Proseding Pertemuan don Presentasi I!miah P3TM-BATAN. Yogyakarla 25 -26 Ju/i 2000
vii
Buku I
TEKNOLOGI NANO DAN ENKAPSULASI LOGAM DALAM STRUKTUR ZEOLIT Yateman Arryanto Kelompok Riset Material Anorganik. JurI/san Kimia FMIPA UGM; Sekip Utara. Yogyakarta
ABSTRAK TEKNOLOGI NANO DAN ENKAPSULASI LOGAM DALAM STRUKTUR ZEOLII: Minat dalam bidang temologi nanD. khususnya dalam bidang sintesis material berukuran nanD (struktur nanD. phasa nanD atau kristal nanD) pada era abad ini telah berkembang dengan pesat. Dalam paper ini mama nanD teknologi. kJlususnya dalam bidang sintesis partikel nanD pada kerangka zeolit dan aplikasinya dalam bidang photokatalis akan diuraikan. Juga akan diuraikan sintesis oksida besi pada kerangka zeolit-Y dan distribusi ionnya.
ABSTRACT NANOTECIINOLOGY AND METAL ENCAPSULATION IN TilE ZEOL/T STRUCTURE. Interest in the field of nanotechnology. especially in the synthesis of nanoscale materials (nanostructured, nanophase or nanocrystalline) has been fastly growing over the past decade. In this paper what is the nanotechnology, especially in the synthesis of nano particles on zeolite structure and the application of the particles in the field ofphotocatalysis will be described. It will also been described the synthesis of iron oxide particles on the zeolite-Y structl/re and theirs distribl/tion on the zeolite.
PENDAHULUAN
P
ada 29
Desember
1959, Richard
Feynmann
seorang pakar Fisika Amerika dalam pidato pada pertemuan the American Physical Society berspekulasi tentang masa depan dunia dengan menyatakan "Consider thl! .fintll qul!sfiolr as fo wlretlrer, ultilrratelJ'-ilr fIre great fllfure-wl! call arralrge atoltrs tIre way we waitt; the very atolttS,all tIre way dowlrl JVlrat WOllld Irappelr if we corlld arralrge atoltrs olre by one fIre wiry we Ivaltt tl,elrr". Sejak pidato tersebut disampaikan, ternyata pidato tersebut
mampu
mempengaruhi
ilmuwan untuk memulai rekayasa berskala atomik.
pikiran
para
riset dalam bidang
Dua puluh satu tahun kemudian yaitu pada tahun 1981, alat Scanning Tunncling Microscopc (STM)
berhasil
dibuat
oleh
Gerd
Binning
dan
Heinrich Rohrer dari Laboratorium IBM di Zurich. Atas keberhasilannya membuat alat STM yang spektakuler tersebut, Binning dan Rohrer menerima hadiah nobcl pada tahun 1986(IJ. Alat tersebut mampu memberikan informasi tentang citra penataan atom-atom pada permukaan suatu materi. Dengan kcberhasilan pembuatan alat terscbut membuktikan bahwa intuisi Feynmann mendekati kenyataan dan sejak itu kemajuan perkembangan riset dalam bidang nano teknologi menjadi lebih pesat.
Para ahli kimia dan biologi bekerja keras untuk mengembangkan metoda sintesis material nano berdasarkan inspirasi senyawa alam dalam makhluk hidup. Sedangkan para ahli fisika, instrumentasi dan elektronika bersama-sama merancang mesin-mesin dengan kecermatan yang sangat tinggi yang mampu memberikan informasi tentang citra penataan atom dalam material berskal~ atomik (material nano). Dalam paper ini diuraikan secara singkat tentang teknologi nano yang kemudian diurajkan juga tentang sintesis material nano dan beberapa contoh pemanfaatanmaterial nano. Tinjauan tentang enkapsulasi ion logam pada kerangka zeolit juga akan disajikan, khususnya uraian tentang sintesis material nano oksida besi dan uji karakterisasi oksida tersebut yang dilakukan oleh kelompok riset material anorganik. Diharapkan dengan uraian singkat ini dapat memperluas wawasan keilmuan para peneliti dan juga dapat mendorong kemajuan perkembangan keilmuan di Indonesia, khususnya bidang teknologi nano dan material nano.
