Peranan JICA dalam Konservasi Mangrove di Indonesia Sebagai Bagian dari Program The Project For Mangrove Ecosystem Conservation And Sustainable Use in the ASEAN Region (MECS) Pande Gede Aditya Parama Putra., Ni Wayan Rainy Priadarsini,Putu Titah Kawitri Resen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT
The study was based on concerns of Japan through JICA (Japan International Cooperation Agency) in the conservation of the site as we know Indonesia is one country in ASIA which has Mangrove forest widest,because of a lack of awareness of the public on the importance of mangrove forests and their functions mangrove forests eventually many mangrove forests are dying and unkempt. After comprehensive research, it can be seen in the role of JICA Program The project For Mangrove Ecosystem Conservation And Sustainable Use in theASEAN Region (MECS). In this advanced program JICA has a role as a conduit means and held a workshop on how your way of preserving and caring for the mangrove forests are good in order not to die. Here, JICA also inviting countries - other countries to participate in this program for sharing mangrove problems in their country and how they handle it.
Keywords: JICA, MECS program, Pelestraian mangrove forests, Share and Learning
1. PENDAHULUAN Dewasa ini isu lingkungan telah menjadi
oleh perilaku manusia yang cenderung merusak
salah satu agenda utama dalam hubungan
hutan mangrove dengan menebangi mangrove
internasional,
pada
dan mencemari hutan mangrove.Padahal hutan
lingkungan dapat berdampak pada kehidupan
mangrove sangat berperan penting baik secara
manusia.Salah satu ekosistem lingkungan yang
ekologikal maupun ekonomis (Lavieren at all.,
paling terancam di dunia adalah ekosistem
2012).
karena
kerusakan
hutan mangrove.Kerusakan yang terjadi pada hutan mangrove sebagian besar disebabkan
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki
banyak
hutan
mangrove,
bahkan
dalam menuntaskan permasalah lingkungan dan untuk melakukan pembangunan berkelanjutan.
merupakan yang terluas didunia. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai angka 3,7 juta hingga 4,5 juta hektar. Hal ini setara dengan 25 persen dari keseluruhan hutan mangrove dunia yang
tersebar
di
90
kilometer
garis
pantai.Namun laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia ternyata merupakan yang tercepat dan terbesar di dunia.Menurut data Food and Agriculture Organisation (FAO) pada tahun 2007, dalam tiga dekade terakhir, Indonesia kehilangan
sekitar
40
persen
dari
hutan
mangrove.Kerusakan ini disebabkan oleh alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak, industri, perkebunan, aktivitas pembalakan liar, serta pembuangan
limbah
mematikan
industri
yang
tanaman
dapat
mangrove.
(https://m.tempo.co/read/news/2016/10/13/0588 11899/laju-kerusakan-hutan-mangrove-di-
Solusi pembahasan
yang secara
dicetuskan global
melalui
yakni
dengan
melakukan pembangunan berkelanjutan dan bantuan dari komunitas internasional maka upaya yang serupa juga telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia.Diantaranya
adalah
dengan melakukan pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki dan melindungi mangrove di Indonesia
serta
bekerjasama
dengan
development agency yakni pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).Development agency diperlukan dalam membantu
menanggulangi
lingkungan
karena
memiliki
permasalahan
Development
kemampuan
untuk
agency
terlibat
dalam
bantuan pembangunan (development aid).
indonesia-tercepat-di-dunia).
Kerjasama dengan pemerintah Jepang sudah dimulai Sejak tanggal 1 Desember 1992
Konferensi menekankan
internasional prinsip
yang
pembangunan
mengenai
Pengembangan
Hutan
Mangrove
hingga tahun 1999 Hasil dari project ini adalah
berkelanjutan adalah Konferensi Rio Dejenairo 6
manual
Juli
handbook, dan model pengelolaan mangrove
2012.Konferensi
ini
merekomendasikan
silviculture,
agar prinsip sustainable development digunakan
yang
sebagai
dilanjutkan
landasan
upaya
pembangunan
di
nursery,
berkelanjutan.
Setelah
dengan
itu
project
mangrove kerjasama Mangrove
terkait
Information Center Project (MIC) semenjak
dengan isu lingkunan juga di lakukan di
bulan Mei 2001 sampai Mei 2004 dengan
Johannesburg pada tahun 2002 yang disebut
perpanjangan selama 2 tahun (s.d Mei 2006).
dengan
Pada
berbagai
negara.Konferensi
World
Development
Summit
lanjutan
on
Sustainable
2011
Kementerian
Kehutanan
ini
Republik Indonesia bersama dengan Japan
mengagendakan untuk melihat perkembangan
International Cooperation Agency (JICA) telah
dalam komitmen pembangunan berkelanjutan
sepakat untuk melaksanakan proyek kerjasama
dan mendorong adanya komunitas internasional
teknis,
yang
(WSSD).Konferensi
tahun
turut membantu negara
berkembang
yaitu
“The
Project
on
Mangrove
Ecosystem Conservation and Sustainable Use
Saenger
menerangkan
bahwa
hutan
in The ASEAN Region (MECS)”.
