BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Suatu pemikiran yang diharapkan dapat mendekati pe
mecahan masalah dengan lebih cepat ialah pemikiran pemikir an yang didasarkan atas pandangan yang menyeluruh
dan
mengintegrasikan informasi yang telah diajukan pada
bab-
bab sebelumnya. Pandangan yang demikian mendasarkan
diri
pada : (1) hasil penelitian terdahulu dan yang baru, (2) landasan teoritis yang telah dibahas. Kedua bagian akan diintegrasikan dengan konsep-konsep dan
v itu
informasi
yang terarah pada sub bagian bab terdahulu. Maka
di bawah
ini diajukan beberapa rumusan dalam bentuk kesimpulan
dan
implikasi. A.
Kesimpulan
1. Efektivitas pencapaian tujuan pembinaan pemuda
melalui
wadah kegiatan Keluarga Muda-Mudi (KMM) KPAD Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kotamadya D.T.II Bandung ditempuh dengan memperhatikan
anggota secara keseluruhan. .dengan
berusaha.
menyaaikan program.yang bervariasi.
2.
Keadaan partisipasi anggota KMM dipandang sebagai
sa
lah satu kriteria keberhasilan tujuan KMM KPAD Gegerkalong. Mengapa demikian, karena dengan adanya berbagai
aktivitas
pemuda berarti program kegiatan berjalan. Di balik itu me-
ngandung makna,bahwa secara mikro tujuan pembinaan pemuda
dalam aspek pembinaan kesegaran jasmani,ketrampilan, ngembangan kepemimpinan, telah
terwujud.
Partisipasi
pe
115
pemuda ini tidak semata-mata upaya sendiri, tetapi
berkat
adanya intervensi dari pihak lain yang turut bertanggung jawab dalam pembinaan pemuda, termasuk di dalamhya
masya
rakat dan pemerintah setempat (RW 02).
3. Perbedaan jenis kelamin, umur, pendidikan,
variabel yang harus diperhitungkan atau
merupakan
dipertimbangkan
baik dalam bentuk kebijaksanaan program kegiatan pendidikai atau pembinaan menciptakan proses interaksi
dengan parti
sipasi maupun dalam strategi bimbingan dan penyuluhan.
4. Interaksi antara perbedaan tingkat pendidikan dan
per
bedaan umur dapat dipandang sebagai sumber utama perbedaan partisipasi dalam kegiatan KMM secara keseluruhan
makin
terarah program yang memperhatikan perbedaan umur
dengan
pendidikan diharapkan makin tinggi partisipasi dan produk tivitas anggota KMM.
5.Ada determinasi
relatif karakteristik partisipan
hadap partisipasi dalam kegiatan KMM. Makin tinggi
ter inten-
sitas perhatian pengurus dan pembina terhadap karakteristik
partisipan diharapkan makin tinggi pula adanya partisipasi dan produktivitas yang dicapai oleh anggota.
6. Penelitian telah berhasil mengungkapkan hasil penelitian kasus yang terdahulu, yang relevan atau setidak-tidaknya
yang bisa dianalogikan, yakni antara lain LP3ES,
Margono
Slamet, Bennet, Krech, Cohen, Zaltman, Gerard, and Jackson, Lott and Lott, Gibb. Dengan demikian secara relatif
hasil
penelitian ini telah memberikan sumbangan dalam pengembang an teori yang berkenaan dengan interaksi individu kelompok.
dalam
116
7. Pada dasarnya segala bentuk kegiatan KMM dengan
segala
variasinya merupakan wujud kegiatan proses belajar
Pen
didikan Luar Sekolah yang mempraktekkan fungsi
pelayanan
pembinaan, pengembangan dan perubahan. Di sisi lain kegiat
an yang ditempuh oleh partisipan secara selektip merupakan
kegiatan belajar sebagai upaya pemenuhan kebutuhan belajar dan kebutuhan pendidikan yang bersifat suplemen
dan
kom-
plemen terhadap pendidikan formal yang ditempuhnya. 8. Hasil penelitian memberikan indikasi adanya
hubungan
determinasi positif sedang dengan nilai koefisiensi
tingensi sebesar 30 %, Artinya karakteristik
kon
partisipan
mewarnai perilaku dalam partisipasinya sebesar 30 %.Dengan perkataan lain terdapat 70 % sebagai hasil pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam
dari pene-
litan ini. Oleh karena itu betapapun kecilnya hubungan de
terminasi, maka fariabel karakteristik perlu dipertimbang kan.