TEKNOLOGI NANO-MA TERIAL NANO TeknologiNano Makna dari teknologi nano adalah suatu paket teknologi di mana suatu obyek dalam dimensi
viii
nanometer (10.9 m) direkayasa atau diproduksi untuk suatu tujuan tertentu. Dalam rekayasa dan proses produksi ini berjalan suatu proses kontrol struktur materi oleh material support atau host material. Proses kontrol ini berjalan sangat cermat dan murah, yang sangat dipengaruhi oleh struktur molekul dan lingkungan kimiawi molekul pengontrol. Jika molekul pengontrol berupa molekul sering disebut sebagai Teknologi Nano Molekular. Polusi dan penyakit fisik yang dialami manusia merupakan suatu contoh proses kontrol yang tidak baik dalam teknologi llano. Para ahli kimia dan biologi telah bekerja keras untuk mempelajari bagaimana strukturstruktur molckul dalam skala nano dapat membangun suatu zat atau materi baru berskala nano dengan sifat dan fungsi tertentu. Mekanisme alami pada sintesa protein atau proses biomieralisasi dalam sistem kehidupan dapat memberikan inspirasi bagi para ahli kimia untuk menciptakan mesinmesin moleku[ pengontrol sintesis berskala llano. Dengan mengatur atom-atom dalam molekul berskala nano dapat dihasilkan bahan-bahan baru yang kuat, ringan dengan hargamurah. Dalam bidang teknologi bahan telah berhasil disintesis bahan-bahan baru seperti serat karbon, teflon, lem super (super glue). Ide yang sangat brilian dalam bidang ini adalah menciptakan bahan yang bersifat clan berfungsi seperti kayu, menciptakan bahan biomineral yang sifat dan fungsinya sarna dengan bahan biomineral alam, menciptakan bahan-bahan dengan proses yang ramah lingkungan. Keberhasilan sintesis molekul karbon bucksminsterfullerence yang mengnadung 60 buah atom karbon clan berbentuk seperti bola sepak oleh Prof. Richard Smalley clan Prof. Harold Kroto pada tahun 1985(2)adalah suatu karya spektakuler dari manusia. Penemuan molekul keluarga alotropi karbon molekul C60, merupakan bukti keberhasilan manusia dalam bidang teknologi nano. Penemuan ini telah diakui oleh dunia intemasional ebagai penemuan yang paling spektakuler di akhir abad duapuluh. Kedua profesor tersebut memperoleh penghargaan nobel di bidang kimia clanpada tahun 1991 molekul tersebut dinobatkan sebagaiMolecule of the year yang gambarnya menghiasi sampul luar majalah Scientific American. Molekul C60 berbentuk spheroid geodesik, clan selanjutnya molekul ini diberi nama sesuai dengan nama seorang arsitek Amerika yang menciptakan kubah geodesik, yaitu Buckminster Fulle~3). Molekul C60 disebut dengan nama molekul buckminster fuJlerena atau fuJlerena. Material karbon fuJlerena yang dihasilkan memiliki kekuatan tensil sebesar3 -100 Yateman Ariyanto
Proseding Pertemuan dan Presentasi /lmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 25 -26 Juli 2000
Buku /
kali lebih tinggi dari baja, beratnya enam kali lebih ringan, merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik, dan bahan yang sangat penting untuk menyimpan energi, bahan pembuat pesawat ruang angkasadan bahan scrat optik. Para peneliti dalam bidang tcknologi nanD, bcrharap
membuat
bahwa
dicangkokkan digunakan
pad a suatu
sensor kecil dalam
saat akan
yang
tubuh
bcrhasil
nantinya
manusia
sebagai pengawas komponen
dan
dapat dapat
penyusun
darah. Sensor-sensortersebut juga berlaku sebagai robot peramal kecil yang bergerak dalam aliran darah dan mampu membuka urat nadi yang buntu atau mampu mem_betulkan bagian-bagian yang rllsak di dalam otak.
Ilarapan
ini kiranya
bukan
suatu harapan yang kosong mengingat perkembangan kemajuan dalam bidang instrumentasi pembuatan alat tunneling mikroskop maju dengan pesat. Dengan perkembangan teknologi nano yang pesat ini bagaimana
yang
akan
kehidupan
kehidupan
datang, dapatkah
manusia
di masa
kita
ramalkan
terse but ? Dalam era masa yang akan
datang diharapkan manusia akan lebih mampu mengontrol proses evolusi, mampu melakukan perhaikan kualitas gen manusia, proses industri menjadi lebih efisien, murah dan ramah lingkungan. Apakah ramalan tersebut akan terwujud sepenuhnya tergantung pada ketckunan, kerja kcras dan kreativitas para peneliti.
