PUTUSAN Nomor 81/ Pdt. G/2011/PA. Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut dalam perkara antara : Penggugat, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir D.3, pekerjaan Tidak ada, tempat tinggal di Kelurahan Cambaya, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Selanjutnya disebut Penggugat. 081342662666 Melawan Tergugat, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, Pekerjaan Karyawan Koperasi, tempat tinggal di Rumah Ibu Uphi/Mama Akram, yang beralamat di Keluarahan Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, memberikan kuasa khusus kepada Advokat. berdasarkan Surat Kuasa yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Makassar Nomor W20AI/Sku.77/HK.05/II/2011/PA.Mks. tanggal 22 Februari 2011, Selanjutnya disebut Tergugat. - Pengadilan Agama Tersebut; - Setelah mempelajari berkas perkara; - Setelah mendengar keterangan Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat serta saksisaksi. TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 10 Januari 2011 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Makassar dengan Nomor 81/Pdt.G/2011/PA.Mks. telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 1.
Bahwa Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan pada hari Rabu tanggal 30 September 2009 di Kelurahan Cambaya, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah, Kantor Urusan Agama
2
Kecamatan Ujung Tanah, (Kutipan Akta Nikah Nomor : 406/7/X/2009 tanggal 1 Oktober 2009). 2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat pernah tinggal bersama di Kelurahan Cambaya, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar selama kurang lebih 1 minggu. 3. Bahwa kini rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat telah mencapai 1 tahun 4 bulan tidak pernah rukun dan damai sebagaimana layaknya suami isteri, dan tidak pernah melakukan hubungan suami isteri (qabla dukhul), serta tidak dikaruniai anak. 4. Bahwa sejak awal perkawinan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat mulai goyah dan tidak ada lagi keharmonisan karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang penyebabnya adalah Penggugat dipaksa oleh sepupu Tergugat dan keluarga Penggugat untuk menikah dengan Tergugat. 5. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran yang terjadi terus menerus Tergugat pergi meninggalkan kediaman bersama ke rumah kakak Tergugat sejak awal bulan Oktober 2009 sampai sekarang telah mencapai 1 tahun 3 bulan dan selama pisah tempat tinggal Tergugat telah melalaikan kewajibannya sebagai suami dengan tidak pernah memberikan nafkah kepada Penggugat. 6. Bahwa selama pisah tempat tinggal antara Penggugat dan Tergugat pernah ada komunikasi, namun Penggugat tidak dapat mempertahankan rumah tangganya lagi, dan tujuan perkawinan sebagaimana yang dimaksud Pasal 1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak dapat terwujud. Berdasarkan atas hal-hal yang telah dikemukakan di atas, gugatan Penggugat telah memenuhi syarat dan alasan hukum sesuai maksud Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 kompilasi Hukum Islam, maka dengan segala kerendahan hati Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Makassar cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk memberi putusan sebagai berikut
3
Primer : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat. 2. Menjatuhkan talak satu Ba'in Sughraa Tergugat, terhadap Penggugat. 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk menyampaikan salinan putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap. 4. Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Subsider : Atau majelis hakim berpendapat lain dalam kaitannya dengan perkara ini mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Menimbang, bahwa pada hari sidang, yang telah ditentukan, Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat datang menghadap di persidangan, kemudian Ketua Majelis memberi kesempatan kepada Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat untuk menempuh mediasi melalui hakim mediator Drs. Mahmudin, S.H., M.H. dan berdasarkan Laporan Hasil Mediasi tertanggal 22 Maret 2011 mediasi dinyatakan tidak berhasil, dan selanjutnya dibacakan surat gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat ; Menimbang,
bahwa
terhadap
gugatan
Penggugat
tersebut,
Tergugat
mengajukan jawaban tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut : I. Tentang Pokok Perkara. 1.
Bahwa pertama-tama Tergugat membantah seluruh dalil dan dalih Penggugat, terkecuali apa yang diakuinya secara sah dan terperinci serta tidak merugikan.
2.
