efektif Ekonomi DesemberJurnal 2013Bisnis dan Ninik Setyorini, Handoko A Hasthoro, dan Agung Wicaksono
137
Vol. 4, No. 2, Desember 2013, 137 - 148
PARTISIPASI ANGGARAN PADA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Ninik Setyorini Alumnus Prodi Akuntansi FE Universitas Janabadra Handoko A Hasthoro Prodi Akuntansi FE Universitas Janabadra Agung Wicaksono Politeknik Madiun ABSTRACT This study aims to examine the budgetary participation and managerial performance relationship in public sector organization. It also attempts to examine whether organizational commitment mediate the budgetary participation and performance relationship. To collect data of this study, survey questioners are used. From 60 questioners were given to managers in public sector organizations, questioners with complete answers were 50 questioners (83%). A path analysis was utilized to examine the direct and indirect effects of budgetary participation on managerial performance. The analysis results indicates that budgetary participation and managerial performance have positive relationship and statistically significant. Organizational commitment also directly effects with managerial performance, and budgetary participation are significantly affected with managerial performance. Keyword:
Budgetary participation, performance, public sector
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian, maupun alat untuk mengukur kinerja para manajer. Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan pendekatan top-down dan button-up. Pendekatan top-down merupakan penyusunan anggaran dimana manajemen puncak menyusun anggaran untuk organisasi keseluruhan, termasuk operasi level bawah. Pendekatan buttomup memungkinkan adanya partisipasi dari pegawai atau pelaksana anggaran untuk
organizational
commitment,
managerial
berperan pada proses pencapaian tujuan organisasi. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut berdampak di masa depan pada mereka yang membuatnya (Lubis, 2011). Partisipasi manajer dalam menentukan anggaran mendorong para manajer untuk mengidentifikasi tujuan, target, menerima anggaran secara penuh dan melaksanakannya untuk mencapai target tersebut. Konsep penganggaran ini sudah berkembang pesat dalam sektor swasta
138
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
(bisnis), namun tidak demikian halnya pada sektor publik. Penganggaran partisipatif belum mempunyai sistem yang mapan sehingga penerapannya pun belum optimal. Pada organisasi bisnis, tujuan yang dimaksud adalah mencari laba (profit oriented), sebaliknya tujuan pada organisasi sektor publik adalah nonprofit oriented. Dengan demikian rencana kerja di kedua sektor juga disusun berbeda. Terdapat pertentangan hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Brownell dan Mc. Innes (1986) dalam Sardjito dan Muthaher (2008) menemukan adanya pengaruh positif antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajer, serta hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Yusfaningrum dan Ghozali (2005) juga menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan pada penelitian Milani (1975) ditemukan hasil yang tidak signifikan antara penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1. Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Menurut Lubis (2011) partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan berdampak di masa depan pada pembuatnya. Partisipasi anggaran mengacu pada sejauh mana manajer terlibat dengan, dan berpengaruh terhadap penentuan anggaran (Brownell, 1982 dalam Subramaniam dan Mia, 2001). Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individuindividu secara langsung di dalamnya dan
Desember 2013
berpengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka (Brownell, 1982 dalam Nurcahyani, 2010). Partisipasi anggaran adalah tahap partisipasi pengurus dalam menyusun anggaran dan berpengaruh terhadap pusat pertanggungjawaban. Lebih lanjut Brownell (1982) dalam Nurcahyani (2010) mendefinisikan bahwa anggaran adalah suatu proses partisipasi individu yang akan dinilai dan mungkin diberi penghargaan atas prestasi mereka pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka terlibat dalam proses tersebut serta berpengaruh pada penentuan tujuan tersebut. 2. Komitmen Organisasi Menurut Mathieu dan Zajac (1990) dalam Supriyono (2004) komitmen organisasi adalah ikatan keterikatan individu dengan organisasi sehingga individu tersebut merasa memiliki organisasi tempatnya bekerja. Zurnali (2010) menyatakan bahwa perhatian umum dan tujuan kunci dari unit organisasi SDM adalah untuk mencari pengukuran yang dapat mengestimasi secara akurat komitmen para pekerjanya dan mengembangkan program-program dan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan komitmen organisasi. Zurnali (2010) mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut: a. Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaan cinta pada organisasi yang memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina hubungan sosial serta menghargai nilai hubungan dengan organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi.
