Anggaran
Organisasi Anggaran Sebagai pelaksanaan sistem penganggaran berdasarkan Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan sebagai tindak lanjut dari ketentuan pada Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang Undang Nomor 22 tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA. 2012, maka Pemerintah menetapkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 tahun 2011 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (RABPP) TA. 2012. Keputusan Presiden tersebut disusun berdasarkan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dengan berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara dan telah dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan memperhatikan berbagai pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Pemerintah menentukan prioritas pembangunan beserta kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah. Sesuai amanat dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025, saat ini memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 – 2014. Pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional yang tergambar melalui kontribusi nyata pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan. Statistik Badan Litbang Pertanian 2012 |
45
Anggaran
Penganggaran sebagai suatu sistem yang mengatur proses penyusunan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) dan Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-Bendahara Umum Negara) merupakan bagian dari penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hasil yang diharapkan adalah hasil secara nasional (national outcomes) sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar. Selanjutnya berdasarkan tugas-fungsi yang diemban dan mengacu RKP dimaksud, K/L menyusun : (1) Program, Indikator Kinerja Utama (IKU) Program, dan hasil pada Unit Eselon I sesuai dengan tugas-fungsinya; (2) Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), dan keluaran pada Unit pengeluaran (spending unit) pada tingkat Satker atau Eselon II di lingkungan Unit Eselon I sesuai Program yang menjadi tanggung jawabnya. Tata cara penyusunan anggaran, terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: pendekatan penyusunan anggaran, klasifikasi anggaran, dan proses penganggaran. Pendekatan penyusunan anggaran menjadi acuan bagi pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan menyusun anggaran. Reformasi dalam bidang pengelolaan keuangan Negara sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara khususnya, dalam sistem penganggaran telah banyak membawa perubahan yang sangat mendasar. Salah satunya adalah penerapan pendekatan penganggaran terpadu (unified budget), kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure frame work) dan penganggaran berbasis kinerja (performance based budget). Pemerintah juga mencanangkan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP) yang mengharuskan Kementerian/ Lembaga menstrukturisasi program dan kegiatan dalam penganggaran berbasis kinerja sehingga Kementerian Pertanian menuangkannya kedalam Renstra Kementerian untuk program dan kegiatan yang dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Klasifikasi anggaran yang digunakan dalam penganggaran meliputi tiga klasifikasi, yaitu : organisasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi). Pengelompokan tersebut bertujuan untuk melihat besaran alokasi anggaran menurut organisasi K/L, tugas-fungsi pemerintah, dan belanja K/L. Klasifikasi organisasi merupakan pengelompokan alokasi anggaran belanja sesuai dengan struktur organisasi K/L yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan yang berlaku. Suatu K/L dapat terdiri dari unit-unit organisasi (Unit Eselon I) yang merupakan bagian dari suatu K/L dan suatu unit organisasi bisa didukung oleh satuan kerja (Satker) yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan dari program Unit Eselon I atau kebijakan pemerintah dan berfungsi sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Klasifikasi fungsi disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing K/L sedangkan klasifikasi belanja digunakan dalam dokumen anggaran baik dalam proses penyusunan anggaran, pelaksanan anggaran, dan pertanggungjawaban/pelaporan anggaran untuk mengetahui 46
