11/25/2015
KOPERASI
NUKITA
PANDUAN BUDIDAYA STEVIA SEBAGAI PENGHASIL GULA RENDAH KALORI
Panduan lengkap budidaya stevia untuk perkebunan rakyat, dengan sistem monokultur dan tumpangsari dengan tanaman kopi arabika | Busono & Dini
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
DAFTAR ISI PENDAHULUAN Sejarah Tanaman Stevia Manfaat Stevia
LATAR BELAKANG Stevia Di Indonesia Deskripsi Tanaman
PERSIAPAN TANAMAN Syarat Tumbuh Bibit Stevia a. Jenis Dan Sertifikat Bibit b. Generatif c. Vegetatatif Pesemaian Bibit
PENGOLAHAN LAHAN BUDIDAYA Kesesuaian Lahan Pengolahan Lahan Budidaya
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Tanaman Pengairan Hama Dan Penyakit Tanaman
PENANAMAN STEVIA TUMPANG SARI DENGAN KOPI PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN Panen Pasca Panen Perawatan Tanaman Setelah Panen
ESTIMASI BIAYA PRODUKSI Sistem Tumpang Sari Sistem Monoikultur
PRODUK OLAHAN STEVIA DI KOPERASI NUKITA PENUTUP PUSTAKA
KOPERASI NUKITA BANDUNG
2
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PENDAHULUAN Sejarah Tanaman Stevia Tanaman stevia adalah satu genus dari family Asteraceae yang terdiri dari 240 jenis. Tanaman ini asli dari daerah sub tropis dan tropis wilayah barat Amerika utara, Amerika tengah hingga Amerika selatan. Selama berabadabad tanaman stevia dikenal dengan nama “Ka-ahe” yang berarti herba manis. Ilmuwan Eropa yang pertamakali melakukan identifikasi taxonominya adalah Dr Moises Santiago Bertoni pada tahun 1887. Dari 240 jenis tanaman stevia yang ada di dunia hanya dari jenis Stevia rebudiana saja yang banyak dilakukan penelitian dan dibudidayakan untuk diambil manfaatnya sebagai bahan baku gula non karbohidrat. Jepang adalah negara konsumen terbesar pemanis stevia di dunia. Selain di Jepang penggunaan stevia sebagai bahan pemanis penggati gula tebu telah banyak digunakan di banyak Negara lain di dunia meliputi : Argentina, Chili, Cina, Kolombia, Korea, Malaysia, Paraguay, Peru, Filipina, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Uruguay, dan Vietnam (1984), Brazil (1986), Australia, dan Selandia Baru (2008), Amerika Serikat (2008), Mexico (2009), Hong Kong (2010), Uni Eropa (2011), Israel (2012), Norwegia (Juni 2012). Di Di indonesia penggunaan stevia sebagai bahan pemanis rendah kalori baru resmi disyahkan (di bawah Peraturan Menteri Kesehatan no.033 tahun 2012).
Dihabitat aslinya di Paraguay tanaman Stevia merupakan tanaman hari pendek obligat dengan panjang hari kritis sekitar 11-13 jam. Iklim yang dimiliki adalah sub tropis hingga tropis dengan lintang 22 0 hingga 240 lintang selatan Memiliki suhu rata-rata 150 C hingga 350 C Tanah lempung berpasir hingga lempung dengan pH 5,5 hingga 6 Curah hujan rata-rata pertahun adalah 1.200 mm hingga 1.700 mm
Manipulasi areal budidaya yang kerap dilakukan di beberapa negara secara umum untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan stevia adalah : 1. Kelembapan tanah 70 % 2. Stevia sangat sensitif terhadap ketersediaan air 3. Komposisi bahan organik tanah 5 % 4. Suhu tanah 350 C KOPERASI NUKITA BANDUNG
3
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
5. Diperlukannya naungan pada awal pembibitan 6. Photoperiodism sangat berpengaruh pada variabilitas genetik tanaman stevia, hal ini berpengaruh pada munculnya seleksi genetik hingga terbentuknya strain yang mampu tumbuh di lintang rendah dan tahan pada embun beku. (PC/Ka’ahe, 2010)
Manfaat Stevia Selain digunakan sebagai pemanis alami rendah kalori, stevia juga memiliki manfaat lain untuk kesehatan tubuh . Berikut adalah Manfaat Stevia : Menstabilkan gula darah penderita diabetes Menstabilkan tekanan darah pada penderita hipertensi Meningkatkan penyerapan kalsium pada pengobatan osteoporosis Membantu gejala radang gusi dan menghambat pertumbuhan plak pada gigi Mengatasi gangguan kulit kepala dan rambut kusam Menghambat keriput pada kulit (www.steviafirst.com)
Kandungan Nutrisi Stevia
Stevia dengan nama latin Stevia rebudiana bertoni lebih sering dikenal digunakan sebagai pemanis alami rendah kalori. Daun stevia mengandung pemanis glycoside (steviosida, rebausida dan dulcosida). Selain itu juga mengandung protein, fiber, karbohidrat, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, natrium, besi, vitamin A, vitamin C, dan juga minyak atsiri. Rasa manis pada stevia disebabkan karena dua komponen yaitu stevioside (3 – 10% berat kering daun dengan kemanisan 250 kali sukrosa) dan rebaudioside (1 – 3% berat kering daun dengan kemanisan 300 kali sukrosa) (www.stevia-steviocide.com)
KOPERASI NUKITA BANDUNG
4
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
