluminium atau magnesium dan banyak macam zat yang tidak cocok
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
47
• kurungan AN cair dalam keadaan di mana gas dekomposisi yang timbul dalam lelehan di atas 210°C tidak dapat terlepas secara bebas, sehingga tekanan gas meningkat. Hal ini akan mengubah dekomposisi kimia dan menyebabkan kenaikan suhu yang cepat dan evolusi nitrogen dioksida toksik merah/oranye, atau • syok yang diterapkan oleh misil aktif, dapat timbul dari tangki bahan bakar yang meledak. Ketidakpekaan ledakan unggul ANE dibandingkan AN tampaknya tercermin dalam sejarah kecelakaan unggulnya, meskipun perbandingan yang tepat perlu memperhitungkan volume yang jauh lebih tinggi dari AN yang sudah bertahun-tahun diangkut. Catatan kecelakaan ANE tidak dinodai setelah 50 tahun pengangkutanbelum ada ledakan celaka didokumentasikan selama pengangkutan, walaupun sudah pernah ada ledakan dari unit pengolahan yang mudah diangkut (mobile processing unit/MPU) yang sedang mengangkut baik AN maupun ANE di lokasi suatu tambang setelah kebakaran kendaraan di Norwegia pada tanggal 17 Desember 2013.
Studi kasus: Sejarah kecelakaan amonium nitrat padat di Australia Amonium nitrat (AN) telah terlibat dalam setidaknya tiga ledakan kendaraan jalan di luar negeri dan dua di Australia. Ledakan di Taroom pada tanggal 30 Agustus 1972 Kebakaran listrik diperkirakan mulai di kabin penggerak utama dari truk semitrailer yang sarat dengan 18,5 ton PBB 1942 dalam kantong polietilena 80 pon di jalan utara dari Taroom di pedalaman Queensland. Kebakaran membakar selama 30-60 menit sebelum ledakan kuat membunuh pengemudi dan dua buruh tani, yang sedang menonton kebakaran dari jarak dekat. Kendaraan itu dihancurkan. Ledakan di Angellala Creek pada tanggal 5 September 2014 Suatu kendaraan kombinasi kereta jalan Tipe 1 yang sarat dengan 44 kantong massal (kontainer massal menengah fleksibel 1,2 ton) mengandung 52,8 ton PBB 1942 melaju dari jembatan di Angellala Creek di jalan raya Mitchell Highway sekitar 30 km selatan dari Charleville di pedalaman Queensland. Truk tersebut jatuh ke sungai kering, melukai pengemudinya dan menyebabkan kebakaran. Dua pengemudi truk lain, bersama dengan polisi dan awak kebakaran sedang merawat pengemudi terluka ketika terjadi ledakan kecil. Semuanya mulai pindah ke posisi lebih jauh dari kendaraan yang sedang membakar ketika ledakan kedua yang sangat besar terjadi, sekitar 1 jam dan 20 menit setelah tabrakan. Delapan orang yang di tempat kejadian terluka, dan pengemudinya mengalami luka bakar serius. Kendaraan kereta jalan, dua mobil pemadam kebakaran dan jembatan jalan hancur. Sebuah kawah sekitar 12 meter kali 6 meter dengan kedalaman 5 meter dibentuk pada lempung berpasir. Insiden kebakaran yang tidak menyebabkan ledakan lebih umum dari pada yang menyebabkan ledakan. Dalam suatu kejadian pada tanggal 12 September 2004 dekat Glenden di Queensland, sebuah truk penuh dengan butiran (prill) massal dibiarkan membakar semalam tanpa terjadi ledakan. Kebakaran kendaraan yang tidak mengakibatkan ledakan setidaknya seumum kebakaran kendaraan yang mengakibatkan ledakan.
5.3.2 L angkah-langkah keamanan untuk pengangkutan AN dan ANEs Penyebab kebakaran utama meliputi yang berikut: • Tabrakan lalu lintas atau kecelakaan kendaraan tunggal: Masalah yang harus ditanggap meliputi apakah kendaraan layak jalan, terutama ban dan remnya, serta kesehatan dan kebugaran pengemudi dan langkahlangkah untuk menghindari kelelahan pengemudi. 48
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• Pemeliharaan kendaraan kurang baik: Biasanya, kebakaran roda disebabkan oleh bantalan macet, rem ‘terseret’ dan pemanasan ban. Kesalahan listrik juga menyebabkan kebakaran.
Tindakan keamanan untuk meminimalkan konsekuensi merugikan dari kebakaran kendaraan Pengangkut perlu menyediakan pengemudi dengan kemampuan untuk memadam kebakaran kendaraan kecil dengan cara yang efektif dengan memastikan bahwa: • alat pemadam kebakaran cocok untuk tujuan dan memenuhi persyaratan minimum dari Tabel 12.1 di Kode ADG 7.4 dan dipelihara sesuai dengan AS 1851—Maintenance of fire protection systems and equipment (Pemeliharaan sistem dan peralatan perlindungan kebakaran) • obat cuci mata, sarung tangan tahan kimia, obor listrik dan tiga tanda peringatan kerusakan dibawakan • pengemudi telah dilatih dalam penggunaan alat pemadam kebakaran dan prosedur tanggap darurat untuk AN dan ANE dan membawa informasi darurat yang diperlukan di kabin yang disimpan di dalam pemegang informasi darurat khusus, seperti yang ditentukan dalam Bab 11 dari Kode ADG 7.4 • informasi darurat terdiri dari panduan prosedur darurat untuk kebakaran kendaraan dan panduan yang lain untuk mengatasi tumpahan dan kebakaran yang melibatkan amonium nitrat • pengemudi memahami kebutuhan untuk mengungsi ke jarak yang aman dalam kasus kebakaran yang tidak dapat dikendalikan dengan alat pemadam kebakaran (jika kebakarannya hanya melibatkan trailer, pengemudi harus melepas trailer jika dapat dilakukan dengan aman dan mengendarai penggerak utama ke tempat yang aman). Pengangkut perlu meninjau dan melatih tanggap darurat mereka. Komunikasi yang baik antara pengangkut, pengemudi dan layanan darurat adalah kebutuhan utama untuk memfasilitasi respon yang cepat dan efektif.
Responden darurat Responden darurat harus mengambil keputusan yang sulit: apakah akan melawan kebakaran atau menunggu di jarak yang aman dari ledakan potensial. Dalam kasus AN, sudah terjadi terlalu banyak ledakan di luar negeri di mana responden darurat tewas saat berusaha memadam kebakaran AN dalam keadaan penyimpanan atau pengangkutan. Waktu antara awal kebakaran dan ledakan mencakup kerangka waktu yang sangat lama dan tidak memberikan bimbingan kepada pemadam kebakaran—oleh karena itu, perilaku ledakan AN dalam kebakaran tidak dapat diprediksi. Jika pemadam kebakaran memiliki banyak air dan kebakarannya kecil, tanggap pemadam kebakaran mungkin bisa berhasil. Jika terdapat kantong massal di dalam kontainer pengiriman, penting agar kontainernya dibuka untuk mengurangi kurungan dan agar akses dengan air lebih mudah. Jika kebakarannya besar dan melibatkan amonium nitrat cair, semua petugas pemadam kebakaran dan masyarakat harus mengevakuasi dengan cepat dan mengharapkan akan terjadi ledakan. Hal ini sangat mungkin jika nitrogen dioksida toksik berwarna oranye-merah dilepaskan—tanda pasti bahwa dekomposisi AN telah memasuki tahap yang lebih berbahaya. Dalam semua peristiwa, responden harus sudah mengenal dan mengacu prosedur tanggap darurat yang bersangkutan, Guide 50—Ammonium nitrate (Panduan 50—Amonium nitrat) dan Guide 51—Ammonium nitrate emulsion, gel or suspension (Panduan 51—Emulsi, gel atau suspensi amonium nitrat) (PBB 3375) dari SAA/SNZ HB 76:2010—Dangerous goods—Initial emergency response guide (Barang berbahaya—Panduan tanggap darurat awal). Panduan ini menetapkan, dalam kasus kebakaran besar, jarak evakuasi 1.600 meter untuk benar-benar melindungi orang terhadap ledakan. Walaupun jarak sebesar ini diinginkan, untuk lokasi terpencil dan pedesaan dengan massa jenis penduduk yang rendah, jarak evakuasi minimal 800 meter dianjurkan. Jarak yang lebih pendek ini akan menghilangkan bahaya ledakan tekanan berlebihan (overpressure) dan sangat mengurangi (tetapi tidak menghilangkan) risiko yang ditimbulkan oleh pecahan peluru.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
49
5.3.3 Mode pengangkutan Foto-foto berikut ini menunjukkan pengangkutan ANE dengan empat jenis sistem penahanan dan kendaraan yang dibangun khusus untuk tujuannya yang menggabungkan metode konstruksi yang aman. Kendaraan jalan tangki berlisensi yang terbuat dari baja atau aluminium sesuai dengan AS2809 Bagian 1 dan 4 dan dengan perangkat pelepas tekanan efektif mengangkut kebanyakan zat PBB 3375.
Kendaraan tangki jalan berlisensi.
Sumber: Dr Peter Drygala.
Unit pengolahan mudah diangkut (mobile processing unit/MPU) yang berlisensi memiliki tujuan ganda, yaitu pengangkutan zat PBB 3375, butiran (prill) AN dan agen sensitisasi dalam kompartemen baja atau aluminium terpisah dan kemudian mengkonversi zat PBB 3375 menjadi bahan peledak Kelas 1 dan memindahkan peledak ke dalam lubang ledakan pada meja kerja di lokasi tambang. Walaupun paling sering digunakan di lokasi tambang, diizinkan di jalan umum ketika mengangkut bahan yang bukan Kelas 1.
Unit pengolahan mudah diangkut berlisensi.
Sumber: Dr Peter Drygala.
50
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Kontainer massal menengah komposit (Composite intermediate bulk containers/CIBC) disetujui oleh keputusan nasional yang diberikan Australian Competent Authorities Panel (Panel Pihak Berwenang yang Kompeten Australia) yang memperbolehkan jenis tertentu CIBC. CIBC paling sering terdiri dari kontainer plastik kaku dalam dan pelindung kaku jala baja luar sesuai dengan kode rancangan IBC 31 HA1.
Kontainer massal menengah komposit Sumber: Dr Peter Drygala.
Jenis tertentu tangki mudah diangkut multimodal (isotainer) dengan perangkat pelepas tekanan efektif yang disetujui secara internasional. Tangki ini adalah tangki baja yang dipasang dengan kunci putar ke platform jalan dan rel dan mengangkut 18 kiloliter produk. Tangki ini harus digunakan untuk pengangkutan laut menurut Kode Maritim Internasional tentang Barang Berbahaya (International Maritime Dangerous Goods Code).
Isotainer.
Source: Dr Peter Drygala.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
51
Kereta jalan yang mengangkut amonium nitrat dalam IBC fleksibel (kiri); foto jarak dekat dari IBC fleksibel (kanan). Sumber: Dr Peter Drygala.
5.4 Pengangkutan konsentrat logam melalui jalan dan rel Sebagai bagian dari pengawasan produk dan kode persyaratan pengangkutan ADG, pengujian konsentrat logam menggunakan kriteria klasifikasi GHS telah menemukan bahwa sejumlah konsentrat logam sekarang diklasifikasikan sebagai Kelas 9, PBB 3077, Zat berbahaya pada lingkungan, padat, tidak ditentukan lain. Sebelumnya, metodologi dan kriteria pengujian tidak tersedia untuk senyawa logam rendah larut, sehingga bahan tersebut tidak diberikan persyaratan angkutan khusus. Namun, publikasi Kode ADG 7 tahun 2007 termasuk referensi untuk Kelas 9, PBB 3077 dan termasuk protokol pengujian GHS. Konsentrat logam yang mungkin terpengaruh adalah tembaga, timbal, nikel dan seng. Persyaratan utama untuk pengangkutan bahan Kelas 9, PBB 3077 sebagaimana diuraikan dalam Kode ADG 7.4 adalah untuk kontainer massal yang mematuhi persyaratan BK2 (yaitu, konsentrat diangkut dalam kontainer massal tertutup). Ini berarti ada penutup kaku yang meliputi bagian atas kontainer. Akibatnya, telah terjadi peningkatan penggunaan kontainer dan side tipper (memuntahkan muatannya ke samping) yang mematuhi persyaratan BK2 untuk pengangkutan konsentrat logam. Kontainer massal dengan lembaran atas (sheeted bulk containers) BK1, seperti mangkuk baja (kibbles) dengan lembar terpal, dapat digunakan untuk bahan yang tidak diklasifikasikan. Di Western Australia, kontainer besar dengan lembaran atas BK1 seperti mangkuk baja dengan lembar terpal, dapat digunakan untuk pengangkutan bahan PBB 3077. Ada juga pengecualian lisensi pengemudi dan kendaraan untuk PBB 3077. Sistem plakat disederhanakan sehingga hanya berlian Kelas 9 diperlukan, dari pada panel informasi darurat sesuai dengan Kode ADG. Informasi lebih rinci tersedia di situs web Department of Mines and Petroleum (Departemen Pertambangan dan Perminyakan).54
54 WA Department of Mines and Petroleum, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Dangerous-Goods/DG_IS__UN3077EnvHazSubstanceSolid.pdf.
52
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Truk dengan kontainer BK2..
Sumber: Kalari Pty Ltd.
Secara tradisional, konsentrat logam dimuat ke mangkuk baja dengan lembar terpal di lokasi tambang, kemudian diangkut dengan truk dan mobil kereta ke gudang penyimpanan massal di pelabuhan. Konsentrat logam kemudian dimuat dalam jumlah besar ke konveyor dan kemudian ke kapal. Sistem konveyor dirancang untuk meminimalkan debu untuk melindungi kesehatan pekerja dan untuk mencegah kekhawatiran masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak kejadian Magellan (lihat studi kasus di bawah ini), pengawasan lebih banyak, tuntutan yang lebih besar untuk emisi debu lebih rendah dan peningkatan efisiensi penanganan telah mengakibatkan penggunaan pendekatan yang lebih inovatif untuk penanganan bahan mulai dari sistem kontainer asuransi pengangkutan (containerisation) mineral hingga sistem penindasan debu seperti semprotan atau sistem ekstraksi.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
53
Perbaikan pengangkutan massal konsentrat logam telah dicapai dengan menggunakan kontainer disegal yang dirancang khusus untuk mengintegrasi ke dalam penyebar berputar, seperti yang terlihat dalam foto-foto di bawah ini. Hal ini memungkinkan produk mineral untuk secara aman diamankan di kontainer yang disegal dan disimpan di pelabuhan sampai kapalnya tiba. Bijihnya kemudian dimuat oleh penyebar berputar ke dalam palka kapal, yang menghilangkan kebutuhan untuk gudang penyimpanan dan pemuat tradisional. Hal ini mengakibatkan proses bersih yang mengurangi emisi debu potensi berbahaya: sistem ini melewati berbagai titik pemindahan antara penimbunan dan konveyor terbuka, dan hanya mengekspos bahannya di bagian bawah palkanya.
Pengangkutan massal konsentrat logam menggunakan kontainer yang disegal dan penyebar berputar. Sumber: Qube Ports and Bulk.
Studi kasus: E misi debu selama pemindahan konsentrat timbal dari tambang ke pelabuhan Fokus pada penatagunaan produk dan risiko yang terkait dengan pengangkutan logam didokumentasikan dengan baik dalam suatu kejadian pada tahun 2007 yang melibatkan tambang timbal karbonat terbesar di dunia yang di wilayah Wiluna di Western Australia. Perusahaan tambang menambang tubuh bijih timbal karbonat dengan cara tambang terbuka dan mengonsentrasikan bijih menggunakan proses pengapungan. Pengangkutan massal melalui mangkuk baja dengan lembar terpal pada timbunan berputar datar rel (flat rolling stock) digunakan untuk memindahkan konsentrat timbal ke Esperance, di mana dimuat melalui konveyor ke palka kapal. Partikel halus debu timbal karbonat tertiup ke pelabuan Esperance dan kota sekitarnya selama pemuatan kapal, yang mengakibatkan kontaminasi pelabuhan, tangki air hujan dan daerah pemukiman yang dekat. Kematian burung diamati dan kadar timbal yang tinggi terdeteksi dalam anak-anak. Pemerintah Western Australia mengadakan penyelidikan pada tahun 2007, yang mengakibatkan sejumlah perubahan dalam pengangkutan timbal karbonat dari tambang ke pelabuhan untuk mengurangi emisi debu. Kejadian ini mengakibatkan pengeluaran jutaan dolar untuk membersihkan tanah yang terkontaminasi sepanjang rute pengangkutan dan di daerah pelabuhan, dan pengangkutan ditunda sampai praktik operasional baru diterapkan.
54
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Pada tahun 2011, pemerintah memberikan izin untuk melanjutkan ekspor konsentrat timbal karbonat dengan persyaratan baru yang ketat, yang termasuk pengembangan rencana tanggap darurat dan kemasan konsentratnya dalam kantong massal 2 ton berlapis ganda di dalam kontainer pengangkutan kapal disegel yang disetujui PBB. Kontainernya dicuci sebelum meninggalkan lokasi menuju pengangkutan jalan dan rel ke kota Fremantle. Pemantauan tanah di sepanjang rute pengangkutan dilakukan. Suatu pelajaran penting dari kejadian ini adalah bahwa timbal karbonat tersebut telah diklasifikasi dengan salah dan catatan barang berbahaya yang salah digunakan. Pengujian dan klasifikasi yang benar akan menghasilkan rencana pengangkutan yang sangat berbeda, dan menghindari masalah emisi di pelabuhan. Timbal karbonat tersebut diklasifikasikan sebagai UN 3077, Environmentally hazardous substance, solid, n.o.s. of Class 9 (Miscellaneous dangerous substances) (PBB 3077, Zat berbahaya pada lingkungan, padat, tidak ditentukan lain, Kelas 9 (zat berbahaya serbaneka)). Seharusnya diklasifikasikan sebagai Class 6.1 (Toxic substances) (Kelas 6.1 (Zat toksik)) untuk tujuan pengangkutan dan penyimpanan sebagai UN 2291—Lead compound, soluble, n.o.s. (PBB 2291—senyawa timbal, larut, tidak ditentukan lain). Klasifikasi sebagai zat toksik kemungkinan akan menghentikan penggunaan mangkuk baja dengan lembar terpal dan akan memaksa rencana pengangkutan untuk menggunakan kontainer massal menengah di dalam kontainer pengiriman yang dikirim dari pelabuhan kota Fremantle. Tidak seperti timbal sulfida, timbal karbonat larut dalam asam klorida encer, yang memungkinkan penyerapan timbal ke dalam aliran darah manusia dan hewan. Semua bijih timbal yang larut, atau kemungkinan larut, dalam asam encer (untuk meniru kondisi perut) harus diuji untuk daya larut dalam 0,07M asam klorida sesuai dengan Special Provision (Ketentuan Khusus) 199 dari Kode ADG 7.4. Laporan tentang penyelidikan 2007, dengan sejarah kejadian lengkap dan rekomendasi pemerintah, berada di situs web Western Australian Parliament (Parliamen Western Australia).1 1 Education and Health Standing Committee, Parliament of Western Australia, Inquiry into the Cause and Extent of Lead Pollution in the Esperance Area, 2007, http://www.parliament.wa.gov.au/Parliament%5Ccommit.nsf/ (Report+Lookup+by+Com+ID)/28F900665F5C386048257831003E970C/$file/COMPLETE+REPORT.FINAL.PT1.pdf.
5.5 Pengangkutan batubara melalui rel Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran telah dikemukakan oleh masyarakat di dekat jalur rel dan tambang batubara tentang efek kesehatan pernapasan dari PM2,5 dan PM10. Informasi lengkap tentang pengendalian debu batubara di rel dan terminal telah dikeluarkan oleh Queensland Department of Environment and Heritage Protection (Departemen Perlindungan Lingkungan dan Warisan Queensland).55 Situs web departemennya mengacu pada QR Network’s Coal Dust Management Plan (Rencana Pengelolaan Debu Batubara Jaringan Rel Queensland), yang dikembangkan dengan penambang batubara.56 Sumber utama emisi debu batubara dari kereta batubara adalah: • erosi angin pada permukaan batubara dari gerobak termuat selama transit • kebocoran partikel batubara dari pintu gerbong termuat • erosi angin dari batubara yang tumpah di koridor rel • debu batubara sisa dari gerobak yang dibongkar dan kebocoran dari pintu • batubara atau debu batubara yang diendapkan pada kusen dan bogie gerobak.
55 Queensland Department of Environment and Heritage Protection, Coal dust emissions, 2013, https://www.ehp.qld.gov.au/management/coal-dust/ emissions.html. 56 QR Network, Aurizon Dust Management Plan, http://www.aurizon.com.au/Downloads/Coal_Dust_Management_Plan.pdf.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
55
Komponen rel kunci dari Coal Dust Management Plan (Rencana Pengelolaan Debu Batubara) termasuk peningkatan teknik-teknik pemuatan, penampangan muatan, pelapisan dan penyapuan kusen: • Perbaikan teknik pemuatan di tambang-tambang bertujuan untuk mengurangi beban pada permukaan horizontal, mengurangi pengisian gerobak berlebihan dan dengan demikian tumpahan batubara selama pengangkutan. • Penampangan muatan melibatkan mangaturkan profil batubara yang dimuat ke dalam bentuk tumpukan seperti tanah siap tanaman (garden-bed), mengurangi penyeretan penampang dan aerodinamis dan sebagai akibatnya pelepasan debu. • Pelapisan (veneering) mengacu pada pelaksanaan stasiun pelapisan di fasilitas pembongkaran rel di tambang batubara Queensland. Sebuah lapisan yang diterapkan pada permukaan gerobak batubara termuat memastikan bahwa pelepasan debu dikurangi. Pelapisan melibatkan penyemprotan polimer mengikat yang biodegradable pada permukaan gerobak batubara termuat sebelum gerobaknya meninggalkan fasilitas pemuatan rel tambang, yang membentuk lapisan mengikat fleksibel pada permukaan gerobak batubara termuat. Tingkat pengurangan debu tergantung pada sejumlah faktor, tetapi pengalaman sampai saat ini menunjukkan bahwa sudah ada pengurangan.