| Statistik Badan Litbang Pertanian 2012
Anggaran
pendistribusian alokasi anggaran kedalam jenis–jenis belanja (Belanja Pegawai, Barang, Modal, Bunga Utang, Subsidi, Bantuan Sosial, Hibah, dan Belanja Lain-lain). Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final (Definitif). Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Implementasi dalam pelaksanaan anggaran, berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pada tahun anggaran 2012, Badan Litbang Pertanian mengelola anggaran sebesar Rp. 1,28 Trilyun termasuk alokasi Hibah Luar Negeri yang harus dilaporkan kedalam DIPA sebesar Rp. 10,81 Milyar. Sedangkan alokasi anggaran yang dikelola Badan Litbang Pertanian berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2011 tentang RABPP TA. 2012 sebesar Rp. 1,44 Trilyun, namum ada penghematan alokasi anggaran sampai 10% pada Kementerian/Lembaga sehingga Badan Litbang Pertanian dihemat sebesar Rp. 41,02 Miliar. Berdasarkan kebijakan tersebut, Badan Litbang Pertanian mengelola anggaran sebesar Rp. 1,28 Trilyun yang terdiri dari Rupiah Murni sebesar Rp. 1,23 Trilyun (termasuk PNBP sebesar Rp. 6,79 Miliar dan Rupiah Murni Pendamping (RMP) sebagai pendamping loan FEATI dan SMARTD (World Bank) sebesar Rp. 2,24 Miliar), dan Loan sebesar Rp. 34,42 Miliar (Loan FEATI (74270-IND) sebesar Rp. 9 Miliar dan Loan SMARTD (8188-ID) sebesar Rp. 25,42 Miliar. Alokasi anggaran Badan Litbang Pertanian TA. 2012 berkisar 7,38% dari total pagu anggaran Kementerian Pertanian (Rp. 17,17 Trilyun). Perbandingan alokasi anggaran 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011 kenaikannya sebesar Rp. 154,05 Miliar (Total Pagu Anggaran) atau 13,7% (Gambar 9.) Pengelolaan dan pemanfaatan alokasi anggaran dalam rangka mendukung program dan kegiatan litbang pertanian dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis belanja, yaitu belanja pegawai, barang, dan modal. Adapun alokasi anggaran dan prosentase serta penggunaan masing-masing belanja tersebut yaitu : Belanja pegawai sebesar Rp. 443,92 Miliar (34,73%) untuk membiayai kebutuhan gaji, tunjangan, uang makan, honor, lembur dan tunjangan kompensasi kerja dalam rangka pelaksanaan kegiatan tugas pokok. Belanja barang sebesar Rp. 627,75 Miliar (49,11%) difokuskan untuk membiayai program dan kegiatan utama litbang pertanian yaitu untuk mendukung operasional barang dan jasa yang habis pakai dalam operasional kegiatan penelitian/pengkajian/ perekayasaan, diseminasi, manajemen, dan pemeliharaan alat maupun sarana prasarana serta kegiatan kerjasama penelitian/diseminasi yang berasal dari hibah luar negeri. Sedangkan Belanja modal sebesar Rp. 206,57 Miliar (16,16%) dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan pemeliharaan Statistik Badan Litbang Pertanian 2012 |
47
Anggaran
asset dan pemupukan modal litbang seperti pembangunan/renovasi gedung kantor, laboratorium dan revitalisasi kebun percobaan (civil work), pengadaan perlengkapan/ fasilitas sarana gedung kantor, pengadaan alat laboratorium, kebun percobaan, dan sarana pendukungnya, jurnal dan buku-buku ilmiah, serta kegiatan pemupukan modal non fisik lainnya untuk mendukung peningkatan kapasitas litbang pertanian. Perkembangan trend anggaran 5 tahun terakhir dapat ditampilkan dalam tabel dibawah ini baik berdasarkan RAPBN (Rupiah Murni) dan secara total anggaran Badan Litbang Pertanian termasuk Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Luar Negeri yang harus dilaporkan/ diakomodir kedalam DIPA.
Gambar 9. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun 2008 - 2012. (Rupiah Murni) Sedangkan secara keseluruhan trend anggaran Badan Litbang Pertanian dapat ditampilkan dalam Gambar 10.