LATAR BELAKANG Stevia Di Indonesia Tanaman Stevia yang memiliki nama ilmiah Stevia rebaudiana termasuk ke dalam suku Asteraceae (Compositae). Tanaman stevia berasal dari daerah perbatasan negara ParaguayBrasil-Argentina di Amerika Selatan dengan nama lokal Caa-he-he, Caa-enhem atau Kaa-hee. Di tempat asalnya tanaman ini tumbuh liar, atau untuk tujuan tertentu dibudidayakan oleh penduduk yang dimanfaatkan sebagai bahan pemanis dan obat. Di Indonesia stevia dapat dijumpai di daerah Ngargoyoso, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah dalam skala terbatas untuk keperluan pemanis produk jamu dan obatobatan. Sedangkan di Kabupaten Bandung sejak tahun 2010, oleh Kelompok Tani Mulyasari Cibodas dan Koperasi NUKITA telah dikembangkan stevia lokal jenis unggul dengan nama CM3 dan telah mendapat sertifikat mutu benih dari BP2MB Jawa Barat. Daun stevia mengandung senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200500 kali gula tebu, akan tetapi tanpa kalori dengan indeks glikemat sangat rendah. Senyawa glikosida diterpen yang paling penting adalah Steviosida dan Rebaudioside-A (Suhendi, 1989). Hal ini memungkinkan produk-produk olahan makanan maupun minuman kesehatan menggunakan stevia sebagai bahan baku pemanis. Gula stevia dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk menggantikan kedudukan pemanis buatan atau pemanis sintetis. Siklamat, pemanis sintetis kontroversial yang masih sering digunakan, hanya mempunyai tingkat kemanisan antara 100-200 kali kemanisan sukrosa. Dengan kata lain, tingkat kemanisan gula stevia jauh lebih unggul apabila dibandingkan dengan siklamat atau aspartam yang selama ini masih banyak dipakai sebagai pemanis berbagai macam produk makanan dan minuman. Gula stevia juga sangat sesuai untuk penderita diabetes dan bagi yang sedang
KOPERASI NUKITA BANDUNG
5
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
diet. Bahkan di negara Jepang kurang lebih 40% bahan pemanis di pasaran menggunakan bahan dasar dari gula stevia ini. Indonesia pada saat ini masih dihadapkan pada masalah kebutuhan gula tebu (Suhendi,1989). Untuk mencapai swasembada gula 3,1 juta Ton pada tahun 2014, dilaksanakan usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Dalam rangka diversifikasi, diusahakan pemanfaatan tanaman penghasil gula non tebu yang dapat dijadikan bahan alternative pengganti gula, diantaranya adalah tanaman Stevia. Mengingat potensinya, tanaman stevia memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Namun tanaman stevia belum menunjukkan peranannya secara nyata sebagai salah satu komoditi sumber pemanis karena hingga saat ini stevia yang dihasilkan masih berkualitas rendah yang disebabkan belum ada standart baku teknis penanaman stevia dan belum ada varietas unggul yang digunakan sebagai benih bina sehingga belum banyak perusahaan atau investor yang tertarik untuk mengembangkan stevia secara besar-besaran. Khusus untuk Kabupaten Bandung bibit stevia unggul CM3 mulai tahun 2015 telah dikembangkan kebun induk seluas dua hektar dan kebun produksi untuk tahap awal seluas 25 Ha. Dimana selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut disesuaikan dengan kebutuhan industri teh manis dan gula rafinasi milik Koperasi NUKITA. Kebun induk stevia CM3 selain untuk kebutuhan di Kabupaten Bandung dan Jawa Barat juga telah dikembangkan di beberapa daerah Jawa Tengah.
Deskripsi Tanaman Stevia Morfologi tanaman Stevia berbentuk perdu dengan tinggi 60 – 90 cm, memiliki cabang yang banyak, memiliki daun tunggal, berbentuk lonjong memanjang, bergerigi halus, daun duduk berhadapan, bunga hermaprodit, mahkota bunga berwarna putih dan berbentuk tabung. Batang kecil ramping dan berbulu keriting, mempunyai sistem perakaran halus dekat permukaan tanah dan perakaran tebal, rapat dan kasar menembus ke dalam tanah. Taksonomi Tanaman Stevia sebagai berikut : Divisio Ordo Kelas Familia Genus Species
: Spermatophyta : Campanulate : Dicotyledonae : Compositae : Stevia : Stevia rebaudiana
Pertumbuhan dan perkembangan stevia dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman ini termasuk “short day plant”, oleh karena itu tanaman ini akan berbunga jika KOPERASI NUKITA BANDUNG
6
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
mendapatkan panjang penyinaran kurang dari 13 jam. Dalam kondisi ini, tanaman mulai berbunga pada umur 60 hari setelah tanam. Tanaman pangkasan akan berbunga sekitar 40 hari setelah dipangkas. Dengan demikian periode pertumbuhan vegetatif tanaman hasil pangkasan lebih singkat 20 hari daripada tanaman semaian. Hari panjang mengakibatkan pertambahan internode (buku), luas daun, bobot kering daun dan meningkatkan kandungan gula merah larut, protein, dan steviosida. Tanaman stevia merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan, tumbuh dengan baik pada kandungan air tanah diatas kapasitas lapang serta menghendaki kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah. Di daerah tropis, tanaman ini dapat diusahakan sepanjang tahun dan dipanen beberapa kali, sehingga jumlah gula stevia setahun akan dapat mengungguli gula stevia dari daerah sub tropis yang hanya ditanam sekali setahun.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
7
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PERSIAPAN BIBIT TANAMAN Syarat Tumbuh Di habitat asalnya, tanaman stevia tumbuh pada ketinggian 500 – 1.000 mdpl dengan suhu lingkungan 14o – 27oC, curah hujan rata-rata 1.600 mm per tahun dengan 2 – 3 bulan kering. Stevia tumbuh baik pada tanah terrarosa, latosol, dan andosol dengan tingkat kemasaman (pH) 6 – 7. Di Indonesia pada daerah dengan ketinggian tempat 700 – 1.500 mdpl, curah hujan 1.400 mm/tahun dengan suhu lingkungan antara 20o – 24oC. Jenis tanah yang baik untuk tanaman ini adalah latosol, podsolik, dan andosol di dataran tinggi. Tanaman stevia menghendaki kelembaban tanah cukup tinggi, memiliki toleransi tinggi terhadap tanah basah.