mangrove sangat berperan penting bagi negara-negara tropis dan subtropis di dunia
MECS adalah kerjasama teknis antara
untuk melindungi daratan dari terjangan air
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan
laut, sebagai daerah tumbuh kembangnya
Japan International Cooperation Agency (JICA)
ikan-ikan,
yang
mengarah
bertujuan
membanguan
mekanisme
maupun
penyaring
kelaut.Akan
air
tetapi
yang adanya
berbagi pengalaman dan pembelajaran (Shared
urbanisasi, polusi, dan budidaya aquaculture
- Learning) terhadap konservasi mangrove
yang tak terarah menjadi faktor utama
sebagai bagian dari pengelolaan wilayah pesisir
penyebab
di negara – negara Asia Tenggara. Metode
mangrove.
rusaknya
lingkungan
hutan
Shared – Learning Workshop dipromosikan sebagai salah satu cara untuk memperkuat
Artikel ini mendeskripsikan mengenai
kapasitas dan kolaborasi antar dinas terkait
hubungan antara lingkungan, ekonomi, dan
serta masyarakat di Indonesia khususnya dan di
masyarakat untuk pengembangan
wilayah Asia Tenggara pada umumnya (Sinaga,
kebijakan manajemen yang berkelanjutan
2013).
dalam rangka pengelolaan wilayah pesisir
Hal
inilah
yang
membuat
penulis
mengangkat topik ini karena ingin mengetahui
terpadu.
urgensi hutan mangrove dan peranan Indonesia
antara pemanfaatan berkelanjutan, harapan
dalam pengelolaan mangrove bagi wilayah
masyarakat
pesisir di negara-negara Asia tengara, serta
pedoman
untuk
termasuk
mengetahui
peranan
JICA
dalam
Untuk
mencapai
setiap
dan yang :
konservasi, dibahas
(i)
keseimbangan beberapa
oleh
Saenger,
mendorong
regulasi
konservasi mangrove di Indonesia sebagai
masyarakat; (ii) ekosistem zonasi hutan
bagian dari program The Project for Mangrove
mangrove; (iii) mengembangkan rencana
Ecosystem Conservation and Sustainable Use
pengelolaan hutan mangrove; (iv) menilai
in the ASEAN Region (MECS).
kembali nilai mangrove; (v) meningkatkan informasi masyarakat; dan (vi) rehabilitasi mangrove yang terdegradasi.
2. KAJIAN PUSTAKA Dalam studi Hubungan Internasional,
Saenger menekankan bahwa upaya
terdapat beberapa penelitian sebelumnya
konservasi
terkait dengan isu lingkungan khususnya
masyarakat luas tidak dapat dipisahkan
degradasi
upaya
dengan aspek ekonomi, dan kebutuhan
konservasinya.Salah satu penelitan tersebut
masyarakat.Salah satu langkah yang dapat
adalah artikel yang ditulis oleh Peter Saenger
dilakukan untuk mempertemukan kebutuhan
(1999)
masyarakat
hutan
yang
mangrove
berjudul
dan
“Sustainable
Management of Mangroves”.Dalam artikel ini
agar
dan
dapat
diterima
pelestarian
oleh
lingkungan
mangrove adalah dengan melakukan strategi
pembangunan
berkelanjutan.
Strategi
iv)
tersebut meliputi: i)
Menilai
kembali
nilai
dari
Ekosistem Mangrove
Mendorong
Peraturan
Peningkatan kuantifikasi
Komunitas
yang
Menghilangkan akses terbuka ke ekosistem
mangrove
dapat
diperoleh
dari
ekosistem mangrove juga perlu
dengan
dilakukan,
sementara
upaya
mendorong masyarakat untuk membuat
untuk
peraturan masyarakat dan manajemen
mangrove terbaru dan produk
mangrove.Semua wilayah pesisir perlu
jasa
melibatkan masyarakat dalam kebijakan
sebagai bentuk nilai tambah
pembangunan.Dengan
yang
mengunakan
pendekatan kepada masyarakat, maka dapat
mencangkup
masyarakat
di
partisipasi
semua
menemukan juga
v)
tahap
Meningkatkan
pembangunan
acuan
meliputi
empat
zonasi.Pencadangan pelestarian, mangrove,
pengaturan
managemen
konservasi
ekosistem
yang
mangrove, maka pemahaman
kategori
masyarakat sangat perlu untuk
kawasan
pencadangan
ditingkatkan.Pendidikan
hutan
pencadangan
meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam
dalam
berkelanjutan
oleh
Pemahaman
Untuk
Terdapat pedoman yang dapat sebagai
diperoleh
Masyarakat
Zona Ekosistem Mangrove digunakan
bisa
dilakukan
masyarakat sekitar.