Gambar 10. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun 2008 - 2012. (Total Pagu Anggaran) 48
| Statistik Badan Litbang Pertanian 2012
Anggaran
Badan Litbang Pertanian mengelola anggaran untuk operasional pelaksanaan kegiatan penelitian, pengkajian, perekayasaan, diseminasi dan manajemen (termasuk gaji dan operasional pemeliharaan perkantoran) serta pengelolaan asset (modal) yang dimulai dari masa transisi (tahun 2010) diakomodir dalam satu program pembangunan pertanian yaitu : program penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing dan dua belas kegiatan. Besarnya alokasi anggaran dan prosentase yang dikelola Badan Litbang Pertanian menurut Program/Kegiatan dan Jenis Belanja TA. 2012 disajikan seperti pada Gambar 11, dan Gambar 12.
Gambar 11. Persentase Alokasi Anggaran Badan Litbang Pertanian Menurut Program/Kegiatan dan Jenis Belanja, Tahun 2012
Gambar 12. Keragaan Alokasi Anggaran Badan Litbang Pertanian Menurut Program dan Jenis Belanja, Tahun 2012 Anggaran Badan Litbang Pertanian terdistribusi dalam 14 Unit Kerja (Eselon II) dan 52 Unit Pelaksana Teknis. Anggaran Badan Litbang Pertanian berdasarkan Unit Kerja disajikan pada Gambar 13, sedangkan secara rinci alokasi anggaran menurut Satuan Kerja per jenis belanja dapat dilihat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20. Statistik Badan Litbang Pertanian 2012 |
49
Anggaran
Gambar 13. Alokasi Anggaran Menurut UK / UPT, Tahun 2012 Anggaran Menurut Restrukturisasi Program dan Kegiatan Renstra Tahun 2010 - 2014 Selama masa transisi (tahun 2010) dan mulai tahun 2011, seiring adanya Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP) yang mengharuskan Kementerian/Lembaga menstrukturisasi program dan kegiatan dalam penganggaran berbasis kinerja dan dituangkan dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014 untuk program dan kegiatan yang dilengkapi dengan indikator kinerja dan target pencapaiannya. Rumusan program dan kegiatan yang dihasilkan mencerminkan tugas-fungsi K/L atau penugasan tertentu dalam kerangka Prioritas Pembangunan Nasional mengacu pada Surat Edaran Bersama antara Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Menteri Keuangan tanggal 19 Juni 2009 No.0142/MPN/06/2009 dan No. SE-1848/MK/2009 perihal Pedoman Reformasi Perencanaan dan Pembangunan. secara konsisten. Seiring dengan adanya restrukturisasi tersebut, alokasi anggaran Badan Litbang Pertanian menurut Restrukturisasi Program dan Kegiatan Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014, sebagian besar (32,13%) difokuskan untuk pelaksanaan kegiatan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian. Adapun komposisi anggaran untuk implementasi sebelas kegiatan lainnya adalah : litbang tanaman pangan sebesar 12,29%; litbang tanaman hortikultura 6,07%; litbang tanaman perkebunan 10,68%, litbang 50
| Statistik Badan Litbang Pertanian 2012
Anggaran
peternakan dan veteriner 9,40%, litbang sumberdaya lahan pertanian 8,90%, litbang bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian 2,35%, penelitian/analisis ekonomi dan kebijakan pertanian 2,20%, perekayasaan/litbang mekanisasi pertanian 1,48%, litbang pascapanen pertanian 1,52%, Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 1,41% dan untuk Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian sebesar 11,56% (Gambar 14).
