INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA Human Development Index Jayapura Municipality 2013 Nomor Katalog / Catalog Number : 1164.9471 Nomor Publikasi / Publication Number :9471.1303
Ukuran Buku / Book Size : 16,50 cm x 21,59 cm Jumlah Halaman / Page Number : x + 56 Halaman / Page
Naskah / Editor : Chairil Fadli, S.ST Wahyu Kusuma Wardani,S.ST
Gambar Kulit / Art Disigner : Doni Hermawan, S.ST
Diterbitkan Oleh / Published by : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jayapura BPS-Statistics of Jayapura Municipality 2012
Dicetak Oleh / Printed by : CV. Sekar Wangi Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya Mey be cited with reference to the source
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA Human Development Index of Jayapura Municipality
2013
BPS Kota Jayapura
WALIKOTA JAYAPURA SAMBUTAN Seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan yang sedang dilaksanakan di segala bidang, saya sambut dengan gembira terbitnya publikasi “INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA (ASPM) KOTA JAYAPURA TAHUN 2012”. Publikasi buku “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia (ASPM) Kota Jayapura Tahun 2012” dapat memberikan manfaat dalam membuat berbagai kebijakan dan menentukan arah pembangunan agar tepat sasaran, sehingga tujuan pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Kepada masyarakat sebagai sumber data diharapkan agar dapat lebih berkooperatif untuk memberikan data yang dibutuhkan dan aparat Badan Pusat Statistik Kota Jayapura saya minta untuk lebih meningkatkan kualitas maupun kuantitas data yang disajikan, sehingga dapat menghasilkan data yang akurat, terpercaya dan tepat waktu. Akhirnya, saya mengharapkan kepada semua pihak untuk dapat menggunakan publikasi ini sebagai landasan dalam menyusun perencanaan program yang lebih baik, sistematik, menyeluruh, dan terpadu. Jayapura, Oktober 2013 WALIKOTA JAYAPURA/ MAYOR OF JAYAPURA
Drs. Benhur Tomi Mano, MM
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
iii
BPS Kota Jayapura
KATA PENGANTAR Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan dan Karunia-Nya Publikasi “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia (ASPM) Kota Jayapura Tahun 2012”.dapat terselesaikan. IPM Kota Jayapura memuat ukuran-ukuran komposit, pada umumnya indeks-indeks tersebut memberikan petunjuk umum tentang kebutuhan – kebutuhan dan prioritas-prioritas pembangunan manusia. Dengan adanya informasi ini diharapkan pemerintah daerah dapat membangun suatu consensus untuk memperbaharui komitmen bersama dan membuat kebijakan yang tepat terhadap pembangunan manusia di Kota Jayapura. Indikator-indikator yang dimuat dalam penyusunan IPM ini diharapkan berguna bagi para perencana dalampenyusunan program pembangunan manusia dan dipakai sebagai parameter untuk mengevaluasi tahapan-tahapan pembangunan yang dilaksanakan khususnya pembangunan manusia, Pada akhirnya kami menyadari sepenuhnya, dalam penerbitan ini masih saja terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik guna penyempurnaan penerbitan berikutnya. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga publikasi ini dapat ditertibkan diucapkan terima kasih. Semoga publikasi ini bermanfaat. Jayapura, Oktober 2013 KEPALA BPS KOTA JAYAPURA
MUCHLIS MALIK SOTTING, B.St NIP. 19571221 198003 1 001
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
iv
BPS Kota Jayapura
DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN …………………………………………………………………….
iii
KATA PENGANTAR
...........................................................................................
iv
DAFTAR ISI .........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK
...............................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...
1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………..…..
1
1.2. Tujuan dan Sasaran ………………………………………………….…….
3
1.3. Ruang Lingkup …………………………………………………….………..
4
1.3.1. Lingkup Materi …………………………………………...………….
4
1.3.2. Lingkup Wilayah ……………………………………………………
5
1.4. Istilah – Istilah Yang Digunakan (Terminologi) …………………..………
5
BAB II DATA DAN METODOLOGI ……………………………………….……….
8
2.1. Basis Data Pembangunan Manusia …………………………………..….
8
2.1.1. Sumber Data ………………………………………………………..
8
2.1.2. Data Indeks Pembangunan Manusia
9
…………………………...
2.2. Pendekatan IPM sebagai Penunjang Pembangunan Manusia ………..
10
2.2.1. Pendekatan Pemanfaatan IPM dalam Pembangunan Manusia .
10
2.2.2. Konsep Perhitungan IPM ………………………………….……..
15
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
v
BPS Kota Jayapura
2.2.3. Tahapan Perhitungan IPM ………………………………….……
19
2.2.4. Kategori Peringkat Pembangunan Manusia ……………….…..
21
BAB III INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA JAYAPURA ………...
22
3.1. Situasi Indikator – Indikator Utama IPM Kota Jayapura ……………..…..
22
3.1.1. Angka Harapan Hidup ………………………………………..……
22
3.1.2. Angka Melek Huruf …………………………………………………
26
3.1.3. Rata – Rata Lama Sekolah …………………………………….…
28
3.1.4. Pengeluaran Riil Yang Disesuaikan ………………………..……
31
3.2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Jayapura ………………...…
33
3.3. Reduksi Shortfall …………………………………………………………..…
34
BAB IV ANALISA SOSIAL DEMOGRAFI KOTA JAYAPURA………………………………………… 36 4.1. Indikator Kependudukan…………………………………………………………...….. 36 4.1.1. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga.....................…………
36
4.1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
………………………….
38
4.1.3. Rasio Jenis Kelamin …………………………………………..….
39
4.1.4 Rata-rata Anggota Rumah Tangga……………………………….
40
4.2. Indikator Pendidikan………………………………………………...………..
41
4.2.1. Angka Melek Huruf…………………………………….…………..
41
4.2.2. Tingkat Pendidikan…..……………………………………………..
42
4.3. Indikator Ketenagakerjaan…………………………………………………...
43
4.3.1. Angkatan Kerja………………………………………………………
43
4.3.2. Penduduk Bekerja ………………………………………………….
45
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
vi
BPS Kota Jayapura
4.4. Indikator Perumahan….………………………………………………………
47
4.4.1. Kualitas Rumah Tinggal…..………………………………………..
48
4.4.2 Fasilitas Rumah……………………………..……………………….
50
4.5 Indikator Konsumsi…………………………………………………………..
53
4.5.1. Pengeluaran Penduduk menurut Jenis Komoditi………………
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...………………………………………………………………….. 55
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
vii
BPS Kota Jayapura
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1
Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Indikator Komponen IPM ……………
19
Tabel 3.1
Perkembangan IPM Kota Jayapura Tahun 2009-2011 ……………………
34
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
viii
BPS Kota Jayapura
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Data Indeks Pembangunan Manusia di Papua ………....……
Hal 09
Gambar 2.2
Model Penggunaan Alat Hubung Input dan Output …..…..….
11
Gambar 2.3
Pendekatan dari ”Atas ke Bawah ” ……………………….….….
12
Gambar 2.4
Pendekatan dari ”Bawah Ke Atas” ..……………….………..…..
13
Gambar 2.5
Pendekatan
Kombinasi
Top
Down
dan
Bottom
up
Pertumbuhan Penduduk Kota Jayapura ................................... Gambar 3.1
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Jayapura Tahun 2008-2012................................................................................
Gambar 3.2
28
Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Papua Tahun 2012 .................................................................
Gambar 3.8
27
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kota Jayapura Tahun 2008-2012 ..................................................................................
Gambar 3.7
26
Angka Melek Huruf Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Papua Tahun 2012 ......................................................
Gambar 3.6
25
Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Jayapura Tahun 2008-2012 ..................................................................................
Gambar 3.5
24
Pencapaian Angka Harapan Hidup Penduduk Kota Jayapura Tahun 2012 ................................................................................