Bahwa gugatan Penggugat pada poin 2 merupakan penjelasan dan pengakuan secara yuridis bahwa pernikahan ini dilangsungkan yang sejak semula telah dirancang oleh Penggugat dan orang tua Penggugat, agar setelah pernikahan maka kedua pasangan suami istri tersebut (Tergugat dan Penggugat) akan dipisahkan dengan melalui berbagai cara, yang penting apa yang menjadi tujuan kehendak dari Penggugat dan orang tua Penggugat yakni uang berlanja
4
sejumlah Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah), satu set emas berikut mahar berupa tanah 0,5 Ha telah diserahkan oleh pihak Tergugat kepada pihak Penggugat, inilah yang menjadi tujuan utama dari pernikahan ini. 3.
Bahwa untuk memuluskan strategi Penggugat dan orang tua Penggugat setelah terjadinya akad nikah, maka skenario yang dipersiapkan sebagai berikut : a.
Malam pertama yang biasanya adalah malam yang seharusnya menjadi milik kedua pasangan baru tersebut ternyata tidak demikian adanya, karena pada malam itu kedua pasangan pengantin baru tersebut ditemani oleh neneknya Penggugat sehingga mereka bertiga dalam kamar tidur, dan hal ini berlangsung hingga empat malam berikutnya.
b.
Kemudian 5 malam selanjutnya Penggugat dengan alasan berhalangan, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh suami istri.
c.
Kemudian 4 malam selanjutnya Penggugat tidak bermalam di rumah, tapi bermalam entah dimana, Tergugat tidak mengetahuinya.
d.
Kemudain 2 malam berikutnya Penggugat tidur sama orang tuanya, dan 1 malam berikutnya tidur sama adiknya (saudaranya).
e.
Kemudian malam selanjutnya ketika Penggugat yang konon katanya pulang dari rumah neneknya sekitar jam 11 malam dan terlihat Tergugat ada di rumah seketika itu juga Penggugat langsung marah tanpa sebab dan mengusir Tergugat seraya mengatakan saya minta diceraikan, karena bukan kamu yang saya maui, ini hanya skenario orang tua saya yang saya setujui, dan kekesokan harinya dengan mendapat pengusiran seperti itu maka Tergugatpun pergi meninggalkan rumah istri yang sekaligus rumah mertua.
f.
Bahwa semua kejadian tersebut di atas atas sepengetahuan orang tua Penggugat, namun tidak memberikan respon atau nasehat kepada Penggugat, bahkan menyetujui seluruh tindakan dan perbuatan Penggugat tersebut kepada Tergugat.
5
Dari rangkaian kejadian tersebut nampak jelas ada bentuk permufakatan jahat antara Penggugat dengan orang tua Penggugat yang maksud dan tujuannya sebagaimana tersebut pada poin 2 di atas, dan jika perkara ini tetap berlanjut serta tidak ada penyelesaian secara kekeluargaan, maka Tergugat akan mempersoalkan secara pidana, bahwa ada maksud permufakatan
jahat
atas
berlangsungnya
pernikahan
antara
Penggugat dan Tergugat, atau bentuk penipuan model baru dengan memperatasnamakan kesucian serta kesakralan pernikahan dengan tujuan merekrut keuntungan dari pihak lain (Tergugat ). 4.
Bahwa dalil Penggugat pada poin 3 adalah bentuk pengakuan secara yuridis bahwa sejak semula memang pernikahan ini hanya dirancang sebatas guna memperoleh keuntungan dari Tergugat dan tidak dirancang sebagaimana maksud UU. No. 1 Tahun 1974 dengan memposisikan Penggugat yang sama kedudukannya dengan barang yang mempunyai nilai ekonomis yang dapat dijual, diperdagangkan dengan harapan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, dan setelah barang terjual diupayakan dengan berbagai tindakan/alasan untuk kemudian barang tersebut ditarik kembali dengan mengedepankan serta mengatasnamakan kesucian/kesakralan transaksi yang dikemas dalam bentuk pernihakan, lagi-lagi inilah model baru bentuk penipuan dengan mencoba melakukan penyelundupan hukum.
5.
Kemudian dalil Penggugat pada poin 4 lagi-lagi dalil yang membenarkan skenario yang telah dirancang sejak semula bahwa kalau dikatakan “sejak awal mulai goyah” atrinya hubungan kemesraan antara Penggugat dan Tergugat memang tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi dan itu memang tidak dikehendaki baik oleh Penggugat maupun orang tua Penggugat.
6.
