1
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:. a. Bagaimana kehidupan Chaidir sebelum bergabung menjadi anggota kesatuan Batalyon Pagaruyung? b. Bagaimana awal keterlibatannya dalam perjuangan? c. Chaidir dan peranannya di Kesatuan Batalyon Pagaruyung?
PENDAHULUAN Pada awalnya Chaidir mulai bergabung dengan kesatuan Batalyon Pagaruyung kabupaten Padang Pariaman, tepatnya di Pasar Usang atau dari SPO (Singa Pasar Oesang ). Didalam kesatuan tersebut Chaidir mendapat tugas sebagai komandan regu yang pasukannya hanya bertujuh. Dengan pimpinan kesatuan tersebut yaitu Letkol Kamal Mustafa. Alasan Chaidir masuk kedalam kesatuan itu hanya ingin memperjuangkan Sumatera Barat dari penjajah. Perkembangan di Tingkat Nasional, ketentaraan di Sumatera Barat dimulai dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) . BKR yang telah dibentuk dalam sidang ketiga PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 ,dengan pimpinan pertamanya yaitu Ismael Lengah. Pada tanggal 10 September 1945 Chaidir masuk menjadi anggota BKR sebagai Prajurit. Anggota BKR lain umumnya terdiri dari mantan Gyugun, Heiho, Kai Gun, Seinendan dan Bogodan.1 Awalnya tentara sekutu masuk ke Padang bulan April yaitu Di Asrama muaro ditegakkannya bendera Inggris. Tentara sekutu yang dikomandokan oleh tentara Inggris mendirikan sebuah kelompokkelompok untuk berjuang. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari Yusuf Supreket yang memiliki lokasi di Parak Karambia, Olo Ladang, yang dulu merupakan Kuburan Belanda lama yang tempat dikuburnya para pejuang yang meninggal saat berperang. Selanjutnya Kelompok Ahmad Hosen yang berlokasi di Jati Sawahan , dan kelompok yang terakhir yaitu kelompok Supian Tambala yang berlokasi di Pasa gadang seberang padang. 2 Dalam menghadapi musuh Sekutu/Belanda, perjuangan pergerakan dalam melancarkan aksinya dilakukan pencegatan terhadap truck Sekutu/Belanda yang kembali dari membeli sayur di Bukittinggi. Pencegatan dilakukan di Pasar Oesang, dipimpin oleh Kemal Mustafa. Dalam penghadangan ini dapat dirampas 1 (satu) truck Ford ¾ ton dan lima pucuk senjata L.E (Lee Enfield).3 Garis pertahanan inilah yang merupakan garis pertahanan pertama yang menghadapi musuh di Front Utara. Dalam pembentukan garis depan Front Utara. Dalam pembentukan garis depan Front Utara ini tidak dapat dilupakan bantuan dari pemuka-pemuka dan Rakyat Koto Tangah/Tabing yang sangat aktif, diantaranya Mustafa (bapak dari Kemal Mustafa),
Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Mendeskripsikan kehidupan Chaidir sebelum bergabung menjadi anggota kesatuan Batalyon Pagaruyung. b. Mendeskripsikan awal keterlibatannya dalam perjuangan. c. Mendeskripsikan Chaidir dan peranannya di Kesatuan Batalyon Pagaruyung. Manfaat Penelitian a. Agar penulis dapat mengetahui perjalanan tokoh yg ditulis. b. Agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca yang membaca skripsi ini nantinya dan juga dapat menjadi acuan bagi penulis selanjutnya yang menulis tentang biografi. c. Agar penulis dapat meneladani dan mengambil pelajaran dari tokoh yang ditulis. Tinjauan Pustaka Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis atau penulisan, jadi Biografi artinya penulisan tentang sesuatu yang hidup. Biografi adalah riwayat atau kisah-kisah hidup seseorang yang benar-benar terjadi dan seseorang itu mempunyai nilai yang besar dalam kehidupan, baik bangsa maupun negara. Biografi