Gambar 3.4
22
Angka Harapan Hidup Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Papua Tahun 2012 ......................................................
Gambar 3.3
14
29
Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah Kota Jyapaura Tahun 2012 ...................................................................................
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
30
ix
BPS Kota Jayapura
Gambar 3.9
Perkembangan PPP Kota Jayapura Tahun 2008-2012.. ...........
31
Gambar 3.10
Pencapaian PPP Kota Jayapura Tahun 2012 ...........................
32
Gambar 4.1
Piramida Penduduk Kota Jayapura Tahun 2012 .......................
37
Gambar 4.2
Penduduk Kota Jayapura Menurut Distrik Tahun 2012 .............
38
Gambar 4.3
Angka Melek Huruf Penduduk Kota Jayapura Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 .....................................................
Gambar 4.4
41
Sebaran Penduduk Kota Jayapura Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 ..................................
43
Gambar 4.5
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Jayapura Tahun 2012
44
Gambar 4.6
Penduduk Bekerja Menurut Kelompok Umur di Kota Jayapura
Gambar 4.7
Tahun 2012 ................................................................................
45
Sebaran Lapangan Usaha Pada Penduduk yang Bekerja di
46
Kota Jayapura Tahun 2011 dan 2012 ....................................... Gambar 4.8
Proporsi Luas Lantai Perkapita Kota Jayapura Tahun 2012 .....
48
Gambar 4.9
Proporsi Jenis Lantai, Jenis Dinding, dan Jenis Atap Rumah di
49
Kota Jayapura Tahun 2012 ....................................................... Gambar 4.10
Fasilitas Perumahan Kota Jayapura Tahun 2012 ......................
Gambar 4.11
Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga Kota Jayapura Tahun 2012 ...........................................................................................
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
50 53
x
BPS Kota Jayapura
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rancangan pembangunan manusia yang sesungguhnya adalah menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Hal ini berbeda dengan konsep pembangunan yang memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua tahapan pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya dan tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan yang sederhana, namun seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek yang berorientasi pada halhal yang bersifat materi.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
1
BPS Kota Jayapura
Paradigma pembangunan manusia mengandung 4 (empat) komponen utama : a. Produktifitas.
Manusia
harus
berkemampuan
untuk
meningkatkan
produktifitasnya dan berpatisipasi penuh dalam mencari penghasilan dan lapangan kerja. Oleh karena itu pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan manusia. b. Pemerataan. Setiap orang harus memiliki kesempatan yang sama. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan. Sehingga semua orang dapat berpartisipasi dan mendapat keuntungan dari peluang yang sama. c. Keberlanjutan. Akses terhadap peluang/kesempatan harus tersedia bukan hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Semua sumber daya harus dapat diperbaharui. d. Pemberdayaan.
Semua orang diharapkan berpartisipasi penuh dalam
pengambilan keputusan dalam proses aktifitasnya. Penyertaan konsep pembangunan manusia dalam kebijakan-kebijakan pembangunan sama sekali tidak berarti meninggalkan berbagai strategi pembangunan terdahulu, antara lain mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan mencegah perusakan lingkungan. Namun, perbedaannya adalah bahwa dari sudut pandang pembangunan manusia, semua tujuan tersebut diatas diletakkan dalam kerangka untuk memperluas pilihanpilihan bagi manusia. Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
2
BPS Kota Jayapura
Agar konsep pembangunan manusia dapat diterjemahkan ke dalam perumusan kebijakan, pembangunan manusia harus dapat dapat diukur dan dipantau dengan mudah. Human Development Report (HDR) global telah mengembangkan dan menyempurnakan pengukuran statistik dari pembangunan manusia yaitu berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Adapun komponenkomponen dalam penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meliputi ; Lamanya Hidup (longevity), Pengetahuan/tingkat pendidikan (knowledge) dan Standar Hidup (decent living).
Untuk
memperoleh
gambaran
tentang
pembangunan manusia di Kota Jayapura, maka disusunlah publikasi “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia (ASPM) Kota Jayapura tahun 2013”, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan pembangunan di Kota Jayapura. 1.2. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dari penulisan ini adalah menyajikan data dan informasi tentang kondisi penduduk dan permasalahannya, sebagai dampak dari pembangunan yang telah dilaksanakan di Kota Jayapura. Selanjutnya diharapkan dapat menjadi masukan dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan sumberdaya manusia di Kota Jayapura, termasuk penentuan sektor-sektor prioritas dalam pembangunan manusia.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
3
BPS Kota Jayapura
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini meliputi : a. Teridentifikasinya kondisi beberapa variabel sektoral dalam pembangunan manusia, meliputi sektor-sektor: kesehatan, pendidikan dan ekonomi di Kota Jayapura. b. Memberikan gambaran permasalahan yang ada di bidang pembangunan manusia di Kota Jayapura. c. Diperolehnya gambaran tentang perkembangan ukuran pembangunan manusia (IPM) dan indikator-indikator sosial lainnya di Kota Jayapura. d. Terumuskannya implikasi masalah dan kebijakan untuk menangani berbagai masalah yang merupakan bagian dari perencanaan dan penanganan pembangunan manusia. 1.3. RUANG LINGKUP 1.3.1. Lingkup Materi Ruang lingkup materi penulisan ini meliputi :
Identifikasi kondisi variabel kunci dalam pengukuran besaran IPM yang meliputi ; lamanya hidup (longevity), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup (decent living).
Identifikasi permasalahan mendasar pada sektor-sektor kunci yang terkait dengan IPM, meliputi indikator kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Pengukuran besaran angka IPM Kota Jayapura.
Analisis Situasi Pembangunan Manusia di Kota Jayapura.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
4
BPS Kota Jayapura
Rumusan kebijakan dalam rangka pembangunan manusia berdasarkan besaran angka IPM yang diperoleh dan hasil analisis situasi pembangunan manusia di Kota Jayapura.
1.3.2. Lingkup Wilayah Lokasi penelitian mencakup wilayah di Kota Jayapura. 1.4. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN (TERMINOLOGI)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indeks komposit yang disusun dari tiga indikator: lama hidup, pendidikan dan standar hidup.
Indeks Harapan Hidup, salah satu dari komponen IPM. Nilai ini berkisar antara 0 – 100.
Indeks Pendidikan, Indeks ini didasarkan pada kombinasi antara angka melek huruf penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah.
Indeks Daya Beli/Standar Hidup, didasarkan pada paritas daya beli (PPP) yang disesuaikan dengan rumus atkinson.
Angka Harapan Hidup (eo), perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada pola mortalitas menurut umur.
Angka Melek Huruf, proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
5
BPS Kota Jayapura
Partisipasi Sekolah, proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12, 13-15, dan 16-18) yang masih duduk di bangku sekolah)
Rata-rata Lama Sekolah(RLS), menggambarkan lamanya penddidikan yang ditempuh, dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan.
Angka Partisipasi Murni(APM), adalah indicator yang digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk usia sekolah (PUS) yang bersekolah tepat waktu.
Partisipasi Angkatan Kerja, menggambarkan persentase penduduk yang membutuhkan pekerjaan (aktif secara ekonomis) atau memberi gambaran seberapa besar keterlibatan penduduk dalam ekonomi produktif.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), adalah indicator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengangguran terbuka di kalangan angkatan kerja
Setengah Menganggur, menggambarkan tidak bekerja penuh yang dapat dilihat dari jam kerja, produktifitas dan pendapatan.
Kontribusi Sektor perekonomian dalam Penyerapan Tenaga Kerja, adalah suatu indicator yang digunakan untuk mengetahui andil setiap sector dalam menyerap tenaga kerja.
Persentase Penolong Persalinan, adalah suatu indicator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan tertutama berkaitan dengan pelayanan kesehatan reproduksi.