9. Hasil penelitian memberikan petunjuk bahwa
homoginitas
suatu kelompok kegiatan pemuda diperkirakan akan
mewarnai
situasi interaksi yang cukup intim dan lekat terhadap pen
capaian tujuan bagi setiap anggota yang terlibat, sehingga ada kecenderungan berkurangnya kehawatiran dan kegelisahan sosial diantara mereka. Maka hasil penelitian ini
turut membuktikan kebenarannya teori yang dikenalkan
telah
oleh
Cohen.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Beberapa implikasi dari hasil penelitian yaitu :
117
1. Implikasi bagi pengembangan teori Organisasi Keluarga Muda-Mudi (KMM) KPAD Gegerkalong sebagai lembaga kemasyarakatan merupakan media
perluasan
pendidikan luar sekolah yang berfungsi pengembangan,
rubahan dan pelayanan. Pendekatan
pe
pembinaan yang diguna
kan terpokus kepada pendekatan Community Organization, yakni proses untuk menciptakan interaksi antar dalam masyarakat, serta mengusahakan
nasi demi
kelompok
integrasi dan koordi-
kepentingan tindakan-tindakan yang efisien
dan
guyub dalam masyarakat (Santoso S Hamijoyo, 1982:31). Berdasarkan hasil penelitian memberikan
indikasi
bahwa prinsip Community Organization pada dasarnya
telah
dilakukan untuk lebih memperkuat konsep tersebut dipandang
perlu adanya pendekatan PLS untuk menunjang
. prinsip
Community Organization (CO) dengan lebih menekankan kepada implikasi metodologi berupa : (1) Prinsip pembinaan
sendiri, (2) prinsip pembinaan kesinambungan, (3) tugas masa depan,
prinsip
(4) prinsip tingkat kesiapan, (5) prin
sip intemalisasi dan
si,
diri
individuasi,
(6) prinsip koordina-
(7) prinsip konsistensi, (8) prinsip integrasi,
prinsip lingkungan yang konduksif,
(9)
(10) prinsip komprehen-
sif, (11) prinsip obyektivitas, dan (12) prinsip intervensi. 2. Implikasi bagi kebijaksanaan pembinaan pemuda anggota KMM KPAD Gegerkalong
KMM sebagai salah-satu 1embaga masyarakat dan
rupakan lembaga pendidikan luar sekolah menyandang untuk mampu membantu melaksanakan fungsi keluarga
me
fungsi bagi
118
putra-putrinya. Untuk kepentingan ini diperlukan berbagai kegiatan yang harus dilakukan selain berbagai komponen dan dimensi yang harus dipertimbangkan.
Studi ini mengungkapkan data bahwa partisipasi anggota merupakan salah satu parameter pengukuran keberha-
silan upaya pembinaan pemuda anggota KMM yang
diduga
banyak dipengaruhi oleh latar belakang atau karakteristik
anggota yang bersangkutan. Dengan demikian anggota KMM se
bagai subyek pembinaan atau pendidikan dan sebagai indivi du dengan segala latar belakang yang harus dipertimbangkan dalam rangka menciptakan dan menumbuhkan partisipasi yang diharapkan.
Untuk melakukan kegiatan kepemudaan di KPAD Geger kalong dalam rangka membantu untuk menyumbangkan potensi
pemuda, tidaklah cukup dilakukan oleh pengurus KMM, tetapi harus bersama dengan dan oleh pembina kepemudaan
beserta
petugas pemerintah daerah yang bersangkutan.