pengembangan kebijakan managemen. ii)
terus
produk
dan
informasi umum yang lebih baik
kawasan
penting
untuk
perikanan mangrove, dan pengalihan
diadakan.Pendidikan publik ini
lahan mangrove.
bisa
iii)
Mengembangkan
Perencana
mangrove
Pengakuan atas variable dari
inisiatif ekowisata.
ekosistem
penting.Akan
sangatlah
berbahaya
untuk
vi)
perencanaan dapat
dibuat
selanjutnya
mangrove.Adapun
manajemen secara dapat
mangrove luas
dan
disempurnakan
maupun
melalui
Merehabilitasi Sistem Mangrove terdegradasi
menerapkan manajemen tunggal untuk daerah
dengan
mengadakan tur keliling hutan
Manajemen Mangrove masing-masing
semua
dilakukan
Di
banyak
daerah,
ekosistem mangrove yang rusak dapat
dengan
mudah
dikembalikan lagi hingga dapat memberikan
seluruh
secara khusus untuk masing-masing
ekologis.Rehabilitasi
negara atau wilayah.
teknis
memerlukan
fungsi secara sejumlah
biaya
dan
sumber
daya
managemen
yang
dapat
dilakukan
manusia. Selain itu, teknik baru
suatu negara berdasarkan rehabilitasi
seperti
perlu
ekosistem alami mangrove yang dapat
dibentuk dan dievaluasi lebih
memberikan manfaat ganda baik pada
dalam
peningkatan
kultur
jaringan
meningkatkan
kualitas
pertumbuhan mangrove.
kehidupan
pengguna
sumber daya lokal serta meningkatkan pertahanan laut (Hoang Tri at all., n.d).
Melalui artikel yang ditulis oleh Saenger,
peneliti
pustaka
ini
mengenai
dapat
menjadikan
Hutan mangrove kini tengah
sebagai
gambaran
mengalami degradasi di berbagai pantai
konservasi
tropis
bagaiman
mangrove
dapat
pemerintah
dilakukan
yang
oleh
mengharuskan
dunia
sebagai
penggunaan
implikasi
manusia
pembangunan
dari
maupun
di
daerah
partisipasi dari masyarakat.Selain itu,
pesisir.Berdasarkan
peneliti juga mendapat pemahaman
berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mengenai tahapan-tahapan yang harus
melestarikan hutan mangrove.Manfaat
ditempuh agar terjadi pembangunan
pelestarian hutan mangrove pun telah
berkelanjutan
diakui oleh banyak masyarakat pesisir,
menyeimbangkan
yang
tetap
aspek
lingkungan,
sosial, dan ekonomi (Saenger, 1999).
bahkan
kini
hal
tersebut
tumbuhan
mangrove
sedang direhabilitasi dan telah ditanam di area tertentu.Secara garis besar
Penelitian lainnya yang juga mengangkat
mengenai
konservasi
penelitian
ini
mendeskripsikan
mengenai
manfaat
lingkungan adalah “The Role Of Natural
rehabilitasi
hutan
Resource Management In Mitigating
dilakukan untuk meningkatkan sistem
Climate Impacts: Mangrove Restoration
pertahanan
In Vietnam”yang ditulis oleh
pesisir Provinsi Nam Ha di Vietnam
Nguyen
Hoang Tri, Neil Adger, Mick Kelly, Sarah
laut
ekonomi mangrove
di
tiga
dari yang
kabupaten
utara.
Granich dan Nguyen Huu Ninh. Dalam
Adanya badai siklon maupun
penelitian tersebut dijelaskan mengenai
topan yang kerap terjadi di Vietnam
risiko yang dihadapi oleh negara-negara
telah menyebabkan kerusakan yang
berkembang
parah di pesisir Vietnam.Sehingga salah
yang
kesulitan
untuk
melindungi populasi dan sumber daya
satu
pesisir mereka terhadap bahaya dan
memperkuat
ancaman
dengan melestarikan Hutan mangrove
yang
meningkat
sebagai
akibat dari pemanasan global.
