Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Optimizing Strengths into Excellence
Corporate Headquarter MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Indonesia Tel. (62-21) 390 0310 Fax. (62-21) 390 9174, 392 7859 www.mediacom.co.id
PT Global Mediacom Tbk
PT Global Mediacom Tbk
Optimizing Strengths Into Excellence Laporan Tahunan 2009 Annual Report 2009
Daftar Isi Contents Pra Wacana | Preface
1
Visi dan Misi | Vision and Mission
2
Nilai-Nilai Perusahaan | Corporate Values
3
Surat Pengantar Dewan Komisaris dan Direksi Cover Letter from the Board of Commissioners and the Board of Directors
4
Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights
5
Profil Perseroan | Company Profile
9
Struktur Bisnis Perseroan | Company Business Structure
10
Peristiwa Penting 2009 | Events Highlights in 2009
11
Penghargaan | Awards
16
Informasi Pemegang Saham | Shareholder Information
17
Sambutan Komisaris Utama | President Commissioner’s Report
22
Laporan Group President & CEO | Group President & CEO’s Report
26
Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioner’s Profile
38
Profil Direksi | Board of Director’s Profile
42
Analisa dan Pembahasan Manajemen | Management Discussion and Analysis
48
• Analisa Industri Media | Media Industry Analysis • Kinerja Keuangan Perseroan | Financial Performance of the Company • Tinjauan Operasional dan Keuangan Anak Perusahaan Operational and Financial Review of Subsidiaries Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
76
Laporan Komite Audit | Audit Committee Report
88
Sumber Daya Manusia | Human Resources
90
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility
96
Data Perusahaan | Corporate Data
104
Struktur Organisasi | Organizational Structure
105
Daftar Unit Usaha | List of Subsidiary Companies
106
Lembaga Penunjang | Supporting Institutions
108
Laporan Keuangan Konsolidasi | Consolidated Financial Statements
109
Global Mediacom telah berkembang menjadi perusahaan media terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Selama bertahun-tahun, kami telah mengembangkan kekuatan dengan memperluas, memperkuat, mempertajam dan lebih memfokuskan bisnis kami di industri media. Kami telah berhasil mengubah kelemahan menjadi sesuatu kekuatan yang membawa kami mencapai kinerja yang optimal. Kami tidak boleh merasa puas dengan pencapaian dan posisi kami yang signifikan pada industri media di Indonesia. Sebaliknya, kami harus tetap mengoptimalkan kekuatan-kekuatan besar yang kami miliki dengan memanfaatkan peluang-peluang yang menarik di Indonesia dan kawasan sekitarnya untuk meraih pertumbuhan yang optimal dan sempurna.
Optimizing Strengths Into Excellence Global Mediacom has evolved into the largest and most integrated media Company in Indonesia. Over the years, we have grown from strength to strength by persistently expanding, strengthening, sharpening, and enhancing our focus in the media industry. We have been able to turn our weaknesses into strengths and our strengths into achieving optimal performances. We shall not be complacent with our achievements and significant presence in Indonesia’s media industry. We shall instead continue to optimize on our considerable strengths by capitalizing on attractive opportunities that may present itself in Indonesia and the region to achieve optimal growth and excellence.
Annual Report 2009
1
VISI DAN MISI VISION AND MISSION
Visi Vision Menjadi grup perusahaan media yang terintegrasi dan terkemuka melalui inovasi-inovasi strategis untuk menyajikan konten berkualitas terbaik dengan platform media yang tepat.
To become a leading integrated media group through strategic innovations by delivering the best quality content and the most suitable media platforms.
Misi Mission 1. Menyajikan paket hiburan dan informasi yang lengkap, bagi seluruh lapisan masyarakat.
1. To deliver one-stop entertainment and complete information for the entire community.
2. Menciptakan dan memaksimalkan sinergi antar anak perusahaan media.
2. To create and utilize synergies between media subsidiaries.
3. Mencapai integrasi usaha yang menyeluruh atas semua media platform.
3. To achieve full integration of media platforms.
4. Memberikan kontribusi yang signifikan atas pengembangan komunitas lokal dan budayanya.
4. To provide significant contribution to the development of national communities and culture.
5. Memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemegang saham.
5. To fully maximize the Company’s values for our shareholders.
2
Laporan Tahunan 2009
NILAI-NILAI PERUSAHAAN CORPORATE VALUES
Nilai-Nilai Values Perseroan mempertahankan falsafah yang berlaku selama ini dalam kerangka semangat yang tinggi, sikap dan kepribadian yang baik yang tercakup dalam filosofi “Persaingan dalam keharmonisan berdasarkan asas keterbukaan dan kebersamaan”.
The Company has held on to the values of high enthusiasm and a pleasant attitude and personality that is embodied in the philosophy “Competition in harmony that is based on the transparency and togetherness principles”.
Persaingan dalam keharmonisan merupakan persaingan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam aktivitas sehari-hari, untuk melahirkan interaksi yang dinamis, kreatif, dan produktif baik secara vertikal maupun horizontal.
Competition in harmony is competition to enhance every aspects of human qualities in their daily activities in order to create a dynamic, creative, and productive interpersonal relationships both vertically and horizontally.
Tumbuhnya keharmonisan bersumber dari sikap dan interaksi sosial yang positif, sehingga akan menimbulkan wawasan yang terbuka dalam menerima saran dan pendapat, serta kebersamaan dalam pengembangan diri.
Harmony comes from a positive attitude and social interaction, which will create an open point of view in receiving advices and opinions and a sense of togetherness for self development.
Dalam upaya meningkatkan sikap keterbukaan dan kebersamaan harus dilandasi oleh lima sikap: pertama, Loyal, Jujur dan Berdedikasi; kedua, Tulus, Ikhlas, dan Sabar; ketiga, Tegas dan Ramah; keempat, Saling Tolong dan Menghormati; dan terakhir, Adil dan Manusiawi.
Efforts towards improving transparency and togetherness must be based on five attitudes: firstly, Loyalty, Honesty, and Dedication; secondly, Sincerity, Wholeheartedness, and Patience; thirdly, Firm and Kind; fourthly, Helpful and Respectful; and finally, Fair and Compassionate.
Annual Report 2009
3
SURAT PENGANTAR DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI COVER LETTER FROM THE BOARD OF COMMISSIONERS AND THE BOARD OF DIRECTORS
Bersama ini kami sampaikan LAPORAN TAHUNAN PT Global Mediacom Tbk (“Perseroan”) untuk Tahun Buku 2009.
Herewith, we present the ANNUAL REPORT of PT Global Mediacom Tbk (“the Company”) for Fiscal Year 2009.
Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan menyatakan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi LAPORAN TAHUNAN ini.
The Company’s Board of Commissioners and the Board of Directors are fully responsible for the accuracy of information contained in this ANNUAL REPORT.
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Rosano Barack
Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Presiden Komisaris President Commissioner
Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
M. Tachril Sapi’ie
Bambang Trihatmojo
Lucas Chow
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
John A. Prasetio
Kardinal A. Karim
Mohamed Idwan Ganie
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Hary Tanoesoedibjo
M. Budi Rustanto
Direktur Utama President Director
Direktur Director
Handhianto S. Kentjono
Indra Prastomiyono
Direktur Director
Direktur Director
4
Laporan Tahunan 2009
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS Ikhtisar Kinerja Keuangan
Financial Performance Highlights
Pada tahun 2009, Perseroan mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp5,04 triliun, menurun sebesar 6% dibandingkan pendapatan konsolidasi tahun 2008. Penurunan tersebut disebabkan Perseroan masih mencatat pendapatan dari PT Mobile-8 Telecom Tbk pada tahun 2008 sebesar Rp609 miliar. Pendapatan di bidang Media berbasis konten & Iklan dan Pelanggan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2% dan 36%. Sementara laba usaha meningkat 24% menjadi Rp710 miliar dihasilkan dari kinerja usaha yang terus membaik. Laba bersih Perseroan sebesar Rp157 miliar, menurun 63%, disebabkan peningkatan laba sebelum pajak dari anak-anak perusahaan seperti RCTI, MNI dan MSV. EBITDA Perseroan sebesar Rp1,13 triliun dan relatif stabil dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
In 2009, the consolidated revenues of the Company amounted to Rp5.04 trillion, a decrease of 6% as compared to the consolidated revenues in 2008. The decrease was due to the recording of revenue from PT Mobile-8 Telecom Tbk in 2008 which amounted to Rp609 billion. Revenues from Content & Advertising based Media as well as Subscriber based Media grew by 2% and 36%, respectively. Meanwhile, operating income has increased by 24% y-o-y to Rp710 billion as a result of continuous improvements in operating performances. Net income amounted to Rp157 billion, a decrease of 63% y-o-y which was caused by the increased in income before tax of subsidiaries, such as RCTI, MNI and MSV. EBITDA amounted to Rp1.13 trillion, relatively stable as compared to the same period last year.
Neraca Konsolidasi (Dalam Juta Rupiah)
Consolidated Balance Sheets 2009
2008
2007
2006
2005
(In Million Rupiah)
5,985,526
6,112,009
7,201,689
4,132,445
2,750,300
Current Assets
6,129
5,701
6,241
420,302
742,723
Investment in Associated Companies
Aset Tetap dan Properti Investasi - Bersih
1,956,116
1,788,661
3,991,734
2,757,272
2,661,632
Property and Equipment and Investment PropertyNet
Aset Lain-lain
5,533,418
5,813,995
4,370,860
1,482,966
1,257,679
Other Assets
13,481,189
13,720,366
15,570,524
8,792,985
7,412,334
Total Assets
Kewajiban Lancar
1,952,037
1,858,419
1,764,963
1,531,540
2,111,138
Current Liabilities
Kewajiban Tidak Lancar
2,293,188
2,607,134
4,664,868
3,117,531
2,243,941
Noncurrent Liabilities
Hak Minoritas
2,185,341
2,217,149
2,140,322
703,156
175,981
Minority Interests
Jumlah Ekuitas
7,050,623
7,037,664
7,000,371
3,440,758
2,890,274
Total Equity
13,481,189
13,720,366
15,570,524
8,792,985
7,421,334
Total Liabilities and Equity
Aset Lancar Investasi pada Perusahaan Asosiasi
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Laporan Laba Rugi Konsolidasi (Dalam Juta Rupiah)
Consolidated Income Statements 2009
2008
2007
2006
2005
(In Million Rupiah)
Pendapatan
5,034,905
5,384,640
4,818,783
3,227,940
2,408,679
Revenues
Laba Usaha
709,905
572,740
981,195
551,940
119,920
Operating Income
Laba Sebelum Pajak
590,884
304,571
1,696,076
578,809
171,618
Income before Tax
Laba Bersih
157,208
425,749
1,467,610
445,770
135,997
Net Income
11
31
108
Laba Bersih per Saham
34
*)
10
*)
(Rupiah Penuh)
Earnings per Share (Full Rupiah Amount)
*) Laba per saham disajikan kembali sehubungan penerbitan saham bonus pada tahun 2006 dan pemecahan saham pada tahun 2007. Earnings per Share had been restated in relation to the issuance of bonus shares in 2006 and stock split in 2007.
Annual Report 2009
5
Jumlah Aset (dalam Rp)
Laba Usaha (dalam Rp)
Total Assets (in Rp)
Operating Income (in Rp) 981,195
15,570,524 13,720,366 709,905 13,481,189 551,940 572,740 8,792,985 7,412,334 119,920
2005
2006
2007
2008
2009
2005
2006
2007
Pendapatan (dalam Rp)
Laba Bersih (dalam Rp)
Revenues (in Rp)
Net Income (in Rp)
2008
2009
1,467,610 5,534,640
4,818,783
5,034,905
3,227,040
445,770
425,749
135,997 157,208
2,408,679 2005
6
2006
2007
2008
Laporan Tahunan 2009
2009
2005
2006
2007
2008
2009
Rasio Keuangan (dalam %)
Financial Ratio (in %) 2009
2008
2007
2006
2005
Rasio Lancar
3.07
3.29
4.08
2.70
1.31
Current Ratio
Kewajiban terhadap Aset
0.32
0.33
0.41
0.53
0.59
Liabilities to Assets
Kewajiban terhadap Ekuitas
0.60
0.63
0.92
1.35
1.51
Liabilities to Equity
Pinjaman terhadap Ekuitas
0.16
0.40
0.66
0.96
1.12
Debt to Equity
Rasio Laba Usaha
0.14
0.10
0.20
0.17
0.05
Operating Income Ratio
Rasio Laba Bersih
0.03
0.08
0.30
0.14
0.06
Net Income Ratio
EBITDA/Bunga
3.31
2.03
2.78
2.89
2.05
EBITDA/ Interest
Aset (Dalam Juta Rupiah)
Assets 2009
2008
(in Million Rupiah)
Media Berbasis Konten dan Iklan
7,640,147
57%
8,014,045
58%
Content and Advertising-based Media
Media Berbasis Pelanggan
2,188,032
16%
2,022,069
15%
Subscriber based Media
543,576
4%
525,058
4%
Telecommunication Infrastructure & Information Technology
3,109,434
23%
3,159,194
23%
Investment Portfolio
13,481,189
100%
13,720,366
100%
Total
Infrastruktur Telekomunikasi & Teknologi Informasi Portofolio Investasi Jumlah
Pendapatan Konsolidasi (Dalam Juta Rupiah)
Consolidated Revenues 2009
2008
(in million Rupiah)
Media Berbasis Konten & Iklan
3,857,351
76,6%
3,780,098
70,2%
Media Berbasis Pelanggan
1,054,887
21,0%
776,061
14,4%
Subscriber based Media
121,370
2,4%
218,645
4,1%
Media Support & Infrastructure
1,297
-
947
-
Investment Portfolio
Media Support & Infrastruktur Portofolio Investasi Telekomunikasi Jumlah
Content & Advertising-based Media
-
-
608,889
11,3%
Telecommunication
5,034,905
100,0%
5,384,640
100,0%
Total
Annual Report 2009
7
Pendapatan di bidang Media berbasis Konten & Iklan dan Media berbasis Pelanggan masing-masing sebesar 2% dan 36%, yang dihasilkan dari kinerja usaha yang terus diperbaiki.
36%
Revenues from Content & Advertising-based Media as well as Subscriber based Media grew by 2% and 36% y-o-y, respectively, which was derived from continuous improvements on operating performances.
2%
Rasio Lancar (dalam %)
Rasio Pinjaman terhadap Ekuitas (dalam %)
Current Ratio (in %)
Debt to Equity Ratio (in %)
1.12
4.08
0.96 3.29 3.07 0.66
2.70
0.40 1.31 0.16
2005
8
2006
2007
2008
Laporan Tahunan 2009
2009
2005
2006
2007
2008
2009
PROFIL PERSEROAN COMPANY PROFILE
1981
1981
Perseroan didirikan pada tanggal 30 Juni 1981 dan bergerak dalam bidang Perdagangan Umum. Dengan adanya peluang usaha pada saat itu, maka Perseroan mengembangkan usahanya dengan memiliki anak perusahaan yang termasuk dalam bidang usaha Media & Penyiaran, Telekomunikasi & TI, Hotel & Properti, Kimia, Infrastruktur dan Transportasi.
The Company was established on June 30, 1981 and operated in the General Trading sector. In line with the business opportunities at that time, the Company had ownerships in the several business lines consisting of Media & Broadcasting, Telecommunications & IT, Hotels & Properties, Chemical, Infrastructure and Transportation.
1995
1995
Perseroan melaksanakan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk sejumlah 200.000.000 saham pada nilai nominal Rp500 per saham dengan harga penawaran Rp1.250 per saham. Pernyataan Pendaftaran Perseroan di BEJ dan BES menjadi efektif dan dicatatkan pertama kali pada tanggal 17 Juli 1995. Sebagai perusahaan terbuka, Perseroan telah melakukan langkah-langkah konsolidasi internal dan repositioning serta melakukan restrukturisasi usaha dengan melepas kepemilikan sahamnya pada anak perusahaan diluar bisnis inti.
The Company conducted an Initial Public Offering (IPO) for a total of 200,000,000 shares at a nominal value of Rp500 per share and offered at the price of Rp1,250 per share. The Listing Statement in the Jakarta Stock Exchange (JSX) and in the Surabaya Stock Exchange (SSX) became effective on July 17, 1995. As a public company, it has conducted a series of internal consolidations, restructuring schemes, repositioning, corporate restructuring, and divestments of non-core assets.
2007
2007
Untuk lebih memperkuat citra Perseroan sebagai perusahaan media yang besar dan terintegrasi, maka pada tahun 2007, Perseroan menetapkan untuk merubah nama dan logo perusahaan menjadi PT Global Mediacom Tbk, yang sesuai dengan bisnis inti Perseroan.
In 2007, to strengthen its image as the largest and the most integrated media company, the Company changed its registered name and logo to become PT Global Mediacom Tbk, which is more in line with the Company’s core businesses.
2008
2008
Perseroan menetapkan bisnis Media berbasis Pelanggan sebagai bisnis inti selain bidang usaha Media berbasis konten & Iklan serta Media Support & Infrastuktur. Perseroan telah mengakuisisi PT MNC Sky Vision, yang lebih dikenal dengan nama Indovision, yang bergerak sebagai operator televisi berlangganan, sebagai anak perusahaan di bidang media berbasis pelanggan.
Aside from Content and Advertising based Media, the Company has also focused on Subscriber based Media as well as Media Support & Infrastructure. The Company, acquired PT MNC Sky Vision or popularly known as Indovision, that is engaged as a pay-TV operator. PT MNC Sky Vision, became a subsidiary of the Company in the Subscriber based Media.
2009
2009
Sejalan dengan strategi Perseroan untuk fokus di industri media, maka Perseroan melepas bidang usaha telekomunikasi dengan menjual seluruh kepemilikan saham Perseroan di PT Mobile-8 Telecom Tbk.
In line with the Company’s strategy to focus on the media, the Company has disposed all shares of the Company’s ownership in PT Mobile-8 Telecom Tbk.
Annual Report 2009
9
STRUKTUR BISNIS PERSEROAN COMPANY BUSINESS STRUCTURE
Struktur bisnis Perseroan adalah sebagai berikut: • PT Media Nusantara Citra Tbk di bidang Media berbasis konten dan Iklan. • PT MNC Sky Vision di bidang Media berbasis Pelanggan. • PT Infokom Elektrindo di bidang Media Support & Infrastruktur.
The Company’s business structure is as follows: • PT Media Nusantara Citra Tbk in the Content and Advertising based Media. • PT MNC Sky Vision in the Subscriber based Media. • PT Infokom Elektrindo in the Media Support & Infrastructure.
PT Global Mediacom Tbk
Content & Advertising-based Media
Subscriber based Media
Media Support & Infrastructure
PT Media Nusantara Citra Tbk
PT MNC Sky Vision
PT Infokom Elektrindo
10
Laporan Tahunan 2009
PERISTIWA PENTING 2009 EVENTS HIGHLIGHTS IN 2009
GLOBAL MEDIACOM (Perseroan – Company ) Maret 2009
March 2009
Perseroan membangun sarana komunikasi internal grup ”Mediacom Group Intraweb” dalam rangka mengedepankan keterbukaan dan penyebaran informasi yang efektif dan efisien.
The Company established an internal communication tool called ”Mediacom Group Intraweb” in order to promote transparency and disseminate information more effectively and efficiently.
Juni 2009
June 2009
Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2008 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa serta Paparan Publik.
The Company held an Annual General Meeting of Shareholders for fiscal year 2008 and an Extraordinary General Meeting of Shareholders as well as a Public Expose.
Agustus 2009
August 2009
Perseroan menyelenggarakan Manager Forum dengan tema ”2nd Half Manager Briefing”, yang bertujuan untuk menyamakan visi diantara para manajer grup dan level ke atas. Sebagai pembicara utama adalah Bapak Hary Tanoesoedibjo, Group President & CEO Perseroan.
The Company held a Manager Forum with the theme “2nd Half Manager Briefing for the purpose of unifying the vision among top-level managers. The main speaker for the event was the Group President & CEO of the Company, Mr. Hary Tanoesoedibjo.
Annual Report 2009
11
Nopember 2009
November 2009
• Perseroan menjual seluruh kepemilikan saham di PT Mobile-8 Telecom Tbk. • Pembelian kembali 14.292.000 lembar saham Mediacom selama periode I (16 Nopember 20 Nopember 2009).
• The Company sold its entire shares ownership in PT Mobile-8 Telecom Tbk. • Bought back a total of 14,292,000 shares of Mediacom during period I (16 November - 20 November 2009).
Desember 2009
December 2009
• Perseroan memperoleh penghargaan “Investor Relation Terbaik untuk Perusahaan di Indonesia Tahun 2009” oleh IR Magazine South East Asia, bekerjasama dengan Bursa Efek Singapura dan Asosiasi Profesional Hubungan Investor Singapura (IRPAS).
• The Company was awarded the “Best Investor Relations by an Indonesian Company” in the IR Magazine South East Asia Awards 2009, in collaboration with the Singapore Stock Exchange and Investor Relations Professionals Association of Singapore (IRPAS). • Bought back a total of 11,641,500 shares of Mediacom during period II (23 November - 26 November 2009).
• Pembelian kembali 11,641,500 lembar saham Mediacom selama periode II (23 Nopember 26 Nopember 2009).
MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) and Group Januari 2009
January 2009
• Ulang Tahun TPI ke-18. • Pembelian kembali 50.557.500 lembar saham MNC selama periode I (16 Oktober 2008 – 16 Januari 2009). • Linktone bersinergi dengan MNC VAS di Indonesia. • MNC Picture meluncurkan film layar lebar pertama “Asmara Dua Diana”.
• TPI’s 18th Anniversary. • Bought back a total of 50,557,500 shares of MNC during period I (16 October 2008 – 16 January 2009). • Linktone created synergies with MNC VAS in Indonesia. • MNC Picture released its first big screen movie “Asmara Dua Diana”.
Maret 2009
March 2009
• Harian Seputar Indonesia meluncurkan logo dan tampilan barunya dengan penampilan yang dinamis dan segar dengan membagikan koran Seputar Indonesia di Bundaran HI, Jakarta. • MNC dan lima perusahaan media ternama lainnya di Asia Tenggara membentuk SMART Alliance, sebuah komunitas yang beranggotakan perusahan media di kawasan regional yang bersatu untuk menciptakan dan memberikan manfaat-manfaat yang sifatnya komersil kepada anggotanya. SMART Alliance memfokuskan kerjanya pada tiga bidang khusus; konten, penjualan dan pemasaran dan teknologi. • Tabloid Realita meluncurkan logo baru dengan slogan “Mewarnai Kehidupan Anda” yang menyajikan kisah nyata inspiratif tentang selebritis dan tokoh terkenal lainnya. • Kantor Pusat Global TV pindah lokasi ke Gedung Ariobimo, Kuningan, Jakarta.
• Daily newspaper Seputar Indonesia launched its new logo and layout design with a dynamic and fresh look by distributing promotional newspapers in Bundaran HI, Jakarta. • MNC and five other well-known media companies in the South East Asian region has formed an alliance, called SMART Alliance, a community of regional media companies united to create and deliver commercial benefits to its members. SMART Alliance has pledged to focus on three specific areas; content, sales and marketing and technology.
12
Laporan Tahunan 2009
• The Realita tabloid launched its new logo with a new tagline “Coloring Your Life” which brings inspiring real life stories on celebrities and other successful people. • Global TV’s Head Office was relocated to Ariobimo Building, Kuningan, Jakarta.
Mei 2009
May 2009
• Group CEO, Hary Tanoesoedibjo menjadi salah satu pembicara utama di Indonesia Broadcasting Summit 2009 (IBS 2009), yang diselenggarakan oleh perusahaan riset ternama, Media Partners Asia (MPA) dan didukung oleh Departemen Komunikasi Informasi Teknologi dan Komisi Penyiaran Indonesia.
• Group CEO, Hary Tanoesoedibjo was one of the keynote speaker during the Indonesia Broadcasting Summit 2009 (IBS 2009), organized a leading research firm, Media Partners Asia (MPA) and supported by the Ministry of Communication Information Technology and the Indonesian Broadcasting Commission.
• Harian Seputar Indonesia telah membangun pabrik percetakannya di Sunter, Jakarta.
• Daily newspaper Seputar Indonesia installed new printing machines in Sunter, Jakarta.
• Tabloid Mom & Kiddie memperoleh penghargaan Top Brand Award For Kids 2009 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing, dalam kategori tabloid Ibu dan Anak.
• Tabloid Mom & Kiddie was awarded “Top Brand Award For Kids 2009” from Frontier Consulting Group and Marketing Magazine, under the category of Mom and Kid.
Juni 2009
June 2009
MNC menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta.
MNC held an Annual General Meeting of Shareholders and an Extraordinary General Meeting of Shareholders in Jakarta.
Agustus 2009
August 2009
Ulang Tahun RCTI ke-20 menampilkan lebih dari 70 artis papan atas dan disiarkan secara langsung dari Pekan Raya Jakarta, Kemayoran.
The 20th Anniversary of RCTI was celebrated by featuring more than 70 top celebrities and was broadcasted live from Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta
Annual Report 2009
13
September 2009
September 2009
• MNC mengubah logonya. Perubahan ini juga diikuti oleh perubahan nama gedung kantornya dari “Menara Kebon Sirih” menjadi “MNC Tower”. • Pembelian kembali 70.000.000 lembar saham MNC selama periode III (25 Juni – 25 September 2009).
• MNC changed its logo, followed by renaming the building from “Menara Kebon Sirih” to “MNC Tower”.
Oktober 2009
October 2009
• MNC mendistribusikan dividen sebesar Rp5/saham dengan jumlah total Rp68.147.203.990 dan rasio pembayaran 40,8%. • Ulang tahun Global TV ke-7 dimeriahkan oleh artis-artis papan atas dan disiarkan langsung dari Istora Senayan, Jakarta. • MNC menandatangani kerjasama dengan Disney-ABC International Television kawasan Asia Pasifik untuk menyiarkan program-program Disney-ABC di RCTI, TPI dan Global TV.
• MNC distributed dividend of Rp5/share for total dividends of Rp68,147,203,990 and payout ratio of 40.8%. • Global TV’s 7th Anniversary was hosted by top celebrities and was broadcasted live from Istora Senayan, Jakarta. • MNC inked a multi-year agreement with Disney-ABC International Television (Asia Pacific) to air Disney-ABC programs on RCTI, TPI and Global TV.
Desember 2009
December 2009
• Pembelian kembali 10.000.000 lembar saham MNC selama periode IV (1 Oktober 2009 – 1 Januari 2010) sehingga selama tahun 2009 jumlah lembar saham yang dibeli kembali adalah 130.557.500 saham • RCTI dan Global TV menjadi pemegang lisensi penyiaran Piala Dunia FIFA 2010. • Star Media Nusantara mendirikan Star Harvest Academy, sekolah tempat pengembangan bakat bagi orang yang memiliki talenta di bisnis hiburan.
• Bought back a total of 10,000,000 shares of MNC during period IV (October 1, 2009 – January 1, 2010), resulting in a grand total of 130,557,500 shares during 2009. • RCTI and Global TV are the licensed broadcasters of the 2010 FIFA World Cup. • Star Media Nusantara has established Star Harvest Academy, a talent school to nurture talented people in the show businesses.
• Bought back a total of 70,000,000 shares of MNC during period III (June 25 – September 25, 2009).
MNC SKY VISION (MSV)
Mei 2009
May 2009
MSV meluncurkan satelit baru ”INDOSTAR II”, untuk meningkatkan kapasitas Transponder dan Channel, sehingga dapat menambah jumlah program untuk disiarkan MSV ke seluruh Indonesia.
MSV launched a new satellite called “INDOSTAR II”, in order to increase capacity of the Transponder and number of Channels to be broadcasted by MSV throughout Indonesia.
14
Laporan Tahunan 2009
Juli 2009
July 2009
Indovision mendapatkan penghargaan “TOP BRAND AWARD” sebagai perusahaan nomor satu dengan kategori Pay-TV dengan tema “In Recognition Of Outstanding Achievement in Building The Top Brand/ The Best in Market Share, Mind Share and Commitment Share”.
Indovision obtained the “Top Brand Award” as the leading company in the Pay-TV category under the theme “In Recognition for Outstanding Achievement in Building The Top Brand/The Best in Market Share, Mind Share and Commitment Share”.
Juli 2009
July 2009
MSV mendapatkan 2 penghargaan Marketing Award 2009 untuk kategori “The Best Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company”.
MSV obtained 2 awards in the Marketing Award 2009 under the categories “The Best Innovation in Marketing” and “The Best Market Driving Company”.
Agustus 2009
August 2009
MSV meluncurkan lebih dari 20 channel terbaru pada saat bersamaan, yang terdiri dari Boomerang, MGM, HBO Hits, HBO Family, Star Chinese Movies II, Sony Entertainment Television, AXN Beyond, FX, Nat Geo Music, Nat Geo Wild, Nat Geo Adventure, Biography, History, Euronews, Skynews, Arirang, CCTV-4, dan CCTV-9.
MSV simultaneously launched more than 20 new channels, consisting of Boomerang, MGM, HBO Hits, HBO Family, Star Chinese Movies II, Sony Entertainment Television, AXN Beyond, FX, Nat Geo Music, Nat Geo Wild, Nat Geo Adventure, Biography, History, Euronews, Skynews, Arirang, CCTV-4 and CCTV-9.
Annual Report 2009
15
PENGHARGAAN AWARDS
Perseroan menerima penghargaan “Investor Relation Terbaik untuk Perusahaan di Indonesia Tahun 2009” dari IR Magazine South East Asia, bekerjasama dengan Bursa Efek Singapura dan Asosiasi Profesional Hubungan Investor Singapura (IRPAS). IR Magazine South East Asia Award, yang telah memasuki tahun kelima, diberikan kepada praktisipraktisi Investor Relation terbaik di perusahaanperusahaan di Asia Tenggara. Penghargaan ini didasarkan pada survey riset independen yang dilakukan secara luas atas analis-analis dan manajer portofolio yang telah diwawancara mengenai kualitas tim IR di perusahaannya serta kontribusi yang diberikan oleh manajemen senior terhadap mereka. Penghargaan ini diberikan kepada praktisi-praktisi IR terbaik yang terbagi berdasarkan beberapa kategori serta negara asalnya. Award tersebut memotivasi Perseroan untuk membangun dan mempertahankan komunikasi yang dekat, efektif, dan informatif dengan para investor dan para pemangku kepentingan melalui berbagai sarana komunikasi.
The Company was awarded the “Best Investor Relations for an Indonesian Company” from IR Magazine South East Asia Award 2009, in association with the Singapore Stock Exchange and Investor Relations Professional Association Singapore (IRPAS). The IR Magazine South East Asia Awards 2009, celebrated its 5th year by awarding top investor relations practitioners from South East Asian companies. The awards are based on an extensive independent surveys by interviewing analysts and portfolio managers on the qualities of corporate IR teams as well as countribution from senior management. The awards recognized top IR practitioners which was divided into their countries of origin in several broad categories. The awards have motivated the Company to build and maintain close, effective and informative communication with investors and key stakeholders throughout various communication platforms.
16
Laporan Tahunan 2009
INFORMASI PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS INFORMATION
Komposisi Pemegang Saham Perseroan per 31 Desember 2009.
Composition of Shareholders as per December 31, 2009.
Daftar Pemegang Saham Mayoritas List of Majority Shareholders
Jumlah Amount
%
PT Bhakti Investama Tbk
7,058,875,000
51.29
PT Asriland
1,778,659,340
12.92
MediaCorp Investments Pte. Ltd.
851,651,000
6.19
Astroria Developments Limited
718,615,110
5.22
3,355,099,100
24.38
13,762,899,550
100.00
Masyarakat/ Public Jumlah Saham Beredar/ Total Outstanding Shares
Komposisi kepemilikan saham Perseroan oleh Dewan Komisaris dan Direksi per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
No
Pemegang Saham Shareholders
The composition of share ownerships held by the Board of Commissioners and Board of Directors per December 31, 2009 were as follows:
Jabatan Position
1
Rosano Barack
Komisaris Utama/ President Commissioner
2
M. Tachril Sapi’ie
3 4
Jumlah Kepemilikan Saham Amount of Share Ownership
%
75,344,000
0.54
Komisaris/ Commissioner
275,500
0.00
Bambang Trihatmodjo
Komisaris/ Commissioner
5,000
0.00
Hary Tanoesoedibjo
Group President & CEO
13,087,500
0.10
Annual Report 2009
17
Pergerakan Saham PT Global Mediacom Tbk pada tahun 2009 Shares Movement of PT Global Mediacom Tbk in 2009 400
Price (in Rupiah)
267
210.00
129
425
Volume (in Million)
851
5.376.000 05 Jan
03 Mar
04 May
Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham Perseroan dari awal pencatatan sampai akhir tahun buku 2009. Tanggal Date
30 Jun
28 Aug
29 Oct
30 Dec 2009
Chronology of the Company’s Shares Listing from initial listing date to end of fiscal year 2009.
Keterangan
Description
Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif dalam rangka melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar 200.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham dan harga penawaran Rp1.250 per saham.