Desember 2013
Ninik Setyorini, Handoko A Hasthoro, dan Agung Wicaksono
b. Komitmen kontinyu (continuance commitment) adalah perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi dalam organisasi. c. Komitmen normatif (normative commitment) adalah perasaan yang mengharuskan untuk bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan karyawan. 3. Kajian Penelitian Sebelumnya Supriyono (2004) melakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh variabel intervening kecukupan anggaran dan komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dan kinerja manajer di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer. Hubungan ini meliputi hubungan langsung dan hubungan tidak langsung yaitu melalui komitmen organisasi dan kecukupan anggaran. Nursidin (2008) melakukan penelitian untuk memperoleh penjelasan mengenai hubungan antara anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. Dengan model analisis jalur menghasilkan tiga temuan sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Pertama secara langsung anggaran partisipatif berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Kedua, anggaran partisipasif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial melalui kesenjangan anggaran. Ketiga, anggaran partisipasif berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja manajerial melalui motivasi.
139
Adrianto (2008) melakukan penelitian untuk menganalisa tingkat kesesuaian pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan kepuasan kerja, job relevan information (JRI) dan motivasi kerja sebagai variabel moderating. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial berhubungan positif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan variabel moderating kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja manajerial. Kemudian interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dan variabel moderating job relevan information (JRI) berpengaruh pada kinerja manajerial. Begitu juga hasil penelitian mengenai interaksi antara penyusunan anggaran dan variabel moderating motivasi kerja berpengaruh pada kinerja manajerial. Nurcahyani (2010) melakukan penelitian di lingkungan sektor publik untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada organisasi sektor publik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Partisipasi anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Namun partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja manajerial melalui variabel intervening komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Lopez, Stammerjohan dan Lee (2009) melakukan penelitian tentang partisipasi anggaran dan kinerja manajer melalui kepuasan kerja dan Job Relevan Information terhadap manajer tingkat menengah di Korea yang bekerja untuk perusahaan manufaktur yang berlokasi di Korea Selatan yang merupakan
140
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
anak perusahaan Amerika Serikat dan perusahaan milik Korea serta perusahaan joint venture antara Korea dan Jepang. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer, sementara aspek informasi-komunikasi partisipasi anggaran dapat menjadi lebih penting karena tingkat kesulitan yang dihadapi manajer asing ketika berkomunikasi dengan perusahaan induk mereka di AS. Selanjutnya kepuasan kerja berperan penting dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer. Ahmad dan Fatima (2008) melakukan penelitian di sektor publik yaitu di Kementerian Pertahanan Malaysia (MINDEF) untuk menguji peran mediasi partisipasi anggaran dan kinerja terhadap komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran mempengaruhi kinerja manajerial melalui variabel intervening komitmen organisasi tetapi tidak dari persepsi inovasi. Ada hubungan langsung antara partisipasi anggaran, kinerja manajerial, komitmen organisasi dan persepsi inovasi. 4. Pengembangan Hipotesis a. Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi March dan Simon (1958) dalam Supriyono (2004) berargumentasi bahwa partisipasi (bawahan) yang lebih banyak dalam pembuatan keputusan kebijakan, memperkuat tendensi bawahan untuk mengenal organisasi, sementara Lincoln dan Kalleberg (1985) dalam Supriyono (2004) berargumentasi bahwa partisipasi menjamin pengintegrasian para pekerja dalam organisasi dan komitmennya terhadap keputusan-keputusan organisasi. Penelitian tersebut membuktikan adanya hubungan positif secara signifikan antara partisipasi manajer dengan komitmen organisasi. Sementara Hanson (1966)