merupakan salah satu bentuk karya sejarah yang mendeskripsikan aktivitas-aktivitas dalam bagian kurun waktu tertentu, jika penulisan sejarah lebih menekankan pada satu aspek tertentu, misalnya politik saja, ekonomi, agama dan budaya, maka biografi lebih memfokuskan perannya kepada peran individu dalam pergaulan hidup didalam masyarakat untuk mewujudkan ide aktivitas yang ia miliki. Pejuang adalah orang yang ikut mengusir kaum penjajah atau mempertahankan kemerdekaan. Bisa juga dikatakan pejuang yaitu menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.4
1
Gusti Asnan. “Kamus Sejarah Minangkabau”. (Padang : PPIM, 2003), Hal. 141 2 Wawancara dengan Chaidir berumur 88 tahun. Tanggal 12 Januari 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang. 3 BPSIM. “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau 1945-1950”. (Jakarta : BPSIM, 1978), hal. 305
4
Http:// Kamus Bahasa Indonesia. Orang/ pahlawan
2
Kemerdekaan adalah kebebasan untuk merdeka. Artinya setiap Bangsa medeka harus punya kebebasan untuk menentukan politik nasionalnya sendiri, untuk merumuskan konsepsi nasionalnya sendiri, tanpa dirintangi atau dihalang-halangi oleh tekanan-tekanan atau campur tangan dari luar. Kemerdekaan nasional adalah suatu kebebasan untuk menjalankan urusan politik, ekonomi, dan sosial sejalan dengan konsepsi nasional sendiri. Asalkan, kebebasan itu tidak mengganggu atau merugikan kepentingan nasional bangsa lain.5
perjuangan Nazar Anwar di Nagari Lansano pada masa 1945-1949.9 Dari berbagai penelitian di atas, maka penulis ingin menulis biografi Chaidir sebagai tokoh yang sangat berjasa didalam mempertahankan kemerdekaan di Padang Pariaman. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul “Biografi Chaidir : Pejuang Mempertahankan Kemerdekaan dari Kesatuan Batalyon Pagaruyung Di Padang Pariaman (1945-1950) ini, menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun atau mengumpulkan fakta atau data terkait dengan semua aktivitas tokoh yang hendak diteliti. Sumber yang dicari itu merupakan informasi mengenai Chaidir baik tertulis maupun lisan. Mengenai sumber tertulis akan dilakukan melalui Pepustakaan STKIP PGRI Sumbar, pustaka UNAND (Universitas Andalas), UNP (Universitas Negeri Padang), perpustakaan gedung joang’45 Padang dan perpustakaan daerah (PUSDA) Sumatera Barat. Disamping itu untuk memperoleh sumber lisan dilakukan wawancara dengan orang-orang yang dirasa mampu menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan Chaidir yaitu keluarga dekatnya atau teman seperjuangan dan tokoh masyarakat dan orang-orang yang mengetahui tentang Chaidir. Kedua, Kritik Sumber, kegiatan meneliti dan menyeleksi sumber, informasi dan jejak secara kritis. Tahap ini menyingkirkan bahan- bahan atau bagian yang tidak otentik . Setiap sumber memiliki dua aspek yaitu intern dan ekstern,aspek intern disini adalah informasi dari sang tokoh sendiri,yaitu Chaidir, dan aspek ekstren,yaitu sumber yang didapat melalui buku. Ketiga, Interpretasi, adalah menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan yang otentitas dengan melakukan interpretasi, jadi informasi yang didapat baik dari Chaidir sendiri maupun dari pihak lain di simpulkan dan dilakukan analisis. Keempat, Historiografi penulis melakukan penulisan temuan penelitian dalam bentuk data, fakta dan sumber yang telah diperoleh kedalam bentuk tulisan ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian sejarah.
