Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
KUNING METANIL [METANIL YELLOW]
N
N
S O
O O
N H N a
3-[(4-(phenylamino)phenyl)azo]-benzenesulfonic acid, monosodium salt Rumus Molekul : C18H14N3NaO3S 1.
Massa Molekul : 375,38 Dalton
PENANDA PRODUK NOMOR REGISTER CAS NOMOR HS
: 587-98-4 : 3204.12.00.00
Sinonim dan nama dagang Benzenesulfonic acid, 3-((4-(phenylamino)phenyl)azo)-, monosodium salt; m-(p-Anilinophenylazo)benzenesulfonic acid sodium salt; M-Sulfanilic acid azo-phenylamine sodium; Sodium phenylaminobenzene metasulfonate; Metaniline yellow; C.I. Acid Yellow 36, Monosodium salt. 2.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA a. b.
3.
Keadaan fisik Kelarutan
: Padatan berbentuk serbuk berwarna kuning hingga coklat : Larut dalam air dan alkohol; cukup larut dalam benzena dan eter; sedikit larut dalam aseton.
ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS a.
Penanda Produk (mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
b.
Identitas Produsen/ Pemasok (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
c.
Piktogram Bahaya :
d.
Kata Sinyal : “BAHAYA”
e.
Pernyataan Bahaya : Dapat berbahaya jika tertelan Menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada kulit Dapat menyebabkan gejala alergi/ gejala asma/ sulit bernafas jika terhirup Dapat menyebabkan kerusakan genetik Diduga merusak fertilitas atau janin Diduga menyebabkan kanker
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
483
K U N I N G M E T A N I L
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
f.
4.
Pernyataan kehati-hatian# : Jangan lakukan apapun sebelum membaca dan memahami petunjuk keselamatan. Kenakan sarung tangan pelindung/ pelindung diri sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten. Basuh bagian yang terkena bahan dengan saksama sesudah menangani bahan Jangan menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotannya Dalam keadaan ventilasi tidak memadai, kenakan pelindung pernafasan sesuai dengan yang ditentukan oleh produsen/ pemasok atau pihak berwenang yang kompeten. Pakaian kerja yang terkontaminasi tidak diperbolehkan dibawa keluar dari tempat kerja.
PENYIMPANAN Simpan dalam tempat yang sejuk dan kering dalam kemasan tertutup rapat. Gunakan ventilasi yang baik. Simpan terpisah dari bahan-bahan yang tidak boleh dicampurkan.
5.
PENGGUNAAN Sebagai bahan pewarna tekstil dan cat serta sebagai indikator reaksi netralisasi (asam-basa)
6.
STABILITAS DAN REAKTIVITAS a. Stabilitas
:
Stabil pada suhu dan tekanan normal.
b. Peruraian yang berbahaya
:
Hasil urai pada pemanasan berupa oksida karbon, nitrogen, sulfur, natrium.
c. Polimerisasi
:
Tidak terjadi polimerisasi.
d. Kondisi untuk dihindari
:
Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan sumber api lainnya. Hindari kontak dengan bahan yang tidak boleh dicampurkan.
e. Inkompatibilitas
:
Tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan oksidator dan bahan-bahan mudah terbakar.
Kuning metanil dengan : Oksidator (kuat) Akrolein Kalsium hipoklorit Anhidrida maleat Nitrosil perklorat Natrium hipoklorit Tri iso-butil aluminum 7.
Bahaya kebakaran dan ledakan. Reaksi polimerisasi yang bersifat eksoterm. Pembentukan kloroamina yang mudah meledak. Reaksi peruraian yang dapat meledak. Reaksi yang dapat meledak. Pembentukan kloroamina yang mudah meledak. Reaksi hebat.
INFORMASI TOKSIKOLOGI a.
b.
#
: : : : : : :
Data Toksisitas : LD50 tikus - oral LD50 mencit - intraperitoneal LD50 mencit - intravena LD50 oral - mencit
5 mg/kg 1 mg/kg 200 mg/kg >488 mg/kg berat badan
Data Mutagenik : Analisis sitogenetik – leukosit manusia 10 μmol/L Mutasi pada sel somatik mamalia – limfosit mamalia 22 nmol/L Analisis sitogenetik – oral mencit 60 mg/kg, 30 hari secara kontinyu Uji Pertukaran Pasangan Kromatid (Sister Chromatid Exchange) – intraperitoneal mencit 5 mg/kg
hanya memuat sebagian dari pernyataan kehati-hatian yang ada
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
484
K U N I N G M E T A N I L
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
8.
c.