Desember 2013
dalam Supriyono (2004) menyatakan bahwa dengan melibatkan para anggota organisasi dalam menyusun anggaran (melalui partisipasi anggaran) menyebabkan para anggota organisasi merasa terikat erat dengan organisasi dan memahami tujuan anggaran. Rhodes dan Steers (1981) dalam Subramaniam dan Mia (2001) menyatakan bahwa ada korelasi yang tinggi antara gaya manajemen partisipatif dan komitmen organisasi. Hipotesis hubungan antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi dapat dinyatakan sebagai berikut: H1: Partisipasi anggaran dan komitmen organisasi mempunyai hubungan positif yang signifikan. b. Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial Randal (1990) dalam Supriyono (2004) menyatakan bahwa beberapa periset mendasarkan pada teori bahwa komitmen organisasi berhubungan positif dengan kinerja, semakin tinggi komitmen terhadap organisasi maka semakin tinggi kinerja manager. Hasil penelitian menyatakan bahwa komitmen organisasi berhubungan positif (meskipun rendah) dengan kinerja manajerial. Temuan penelitian tersebut mengarah pada hipotesis hubungan antara komitmen organisasi dan kinerja manajerial sebagai berikut: H2: Komitmen organisasi dan kinerja manajerial mempunyai hubungan positif yang signifikan. c. Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial Supriyono (2004) mengungkapkan bahwa di Indonesia, hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajer berhubungan positif secara signifikan. Manajer yang memiliki partisipasi anggaran tinggi akan lebih
Desember 2013
141
Ninik Setyorini, Handoko A Hasthoro, dan Agung Wicaksono
memahami tujuan anggaran. Hal ini karena kinerja manajer dinilai berdasar target anggaran yang dicapai, manajer akan bersungguh-sungguh dalam penyusunan anggaran dan menyebabkan meningkatnya kinerja manajer tersebut. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah sebagai berikut: H3: Partisipasi anggaran dan kinerja manajerial mempunyai hubungan positif yang signifikan. METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini digunakan tiga macam variabel penelitian: a. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajer (managerial performance). b. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran (budgetary participation). c. Variabel Antara (Intervening Variable) Variabel antara dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi (organization commitment). 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan pejabat di lingkungan Kantor Regional I Badan Kepegawaian Negara Yogyakarta yang berjumlah 272 pegawai. Pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada purposive sampling. Kriteria pemilihan sampel adalah pejabat eselon IV (Kepala Subbagian/Kepala Seksi) serta pejabat eselon III (Kepala
Bidang dan Kepala Bagian), pegawai senior, dan pegawai yang memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran pada Kantor Regional I Badan Kepegawaian Negara. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Model kuesioner dalam penelitian ini menggunakan model yang telah digunakan dalam peneliti sebelumnya (Nurcahyani, 2010). Kuesioner penelitian ini diserahkan secara langsung pada responden atau meminta bantuan salah satu pegawai pada masing-masing bidang/bagian untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner. 4. Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini menggunakan path Analysis (analisis jalur). Analisis path adalah penggunaan analisis regresi untuk mengukur hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan (Ghozali, 2006). Komitmen Organisasi H2
H1
Partisipasi Anggaran
H3
Kinerja Manajerial
Gambar 1. Diagram Path Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Managerial melalui Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening
Diagram path di atas memberi gambaran secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel yang ditunjukkan oleh anak panah. Setiap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien path. Nilai koefisien path tersebut dihitung dengan menggunakan analisis regresi (Ghozali, 2006).