Studi relevan Penulisan mengenai biografi seseorang tokoh yang telah banyak yang melakukannya, penulisan dalam bentuk skipsi diantaranya: Skripsi Yenni Fitri Yenti yang berjudul: “Harmaini pejuang mempertahankan kemerdekaan RI dari Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman 1945-1949“, dalam skripsi ini menceritakan tentang perjalanan hidup Harmaini dalam kurun waktu tertentu dan juga peranan Harmaini dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia .6 Skripsi Silvi Seplin Dasman yang berjudul: “Biografi Djunir 1945-1950 Seorang Pejuang Mempertahankan Kemerdekaan Dari Kambang Pesisir Selatan, skripsi ini merupakan kajian Biografi tematis yang menggambarkan perjuangan Djunir pada waktu tertentu. Perjuangan Djunir sebagai sosok patriot yang layak untuk ditelusuri, karena berhubungan dengan sejarah dan memainkan perannya sebagai pejuang.7 Kemudian, skripsi Yusra Mini yang berjudul “Biografi Tanwir Djamal pejuang dari Ampalu tahun 1945-1949”. Skripsi ini mengemukakan tentang peranan dari Tanwir Djamal sebagai tentara semut dalam mempertahankan kemerdekaan. 8 Selanjutnya, skripsi Marta Eka Putra yang berjudul “Nazar Anwar Pejuang Kemerdekaan dari Lansano Pesisir Selatan Tahun 1945-1949”, skripsi ini menceritakan tentang peranan Nazar Anwar dalam memperjuangkan nagari lansano dan juga menceritakan latar belakang kehidupan dan upaya 5
Http://ms.wikipedia.org/wiki/kemerdekaan Yeni Fitri Yenti, “Harmaini Pejuang mempertahankan kemerdekaan RI dari Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman 1945-1949”, skripsi sejarah (STKIP PGRI Sumatera Barat,2012). 7 Silvi Seplin Dasman, “Biografi Djunir 19451950 seorang pejuang mempertahankan kemerdekaan dari Kambang Pesisir Selatan”, skripsi sejarah (STKIP PGRI Sumatera Barat, 2013) 8 Yusra mini, “Biografi Tanwir Djamal pejuang dari Ampalu tahun 1945-1949”, skripsi sejarah (STKIP PGRI Sumatera Barat, 2011) 6
9
Marta Eka Putra, “Nazar Anwar Pejuang Kemerdekaan dari Lansano PesisirSelatan Tahun 1945-1949”, skripsi sejarah (STKIP PGRI Sumatera Barat, 2012.)
3
tempat duduk atau setiap tempat yang dipergunakan untuk ibadah dan merupakan sarana yang pokok dan mutlak dipergunakan bagi perkembangan masyarakat Islam.11 Berdasarkan wawancara penulis, Chaidir adalah seorang Pejuang Laki-laki/Pemuda kelahiran Bandar Buat Lubuk Kilangan Padang. Chaidir lahir pada tanggal 1 Januari 1926. Chaidir merupakan anak dari pasangan Udin (Ayah) dan Naurai (Ibu) dan merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara, namun yang masih hidup hanya tinggal 3 orang. Chaidir tinggal dan dibesarkan di Bandar Buat Lubuk Kilangan Padang oleh kedua orang tuanya yang merupakan petani dan penjual kue .12 Pada masa kecilnya Chaidir dididik oleh Ayahnya, agar tidak berpandangan sempit terhadap eksistensi lembaga pendidikan Barat. Pada hakekatnya Orang tua Chaidir melakukan hal demikian tidak lain bertujuan untuk Perkembangan dan kemajuan dan taraf berfikir Chaidir dalam pendidikan. Ayah dan Ibunya juga mengajari cara beradaptasi dengan orang-orang disekitar lingkungan masyarakat sekitar terutama dengan teman-teman sejawatnya. Agar bisa bersosialisasi dengan baik chaidir berteman dengan siapa saja dan dia tidak memilih-milih teman. Orang tua Chaidir tidak berhenti sampai disana dalam mendidik anak-anaknya, tetapi mereka juga menginginkan anak-anaknya mendapatkan siraman rohani dari guru-guru agama, serta orang-orang alim ulama yang mengerti sekali seluk beluk agama. Hal ini dilakukan oleh orang tuanya agar Chaidir dan keenam saudara lainnya dapat memahami, mengamalkan,dan dilaksanakan agama yang dilandasi subur untuk perkembangan pemikiran kearah ilmu pengetahuan.13