Bibit Stevia Jenis Dan Sertifikat Bibit Stevia Salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan produktivitas stevia adalah bahan tanaman atau benih. Oleh karena itu pemilihan benih sangat berperan terhadap keberhasilan budidaya tanaman stevia. Pemilihan benih merupakan proses seleksi bahan tanaman yang bertujuan untuk memperoleh benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi serta bebas dari hama penyakit, sehingga dapat menjamin stabilitas produksi stevia. Di Kabupaten Bandung saat ini tengah dikembangkan penanaman dan pembuatan bibit stevia unggul lokal dari jenis CM3 yang telah memiliki sertifikat SKMB dari BP2MB Jabar. Area penanaman yang telah ada tahun 2015 seluas 5 Ha dan saat ini sedang dikembangkan lahan baru seluas 25 Ha, di Desa Cibodas Kec. Pasir Jambu Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 sedang dilakukan pembuatan bibit stevia CM3 bersertifikat sebanyak 2 juta batang untuk kebutuhan anggota Koperasi NUKITA.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
8
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Penyediaan benih tanaman stevia dapat dilakukan melalui perbanyakan vegetatif, generatif dan kultur jaringan tanaman. Perbanyakan Vegetatif Teknik perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan setek yang dipasang sungkup plastik yang kedap udara, sehingga suhu dan kelembaban dalam sungkup terjaga. Setelah berumur 3-4 minggu, mata tunas dan akar setek tumbuh mencapai 1-2 cm maka setek telah dapat dipindahtanamkan ke lapang.
Perbanyakan Generatif Teknik perbanyakan generatif dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Benih dapat diperoleh dari bunga yang telah mekar sempurna Jemur benih siap sebar pada tempat yang teduh Buang pappus dengan tangan secara lembut Campur benih dengan sekam bakar secukupnya, untuk menghindari serangan jamur Simpan benih sebelum dipakai dalam tempat kedap udara.
Pesemaian Bibit Persiapan Bedengan Buat bedengan yang dekat dengan air dan tanah subur (tanah lempung dan alkali tidak cocok untuk digunakan). Buat bedengan dengan arah timur barat. Bedengan dibuat dengan ketinggian 10 cm, lebar 1,2-1,5 m dan panjang 15-20 m. Setiap bedengan diberi pupuk kandang sapi 400 kg atau pupuk kandang ayam 100 kg, pupuk mineral 3-5 kg. Pupuk KOPERASI NUKITA BANDUNG
9
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
mineral digunakan untuk sterilisasi benih dan pupuk tersebut mengandung mikroelemen yang dibutuhkan untuk perkecambahan benih. Olah tanah setinggi 15 cm, campur tanah dengan pupuk kandang dan buat permukaan agar lembut.
Penyemaian Dan Penyungkupan Tanah disiram hingga cukup lembab dan kemudian tanam bibit stevia hasil stek batang. Untuk benih dari bunga, taburkan 25 – 50 kg benih pada bedengan dan tutup tipis dengan tanah yang lembut. Tutup dengan sungkup (menggunakan plastik UV, dengan ketinggian 4050 cm, lebar 1,8-2 m). Setelah 50-60 hari benih menjadi bibit siap tanam (can grow into seedlings). Pada saat musim panas bisa menjadi bibit siap tanam dalam waktu 40-50 hari. Perawatan Bedengan Setelah bibit stek ditanam atau benih disebar, bedeng tanam harus dijaga agar tetap lembab hingga benih berkecambah dalam waktu 3-5 hari setelah itu kita buka sungkup. Bedengan dijaga supaya tetap lembab sampai benih mempunyai 3 daun. Suhu yang ideal untuk 0 0 perkecambahan antara 20 – 25 C. Jika suhu terlalu rendah ditambahkan potongan rumput untuk menjaga agar suhu tetap hangat. Jika suhu sekitar 300C harus diberikan naungan untuk menjaga agar tidak terlalu panas. Saat benih mempunyai 3 daun, sungkup dibuka sampai tanah agak mengering kemudian ditutup kembali untuk menjaga kelembaban. Pada saat benih mempunyai 4 daun, sungkup dapat dibuka pada pagi hari dan ditutup kembali pada sore hari. Jika tanah masih lembab tidak perlu dilakukan penyiraman lagi. Pada saat benih mempunyai 5 daun, sungkup dibuka (total). Semprotkan pupuk setiap 5-10 hari sekali. Dalam 1m2 biasanya terdapat 1.500-2.000 benih. Pada saat benih mempunyai 6 daun, maka siap dilakukan transplanting di areal pertanaman. Lima hari pertama tidak perlu dilakukan penyiraman. Benih yang sehat mempunyai 5-6 daun, tinggi tanaman 12-15 cm, batang sedikit berkayu, daun lebar, hijau, daun pucuk berbentuk konkaf (cekung), mempunyai 5-7 akar sekunder, 2-3 daun telah memiliki cabang.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
10
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PENGOLAHAN LAHAN BUDIDAYA Kesesuaian Lahan Budidaya stevia harus dilakukan di tempat yang memenuhi persyaratan agroklimat bagi pertumbuhan sehingga stevia dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai produksi tinggi. Persyaratan agroklimat yang dibutuhkan oleh stevia sebagai berikut. Pertumbuhan optimal stevia pada jenis tanah latosol, podsol, dan andosol yang subur, beriklim lembab dan curah hujan merata sepanjang tahun. Tanah berpasir dan cukup subur lebih baik dari pada tanah berkapur untuk pertumbuhan stevia. Derajat keasaman (pH) yang sesuai 6,0–7,5.