5.6 Pengelolaan debu di pelabuan penerima dan ekspor Tindakan pengelolaan debu yang dilaksanakan pada terminal yang menangani mineral dan batubara biasanya terdiri dari: • Pembongkaran • Stasiun penerima rel merupakan fasilitas tertutup, yang membantu untuk mengandung debu. • Kipas angin ‘exhaust’ menciptakan tekanan udara negatif di dalam fasilitasnya, mengekstrak partikel debu dari udara dan meneruskannya melalui sistem penanganan udara yang mengarahkan batubara halus ke dalam hopper, sementara udara disaring dan dikeluarkan. • Vibrator gerobak dipasang di beberapa stasiun penerima rel untuk mengusir bijih sisa dan meminimalkan tumpahan (carry-back) dalam gerobak rel. • Pembersihan fasilitas pemuatan secara teratur juga mengalihkan partikel kecil dan sisa-sisa ke dalam hopper. • Semprotan air di hopper penerima rel memungkinkan penyesuaian tingkat kelembaban ketika bijih dipindahkan ke timbunan terminal. • Konveyor • Konveyor tertutup digunakan untuk meminimalkan pembubaran debu. • Stasiun cuci sabuk membersihkan sabuk dan mengurangi pengembalian debu dan bijih dan tumpahan. • Semprotan air terletak pada titik-titik transfer untuk meredam bijih ketika diangkut. • Di tempat penyimpanan • Semprotan air terletak di sekitar tempat penyimpanan terminal, dan dikendalikan di berbagai terminal dengan sistem otomatis terhubung dengan stasiun pemantauan cuaca waktu nyata. Perubahan dalam kondisi cuaca dan tingkat debu memulaikan respon otomatis, tetapi semprotan air dapat diaktifkan secara manual jika diperlukan. • Timbunan umumnya terbatas tingginya untuk mengurangi kerentanan terhadap angin dan untuk mengurangi kemungkinan partikel debu terbang di udara. • Gundukan bumi dan pohon dipertahankan sebagai penahan angin untuk mengurangi dampak dari angin kencang dan mengurangi pelepasan debu. • Truk vacuum digunakan untuk menghilangkan debu dari jalan raya disegel dan daerah permukaan keras lainnya.
56
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• Pelatihan dalam berbagai teknik untuk meminimalkan emisi debu diberikan kepada semua staf, termasuk manajer, staf operasional dan operator mesin. • Di dermaga • Konveyor tertutup digunakan untuk mengangkut bijih ke dermaga dan pemuat kapal. Panci-panci di bawah konveyor mencegah tumpahan ke sungai/pelabuhan dan meminimalkan efek angin pada produk. • Truk vakuum digunakan untuk menghilangkan residu bijih atau tumpahan di dermaga. • Pemuat kapal memiliki lengan teleskopik, yang memungkinkan mineralnya disimpan jauh di dalam masing-masing palka kapal. Lenganya memiliki bagian tertutup yang meminimalkan paparan produk pada angin selama pemuatan kapal. • Pemantauan cuaca • Prakiraan cuaca yang terdiri dari prakiraan tiga hari dan harian dapat diakses dari situs web Biro Meteorologi (BoM). • Pengamatan data BoM terus-menerus dipantau di lokasi wilayah untuk membantu dengan perencanaan operasional dan untuk melengkapi informasi yang tersedia dari stasiun cuaca di lokasi. • Pemantauan dan pelaporan debu • Sistem pemantauan kualitas udara didirikan di terminal-terminal di lokasi dan sekitarnya untuk memberikan pemantauan dan pelaporan kualitas udara secara teratur.
5.7 Pengangkutan laut bijih dan konsentrat Pengangkutan laut konsentrat, mineral dan bijih dikendalikan oleh International Maritime Organization/IMO (Organisasi Maritim Internasional) untuk memastikan kargo yang aman dan mencegah dampak buruk pada manusia dan lingkungan selama pengangkutan dan pelepasan yang tidak sengaja.57 Di Australia, pengangkutan laut ini diatur melalui Australian Maritime Safety Authority/AMSA (Otoritas Keselamatan Maritim Australia).58 Tiga kode laut internasional yang diperbaharui secara berkala diterapkan oleh perundang-undangan Australia dan internasional: • International Maritime Dangerous Goods Code/IMDG (Kode Barang Berbahaya Maritim Internasional), yang diperbarui setiap dua tahun dan memberikan aturan untuk pengangkutan, kemasan, kontainer kargo, dan tangki mudah diangkut untuk barang berbahaya dan kontainer massal untuk padatan • International Maritime Solid Bulk Cargo Code/IMSBC Code (Kode Maritim Internasional tentang Kargo Massal Padatan) meliputi aturan untuk padatan yang tidak dikemas, termasuk sejumlah barang berbahaya yang diizinkan untuk dibawa dalam palka kapal tanpa kontainer • International Convention for the Prevention of Pollution from Ships/MARPOL (Konvensi Internasional untuk Pencegahan Pencemaran dari Kapal). Referensi yang lengkap untuk persyaratan pengangkutan laut adalah ICMM, Hazard assessment of ores and concentrates for marine transport (Penilaian risiko bahaya bijih dan konsentrat untuk pengangkutan laut).59 Carrying solid bulk cargoes safely (Mengangkut kargo padat massal dengan aman) juga menyediakan nasihat berharga dan contoh risiko bahaya selama pengangkutan laut mineral.60
57 IMO, http://www.imo.org. 58 AMSA, https://www.amsa.gov.au/. 59 ICMM, Hazard assessment of ores and concentrates for marine transport, October 2014, http://www.icmm.com/document/7852. 60 Lloyd’s Register, Carrying solid bulk cargoes safely, 2013, http://www.lr.org/en/_images/213-35783_IMSBC_Code_pocket_guide_final_web_tcm155-247233.pdf.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
57
Perubahan klasifikasi yang diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir sekarang mewajibkan semua mineral konsentrat dan mineral yang diangkut oleh kapal dinilai, diuji sebagaimana diperlukan, dan diklasifikasikan menurut kriteria baru oleh ahli toksikologi.
5.7.1 International Maritime Solid Bulk Cargoes Code (Kode Maritim Internasional tentang Kargo Padatan Massal) Tujuan dari Kode IMSBC adalah untuk memastikan pengangkutan laut yang aman untuk bahan massal padat. Kode ini menetapkan persyaratan yang terkait dengan penyimpanan dan pengiriman yang aman kargo massal padat yang dapat menimbulkan risiko atas kapal yang relevan, seperti kerusakan struktural karena distribusi kargo tidak tepat, kehilangan atau pengurangan stabilitas selama perjalanan, dan reaksi kimia dalam kargo, seperti pembakaran spontan, emisi gas toksik atau yang dapat meledak serta korosi. Kode IMSBC mengkategorikan kargo menjadi tiga kelompok: • Kelompok A—kargo yang dapat mencair jika dikirim pada kadar air yang melebihi batas kelembaban pengangkutannya (transportable moisture limit/TML). TML adalah kadar air maksimum yang dianggap aman untuk pengangkutan. Pencairan berarti bahwa kargo menjadi cairan atau mencair. Di kapal, hal ini terjadi ketika kargo dipadatkan oleh gerak kapal. Kargo yang rawan pencairan mengandung jumlah tertentu kelembaban dan partikel kecil, meskipun mungkin terlihat relatif kering dan berbutir saat dimuat. Pencairan dapat menyebabkan pergeseran kargo dan bahkan kapal terbalik. • Kelompok B—kargo yang memiliki risiko bahaya kimia dan dapat menimbulkan situasi yang berbahaya di atas kapal • Kelompok C—kargo yang tidak mencair (Kelompok A) atau melibatkan risiko bahaya kimia (Kelompok B), tetapi mungkin masih berbahaya. Kargo bisa di Kelompok A, B atau C, atau di Kelompok A dan B. Kargo Kelompok B adalah yang memenuhi kriteria risiko bahaya Kode IMDG atau Kode IMSBC ‘bahan yang berisiko bahaya hanya dalam jumlah besar’ (‘materials hazardous only in bulk’/MHB). Kargo MHB adalah bahan yang melibatkan risiko bahaya kimia ketika diangkut dalam jumlah besar, tetapi yang tidak memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam kelas-kelas IMDG yang di atas. Namun, kargo ini menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan ketika diangkut dalam jumlah besar dan memerlukan tindakan pencegahan khusus. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan protokol pengujian untuk senyawa mineral daya larut rendah serta kriteria lingkungan yang disepakati secara internasional untuk logam seperti tembaga, timbal, nikel dan seng, telah mengakibatkan beberapa logam konsentrat diklasifikasikan sebagai Class 9, UN 3077, Environmentally hazardous substance, solid, n.o.s. (Kelas 9, PBB 3077, Zat berbahaya pada lingkungan, padat, tidak ditentukan lain). Oleh karena itu, konsentrat logam tersebut, tergantung pada jenis mineral, dapat memicu klasifikasi Kelompok B dan karena itu dianggap sebagai baik kargo Kelompok A maupun Kelompok B. Kriteria untuk kargo Kelompok B MHB telah diperluas untuk mencakup klasifikasi kesehatan dan keselamatan yang sebagian besar didasarkan pada GHS (lihat Lampiran 3 untuk kriteria). Telah ada penelitian yang signifikan untuk lebih memahami pencairan dan pencegahan kejadian pengangkutan laut. Suatu sumber yang baik tentang bahaya kargo massal padat, termasuk bijih besi, adalah publikasi Gard, Dangerous solid cargoes in bulk: DRI, nickel and iron ores (Kargo padat massal yang berbahaya: DRI, nikel dan bijih besi).61
61 Gard, Dangerous solid cargoes in bulk: DRI, nickel and iron ores, http://www.gard.no/ikbViewer/Content/6227919/Dangerous%20solid%20cargoes%20in%20bulk%20%20January%202014.pdf.
58
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Sejarah Kasus: Perubahan klasifikasi bijih besi Pada tahun 2013, suatu proyek penelitian penting dilaksanakan untuk lebih memahami pencairan kargo bijih besi dan kriteria klasifikasi yang tepat. Perubahan kriteria klasifikasi telah dibuat berdasarkan ukuran partikel dan komposisi untuk mengklasifikasikan kargo sebagai produk Kelompok A atau Kelompok C. Sebagai akibatnya, tes baru, yang disebut prosedur tes Proctor/Fagerberg yang dimodifikasi untuk bijih besi halus untuk mencirikan batas kelembaban pengangkutan (transportable moisture limit/TML) kargo massal -telah diperkenalkan oleh Australian Maritime Safety Authority/AMSA) (Otoritas Keselamatan Maritim Australia).1
1 AMSA, Early implementation of draft amendments to the IMSBC Code related to the carriage and testing of iron ore fines, IMO, London, 15 November 2013, http://www.amsa.gov.au/vessels/ship-safety/cargoes-and-dangerous-goods/documents/DSC.1-Circ.71.pdf.
5.7.2 MARPOL Lampiran V untuk pengangkutan laut kargo massal padat Pedoman pelaksanaan MARPOL Lampiran V diadopsi pada tahun 2012. Amandemen ini melarang pembuangan sampah apapun ke laut, kecuali diijinkan secara eksplisit. Residu kargo kering dan air cuci yang mengandung residu demikian didefinisikan sebagai sampah dan tunduk pada ketentuan lampirannya. Residu kargo yang tidak diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya pada lingkungan laut (harmful to the marine environment/HME) dapat dibuang ke laut di luar daerah khusus. Amandemen tersebut menentukan bahwa residu dan air cuci dari kargo HME harus dibuang di fasilitas penerimaan pelabuhan yang memadai. Kriteria untuk mengidentifikasi kargo HME berdasarkan pada titik akhir toksisitas kesehatan manusia dan lingkungan GHS. Kriteria ini termasuk kombinasi dari: • Toksisitas air akut Kategori 1 • Toksisitas air kronis Kategori 1 atau 2 • Karsinogenisitas Kategori 1A atau 1B, dikombinasikan dengan tidak cepat terdegradasi dan memiliki bioakumulasi tinggi • Sifat mutagenik Kategori 1A atau 1B, dikombinasikan dengan tidak cepat terdegradasi dan memiliki bioakumulasi tinggi • Toksisitas reproduksi Kategori 1A atau 1B, dikombinasikan dengan tidak cepat terdegradasi dan memiliki bioakumulasi tinggi • Toksisitas pada organ target tertentu dengan paparan berulang Kategori 1, dikombinasikan dengan tidak cepat terdegradasi dan memiliki bioakumulasi tinggi • Kargo massal padat yang mengandung atau terdiri dari polimer sintetis, karet, plastik atau pelet bahan baku plastik (termasuk bahan yang diparut, digiling, dicincang atau dimaserasi atau bahan sejenis).
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
59
5.8. Pengangkutan bahan limbah berbahaya/terkontrol 5.8.1 Basel Convention (Konvensi Basel), yang mengatur pengangkutan internasional The Basel Convention62 mengatur gerakan lintas batas limbah berbahaya. Konvensi ini mewajibkan pihak-pihak untuk memastikan bahwa limbah berbahaya dan lainnya dikelola dan dibuang dengan cara yang ramah lingkungan di negara impor. Hal ini terutama mempengaruhi bahan berbahaya, seperti produk tambahan pelebur. Australia menandatangani Basel Convention pada tahun 1992. Konvensi ini dilaksanakan di Australia oleh Hazardous Waste (Regulation of Exports and Imports) Act 1989 (Undang-Undang Limbah Berbahaya (Peraturan Ekspor dan Impor) di bawah yurisdiksi Pemerintah Australia.63 Konvensi ini menyaratkan bahwa, sebelum ekspor mungkin terjadi, pihak berwenang dari negara pengekspor harus memberitahukan pihak berwenang di negara tujuan tentang impor dan transit, dan memberikan mereka informasi rinci tentang gerakan yang dimaksudkan. Gerakan ini hanya dapat berlanjut jika dan ketika semua negara yang bersangkutan telah memberikan persetujuan tertulis mereka. Limbah berbahaya adalah yang ditentukan oleh konvensinya dalam berbagai lampiran (khususnya, lampiran I, III dan VIII) serta limbah yang lain yang dianggap limbah berbahaya oleh perundang-undangan dalam negeri di negara ekspor, impor atau transit. Limbah didefinisikan oleh konvensi sebagai ‘zat atau benda yang dibuang atau dimaksudkan untuk dibuang atau diwajibkan dibuang oleh ketentuan hukum nasional’. Pembuangan didefinisikan oleh konvensi dalam dua kategori sebagai operasi yang mengarah ke kemungkinan pemulihan sumber daya, daur ulang, reklamasi, penggunaan kembali langsung atau penggunaan alternatif serta yang tidak. Hazardous Waste (Regulation of Exports and Imports) Act (Undang-Undang Limbah Berbahaya (Peraturan Ekspor dan Impor), yang mengatur limbah berbahaya saja, mendefinisikan limbah berbahaya sebagai: • limbah yang ditentukan oleh Peraturannya, di mana limbah tersebut memiliki salah satu karakteristik yang disebutkan dalam Lampiran III Basel Convention, yang meliputi: • dapat meledak • cairan /padatan mudah terbakar • beracun • ekotoksik • zat yang dapat menyebabkan infeksi • limbah yang tergabung dalam setiap kategori tercantum dalam Lampiran I Konvensi Basel, kecuali jika tidak memiliki salah satu karakteristik berbahaya yang terkandung dalam Lampiran III; limbah dalam Lampiran I meliputi: • limbah klinis • limbah minyak/air, campuran hidrokarbon/air, emulsi • limbah dari produksi, formulasi dan penggunaan resin, lateks, peliat, lem/perekat • limbah yang dihasilkan dari perawatan permukaan logam dan plastik • residu yang timbul dari operasi pembuangan limbah industri • limbah yang mengandung senyawa tertentu seperti tembaga, seng, kadmium, merkuri, timbal dan asbes
62 Basel Convention, http://www.basel.int/. 63 Department of the Environment, Hazardous Waste (Regulation of Exports and Imports) Act 1989: about the Act, http://www.environment.gov.au/protection/hazardous-waste/about.
60
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• limbah rumah tangga • residu yang timbul dari pembakaran limbah rumah tangga.
5.8.2 Pengangkutan di Australia Di dalam Australia, National Environment Protection (Movement of Controlled Waste between States and Territories) Measure/NEPM (Tindakan Perlindungan Lingkungan Nasional (Gerakan Limbah yang terkontrol antara Bagian Negara dan Wilayah) memberikan rincian tentang pergerakan limbah yang terkontrol antara negara bagian dan wilayah. NEPM Limbah yang terkontrol adalah sistem nasional untuk mengidentifikasi dan menangani limbah yang terkontrol dan mengangkutnya melintasi perbatasan negara bagian dan wilayah. Hal ini dikelola oleh regulator negara bagian dan wilayah. EPA NSW merangkum elemen inti dari NEPM sebagai daftar pedoman untuk melacak pengangkutan limbah yang disepakati secara nasional, termasuk • sistem pemberitahuan dan persetujuan nasional sebelum limbah dipindahkan • lisensi untuk pengangkut memindahkan limbah antar negara bagian • persyaratan untuk pengangkut membawa sertifikat pengangkutan sampah yang disetujui • konsultasi antara negara bagian dan wilayah tentang kesesuaian gerakan limbah • tindakan penegakan.64 Daftar kategori limbah yang terkontrol dan karakteristik limbah yang terkontrol disajikan dalam Daftar A dari NEPM.65 Misalnya, bahan Daftar A Western Australia terdaftar sebagai: A Penyepuhan dan perawatan panas B Asam C Alkali D Bahan kimia anorganik E Kimia reaktif F Cat, resin, tinta, lumpur organik G Pelarut organik H Pestisida J Minyak K Limbah yang dapat membusuk dan limbah organik L Air cuci industri M Bahan kimia Organik N Tanah dan lumpur R Klinis dan farmasi T Serbaneka.
64 NSW EPA, Controlled waste NEPM, 2015, http://www.epa.nsw.gov.au/wasteregulation/controlled-waste-nepm.htm. 65 Standing Council on Environment and Water (SCEW), National Environment Protection (Movement of Controlled Waste between States and Territories) Measure, 1998, http://www.scew.gov.au/nepms/movement-controlled-waste; NSW EPA, Controlled waste NEPM, 2015, http://www.epa.nsw.gov.au/wasteregulation/controlled-waste-nepm.htm.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
61
Mengklasifikasikan limbah berbahaya sebagai barang berbahaya cocok jika limbah tersebut memenuhi persyaratan pengujian kriteria kelas yang ditentukan.
5.9 Pengangkutan bahan radioaktif Kode ADG tidak berlaku untuk pengangkutan bahan radioaktif dan mengacu pada ARPANSA Code of Practice for the Safe Transport of Radioactive Material (Kode Praktik untuk Pengangkutan Aman Bahan Radioaktif ARPANSA). Edisi 2014 dari Code for the Safe Transport of Radioactive Material (Kode Praktik untuk Pengangkutan Aman Bahan Radioaktif) RPS C-2 (biasanya disebut Kode Pengangkutan) menggantikan Code of Practice for the Safe Transport of Radioactive Material (Kode Praktik untuk Pengangkutan Aman Bahan Radioaktif) (2008) (RPS 2).66 Kode ini mengadopsi International Atomic Energy Agency Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material, 2012 edition (No. SSR-6) (Peraturan Badan Energi Atom Internasional tentang Pengangkutan Aman Bahan Radioaktif, edisi 2012 (No. SSR-6)). Kode ini dimaksudkan untuk menetapkan persyaratan seragam untuk pengangkutan bahan radioaktif di Australia melalui jalan darat, rel atau angkutan sungai yang tidak tercakup oleh undang-undang maritim.
66 ARPANSA, Code for the safe transport of radioactive material (2014), Radiation Protection series no. C-2, 2014, http://www.arpansa.gov.au/publications/codes/rpsc-2.cfm.
62
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
6.0 MENGELOLA RISIKO BAHAN BERBAHAYA Tujuan Bagian ini membahas strategi pengelolaan risiko yang dapat dilaksanakan, karena terkait dengan bahan berbahaya. Pesan-pesan kunci • Prosedur yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua bahan berbahaya yang datang ke lokasi dinilai atas bahaya dan risikonya. • Penggantian bahan berbahaya dengan bahan yang tidak sebahaya dan tindakan pengendalian rekayasa yang kuat, seperti ventilasi dan pengurungan, mengurangi paparan pada bahan berbahaya. • Tanggung jawab harus ditugaskan untuk memastikan bahwa kontrol kritis dijaga dan efektivitasnya diverifikasi. • Kesadaran, pelatihan dan komunikasi yang jelas tentang risiko bahaya sangat penting untuk keberhasilan pengelolaan risiko.
6.1 Pegelolaan risiko Pengelolaan risiko harus meminimalkan risiko berbahaya dari bahan kimia terhadap kesehatan, lingkungan dan aset melalui paparan atau pelepasan yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan oleh berbagai macam ahli keamanan. Mereka termasuk ahli kimia dan insinyur kimia serta ahli kebersihan tempat kerja dan ahli lingkungan, tergantung pada risiko bahaya dan risiko yang ditimbulkan oleh penyimpanan, pemindahan dan proses yang digunakan untuk menghindari ledakan, kebakaran dan kegagalan penahanan. ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide (Pengelolaan kontrol kritis kesehatan dan keselamatan: panduan praktik kerja yang baik) memberikan bimbingan tentang kegiatan berkonsekuensi tinggi dan cara mengidentifikasi dan mengelola kontrol kritis yang dapat mencegah kejadian serius atau meminimalkan akibatnya.67 Prinsip-prinsipnya dapat diterapkan tidak hanya untuk keselamatan umum, tetapi untuk bahan berbahaya. Bukti dari kejadian besar dalam industri pertambangan, logam dan industri lainnya menunjukkan bahwa, meskipun risikonya diketahui, pengendaliannya tidak selalu dilaksanakan secara efektif. Dokumen ICMM memberikan panduan khusus tentang: • mengidentifikasi kontrol kritisnya • menilai kepadaannya • menugaskan tanggung jawab atas pelaksanaannya • mengesahkan efektivitasnya dalam praktik.
67 ICMM, Health and safety critical control management good practice guide, 2015, http://www.icmm.com/document/8570.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
63
Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Penilaian risiko sederhana untuk semua bahan kimia baru yang diperkenalkan di lokasi dibahas dalam Bagian 6.2.4. Pengelolaan risiko paparan terhadap bahan berbahaya dapat berkisar dari penilaian kualitatif tingkat tinggi hingga penilaian kuantitatif rinci berdasarkan data yang dikumpulkan, seperti dari pemantauan udara pribadi dan statis. Rentang ini dibahas secara lebih rinci dalam Bagian 7. Keamanan penyimpanan, pemindahan dan pengolahan bahan kimia secara tradisional diminimalkan dengan bantuan peraturan yang meliputi penyimpanan dan penanganan barang berbahaya dan ‘fasilitas risiko bahaya utama’. Bagian 6.4 difokuskan pada risiko-risiko keamanan tersebut. Undang-undang Australia saat ini sedang berubah dari klasifikasi barang berbahaya ke sistem klasifikasi GHS. Oleh karena itu diharapkan bahwa penyimpanan, pemindahan dan proses keselamatan bahan kimia akan semakin mengacu pada ‘bahan kimia berbahaya’, dari pada ‘barang berbahaya’, di masa depan. Secara historis, pendekatan pengelolaan risiko telah difokuskan pada aspek teknis pengelolaan risiko. Pendekatan risiko kontemporer (AS/NZS ISO 31000:2009 Risk management—principles and guidelines (Pengelolaan risiko-prinsip dan pedoman)) sekarang lebih menekankan komunikasi pada setiap tahap pengelolaan risiko. Penting bagi praktisi dan manajer risiko untuk sepenuhnya menghargai hubungan antara pengelolaan risiko yang efektif, komunikasi tentang risiko dan proses penilaian risiko teknis. Informasi lebih lanjut tentang pengelolaan risiko ada dalam buku pegangan praktik kerja unggulan Pengelolaan risiko (Risk management). Bagian 7 dari buku pegangan ini juga memiliki rinci lebih lanjut.