Material NaIto Kebutuhan pacta senyawa berukuran atau berstruktur nano untuk teknologi bidang elektronik, optik dan optoelektronik, menyebabkan perhatian orang terpusatkan pacta pencarian metoda baru untuk sintesis material nano. Yang dimaksud dengan material nano adalah material yang memiliki ukuran partikel sebesar I -100 nanometer (10.9m). Material nano bisa dalam bentuk senyawa organik atau anorganik, jika partikelnya berbentuk kristal disebut sebagai material kristal llano. Sintesis material nano tidak hanya menghasilkan butiran yang berukuran nano, tetapi juga membentuk struktur pore yang dapat meningkatkan selektivitas sifat katalitik dan stabilitas katalis pacta temperatur tinggi. Sifat fisika dan kimia material nano sangat berbeda dengan material yang sarna tetapi dalam ukuran yang besar (bulk). Pada ukuran yang sangat kecil (nanometer), aprtikel magnetik menjadi domain tunggal, sedangkan pacta bulk material berupa multidomain. Partikel magnetik yang sangat kecil menampakkan sifat yang khas seperti supermagnetik dan quantum tunneling magnetization, sehingga partikel nano magnetik maerupakan bahan yang sangat potential untuk digunakan ISSN 0216 -3128
Proseding Pertemuan dan Presentasi I/miah P3TM-BATAN. Yogyakarta 25 -26 Juti 2000
ix
BllkuI
sebagai penyimpan infonnasi, colour imaging clan
EnkapsulasiIon Logam PadaZeolit
magnetic refrigeration.
Zeolite ban yak digunakan dalam berbagai bidang teknologi, seperti dalam bidang katalis dan pengolahan air limbah. Tidak seperti bahan amorp adsorbenyang lain, zeolite memiliki pore yang unik dan seragam dengan ukuran celah sebesar3 -8 A, yang dapat dimasuki ion atau molekul lain secara selektif. Adanya sangkar intrakristal dan struktur rongganya pada zeolit menyebabkan zeolit banyak dipakai sebagai katalis heterogen. Material zeolit mikropore merupakan rangkaian kerangka aluminasilikat yang tersusun atas tetrahedra Sio44dan AlO4S-melalui jembatan oksigen.
Dalam
bidang
rekayasa, di mana material
atau struktur komposit harus dipabrikasi dalam skala nano untuk tujuan tertentu (fungsi tertentu), proses biologi
sering
dipakai
sebagai
sumber
inspirasi
untuk merancang metoda sintesis material komposit tersebut. Sebagai contoh sintesis phasa inorganik, atau material inorganik dalam tubuh manusia, reaksi sintesisnya dikontrol oleh membran atau template yang tersusun oelh poliprotein atau polisakarida yang biasanya diproduksi secara biologi. Senyawa polimer organik tersebut akan mengontrol nukleasi clan pertumbuhan kristal inorganik. Dalam beberapa hal unsur-unsur inorganik akan ditata oleh organik template dengan cara menyetimbangkan molekular antara
pusat
molekular
organik
clan inorganik.