Pengolahan Lahan Budidaya Penyiapan lahan merupakan serangkaian kegiatan pengolahan tanah dimulai dari membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman (akar dan tunggul) sampai siap tanam. Tujuan penyiapan lahan untuk memperoleh kondisi lahan siap tanam, lahan gembur dan bebas dari gulma, agar penanaman dapat dilaksanakan dengan teratur dan mendapatkan stevia yang berkualitas. Penyiapan lahan pada tanah tegalan dan tanah sawah (tadah hujan) dilakukan dengan teknis yang sama yaitu sebelum melakukan penanaman lahan dicangkul atau dibajak sebanyak dua kali sehingga diperoleh tekstur tanah yang gembur. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran panjang kira-kira 5 m atau disesuaikan dengan keadaan lahan dan lebar antara 100 – 125 cm. Bedengan dapat dibuat dengan atau tanpa mulsa. Kegunaan mulsa yaitu untuk meminimalisir pertumbuhan gulma Ketinggian masing-masing bedengan cukup sekitar 20 – 40 cm (tergantung pada jenis lahan/tanah). Apabila penanaman dilakukan pada lahan berkontur miring, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
11
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Untuk penanaman stevia monokultur (seperti gambar di atas) dapat dilakukan dengan cara mengunakan mulsa atau hanya guludan saja. Kondisi ini disesuaikan dengan kemampuan pembiayaan. Dari sisi budidaya penggunaan mulsa dan tidak akan berpengaruh pada operasional perawatan tanaman selama masa produksi.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
12
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN Penanaman Benih ditanam dengan jarak tanam 25×25 cm atau 30×30 cm, sehingga setiap bedengan berisi 4 – 5 baris tanaman. Sebaiknya pada setiap lubang tanam diberi sekitar 250 gram pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). Penanaman stevia sebaiknya dilakukan saat musim hujan agar persediaan air mencukupi dan tanaman cepat segar kembali (biasanya 1-2 hari setelah penanaman).
Pemupukan Pemupukan dasar diberikan waktu persiapan lahan menggunakan pupuk organik dengan dosis 5-10 ton/ha. Pemupukan susulan menggunakan pupuk urea dengan dosis 135 Kg/Ha (1,35 gram/lubang tanam) yang diaplikasikan pada 30 HST (Hari Setelah Tanam) setengah dosis dan pada 60 HST. Untuk pupuk kimia atau buatan sebaiknya jangan menggunakan pupuk urea tapi digunakan ZA sebagai sumber nitrogen. Penggunaan pupuk daun juga disarankan dengan interval setiap minggu mulai dari umur 7 HST sampai dengan 60 HST.
Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang terpenting dalam penanaman stevia. Pemeliharaan tanaman stevia mencakup kegiatan pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama serta penyakit. Pemberian pupuk buatan tersebut diulang setiap kali stevia baru dipanen. Pada saat tanaman stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap ujung tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan sehingga produksi daun akan lebih banyak.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
13
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Pengairan Stevia membutuhkan banyak pasokan air yang baik sepanjang tahun supaya produksinya stabil. Untuk itu disekitar kebun stevia diperlukan sumber air yang memadai. Sistem irigasi dapat dengan cara pengairan diantara bedeng (monokultur pada dataran rata). Jika kontur kebun tidak memungkinkan maka dianjurkan untuk memiliki irigasi tetes atau sprinkler yang baik (tumpang sari pada kebun kopi atau lainnya). Secara umum keberhasilan untuk penanaman stevia adalah : kelembapan tanah 70 %, bahan organik 5 % dan suhu tanah 35oC
Hama Dan Penyakit Tanaman Hama Pada Tanaman Stevia Terdapat beberapa hama yang umum menyerang tanaman stevia pada lahan budidaya stevia di Indonesia. Namun demikian hanya ada tiga jenis hama yang paling sering ditemukan yakni sebagai berikut : 1. Kutu Aphid, biasanya menyerang tanaman stevia terutama selama musim kemarau dari Februari-April. Pencegahan : Gunakan 10% Imidakloprid. Campurkan 1: 1.000 2. Ulat tanah (Ku’uk atau uret), serangga ini bertelur di dalam kotoran sapi. Oleh karena itu jika pupuk yang digunakan menggunakan kotoran sapi maka perlu dipastikan jika kotoran sapi telah menjadi kompos matang, sehingga telur serangga sudah hancur sebelum digunakan di lapangan. Jika tidak setelah menetas telur akan menjadi larva yang akan memakan akar tanaman stevia. Hal ini akan menyebabkan tanaman mati. Dalam satu hari, satu larva ulat tanah dapat mengkonsumsi 4 pohon. 3. Anjing Tanah (mole cricket/ ga’ang), akan memakan daun stevia. Serangga ini akan keluar pada malam hari untuk memotong batang dan menarik batang ke dalam sarangnya. Serangan hama ini terutama sering ditemukan di daerah pegunungan. Mereka biasanya muncul selama Juni-Agustus, hama ini jarang ditemukan pada areal budidaya di dataran rendah. Satu-satunya cara untuk mengontrol adalah menemukan sarang dan membunuhnya.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