Statement of Company Listing became effective for the purpose of conducting an Initial Public Offering (IPO) in the amount of 200,000,000 shares with a nominal value of Rp500 per share at the offering price of Rp1,250 per share.
Perseroan pertama kali mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES).
The Company initially listed its shares on the Jakarta Stock Exchange (JSX) and the Surabaya Stock Exchange (SSX).
Perseroan melakukan Right Issue Pertama (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/ HMETD) sejumlah 308.798.987 saham dengan nilai nominal Rp500 per saham dan harga penawaran Rp2.500 per saham.
The Company conducted its first Right Issue (Preemptive Rights) for a total of 308,798,987 shares with a nominal value of Rp500 per share at the offering price of Rp2,500 per share.
26 Juli 2006 July 26, 2006
Perseroan membagikan saham bonus sejumlah 1.299.013 .678 saham.
The Company distributed bonus shares of 1,299,013,678 shares
27 April 2007 April 27, 2007
Perseroan melakukan pemecahan saham sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp500 per saham menjadi Rp100 per saham.
The Company conducted a stock split thereby changing the nominal share value from Rp500 per share to Rp100 per share.
22 Juli 2007 July 22, 2007
Perseroan melakukan Right Issue Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk sejumlah 685.168.000 saham dengan nominal Rp100 per saham dan harga penawaran Rp1.230 per saham.
The Company conducted a Right Issue without Preemptive Rights, which amounted to 685,168,000 shares with the nominal value of Rp100 per share at the offering price of Rp1,230 per share.
20 Juni 1995 June 20, 1995
17 Juli 1995 July 17, 1995
22 Juni 2004 June 22, 2004
18
Laporan Tahunan 2009
Kebijakan Dividen Perseroan
The Company’s Dividend Policy
Dalam menetapkan besaran dividen yang akan dibagikan, Perseroan harus berpegang pada kebijakan dividen Perseroan, dimana jumlahnya ditentukan oleh salah satu formulasi di bawah ini (yang digunakan adalah hasil yang lebih rendah):
The Company must comply with the Company’s dividend policy to determine the amount of dividends for distribution. The amount of dividend will be calculated based on the following formula (the lower result is applied):
1. 15% dari laba bersih anak perusahaan, atau 2. 25% dari keseluruhan dividen yang diterima oleh Perseroan dari seluruh anak perusahaan.
1. 15% from the net income of the subsidiaries, or 2. 25% from the cummulative dividends received by the Company from all of its subsidiaries.
Penetapan akhir besaran dividen yang akan dibagikan tersebut juga senantiasa mempertimbangkan kondisi keuangan Perseroan dan anak-anak perusahaannya.
The distribution on the amount of final dividend to be distributed will be determined by taking into consideration the financial conditions of the Company and its subsidiaries.
Sejarah Pembayaran Dividen Perseroan History of the Company’s Dividend Payments Tahun Buku Fiscal Year
Rp juta Rp million
Dividen per Saham Dividend per Share
2008
48,153
2007
199,926
2006
54,830
2005
-
2004
161,846
Rp3,5 per saham atau seluruhnya + Rp48.153.341.425, belum memperhitungkan kemungkinan penambahan saham akibat pelaksanaan ESOP. Rp3.5 per share or a total lump sum of + Rp48,153,341,425, before taking in to consideration on the possibility of additional shares due to the ESOP implementation. Dibagikan dengan dua opsi: Opsi 1 - Tunai Rp14,56 per saham. Opsi 2 - saham IATA yang dimiliki Perseroan 1.199.717.710 saham. Distributed with two options: 1st Option - Rp14.56 cash per share. 2nd Option - IATA Shares owned by the Company with a total amount of 1,199,717,710 shares. Rp4,00 per saham/ per share. Tidak membagikan dividen/ No dividend was distributed. Dibagikan dengan dua Opsi Opsi 1 - tunai Rp124,80 (Rp12,43 setelah pemecahan saham) per saham. Opsi 2 - saham Mobile-8 yang dimiliki Perseroan 425.864.806 saham. Distributed with two options: 1st Option: Rp124.80 (Rp12.43 after stock split) cash per share. 2nd Option: Mobile-8’s shares owned by the Company for a total amount of 425,864,806 shares.
2003
25,733
Rp25 per saham/ per share.
2002
26,535
Rp26 per saham/ per share.
2001
20,368
Rp20 per saham/ per share.
2000
15,255
Rp15 per saham/ per share.
1999
-
1998
-
1997
4,577
Tidak membagikan dividen/ No dividend was distributed. Tidak membagikan dividen/ No dividend was distributed. Rp4,5 per saham/ per share.
1996
20,340
Rp20 per saham/ per share.
1995
15,255
Rp15 per saham/ per share.
Annual Report 2009
19
20
Laporan Tahunan 2009
Dengan menyajikan berbagai program acara yang menarik, dan inovatif Perseroan berhasil untuk mempertahankan posisinya sebagai grup media terdepan.
By delivering interesting and innovative programs, the Company has been able to maintain its position as the leading media group.
Annual Report 2009
21
SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA PRESIDENT COMMISSIONER’S REPORT
22
Laporan Tahunan 2009
Inovasi yang strategis merupakan faktor yang penting yang mendukung Perseroan untuk meraih pertumbuhan pendapatan yang tinggi.
Strategic innovations have become a significant factor that have led the Company in achieving high revenue growth.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 4,5% pada tahun 2009 yang ditopang oleh permintaan domestik. Maka hal ini cukup menjanjikan perbaikan bagi perekonomian Indonesia dan tidak terlalu dipengaruhi oleh resesi ekonomi dunia yang berawal di Amerika Serikat.
The Indonesian economy grew at 4.5% in 2009, fuelled primarily by domestic consumption. Indonesia’s economy was resilient enough to withstand the adverse effects of the global financial crisis that started in the United States.
Selain itu, daya tahan ekonomi juga didukung oleh Pemerintah Indonesia yang berupaya menyikapi berbagai perubahan yang terjadi dengan mengambil langkahlangkah yang tepat untuk menjaga likuiditas dan stabilitas ekonomi, sehingga Indonesia tetap mendapat kepercayaan dunia usaha dan pasar modal.
In addition, the economic resilience was also supported by anticipatory measures that were taken by the Government of Indonesia to preserve liquidity and economic stability, as such Indonesia was able to retain the trust of the business communities and capital markets.
Pemilihan umum (pemilu) pada awal tahun 2009 memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan Perseroan walaupun beberapa ahli berekspektasi akan adanya gangguan terhadap stabilitas politik dan ekonomi di negara ini namun hal itu tidak terjadi. PT Media Nusantara Citra Tbk mengalami peningkatan pertumbuhan pada belanja iklan pada kuartal pertama tahun 2009 dengan adanya kegiatan kampanye.
The general election in early 2009 had a positive impact on the Company’s revenues, although there were experts that had expected disruptions to the political and economic stability in the country of which did not eventuate. PT Media Nusantara Citra Tbk experienced growth from advertising expenditure during election campaigns in the first quarter of 2009.
Annual Report 2009
23
Pendapatan konsolidasi Perseroan di akhir tahun 2009 sebesar Rp5,04 triliun menurun 6% dibandingkan pendapatan konsolidasi di tahun 2008 sebesar Rp5,39 triliun. Pendapatan dari bidang usaha Media berbasis konten & Iklan, melalui PT Media Nusantara Citra Tbk, mengalami pertumbuhan sebesar 2%. Sementara itu, kontribusi pendapatan dari bidang Media berbasis Pelanggan, melalui PT MNC Sky Vision (Indovision), meningkat cukup signifikan sebesar 36% dibandingkan pendapatan dari bidang usaha ini di tahun 2008. Hal itu menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan di industri media akan terus berkembang kedepannya.
Consolidated revenues for year ending 2009 amounted to Rp5.04 trillion, a decrease of 6% as compared to the consolidated revenues in 2008 of Rp5.39 trillion. Revenues from Content & Advertising based Media, through PT Media Nusantara Citra Tbk, grew by 2%. Meanwhile, revenues from Subscriber based Media, through PT MNC Sky Vision (Indovision), has significantly increased by 36% as compared to the same period in 2008. This indicates that the potential growth of the media industry will continue to be promising in the future.
PT Media Nusantara Citra Tbk sebagai induk perusahaan di bidang usaha media berbasis konten & Iklan, telah berhasil memperkuat konten lokal dan telah berkembang hingga ke pasar internasional.
PT Media Nusantara Citra Tbk, as the holding company in the Content & Advertising based Media business, has managed to strengthened its content businesses, and has expanded into the international market.
Sementara itu, PT MNC Sky Vision, pada tahun 2009, berhasil meluncurkan Satelit Indostar II, dalam rangka meningkatkan kapasitas transponder dari lima menjadi sepuluh transponder dan berpotensi meningkatkan kapasitas channel dari 60 menjadi 200 channels.
In 2009, PT MNC Sky Vision has successfully launched the INDOSTAR II satellite, thereby, increasing the number of transponders from five to ten transponders, and potentially increasing the number of channels from 60 up to 200 channels.
PT Infokom Elektrindo terus berupaya mengembangkan bidang usahanya terkait dengan infrastruktur di bidang media untuk mendukung kebutuhan unit-unit dibawah PT Global Mediacom Tbk Group.
PT Infokom Elektrindo has continued to develop its business in the media platform infrastructure to support demands from PT Global Mediacom Tbk Group.
Dalam penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Dewan Komisaris senantiasa mengingatkan manajemen perseroan untuk terus memperbaiki kebijakan-kebijakan Perseroan, antara lain dengan menyempurnakan standar operasional prosedur dan kode etik perusahaan yang dapat berlaku bagi seluruh anak perusahaan dibawah Perseroan.
In the implementations on the principles of Good Corporate Governance, the Board of Commissioners have continuously reminded management to improve the Company’s policies, among others things by enhancing the standard operating procedures and code of ethics that can be applied to all business units.
Sementara itu, untuk memenuhi tanggung jawab sosial terhadap bangsa, Perseroan telah melaksanakan kegiatan sosial yang dilakukan secara terpadu bersamasama seluruh anak perusahaan. Termasuk diantaranya, adalah kegiatan sosial kemasyarakatan di bidang kesejahteraan, pendidikan dan bakti sosial. Selama tahun
Meanwhile, in fulfilling our social responsibilities to the nation, the Company has conducted an integrated social activities with its subsidiaries. These include social activities for welfare, education and social services. During 2009, the Company provided assistance to victims of the Situ Gintung flood disaster and earthquakes in West
24
Laporan Tahunan 2009
2009, Perseroan memberikan bantuan untuk korban bencana alam Situ Gintung dan gempa Sumatera Barat, serta bantuan non bencana alam, berupa beasiswa, pengobatan gratis, donor darah dan kesejahteraan masyarakat.
Sumatra, as well as for the non-disaster programs in the form of scholarships, free health care, blood donations, and public welfare.
Dalam kesempatan ini, Dewan Komisaris Perseroan ingin menyampaikan selamat bergabung kepada Bapak Handhianto S. Kentjono sebagai Direktur Perseroan dan Bapak Lucas Chow sebagai Komisaris Perseroan yang telah disetujui oleh Rapat Pemegang Saham pada tanggal 18 Juni 2009.
On this occasion, the Board of Commissioners would like to welcome Mr Handhianto S. Kentjono as a Director of the Company and to Mr Lucas Chow as a Commissioner of the Company, both of whom have been appointed in the Annual General Meeting of Shareholders on June 18, 2009.
Dewan Komisaris juga berkeinginan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direksi dan para karyawan yang telah mendukung kinerja Perseroan sepenuhnya selama tahun 2009, serta kepada para pemegang saham, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya atas kepercayaan, dukungan yang berkelanjutan, dan kerjasamanya kepada Perseroan.
The Board of Commissioners also expresses the highest appreciation to the Board of Directors and to employees who have fully supported the Company’s performance during 2009, and to all shareholders, business partners and other stakeholders for their trust, confidence, continuing support, and cooperations to the Company.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Atas nama Dewan Komisaris, On behalf of the Board of Commissioners,
Rosano Barack Komisaris Utama President Commissioner
Annual Report 2009
25
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Tue magna feuipisl er aut eniamco nsenim nulputet lor iustie deliquat, conulla facidui exerit lutet veleniam incilla at. Ut praesseniat. Sustrud mod magna feugait acilit ipit nonsend ionsed duisi. Min vullandre feugait nulputatet ad el utatem illa accummy nostrud tionsed et, core magna consequis do odolort incilit prat acilla commodo loreet wis amconsed tatie um ver iusto doloreetum ea feu feuguerat. Ut aliquat wismodo lestrud dolore modolorem vel dionseniam, vulluptatet eugait, venim velenissi.
LAPORAN GROUP PRESIDENT & CEO GROUP PRESIDENT & CEO’S REPORT
Perseroan menggalang kekuatan dan kompetensi untuk mengoptimalkan keunggulan usahanya melalui sinergi dan integrasi dari berbagai platform media yang dimilikinya. The Company draws on considerable strengths and competencies to optimize business advantages through synergies and total integration from its ownerships of various media platforms.
Salam Sejahtera Kepada Para Pemegang Saham,
Greetings To Our Shareholders,
Pertama-tama kami haturkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat-Nya yang memungkinkan Perseroan memperkuat usaha di tahun fiskal 2009.
I wish to express my heartfelt gratitude to GOD Almighty for His blessings have assisted us in strengthening our businesses during fiscal year 2009.
Perekonomian global diproyeksikan akan mengalami pemulihan secara bertahap di tahun 2010 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 3,9% dan perekonomian ASEAN juga diharapkan tumbuh sebesar 4% (Sumber Data: IMF, World Economic Outlook, Oktober 2009).
The global economy was projected to experience a gradual recovery in 2010 with a growth rate of 3.9% and ASEAN economies are expected to grow by 4% (Source: IMF, World Economic Outlook, October 2009).
Pada tahun 2010, perekonomian Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,5% dibandingkan dengan 4,5% yang diraih pada tahun 2009 (Sumber: Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik). Walaupun ekonomi tumbuh lebih lambat di tahun 2009, namun pertumbuhan tersebut merupakan ketiga tertinggi setelah Cina dan India. Ekonomi Indonesia banyak didorong oleh permintaan domestik. Selanjutnya, Zenith Optimedia memperkirakan tingkat
In 2010, Indonesia’s economy was projected to experience higher Gross Domestic Product (GDP) growth of 5.5% from 4.5% in 2009 (Source: Bank Indonesia and Central Bureau of Statistics). Although the economy grew slower in 2009, Indonesia had the third highest growth after China and India. The Indonesian economy was mostly fuelled by domestic consumption. Moreover,
Annual Report 2009
27
belanja iklan di Indonesia juga akan meningkat sebesar 8,5% di tahun 2010 dari 7,9% yang dihasilkan pada tahun 2009.
Zenith Optimedia has projected Indonesia’s adspend to grow by 8.5% in 2010 as compared to 7.9% in 2009.
PT Global Mediacom Tbk (Mediacom) berhasil meraih kinerja operasional yang mengesankan melalui berbagai sumber pendapatannya dan terus menggalang kekuatan serta kompetensi dari setiap unit usahanya untuk tampil sebagai perusahaan yang dapat diperhitungkan di industri media.
PT Global Mediacom Tbk (Mediacom) has achieved a remarkable performance through its well diversified sources of revenues and is drawing on the considerable strengths and competencies from each business units to support a major presence in the media industry.
Seraya meningkatkan kekuatan Perseroan di industri media, Perseroan juga berupaya untuk mengoptimalisasikan kekuatan Perseroan dalam menyediakan produk maupun layanan yang prima melalui berbagai inovasi strategis, sinergi serta integrasi dari semua platform media yang dimilikinya. Inovasi dan strategi yang diusung Perseroan dilandasi oleh visi jangka panjang yang memastikan bahwa Mediacom akan senantiasa memposisikan diri sebagai sebuah kelompok usaha media terpadu yang terkemuka.
As we leverage our presence in the media industry, we strive to optimize the Company’s strengths into delivering excellent products and services through strategic innovations, synergies and total integration from all media platforms. Our innovations and strategies are based on a long-term vision of ensuring that Mediacom continues to position itself as a leading integrated media group.
Pada bulan Nopember 2009, Mediacom telah mengambil langkah penting yang sangat strategis dengan melepas kepemilikannya atas saham PT Mobile-8 Telecom Tbk, sehingga posisi Mediacom lebih fokus dan terpadu di bidang Media berbasis konten dan Iklan, Media berbasis Pelanggan, serta Media Pendukung dan Instrastruktur.
In November 2009, Mediacom has made an important strategic move by divesting the remaining shares of PT Mobile-8 Telecom Tbk thereby positioning Mediacom into a more focused and more integrated media company that is engaged in Content and Advertising based Media, Subscriber based Media as well as Media Support and Infrastructure.
Meski dihadapkan dengan keadaan ekonomi yang melambat, Mediacom mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,0% pada pendapatan operasional dari usaha yang dilanjutkan (pendapatan tanpa telekomunikasi) untuk tahun fiskal 2009 (periode 1 Januari – 31 Desember 2009) sebesar Rp5,04 triliun dibandingkan Rp4,78 triliun yang dihasilkan pada tahun buku 2008. Laba usaha juga meningkat 24% dari Rp573 miliar di tahun 2008 menjadi Rp710 miliar untuk tahun buku 2009.
Despite the economic slowdown, Mediacom has managed to record a 5.0% growth in revenue from continuing operations (revenues without telecommunication) to Rp5.04 trillion in FY2009 (January 1 to December 31, 2009) from Rp4.78 trillion in FY2008. Income from operations had increased by 24% y-o-y from Rp573 billion in FY2008 to Rp710 billion in FY2009.
Selain itu, Perseroan telah menyikapi penurunan ekonomi dengan cara mempertajam fokus Mediacom untuk beroperasi secara lebih efisien dan memanfaatkan sumber daya secara lebih efektif. Perseroan berhasil menurunkan baban operasi sebesar 10% atau Rp487 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu serta tetap konsisten dalam pengendalian biaya selama tahun buku 2010.
In addition, the Company has responded to the economic downturn by sharpening Mediacom’s focus in operating more efficiently and utilizing resources more effectively. We have reduced operating expenses by 10% or Rp487 billion as compared to the same period last year and we remain committed to control costs in fiscal year 2010.
28
Laporan Tahunan 2009
Kondisi keuangan yang kokoh telah memungkinkan Perseroan untuk mengumumkan program pembelian kembali saham sejumlah Rp6,4 miliar di tahun 2009 dengan membeli kembali 26 juta saham Mediacom. Perseroan juga membagikan dividen tahunan sebesar Rp48 miliar untuk tahun buku 2008.
Our strong financial position have afforded us to announced a Rp6.4 billion shares buyback program in 2009 to repurchase 26 million shares of Mediacom. We have also distributed an annual dividend in the amount of Rp48 billion for fiscal year 2008.
Mediacom telah memperkokoh posisinya di bidang usaha media berbasis konten & Iklan melalui PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). MNC merupakan perusahaan media yang terintegrasi dan terbesar di Indonesia yang menawarkan berbagai platform media, terdiri dari tiga Televisi Tidak Berbayar (Free-To-Air/FTA), radio, media cetak, media on-line, value added services, produksi konten dan distribusi konten.
Mediacom has further strengthened its position in the Content & Advertising based Media through PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). MNC is still the largest and the most integrated media company in Indonesia that offers a full range of media platforms consisting of 3 Free-To-Air (“FTA”) TVs, radio, print media, on-line media, value added services, content productions and content distributions.
Beberapa pencapaian penting MNC pada tahun 2009, antara lain:
Key Achievements of MNC in 2009 were as follows:
Penyiaran Televisi • Di tahun 2009, kami telah fokus pada peningkatan pangsa pemirsa pada ketiga stasiun televisi kami, yaitu RCTI, TPI dan Global TV.
Television broadcast • In 2009, we have focused on improving the audience shares of our FTA TV stations, namely RCTI, TPI and Global TV.
Kami telah mempertajam fokus dari pemirsa RCTI di segmen ABC 5+ (menengah ke atas), memperluas target pemirsa TPI dari CDE menjadi BCD dan memperluas target pemirsa Global TV dengan mencakup keluarga muda dan profesional muda. Kami juga telah memperluas jangkauan transmisi dan memperbaiki kualitas siaran bagi TPI dan Global TV.
We have sharpened the focus of RCTI’s targeted audience in the ABC 5+ (middle-up), shifted TPI’s targeted audience from CDE to BCD and expanded Global TV’s targeted audience to include young families and young professionals. We have also expanded our transmission coverages and improved the reception transmission qualities for TPI and Global TV.
Sebagai hasilnya, RCTI tetap mempertahankan posisi nomor 1 dengan rata-rata pangsa pemirsa sebesar 1820%. Rata-rata pangsa pemirsa Global TV naik menjadi 8% di tahun 2009 dibanding 6% di tahun 2008. Ratarata pangsa pemirsa TPI mengalami kenaikan sepanjang tahun 2009 namun menurun sedikit dikarenakan kasus litigasi. Secara kolektif, ketiga stasiun televisi kami telah meningkatkan rata-rata pangsa pemirsa menjadi 35% di tahun 2009 dari 32% di tahun lalu.
As a result, RCTI has maintained its number 1 position with an average audience share of 18-20%. Global TV’s average audience share has improved to 8% in FY2009 as compared to 6% in FY2008, TPI’s average audience share had improved but then slipped back due to the litigation case. Collectively our three FTA TVs have increased the average audience share to 35% as at year end 2009 from 32% for the same period last year.
• Di tahun 2009, kami memfokuskan diri pada peningkatan dan penguatan produksi in-house yang telah menjadi sumber pendapatan yang penting untuk RCTI. Saat ini, kami berkemampuan untuk memproduksi sendiri program yang memiliki peringkat tinggi dan sangat diminati seperti “The Master” dan program musik “Dahsyat”. Kedua program berbiaya rendah tersebut telah memberikan hasil yang memuaskan karena rendahnya biaya produksi.
• In 2009, we have focused on improving and strengthening our in-house productions which has become a significant revenue driver for RCTI. Today we have been able to produce highly rated and high in demand in-house programs such as the reality show “The Master” and the music program “Dahsyat”. Both programs have produced substantial returns due its low cost of productions.
Annual Report 2009
29
• Pendirian TV jaringan telah kami lakukan dalam rangka memenuhi peraturan Pemerintah.
• We have implemented the establishment of local TV network to comply with the Government’s regulation.
• Kami telah mendirikan fasilitas pusat berita yang terintegrasi untuk meraih sinergi sehingga program berita kami menjadi lebih efisien, tepat waktu dan efektif.
• We have established an integrated news center for our FTA TVs to take advantage of synergies for a more efficient, timely, and more effective operations of our news programs.
• Sejalan dengan komitmen untuk memperluas jangkauan kontennya secara internasional, MNC telah menandatangani kerjasama dengan unit distribusi dari the Walt Disney Company, Disney-ABC International Television (DAIT) Asia Pasifik. Program-program dari Disney akan disiarkan di RCTI, Global TV dan TPI. . • MNC, melalui RCTI dan Global TV, merupakan pemegang lisensi resmi untuk penyiaran Piala Dunia FIFA 2010 yang akan disiarkan langsung pada pertengahan tahun 2010.
• In line with its commitment to expand its content internationally, MNC has inked a multi-year deal with the Walt Disney Company’s integrated distribution arm, Disney-ABC International Television (DAIT) Asia Pacific. Disney’s programs will be aired on RCTI, Global TV and TPI.
2. Media Cetak Media Partners Asia telah memproyeksikan kenaikan belanja iklan untuk media cetak di tahun 2014 sebesar 28% dari 26% pada tahun 2009.
2. Print Media Media Partners Asia has projected an increase in the adspend share for print media to about 28% in 2014 from 26% in 2009.
Media cetak yang dimiliki oleh MNC terdiri dari : • Seputar Indonesia merupakan harian dengan jangkauan sirkulasi nasional. Harian Seputar Indonesia adalah harian ketiga terpopuler di Indonesia dan kedua terpopuler di wilayah Jakarta.
MNC’s print media business consisted of the following: • A nationally circulated daily newspaper called Seputar Indonesia. Seputar Indonesia is the third most popular newspaper in Indonesia and the second most popular in the Jakarta metropolitan area.
Tidak seperti di negara maju lainnya dimana industri surat kabar mengalami penurunan, tingkat penetrasi surat kabar di Indonesia masih di bawah 25% dengan potensi kenaikan yang tinggi. Tingkat pendidikan dari 90% masyarakat Indonesia adalah sekolah menengah ke bawah yang mengindikasikan potensi permintaan yang lebih tinggi terhadap surat kabar seiring dengan peningkatan pendidikan masyarakat dan penghasilan per kapita.
Unlike developed countries where the newspaper industry is declining, in Indonesia the current penetration rate of newspaper is still below 25% with high potential growth. The education attainment of more than 90% of the Indonesian population is high school and below which suggest the potential for higher demand for newspaper in line with advancement in the education level of the population along with improvements to income per capita.
Seputar Indonesia tersedia dalam edisi nasional dan 6 edisi lokal. Ke depan, kami akan melanjutkan penyediaan edisi lokal.
Seputar Indonesia is available as a national edition and in 6 (six) local editions. Ahead, we will continue to provide more local editions.
Kami telah fokus meningkatkan profitabilitas Seputar Indonesia dengan mengeleminasi sirkulasi dan distribusi yang tidak efisien.
We have focused on improving the profitability of Seputar Indonesia by eliminating inefficient circulation and distributions.
30
Laporan Tahunan 2009
• MNC, through RCTI and Global TV, are the officially licensed broadcasters of the 2010 FIFA World Cup. The live broadcast will start in mid 2010.
Sebagai hasilnya, Seputar Indonesia untuk pertama kalinya sejak berdiri pada tahun 2005, telah berhasil mencatatkan EBITDA dan laba bersih positif di tahun 2009.
As a result, Seputar Indonesia has for the first time since its inception in 2005, generated positive EBITDA and net income as at year end 2009.
• Tiga tabloid. Tabloid Genie, Mom&Kiddie dan Realita: - Tabloid mingguan, Genie, telah mencapai jumlah pembaca kedua terbesar diantara tabloid Infotainmen lainnya di Indonesia.
• Three tabloids, Genie, Mom&Kiddie and Realita; - Our weekly Tabloid Genie has achieved the second largest readership amongst infotainment tabloids in Indonesia.
- Tabloid Mom&Kiddie memiliki pangsa pasar pembaca terbesar untuk pangsa pasar ibu masa kini. Di tahun 2009, Tabloid Mom&Kiddie memperoleh penghargaan “Top Brand Award” dari Frontier Marketing.
- Tabloid Mom& Kiddie has maintained the largest readership for the modern mom market segment. In 2009, our tabloid Mom&Kiddie was awarded with a “Top Brand Award” by Frontier Marketing.
• Majalah premium berbahasa Inggris, HighEnd dan HighEnd Teen. Kami juga telah menawarkan paket iklan bersamaan dengan program “HighEnd on TV” yang disiarkan setiap minggu di TV berbayar Indovision yang dimiliki oleh Global Mediacom.
• Two premium Magazines printed in the English language called HighEnd and HighEnd Teen. HighEnd has offered bundling advertising packages with the TV program, “HighEnd on TV”, which is being broadcasted weekly on Global Mediacom’s pay-TV, Indovision.
3. Radio Keempat format radio kami secara konsisten berada di peringkat atas dimana Trijaya FM mempertahankan posisi atasnya pada program berita, Radio Dangdut TPI menjadi pilihan utama untuk segmen menengah ke bawah, Women Radio menjadi pilihan andalan untuk para pemirsa wanita, dan ARH Global sangat populer untuk para generasi muda.
3. Radio We have four radio formats that have consistently been in the top spot; Trijaya FM has maintained the top spot for the news program, Radio Dangdut TPI remains the top choice for the middle to low income segment, Women Radio is the preferred choice for female listeners, and ARH Global is very popular among young listeners.
4. Portal On-line Media on-line kami, Okezone.com telah menyampaikan kinerja yang luar biasa di tahun 2009. Okezone telah menduduki posisi nomor tiga terbesar dalam hal jumlah page view diantara portal berita lainnya di Indonesia (sumber: Alexa.com) dengan 4,5 juta jumlah page view per hari. Okezone juga telah menjalin kerjasama dengan Microsoft Indonesia untuk menyediakan konten lokal bagi MSN Indonesia.
4. On-line Portal Our on-line media, Okezone.com has delivered outstanding results in 2009. Okezone has the third largest page views among Indonesian base news portal (source: Alexa.com) with 4.5 million page views per day. Okezone has established a partnership with Microsoft Indonesia to provide local news content to MSN Indonesia.
Annual Report 2009
31
5. Linktone Ltd. • Kami telah mempertajam bisnis value added services (VAS) kami melalui Linktone Ltd, anak usaha MNC yang berbasis di Cina dan tercatat di NASDAQ. MNC juga telah menjalin sinergi antara bisnis VAS di Indonesia dan di Cina.
5. Linktone Ltd. • We have sharpened our value added services (VAS) business through our NASDAQ listed subsidiary that is based in China - Linktone Ltd. MNC has entered into a technical cooperation agreement with Linktone to synergize the VAS businesses in Indonesia and in China.
• Linktone Ltd. telah melaksanakan restrukturisasi di pertengahan tahun 2009 dengan melakukan perubahan manajemen dan menjadi lebih efisien. Linktone telah mencatatkan EBITDA dan laba bersih positif di akhir tahun 2009 setelah mencatatkan rugi di tahun 2007 dan 2008.
• Linktone Ltd. has implemented restructurings in mid 2009 by embarking on changes to management and being more efficient. As at year end 2009, Linktone Ltd has recorded positive EBITDA and net profit after recording losses in 2007 and 2008.
• Melalui Linktone, MNC berkeyakinan menjadi penyedia konten terdepan di bisnis media mobile, baik di Indonesia dan di Cina.
• Through Linktone, MNC expects to be the leading content provider for the promising mobile media business in Indonesia and China.
Di tahun 2010, strategi yang ditetapkan MNC dalam mengupayakan pertumbuhan yang berkesinambungan adalah sebagai berikut:
In 2010, our strategies for MNC to deliver sustainable growth will be as follows:
• MNC akan senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produksi in-house kami dengan meningkatkan kemampuan tim produksi in-house serta menambah jumlah studio penyiaran. • MNC terus mencari dan menciptakan berbagai keuntungan sinergis antara tiga FTA TV dan jaringan TV lokalnya. Kami bertujuan untuk menciptakan kolaborasi yang menguntungkan, dan meningkatkan kinerja untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi agar mampu bersaing secara lebih efektif dalam pasar yang kompetitif. Kami juga berupaya meningkatkan sinergi dengan jaringan TV lokal agar bisa masuk ke dalam pasar iklan lokal. • Kami telah berinvestasi pada mesin percetakan baru di kuartal pertama tahun 2010 yang diharapkan dapat meningkatkan ketepatan waktu dan kualitas cetak dari unit media cetak Perseroan, terutama harian Seputar Indonesia. Dengan kualitas konten yang baik, kami yakin harian Seputar Indonesia mampu menghasilkan pertumbuhan sirkulasi yang lebih tinggi. • Kami juga berupaya mempertahankan strategi melalui jaringan radio, dimana keempat format radio dan target pasarnya masih efektif dan berjalan dengan baik.
• MNC will persistently improve the quality and quantity of our in-house productions by enhancing the capabilities of our in-house production team and adding more studios. • MNC will continuously seek and create more synergistic advantages for our 3 FTA TVs and local TV networks. We aim to establish beneficial collaborations, to enhance performance, to aim for higher efficiencies and to compete more effectively in a highly competitive market. We intend to improve synergies with our local TV network in order to tap into the local advertising markets.
32
Laporan Tahunan 2009
• We have invested in new printing machines in the first quarter of 2010 to increase the timeliness and print quality of our print media businesses and particularly our daily newspaper Seputar Indonesia. Along with a good quality content, we believe our newspaper will experience higher growth in circulation. • We will maintain our current strategy with our radio networks as our four radio formats with its respective market segment is still effective and workable.
• Kami juga berupaya untuk mempertahankan strategi yang telah diterapkan saat ini melalui portal berita on-line, Okezone.com. Kami berupaya untuk menyediakan berita real time yang berkualitas dan mencari peluang untuk berkolaborasi dengan beberapa perusahaan terkemuka untuk meningkatkan eksposur dari Okezone.com. • MNC yakin Linktone Ltd. mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pendapatan konsolidasi MNC melalui akuisisi atas Letang Game Ltd. yang telah dilakukan di awal tahun 2010, sehingga akan memperkuat produk-produk yang ditawarkan oleh Linktone, dimana on-line games milik Letang sendiri termasuk dalam lima besar games terpopuler di Cina.
• MNC will also maintain the present strategy with our on-line news portal, Okezone.com. We will continue to provide quality real time news and seek opportunities to collaborate with well known established companies to enhance the exposure of Okezone.com.
Selain itu, MNC Group bersama Linktone Group telah menyelesaikan proses akuisisi untuk kepemilikan sebesar 75% di InnoForm Media Pte. Ltd. (“InnoForm”). Tujuan dari akuisisi InnoForm adalah untuk memperkuat distribusi konten dari MNC Group serta berperan sebagai perangkat bagi proses pendistribusian konten MNC.