Rata-rata Lama Sakit,
adalah indikator yang menggambarkan tingkat
intensitas penyakit yang diderita penduduk. Indikator ini juga menggambarkan Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
6
BPS Kota Jayapura
besarnya kerugian materiil yang dialami penduduk karena penyakit yang diderita. Semakin besar nilai indicator ini, semakin besar kerugian yang dialami.
Angka Sakit, adalah indikator yang memberi gambaran prevalensi kesakitan (keluhan kesehatan) oleh masyarakat dan juga digunakan untuk melihat tingkat kesehatan penduduk suatu daerah.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
7
BPS Kota Jayapura
BAB II DATA DAN METODOLOGI Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu proses pengambilan keputusan, kualitas keputusan sangat tergantung kepada informasi yang mendasarinya. Oleh karena itu perencana pembangunan harus memberikan perhatian yang memadai terhadap masalah pengumpulan dan penyajian informasi untuk keperluan perencanaan. Walaupun demikian perlu diingat bahwa pengumpulan dan pengolahan data bukan merupakan tujuan akhir melainkan semata-mata sebagai sarana untuk menghasilkan keputusan yang lebih baik. 2.1. BASIS DATA PEMBANGUNAN MANUSIA 2.1.1. Sumber Data Perencanaan pembangunan manusia perlu menyadari bahwa yang berguna bagi perencanaan dan pembuatan kebijakan hanyalah data atau informasi yang memberikan gambaran keadaan sebenarnya (represent reality). Oleh karena itu perlu dipahami secara memadai jenis pengumpulan data serta kualitas data yang dikumpulkan. Perencana pembangunan manusia juga harus dapat memanfaatkan secara optimal data yang relevan baik yang dikumpulkan melalui sensus dan survey maupun yang diperoleh dari instansi-instansi terkait terutama yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, angkatan kerja, keluarga berencana dan fertilitas, perumahan dan sanitasi, dan pengeluaran rumah tangga.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
8
BPS Kota Jayapura
Informasi yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan manusia dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perencana harus menyadari bahwa kedua jenis informasi tersebut saling melengkapi atau menunjang sehingga keduanya diperlukan untuk analisis, monitoring dan evaluasi yang lebih baik. 2.1.2. Data Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longetivity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent living). Sehingga untuk penyusunan IPM diperlukan data derajat kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat (gambar 2.1).
Dalam penyusunan publikasi “Indikator Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia di Kota Jayapura Tahun 2013” digunakan
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
9
BPS Kota Jayapura
tiga jenis data diatas diperoleh dari kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan setiap tahun oleh BPS. Survei tersebut merupakan kegiatan pengumpulan data yang mencakup berbagai aspek sosial dan ekonomi yang cukup kompleks. Susenas mengumpulkan berbagai informasi seperti kependudukan, kesehatan, fertilitas, pengeluaran rumah tangga, dan perumahan serta lingkungan. 2.2. PENDEKATAN IPM SEBAGAI PENUNJANG PEMBANGUNAN MANUSIA Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
atau
Human Development Index (HDI). UNDP sejak tahun 1990 menggunakan IPM untuk mengukur laporan tahunan perkembangan pembangunan manusia. 2.2.1. Pendekatan Pemanfaatan IPM dalam Pembangunan Manusia Model sebagaimana pada gambar 2.2 dibawah menggambarkan mekanisme hubungan antara input-proses-output (IPO), dalam hal ini adalah kebijakan daerah berupa penetapan komposisi alokasi anggaran daerah per sektor / program dalam RAPBD. Sedangkan output dalam model ini diwujudkan dalam tiga parameter IPM. Dalam model ini, IPM sebagai index komposit, bukanlah berperan sebagai alat perencanaan (planning tools) tetapi merupakan “outcome” atau hasil dari suatu
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
10
BPS Kota Jayapura
proses perencanaan. Sekalipun IPM bukanlah sebagai alat perencanaan, namun dapat dimanfaatkan untuk menjadi arahan bagaimana anggaran pembangunan daerah seyogyanya dialokasikan agar mampu meningkatkan hasil pembangunan manusia yang tercermin dengan semakin tingginya IPM. Untuk menghubungkan antara faktor input (RAPBD) di satu sisi dan faktor output (tiga parameter IPM), dalam proses perencanaannya untuk model ini memerlukan sebuah alat dalam bentuk worksheet (lembar kerja) yang dengan mudah digunakan melalui pemanfaatan komputer dan perangkat lunaknya dalam bentuk program aplikasi. Gambar 2.2 Model Penggunaan Alat Penghubung Input dan Output
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
11
BPS Kota Jayapura
Implementasi model diatas dalam perencanaan pembangunan manusia, dapat diaplikasikan melalui tiga alternatif metode, yaitu : 1. Top down approach Pendekatan ini (lihat gambar 2.3), bertitik tolak dari target peningkatan IPM yang ditetapkan masing-masing daerah. Berangkat dari target tersebut kemudian disusunlah rancangan alokasi sektor-sektor APBD dengan menggunakan alat/instrument perencanaan dalam bentuk „worksheet” yang mudah digunakan dengan bantuan komputer. Dengan menggunakan worksheet ini rencana komposisi alokasi setiap sektor pembangunan dalam proses penyusunannya dapat diubah-ubah hingga angka IPM yang ditargetkan secara perhitungan dapat dicapai. Gambar 2.3 Pendekatan dari “Atas ke Bawah” (Top down approach)
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
12
BPS Kota Jayapura
2. Bottom up approach Pendekatan ini (gambar 2.4) berbanding terbalik dengan pendekatan yang pertama. Pemanfaatan IPM dalam perencanaan pembangunan daerah dengan pendekatan dari bawah (bottom up), berangkat dari target IPM yang ingin dicapai, tetapi dimulai dengan menetapkan komposisi rencana anggaran persektor/program sebagaimana yang selama ini dilakukan, kemudian baru dihitung berapa pengaruhnya terhadap kenaikan IPM. Gambar 2.4 Pendekatan dari “Bawah ke Atas” (Bottom-up approach)
3. Hybrid approach Pendekatan ini (gambar 2.5) merupakan kombinasi dari pendekatan pertama dan kedua, dimana dalam aplikasinya dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi IPM Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
13
BPS Kota Jayapura
yang ditargetkan dan sisi komposisi anggaran per sektor daerah yang dialokasikan.
Keseimbangan
antara
dua
sisi
tersebut
merupakan
perencanaan yang realistis. Gambar 2.5 Pendekatan Kombinasi Top-down dan Bottom-up (Hybrid approach)
Dalam proses pengembangan IPM dalam perencanaan pembangunan daerah, masih terbuka adanya berbagai masukan penyempurnaan. Upaya pemantapan model ini akan diteruskan melalui tahapan-tahapan rencana pengembangan, yang di pusat dilaksanakan Ditjen Bangda bekerjasama dengan BPS dan UNDP, sedangkan di daerah dikoordinasikan oleh BP3D.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
14
BPS Kota Jayapura
2.2.2. Konsep Perhitungan IPM Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia adalah index (HDI). IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longetivity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent living). 1. Usia Hidup Pembangunan manusia harus lebih mengupayakan agar penduduk dapat mencapai “usia hidup” yang panjang dan sehat. Sebenarnya banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur usia hidup tetapi dengan mempertimbangkan ketersediaan data secara global UNDP memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectacy at birth) yang biasa dinotasikan dengan eo. Angka kematian bayi (MR) tidak digunakan untuk keperluan itu karena indikator itu dinilai tidak peka bagi negara-negara industri yang telah maju. Seperti halnya IMR, eo sebenarnya merefleksikan keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan hanya bidang kesehatan. Di Indonesia eo dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Prosedur penghitungan eo yang diperoleh dengan metode tidak langsung merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun survei.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
15
BPS Kota Jayapura
2. Pengetahuan Selain usia hidup, pengetahun juga diakui secara luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan manusia. Dengan pertimbangan ketersediaan data, pengetahuan diukur dengan dua indikator yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Sebagai catatan UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak tahun 1995 mengganti rata-rata lama sekolah dengan partisipasi sekolah dasar, menengah dan tinggi sekalipun diakui bahwa indikator yang kedua diakui kurang sesuai sebagai indikator dampak. Penggantian dilakukan semata-mata karena sulitnya memperoleh data ratarata lama sekolah secara global, suatu kesulitan yang bagi keperluan internal Indonesia dapat diatasi dengan tersedianya data Susenas Kor atau data Instansional . Indikator angka melek huruf dapat diolah dari variabel kemampuan membaca
dan
menulis.