14
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Penyakit Umum Pada Penanaman Stevia Penyakit yang paling umum meyerang tanaman stevia pada areal budidaya adalah Antrax dan layu pucuk. Serangan penyakit ini biasanya muncul disebabkan karena sanitasi kebun yang kurang baik. Berikut adalah gejala serangan penaykit pada stevia :
Anthrax Akut Gejala: Hal ini muncul pada akhir Mei, dan kemudian akan terulang di pertengahan Juni. Ini selalu terjadi dalam daun muda, ranting, Pada tahap awal, mereka berair bercak noda seperti bintik-bintik dan kemudian berubah menjadi tempat gelap yang besar coklat yang tidak teratur dan beberapa tempat yang akan menggabungkan ke tempat yang besar dengan banyak titik-titik hitam di tempat yang besar. Metode pencegahan: 75% chlorothalonil: 500 solusi air. Penyemprotan pestisida selama 2 sampai 3 kali terus menerus. Layu Pucuk : Gejala: Biasanya muncul dalam tahap pembibitan, kuman akan mengganggu ke dalam batang pertama dan kemudian ada beberapa titik kuning terjadi pada daun maka bintikbintik akan memperbesar. Ini adalah air coklat noda- mengakibatkan layu pada daun. Daerah yang terkena daun akan membusuk dan kemudian mati. Tindakan perbaikan: Tanaman strucken perlu dihapus dari. Daerah di sekitar tanaman strucken perlu didesinfeksi dengan bubuk kapur atau dinfectors kimia lainnya.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
15
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PENANAMAN STEVIA TUMPANG SARI DENGAN KOPI Budidaya stevia selain dengan cara monokultur dapat juga dilakukan dengan sistem tumpang sari bersama tanaman kopi. Penanaman dengan cara ini telah banyak dilakukan di Kelompok Tani Mulyasari Cibodas di Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung. Hasil panen dari budidaya dengan sistem monokultur dan tumpang sari dengan kopi tidak berbeda, tapi dalam kondisi tertentu (peralihan musim) justru panen dari sistem tumpang sari justru jauh lebih tinggi. Selain itu hama dan penyakit yang biasa muncul pada sistem monokultur sangat jarang ditemui pada budidaya stevia sistem tumpang sari dengan kopi. Secara umum budidaya stevia dengan sistem tumpang sari dengan tanaman kopi dapat dijelaskan sebagai berikut. Penanaman stevia dapat menggunakan bedeng atau tanpa bedeng (guludan). Jika menggunakan bedeng penanaman stevia dapat dilakukan tanpa mulsa Panjang bedeng tanam tergantung pada kondisi lahan sesuai dengan sistem pertanaman kopi. Namun demikian usahakan lebar bedeng 120 cm dengan ketinggian 15 – 20 cm Jarak antar bedengan mengikuti garis tanam tanaman kopi pH tanah tanah minimal 6 dan aplikasikan dolomit jika terlalu asam. Tetap aplikasikan pupuk kandang berupa postal 10 ton/Ha sebagai pupuk dasar. Jarak tanam stevia dengan sistem tumpang sari adalah 50 x 50 cm, atau rata-rata populasi 40.000 tanaman per Ha.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
16
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN Panen Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai bahan baku pembuat gula atau pemanis alami. Penentuan waktu dan cara panen bagi tanaman stevia harus tepat. Apabila lambat memanen, maka kandungan gula daun stevia menurun. Sebaliknya, apabila waktu panennya terlalu awal selain rendemen atau kandungan gula belum maksimal juga jumlah daun yang dihasilkan sedikit. Untuk pertama kalinya daun stevia dipanen pada umur antara 40-60 hari setelah penanaman dan untuk pemanenan yang berikutnya bisa menggunakan selang waktu antara 30 – 60 hari sekali. Selain menggunakan pedoman tersebut, panen untuk daun stevia dapat juga didasarkan pada ketinggian tanaman. Biasanya, panen daun dilakukan kalau tanaman ini sudah setinggi 40 – 60 cm dengan pertumbuhan daun yang rimbun. Pada ketinggian seperti ini tanaman sudah mulai memasuki masa berbunga dan pada saat ini pula kandungan gula (steviosida atau zat yang menjadi penentu kadar kemanisan) tanaman sedang berada pada tingkat yang tertinggi. Waktu yang terbaik untuk melakukan panen daun yaitu pagi hari, pemanenan dilakukan dengan memotong batang atau tangkai kira-kira 10-15 cm dari permukaan tanah. Alat yang dipakai untuk memotong batang atau tangkai dapat berupa gunting besar atau gunting pangkas yang tajam. Ketika panen, sisakan sebanyak 1-2 tangkai pada setiap tanaman (daun terbawah) supaya tanaman yang baru dipanen itu dapat tumbuh kembali. Selanjutnya batang atau ranting tersebut dirompes atau dipipil dan yang diambil hanya daun-daunnya saja. Panen dilakukan pada kondisi ketika 5% dari populasi total stevia menunjukkan kuncup siap berbunga, maka sudah saatnya untuk panen. Waktu terbaik untuk panen tanaman stevia adalah di pagi hari. Pada kondisi sinar matahari kurang dari 12 jam, maka waktu panen menjadi lebih cepat. Panen harus dilakukan pagi hari pada cuaca cerah.