Bahwa begitu pula dalil pada poin 5 bahwa dalil ini dimasukkan kedalam gugatan hanya sekedar untuk memenuhi salah satu syarat gugatan, karena sejak awal Penggugat dan orang tua Penggugat tidak menghendaki adanya kemesraan, kerukunan antara Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri, sehingga dirancanglah suatu skenario agar kedua belah pihak sejak awal
6
pernikahan hingga Tergugat diusir dari rumah oleh Penggugat tidak terjadi kerukunan/kemesraan suami istri. 7.
Kemudian dalil Penggugat poin 6 adalah tidak benar, karena sejak Tergugat diusir oleh Penggugat dan kemudian meninggalkan rumah istri yang sekaligus rumah mertua, maka sejak itu pula selalu diupayakan secara kekeluargaan melalui berbagai pihak akan tetapi Penggugat beserta orang tuanya berkeras agar antara Penggugat dan Tergugat harus pisah atau cerai dengan tanpa alasan yang jelas.
8.
Bahwa Tergugat sebagai suami sah dari Penggugat, yang kemudian jika diperhatikan apa yang dipersyaratkan oleh Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Kompilasi Hukum Islam tidak ditemukan adanya sesuatu yang dapat dikategorikan dapat memenuhi syarat untuk terjadinya perceraian/cerai gugat antara Penggugat dan Tergugat.
II. Tentang Rekonvensi. 1.
Bahwa apa yang terurai pada jawaban di bagian pokok perkara adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada bagian Rekonvensi.
2.
Bahwa sejak semula pernikahan ini hanya dimaksudkan untuk mencari keuntungan dengan menempatkan Penggugat yang kedudukannya sama dengan barang yang mempunyai nilai ekonomis dengan berlindung dibalik transaksi pernikahan, sehingga adil dan wajar jika seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat Rekonvensi keseluruhannya dikembalikan kepada Penggugat Rekonvensi berupa : a.
Uang belanja Rp. 40.000.000,- (empat puluh Juta rupiah).
b.
Berupa barang antaran nikah Rp. 5000.000,- (lima juta rupiah).
c.
Satu stel emas Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).
d.
Mahar berupa tanah 0,5 Ha (tempat dan ciri-cirinya termuat dalam berita acara akad nikah).
e.
Kerugian sebelum berlangsungnya akad niikah berupa berbagai biaya yang dikeluarkan oleh Tergugat sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
7
rupiah). 3.
Bahwa apa yang telah dirancang dan dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi dan orang tuanya adalah bentuk nyata perbuatan melawan hukum, karena bertentangan dengan kewajiban hukum Tergugat Rekonvensi dan orang tuanya yang berakibat timbulnya kerugian bagai Tergugat berupa: a.
Kerugian materil sebagaimana tersebut pada poin 2 di atas sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan tanah 0,5 Ha.
b.
Kerugian inmateril berupa menanggung rasa malu diperlakukan seperti perlakukan Tergugat Rekonvensi tersebut dan orang tuanya sebesar Rp. 1000.000.000,- (satu milyar rupiah).
Berdasarkan uraian serta alasan tersebut di atas, dimohon kepada Ketua/Majelis Hakim yang terhormat, yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menjatuhkan putusan dengan amarnya sebagai berikut : I.
Tentang Pokok Perkara 1. Menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidaktidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (N.O.) 2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.
II.
Tentang Rekonvensi 1. Mengabulkan gugatan Rekonvensi untuk seluruhnya. 2. Menyatakan Tergugat Rekonvensi telah melakukan perbuatan melawan hukum. 3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat Rekonvensi berupa : a.
Uang belanja Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).
b.
Berupa barang antaran nikah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).
c.
Satu stel emas Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
d.
Mahar berupa tanah 0,5 Ha (tempat dan ciri-cirinya termuat dalam berita acara akad nikah).
e.
Kerugian sebelum berlangsungnya akad nikah berupa berbagai biaya yang dikeluarkan oleh Tergugat sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
8
rupiah). 4.
Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kerugian berupa : a.
Kerugian materil sebagaimana tersebut pada poin 2 di atas sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan mengembalikan mahar berupa tanah 0,5 Ha (tempat dan ciri-cirinya termuat dalam Berita Acara Akad Nikah).
b.
Kerugian inmateril berupa menanggung rasa malu diperlakukan seperti perlakuan Tergugat Rekonvensi tersebut dan orang tuanya sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
5.
Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.
6.