In addition, MNC Group together with Linktone Group has completed the acquisition for 75% shareholding in InnoForm Media Pte. Ltd. (“Innoform”). The purpose of the acquisition of Innoform is to strengthen the content distribution of the MNC group and should serve as a vehicle for MNC’s content distribution and aggregation”.
• MNC berencana untuk meningkatkan distribusi konten serta agregasi usaha dengan memperluas jangkauan distribusinya, terutama di wilayah Asia Pasifik. MNC akan mengembangkan dua buah channel program baru, yaitu “MNC Infotainment” dan “MNC Business” dengan memanfaatkan 88.000 jam dari jumlah pustaka konten yang terus meningkat sebesar lebih dari 10.000 jam setiap tahun dan channel baru akan dikembangkan di masa mendatang.
• MNC plans to heighten the activities of its content distribution and aggregation businesses by extending the distribution arms, particularly in the Asia Pacific region. By utilizing 88,000 hours of content library and increasing by more than 10,000 hours per year, MNC will create 2 (two) new television channels called “MNC Infotainment” and “MNC Business” with many more in the future.
Media berbasis pelanggan Grup Mediacom dioperasikan melalui PT MNC Sky Vision (MSV).
Mediacom’s subscriber based media is operated through PT MNC Sky Vision (MSV).
MSV merupakan pemimpin pasar pada industri TV Berbayar di Indonesia dengan total pangsa pasar sebesar 78% di tahun 2009, hal ini mencerminkan kenaikan yang signifikan dibanding dengan 57% yang diraih di tahun 2008.
MSV is the market leader in Indonesia’s pay-TV industry with total market share of 78% in 2009, a significant increase as compared to 57% in 2008.
• MNC believe Linktone Ltd. will generate higher contributions to the consolidated revenues of MNC through the acquisitions of Letang Game Ltd at the start of 2010, which will further strengthen Linktone’s product offering as Letang’s on-line games have been ranked amongst the top 5 (five) most popular games in China.
Annual Report 2009
33
Beberapa pencapaian MSV di tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Key Achievements of MSV in 2009 are as follows:
1. MSV berhasil membedakan dirinya dari para pesaing dengan menawarkan channel eksklusif secara in-house serta meluncurkan satelit baru – INDOSTAR II pada bulan Mei 2009, yang telah memberikan keuntungan secara kompetitif dan semakin menjauhkan jarak antara MSV dan para pesaingnya. Satelit S-Band yang ditunjang dengan transmisi berkualitas superior memiliki kemampuan untuk menawarkan lebih dari 160 channel kepada para konsumennya serta kualitas gambar yang tidak mudah terganggu oleh kondisi cuaca dan cocok dengan iklim tropis di Indonesia.
1. MSV has been able to differentiate itself from its competitors by offering exclusive in-house channels and the launch of the new satellite, INDOSTAR II in May 2009, has provided MSV with competitive advantages and further distancing MSV from competitors. The S-Band satellite with superior transmission quality has the capability to offer MSV’s customers up to 160 channels and the picture is less vulnerable to poor weather conditions and is well suited to tropical climate such as in Indonesia.
Peluncuran satelit baru berhasil menurunkan churn rate hingga dibawah 1% pada semester kedua tahun 2009 dari rata-rata 3% pada semester pertama tahun 2009. Selanjutnya, MSV dapat menawarkan channel yang lebih banyak kepada pelanggannya, dari 60 channel di tahun 2008 menjadi sekitar 90 channel (tidak termasuk channel radio) di tahun 2009.
The launch of the new satellite had substantially lowered the churn rate to below 1% during the second half of 2009 from an average of 3% during the first half of 2009. Furthermore, MSV was also able to offer its subscribers more channels from about 60 channels in FY2008 to approximately 90 channels (excluding radio channels) in FY2009.
2. MSV menawarkan paket dan jasa untuk melayani seluruh pasar dengan Indovision sebagai pemimpin pasar menengah ke atas, sementara Top TV menjangkau pasar menengah ke bawah diluar wilayah Jakarta, dengan jumlah pelanggan secara keseluruhan mencapai 604.234 di akhir tahun 2009, atau setara dengan 78% pangsa pasar yang terdiri dari 67% pangsa pasar Indovision dan 11% pangsa pasar Top TV.
2. MSV offers services and packages to cater to a wide market segment with Indovision leading the high end market and Top TV capturing the low end market outside the Jakarta area, with combined total subscribers of 604,234 as at year end 2009, or equal to 78% market share consisting of 67% for Indovision and 11% for Top TV.
3. MSV memiliki jaringan distribusi terbesar di Indonesia dengan 43 kantor cabang, 269 penyalur aktif pihak ketiga, 100 staf telemarketing, 400 pusat pelayanan pendaftaran berlangganan dan lebih dari 1.000 penjual door-to-door.
3. MSV has the strongest distribution network in Indonesia with 43 branches, 269 active third-party dealers, 100 telemarketing staff, 400 registration centers, and more than 1,000 door-to-door sales forces.
Sebagai hasilnya, MSV meraih kinerja keuangan yang menggembirakan pada tahun fiskal 2009. Perseroan membukukan pendapatan yang tumbuh 36% dari Rp776 miliar di tahun fiskal 2008 menjadi Rp1,05 triliun di tahun fiskal 2009. EBITDA meningkat 43,2% menjadi Rp338 miliar di tahun fiskal 2009 dari Rp236 miliar di tahun fiskal 2008, sedangkan marjin EBITDA membaik menjadi 32% pada tahun fiskal 2009 dari 30% di tahun fiskal 2008.
As a result, MSV has delivered excellent financial results in FY2009. It has booked 36% jump in revenue from Rp776 billion in FY2008 to Rp1,05 trillion in FY2009. EBITDA had increased by 43.2% to become Rp338 billion in FY2009 from Rp236 billion in FY2008 and EBITDA margin has improved to 32% in FY2009 from 30% in FY2008.
34
Laporan Tahunan 2009
Kami optimis dengan prospek usaha Mediacom di tahun 2010 mendatang. Optimisme kami di tahun 2010 didukung dengan pemulihan ekonomi secara global dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 3,9% (sumber: International Monetary Fund) dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat lebih tinggi sebesar 5,5% (sumber: Bank Indonesia).
We are highly optimistic on the business prospect of Mediacom in 2010. Our high optimism for FY2010 is supported by the recovery in the global economy with a projected growth rate of 3.9% (source: International Monetary Fund) and projected higher growth rate in Indonesia’s economy of 5.5% (source: Bank Indonesia).
Industri televisi berbayar di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk terus bertumbuh. Media Partners Asia (MPA) memperkirakan angka penetrasi TV Berbayar di Indonesia masih dibawah 3% (2009) dari sekitar 35 juta rumah tangga. MPA memperkirakan pendapatan dari industri TV Berbayar di Indonesia akan meningkat 27% (CAGR 2009-2014) dan mencapai US$550 juta di tahun 2014 dibandingkan US$166 juta yang dihasilkan di tahun 2009.
The pay-TV industry in Indonesia has great potential for growth. Media Partners Asia (MPA) estimated that the pay-TV penetration rate in Indonesia is still below 3% (2009) out of approximately 35 million addressable households. MPA has projected that the revenues of Indonesia’s pay-TV industry will grow at 27% (CAGR 2009-2014) to reach US$550 million in 2014 versus US$166 million in 2009.
MSV menerapkan beberapa strategi untuk diimplementasikan di tahun 2010: • Peluncuran Channel top brand baru serta kanal eksklusif. • Peluncuran paket berlangganan yang menarik dengan orientasi value for money. • Melakukan kegiatan pemasaran dan komunikasi yang agresif untuk mengedukasi pasar mengenai keuntungan dari TV berbayar dan meningkatkan brand awareness dari Indovision dan Top TV. • Membuka jalur distribusi channel baru di beberapa wilayah (kantor cabang dan kemitraan). • Meningkatkan layanan purna jual dan menciptakan program loyalitas pelanggan yang lebih menarik untuk mengurangi churn rate. • Meningkatkan program up-selling untuk menambah ARPU.
MSV has established the following strategies to be implemented in 2010: • Launching new top-brand channels and exclusive channels. • Launching good value for money Subscription Packages. • Conducting aggressive marketing and communication activities to educate the market on the benefits of payTV and enhance the brand awareness of Indovision and Top TV. • Opening new distribution channels in various regions (branch offices and partnership). • Increasing after sales services and creating aggressive loyalty programs to minimize churn rate.
Top TV sebagai brand kedua dari MSV didirikan pada tahun 2008 dengan target pelanggan di segmen BC1.
Top TV was established in 2008 as the second brand of MSV targetting BC1 subscribers.
Top TV menawarkan 22 channel internasional dan 15 channel lokal dengan wilayah jangkauan di seluruh Indonesia.
Top TV offers 22 international channels and 15 local channels with a coverage area throughout Indonesia.
• Increasing up-selling programs to increase ARPU.
Annual Report 2009
35
Di tahun 2010, Top TV memasang target untuk mencapai 150.000 pelanggan dengan melakukan strategi sebagai berikut: • Berkolaborasi dengan para developer perumahan dan/atau pengelola perumahan dengan kegiatan promosi penjualan di kawasan hunian; • Meningkatkan jumlah penyalur aktif potensial, terutama di wilayah yang tidak terjangkau oleh kantor cabang utama/kantor cabang pembantu, dan memberikan insentif serta memperkuat jaringan penjualan untuk para penyalur; • Mendirikan unit kerja subscriber retention yang belum ada di beberapa daerah tertentu, melakukan lokakarya pelatihan untuk subscriber retention mengenai pengetahuan produk, motivasi pemasaran, dan lain sebagainya, serta pemantauan yang lebih intensif atas aktivitas pemasaran; • Meningkatkan jumlah Call Center yang berdedikasi, terutama untuk setiap kantor cabang pembantu, dan meningkatkan kualitas dari teknik pemasaran.
In 2010, Top TV is poised to reach 150,000 subscribers by implementing a joint strategy as follows:
Infokom Elektrindo berperan sebagai penyedia jasa IT untuk mendukung seluruh unit usaha dari Global Mediacom Grup pada segmen bisnis Media Pendukung dan Infrastruktur.
Infokom Elektrindo is engaged as an IT provider to support the businesses of Global Mediacom Group under the Media Support and Infrastructure segment.
Kami telah mencatatkan hasil yang menggembirakan pada dua bulan pertama 2010 dan kami yakin bahwa kami akan mampu meraih hasil yang sangat baik di tahun fiskal 2010.
We have recorded an excellent start during the first two months of 2010 and we believe that we will achieve superior results for FY2010.
Selama periode dua bulan pertama di 2010, jumlah pendapatan dari Mediacom telah meningkat 23% menjadi Rp834 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, laba usaha meningkat 231% menjadi Rp202 miliar dan EBITDA naik 120% menjadi Rp275 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Marjin EBITDA meningkat menjadi 33% dibanding 18% yang dihasilkan tahun lalu.
During the first two months of 2010, Mediacom’s revenues had increased by 23% y-o-y to Rp834 billion, operating income were higher by 231% y-o-y to Rp202 billion and EBITDA soared by 120% y-o-y to Rp275 billion as compared to the same period last year. EBITDA margin had increased to 33% as compared to 18% for the same period last year.
36
Laporan Tahunan 2009
• Collaborating with housing developers and/or the neighborhood stewards for sales promotion in the residential areas; • Adding potential active dealers, especially in areas that are not reached by branch offices/sub branch offices, and provide Dealer Rewards as well as strengthen Dealers and sales network reach; • Establishing subscriber retention unit which is still vacant in a particular area, holding workshops in the form of training materials for subscriber retention with product knowledge, sales motivation, etc., as well as a more intensive monitoring on sales; • Increasing the number of dedicated Sales Call Center, particularly in each sub branch offices, and improve the quality of selling skills.
Disamping itu pencapaian Mediacom telah melampaui angka yang dianggarkan. Laba usaha meningkat sebesar 43% diikuti oleh EBITDA dan laba bersih masing-masing sebesar 22% dan 112%. Marjin EBITDA berada di 33%, lebih tinggi dibandingkan dengan marjin yang dianggarkan sebesar 24%.
In addition, Mediacom has also exceeded its budgets. Operating income was higher by 43%, followed by the growth in EBITDA and net income by 22% and 112% respectively. EBITDA margin was at 33%, higher than the budgeted margin at 24%.
Atas nama Direksi, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dewan Komisaris, pelanggan, mitra usaha serta seluruh karyawan atas kepercayaan, dukungan, kerjasama dan keyakinan yang telah diberikan kepada Perseroan. Kami berharap Perseroan mampu meraih kesuksesan yang lebih besar sehingga kami secara berkesinambungan dapat mengoptimalkan kekuatan terbaik kami dan secara bersama-sama kami akan memastikan kinerja yang jauh lebih baik di tahun 2010.
On behalf of the Board of Directors, I wish to convey my highest appreciation to the Board of Commissioners, customers, partners, and employees, for the trust, support, cooperations, and confidence that have been placed on us. We wish to achieve greater successes so that we can continuously optimize our strength into excellence and we shall look forward to superior performance in 2010.
Atas nama Direksi, On behalf of the Board of Directors,
Hary Tanoesoedibjo Group President & CEO
Annual Report 2009
37
PROFIL DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS PROFILE
38
Laporan Tahunan 2009
4 7
5
2
6
8
1
3
1 ROSANO BARACK Presiden Komisaris President Commissioner
5 LUCAS CHOW Komisaris Commissioner
2 BAMBANG RUDIJANTO TANOESOEDIBJO Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
6 JOHN A. PRASETIO Komisaris Independen Independent Commissioner
3 M. TACHRIL SAPI’IE Komisaris Commissioner 4 BAMBANG TRIHATMODJO Komisaris Commissioner
7 MOHAMED IDWAN GANIE Komisaris Independen Independent Commissioner 8 KARDINAL A. KARIM Komisaris Independen Independent Commissioner
ROSANO BARACK Presiden Komisaris President Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2000 dan Komisaris Utama PT Media Nusantara Citra Tbk sejak Maret 2004. Selain itu, beliau juga memegang posisi sebagai Direktur dan Komisaris di beberapa perusahaan afiliasi Perseroan. Beliau juga adalah salah seorang pendiri Perseroan. Di luar Perseroan, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Plaza Indonesia Realty Tbk Beliau menyelesaikan pendidikannya di Waseda University, Tokyo, Jepang.
Born in Jakarta in 1953. As a President Commissioner of the Company since 2000 and concurrently as a President Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk since March 2004. In addition, he is also Directors and Commissioners in several affiliates of the Company. He was also one of the founders of the Company. Outside of the Company, he holds the position as President Director of PT Plaza Indonesia Realty Tbk He graduated from Waseda University, Tokyo, Japan.
BAMBANG RUDIJANTO TANOESOEDIBJO Wakil Komisaris Utama Vice President Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1964. Sejak tahun 2002 menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris PT Global Mediacom Tbk Memegang posisi Komisaris PT Media Nusantara Citra Tbk sejak Maret 2004 dan Komisaris RCTI. Di luar grup PT Media Nusantara Citra Tbk, beliau menjabat sebagai Presiden Direktur PT MNC Sky Vision (Indovision) dan Komisaris PT Bhakti Investama Tbk. Beliau lulus dari Carleton University, Ottawa, Kanada, dan meraih gelar MBA dari Universitas San Francisco, San Francisco, Amerika Serikat.
Born in Jakarta in 1964. As a Vice President Commissioner of PT Global Mediacom Tbk since 2002. Currently, he serves as a Commissioner of PT Media Nusantara Citra Tbk since March 2004 and as a Commissioner of RCTI. He occupies the position as a President Director of PT MNC Sky Vision (Indovision) and Commissioner of PT Bhakti Investama Tbk. He graduated from Carleton University, Ottawa, Canada, and obtained a MBA degree from San Francisco University, San Francisco, USA.
Annual Report 2009
39
M. TACHRIL SAPI’IE Komisaris Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak bulan Maret 2000. Beliau juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Beliau adalah salah seorang pendiri Perseroan. Di luar Perseroan, beliau adalah Pimpinan Yayasan Perguruan Cikini. Beliau meraih gelar sarjana Teknik dari Polytechnic of Central London.
Born in Jakarta in 1953. He has occupied the position as a Commissioner of the Company since March 2000. He also occupies the position as a Vice President Commissioner of PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). He was one of the founders of the Company. Outside of the Company, he holds the position as the Executive in Yayasan Perguruan Cikini. He obtained a Technical degree from the Polytechnic of Central London.
BAMBANG TRIHATMODJO Komisaris Commissioner
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2004. Beliau adalah salah seorang pendiri Perseroan. Beliau mendapatkan gelar sarjana Teknik dari Polytechnic Institute of Virginia, Amerika Serikat.
Born in Jakarta in 1953. He has held the position as a Commissioner of the Company since 2004. He is also one of the founders of the Company. He obtained a degree in Technical education from Polytechnic Institute of Virginia, USA.
LUCAS CHOW Komisaris Commissioner
Lahir di Hong Kong pada tahun 1953. Menjabat sebagai Komisaris MNC sejak April 2008. Beliau bergabung di Media Corp sejak Desember 2005 sebagai CEO dan juga menjabat sebagai anggota Direksi. Di bawah kepemimpinan beliau di Media Corp, banyak inisiatif di dunia digital diluncurkan, diantaranya termasuk kesuksesannya dalam meluncurkan iklan on-line, internet television-on-demand, dan penyiaran televisi High Definition. Pada tahun 2007, Media Corp melakukan kerjasama strategis dan keuangan dengan PT Media Nusantara Citra serta induk perusahaannya, Global Mediacom. Di tahun 2008, Media Corp membeli saham International Media Corporation di Vietnam dengan tujuan mengembangkan dan memproduksi konten berita hiburan dan ekonomi serta menyediakan channel management services. Beliau adalah penggerak utama dalam program tanggung jawab sosial perusahaan di Media Corp yang melayani komunitas melalui pekerja sukarelawan, pengumpulan dana, free media inventory dan mendukung pendidikan. Beliau juga menjabat sebagai Singapore Health Promotion Board dan anggota Direksi dan Komite Penasehat di berbagai tempat termasuk National University of Singapore Board of Trustees dan Emobile Ltd, penyedia jasa telekomunikasi di Jepang. Beliau lulus dengan gelar Bachelor of Science (Honors) dari Universitas Aston, Birmingham, Inggris.
40
Laporan Tahunan 2009
Born in Hong Kong in 1953. As a Commissioner of MNC since April 2008. He joined Media Corp as a CEO in December 2005 and also sits on the Board of Directors. Under his leadership, major initiatives in the digital space were launched which included a highly successful online classifieds, internet television-on-demand and High Definition TV broadcast. In 2007 Media Corp entered its first financial and strategic partnership with PT Media Nusantara Citra and its parent, Global Mediacom. In 2008 Media Corp took a stake in International Media Corporation in Vietnam, set up to develop and produce entertainment and economic news content as well as to provide channel management services. He is the primemover of Media Corp’s corporate social responsibility program which serves the community through staff volunteerism, fund-raising, free media inventory and supporting education. He chairs the Singapore Health Promotion Board and sits on the various other boards of directors and advisory committees including the National University of Singapore Board of Trustees. He is also on the board of directors of Emobile Ltd, a Japanese telco services provider. He graduated with a Bachelor of Science (Honors) from the University of Aston, Birmingham, United Kingdom.
JOHN A. PRASETIO Komisaris Independen Independent Commissioner
Lahir di Semarang pada tahun 1950, saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan, Anggota Komite Remunerasi dan Komite ESOP. Selain itu, beliau adalah Pimpinan CBA Asia, perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan konsultasi bisnis, Ketua ABAC (Apec Business Advisory Council) Indonesia, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, dan juga anggota UNESCAP Advisory Council, anggota Komite Investasi pada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), anggota Dewan Penasihat pada Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), dan anggota Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Born in Semarang in 1950, he is currently an Independent Commissioner of the Company, and a member of the Company’s Remuneration and ESOP Committees. He is also the Chairman of CBA Asia, a firm engaged in investment and business advisory, Chairman of ABAC (Apec Business Advisory Council) Indonesia, Deputy President of Kadin Indonesia (The Indonesian Chamber of Commerce and Industry), a member of UNESCAP Advisory Council, Investment Committee of BKPM, a member of Advisory Council of Association of Publicly Listed Companies, as well as National Committee on Good Governance.
MOHAMED IDWAN GANIE Komisaris Independen Independent Commissioner
Lahir di Amsterdam pada tahun 1955. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2006. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Konsultan Hukum untuk Persaingan Usaha dan juga anggota panel Singapore International Arbitration Center (SIAC) dan Rekanan pada Singapore Institute of Arbitration (SIARB). Beliau lulusan program Doktoral di bidang Hukum (PhD) dari University of Hamburg, Jerman.
Born in Amsterdam in 1955. He has occupied the position as an Independent Commissioner of the Company since 2006. He also occupies the position as a Chairman of the Association of Legal Consultant for Business Competition and a member of the panel for Singapore International Arbitration Center (SIAC) and a Fellow in Singapore Institute of Arbitration (SIARB). He obtained a Doctorate in Law (PhD) from the University of Hamburg, Germany.
KARDINAL A. KARIM Komisaris Independen Independent Commissioner
Lahir di Lubuksikaping, Sumatera pada tahun 1942. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2006 dan merupakan salah satu anggota dari Komite Audit Perseroan. Beliau lulus sarjana di bidang Manajemen dari Asian Institute of Management, Manila.
Born in Lubuksikaping, Sumatra in 1942. He has held the position as an Independent Commissioner of the Company since 2006 and a member of the Company`s Audit Committee. He obtained a degree in Management from the Asian Institute of Management, Manila.
Annual Report 2009
41
PROFIL DIREKSI BOARD OF DIRECTORS PROFILE
42
Laporan Tahunan 2009
1 HARY TANOESOEDIBJO Direktur Utama President Director
4
3
2
1
2 M. BUDI RUSTANTO Direktur Director 3 INDRA PRASTOMIYONO Direktur Director 4 HANDHIANTO S. KENTJONO Direktur Director
HARY TANOESOEDIBJO Direktur Utama President Director
Lahir di Surabaya pada tahun 1965. Beliau telah sukses memimpin perubahan PT Global Mediacom Tbk dari perusahaan konglomerasi menjadi sebuah perusahaan yang fokus pada bidang media dan telekomunikasi.
Born in Surabaya in 1965. Mr.Tanoesoedibjo has successfully led the change of PT Global Mediacom Tbk from a conglomerate into a company with a focus on the media and telecommunication sectors.
Beliau telah menduduki posisi sebagai Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk sejak tahun 2002. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Vice President Komisaris PT Global Mediacom Tbk Beliau merupakan pemegang saham pendiri dan pengendali serta Ketua Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Selain itu, Beliau memegang berbagai posisi di perusahaan lain, termasuk sebagai Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) (posisi tersebut telah berlangsung sejak 2003 sampai dengan tahun 2008), PT MNC Sky Vision dan banyak perusahaan lain yang termasuk dalam kelompok Global Mediacom Group serta Bhakti Investama Group.
Mr. Tanoesoedibjo has occupied the position as a President Director of PT Global Mediacom Tbk since 2002. Mr. Tanoesoedibjo was previously the Vice President Commissioner of PT Global Mediacom Tbk Mr. Tanoesoedibjo is the founding and controlling shareholder as well as the Group Executive Chairman of PT Bhakti Investama Tbk since 1989. In addition, he currently holds various positions in the other companies, including as a President Directors of PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) and PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) (a position he has held since 2003), PT MNC Sky Vision and many other companies within the Global Mediacom group of companies as well as Bhakti Investama Group.
Beliau menjadi pembicara di berbagai seminar juga dosen Keuangan Korporasi, Manajemen Investasi dan Strategi untuk berbagai program pasca sarjana di berbagai universitas.
Mr. Tanoesoedibjo has been the speaker in various seminars as well as a lecturer in Corporate Finance, Investments and Strategic Management for post graduate programs in various universities.
Beliau meraih gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Canada, pada tahun 1988 dan meraih gelar MBA dari Ottawa University, Ottawa, Canada, pada tahun 1989.
Mr. Tanoesoedibjo received a Bachelor of Commerce (Honours) degree from Carleton University, Ottawa, Canada, in 1988 and a MBA degree from Ottawa University, Ottawa, Canada, in 1989.
Annual Report 2009
43
M. BUDI RUSTANTO Direktur Director
Lahir di Jakarta pada tahun 1953. Budi Rustanto menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2004, dan pada tahun 2008 merangkap sebagai Corporate Secretary PT Global Mediacom Tbk Saat ini, Budi Rustanto menjabat beberapa posisi sebagai Direktur Utama di luar Perseroan, termasuk PT Global Land Development Tbk dan PT Aston Inti Makmur sejak tahun 2007. Selain itu menjabat sebagai Komisaris Utama PT Usaha Gedung Bimantara dan PT Hikmat Makna Aksara (TRUST) sejak tahun 2009 juga sebagai Komisaris di PT Indonesia Air Transport Tbk sejak tahun 2004 dan PT Global Informasi Bermutu (Global TV) sejak tahun 2008.
Born in Jakarta in 1953. Mr Budi Rustanto has been a Director of the Company since 2004 as well as Corporate Secretary of the Company since 2008. Mr Budi Rustanto currently holds various positions outside the Company, including as the President Directors of PT Global Land Development Tbk since 2007 and PT Aston Inti Makmur since 2007. He also holds the position as the President Commissioner of PT Usaha Gedung Bimantara and PT Hikmat Makna Aksara (TRUST) since 2009 as well as Commissioners of PT Indonesia Air Transport Tbk since 2004 and PT Global Informasi Bermutu (Global TV) since 2008.
Sebelum bergabung di kelompok Global Mediacom Group, Budi Rustanto pernah bekerja di IBM pada tahun 1980 sampai dengan 1989 menduduki beberapa jabatan sebagai System Engineer Manager, Pengajar di IBM Education Center dan Marketing Manager.
Before joining Global Mediacom Group, had worked in IBM from 1980 to 1989 and has held several positions as System Engineer Manager, Instructor in IBM Education Center and Marketing Manager.
Pada saat ini, Budi Rustanto juga menjabat sebagai Bendahara di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan juga aktif di Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai Ketua Komite Solidaritas Olimpic. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1979.
Currently, Mr Budi Rustanto is the Treasurer for the National Sports Committee (KONI) and has been active in the Indonesia Olympic Community (KOI) as the Head of the Olympic Solidarity Committee. Mr Budi Rustanto obtained a Bachelor degree in Civil Engineering from Bandung Institute of Technology, in 1979.
INDRA PRASTOMIYONO Direktur Director
Lahir di Surabaya tahun 1961. Beliau memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Strathclyde Graduate Business School khusus bidang Pemasaran, di Skotlandia, Inggris, pada tahun 1992.
Born in Surabaya in 1961. Mrs. Prastomiyono obtained a Master Degree of Business Administration (MBA) from Strathclyde Graduate Business School specializing in Marketing, in Scotland, England, in 1992.
Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau bekerja di Citibank Indonesia lebih dari tujuh tahun dengan posisi sebagai Credit Risk Operations Director dan Human Resources Director. Sebelum itu, beliau adalah Principal Consultant di Pricewaterhouse Coopers dan pernah menjabat sebagai General Manager Training & Development di PT Excelcomindo Pratama Tbk Beliau juga pernah menjadi “Associate Research” di Notredame University di Indiana pada tahun 1993-1994 dan sebagai Dosen dan Konsultan di Institut PPM selama lebih dari delapan tahun. Saat ini beliau aktif sebagai pembicara di beberapa seminar, khususnya di bidang “leadership” dan “human resources”.
Prior to joining the Company, Mrs. Prastomiyono worked at Citibank Indonesia for more than seven years with the position as a Credit Risk Operations Director and Human Resources Director. Before that, she was the Principal Consultant at Pricewaterhouse Coopers, and served as a General Manager for Training & Development at PT Excelcomindo Pratama Tbk Mrs. Prastomiyono was also a “Research Associate” at Notredame University in Indiana in 1993-1994 and is a Lecturer and a Consultant at the Institute PPM for more than 8 years. Currently, she is an active speaker at several seminars, particularly in the areas of leadership and human resources.
44
Laporan Tahunan 2009
HANDHIANTO S. KENTJONO Direktur Director
Lahir di Semarang pada tahun 1963. Handhianto Kentjono menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 2009 juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT MNC Sky Vision - bertanggung jawab di operasional DTH.
Born in Semarang in 1963. Mr Handhi Kentjono has been serving as a Director of the Company since 2009. He also serving as a Vice President Director of PT MNC Sky Vision with the responsibility of running the DTH company.
Handhianto Kentjono pernah menjabat sebagai Marketing Director di Goldindo International Group pada tahun 2006 dan selama tujuh tahun bergabung dengan Rimba Group. Selain itu, Handhianto Kentjono pernah menjabat sebagai Direktur Utama dan pendiri Jakarta Institut dan Teknologi dari tahun 2001 hingga 2003. Handhianto Kentjono menerima penghargaan OR Award dari Insitute of Transportation Research and Education, NC State Releigh-Durham pada tahun 1995 dan Truman Scholarship Award pada tahun 1986. Beliau mendapatkan gelar MBA dalam bidang Business Administration dari Universitas Montana pada tahun 1991 dan gelar PhD dari universitas yang sama pada tahun 1993.
Mr Handhianto Kentjono has worked in Goldindo International Group as the Marketing Director in 2006 and for over seven years with Rimba Group. In addition, he has served as a President Director and the founder of the Jakarta Institute of Technology from 2001 to 2003. He received an Award from the Institute for Transportation Research and Education, NC State RaleighDurham in 1995 and Truman Scholarship Award in 1986. He obtained a MBA degree in Business Administration from Montana University, Montana, in 1991 and a PhD from the same university in 1993.
Annual Report 2009
45
46
Laporan Tahunan 2009
Informasi yang menarik dan mendidik disampaikan melalui sarana yang kreatif sebagai sumber referensi terpercaya. Interesting and educational information has been delivered through the creative media package as a source of reliable reference.
Annual Report 2009
47
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
ANALISA INDUSTRI MEDIA
MEDIA INDUSTRY ANALYSIS
Pendahuluan
Introduction
Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup menarik melampaui negara-negara tetangganya di Asia. Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif di tahun 2009. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 4,5%, merupakan ke tiga tertinggi setelah Cina dan India diproyeksikan akan tumbuh berkelanjutan sebesar 5.5% di tahun 2010.
Indonesia has an attractive economic growth that continues to outperform its Asian neighbors. Indonesia belonged to one of the few Asian countries that experienced positive economic growth in 2009. In 2009, Indonesia’s GDP growth was 4.5%, the third highest after China and India. Indonesia’s economy in projected fo further grew at 5.5% in 2010.
Pangsa Pasar Iklan
The Advertising Market
Faktor-faktor pasar yang khusus mendukung diantaranya pertumbuhan konsumsi media, dampak positif dari belanja iklan pada saat kampanye pemilu, dan tetap murahnya harga produk-produk FMCG sehingga terus diminati konsumen, yang mana memacu merekmerek kenamaan serta berbagai kategori FMCG untuk meningkatkan belanja iklan mereka.
Additional market specific factors continued to boost up media consumption particularly from the positive impact on advertising spending (“adspend”) from the elections; and the fact that FMCG’s products remain cheap will boost advertising spending for major FMCG brand and product categories.
Menurut Zenith Optimedia, pertumbuhan belanja iklan kotor sebesar 7,9% di tahun 2009, menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari sejumlah kecil pasar pertumbuhan di Asia. Antara tahun 2009 - 2014, pasar iklan diperkirakan akan tumbuh 10,4% per tahun, lebih tinggi dari pasar-pasar Asia, terkecuali Vietnam (lihat tabel-1).
According to Zenith Optimedia, gross adspend grew by 7.9% in 2009, designating Indonesia as one of the few media high growth markets in Asia. Between 2009 – 2014, the advertising market is expected to grow at an average annual rate of 10.4%, higher than any other Asian market except Vietnam (see chart-1).
Volume iklan akan mencapai US$2,1 miliar pada tahun 2014, lebih rendah dibandingkan Cina, India dan Korea, namun jauh lebih besar dari negara-negara ASEAN, bahkan mengalahkan Taiwan. Saat perekonomian Indonesia tumbuh, maka ruang pertumbuhan yang signifikan akan terbuka.
Net advertising volume will reach US$2.1 billion by 2014, lower than China, India and Korea but far greater than other individual markets in ASEAN, and also overtaking Taiwan. There is significant scope for growth as Indonesia’s economy further expands.
Tabel 1 - Volume Iklan Bersih di Indonesia Chart 1 - Indonesia Net Advertising Volume 09-1 CAGR
US$ bil
3
2
1
1.0
1.2
1.3
2008
2009
1.4
1.5
4: 10.