Didasari oleh hasil penelitian, dengan beberapa ma salah yang muncul, maka ada beberapa kebijaksanaan pembina an pemuda yang bisa ditempuh, ialah :
a. Dalam menentukan kebijaksanaan perumusan program
ke
giatan KMM-KPAD Gegerkalong nampaknya karakteristik tisipan khususnya jenis kelamin, golongan umur, dan
par pen
didikan dijadikan suatu variabel yang harus dipertimbangkan. Namun hendaknya tidak semata-mata dikaitkan dengan
alasan
untuk memudahkan dalam pengaturan teknis oprasional kelak di lapangan, melainkan demi tercapainya tujuan
pembinaan
119
pemuda, sehingga pengembangan potensi pemuda yang
harus
dikembangkan ke arah pembangunan manusia seutuhnya sesuai
dengan GBHN, yakni : (1) meningkatkan ketaqwaan ke kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) menanamkan kesadaran dan bernera-
ra, (3) mempertebal idealisme, (4) semangat patriotisme , (5) memperkokoh kepribadian dan disiplin, (6) mempertinggi budi pekerti, (7) memupuk kesegaran jasmani dan daya kreasi (8) mengembangkan kepemimpinan atau ketrampilan dan kepeloporan, (9) mendorong partisipasi dalam pembangunan. b. Untuk meningkatkan partisipasi dan kreativitas pemuda anggota KMM secara terkoordinir dan teratur, dipandang perlu adanya kegiatan yang menyebar di daerah RT dengan cara membentuk kantor sekretariat tempat kontak komunikatif anggota dan untuk memudahkan hubungan komunikasi
antara
pengurus KMM dengan pengurus di tiap RT. Tentu saja dengan mempertimbangkan kemampuan yang tersedia.
c. Dalam Meningkatkan aktivitas pelaksanaan program kegiat an KMM-KPAD Gegerkalong, hendaknya pengurus KMM
sama dengan seksi-seksinya, para pembina, para
bersama-
pengurus
RW/RT dan tokoh masyarakat "berikut anggota menyusun progran terpadu yang melibatkan kegiatan kreatif yang raencerminkan
kepentingan anggota organisasi dan pembangunan daerah yang bersangkutan.
3. Implikasi bagi pengelola proses pembinaan pemuda melalui kegiatan Keluarga Muda-Mudi KPAD Gegerkalong Telah disadari bahwa proses pembinaan pemuda melalui
120
kegiatan KMM KPAD Gegerkalong dilola dan diciptakan
oleh
pengurus. Karena itu pengurus KMM memegang peranan penting dalam proses pelayanan pembinaan pemuda di KPAD
Dari hasil penelitian nampaknya raengandung beberapa implikasi terhadap pelayanan kegiatan KMM, yaitu :
a. Apabila di satu pihak anggota atau partisipan KMM
di
pandang sebagai subyek pembinaan yang akan mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Di sisi lain partisipan
dipandang
sebagai individu anggota masyarakat dengan segala
latar
belakangnya. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu proses pembinaan dengan interaksi edukatif dalam makna
interaksi
yang terjadi dalam ikatan tujuan pendidikan yang memungkin kan partisipan dapat berpartisipasi aktif sambil
mem
pertimbangkan dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan demikian pokok pikiran yang melandasi interaksi
edukatif ini hendaknya mempertimbangkan pentingnya ; (1) tujuan yang
akan dicapai,
(2) tersedianya program
yanan pembinaan pemuda yang terarah, (3) adanya
la
anggota
yang aktif berpartisipasi, (4) adanya pembina yang
dang credible, (5) adanya methode tertentu untuk
dipan
mencapai
tujuan, dan (6) interaksi berlangsung dalam ikatan
si-
tuasional.
b. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
pengaruh
yang berarti antara karakteristik partisipan dengan
par
tisipasi. Dengan demikian, salah satu upaya yang .
dapat
dilakukan dalam pengelolaan pembinaan pemuda melalui adalah usaha menyajikan program kegiatan
yang
KMM,
senantiasa
121
dikaitkan dengan hal-hal yang dapat membangkitkan
peng-
hayatan partisipan terhadap bagaimana mereka dapat
me
ningkatkan partisipasi dengan prestasi kegiatan.Membangkit kan penghayatan anggota atau partisipan terhadap kesukses-
an yang telah dicapai dan juga terhadap segala kehendaknya. c. Penilaian terhadap partisipasi dan prestasi
anggota
(partisipan) yang berarti dan menggambarkan kemampuan anggota yang telah dicapainya, dan lebih jauh lagi
di
harapkan akan membangkitkan penghayatannya terhadap
hasil
yang telah dicapai.
4. Implikasi bagi pelaksanaan kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong Untuk membantu anggota mencapai penyesuaian
dalam rangka meningkatkan partisipasi dan
diri
prestasinya
secara optimal, maka pelaksanaan kegiatan KMM
memegang
peranan penting.