Pengolahannya
dapat
dilakukan
dengan
menjumlahkan kasus berkode 1 (dapat membaca dan menulis) dan berkode 2 (dapat membaca dan menulis huruf lainnya). Kemudian membandingkannya dengan jumlah seluruh kasus Seperti halnya angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dihitung dengan pengolahan tabulasi data. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu : tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Dari penghitungan
dengan
menggunakan pola hubungan antar variabel-variabel tersebut akan diperoleh data lama sekolah masing-masing ndividu yang kemudian digunakan sub Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
16
BPS Kota Jayapura
program MEANS dalam paket SPSS untuk menghitung rata-rata lama sekolah agregat. 3. Standar Hidup Layak Selain usia hidup, dan pengetahuan unsur dasar pembangunan manusia yang diakui secara luas adalah standar hidup layak. Banyak indikator alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan mempertimbangkan ketersediaan data secara internasional UNDP, memilih GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator hidup layak. Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur IPM lainnya, indikator standar hidup layak diakui sebagai indikator input, bukan indikator dampak, sehingga sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur IPM. Walaupun demikian UNDP tetap mempertahankannya karena indikator lain yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya indikator input juga merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan pengetahuan masih banyak variabel input yang pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM. Dilemanya, memasukkan banyak variabel atau indikator akan menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana. Dengan alasan itu maka GDP riil perkapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili indikator input IPM lainnya. Untuk keperluan perhitungan IPM data dasar PDRB perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur standar hidup layak karena bukan ukuran yang peka untuk mengukur daya beli penduduk (yang merupakan fokus IPM). Sebagai penggantinya digunakan konsumsi perkapita riil yang telah Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
17
BPS Kota Jayapura
disesuaikan untuk keperluan yang sama. Untuk menghitung konsumsi perkapita riil yang disesuaikan pertama dihitung terlebih dahulu daya beli untuk tiap unit barang atau Purchasing Power arity (PPP/unit). Perhitungan PPP/unit dilakukan sesuai rumus:
Dimana E(I,j) : Pengeluaran untuk komoditi j di kabupaten/kota ke-I P(9,j)
: Harga komoditi j
Q(I,j) : Total komoditi j (unit) yang dikonsumsi di kota/kabupaten ke-I Kemudian nilai PPP/unit disesuaikan dengan Rumus Atkinson yang digunakan untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil, secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dimana : D Z
= Konsumsi perkapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit = Threshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas kecukupan (biasanya menggunakan garis kemiskinan)
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
18
BPS Kota Jayapura
2.2.3. Tahapan Perhitungan IPM Beberapa tahapan dalam penghitungan IPM dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tahap pertama penghitungan IPM adalah menghitung indeks masing-masing komponen IPM (Indeks Harapan Hidup = X1, Pengetahuan= X2 dan Standar Hidup Layak = X3) Indeks (Xi) = (Xi – Xmin)/(Xmaks – Xmin)
Dimana : Xi
: Indikator komponen pembangunan manusia ke-i, i= 1,2,3
Xmin : Nilai minimum Xi Xmaks : Nilai Maksimum Xi Tabel 2.1 Nilai Maksimum dan Nilai Minimum Indikator Komponen IPM NILAI MAKSIMUM
NILAI MINIMUM
Angka Harapan Hidup
85
25
Sesuai standar global (UNDP)
Angka Melek Huruf
100
0
Sesuai standar global (UNDP)
Rata-rata Lama Sekolah
15
0
Sesuai standar global (UNDP)
INDIKATOR
Komsumsi per kapita
732720
CATATAN
300.000 (1996) UNDP menggunakan GDP per
Yang disesuaikan 360.000 (1999) kapita riil yang disesuaikan Sumber: Manual Teknis Operasional Pengembangan dan Pemanfaatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam Perencanaan Pembangunan Manusia (BPS, Bappenasn, UNDP)
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
19
BPS Kota Jayapura
Tahapan kedua perhitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi dengan rumus: Indeks Pembangunan Manusia = 1/3 ∑ Xi = 1/3 ((X(1) + X(2) + X(3))
dimana :
X(1)
: Indeks Angka Harapan Hidup
X(2)
: 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata Lama Sekolah)
X(3)
:
Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan
Tahap ketiga adalah menghitung Reduksi Shortfall, yang digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan nilai IPM dalam suatu kurun waktu tertentu.
r = { (IPM t+n – IPM t)/(IPM ideal – IPM t) x 100 }1/n
Dimana: IPMt
:
IPM pada tahun t
IPM t+n
: IPM pada tahun t+n
IPM ideal
: 100
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
20
BPS Kota Jayapura
2.2.4. Kategori Peringkat Pembangunan Manusia Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menetapkan peringkat kinerja pembangunan manusia pada skala 0,0 – 100,0 dengan kategori sebagai berikut :
Tinggi
: IPM lebih dari 80,0
Menengah Atas
: IPM antara 66,0 – 79,9
Menengah Bawah : IPM antara 50,0 – 65,9
Rendah
: IPM kurang dari 50,0
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
21
BPS Kota Jayapura
BAB III INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA JAYAPURA 3.1
SITUASI INDIKATOR-INDIKATOR UTAMA IPM KOTA JAYAPURA
3.1.1
Angka Harapan Hidup (e0) Salah satu komponen dalam penyusunan angka IPM adalah Angka
Harapan Hidup. Semakin tinggi Angka Harapan Hidup, memberikan indikasi semakin tinggi kualitas fisik penduduk suatu daerah.
Angka harapan hidup penduduk Kota Jayapura pada tahun 2012 adalah sebesar 68,77 tahun. Artinya, secara rata-rata penduduk Kota Jayapura Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
22
BPS Kota Jayapura
diharapkan dapat hidup hingga usia 68 tahun 8 bulan. Diagram garis pada gambar 3.1 menunjukkan adanya peningkatan angka harapan hidup penduduk Kota Jayapura dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Peningkatan tersebut menggambarkan bahwa kualitas fisik penduduk Kota Jayapura dari tahun ke tahun semakin meningkat. Angka harapan hidup erat kaitannya dengan keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan sehingga peningkatan angka harapan hidup merupakan indikasi yang positif bahwa pembangunan di sektor kesehatan di Kota Jayapura dari tahun ke tahun memberikan dampak yang positif bagi penduduk Kota Jayapura. Untuk lebih memacu upaya pemerintah Kota Jayapura dalam meningkatkan angka harapan hidup penduduknya, perlu diamati kedudukan Kota Jayapura dibanding dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Papua dalam hal pencapaian angka harapan hidup. Pada gambar 3.2 terlihat bahwa angka harapan hidup penduduk Kabupaten Mimika sebesar 70,87 tahun lebih besar 2,1 tahun dari angka harapan hidup penduduk Kota Jayapura. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di sektor kesehatan di Kota Jayapura tidak lebih baik daripada Kabupaten Mimika. Berdasarkan hal tersebut, terindikasi bahwa pemerintah Kota Jayapura perlu mengadakan kajian bersama atau studi banding ke Kabupaten/Kota lainnya yang telah berhasil mencapai angka harapan hidup yang lebih tinggi di banding Kota Jayapura. Upaya tersebut bertujuan agar penduduk Kota Jayapura dapat lebih mencapai “usia hidup” yang panjang dan sehat. Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
23
BPS Kota Jayapura
Untuk dapat melihat sejauh mana capaian angka harapan hidup penduduk Kota Jayapura terhadap standar global menurut UNDP, dapat dilihat pada gambar 3.3. UNDP mematok Standar global untuk angka harapan hidup penduduk adalah 85 tahun. Artinya, UNDP memasang target kualitas fisik penduduk sehingga secara rata-rata dapat bertahan hidup sampai usia 85 tahun. Dengan angka harapan hidup penduduk Kota Jayapura tahun 2012 sebesar 68,77 berarti nilai indeks pencapaian terhadap standar global adalah sebesar 72,95 persen. Jika dilihat perkembangan indeks pencapaian angka harapan hidup terhadap standar global dari tahun 2008 hingga tahun 2012, terjadi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
24
BPS Kota Jayapura
secara rata-rata sebesar 0,22 persen per tahun. Hal ini berarti terjadi peningkatan kinerja yang positif bagi pemerintah daerah khususnya di bidang kesehatan. Sehingga, untuk dapat lebih cepat mencapai sumber daya manusia yang berkualitas dari segi kesehatan dirasa perlu adanya pemerataan pembangunan manusia di bidang kesehatan. Misalnya, dengan meningkatan kualitas fasilitas kesehatan di daerah-daerah yang fasilitas kesehatannya masih kurang memadai seperti di Distrik Muara Tami dan kampung-kampung yang jarak jangkauan terhadap fasilitas kesehatannya masih terbilang jauh.