6.2 Kesadaran pekerja atas risiko bahaya 6.2.1 Perundang-undangan Di bawah berbagai Undang-Undang K3, pengusaha memiliki tanggung jawab sebagai berikut: • Harus memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memungkinkan penanganan yang aman dari bahan kimia berbahaya yang digunakan di tempat kerja. • Harus memastikan bahwa semua karyawan memiliki akses yang mudah untuk lembar data keselamatan, baik sebagai salinan kertas atau dalam database. • Harus mendorong karyawan untuk membaca LDK terkait dengan bahan berbahaya yang mereka dapat terkena dalam pekerjaan mereka. • Harus memastikan bahwa LDK yang ada di lokasi berlaku saat ini (dalam waktu lima tahun dari tanggal penerbitan). • Harus menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai untuk menangani bahan berbahaya dan melakukan tugas ini dengan aman. • Di beberapa negara bagian, perundang-undangan pertambangan mewajibkan penilaian risiko dilaksanakan terhadap setiap produk dan risiko yang ada dikendalikan melalui prosedur kerja yang aman atau pengendalian yang efektif. Hal ini dilakukan melalui referensi standar dengan suatu pedoman, namun tetap merupakan persyaratan hukum.
6.2.2 Lembar data keselamatan dan pelabelan
Lembar data keselamatan LDK, yang dulu disebut lembar data keselamatan bahan, ditetapkan sekitar 30 tahun yang lalu untuk memenuhi ‘hak pekerja mengetahui’ perundang-undangan di Amerika Serikat. Biarpun sebuah produk tidak diklasifikasikan sebagai kimia berbahaya atau barang berbahaya, dianjurkan bahwa LDK disiapkan untuk lokasi tambang untuk memungkinkan pekerja dan manajer menyimpan dan menangani produk tersebut dengan aman. LDK juga harus
64
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
mencakup informasi tentang bahaya kesehatan dalam cara yang bermakna bagi pekerja, bukan hanya kode risiko bahaya GHS atau data toksikologi. LDK harus mencakup rincian APD dan persyaratan penanganan yang aman, serta informasi lingkungan. Pendekatan serupa harus diambil untuk bahan limbah yang membutuhkan pembuangan di luar lokasi atau bahan yang berbahaya secara inheren seperti produk tambahan dan aliran pengolahan.
Pelabelan Semua kontainer bahan kimia berbahaya yang dipasok ke, digunakan dalam atau ditangani di tempat kerja atau diangkut dari lokasi harus dilabelkan untuk memungkinkan kontainer ditangani dengan aman dan untuk meminimalkan dampak pada lingkungan. Sekali lagi, informasi pada label harus bermakna bagi pekerja, dan bukan hanya pernyataan kode GHS. Wadah penyimpanan massal harus dilabelkan atau diisi plakat sesuai dengan Kode ADG 7.4. Bahan kimia berbahaya yang tidak merupakan barang berbahaya juga harus dilabelkan dengan nama kimia yang berbahaya atau nama produk. LDKnya harus diletakkan dekat kontainer penyimpanan. Kontainer yang lebih kecil yang diangkut dari lokasi, seperti kantong massal dan contoh untuk pengujian di laboratorium di luar lokasi, harus diberi label untuk mematuhi Safe Work Australia Labelling of Workplace Chemicals Code of Practice (Kode Praktik Safe Work Australia untuk Pelabelan Kimia Kerja), serta pernyataan tambahan yang dianggap tepat untuk penanganan yang aman dan penanganan dalam keadaan darurat yang khas untuk bahan berbahaya tersebut. Menggunakan kode praktik zat berbahaya yang asli, bahan kimia berbahaya dapat digambarkan dengan serangkaian istilah risiko dan keselamatan yang memungkinkan pengguna untuk memahami risiko bahaya dan tindakan pencegahan yang diperlukan. Namun, di bawah klasifikasi dan pelabelan bahan kimia GHS perubahan akan dilakukan terhadap istilahnya, seperti: • kata sinyal • pernyataan risiko bahaya • pernyataan pencegahan meliputi pencegahan, tanggapan, penyimpanan dan pembuangan. Piktogram yang digunakan di GHS untuk bahaya kesehatan dan lingkungan termasuk dalam Lampiran 5.
Identifikasi bahan kimia berbahaya dalam sistem tertutup Di mana bahan kimia berbahaya di tempat kerja terkandung dalam sistem tertutup, seperti pipa, sistem perpipaan atau wadah pengolahan, harus diidentifikasi untuk orang-orang yang mungkin terkena isinya. Hal ini sangat penting untuk sistem yang mengandung sianida atau solusi asam. Cara yang cocok untuk identifikasi termasuk kode warna sesuai dengan: • AS 1319 Safety signs for the occupational environment (Tanda-tanda keselamatan bagi lingkungan kerja) • AS 1345 Identification of the contents of piping, conduits and ducts (Identifikasi isi pipa, pipa penyalur dan saluran).
Bahan berbahaya yang diproduksi LDK juga penting untuk tanggung jawab produknya, untuk memastikan bahwa bahaya yang berhubungan dengan zat berbahaya sepanjang siklus hidupnya dari tambang dan pengangkutan hingga pelanggan digambarkan dengan rinci. Oleh karena itu, konsentrat logam harus memiliki LDK. Tergantung pada bahan berbahaya tersebut, penilaian kesehatan, keselamatan dan lingkungan (KKL) yang tepat harus diselesaikan untuk memastikan bahwa klasifikasi GHS untuk KKL yang benar diterapkan.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
65
Bahan berbahaya yang diimpor Operator tambang yang langsung mengimpor bahan kimia harus memastikan bahwa bahan kimia tersebut tercantum dalam Australian Inventory of Chemical Substances (Inventaris Zat Kimia Australia), yang dikelola melalui National Industrial Chemicals Notification and Assessment Scheme/NICNAS (Skema Pemberitahuan dan Penilaian Kimia Industri Nasional), yang memiliki peran yang dinyatakan untuk membantu dalam perlindungan orang Australia dan lingkungan.68 Dalam hal campuran atau produk yang dicampur, seperti pelumas, komponennya harus didaftarkan. Selain itu, perusahaan importir bertanggung jawab atas persiapan LDK agar memenuhi pedoman hukum. Dokumen penting, yang berada di situs web Safe Work Australia, adalah: • Code of practice for the preparation of safety data sheets for hazardous chemicals (Kode praktik untuk persiapan lembar data keamanan untuk bahan kimia berbahaya)69 • Labelling of workplace hazardous chemicals (Pelabelan bahan kimia berbahaya di tempat kerja) (wajib dari 1 Januari 2017)70 • National code of practice for the preparation of material safety data sheet (Kode praktik nasional untuk persiapan lembar data keselamatan bahan), edisi ke-2, NOHSC 2011 (2003)71 • National code of practice for the labelling of workplace substances (Kode praktik nasional untuk pelabelan zat kerja), NOHSC 2012 (1994).72
Limbah berbahaya/bahan yang terkontrol Bahaya limbah, terutama ketika mengangkutnya dari lokasi, juga harus dikaji dan LDK, label dan penandaan yang sesuai disiapkan untuk memastikan bahwa pekerja yang menangani bahan di dalam maupun di luar lokasi dapat melakukannya dengan aman dan meminimalkan dampak pada lingkungan. Produk limbah berbahaya harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan benar sejauh bisa secara wajar menggunakan pedoman limbah negara yang relevan dan GHS. Di mana tidak cukup praktis untuk melakukan klasifikasi bahan limbah bahaya lengkap, klasifikasi risiko bahaya harus ditentukan atau diperkirakan dengan menggunakan pendekatan yang berhati-hati berdasarkan pada konstituen limbah yang diketahui atau yang mungkin.
6.2.3 Daftar dan surat muatan Semua bahan kimia berbahaya di lokasi harus berada di suatu daftar lokasi, yang sering merupakan database LDK di computer. Untuk semua bahan kimia berbahaya, daftarnya harus mencakup nama produk, LDK, kuantitas bahan kimia, dan lokasi di mana bahan tersebut disimpan dan digunakan. Daftar ini harus diperbarui ketika bahan kimia berbahaya baru diperkenalkan ke tempat kerja dan penggunaan atau produksi bahan kimia berbahaya lainnya dihentikan. Daftarnya dapat terletak atau disimpan di suatu lokasi di pusat tempat kerja yang berkaitan. Barang berbahaya harus dicatat dalam surat muatan lokasi yang sesuai dengan perundang-undangan tentang barang berbahaya. Semua pekerja, layanan darurat dan pihak berwenang publik yang relevan harus memiliki akses yang mudah ke lokasi surat muatan. Surat muatan harus disimpan di pintu masuk lokasi untuk akses oleh responden darurat. 68 NICNAS, http://www.nicnas.gov.au. 69 Safe Work Australia, Code of practice for the preparation of safety data sheets for hazardous chemicals, 2011, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/about/publications/pages/safety-data-sheets-hazardous-chemicals-cop. 70 Safe Work Australia, Labelling of workplace hazardous chemicals, 2011, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/whs-information/hazardous-chemicals/labelling/pages/labelling. 71 Safe Work Australia, National code of practice for the preparation of material safety data sheets, 2nd edition, NOHSC 2011 (2003), http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/about/publications/pages/cp2003materialsafetydatasheets2ndedition. 72 Safe Work Australia, National code of practice for the labelling of workplace substances, NOHSC 2012 (1994), http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/about/publications/pages/cp1994labellingofsubstances. 66
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
6.2.4 Kimia baru yang datang ke lokasi Peraturan berikut berlaku ketika bahan kimia baru datang ke lokasi: • Prosedur harus berada untuk menilai bahaya dan risiko dari produk atau bahan kimia baru sebelum datang ke lokasi. • Sebuah penilaian risiko harus dilakukan dan ditandatangani oleh orang yang kompeten berdasarkan LDK dan lembar informasi teknis. Penilaian risiko harus mencakup risiko kompatibilitas di daerah penyimpanan terpadu dan penggunaan dengan bahan kimia yang sudah ada di lokasi. • Sebelum kimia berbahaya digunakan di lokasi, suatu LDK harus mengikuti pasokan pertama zat yang bersangkutan. • Setiap pengendalian yang diperlukan pada penggunaan zatnya harus ditetapkan di tempat kerja. • Setelah penilaian risiko, suatu prosedur harus dihasilkan untuk memastikan bahwa pekerja dapat menangani bahan berbahaya dengan aman. Prosedur ini harus mencakup pembuangan bahan limbah yang dihasilkan selama penggunaan produk. Gambar 2: Contoh daftar periksa penilaian risiko Identifikasi - (diselesaikan oleh orang yang membawa kimia ke lokasi) Nama Produk: Pemasok: Situs: Departemen/kontraktor: Orang yang membutuhkan produk: Penggunaan yang dimaksudkan: Metode penerapan: Frekuensi penggunaan
Harian:
Mingguan:
Kelas barang berbahaya: Jadwal racun: Jumlah penyimpanan: Lokasi penyimpanan: Penilaian risiko - (diselesaikan oleh petugas keamanan) Tinggi
Lokasi:
Penggunaan rata-rata (misalnya liter/jam): Bulanan:
Jam digunakan:
No. PBB: Ukuran kontainer:
Menengah
Rendah
Mata Penghirupan Kulit Proses menelan Risiko bahaya kebakaran Peringkat keseluruhan Pengendalian - (diselesaikan oleh petugas keamanan) Menentukan tingkat pengendalian yang tepat dari evaluasi di atas. 1. Dapatkah penggunaan produk ini dihindari atau dihilangkan? 2. Apakah pengganti yang lebih aman tersedia? 3. Dapatkah produk ini dipisahkan? 4. Teknik pengendalian untuk mengurangi risiko Ventilasi Terbuka Ventilasi Diatur Pemantauan Udara Penerangan tambahan Tanda peringatan 5. Alat pelindung diri khusus apa dibutuhkan Kacamata pelindung terhadap percikan kimia Pelindung seluruh wajah Sarung tangan karet standar Sarung tangan khusus Masker partikulat Alat pernafasan setengah wajah
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
Barikade/penjaga Pemadam Api Pelatihan Prosedur tertulis Lain Alat pernafasan seluruh wajah Tutup muka/kepala dengan aliran udara Baju kerja lengkap sekali pakai Celemek/pelindung PVC lain
67
Lingkungan - (diselesaikan oleh pengawas lingkungan) Produk (atau komponen) harus dilaporkan di bawah National Pollutant Inventory (Inventaris Pencemar Nasional)? Pengurungan penyimpanan/tanggul diperlukan? Persyaratan pembuangan limbah khusus? Prosedur pengendalian tumpahan diperlukan? Penyimpanan - (diselesaikan oleh pengawas penyimpanan) Kompatibilitas penyimpanan: Persyaratan penyimpanan: Rekomendasi/tindakan/komentar
KEAMANAN
LINGKUNGAN
GUDANG
AHLI TEKNIS
DIPERIKSA OLEH DITANDATANGANI TANGGAL PERSETUJUAN MANAJER DEPARTEMEN TANDA TANGAN:
TANGGAL:
Sumber: Newcrest Mining Ltd.
6.2.5 Pelatihan Semua perusahaan memiliki kewajiban bertanggung jawab menginformasikan tenaga kerja mereka tentang bahaya dan risiko yang terkait dengan bahan berbahaya dan mengenai prosedur penanganan yang aman. Semua pekerja dan karyawan yang bekerja secara teratur di lokasi yang bekerja dengan bahan kimia berbahaya atau barang berbahaya harus dilatih tentang bahaya dan risiko. Pelatihan harus mencakup: • pengakuan bahan sebagai bahan berbahaya di operasi • informasi yang memadai tentang efek bahan pada kesehatan atau lingkungan • informasi tentang gejala paparan bahan berlebihan • prosedur pertolongan pertama dan darurat • persyaratan APD, termasuk pemilihan, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan APD • informasi tentang prosedur pembersihan lingkungan • persyaratan pemadam kebakaran. LDK atau informasi lain yang berguna dalam bahasa tenaga kerja harus tersedia untuk tujuan ini. Pelatihan penyegaran harus dilakukan pada periode yang ditentukan dan catatan pelatihan disimpan. Latihan darurat yang menirukan paparan pekerja dan pelepasan di lingkungan bahan kimia berbahaya berisiko tinggi harus dilakukan secara berkala dan dievaluasi atas efektivitasnya. Evaluasi harus mencakup penilaian apakah semua personel yang terlibat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang dibutuhkan. Semua pengunjung dan kontraktor harus dilantik sehingga mereka sadar akan keselamatan dan persyaratan dasar APD untuk lokasi serta prosedur darurat. Mereka harus diikuti personel lokasi sesuai yang ditunjuk selama berada di lokasi.
6.3 Kesadaran masyarakat Kekhawatiran masyarakat tentang bahan berbahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan terus meningkat. Kekhawatiran ini sering tentang toksisitas dan dampak pada pernafasan dari bahan yang ditangani di lokasi atau diangkut ke pelabuhan. Oleh karena itu, penting bahwa pekerja di lokasi mendapat informasi tentang bahaya dan risiko, sehingga mereka dapat berkontribusi pada diskusi tentang kekhawatiran masyarakat, teman-teman dan keluarga.
68
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Penting untuk mengakui bahaya yang berhubungan dengan bahan-bahan tertentu, tetapi juga untuk membedakannya dengan risiko. Setiap pengelolaan risiko yang berhasil mengurangi risiko ke tingkat rendah yang dapat diterima, terlepas dari potensi risiko bahaya tinggi. Keterlibatan dengan masyarakat dibahas secara rinci dalam berbagai publikasi. Orang-orang di industri pertambangan dan pengolahan mineral harus berkonsultasi dengan buku pegangan praktik kerja unggulan Keterlibatan dan Pengembangan Masyarakat dan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat (Community engagement and development and Community health and safety), karena buku pegangan ini ditulis khusus untuk operasi pertambangan. Studi kasus berikut yang dikembangkan oleh Nyrstar Port Pirie adalah contoh yang sangat baik atas keterlibatan masyarakat yang melibatkan bahan berbahaya, dalam hal ini timbal. Sejak pembangunan kembali pelebur baru-baru ini, program ini sekarang diberi nama Total Lead Abatement Program (Program Mengurangi Timbal Sepenuhnya).
Studi Kasus: Program Tenby10, pelebur Nyrstar Port Pirie Dalam kemitraan unggulan dunia yang unik yang disebut Program Tenby10, Port Pirie Regional Council (Dewan Kawasan Port Pirie), South Australian Department of Health (Departemen Kesehatan South Australia), South Australian Environment Protection Authority (Otoritas Perlindungan Lingkungan South Australia), Nyrstar Port Pirie Smelter (Pelebur Nyrstar Port Pirie) dan komunitas Port Pirie bekerja sama untuk menemukan solusi untuk tingkat timbal dalam darah anak-anak di Port Pirie. Tujuannya adalah untuk menurunkan kadar timbal dalam darah anak-anak hingga di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia yang 10 μg/dL (mikrogram per desiliter) darah sebelum akhir 2010. Yang dulu dapat diterima tidak lagi diterima. Program ini mulai beroperasi dengan nama Tenby10, menjadi Ten for Them, dan sekarang disebut Total Lead Abatement Program (Program Mengurangi Timbal Sepenuhnya).1 Port Pirie adalah pelebur dan kilang berbagai-macam logam terintegrasi dengan fleksibilitas untuk mengolah berbagai macam bahan baku yang mengandung timbal untuk menghasilkan timbal, perak, seng, tembaga dan emas yang halus. Pelebur ini dibangun pada tahun 1889 dan menjadi pelebur timbal terbesar di dunia pada tahun 1934. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makan makanan, air, tanah, debu atau kepingan cat yang terkontaminasi timbal dan melalui menghirup partikel debu timbal. Suatu cara yang umum untuk menyerap timbal, terutama untuk anak-anak, adalah melalui gerakan tangan yang terkontaminasi ke mulut. Kadar timbal dalam darah di atas 10 μg/dL dapat mengganggu perkembangan sistem organ tubuh, khususnya sistem saraf pusat. Hal ini berdampak pada bayi dan anak-anak, yang tubuhnya sedang berkembang pesat, lebih dari orang dewasa. Dampak yang merugikan pada fungsi neuro-perilaku, terutama dalam kinerja intelektual (penurunan IQ) dan perilaku, dan gangguan sintesis hemoglobin tampaknya merupakan efek yang paling umum dan merusak akibat paparan timbal. Orang dewasa menyerap sekitar 10% dari timbal yang tertelan, sedangkan sistem pencernaan yang kurang matang anak-anak dapat menyerap sekitar 50% karena timbal menyerupai kalsium dan saluran pencernaan mereka mengambil kalsium pada tingkat yang lebih besar dari pada orang dewasa. Kekurangan nutrisi zat besi dan kalsium juga dapat menyebabkan penyerapan yang lebih besar, yang memperburuk efek toksik dari timbal.
1 Targeted Lead Abatement Program, http://www.tenforthem.com.au/.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
69
Proyek Tenby10 memiliki keberhasilan yang signifikan dalam mengurangi kadar timbal darah anak-anak di Port Pirie. Hasil pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 63,1% anak-anak yang diperiksa memiliki tingkat di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia yang 10 μg/dL- yaitu peningkatan 8% dari hasil pada tahun 2007. Proyek ini mengakibatkan perbaikan terus terusan setiap tahun sejak dimulai. Hasil ini dicapai melalui investasi besar oleh Nyrstar pada tindakan pengendalian emisi di lokasi dan program lingkungan. Selain itu, program pendidikan dan kesadaran masyarakat yang luas meningkatkan pemahaman masyarakat tentang interaksi debu timbal di lingkungan dan cara untuk membatasi paparan anak-anak dengan debu timbal di rumah. Sumber: Nyrstar Port Pirie Smelter (Pelebur Nyrstar Port Pirie).
6.4 Barang berbahaya Harapannya adalah bahwa penilaian risiko yang didokumentasikan dan kuat akan dilaksanakan untuk barangbarang berbahaya, terutama karena jumlah barang berbahaya dapat lebih besar secara signifikan dari pada jumlah kebanyakan bahan yang berbahaya. Banyak dari bagian ini telah dirujuk di Western Australian Department of Mines and Petroleum, Dangerous goods safety guidance note: Risk assessment for dangerous goods (Departemen Pertambangan dan Perminyakan Western Australia, Catatan pedoman keselamatan barang berbahaya: Penilaian risiko untuk barang berbahaya).73 Dokumen tersebut juga berisi template yang baik untuk penilaian risiko, termasuk yang ditunjukkan pada Gambar 3 (di bawah), yang memberikan panduan tentang proses penilaian risiko untuk barang berbahaya. Siapapun yang melaksanakan penilaian risiko harus mengenal persyaratan peraturan penyimpanan dan penanganan di negara bagian yang bersangkutan dan kode praktik yang telah disetujui yang terkait. Kode praktik termasuk kode industri dan Standar Australia dan memberikan tindakan pengendalian yang siap pakai, praktis dan terpercaya tanpa kebutuhan untuk penilaian risiko dari prinsip pertama. Hanya dalam keadaan di mana tidak ada kode praktik yang relevan, masuk akal untuk terlibat dalam penilaian risiko. Namun, penilaian risiko tidak dapat dihindari untuk semua proses kimia yang tidak memiliki kode yang cocok. Penilaian risiko juga diperlukan untuk membenarkan solusi pengendalian alternatif dan untuk menutupi keadaan yang tidak tercakup oleh suatu kode. Ada daftar lengkap kode praktik untuk barang berbahaya dan keselamatan pengolahan dalam Lampiran 4. Untuk lokasi barang berbahaya, penilaian risiko adalah dokumen yang mengidentifikasi semua risiko bahaya yang berkaitan dengan barang berbahaya di lokasi untuk setiap risiko bahaya. Proses ini dapat diringkas sebagai berikut: • Menilai probabilitas risiko bahaya akan menyebabkan kejadian barang berbahaya. • Menilai akibat-akibat kejadian tersebut untuk manusia, harta milik dan lingkungan. • Memprioritaskan risiko. • Mengidentifikasi tindakan(-tindakan) pengendalian risiko. • Memberikan peringkat pada pengendalian dalam urutan dampak terbesar dan pertimbangan keuangan.