142
Desember 2013
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Persamaan regresinya adalah :
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel Kinerja Manajerial
YKO = b0 + bPAXPA + e1 (Persamaan Regresi 1) YKM = b0 + bPAXPA + bKOXKO + e2. (Persamaan Regresi 2) Keterangan : YPA = Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation) YKO = Komitmen Organisasi (Organization Commitment) YKM = Kinerja Manajerial (Manajerial Performance) bPA = Intercept Partisipasi Anggaran bKO = Intercept Komitmen Organisasi bKM = Intercept Kinerja Manajerial e1 = Residual Komitmen Organisasi e2 = Residual Kinerja Manajerial
Hipotesis bisa diterima jika hasil regresi menunjukkan tingkat signifikansi di bawah 0,05, demikian juga sebaliknya (Ghozali, 2006). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data a. Analisis Deskriptif Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel Partisipasi Anggaran Variabel Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6
Min 1 1 1 1 1 1
Maks 7 7 7 7 7 7
Rerata 4,26 4,62 4,00 4,16 4,34 4,30
SD 1,957 1,383 1,678 1,707 1,673 1,644
Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel Komitmen Organisasi Variabel Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9
Min 2 3 2 1 1 2 1 3 2
Maks 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Rerata 5,60 5,56 5,26 4,94 5,10 5,04 5,08 5,28 4,90
SD 1,030 0,733 1,065 1,219 1,074 1,142 1,122 0,970 1,298
Variabel Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8
Min 1 1 1 1 1 1 1 1
Maks 7 7 7 7 7 7 7 7
Rerata 5,02 4,86 5,26 5,02 5,00 5,12 5,00 5,28
SD 1,059 1,309 1,175 1,253 1,385 1,100 1,088 1,196
Tabel 4. Rangkuman Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel Partisipasi anggaran (x1) Komitmen organisasi (x2) Kinerja Manajerial (y)
Min 7
Maks 41
Rerata 25,68
SD 9,00
21
55
46,76
6,35
8
54
40,56
7,06
Berdasarkan Tabel 4. diketahui deskripsi data subjek penelitian, yaitu nilai minimal terendah adalah pada variabel partisipasi anggaran, sedangkan nilai maksimum tertinggi pada variabel komitmen organisasi. Dengan demikian, variabel komitmen organisasi memiliki nilai lebih besar dibandingkan variabel lainnya. Penelitian selanjutnya mengelompokkan skor masing-masing variabel menjadi tiga kategori, yaitu baik, cukup dan kurang (Azwar, 1999). Kategori jenjang bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Tabel 5. Rumusan Kategori Subjek ke dalam Tiga Kategori Baik Cukup Kurang
X > (μ+1,5σ) (μ-1,5σ) ≤ X ≤ (μ+1,5σ) X < (μ-1,5σ)
Berdasarkan hasil penelitian yang dicantumkan pada tabel 4, variabel partisipasi anggaran diperoleh nilai mean sebesar 7 dan simpangan baku 9, sehingga pengkategorian partisipasi anggaran dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Desember 2013
Tabel 6. Kategori Partisipasi Anggaran Kategori
Jumlah N %
Nilai
Baik
X > 39,18
1
2%
Cukup
12,18 ≤ X ≤ 39,18
44
88%
Kurang
X < 12,18 Jumlah
5
10%
50
100%
Berdasarkan Tabel 6, kategorisasi partisipasi anggaran yang dapat dikatakan baik sebanyak 1 orang (2%), kategori cukup sebanyak 44 orang (88%), dan kategori kurang sebanyak 5 orang (10%). Dengan demikin partisipasi anggaran berada dalam kategori cukup baik. Selanjutnya dari Tabel 4, variabel komitmen organisasi diperoleh nilai mean sebesar 21 dan simpangan baku 6,35 sehingga pengkategorian komitmen organisasi dapat terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kategori Komitmen Organisasi Kategori
Nilai
N
Jumlah %
Baik
X > 56,28
0
0%
Cukup
37,23 ≤ X ≤ 56,28
47
94%
Kurang
X < 37,23
3
6%
50
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel 7, tidak ada responden yang berada dalam kategori baik, yang berada dalam kategori cukup sebanyak 47 orang (94%), dan kategori kurang sebanyak 3 orang (6%). Oleh karenanya, komitmen organisasi responden berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan Tabel 4, variabel kinerja manajerial diperoleh nilai mean sebesar 8 dan simpangan baku 7,06 sehingga pengkategorian variabel kinerja manajerial dapat terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kategori Kinerja Manajerial Kategori