Data empirik dari hasil penelitian ini mem'bawa
berapa implikasi terhadap pelaksanaan layanan
be
pembinaan
pemuda melalui kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong, ialah :
a. Kegiatan KMM-KPAD Gegerkalong dapat ditunjang oleh ber bagai data yang tersedia atau data yang harus diusahakan
(diidentifikasi terlebih dahulu), terutama bagi
mereka
yang mengalami kesulitan sehingga jarang hadir atau mereka
yang berada dalam keterbatasan partisipasinya. Untuk
itu
dipandang perlu upaya pemahaman secara keseluruhan tentang "siapa" partisipan tersebut. Karena itu pengadaan,
pe-
ngelolaan, dan latar belakang anggota yang bersifat demo grai'is, sosiologis, kultural, sosial ekonomi,aktivitas lain
122:
di luar KMM, kesibukan kerja, kesibukan balajar, dan
ter
masuk faktor non intelektual perlu dipersiapkan dan
di-
inventarisir.
b. urogram kegiatan KMM perlu diselaraskan dengan.
program
kegiatan studi si sekolah karena umumnya partisipan bersekolah. Namun perlu diingat tidak sekedar
masih
penyesuaian
jadwal kegiatan harus pula memperhitungkan relevansi prog ram kegiatan dengan kepentingan penyelesaian c. Sepanjang memungkinkan selain pertimbamgan
studinya. kepentingan
studi, tetapi juga dengan pertimbangan perkembangan
dan psikhis. Artinya bagi anggota yang menjelang
fisik
dewasa
dipandang perlu adanya layanan program pendidikan dewasa termasuk pendidikan yang mempersiapkan
orang pemilikan
bekal hidup di masa yang akan datang.
d. Untuk menjaga kontinuitas
kegiatan yang berarti
terarah, perlu dipikirkan tentang kegiatan yang
dan
sifatnya
situasional dengan menyimak kebijakan program .pembangunan
masyarakat. Oleh karena itu jalur kerja sama dan
konsul-
tasi rutin dengan LKMD tetap dilakukan , Bentuk kegiatan
kemasyarakatan dan pembangunan ini memberi peluang
kepada
masyarakat dan pemerintah untuk turut berpartisipasi, merupakan wujud keterlibatan pemuda sebagai komponen
dan pem
bangunan dalam segala kegiatan pembangunan masyarakat yang relevan dan sesuai dengan kemampuan yang tersedia pada KMM beserta anggotanya.
e. Untuk kepentingan efektivitas dan keajegan organisasi
KMM perlu dipikirkan kemungkinan-kemungkinan upaya
123
kependidikan yang teratur dalam bidang kepemimpinan,
me
lalui pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan kepemimpin an pemuda. Dengan demikian tidak cukup dengan adanya peng-
gantian pengurus secara periode tetapi dirasa perlu adanya upaya pembekalan kepemimpinan.
5. Implikasi bagi peneliti selanjutnya Dengan selesainya studi atau penelitian ini
bukan-
lah berarti semua permasalahan yang diajukkan dapat
di-
pecahkan. Akan tetapi juga hasil penelitian ini, justru raendorong perlunya diadakan penelitian lebih lanjut,antara lain :
a. Meneliti masalah yang sama dengan sampel yang lebih
luas lagi, alat ukur lain, sistem analisis yang
berbeda,
serta melibatkan semua kompQnen yang relevan dengan
pem
binaan pemuda di KPAD Gegerkalong. b. Meneliti aspek lain misalnya pengaruh keintiman hadap prestasi atau hasil kegiatan pemuda melalui
ter wadah
KMM.
c. Meneliti pemencaran sistem nilai kejuangan semangat kemerdekaan oleh pejuang kepada putra-putri ABRI di KPAD Ge gerkalong (study kasus).
d. Meneliti pengaruh sosial budaya kehidupan
masyarakat
penghuni KPAD Gegerkalong terhadap pendidikan putra-putrinya di sekolah.
Study kasus dampak kegiatan KMM-KPAD
Ge
gerkalong terhadap keberadaan kegiatan organisasi kepemuda an dilingkungan sekitar KPAD.