• Jelaskan alasan di balik penilaian yang dibuat. Suatu identifikasi risiko bahaya dan penilaian risiko terpisah harus dilakukan untuk setiap barang berbahaya dan untuk setiap instalasi barang berbahaya.
73 Western Australian Department of Mines and Petroleum, Dangerous goods safety guidance note: Risk assessment for dangerous goods, 2013, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Dangerous-Goods/DGS_GN_RiskAssessmentForDangerousGoods.pdf.
70
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Gambar 3: Proses pengelolaan risiko untuk barang berbahaya Mulai
Memutuskan siapa yang perlu dilibatkan
Rincian barang berbahaya
Lokasi situs, dan barang berbahaya di situs Jumlah, Kelas/Divisi dll Deskripsi sistem penyimpanan dan penanganan barang berbahaya
Identifikasi risiko intrinsik barang berbahaya
Misalnya, mudah terbakar, mudah meledak, toksisitas
Kebanyakan proses Barang Berbahaya Apakah kode praktik yang telah disetujui digunakan?
Tidak
Penilaian risiko (kemungkinan, ada akibat) sebelum pengendalian
Identifikasi risiko bahaya rinci
Ya Kebanyakan fasilitas penyimpanan Barang Berbahaya
Identifikasi pengendalian
Pemeriksaan kepatuhan terhadap kode praktik yang telah disetujui
Penilaian risiko (kemungkinan, akibat) dengan pengendalian
Ya Apakah ada bahaya yang tidak biasa atau penerapan tindakan keselamatan alternatif?
Pemeriksaan kepatuhan terhadap tindakan pengendalian risiko dalam Peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Tidak
Apakah risiko 'serendah bisa secara wajar'?
Pemeriksaan kepatuhan terhadap tindakan pengendalian risiko dalam Peraturan Keselamatan dan Kesehatan
Apakah Anda mematuhinya?
Tidak
Tidak
Memperbaiki kekurangan
Ya
Akhir
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
Ya
71
Tabel 4 menunjukkan jenis utama dari bahaya intrinsik terkait dengan berbagai kelas dan divisi barang berbahaya. Paling penting bahwa semua risiko bahaya yang relevan diidentifikasi. Risiko bahaya adalah setiap kegiatan, prosedur, pabrik, proses, zat, situasi atau keadaan yang bisa menjadi penyebab kecelakaan yang melibatkan barang berbahaya. Berguna untuk memahami bahwa barang berbahaya timbul dari lima penyebab utama dan untuk bertanya lima pertanyaan berikut. Dengan cara apa bisa • pelepasan penahanan dari sistem penyimpanan atau penanganan (seperti kontainer, tangki, wadah reaksi atau pipa) terjadi? • kebakaran eksternal menimpa pada barang berbahaya? • sumber pengapian menyebabkan kebakaran atau ledakan (di mana bahan peledak atau atmosfer mudah meledak merupakan masalah potensial selama operasi pemindahan)? • pencampuran atau kontaminasi yang tidak diinginkan dari barang berbahaya dengan zat yang tidak cocok terjadi dan menyebabkan reaksi kimia keras?
• stabilitas dari barang berbahaya yang secara inheren tidak stabil dikompromikan (seperti dengan hilangnya konsentrasi kecil suatu penekan, dengan melebihi suhu kontrol yang maksimum, atau melalui dampak, gesekan atau sumber pengapian)? Penilaian risiko yang kuat yang mencegah kejadian keselamatan pengolahan dan sebagai akibatnya pelepasan penahanan seperti melalui kebakaran, tumpahan dan ledakan melindungi tidak hanya pekerja tetapi juga masyarakat dan lingkungan.
6.4.1 Fasilitas risiko bahaya mayor Penyimpanan jumlah barang berbahaya yang signifikan dan kompleksitasnya dapat mengakibatkan lokasi diklasifikasikan sebagai fasilitas risiko bahaya utama (major hazard facility/MHF), tergantung pada definisi dalam perundang-undangan negara bagian atau wilayah. Informasi lebih lanjut tentang pedoman penilaian risiko dan dokumentasi dapat diperoleh melalui pihak berwenang K3. Contoh persyaratan Western Australia terdapat di catatan pedoman keselamatan barang berbahaya negara bagian tentang cara menghasilkan dokumentasi pendukung untuk laporan keselamatan MHF.74
74 Western Australian Department of Mines and Petroleum, Dangerous goods safety guidance note M01/09: Generating the supporting documentation for a MHF safety report, 2009, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Dangerous-Goods/DGS_GN_RiskAssessmentForDangerousGoods.pdf.
72
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Tabel 4: Sifat berbahaya intrinsik dari barang berbahaya KELAS/DIVISI (TERMASUK SUB-RISIKO) RISIKO BAHAYA
2.1
Sifat mudah terbakar
ü
Ledakan kimia
ü
Ledakan fisik
ü
Ledakan fisik dan kimia
ü
Atmosfer mudah meledak
ü
2.2
ü
2.3
3
4.1
4.2
4.3
ü
ü
ü
ü
ü
ü
5.1
5.2
6.1
ü ü
ü
ü
Toksik dari kontak kulit/mata
ü
Toksik dari proses menelan
ü
Sensitivitas terhadap suhu
ü ü
ü
ü
ü
ü
Cairan panas
üa
Korosi
ü
Reaktivitas tinggi
ü
ü
Ketidakstabilan kimia
ü
ü
Produk penguraian yang berbahaya
ü
ü
Luka bakar kriogenik
9 ü
ü ü
Toksik dari penghirupan
Risiko sesak napas
8
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü ü
ü
Pencemar lingkungan
ü
ü
ü
ü
Risiko bahaya berlaku untuk beberapa barang Kelas 9. Catatan: Tabel ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua sifat berbahaya dari barang berbahaya. Risiko bahaya lainnya mungkin berlaku. a
6.4.2 Penyimpanan barang berbahaya yang tidak kompatibel Ketika bahan berbahaya yang tidak kompatibel bersentuhan satu sama lain selama tumpahan atau pelepasan, barang tersebut dapat bereaksi bersama-sama dengan cara yang merugikan untuk menyebabkan kebakaran, meledak atau melepaskan uap yang toksik, mudah terbakar atau korosif. Tempat kerja di mana barang-barang berbahaya atau cairan yang mudah terbakar disimpan atau ditangani harus memiliki sistem dan prosedur untuk mencegah kontak antaranya. Untuk mengelola penyimpanan barang yang tidak kompatibel, operasi harus: • mengidentifikasi setiap barang berbahaya yang dimaksudkan disimpan di lokasi • mengenali barang atau bahan lain yang tidak kompatibel. Bagan kompatibilitas dan pemisahan dapat digunakan untuk menentukan apakah setiap kombinasi barang berbahaya dan cairan mudah terbakar kemungkinan akan kompatibel. Bagan hanya merupakan panduan dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan LDK atau penilaian risiko. Bagian penting dari identifikasi barang dan bahan yang tidak kompatibel adalah ulasan informasi penyimpanan dan penanganan dalam LDK untuk setiap barang berbahaya. Setelah mengulas informasi LDK, operator harus mendaftar setiap barang berbahaya atau bahan lain yang tidak kompatibel yang disebutkan dalam LDK dan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga agar tetap terpisah.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
73
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompatibilitas memang kompleks. Penilaian harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: • Reaksi yang keras (kebakaran atau ledakan) antara satu atau lebih bahan kimia reaktif tinggi dapat terjadi. • Reaksi antara dua atau lebih tumpahan barang dapat melepaskan uap atau gas yang mudah terbakar, toksik atau korosif. Reaksi ini dapat terjadi dengan cepat atau terjadi perlahan-lahan lama kelamaan sampai peningkatan bahan berbahaya mengakibatkan keadaan darurat. • Barang yang terlepas atau tertumpah dapat memburuk, mencemari atau menghancurkan bahan kemasan dari produk yang tidak kompatibel lain untuk memperburuk suatu keadaan. • Barang yang mudah terbakar yang disimpan di samping bahan toksik atau korosif lain mungkin mulai membakar, dan menyebabkan penyebaran yang cepat dari bahan tersebut ke dalam lingkungan. • Bahan mudah terbakar dapat membakar dan membakar produk lain yang disimpan dekatnya (misalnya, tabung gas, yang mengakibatkan pecahnya silinder). • Senyawa pemadam kebakaran yang cocok untuk satu jenis barang berbahaya mungkin tidak kompatibel dengan barang berbahaya lain yang disimpan di daerah yang sama. • Bahan yang digunakan dalam pembangunan sistem penangkapan tumpahan dapat bereaksi dengan barangbarang berbahaya yang tertumpah padanya (misalnya, asam klorida akan cepat menimbulkan korosi dinding beton yang digunakan sebagai sistem penahanan tumpahan).
6.5 Risiko lingkungan Dampak bahan berbahaya pada udara, air dan tanah didokumentasikan dan diatur dengan baik melalui pihak berwenang nasional dan negara bagian untuk lingkungan. Bagian ini termasuk untuk menggambarkan pertimbangan yang diperlukan untuk penilaian risiko lingkungan terhadap bahan berbahaya. Dalam contoh ini, dampaknya pada air. Western Australian Department of Water, Water quality protection note 65: toxic and hazardous substances (Departemen Air Western Australia, Perlindungan kualitas air catatan 65: zat toksik dan berbahaya), (2015), memberikan pedoman tentang cara dampak-dampak pada lingkungan dapat terjadi sebagai akibat: • kebocoran cairan dari sistem penyimpanan bahan kimia yang rusak atau berkarat • tumpahan yang tidak sengaja selama pengangkutan atau pemeliharaan peralatan • penanganan kimia yang buruk, penyalahgunaan atau vandalisme • dispersi dari tumpahan bahan kimia atau kebocoran air yang digunakan untuk mengendalikan kebakaran di fasilitas penyimpanan bahan berbahaya • dispersi konsentrat kimia dalam limpasan air hujan yang tidak terkendali. Dampak terhadap lingkungan, terutama sumber daya air yang sensitif, dari bahan berbahaya yang digunakan dan dihasilkan oleh pertambangan dan pengolahan mineral dibahas dalam buku pegangan praktik kerja unggulan Mencegah drainase asam dan logam (Preventing acid and metalliferous drainage), Pengelolaan sianida (Cyanide management), Penatagunaan air (Water stewardship) dan Pengelolaan tailing (Tailings management). Sumber daya air yang sensitif termasuk: • yang dinyatakan atau ditugaskan sebagai daerah sumber air minum publik • yang digunakan sebagai sumber air minum pribadi (untuk dikonsumsi oleh manusia atau hewan) • perairan dengan sifat-sifat khusus yang diperlukan untuk mendukung kegiatan komersial atau industri (seperti akuakultur, pengolahan makanan atau irigasi tanaman) • angkutan sungai • lahan basah yang murni atau memiliki nilai konservasi • akuifer air di bawah tanah yang menopang fungsi ekologis penting (seperti ekologi gua)
74
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• lokasi di mana kontak dengan air permukaan atau air di bawah tanah dari muka air tanah kemungkinan akan mempengaruhi kesehatan atau kesejahteraan manusia (seperti taman, sumber rekreasi atau irigasi) • badan air atau lahan basah yang memenuhi kebutuhan budaya atau sosial (seperti yang digunakan untuk berenang atau pancingan rekreasi atau dihargai untuk daya tarik visualnya).
6.6 Pengendalian risiko 6.6.1 Hirarki pengendalian untuk bahan berbahaya Tabel 5 memberikan daftar hirarki pengendalian serta contoh untuk baik barang berbahaya maupun bahan berbahaya. Tabel 5: Hirarki pengendalian risiko dengan contoh-contoh praktis PENGENDALIAN RISIKO
CONTOH-CONTOH
MENGHILANGKAN RISIKO
• Gunakan zat yang tidak berbahaya dari pada barang berbahaya • Ganti asbes dengan pengganti sintetis yang lebih aman, seperti busa kaca, batu dan kaca wol
MENGGANTI SISTEM KERJA, ZAT ATAU PABRIK DENGAN SESUATU YANG TIDAK SEBAHAYA
• Ubah jenis barang berbahaya yang disimpan di lokasi • Gunakan bentuk butiran bahan berbahaya, dari pada bentuk bubuk • Vakuum atau menggunakan penyapu industri untuk membersihkan debu konsentrat, dari pada menyapunya secara manual • Cat menggunakan kuas atau roll dari pada dengan penerapan pistol semprot • Pilih produk dengan kandungan bahan yang tidak sevolatil (misalnya MDI dari pada TDI) • Kurangi jumlah barang berbahaya yang disimpan di lokasi
MENGISOLASI RISIKO BAHAYA
• Tunjukkan tempat kerja yang dibatasi • Jangan menempatkan barang atau proses yang berpotensi berbahaya dekat jalur dan bangunan yang sering digunakan • Gunakan penyimpanan jarak jauh untuk bahan berbahaya (misalnya bahan peledak, lokasi tangki bahan bakar) • Melingkungi sistemnya • Pisahkan barang dari risiko bahaya lain • Pisahkan zat yang tidak kompatibel
MEMPERKENALKAN PENGENDALIAN TEKNIK
• Gunakan ventilasi dipaksa untuk menghilangkan asap • Gunakan ventilasi sebagai metode utama untuk pengendalian risiko bahaya kimia yang terbawa udara, terutama kontaminan dalam tambang bawah tanah dan daerah persiapan contoh ketika menghancurkan contoh • Gunakan penahanan tumpahan • Gunakan perlindungan dampak • Gunakan peralatan listrik tahan api atau yang aman secara intrinsik di daerah berbahaya • Gunakan katup pengaman pelepas • Gunakan perlindungan pelimpahan
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
75
PENGENDALIAN RISIKO
CONTOH-CONTOH
PENGENDALIAN ADMINISTRASI
• Memodifikasi sistem kerja, seperti dengan mengubah waktu di mana tugas-tugas tertentu dilakukan • Gunakan plakat atau tanda peringatan risiko bahaya • Gunakan sistem pembersihan dan pelabelan untuk membatasi paparan bahaya yang tidak sengaja (terutama kulit) di tempat kerja • Berikan petunjuk pelatihan dan kerja khusus • Memutar staf • Gunakan jadwal untuk memindahkan pekerja dari paparan (misalnya pindahkan penambang timbal dari daerah paparan jika kadar timbal dalam darahnya melebihi tingkat tertentu; jangan mengizinkan penambang uranium untuk menerima lebih dari dosis radiasi maksimum selama jangka waktu tertentu)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERALATAN KEAMANAN
• Sediakan perlindungan mata, pernapasan dan tangan untuk pekerja (dan instruksi tentang kapan dan bagaimana menggunakannya) • Sediakan peralatan pemadam kebakaran • Sediakan pancuran keselamatan • Sediakan peralatan untuk membersihkan tumpahan
Informasi lebih lanjut tentang hirarki pengendalian untuk zat berbahaya berada dalam buku pegangan praktik kerja unggulan Pengelolaan risiko (Risk management).
6.6.2 Alat Pelindung Diri Semua lokasi menggunakan APD, meskipun itu merupakan cara paling tidak disukai untuk melindungi pekerja. APD harus dikelola dan program APD harus berada untuk memastikan bahwa itu memberikan perlindungan yang tepat untuk kesehatan pekerja, karena merupakan penghalang terakhir untuk kesakitan/cedera. APD digunakan ketika cara pengendalian paparan lain tidak dapat digunakan atau untuk melengkapi penggunaan pengendalian yang lebih tinggi (seperti ventilasi). Penggunaan APD membatasi pekerja: mengurangi fleksibilitas operasi pekerja dan dapat berkontribusi pada beban panas pada tubuh pekerja dan mungkin mengakibatkan stres panas. Pilihan APD yang buruk dapat mempengaruhi kemampuan pekerja untuk melakukan tugas dengan aman. Yang penting, penggunaan APD tidak menghilangkan bahaya. Pemilihan APD berdasarkan penilaian risiko untuk tugas, dan hati-hati diperlukan untuk memberikan tingkat perlindungan yang benar. Dalam beberapa situasi, penggunaan APD berlebihan bisa kompromi kemampuan pekerja untuk bekerja dengan aman karena memperkenalkan risiko termal dan fisik. Tanggap darurat mungkin memerlukan APD berbeda karena risiko paparan lebih besar, sehingga responden darurat adalah kelompok kunci lain untuk dipertimbangkan, bersama dengan staf operasional dan pemeliharaan.
6.6.2.1 Sarung tangan Praktik yang baik ketika memilih sarung tangan melibatkan penilaian risiko bahaya dan konsultasi pekerja (karena ketangkasan dan ‘perasaan’ penting untuk penerimaannya). Sarung tangan kulit, rajutan atau dijahit memang baik untuk melindungi terhadap percikan api atau gesekan terhadap permukaan yang kasar, tetapi tidak cocok untuk menangani zat berbahaya. Membuat pilihan yang tepat membutuhkan pengetahuan tentang ketahanan kimia dan perembesan bahan sarung tangan yang berbeda. Produsen sarung tangan besar mempublikasikan data di internet tentang perlawanan bahan sarung tangan mereka terhadap peresapan dengan pelarut umum yang digunakan dalam industri.
76
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Alat dan program pelindung pernafasan Alat pelindung pernafasan (APP) dan program perlindungan pernapasan sering digunakan di lokasi tambang untuk memberi perlindungan terhadap debu, bahan kimia dan asap las. Persyaratan utama dari program perlindungan pernapasan meliputi: • pengelolaan untuk menyelenggarakan program • pengetahuan tentang bahaya yang dapat mengancam pernapasan • penilaian risiko kerja terhadap bahaya pernapasan • pemilihan dan pembelian jenis APP yang sesuai, dengan faktor perlindungan yang tepat • penerimaan APP dari pekerja • pengujian pasnya, untuk memastikan masker penuh wajah dan masker setengah wajah pas • pelatihan dalam penggunaan APP • penilaian medis atas pengguna APP, dalam kasus-kasus tertentu • kebutuhan pekerja untuk dicukur bersih • prosedur dan pedoman tertulis, yang tersedia di lokasi • pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan APP • program audit dan ulasan. Orang yang memilih dan mengawasi program APP juga akan membutuhkan pelatihan, yang sering dapat disediakan oleh pemasok peralatan. Program perlindungan pernapasan harus sesuai dengan persyaratan: • AS/NZS 1715 Selection, use and maintenance of respiratory protective devices (Seleksi, penggunaan dan pemeliharaan alat pelindung pernafasan). • AS/NZS 1716 Respiratory protective devices (Perangkat pelindung pernapasan).
Alat pernapasan Alat pernapasan (respirator) partikulat berisi filter yang menangkap debu, kabut atau asap dan memungkinkan pekerja menghirup udara lokal. Ada dua bentuk utama—jenis filter yang dapat diganti tradisional dan jenis yang bebas perawatan (sekali pakai). Penting untuk memilih kelas perlindungan pernapasan yang tepat untuk prosesnya dan tidak memperlakukan semua respirator dengan cara yang sama. Standar Australia 1715-2009 mengklasifikasikan respirator partikulat sebagai: • Kelas P1 untuk partikulat yang dihasilkan mesin (debu dan kabut)—partikel yang dihasilkan dari operasi seperti penggilingan, peledakan, penyemprotan dan pencampuran bubuk, dan yang mengandung, misalnya, asbes, silika, kabut kaustik atau timbal (seiring standar berubah, perlu mengulas definisi ini). • Kelas P2 untuk partikulat yang dihasilkan termal (asap)—bahan partikulat diesel, partikel (asap logam) yang dihasilkan oleh operasi suhu tinggi seperti pengelasan, penyolderan, pematrian dan peleburan. • Kelas P3—partikulat sangat toksik, seperti senyawa radioaktif dan berilium. Debu, kabut dan uap termasuk partikel berbagai ukuran yang disebarkan secara berbeda dalam sistem pernapasan. Partikel yang lebih kecil dari 100 μm umumnya dianggap dapat dihirup (inhalable), tetapi tidak bisa dilihat dengan mata telanjang di bawah sinar biasa. Partikel yang lebih kecil dari itu (sekitar 10-50 μm) dapat menembus ke bagian atas paru-paru, dan partikel yang lebih kecil dari 10 μm dapat menembus ke kedalaman paru-paru dan disebut debu.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
77
Faktor perlindungan Personil yang kurang berpengalaman dan yang tidak terlatih seharusnya tidak mencoba memilih APP yang tepat. Dua macam informasi angka yang sangat penting dalam menerapkan APP secara berhasil adalah: • konsentrasi kontaminan di tempat kerja • konsentrasi target di dalam respirator. Berdasarkan data ini, bisa dihitung faktor perlindungan minimum yang diperlukan yang diharapkan dari APP tertentu dengan menggunakan rumus: Faktor perlindungan minimum yang diperlukan = konsentrasi di tempat kerja
standar paparan kerja (atau target lain)
Standar paparan kerja (atau target lain) Konsentrasi dan standar paparan kerja harus dalam satuan yang sama (ppm atau mg/m3). AS/NZS 1715 berisi pohon keputusan yang sangat baik untuk mencapai APP yang cocok untuk sebagian besar penerapan. Standar ini membahas pilihan respirator di bawah judul-judul sederhana ‘Pencemaran’, ‘Tugas’ dan ‘Operator’.
Batas waktu kemampuan filter dan terobosan Batas waktu kemampuan filter tergantung pada konstruksinya dan pada faktor tempat kerja seperti kondisi paparan, konsentrasi kontaminan, suhu, kelembaban, dan tingkat pernapasan pekerja dan kompetensi pernapasan umum. Batas waktu kemampuan filter harus mencakup sejumlah kapasitas cadangan yang tidak diharapkan sebagai margin keamanan. Yang penting, filter tidak boleh digunakan di luar berakhirnya batas waktu raknya. Sampai batas tertentu, lama tahannya filter dalam suatu respirator hanya dapat ditentukan dengan pengalaman, maka lebih baik untuk mengandalkan pengalaman luar atau saran dari produsen dari pada memungkinkan praktik yang tidak aman. Berbagai pemasok memiliki sistem online di mana konsentrasi bisa dimasukkan untuk mendapat perkiraan batas waktu kemampuan filter yang diharapkan. Untuk setiap jenis respirator, penerimaan pemakainya juga merupakan faktor penting. Untuk filter partikulat, efisiensi penyaringan biasanya meningkat dengan penggunaan karena partikel debu dengan perlahan menghalangi filter. Hal ini menyebabkan peningkatan resistensi penghirupan. Ini dapat memiliki efek buruk bagi pemakainya ketika APP digunakan untuk pekerjaan terus menerus atau jika pemakainya memiliki kondisi pernafasan medis yang mengakibatkan kesulitan menggunakan respirator. Batas waktu kemampuan filter yang demikian berakhir ketika pemakainya tidak lagi bisa mentolerir peningkatan resistensi pernapasan. Untuk filter gas dan uap, batas waktu kemampuan minimum dapat dihitung hanya jika ada data yang dapat diandalkan tentang kondisi paparan. Jika tidak, program pemeliharaan dan penggantian yang dijadwalkan dengan margin yang wajar untuk keselamatan harus dipatuhi dengan hati-hati. Terobosan dari kontaminan, seperti yang ditunjukkan dari bau, adalah sarana yang benar-benar tidak dapat diandalkan untuk menentukan akhir batas waktu kemampuan filter respirator. Ada kontaminan yang tidak berbau dan tidak berwarna, dan ada yang lain yang memiliki standar paparan kerja yang jauh di bawah ambang batas baunya. Dengan sejumlah zat, seperti hidrogen sianida, terobosan mungkin menimbulkan akibat yang sangat buruk - khususnya karena hanya separuh penduduk secara genetik mampu mendeteksi hidrogen sianida dari bau.