Dalam hal membran biologi, membran akan membatasi ukuran clan morphologi kristal hasil dengan cara menyediakan ruang yang memiliki ukuran clan lingkungan kimia tertentu yang memungkinkan
terbentuknya
endapan
senyawa
inorganik tersebut. Sangkar protein, ferritin, adalah salah satu contoh poli protein yang dapat digunakan untuk mensintesis materia! nano besi oksi hidroksida clan oksi phosphate. Ferritin sering diketahui sebagai gudang penyimpan besi (iron-storage), pembawa besi (iron-transport) clan besi penawar racun protein (iron-detoxifications). Molekul ferritin terdiri atas 24 subunit yang membentuk shell berbentuk bola dengan diameter celah (cavity) sebesar 8 nm. Kirakira ada 1200 ion besi yang dapat tersimpan dalam celah, walaupun sesunggllhnya celah tersebut mampu menampung ion besi hingga 4500 ion. Ion besi tersebut dapat didifusikan ke dalam atau keluar celah, karena memiliki beberapa gugus aktif (sisi ferroksida) pada pennukaan protein yang dapat berlaku sebagai pompa ions ehingga gerakan clan oksidasi ion dalam celah dapat dilakukan clan dikontrol. Ferritin merupakan contoh material nano alam, di mana ion besi terperangkap dalam sangkar protein yang sering disebut sebagai host material. Banyak
jenis
kluster
logam,
senyawa
organometalik clan senyawa koordinasi yang telah berhasil dikapsulasikan pada bebrapa struktur kerangka zeolit dengan ukuran yang berbeda. Kerangka zeolit dalam hal ini berlaku sebagai support clan host material. Material komposit nano seperti ini telah diketahui banyak manfaatnya, sebagai katalisator selektif terhadap ukuran clan hcl1luk,
dClpClI dipClkCli untuk
pcmurniClI1
dClI1
pemisahan gas, sebagai katalis photosintesis clan sebagai bahan semikonduktor atau material supra magnctik, clanlain-lain.
Kerangka ~ zeolit tersebut tersusun atas rongga-rongga bsesar dan kecil. Rongga besar, ukuran dan bentuknya khas disebut sebagai sangkar alpha, sedang rongga yang kecil yang bentuknya juga khas disebut sangkar beta. Muatan negatifpada kisi-kisi kristal akan disetimbangkan dengan kation yang dapat ditukar yang biasanya terletak pada sisisisi (posisi) tertentu. Proton mungkin juga berlaku sebagai ion penyetimbang. Zeolit asam ini mungkin terbentuk secara dehidrasi perlahan-lahan atau deaminasi dari zeolit kation amonium. Zeolit banyak dipakai sebagai support atau host material karena kestabilan termalnya tinggi, strukturnya tertentu, memiliki luas permukaan besar dan bersifat selektifterhadap ukuran bentuk. Pada enkapsulasi ion logam tamu (metal ion guest) dalam kerangka zeolit, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini : a.
Metal ion guest harus dapat masuk ke dalam kerangka internal clan atau masuk ke dalam rongga zeolit, clan bukan pada permukaan eksternal kristal zeolit
b.
Distribusi metal ion guest pada keseluruhan permukaan bulk kristal zeolit harus homogen, tidak hanya terkonsentrasi pada permukaan eksternal atau tertata tidak homogen dalam zeolit. Faktor lain yang juga penting dalam enkapsulasi ion logam adalah pemilihan metoda dan kondisi proses enkapsulasi clan ini sangattergantung pada lingkungan kimia support material dan jenis ion logam yang akan disupportkan.
Enkapsulasi Jon Logam Titanuint Oksida J-'(ida Zeolit Enkapsulasi titanium oksida pada kerangka zcolit dengan metoda pcnukaran kation dilakukan dengan cara mencampurkannya dalam larutan ammonium titanil oksalat monohidrat dan kemudian padatan hasil pertukaran kat ion ini dikeringkan dan
x
dikalsinasi pada 400 -550 °C[4J.Dari hasil analisa kimia dan photolisis disimpulkan bahwa TiO2+ ditukar dan diletakkan di dalam kerangka zeolit. Spektra UV-Vis Reflectan dari titanium zeolit menunjukkan adanya pergeseran biru dibanding dengan bulk titanianya. Untuk Ti-NaY terjadi pada 325 nm (3,8 eV), Ti-NaM dan TiNH4M pada 340 nm (3,6 eV), TiKL pada 360 nm (3,4 eV). Sedangkan untuk Anatase (3,0 eV) dan Rutil pada 2,9 eV. Pada spektra XRD-nya tidak dijumpai TiO2 kristal yang kemungkinan disebabkan kecilnya rongga, sehingga TiO2 yang dihasilkan sangat kecil dan tidak teramati oleh XRD. Enkapsulasi titanium oksida dengan cara lain dilakukan dengan mencampur sol TiO2 dengan zeolit dan kemudian setelah gel terbentuk disaring dan dikeringkan serta dikalsinasi pada 450 °C. Metoda ini sering disebut sebagai metoda pembentukan sol-gel. Uji aktivitas photo katalitik titanium oksida yang tersupport pada ZSM-5, Zeolite-A, silika dan alumina dilakukan oleh Xu dan Langford pada rcaksi oksidasi scnyawa 4khlorophenol dan senyawa acetophenonelSl. Dari hasil kajian dinyatakan bahwa titani.um oksida yang terbentuk mcmberikan akibat yang berbeda-beda pada material support yang berbeda. Titania yang tersupport dalam kerangka alumina dapat memperbesar luas permukaan material, sedangkan pada kerangka silika, ZSM-5 dan Zeolite-A dapat menurunkan luas psermukaan. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya silika dan alumina amorph dalam ZSM-5 setelah sintesis. Hasil kajian aktivitas photokatalitik titnaium oksida menyatakan bahwa pada aktivitas katalitik ZSM-5 danZeolite-A adalah lebih tinggi daripada TiO2 bulk dan TiO2 yang tersupport pada silika dan alumina. Pada TiO2-ZSM5 kandungan Ti yang rendah memberikan aktivitas tertinggi, hal ini diperkirakan karena memiliki adsorpsi senyawa organik yang tinggi juga. Juga diperoleh kesimpulan bahwa pada berkurangnya kristalinitas TiO2-Zeolite-A dapat menurunkan aktivitas, sehingga disimpulkan bahwa adsorpsi dan struktur zeolit merupakan faktor yang menentukan aktivitas photokatalis.