Dan/atau jika majelis hakim berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex a quo et bono). Menimbang, bahwa atas jawaban konpensi dan tuntutan Rekonvensi Tergugat
tersebut, Penggugat mengajukan replik konpensi dan jawaban Rekonvensi yang pada pokoknya sebagai berikut : Dalam Pokok Perkara 1. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Tergugat kecuali atas pengakuan yang jelas dan tegas. 2. Bahwa yang dikemukakan oleh Tergugat adalah tidak benar, sebab sejak awal pernikahan antara Penggugat dan Tergugat diprakarsai oleh tante Tergugat (Ibu Jinna) yang menjodohkan Penggugat dengan Tergugat dan jika pernikahan tersebut tidak terjadi maka tante Tergugat yang sudah dianggap sebagai orang tua oleh Penggugat (karena telah menyekolahkan Penggugat sejak lulus Sekolah Menengah Umum) akan meminta semua biaya yang telah dikeluarkan serta mengancam akan melakukan bunuh diri jika pernikahan tersebut tidak terjadi sedangkan orang tua Penggugat sejak awal menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk menikah kepada Penggugat tanpa ada paksaan sedikit pun. 3. Bahwa skenario Tergugat dalam jawabannya halaman 2 poin 3 huruf a sampai dengan f didasarkan pada fakta yang tidak benar karena pada pokoknya merupakan suatu kebohongan belaka/rekayasa belaka, sebabnya akan terurai sebagai berikut :
9
a. Pada malam setelah pesta pernikahan Penggugat merasa belum siap untuk tidur sekamar dengan Tergugat lalu memutuskan keluar dari kamar pengantin dan tidur bersama dengan nenek Penggugat yang tidak menyadari cucunya tidur disampingnya karena sudah terlelap lebih dahulu sehingga Tergugat tidur sendiri di kamar pengantin. b. Kemudian malam selanjutnya Penggugat dan Tergugat tidak melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh suami istri karena merasa belum siap bukan karena sedang berhalangan. c. Kemudian 4 malam berikutnya Penggugat meninggalkan rumah orang tua karena mendapat tugas jaga malam di Rumah Sakit tempat Penggugat bekerja sehingga memutuskan untuk tidur di rumah teman. d. Setelah beberapa malam menginap di rumah teman kemudian Penggugat kembali ke rumah dan tidur di kamar bersama Tergugat bukan tidur bersama orang tua atau adiknya. e. Pada saat itu Penggugat baru pulang dari kerja sebab Penggugat masuk siang. Pada malam itu sewaktu pulang Tergugat tidak marah sedikitpun. Baru keesokan harinya Tergugat marah karena mengira pakaiannya dilempar padahal pakaian itu ditumpuk karena akan dicuci. Kemudian Tergugat menuduh Penggugat yang telah melempar pakaiannya, Penggugat mengatakan pakaian itu tidak dilempar tapi akan dicuci sehingga ditumpuk, malahan Tergugat marah dan menuduh ibu Penggugat yang melakukannya dengan kata-kata kasar, sehingga Penggugat ikut terbawa emosi namun tidak sampai mengusir Tergugat dari rumah dan Penggugat tidak pernah meminta untuk diceraikan dan tidak pernah mengatakan pernikahan ini adalah skenario orang tuanya karena orang tua Penggugat sejak awal menyerahkan keputusan untuk menikah dengan Tergugat tapi setelah kejadian tersebut, Tergugat mengambil pakaiannya lalu pergi meninggalkan rumah. f.