78
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Pengepasan, pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan Majikan harus menyediakan semua APP yang diperlukan untuk operasi yang melibatkan bahan berbahaya, dan sebagian besar tambang menyimpan kebanyakan APP di penyimpanannya. Jumlah kecil persediaan juga harus tersedia di workshop dan daerah pabrik di mana mungkin diperlukan. Hal ini terutama berlaku selama shift malam ketika penyimpanannya mungkin tertutup, atau di lokasi kerja yang lebih terpencil. Persediaan harus disimpan di daerah khusus yang ditandai dengan jelas, seperti lemari yang dipasang pada dinding atau tiang, yang mudah diakses karyawan. Untuk APP, program perawatan yang tepat perlu dikembangkan. Program ini harus mengikuti instruksi produsen dan termasuk: • pembersihan dan sanitasi peralatan • penyimpanan • perbaikan • pemeriksaan untuk kecelaan • pelatihan penggunaan. Format program berikut yang menguraikan perlindungan pernapasan diambil dari AS1715: 2009, tetapi dapat dimodifikasi untuk kebanyakan bentuk APP: • identifikasi risiko bahaya • alasan untuk respirator • pilihan respirator • penggunaan dan pemasangan respirator yang pas • pengepasan • batas waktu pemakaian • keterbatasan respirator • pemeliharaan dan penyimpanan. Penting untuk menggunakan penyimpanan yang tepat antara penggunaan. Filter gas dan uap dapat terus menyerap kontaminan jika tidak digunakan, yang akan melelahkan kemampuannya. Wadah penyimpanan makanan plastik yang dapat disegal atau kantong plastik zip-lock ideal untuk penyimpanan antara penggunaan. Setiap pemakai harus disediakan dengan APP individu mereka sendiri. Pengepasan juga dilakukan dengan pekerja individu untuk memastikan bahwa mereka mendapat ukuran pas wajah yang tepat dengan APP yang direkomendasikan untuk risiko bahaya bersangkutan dan mencegah kebocoran yang akan meniadakan faktor perlindungan. Di mana kompresor udara digunakan untuk respirator yang dipasok udara, juga harus ada program pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian untuk kompresornya untuk memastikan bahwa kualitas udara dapat diterima. Parameter seperti suhu udara, uap air dan minyak kabut harus dipantau secara teratur. Lampiran A dari AS1715: 2009 Selection, use and maintenance of respiratory protection (Pemilihan, penggunaan dan pemeliharaan perlindungan pernapasan) memberikan bimbingan tentang pemeriksaan kualitas pernapasan udara.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
79
Penilaian medis atas kesesuaian APP untuk pengguna tertentu Mengenakan APP memiliki beberapa keterbatasan fisiologis dan psikologis. Sejumlah kondisi medis dapat mencegah pekerja dari menggunakan APP, termasuk diabetes, asma, emfisema, sensitivitas kulit, gendang telinga tertusuk atau penyakit saluran napas kronis. Ada pekerja yang merasa sesak (klaustrofobia) saat mengenakan filter respirator biasa, tetapi mungkin lebih bisa menerima respirator pemurni udara bertenaga.
Studi kasus: p engendalian pneumokoniosis di industri batubara New South Wales Pneumokoniosis pekerja batubara (Coal workers pneumoconiosis/CWP) diakibatkan akumulasi bertahap partikel debu batubara di jaringan paru-paru. Di paru-paru yang terkena debu, nodul membentuk di zona atas kedua paru-paru, dan mengakibatkan penyakit yang melemahkan dengan fungsi paru-paru yang berkurang. Deteksi pneumokoniosis biasanya dengan sinar X dada. CWP adalah penyakit yang dapat dicegah yang dapat dihilangkan dengan strategi pengendalian dan pemantauan yang efektif. Pada tahun 1948, prevalensi keseluruhan CWP di New South Wales adalah 16% - keadaan yang benarbenar tidak dapat diterima menurut baik standar modern maupun historis. Data Coal Services Health (Kesehatan Layanan Batubara) menunjukkan bahwa jumlah kasus baru CWP telah sangat menurun. Penurunan kasus baru adalah hasil dari upaya industri batubara untuk mengendalikan debu melalui ventilasi dan prosedur penekanan debu, dan melalui pemantauan (termasuk pemantauan lingkungan kerja dan pemantauan kesehatan penambang dengan sinar X dada dan pemeriksaan fungsi paru-paru yang teratur). Tindakan pencegahan dan pengawasan penting ini telah memastikan penurunan terus-menerus dalam insiden kasus baru pneumokoniosis sejak puncaknya pada tahun 1970-1973. Namun, banyak penambang baru tetap memasuki industri, sehingga sangat penting tidak melupakan pelajaran K3 dari masa lalu atau pentingnya penekanan debu dan pengawasan kesehatan. Dengan demikian, industri batubara New South Wales mendukung Coal Services’ Standing Committee on Dust Research and Control (Komite Layanan Batubara untuk Penelitian dan Pengendalian Debu), yang terdiri dari personil dari operasi tambang, otoritas hukum dan ahli kesehatan yang mengawasi setiap contoh debu dari tempat kerja yang dikumpulkan di industri dan menyelidiki kejadian kelebihan yang sering terjadi. Komite ini juga melakukan penelitian tentang masalah industri yang relevan (seperti partikulat diesel dan debu yang dapat terhirup dan metode yang lebih baik untuk penekanan debu dan pemantauan tempat kerja. Fokus tak kenal lelah selama lebih dari 50 tahun telah secara signifikan mengurangi penyakit melemahkan ini dari industri batubara New South Wales. Pentingnya prinsip-prinsip pengendalian yang efektif serta pemantauan waspada tidak dapat dilebih-lebihkan. Suatu masalah mungkin telah dikendalikan, tetapi dapat dengan mudah muncul lagi jika prosedur pengendalian dan pemantauan tidak lagi digunakan.
80
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
7.0 PENGELOLAAN KINERJA Tujuan Bagian ini memberikan informasi tentang pemantauan, pelaporan dan audit untuk mengelola risiko bahan berbahaya. Pesan-pesan kunci • Pengembangan dan pelaksanaan program pemantauan yang ditargetkan adalah dasar penting dari pengelolaan kinerja. • Target berdasarkan kontrol kritis akan memberikan indikator kinerja utama (IKU) yang lebih baik serta peningkatan kinerja. • Audit oleh pihak kedua dan ketiga dapat memberikan wawasan baru tentang peningkatan kinerja.
Pengelolaan kinerja praktik terbaik dicapai dengan pemantauan, audit dan peninjauan kinerja. Hal ini melibatkan proses untuk mengidentifikasi tren, mengukur kemajuan, menilai kepatuhan dan mendorong perbaikan terusmenerus. Buku pegangan praktik kerja unggulan Mengevaluasi Kinerja: pemantauan dan audit (Evaluating performance: monitoring and auditing) adalah panduan sangat baik yang mencakup studi kasus rinci. Selain itu, proses yang terlibat dalam pengelolaan kinerja terhadap risiko bahaya dan risiko telah dijelaskan dengan baik dalam ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide (Pengelolaan kontrol kritis kesehatan dan keselamatan: panduan praktik kerja yang baik).75 Bagian panduan ini berjudul ‘Step 5 Define performance and reporting’ (Langkah 5 Tentukan kinerja dan pelaporan) adalah inti dari elemen yang mendefinisikan pengelolaan kinerja. Hal ini dibahas secara lebih rinci dalam Bagian 7.6. Bagian 7 berfokus pada bahan berbahaya, penilaian paparan dan pengukuran kinerja.
7.1 Pemantauan dan audit Pemantauan adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi, dalam hal ini untuk penilaian kinerja. Pemantauan di industri sumber daya umumnya termasuk pemantauan kualitas air, dampak terhadap flora dan fauna (serta pemulihan setelah mengambil tindakan pengendalian atau rehabilitasi), kualitas udara dan emisi gas rumah kaca. Audit adalah secara sistematis meninjau prosedur pemantauan dan hasilnya dan memeriksa bahwa semua komitmen telah dipenuhi atau diselesaikan, dengan membandingkan temuan audit terhadap kriteria audit yang disepakati. Audit dapat dilakukan secara internal, oleh para ahli dalam bidang ilmu tertentu yang memberikan pemeriksaan pada metode atau keberhasilan terhadap standar internal perusahaan, atau secara eksternal, oleh konsultan independen atau ahli yang dapat menunjukkan transparansi dan menambah nilai pada proses audit.
75 ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide, 2015, http://www.icmm.com/document/8570.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
81
Dalam setiap program praktik kerja unggulan pengelolaan, unsur-unsur pemantauan dan audit untuk mengevaluasi kinerja terkait erat. Hal ini digambarkan dalam Gambar 4. Gambar 4: Mengevaluasi kinerja: pemantauan dan audit Kinerja untuk menafsirkan pemantauan
Mengulas pencapaian tujuan
Rencanakan/ lakukan
Pemantauan
Identifikasi tujuan , pemantauan Memantau, asure e menyelidiki Measur dan o memahami
Kinerja yang bermakna dan terukur
Periksa Masukan untuk pemantauan perbaikan dan kinerja masa depan
Patokan Kinerja
Kinerja Audit untuk mengevaluasi kinerja
Hasil kinerja untuk prosedur audit
Bertindak
Ukur hasil
Audit Evaluasi pihak ketiga
Sumber: Buku pegangan praktik kerja unggulan Mengevaluasi kinerja: pemantauan dan audit (Evaluating performance: monitoring and auditing).
Semua sistem pengelolaan kesehatan, keselamatan dan lingkungan (KKL) meliputi persyaratan untuk mengukur kinerja, seperti dengan menggunakan tingkat cedera atau tumpahan. Metrik harus mencakup indikator awal (lead) dan akhir (lag) dan didasarkan pada data kuantitatif. Kinerja harus diukur secara teratur dan mencakup evaluasi terhadap: • sejauh mana tujuan terpenuhi • kemajuan terhadap target • efektivitas pengendalian • tindakan kesesuaian proaktif • ukuran kinerja reaktif atau historis. Prosedur untuk mengukur dan memantau pengendalian untuk keselamatan pengolahan, paparan kesehatan kerja dan dampak pada lingkungan harus berada sebagai bagian dari sistem pengelolaan KKL. Hasil pemantauan harus dikumpulkan dan dianalisis, berdasarkan tingkat risiko, dan dengan menggunakan statistik deskriptif secara teratur untuk: • tren dan potensi keterlampauan persyaratan hukum dan persyaratan lainnya (seperti kriteria operasi atau batas paparan) • hasil yang tidak konsisten atau tidak biasa • menilai efektivitas pengendalian yang sudah ada • kesesuaian terhadap tujuan dan target yang dinyatakan • peluang perbaikan terus-menerus. Pemantauan kinerja keselamatan didokumentasikan dengan baik dan mapan di industri pertambangan dan pengolahan mineral. Namun, pemantauan kesehatan kerja dan kinerja lingkungan yang menggunakan indikator awal dan akhir kurang dikembangkan. Prinsip-prinsip yang berlaku untuk kinerja keselamatan dan pengendalian risiko juga dapat berlaku untuk kinerja kesehatan dan lingkungan. Hal ini dibahas dalam bagian 7.3 dan 7.4.
82
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
7.2 Pemantauan kinerja keselamatan Pemantauan kinerja keselamatan secara tradisional difokuskan pada kerugian seperti cedera. Menggunakan definisi yang ketat, manajemen dapat menentukan tingkat frekuensi cedera yang mengakibatkan kehilangan waktu (lost time injury frequency rates/LTIFR) dan tingkat frekuensi cedera yang didokumentasikan (total recordable injury frequency rates/TRIFR) untuk perbandingan di seluruh perusahaan dan di berbagai lokasi tambang. Baru-baru ini, fokus pada tugas-tugas yang menimbulkan dampak besar pada kehidupan dan aset pekerja telah menyebabkan perkembangan pencegahan kegagalan yang lebih ditargetkan melalui keselamatan pengolahan— pemantauan tugas penting. (Informasi lebih lanjut berada di ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide (Pengelolaan kontrol kritis kesehatan dan keselamatan: panduan praktik kerja yang baik).76) Namun, pemantauan kinerja keselamatan tidak menyediakan informasi tentang hasil kesehatan jangka panjang, seperti kanker. Hal ini dibahas lebih lanjut dalam Bagian 7.6.
7.3 Pemantauan kinerja kebersihan/kesehatan kerja Pemantauan tidak hanya menilai kinerja terhadap kriteria yang diakui dan kadang-kadang diundangkan, tetapi juga merupakan ukuran efektivitas pengendalian risiko. Tergantung pada bahan berbahaya yang terlibat, ini bisa dihasilkan melalui kombinasi pemantauan tempat kerja, seperti pemantauan udara, dan pengawasan medis terhadap pekerja. Tiga rute utama untuk paparan zat berbahaya adalah pernapasan, mulut dan kulit. Baik paparan pernapasan dan kulit sangat penting di tempat kerja. Paparan kulit khususnya menjadi penting ketika melibatkan kebersihan pribadi yang buruk dan merokok, karena hal itu merupakan rute utama untuk paparan, terutama dengan logam seperti timbal. Paparan mulut, termasuk yang terjadi dengan logam setelah mencapai saluran pencernaan (penyerapan sistemik dan efek toksikokinetic), juga penting untuk kesehatan masyarakat dan paparan lingkungan.
7.3.1 Pemantauan tempat kerja Ada dua jenis penilaian paparan di tempat kerja: kualitatif dan kuantitatif (lihat situs web Queensland Resource Council (Dewan Sumber Daya Queensland) untuk rinci bersangkutan77). Penilaian kualitatif didasarkan pada pengamatan dan memberikan penilaian awal terhadap risiko kesehatan tanpa ukuran percontohan udara. Jenis-jenis informasi yang perlu dipertimbangkan antara lain termasuk: • sifat risiko bahaya (partikulat, cair atau gas) dan rute masuk • apakah risiko bahayanya menghasilkan efek akut atau kronis • apakah paparannya terus menerus, tidak teratur atau satu kali • jumlah orang yang terlibat dalam tugas • proses yang digunakan dan bagaimana dapat menentukan rute masuk • cara tugas dilakukan oleh berbagai orang • pengendalian rekayasa dan APP yang digunakan.
76 ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide, 2015, http://www.icmm.com/document/8570 77 Queensland Resource Council, Health exposure assessment: a ‘step change’ in occupational hygiene management, http://www.qrc.org.au/conference/_dbase_upl/farry_Health%20Exposure%20Assessment.pdf.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
83
Mengidentifikasi suatu risiko saja tidak menentukan pentingnya; Namun, mengevaluasi risiko tersebut memungkinkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: • Apakah risiko tertentu dari paparan dapat diterima? • Apakah memenuhi persyaratan peraturan? • Perlukah dikendalikan agar sehat dan aman? • Apakah ada individu atau kelompok rentan yang mungkin berisiko tinggi (seperti yang sudah peka terhadap bahan kimia, atau orang dengan asma)? • Apakah ada pengendalian khusus untuk risiko bahaya ini? • Berapa banyak pengendalian dibutuhkan? • Apa mekanisme pengendalian yang paling efektif untuk proses ini? Dalam banyak situasi, evaluasi risiko dapat menunjukkan bahwa tidak ada tindakan yang diperlukan. Pengalaman bisa menjadi panduan untuk menilai risiko tanpa pengukuran, asalkan ada indikator yang memadai (seperti bau atau isyarat visual) dan parameter produksi telah diketahui. Namun, biasanya dibutuhkan ahli kebersihan tempat kerja yang berpengalaman untuk mengambil keputusan tersebut dengan menggunakan metode pemantauan dan teknik analisis yang telah disahkan. Hal ini biasanya melibatkan peralatan percontohan dan pengumpulan khusus. Mengukur risiko menengah hingga tinggi lebih disukai baik untuk memenuhi persyaratan peraturan dan untuk menyakinkan manajemen dan pekerja bahwa lingkungan kerjanya aman.
Pemantauan Kebersihan Berdasarkan Risiko di Western Australia Di Western Australia, program pemantauan paparan, pemantauan kontaminan (contaminant monitoring/ CONTAM) telah dilaksanakan oleh Department of Mines and Petroleum (Departemen Pertambangan dan Perminyakan). Publikasi 2015 yang baru diperbarui Risk-based hygiene management planning and CONTAM system procedures (Perencanaan pengelolaan kebersihan berbasis risiko dan prosedur sistem pemantauan kontaminan) adalah sumber daya berharga tentang pemantauan kebersihan berbasis risiko.78 Lokasi tambang diwajibkan untuk melakukan sejumlah contoh pemantauan paparan yang ditentukan untuk pekerja, yang dibagi menjadi berbagai kelompok paparan serupa (similar exposure group/SEG), seperti ‘pengemudi pemuat diesel’. Hasilnya dilaporkan kepada baik Department of Mines and Petroleum maupun individu yang berpartisipasi dalam pemantauan. Keterlampauan memerlukan pelaporan khusus dan rencana aksi untuk mengurangi paparan tersebut. Standar atau pedoman paparan untuk banyak zat telah ditentukan di Australia dan secara internasional (lihat Bagian 7.3.2). Berdasarkan standar dan pedoman ini, program pemantauan harus ditetapkan untuk secara khusus menangani masing-masing zat yang diidentifikasi berisiko tinggi atau berisiko menengah. Program ini harus mencakup setiap operasi pada lokasi di mana bahan yang diidentifikasi ditangani, diterima, disimpan, digunakan atau diproduksi sebagai produk, produk tambahan atau limbah. Pemantauan kebersihan tempat kerja dan penilaian paparan pekerja mungkin rumit karena variabilitas dalam kegiatan mereka selama shiftnya. Sumber referensi yang berguna adalah: • Australian Institute of Occupational Hygienists: Simplified monitoring strategies (Strategi-strategi pemantauan sederhana)79 • Occupational Hygiene Training Association Ltd (OHTA): Student manual: measurement of hazardous substances (Panduan murid/mahasiswa: pengukuran zat berbahaya)80 78 Western Australian Department of Mines and Petroleum, Risk-based hygiene management planning and CONTAM system procedures, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Safety/MSH_G_RiskbasedHygieneMgmtPlanning.pdf. 79 Australian Institute of Occupational Hygienists, http://www.aioh.org.au/. 80 Occupational Hygiene Training Association Ltd, Student manual: measurement of hazardous substances, February 2009, http://www.ohlearning.com/Files/Student/JA29%20v1-0%2012Apr10%20W501%20Student%20Manual1.pdf. 84
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• American Industrial Hygiene Association: A strategy for assessing and managing occupational exposure (Suatu strategi untuk menilai dan mengelola paparan kerja).81 Referensi ini mencakup isu-isu seperti strategi pemantauan, analisis statistik terhadap hasilnya dan penyesuaian shift/daftar kerja terhadap standar paparan. Hasil dari program pemantauan harus dicatat, didokumentasikan dan diulas secara berkala untuk efektivitas dan potensi memodifikasi untuk meningkatkan prosedur dan menjaga agar diperbarui menurut penelitian Australia dan internasional terbaru. Hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok kerja serupa yang berisiko dan menentukan prioritas untuk pengendalian intervensi dan persyaratan pemantauan untuk masa depan.
7.3.2 Standar paparan kerja Dalam pemantauan paparan kerja, standar paparan mengacu pada tingkat paparan, melalui penghirupan, yang seharusnya tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada orang dewasa yang sehat selama kehidupan kerjanya. Hasil dari pengambilan contoh udara dapat dibandingkan terhadap standar paparan dan digunakan sebagai panduan untuk membantu dalam pengendalian bahaya kesehatan. Standar paparan juga disebut: • Nilai Ambang Batas (Threshold Limit Values—TLV) • Standar Paparan Kerja (Occupational Exposure Standards—OESs) • Batas Paparan Di Tempat Kerja (Workplace Exposure Limits—WELs). Secara umum, semua istilah tersebut dapat dipertukarkan. Dalam banyak kasus, standar paparan berdasarkan ‘tingkat efek merugikan tidak diamati’; dalam kasus lain, didasarkan pada ‘’tingkat efek merugikan terendah yang diamati’. Sejumlah diberikan dengan mengacu pada zat serupa yang memiliki dataset yang lebih baik. Untuk banyak bahan kimia, tampaknya ada dosis batas ambang yang di bawahnya kebanyakan orang tidak mengalami efek merugikan. Studi epidemiologi dan toksikologi, ditambah dengan pengukuran kesehatan kerja, membantu mengidentifikasi batas ini. Standar paparan kerja dikembangkan oleh Safe Work Australia dan diatur melalui perundang-undangan negara. (halaman di situs web Safe Work Australia tentang bahan kimia berbahaya dan standar paparan merupakan sumber daya yang berguna dalam bidang ini.82) Standar ini mengacu pada kadar udara dari zat berbahaya, termasuk debu dan silika kristal yang dihasilkan selama pertambangan, yang diperkirakan hampir semua pekerja dapat terkena berulang kali selama kehidupan kerjanya tanpa efek kesehatan yang merugikan. (ICMM, The setting and use of occupational exposure limits: current practice (Penetapan dan penggunaan batas paparan: praktik kerja saat ini), adalah sumber yang baik untuk rincian lebih lanjut.83) Standar paparan merupakan konsentrasi udara dari zat tertentu di zona pernapasan pekerja. Menurut pengetahuan saat ini dan untuk hampir semua pekerja, paparan pada konsentrasi ini seharusnya tidak menyebabkan efek kesehatan yang merugikan atau ketidaknyamanan. Standar paparan bisa dalam salah satu dari tiga bentuk: • Waktu rata-rata (Time-weighted average/TWA) adalah waktu rata-rata untuk jam kerja yang 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
81 American Industrial Hygiene Association, A strategy for assessing and managing occupational exposure, 4th edition, 2015, https://www.aiha.org/ publications-and-resources/TheSynergist/AIHANews/Pages/Just-Published-Fourth-Edition-of-A-Strategy-for-Assessing-and-Managing-OccupationalExposures.aspx. 82 Safe Work Australia, Hazardous chemicals, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/whs-information/hazardous-chemicals/pages/hazardous-chemicals-other-substances. 83 ICMM, The setting and use of occupational exposure limits: current practice, 2007, http://www.icmm.com/document/17.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
85
• Batas paparan jangka pendek (Short-term exposure limit/STEL) adalah TWA 15 menit paparan yang tidak boleh dilampaui setiap saat selama hari kerja, biarpun TWA 8 jam kerja dalam batas paparan yang diperbolehkan. • Puncak (kadang-kadang disebut ‘langit-langit’) adalah konsentrasi yang tidak boleh dilebihi selama setiap bagian dari paparan kerja. Standar ini berdasarkan konsep ‘ambang keracunan’—untuk masing-masing zat, seberapa toksiknya, ada dosis (ambang keracunan) yang dapat diterima dan dapat ditoksifikasi tubuh manusia tanpa cedera. Standar paparan yang ditetapkan untuk agen kimia berdasarkan sejumlah faktor, termasuk toksisitas, respon fisiologis (tindakan biologis) dan studi epidemiologi. Contoh faktor tersebut meliputi: • iritan (seperti asap asam klorida, amonia)—kemampuan untuk menyebabkan radang selaput lendir • penyebab sesak nafas (penyebab sesak nafas sederhana seperti nitrogen, karbon dioksida dan helium dan penyebab sesak nafas kimia seperti karbon monoksida)—kemampuan untuk menghalangi penyampaian oksigen ke jaringan • anestesi (seperti eter dan kloroform)—tindakan penekan pada sistem saraf pusat, terutama otak • karsinogen (seperti asbes, silika kristal, DPM) • bau tak tertahankan (misalnya, merkaptan, karbon disulfida dari xantat) • efek teratogenik (seperti timbal) • efek toksik (seperti sianida). Standar paparan TWA 8 jam yang sering digunakan untuk industri pertambangan adalah: • debu yang dapat terhirup (respirable): 3 mg/m3 (TWA 8 jam) • silika kristal yang dapat terhirup (kuarsa): 0,1 mg/m3 (TWA 8 jam) • partikulat diesel: 0,1 mg/m3 (TWA 8 jam), yang diukur dari karbon unsur (elemental carbon/EC). Di mana standar paparan demikian ada, merupakan praktik terbaik dan dalam banyak kasus persyaratan hukum untuk mempertahankan paparan yang di bawah batas paparan yang diperbolehkan. Banyak organisasi memperkenalkan ‘faktor keamanan’ mereka sendiri dengan memulaikan tindakan pengurangan pada ‘tingkat tindakan’, yang dalam banyak kasus 50% dari standar paparan.