Pasca Panen Pasca penen daun stevia sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kualitas daun yang baik. Daun-daun stevia hasil panen, harus secepatnya dipipil dari batang atau tangkai dan segera dikeringkan. Waktu pemipilan yang lambat dikhawatirkan akan dapat mengurangi kadar KOPERASI NUKITA BANDUNG
17
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
bahan pemanis di dalam daun. Jika daun masih melekat pada batang atau tangkai maka proses perombakan bahan pemanis yang ada di dalamnya akan berlangsung. Jadi dengan lebih cepatnya dilakukan pemipilan daun setelah panen, maka diharapkan kadar pemanis dapat dipertahankan. Pengeringan daun stevia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sinar matahari atau dengan alat pengering buatan. Apabila pengeringannya dilakukan dengan sinar matahari, maka daun diletakkan di atas alas plastik, tampi, atau jenis alas lainnya. Bila keadaan cuaca baik, cara ini hanya membutuhkan waktu pengeringan sekitar 8 jam. Sedang pengeringan dengan menggunakan pengering buatan seperti oven, waktunya lebih cepat lagi yaitu sekitar 4 jam pada suhu 70 ºC. Daun stevia yang telah kering warnanya hijau kekuningan. Daun stevia kering yang bermutu baik setidaknya harus memiliki kadar air maksimum 10%, kadar steviosida minimum 10% dan kadar kotoran maksimum 3%. Apabila pengeringan daun dilakukan di atas suhu 70ºC maka kadar steviosida akan sedikit mengalami penurunan. Sedangkan penggunaan suhu sampai 80ºC selain akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar gula dalam daun juga akan timbul warna coklat kehitaman. Daun stevia yang mengalami keterlambatan pengeringan akan berwarna hitam karena terjadi proses fermentasi oleh mikroorganisme yang disertai perombakan senyawa steviosida. Fermentasi juga akan terjadi pada daun stevia yang terkena air yang juga akan menyebabkan kebusukan. Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas. Biasanya daun dimasukkan ke dalam karung dengan berat 20 kg/bal. Dengan cara pengemasan yang baik dan tertutup rapat, daun stevia bisa disimpan sampai satu tahun bahkan lebih. Nilai ekonomi daun stevia dari 1 kg daun stevia basah akan diperoleh 0,20-0,25 kg daun kering (rendemen 20-25%). Sedang rendemen dari daun kering menjadi kristal gula stevia sekitar 8-10%.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
18
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Crushing Selain dipasarkan dalam bentuk daun simplisia, stevia juga banyak dipasarkan dalam bentuk tepung daun. Proses ini dilaksanakan dengan cara setelah daun kering selanjutnya dilakukan penghancuran daun menggunakan mesin penepung industri, dimana penepungan ini bertujuan untuk meningkatkankan kekuatan pemanis Stevia.
Perawatan Tanaman Setelah Panen Pemupukan Setelah panen segera lakukan pemupukan menggunakan pupuk kandang dan pupuk kimia sesuai takaran normal pada saat awal tanam. Pengendalian HPT Pemeliharaan rutin untuk perawatan hama dan penyakit tanaman terus dilakukan hingga memasuki musim panen berikutnya. Penyiangan Penyiangan gulma dapat dilakukan secara manual. Jika menggunakan mulsa pada bedeng perawatannya dapat lebih murah.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
19
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
ESTIMASI BIAYA PRODUKSI Budidaya tanaman stevia di petani dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni dengan sistem monokultur dan sistem tumpangsari. Tumpangsari yang sudah dilaksanakan dan terbukti memiliki hasil panen yang baik adalah dengan tanaman kopi. Namun demikian pada kedua sistem budidaya ini tentunya akan memiliki estimasi biaya produksi yang berbeda. Berikut adalah penjelasan estimasi biaya produksi dari kedua sistem budidaya tersebut.
Estimasi Biaya Produksi Stevia Sistem Tumpangsari Kopi Estimasi biaya produksi dan penerimaan ini diperoleh dari perhitungan yang dilakukan di Kelompok Tani Mulyasari Cibodas di Kabupaten Bandung. Komponen biaya perlobang tanam : 1. Bibit stevia : Rp. 1.000 2. Tenaga kerja : Rp. 250 3. Pupuk & sarana produksi : Rp. 225 4. Peralatan : Rp. 100 5. Dll : 25 6. Jumlah biaya per lobang tanam : Rp. 1.600 Populasi per Ha : 1. 40.000 tanaman 2. Jumlah biaya per Ha, 40.000 X Rp. 1.600 = Rp 64.000.000,Estimasi penerimaan : 1. Semester 1 & 2, panen tahun ke 1 (60% populasi) : = 24.000 tan X @ 30 gr X Rp. 3.000 = Rp. 2.160.000,- per panen 1. Semester 3 dst, panen tahun ke 2 dst (60% populasi) : = 24.000 tan X @ 50 gr X Rp. 3.000 = Rp. 3.600.000,- per panen
Estimasi Analisa Investasi Stevia Dengan Sistem Monokultur Estimasi biaya produksi dan penerimaan budidaya stevia sistem monokultur ini menurut penelitian yang dilakukan oleh bapak Achmad Imron Rosyadi, Peneliti Sosio Ekonomi Pusat Penelitian Teh Dan Kina Gambung.
Jumlah tanaman: 95.000 pohon/hektar Produksi mulai bulan ke-6: 30 gram/pohon Umur <1 tahun tanaman yg dipanen 70% Umur ≥1 tahun tanaman yg dipanen 100% Harga jual Daun Stevia kering: Rp.40.000/kg
KOPERASI NUKITA BANDUNG
20
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Umur ekonomis stevia 5 tahun sedangkan unit pengolahan 10 tahun Biaya Usaha ditetapkan 20% dari biaya eksploitasi. Analisa sensitifitas, dengan variasi tingkat harga: 40, 35, dan 30 ribu rupiah Tabel 1. Biaya Pokok Produksi (Rp/kg stevia Kering) No.
Tahun
Uraian
2014
I.
Proyeksi Produksi
II.
