Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? “With great power comes great responsibility” Sebelum menjelaskan lebih lanjut saya ingin kita menyamakan dulu persepsi kita mengenai hipnosis, agar kita bisa berpikir dan berdiskusi dengan koridor pikir yang sama. Selama ini telah terjadi kerancuan makna atau salah pemahaman mengenai hipnosis. Hipnosis telah dipersepsikan secara keliru sebagai klenik atau magic. Lalu apa sih sebenarnya hipnosis? Seperti yang saya jelaskan di buku Adi W. Gunawan, Hypnosis: The Art of Subconscious Communication, hipnosis sebenarnya tidak lebih dari seni berkomunikasi. Lebih lengkap lagi hipnosis adalah seni berkomunikasi dengan penekanan pada aspek dan proses komunikasi timbal balik antara satu atau lebih orang yang terjadi pada level pikiran bawah sadar. Dari definisi di atas tampak jelas bahwa hipnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan ilmu sesat, magic, atau kekuatan supra natural. Dengan mengacu pada definisi hipnosis yang telah kita sepakati di atas, mari kita mulai diskusi kita. Kerancuan makna juga sering tampak dari berbagai tulisan di media massa atau internet. Saya sempat membaca iklan di surat kabar atau cerita di milis, kebetulan saat itu lagi membahas topik mengenai hipnosis/hipnoterapi, yang mencampuradukkan antara hipnosis dan hipnotis. Hipnosis adalah ilmu atau seni komunikasi sedangkan hipnotis adalah orang yang menggunakan atau mempraktikkan hipnosis. Lalu apa beda antara hipnosis dan hipnoterapi? Semua hipnoterapi menggunakan hipnosis. Namun, hipnosis baru bisa dikatakan sebagai hipnoterapi apabila menggunakan teknik-teknik tertentu, yang bersifat terapeutik, untuk membantu klien meningkatkan diri mereka, sesuai dengan masalah yang dihadapi. Hipnoterapis, dengan demikian, adalah orang yang menggunakan atau mempraktikkan hipnoterapi. Hipnoterapis pasti adalah seorang hipnotis. Namun hipnotis belum tentu hipnoterapis. Kembali pada pertanyaan di atas, “Apakah hipnosis/hipnoterapi berbahaya?”. Hipnosis adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk bisa menjangkau pikiran bawah sadar dengan cepat dan mudah. Perubahan perilaku selama ini cukup sulit dilakukan karena orang, pada umumnya, tidak mengerti cara masuk ke pikiran bawah sadar yang menyimpan berbagai “program” yang mengendalikan diri kita. Ada lima cara untuk masuk ke pikiran bawah sadar: 1. 2. 3. 4.
Repetisi Identifikasi kelompok atau keluarga Informasi yang disampaikan oleh figur yang dipandang mempunyai otoritas Emosi yang intens
5. Kondisi alfa atau hipnosis Dengan menggunakan bantuan hipnosis seorang hipnotis atau hipnoterapis dapat dengan mudah masuk ke pikiran bawah sadar klien dan melakukan otak-atik “program”. Akibatnya bisa macam-macam. Bisa positif maupun negatif. Modifikasi atau rekonstruksi “program” pikiran ini selanjutnya akan mempengaruhi perilaku seseorang dan sebagai hasil akhir sudah tentu hidup orang juga akan berubah. Contohnya begini. Anda bertemu dengan seseorang, sebut saja Budi, yang tidak bisa menjual dengan baik. Padahal Budi bekerja di bidang marketing dan sales. Kesulitan Budi disebabkan oleh belief-nya yang menyatakan bahwa ia tidak cakap dalam hal penjualan. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang anda miliki, anda bisa masuk ke pikiran bawah sadar Budi dan memodifikasi ”program” (belief) yang menghambat Budi. Setelah ”program”nya dimodifikasi Budi akhirnya mampu menjadi seorang salesman handal. Nah, dalam hal ini hipnosis/hipnoterapi mengakibatkan suatu efek yang sangat positif. Untuk lebih jelas mengenai teknik terapi yang digunakan dalam hipnoterapi anda bisa membaca buku Adi W. Gunawan, Hypnotherapy : The Art of Subconscious Restructuring. Contoh yang negatif seperti ini. Misalnya anda, sebagai orangtua dan figur yang dipandang memiliki otoritas, saat mengetahui bahwa anak anda nilai ujiannya jauh di bawah harapan anda, berkata, “Dasar anak goblok. Kamu selalu dapat nilai jelek. Dari dulu sampe sekarang nilaimu nggak pernah bagus. Heran ya... kok ada anak goblok seperti kamu?” Apa yang anda lakukan pada anak anda adalah satu bentuk hipnosis yang sangat dahsyat. Hipnosis yang anda lakukan mampu menembus langsung ke pikiran bawah sadar anak, melalui gerbang pikiran bawah sadar yang saat itu terbuka lebar akibat perasaan takut mendapat nilai jelek, dan akan sangat efektif. Mengapa efektif? Karena kalimat yang anda “pilih” sungguh merupakan afirmasi yang sangat ampuh. Coba anda perhatikan kembali kalimat di atas, khususnya kata-kata yang saya garisbawahi. Saya beri contoh lain yang positif. Bagaimana caranya membuat anak, misalnya usia 1,5 – 4 tahun, yang sulit makan menjadi suka makan? Bagaimana caranya membuat anak yang sampai usia 7 atau 8 tahun masih juga “ngompol” (bahasa teknisnya, enuresis) saat tidur malam hari menjadi tidak “ngompolan”? Dengan pemahaman akan cara kerja pikiran kita dapat dengan mudah memasukkan sugesti positif untuk membantu anak mengubah perilakunya. Caranya bagaimana? Kita harus tahu kapan gerbang bawah sadar terbuka secara alamiah dan pada saat itu kita harus segera memasukkan afirmasi positif, tentunya dengan pilihan kata yang cermat. Saya mengajarkan teknik ini pada setiap orangtua yang hadir di seminar saya di berbagai kota. Hasilnya? Cespleng. Saya sendiri sampai saat ini, meskipun saya mengerti betul cara kerja teknik ini, sering kagum dan takjub melibat betapa cepatnya perubahan bisa terjadi.