Menyesuaikan standar paparan untuk shift 12 jam Standar paparan nasional berdasarkan shift 8 jam dan harus disesuaikan ketika pekerja bekerja shift 12 jam. Berbagai regulator pertambangan memiliki formula khusus yang memperhitungkan shift 12 jam serta daftar kerja pertambangan, terutama untuk operasi terbang-masuk, terbang-keluar (fly-in, fly-out/FIFO). Bimbingan tentang cara menyesuaikan standar paparan dengan shift dan daftar kerja 12 jam berada di makalah penjelasan Australian Institute of Occupational Hygienists, Adjustment of workplace exposure standards for extended work shifts (Menyesuaikan standar paparan kerja untuk shift kerja yang diperpanjang).84
Ketika standar paparan untuk bahan berbahaya tidak ditentukan Beberapa zat berbahaya yang digunakan dalam industri sumber daya belum ditentukan standar paparan oleh Safe Work Australia. Contohnya adalah 1-bromopropana (1BP), komponen umum dari pelarut industri yang digunakan dalam tambang batubara bawah tanah karena titik nyalanya relatif tinggi. Paparan 1BP berlebihan diketahui menyebabkan kerusakan parah pada sistem saraf. Saat ini, Safe Work Australia tidak mendaftarkan standar paparan, sehingga dalam kasus ini akan lebih bijaksana untuk berkonsultasi pada standar yang diakui lainnya, seperti yang dari:
84 Australian Institute of Occupational Hygienists, Adjustment of workplace exposure standards for extended work shifts, http://www.aioh.org.au/documents/item/14.
86
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• American Conference of Governmental Industrial Hygienists (TLV)85 • US Occupational Safety and Health Administration (Permissible Exposure Limits (PELs))86 • UK Health and Safety Executive (Workplace Exposure Limits (WELs)).87 Meskipun standar paparan ini tidak memiliki pengakuan legislatif di Australia, standar ini menyediakan panduan yang berguna dan relevan. Selain itu, prinsip ‘serendah bisa secara wajar’ (ALARA/as low as reasonable achievable), yang mempromosikan praktik terbaik dan mendorong perbaikan terus-menerus, harus selalu diikuti.
7.3.3 Kepatuhan pemantauan paparan Standar paparan tidak merupakan garis pemisah halus antara kondisi yang aman dan tidak aman. Demikian pula, sejumlah ukuran paparan pribadi tidak selalu memberikan indikator yang dapat diandalkan bahwa suatu proses dikendalikan dengan baik atau tidak. Demi demikian, penilaian yang lebih ketat atas paparan di seluruh kelompok kerja seringkali diperlukan untuk mendapatkan pemahaman pengendalian yang lebih baik. Untuk melakukan itu, berbagai bentuk analisis statistik hasil pemantauan pribadi untuk setiap kelompok kerja serupa diperlukan, sehingga sangat penting untuk menentukan metrik yang mana akan digunakan untuk menilai pengendalian sebagai bagian dari program pemantauan kesehatan kerja. Menghitung paparan rata-rata sederhana untuk suatu kelompok kerja serupa tidak dianggap sebagai praktik yang dapat diterima. Hal ini karena mungkin sering di bawah standar paparan, tetapi ada potensi bahwa banyak pekerja di kelompok paparan serupa akan terkena konsentrasi di atas batasnya. Praktik terbaik mengusulkan untuk memastikan bahwa 95 persen teratas dalam setiap kelompok paparan serupa di bawah standar paparan. Pendekatan ini konservatif tetapi menyediakan tingkat kepercayaan yang tinggi bahwa proses dikendalikan dengan baik. Paket statistik berbasis komputer yang disediakan secara komersial tersedia untuk membantu dalam prosedur ini dan relatif mudah digunakan. Menilai kepatuhan sering menjadi tugas yang lebih rumit, terutama di mana ketersediaan percontohan data terbatas. Publikasi American Industrial Hygiene, “A Strategy for Monitoring and Assessing Occupational Exposures” (Suatu strategi untuk Pemantauan dan Penilaian Paparan Kerja) digunakan secara luas di industry pertambangan. Publikasi BOHS Testing compliance with OELs for airborne substances (Pemeriksaan kepatuhan dengan OEL untuk zat udara) merupakan pedoman berguna.88
7.3.4 Kesehatan kerja/pengawasan medis ‘Pengawasan kesehatan’ berarti setiap penilaian kesehatan berbasis risiko atau pemantauan biologis yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan dalam kesehatan pekerja. Dalam berbagai situasi, biasanya yang ditentukan oleh aparat hukum, pengawasan medis akan diperlukan, seperti untuk pekerja pengolahan timbal. Pengawasan medis harus dilakukan di bawah bimbingan seorang dokter kesehatan kerja. Penambang dan kontraktor harus diberikan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja untuk memastikan bahwa mereka tidak memiliki kondisi yang bisa diperburuk dan merusak kesehatan mereka ketika bekerja di lokasi tambang. Sistem yang paling mapan adalah yang di New South Wales untuk penambang batubara, yang mengalami pemeriksaan medis lengkap lima tahunan.
85 American Conference of Governmental Industrial Hygienists, http://www.acgih.org/. 86 Occupational Safety & Health Administration, https://www.osha.gov/. 87 UK Health and Safety Executive, http://www.hse.gov.uk/. 88 BOHS, Testing compliance with OELs for airborne substances, 2011, http://www.bohs.org/library/technical-publications/.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
87
Pemantauan paparan kerja untuk debu yang dapat terhirup (respirable), silika kristal yang dapat terhirup (respirable), DPM, timbal atau bahan kimia berbahaya tertentu dapat menentukan bahwa pekerja tertentu harus menjalani pengawasan medis rutin, meskipun ada perlindungan dari APD. Penilaian risiko dapat digunakan oleh dokter kesehatan kerja untuk menentukan pengawasan kesehatan yang tepat dan frekuensi pemeriksaan. Pemantauan biologis sering menjadi bagian dari program pemantauan kesehatan, dan keduanya memainkan peran penting untuk zat berbahaya tertentu. Pengawasan kesehatan melibatkan pemeriksaan medis atau skrining kesehatan pekerja untuk mencari perubahan dalam fungsi kesehatan atau keberadaan suatu kondisi. Suatu program untuk pengawasan kesehatan berlanjut kemudian harus dilaksanakan secara berkala untuk mendeteksi perubahan dari garis dasar pada kesempatan pertama. Untuk berbagai zat, pengawasan kesehatan wajib dan selang antara pemeriksaan diatur.
7.3.5 Pemantauan Biologis Pemantauan biologis melibatkan pemantauan pekerja untuk kehadiran zat atau metabolit tertentu sehingga bisa melasksanakan penilaian paparan. Hasil pemantauan dibandingkan terhadap nilai-nilai pedoman, yang disebut indeks paparan biologis. Pemantauan biologis memiliki penerapan tertentu di mana rute masuk utama ke dalam tubuh adalah melalui penyerapan kulit atau proses menelan. Di mana rute masuk untuk suatu zat mungkin penghirupan, penyerapan kulit dan proses menelan, pemantauan biologis dalam hubungannya dengan pemantauan udara pribadi harus dipertimbangkan. Contoh dari program pemantauan biologis telah dijelaskan untuk metilen bifenil diisosianat (MDI), yang merupakan bahan dalam katalis dari resin silikat poliuretan dan urea yang digunakan untuk stabilisasi strata di pertambangan batubara bawah tanah. Pekerja tambang batubara yang harus menangani dan menyuntikkan resin ini harus menjalani pengawasan kesehatan dasar sebelum memulai pekerjaan. Hal ini biasanya meliputi pemeriksaan fungsi paru-paru, kuesioner pernapasan dan pemeriksaan kulit. Proses ini harus diulang pada interval enam bulan atau kurang untuk menilai penyimpangan dari garis dasar atau untuk mengidentifikasi gangguan kulit akibat kerja. Pada interval yang lebih sering, para pekerja ini harus berpartisipasi dalam program pemantauan biologis yang meneliti urin mereka untuk kehadiran isosianat. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menilai efektivitas pengendalian saat ini dan untuk mengidentifikasi praktik kerja yang buruk. Selain itu, mungkin juga bijaksana untuk melakukan pemantauan udara pribadi terhadap isosianat untuk memperoleh pemahaman tentang risiko penghirupan. Frekuensi pemantauan biologi dan pribadi harus berbasis risiko dan ditetapkan sebagai bagian dari program kesehatan kerja tambang. Pemantauan biologis penting bagi pekerja yang terlibat dalam pemurnian atau peleburan untuk meyakinkan mereka bahwa mereka belum mengalami paparan tingkat logam berat, seperti arsen, yang mungkin menyebabkan efek kesehatan yang merugikan. Pemantauan timbal dalam darah pekerja di peleburan dan kegiatan pertambangan tertentu (termasuk pekerja pemeliharaan) menyoroti pentingnya kebersihan pribadi dalam pencegahan paparan dan kerusakan kesehatan pekerja. Dalam beberapa lokasi tambang timbal dan lokasi pengolahan timbal, pekerja tidak diperbolehkan untuk merokok di lokasi, karena kontaminasi kulit merupakan sumber paparan penting. Pemantauan biologis dan teknik pengawasan kesehatan tercantum dalam: • Western Australian Department of Mines and Petroleum: Health surveillance and biological monitoring (Pengawasan kesehatan dan pemantauan biologis)89 • Safe Work Australia: Guidelines for health surveillance (Pedoman pengawasan kesehatan).90
89 Western Australian Department of Mines and Petroleum, Health surveillance and biological monitoring, http://www.dmp.wa.gov.au/Documents/Safety/MSH_G_RiskBasedHealthSurveillanceAndBiologicalMonitoring.pdf. 90 Safe Work Australia, Guidelines for health surveillance, http://www.safeworkaustralia.gov.au/sites/swa/about/publications/pages/gn1995healthsurveillance.
88
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
7.4 Pemantauan kinerja lingkungan Rencana yang spesifik untuk lokasi atau proyek harus dikembangkan untuk memantau lingkungan. Rencana ini harus fokus pada risiko utama yang diidentifikasi dan memantau terhadap kondisi dasar untuk lokasi atau proyeknya. Pemantauan tersebut akan mencakup parameter untuk paparan potensi manusia, ternak, satwa liar dan biota lain pada bahan berbahaya melalui pelepasan bahan tersebut ke udara, tanah, air permukaan atau air di bawah tanah. Kebanyakan operasi pertambangan dan pengolahan mineral memiliki program pemantauan lingkungan sebagai persyaratan lisensi atau izin lingkungannya. Program ini mencakup berbagai macam isu, termasuk udara, air, limbah, energi, tanah dan penurunan tanah, serta isu-isu target yang diidentifikasi melalui studi sebelumnya, seperti kajian dampak lingkungan awal proyeknya. Rencana atau program pemantauan mungkin termasuk saran khusus tentang berbagai jenis emisi yang mungkin timbul dari bahan berbahaya karena efek bahan kimia dapat bervariasi sesuai dengan lingkungan penerima. Untuk menilai efek kuantitatif dan kualitatif, standar, pedoman dan prosedur yang relevan perlu dikonsultasi, seperti: • NHMRC: Australian drinking water guidelines91 • Department of Health: Guidelines for assessing human health risks from environmental hazards (Pedoman untuk menilai risiko kesehatan manusia dari bahaya lingkungan)92 • National Pollutant Inventory (Inventaris Pencemar Nasional): emissions estimation technique manuals (panduan-panduan teknik estimasi emisi)93 • National Environment Protection Measures (Tindakan Perlindungan Lingkungan Nasional);94 terutama yang berkaitan dengan bahan berbahaya: • bahan toksik udara • kualitas udara ambien • penilaian kontaminasi di lokasi • emisi kendaraan diesel • pergerakan limbah yang terkontrol • National Pollutant Inventory (Inventarisasi Pencemar Nasional) • AS/NZ 5.667.1: 1998 Water quality sampling (Percontohan kualitas air) • AS 4482.1-2005 Guide to the investigation and sampling of sites with potentially contaminated soil—tidak mudah menguap dan semi mudah menguap (Panduan untuk penyelidikan dan percontohan lokasi dengan potensi tanah terkontaminasi—senyawa tidak volatil dan semi volatil) • EPA NSW: Approved methods for the sampling and analysis of air pollutants in New South Wales (Metode yang disetujui untuk pengambilan percontohan dan analisis dari pencemaran udara di New South Wales).95 Pengumpulan, pelestarian dan pengangkutan contoh (solusi, tanah dan udara) dan teknik uji yang akan digunakan untuk contoh ini harus dinegosiasikan dengan laboratorium yang terakreditasi dengan National Association of Testing Authorities (NATA) (Asosiasi Nasional Otoritas Pengujian) untuk memastikan bahwa praktik terbaik dicapai dan keputusan yang diambil berdasarkan data terpercaya.96
91 NHMRC, Australian drinking water guidelines, https://www.nhmrc.gov.au/guidelines-publications/eh52. 92 Department of Health, Guidelines for assessing human health risks from environmental hazards (Pedoman untuk menilai risiko kesehatan manusia dari bahaya lingkungan), 2012, tersedia dalam format elektronik dengan permintaan email ke
[email protected]. 93 Department of the Environment, National Pollution Inventory, Emission estimation technique manuals, http://www.npi.gov.au/reporting/industryreporting-materials/emission-estimation-technique-manuals. 94 Standing Council on Environment and Water (SCEW), National Environment Protection Measures (NEPMs), http://www.scew.gov.au/nepms. 95 NSW EPA, Approved methods for the sampling and analysis of air pollutants in New South Wales, http://www.epa.nsw.gov.au/resources/. 96 National Association of Testing Authorities, http://www.nata.com.au/nata/.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
89
7.5 Audit Audit adalah investigasi atau penilaian yang sistematis atas prosedur, sistem dan operasi yang didokumentasikan untuk menentukan apakah memenuhi prosedur, pedoman, standar dan peraturan yang ditentukan. Audit didasarkan pada informasi, catatan atau pernyataan fakta yang dapat disahkan. Audit sistem dapat memastikan bahwa telah ada proses yang efektif, seperti yang dijelaskan dalam sistem pengelolaan KKL; audit teknis dapat menilai masalah operasional, seperti kepatuhan barang berbahaya. Ada tiga jenis audit yang dilaksanakan: • Audit pihak pertama adalah audit internal yang dilaksanakan oleh petugas dari perusahaan atau oleh konsultan ditugaskan untuk melakukan auditnya. Hal ini sering diprogram sebagai serangkaian audit bertahap yang meluas ke seluruh sistem pengelolaan. Dalam organisasi kecil, audit pihak pertama mungkin kurang objektif. • Audit pihak kedua adalah audit eksternal yang dilaksanakan oleh pelanggan. Audit ini mungkin dijadwalkan, tetapi audit mendadak memang umum. Ini biasanya terbatas pada bagian sistem pengelolaan, operasi dan prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan pelanggan yang bersangkutan. • Audit pihak ketiga adalah audit eksternal yang dilaksanakan oleh organisasi independen untuk mengesahkan, mendaftar atau memverifikasi. Ini mungkin termasuk lembaga sertifikasi atau regulator untuk mengkonfirmasi kepatuhan.
7.5.1 Kepatuhan persyaratan Perusahaan dituntut untuk beroperasi di bawah lisensi sesuai dengan instrumen legislatif negara bagian atau nasional yang relevan, termasuk Undang-Undang, Peraturan dan lisensi. Audit kepatuhan yang dilaksanakan oleh auditor independen menentukan apakah operasi perusahaan sesuai dengan semua perundang-undangan yang berlaku atau sistem pengelolaan yang relevan, atau apakah lisensi tertentu sesuai dengan perundang-undangan atau kode yang relevan. Ini juga mencakup kinerja yang diamati menurut sistem pengelolaan yang didokumentasikan. Laporan auditnya menyatakan apakah operasi sepenuhnya sesuai dengan perundang-undangan atau kode, mematuhi pembetulan ketidaksesuaian yang terdaftar, atau tidak mematuhinya. Peraturan barang berbahaya dan bahan peledak sering preskriptif dan mengacu pada kode wajib. Audit kepatuhan meliputi audit atas tindakan pengendalian yang diamanatkan kode-kode tersebut. Peraturan barang berbahaya yang tidak sepreskriptif memungkinkan operator untuk memilih kode praktik kerja yang tidak wajib yang relevan, dan instalasi barang berbahaya dapat diaudit terhadapnya, karena kode tidak wajib dianggap sebagai patokan untuk apa yang wajar secara praktis di bawah kewajiban umum untuk meminimalkan risiko dari barang berbahaya.
90
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
7.5.2 Audit kesehatan dan keselamatan Audit sistem pengelolaan K3 telah dikembangkan dengan baik di industri pertambangan. Mengaudit prosesprosesnya penting tetapi audit teknis atas isi prosedur dan verifikasi dengan lingkungan kerja nyata juga sangat penting untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman. Contoh audit teknis terhadap bahan berbahaya menyangkut penyimpanan dan penanganan barang berbahaya, bahan peledak dan bahan radioaktif yang diperlukan untuk menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan. Audit teknis terhadap kesehatan dan kebersihan kerja juga harus diselesaikan untuk menunjukkan kepemimpinan yang baik dan untuk menyediakan operasi yang aman yang melibatkan bahan berbahaya dan kepatuhan terhadap peraturan (seperti untuk debu yang dapat terhirup (respirable) dan paparan silika). Contoh audit yang berkaitan dengan kesehatan kerja, termasuk pedoman dan template audit, tersedia di situs web Western Australian Department of Mines and Petroleum (Departemen Pertambangan dan Perminyakan Western Australian).97 Pedoman yang tersedia untuk audit termasuk: • pengelolaan kontaminan atmosfer permukaan • pengelolaan debu permukaan • pengelolaan ventilasi bawah tanah • kebisingan.
7.5.3 Audit lingkungan Audit lingkungan menyelidiki dampak operasi terhadap lingkungan, proses yang dihasut oleh perusahaan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak itu, dan efektivitas proses-proses tersebut. Buku pegangan praktik kerja unggulan Mengevaluasi Kinerja: pemantauan dan audit (Evaluating performance: monitoring and auditing) mencakup alasan untuk audit lingkungan dan metodologi yang disarankan secara rinci. Audit lingkungan termasuk jenis-jenis berikut: • Audit kinerja lingkungan diarahkan pada pengesahan status lingkungan tambang terhadap kriteria audit spesifik yang telah ditentukan. Tujuan program audit harus menyatakan harapan manajemen senior atau dewan untuk program audit. • Audit sistem pengelolaan lingkungan (SPL) merupakan jenis audit kinerja lingkungan di mana ruang lingkup audit didefinisikan sebagai SPL atau bagian-bagiannya yang dipilih. Kriteria audit adalah kebijakan lingkungan, prosedur, standar, kode praktik dan sebagainya yang internal dari SPL dan pelaksanaannya. Audit SPL dirancang untuk menentukan apakah operasi penambangan atau pengolahan mineral memang melakukan apa yang dikatakan akan dilakukannya dalam dokumentasi SPL, dan apakah SPL telah dilaksanakan secara efektif di seluruh lokasi atau bagian yang dipilih untuk audit SPL. Audit SPL dapat menilai kesesuaian dengan standar seperti ISO 14001 atau kriteria SPL perusahaan spesifik (yang mungkin atau tidak mungkin didasarkan pada ISO 14001).
97 Western Australian Department of Mines and Petroleum, What tools are available for inspections, audits and other reviews?, 2015, http://www.dmp.wa.gov.au/Safety/What-tools-are-available-for-7941.aspx.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
91
7.6 Indikator Kinerja Meskipun rencana bisnis tambang berisi indikator keselamatan kinerja utama (IKU) sebagai bagian dari kontrak kinerjanya, hal ini tidak selalu terjadi bagi indikator kesehatan dan lingkungan. IKU keselamatan didasarkan pada indikator awal dan akhir untuk mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera bagi pekerja. Prinsip-prinsip yang digunakan untuk keselamatan bisa juga diperluas untuk dampak bahan berbahaya pada kesehatan manusia dan lingkungan. Bagian ini tidak ditujukan sebagai dokumen wewenang tentang K3 atau IKU lingkungan, tetapi menawarkan berbagai ide dan referensi yang sangat baik untuk mencari cara yang lebih baik untuk mengikutsertakan kesehatan dan lingkungan ke dalam pemantauan kinerja. Dalam mengembangkan indikator kinerja awal dan akhir, konsep SMART sangat berguna ketika memilih indikator operasional, yang seharusnya: • Simple—Sederhana (mudah diinterpretasikan dan dipantau) • Measurable—Dapat diukur (dapat disahkan, diulangi, dan menunjukkan tren secara statistik) • Accessible—Mudah diakses (dipantau secara teratur, hemat biaya dan konsisten) • Relevant—Relevan (langsung menanggapi masalah atau tujuan yang telah disepakati, seperti untuk konservasi keanekaragaman hayati) • Timely—Tepat waktu (memberikan peringatan dini terhadap masalah potensi). Dua karakteristik penting lain yang diinginkan dari indikator adalah bahwa indikator harus dapat diadministrasi dengan praktis dan hemat biaya untuk dipantau.