4%
1.7
1.9
2.1
0 2007
2010
2011
2012
Note: Data based on analysis of net advertising, including average 70-80% discounts and excluding agency commission Source: Media Partners Asia
48
Laporan Tahunan 2009
2013
2014
Belanja iklan berbanding PDB tetap rendah (0,56%, menurut Zenith Optimedia), yang mana jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
Advertising expenditure as a proportion of GDP remains relatively low (0.56%, according to Zenith Optimedia), significantly lower than Malaysia, Singapore, Thailand and the Philippines.
Media Berbasis konten & Iklan
Content & Advertising based Media
Televisi tidak berbayar (Free To Air) akan terus memiliki lebih dari 65% potongan kue iklan, karena media buyer dan pengiklan memandang Televisi tidak berbayar sebagai media iklan utama yang mampu menjangkau baik khalayak umum maupun segmen premium. Faktor penentu utamanya termasuk (lihat tabel-2): • Televisi siaran nasional menjangkau (90%) daerah perkotaan dan pinggiran dengan lebih dari 35 juta pesawat televisi. • Meningkatnya jumlah penonton televisi dan pemirsa dengan waktu menonton yang lebih banyak setiap tahunnya. • Pertumbuhan jaringan televisi lokal yang terafiliasi dengan jaringan nasional. • Terkonsolidasinya jaringan televisi di bawah satu kelompok usaha (MNC). • Meningkatnya profesionalisme sumberdaya manusia dalam rangka mengembangkan konten, pemasaran dan penjualan.
Free-to-air (“FTA”) TV will continue to dominate by more than 65% of the adspend pie, with media buyers and advertisers regard FTA as the main advertising medium to reach both mass market and premium segments. Key contributing factors including (see chart-2): • National TV reach (90%) in urban and rural areas with more than 35 million TV homes. • Growing TV audiences and viewership with more time spent watching TV every year. • The growth of local TV networks as affiliates of national TV networks. • The consolidation of TV networks under common owners, such as MNC. • Professionalization of talent resource in order to improve contents, marketing and sales.
Tabel 2 - Pangsa Pasar Media Iklan Indonesia Chart 2 - Indonesia Media Advertising Market Share 2009
2010
2011
2012
2013
2014
68.0%
67.9%
67.8%
67.7%
67.6%
67.5%
FTA
66.3%
66.0%
65.8%
65.5%
65.3%
65.1%
Pay-TV
1.7%
1.9%
2.0%
2.2%
2.3%
2.4%
23.3%
23.2%
23.2%
22.9%
22.9%
22.7%
Magazine
3.2%
3.1%
3.2%
3.2%
3.2%
3.1%
On-line
1.5%
1.6%
1.9%
2.2%
2.5%
2.7%
OOH
2.2%
2.3%
2.2%
2.2%
2.2%
2.2%
Radio
1.7%
1.7%
1.7%
1.7%
1.7%
1.7%
Other
0.1%
0.1%
0.1%
0.1%
0.1%
0.1%
TV
Newspaper
Sumber data: Media Partners Asia Source: Media Partners Asia
Annual Report 2009
49
Jangkauan televisi lebih mendominasi dibandingkan media lainnya sementara harga iklan relatif lebih rendah daripada pasar lain, seperti Filipina, Cina, Thailand dan Malaysia. Persaingan harga dan harga diskon (70-80%) kemungkinan besar akan terus bertahan untuk jangka menengah.
TV’s reach has been far greater as compared to other media platforms while its advertising rates remain low relative to other markets such as the Philippines, China, Thailand and Malaysia. Price competition and rate card discounts (7080%) are likely to linger over the medium term.
Ada 10 stasiun televisi swasta yang beroperasi secara nasional, yaitu RCTI, TPI, Global TV, SCTV, Indosiar, Trans TV, Trans 7, Lativi (kini berganti nama menjadi TVOne), ANTV dan Metro TV. Satu jaringan televisi milik Pemerintah adalah TVRI. Pemirsa televisi tidak berbayar sebagian besar didominasi oleh RCTI, SCTV dan Trans TV, dengan peringkat pemirsa terbesar (>45% share).
There are 10 private TV stations that operate on a nationwide basis i.e. RCTI, TPI, Global TV, SCTV, Indosiar, Trans TV, Trans 7, Lativi (now rebranded as TVOne), ANTV and Metro TV. The government owns the national network, TVRI. Free To Air TV viewership are largely dominated by the top tier (more than 45% share of the industry’s adspend) Free To Air TV consisting of RCTI, SCTV, and Trans TV.
Televisi tidak berbayar tetap menjadi sarana paling efisien untuk jangkauan masal dibandingkan platform media lainnya. Jangkauan televisi tidak berbayar juga terkonsentrasi dan hadir di semua tempat bila dibandingkan dengan fragmentasi media lainnya.
Free-to-air TV remains the most cost efficient means for reading mass market, compared to other media platforms. Free-to-air TV’s reach is also concentrated and ubiquitous, in contrast to the fragmentation charateristic of other media platform.
Berdasarkan data Nielsen (lihat tabel-3), pada tahun 2009 stasiun TV di bawah MNC menyerap 34% dari jumlah belanja iklan kotor, dipimpin oleh RCTI (13,8%); TPI (10,9%); and Global TV (9,5%).
Based on Nielsen research (see chart-3), MNC-owned TV stations had a leading 34% share of gross adspend in 2009, led by RCTI (13.8% share); TPI (10.9%); and Global TV (9.5%).
Meskipun televisi tidak berbayar mendominasi pasar, namun media cetak tetap memegang peran penting.
While free-to-air TV dominates the marketplace, print also remains important.
Pada akhir tahun 2009, ada 5,5 juta surat kabar harian yang beredar, terdiri dari 3,2 juta surat kabar nasional dan 2,3 juta koran lokal. Meskipun memiliki daya penetrasi yang lebih rendah dari radio (22% untuk surat kabar dibandingkan dengan 40% untuk radio di pusat kota), media cetak khususnya surat kabar memegang pangsa pasar untuk iklan yang jauh lebih besar (26% untuk msurat kabar dibandingkan dengan 2%untuk radio) dikarenakan lebih tingginya konsentrasi orang saat membaca surat kabar serta sumberdayanya yang lebih terkonsolidasi. Media cetak, khususnya surat kabar kian terjangkau oleh segmen masyarakat berpenghasilan rendah.
At the end of 2009, there were 5.5 million daily newspapers in circulation, including 3.2 million circulation for national newspapers and 2.3 million for regional and local newspapers. In spite of its inferior penetration relative to radio (22 per cent for print versus 40 per cent for radio in urban centers), print and newspapers in particular have far greater advertising market share (26% for print versus 2 per cent for radio) because of superior concentration and consolidation of resources. Print media, especially newspapers, are increasingly affordable to the low income segment of the population.
Tabel 3 - Jumlah Belanja Iklan Kotor 2009 Chart 3 - Total of Gross Adspend in 2009 Group
No. of Stations
% Mkt Share
MNC
3
34%
Trans
2
24%
Bakrie
2
16%
SCM
1
13%
Indosiar
1
9%
Metro
1
4% Sumber data: AGB Nielsen, Media Partners Asia Source: AGB Nielsen, Media Partners Asia
50
Laporan Tahunan 2009
Menurut MPA, belanja iklan diperkirakan akan tumbuh sebesar rata-rata 11% per tahun untuk lima tahun ke depan sehingga mencapai US$565 juta pada 2014, US$500 juta dari surat kabar dan US$65 juta sisanya dari majalah.
According to MPA, net advertising spending is expected to grow at an average annual rate of 11% over the next five years to reach US$565 million by 2014 with newspapers accounting for US$500 million and magazines, US$65 million.
Media radio yang terus memikat para pendengarnya. Hingga akhir 2008, ada 1.200 stasiun radio komersil yang terdaftar di Indonesia. Stasiun-stasiun radio domestik benar-benar tersegmentasi dengan program-program yang khuus dirancang untuk menjangkau pendengar spesifik, seperti perempuan, komunitas bisnis, remaja dan komunitas tionghoa. Setiap tahunnya radio mengisi 2% pasar iklan. Belanja iklan radio diperkirakan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 10% untuk lima tahun ke depan.
Radio continues to attract specific targeted audiences. There were 1,200 commercial radio stations registered in Indonesia as of year-end 2008. Domestic radio stations are highly segmented and programs are designed to target specific listeners such as women, the business community, teenagers and the Chinese community. Radio captures approximately 2% of the advertising market every year. Radio advertising is expected to grow at an average annual rate of 10% over the next five years.
Yang terakhir, pasar iklan online tumbuh dengan pesat dari kalangan berpenghasilan bawah. Pertumbuhan pengguna layanan didukung oleh penetrasi PC dan broadband dari kalangan berpenghasilan menengah ke bawah yang membantu iklan online tumbuh secara signifikan di masa mendatang. Pengguna layanan online diperkirakan akan mencapai lebih dari 80 juta untuk lima tahun ke depan, bila dibandingkan dengan saat ini yang sebanyak 40 juta pengguna. MPA memperkirakan pasar iklan online akan tumbuh sebesar 20-30% per tahun dalam pengertian neto untuk lima tahun ke depan.
Finally, the online advertising market is growing rapidly from a low base. The growth in users along with improved PC and broadband penetration in the among middle-tolower income segments should help the market for the exponentially growth of online advertising. Online users are expected to reach more than 80 million over the next five years, versus 40 million currently. MPA estimates that the online ad market will grow by 20-30% per annum in the net terms over the next 5 years.
Media berbasis Pelanggan
Subscriber based Media
Televisi berbayar merupakan sektor dengan pertumbuhan paling pesat di antara media-media lainnya dan memiliki potensi luar biasa besar. Hari ini, kurang dari 3% rumah tangga Indonesia yang memiliki akses televisi berbayar, atau setara dengan 850.000 rumah. Jumlah ini dapat tumbuh hingga sekitar 3 juta pada tahun 2014, menurut analisis terbaru dari Media Partners Asia. Perkiraan ini menyiratkan penetrasi sebesar 8% dari jumlah rumah tangga pemilik TV. Pasar potensial untuk televisi berbayar diperkirakan lebih dari 22 juta pelanggan.
The pay-TV sector is the fastest growing amongst all media and has enormous potentials. Today, less than three per cent of Indonesian households have pay-TV, equal to about 850,000 homes. The number could grow to approximately 3 million homes by year 2014, according to the latest analysis from Media Partners Asia. This implies 8% of TV household penetration. The addressable market for pay-TV is estimated at more than 22 million potential subscribers.
Antara tahun 2004 dan 2008, faktor utama yang mendorong pertumbuhan pasar adalah: akuisisi pelanggan yang agresif, investasi pada konten, makin ketatnya persaingan. Pasca 2007, MNC Sky Vision yang didukung sumberdaya dan aset Global Mediacom mampu memanfaatkan peningkatan konten, jaringan, teknologi dan penjualan/pemasaran untuk tampil sebagai pemimpin pasar (pangsa pasar 78%), dengan jumlah pelanggan baru yang terus bertambah.
Between 2004 and 2008, key drivers of the market growth were: aggressive subscriber acquisition; content investment and intensifying competition. After 2007, MNC Sky Vision, backed by Global Mediacom’s resources and assets, has leveraged the contents, networks, technologies and sales/marketing and emerged as a market leader (78% market share), with an increasing proportion of net new subscribers.
Setelah mengalami penurunan pada paruh pertama 2009 akibat menurunnya kualitas pemancar, MNC Sky Vision telah memperbaiki kinerjanya secara signifikan dengan meluncurkan satelit S-Band baru dengan kualitas
After a poor first semester 2009, where satellite reception was poor, MNC Sky Vision has significantly improved its performance, due to the launch of the new S-band satellite in May 2009 with superior transmission quality;
Annual Report 2009
51
pemancar yang lebih baik, peluncuran 25 saluran televisi baru, baik lokal, regional dan internasional, diluncurkannya dua lapis programing baru dengan pilihan yang makin beragam dan harga yang makin terjangkau, diperbaharuinya kegiatan penjualan dan pemasaran, serta momentum yang tepat.
launch 25 new branch offices, international local brands; launch of two new programming tiers, with more choices and pricing power; and renewed sales and marketing efforts and momentum.
Hal-hal yang akan menjadi pendorong pertumbuhan utama di masa mendatang adalah: • MNC Sky Vision akan meluncurkan 25 kanal baru di tahun 2010 dan memulai stimulus pemasaran serta kemasan baru, saluran yang lebih eksklusif (lokal dan regional) serta kapasitas pemancar yang lebih besar. • Jaringan pita lebar Telkom yang semakin besar memungkinkan diluncurkannya layanan IPTV. • Lembaga perdagangan APMI telah mulai mengambil tindakan lebih keras atas tindak pembajakan (1,5 juta pengguna) dan pemerintah telah mulai menutup operator-operator ilegal.
Key future drivers of the market include: • MNC Sky Vision will launch: 25 new channels in 2010, and begin a new marketing and program packaging drives; more exclusive channels (local and regional brands) and improved transmission quality. • Telkom will leverage its growing broadband network to launch the IPTV services. • Trade body APMI has initiated a big crackdown on piracy (1.5 million users); the government has started to shut down the illegal operators.
Tabel 4 - Pertumbuhan Industri TV-Berbayar Indonesia Chart 4 - Indonesia Pay-TV Industry Growth 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0
3.0 2.5
2.5 2.0
2.0 1.6
1.5
1.2
1.0 0.5 0.0
0.1
0.1
0.2
0.2
0.3
2001 0.4%
2002 0.5%
2003 0.7%
2004 0.8%
2005 0.9%
0.5
2006 1.5%
Subs
0.6
0.7
2007 2.0%
2008 2.2%
0.9
2009 2.6%
2010 3.4%
2011 4.5%
2012 5.7%
2013 6.9%
2014 8.1%
% Pen./TVHH
MPA memproyeksikan pendapatan industri televisi berbayar akan tumbuh hingga 27% pada 2014 hingga mencapai US$550 juta dibandingkan tahun 2009 yang sebesar US$166 juta. Perkiraan 2014 ini terdiri dari biaya berlangganan sekitar 85%, penjualan iklan sebesar 9% dan biaya pemasangan/layanan bernilai tambah sebesar 8% (lihat tabel-4).
MPA has projected the pay-TV industry revenues to grow at a 27% CAGR by 2014 to reach US$550 million by 2014 versus US$166 million in 2009. By 2014, TV channel sub fees will contribute about 85%; ad sales about 9%; installations/value-added services about 8% (see chart-4).
KINERJA KEUANGAN PERSEROAN
FINANCIAL PERFORMANCE OF THE COMPANY
Penjelasan Umum
General Overview
Di tahun 2009 Media berbasis konten & Iklan memberikan kontribusi sebesar 77% kepada pendapatan konsolidasi.
In 2009, Content & Advertising-based Media contributed 77%to consolidated revenues.
Sementara Media berbasis Pelanggan memberikan kontribusi sebesar 21%.
Whereas Subscriber based Media made 21% contribution.
Di bulan Nopember 2009, Mediacom telah mendivestasikan 19% dari sisi kepemilikan sahamnya di PT Mobile-8 Telecom Tbk Melalui divestasi di sektor telekomunikasi, Mediacom memfokuskan bidang usaha Perseroan di industri media yang terdiri dari Media berbasis konten & Iklan dan Media berbasis Pelanggan.
In November 2009, Mediacom has divested the remaining 19% stake in PT Mobile-8 Telecom Tbk With the divestment in the telco sector, Mediacom has focused its activities in the media business encompassing content and advertisingbased media and subscribers-based media.
52
Laporan Tahunan 2009
Penjualan saham di PT Mobile-8 Telecom tersebut mempengaruhi pendapatan Perseroan sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan konsolidasi pada tahun 2009.
The divestment of the Company’s share ownership in PT Mobile-8 Telecom Tbk had resulted in the decrease of consolidated revenues of the Company in 2009.
Selanjutnya, PT Infokom Elektrindo diposisikan sebagai anak perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur penyiaran dan teknologi informasi bagi anak perusahaan, dibawah bidang usaha Media Support & Infrastruktur.
PT Infokom Elektrindo is positioned as a subsidiary to meet the needs of the Mediacom Group for broadcasting infrastructure and information technology under the Media Support & Infrastructure segment.
Pada tahun 2009, bidang usaha Media Support & Infrastruktur ini memberikan kontribusi pendapatan Perseroan sebesar 2%.
In 2009, Media Support & Infrastructure sector contributed 2% to the consolidated revenue.
Pendapatan Usaha
Revenues
Pendapatan usaha konsolidasi Perseroan pada tahun 2009 mencapai Rp5,04 triliun, menurun 6% dibandingkan pendapatan konsolidasi tahun 2008 sebesar Rp5,39 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan pad atahun 2008 Perseroan mencatat pendapatan dari PT Mobile-8 Telecom Tbk.
Consolidated revenues of the Company in FY2009 reached Rp5.04 trillion, a decrease of 6% as compared to the consolidated revenues in 2008 of Rp5.39 trillion. The decreased was primarily due to the divestment of PT Mobile-8 Telecom Tbk.
Pendapatan dari bidang Media berbasis konten & Iklan terhadap pendapatan Perseroan sebesar Rp3,86 triliun, meningkat 2% dibandingkan pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp3,78 triliun dimana rata-rata pangsa pemirsa sebesar 35% pada tahun 2009 dan 32% pada tahun 2008.
Content & Advertising-based Media booked revenues in the amount of Rp3.86 trillion, an increase of 2% as compared to Rp3.78 trillion in 2008. The combined average audience share of our three free-to-air TV was 35% in 2009 as compared to 32% in 2008.
Sedangkan pendapatan dari bidang Media berbasis Pelanggan sebesar Rp1,06 triliun pada tahun 2009, mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 36% dibandingkan pendapatan sebesar Rp776 miliar pada tahun 2008. Pertumbuhan pendapatan di bidang Media berbasis Pelanggan tersebut terutama disebabkan oleh pengembangan yang dilakukan terhadap Indovision dengan diluncurkannya satelit baru Indostar II, sehingga menambah jumlah channel yang meningkatkan jumlah pelanggan dan menurunkan churn rate.
The revenues contribution from the Subscriber based Media amounted to Rp1.06 trillion in 2009, a significant growth of 36% as compared to Rp776 billion in 2008. The revenue growth from Subscriber based Media was mainly due to the higher number of subscribers after the launch of the new satellite Indostar II where it has increased the number of channels and subsequently significantly increased number of subscribers reduced the churn rate.
Laba Usaha
Operating Income
Meskipun pendapatan Perseroan cukup stabil terjadi di tahun 2009, laba usaha konsolidasi Perseroan tercatat sebesar Rp710 miliar, meningkat 24%, dibandingkan laba usaha konsolidasi sebesar Rp573 miliar pada tahun 2008. Peningkatan tersebut terutama disebabkan adanya efisiensi dan efektifitas kinerja usaha Perseroan di tahun 2009.
Consolidated operating income amounted to Rp710 billion as year end of 2009, an increase of 24% as compared to the FY2008 amount of Rp573 billion. The increase was primarily due to the successful implementations of cost efficiencies program in 2009.
Bidang usaha Media berbasis konten & Iklan memberikan sumbangan positif terhadap kinerja laba usaha konsolidasi sebesar Rp607 miliar.
Content & Advertising-based Media contributed Rp607 billion to the consolidated operating income.
Bidang usaha Media berbasis Pelanggan menyumbangkan laba usaha sebesar Rp117 miliar, naik 16% dibandingkan kontribusi laba usaha dari lini ini di tahun 2008 sebesar Rp102 miliar.
Subscriber based Media contributed Rp117 billion to the operating income, an increase of 16% as compared to the contribution from this sector of Rp102 billion in 2008.
Bidang usaha Media Support & Infrastruktur memberikan kontribusi laba usaha yang menurun sebesar Rp10 miliar pada tahun 2009, dibandingkan laba usaha sebesar Rp16 miliar pada tahun 2008.
Media Support & Infrastructure’s contribution to the operating income had declined to Rp10 billion in FY2009 as compared to the contribution in FY2008 of Rp16 billion.
Annual Report 2009
53
Laba Bersih Laba bersih konsolidasi pada tahun 2009 mencapai angka Rp157 miliar, menurun 63% dari posisi Rp426 miliar di tahun 2008. Penurunan itu terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak dari beberapa anak perusahaan yaitu RCTI, MNI dan MSV.
Aset Aset konsolidasi Perseroan pada tahun 2009 sebesar Rp13,48 triliun, cukup stabil dibandingkan dengan Aset konsolidasi pada tahun 2008 sebesar Rp13,72 triliun.
Net Income Consolidated net income of the Company had decreased by 63% to Rp157 billion from Rp426 billion in FY2008. The decrease was primarily due to an increased in income before tax for several subsidiaries such RCTI, MNI and MSV.
Assets Consolidated assets in FY2009 were Rp13.48 trillion, relatively stable as compared to the consolidated assets in FY2008 of Rp13.72 trillion.
Aset lancar konsolidasi pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp5,99 triliun, menurun 2,0% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp6,11 triliun. Sedangkan aset tidak lancar konsolidasi pada tahun 2009 turun sebesar 1,3% mencapai Rp7,50 triliun dari posisi tahun 2008 yang sebesar Rp7,61 triliun.
Consolidated current assets in FY2009 were Rp5.99 trillion, a decrease of 2.0% as compared to Rp6.11 trillion in FY2008. While consolidated non-current assets in FY2009 amounted to Rp7.50 trillion, down by 1.3% as compared to the amount in FY2008 of Rp7.61 trillion.
Jumlah Kewajiban
Liabilities
Jumlah Kewajiban konsolidasi Perseroan dan anak perusahaan di tahun 2009 adalah sebesar Rp4,25 triliun, menurun 5% dibandingkan dengan kewajiban konsolidasi sebesar Rp4,47 triliun di tahun 2008.
Kewajiban Lancar Kewajiban lancar pada tahun 2009 sebesar Rp1,95 triliun, meningkat sebesar 5% dibandingkan sebesar Rp1,86 triliun di tahun 2008. Peningkatan tersebut disebabkan karena penambahan pinjaman jangka pendek yang diperoleh anak perusahaan untuk modal kerja.
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban tidak lancar sebesar Rp2,3 triliun, mengalami penurunan sebesar 12% dibandingkan dengan jumlah di tahun 2008 sebesar Rp2,6 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh hutang jangka panjang dan obligasi dalam mata uang asing yang disebabkan oleh menguatnya mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, terutama US$.
Ekuitas Pada tahun 2009, ekuitas Perseroan sebesar Rp7,1 triliun meningkat sebesar 1,4% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp7,0 triliun. Peningkatan ini terutama karena peningkatan laba ditahan pada tahun 2009.
Arus Kas Posisi kas dan setara kas konsolidasi Perseroan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp1,28 triliun, menurun 2,0% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp1,39 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing disebabkan oleh menguatnya mata uang Rupiah. Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2009 sebesar Rp75 miliar, menurun dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp1,77 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan akuisisi Linktone Ltd. dan penambahan pada peralatan penyiaran dan operasional anak perusahaan.
54
Laporan Tahunan 2009
Total consolidated liabilities of the Company and its subsidiaries in FY2009 amounted to Rp4.25 trillion, a decrease of 5% as compared to consolidated liabilities in FY2008 of Rp4.47 trillion.
Current Liabilities Current liabilities in FY2009 amounted to Rp1.95 trillion, an increase of 5% as compared to Rp1,86 trillion in FY2008. The increase was due to the addition of short-term loans obtained by subsidiaries for working capital.
Noncurrent Liabilities Non-current liabilities of the Company amounted to Rp2.3 trillion, a decline of 12% as compared to total non-current liabilities of Rp2.6 trillion in FY2008. The decrease was due to the decreased in long term loans and bonds payable denominated in US$ as the effect of Rupiah appreciation against major foreign currencies particularly to US$.
Equity In 2009, the equity of the Company was Rp7.1 trillion, an increase of 1.4% as compared to Rp7.0 trillion in 2008. The increase was mainly due to an increase in retained earnings in FY2009.
Cash Flow Cash and cash equivalents of the Company in 2009 was Rp1.28 trillion, a decrease of 2.0% as compared to Rp1.39 trillion in 2008. The decrease was mainly caused by the decline in cash equivalents denominated in major foreign currencies as the effect of Rupiah appreciation.
Net cash flows used in investing activities in 2009 amounted to Rp75 billion, a decrease of Rp1.77 trillion as compared to 2008. The decrease was primarily due to Linktone Ltd’s acquisitions and additional investments in broadcasting and operational equipments acquired by subsidiaries.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp198 miliar, meningkat 350% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp44 miliar. Peningkatan tersebut berasal dari pembayaran pinjaman oleh anak perusahaan.
Net cash flows used in financing activities in 2009 totalled Rp198 billion, an increase of 350% as compared to Rp44 billion in 2008. The increase was due to loan payments by subsidiaries.
TINJAUAN OPERASIONAL DAN KEUANGAN ANAK PERUSAHAAN
OPERATIONAL AND FINANCIAL REVIEW OF THE SUBSIDIARIES
Bidang Usaha Media berbasis konten & Iklan
CONTENT & ADVERTISING BASED MEDIA SECTOR
PT MEDIA NUSANTARA CITRA Tbk (MNC)
PT MEDIA NUSANTARA CITRA Tbk (MNC)
MNC di Tahun 2009
MNC in 2009
• Stasiun Penyiaran Televisi
• Television Broadcasting Station
Sebagai perusahaan media terintegrasi di Indonesia, MNC memiliki dan mengoperasikan stasiun RCTI, TPI, dan Global TV yang merupakan tiga dari sepuluh stasiun televisi nasional Free To Air di Indonesia.
MNC is Indonesia’s leading integrated media company that owns and operates three out of the ten private Free To Air national television broadcasting stations in Indonesia namely RCTI, TPI, and Global TV.
Menurut AGB Nielsen Media Research, ketiga jaringan TV MNC secara kolektif mencakup rata-rata 35% pangsa pemirsa di Indonesia dan 34% dari total belanja iklan kotor TV selama tahun yang berakhir 31 Desember 2009, yang merupakan pangsa pasar pemirsa dan belanja iklan terbesar di antara stasiun-stasiun TV yang ada.
According to AGB Nielsen Media Research, three of MNC’s TV networks has collectively captured an average of 35% of Indonesia’s audience share and 34% of total gross TV adspend share during the year ended 31 December 2009, constituting a leading market share in audience and gross TV adspend.
RCTI
RCTI
• Didirikan di tahun 1989, RCTI merupakan stasiun TV swasta nasional pertama di Indonesia yang memiliki pangsa pemirsa rata-rata sekitar 18% selama tahun 2009.
• Founded in 1989, RCTI is the first private national TV station in Indonesia, with an average audience share of 18-20% during 2009.
• Memiliki jangkauan siaran terluas diantara stasiunstasiun TV nasional, mencapai sekitar 180 juta pemirsa di 319 kota di seluruh Indonesia.
• Has the largest broadcast coverage among other nationwide TV stations, reaching over 180 million viewers in 319 cities accross Indonesia.
• Susunan program RCTI mencakup acara realitas, sinetron, berita, olahraga, musik, hiburan, beragam tayangan, acara anak-anak, dan film dokumenter.
• RCTI’s programming line up includes reality shows, drama series, news, sports, music, entertainment, variety show, kids show, and documentary movies.
TPI
TPI
• TPI didirikan pada tahun 1991 dan diakuisisi oleh MNC pada Juni 2006, mempunyai pangsa pasar pemirsa rata-rata sebesar 9% pada periode yang berakhir pada 31 Desember 2009.
• TPI was founded in 1991 and was acquired by MNC in June 2006. TPI has an average audience share of 9% during the year ended December 31, 2009.
Annual Report 2009
55
• Memiliki jangkauan siaran nasional yang luas, mencapai sekitar 162 juta pemirsa di 185 kota di seluruh Indonesia.
• TPI has a significant national broadcast coverage, reaching over 162 million viewers in 185 cities accross Indonesia.
• TPI diposisikan untuk menarik konsumen dengan penghasilan menengah hingga menengah ke bawah di Indonesia (kategori BCD 5+)
• TPI is positioned to attract the middle to low income segment in Indonesia (category BCD 5+).
• TPI menjadi jaringan TV terdepan di segmennya melalui program-program favorit seperti cerita rakyat, acara komedi, beragam tayangan dan musik dangdut.
• TPI has become a leading TV network in its targeted segment through its highly-rated programs such as traditional folklore, in-house comedy, in-house variety show and dangdut music.
Global TV
Global TV
• Saluran utama MNC untuk menyiarkan konten MTV, VH-1, dan Nickelodeon dalam bahasa Indonesia melalui perjanjian eksklusif dengan MTV Asia LDS dan Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd.
• MNC’s primary channel to broadcast MTV, VH-1, and Nickelodeon contents in the Indonesian language under exclusive agreements with MTV Asia LDS and Nickelodeon Asia Holdings Pte. Ltd.
• Memiliki jangkauan siaran nasional yang luas, mencapai sekitar 170 juta pemirsa di 219 kota di seluruh Indonesia.
• Has significant national broadcast coverage, reaching over 170 million viewers in 219 cities accross Indonesia.
• Global TV memperluas segmen pasarnya dari anak-anak dan remaja menjadi keluarga muda dan profesional muda dengan penghasilan menengah keatas dalam kategori ABC (5-39).
• Global TV has expanded its target market from ABC kids and teenagers into ABC young families and young professionals in the middle to high income ABC (5-39).
• Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, GTV memiliki pangsa pemirsa sebesar 8%.
• For the year ended 31st December 2009, GTV has an average audience share of 8%.
• Media Cetak
• Print Media
Surat kabar
Newspaper
Koran harian Seputar Indonesia didirikan pada bulan Juni 2005. Pada tanggal 25 Maret 2009, Seputar Indonesia mengganti logo dan tampilannya menjadi lebih menarik, dinamis dan segar.
The daily newspaper Seputar Indonesia was established in June 2005. In March 25, 2009. Seputar Indonesia changed its logo and layout design with a better dynamic and fresh look.
Koran Seputar Indonesia menyajikan empat bagian yang berbeda yang terdiri dari berita, ekonomi & bisnis, lifestyle, olah raga, dan referensia. Koran tersebut juga unik karena tersajikan sebagai koran nasional dan juga sebagai koran lokal dengan konten lokal dan halaman depan yang berbeda. Saat ini Seputar Indonesia tersedia dalam edisi nasional dan 6 edisi lokal di propinsi Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Oleh karena itu MNC dapat memberikan pembacanya liputan yang lebih mendalam mengenai berita nasional dan lokal yang mana juga dapat memperluas cakupan pengiklan yang memiliki target pasar dan tujuan yang berbeda-beda.
Seputar Indonesia provides four separate sections, consisting of news, economy & business, lifestyle, sport and information reference. The newspaper is also unique in that it is available as a national newspaper and as a local paper with localized content and distinctive front page. Seputar Indonesia is currently available as a national edition in addition to six local editions in the provinces of North Sumatra, South Sumatra, West Java, Central Java, East Java, and South Sulawesi. Seputar Indonesia is able to provide readers with a more in depth coverage of local and national news and able to top into a wider range of advertisers with its own specific target markets and objectives.
56
Laporan Tahunan 2009
Selama tahun 2009, Seputar Indonesia berhasil mencatatkan EBITDA dan laba bersih, terutama disebabkan oleh diberhentikannya distribusi sirkulasi yang tidak efisien dan efisiensi pada biaya cetak dan distribusi. Menurut Nielsen Media Research, Seputar Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai surat kabar terpopuler di Jakarta dan menduduki peringat ketiga sebagai surat kabar terpopuler di Indonesia.
In 2009, Seputar Indonesia has successfully booked its first ever positive EBITDA and net income, as a result of eliminating inefficient circulation distributions, and efficiencies in the printing and distribution costs. According to Nielsen Media Reseach, Seputar Indonesia is ranked number 2 as the most popular newspaper in Jakarta and is ranked number 3 as the most popular newspaper in Indonesia.
Untuk tahun 2010, Seputar Indonesia berkeinginan untuk menjadi surat kabar terbesar dalam hal sirkulasi di Indonesia.
Looking ahead to 2010, Seputar Indonesia intends to be the largest circulated newspaper in Indonesia.
Tabloid
Tabloid
Genie merupakan tabloid infotainmen yang berfokus pada gaya hidup dan gosip selebriti. Menurut data dari Nielsen Media Research, Genie berada di peringkat kedua dalam hal sirkulasi diantara tabloid infotainment dan gosip artis lainnya.
Genie is an infotainment tabloid that focuses on lifestyle and celebrity gossips. According to the Nielsen Media Research, Genie is ranked number 2 in terms of the number of circulation among other infotainment and celebrity gossip tabloid.
Tabloid Realita dengan slogan yang baru “ Mewarnai Kehidupan Anda” memberikan ulasan tentang kehidupan para selebritis dan cerita sukses para tokoh-tokoh terkenal.
Tabloid Realita with its new tagline “Coloring Your Life” brings lesson learned from the real life stories as well as success stories of celebrities and public figures.
Tabloid Mom&Kiddie berfokus pada informasi dan artikel yang berkaitan dengan ibu dan anak. Pada bulan Maret 2009, tabloid Mom&Kiddie meraih penghargaan dari “TOP BRAND” untuk kategori majalah ibu dan anak.