Gambar 14. Anggaran Badan Litbang Pertanian Menurut Restrukturisasi Program dan Kegiatan Renstra 2010 – 2014. Anggaran Menurut Kegiatan Prioritas Pada tahun 2012 merupakan periode penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM) tahap ke dua setelah periode penganggaran terpadu berakhir dan masa transisi tahun 2010. Dalam paradigma ini, perencanaan program dan anggaran sangat strategis untuk mendukung pencapaian sasaran Badan Litbang Pertanian dalam menciptakan varietas unggul dan galur (benih dan bibit), inovasi teknologi dan pengelolaan sumberdaya pertanian, inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal dan kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis, meningkatnya diseminasi, promosi dan jejaring kerjasama nasional maupun internasional serta meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI). Untuk Statistik Badan Litbang Pertanian 2012 |
51
Anggaran
mewujudkan sasaran tersebut diatas, Badan Litbang Pertanian berupaya melakukan reformasi perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan dalam kerangka penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Berdasarkan prioritas kegiatannya, anggaran Badan Litbang Pertanian tahun 2012 dialokasikan sebagian besar (42,33%) untuk membiayai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Pertanian yang termasuk belanja pegawai (gaji dan tunjangan) dan operasional pemeliharaan perkantoran. Sedangkan prosentase anggaran litbang sebesar (7,11%) dialokasikan untuk mendukung penciptaan inovasi teknologi dan varietas unggul berdaya saing melalui kegiatan yang mendukung program/kegiatan empat target sukses Kementerian Pertanian yaitu : peningkatan swasembada dan swasembada berkelanjutan sebesar 3,7%, peningkatan diversifikasi pangan 2,74%, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor 0,17%, dan peningkatan kesejahteraan petani 0,49% termasuk pencapaian surplus 10 juta ton beras per tahun pada tahun 2014 dan (16,13%) untuk peningkatan sarana prasarana litbang dalam memelihara aset dan peningkatan kapasitas laboratorium dan Kebun Percobaan (Revitalisasi) lingkup Badan Litbang Pertanian. Selanjutnya, alokasi untuk kegiatan strategis berupa kerjasama kemitraan penelitian pertanian dengan perguruan tinggi (KKP3T) dan konsorsium dengan presentasi (0,39%) dan (0,50%) serta penelitian/pengkajian teknologi spesifik lokasi/perekayasaan (in-house), diseminasi inovasi pertanian dan manajemen pengembangan kapasitas dan kelembagaan litbang,
Gambar 15. Anggaran Badan Litbang Pertanian Menurut Kegiatan Prioritas, Tahun 2012 52
| Statistik Badan Litbang Pertanian 2012
Anggaran
dibiayai dengan persentase masing-masing berturut-turut sebesar (10,82%), (3,49%), dan (15,45%) dari total anggaran litbang pertanian. Persentase alokasi anggaran yang dibiayai dari loan 74270-IND (Loan FEATI) dan loan 8188-ID (SMARTD) untuk kegiatan Farmer Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI) dan Sustainable Management of Agricultural Research and Technology Dissemination (SMARTD) sebesar (2,93%) serta kegiatan kerjasama dari hibah luar negeri sebesar (0,85%). Anggaran Menurut Sumber Pembiayaan Badan Litbang Pertanian dalam melaksanakan program dan kegiatan baik yang bersifat operasional, non operasional dan modal pada tahun 2012 menurut sumber pembiayaan sebagian besar dialokasikan dari Rupiah Murni (RM) untuk membiayai pelaksanaan tupoksi Badan Litbang Pertanian termasuk belanja pegawai (gaji) dan tunjangan, operasional pemeliharaan perkantoran serta kegiatan penelitian/perekayasaan/pengkajian yang mendukung empat target sukses Kementerian Pertanian, diseminasi dan inovasi, manajemen pengembangan SDM, peningkatan sarana prasarana sebesar Rp. 1,22 Trilyun (95,69%) dan Rupiah Murni sebagai pendamping Loan FEATI (74270-IND) dan SMARTD (8188-ID) sebesar Rp. 3,02 Miliar (0,24%). Selain itu, sumber pembiayaan lain berasal dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Luar Negeri yang sumber dananya dari Loan FEATI (74270-IND) dan SMARTD (8188-ID) dan Negara Donor serta Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan alokasi dan persentase anggaran masing-masing sumber biaya tersebut dari total anggaran Badan Litbang Pertanian sebesar Rp. 34,42 Miliar (2,69%) dan Rp. 10,81 Miliar (0,85%) serta Rp. 6,79 Miliar (0,53%) seperti pada Gambar 16.