Inisiatif Pelaporan Global (Global Reporting Initiative/GRI) IKU lingkungan memiliki tujuan yang sama dengan IKU lain, yaitu memberikan ukuran kinerja kuantitatif dengan tujuan perbaikan terus-menerus. Ada banyak pedoman IKU lingkungan, tapi salah satu yang paling relevan dan lengkap adalah Global Reporting Initiative (GRI), yang mencakup semua aspek keberlanjutan, termasuk kesehatan, keselamatan dan pemangku kepentingan serta lingkungan. GRI sekarang memerlukan identifikasi aspek materi suatu organisasi, yang didefinisikan sebagai ‘yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang signifikan dari suatu organisasi’. Yang paling relevan adalah pengungkapan sektor GRI, terutama pengungkapan sektor G4 untuk pertambangan dan logam.98 Pengungkapan lingkungan jatuh ke dalam kategori: • bahan • energi • air • keanekaragaman hayati • emisi • pembuangan dan limbah • produk dan layanan • kepatuhan • pengangkutan • keseluruhan
98 GRI, G4 sector disclosures: mining and metals, 2013, https://www.globalreporting.org/resourcelibrary/GRI-G4-Mining-and-Metals-Sector-Disclosures.pdf.
92
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
• penilaian lingkungan pemasok • mekanisme pengaduan tentang lingkungan. Pemantauan kinerja lingkungan dapat didasarkan pada kategori tersebut.
Pelaporan kinerja kontrol kritis Pelaporan kinerja di sektor pertambangan didasarkan pada IKU awal dan akhir. IKU awal adalah parameter yang dapat dikelola langsung oleh manajemen lokasi. ICMM telah meluangkan banyak waktu dalam indikator kinerja K3 untuk menghasilkan: • Overview of leading indicators for occupational health and safety in mining (Ikhtisar indikator awal untuk kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan)99 • Health and safety performance indicators (Indikator kinerja kesehatan dan keselamatan)100 • Health and safety critical control management: good practice guide (Pengelolaan kontrol kritis kesehatan dan keselamatan: panduan praktik kerja yang baik).101 ICMM, Health and safety critical control management good practice guide (Panduan praktik kerja kontrol kritis kesehatan dan keselamatan) menyediakan bimbingan tentang pemilihan parameter kontrol kritis yang dapat digunakan sebagai indikator awal untuk keselamatan, tetapi juga IKU kesehatan dan lingkungan. Insiden bahan berbahaya yang melibatkan toksisitas akut sering dikumpulkan dengan IKU keselamatan (misalnya ‘tak berdaya karena terkena gas beracun’ atau ‘terbakar oleh asam’). IKU kesehatan sulit dikembangkan karena banyak penyakit yang berhubungan dengan paparan tersembunyi. Kanker yang terkait dengan paparan bahan diesel particulate (diesel particulate matter/DPM) atau silikosis dan pneumokoniosis dapat terjadi sekitar 20 tahun setelah paparan. ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide (Pengelolaan kontrol kritis kesehatan dan keselamatan: panduan praktik kerja yang baik) adalah sumber yang bagus untuk menyelidiki penggunaan kontrol kritis sebagai indikator utama untuk mencegah kejadian. Menggunakan pendekatan kontrol kritis, IKU (Indikator Kinerja Utama) kesehatan dapat didasarkan pada paparan dan tindakan pengendalian. Misalnya, IKU kesehatan dapat didasarkan pada paparan silika terhirup yang di bawah standar paparan kerja, dan IKU lain dapat dikembangkan berdasarkan pengendalian rekayasa untuk mencegah atau mengurangi paparan. Gambar 5 menunjukkan dua halaman dari panduan ICMM berjudul ‘Step 5 Define performance and reporting’ (Langkah 5 Tentukan kinerja dan pelaporan) sebagai contoh praktik terbaik. Prinsip-prinsip ini berlaku untuk semua bahan berbahaya. Contoh yang memperhitungkan kontrol kritis yang diperlukan untuk mencegah paparan DPM di kabin kendaraan disertakan. Misalnya, kontrol kritis adalah: • lingkungan kabin tekanan positif yang dipertahankan pada tingkat yang mencegah masuknya DPM • alarm indikator perbedaan tekanan yang memberi sinyal ketika tekanan turun di bawah tingkat kritis • filter masukan udara yang beroperasi pada efisiensi yang lebih dari 99%. Pengendalian ini dapat dikembangkan menjadi kinerja target untuk kontrol kritis dan digunakan sebagai indikator awal. Misalnya, 100% dari pemeriksaan dan tes memuaskan atau perbaikan dilakukan sebelum truk yang bersangkutan kembali beroperasi. Manajer dapat memberikan IKU ini sebagai bagian dari operasi sehari-hari mereka dan sangat penting untuk pencegahan baik risiko jangka pendek maupun risiko jangka panjang dari bahan berbahaya.
99 ICMM, Overview of leading indicators for occupational health and safety in mining, 2012, http://www.icmm.com/document/4800. 100 ICMM, Health and safety performance indicators, 2014, http://www.icmm.com/health-and-safety-indicators. 101 ICMM, Health and safety critical control management: good practice guide, 2015, http://www.icmm.com/document/8570. PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
93
PENGELOLAAN PENGENDALIAN KRITIS LANGKAH 5: Tentukan kinerja dan pelaporan
Hasil target Tentukan tujuan persyaratan kinerja kontrol kritis dan bagaimana kinerja diverifikasi dalam praktik.
• Apa tujuan khusus dari setiap kontrol kritis?
1 Rencanakan proses
• Kinerja apa diperlukan dari kontrol kritis? (Ini kadang-kadang disebut standar kinerja.)
2 Identifikasi peristiwa materi yang tidak diinginkan (material unwanted events /MUE)
9
3
Tanggapi kinerja kontrol kritis yang tidak memadai
Identifikasi pengendalian
8
4
Verifikasi dan pelaporan
Pilih kontrol kritis
5
7
Definisikan kinerja dan pelaporan
Implementasi yang spesifik untuk lokasi
Langkah 5 melibatkan pemeriksaan tujuan, persyaratan kinerja (termasuk kinerja saat ini) dan mekanisme pelaporan untuk kontrol kritis. Pertanyaan-pertanyaan berikut harus dipertimbangkan ketika mendefinisikan masing-masing poin:
6 Menetapkan akuntabilitas
Tindakan utama • Tentukan tujuan dan persyaratan kinerja untuk setiap kontrol kritis. • Identifikasi kegiatan saat ini yang mempengaruhi kinerja kontrol kritis • Jelaskan kegiatan untuk mengesahkan kinerja dan persyaratan pelaporan.
• What activities support or enable the critical control to perform as required and specified? • Kegiatan apa mendukung atau mengaktifkan kontrol kritis untuk mencapai kinerja yang diperlukan dan ditentukan? • Pemeriksaan apa diperlukan untuk memverifikasi bahwa kontrol kritis memenuhi kinerja yang diperlukan? Seberapa sering verifikasi diperlukan? Jenis apa verifikasi yang dibutuhkan? Ringkasan informasi pengendalian Untuk setiap kontrol kritis informasi berikut diperlukan: • Nama kontrol kritis • Apa tujuan spesifik dari kontrol kritis? • Kinerja apa diperlukan dari kontrol kritis? • Aktivitas apa mendukung kinerja dari kontrol terhadap standar? • Kegiatan verifikasi apa diperlukan untuk memastikan kontrol kritis memenuhi kinerja yang diperlukan? Contoh dari sistem kontrol kritis yang penting untuk suatu MUE spesifik disediakan dalam Tabel 3.
• Identifikasi apa yang akan memicu tindakan segera untuk menghentikan atau mengubah operasi dan/atau memaksakan kinerja kontrol kritis.
14
94
Health and safety critical control management Good practice guide
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
PENGELOLAAN PENGENDALIAN KRITIS LANGKAH 5: Tentukan kinerja dan pelaporan berlanjut
Tabel 3: Contoh Kesehatan (sistem kontrol kritis)
1
Apa nama kontrol kritis untuk paparan partikulat diesel yang dilampaui (MUE)? Kabin tertutup pada peralatan pertambangan
2
Apa yang merupakan tujuan spesifik yang terkait dengan MUE? Untuk membatasi akses partikulat diesel ke lingkungan operator hingga tingkat yang jauh di bawah ambang batas
3
Apa persyaratan kinerja kontrol kritis untuk memenuhi tujuan?
Lingkungan kabin dengan tekanan positif yang dipertahankan pada tingkat yang mencegah masuknya partikulat diesel
4
Kegiatan apa dalam sistem pengelolaan mendukung kontrol kritis agar mampu melakukan apa yang diperlukan?
Pemeliharaan dan kalibrasi indikator terjadwal sesuai dengan kebutuhan produsen
Apa yang dapat dicontohkan dari rangkaian kegiatan untuk verifikasi, yang memberikan gambaran yang jelas tentang status kontrol kritis?
Mengulas catatan pemeliharaan dan kalibrasi Mengulas catatan alarm dan tindakan perbaikan yang dilakukan
Indikator perbedaan tekanan yang memberi peringatan dini ketika tekanan turun di bawah tingkat kritis Filter asupan udara yang beroperasi pada efisiensi yang lebih dari 99%
5
Pemeriksaan tempat filter untuk kerusakan sebelum shift Pemeriksaan filter pada saat yang direncanakan untuk pemeliharaan setiap 500 jam Mengganti filter setiap 1.000 jam
Mengulas pemeriksaan sebelum mulai yang didokumentasikan Mengulas catatan pemeriksaan 500 jam Mengulas catatan pergantian 1.000 jam
6
Apa kinerja target untuk kontrol kritis? 100 persen dari pemeriksaan dan tes memuaskan atau perbaikan dilakukan sebelum truk yang bersangkutan kembali beroperasi.
7
Apa pemicu kinerja kontrol kritis untuk penghentian, ulasan kontrol kritis atau penyelidikan? 5 persen dari pemeriksaan dan tes menunjukkan masalah ventilasi kabin yang tidak dapat diselesaikan atau tidak diselesaikan sebelum truk kembali beroperasi
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
Health and safety critical control management Good practice guide
15
95
LAMPIRAN 1 – Kode ARPANSA Daftar lengkap berada di situs web ARPANSA.102 Seri Perlindungan Radiasi RPS F-1 Fundamentals for protection against ionising radiation (Dasar-dasar untuk perlindungan terhadap radiasi pengion) (2014) Proposed RPS C-1 Code of practice for radiation protection in planned exposure situations as applied to workers, the public and the environment (Kode praktik untuk perlindungan radiasi dalam situasi paparan yang direncanakan sebagaimana diterapkan kepada pekerja, masyarakat dan lingkungan) (menunggu publikasi) RPS C-2 Code for the safe transport of radioactive material (Kode untuk pengangkutan yang aman bahan radioaktif) (2014) RPS No. 5 Code of practice and safety guide for portable density/moisture gauges containing radioactive sources (Kode praktik dan panduan keselamatan untuk alat pengukur massa jenis mudah diangkut/kelembaban yang mengandung sumber radioaktif) (2004) RPS No. 6 National directory for radiation protection (Direktori nasional untuk perlindungan radiasi) (Februari 2014) RPS No. 7 Recommendations for intervention in emergency situations involving radiation exposure (Rekomendasi untuk intervensi dalam situasi darurat yang melibatkan paparan radiasi) (2004) RPS No. 9 Code of practice and safety guide for radiation protection and radioactive waste management in mining and mineral processing (Kode praktik dan panduan keselamatan untuk perlindungan radiasi dan pengelolaan limbah radioaktif di pertambangan dan pengolahan mineral) (2005) RPS No. 11 Code of practice for the security of radioactive sources (Kode praktik untuk keamanan sumber radioaktif) (2007) RPS No. 12 Radiation protection standard for occupational exposure to ultraviolet radiation (Standar perlindungan radiasi untuk papaparan radiasi ultraviolet) (2006) RPS No. 13 Code of practice and safety guide for safe use of fixed radiation gauges (Kode praktik dan panduan keselamatan untuk penggunaan yang aman alat pengukur radiasi tetap) (2007) RPS No. 15 Safety guide for the management of naturally occurring radioactive material (NORM) (Panduan keselamatan untuk pengelolaan bahan radioaktif alami) (2008) RPS No. 16 Safety guide for the predisposal management of radioactive waste (Panduan keselamatan untuk pengelolaan pra-pembuangan limbah radioaktif) (2008) RPS No. 20 Safety guide for classification of radioactive waste (Panduan keselamatan untuk klasifikasi limbah radioaktif) (2010) Seri Kesehatan Radiasi RHS No. 13 Code of practice for the disposal of radioactive wastes by the user (Kode praktik untuk pembuangan limbah radioaktif oleh pengguna) (1985) RHS No. 28 Code of practice for the safe use of sealed radioactive sources in borehole logging (Kode praktik untuk penggunaan yang aman sumber radioaktif yang disegel dalam pencatatan lubang bor) (1989) RHS No. 31 Code of practice for the safe use of industrial radiography equipment (Kode praktik untuk penggunaan yang aman peralatan radiografi industri) (1989) RHS No. 35 Code of practice for the near-surface disposal of radioactive waste in Australia (Kode praktik untuk pembuangan dekat permukaan limbah radioaktif di Australia) (1992) RHS No. 38 Recommended limits on radioactive contamination on surfaces in laboratories (Batas yang diirekomendasikan untuk kontaminasi radioaktif pada permukaan di laboratorium (1995) 102 ARPANSA, Publikasi-publikasi, http://www.arpansa.gov.au/Publications/index.cfm. 96
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
LAMPIRAN 2 – K ELAS DAN CONTOH BARANG BERBAHAYA KELAS DAN/ ATAU DIVISI
DESKRIPSI
CONTOH
1
Bahan peledak
1.1
Zat dan barang yang memiliki bahaya ledakan massa
Detonator, bahan peledak emulsi, suar.
1.2
Zat dan barang yang memiliki bahaya proyeksi tetapi tidak bahaya ledakan massa
1.3
Zat dan barang yang memiliki bahaya kebakaran dan bahaya ledakan kecil atau bahaya proyeksi kecil, tapi tidak bahaya ledakan massa
1.4
Zat dan barang yang tidak ada risiko bahaya yang signifikan
1.5
Zat yang sangat tidak sensitif yang memiliki bahaya ledakan massa
1.6
Zat yang luar biasa tidak sensitif yang memiliki bahaya ledakan massa
2.1
Gas yang mudah terbakar mudah dinyalakan dan mudah terbakar
Gas minyak bumi cair (Liquefied petroleum gas/ LPG) Gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG) Asetilen Oksigen Metana
2.2
Gas yang tidak mudah terbakar, tidak toksik
Nitrogen Karbon dioksida Udara mampat Helium
Gas pengoksidasi
Oksigen
Gas toksik Beracun
Amonia Hidrogen sianida Sulfur dioksida Karbon monoksida
2.2 subrisk 5.1
2.3
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
97
KELAS DAN/ ATAU DIVISI
DESKRIPSI
CONTOH
3
Cairan mudah terbakar —mudah dinyalakan dan mudah terbakar
Bensin tanpa timbal Minyak tanah Avtur
4.1
Padatan mudah terbakar —Mudah dinyalakan dan mudah terbakar
Sulfur
4.2
Zat mudah terkena pembakaran spontan —bisa terbakar tanpa dinyalakan
Batubara mengandung pirit Berbagai sulfida logam dasar dengan keberadaan pirit Xantat
4.3
Zat reaktif air —menghasilkan gas yang mudah terbakar atau toksik jika basah atau bereaksi jika dicampur dengan air
5.1 —meskipun belum tentu mudah terbakar sendiri, dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi pada pembakaran bahan lainnya
98
Asam caro Amonium nitrat Emulsi, suspensi atau gel amonium nitrat, perantara untuk peledakan bahan peledak, PBB 3375 Hidrogen peroksida Kalium permanganat Kalsium hipoklorit
5.2
Peroksida organik —tidak stabil secara termal dan cenderung bereaksi dengan bahan lainnya
Benzoil peroksida
6.1
Zat toksik —beracun
Natrium sianida
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
KELAS DAN/ ATAU DIVISI
DESKRIPSI
CONTOH
Zat yang dapat menyebabkan infeksi
Limbah klinis dari pusat kesehatan
7
Bahan radioaktif
Uranium Alat ukur yang menggunakan sumber radioaktif
8
Zat korosif —menyebabkan luka bakar atau menyebabkan korosi parah pada logam tertentu
Asam nitrat Asam sulfur Asam hidroklorik Asam caro Natrium hidroksida Kalsium hidroksida Kalsium oksida Baterai asam timbal
9
Aneka barang berbahaya —bahaya yang tidak tercakup oleh kelas lain. Ini termasuk zat bahaya lingkungan untuk lingkungan air.
Asbes Berbagai konsentrat logam
C1 Cairan mudah terbakar —cairan yang membakar, tetapi lebih sulit untuk menyalakan dari cairan yang mudah terbakar
Disel
6.2
Tidak merupakan barang berbahaya untuk pengangkutan
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
99
LAMPIRAN 3 – K RITERIA UNTUK KODE KARGO ZAT PADAT MASSAL MARITIM INTERNASIONAL UNTUK KARGO KELOMPOK B Padatan mudah terbakar (jika belum diidentifikasi sebagai Kelas 4.1 di bawah IMDG), atau Padatan yang dapat memanas sendiri (jika belum diidentifikasi sebagai Kelas 4.2 di bawah IMDG), atau Padatan yang berkembang menjadi gas yang mudah terbakar saat basah (jika belum diidentifikasi sebagai Kelas 4.3 di bawah IMDG), atau Padatan yang mengeluarkan gas toksik saat basah, atau Padatan toksik • Toksisitas akut Kategori 4—Rute penghirupan, kulit, atau • STOT-SE Kategori 1—Rute penghirupan, kulit, atau • STOT-RE Kategori 1—Rute penghirupan, kulit, atau • Karsinogenisitas Kategori 1A atau 1B atau • Mutagenisitas Kategori 1A atau 1B atau • Toksisitas Reproduksi Kategori 1A atau 1B atau • Padatan yang menyebabkan korosi atau • Menyebabkan korosi terhadap logam atau • Penyebab pernapasan sensitif Kategori 1 atau • Korosi/iritasi pada kulit Kategori 2 atau • Kerusakan Mata Serius Kategori 1 atau Iritasi Mata Kategori 2A
100
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
LAMPIRAN 4 – K ODE PRAKTIK DAN STANDAR YANG RELEVAN AUSTRALIAN EXPLOSIVES INDUSTRY AND SAFETY GROUP INC.