Oleh
karena itu, diperlukan suatu strategi
di
solusinya
pesisir
adalah
pertahanan
dengan laut
Vietnam.Hasil
yakni analisis
menunjukkan bahwa rehabilitasi hutan
mangrove
dapat
untuk
penyediaan bertelur untuk perikanan.
perspektif ekonomi dengan berdasarkan
Dengan menekankan upaya pelestarian
pada manfaat penggunaan langsung
mangrove untuk perlindungan kawasan
oleh masyarakat setempat. Oleh karena
pesisir
itu, masyarakat setempat akan memiliki
peluang
keinginan
masyarakat
yang
diarahkan
lebih
tinggi
untuk
yang
sekaligus
manfaat
memberikan
ekonomis
sekitar,
kepada
memberikan
menjaga kelestarian mangrove. Dengan
keuntungan ganda bagi para penduduk
melakukan
yang
kegiatan
yang
pelestariannya diarahkan pada sektor dibandingkan
selalu
Dengan demikian penelitian ini
biaya
memberikan gambaran kepada penulis
pelestarian sistem tanggul mangrove
terkait solusi yang dapat ditempuh untuk
yang didirikan untuk melindungi pantai
melestarikan
dari badai. Rehabilitasi hutan mangrove
yang menawarkan manfaat ekonomis
yang dilakukan di pesisir utara Vietnam
yang
ini pun mendapatkan bantuan dana
apabila
subsidi dari lembaga pembangunan
dijaga.Sehingga
internasional (development agencies).
diperoleh oleh masyarakat baik untuk
Analisis penggunaan dilakukan
dengan
untuk
menjaga kelestarian mangrove.
ekonomi memiliki manfaat yang lebih tinggi
memungkinkan
ekonomi
sumber untuk
diperoleh
mangrove.Solusi
untuk
hutan
masyarakat
mangrove dua
tetap
manfaat
dapat
dari
pertahanan lingkungan dari ancaman
dapat
badai atau gempuran air laut serta
besarnya
manfaat ekonomis yang diperoleh dari
daya
menilai
hutan
manfaat untuk pengguna lokal sumber
produk-produk
daya.Beberapa nilai barang dan jasa
hutan mangrove. Akan tetapi, penelitian
dapat dinilai dengan pengamatan pasar
yang dilakukan Nguyen Hoang Tri, Neil
yang ada, namun ada juga beberapa
Adger, Mick Kelly, Sarah Granich dan
manfaat tidak langsung yang diperoleh
Nguyen Huu Ninh ini tetap memiliki
dari fungsi dan layanan mangrove. Nilai
perbedaan dengan penelitian yang akan
langsung yang dapat diperoleh bagi
dilakukan
oleh
masyarakat
penelitian
sebelumnya
setempat
termasuk
yang
dihasilkan
penulis.
dari
Pertama,
tidak
begitu
pendapatan dari kayu dan nilai-nilai dari
menjelaskan proses rehabilitasi yang
produk lain seperti madu dari lebah.
dilakukan
Nilai
dapat
perhitungan manfaat ekonomis yang
digunakan, atau nilai-nilai 'fungsional',
bisa diperoleh, akan tetapi penulis akan
berhubungan dengan fungsi ekologis
melakukan Indonesia dan stakeholder
yang dilakukan oleh mangrove, seperti
penelitian
bersepeda,
pelaksanaan upaya yang dilakukan oleh
tidak
langsung
yang
geokimia
global,
perlindungan pertanian daerah, dan
pemerintah
namun
yang yang
lebih
lebih
memberikan
menekankan
terlibat
dalam
melestarikan hutan mangrove. Selain
tersebut,
penulis
memilih
metode
itu,
penelitian
kualitatif
sebagai
metode
penelitan
sempat
sebelumnya
membahas
memang
bahwa
yang tepat untuk digunakan dalam
adanya
menyelesaikan penelitian ini.
bantuan dari international development agencies,
akan
tetapi
tidak
terlalu
dijelaskan mengenai peranan dari aktor
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut. Sementara itu,penelitian yang akan
dilakukan
mengedepankan
penulis
akan
peranan
dari
Peranan
JICA
dalam
konservasi
mangrove di Indonesia sebagai bagian dari
development agencies yang dalam hal
program
ini adalah JICA yang bekerjasama
Ecosystem Conservation and Sustainable
dengan
Use
Indonesia
pelestarian
hutan
dalam
upaya
mangrove
di
Indonesia.
The
in
the
Project
ASEAN
for
Mangrove (MECS)
Region
Kementrian kehutanan Republik Indonesia bersama
dengan
Japan
International
cooperation agency (JICA) telah sepakat untuk
3. METODELOGI PENELITIAN
melaksanakan
proyek
kerjasama
teknis, yaitu The Project for Mangrove Jenispenelitian
ini
adalah
Ecosystem Conservation and Sustainable
kualitatif.Metode
penelitian
Use in the ASEAN Region (MECS). Proyek
kualitatif merupakan penelitian yang
kerjasama teknis ini terus diupayakan agar
menghasilkan data deskriptif mengenai
lebih
kata-kata lisan maupun tertulis, tingkah
perkembangan pengelolaan wilayah pesisir
laku yang dapat diamati dari orang-
khususnya di Asia Tenggara.Tema yang
orang yang diteliti (Bagong Suyanto,
kemudian disepakati untuk diangkat dalam
2007).Penulis memilih metode kualitatif
kegiatan – kegiatan dalam proyek ini adalah
ini
konservasi Mengrove sebagai bagian dari
penelitian
dikarenakan
beberapa
hal.Hal
sempurna
dan
sesuai
dengan
pertama, dikarenakan metode kualitatif
pengelolaan
memberikan
(‘Mangrove Coservation as a part of Coastal
suatu
penelitian
yang
bersifat naturalistic dan tidak dalam suatu
keadaan
terkontrol
pesisir
di
Asia
Tenggara
management in southeast Asia”).