Biaya Langsung (B. Eksploitasi)
2015
2016
10.474
29.925
29.925
II.1. Biaya Eksp. Pemel. Tanaman
8.616
7.428
7.784
II.2. Biaya Panen
6.333
6.333
6.333
II.3. Biaya Pengolahan
4.100
4.100
4.100
Biaya Pokok Produksi
19.049
17.861
18.217
Biaya Usaha (20% B Eksp.) Biaya Pokok Produksi Termasuk Biaya Usaha
4.762 23.811
4.465 22.327
4.554 22.771
III. IV.
Biaya yang berpotensi dapat diefisienkan: Biaya panen, dengan dilakukan semi mekanis, Biaya pengolahan, efisiensi energi termal & listrik, Biaya pemupukan, menggunakan pupuk kompos Tabel 2. Analisa Financial Budidaya Stevia , Seluas 5 HA No. Tahun A. Biaya Investasi A.1. Biaya Investasi Tanaman A.2. Biaya Investasi Pengolahan B. Biaya Eksploitasi B.1. Biaya Eksp. Pemel. Tanaman B.2. Biaya Panen B.3. Biaya Pengolahan C. Biaya Usaha (20% B Eksp.) D. Proyeksi Produksi E.1. Jika Harga Jual Rp.40.000,-/kg a. Pendapatan Penjualan b. Nilai Pendapatan Bersih c. NPV Komulatif d. IRR
2014 1.037.254 636.754 400.500 196.024 90.239 62.843 42.942 49.006 10.474
2015
2016 -
524.528 222.286 179.550 122.693 131.132 29.925
418.950 1.197.000 (853.533) 567.566 (762.083,35) (505.319,71)
2017 -
2018 -
-
535.173 232.931 179.550 122.693 133.793 29.925
535.173 232.931 179.550 122.693 133.793 29.925
535.173 232.931 179.550 122.693 133.793 29.925
1.197.000 554.792 85.267,12
1.197.000 554.792 437.847,72
1.197.000 554.792 752.651,82 54%
Biaya Investasi 5 ha: 1,04 milyar Rp(Tanaman: 0,64 Non Tanaman 0,40 M Rp), mulai berproduksi pada bulan ke-7 setalah tanam, layak dan prospektif dibudidayakan: nilai IRR: 54% & masa pengembalian 2 tahun
KOPERASI NUKITA BANDUNG
21
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Tabel 3. Analisa Laba (Rugi) Budidaya Stevia, Seluas 5 HA No. Tahun A. Biaya Eksploitasi A.1. Biaya Eksp. Pemel. Tanaman A.2. Biaya Panen A.3. Biaya Pengolahan B. Biaya Usaha (20% B Eksp.) C. Proyeksi Produksi C.1. Jika Harga Jual Rp.40.000,-/kg a. Pendapatan Penjualan b. Laba Usaha c. Biaya penyusutan d. Laba setelah penyusutan
2014 196.024 90.239 62.843 42.942 49.006 10.474
2015 524.528 222.286 179.550 122.693 131.132 29.925
2016 535.173 232.931 179.550 122.693 133.793 29.925
2017 535.173 232.931 179.550 122.693 133.793 29.925
2018 535.173 232.931 179.550 122.693 133.793 29.925
418.950 173.920 154.051 19.869
1.197.000 541.340 154.051 387.289
1.197.000 528.034 154.051 373.983
1.197.000 528.034 154.051 373.983
1.197.000 528.034 154.051 373.983
Laba Tahun ke-1: 20 Juta Rp., Laba Tahun ke-2: 387 Juta Rp., Produksi batang & akar tidak diperhitungkan Tabel 4. Analisa Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga HARGA JUAL DAUN STEVIA (Rp.) URAIAN 40.000
35.000
30.000
IRR (% )
54%
24%
-2%
Masa Pengembalian (Tahun)
2
3
>5
Harga jual sangat menentukan keberhasilan investasi Stevia, jika harga < 33 ribu Rp: langkah efisiensi biaya produksi dengan memasukan teknologi mekanisasi proses pasca panen
KOPERASI NUKITA BANDUNG
22
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PRODUK OLAHAN STEVIA DI KOPERASI NUKITA Budidaya tanaman stevia di Kabupaten Bandung yang dimotori oleh Koperasi Nusantara Kiat Lestari atau NUKITA sejak tahun 2010, saat ini selain menghasilkan dan memasarkan simplisia daun stevia untuk kebutuhan industri juga telah berhasil memproduksi berbagai produk turunan dari daun stevia. Beberapa produk turunan tersebut yang masuk dalam kategori semi bahan baku untuk industri meliputi tepung daun stevia, ekstrak stevia cair dan tepung ekstrak stevia (rafinasi) kemurnian 98% dengan warna putih. Sedang untuk produk olahan bahan jadi dari stevia yang telah berhasil diproduksi secara masal adalah berupa sirup stevia, stevia cane sugar (gula tebu yang dinaikkan kadar kemanisannya dengan ekstrak stevia, sehingga nilai kalorinya ¼ dari gula tebu biasa), dan yang menjadi unggulan adalah produk teh manis. CIBODAS MANIS adalah nama dagang untuk berbagai produk olahan daun stevia yang dihasilkan oleh KOPERASI NUKITA di Kabupaten Bandung. Bahan baku stevia untuk produk CIBODAS MANIS dapat diakui dihasilkan dari System pertanian organic dengan pola agroforestri ramah lingkungan yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Mulyasari Cibodas sejak tahun 2010. TEH CIBODAS MANIS Cibodas Manis adalah produk teh manis yang diolah hanya dari bahan baku teh Indonesia kualitas premium terutama teh hijau dan teh hitam, dengan pemanis alami dari tanaman stevia. Rasa manis dari stevia tidak mengandung kalori sehingga relatif aman untuk penderita diabetes dan baik untuk diet gula. Tersedia 18 varian olahan teh manis dari Cibodas Manis yakni 2 varian teh celup & 16 varian teh seduh. Penyajian untuk teh seduh adalah dengan menyeduh 1 sachet teh (15 gr) untuk 1 teko air panas, dapat disajikan untuk 5 cangkir. Teh Cibodas Manis dikemas dalam kemasan kaleng, kemasan sachet dan kemasan kardus. Berikut adalah beberapa varian produk dari Cibodas Manis yang telah dipasarkan di dalam negeri dan untuk eksport.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
23
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
Selain pengolahan daun stevia menjadi beragam produk bahan baku untuk industri makanan dan produk pangan olahan jadi untuk umum, saat ini juga tengah dikembangkan produk untuk pangan kategori khusus (untuk diabetes & autism) dan produk kosmetik. Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai produk Cibodas Manis dan berbagai produk lainnya dari Koperasi NUKITA dapat dilihat pada situs : http://koperasinukita.com/ dan Blog http://koperasinukita.blogspot.co.id/ ( atau e-mail :
[email protected].