Namun, jika dibandingkan dengan indikator lain, pencapaian angka harapan hidup terhadap standar global UNDP dari tahun ke tahun merupakan pencapaian yang paling lambat. Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
25
BPS Kota Jayapura
3.1.2
Angka Melek Huruf Unsur utama IPM adalah indikator pendidikan yang terdiri dari angka
melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Angka melek huruf dalam unsur IPM menunjukkan kemampuan membaca dan menulis penduduk usia 15 tahun keatas. Kemampuan ini dikaji karena kemampuan membaca dan menulis dipandang sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu, agar paling tidak memiliki peluang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Capaian angka melek huruf di Kota Jayapura cukup tinggi, pada tahun 2012 angka melek huruf Kota Jayapura adalah sebesar 99,84 persen atau hanya 0,16 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami buta huruf. Tingginya angka melek huruf di Kota Jayapura adalah output dari keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
26
BPS Kota Jayapura
Dari gambar 3.4 terlihat terjadi peningkatan angka melek huruf dari tahun ke tahun. Terjadi peningkatan sebanyak 0,76 persen dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,18 persen per tahun.
terlihat bahwa angka melek huruf di Kota Jayapura menduduki posisi pertama diantara Kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Dalam hal ini pemerintah Kota
Jayapura
cukup
menjaga
kesinambungan
keberhasilan
program
pengentasan buta aksara dengan memberikan prioritas dan pemantauan secara terus menerus sehingga penduduk Kota Jayapura bebas buta huruf terutama untuk usia penduduk 15-44 tahun.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
27
BPS Kota Jayapura
3.1.3
Rata-Rata Lama Sekolah Unsur kedua indikator pendidikan dalam penghitungan IPM adalah rata-
rata lama sekolah. Unsur ini digunakan untuk mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah.
Pada tahun 2012 angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura sebesar 11,06 tahun atau hanya naik sebesar 0.03 tahun dibanding tahun 2011. Angka rata-rata lama sekolah sebesar 11,06 diartikan bahwa rata-rata penduduk di Kota Jayapura telah mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMU/Sederajat. Angka ini juga mengindikasikan bahwa pemerintah Kota Jayapura telah berhasil menuntaskan program wajib belajar 9 Tahun.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
28
BPS Kota Jayapura
Sama kondisinya dengan capaian angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura menduduki peringkat pertama diantara Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Papua. Berdasarkan informasi pada gambar 3.7 dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya terdapat 4 Kabupaten/Kota yang telah berhasil dalam program pendidikan wajib belajar 9 tahun. Kabupaten/Kota yang dimaksud antara lain Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Biak Numfor.
Untuk dapat melihat sejauh mana capaian angka rata-rata lama sekolah terhadap standar global yang telah ditetapkan oleh UNDP dapat dilihat pada gambar 3.8
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
29
BPS Kota Jayapura
Standar global yang ditetapkan oleh UNDP untuk rata-rata lama sekolah adalah 15 tahun atau setara dengan tingkat diploma 3 pada jenjang perguruan tinggi. Pada tahun 2012, pencapaian angka rata-rata lama sekolah Kota Jayapura terhadap standar global UNDP adalah sebesar 73,73 persen atau naik 0,2 persen dibanding tahun 2011. Secara rata-rata, selama 5 tahun terakhir peningkatan indeks pencapaian rata-rata lama sekolah sebesar 0,33 persen per tahun. Tingginya indikator pendidikan di Kota Jayapura dapat dipertahankan jika pemerintah tetap serius dalam menangani program pembangunan di sektor pendidikan, dan pembangunan di sektor penunjangnya yaitu sektor kesehatan dan ekonomi.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
30
BPS Kota Jayapura
3.1.4
Pengeluaran Riil Yang disesuaikan Unsur ketiga dalam IPM adalah indikator standar hidup layak yang
diwakili oleh Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli masyarakat. Paritas daya beli dihitung dengan menggunaka rumus Atkinson. Pada tahun 2012 daya beli penduduk untuk memenuhi standar hidup yang layak sebesar Rp 644.800,- . Kemampuan daya beli masyarakat Kota Jayapura mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai perkembangan PPP 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 3.9.
Untuk memahami unsur daya beli ini sebagai indikator standar hidup layak, maka dibuatlah indeks dimana cara penghitungannya telah dijelaskan pada
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
31
BPS Kota Jayapura
bab sebelumnya. Hasil perhitungan indeks daya beli pada tahun 2012 adalah sebesar 65,82 persen. Hal ini berarti dari segi kemampuan daya beli, secara ratarata penduduk Kota Jayapura hanya mampu untuk mencukupi 65,82 persen kebutuhan hidup layak. Ilustrasi pencapaian kemampuan daya beli masyarakat Kota Jayapura terhadap standard hidup layak menurut UNDP dapat dilihat pada gambar 3.10.
Belum maksimalnya kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan hal yang perlu direnungkan faktor-faktor penyebabnya yaitu apakah dari segi jumlah persediaan barang/jasa yang lebih kecil dari jumlah yang
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
32
BPS Kota Jayapura
dibutuhkan oleh para pengguna barang/jasa tersebut, dari segi rendahnya tingkat kemampuan penduduk untuk memproduksi barang/jasa yang dibutuhkannya, dari segi lambatnya peningkatan pendapatan penduduk, atau faktor lainnya. Sehingga, pemerintah perlu lebih memfokuskan terhadap program-program pembangunan khususnya program pembangunan yang mendukung peningkatan pembangunan ekonomi baik dari segi laju pertumbuhannya maupun pemerataan hasilnya khususnya di sektor usaha yang memberdayakan masyarakat. 3.2 INDEKS KOMPOSIT : INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA JAYAPURA Dari ketiga unsur utama setelah dihitung indeksnya dan digabungkan dengan rumus tertentu akan diperoleh angka IPM. Perkembangan angka IPM, memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia pada suatu daerah. Dari agregat ketiga indikator tunggal penyusun IPM Kota Jayapura yang telah dibahas sebelumnya diperoleh angka IPM Kota Jayapura pada tahun 2012 sebesar 76,64. IPM tahun 2012 terdiri dari indeks kesehatan (e0) yaitu sebesar 72,95; indeks pendidikan (gabungan angka melek huruf dan rata-rata pendidikan) sebesar 91,14 dan indeks decent living(PPP) sebesar 65,82. Dari ketiga indeks yang menyusun IPM terlihat bahwa indeks pendidikan adalah indeks yang paling menonjol, hal ini berarti untuk menaikkan angka IPM Kota Jayapura, pemerintah Kota Jayapura sebaiknya lebih memprioritaskan terhadap program kesehatan dan program di bidang ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
33
BPS Kota Jayapura
Pencapaian angka IPM pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 yaitu sebesar 76,29 bertambah 0,35 point. Peningkatan tersebut menunjukkan keberhasilan pemerintah Kota Jayapura dalam perencanaan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya. Berikut tabel perkembangan IPM di Kota Jayapura dari tahun 2010-2012 Tabel 3.1 Perkembangan IPM Kota Jayapura Tahun 2010-2012
1. 2. 3.