Kode Praktik Kode Praktik Kode Praktik Kode Praktik Kode Praktik Kode Praktik
Mobile Processing Unit (Unit Pengolahan Mudah Bergerak) Storage and Handling of UN 3375 (Penyimpanan dan Penanganan PBB 3375) Elevated Temperature and Reactive Ground (Suhu Tinggi dan Tanah Reaktif) Prevention and Management of blast generated NOx gases in surface blasting (Pencegahan dan Pengelolaan ledakan yang dihasilkan gas NOx dalam peledakan permukaan) Blast guarding in an open-cut mining environment (Perlindungan terhadap ledakan dalam lingkungan pertambangan terbuka) Segregation barriers for transporting mixed loads of detonators and high explosives (Hambatan pemisahan untuk pengangkutan muatan campuran isi detonator dan bahan peledak tinggi)
AUSTRALIAN STANDARDS (STANDAR AUSTRALIAN)
AS/NZS 1020 AS 1210 AS 1345 AS 1375 AS 1530.4 AS/NZS 1596 AS/NZS 1677.2 AS 1692 AS/NZS 1715 AS/NZS 1716 AS/NZS 1768 AS/NZS 1850 AS 1851 AS 1894 AS 1915 AS 1939
AS 1940– (2004ed)
AS/NZS 2022 AS/NZS 2106 AS 2118 AS 2187.1
AS/NZS 1020 The control of undesirable static electricity (Kontrol listrik statis yang tidak diinginkan) AS 1210 Pressure vessels (Wadah tekanan) AS 1345 Identification of the contents of pipes, conduits and ducts (Identifikasi isi pipa, pipa penyalur dan saluran) Industrial fuel-fired appliances (Peralatan industri yang menggunakan bahan bakar) Methods for fire tests on building materials, components and structures—Fire-resistance test of elements of construction (Metode untuk menguji kebakaran pada bahan, komponen dan struktur bangunan—Uji tahan api pada elemen konstruksi) The storage and handling of LP gas (Penyimpanan dan penanganan gas minyak bumi cair) Refrigerating systems—Part 2: Safety requirements for fixed applications (Sistem pendinginBagian 2: Persyaratan keselamatan untuk aplikasi tetap) Steel tanks for flammable and combustible liquids (Tangki baja untuk cairan yang mudah terbakar) Selection, use and maintenance of respiratory protection equipment (Pemilihan, penggunaan dan pemeliharaan peralatan perlindungan pernapasan) Respiratory protective devices (Alat pelindung pernafasan) Lightning protection (Perlindungan petir) Portable fire extinguishers—classification, rating and performance testing (Alat pemadam api mudah diangkut—klasifikasi, peringkat dan pengujian kinerja) Routine service of fire protection systems and equipment (Servis rutin atas sistem dan peralatan perlindungan kebakaran) The storage and handling of non-flammable cryogenic and refrigerated liquids (Penyimpanan dan penanganan cairan kriogenik dan didinginkan yang tidak mudah terbakar) Electric equipment for explosive atmospheres—Battery operated vehicles (Peralatan listrik untuk atmosfer muda meledak—Kendaraan yang dioperasikan dengan baterai) Degrees of protection provided by enclosures of electrical equipment (IP code) (Tingkat perlindungan yang diberikan oleh selungkup peralatan listrik (kode IP)) The storage and handling of flammable and combustible liquids (Penyimpanan dan penanganan cairan yang mudah terbakar) (perhatikan bahwa ayat 11.2 (b) dari AS 1940 tidak berlaku, karena bertentangan dengan Regulation 73 ‘Fire Protection’ (Peraturan 73 Perlindungan Kebakaran) dari Dangerous Goods Safety (Storage and Handling of Non-explosives) Regulations 2007 (Peraturan Keselamatan Barang Berbahaya (Penyimpanan dan Penanganan Non-bahan peledak) 2007) Anhydrous ammonia—storage and handling (Anhidrat amonia-penyimpanan dan penanganan) Methods for the determination of the flashpoint of flammable liquids (closed cup)—Abel closed cup method (Metode untuk penentuan titik nyala cairan yang mudah terbakar (cangkir tertutup)— metode cangkir tertutup Abel) Automatic fire sprinkler systems—general systems (Sistem alat penyiram kebakaran otomatis sistem umum) Explosives—Storage, transport and use—Part 1: Storage (Bahan peledak-Penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan-Bagian 1: Penyimpanan)
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
101
AS 2337 AS 2359 AS 2441 AS 2507 AS 2714 AS 2809 AS 2832 AS 2865 AS 2885 AS 2896 AS/NZS 2906
Gas cylinder test stations (Stasiun uji tabung gas) (semua bagian) Powered industrial trucks (Truk industri bertenaga) (semua bagian), termasuk Part 12 Hazardous areas (Bagian 12 Daerah berbahaya) Installation of fire hose reels (Instalasi gulungan selang api) The storage and handling of agricultural and veterinary chemicals (Penyimpanan dan penanganan bahan kimia pertanian dan kedokteran hewan) The storage and handling of organic peroxides (Penyimpanan dan penanganan peroksida organik) Road tank vehicles for dangerous goods (Kendaraan tangki jalan untuk barang-barang berbahaya (semua bagian) Cathodic protection of metals (Perlindungan katodik logam) (semua bagian) Confined spaces (Ruang terbatas) Pipelines—Gas and liquid petroleum (Saluran pipa-Gas dan minyak cair) (semua bagian) Medical gas systems—Installation and testing of non-flammable medical gas pipeline systems (Sistem gas medis—Instalasi dan pengujian sistem pipa gas medis yang tidak mudah membakar) Fuel containers – Portable – plastic and metal (Kontainer bahan bakar – Mudah diangkut – plastik dan logam)
AS/NZS 2927
The storage and handling of liquefied chlorine gas (Penyimpanan dan penanganan gas klorin cair)
AS 3745
Planning for emergencies in facilities (Perencanaan untuk keadaan darurat di fasilitas) The storage and handling of corrosive substances (Penyimpanan dan penanganan zat yang menyebabkan korosi) Pressure equipment—Operation and maintenance (Peralatan tekanan—Operasi dan pemeliharaan) The storage and handling of mixed classes of dangerous goods in packages and intermediate bulk containers (Penyimpanan dan penanganan kelas campuran barang berbahaya di kemasan dan kontainer massal menengah) The handling and transport of dangerous cargoes in port areas (Penanganan dan pengangkutan kargo berbahaya di daerah pelabuhan) Pressure equipment—In-service inspection (Peralatan tekanan—Pemeriksaan di tempat kerja) The storage and handling of liquefied natural gas (Penyimpanan dan penanganan gas alam cair) Non-destructive testing—visual inspection of metal products and components (Pemeriksaan yang tidak merusak—pemeriksaan visual produk logam dan komponennya) Pressure piping (Saluran pipa yang bertekanan) The storage and handling of liquid and liquefied polyfunctional isocyanates (Penyimpanan dan penanganan isosianat polifungsional cair dan cairan) Oxygen and acetylene gas reticulation systems (Sistem jaringan oksigen dan gas asetilena) The storage and handling of oxidizing agents (Penyimpanan dan penanganan agen pengoksidasi) (perhatikan bahwa AS 4326 tidak berlaku untuk amonium nitrat padat. Untuk penyimpanan yang aman amonium nitrat padat silakan lihat kode praktik DMP) The storage and handling of gases in cylinders (Penyimpanan dan penanganan gas dalam silinder) The storage and handling of toxic substances (Penyimpanan dan penanganan zat toksik) Gas distribution networks—Steel pipe systems (Jaringan penyebaran gas -Sistem pipa baja) Storage and handling of Class 9 (miscellaneous) dangerous goods and articles (Penyimpanan dan penanganan barang dan benda berbahaya Kelas 9 (serbaneka)) Code of practice for handling combustible dusts (Kode praktik untuk menangani debu yang mudah terbakar) (Emergency eye wash and shower equipment) Obat cuci mata dan peralatan mandi darurat Occupational health and safety management systems (Sistem pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja)—Spesifikasi dengan bimbingan untuk penggunaan The safe use of portable and mobile oxy-fuel gas systems for welding, cutting, heating and allied processes (Penggunaan aman sistem bahan bakar gas oxy (oxy-fuel) yang mudah diangkut untuk pengelasan, pemotongan, dan proses serupa) Inspection and integrity monitoring of large steel vertical petroleum storage tanks (Pemeriksaan dan pemantauan integritas tangki penyimpanan minyak bumi bentuk vertikal baja besar) The removal and disposal of underground petroleum storage tanks (Penghapusan dan pembuangan tangki penyimpanan minyak bawah tanah) Petroleum products—Pipeline, road tanker compartment and underground tank identification (Produk perminyakan—Identifikasi saluran pipa, kompartemen tanker jalan dan tangki bawah tanah)
AS 3780 AS/NZS 3788 AS/NZS 3833 AS 3846 AS 3873 AS 3961 AS 3978 AS 4041 AS/NZS 4081 AS 4289 AS 4326 AS 4332 AS/NZS 4452 AS/NZS 4645.2 AS/NZS 4681 AS/NZS 4745 AS 4775 AS/NZS 4801 AS 4839 AS 4971 AS 4976 AS 4977
102
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
AS 4979 AS/NZS 5026 AS 5092 AS/NZS ISO 31000 AS/NZS 60079.10.1 AS/NZS 60079 AS 61508
AS IEC 61511.1
AS IEC 61511.2 AS IEC 61511.3
Flammable and combustible liquids—Precautions against electrostatic ignition during tank vehicle loading (Cairan mudah terbakar—Kewaspadaan terhadap pengapian elektrostatik selama pemuatan kendaraan tangki) The storage and handling of Class 4 dangerous goods (Penyimpanan dan penanganan barang berbahaya Kelas 4) CNG (compressed natural gas) refuelling stations (Stasiun pengisian bahan bakar gas alam yang terkompresi) Risk management—Principles and guidelines (Pengelolaan risiko—Prinsip dan pedoman) Explosive atmospheres—Classification of areas—Explosive gas atmospheres (Atmosfer mudah meledak—Klasifikasi daerah—Atmosfer gas mudah meledak) 9 Explosive atmospheres (Atmosfer mudah meledak) (semua bagian) Functional safety of electrical/electronic/programmable electronic safety-related systems) Keselamatan fungsional sistem listrik/elektronik/dapat diprogram yang terkait dengan keselamatan (semua bagian) Functional safety—Safety instrumented systems for the process industry sector—Framework, definitions, systems, hardware and software requirements (Keselamatan fungsional—Sistem keselamatan yang menggunakan peralatan (Safety instrumented system) untuk sektor pengolahan industri—Kerangka, definisi, sistem, persyaratan perangkat keras dan lunak) Functional safety—Safety instrumented systems for the process industry sector—Guidelines for the application of AS IEC 61511.1 (Keselamatan fungsional—Sistem keselamatan yang menggunakan peralatan untuk sektor pengolahan industri—Pedoman penerapan AS IEC 61.511.1) Keselamatan fungsional—Sistem keselamatan yang menggunakan peralatan untuk sektor pengolahan industri—Bimbingan untuk penentuan tingkat integritas keselamatan yang dibutuhkan
ASIA INDUSTRIAL GASES ASSOCIATION
AIGA 051/08 AIGA 050/08 AIGA 081/13 AIGA 022/13 AIGA 068/10
Code of Practice Phosphine (Kode Praktik Fosfin) (publikasi diselaraskan) Code of Practice Arsine (Kode Praktik Arsina) (publikasi diselaraskan) Safe practices for the storage and handling of nitrous oxide (Praktik yang aman untuk penyimpanan dan penanganan asam nitrat) (publikasi diselaraskan) Code of Practice Acetylene (Kode Praktik Asetilin) Carbon dioxide (Karbon dioksida) (publikasi diselaraskan)
AMERICAN PETROLEUM INSTITUTE (USA)
API RP 521 API 579-1/ASME FFS-1 API RP580 API RP581 API 620 API 650 API 652 API 653 API RP 752 API RP 753
Guide for pressure relieving and depressurizing systems (Panduan untuk pelepasan tekanan dan sistem pengurangan tekanan) Fitness-for-service (Kesesuaian untuk penggunaan) Risk-based inspection (Pemeriksaan berbasis risiko) Risk-based inspection technology (Teknologi pemeriksaan berbasis risiko) Design and construction of large, welded, low-pressure storage tanks (Rancangan dan konstruksi tangki penyimpanan yang besar, dilas, bertekanan rendah) Tangki baja dilas untuk penyimpanan minyak Lapisan pada bagian bawah tangki penyimpanan minyak tanah atas tanah Pemeriksaan, perbaikan, perubahan dan rekonstruksi tangki Pengelolaan bahaya yang terkait dengan lokasi bangunan permanen pabrik pengolahan Pengelolaan risiko bahaya yang terkait dengan lokasi bangunan pabrik pengolahan yang mudah diangkut
STEEL TANK INSTITUTE (USA)
SP001 F921
Standar untuk pemeriksaan tangki penyimpanan atas tanah Standar untuk tangki di atas tanah dengan penahanan sekunder integral
UNDERWRITERS LABORATORIES (USA)
UL 142 UL 971
Standar untuk tangki baja atas tanah untuk cairan yang mudah terbakar Standar untuk pipa bukan logam bawah tanah untuk cairan yang mudah terbakar
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
103
LAMPIRAN 5 – GLOBALLY HARMONISED SYSTEM (GHS)— PIKTOGRAM KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KELAS
DESKRIPSI
Toksik
Toksisitas akut (mulut, kulit, penghirupan), kategori 1, 2, 3
Menyebabkan korosi
Korosi kulit, kategori 1A, 1B, 1C Kerusakan mata serius, kategori 1
Iritan
Toksisitas akut (mulut, kulit, penghirupan), kategori 4 Iritasi kulit, kategori 2, 3 Iritasi mata, kategori 2a Sensitisasi kulit, kategori 1 Toksisitas pada organ target tertentu berikut paparan tunggal, kategori 3 Iritasi saluran pernafasan Efek narkotik Sensitisasi pernafasan, kategori 1 Mutagenisitas sel germinal, kategori 1a, 1b, 2 Karsinogenisitas, kategori 1a, 1b, 2 Toksisitas reproduksi, kategori 1a, 1b, 2 Toksisitas pada organ target tertentu berikut paparan tunggal, kategori 1, 2 Toksisitas organ target spesifik berikut paparan berulang, kategori 1, 2 Risiko bahaya aspirasi, kategori 1, 2
Tidak ada piktogram
Toksisitas akut (mulut, kulit, penghirupan), kategori 5 Iritasi mata, kategori 2b Toksisitas reproduksi—efek pada atau melalui menyusui Merusak lingkungan
Tidak ada piktogram
104
Bahaya akut pada lingkungan air, kategori 1 Bahaya kronis pada lingkungan air, kategori 1, 2
Bahaya akut pada lingkungan air, kategori 2, 3 Bahaya kronis pada lingkungan air, kategori 3, 4
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
ISTILAH DAN SINGKATAN Alkali
Setiap senyawa yang memiliki sifat basa yang sangat tinggi, dengan pH di atas 7 dan mampu mengubah kertas lakmus menjadi biru. Alkali sangat korosif terhadap jaringan tubuh manusia dan harus ditangani dengan hati-hati.
Ambang batas bau
Konsentrasi di udara, biasanya dalam satuan parts per million (bagian per juta), di saat bau menjadi terasa.
AN BBM
Amonium nitrat – Bahan Bakar Minyak
Analisis
Proses yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis atau jumlah bahan di dalam suatu benda.
APD
Alat pelindung diri (perangkat atau pakaian yang dikenakan untuk membantu melindungi pekerja dari paparan langsung zat berbahaya)
APP
Alat pelindung pernafasan.
Asam
Suatu senyawa organik atau anorganik yang memiliki pH kurang dari 7, menetralisir basa atau alkali dan bereaksi menyebabkan kertas lakmus menjadi merah. Asam bersifat korosif terhadap jaringan tubuh manusia dan harus ditangani dengan hati-hati.
Asap
Penyebaran zat di udara yang terdiri dari partikel padat sangat kecil, yang timbul dari pemanasan benda padat.
Asbestosis
Penyakit paru-paru kronis yang disebabkan karena menghirup serat asbes.
Asma
Penyakit yang disebabkan oleh kontraksi spasmodik bronkiolus dalam paru-paru.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
105
Batas paparan
Batas konsentrasi yang ditetapkan dan jika batas ini tidak terlewati, umumnya tidak menyebabkan efek buruk pada pekerja yang terpapar. Batas paparan berbeda dalam nama dan arti, tergantung pada asalnya. Sebagai contoh: • TWA (Time Weighted Average/Rata-Rata Waktu Terukur): Standar paparan rata-rata dengan waktu terukur 8 jam adalah rata-rata konsentrasi udara dari zat tertentu yang diizinkan selama hari kerja selama 8 jam dan seminggu bekerja (5 hari). Ini adalah jenis standar paparan yang paling umum. • STEV (Short-Term Exposure Value) atau Nilai Paparan Jangka Pendek adalah maksimum rata-rata konsentrasi di udara dengan waktu terukur dari zat tertentu yang diizinkan selama periode 15 menit. • Standar paparan pembatasan puncak adalah konsentrasi udara maksimum atau puncak dari zat tertentu yang ditentukan melalui periode waktu tersingkat yang dapat dilakukan secara analitis, yang tidak melebihi 15 menit. Standar paparan pembatasan puncak ini setiap saat tidak boleh terlampaui. • SKIN (KULIT): Menunjukkan bahwa kontak langsung atau kontak melalui udara dengan produk dapat mengakibatkan penyerapan yang signifikan atas produk tersebut, bisa melalui kulit, membran mukosa atau mata. Pemberitahuan ini dimaksudkan untuk menyarankan dilakukannya tindakan pencegahan terhadap penyerapan bahan melalui jalan masuk ini. • TLV (threshold limit value): nilai ambang batas TWA. TWA (TimeWeighted Average) adalah konsentrasi rata-rata dengan waktu terukur untuk hari kerja normal selama 8 jam dan minggu kerja selama 40 jam, di saat hampir semua pekerja dapat berulang kali terpapar, hari demi hari, selama mereka bekerja, tanpa adanya efek merugikan. • TLV-STEL (Threshold limit value—short-term exposure limit): Nilai Ambang Batas – Batas Paparan Jangka Pendek. Sebuah paparan rata-rata dengan waktu terukur 15 menit yang setiap saat tidak boleh terlampaui selama hari kerja, bahkan jika 8 jam TWA masih termasuk di bawah TLV. Paparan pada STEL tidak boleh diulang lebih dari empat kali sehari, dan harus ada jeda setidaknya 60 menit antara paparan berturut-turut pada STEL • TLV-C (Threshold limit value—ceiling): Nilai Ambang Batas Maksimal. Konsentrasi yang tidak boleh dilampaui selama semua bagian dari pemaparan saat bekerja.
DAL
Drainase asam dan logam.
Daya larut
Kemampuan benda untuk larut dalam air atau cairan lain.
Debu
Partikel padat yang dibentuk oleh tindakan mekanis dan melayang di udara.
Dermal/Berhubungan dengan kulit
Digunakan atau dipakai pada kulit.
Dermatitis
Peradangan kulit.
106
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Dosis
Jumlah bahan/agen yang telah memasuki tubuh melalui berbagai jalan masuk.
Efek kesehatan akut
Efek kesehatan yang akut
Emfisema
Penyakit paru-paru ireversibel yang mengakibatkan kapasitas paru-paru sangat menurun.
Gas
Sebuah zat tak berbentuk yang bergerak bebas dan menempati ruang.
Gas mampat
Sebuah materi berbentuk gas pada suhu kamar (20°C) dan tekanan tapi dikemas sebagai gas dimampatkan, gas terlarut atau gas cair melalui cara pemampatan/kompresi atau pendinginan.
Hazard (Risiko Bahaya)
Potensi yang dapat menimbulkan efek berbahaya atau merugikan.
IARC
International Agency for Research on Cancer (Badan Internasional untuk Riset Kanker)
Indikator kinerja utama
Indikator kinerja utama (KPI/Key Performance Indicators)
International Council on Mining and Metals (ICMM/Dewan International Pertambangan dan Logam)
An organisation that represents many of the world’s leading mining and metals companies, as well as regional, national and commodity associations, and is committed to the responsible production of minerals and metals.
Iritan
Sebuah benda yang mengiritasi jaringan apa pun yang terkontak dengannya.
Kabut
Tetes-tetes zat cair yang tergantung di udara, disebabkan oleh kondensasi atau penyemprotan.
Karsinogen
Agen/senyawa yang dapat menyebabkan kanker pada manusia. Daftar lengkap dari karsinogen dan klasifikasi kelompok terdapat di http:// monographs.iarc. fr/ENG/Classification/ClassificationsGroupOrder.pdf.
Kode ADG
Kode Barang Berbahaya Australia
LDK
Lembar data keselamatan
Massa Jenis
Berat suatu benda dalam volume tertentu, biasanya dalam satuan gram per mililiter (g/mL).
Mutagen
Sebuah bahan/agen yang mempengaruhi gen atau sel dari orang yang terpapar sedemikian rupa sehingga dapat menyebabkan kanker pada individu yang terpapar atau mutasi yang tidak diinginkan pada satu generasi kemudian.
Nama kimia
Nama ilmiah yang tepat dari bahan aktif dalam produk.
NIOSH
National Institute of Occupational Safety and Health (Institut Nasional Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
NOHSC
National Occupational Health and Safety Commission (Komisi Nasional Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
107
Nomor PBB
Sebuah angka empat digit yang ditetapkan pada bahan yang berpotensi berbahaya atau golongan bahan. Nomor PBB (UN numbers) ini diakui secara internasional dan digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan personil tanggap darurat lainnya untuk mengidentifikasi benda selama keadaan darurat.
Nomor Pendaftaran CAS
Nomor yang ditetapkan untuk suatu zat kimia oleh Chemical Abstracts Service (CAS) dari American Chemical Society sebagai identifier yang unik.
Paparan
Intensitas, frekuensi dan durasi kontak dengan agen yang terdapat dalam lingkungan. Seseorang terpapar dengan zat berbahaya jika mereka menyerap atau cenderung menyerap zat tersebut melalui mulut, hidung atau kulit (penyerapan dermal) atau selaput lendir.
Paparan akut
Paparan jangka pendek, biasanya terjadi pada konsentrasi tinggi.
Parts per million (ppm)
Ukuran konsentrasi zat dalam gas, uap, zat padat atau zat cair. Misalnya, 1 ppm gas berarti bahwa ada 1 unit gas dalam setiap 1 juta unit udara.
Pelarut
Sebuah zat kimia yang mampu melarutkan benda.
Pemantauan biologis
Pengukuran dan evaluasi bahan berbahaya atau metabolitnya dalam jaringan tubuh, cairan tubuh atau udara yang dihembuskan dari seseorang.
Pemantauan kesehatan
Pemantauan orang untuk mengidentifikasi perubahan dalam kesehatan mereka (jika ada) karena paparan zat berbahaya. Termasuk pemantauan biologis tetapi tidak termasuk pemantauan kontaminan atmosfer.
Pemasok
An importer, manufacturer, wholesaler or distributor of workplace substances, but not a retailer.
Penggunaan bahan
Penggunaan, produksi, penanganan, penyimpanan, transportasi atau pembuangan suatu benda.
Penghirupan
Memasukkan suatu benda ke dalam tubuh dengan menghirupnya.
Penyebab sesak nafas
Uap atau gas yang dapat menyebabkan pingsan atau kematian karena sesak napas (kekurangan oksigen).
pH
Ukuran keasaman atau kebasaan (alkalinitas) dari bahan ketika dilarutkan dalam air.
Pneumokoniosis
Istilah umum yang diberikan untuk setiap penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu yang dihirup dan kemudian tersimpan jauh di dalam paru-paru, dan menyebabkan kerusakan. Partikel debu akan tetap berada di paru-paru, dan dapat menyebabkan peradangan atau fibrosis (jaringan parut).
Program Praktik Unggulan dalam Pengembangan yang Berkelanjutan untuk Industri Pertambangan
Sebuah program yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dari 17 tema utama di seluruh tahapan industri pertambangan, mulai dari tahap eksplorasi, konstruksi dan operasi, hingga tahap penutupan tambang dan rehabilitasi.
Proses menelan
Memasukkan suatu benda ke dalam tubuh dengan memakannya.
Rumus kimia
Rumus yang menunjukkan unsur-unsur yang membentuk senyawa; juga disebut sebagai rumus molekul.
108
PRAKTIK KERJA UNGGULAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN BERKESINAMBUNGAN UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN
Safe Work Australia
Otoritas nasional dalam bidang peraturan dan panduan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
SHG
Sistem Harmonisasi Global tentang Penggolongan dan Penamaan pada Bahan Kimia.
Silikosis
Sebuah kondisi yang ditandai dengan sesak napas, yang disebabkan oleh paparan debu silika.
SSAN
Security Sensitive Ammonium Nitrate (Amonium nitrat yang sensitif terhadap keamanan).
Stabilitas
Importir, produsen, grosir atau distributor benda kerja, tetapi bukan pengecer.
Suhu pengapian
Suhu terendah saat bahan yang mudah terbakar akan menangkap api di udara dan terus terbakar, terpisah dari sumber panas aslinya.
Tekanan uap
Tekanan uap dalam kesetimbangan dengan bentuk cair atau padatnya.
Teratogen
Sebuah bahan/agen yang menyebabkan kelainan karena paparan terhadap janin selama kehamilan.
Titik didih
Suhu di mana cairan berubah dari bentuk cair ke bentuk gas pada tekanan atmosfer normal.
Titik nyala
Suhu terendah saat cairan melepaskan cukup banyak uap untuk membentuk campuran mudah terbakar yang terdiri dari uap dan udara, tepat di atas permukaan cairan.
TLV
Lihat batas paparan.
Toksisitas
Kemampuan suatu zat untuk menimbulkan efek berbahaya.
Uap
Sebuah bentuk gas dari benda, yang biasanya padat atau cair pada suhu dan tekanan kamar.
Ventilasi
Penyediaan udara segar untuk memberikan lingkungan kerja yang aman.
PENGELOLAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA
109
Praktik Kerja Unggulan dalam Program Pembangunan Berkesinambungan untuk Industri Pertambangan