Enkapsulasi Ion Logam Molihtlat PatIo Zeolit Enkapsulasi ion Iogam moIibdat pacta zeolit sering dilakukan dalam bentuk senyawa karbonil. Karena spesies kompleks moIibdat karbonil pacta kerangka zeolit menunjukkan sifat katalitik. Sebagai contoh spesies karbonil dalam bentuk MO{CO)6 dalam M+Y (di mana M adalah Li, K, Na dan Cs). Sifat aktivitas katalitik dan selektivitas katalis dalam reaksi hidrogenasi 1,3 butadiene menjadi cis-2 butene adalah sangat baik[61.Pada LiY aktivitas dan
Buku /
Proseding Perlemuan dan Presenlasi Ilmiah P3TM-BA1:4N. Yogyakarla 2.5 -26 Juli 2000
selektivitas masing-masing adalah 45% dan 96% pada 423 K dan ratio Si:AI = 2,78. Selektivitas yang sarna diamati pada logam alkali yang lain, sedangkan urutan aktivitas katalisnya adalah LiY > NaY» KY > CsY. Untuk zeolit HY dan support bukan zeolit memberikan hasiJ yang tidak selektif. HasiJ reaksi hidrogen~si membuktikan bahwa metal ion benar terperangkap dalam kerangka zeolit. Bukti spektra JR memberikan gambaran bahwa Mo(CO)) (butadiene) kompleks merupakan madya reaksi hidrogenasi dan spesies kompleks karbonil Mo(CO)) merupakan spesies aktif daJamreaksi.
EllkapSlliasi Ion Logam Kobalt Pada Zeolit Enkapsulasi scnyawa kompleks kobalt terpiridin (terpy) dan bipiridin (bpy) [Co(bpy) (terpy)]2+ dapat dilakukan pada kerangka zcolit dengan cara pertukaran katioJ71. Sistem ini sangat efisien untuk memurnikan O2 clan N2 pada udara kering karena terbentuknya kompleks [Co(bpy) (tcrpy)f. nano ini dikenal. sebagai material pcmbawaMateria! gas. Material nano kobalt untuk pembawa gas yang lain juga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan kobalt dengan basa Schiff saleJ8J. Pertukaran kat ion kobalt dengan zeolit- Y pada basa Schiff salen pada atmosfir inert dapat menghasilkan kompleks Co(salen) yang berguna sebagai perangkap gas °2- Gas oksigen yang terperangkap dengan mudah dapat dievakuasi dengan dissosiasi
sederhana.