KOPERASI NUKITA BANDUNG
24
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PENUTUP Teknologi budidaya tanaman Stevia terus berkembang sehingga panduan budidaya tanaman Stevia memerlukan perbaikan yang bersifat berkelanjutan dan terus menerus. Panduan budidaya tanaman Stevia ini disusun dari pengumpulan bahan dari berbagai pihak terutama para petani dan pelaksanaan pengembangan tanaman Stevia di sentra-sentra produksi Stevia di Indonesia. Teknologi budidaya baru yang dihasilkan oleh lembaga penelitian akan terus dimonitor dan akan menjadi bagian untuk memperkaya informasi dalam buku ini pada edisi berikutnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
25
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
PUSTAKA www.agricultureinformation.com www.stevia.net www.stevia.com www.motherearthnews.com www.steviafirst.com www.stevia-steviocide.com
1. "Cap 132U Schedule (Sweeteners in Food Regulations; Public Health and Municipal Services Ordinance) |". legislation.gov.hk. 2011. Retrieved 22 June 2011. 2. Indonesia's Minister of Health (2012), Regulation of No. 033 on Food Additives 3. Jones, Georgia (September 2006). "Stevia". NebGuide: University of Nebraska–Lincoln Institute of Agriculture and Natural Resources. Retrieved 4 May 2007. 4. Natalie Digate Muth. "The Truth About Stevia—The So-called "Healthy" Alternative Sweetener". Retrieved 18 August 2015. 5. Raji Akintunde Abdullateef, Mohamad Osman (1 January 2012). "Studies on effects of pruning on vegetative traits in Stevia rebaudiana Bertoni (Compositae)". International Journal of Biology 4 (1). doi:10.5539/ijb.v4n1p146. 6. "Stevia". Morita Kagaku Kogyuo Co., Ltd. 2004. Retrieved 6 November 2007. 7. "Stevia". Flora of North America
KOPERASI NUKITA BANDUNG
26
___________________________________________________________Panduan Budidaya Stevia Sebagai Penghasil Gula Rendah Kalori
KONTRIBUTOR 1.
Busono Edi
Busono Edi Setiawan SSi. Lahir di Magelang tangal 9 April 1975. Sejak tahun 2000 hingga 2006 aktif sebagai konsultan di Pemda Provisi Jawa Barat untuk pembentukan jejaring distribusi barang dan peningkatan ekonomi keluarga. Baru sejak tahun 2006 mulai berkonsentrasi pada aktifitas pengembagan komoditi kopi dari sektor hulu (budidaya), sektor tengah (perdagangan dan industry bahan baku) hingga sector hilir untuk pembentukan warung-warung kopi dengan biaya murah untuk pencetakan lapangan kerja. Selain itu dari 2010 hingga saat ini beliau duduk sebagai salah satu direktur di PT Babun Djaja Asia, yang bergerak pada pengembangan berbagai komoditi rempah di Indonesia dengan pola inti rakyat. Salah satu komoditi unggulan yang sedang dikembangkan adalah Stevia, sebagai komoditi gula dataran tinggi.
2.
Dini Mardiani
Dini Mardiani S.P. Lahir di Bandung tanggal 19 Maret 1974. Sejak tahun 1998 hingga tahun 2000 aktif di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat sekitar hutan. Beliau juga aktif di berbagai lembaga yang bergerak di bidang Agro seperti : Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) tahun 2001-2004, konsultan di Pemda Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2006. Pada tahun 2010 beliau juga aktif di Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan membina beberapa kelompok tani dari tahun 2005- sekarang. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Koperasi NUKITA Bandung yang bergerak di bidang Agro komoditi berbasis lingkungan, seperti : kopi, stevia, rempah, tanaman keras, kelinci, dsb dari hulu hingga hilir.
3.
Kang Manul
Muhammad Luqmanulhakim SP. Lahir di Garut tanggal 6 Juli 1984. Sejak lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, beliau aktif berwirausaha dan menulis buku. Pada tahun 2009 beliau mendapatkan apresiasi dari kedutaan besar Indonesia di London, Inggris yang berhubungan dengan pelestarian salah satu kebudayaan di Garut. Sejak tahun 2010 beliau terdaftar sebagai salah satu trusted seller & longtime member dari Indonesia di eBay.com serta membantu mempromosikan produk kerajinan tangan & kopi luwak green bean & roasted bean, khusus dari Jawa Barat ke 23 negara bagian di Amerika Serikat, Rusia, Ceko, Italia, Inggris, Korea Selatan, Polandia, Kanada, Thailand, Belgia, Kazakhstan, Mexico, Hongkong, Australia, Brazil, Irlandia, Norwegia, Taiwan dan Turki. Tahun 2012 dan 2013 beliau menjadi dosen tamu di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada mata kuliah Apresiasi Seni. Beliau juga aktif dan terdaftar sebagai salah satu Author & Self Publisher dari Amazon Kindle Direct Publishing bersama dengan ribuan penulis dari seluruh dunia. Pada tanggal 11 Mei 2012 salah satu buku yang beliau tulis dengan judul “Don’t Buy Kopi Luwak Before You Read This Book!” pernah menjadi Top 3 best seller Kindle eBook di Amazon.com bersama-sama dengan buku pemilik Starbucks (Howard Schultz ). Selain aktif di eBay beliau juga sampai saat ini masih aktif di Alibaba sebagai salah satu Gold Supplier Member.
KOPERASI NUKITA BANDUNG
27