Data Karsinogenik : GHS : Tidak karsinogenik IARC : Tidak karsinogenik OSHA : Tidak karsinogenik NTP : Tidak karsinogenik
d.
Data Iritasi/ korosi
: tidak tersedia
e.
Data Teratogenik
: tidak tersedia
f.
Data Tumorigenik
: tidak tersedia
g.
Data Efek Reproduktif : TDLo tikus jantan – oral, 162 g/kg, 90 hari
h.
Efek Lokal
: tidak tersedia
i.
Organ Sasaran
: tidak tersedia
j.
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : data tidak tersedia
EFEK TERHADAP KESEHATAN a. Terhirup Paparan jangka pendek
Paparan jangka panjang
b. Tertelan Paparan jangka pendek
Paparan jangka panjang
c. Kontak dengan mata Paparan jangka pendek
Paparan jangka panjang d. Kontak dengan kulit Paparan jangka pendek
: Tidak ada data spesifik yang tersedia. Bahan pewarna azo dapat menyebabkan iritasi. Amina aromatik merupakan iritan kuat, serta dapat menyebabkan edema dan pendarahan paru, nekrosis dan radang pada ginjal, nekrosis hati dan methemoglobinemia. Dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah.
: Tidak ada data spesifik yang tersedia. Beberapa amina aromatik dapat menyebabkan kanker pada saluran kencing, khususnya pada kandung kemih. : Tidak ada data spesifik yang tersedia. Bahan pewarna azo dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri perut, diare, demam, tidak enak badan secara menyeluruh, dan hipotensi. Amina aromatik merupakan iritan kuat dan dapat terserap melalui saluran pencernaan, menyebabkan efek sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. : Pemberian pada tikus sebesar 0,1% dan 0,5% secara oral selama 90 hari menyebabkan efek yang tidak signifikan pada darah. Namun, pada dosis sebesar 3% dapat menyebabkan penurunan yang signifikan pada neutrofil dan eosinofil, peningkatan yang signifikan dalam limfosit dan monosit, serta peningkatan dalam waktu koagulasi. Beberapa amina aromatik dapat menyebabkan kanker pada saluran kencing, khususnya pada kandung kemih.
: Dilaporkan tidak bersifat merusak pada mata kelinci. Uap amina dapat menyebabkan edema pada epitel kornea dan gangguan penglihatan. : Data tidak tersedia : Tidak ada data spesifik yang tersedia. Amina aromatik merupakan iritan kuat, dapat menyebabkan reaksi sensitifitas, dan dapat terserap melalui kulit sehingga menyebabkan
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
485
K U N I N G M E T A N I L
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
kemerahan atau respon yang menyerupai iritasi. Paparan jangka panjang
9.
: Dapat menyebabkan dermatitis akibat sensitisasi kulit. Beberapa amina aromatik dapat menyebabkan kanker pada saluran kencing, khususnya pada kandung kemih.
ANTIDOTUM Data tidak tersedia
10. INFORMASI EKOLOGI a.
Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Berbahaya terhadap kehidupan perairan.
b.
Data Ekotoksisitas : Toksisitas pada Ikan : LC50 (Mortalitas) 155000 μg/L 96 jam - Channa punctatus (Snake-head catfish)
11. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI a.
Batas paparan : data tidak tersedia
b.
Metode Pengambilan sampel : data tidak tersedia
c.
Metode/ prosedur pengukuran paparan : data tidak tersedia
d.
Ventilasi : Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Peralatan ventilasi harus tahan terhadap ledakan jika terdapat konsentrasi bahan diudara mencapai konsentrasi yang mudah meledak. Pastikan sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
e.
Alat pelindung diri : e.1 Respirator : Dalam kondisi dimana penggunaan berulang atau paparan terus-menerus, perlindungan pernafasan dapat diperlukan. Penggunaan pelindung pernafasan sesuai urutan prioritas dari minimum hingga maksimum. Perhatikan petunjuk peringatan sebelum penggunaan. Jenis respirator yang digunakan : Respirator jenis apa saja yang memberikan perlindungan terhadap debu, kabut, dan asap. Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan filter partikel berefisiensi tinggi. Respirator dengan pemurnian udara, bertenaga mesin, jenis apa saja dengan filter debu, kabut dan asap. Respirator dengan pemurnian udara, bertenaga mesin, jenis apa saja dengan filter partikel berefisiensi tinggi. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau seketika/ langsung menimbulkan bahaya terhadap kehidupan atau kesehatan : Respirator dengan pemurnian udara jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan-positif lainnya dikombinasikan dengan pasokan udara keselamatan yang terpisah. Alat pernafasan serba lengkap jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh.