PEMBAHASAN Gambaran Umum Padang Pariaman tahun 19451950 Padang Pariaman adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Barat Indonesia. Masyarakat Padang Pariaman, masih menurut narasi tambo, turun dari darek minangkabau, dari pedalaman tengah sumatera. penduduk daerah ini menurut laporan tahunan pemerintah daerah, berdasarkan pengakuan dari masyarakat padang pariaman sendiri, barasal dari paguruyung Batusangkar, yang terletak di darek minangkabau. Rantau Pariaman, selanjutnya menurut Dobbin, didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang dianggap memiliki landasan kerajaan. Dalam waktu yang tidak pernah diketahui secara pasti, berkemungkinan sejak tahun 1300 M, para perantau awal(peneruka) tersebut turun bergelombang ke wilayah pantai barat dan membuka pemukiman. Desa-desa awal di pantai Padang Pariaman, menurut catatan Suryadi, sesuai perjalanan waktu lalu menjadi entrepot-entrepot dagang dan pelabuhan. Entrepot dagang dan pelabuhan tersebut dikembangkan oleh orang -orang dari kampung-kampung tertentu didarek (seperti yang telah disebut diatas), yang semula tujuannya untuk memajukan kepentingan dagang mereka sendiri. Ketika pemukiman koloni itu semangkin berkembang, daerah-daerah pemukiman juga terus membesarkan dirinya seperti fungi dikulit manusia. Keluarga merupakan sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan dan suatu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi satu dengan yang lainnya, yang masing-masing anggota keluarga merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi dan saling memperhatikan. Pada dasarnya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam satu atap, kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi dan berpotensi punya anak akhirnya membentuk komunitas baru yang dinamakan dengan keluarga. Karena keluargapun dapat diberi batasan sebagai sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Masa Remaja Chaidir Masa Remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak. Masa Remaja dituntut untuk mandiri dan bagaimana peranannya didalam masyarakat, begitu juga dengan Chaidir, ketika chaidir beranjak Remaja, pada waktu itu juga
Hal ini dilakukan oleh ayahnya Chaidir agar anak-anaknya tidak miskin ilmu, serta untuk menanamkan sikap disiplin terhadap diri sendiri.10 Secara harfiah, surau (mesjid) diartikan sebagai
11
Enung K. Rukiati. dkk. “Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia”, Bandung : 2006). Ha.101 12 Wawancara dengan Chaidir, berumur 88 tahun. Tanggal 20 Agustus 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang. 13 Wawancara dengan Chaidir, berumur 88 tahun. Tanggal 20 Agustus 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang.
10
Wawancara dengan Chaidir, berumur 88 tahun. Tanggal 20 Agustus 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang.
4
bangsa Indonesia berada dibawah penjajahan Jepang dan Belanda.14 Pada saat Chaidir berumur enam belas tahun merupakan saat Jepang mulai memasuki Padang. Tepatnya pada tanggal 13 Maret 1942 Jepang mulai menjajakkan kakinya di Sumatra Barat dan pada tanggal 17 Maret 1942 memasuki kota-kota penting di Sumatera, dimana Belanda tanpa mengadakan peralawanan apapun menyerah dengan tidak bersyarat. Serah terima kekuasaan dilaksanakan di Padang antara kolonel Fujiyama dari pihak Jepang dan residen Bos Selar dari pihak Belanda. 15 Pada saat inilah penderitaan dan tantangan hidup yang lebih berat dirasakan oleh masyarakat Sumatera Barat khususnya Padang Pariaman sekitarnya termasuk Chaidir dan keluarganya jika dibandingkan pada masa penjajahan Belanda.
Awal dari niat Chaidir untuk bergabung dengan Kompi ini mendapat hambatan dari Orang tua Beliau, karena Orang tua beliau tidak memberikan izin terhadap anaknya untuk berjuang. Hal itu dikarenakan Orang tua Chaidir takut terjadi apa-apa pada Chaidir karena beliau tau kekejaman penjajah pada waktu itu yang semena-mena terhadap rakyat. Tetapi Chaidir tetap membulatkan tekadnya untuk bergabung dengan Kompi ini guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia.18 Chaidir tidak mau lagi penjajahan terulang lagi di Indonesia terutama di Padang Pariaman tempat beliau berjuang. Tekad beliau sudah bulat untuk turut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, walau disisi lain beliau tidak mendapatkan izin dari Orang tua. Tapi hal ini tidak mematahkan semangat beliau untuk bergabung dengan kompi SPO.