Nilai
Baik Cukup Kurang
Jumlah N
%
X > 51,15
1
2%
51,15 ≤ X ≤ 51,15
45
90%
X < 29,97 Jumlah
143
Ninik Setyorini, Handoko A Hasthoro, dan Agung Wicaksono
4
8%
50
100%
Dari Tabel 8, kategorisasi kinerja manajerial untuk kategori baik sebanyak 1 orang (2%), kategori cukup sebanyak 45 orang (90%), dan kategori kurang sebanyak 4 orang (8%). Dengan demikian, kinerja manajerial berada dalam kategori cukup baik. b. Uji Kuesioner Instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan instrumen Nurcahyani, (2010) yang telah diuji dan hasilnya menunjukkan bahwa instrumen dapat dikatakan valid dan reliabel. c. Asumsi Klasik Uji ini dimaksudkan agar model regresi terbebas dari masalah-masalah asumsi klasik. 1) Normalitas. Uji Nonmetrik Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk memperkuat hasil dari metode grafik dalam menentukan sebuah normalitas data. Tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas variabel mempunyai nilai Asymptotic Significant lebih besar dari 5% yang berarti data terdistribusi normal. Tabel 9. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Partisipasi Anggaran 50 25.68 9.000 .142 .090 -.142 1.002 .268
Komitmen Organisasi 50 46.76 6.355 .235 .145 -.235 1.662 .008
Kinerja Manajerial 50 40.56 7.060 .187 .140 -.187 1.323 .060
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2) Multikolinieritas. Model regresi yang baik tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Dalam mendeteksi multikolinieritas dapat dilihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) pada output regresi linier, dimana Nilai VIF=1/ tolerance. Tabel 10 menunjukkan nilai tolerance semua variabel independen di atas 0,1 dan variance inflation
144
Desember 2013
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
factor (VIF) di bawah 10. Berdasar kriteria pengambilan keputusan maka antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 10. Hasil Uji Multikolinearitas Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 18.372 6.776 Partisipasi Anggaran .143 .112 .182 Komitmen Organisas .396 .159 .356
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .009 .209 .816 1.226 .016 .816 1.226
t 2.711 1.275 2.493
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
3) Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas bukan heteroskedastisitas, maka disyaratkan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya bersifat tetap dan tidak berbeda. Pada Tabel 11 terlihat titik-titik menyebar diantara angka nol pada sumbu Y dan membentuk pola yang tidak beraturan. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi adalah baik. Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Kinerja Manajerial 2
0
-2
-4
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2. Hasil Uji Plot
d. Hasil Uji Regresi Berdasarkan data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis data sehingga diperoleh hasil olahan sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Variabel Konstanta Partisipasi Anggaran Komitmen Organisasi F Hitung Sig. R R2
B 18,372 0,143 0,396 6,477 0,000 0,465 0,216
Beta 0,182 0,356
t-hitung 2,711 2,275 2,493
Sig. 0,009 0,019 0,016
Keterangan