Sebaliknya bila kita tidak berhati-hati saat berbicara dengan anak kita, terutama dengan katakata yang kita gunakan, maka secara sengaja maupun tidak, kita telah melakukan hipnosis yang efeknya akan sangat negatif. Riset yang dilakukan para pakar di bidang pikiran dan otak, di luar negeri., mendapatkan satu hasil yang perlu kita cermati dengan hati-hati sekali. Riset itu menyatakan bahwa anak saat berusia 0 – 3 tahun hanya beroperasi dengan menggunakan pikiran bawah sadar. Dengan demikian apapun yang dialami oleh seorang anak pada 3 tahun pertama hidupnya akan diserap semuanya oleh pikiran bawah sadarnya. Jika mau lebih tepat, sebenarnya pikiran bawah sadar sudah aktif sejak anak masih dalam kandungan. Filter mental (pikiran sadar) baru mulai terbentuk saat anak berusia 3 tahun. Filter ini akan semakin menebal pada usia 8 tahun dan akan sangat tebal pada usia 13 tahun. Walaupun pikiran sadar ini semakin kuat kerjanya pada usia 13 tahun, dari penelitian yang lain didapatkan satu penemuan menarik, yaitu anak mulai usia 0 – 13 tahun masih sangat banyak yang beroperasi pada gelombang otak theta ( 4 – 8 Hz). Ini adalah gelombang pikiran bawah sadar. Penasaran dengan penemuan ini saya mengukur gelombang otak anak kami yang bungsu, usia 5,5 tahun, dengan piranti Brain Wave 1 yang saya miliki dan menemukan satu hal yang sangat mengejutkan saya. Hasil pengukuran menunjukkan anak kami, saat dalam kondisi sadar, ternyata beroperasi dengan sama sekali tidak ada gelombang beta, sangat sedikit gelombang otak ”very low” alpha, dan sangat banyak theta dan delta. Bisa anda bayangkan betapa berbahayanya bila kami, dan juga anda tentunya sebagai orangtua, salah bicara dan bersikap pada anak. Apapun yang kita katakan akan langsung tertanam di pikiran bawah sadar anda. Selanjutnya akan menjadi program pikiran yang menentukan perilakunya. Berikut saya akan berikan contoh efek positif dan negatif hipnoterapi. Di buku Hypnotherapy : The Art of Subconscious Restructuring saya memberikan empat contoh, dari sekian banyak kasus, yang pernah saya tangani dengan hasil yang sangat baik. Ada klien yang telah mengalami trauma selama 41 tahun dan bisa disembuhkan hanya dalam waktu 30 menit terapi. Ada juga yang phobia tensoplast, selama lebih dari 20 tahun, sembuh total juga hanya dalam waktu sekitar 30 menit. Ada juga yang phobia matematika dan juga ada yang gagap berhasil disembuhkan dengan hipnoterapi. Ada klien yang hanya membutuhkan satu sesi terapi. Ada yang membutuhkan beberapa sesi. Bergantung situasi dan kondisi klien. Nah, apa bahayanya hipnoterapi? Hipnoterapi akan sangat berbahaya bila teknik terapi yang digunakan salah. Ini ada satu kasus nyata. Seorang klien yang ingin berhenti merokok mendatangi seorang hipnoterapis. Oleh si hipnoterapis, si klien diinduksi, masuk ke kondisi trance, lalu disugesti dengan kalimat berikut:
”Mulai sekarang setiap kali anda merokok anda akan merasa muak dan jijik dengan rokok. Setiap kali anda mencium bau rokok anda merasa muak, mual, dan jijik. Mulai saat ini dan seterusnya anda benci dan tidak suka merokok. Bila anda merokok, anda akan merasakan seluruh tubuh anda sakit sekali, kepala anda pusing, dan langsung terbayang paru-paru anda kena kanker yang sangat ganas dan mengerikan. Anda tentunya tidak mau kena kanker ganas dan mengerikan, bukan? Untuk itu anda harus berhenti merokok mulai sekarang dan seterusnya” Untuk orang awam, apa yang dilakukan si hipnoterapis ini kesannya sudah benar. Tahukah anda bahwa teknik terapi seperti di atas, kalau di Amerika, masuk kategori malpraktik? Si hipnoterapis bisa dituntut dan masuk penjara. Apa yang salah dengan teknik di atas? Lha, kalau si klien