sehingga
dapat mempermudah dan membuat
MECS
adalah
kerjasama
teknis
penulis bebas dalam mengamati objek
antara
yang diteliti.Hal kedua adalah, dengan
Indonesia
menggunakan
Cooperation Agency ( JICA) yang bertujuan
metode
penelitian
Kementrian dan
kehutanan Japan
Republik
International
kualitatif penulis dapat mendeskripsikan
membangun
latar dan interaksi yang kompleks dari
Pengalaman dan Pembelajaran (Shared –
partisipan.Oleh
Learning) terhadap konservasi mangrove
karena
kedua
hal
Mekanisme
Berbagi
sebagai bagian dari pengelolaan wilayah
calon areal model yang ditetapkan oleh
pesisir di negara – negara Asia Tenggara.
kementrian kehutanan yaitu kota Surabaya,
Metode
Workshop
Kabupaten lampung Timur, Taman nasional
dipromosikan sebagai salah satu cara untuk
Bali Barat, Taman Nasional Alas Purwo,
memperkuat kapasitas dan kolaborasi antar
Kota Balikpapan,Kota Tarakan, Kabupaten
dinas terkait serta msyarakat di Indonesia
Jepara dan Taman wisata Alam Pulau
khususnya dan di wilayah Asia Tenggara
Kembang
ada umumnya.
Taman
Shared
–
learning
Kalimantan wisata
Selatan.
Alam
Pulau
Tetapi
Kembang
Kalimantan Selatan di abatalkan sebagai Kerjasama yang tertuang dalam
salah satu calon areal model yaitu melalui
Record of Discussions (ROD) Between
metode wawancara dengan Stakeholder
Authorities Concerned of the Government of
dan masyarakat setempat serta dengan
the Republic of Indonesia And Japan
pengamatan kondisi fisik calon areal Model.
International
on
Berdasarkan hasil survey 7 calon lokasi,
Japanese Technical Cooperation For The
diputuskan 2 lokasi kegaiatan Shared-
Project
learning workshop untuk kategori Sotheast
Cooperation
for
Agency
Mangrove
Ecosystem
Conservation and Sustainable Use in the
Asia
ASEAN Region (MECS) adalah hasil diskusi
Balikpapan.
adlaah
Workshop
Surabaya
dan
anatar JICA dan pemerintah Indonesia
Kota Surabaya dan Kota Balikpapan
dalam proyek kerjasama teknis Jepang yang
terpilih sebagai tempat percontohan dimana
awalnya
pemerintah
mangrove diharapkan dapat memainkan
Indonesia sebagai ‘ Proyek BPHM I dan
peran penting dalam pengelolaan kawasan
BPHM II sebagai pusat unggulankerjasama
pesisir secara terpadu. Kota Surabaya dan
konservasi
Balikpapan akan mengembangkan rencana
diusulkan
berdasarkan
oleh
mangrove risalah
daerah” rapat
dan yang
kerja
dalam
koservasi
mengrove
yang
ditandatangani di Jakarta pada 29 juli 2010
mengintegrasikan
dan risalah konsultasi yang ditandatangani
pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif dan
di Jakarta pada 19 November 2010 masa
berkelanjutan,
kerjasama teknis untuk proyek kerjasama
digunakan sebagai media untuk saling
teknis
(
berbagi pengalaman, bertukar pikiran terkait
pertengahan 2011 s/d pertengahan 2014),
proses konservasi hutan mengrove dan
terhitung sejak hari pertama pengiriman tim
sapat saling bermanfaat secara bersama.
ini
adalah
selama
3
tahun
dan
upaya
–
diharapkan
upaya dapat
ahli jepang ke Indonesia. Kegaiatn
workshop
skala
Salah satu kegaiatan yang dilakukan
nasional/lokal, yaitu Shared – Learning
pada tahun pertama (2011) yaitu pemilihan
Workshop: Mangrove conservation as a part
areal model untuk kegiatan proyek. Ada 8
of coastal management di Surabaya and
Balikpapan dilaksanakan pada 27 Februari –
pengetahuan yang baru dan lebih dalam ;
2 Maret 2012. Workshop dikota Surabaya
peserta
dilaksanakan
28
menysuun rekomendasi untuk lokasi?area
Februari 2012, kemudian di Balikpapan
mereka sendiri dari proses penyusunan
pada tanggal 29 februari – 2 maret 2012.