Bahwa pertengkaran tersebut baru diketahui oleh orang tua Penggugat setelah Tergugat pergi meninggalkan rumah, dan orang tua Penggugat langsung merespon dengan memberikan teguran kepada Penggugat yang kemudian
10
berlanjut dengan tindakan dalam bentuk kekerasan fisik yang seumur-umur baru pertama kali dialami oleh Penggugat. 4. Bahwa tujuan perkawinan sesuai dengan Undang-Undang perkawinan adalah untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah yang tentunya diharapkan tercapai oleh setiap orang tua yang menikahkan anak perempuannya namun cita-cita mulia tersebut sulit dirasakan tercapai jika sebelum berumah tangga sampai setelah pernikahan berlangsung dipenuhi dengan ancaman dan tekanan dari pihak keluarga Tergugat dengan menuduh telah melakukan penipuan dengan modus baru, dan akan dilaporkan ke pihak yang berwajib jika segala biaya yang telah dikeluarkan selama pernikahan tidak dikembalikan bahkan menuduh orang tua Penggugat mengibaratkan Penggugat sebagai barang yang bernilai ekonomis yang dapat di jual merupakan penghinaan yang amat perih bagi Penggugat sendiri lebihlebih bagi keluarga Penggugat, pada hal amat nyata orang tua Penggugat dengan ikhlas telah memberi restu kepada Penggugat untuk menikah serta mengadakan pesta pernikahan meriah dengan maksud agar pernikahan tersebut diketahui oleh seluruh keluarga besar Penggugat, yang tentunya mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit, tentunya fakta-fakta tersebut sangat tidak beralasan dan tidak sangat wajar jika dikaitkan orang tua Penggugat melakukan penipuan untuk memperoleh keuntungan dari pernikahan tersebut. 5. Bahwa sejak semula sebelum terjadi pernikahan Penggugat telah mengutarakan kepada Tergugat serta tante Tergugat bahwa Penggugat tidak ingin menikah dengan Tergugat namun tante Tergugat bersikeras tetap ingin pernikahan karena tidak mau menanggung malu karena tante Tergugat (Ibu Jinna) telah memberitahu kepada keluarga Tergugat tentang persetujuan orang tua Penggugat untuk menikahkan anaknya walau saat itu serah terima uang belanja belum terjadi, bahkan
tante
Tergugat
mengancam
akan
menuntut
Penggugat
untuk
mengembalikan semua yang pernah di berikan oleh tante Tergugat baik yang nyata berupa materi maupun berupa yang tidak nyata berupa tenaga selama Penggugat tinggal bersamanya. Serta mengancam akan bunuh diri jika Penggugat tidak mau
11
menikah dengan Tergugat sehingga amat nyata bahwa sejak awal pernikahan telah goyah karena terjadi ancaman dan tidak didasari karena keinginan Penggugat. 6. Bahwa sejak awal Penggugat tidak menginginkan pernikahan dengan Tergugat sehingga pertengkaran terus menerus tidak dapat dihindari antara Penggugat dan Tergugat yang tentunya kerukunan dan kemesraan tidak dapat terwujud walaupun orang tua Penggugat telah berusaha memberi teguran namun teguran tersebut malah menyakiti fisik Penggugat, ditambah lagi Tergugat sebagai suami telah melalaikan
kewajibannya
dengan
tidak
memberikan
nafkah
karena
pergi
meninggalkan rumah. 7. Bahwa upaya yang dilakukan oleh pihak keluarga Tergugat selama ini hanyalah ingin meminta kembali mahar serta uang yang dikeluarkan untuk melaksanakan pernikahan karena merasa ditipu sehingga jalan untuk membicarakan secara kekeluargaan tidak dapat tercapai. 8. Bahwa Penggugat telah meninggalkan rumah selama hampir 2 (dua) tahun serta tidak pernah memberi nafkah kepada Tergugat serta telah terjadi pertengkaran merupakan alasan Penggugat untuk dapat menggugat cerai kepada Tergugat sesuai dengan maksud Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Dalam Rekonvensi 1. Bahwa seluruh dalil-dalil yang dikemukakan dalam konpensi, mohon dipandang, dikemukakan dan termasuk dalam Rekonvensi ini. 2. Bahwa Tergugat Rekonvensi (Penggugat konpensi) menolak dalil Penggugat Rekonvensi (Tergugat konpensi) yang menuduh orang tua Tergugat Rekonvensi mengibaratkan Tergugat Rekonvensi sebagai barang yang bernilai ekonomis yang dapat dijual merupakan penghinaan yang amat perih bagi Tergugat Rekonvensi sendiri lebih-lebih bagi keluarga Tergugat Rekonvensi, pada hal amat nyata orang tua Tergugat Rekonvensi dengan ikhlas telah memberi restu kepada Tergugat Rekonvensi untuk menikah serta mengadakan pesta pernikahan meriah yang dihadiri oleh lebih dari seribu orang dengan maksud agar pernikahan tersebut diketahui oleh seluruh keluarga besar Tergugat Rekonvensi, yang tentunya
12
mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit, tentunya fakta-fakta tersebut sangat tidak beralasan dan tidak sangat wajar jika Penggugat Rekonvensi meminta Tergugat Rekonvensi mengembalikan sebagaimana pada poin 2 huruf a, b dan e. 3. Bahwa sangat tidak beralasan jika Tergugat Rekonvensi didalilkan oleh Penggugat Rekonvensi telah melakukan perbuatan melawan hukum karena Tergugat Rekonvensi dan orang tua Tergugat Rekonvensi telah melaksanakan pernikahan yang mengeluarkan biaya tidak sedikit dengan menyewa gedung untuk pesta pernikahan pada malam hari dengan mengundang lebih dari seribu undangan serta menyewa mobil lebih dari sepuluh keesokan hari untuk dipakai berkunjung (mapparola) ke rumah keluarga Penggugat Rekonvensi di daerah Kajang Bulukumba. a. Bahwa orang tua Tergugat Rekonvensi sudah berkeinginan mengembalikan mahar tanah sebagai mana yang termuat dalam dalil Penggugat Rekonvensi, bahkan sudah ditawarkan kepada Penggugat Rekonvensi pada saat mediasi namun Penggugat Rekonvensi bersikeras meminta seluruh biaya sesuai point 2 huruf a sampai f sehingga yang patut dipertanyakan adalah siapakah yang sebenarnya menganggap pernikahan antara Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi sebagai sesuatu yang bernilai ekonomis. b. Bahwa amat tidak beralasan bila Penggugat juga menyatakan mengalami kerugian inmaterial sebagaimana poin 3 huruf b sebab jika kelak status Tergugat Rekonvensi adalah janda tentu akan mengurangi nilai ekonomisnya (jika disesuaikan dengan dalil Penggugat Rekonvensi), namun orang tua Tergugat Rekonvensi tidak pernah mengibaratkan Tergugat Rekonvensi sebagai barang dengan nilai ekonomis sebab mana mungkin barang yang bernilai ekonomis akan ditukar dengan sejumlah rupiah bahkan dirusak dengan kekerasan karena Tergugat Rekonvensi pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh orang tua Tergugat Rekonvensi sendiri setelah mengetahui telah terjadi pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat Rekonvensi. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, mohon kiranya majelis hakim yang terhormat, yang memeriksa perkara ini memutus sebagai berikut :
13
Dalam Konpensi 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat.
2.
Menjatuhkan talak bain shugra Tergugat, terhadap Penggugat.
3.
Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk menyampaikan salinan putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak putusan ini berkekuatan hokum tetap.
4.
Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Rekonvensi -
Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya. Menimbang, bahwa kuasa Tergugat konpensi menyatakan dalam dupliknya
tetap pada jawaban semula, namun mengenai gugatan Rekonvensi yaitu kuasa Penggugat dan kuasa Tergugat menyatakan telah berdamai dalam hal gugatan Rekonvensi, dan berdasarkan kesepakatan perdamaian tersebut kuasa Tergugat konpensi/Penggugat Rekonvensi menyatakan gugatan Rekonvensi dicabut. Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti sebagai berikut : - Bukti surat ; Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : 406/7/X/2009 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, tertanggal 1 Oktober 2009, bukti (P) ; - Bukti saksi : 1. Saksi I, (umur 36 tahun), memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut ;-
Bahwa, saksi kenal Penggugat dan Tergugat karena saksi adalah kakak ipar Penggugat.
-
Bahwa, Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada September 2009 di Kelurahan Cambaya, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
14
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal bersama di rumah orang tua Penggugat, Jalan Barukang Utara, Kelurahan Cambaya Kota Makassar selama kurang lebih satu minggu.
-
Bahwa, saksi tidak mengetahui masalah rukunnya, saksi hanya mengetahui bahwa Penggugat dan Tergugat pernah serumah selama kurang lebih satu minggu dan belum dikaruniai anak.
-
Bahwa, keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak pernah harmonis sejak awal perkawinan sampai berpisah tempat tinggal, dan penyebabnya karena Penggugat dan Tergugat menikah atas kehendak orang tua masing-masing tanpa didasari saling cinta mencintai.
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal sejak awal bulan Oktober 2009 yaitu umur perkawinan baru satu minggu, karena Tergugat meninggalkan tempat kediaman bersama dan sampai sekarang mereka tidak pernah kembali rukun, dan sejak itu pula Penggugat dan Tergugat tidak pernah berkomunikasi.
-
Bahwa saksi sebagai kakak ipar pernah menasehati Penggugat, namun tidak berhasil.
2. Saksi II, memberi keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut ;-
Bahwa, saksi kenal Penggugat dan Tergugat karena saksi adalah adik kandung dari Penggugat.