Dari Tabel 11 diketahui bahwa model regresi linear tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: Y = 18,372 + 0,143 X1 + 0,396 X2 Dari fungsi regresi tersebut, menunjukkan bahwa kinerja manajerial dipengaruhi oleh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Dari persamaan di atas dapat ditunjukkan tingkat pengaruh dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. 1) Variabel Partisipasi Anggaran (X1) Hipotesis pertama (H1) yang menguji pengaruh partisipasi anggaran menunjukkan nilai regresi sebesar 0,143 dan probabilitasnya 0,019. Hasil pengujian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. 2) Variabel komitmen organisasi Hubungan antara komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial yang dihipotesiskan pada hipotesis kedua (H2) memiliki nilai regresi sebesar 0,396 dengan probabilitas 0,016. Hasil menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. e. Uji F Analisis dari uji statistik (uji F), dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang menyatakan partisipasi anggaran (X1) dan komitmen organisasi (X2) berpengaruh terhadap kinerja manajerial (Y). Uji ini untuk melihat keberartian pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Tabel 12. Hasil ANOVA (b)
Signifikan Signifikan
1
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
527,720
2
263,860
6,477
0,003
Residual
1914,600
47
40,736
Total
2442,320
49
Desember 2013
Ninik Setyorini, Handoko A Hasthoro, dan Agung Wicaksono
Dari Tabel 12 menunjukkan Fhitung yang dihasilkan sebesar 6,477 dan nilai probabilitasnya 0,003. Hasil F tabel diperoleh nilai 3,19. Dengan demikian Fhitung lebih besar dari Ftabel. Hal ini berarti ada pengaruh secara signifikan antara partisipasi anggaran (X1) dan komitmen organisasi (X2) terhadap kinerja manajerial (Y). f.
Uji T Analisis parsial (uji t), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara individu/parsial terhadap variabel terikat. Variabel partisipasi anggaran (X1) diperoleh hasil t-hitung sebesar 2,275 dan t-tabel sebesar 0,234 yang berarti t-hitung lebih besar dari t-tabel. Nilai tersebut membuktikan bahwa variabel partisipasi anggaran (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini diperkuat dengan probabilitas kesalahan sebesar 0,019 yang berada di bawah 0,05. Variabel komitmen organisasi (X2) diperoleh hasil t-hitung sebesar 2,493 dan t-tabel sebesar 0,243 yang berarti t-hitung lebih besar dari t-tabel. Nilai tersebut membuktikan bahwa variabel komitmen organisasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini diperkuat dengan probabilitas kesalahan sebesar 0,016 yang berada di bawah 0,05. g. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) atau R squared = 0,216, berarti secara bersamasama 21,6% perubahan variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X1 dan X2 atau dengan kata lain pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 21,6 %. Sedangkan sisanya yaitu 78,4 % disebabkan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam kerangka konsep ini. h. Pembahasan Pegawai yang menjadi subjek dalam penelitian ini bisa digolongkan memiliki
145
komitmen organisasi serta partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerialnya adalah sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dari hasil uji regresi linear berganda yang menunjukkan nilai t hitung 2,275 dan probabilitas 0,019. Hasil ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dari hasil uji regresi linear berganda yang menunjukkan nilai t hitung 2,493 dan probabilitas 0,016. Dengan demikian komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sesuai atau mendukung penelitian sebelumnya bahwa ada pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Partisipasi anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi dan persepsi inovasi (Nurcahyani, 2010). Demikian pula hasil penelitian Supriyono (2004) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer. Hubungan ini meliputi hubungan langsung dan hubungan tidak langsung yaitu melalui komitmen organisasi dan kecukupan anggaran. Komitmen organisasi terbukti merupakan variabel intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer namun kecukupan anggaran tidak dapat dibuktikan merupakan variabel intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer. Partisipasi anggaran dengan kinerja manajer berhubungan positif secara signifikan. Manajer yang memiliki partisipasi anggaran tinggi akan lebih memahami tujuan anggaran.