rekomendasi
Hasil yang diharapkan adalah agar para
banyuwangi ; masing – masing peserta dari
stakeholder di suabaya maupun Balikpapan
tiap wilayah dapat menyusun rekomendasi
dapat mempelajari dan mendapat perspektif
bagi
yang lebih luas mengenai isu – isu yang
pengembangan
terkait dan mendapat ide yang lebih jelas
mereka melalui diskusi dengan narasumber;
tentang peran konservasi mangrove sebagai
desa Sumbersari sebgaai studi kasus akan
bagian dari pengelolaan pesisir secara
meperoleh perspektif dan gagasan baru
terpadu,
untuk
pada
27
Februari
di
Stakeholder
–
Surabaya
dan
dapat
area
mempelajari
untuk
desa
mereka
bagaimana
sumberasri,
sendiri
ekowisata
mebangun
dan
untuk
mangrove
mengembangkan
Balikpapan dapat membuat kerangka kerja
ekowisata mengrove di blok bedul dan
untuk rencana kerja tindak lanjut bersama –
lingkungan sekitarnya melalui rekomendasi
sama, dana para peserta dapat menghasil
yang disusun; dan pemahaman bersama
sesuatu
tentang
gagasan
mengenai
Shared
–
Learning Workshop secara bersama, dan
kegaiatan
ekowisata
dapat
di
sharingkan di anatara peserta.
dapat memperispakan Shared – Learning Kegaiatan 1st Regional Shred –
Workshop tingkat Asia Tenggara secara lebih efektif.
Learning
Workshop:
conservation
as
a
part
‘Mangrove of
coastal
–
management in southeast asia” meruapakan
Ecotourism
kegaiatan workshop tingakat Asia Tenggara
Development of Mangrove Conservation di
yang diselengarakan di kota Surabaya, pada
Banyuwangi Jawa Timur yang dimaksudkan
tanggal 4 – 10 November 2012, dengan
untuk
tentang
jumlah perserta sebanyak 28 orang. Negara
pengetahuan
di asia tenggra yang diundang sebanyak 9
‘ekowisata”.
negara yaitu Brunai Darussalam, Kamboja,
Diselengarakan learning
pula
Workshop
mefasilitasi
konsep
on
pemahaman
‘ekowisata”
tentang
Shared
dan
pembangunan
oleh
Timor Leste, Malaysia, Myanmar, Filipina,
kementrian kehuatan (Balai pengelolaan
Singapura, Thailand dan Vietnam, ditambah
Hutan
dengan
Workshop
ini
diselengarakan
Mangrove
wilayah
I)
yang
Indonesia.
Setiap
negara
dan
mengrimkan 2-3 orang peserta dan khusus
dilaksanakan pada tanggal 28 Mei – п Juni
Indonesia, pesertnaya berjumlah 5,yaitu п
2012. Output yang diharapkan antara lain
peserta dari kementrian kehutanan Jakarta,
adalah
2 peserta dari Surabaya dan 2 peserta dari
bekerjasama
dengan
peserta
pemahaman,
JICA-MECS
bisa
perspektif,
belajar
tentang
gagasan
dan
Balikpapan. Peserta yang dikirmkan oleh
masing – masing negara terdiri dari 1 orang
Aktivitas dalam kegaiatan workshop
pemerintah lokal (daerah), 1 orang dari
ini
komunitas lokal atau LSM dan 1 orang dari
presentasi dari peserta negara – negara
pemerintah pusat.
Asia Tenggara yang meliputi studi kasus di
dimulai
dengan
menyampaiakan
wialayah.Masing – masing peserta diberikan st
waktu 13 menit.Setelah para peserta negara
Regional Shared – Learning Workshop ini
– negara Asia Tenggara menyampaiakan
berjumlah 2 orang yaitu dari Universitas
presentasinya, kegaiatan dilanjutkan dengan
Diponegoro dan dari JICA MECS Project.
penyamapaian
Pihak dari kementrian kehuatanan dan pihak
narasumber yang meliputi konsep kunci dan
lain yang telah di tunjuk bertindak sebagai
komponen pengelolaan kawasan pesisir
pengamat yang mengikuti proses kegaiatan
serta
tetapi tidak terlibat dalam diskusi dan hanya
diharapkan.Setiap narasumber diberi waktu
memberikan
25
Narasumber
untuk
komentar
kegiatan
atau
1
pendapat
apabila diminta.
presentasi
manfaat/ untuk
peran
tematik
mangrove
menyampaikan
oleh
yang
presentasi.