tetap merokok, apa yang akan terjadi? Program yang menyatakan ”Bila anda merokok, anda akan merasakan seluruh tubuh anda sakit sekali, kepala anda pusing, dan langsung terbayang paru-paru anda kena kanker yang sangat ganas dan mengerikan” akan langsung bekerja. Bisa jadi si klien akan benarbenar kena kanker paru-paru. Anda lihat sekarang betapa bahayanya bila caranya salah? Saat dalam kondisi trance pikiran sadar klien ”off” sehingga sugesti yang diberikan akan langsung tertanam di pikiran bawah sadar klien. Apakah mungkin hipnoterapis bisa ”mengarahkan” klien untuk melakukan hal-hal yang merugikan diri klien? Jawabnya bisa namun tidak mudah. Saat seorang klien dalam kondisi deep trance, tiga buah filter pada pikiran sadar tidak bisa bekerja/off. Ketiga filter ini, yang dikenal dengan nama three antisuggestive barriers, berfungsi untuk menyaring berbagai informasi yang diterima pikiran sadar. Saat dalam kondisi deep trance yang masih aktif adalah dua buah filter yang terletak di pikiran bawah sadar. Filter pertama memeriksa apakah informasi yang masuk, bila dilaksanakan, akan membahayakan diri klien atau tidak. Filter kedua memeriksa apakah informasi ini, bila dilaksanakan, akan bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dipegang oleh klien. Bila berhasil lolos dari dua filter ini maka informasi/sugesti (baca: perintah) ini akan dilaksanakan dengan patuh. Jadi, seorang klien akan melakukan perintah yang disugestikan oleh hipnoterapis bergantung pada dua hal. Pertama, kecakapan hipnoterapis dalam meyakinkan pikiran bawah sadar klien bahwa si klien harus melakukan yang diminta oleh si hipnoterapis. Kedua, apabila ternyata nilai-nilai yang dipegang oleh klien mengijinkan untuk melakukan perintah yang diminta oleh hipnoterapis. Bingung? Saya beri contoh konkrit. Misalnya seorang klien, sebut saja Anto, sangat sayang pada orangtuanya. Saat dihipnosis, masuk dalam kondisi deep trance, ia diminta untuk membunuh orangtuanya. Apakah sugesti/perintah ini akan ia laksanakan? Tidak!
Mengapa? Karena perintah ini bertentangan dengan nilai dasar yang Anto pegang. Anda jelas sekarang? Misalnya Anto, yang ternyata sangat kuat ibadahnya, diminta menginjak kitab suci agamanya. Apakah akan ia lakukan? Tidak! Menurut nilai dasar yang Anto pegang, menginjak kitab suci akan masuk neraka dan akan dibakar tujuh kali. Tentu saja Anto tidak mau masuk neraka. Lain halnya bila Anto memang sangat membenci kedua orangtuanya. Atau misalnya ia adalah seorang atheis. Kalau begini kondisinya maka perintah untuk membunuh orangtuanya atau menginjak kitab suci akan dilakukan dengan patuh. Pembaca, sugesti apapun tidak akan dilakukan bila tidak mendapat persetujuan dari pikiran bawah sadar klien. Saya yakin, sekarang di benak anda ada pertanyaan berikut, ”Bagaimana caranya untuk bisa meyakinkan dan mendapat persetujuan dari pikiran bawah sadar klien sehingga mau melakukan yang kita minta?”. Saya tidak akan memberikan jawaban untuk pertanyaan ini. Menjawab pertanyaan apakah hipnosis/hipnoterapi berbahaya atau tidak? Jawabnya tidak. Hipnosis/hipnoterapi bersifat netral. Tidak baik atau buruk. Baik atau buruk bergantung pada siapa yang menggunakan dan untuk apa. Jadi ini semua kembali kepada diri kita masingmasing. Sama seperti sebuah pisau. Pisau bisa digunakan untuk memasak. Pisau yang sama, setelah digunakan untuk memasak, bisa digunakan untuk membunuh orang. Jadi, sebenarnya yang berbahaya apakah hipnosis/hipnoterapi ataukah hipnotis/hipnoterapis? Setiap kali mendapat pertanyaan seperti di atas saya selalu teringat dengan apa yang dikatakan oleh paman Spiderman, ”With great power comes great responsibility”. (Sumber: Adi W. Gunawan)