Awal keterlibatan Chaidir dalam perjuangan Bersama dengan serangan ke daerah pertahanan tengah, maka garis pertahanan kompi Bakapak mendapat gempuran meriam yang tidak hentihentinya dari pihak musuh. Sementara itu kapal-kapal terbang musuh melakukan penembakan terhadap setiap sasaran yang dilihatnya bergerak, Kompi Bakapak terpaksa terpaku pada kedudukannya, sedangkan hubungan dengan yang lain terputus. 16 Pada siang harinya seluruh pertahanan Bakapak sudah dapat dikuasai tentara Belanda. Tindakan penarikan mundur tentara kita ternyata tepat pada waktunya, karena pasukan musuh yang sudah mematahkan perlawanan. Kompi Bakapak ini menyusun pertahanan baru diseberang kali di dekat jembatan Lubuk Buaya. Kompi berantai bergerak maju ke arah Lubuk Buaya melalui jalan besar yang sudah terbuka bagi mereka. Pertahanan baru Kompi Bakapak ini terus digempur oleh musuh dan sorenya Lubuk Buaya jatuh ketangan Belanda. Pada malam itu juga disusunlah kembali garis pertahanan melalui dijalan yang sempit dimana jalan kereta api dan jalan mobil sejajar memasuki daerah “Duku”, Pos terdepan dari pertahanan Ujung Gunung - Pasar Usang. 17
Chaidir dan Peranannya di Kesatuan Batalyon Pagaruyung Chaidir mengatakan bahwa para pejuang yang bergerak di Padang Pariaman sekitarnya harus bisa melakukan tugasnya dengan hati-hati, karena masih berada dalam incaran musuh. Maka dari itu para pejuang dan penduduk waktu itu melakukan strategi yaitu dengan penyamaran-penyamaran. Dalam hal ini umumnya wali nagari atau pemerintahan sipil tersebut yang bermuka dua, karena berada didaerah kuasa Belanda dan mereka menjadi wali nagari Belanda, tetapi itu semua hanya tipu daya belaka. Di dalam kompi ini Chaidir dan rekan-rekannya diberi latihan-latihan kemiliteran utuk menghadapi musuh. Walaupun kompi ini baru terbentuk dan masih belum banyak pengalaman tetapi telah melancarkan gencatan senjata. Pencegatan ini dilakukan di Pasar Oesang (Usang), dipimpin sendiri oleh Kemal Mustafa. Dengan gerakan pasukan yang menjepit ini, maka musuh yang tadinya mengarahkan serangan ke bagian tengah pertahanan terpaksa mengurangi daya tembakannya untuk menghadapi serangan pasukan yang langsung menyerang pasukan jalan kaki musuh, karena pantsernya telah terlanjur berada didepan. Jelas kelihatan korban-korban yang diderita pasukan musuh karena pasukan berada di daerah ketinggian. Semangat juang pihak Chaidir makin meningkat karena musuhnya banyak yang cidera dan usaha mereka berhasil. Dalam bulan November 1949 telah terbentuk batalyon-batalyon yang akan memasuki kota. Batalyon Singa Harau di bawah pimpinan Mayor A.
14
Wawancara dengan Chaidir, berumur 88 tahun. Tanggal 20 Agustus 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang. 15 Fatimah Enar.Et.all. “Sumatera Barat 19451950”.(Padang:1976).Hal.2 16 BPSIM. “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau 1945-1950”. (Jakarta : BPSIM, 1978), hal. 501 17 BPSIM. “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau 1945-1950”. (Jakarta : BPSIM, 1978), hal. 503
18
Wawancara dengan Chaidir, berumur 88 tahun. Tanggal 20 Agustus 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang.