Tabloid Mom&Kiddie focuses on the information and articles related to motherhood and children. In March 2009, Mom&Kiddie has been awarded the “TOP BRAND AWARD” under the Mom and Kid tabloid category.
Majalah
Magazines
HighEnd and HighEnd Teen, keduanya adalah majalah eksklusif berbahasa Inggris, buatan sendiri, yang mengulas tentang gaya hidup dan mode diterbitkan bulanan, diluncurkan oleh MNC pada bulan April 2008 dengan tujuan utama untuk dapat memberikan wawasan dan inspirasi mengenai komunitas kalangan atas.
HighEnd and HighEnd Teen, both are printed in the English language which focuses on luxurious lifestyle and fashion and published on a monthly basis. The magazines were launched in April 2008 with the aim to give insightful and inspirational articles for the high-end community.
Moto HighEnd adalah, “People, luxuries and beyond,” mengekspresikan pemahaman tentang gaya hidup kalangan atas.
HighEnd’s motto is “People, luxuries and beyond,” expresses its holistic understanding of the luxury lifestyle.
Pada tahun 2009, HighEnd dan HighEnd Teen telah mengadakan beberapa kegiatan seperti Masterpiece (pertunjukan mode, otomotif, makanan, dll) dan Starteen (ajang pemilihan model bagi para remaja)
In 2009, HighEnd and HighEnd Teen had organized several events such as Masterpiece (showcase of Fashion, Automotive, F&B, etc) and Starteen (a model competition for teenagers).
Annual Report 2009
57
• Stasiun Radio
• Radio Stations
Stasiun Radio MNC
MNC Radio Networks
MNC Networks didirikan pada bulan Agustus 2005 yang mengoperasikan dan mengelola jaringan radio terbesar di Indonesia dengan lebih dari 5 juta pendengar dengan menggunakan 31 jaringan di Indonesia.
MNC Networks was established in August 2005 and operates and manages the largest radio networks in Indonesia by utilizing 31 networks across Indonesia. with over 5 million listeners.
Radio adalah pelengkap untuk TV dan usaha koran kami untuk memberikan opsi iklan media yang menyeluruh kepada para pengiklan.
Radio network complements our TV and print media businesses by providing advertisers with a full range of advertising solutions.
Bisnis radio Perseroan terdiri dari empat format. Masingmasing berada di tempat teratas di target marketnya:
The Company’s radio business consists of four formats. Each of them are in the top spot of their respective target markets:
• Trijaya FM adalah pemimpin dalam hal berita dan musik dengan 16 jaringan stasiun radio tersebar di Indonesia dimana memberikan keuntungan tersendiri di dalam industri radio.
• Trijaya FM is the leader in the news and music radio programming that is powered with 16 networks located throughout Indonesia, thereby providing Trijaya FM with a strong competitive edge in the radio industry.
• Radio Dangdut TPI adalah stasiun radio nomor satu dalam music dangdut dengan 14 jaringan stasiun radio dan menjangkau lebih dari 3,5 juta pendengar.
• Radio Dangdut TPI is the number one “dangdut” music radio station with 14 networks and reaching more than 3.5 million listeners.
• Women radio menujukan siaranya untuk para wanita yang aktif mendengarkan mengenai masalah wanita seperti kesehatan, hubungan ibu dan anak, pendidikan, kecantikan, dan informasi mode pakaian.
• Women Radio is targeted specifically for active moms and house wives and providing its listeners with information on women’s issues such as health, motherhood, education, beauty and fashion tips.
• ARH Global adalah stasiun radio yang dinamis, dengan semboyan “ muda, dinamis dan kreatif” dan menargetkan generasi muda.
• ARH Global is a highly dynamic radio station symbolizing “youth, dynamism and creativity” and targeting the young generation.
• Jasa Layanan Nilai Tambah
• Value Added Services
Jasa Value Added Services (VAS) memegang peranan unik dalam upaya MNC menjadi perusahaan media yang terdepan dan terintegrasi. MNC VAS melayani program layanan pesan singkat, jejak pendapat pemirsa dan partisipasi pemirsa dalam Quiz TV.
Value Added Services (VAS) plays a unique ole in MNC’s efforts to become the leading and integrated media company in Indonesia. MNC’s VAS provides SMS subscription programs, audience votes and audience participation in TV quizzes.
Dengan tingginya volume layanan SMS, MNC percaya prospek bisnis Value Added Services ini akan terus bertumbuh dan menguntungkan. MNC dapat menggunakan berbagai platform multimedianya untuk meningkatkan pendapatan dari jasa Value Added Services ini. MNC akan terus aktif untuk menggalang kerjasama dengan berbagai perusahaan telekomunikasi dan pihak ketiga lainnya.
With a growing number of SMS traffic volume, MNC believes that the business prospect of VAS will continue to flourish and profitable. MNC can leverage on its multiple media platforms to capitalize on the potential revenues from VAS. Going forward, MNC’s VAS will actively manage its business by undertaking several partnerships with telecommunication operations and other third parties.
Selain kegiatan bisnis VAS yang dilakukan di Indonesia, MNC juga mengoperasikan bisnis Wireless Value Added Services (WVAS) di China melalui Linktone Ltd. MNC mengakuisisi LInktone pada bulan April 2008, telah memungkinkan MNC untuk mengembangkan bisnis diluar Indonesia dan mengambil kesempatan khususnya
In addition to VAS, MNC is also engaged in providing Wireless Value Added Services (WVAS) in China through Linktone Ltd. The acquisition of Linktone in April 2008 has enabled MNC to expand its business outside Indonesia, capturing opportunities particularly in the Asia Pacific region.
58
Laporan Tahunan 2009
di regional Asia Pasifik. Dengan kantor pusat di Beijing dan kantor regional di Shanghai dan Guangzhou, Linktone Ltd adalah salah satu penyedia terdepan jasa hiburan interaktif wireless untuk konsumen di China. Linktone banyak melakukan kerjasama dengan operator selular di Cina. Linktone juga menyediakan jasa portofolio yang beragam kepada konsumen wireless dan aplikasi, dengan fokus pada media, hiburan dan komunikasi melalui spektrum penuh platform teknologi.
Linktone is headquartered in Beijing, with regional offices in Shanghai and Guangzhou. Linktone Ltd is one of the leading providers of wireless interactive entertainment services to consumers in China. Working in close partnership with China’s mobile operators, Linktone provides a diverse portfolio of wireless contents and applications, with a particular focus on media, entertainment and communications, through a full spectrum of technology platforms.
Setelah restrukturisasi pada tahun 2009, Linktone telah membukukan laba bersih dan EBITDA positif untuk bisnis WVASnya. Sebagai tambahan, Linktone telah mengembangkan bisnis permainan mobile untuk melayani permintaan pasar yang dinamis.
After completing major restructuring in 2009, Linktone has generated positive EBITDA and net income for its WVAS business. In addition, Linktone Ltd has also been developing mobile gaming to serve the demand of a dynamic market.
• Bisnis Konten
• Content Business
MNC telah membangun konten library televisi terbesar di Indonesia hingga sekitar 88.000 jam program hingga November 2009. Pustaka konten berpotensi menjadi sumber pendapatan utama bagi perusahaan media seperti MNC. Ini menjadi aset intelektual yang dapat dilisensi atau dikemas kembali untuk stasiun-stasiun siaran lain baik di Indonesia maupun di luar negeri.
MNC has extensively developed its content library, comprising of approximately 88,000 hours of programming as of November 2009. Content library represents a major source of potential revenues for media companies such as MNC. They constitute intellectual assets that can be licensed or repackaged for other broadcasters both in Indonesia and abroad.
MNC terus berkomitmen untuk mengembangkan jangkauan konten ke dunia internasional. Melalui MNC The Indonesian Channel, MNC telah mengemas kembali dan menjual kontennya ke Jepang melalui IPS, Inc, ke Timur Tengah, ke Singapura melalui Starhub. Ke depan, MNC akan terus menyebarluaskan kontennya yang ke negara lain yang terdiri dari mayoritas penduduk berbahasa Indonesia atau Malaysia.
MNC is committed to expand its content reach internationally. By broadcasting MNC The Indonesian Channel, MNC has repackaged and expanded the content reach to Japan through IPS Inc., to the Middle East, and to Singapore through Starhub. Going forward, MNC will continue to utilize its content library and licence it to other countries where there is a relatively large Indonesian or Malay speaking communities.
MNC menyiarkan saluran-saluran program seperti :
MNC broadcasts program channels, such as:
• MNC News – program siaran berita 24 jam, infotainmen, berita olahraga, dan berita gaya hidup. • MNC Entertainment – program siaran hiburan 24 jam terdiri dari acara realitas, sinetron, film lokal, komedi situasi, tayangan realita, dan konten hiburan lainnya. • MNC Music Channel – program siaran musik 24 jam. • MNC The Indonesian Channel – konten umum 24 jam dengan target distribusi internasional.
• MNC News – 24 hours news programs, infotainment, sport news, and life style news. • MNC Entertainment – 24 hours entertainment programs, reality shows, drama series, local movies, sitcoms, reality shows, and other entertainment contents. • MNC Music Channel – 24 hours music programs. • MNC The Indonesian Channel – 24 hours general contents with international distribution target.
Annual Report 2009
59
MNC Networks akan tetap menjadi jaringan radio terbesar dengan mengimplementasikan beberapa strategi bisnis di bawah ini di tahun 2010 :
MNC Networks will continue to be the largest radio network by executing the following business strategies in 2010:
• Memperluas jaringan networks dengan tambahan networks afiliasi. • Meningkatkan peringkat stasiun radio dengan programprogram yang menarik. • Menjaga hubungan yang baik dengan agen-agen iklan. • Menciptakan brand awaraness terhadap stasiun radio. • Meningkatkan penjualan radio-radio lokal untuk semua stasiun radio.
• Expanding radio networks by increasing the number of affiliated networks. • Enhancing the ratings of radio stations with attractive programs. • Maintaining good relationship with the media agencies. • Creating brand awareness of the radio stations. • Increasing sales for local radio stations.
• Rumah Produksi
• Production House
Didirikan tahun 2005, MNC Pictures merupakan rumah produksi milik MNC. Bergerak di bidang produksi film layar lebar, film TV (FTV), dan sinetron.
MNC Pictures was established in 2005, as a production house that is engaged in creating widescreen movies, FTV, and drama series.
Di awal tahun 2009, MNC Pictures telah meluncurkan film layar lebar yang pertama “Asmara Dua Diana”
In the beginning of 2009, MNC Pictures launched its first big screen movie called “Asmara Dua Diana”
• Manajemen Artis
• Talent Management
Star Media Nusantara (SMN) adalah manajemen artis yang dibentuk oleh MNC yang bertanggung jawab untuk mengindentifikasi, mengembangkan, mempromosikan, dan mengelola artis-artis berbakat untuk menjadi artisartis terkemuka di generasi berikutnya dalam dunia hiburan.
Star Media Nusantara (SMN) is a talent management company formed by MNC with responsibilities of identifying, securing, promoting, and managing talented artists to become the next generation of superstars in the entertainment world.
Posisi MNC sebagai perusahaan media terpadu yang terkemuka memungkinkan Perseroan untuk menawarkan kepada artis-artis kami sebuah kesempatan yang besar untuk mengembangkan karir di berbagai media melalui TV, radio, dan media cetak milik kami.
MNC’s position as a leading integrated media company has allowed to offer talents with substantial exposures due to its strength in managing three TV stations. In addition, our talents are presented with significant opportunities to develop cross-media careers through our TVs, radios, and print businesses.
Dengan mengelola lebih dari 100 artis di tahun 2009, SMN berkeinginan untuk meningkatkan aktivitas on-air dan off-air para artis untuk meningkatkan popularitas dan brand value mereka.
With more than 100 artists that were managed in 2009, SMN is intended to increase their on-air and off-air activities as well as their popularity and brand value.
60
Laporan Tahunan 2009
Di akhir tahun 2009, SMN telah mendirikan sekolah talent yang diberi nama “ Star Harvest Academy” untuk mendidik cara berperilaku dan profesionalitas.
By end of 2009, SMN has developed talent school called “Star Harvest Academy” to teach a talents on the proper etiquette and professionalism.
• Agen Perencanaan (Pembelian) Media
• Media Planning (Buying) Agency
Pada tahun 2009, CMI berhasil mendapat penghargaan sebagai Big Three Agency dari Suara Merdeka Group. CMI juga menangani klien-klien besar yang merupakan pemimpin pasar untuk menangani kampanye produkproduk mereka.
In 2009, CMI has successfully achieved the award as one of the Big Three Agency from Suara Merdeka Group. CMI also has the opportunity to manage a number of big clients considered as the market leaders in the respective fields to perform marketing activities for their products.
Untuk tahun 2010 mendatang, CMI akan memfokuskan diri pada dua bisnis utamanya yaitu PT Mediate Indonesia yang mengkhususkan pada kegiatan iklan above the line (TV, Media Cetak dan Radio) dan Cross Media Service untuk kegiatan iklan below the line (even dan promo off air).
For the upcoming year of 2010, CMI will focus on augmenting its two main businesses, which are PT Mediate Indonesia specializing on the above the line advertisement (TV, Print media and Radio) and PT Cross Media Services specializing in below the line advertisement (event and off air promotions).
• Online Media
• Media Online
Okezone.com diluncurkan pada bulan Maret 2007 sebagai salah satu top online media di Indonesia yang memberikan platform online untuk mendistribusikan konten berita dan non-berita, dan telah menghasilkan 4,5 juta lihat halaman terlihat per hari.
Okezone.com was launched in 2007 as one of Indonesia’s top online media currently, okezone generates 4.5 million page views per day thereby providing us with an online platform to distribute news and non-news contents.
Okezone.com memiliki 10 kanal terdiri dari berita umum, politik, internasional, ekonomi, gaya hidup, selebriti, olahraga, bola, otomotif, teknologi dan lainnya. Okezone.com adalah portal online yang pertama yang menyajikan konten video yang inovatif dan mobile browser untuk memenuhi kebutuhan pemirsa yang aktif dan dinamis.
Okezone.com has 10 channels consisting of general news, politics, international, economy, lifestyle, celebrity, sports, soccer, automotive, technology, and many others. Okezone. com provides video content innovation and mobile browser that is well-suited to a dynamic and active users.
Pada tahun 2009, Okezone.com bertumbuh sebesar 30% dalam hal jumlah halaman yang dilihat dibandingkan periode tahun lalu. Menurut Yahoo-TNS survey, okezone.com menempati peringkat kedua sebagai portal online terutama untuk berita dan hiburan pada kuartal pertama tahun 2009. Okezone.com juga mendapatkan predikat terbaik ketiga pilihan para customer dari Majalah SWA. Saat ini, Okezone.com menempati urutan ke 19 dari Top 100 portal internet di Indonesia menurut alexa.com
During 2009, Okezone.com has experienced 30% growth in the number of page views as compared to the same period last year. According to Yahoo-TNS survey, okezone. com was ranked number two as the top choice news and entertainment in the first quarter 2009. Okezone.com was also selected as the number three most recommended online portal by customers according to the SWA magazine. As end of 2009. Okezone.com is ranked 19th on the Top 100 internet portals in Indonesia according to alexa.com.
Okezone.com telah bekerjasama dengan perusahaan ternama seperti MSN Indonesia, Yahoo Indonesia, kaskus dan macetlagi.com untuk memastikan Okezone.com dapat diakses secara lebih luas.
Okezone.com collaborated with well-known companies such as MSN Indonesia, Yahoo Indonesia, Kaskus and macetlagi.com to ensure that Okezone.com can be widely accessed by its viewers.
Annual Report 2009
61
MNC berharap okezone.com dapat memberikan keuntungan dari potensi pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang pada akhirnya akan memberikan jangkauan pasar konsumen yang lebih luas sesuai dengan pilihan platform media yang tersedia. Untuk ke depannya, Okezone.com berada di posisi yang baik untuk meraih semua peluang pada pasar online media di Indonesia.
MNC expects that okezone.com will allow us to capitalize from the potential growth of internet users in Indonesia, which will eventually enable us in reaching a much broader consumer base and provide our customers with a wider selection of media platforms. Going forward, Okezone.com is well positioned to achieve every opportunity in Indonesian media online market.
PEMBAHASAN FINANSIAL MNC
FINANCIAL REVIEW OF MNC
Pembahasan finansial MNC harus dibaca bersama-sama dengan Laporan Keuangan Konsolidasi MNC dan anak perusahaan yang telah diaudit yang terdapat pada Laporan Tahunan MNC untuk tahun fiskal 2009.
Information in this section must be read in conjunction with the consolidated audited financial statements of MNC and its subsidiaries that has been audited is set out on MNC’s annual report for fiscal year 2009.
Informasi Umum tentang MNC
General Information on MNC
Laporan keuangan konsolidasi MNC merupakan laporan keuangan atas seluruh kegiatan MNC dan anak perusahaan dimana kepemilikan saham oleh MNC melebihi 50% baik langsung maupun tidak langsung.
The consolidated financial statements of MNC are the financial statements of MNC and its subsidiaries where MNC has more than 50% ownerships in equity either directly or indirectly.
KEUANGAN Hasil Operasional
FINANCIAL Results of Operation
Hasil Usaha Analisa Laba/Rugi
Analysis of Profit and Loss
Pendapatan Usaha
Revenues
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, MNC mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,92 triliun, yang relatif stabil dari pendapatan MNC sebesar Rp3,92 triliun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Pendapatan dari iklan dan non-iklan relatif stabil dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan iklan yang relatif lambat ini, terutama disebabkan oleh adanya peristiwa khusus, Euro Cup 2008 dan kinerja TPI yang kurang optimal di kuartal keempat tahun 2009 karena adanya kasus kepailitan TPI. Pendapatan utama dari noniklan berasal dari layanan pesan singkat, lisensi konten, pendapatan sirkulasi, penyewaan studio, grafik komputer, dan manajemen artis. Pada tahun 2009, pendapatan non-iklan relatif stabil dikarenakan pelaksanaan efisiensi biaya terhadap sirkulasi dan distribusi dari media cetak.
For the year ended December 31, 2009, MNC booked total consolidated revenues in the amount of Rp3.92 trillion which was stable as compared to revenues of Rp3.92 trillion for the year ended December 31, 2008. Revenues from advertising and non-advertising were relatively stable as compared to the same period last year. The relatively slower growth in advertising based revenues were primarily due to an extraordinary event - the Euro Cup 2008 and the less than optimal fourth quarter 2009 performance from TPI due to the bankruptcy case. Non-advertisement revenues consisted primarily of Short Messaging Services, contents licensing, circulation revenues, studio rental, computer graphics, and talent management. Non-advertisement revenues were relatively stable in FY2009, due to cost efficiencies programs on circulation and distribution of our print media.
Pendapatan Iklan memberikan kontribusi sebesar 79% sementara pendapatan non-iklan sebesar 21% dari konsolidasi pendapatan pada tahun 2009.
Advertising revenues made a 79% contribution to the 2009 consolidated revenues and revenues from nonadvertisement contributed 21% to the 2009 consolidated revenues.
62
Laporan Tahunan 2009
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, MNC mencatatkan pendapatan iklan dari setiap segmen yang terdiri dari televisi, surat kabar, dan radio berturut-turut sebesar Rp2,94 triliun, Rp123 miliar dan Rp30 miliar sedangkan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 berturut-turut sebesar Rp2,928 triliun, Rp132 miliar, dan Rp23 miliar.
For the year ended December 31st, 2009, MNC recorded advertising revenues from the operations of television, newspaper and radio in the amount of Rp2.94 trillion, Rp123 billion and Rp30 billion respectively, whereas for the year ended December 31, 2008 the amounts were Rp2.928 trillion, Rp132 billion, and Rp23 billion respectively.
Pendapatan iklan pada tahun 2009 dari aktivitas bisnis normal seharusnya meningkat lebih pesat jika dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2008, seandainya kita tidak memasukkan pendapatan iklan dari Euro Cup sebagai peristiwa khusus.
In 2009, advertising revenues in from the normal business operations should have increased faster as compared to FY2008 if we eliminated the 2008 advertising revenues from Euro Cup, as an extraordinary event.
Pendapatan non-iklan pada 31 Desember 2009, terdiri dari layanan pesan singkat, televisi, sirkulasi media cetak dan radio yang berturut-turut sebesar Rp696 miliar, Rp86 miliar, Rp43 miliar dan Rp3 miliar sedangkan pada periode yang berakhir pada tahun 2008, berturutturut sebesar Rp602 miliar, Rp174 miliar, Rp61 miliar dan Rp2 miliar. Seperti yang telah kami sampaikan, pendapatan non-iklan mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan oleh pengembalian lisensi dari QTV dan Tianjin TV yang dipegang oleh Linktone, Ltd pada kuartal keempat tahun 2008 ditambah dengan pelaksanaan efisiensi biaya terhadap sirkulasi dan distribusi dari media cetak pada tahun 2009.
Non-advertising revenues as at December 31st, 2009, were generated by the operations of Short Messaging Services, television, print circulation and radio in the amount of Rp696 billion, Rp86 billion, Rp43 billion and Rp3 billion respectively, whereas for the year ended 2008 the amounts were Rp602 billion, Rp174 billion, Rp61 billion, and Rp2 billion respectively. As we have previously mentioned, nonadvertisement revenues have decreased slightly due to the forego of QTV and Tianjin TV licenses by Linktone, Ltd in forth quarter 2008 along with the cost efficiency programs on circulation and distribution for our print media in FY 2009.
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, RCTI mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,65 triliun, atau menurun 4% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pendapatan menurun disebabkan karena adanya pendapatan dari acara Euro Cup di tahun 2008. Secara keseluruhan, RCTI tetap konsisten mempertahankan posisi nomor satu diantara stasiun TV di Indonesia dengan rata-rata pangsa pemirsa antara 18-20%. Pada tahun 2009, RCTI telah fokus pada program produksi sendiri yang biaya produksinya relatif lebih murah akan tetapi menghasilkan rating dan pendapatan iklan yang tinggi seperti pertunjukkan “The Masters” dan program musik “Dahsyat”.
For the year ended December 31, 2009, RCTI recorded revenues in the amount of Rp1.65 trillion, or a 4% decreased as compared to last year. Revenue had decreased due to the inclusion of revenue from extraordinary events, the Euro Cup in 2008. Overall, RCTI has consistently maintained its number one position amongst all TV stations in Indonesia and has retained an average audience share of between 18-20%. In FY2009, RCTI has focused on in-house programs which were relatively less expensive to produce yet is able to generate high ratings and high returns, such as the reality show “The Master” and “Dahsyat” music programs.
Kinerja TPI yang kurang optimal pada kwartal keempat tahun 2009 disebabkan oleh kasus litigasi TPI. Namun pada tanggal 26 Maret 2010, TPI telah memenangkan perkara setelah Mahkamah Agung menolak permohonan
The less than optimal performance of TPI in the fourth quarter of 2009 was due to the litigation case. However, on March 26, 2010, TPI has won the court case after the Supreme Court rejected the appeal for a judicial review
Annual Report 2009
63
peninjauan kembali Crown Capital Global Limited (“CCGL”). Keputusan Mahkamah Agung adalah upaya terakhir dari CCGL untuk menuntut kasus yang sama. Keputusan Mahkamah Agung ini telah menambah kepercayaan para pelanggan, pemasang iklan, rumah produksi, dan para pemasok lainnya, untuk meningkatkan aktivitas bisnisnya dengan TPI. Kedepan, kami yakin TPI akan menunjukkan kinerjanya yang lebih baik Untuk 2 bulan pertama tahun 2010, TPI berhasil meningkatkan pangsa pemirsanya menjadi 11%, naik dari rata-rata 9% sepanjang tahun 2009.
by Crown Capital Global Limited (“CCGL”). The Supreme Court’s ruling has ended any future attempt by CCGL to file for the same litigation case. The Supreme Court’s ruling has restored the confidence of customers, advertisers, production houses and suppliers to intensify their business activities with TPI. Going forward, we firmly believe that TPI’s business activities will result in a much stronger overall performance. For the first two months of 2010, TPI has successfully increased its average audience share to 11%, from an average of 9% in FY2009.
Pada tahun 2009, Global TV membukukan kenaikan pendapatan sebesar 13% y-o-y dari Rp371 miliar menjadi Rp419 miliar. Global TV telah memperluas pangsa pemirsanya dari anak-anak dan remaja menjadi para keluarga muda dan para profesional muda. Strategi ini telah berhasil dimana rata-rata pangsa permirsanya meningkat menjadi 8% selama tahun 2009 dari 6% selama tahun 2008.
In FY2009, Global TV booked a 13% y-o-y rise in revenues, from Rp371 billion to Rp419 billion. Global TV has expanded its target audience from kids and teenagers to young families and young professionals. The strategy has been successful as the average audience share has increased to 8% during 2009 from 6% during 2008.
Laba Usaha
Operating Income
Laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, menurun sebesar 6% menjadi Rp607 miliar dibandingkan dengan Rp645 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kinerja TPI yang kurang optimal pada kwartal keempat ketika operasional TPI terganggu oleh kasus kepailitan. Disamping itu, perluasan target pemirsa Global TV termasuk segmen ABC keluarga muda dan para profesional muda, telah menyebabkan peningkatan biaya akuisisi program untuk blockbuster movies.
Operating income for the year ended December 31, 2009 had declined by 6% to Rp607 billion as compared to Rp645 billion for the same period last year.The decrease was mainly due to TPI’s less than optimal performance in the fourth quarter of 2009 due to a disturbance on operations from the litigation case. In addition, the expansion of Global TV’s targetted viewers to include ABC young families and young professionals, had resulted in higher acquisitions cost for the blockbuster movies.
Laba Bersih
Net Income
MNC melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 131% menjadi Rp386 miliar pada tahun 2009 dari Rp167 miliar pada tahun 2008.
MNC had reported a 131% rise in net income to Rp386 billion in 2009 from Rp167 billion in 2008.
Analisa Neraca MNC
Analysis Of MNC’s Balance Sheets
Jumlah Aset
Total Assets
Pada tanggal 31 Desember 2009, total aset konsolidasi MNC dan anak perusahaan adalah sebesar Rp7,64 triliun, menurun sebesar Rp374 miliar atau menurun sebesar 4,7% jika dibandingkan dengan total aset sebesar Rp8,02 triliun pada tanggal 31 Desember 2008. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya aset dalam mata uang asing akibat menguatnya Rupiah terhadap mayoritas kurs mata uang asing khususnya terhadap US Dolar.
64
Laporan Tahunan 2009
As at December 31, 2009, total assets of MNC and its subsidiaries amounted to Rp7.64 trillion, a decrease of Rp374 billion or equal to a fall of 4.7% as compared to total assets of Rp8.02 trillion as at December 31, 2008. The decreased was mainly due to the decreased in assets denominated in major foreign currencies as the effect of the Rupiah’s appreciation against major foreign currencies, particularly the US Dollar.
Aset Lancar
Current Assets
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset lancar adalah sebesar Rp4,79 triliun, menurun sebesar 4,8% dibandingkan dengan jumlah di tahun 2008 sebesar Rp5,03 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas dalam US Dollar yang disebabkan oleh menguatnya Rupiah dan adanya penurunan piutang.
As at December 31, 2009, current assets amounted to Rp4.79 trillion, a reduction of 4.8% as compared to the 2008 amount of Rp5.03 trillion. The decrease in current assets was due to the decrease in cash and cash equivalent denominated in the US Dollar as a result of Rupiah’s appreciations and also due to the decreased in account receivables.
Aset Tidak Lancar
Noncurrent Assets
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah aset tidak lancar adalah sebesar Rp2,86 triliun menurun sebesar 4,5% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp2,99 triliun. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan goodwill sejumlah Rp134 miliar sebagai akibat pengaruh penjabaran selisih kurs dan amortisasi
As at December 31, 2009, non-current assets amounted to Rp2.86 trillion, a decrease of 4.5% as compared to the 2008 amount of Rp2.99 trillion. The decrease was primarily due to the decrease in goodwill by Rp134 billion due to the effect of translation adjustments and amortization.
Jumlah Kewajiban
Total Liabilities
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kewajiban konsolidasi sebesar Rp2,76 triliun, menurun sebesar 10% dibandingkan dengan Rp3,08 triliun pada tanggal 31 Desember 2008.
As at December 31, 2009, consolidated liabilities amounted to Rp2.76 trillion, a decrease of 10% as compared to Rp3.08 trillion as at December 31, 2008.
Kewajiban Lancar
Current Liabilities
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah kewajiban lancar adalah sebesar Rp1,35 triliun, menurun sebesar 9% dibandingkan dengan jumlah di tahun 2008 sebesar Rp1,49 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan hutang usaha, biaya masih harus dibayar, dan hutang lain-lain secara berturut-turut sejumlah 13%, 26% dan 12%. .
As at December 31, 2009, total current liabilities amounted to Rp1.35 trillion, a fall of 9% as compared to the 2008 amount of Rp1.49 trillion. The decline was mainly due to the decrease in total trade accounts payables, accrued expenses, and other account payables by 13%, 26%,and 12% respectively.
Kewajiban Tidak Lancar
Noncurrent Liabilities
Pada tanggal 31 Desember 2009, kewajiban tidak lancar sebesar Rp1,40 triliun, menurun sebesar 12% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp1,59 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan hutang obligasi-bersih sebagai akibat dari selisih kurs penjabaran (penguatan Rupiah) sejumlah Rp200 miliar.
As at December 31, 2009, non-current liabilities amounted to Rp1.40 trillion, a decrease of 12% as compared to the 2008 amount of Rp1.59 trillion. The fall was mainly due to the decrease in bonds payable–net as the effect of the foreign currency translation (due to the Rupiah’s appreciation) of Rp200 billion.
Ekuitas
Equity
Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2009, ekuitas MNC sebesar Rp4,29 triliun meningkat sebesar 0,5% dibandingkan dengan ekuitas MNC per 31 Desember 2008 sebesar Rp4,266 triliun. Peningkatan ini terutama karena adanya peningkatan saldo laba ditahan.
On December 31, 2009, MNC’s total equity amounted to Rp4.29 trillion, a growth of 0.5% as compared to Rp4.266 trillion as at December 31, 2008. The rise was mainly due to an increase in retained earnings.
Annual Report 2009
65
Analisa Arus Kas
Cash Flow Analysis
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Cash Flows from Operating Activities
Pada tanggal 31 Desember 2009, arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp146 miliar. Penerimaan kas dari pelanggan telah meningkat menjadi Rp4,04 triliun pada tahun 2009 dari Rp3,33 triliun pada tahun 2008.
As at December 31, 2009, cash flows generated from operating activities was Rp146 billion. Cash receipts from customers have increased to Rp4.04 trillion in FY2009 from Rp3.33 trillion in FY2008.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Cash From Investing Activities
Pada tanggal 31 Desember 2009, arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp199 miliar atau turun sebesar 72% dari Rp701 miliar pada tahun 2008, dimana terdapat akuisisi Linktone, Ltd.
As at December 31, 2009, net cash used in investing activities amounted to Rp199 billion or a decrease of 72% from Rp701 billion in FY2008, due to the acquisition of Linktone, Ltd.
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Cash Flows from Financing Activities
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp69 miliar. Pada tahun 2009, terjadi kenaikan 17% pada arus kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan dibandingkan dengan Rp59 miliar pada tahun 2008, hal ini terutama disebabkan adanya pembelian saham kembali sebesar Rp21 miliar.
Net cash used in financing activities amounted to Rp69 billion. In FY2009, there was a 17% increase in net cash used in financing activities as compared to Rp59 billion in FY2008, which was mainly due to the share repurchase program which was accounted in the treasury stock, in the amount of Rp21 billion.
Bidang Usaha Media berbasis Pelanggan
Subscribers-based Media
PT MNC SKY VISION (MSV)
PT MNC SKY VISION (MSV)
Kinerja Usaha MSV
MSV’s Business Performance
Industri televisi berbayar masih memiliki potensi besar untuk tumbuh. Hal itu dapat dilihat bahwa kurang dari tiga persen atau 850.000 rumah tangga di Indonesia menggunakan jasa televisi berbayar, dan tingkat penetrasi tersebut masih dapat tumbuh sebesar 8% dari 37 juta rumah tangga pemilik TV pada tahun 2014.
The pay-TV industry still has great potential for growth. It can be seen that currently less than three percent or 850,000 households in Indonesia use pay-TV services, and the penetration is expected to reach 8% out of 37 million TV households by year 2014.
MSV masih memimpin pasar televisi berbayar dengan jumlah pangsa pasar hingga 78% pada tahun 2009 dibandingkan 57% pada tahun 2008. Peningkatan tersebut terutama karena strategi yang telah dilakukan MSV di tahun 2009, diantaranya dengan meluncurkan
MSV still leads the pay-TV market in 2009 with a total market share of 78% as compared to 57% in 2008. The increase was mainly due to MSV’s strategies that have been conducted in 2009, including the launch of new satellite INDOSTAR II - S-Band satellite with superior transmission
66
Laporan Tahunan 2009
satelit baru Indostar II – satelit S-Band dengan kualitas transmisi yang terbaik, membuka 25 cabang kantor baru untuk meningkatkan jaringan pelayanan, menambah program acara dengan lebih banyak memberikan pilihan dan harga yang terjangkau, serta memperbaharui kinerja usaha di bidang penjualan dan pemasaran.
quality, launching 25 new branch offices to improve the service coverage, launching programs with more channels choices at affordable prices, and renewed business performance in sales and marketing.