Kegaiatan selanjutnya adalah presentasi dari perwakilan Indonesia, yaitu peserta dari
Tujuan
kegiatan
workshop
ini
kementrian kehutanan, Dinas pertanian kota
adalah untuk mengembangkan pemahaman
Surabaya
yang lebih dalam dan perpektif yang lebih
Surabaya. Masing – masing diberi waktu 30
luas
mangrove
menit. Peserta dari kemntrian kehutanan
sebagai bagian dari pengelolaan wilayah
menyampaikan penjelasan secara umum
pesisir, dengan berbagi pengalaman yang
mengenai
baik dan pelajaran – pelajaran dari negara-
nasional,organisasi yang bertanggung jawab
negara lain, serta belajar dari satu sama
terhadap manrove dan wilayah pesisir,
lain; juga untuk mengembangkan kerjasama
kebijakan,
anatara
pemerintah
dengan
distribusi dan luasnya, permasalahan dalam
negara
–
untuk
pengelolaan mangrove dalam kaitannya
pengelolaan eksosistem mangrove. Hasil
terhadap wilayah pesisir dan lain – lain.
yang diharapkan agar peserta memperoleh
Waktu
banyak ide baru, perspektif, pengetahuan
menit.Selanjutnya
dan keterampilan dari negara – negara Asia
lapangan Kota Surabaya.Dalam kunjungan
tenggara
mengembangkan
lapangan ini, para peserta dapat meilihat
rekomendasi untuk memperbaiki aktivitas
secara langsung kondisi mangrove yang
dan konservasi mangrove mereka sebagai
ada di Kota Surabaya.Observasi dan diskusi
bagian dari pengelolaan wilayah pesisir.
dilakukan secara bersamaan.Hal – hal yang
mengenai
konservasi
negara
dan
Indonesia tetangga
dan
perencaan
mangrove
status
yang
diobeservasi
badan
dalam
mangrove
diberikan
adalah
adalah
saat
sebanyak
kota
skala
ini,
15
kunjungan
konservasi
laha,
pembagian zona di wialayah pesisir, inisiatif
masyarakat terkait pengelolaan mangrove,
serta masyarakat di Indonesia khususnya dan di
rehabilitasi
peserta
wilayah Asia Tenggara pada umumnya. Dengan
menganalisa fakta yang mereka amati di
demikian Konsep ini membantu peneliti untuk
lapangan dan mendiskusikannya secara
melihat peranan yang dilakukan oleh JICA
berkelompok untuk memberikan satu atau
dalam melakukan proyek kerjasama MECS
beberapa rekomendasi untuk perbaikan dan
dengan
penyempurnaan
Indonesia. Melalui upaya-upaya yang dilakukan
dan
Rekomendasi
diskusi.
bagi di
Para
kota
buat
Surabaya.
dalam
bentuk
kementerian
Kehutanan
Republik
pada program dapat mempermudah peneliti
presentasi dan dipaprkan kepada peserta
untuk
mengetahui
peranan
JICA
sebagai
lainnya.Output yang diahrapkan adalah para
development agency, dan usaha yang dilakukan
peseerta dapat mempereoleh ide – ide baru,
untuk mewujudkan keberhasilan program
prepektif, pengetahuan dan ketrampilan di negara – negara Asia Tenggara dan dapat mengembangkan meperbaiaki
rekomendasi
aktivitas
mereka
5. KESIMPULAN
untuk dan
konservasi manrove sebagai bagian dari pengolaan wilayah pesisir.
Berdasarkan
hal
tersebut
dapat
disimpulkan peranan JICA dalam konservasi mangrove di Indonesia sebagai bagian dari
Dalam Penelitian ini JICA sebagai salah
program The Project for Mangrove Ecosystem
satu development agency juga turut melakukan
Conservation and Sustainable Use in the
peran
dalam
ASEAN Region (MECS) sebagai wadah untuk
berkelanjutan
sharing mengenai bagaiamana cara pelestarian
terutama dalam pelestarian hutan mangrove di
dan menjaga hutan mangrove agar tidak terjadi
pesisir Bali.JICA berperan untuk meningkatkan
keruskan pada hutang mangrove sebagai yang
kapasitas
kita ketahui bersama program MECS adalah
dalam
melakukan
proyek
membantu
Indonesia
pembangunan
managemen
kerjasama teknis antara Kementrian kehutanan
“Mangrove Conservation as a Part of Coastal
Republik Indonesia dan Japan International
Management in Southeast Asia” (MECS).Japan
Cooperation Agency ( JICA) yang bertujuan
International Cooperation Agency (JICA) yang
membangun Mekanisme Berbagi Pengalaman
bertujuan membanguan mekanisme berbagi
dan Pembelajaran (Shared – Learning) terhadap
pengalaman
konservasi
dan
teknis
melakukan disebut
Learning)
kerjasama
dengan
yang
pembelajaran
terhadap
konservasi
(Shared
-
mangrove
mangrove
sebagai
bagian
dari
pengelolaan wilayah pesisir di negara – negara
sebagai bagian dari pengelolaan wilayah pesisir
Asia
di negara – negara Asia Tenggara. Metode
learningWorkshop dipromosikan sebagai salah
Shared – Learning Workshop dipromosikan
satu cara untuk memperkuat kapasitas dan
sebagai salah satu cara untuk memperkuat
kolaborasi antar dinas terkait serta msyarakat di
kapasitas dan kolaborasi antar dinas terkait
Tenggara.