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
486
K U N I N G M E T A N I L
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
e.2 Pelindung Mata : Gunakan kacamata keselamatan yang tahan percikan dengan pelindung wajah. Sediakan kran air pembasuh mata untuk keadaan darurat dan semprotan air deras di sekitar lokasi kerja. e.3 Pakaian : Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai. e.4 Sarung tangan : Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai. e.5 Sepatu
: data tidak tersedia
12. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA a. Jika terhirup
:
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Gunakan masker berkatup/ peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan (pernafasan keselamatan). Segera bawa ke dokter
b. Jika tertelan
:
Jika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Segera bawa ke dokter.
c. Jika terkena mata
:
Segera basuh mata dengan air mengalir kurang lebih selama 15 menit sambil sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke dokter.
d. Jika terkena kulit
:
Segera lepaskan baju, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bagian yang terkontaminasi dengan sabun atau deterjen yang lunak dan bilas dengan air mengalir sebanyak mungkin kurang lebih selama 15 20 menit. Segera bawa ke dokter.
13. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN a. Bahaya ledakan dan kebakaran
:
Bahaya kebakaran kecil. Campuran debunya dengan udara dapat menyala atau meledak.
b. Media pemadam
:
Bahan kimia kering, semprotan air, busa, karbon dioksida Kebakaran besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air yang banyak
c. Tindakan pemadaman
:
Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Jangan menyebarkan bahan yang tumpah dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan media pemadam yang sesuai untuk memadamkan api. Jangan menghirup bahan atau produk hasil pembakaran. Jaga agar posisi berdiri berlawanan dengan arah angin dan hindari daerah yang rendah.
d. Produk pembakaran yang berbahaya
:
Data tidak tersedia
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
487
K U N I N G M E T A N I L
Panduan Pengamanan Bahan Kimia Berbahaya __________________________________________________________________________________________________________
14. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi : a. Di tempat kerja
:
Dengan hati-hati kumpulkan tumpahan ke dalam kemasan berlabel, bila perlu lembabkan lebih dahulu untuk mencegah terbentuk dan tersebarnya debu. Bersihkan dengan hati-hati, kemudian pindahkan ke tempat yang aman. Jangan biarkan bahan kimia ini mencemari lingkungan, baik melalui tanah, air ataupun udara, sebab potensi bioakumulasi dan toksisitasnya terdapat pada lingkungan air. Petugas yang membersihkan harus mengenakan pakaian pelindung lengkap termasuk peralatan pernafasan.
b. Ke udara
:
Emisi lebih dari satu pon kuning metanil ke udara harus dilaporkan secara berjangka ke badan berwenang.
c. Ke air
:
Emisi lebih dari satu pon kuning metanil ke air harus dilaporkan secara berjangka ke badan berwenang.
d. Ke tanah
:
Emisi lebih dari satu pon kuning metanil ke udara harus dilaporkan secara berjangka ke badan berwenang.
15. PENGELOLAAN LIMBAH
K U N I N G
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 16. INFORMASI TRANSPORTASI a. b.
Pengangkutan Udara IATA/ ICAO : data tidak tersedia Pengangkutan Laut IMDG : data tidak tersedia
17. INFORMASI LAIN Nomor RTECS Nomor EINECS
: :
DB7329500 209-608-2
18. PUSTAKA 1.
---------------, (1989), NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards, vol. 1 & 2, US Department of Health and Human Services, Washington D.C
2.
Budavari, S. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 1059
3.
IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
4.
IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of Occupational Health, Helsinki, p. 38
5.
Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A WileyInterscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 2325
6.
OHS14097, Methanyl yellow, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp.1-7
7.
Sax Irving, N., (1981), Cancer Causing Chemicals, Van Nostrand, Reinhold Company, USA
8.
U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004, http://www.toxnet.nlm.nih.gov
9.
UNEP/IPCS/WHO, (1999), Chemical Risk Assessment, Training Modul 3
_______________________________________________________________________________________________________ Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM
488
M E T A N I L