Satelit INDOSTAR II memiliki 32 transponder, termasuk 10-transponder aktif dan 3 transponder cadangan yang berfungsi sebagai penguat gelombang frekuensi S-Band. Frekuensi S-Band lebih tahan terhadap perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan cuaca di daerah tropis serta memiliki jejak jangkauan (footprint) ke seluruh wilayah Indonesia.
INDOSTAR II satellite has 32 transponders, including 10 active transponders and 3 reserve transponders that serve as reinforcement wave for the S-band frequency. The S-band frequency is more resilient to the climate change, ideal for weather conditions of the tropics while having a wide coverage (footprint) to the entire territory of Indonesia.
Dengan strategi diatas, maka pada tahun 2009, MSV berhasil meningkatkan jumlah pelanggan Indovision dan Top TV menjadi 604.234 pelanggan, meningkat 26% dibandingkan tahun 2008.
In 2009, MSV has succeeded in increasing the total subscribers of Indovision and Top TV to 604,234 subscribers, an increase of 26% as compared to 2008.
Sepanjang tahun 2009 Indovision mendapatkan penghargaan TOP BRAND AWARD sebagai perusahaan nomor satu dengan kategori televisi berbayar dengan thema “In Recognition of Outstanding Achievement in Building the Top Brand/The Best in Market Share, Mind Share and Commitment Share”.
In 2009, Indovision obtained the “Top Brand Award” as the leading company in the Pay-TV category under the theme “In Recognition of Outstanding Achievement in Building the Top Brand/The Best in Market Share, Mind Share and Commitment Share”.
Selain itu MSV juga mendapatkan dua penghargaan Marketing Award 2009 untuk kategori “The Best Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company”.
In addition, MSV has obtained two more awards in marketing as “The Best Innovation in Marketing” and “The Best Market Driving Company”.
Strategi Bisnis di Tahun 2010
MSV Business Strategy in 2010
Dengan keyakinan bahwa industry Pay-TV di Indonesia masih akan tumbuh kedepannya, maka MSV menetapkan strategi yang akan dilakukan di tahun 2010 sebagai berikut :
With the confidence that the pay-TV industry in Indonesia will continue to grow in the future, MSV has established strategies that will be implemented in 2010, as follows:
• Meluncurkan channel-channel unggulan baru dan channel-channel eksklusif seperti vision comedy. • Meluncurkan Paket Berlangganan tambahan yang menarik dan value for money. • Meluncurkan added value services seperti HD. • Melakukan aktivitas marketing dan komunikasi
• Launching new top-brand channels and exclusive channels such as vision comedy. • Launching attractive additional Subscription Packages that is value-for-money oriented. • Launching Value Added Service such as HD. • Conducting aggressive marketing and communication
Annual Report 2009
67
yang agresif untuk mengedukasi pasar dan mempertahankan top of mind awareness. • Menambah jangkauan layanan dengan membuka channel distribusi di kota-kota baru (kantor cabang maupun mitra kerja). • Meningkatkan after sales service dan membuat program loyalty yang agresif sehingga dapat meminimalisasikan churn rate. • Meningkatkan upselling program untuk meningkatkan ARPU.
activities to educate the market and enhance brand. • Adding the range of services by opening new distribution channels in various regions (branch op and partnership). • Increasing after sales service and creating aggressive loyalty programs to minimize churn rate. • Increasing up-selling programs to increase ARPU.
Top TV
Top TV
Top TV sebagai brand kedua Indovision yang didirikan pada tahun 2008, merupakan perwujudan strategi usaha untuk mendapatkan cakupan pasar yang lebih luas di industri Pay-TV.
Top TV as the second brand of Indovision was established in 2008, as a manifestation of the business strategy to reach a broader market share in the pay-TV industry.
Target pemirsa Top TV adalah SES BC1 dengan jumlah pemirsa per Desember 2009 sebanyak 88.179 pelanggan. Sementara komposisi jumlah channel yang ditawarkan sebanyak 22 channel internasional dan 15 channel lokal, dengan jangkauan penyiaran di seluruh Indonesia.
Top TV has targeted subsribers in the SES BC1 with the number of subscribers per December 2009 reaching 88,179. Meanwhile, the channels being offered are 22 international channels and 15 local channels, with a coverage throughout Indonesia.
Di tahun 2010, Top TV menargetkan untuk dapat meraih jumlah pelanggan hingga mencapai 150.000 pelanggan dengan melaksanakan strategi yang terintegrasi dari setiap departemen, diantaranya adalah:
In 2010, Top TV has set a target to increase the number of subscribers of up to 150,000 by implementing an integrated strategy in each department, including:
• Bekerja sama dengan para Developer perumahan dan/ atau para pengurus RT/RW untuk melakukan promo penjualan di area pemukiman masing-masing; • Melakukan penambahan store di daerah yang memiliki potensi besar dan merupakan market Top TV dan juga melakukan activity store setiap bulannya; • Menambah Dealer aktif yang potensial terutama di daerah yang belum terjangkau oleh kantor perwakilan utama/kantor perwakilan pembantu, dan mengadakan Dealer Rewards serta memperluas jaringan penjualan Dealer; • Melengkapi subscriber retention yang masih vacant di daerah tertentu, mengadakan workshop dalam bentuk training untuk subscriber retention dengan materi product knowledge, sales motivation, dll, serta melakukan monitoring sales yang lebih intensif; • Menambah Sales Call Center yang berdedikasi
• Collaborating with housing developers and/or the stewards neighborhood for sales promotion in residential areas respectively; • Opening additional stores in an area that has great potential and implementing in store marketing every month; • Adding potential active Dealers, especially in areas which are not reached by the branch offices/sub branch offices, and hold Dealer Rewards as well as expand the sales network of Dealers;
68
Laporan Tahunan 2009
• Completing the subscriber retention which is still vacant in a particular area, holding a workshop in the form of training materials for subscriber retention with product knowledge, sales motivation, etc., as well as more intensive sales monitoring; • Increasing the dedicated Sales Call Center, particularly
khususnya di setiap kantor perwakilan pembantu, dan meningkatkan kualitas selling skill, serta memperbanyak data base dengan memaksimalkan White Pages.
each sub branch offices, and quality improvements in selling skills, as well as increasing the data base by maximizing the White Pages.
Pembahasan Finansial MSV
Financial Review Of MSV
Pendapatan
Revenue
MSV berhasil mencatatkan pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp1,06 triliun, naik sebesar 36% dari tahun 2008 sebesar Rp776 miliar. Naiknya pendapatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah pelanggan.
Laba Usaha Laba usaha pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp117 miliar, meningkat 14% dibandingkan laba usaha di tahun 2008 sebesar Rp102 miliar. Kenaikan perolehan laba usaha di tahun 2009 terutama disebabkan adanya penambahan pelanggan dan program biaya menurun karena adanya tiering dan penurunan kurs US$ yaitu di tahun 2008 Rp10.950 dan di tahun 2009 sebesar Rp9.400.
Laba (Rugi) Bersih Sementara itu, pada tahun 2009 MSV mengalami laba bersih sebesar Rp106 miliar, meningkat 326% dibandingkan rugi bersih di tahun 2008 sebesar Rp33 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penambahan pelanggan dan biaya program menurun karena adanya tiering serta adanya keuntungan atas selisih kurs yaitu pada tahun 2008 Rp10.950 (US$1) di tahun 2009 menurun menjadi Rp9.400 (US$1).
Aset
MSV successfully recorded operating revenues in the amount of Rp1.06 trillion in 2009, an increase of 36% from Rp776 billion in 2008. The increase in operating revenues was mostly due to the rise in the number of subscribers.
Operating Income Operating income in 2009 amounted to Rp117 billion, an increase of 14% as compared to the figure in 2008 of Rp102 billion. The rise in operating income in 2009 was mainly due to the increase in the number of subscribers and the decrease in the cost of programs caused by tiering, and the exchange rate used in 2008 was Rp10,950 while it was Rp9,400 in 2009.
Net Income (Loss) Meanwhile, in 2009 MSV recorded a net income of Rp106 billion, or an increase of 326% as compared to Rp33 billion (loss) in 2008. The increase was due to additions of subscribers and the decrease in the cost programs while it was by tiering and the exchange rate used in 2008 was Rp10,950 (US$1) that was reduced to Rp9,400 (US$1) in 2009.
Assets
Annual Report 2009
69
Assets
Aset Jumlah aset MSV pada tahun 2009 sebesar Rp2,29 triliun, meningkat 8% dari posisi tahun 2008 sebesar Rp2,02 triliun terutama berasal dari adanya penambahan persediaan sebesar 55% dari Rp72 miliar menjadi Rp112 miliar, untuk memenuhi stok yang ada di 43 cabang seluruh Indonesia, dan adanya penambahan aset tetap untuk keperluan satelit baru.
MSV’s total assets in 2009 amounted to Rp2.29 trillion, an increase of 8% from Rp2.02 trillion in 2008, which was mainly due to growth in inventories by 55% from Rp72 billion to Rp112 billion to meet the need of stock in 43 branch offices throughout Indonesia, and the addition of fixed assets for the new satellite.
Kewajiban
Liabilities
Sementara itu jumlah kewajiban Indovision pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp1,44 triliun, meningkat 4% dari posisi kewajiban di tahun 2008, sebesar Rp1,38 triliun. Peningkatan kewajiban ini berasal dari: 1. Adanya Hutang baru atas fasilitas LC Standard Chartered Bank. 2. Adanya penambahan hutang lain-lain sebesar 34% karena hutang supplier yang belum jatuh tempo. 3. Adanya penambahan hutang pajak sebesar 202% karena adanya kenaikan laba di tahun 2009. 4. Adanya kenaikan kewajiban pajak tangguhan sebesar 197%.
Total liabilities in 2009 amounted to Rp1.44 trillion, an increase of 4% from Rp1.38 trillion in 2008. The increase in liabilities was due to:
Ekuitas
Equity
1. The new debt on the LC facility from Standard Chartered Bank. 2. The addition of other accounts payable by 34%, due to exceptional debt to suppliers. 3. The addition of tax payable for 202% due on profit growth in 2009. 4. Increasing deferred tax liabilities by 197%.
Jumlah ekuitas pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp746 miliar, meningkat 17% dari posisi tahun 2008, sebesar Rp640 miliar.
Total equity in 2009 amounted to Rp746 billion, an increase by 17% from the 2008 position of Rp640 billion.
BIDANG USAHA MEDIA SUPPORT & INFRASTRUKTUR
MEDIA SUPPORT & INFRASTRUCTURE SECTOR
Perseroan telah menjual seluruh kepemilikan saham yang tersisa di PT Mobile-8 Telecom Tbk, dengan demikian Perseroan melepas bidang usaha Telekomunikasi dari struktur bisnis perusahaan di tahun 2009.
The Company has sold the remaining shareholding in PT Mobile-8 Telecom Tbk, thereby deleting the Telecommunications business from the corporate business structure in 2009.
PT INFOKOM ELEKTRINDO (INFOKOM)
PT INFOKOM ELEKTRINDO (INFOKOM)
Kinerja Usaha Infokom
Infokom Business Performance
Infokom diposisikan sebagai ”Supporting Infrastructure” guna memenuhi kebutuhan teknologi informasi dan infrastruktur bagi unit-unit usaha dibawah Perseroan, maka pada tahun 2009 kegiatan usaha Infokom lebih difokuskan di bidang-bidang usaha berikut ini:
70
MCOM_editorial.150410.indd 70
Infokom is positioned as a “Supporting Infrastructure” to meet the needs on information technology and infrastructure for the business units under the Company. The activities of Infokom in 2009 were focused on the following businesses:
Laporan Tahunan 2009
4/17/10 7:13:41 PM
Bidang usaha Multimedia VAS memberikan kontribusi sebesar 37% dari total pendapatan Infokom pada tahun 2009.
Multimedia VAS business contributed 37% to total revenues of Infokom in 2009.
Usaha Multimedia VAS merupakan hasil sinergi yang baik antara Infokom dengan RCTI, TPI dan GTV sebagai Content Owner dan terkoneksi ke 11 operator selular, dan saat ini infokom sebagai penyedia Premium SMS yang terbesar di Indonesia.
Multimedia VAS business was a good example of synergies between Infokom and RCTI, TPI and GTV as Content Owners. The backend system is connected to 11 cellular operators, and infokom is now the largest provider of Premium SMS in Indonesia.
Pendapatan VAS bersumber lebih dari 100 acara hasil kerjasama Infokom dengan stasiun TV dibawah Perseroan, diantaranya 10 program acara penyumbang pendapatan terbesar adalah:
VAS revenues were generated from more than 100 programs as the result of cooperations between TV stations within the Group and Infokom. The Top Ten Biggest Programs, include:
- RCTI: acara Idola Cilik, The Master, Dahsyat, Panasonic Award, Kuis Bola. - TPI: Galaxi, Kontes Dangdut TPI, dan Joget Asyik - GTV: Dream Girl
- RCTI programs: Idola Cilik, The Master, Panasonic Award, “Bola” Quiz. - TPI Programs: Galaxi, Kontes Dangdut TPI and Joged Asyik. - GTV Program: Dream Girl.
Pengembangan jaringan penyiaran menara transmisi TV
Development of network television broadcasting transmission towers
Bidang usaha pengembangan jaringan penyiaran menara transmisi TV ini memberikan kontribusi pendapatan sebesar 32% dari total pendapatan Infokom, meningkat 18,6% dibanding pendapatan tahun sebelumnya.
This line of business contributed 32% to total revenues of Infokom, an increase of 18.6% as compared to the previous year.
Hingga saat ini, Infokom telah menyelesaikan pembangunan jaringan transmisi RCTI, TPI dan GTV di 42 lokasi, diantaranya di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, Makasar, Menado, dll.
Infokom has completed the construction of the transmission networks of RCTI, TPI and GTV in 42 locations, including Jakarta, Bandung , Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda, Makasar, Menado, etc.
Internet Service Provider ( ISP)
Internet Service Provider ( ISP)
Bidang ISP memberikan kontribusi pendapatan sebesar 4,7% pada tahun 2009, tumbuh 55% dibanding pendapatan tahun 2008.
The ISP business contributed 4.7% to total revenues of Infokom in 2009, a growth of 55% as compared to revenues in 2008.
Pada tahun 2009, Infokom telah berhasil menjaring pelanggan sebanyak 22 perusahaan dalam grup dan 19 perusahaan di luar grup, serta 750 pelanggan perorangan.
In 2009, Infokom has managed to have the following customers which are 22 companies in the group, 19 customers outside the group, and 750 individual customers.
Usaha ISP merupakan pengembangan portofolio bisnis Telco ke arah era Broadband Internet. Di tahun 2009, Infokom telah mengoperasikan Bandwidth International sebanyak 55 Mbps.
The ISP business is a Telco business for the development of a Broadband Internet. In 2009, Infokom has managed to operate with 55 Mbps International Bandwidth.
Layanan Jaringan Telekomunikasi
Telco Network Services
Infokom tetap mempertahankan portofolio bisnis VSAT namun lebih mengarah kepada Broadband Internet yang memberikan nilai tambah ke pelanggan. Bidang ini memberikan kontribusi pendapatan sebesar 4% dari total pendapatan Infokom.
Infokom is still maintaining the VSAT business portfolio, but more towards Broadband Internet that provides value added services to the customers. Revenues contribution from this business was 4% of total revenues.
Annual Report 2009
71
Selain bidang usaha VSAT sebagai akses infrastruktur, Infokom juga mengerjakan tiga proyek yang berkaitan dengan ADSB (Automatic Dependent Surveillence Broadcast) pada tahun 2009.
In addition to the VSAT, Infokom has managed to complete 3 projects related to the ADSB (Automatic Dependent Surveillance Broadcast) in 2009.
Di tahun 2009, Infokom berhasil mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan barunya. Beberapa nama dari 10 pelanggan terbesar, yaitu: - Bank Pembangunan Daerah PAPUA - Riau Andalan Pulp Paper - Telkomsel (JAST1) - Nusa Halmahera Mining - Medco Energi - Departemen Perhubungan Udara - Lion Air - Sari Pari - KPSI Group (ITCHI, Adindo, KPSI) - Interex Sacra Raya
In 2009, Infokom has successfully maintained and increased the number of new customers. Some of the Top 10 largest customers, are : - Bank Pembangunan Daerah PAPUA - Riau Andalan Pulp Paper - Telkomsel (JAST1) - Nusa Halmahera Mining - Medco Energi - Departemen Perhubungan Udara - Lion Air - Sari Pari - KPSI Group (ITCHI, Adindo, KPSI) - Interex Sacra Raya
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor aset berharga dalam mendukung kinerja yang baik bagi suatu perusahaan. Di tahun 2009, jumlah karyawan Infokom berdasarkan tingkat organisasi adalah 102 orang.
Human resources have been regarded as one of the most valuable asset for the Company’s performance. In 2009, the number of Infokom’s employes were102 people.
Rencana Bisnis Infokom di tahun 2010
Infokom Business Plan in 2010
Untuk lebih meningkatkan kinerja usahanya, Infokom menetapkan rencana bisnis di tahun 2010, diantaranya adalah: - Menjadi Infrastructure Provider bagi unit-unit usaha dibawah Perseroan. - Di bidang VAS. memposisikan Infokom sebagai SMS Gateway Provider bagi MNC VAS dan bagi pihak ketiga. - Di bidang Telco & Broadband Internet, Infokom akan lebih meningkatkan efisiensi usaha. - Di bidang Broadcast, Infokom akan diposisikan menjadi Infrastructure Tower & Transmission Provider untuk stasiun TV di bawah Perseroan dan tenant yang berpotensi di luar grup untuk co-location. - Memperkuat divisi Business Development dengan mengembangkan “New Digital Content Distribution Platform” seperti DVB-T, DVB-H, IPTV, dll. - Memfokuskan usaha di bidang Least Cost Routing (LCR) untuk perusahaan di dalam maupun di luar grup, melalui anak perusahaannya, PT Telesindo Media Utama. - Mengembangkan bisnis Payment Gateway, melalui anak perusahaan Infokom, PT Sena Telenusa Utama (PT Flash Mobile).
To further improve its business performance, Infokom has determined its business plan for 2010, among them as follows: - To become an Infrastructure Provider for the business units under the Company. - In the VAS business sector, Infokom will be positioned as an SMS Gateway Provider for MNC VAS and other thirdparty providers. - In the Telco & Broadband Internet business sector, Infokom will be more efficient in running the business. - In the Broadcast sector, Infokom will be positioned as the Tower & Transmission Infrastructure Provider for TV stations of the Company as well as for the potential Tenants outside the group (co-location). - To strengthen the Business Development Division in order to develop the “New Digital Content Distribution Platform” such as DVB-T, DVB-H, IPTV, etc. - To focus on the business in the sector of Least Cost Routing (LCR) for internal and external customers, through its subsidiary, PT Telesindo Media Utama. - To develop the Payment Gateway business, through the subsidiary, PT Telenusa Sena Utama (PT Flash Mobile).
PEMBAHASAN FINANSIAL INFOKOM
FINANCIAL REVIEW OF INFOKOM
72
Laporan Tahunan 2009
Pendapatan
Revenues
Infokom memperoleh pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp179 miliar, turun 33% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp267 miliar. Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh rendahnya realisasi pendapatan proyek pemerintahan dan turunnya trafik SMS.
Infokom’s revenue in 2009 was Rp179 billion, a decrease of 33% as compared to Rp267 billion in 2008. The decline in revenues were due to lower government projects and SMS traffic as compared to the previous year.
Laba Usaha
Operating Income
Infokom mencatatkan laba usaha pada tahun 2009 sebesar Rp10 miliar, turun 37% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp16 miliar. Penurunan laba usaha tersebut terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan perusahaan.
Infokom recorded an operating income of Rp10 billion in 2009, a decrease of 37% as compared to Rp16 billion in 2008. The decrease was primarily caused by lower revenues as compared to last year revenues.
Laba Bersih
Net Income
Akan tetapi meskipun terjadi penurunan pendapatan dalam laba usaha, namun laba bersih Infokom pada tahun 2009 mengalami kenaikan 5% menjadi sebesar Rp6,6 miliar dibandingkan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp6,3 miliar.
Infokom closed the year 2009 with lower revenues and lower operating income, and higher 5% net income of Rp6.6 billion or a slight increase as compared to Rp6.3 billion in 2008.
Aset
Assets
Jumlah aset pada tahun 2009 adalah sebesar Rp577 miliar, meningkat 9% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp530 miliar, yang terutama disebabkan penambahan aset tetap.
Total assets in 2009 amounted to Rp577 billion, a rise of 9% as compared to the 2008 amount of Rp530 billion, which was mainly due to additional capital expenditures.
Kewajiban
Liabilities
Jumlah kewajiban pada tahun 2009 adalah sebesar Rp225 miliar, turun 39% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp313 miliar.
Total liabilities in 2009 amounted to Rp225 billion, down by 39% as compared to Rp313 billion in 2008.
Ekuitas
Equity
Jumlah ekuitas Infokom pada tahun 2009 sebesar Rp352 miliar meningkat 62% dibandingkan ekuitas pada tahun sebelumnya sebesar Rp216 miliar.
Total equity of Infokom in 2009 was Rp352 billion, an increase of 62% as compared to Rp216 billion from the previous year.
Annual Report 2009
73
74
Laporan Tahunan 2009
Sarana pendukung yang baik dan lengkap memberikan dampak yang kondusif terhadap dihasilkannya ide-ide yang kreatif dan inovatif.
A complete and well appointed facilities provide a conducive environment to produce creative and innovative ideas.
Annual Report 2009
75
TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Pendahuluan
Overview
Perseroan bertekad untuk melaksanakan prinsip-prinsip praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik guna mencapai pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini dilakukan dengan budaya, etika, nilai, sistem, proses, kebijakan dan struktur organisasi yang mendukung tercapainya:
The Company is determined to apply Good Corporate Governance in order to achieve effectiveness in the decision-making. This is based on the organisational cultures, ethics, values, systems, processes, policies and structures and is aimed at supporting:
a. Pertumbuhan bisnis. b. Manajemen sumber daya dan risiko yang efisien dan efektif. c. Tanggung jawab Perseroan terhadap pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
a. Business operations. b. Efficient and effective resources and risks management. c. The Company’s responsibilities to the shareholders and other stakeholders.
Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas sumber daya, Perseroan harus memiliki fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: • Perencanaan Perseroan, Investasi dan Divestasi • Audit Internal • Akuntansi dan Keuangan • Sumber Daya Manusia • Informasi dan Pelaporan • Operasional Perseroan
For efficient and effective resources and risks management, the Company must have the following management functions: • Corporate Planning, Investment and Disposal. • Internal Audit • Finance and Accounting • Human Resources • Information and Reporting • Operational of the Company
Fungsi-fungsi manajemen diatas harus dirancang dan diimplementasikan berdasarkan Pedoman Kebijakan Perusahaan dan struktur organisasi Perseroan, sebagai berikut:
The above management functions must be designed and implemented according to the Corporate Policy Manual and the organizational structure of the Company, as follows:
MANAJEMEN PERSEROAN
THE COMPANY’S MANAGEMENT
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Dewan Komisaris bertanggung jawab dan mempunyai wewenang melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan agar sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, regulasi yang berlaku dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Board of Commissioners is responsible and has the supervisory role on the policies in running the Company in accordance to Company Articles of Association, valid rules and regulations and good corporate governance.
Dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 18 Juni 2009, menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris baru, yaitu Bapak Lucas Chow, dengan demikian, jumlah Dewan Komisaris termasuk Komisaris Independen Perseroan adalah sebanyak delapan orang.
The Annual General Meeting of Shareholders on June 18th, 2009, has approved the appointment of Mr Lucas Chow as a new member of the Board of Commissioners, currently, there are eight members of the Board of Commissioners including Independent Commissioners.
76
Laporan Tahunan 2009
Remunerasi Dewan Komisaris
Remuneration of the Board of Commissioners
Pada tahun 2009 jumlah honor dan kompensasi lainnya bagi Dewan Komisaris Perseroan adalah sebesar Rp8.323.483.288 (net).
For FY2009, total honorarium and other compensations for the Board of Commissioners amounted to Rp8,323,483,288 (net).
Direksi
Board of Directors
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2009, menyetujui atas pengangkatan Bapak Handhianto S. Kentjono sebagai salah satu Direktur Perseroan. Sehingga jumlah Direksi Perseroan di tahun 2009 adalah empat orang.
The Annual General Meeting of Shareholders which was conducted on June 18th, 2009, the appointment of Mr. Handhianto S. Kentjono to the Board of Directors. Therefore, the Board of Directors consisted of four members.
Remunerasi Direksi
Remuneration of the Board of Directors
Remunerasi Direksi pada tahun 2009 termasuk gaji dan kompensasi lainnya dengan besaran yang bersifat wajar dan kompetitif adalah sebesar Rp4.265.103.190 (net).
The total remunerations for the Board of Directors in FY2009 includes salaries and other compensations were Rp4,265,103,190 (net).
Komite-Komite
Committees
Sepanjang tahun 2009, Perseroan tetap memiliki beberapa Komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan kinerja Direksi, yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi dan Komite ESOP.
During 2009, the Company has several Committees that assist the Board of Commissioners of supervising the performance of the Board of Directors, such as the Audit Committee, the Remuneration Committee and the ESOP Committee.
Komite Audit
Komite Audit
Peranan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris sebagai pengawas Perseroan, dengan cara memberikan pendapat atas laporan yang disampaikan oleh Manajemen, yaitu melakukan identifikasi hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas lainnya yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, meliputi : • Melakukan penelaahan atas laporan keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perseroan. • Menelaah ketaatan Perseroan terhadap perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan. • Melakukan penelaahan atas pelaksanaan fungsi Audit Internal dan Eksternal. • Memantau sistem pengendalian internal melalui pertemuan regular. • Melakukan penelaahan pengelolaan risiko usaha dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.
The role of the Audit Committee is assisting the Board of Commissioners as supervisors role of the Company in providing opinions on reports submitted by the Management, namely to identify issues requiring the attention of the Board Of Commissioners, and perform other tasks which among others include: • Conducting a review of financial statements to be issued by the Company. • Reviewing the Company’s adherence to the rules and regulations of the Capital Market and other regulations relating to the activities of the Company. • Reviewing the implementation of the Internal Auditor function. • Monitoring the internal control system through regular meetings. • Reviewing the management of business risk and implementation of risk management by the Board of Directors.
Annual Report 2009
77
• Memberikan rekomendasi terhadap penunjukan Auditor Eksternal yang akan melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Perseroan.
• Providing recommendation for the appointment of an External Auditor that will perform examination to the Company Financial Statements.
Komite Audit memiliki wewenang untuk memperoleh seluruh informasi tentang sumber daya perusahaan dan bekerja sama dengan Internal Auditor.
The Audit Committee has the authority to obtain access to all information on the company’s resources and cooperate with internal audit.
Pada bulan November tahun 2009, terdapat perubahan dalam susunan anggota Komite Audit sehubungan dengan telah berakhir masa tugas sebelumnya, sehingga keanggotaan Komite Audit untuk periode tiga tahun berikutnya dari dan menjadi sebagai berikut:
In November 2009, there were changes in the composition of the Audit Committee due to the expiration of tenure. Therefore the composition of the Audit Committee for the next three years are as follows:
Sebelum November 2009 Ketua : John A. Prasetio Anggota : Kardinal A. Karim Anggota : Wahjudi Prakarsa
Before November 2009 Chairman : John A. Prasetio Member : Kardinal A. Karim Member : Wahjudi Prakarsa
Sesudah November 2009 Ketua : Kardinal A. Karim Anggota : Djoko Leksono Sugiarto Anggota : Irman Gusman
After November 2009 Chairman : Kardinal A. Karim Member : Djoko Leksono Sugiarto Member : Irman Gusman
Remunerasi Komite Audit
Remuneration of Audit Committee
Pada tahun 2009 telah ditetapkan honor bagi Komite Audit sebesar Rp150.000.000 (net).
In 2009, the total honorarium for the Audit Committee was determined at Rp150,000,000.- (net).
Auditor Eksternal
External Auditor
Auditor eksternal berkewajiban memberikan pendapat tentang kewajaran, kepatuhan dan kesesuaian terhadap standar akutansi dan peraturan yang berlaku.
The External Auditor is obliged to furnish an opinion on the fairness, compliance and conformity to the accounting standards and regulations.
Perseroan telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio dan Rekan, sebagai auditor eksternal Perseroan untuk tahun buku 2009.
The Company has appointed the Public Accounting Office of Osman Bing Satrio and Partners, as an external auditor of the Company for fiscal year 2009.
Auditor Internal
Internal Audit
Auditor Internal memberi keyakinan dan pemikiran yang bersifat independen dan obyektif kepada manajemen guna menambah nilai dan meningkatkan operasional Perseroan. Auditor Internal akan bekerja secara sistematis
The Internal Auditor provides assurance and independency as well as objective opinions to an management in order to add value and improve operations of the Company. The Internal Auditor will
78
Laporan Tahunan 2009
dengan cara melakukan evaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen rIsiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan yang baik.
use a systematic approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and the process of good corporate governance.
Pada tahun 2009, Auditor Internal telah melakukan ulasan, pemeriksaan dan penilaian atas aktivitas perusahaan di bidang keuangan dan operasional Perseroan secara independen terhadap unit-unit bisnis yang berada di bawah naungan Perseroan, guna meyakini efektifitas kegiatan pengelolaan resiko dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku dengan menggunakan pendekatan RBA (Risk Based Audit).
In 2009, the Internal Auditor has conducted an independent review, inspection and appraisal on the Company’s activities in the field of finance and operations of business units to ensure the effectiveness of risk management, compliance with the regulations and the Company’s policies by applying the RBA approach (RiskBased Audit).
Audit area yang dilakukan meliputi : Inventory & programming production sales process risk review untuk Lini bisnis konten and Advertising-based media; Project risk review untuk lini bisnis Information Technology; dan Operational branch office & subscriber management risk review untuk lini bisnis Subscriber based media
The Audit covered the following: Reviews of inventory & programming production sales process risk for business units on Content and Advertising-based Media; Reviews on project risk for business lines on Information Technology and operational branch office and subsciber management risk review for business lines in Subsciber Based Media.
Unit Internal Auditor juga telah melakukan monitoring atas rekomendasi hasil audit tahun 2008. Temuan yang telah dilaporkan akan ditindaklanjuti oleh unit bisnis terkait dan pelaksanaannya terus dimonitor oleh Internal Auditor sesuai waktu yang telah ditentukan.
The Internal Auditor Unit has monitoring on recommendation of audit findings in 2008. The results have been reported and to be followed up by the related business units and the implementation will be monitored by the Internal Auditors in accordance to the specified time line.
Komite Remunerasi
Remuneration Committee
Komite Remunerasi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Komite ini dibentuk untuk memastikan bahwa kebijakan dan penetapan remunerasi mencukupi untuk: • merekrut, mempertahankan, dan menciptakan tim manajemen yang berbakat dan kompeten. • memberikan penghargaan kepada eksekutif individual sesuai dengan kontribusinya. • memastikan bahwa total biaya kompensasi Perseroan cukup wajar dalam hubungannya dengan sumber daya Perseroan.
Remuneration Committee reports to the Board of Commissioners. The Committee was formed to ensure that policies and determination of remuneration are adequate to: • Recruit, retain, and create a talented and competent management team. • Motivate individual executives in accordance with their contribution. • Ensure that the Company’s compensation is reasonable in relation to the Company’s resources.
Annual Report 2009
79
Berdasarkan keputusan Dewan Komisaris nomor 003. Kep.Kom/MCOM-CL/VII/08 tanggal 23 Juli 2008 yang berlaku hingga tanggal 23 Juli 2010, maka anggota Komite Remunerasi terdiri dari:
Based on the decision of the Board of Commissioners No. 003.Kep.Kom/MCOM-CL/VII/08, dated July 23, 2008 which will expire on July 23rd, 2010, the members of the Remuneration Committee consists of the following:
Ketua : John A. Prasetio Anggota : Rosano Barack Anggota : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Anggota : Hary Tanoesoedibjo Anggota : Indra Prastomiyono
Chairman : John A. Prasetio Member : Rosano Barack Member : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Member : Hary Tanoesoedibjo Member : Indra Prastomiyono
Pada tahun 2009, Komite Remunerasi telah mengeluarkan Surat Keputusan perihal bonus Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun kinerja 2008.
In 2009, the Remuneration Committee has issued a Decree concerning the performance bonus of the Board of Directors and the Board of Commissioners for work performed in 2008.
Komite ESOP
ESOP Committee
Tugas Komite ESOP adalah: Komite ESOP bertugas melakukan kajian tentang teknis pelaksanaan ESOP Perseroan, diantaranya pengalokasian opsi kepemilikan saham Perseroan baik kepada karyawan kunci Perseroan maupun di anak perusahaan.