-
Bahwa, Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada September 2009 di Kelurahan Cambaya, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
-
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal bersama di rumah orang tua Penggugat, Jalan Barukang Utara, Kelurahan Cambaya Kota Makassar selama kurang lebih satu minggu.
-
Bahwa, saksi tidak mengetahui masalah rukunnya, saksi hanya mengetahui bahwa Penggugat dan Tergugat pernah serumah selama kurang lebih satu minggu dan belum dikaruniai anak.
15
-
Bahwa, keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak pernah harmonis sejak awal perkawinan sampai berpisah tempat tinggal, dan penyebabnya karena Penggugat dan Tergugat menikah atas kehendak orang tua masing-masing tanpa didasari saling cinta mencintai.
-
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal sejak awal bulan Oktober 2009 yaitu umur perkawinan baru satu minggu, karena Tergugat meninggalkan tempat kediaman bersama dan sampai sekarang mereka tidak pernah kembali rukun, dan sejak itu pula Penggugat dan Tergugat tidak pernah berkomunikasi.
-
Bahwa saksi sebagai adik kandung Penggugat tidak pernah menasehati Penggugat. Menimbang, bahwa semua keterangan saksi-saksi tersebut di atas dibenarkan
oleh Penggugat dan Tergugat, serta Penggugat dan Tergugat tidak akan mengajukan bukti lagi, selanjutnya kuasa Penggugat dan kuasa Tergugat mengajukan kesimpulan yang pada pokoknya masing-masing tetap pada dalil gugatan dan jawaban dalam konpensinya, dan kedua belah pihak mohon putusan ; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan sebagaimana termuat dalam berita acara persidangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini ;TENTANG HUKUMNYA Menimbang,
bahwa
maksud
dan
tujuan
Majelis
Hakim
gugatan
Penggugat
adalah
sebagaimana terurai di atas. Menimbang,
bahwa
telah
berusaha
mengoptimalkan
perdamaian antara Penggugat dan Tergugat melalui proses Mediasi dengan Hakim Mediator (Drs. Mahmudin, S.H., M.H.), dan berdasarkan Laporan Hasil Mediasi tertanggal 22 Maret 2011, ternyata mediasi dinyatakan tidak berhasil (PERMA Nomor 1 Tahun 2008), meskipun demikian Majelis Hakim tetap mendamaikan dalam setiap persidangan sesuai maksud Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-
16
Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, jo Pasal 143 Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi tidak berhasil. Menimbang, bahwa dari dalil-dalil gugatan Penggugat, yang pada pokoknya menyatakan bahwa Penggugat dan Tergugat setelah menikah pernah tinggal bersama selama kurang lebih 1 (satu) minggu, namun tidak pernah rukun sebagai suami istri (qabla dukhul) karena perkawinannya dipaksa oleh keluarga Penggugat dan sepupu Tergugat, sehingga terjadi perselisihan dan pertengkaran dan Tergugat meninggalkan Penggugat sejak awal bulan Oktober 2009 sampai sekarang (1 tahun 3 bulan) dan sejak itu Tergugat telah melalaikan kewajibannya sebagai suami dengan tidak memberikan nafkah kepada Penggugat serta tidak pernah lagi ada komunikasi. Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawabannya yang pada pokoknya mengakui bahwa skenario perkawinan Penggugat dan Tergugat terjadi sedemikian rupa karena telah dirancang sebatas guna memperoleh keuntungan dari Tergugat oleh orang tua Penggugat, sehingga hubungan kemesraan Penggugat dan Tergugat tidak pernah ada karena tidak dikehendaki oleh Penggugat maupun orang tuanya. Demikian juga Tergugat meninggalkan rumah Penggugat karena diusir oleh Penggugat dan sejak itupula selalu diupayakan secara kekeluargaan untuk rukun melalui berbagai pihak, akan tetapi Penggugat beserta orang tuanya berkeras untuk bercerai tanpa alasan yang jelas. Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil Penggugat dan jawaban Tergugat dapatlah dipahami bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini, yaitu apakah rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat masih dapat dipertahankan lagi. Menimbang, bahwa untuk membuktikan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi cekcok, maka harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri selalu terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus sehingga sulit untuk dirukunkan kembali, maka Penggugat tetap dibebani pembuktian. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P), keterangan kuasa Penggugat dan kuasa Tergugat serta saksi-saksi di persidangan telah membuktikan antara Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami isteri yang sah.