4.
Komponen IPM
2010
2011
2012
(1)
(3)
(4)
(5)
68,46 99,58 11 636.930
68,61 99,83 11,03 641.780
68,77 99,84 11,06 644.800
75,76
76,29
76,64
Angka Harapan Hidup (Tahun) Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran Riil yang Disesuaikan
IPM
Dengan capaian IPM 76.64, maka Kota Jayapura menurut Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan BangsaBangsa(PBB) berkategori kinerja pembangunan manusia Menengah Atas yaitu capaian IPM di antara 66 – 79.9. 3.3
REDUKSI SHORTFALL Reduksi shortfall digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan
IPM dalam suatu kurun waktu. Reduksi shortfall per tahun (annual reduction in Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
34
BPS Kota Jayapura
shortfall) menunjukkan perbandingan antara pencapaian yang telah ditempuh dengan capaian yang masih harus ditempuh untuk mencapai titik ideal (IPM=100). Selama periode 2011-2012, reduksi shortfall menunjukkan angka 1,47. Hal ini berarti bahwa pembangunan manusia pada tahun 2012 telah memperpendek jarak tempuh IPM tahun lalu menuju IPM Ideal sebanyak 1,47 persen.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
35
BPS Kota Jayapura
BAB IV ANALISA SOSIAL DEMOGRAFI KOTA JAYAPURA 4.1
Indikator Kependudukan Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang
sangat dominan. Penduduk tidak saja berperan sebagai pelaksana pembangunan tetapi juga menjadi sasaran pembangunan. Oleh sebab itu, perkembangan penduduk harus diarahkan pada peningkatan kualitas, pengendalian kuantitas serta pengarahan mobilitasnya mempunyai ciri dan karakteristik yang menunjang tercapainya keberhasilan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk. 4.1.1 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2012 berdasarkan hasil proyeksi BPS Kota Jayapura sebanyak 273.928 jiwa, yang terdiri dari 144.742 laki-laki dan 129.186 perempuan dengan total jumlah rumah tangga sebanyak 67.677 rumah tangga. Pada gambar 4.1 terlihat bahwa sebaran penduduk paling banyak terdapat pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 60.593 jiwa. Kelompok usia 20-29 tahun merupakan kelompok usia produktif untuk bekerja dan sekolah, sehingga wajar sebagai ibukota propinsi Kota Jayapura memiliki daya tarik bagi kelompok usia ini untuk mencari pekerjaan dan melanjutkan sekolah di jenjang perguruan tinggi. Selain itu, dapat dianalisa pula angka ketergantungan (Dependency Ratio) Kota Jayapura yaitu sebesar 44,17 yang artinya, secara rataIndeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
36
BPS Kota Jayapura
rata untuk setiap 100 penduduk usia tidak produktif (kurang dari 15 tahun dan lebih dari 65 tahun) terdapat 44 penduduk usia produktif ( 15-64 tahun). Atau dengan kata lain, secara rata-rata 1 orang penduduk usia produktif menanggung 2 orang penduduk usia tidak produktif. Angka ini dapat memberikan informasi potensi penduduk secara kuantitatif bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Gambaran distribusi penduduk pada setiap distrik di Kota Jayapura dapat dilihat pada gambar 4.2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Distrik Abepura (77.995 jiwa) kemudian diikuti Distrik Jayapura Selatan (71.505 jiwa). Sedangkan jumlah penduduk terkecil ada di Distrik Muara Tami (11.916 jiwa).
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
37
BPS Kota Jayapura
4.1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang terjadi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan dengan persentase. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah rata-rata besarnya perubahan jumla penduduk yang terjadi setiap tahunnya yang dinyatakan dengan persentase. Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk digunakan rumus sebagai berikut:
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
38
BPS Kota Jayapura
Dimana: Pn
: Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po
: Jumlah penduduk pada tahun dasar
n
: Jumlah tahun antara tahun dasar dan tahun ke-n
r
: Laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun Laju pertumbuhan penduduk per tahun selama kurun waktu 2008-2012
yaitu sebesar 2,98 persen. Artinya bahwa selama 5 tahun terakhir secara rata-rata penduduk Kota Jayapura bertambah sebesar 2,98 persen per tahun. 4.1.3 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin. Rasio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu daerah dalam waktu tertentu. Rumus yang digunakan adalah : Sex Ratio =
Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan
X 100
Rasio jenis kelamin Kota Jayapura tahun 2012 yaitu 112,04 yang artinya pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 112penduduk laki-laki atau pada setiap 10 perempuan terdapat 11 orang laki-laki. Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
39
BPS Kota Jayapura
4.1.4 Rata-rata Anggota Rumah Tangga Rata-rata anggota rumah tangga merupakan suatu indikator untuk menunjukkan rata-rata muatan suatu rumah tangga. Angka ini dapat digunakan sebagai acuan apakah keluarga di suatu daerah masih merupakan keluarga besar atau sudah merupakan keluarga kecil. Angka rata-rata anggota rumah tangga ini diperoleh dengan membandingkan jumlah penduduk dengan banyaknya rumah tangga. Rumus yang digunakan adalah:
Rata-rata ART =
Banyaknya Penduduk Banyaknya Rumah Tangga
Jumlah rumah tangga di Kota Jayapura tahun 2012 sebanyak 67.677 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4,24 jiwa. Artinya, secara rata-rata terdapat 4 sampai dengan 5 anggota rumah tangga pada setiap rumah tangga di Kota Jayapura tahun 2012.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
40
BPS Kota Jayapura
4.2. INDIKATOR PENDIDIKAN 4.2.1 Angka Melek Huruf Salah satu keberhasilan pendidikan adalah bertambahnya angka melek huruf. Angka melek huruf merupakan bagian dari indikator kemampuan penduduk untuk berkomunikasi secara tertulis. Kemampuan baca tulis merupakan pengetahuan minimum yang dibutuhkan untuk mencapai hidup sejahtera. Bahasan pada sub bab ini merupakan materi yang memperkuat analisis indikator angka melek huruf. Dihubungkan pula dengan
tujuan MDG‟s maka dalam sub
bab ini akan membahas angka melek huruf pada penduduk berusia sepuluh 10-44 tahun.
Terkait dengan pencapaian pendidikan, angka melek huruf khususnya untuk penduduk berusia 15-24 tahun merupakan salah satu indikator berhasil tidaknya program pendidikan. Pemerintah mematok angka pencapaian sebesar 95 persen Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
41
BPS Kota Jayapura
untuk angka melek huruf. Berdasarkan gambar 4.3 terlihat bahwa Angka melek huruf sudah lebih dari 95 persen pada semua kelompok usia. Bahkan, 100 persen penduduk pada kelompok umur 15-19 tahun telah memiliki kemampuan baca dan tulis. Namun, pada kelompok umur 20-24 tahun masih terdapat sekitar 0,9 persen penduduk yang belum memiliki kemampuan membaca dan menulis. Jika digabungkan, angka melek huruf penduduk Kota Jayapura pada kelompok umur 15-24 tahun adalah sebesar 99,5 persen. Dapat disimpulkan bahwa target pemerintah untuk angka melek huruf di Kota jayapura telah tercapai mengingat target yang dipatok pemerintah adalah 95 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan di bidang pendidikan dirasa cukup berhasil. Namun, pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dengan harapan dapat tercapainya kualitas sumber daya manusia yang optimal di Kota Jayapura. 4.2.2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap kemajuan teknologi. Sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka tamatan pendidikan tinggi diharapkan akan meningkatkan produktifitasnya sebagai tenaga kerja. Selanjutnya peningkatan produktifitas seseorang dalam bekerja dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Masih berhubungan dengan hasil rata-rata lama sekolah, indikator yang menunjukkan adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
42
BPS Kota Jayapura
rata-rata lama sekolah adalah persentase penduduk yang berijazah SMU ke atas. Persentase pemilikan ijazah tertinggi minimal SMU/sedarajat pada tahun 2012 adalah 61,94 persen. Gambaran mengenai distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada gambar 4.4.