The ESOP Committee has conducted an analysis on the technical implementation for the Company’s ESOP, which among others include the allocation of the Company’s share ownership program for both the Company’s key personnels as well as the business units.
Berdasarkan keputusan Dewan Komisaris nomor 002. Kep.Kom/MCOM-CL/VII/08 tanggal 23 Juli 2008 yang berlaku hingga tanggal 23 Juli 2010, maka keanggotaan Komite ESOP terdiri dari: Ketua : John A. Prasetio Anggota : Rosano Barack Anggota : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Anggota : Hary Tanoesoedibjo Anggota : Indra Prastomiyono
Based on the decision of the Board of Commissioners number: 002.Kep.Kom/MCOM-CL/VII/08, dated July 23rd, 2008 which will expire on July 23rd, 2010, the member of the ESOP Committee consists of: Chairman: John A. Prasetio Member : Rosano Barack Member : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Member : Hary Tanoesoedibjo Member : Indra Prastomiyono
Sepanjang tahun 2009, Komite ESOP telah menyetujui dan mengeluarkan SK perihal: 1. Perubahan dalam periode pelaksanaan ESOP Plan B Tahap V. 2. Perpanjangan batas akhir masa tunggu periode pelaksanaan ESOP Plan C. 3. Perubahan dalam periode pelaksanaan ESOP Plan B Tahap V.
During 2009, the ESOP Committee has approved and issued decrees on the following: 1. Changes on the time period of ESOP Plan B Phase V. 2. Extension on the expiration of the waiting period of ESOP Plan C. 3. Changes on the time period of ESOP Plan B Phase V.
80
Laporan Tahunan 2009
RAPAT-RAPAT PERSEROAN
THE COMPANY’S MEETINGS
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
Joint Meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors
Selama tahun 2009, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat gabungan dengan Direksi, dengan frekuensi dan kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi, sebagai berikut:
During 2009, the Board of Commissioners held joint meetings with the Board of Directors, as follows:
Tanggal/ Date
Dewan Komisaris/BOC
Direksi/BOD
30 Maret/
Rosano Barack, M. Tachril, Hary Tanoesoedibjo,
March 30
John A. Prasetio, Kardinal
Budi Rustanto, Indra
A. Karim, Mohamed
Prastomiyono
Agenda 1. Pengesahan Notulen Rapat BOD-
1. Ratification of BOC-BOD Minutes of
BOC tanggal 23 Oktober 2008.
Meeting dated October 23, 2008.
2. Presentasi Laporan Keuangan Tahun 2. Presentation for Financial Report for Buku 2008 oleh Direksi.
Idwan Ganie
3. Rencana RUPS Tahun Buku 2008. 4. Lain-lain.
fiscal year 2008 by BOD. 3. Plans for Annual General Meeting of Shareholders for fiscal year 2008. 4. Others.
Hary Tanoesoedibjo,
11 Juni/
Rosano Barack, Rudy
June 11
Tanoesoedibjo, M. Tachril, Budi Rustanto, Indra Bambang Trihatmodjo,
Prastomiyono
1. Pengesahan Notulen Rapat BODBOC tanggal 30 Maret 2009 2. Presentasi Laporan Keuangan Q-1 oleh Direksi.
John A. Prasetio, Kardinal
3. Persiapan RUPS Tahunan Tahun
A. Karim, Mohamed
Buku 2008 dan RUPS Luar Biasa.
Idwan Ganie
4. Lain-lain.
1. Ratification of BOC-BOD Minutes of Meeting dated March 30, 2008. 2. Presentation for Q1 Financial Report by BOD. 3. Preparation for the Annual General Meeting of Shareholders for fiscal year 2008 and the Extraordinary General Meeting of Shareholders. 4. Others.
Hary Tanoesoedibjo,
7 Agustus/
Rosano Barack, Rudy
August 7
Tanoesoedibjo, M. Tachril, Budi Rustanto, Indra Bambang Trihatmodjo,
Prastomiyono
1. Pengesahan Notulen Rapat BOCBOD tanggal 11 Juni 2009. 2. Presentasi Laporan Keuangan Q2 oleh Direksi.
Lucas Chow, John A. Prasetio, Kardinal A.
1. Ratification of BOC-BOD Minutes of Meeting dated June 11, 2009. 2. Presentation for Q2 Financial Report by BOD.
3. Lain-lain.
3. Others.
1. Up date kasus PT Media Nusantara
1. Case Updates on PT Media
Karim 20 Oktober/
Rosano Barack, M. Tachril, Hary Tanoesoedibjo,
October 20
Lucas Chow, John A.
Budi Rustanto, Indra
Prasetio, Kardinal A.
Prastomiyono, Handhi
Karim, Mohamed Idwan
S. Kentjono
Citra Tbk
Nusantara Citra Tbk
2. Lain-lain
2. Others.
1. Presentasi Laporan Keuangan Q3
1. Presentation for Q3 Financial Report
Ganie 3 Nopember/
Rosano Barack, M. Tachril, Hary Tanoesoedibjo,
November 3
Lucas Chow, John A. Prasetio, Kardinal A.
Indra Prastomiyono
oleh Direksi.. 2. Lain-lain
by BOD. 2. Others.
Karim, Mohamed Idwan Ganie
Annual Report 2009
81
Rapat Komite Audit
The Audit Committee Meeting
Selama tahun 2009, Komite Audit telah menyelenggarakan rapat dengan agenda sebagai berikut:
During 2009, the Audit Committee has conducted meeting with the following agenda:
• 25 Maret 2009 – pembahasan dengan tim eksternal auditor dan manajemen Perseroan mengenai laporan keuangan konsolidasi 2008 Perseroan dan anak perusahaan. • 11 Juni 2009 – pembahasan mengenai laporan keuangan Kuartal I tahun 2009 dan kinerja usaha Perseroan dan anak perusahaan, dengan agenda sebagai berikut: - Peluang peningkatan atas produktifitas bisnis TV berlangganan melalui peluncuran satelit baru Indostar II pada bulan Mei 2009 oleh PT MNC Sky Vision (Indovision) - Menginformasikan mengenai adanya perubahan Direksi di Linktone. • 7 Agustus 2009 – pembahasan mengenai laporan keuangan Kuartal II tahun 2009 dan kinerja usaha Perseroan dan anak perusahaan, dengan agenda penting yang dibahas diantaranya adalah : - Pelaksanaan buy back atas saham Perseroan. - Pembagian cash dividen kepada pemegang saham untuk tahun fiskal 2008. • 3 Nopember 2009 – pembahasan mengenai laporan keuangan Kuartal III tahun 2009 dan kinerja usaha Perseroan dan anak perusahaan, dengan agenda pembahasan sebagai berikut: - Menginformasikan mengenai perubahan struktur Perseroan per September 2009, dimana Perseroan membawahi tiga bisnis unit utama, yaitu konten and Advertising-based Media (MNC Tbk), Subscriber based Media (MNC Sky Vision) dan Information Technology (Infokom Elektrindo). - Pembahasan mengenai pelaksanaan Internal Auditor terhadap seluruh unit bisnis perseroan yang meliputi atas review financial dan operasional guna meyakini efektifitas kegiatan operasional dan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan.
82
Laporan Tahunan 2009
• March 25, 2009 – discussion with external auditors and the management regarding the Company’s 2008 consolidated financial statements. • June 11, 2009 – discussion Quarter 1 2009 financial statements and business performance of the Company and its subsidiaries, with the agenda as follows: - Possible increase in the productivity of the subscription television business via the new satellite INDOSTAR II launched in May 2009 by PT MNC Sky Vision (Indovision). - Informed on the change of the Linktone’s Board of Directors. • August 7, 2009 – discussion on Quarter 2 2009 financial statement and the business performance of the Company and its subsidiaries, with on agenda as follows: - Implementations to buy back the shares of the Company. - Distribution of cash dividends to the shareholders for the fiscal year 2008 • November 3, 2009 – discussions of the third quarter 2009 financial statements and business performance of the Company and its subsidiaries, with the following agenda: - Informed on the changes to the corporate structure as of September 2009, in which the company is engaged in three main businesses, namely Content and Advertising-based Media (MNC Tbk), Subscriber based Media (MNC Sky Vision) and Information Technology (Infokom Elektrindo). - A discussion on the implementation of Internal Auditor on all business units which includes the financial and operational reviews in order to ensure in the effectiveness of operational activities and in compliance to the Company’s policies.
Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan
General Meeting of the Company
Pada tahun 2009, Perseroan melaksanakan keduanya baik RUPS Tahunan maupun RUPS Luar Biasa, pada tanggal 18 Juni 2009, dengan hasil keputusan sebagai berikut:
In 2009, The Company has conducted both the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholder on June 18th, 2009, with the resolutions as follows:
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2008
Annual General Meeting of Shareholders for the fiscal year 2008
Dengan keputusan sebagai berikut: • Menerima laporan pertanggung-jawaban Direksi. • Menyetujui dan mengesahkan laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. • Menetapkan penggunaan keuntungan bersih Perseroan untuk pembagian dividen sebesar Rp3,5 (tiga setengah rupiah) atau seluruhnya ± Rp48.153.341.425,- (empat puluh delapan miliar seratus lima puluh tiga juta tiga ratus empat puluh satu ribu empat ratus dua puluh lima rupiah), belum memperhitungkan kemungkinan penambahan saham akibat pelaksanaan ESOP, dan dibagikan sebagai bonus kepada karyawan dan manajemen Perseroan. Sedangkan sisa keuntungan bersih diputuskan untuk dibukukan sebagai dana cadangan dan laba ditahan untuk memperkuat modal Perseroan.
The resolutions are as follows: • Accepted the accountability reports of Directors. • Approved and ratified the financial statements for the year ended December 31, 2008.
• Menyetujui adanya perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebagai berikut:
• Determined the use of the Company’s net profit in the form of dividend of Rp3.5 (three and a half rupiah) per share or total amount of ± Rp48.153.341.425, - (forty-eight billion one hundred and fifty-three million three hundred and forty one thousand four hundred and twenty-five rupiah), however, it has not taken into account the possibility of adding the implementation of ESOP shares, and distributed as bonuses to the key employees and management. While the remaining net profit was decided to be held as reserved funds and retained earnings to strengthen the capital of the Company. • Approved the changes on the composition of the Board of Commissioners and the Board of Directors of the Company as follows:
Direksi Direktur Utama : Hary Tanoesoedibjo Direktur : Muhamad Budi Rustanto Direktur : Indra Pudjiastuti Prastomiyono Direktur : Handhianto Suryo Kentjono
Board of Directors President Director : Hary Tanoesoedibjo Director : Muhamad Budi Rustanto Director : Indra Pudjiastuti Prastomiyono Director : Handhianto Suryo Kentjono
Dewan Komisaris Komisaris Utama : Rosano Barack Wakil Komisaris Utama : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Komisaris : Mohamad Tachril Sapi’ie Komisaris : Bambang Trihatmodjo Komisaris : Lucas Chow Komisaris Independen : John Aristianto Prasetio Komisaris Independen : Mohamed Idwan Ganie Komisaris Independen : Kardinal Alamsyah Karim
Board of Commissioners President Commissioner : Rosano Barack Vice President Commissioner : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Commissioner : Mohamad Tachril Sapi’ie Commissioner : Bambang Trihatmodjo Commissioner : Lucas Chow Independent Commissioner : John Aristianto Prasetio Independent Commissioner : Mohamed Idwan Ganie Independent Commissioner : Kardinal Alamsyah Karim
Annual Report 2009
83
• Menyetujui memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk akuntan publik independen Perseroan dan memberikan kuasa dan wewenang sepenuhnya kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan honorarium akuntan publik tersebut.
• Approved the Board of Directors of the Company to appoint an independent public accountant and to bestow full power and authority to the Board of Directors of the Company to determine the honorarium for the public accountant.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Extraordinary General Meeting of Shareholders
Diadakan pada hari yang sama setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dengan keputusan:
Held on the same day after the Annual General Meeting of Shareholders, with resolutions on the following:
• Menyetujui atas pemberian jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) oleh Perseroan dan/atau anak perusahaan Perseroan maupun jaminan atas seluruh atau sebagian besar harta kekayaan milik Perseroan dan/atau anak perusahaan Perseroan. • Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk mengeluarkan saham-saham dalam Perseroan terkait dengan pelaksanaan ESOP yang telah diterbitkan Perseoan.
• Approved the granting of corporate guarantees by the Company and/or the Company’s subsidiaries as well as to collateralized all or most of the property of the Company and/or subsidiaries of the Company. • Granted authority to the Board of Directors of the Company by the Board of Commissioners to issue shares in relation to the implementation of the ESOP that have been issued by the Company.
KOMUNIKASI PERUSAHAAN
THE COMPANY COMMUNICATIONS
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary (“Corsec”)
Pada tahun 2009, manajemen Perseroan menetapkan tugas utama Sekretaris Perusahaan untuk menangani beberapa kegiatan di bidang Komunikasi Internal/ Eksternal, Hubungan Pemerintah/Insitusi dan Manajemen Kasus, Hubungan Media dan kegiatan CSR. Empat bidang tersebut dilaksanakan secara sinergi bersamasama dengan unit usaha di bawah Perseroan, guna menciptakan kegiatan-kegiatan yang efisien dan terpadu.
In 2009, the Company’s management has determined the main task of the Corporate Secretary is to handle several activities in the field of Internal/External Communication, Government Relations/institutions and Case Management, Media Relations and CSR activities. Four areas were carried out in synergy with the business units of the Company, to create the efficient and integrated activities.
Kegiatan bidang Komunikasi Internal/Eksternal diantaranya meliputi pembuatan sarana komunikasi internal, seperti intraweb, milis Corsec, dll, serta
Internal/External Communication activities includes making internal communication facilities, such as intraweb, Corsec mailing lists, etc. as well as coordinating
84
Laporan Tahunan 2009
melakukan koordinasi seluruh Corsec Group; Bidang Hubungan Pemerintah/Institusi dan Manajemen Kasus, melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Pemerintah dan Komunitas pasar modal. Termasuk diantaranya adalah membantu menangani kasus-kasus yang terjadi di unit-unit usaha; dan menangani proses perijinan-perijinan terkait dengan bidang media (ijin siaran, ijin perusahaan, dll).
all Corsec Group; Government Relations/Institutions and Case Management activities are relate to the Government and to the capital market community. These include assisting litigation cases of the business units; and process media licensing (broadcast licenses, permits companies, etc.).
Bidang Hubungan Media berperan menangani kegiatan Perseroan berhubungan dengan media massa baik di bawah Perseroan maupun di luar Group (media gathering, kunjungan media, dll).
Media Relations activities deal with the Company’s activities related to mass media both under and outside of the Company’s Group (media gathering, media visits, etc.).
Bidang Kegiatan Sosial berperan menangani dan mengkoordinir kegiatan sosial seluruh unit usaha agar kegiatan dapat dilaksanakan secara terpadu.
Social Activities is managing and coordinating social activities throughout business units to be implemented in an integrated manner.
Sekretaris Perusahaan masih dijabat oleh Bapak M. Budi Rustanto, yang juga merangkap sebagai salah satu Direktur Perseroan.
Corporate Secretary of the Company is occupied by Mr. M. Budi Rustanto who is also serving as Director of the Company.
Untuk memenuhi kebutuhan publik dalam memperoleh informasi mengenai Perseroan, maka Sekretaris Perusahaan dapat dihubungi melalui surat elektronik (email) dengan alamat:
[email protected] dan/atau
[email protected].
To meet the needs of the public in obtaining information about the Company, the Corporate Secretary is accessible through the email address:
[email protected] and/or
[email protected].
Hubungan Investor
Investor Relations
Tugas Hubungan Investor Perseroan dapat dirincikan sebagai berikut:
The tasks of Investor Relations of the Company are as follows:
a. Mengikuti perkembangan bursa saham. b. Menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan (investor, analis serta media massa). c. Memberikan saran kepada manajemen terkait dengan saham perusahaan. d. Memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam bidang keuangan.
a. Following the progress of the stock market. b. Provide information on the condition of the Company to the financial communities (investors, analysts and fund managers). c. Provide advices to the management in relation to the Company’s stock. d. Provide answers to many questions related to the financial information.
Annual Report 2009
85
Hubungan Investor Perusahaan dijabat oleh Bpk. William Utama, dengan alamat email:
[email protected]
Investor Relations activities of the Company is held by Mr. William Utama, with the following email address:
[email protected]
Komunikasi Internal
Internal Communications
Dalam rangka meningkatkan kerjasama kelompok karyawan di seluruh grup, yang diyakini merupakan faktor penting dalam mendukung kinerja perusahaan, maka Perseroan memberikan dukungan untuk membentuk suatu wadah komunikasi, termasuk diantaranya adalah forum Corsec Group, Forum Legal Grup, Forum HR & IA Grup. Perseroan juga menyediakan sarana komunikasi melalui mailing list sebagai wadah komunikasi internal yang terbukti dapat mendorong proses diskusi lebih efektif.
In order to enhance cooperation of all employees in the Group which is an important factor to support the Company’s performance, the Company provides support in the form of a communication forum, including Corsec Group Forum, Legal Group Forum, HR & IA Group Forum. The Company has also provided communication facilities through mailing list as a forum for internal communication to drive the discussion process that has been proven to be effective.
Perseroan telah membentuk “Manager Forum” bagi level manager ke atas di seluruh grup, untuk meningkatkan proses pembelajaran dan perolehan informasi dengan mengadakan seminar dan mengundang pembicara dari luar grup.
The Company has established a “Manager Forum” for top-level managers throughout the group, to improve the learning process and the disemination of important information by holding seminars and inviting speakers who are respected in their fields.
Keterbukaan Informasi
Informations Disclosure
Sesuai komitmen Perseroan dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik terkait dengan keterbukaan informasi, maka sepanjang tahun 2009 Perseroan telah mengirimkan 19 surat pemberitahuan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia dalam hal tindakan korporasi Perseroan, yang terdiri atas:
According to the Company’s commitment in implementing the principles of good corporate governance on information disclosure, the Company has sent 19 notification letters to Bapepam-LK and the Indonesia Stock Exchange for corporate actions of the Company, consisted as follows:
• Pemberitahuan atas rencana pelaksanaan RUPS, termasuk bukti iklan pemberitahuan dan iklan hasil keputusan RUPS. • Rencana buyback, termasuk perpanjangan periode dan laporan realisasi buyback. • Penggantian Biro Administrasi Efek.
86
Laporan Tahunan 2009
• Notice for a plan to implement an AGM, including evidence of advertising notices as well as resolutions of the AGM. • Buyback plan, including the renewal program and report on the realization of the buyback. • The replacement of Securities Administration Bureau.
• Jadwal pembagian dividen, termasuk perubahan jadwal dan bukti iklan dividen.
• Schedule for the distribution of dividend, including schedule of changes and evidence of advertisement.
Pedoman Kebijakan Perseroan “Code Of Conduct”
Company Policy Manual “Code Of Conduct”
Pada tahun 2009, Perseroan mengeluarkan pedoman kebijakan dengan melakukan penyempurnaan ‘code of conduct’ bagi karyawan, yang diyakini dapat menjadi pedoman kerja yang efektif bagi manajemen dan karyawan.
In 2009, the Company issued a manual on the Company’s policies to improve the code of conducts of employees, which is believed to be an effective guideline for both management and the employees.
Kebijakan “Code of conduct” tersebut memberikan pedoman pada hal yang “Dapat dilakukan dan Tidak dapat dilakukan” bagi karyawan Perseroan. Hal tersebut termasuk tetapi tidak terbatas pada kebijakan dan prosedur kepegawaian, kode etik, standar sikap profesional, serta pedoman lainnya yang dapat membantu karyawan untuk memahami hak dan tanggung jawab sebagai karyawan yang berdedikasi dan profesional.
The “Code of Conduct” guides employees of the Company on the “Dos and Don’ts”. It includes, but not limited to employment policies and processes, code of ethics, standards of professional conducts, and other guidelines, which will help employees to comprehend their rights and responsibilities as dedicated and professional employees.
Perkara Hukum Penting
Important Litigation Cases
Perseroan menghadapi perkara hukum di tahun 2009, terkait dengan Kasus Tanah Bekas Hak Eigendom Verponding No. 7267 yang telah berlangsung dari tahun 2006, saat ini masih dalam proses kasasi.
The Company faced legal proceedings related to the Land Rights Case Eigendom Verponding No. 7267 that has lasted since 2006, and has currently advanced to the higher court process.
Perkara hukum yang dihadapi oleh unit usaha Perseroan yang sudah ‘go public’ telah disampaikan secara baik dan sesuai dengan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.
Litigation cases faced by the Company’s business units whose shares are publicly listed have been communicated properly in accordance to the valid rules and regulations.
Annual Report 2009
87
LAPORAN KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE REPORT
Komite Audit telah mengadakan pembahasanpembahasan berkaitan dengan kegiatan operasional Perseroan dan anak perusahaan maupun pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan hal-hal lain yang dianggap signifikan dan relevan dengan kondisi Perseroan pada tahun 2009.
The Audit Committee has held discussions relating to the operational activities of the Company and its subsidiaries as well as performed supervision in accordance with prevailing regulations and other significant matters that are relevant conditions of the Company in 2009.
Adapun pembahasan tersebut meliputi:
The discussions included:
1. Kondisi kegiatan operasional dan finansial Perseroan yang tercermin dalam Laporan Keuangan Perseroan pada kuartal I, II dan III. 2. Pelaksanaan buyback atas saham Perseroan.
1. Operations and financial conditions that were reflected in the Company's financial statements in first, second and third quarter. 2. Implementation of the shares buy back of the Company. 3. The impact of global market conditions on the fall to the Company's stock price. 4. Assessment of short-term investments of the Company. 5. Compliance with prevailing regulations. 6. Changes in the composition of the Audit Committee and the duration of members task force. 7. Implementation internal audit in the business units of the Company. 8. Other significant events throughout 2009.
3. Pengaruh kondisi pasar global yang terhadap penurunan harga saham Perseroan. 4. Penilaian terhadap investasi jangka pendek Perseroan. 5. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. 6. Perubahan susunan anggota Komite Audit dan jangka waktu masa tugas. 7. Pelaksanaan fungsi internal audit di unit bisnis perseroan. 8. Beberapa peristiwa penting lainnya selama 2009. Dalam hal pembahasan maupun pengawasan yang berkaitan dengan operasional Perseroan, Komite Audit berpendapat bahwa tidak ditemukan adanya hal-hal yang kurang sesuai maupun bertentangan dengan ketentuan Perseroan.
Based on discussions and supervisions related to the operational activities of the Company, the Audit Committee has determined that there was no impropriety or contradictions to the provisions of the Company.
Dalam pelaksanaan tugasnya dimana Komite Audit membutuhkan informasi dan klarifikasi, pihak yang berkepentingan senantiasa kooperatif dan hadir dalam setiap rapat yang diselenggarakan oleh Komite Audit.
In the course of completing the tasks, the Audit Committee requires certain information and clarifications and it is pleasing to report that the relevant parties have been cooperative and have attanded every meetings as requested by the Audit Committee.
88
Laporan Tahunan 2009
Komite Audit secara independen melapor dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya.
The Audit Committee is independent and reports to the Board of Commissioners on the progress of their tasks.
Masa tugas Komite Audit telah berakhir dan digantikan dengan anggota yang baru untuk masa kerja periode tiga tahun berikutnya, sebagai berikut:
The tenure of the Audit Committee has expired and was replace by the following members for a three years period:
Sebelum Nopember 2009 Ketua : John A. Prasetio Anggota : Kardinal A. Karim Anggota : Wahjudi Prakarsa
Before November 2009 Chairman : John A. Prasetio Member : Kardinal A. Karim Member : Wahjudi Prakarsa
Sesudah Nopember 2009 Ketua : Kardinal A. Karim Anggota : Djoko Leksono Sugiarto Anggota : Irman Gusman
After November 2009 Chairman : Kardinal A. Karim Member : Djoko Leksono Sugiarto Member : Irman Gusman
Annual Report 2009
89
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES
Pembenahan dilaksanakan dalam beberapa bidang yang mencakup sistim pemberdayaan sumber daya manusia serta organisasi. Disamping pembenahan disain organisasi, penyelenggaraan program pelatihan, pemberdayaan karyawan juga dilakukan melalui penempatan karyawan ke unit bisnis. Selama tahun 2009, sebanyak 45 karyawan telah dirotasi untuk menempati posisi strategis di beberapa unit usaha. Sistim penempatan tersebut telah memberikan peluang pengayaan ilmu dan kesempatan untuk menciptakan tenaga-tenaga yang handal yang pada gilirannya dapat diharapkan untuk menunjang sasaran Perseroan.
90
Laporan Tahunan 2009
Improvements were implemented in several areas that include the utilization of the human resources system and organization. In addition, to improve organizational design, there were also training programs, and utilization of employeess through the placement of employees in business units. During 2009, as many as 45 employees have been rotated to occupy strategic positions in several business units. The placement system has provided enrichment opportunities for employees with the expected outcome to support the Company’s objectives.
Secara organisasi penyempurnaan sistim juga dilakukan melalui pembenahan disain organisasi, pemberian jasa konsultasi internal dari Perseroan ke unit bisnis untuk menjaga keterpaduan sistim di dalam grup. Konsultasi penyeragaman sistim untuk unit bisnis antara lain diberikan untuk proses pembuatan sistim kode etik, sistim analisa jabatan, struktur penggajian, sistim imbal jasa dan sistim performance management sehingga diharapkan keterpaduan sistim di dalam grup dapat terbina dan dijaga.
The organization’s system for improvements were also performed through redesigning the organization, internal consulting services from the Company to business units to maintain integrity system within the group. The uniformity consultation system for business units, among others, was given to process establishment of an ethical system, hierarchy analysis system, salary structure, merit services system and performance management system to ensure that the system integration in the group can be fastened and maintened.
Strategi pengembangan dan inisiatif yang sudah dilaksanakan di tahun 2009 antara lain meliputi:
Development strategies and initiatives that was implemented in 2009 included as follows:
Strategi Pengembangan Organisasi
Organization Design Strategy
Di tahun 2009, Perseroan melakukan review dan pemantapan terhadap Struktur Organisasi Perseroan dan Unit Usaha. Inisiatif ini dilakukan untuk memastikan agar aspek organisasi dapat mendukung laju bisnis yang sangat dinamis dan proses kerja yang ada menjadi lebih efektif serta efisien sehingga dapat sesuai dengan tuntutan bisnis.
In 2009, the Company has conducted a review and affirmed the Company’s Organizational Structure and Business Units. The initiative has been made to ensure that the organizational aspects can support the speed of the business and the work processes can be enhanced more effectively and efficiently to meet the demands of the business.
Penerapan strategi Pengembangan organisasi ini diiringi dengan peningkatan konsolidasi fungsi SDM antara Perseroan dan unit usaha melalui proses pendampingan dan konsultasi yang intensif untuk memastikan implementasi sistem SDM di Unit Bisnis selaras dengan penerapan Strategi Manajemen SDM Perseroan. Secara lebih lanjut proses Koordinasi & Sinergi dengan fungsi SDM Unit Usaha intensif dilaksanakan untuk dapat merealisasikan standarisasi kebijakan SDM secara lintas unit bisnis. Kebijakan SDM yang distandarisasi antara lain : Policy & Procedure, HRIS, Penyelarasan PP, Kebijakan Compensation & Benefit, Code of Conduct yang mengatur etika dalam berorganisasi meliputi tanggung jawab Perusahaan terhadap karyawan, kewajiban karyawan, tata cara berhubungan pihak ketiga dan aturan mengenai “Privacy/Confidentiality”. Policy dan Procedure yang dikembangkan di tahun 2009 meliputi kebijakan mengenai insentif sales, cuti tahunan, penugasan sementara dan mutasi, maintenance kendaraan operasional, penyimpanan asli dokumen dan maintenance lighting.
Application of the organizational development strategy is to accompany the increased consolidation among the Company’s human resources functions and the business units through a process of mentoring and intensive consultations to ensure that the implementation of the HR systems in Business Units are in line with the implementation of the Company’s Human Resource Management Strategy. More importantly Coordination & Synergy process with each HR Business Units were function has been carried out intensively in order to achieve a standard HR policies across business units. Standardized HR policies include: Policy & Procedures, HRIS, PP Alignment, Compensation & Benefit Policy, Codes of Conduct which govern the ethics of the association including the Company’s liability to the employee, employee obligations, conducts with third party on the “Privacy/ Confidentiality”. Policies and Procedures which were developed in 2009 include a policy on sales incentives, annual vacation, temporary assignments and mutation, tenure, vehicle maintenance operations, the original document storage and lighting maintenance.
Annual Report 2009
91
Strategi Manajemen Kinerja
Performance Management Strategy
Sistem Balance Score Card masih secara konsisten digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan. Melalui mekanisme ini aspek kinerja karyawan diidentifikasi lebih jauh dalam rangka pembuatan Individual Developmental Plan dari masing-masing karyawan yang pada akhirnya dapat diwujudkan dalam proses pengembangan karyawan secara soft skill dan hard skill. Secara lebih jauh sistem manajemen kinerja dengan pendekatan balance score card ini mendukung kultur Pay for Performance yang secara konsisten dianut oleh Perseroan.
Balance Score Card system is consistently used to evaluate employees performance. This mechanism identifies aspects of employee’s performance to further create an Individual Developmental Plan for each employee which is manifested through the development in soft skills and hard skills. Furthermore, the performance management system using the balance score card approach may support the Pay for Performance culture that is consistently adhered to by the Company.
Strategi Pengembangan Skill dan Karir Karyawan
Skills and Career Employees Development Strategy
Untuk memastikan adanya pool of talent dan dalam rangka menunjang pencapaian strategi perusahaan, Perseroan membutuhkan informasi akan sumber daya yang sekaligus untuk ditempatkan pada posisi kunci dalam organisasi unit-unit usaha di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Untuk itu, Perseroan telah melakukan koordinasi dengan fungsi-fungsi sumber daya unit usaha melakukan pemetaan dan pendataan terhadap karyawan di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Hasil pemetaan karyawan ini masih berlangsung dan selanjutnya akan diintegrasikan ke dalam sistem informasi yang terpadu sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan Perseroan dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan kelompok usaha Perseroan.
To ensure the availability of a pool of talent and in order to support the achievement of the corporate strategy, the Company will make information on the quality of the human resources to be placed in key positions in the organization. Therefore, the Company has to coordinate with the HR of each business units to map and survey employees within the Company’s business groups. The results of mapping these employees are still on going and will be integrated into an integrated information system that can be taken into consideration by the Company in managing human resources within the Company’s business group.
Strategi Pengembangan Keahlian dan Karir Karyawan ditempuh melalui: • Mutasi dan Penugasan Karyawan Perseroan ke UnitUnit Usaha. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis kelompok usaha Perseroan dan memberikan kesempatan bagi pembinaan dan pengembangan kompetensi & karier. Perseroan melakukan mutasi dan penugasan karyawan ke Unit-unit Usaha untuk memberikan kesempatan berkembang secara lintas unit usaha diyakini juga dapat menambah nilai dari unit usaha tersebut.
Development Strategy for The Skills and Career of Employees is pursued through: • Job rotations and Assignment of the employees to the Company’s Business Units. In order to meet the needs of the business progress of the Company’s business groups and provide opportunities for development and increase the level of competency and career. The Company performed job rotations and assigned employees to business units to expand opportunities across business units to add value business units.
92
Laporan Tahunan 2009
•
Employee Development & Talent Management Perseroan menyadari bahwa pelatihan SDM sangat diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, motivasi, sikap, produktifitas dan pengembangan karir karyawan. Komitmen Perseroan dalam pengembangan karyawan dilakukan dengan menyelenggarakan ”in house training” melalui MCOM Training Center dan mengirimkan karyawan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh external training provider. Selama tahun 2009 topik pelatihan yang dilaksanakan untuk peningkatan kompetensi karyawan adalah Midlle & Supervisory Management, Reporter Training Program, NEOP, PSAK, PPh, Nett vs. Gross Training, SPT, Mestakung, Prosdem, The WILL Power Training, PHI, Legal Drafting, SPT Badan & PPN, Promax, dan Cross Cooperation Program with VOA.
•
Employee Development & Talent Management The Company realized that the training of human resources are necessary to develop the knowledge, skills, motivation, attitude, productivity and employee career enhancement. The company’s commitment in developing employees are conducted through “in-house training” by the MCOM Training Centre and assigned employees to attend training conducted by external trainers. During 2009 the topics training was conducted to increase competence of Middle & Supervisory Management, Reporter Training Program, NEOP, PSAK, Income Tax, Net vs. Gross Training, SPT, Mestakung, Prosdem, The WILL Power Training, PHI, Legal Drafting, SPT Body & VAT, Promax, and Cross Cooperation Program with VOA.
Pada periode 2009, Training Center ikut berperan dalam menunjang lajunya derap Perseroan dengan cara menyiapkan dasar-dasar untuk pembentukan “academies” yang bertujuan untuk mengembangkan technical skill karyawan yang sesuai dengan fungsi utama yang ada unit bisnis seperti News Academy, Free To Air Academy, Print Academy, Sales Academy dan juga pengembangan yang terkait dengan soft skill yaitu Leadership Academy.