146
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Oleh karena kinerja manajer akan dinilai berdasar target anggaran yang dicapai, maka manajer akan bersungguhsungguh dalam penyusunan anggaran dan menyebabkan meningkatnya kinerja manajer tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini dibuktikan dari hasil uji regresi linear berganda yang menunjukkan bahwa harga t–hitung lebih besar dari t–tabel. Nilai regresi sebesar 0,143 dan probabilitasnya 0,019. Hasil pengujian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini dibuktikan dari hasil uji regresi linear berganda yang menunjukkan bahwa harga t–hitung lebih besar dari t–tabel. Nilai regresi sebesar 0,396 dengan probabilitas 0,016 atau dengan kata lain komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. 2. Keterbatasan Penelitian Variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan kinerja pegawai merupakan hal yang bersifat pribadi dan rahasia, sehingga tidak menutup kemungkinan subjek tidak sepenuhnya terbuka dan jujur dalam memberikan jawaban. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif sehingga hasil yang didapat kurang mendalam karena metode yang dipakai dalam pengambilan data hanya self report dengan menggunakan kuesioner, hal ini memungkinkan untuk
Desember 2013
dilakukannya penelitian yang lebih mendalam dengan melakukan penelitian kualitatif atau studi kasus. DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Y. 2008. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job Relevant Information dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Rumah Sakir Swasta di Rumah sakit di Wilayah Kota Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Darwis, H. 2012. Penganggaran Partisipatif: Meningkatkan kinerja atau Mendorong Perilaku Disfungsional. Diunduh dari http://hermandarwis.blogspot. com/2012/02/penganggaranpartisipatif-meningkatkan. html Ghozali, I. 2006. Statistik Nonparametik. Semarang. Badan Penerbit UNDIP. Lopez, M.A.L, W.W. Stammerjohan. dan K.S. Lee. 2009. Budget Participation and Job Performance of South Korean Manager Mediated by Job Satisfaction and Job Revelat Information. Management Research News 32 (3) pp. 220-238.
Desember 2013
Ninik Setyorini, Handoko A Hasthoro, dan Agung Wicaksono
Lubis, A. (2011). Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta. Salemba Empat. Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Andi Offset. Milani, K. 1975. The relationship of participation in budget setting to industrial supervisor performance and attitude: A field study. The Accounting Review April 274-284. Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi 3. Jakarta. Salemba Empat. Munandar,
M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja. Edisi Kedua. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Nu r c a h yani, K . 2010. P engaruh P artisipasi A ngg aran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi Sebagai Variabel Intervenig. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Nursidin, M. 2008. Pengaruh Anggaran Partisipasif Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Kesenjangan Anggaran dan Motivasi Kerja pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang: Standar Akuntansi Pemerintah
147
Puspaningsih, A. 2002. Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia 6 (2) Desember 2002. Sardjito, B., dan O. Muthaher. 2008. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Dae rah: Buday a dan Komitmen Organisasi sebagai variabel Moderating. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2 (1): 3749. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business Buku 2 Edisi 4. Jakarta. Salemba Empat. Subramaniam, N. dan L. Mia. 2001. The Relation Between Decentralised Structure, Budgetary Participation and Organisational Commitment – The Moderating Role of Managers’ Value Orientation Towards Innovation. Accounting, Auditing & Accountability Journal 14 (1) pp. 12-29. Supriyono, R.A. 2004. Pengaruh Variabel Intervening Kecukupan Anggaran dan Komitmen O rg a n i s a s i Te r h a d a p Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Manager di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 19 (3) : 282 – 298. Tangkau, J. 2009. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
148
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
dan Senjangan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Senjangan Anggaran (budgetary slack). Jurnal FORMAS 2 (4): 295 – 302. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Yahya M. N, N. N. Nik Ahmad dan A. H. Fatima. 2008. Budgetary Participation and Performance: Some Malaysian Evidence. International Journal of Public Sector Management 21 (6) pp. 658-673. Yusfaningrum, K. dan I. Ghozali. 2005. Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan
Desember 2013
Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) sebagai Variabel Intervening (Penelitian Terhadap Perusahaan Manufaktur di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi VIII (SNA 8), 15 - 16 september 2005. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Zurnali, C. 2010. “Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation: Knowledge Worker – Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan”. Bandung. Unpad Press.