4.3.
INDIKATOR KETENAGAKERJAAN
4.3.1. Angkatan Kerja Kajian mengenai ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting sebab bekerja tidak hanya berarti untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Selain itu, ketenagakerjaan juga merupakan aspek mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi menjelaskan kebutuhan manusia akan pekerjaan berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
43
BPS Kota Jayapura
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan
dimensi sosial dari
pekerjaan berkaitan dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan individu. Setiap upaya pembangunan kemudian selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan berusaha, sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan. Salah satu sasaran pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru dan mengurangi jumlah pengangguran.
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk yang sudah aktif dalam perekonomian (angkatan kerja) adalah 60,38% penduduk usia kerja. Persentase tersebut merupakan ukuran tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang menunjukkan bahwa penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja Kota Jayapura cukup besar sehingga harus diimbangi dengan permintaan tenaga kerja yang besar pula agar angka pengangguran dapat lebih ditekan. Jika Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
44
BPS Kota Jayapura
dianalisa menurut jenis kelamin, TPAK laki-laki lebih besar dibandingkan dengan TPAK perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kuantitas, Kota Jayapura memiliki potensi angkatan kerja laki-laki yang cukup banyak, sehingga diperlukan adanya peningkatan kualitas agar mampu lebih produktif dalam mengisi pasarpasar tenaga kerja. 4.3.2. Penduduk Bekerja Bila dibedakan menurut golongan umur pada tahun 2012, penduduk yang bekerja pada umumnya berumur 25-54 tahun yang merupakan usia prima (prime age) yaitu sejumlah 83,7 persen dari penduduk bekerja.
Pada tahun 2012, penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan, sosial, perorangan sebanyak 37,9 persen naik 6,4 persen jika dibandingkan Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
45
BPS Kota Jayapura
dengan tahun 2011. Sementara itu sebanyak 26,8 persen penduduk bekerja di sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi. Penduduk yang bekerja di sektor ini naik sekitar 1 persen jika dibandingkan perentasenya pada tahun 2011. Meningkatnya angka pekerja di beberapa sektor pada tahun 2012 dan menurunnya
angka
pengangguran
dibanding
kondisi
tahun
2011
mengindikasikan bahwa sektor- sektor ini merupakan sektor yang dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka pengangguran.
Persentase pekerja ditinjau menurut lapangan pekerjaan seperti dilihat pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa distribusi sektor penduduk bekerja di Kota Jayapura bertumpu pada kesempatan kerja di sektor jasa, perdagangan, angkutan dengan nilai proporsi lebih dari 75 persen. Mengingat Kota Jayapura Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
46
BPS Kota Jayapura
sebagai ibukota Propinsi Papua juga sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi, sektor-sektor tersebut memberikan peluang terbesar diantara sektorsektor yang ada untuk menyerap tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan. 4.4
INDIKATOR PERUMAHAN Menurut perencanaan program dan dampaknya, indikator kesehatan
dapat dibagi menjadi tiga kelompok umum yaitu upaya perbaikan kesehatan, status kesehatan dan penunjang. Indikator penunjang diantaranya adalah perumahan dan lingkungan. Rumah dikategorikan sebagai bagian dari kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia selain sandang dan pangan. Pada saat ini rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung tetapi fungsinya sebagai tempat tinggal lebih menonjol. Bahkan menurut Jatman (1948:170) rumah sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan status simbol dan juga menunjukkan identitas pemiliknya. Secara umum kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan, yang secara nyata mencerminkan tingkat kesejahteraan penghuninya. Karena itu, aspek kesehatan dan kenyamanan dan bahkan estetika bagi sekelompok masyarakat tertentu sangat menentukan dalam pemilihan rumah tinggal dan ini berkaitan dengan tingkat kesejahteraan bagi penghuninya. Selain kualitas rumah tinggal, tingkat kesejahteraan juga dapat digambarkan dari fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kualitas perumahan yang baik dan penggunaan fasilitas perumahan yang memadai akan memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
47
BPS Kota Jayapura
4.4.1
Kualitas Rumah Tinggal Rumah yang sehat dan nyaman adalah rumah yang relatif luas. Semakin
tinggi tingkat kesejahteraan rumah tangga maka semakin luas rumah yang ditempati. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satu kriteria rumah sehat adalah rumah yang memiliki luas lantai minimal 10 m2 perkapita. Hal ini ditunjukkan dalam hasil Susenas 2012 dimana sebanyak 54,3 persen luas lantai perkapita rumah-rumah di Kota Jayapura telah memenuhi syarat rumah sehat. Sementara itu sebanyak 45,7 persen luas lantai perkapita rumah-rumah di Kota Jayapura belum memenuhi syarat rumah sehat yaitu luas lantai per kapitanya masih kurang dari 10 m2 . Sempitnya rumah yang didiami oleh sebagian besar penduduk Kota Jayapura dapat menimbulkan ketidaknyamanan maupun menurunkan derajat kesehatan penghuninya yang kemudian pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kesejahteraan penduduk.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
48
BPS Kota Jayapura
Kualitas rumah juga ditinjau dari segi jenis lantai, atap, dan dinding terluas yang digunakan. Berdasarkan hasil Susenas Kota Jayapura tahun 2012, lebih dari 80 persen rumah penduduk memiliki jenis lantai yang permanen (selain kayu dan tanah). Ditinjau dari bahan atap yang digunakan lebih dari 90 persen rumahrumah di Kota Jayapura telah menggunakan bahan yang permanen terutama dari jenis seng. Dinding-dinding rumah di Kota Jayapura, lebih dari 73 persen telah menggunakan bahan yang permanen yaitu tembok. Sehingga dapat dikatakan secara umum rumah tangga di Kota Jayapura pada umumnya telah menempati bangunan permanen. Gambar 4.9. Proporsi Jenis Lantai, Jenis Dinding, dan Jenis Atap di Kota Jayapura Tahun 2012
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
49
BPS Kota Jayapura
4.4.2
Fasilitas Rumah Beberapa Fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi
nyaman dan sehat untuk ditinggali adalah tersedianya listrik, air bersih serta tersedianya jamban dan tangki septik. Hasil pengolaan data Susenas tahun 2012 mengenai fasilitas perumahan, dapat dilihat pada gambar 4.10. Gambar 4.10 Fasilitas Perumahan Kota Jayapura Tahun 2012
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
50
BPS Kota Jayapura
Pada gambar 4.10 terlihat bahwa 84,3 persen sumber air minum rumah tangga di Kota Jayapura menggunakan air kemasan, isi ulang, dan leding. Sedangkan sebanyak 10,8 persen menggunakan sumur/mata air terlindung, dan sisanya sebanyak 5,0 persen menggunakan sumur/mata air tak terlindung, pompa, dan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sumber air minum yang digunakan sebagian besar rumah tangga di Kota Jayapura berasal dari sumber air minum yang bersih. Keberadaan sumber air bersih pada rumah tangga di Kota Jayapura sangat mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan yang artinya berkorelasi positif terhadap kenaikan angka harapan hidup. Sistem pembuangan kotoran/ air besar manusia sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan resiko penularan suatu penyakit khususnya penyakit saluran pencernaan. Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
51
BPS Kota Jayapura
kotoran dilakukan berdasarkan atas tingkat resiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Rumah-rumah di Kota Jayapura sebagian besar telah menyediakan fasilitas buang air besar meskipun penggunaannya masih ada yang digunakan secara bersama-sama. Adapun penggunaan jenis kloset di Kota Jayapura, sebanyak 97,2 persen rumah tangga telah menggunakan kloset dan sisanya sebesar 2,8 persen rumah tangga belum memiliki kloset. Sementara itu sebesar 86,1 persen rumah tangga di Kota Jayapura sudah menggunakan tangki septik sebagai tempat pembuangan akhir tinja Sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalahan perumahan dan lingkungan di Kota Jayapura yang sebenarnya merupakan permasalahan yang lama, namun belum dapat diatasi yaitu ketersediaan rumah bagi rakyat kecil menengah yang sehat dan murah. Ketersediaan listrik bagi rumah-rumah di Kota Jayapura telah menjangkau hampir seluruh wilayah Kota Jayapura. Hal ini terlihat dari besarnya persentase pengguna listrik PLN pada tahun 2012, yaitu sebesar 99,59 persen. Namun demikian, masih ada sebagian kecil rumah di Kota Jayapura yang menggunakan petromak/pelita sebagai sumber penerangannya. Sementara itu, menurut penggunaan bahan bakar untuk memasak terdapat sebanyak 96,4 persen rumah tangga di Kota Jayapura menggunakan bahan bakar Minyak tanah, 0,9 persen menggunakan bahan bakar listrik dan gas elpiji, dan sebanyak 2,7 persen masih menggunakan kayu bakar.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
52
BPS Kota Jayapura
4.5.