5
Thalib untuk Payakumbuh, Batalyon Harimau Kuranji dengan komandan Mayor Ahmad Husein untuk kota Solok, Batalyon pimpinan Mayor Kemal Mustafa untuk Pariaman dan Batalyon pimpinan Mayor Anas Karim untuk Padang Panjang. Pada saat itu Batalyon 101/Harimau Kuranji yang dipimpin Mayor Ahmad Husein, akhir tahun 1950 juga mendapat penugasan dikirim ke Jawa Barat dengan tugas menumpas Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan S.M. Kartosoewirjo.19 Setelah Batalyon Pagaruyung pergi Operasi ke Jawa Chaidir tidak ikut berjuang disana karena tidak diperbolehkan/tidak diizinkan oleh Orang tuanya. Jadi mengingat dan menimbang tidak diizinkan orang tuanya maka perjuangan Chaidir sampai disitu saja, karena Chaidir tidak mau menjadi anak yang durhaka dan menjadi anak yang tidak penurut apa kata Orang tuanya. Setelah perjuangan selesai Chaidir hanyalah bekerja sebagai wiraswasta dan menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). 20
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan Chaidir adalah seorang Pejuang Lakilaki/Pemuda kelahiran Bandar Buat Lubuk Kilangan Padang. Chaidir berasal dari keluarga sederhana dan orang tuanya hanya petani dan penjual kue. Kehidupan Chaidir dan keenam saudaranya sangatlah sulit baik dari ekonomi maupun pendidikannya. Awal keterlibatan Chaidir mulanya masuk menjadi anggota BKR pada umur Sembilan belas tahun dengan pangkat sebagai Prajurit I dengan tugas mengangkat senjata. Pada bulan Desember 1945 Chaidir telah melakukan penghadangan terhadap Tentara Sekutu di Jembatan Ulak Karang yang dipimpin oleh Yusuf Ali, Bidai, dan Muhammad Noer. Dari sini lah perjuangan Chaidir dimulai dengan masuk BKR dan menjadi tentara secara terus menerus. Pada keanggotaan Kompi SPO ini Chaidir mendapat peran sebagai Komandan Regu yang beranggotakan tujuh orang. Di Kompi ini Chaidir mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan anggota SPO lainnya karena Chaidir harus memimpin rekan-rekannya dalam regu ini untuk berjuang.
Buku
Arsip/Dokumen Piagam Penanugerahan Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. Piagam Penghargaan Presiden Republik Indonesia/Lencana Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia Kepada Mantan Anggota BKR.. Piagam Penghargaan Kepada Mantan Anggota BKR. Piagam Penghargaan Perjuangan Angkatan 45. Surat Keterangan Bekas Tentara Surat keterangan untuk pengganti surat-surat resmi yang hilang, terbakar
Amir Rangkayo Marajo. 2000. “Sejarah Dewan Perjuangan Padang Luar Kota Di Kalumbuak Kecamatan Kuranji, kota Padang”, Padang : DHD 45 Sumatera Barat. BPSIM. 1978. “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau 19451950”. Jakarta : BPSIM. Enung K. Rukiati.dkk,2006, ”Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia”, Bandung : Pustaka setia. Fatimah Enar, Et.all. 1976 .“ Sumatera Barat 19451950 ”. Padang : Pemerintahan Daerah Sumatera Barat. Gusti Asnan. 2003. “Kamus Sejarah Minangkabau”. Padang : Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM). Gusti Asnan. 2006. “Pemerintahan Sumatera Barat Dari VOC Hingga Reformasi”. Padang : Citra Pustaka. Kahin, Audrey. 2005. “Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926-1998”. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
19
Mestika Zed.dkk. Ahmad Husein Perlawanan seorang Pahlawan. (Padang:2000). Hal. 151 20 Wawancara dengan Chaidir, berumur 88 tahun. Tanggal 24 Agustus 2014 di Jl. Tunggang, Pasar Ambacang Kec. Kuranji Padang.
Mestika Zed.dkk. 2000. “Ahmad Husein Perlawanan seorang Pahlawan”. Padang : DHD 45 Sumatera Barat.
6