Enkapslllasi Ion Logan, Besi Oksitla Patla
Zeolit Besi oksida atau oksihidroksida (Fe203, FeOOH) memiliki sifat magnetik dan optoelektronik. Material nano ini memiliki kemampuan untuk menuyimftan informasil91, citra ber\varna (colour imaging) 101,katalisl'll, dan photokatalis[12J. Banyak metoda yang telah berhasil dikembangkan dalam rangka enkapsulasl ion logam besi pada kerangka zeolit, sepelii metoda pertukaran ion dengan menggunakan larutan besi(II) sulfat(131, alrutan trinuklear acetao hidrokso besi(III) nitrarl41, metoda kristalisasi cepat antara larutan besi, metallosilikat dan zeolit ZSM-SI151. Dalam upaya membuat photokatalis untuk reaksi degradasi phenol dalam limbah air telah dikaji kemungkinan pembuatan katalis tersebut dengan menggunakan metoda pertukaran ion memakai zeolit-Y sebagai support materiall161. Dalam kajian tersebut, pengaruh konsentrasi ion besi dikaji dengan menggunakan infra red
Proseding Perle muon don Presenlasi Ilmiah P3TM-BATAN. Yogyakarla 25 -26 Jllli 2000 spektroskopi dan XRD. Distribusi oksida besi di dalam dan di luar rongga zeolit dikaji dengan menggunakan metoda pelarutan kembali memakai larutan EDT A dan larutan oksalat. Material nano besi oksida yang dihasilkan menunjukkan pergeseran biru yang cukup berarti dari 346 nm (3,58 eV) pada keadaan bulk berkurang menjadi 244
Buku I
3. KROTO, H., "Carbon", 30, 8, p. 1139-1141,
(1992) 4. LIU, X, IU KAL-KONG dan THOMAS, JK., "J. Chern. Soc. Faraday Tran." 89, 11, p. 1861-
1865,(1993)
nm (5,08 eV). Dan besarnya pergeseran biru ini
5. XU, Y dan LANG FOR, CH., "J. Phys. Chern.", 99,p.11501,(1995)
dipengaruhi oleh konsentrasi besi oksida dalam kerangka zeolit. Kondisi keasaman pada proses pertukaran kation dapat berpengaruh pad a jumlah ion besi yang dapat terkapsul pad a kerangka zeolit.
6. OKAMOTO, Y., MAEZA WA, A., KANE, H., IMANAKA, T., "J. Chern. Soc. Chern. Cornrnun.", p. 380, (1988) 7. IMAMURA, S., dan LUNSFORD, Langrnuir", I, p. 36, (1988)
KESIMPULAN Penemuan dalam bidang teknologi nano, khususnya dalam sintesis material nano memberikan kontribusi yang berarti bagi terciptanya material baru, yang tentunya dapat memberikan harapan masa depan yang baik bagi umat man usia. Oleh karena itu para peneliti pada berbagai bidang sepakat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup un1at manusia menyatakan bahwa abad keduapuluh satu ini sebagai abad teknologi nano. Apakah harapan tersebut dapat terwujud, lets wait and see. Dan bagaimana posisi para peneliti Indonesia dalam perkembangan tersebut, tentunya kita para peneliti harus dapat menempatkan "diri ill the right a/ace (111dright tillie".
DAFTARPUSTAKA DREXLER., ERIC, K., "Engines of Creation", First Quill Edition, William Morrow and Company, Inc., New York, (1986) PIERSON, H.O., "Handbook of carbon, graphite, diamond and Fulterenes, properties, processing and application", Noyes Publication, Park Ridge, p. 356-371, (1993)
J., "J.
8. HERON, N~ "Inorg. Chern.", 25, p. 4714,
(1986) 9. GUNTHER, L., "Phys. World 3", 28, (1990) 10. ANDRAN, RGL., dan HUGUENARDS, AP., "US Patent", 4, p. 302, p. 532, (1981) II.
BEIN T., SCHMIESTER, G., dan JACOBS, PA., "J. Phys. Chern.", 90, p. 4851, (1986)
12. HOFFMAN, MR., MARTION, ST., CHar, W., dan BAHNEMANN, DW., "Chern. Rev.", 95, p. 69, (1993) 13. AMIRIDIS, MD., F. PUGLISI, JA., et al., "J. of Catalysis", 142, p. 572, (1993) 14. MIYOSHI, H., and YONEYAMA, H., J. Chern. Soc., Faraday Trans.", 85, p. 1873, (1989) 15. INUI, T., NAGATA, H. OKAZUMI, F., and MATSUDA, H., "Catalysis Letters", 13,p. 297, (1992) . 16. ENDANG TW., YATEMAN ARRYANTO, BAMBANG SETIAJI, JOHN WEBB and W ANIDA CHUA-ANUSORN., "Procediing the 2ndPasific Basin Conference on Adsorption Science and Technology", Brisbane, Australia, (2000).