INDIKATOR KONSUMSI
4.5.1
Pengeluaran Penduduk menurut Jenis Komoditi Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengeluaran untuk
konsumsi makanan masih relatif besar (mendekati 50%) dari total pengeluaran per kapita. Sebaliknya pada negara maju pengeluaran per kapita yang bersifat sekunder seperti aneka barang dan jasa yang mencakup pengeluaran untuk perawatan kesehatan, rekreasi, olah raga, pendidikan dan lain-lain, adalah merupakan bagian terbesar dari pengeluaran per kapita. Berdasarkan hasil pengolahan data Susenas 2011 pada gambar 4.11, proporsi pengeluaran nonmakanan rumah tangga di Kota Jayapura selama 1 bulan adalah sebesar 55,30 persen sedangkan proporsi pengeluaran makanan adalah sebesar 44,7 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di Kota Jayapura masih terfokus dalam pemenuhan kebutuhan pangan, mengingat proporsi pengeluaran makanan dan nonmakanannya hampir seimbang.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
53
BPS Kota Jayapura
Jika ditilik lebih lanjut pada nilai pengeluaran perkapita per bulan, secara rata-rata pengeluaran perkapita perbulan untuk komoditi makanan adalah Rp398.271,00 dan untuk komoditi nonmakanan adalah Rp492.800,00. Sehingga, jika ditotal secara rata-rata pengeluaran penduduk Kota Jayapura pada tahun 2011 adalah Rp891.071,00. Hal ini berarti secara rata-rata pengeluaran perkapita penduduk Kota Jayapura ini masih di atas garis kemiskinan mengingat garis kemiskinan Kota Jayapura adalah Rp504.235,00 (Tahun 2010).
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
54
BPS Kota Jayapura
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Indeks Pembangunan Manusia
IPM Kota Jayapura Tahun 2012 sebesar 76.64 atau naik 0.35 point jika dibandingkan capaian IPM tahun 2011
2. Indikator Kependudukan
Terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 2,98 persen selama periode tahun 2008-2012.
Jumlah penduduk Kota Jayapura Tahun 2012 adalah sejumlah 273.928 jiwa, yang terdiri dari 144.742 jiwa penduduk laki-laki dan 129.186 jiwa penduduk perempuan.
Jumlah rumah tangga di Kota Jayapura tahun 2012 adalah 67.677 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah 4 orang.
Berdasarkan hasil penghitungan Dependency Ratio, secara rata-rata 1 orang penduduk usia produktif menanggung 2 orang penduduk usia tidak produktif.
3. Indikator Pendidikan Pembangunan pendidikan di Kota Jayapura secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari :
Target angka buta huruf pada penduduk berusia 15-24 tahun ≥ 95 % dapat dicapai. Bahkan untuk penduduk golongan umur 15-19 tahun semuanya telah melek huruf.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
55
BPS Kota Jayapura
Tingkat pendidikan penduduk 15 tahun ke atas pada umumnya telah menyelesaikan jenjang pendidikan SMP atau jenjang di atasnya yaitu sebanyak 81,15 persen. Hal ini sejalan dengan gambaran rata-rata lama sekolah penduduk Kota Jayapura sebesar 11,06 tahun yang berarti penduduk Kota Jayapura pada umumnya telah menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun atau jenjang SMP.
4. Indikator Ketenagakerjaan
Kota Jayapura memiliki potensi angkatan kerja laki-laki lebih banyak dari pada angkatan kerja perempuan.
Lebih dari 70 persen penduduk yang bekerja di Kota Jayapura bekerja di sektor Jasa kemasyarakatan, perdagangan, dan angkutan.
5. Indikator Perumahan
Secara umum rumah tangga di Kota Jayapura pada umumnya telah menempati bangunan permanen.
6. Indikator Konsumsi
Komposisi pengeluaran untuk non makanan di Kota Jayapura pada tahun 2011 adalah 55,3 persen
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
56
BPS Kota Jayapura
Saran
yang
diberikan
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Jayapura adalah : Pelaksanaan pembangunan sebaiknya dilaksanakan secara menyeluruh dan terintegrasi untuk meningkatkan capaian pembangunan manusia terutama terkait dengan peningkatan daya beli penduduk Kota Jayapura. Adapun saran berdasar temuan permasalahan adalah sebagai berikut:
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata, pemerintah Kota Jayapura sebaiknya memprioritaskan pengembangan wilayah kota di daerah Muara Tami maupun kelurahan maupun kampung yang berbatasan dengan distrik tersebut .
Perlu adanya penambahan infrastruktur kesehatan
perlu mengoptimalkan program ekstrakulikuler maupun penanaman jiwa wirausaha sejak dini sehingga mereka siap terjun ke lapangan kerja.
Memperluas kesempatan kerja dengan mengoptimalkan potensi Kota Jayapura untuk menarik investor, memberikan kredit lunak, dan menumbuhkan jiwa berwiraswasta dalam diri masyarakat.
Mengaktifkan organisasi wanita dan posyandu sebagai sarana peningkatan kreativitas dan kemampuan ibu dalam menciptakan lapangan usaha serta dapat meningkatkan kualitas fisik ibu dan anak.
Penyuluhan akan pentingnya ASI dan meningkatkan kesadaran penduduk bahwa kehadiran penduduk di rumah sakit, puskesmas, dokter, dll bukan hanya dalam rangka penyembuhan (kuratif), namun juga dalam usaha preventif.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
57
BPS Kota Jayapura
Penyuluhan mengenai bahaya melahirkan di usia dini dan penggunaan kondom selain sebagai alat kontarasepsi juga sebagai pencegah penularan HIV/AIDS.
Penyuluhan lengkap mengenai kesehatan lingkungan oleh pihak terkait.
Pembukaan lahan perumahan yang tetap memprioritaskan pembangunan berkelanjutan dan penyediaan kredit rumah yang dapat dijangkau oleh penduduk berpendapatan menengah ke bawah.
Indeks Pembangunan Manusia dan Analisis Situasi Pembangunan Manusia Kota Jayapura 2013
58