Gambar 16. Anggaran Badan Litbang Pertanian Menurut Sumber Biaya, Tahun 2012 Statistik Badan Litbang Pertanian 2012 |
53
Anggaran
Dalam penyebaran alokasi anggaran, Badan Litbang Pertanian juga dapat dikelompokkan berdasarkan Kewenangan Pusat (KP) dan Kewenangan Daerah (KD). Perbandingan alokasi anggaran Pusat dan Daerah disajikan pada Gambar 17. Alokasi anggaran Pusat sebesar 15,57% mencakup satu satuan kerja yaitu Badan Litbang Pertanian Kantor Pusat Jakarta yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis Dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sedangkan alokasi anggaran daerah sebesar 84,43% mencakup 65 Satuan Kerja temasuk 31 BPTP dan 2 LPTP.
Gambar 17. Keragaan Alokasi Anggaran Badan Litbang Pertanian Antara Pusat dan Daerah, Tahun 2012 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Pada tahun 2012, dikarenakan adanya kebijakan dalam penghematan alokasi anggaran dan berbagai pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sehingga tidak ada tambahan alokasi anggaran (APBN-P) seperti tahun-tahun sebelumnya yang digunakan untuk memperkuat pencapaian sasaran utama program/kegiatan yang merupakan prioritas nasional. Badan Litbang Pertanian dalam lima tahun anggaran terakhir ini (tahun 2007 – 2011) telah mendapat alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBN-P) berupa tambahan alokasi anggaran baik Rupiah Murni dan PNBP sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan. Selain itu, tambahan alokasi anggaran berupa pelaporan alokasi anggaran yang bersumber dari Hibah Luar Negeri (HLN) dari negara Donor yang harus diakomodir ke dalam DIPA. Hal tersebut juga merupakan upaya dalam menindaklanjuti Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2006 tentang Tata Cara Pembukuan dan Pengesahan atas realisasi HLN Pemerintah yang dilaksanakan secara langsung dan PMK 49/PMK.02/2011 tentang Tata cara revisi anggaran tahun 2012, maka Badan Litbang telah mengakomodir kegiatan penelitian yang dilaksanakan dengan pihak donor (ACIARAustralia, JIRCAS-Japan, FAO, IDRC-Canada, IRRI, dll) kedalam DIPA mulai tahun 2009. 54
| Statistik Badan Litbang Pertanian 2012
Anggaran
Pada tahun anggaran 2012, alokasi anggaran yang bersumber dari hibah luar negeri yang telah mendapat nomor register dan multiyears berdasarkan data sampai bulan Desember sebesar Rp. 10,81 Milyar. Badan Litbang Pertanian mengakomodir alokasi anggaran yang bersumber dari hibah luar negeri dimulai pada tahun 2009. Adapun tambahan alokasi anggaran (APBN-P) dimulai tahun 2007 dan 2008 berupa penambahan PNBP sebesar Rp. 0,32 Miliar dan Rp. 0,85 Miliar, tahun 2009 mendapat tambahan PNBP dan Hibah Luar Negeri masing-masing sebesar Rp. 1,52 Miliar dan Rp. 13,00 Miliar, dan tahun 2010 mendapat penambahan Rupiah Murni dan PNBP masing-masing sebesar Rp. 35,5 Miliar dan Rp. 0,80 Miliar. Sedangkan tahun 2012 Badan Litbang hanya mengakomodir tambahan kegiatan kerjasama yang bersumber dari hibah luar negeri pada empat belas Satker (BB Padi, Balitkabi, Puslitbanghorti, Balitbu, Puslitbangnak, BB Veteriner, Lolit Sapo, BB Biogen, Balittanah, BPTP Lampung, BPTP Jateng, BPTP Jatim, BPTP Bali, BPTP NTB) seperti dalam gambar 18.
Gambar 18. Perkembangan Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan Badan Litbang Pertanian (APBN-P) Tahun 2007 – 2012.
Statistik Badan Litbang Pertanian 2012 |
55