Metode
Shared
–
Indonesia khususnya dan di wilayah Asia Tenggara ada umumnya. Tujuan kegiatan workshop ini adalah untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan perpektif yang lebih luas mengenai konservasi
mangrove
sebagai
bagian
dari
pengelolaan wilayah pesisir, dengan berbagi pengalaman
yang
baik
dan
pelajaran
–
pelajaran dari negara- negara lain, serta belajar dari satu sama lain; juga untuk mengembangkan kerjasama dengan
anatara
negara
–
pemerintah negara
Indonesia
tetangga
untuk
pengelolaan eksosistem mangrove. Hasil yang diharapkan agar peserta memperoleh banyak ide
baru,
keterampilan
perspektif, dari
pengetahuan
negara
–
negara
dan Asia
tenggara dan mengembangkan rekomendasi untuk memperbaiki aktivitas dan konservasi mangrove
mereka
sebagai
bagian
dari
pengelolaan wilayah pesisir.
6. DAFTAR PUSTAKA
DEVELOPMENT, O. F.-O. (2001). Strategies for Sustainable
Retrieved
Development.
from
http://www.oecd.org/development/environmentdevelopment/2669958.pdf Faripasha,
E.
(2009).
DINAMIKA
Lavieren,
Securing
Retrievedfrom:https://www.jica.go.jp/indonesia/e
att/press121102.pdf Saenger, P. (1999). Sustainable management of mangroves. Retrieved from Southern
GLOBAL. Van
996_06.pdf
nglish/office/others/c8h0vm000001puns-
KEMUNCULAN REZIM LINGKUNGAN Hanneke
http://www.cserge.ac.uk/sites/default/files/gec_1
the
M.
S.-G.
future
of
(2012).
mangroves.
Retrieved
from
Cross University:epubs.scu.edu.au/cgi/viewco ntent.cgi?article...
http://apps.unep.org/publications/index.p
Sinaga, R. S. (2013). Proyek Kerjasama Teknis
hp?option=com_pub&task=download&fil
Indonesia dan Jepang 1st Regional
e=-
Shared-Learning Workshop. Retrieved
The%20importance%20of%20mangrove
from
s%20to%20people_%20a%20call%20to
https://onrizal.files.wordpress.com/2013/
%20action-2014Mangrove.pdf
09/2013e1_2.pdf
Ivan Valiela, J. L. (2001, October). Bioscience. Retrieved
from
Bioscience
oxfordJournal:http://bioscience.oxfordjou rnals.org/content/51/10/807.full.pdf+html JICA ( 2012 November 2 ) JICA-MECSLauches an International Mangrove Conservation Workshop : Southeast Asia Region ‘s Practitioners
Share
Experiences
In
Hutan Mangrove di Bali. Retrieved from bali post: http://www.balipost.co.id Tavares,
A.
D.
(2014).
UPAYA
INTERNATIONAL
JAPAN
COOPERATION
AGENCY. United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) 1992. (1997 , may 23). Retrieved from United Nations
Surabaya Masyhud.
Sugiarta. (2005, februari). Perjalanan Pedih
(2011,
december
19).
dephut.
Retrieved from kemhut dan jica jalin kerjasama
project
MECS:
http://www.dephut.go.id/
Department
Public
Information:
http://www.un.org/geninfo/bp/enviro.htm Wim Giesen, S. W. (2007, July ). Mangrove Guide
Nguyen Hoang Tri, Neil Adger, Mick Kelly,
of
Book for
South
Retrieved
East
Asia. from
Sarah Granich dan Nguyen Huu Ninh.
ftp://193.43.36.93/docrep/fao/010/ag132
(n.d.). The Role Of Natural Resource
e/ag132e00.pd
Management Impacts:
In
Mitigating
Mangrove
Climate
Restoration
Vietnam. Retrieved from
In
Wisesa budi ( 2011,December) Kemenhut- jalin kerjasama Information
proyek :
mof.org/berita/post/800
MECS
http://www.forda-
WWF
(2010).
http://earthhour.wwf.or.id/5-
manfaat-hutan-mangrove-untukmanusia.