17
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan dua orang saksi di persidangan
yang
pada
pokoknya
menerangkan
dibawah
sumpah,
dengan
menyatakan bahwa antara Penggugat dan Tergugat pernah tinggal bersama selama 1 minggu dan tidak pernah harmonis sejak awal perkawinan sampai berpisah tempat tinggal pada bulan Oktober 2009, karena perkawinan Penggugat dan Tergugat atas kehendak orang tua masing-masing tanpa didasari saling cinta mencintai, dan sejak itu pula tidak ada komunikasi dan nafkah kepada Penggugat. Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi Penggugat tersebut saling bersesuaian antara yang satu dengan yang lainnya, serta memenuhi syarat formil dan materil suatu pembuktian maka keterangan saksi-saksi tersebut dapat diterima dan dipertimbangkan sesuai Pasal 309 R.Bg. Menimbang, bahwa mengenai dalil yang dibantah oleh kuasa Tergugat, tidak dapat dibuktikan karena kuasa Tergugat tidak mengajukan saksi di persidangan, sehingga dalil-dalil konpensi Penggugat tersebut dianggap telah diakui oleh kuasa Tergugat. Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil Penggugat, jawaban kuasa Tergugat dengan menghubungkan bukti-bukti yang ada maka ditemukan fakta dalam persidangan sebagai berikut : •
Bahwa, antara Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah;
•
Bahwa, antara Penggugat dan Tergugat yang sejak awal perkawinan tidak pernah harmonis sampai berpisah tempat tinggal, karena perkawinan yang tidak didasari rasa cinta antara Penggugat dan Tergugat;
•
Bahwa, Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Oktober 2009 sampai sekarang (1 tahun 8 bulan), tanpa ada jaminan nafkah kepada Penggugat
•
Bahwa, pihak keluarga telah mengusahakan agar perkawinan Penggugat dan Tergugat tetap dipertahankan, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, perkawinan
Penggugat dan Tergugat telah pecah (broken marriage), maka perkawinan Penggugat dan Tergugat sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan perkawinan sebagaimana yang
18
dimaksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yaitu ”membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa” ditegaskan pula dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21 dan Pasal 2, 3 Kompilasi Hukum Islam yakni membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah tidak dapat diwujudkan lagi ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Penggugat telah berhasil membuktikan dalil-dalilnya dan telah terpenuhi maksud pasal 38 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya gugatan Penggugat harus dikabulkan ; Menimbang, bahwa mengenai dalil-dalil Rekonvensi yang diajukan oleh kuasa Tergugat, yaitu telah terjadi kesepakatan damai antara kuasa Penggugat dan kuasa Tergugat,
sehingga
kuasa
Penggugat
mencabut
gugatan
Rekonvensinya
di
persidangan, dan gugatan Rekonvensi tersebut tidak dipertimbangkan. Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk menyampaikan salinan putusan tersebut yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap selambat-lambatnya 30 hari kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 serta perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat ; Memperhatikan pasal-pasal peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dalil syar’i dan ketentuan lain yang berkaitan dengan perkara ini ;-
19
MENGADILI -
Mengabulkan gugatan Penggugat ;
-
Menjatuhkan talak satu Ba’in shugra Tergugat, terhadap Penggugat.
-
Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Makassar untuk mengirimkan Salinan Putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, paling lambat 30 hari setelah Putusan ini Berkekuatan Hukum Tetap.
-
Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 691.000,- (enam ratus Sembilan puluh satu ribu rupiah). Demikian diputuskan pada hari Kamis tanggal 14 Juni 2011 M. bertepatan
dengan tanggal 12 Rajab 1432 H. oleh majelis hakim Drs. H. Lahiya, S.H.,M.H. sebagai Ketua Majelis serta Dra. Hj. Fatimah Adam, S.H. dan Dra. Hj. St. Aminah Malik, M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum dengan dibantu oleh Drs. Amiruddin sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan diluar hadirnya Kuasa Tergugat.
Hakim Anggota, ttd Dra. Hj. Fatimah Adam, S.H.
Ketua Majelis, ttd Drs. H. Lahiya, S.H.,M.H.
ttd Dra. Hj. St. Aminah Malik, M.H. Panitera Pengganti ttd Drs. Amiruddin