In 2009, the Training Centre played a role in supporting the pace of the Company in preparing the groundwork for the formation of ‘Academies’ that aims to develop the technical skills of employees in accordance with the primary function of the existing business units such as the News Academy, Free To Air the Academy, Print Academy, Sales Academy and also the development of soft skills through the Leadership Academy.
•
Project Adhoc, untuk memastikan SDM yang berkualitas dapat tetap berkembang bersama Perseroan, untuk memperluas kesempatan pengembangan karir karyawan melalui tugas-tugas yang bersifat project base. Penugasan ini selain memberikan kesempatan bagi karyawan untuk terjun langsung dalam aksi korporasi diyakini dapat menciptakan tenaga-tenaga yang handal baik dari segi teknis maupun kemampuan untuk memimpin.
•
Adhoc Project, to ensure the growth in good quality human resources in the Company, in addition to providing a “career path” that is structured to expand the development opportunities through project base assignments. In addition to providing opportunities for employees to work directly on the corporate actions, where it is believed to create a reliable employee in terms of technical skills as well as leadership skills.
Annual Report 2009
93
Employee Experience Program
Employee Experience Program
Perseroan juga memandang perlu adanya lingkungan yang kondusif yang dapat memacu karyawan untuk terus berprestasi dan memberikan kontribusi yang positif pada Organisasi. Untuk itu, selama tahun 2009 berbagai macam aktifitas-aktifitas di luar tugas yang dapat memacu pengembangan kinerja karyawan telah dilaksanakan, seperti Program Forum Manager, Program Manager Berprestasi, Keagamaan dan Kegiatan aktifitas olah raga.
The Company also looked at the existence of a conducive environment that may encourage employees to continually be an achiever and provide positive contributions to the Organization. Therefore, during 2009 a variety of after hours activities that could stimulate the performance to employee’s development has been implemented, such as the Manager Forum Program, Manager with high Achievements Program, Religious and Sports activities.
Program Manager Berprestasi merupakan event untuk memberikan apresiasi kepada karyawan yang berprestasi, dengan harapan karyawan tersebut dapat menjadi role model bagi karyawan lainnya. Program ini digelar secara serempak, dan pada tahun 2009 terpilih 11 karyawan terbaik yang dari unit-unit dibawah Perseroan.
The high achiever manager program is an event to appreciate high achievers in the hope that these employees can be a role model for other employees. The program is held simultaneously, and in 2009 it has selected 11 best employees from the business units of the Company.
Partisipasi dan kekompakan karyawan dari masingmasing unit usaha ditunjukkan dalam rangka menyiapkan perayaan Ulang Tahun Perseroan ke-28. Dengan adanya aktifitas yang beragam dan penuh dengan kegembiraan, manajemen Perseroan yakin akan mendukung karyawan untuk dapat berprestasi secara lebih optimal.
Employee participation and solidarity has been shown in preparing the Company’s 28th Birthday celebrations. With a variety of activities and high enthusiasm, the management of the Company believes that they can optimally support employees to be high achievers.
94
Laporan Tahunan 2009
Komposisi Karyawan Seluruh Grup Berdasarkan Pendidikan - Per 31 Desember 2009 Group Employee Composition by Education Levels in 2009 per - December 31st, 2009 Global Mediacom
MNC & Group
MNC Skyvision
Infokom
Total
S2 - S3
7
79
8
14
46
S1
17
2,668
880
1,595
5,222
Diploma
8
869
562
599
2,058
Other
14
37
23
36
102
TOTAL
46
3,591
1,473
2,244
7,428
70% 1%
29% S2- S3
S1
Diploma and Others
Komposisi Karyawan Seluruh Grup Berdasarkan Tingkat Jabatan – Per 31 Desember 2009 Group Employee Composition by Title in 2009 per December 31st, 2009
Global Mediacom
MNC & Group
MNC Skyvision
Infokom
0,5% 0,8% 0,3% 2,4%
Total
12%
BOD
3
26
7
3
39
VP/ GM
3
47
10
2
62
Sr. Mgr
2
18
8
-
28
Mgr
1
133
33
8
175
SPV
13
583
298
15
909
Staff
24
4,415
1,702
74
6,215
BOD
Sr. Mgr
SPV
TOTAL
46
5,222
2,058
102
7,428
VP/ GM
Mgr
Staff
84%
Annual Report 2009
95
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Manajemen Perseroan meyakini bahwa kegiatan sosial dapat mendukung keberhasilan kinerja perusahaan dengan melaksanakan kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat banyak.
The Company’s management believes that social activities can support the success of the company’s performance through the implementation of activities that can provide many benefits to the public.
Pada tahun 2009, Perseroan melaksanakan kegiatan sosial tergabung dengan kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh unit-unit usaha sebagai berikut:
In 2009, the Company conducted social activities joinly with social activities that was undertaken by business units as follows:
RCTI Peduli
RCTI Peduli
Sepanjang tahun 2009, RCTI Peduli menyalurkan bantuan bagi masyarakat yaitu bantuan untuk korban bencana alam dan non bencana alam sebagai berikut :
During 2009, RCTI Peduli has distributed community assistance to help victims of natural disasters and nonnatural disasters as follows:
a. Bencana Alam 1. Bantuan untuk korban gempa Jawa Barat berupa antara lain paket sembako, selimut, makanan bayi, dan paket sekolah untuk korban di Pengalengan, Tasikmalaya, dan Garut.
a. Natural Disasters 1. Providing assistance to the earthquake victims in West Java and Pengalengan, Tasikmalaya as well as in Garut, including the provision of packages containing nine-basic goods, blanket, baby food and school-kit package. 2. Providing assistance to the earthquake victims in West Sumatra, including medical aid to all victims by the medical team from the Association of Orthopedic Surgeon Indonesia (PABOI). 3. Providing assistance to the flood victims in Bukit Duri and Kampung Melayu, Jakarta. 4. Assistance to collapse of the embankment victims in Situ Gintung, Tangerang, including nine-basic goods, construction of public toilets, command post, and multi function room.
2. Bantuan untuk korban gempa Sumatera Barat berupa pengobatan terhadap korban oleh tim medis dari Persatuan Ahli Bedah Orthopedi Indonesia (PABOI). 3. Bantuan untuk korban banjir Jakarta di wilayah Bukit Duri dan Kampung Melayu, Jakarta. 4. Bantuan untuk korban Situ Gintung Tangerang berupa sembako, pembangunan MCK, posko, dan ruang serbaguna
b. Non Bencana Alam 1. Bidang Pendidikan • Bantuan paket sekolah untuk SD Negeri Sibolangit, Medan. • Bantuan untuk PAUD 01 Dahlia Semanan Cengkareng, Jakarta Barat. 2. Bidang Kesehatan • Pelayanan kesehatan umum di Desa Piyak dan Kanor Bojonegoro Jawa Timur, Manggarai Jakarta Selatan, Kenjeran Surabaya, Kampung Nelayan Belawan Medan, dan Mariso Makasar. • Sunatan massal di Semarang dan Jakarta.
96
Laporan Tahunan 2009
b. Non-Natural Disasters 1. Education Sector • Providing school-kit for Elementary School in Sibolangit, Medan. • Providing assistance to PAUD 01 Dahlia Semanan in Cengkareng, Jakarta Barat. 2. Health Sector • Providing health care services in Desa Piyak and Kanor Bojonegoro, East Java, Manggarai South Jakarta, Kenjeran Surabaya East Java, Kampung Nelayan Belawan Medan and Mariso Makasar. • Performing mass circumcissions in Jakarta and Semarang.
3. Bidang Ekonomi • Bantuan paket sembako di Kalibaru Jakarta Utara, Kampung Melayu Jakarta Timur, dan Johar Baru Jakarta Pusat.
3. Welfare Sector • Distribution of packages containing nine-basic goods in Kalibaru North Jakarta, Kampung Melayu East Jakarta and Johar Baru Central Jakarta.
TPI Peduli
TPI Peduli
Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh TPI Peduli pada tahun 2009:
Social activities was implemented by TPI Peduli in 2009 as follows:
a. Bencana Alam 1. Bantuan gempa Jawa Barat untuk korban di Pengalengan dan Tasikmalaya. 2. Bantuan gempa Sumatera Barat.
a. Natural Disasters 1. Providing assistance to the earthquake victims in Pengalengan, Tasikmalaya. 2. Providing assistance to the earthquake victims in West Sumatera. 3. Providing assistance to the flood victims in Rangasdengklok, West Karawang. 4. Assistance to collapse of the embankment victims in Situ Gintung Tangerang, including the distribution of packages containing nine basic goods, hygiene equipment, school kit packages and baby food.
3. Bantuan banjir Rangasdengklok - Karawang Barat. 4. Bantuan untuk korban tanggul jebol di Situ Gintung Tangerang berupa antara lain sembako, peralatan kebersihan, paket sekolah, dan makanan bayi.
b. Non Bencana Alam 1. Bidang Pendidikan • Bantuan untuk Hari Anak Nasional Tahun 2009 bekerjasama dengan Yayasan Pena dan Departemen Sosial. • Bantuan kepada anak asuh Mutiara Bangsa berupa biaya sekolah dan paket alat sekolah. 2. Bidang Kesehatan • Pelayanan kesehatan umum Mariso Makasar. 3. Bidang Ekonomi • Bantuan paket sembako di Lubang Buaya Jakarta Timur. • Penyaluran sumbangan kepada masyarakat kurang mampu pada program “Di Antara Kita”. • Penyaluran dana program ”Nada & Dana” untuk pejuang veteran dan anak jalanan asuhan Yayasan Himmata. 4. Bidang Agama • Penyaluran dana program ”SMS Dai” untuk pembangunan/renovasi mesjid dan pesantren di Jakarta, Medan, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
b. Non-Natural Disasters 1. Education Sector • Providing assistance for the National Children’s Day in 2009 in cooperation with Pena Foundation and the Ministry of Social Affairs. • Providing school fees and school kit packages to orphanages of Mutiara Bangsa Foundation. 2. Health Sector • Providing health services in Mariso Makassar. 3. Welfare Sector • Distributing of nine basic goods in Lubang Buaya, East Jakarta. • Distributing of accumulated donations to the poor community through “Di Antara Kita” program. • Distribution of accumulated donations through the program “Nada & Dana” for veterans and child beggars of Himmata Foundation. 4. Religion Sector • Distributing funds from “SMS Dai” program for donation constructing /renovating mosques and Islamic Schools in Jakarta, Medan, Yogyakarta, West Java, Central Java and East Java.
Annual Report 2009
97
• Penyaluran dana program ”SMS Dai” untuk santunan anak yatim di Jabotabek, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. • Kegiatan buka puasa bersama bekerjasama dengan Yayasan Pena dan Departemen Sosial untuk 1000 anak yatim di bulan Ramadhan. 5. Community Development • Kegiatan sosial “Serbu Kampung” diantaranya berupa perbaikan jalan, pembangunan pos ronda, sunatan massal, fogging, pembuatan tong sampah, pembuatan parit, dan pembuatan toilet umum. • Bantuan untuk pembangunan/renovasi mesjid, kegiatan keagamaan, dan kegiatan pemuda di area sekitar kantor TPI.
• Distributing funds from “SMS Dai” program to assist orphanages in Jabotabek, Surabaya, Yogyakarta and Bandung. • Fast-breaking dinner in cooperation with Pena Foundation and the Ministry for Social Affairs for 1000 orphanages during Ramadhan. 5. Community Development • Social activities “Serbu Kampung”, including repairing roads, developing of post patrolling, performing mass circumcissions, fogging, providing trash bins, and constructing trench as well as developing public toilets facilities. • Assisting in the construction/renovating mosques, religious activities, and youth activities in the vicinity of the TPI office.
Global TV Peduli
Global TV Peduli
Global TV Peduli menyalurkan bantuan bagi masyarakat yaitu bantuan untuk korban bencana alam dan non bencana alam sebagai berikut :
Global TV Peduli distributes assistance to the general public for victims of natural disasters and non-natural disasters, as follows:
a. Bencana Alam 1. Bantuan korban kebakaran di Pejaten Barat, Jakarta Selatan. 2. Bantuan gempa Jawa Barat untuk korban di Pengalengan dan Tasikmalaya. 3. Bantuan untuk korban di Situ Gintung Tangerang. 4. Bantuan gempa Sumatera Barat. b. Non Bencana Alam 1. Bidang Pendidikan • Bantuan untuk Hari Anak Nasional Tahun 2009 bekerjasama dengan Yayasan Pena dan Departemen Sosial. • Bantuan berupa paketbiaya dan perlengkapan sekolah kepada anak-anak pinggiran bekerjasama dengan “Rumah Belajar Ceria Anak Prumpang.” • Bantuan berupa paket perlengkapan sekolah kepada anak-anak pinggiran rel kereta api bekerjasama dengan “Rumah Belajar HIMPAUDI Anggrek I.” 2. Bidang Agama • Kegiatan buka puasa bersama bekerjasama dengan Yayasan Pena dan Departemen Sosial untuk 1000 anak yatim di bulan Ramadhan.
a. Natural Disasters 1. Providing assistance to the fire victims in Pejaten Barat, South Jakarta. 2. Providing assistance to the earthquake victims in Pengalengan and Tasikmalaya, West Java. 3. Providing assistance to the collapse of the embankment in Situ Gintung Tangerang. 4. Assisting earthquake victims in West Sumatra.
98
Laporan Tahunan 2009
b. Non-Natural Disasters 1. Education Sector • Assistance on National Children’s Day in 2009 in cooperation with Pena Foundation and the Ministry of Social Affairs. • Providing assistance in the form of the school fees and school kit packages to suburbs in collaboration with “Rumah Belajar Ceria Anak Prumpang.” • Distributing school-kit packages for children reside on the side of railway in collaboration with “Rumah Belajar HIMPAUDI Anggrek I.” 2. Religion Sector • Fast-breaking dinner in cooperation with Pena Foundation and the Ministry of Social Affairs for 1000 orphanages during Ramadhan.
• Bantuan berupa perlengkapan sekolah untuk anak-anak yatim piatu Panti Asuhan Santo Yusuf dalam rangka perayaan Natal. • Bantuan untuk kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di rumah-rumah ibadah. • Penyaluran dana program “Are U Smarter Than a 5th Grader” untuk rumah-rumah ibadah dan panti asuhan. 3. Kegiatan pengembangan komunitas • Bantuan pembuatan gapura, pembuatan pos Siskamling, dan penanaman pohon produktif di area sekitar kantor dan studio Global TV.
• Providing assistance of school kit packages to orphanages in Panti Asuhan Santo Yusuf in celebrating Christmas 2009. • Assistance for religious activities in distributing the funds for the “Are U Smarter Than a 5th Grader” program for houses of worships and orphanages.
3. Community development activities • Assistance to construct entrance post and Siskamling posts as well as, and planting of productive trees in the vicinity of Global TV’s office and studio.
Jalinan Kasih
Jalinan Kasih
Jalinan Kasih merupakan program sosial di RCTI yang bertujuan menghimpun dana masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, khususnya di bidang kesehatan.
Jalinan Kasih is a social program of RCTI aimed at raising funds from the public and distributed to the community in need of assistance particulary for health services.
Sepanjang tahun 2009 Jalinan Kasih RCTI membantu 661 pasien dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 1. Bantuan dan santunan terhadap 118 pasien reguler. 2. Bakti sosial berupa operasi untuk penderita hernia & bibir sumbing yang berjumlah 98 orang di Bandung bekerjasama dengan Santosa Bandung International Hospital. 3. Bakti sosial berupa operasi hernia, bibir sumbing, dan katarak bekerjasama dengan RS Spesialis Husada Utama Surabaya yang diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Bapak Saefullah Yusuf. Jumlah pasien yang dibantu pada bakti sosial ini adalah 157 orang. 4. Bakti sosial berupa operasi hernia, bibir sumbing, dan katarak dengan jumlah pasien yang dibantu sebanyak 165 orang. Bakti sosial kali ini bekerjasama dengan RS Mata Aini dan RS International Royal Progress. 5. Bakti sosial berupa operasi untuk penderita bibir sumbing, hernia, dan katarak membantu 123 pasien bekerjasama dengan RS Pertamina.
During 2009, Jalinan Kasih of RCTI provided the assistance to 661 patients with the following activities: 1. Donations to 118 regular patients. 2. Surgeries for hernia and cleft lip to 98 patients in Bandung, in collaboration with Santosa Bandung International Hospital.
Seputar Indonesia Peduli
Seputar Indonesia Peduli
Harian Seputar Indonesia melakukan kerjasama media partner bekerjasama dengan Orangutan Conservation Services Program (OCSP), sebuah organisasi perlindungan orang utan, berupa kegiatan aksi damai di Bundaran HI Jakarta. Acara ini didukung oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Harian Seputar Indonesia was the media partner in collaboration with Orangutan Conversation Services (OCSP), an Orangutan protection organization, in the act of a peaceful demonstration in the Bundaran HI, Jakarta. This event was supported by the Ministry of Forestry of Indonesia.
MNIG Peduli
MNIG Peduli
Sebagai bagian dari kegiatan MNIG Peduli, Tabloid Realita menghimpun dana dari pembaca untuk disumbangkan kepada narasumber Tabloid Realita yang dimuat beritanya. Biasanya narasumber tersebut adalah orang yang membutuhkan biaya untuk menyembuhkan penyakit yang tak kunjung sembuh atau penyakit berat. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, data penyumbang
As part of the activities of MNIG Peduli, Tabloid Realita collected funds from readers to be distributed as assistance to the sources of reference of Tabloid Realita where story was published in the tabloid. These sources are usually people who are in need of funds to cure their illnesses. To meet the principles of transparencies, donators of Realita Peduli is displayed every 2 weeks and
3. Social activities for hernia, cleft lip and cataract surgeries to 157 patients, in collaboration with Husada Utama Special Hospital in Surabaya that was launched by the Vice Governor of East Java, Mr Saefullah Yusuf. 4. Social activities for hernia, cleft lip and cataract surgeries to 165 patients. These activities were in collaborations with Aini Eye Hospital and International Royal Progress Hospital. 5. Social activities for clift lip, hernia and cataract surgeries to 123 patients in collaboration with Pertamina Hospital.
Annual Report 2009
99
REALITA PEDULI ditampilkan setiap 2 minggu sekali dan saldo dana bantuan selalu ditampilkan di setiap edisi Tabloid Realita.
the balance of fund is always shown in each edition of Tabloid Realita.
MNCN Peduli
MNCN Peduli
Program MNCN Peduli merupakan rangkaian kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh PT MNC Networks melalui Radio Trijaya Network, Radio Dangdut TPI, Woman Radio dan ARH Global Radio.
The program of MNCN Peduli is a series of social activities undertaken by PT MNC Networks through Trijaya Networks Radio, Dangdut TPI Radio, Woman Radio and ARH Global Radio.
Kegiatan-kegiatan MNCN Peduli yang telah dilaksanakan, yaitu:
The activities by MNCN Peduli are as follows:
a. Bencana Alam 1. Pengumpulan dana untuk bantuan gempa Sumatera Barat. 2. Pengumpulan dana untuk “Program 1000 HUNTARA (Hunian Sementara)” bagi korban gempa di 13 titik yang berlokasi di Padang Pariaman.
a. Natural Disasters 1. Collecting funds for the earthquake victims in West Sumatera. 2. Collecting funds for the earthquake victims under the “1000 HUNTARA (Hunian Sementara) Program” in 13 points located in Padang Pariaman.
b. Non Bencana Alam 1. Donor Darah Dari hasil survei, kebutuhan darah, khusus di DKI Jakarta, selalu mengalami peningkatan setiap hari, khususnya di DKI Jakarta, sehingga banyak masyarakat yang membutuhkannya kesulitan mendapatkan kantor darah. Oleh karena itu, MNCN Peduli melaksanakan kegiatan donor darah, dengan tema : ”Donor Darah Bagi Sesama”, dengan target memperoleh 150-200 kantong darah setiap kali mengadakan kegiatan tersebut. Target peserta adalah karyawan MNC Networks dan para karyawan yang bekerja di MNC Tower dan MNC Plaza, dan masyarakat di sekitarnya yang ingin menyumbangkan darahnya bagi kemanusiaan. Pada tahun 2009 MNC Networks mengadakan kegiatan donor darah sebanyak lima kali yakni pada bulan Februari, Maret, Mei, Juli, dan Nopember. 2. Pemeriksaan Kesehatan Gratis Radio Dangdut TPI bekerjasama dengan Rumah Sakit Sahid Sahirman Jakarta mengadakan program ”DARLING” atau Dakwah Radio Keliling. Program ini meliputi dakwah, pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu di beberapa lokasi di Jakarta yaitu di Pejaten, Bukit Duri, dan Pamulang. 3. Program “Berbagi Sesama” Sebagai wujud syukur atas segala berkah yang telah di berikan, MNCN sepanjang tahun 2009 mengadakan kegiatan sosial bertajuk ”Berbagi Sesama” yang di tujukan kepada pasien anak-anak penderita kanker dan beberapa yayasan yatim piatu yang sangat membutuhkan bantuan dana. Kegiatan yang dilakukan antara lain : • Woman Radio bekerjasama dengan Entrostop menyerahkan bantuan dana dan perlengkapan sekolah kepada beberapa yayasan yatim piatu di Jakarta.
b. Non-Natural Disasters 1. Blood Donation DKI Jakarta, is always experiencing difficulties in obtaining a blood bag. Therefore, MNCN Peduli organized a blood donation activity, with the theme “Donor Darah Bagi Sesama”, with a goal of filling 150 - 200 blood bags during each event. Targeted participants are employees of MNC Networks and employees who work in MNC Tower and MNC Plaza as well as surrounding communities who wish to donate their blood for humanity. In 2009, MNCN Peduli had conducted 5 blood donor activities each in February, March, May, July and November.
100
Laporan Tahunan 2009
2. Free Health Services Radio Dangdut TPI in collaboration with Sahid Sahirman Jakarta Hospital has conducted “DARLING” Program (Dakwah Radio Keliling). This program included health check ups and health education for the poor in several locations in Jakarta, among them are Pejaten, Bukit Duri and Pamulang. 3. “Berbagi Sesama” Program As a form of thanksgiving for all the blessings received, in 2009, MNCN Peduli conducted a social event, titled “Berbagi Sesama” for children with cancer and to several orphanages in desperate need of funds. The activities include: • Woman Radio in cooperation with Entrostop, has donated funds and school kit packages to several orphanages in Jakarta.
• • • •
Radio Trijaya - Jakarta mengadakan acara Talkshow Ramadhan sekaligus buka puasa bersama anak yatim. Radio Trijaya - Bandung mengadakan acara buka puasa bersama jajaran Pemerintah Daerah Jawa Barat dan 200 anak yatim piatu. Radio ARH Global mengadakan acara hiburan dan buka puasa bersama dengan anak yatim piatu, bersama-sama dengan sejumlah penyanyi papan atas. Radio Dangdut TPI mengadakan kunjungan ke sejumlah rumah sakit, yang bertujuan untuk silaturahmi sekaligus membagikan bingkisan kepada anak-anak penderita kanker di RS Cipto Mangunkusumo dan RS Harapan Kita.
• • •
Trijaya Radio - Jakarta has conducted Ramadhan Talkshow program and fast breaking dinner with orphans. Trijaya Radio – Bandung held a fast breaking dinner with the Regional Government of West Java and 200 orphans. ARH Global Radio organized a fast breaking dinner with orphans and provided entertainment top singers.
• Dangdut TPI Radio visited several hospitals with the aim to distribute packages and embrace children with cancer in Cipto Mangunkusumo Hospital and Harapan Kita Hospital.
Indovision Peduli
Indovision Peduli
Sepanjang tahun 2009, Indovision Peduli melaksanakan kegiatan sosial, diantaranya:
Throughout 2009, Indovision Peduli has implemented in several social activities as follows:
a. Bencana Alam 1. Bantuan untuk korban gempa Tasikmalaya, berupa peralatan tulis menulis, sabun, cat dan semen, sumbangan baju-baju dari karyawan Indovision.
a. Natural Disasters 1. Providing assistance to the victims of Tasikmalaya earthquake in the form of stationary, soaps, paint, cement, and clothes that were donated by Indovision’s staff.
b. Non Bencana Alam 1. Donor Darah Dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dengan sasaran karyawan MSV dan masyarakat setempat. 2. Kegiatan Sabuk Informasi Merupakan kegiatan CSR Indovision bersama Menkominfo di daerah perbatasan, dimana informasi di lokasi tersebut lebih banyak diperoleh dari negara tetangga dari pada dalam negeri. Indovision memberikan bantuan berupa perangkat Indovision dan TV 32 inc kepada 50 lokasi di perbatasan Kalimantan Timur dan perbatasan Kalimantan Barat dengan channel-channel informasi dan pendidikan pilihan.
b. Non-Natural Disasters 1. Blood Donation Held once every three months and was targeted at MSV’s employees and local communities. 2. “Sabuk Informasi” Program Represent a CSR activity of Indovision in collaboration with the Ministry of Communication and Information in the border areas, in which, certain communities within the area were receiving information from the neighboring country rather than from their own country. Indovision had provided several broadcasting equipments and 32 inch TV in 50 locations at the border of East Kalimantan as well as the border of West Kalimantan that consisted of the usefull information and educational channels.
Annual Report 2009
101
102
Laporan Tahunan 2009
Dengan memaksimalkan sinergi di dalam grup Perseroan, merupakan kekuatan dalam mencapai hasil yang optimal.
By maximizing the synergies within the group of the Company, is the strength in achieving optimal results.
Annual Report 2009
103
DATA PERUSAHAAN CORPORATE DATA
Nama Perusahaan Name of Company
Kode Saham
BMTR
Ticker Code
Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi Trade, Services and Investments
Sector
Tanggal Pendirian Founded
Situs
30 Juni 1981 June 30, 1981
www.mediacom.co.id
Website
1. Media berbasis Konten & Iklan | Content & Advertising based Media 2. Media berbasis Pelanggan | Subscriber based Media 3. Media Support & Infrastruktur | Media Support & Infrastructure
Bidang Usaha Line of Businesses
Jumlah Karyawan Group Total Employees
Alamat Perusahaan Company’s Address
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Hubungan Investor Investor Relations
104
PT Global Mediacom Tbk
Laporan Tahunan 2009
7.428 karyawan 7,428 people MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19 Jakarta Pusat 10340 - Indonesia Phone : +62 21 390 9211/ 390 0310 Fax : +62 21 3927 859 M. Budi Rustanto Email :
[email protected]
William Utama Email:
[email protected]
STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATIONAL STRUCTURE
DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS
Komite Remunerasi
Komite ESOP
Remuneration Committee
ESOP Committee
Group President & CEO Group President & CEO
Audit Internal Internal Audit
DIREKSI BOARD OF DIRECTORS
Keuangan & Akuntansi
Pajak & Anggaran
Hukum
Sekretaris Perusahaan
SDM & Bagian Umum
Finance & Accounting
Tax & Budget
Corporate Legal
Corporate Secretary
HR & General Affairs
Annual Report 2009
105
DAFTAR UNIT USAHA LIST OF THE SUBSIDIARY COMPANIES
Media berbasis Konten & Iklan
Content & Advertising based Media PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 390 0885 Fax : 62-21 390 3965 Website : www.mncgroup.com
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Jl. Raya Pejuangan, Kebon Jeruk Jakarta 11530 Phone : 62-21 530 3540 Fax : 62-21 549 3862 Website : www.rcti.tv
PT Global Informasi Bermutu (Global TV) Ario Bimo Sentral Building, 12th Floor Jl. HR Rasuna Said Blok X- 2 Kav. 5 Jakarta 12950 Phone : 62-21 5292 1115 Fax : 62-21 5292 1771 Website : www.globaltv.co.id
PT Cipta TPI (TPI) Jl. Pintu II, TMII Jakarta 13810 Phone : Fax : Website :
62-21 841 2473 - 83 62-21 841 611 7 www.tpi.tv
PT Media Nusantara Informasi (MNI-Seputar Indonesia) MNC Tower, 22nd Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 392 6955 Fax : 62-21 392 9758 Website : www.seputarindonesia.com
PT MNI Global (MNIG) HighEnd Building, 4th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 31918610 Fax : 62-21 31927943
106
Laporan Tahunan 2009
PT MNC Networks (MNCN) MNC Tower, 15th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 392 3555 Fax : 62-21 392 7001 Website : www.mncnetworks.net
PT MNI Publishing/PT MNI Entertainment (HighEnd & HighEnd Teen Magazine) HighEnd Building, 1st Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 3989888 Fax : 62-21 315 4987 Website : www.highendmagz.com www.highendteen.com
PT MNC Pictures HighEnd Building, 3rd Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 3190 0001 Fax : 62-21 3190 0015 Website : www.mncgroup.com
PT Cross Media International (CMI) Rukan Tiara Buncit 88 Jl. Kemang Utara IX Blok E17 Jakarta Selatan Phone : 62-21 7919 3520 Fax. : 62-21 7919 35 40 Website. : www.crossmedia.co.id
PT Star Media Nusantara (SMN) HighEnd Building, 3rd Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Phone : 62-21 390 0065 Fax : 62-21 390 4645 Website : www.starmedianusantara.com
Media berbasis Pelanggan
Media Support & Infrastruktur
PT MNC Sky Vision (MSV/Indovision)
PT Infokom Elektrindo (Infokom)
Wisma Indovision Jl. Raya Panjang Blok Z/III, Green Garden Jakarta 11520 Phone : 62-21 582 8555 Fax : 62-21 582 4202 Website : www.indovision.tv
Jl. Yos Sudarso No. 55, Sunter Jakarta Utara Phone : 62-21 6531 3777 Fax : 62-21 6531 3776 Website : www.infokom.net
Subscriber based Media
Media Support & Infrastructure
Annual Report 2009
107
LEMBAGA PENUNJANG SUPPORTING INSTITUTIONS
Akuntan Publik Public Accountant
Biro Administrasi Efek Share Registrar
Osman Bing Satrio & Rekan
PT BSR Indonesia
Wisma Antara 12 th Floor Jl. Medan Merdeka Selatan No.17 Jakarta 10110 Indonesia Phone : 62-21 231 2955; 231 2871 Fax. : 62-21 231 3325
Kompleks Pertokoan ITC Roxy Mas Blok E1 No. 10-11 Jl. KH Hasyim Ashari Jakarta 10150 Indonesia Phone : 62-21 631 7828 Fax. : 62-21 631 7827
108
Laporan Tahunan 2009
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Annual Report 2009
109
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
110
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Annual Report 2009
111
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
112
Laporan Tahunan 2009
Annual Report 2009
113
114
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) Catatan/ Notes
2008
ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 41.900 juta tahun 2009 dan Rp 35.019 juta tahun 2008 Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 5.444 juta tahun 2009 dan 2008 Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Aset pajak tangguhan - bersih Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi lain Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 2.621.699 juta tahun 2009 dan Rp 2.306.460 juta tahun 2008 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 74.558 juta tahun 2009 dan Rp 38.693 juta tahun 2008 Goodwill - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 256.159 juta tahun 2009 dan Rp 159.165 juta tahun 2008 Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
1.276.332 1.025.429
63.408 1.694.910
2g,4 2e,2h,5,43
2i,6 2e,43
108.595 1.586.997
317.952 1.131.998 396.057 79.440 5.985.526
2i,7 2j,8 2k,9 10
321.696 1.064.289 246.877 65.606 6.112.009
4.767 115.732 6.129 3.229.357
2e,2i,43 2v,36 2h,11 2h,12
7.459 148.039 5.701 3.314.172
1.769.444
2l,2n,13
1.658.073
186.672
1.708.168 475.394 7.495.663
2m,13
13.481.189
1.902.604 441.721 7.608.357 13.720.366
-3Laporan Tahunan 2009
130.588
2b,2c,14,40 2o,15
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
116
1.390.696 1.327.253
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Short-term investments Trade accounts receivable net of allowance for doubtful accounts of Rp 41,900 million in 2009 and Rp 35,019 million in 2008 Related parties Third parties Other accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 5,444 million in 2009 and 2008 Inventories Advances and prepaid expenses Prepaid taxes Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Receivables from related parties Deferred tax assets - net Investments in associates Other investments Property and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 2,621,699 million in 2009 and Rp 2,306,460 million in 2008 Investment property - net of accumulated depreciation of Rp 74,558 million in 2009 and Rp 38,693 million in 2008 Goodwill - net of accumulated amortization of Rp 256,159 million in 2009 and Rp 159,165 million in 2008 Other assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan 2009
Catatan/ Notes
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Jumlah Kewajiban Lancar
LIABILITIES AND EQUITY 344.631 14.130 679.002 89.186 120.525 303.893 332.892
16 17 2e,43 18 2s 2v,19 2s,20
279.013 65.603 654.589 77.355 137.026 225.031 352.746
61.287 6.491 1.952.037
21 2n,22
59.575 7.481 1.858.419
76.801 1.633
2v,36 2e
31.491 671
CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Unearned revenues Taxes payable Accrued expenses Current maturities of long-term liabilities Long-term loans Finance lease obligation Total Current Liabilities
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang pihak hubungan istimewa Hutang jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang obligasi Kewajiban tidak lancar lain-lain Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
763.189 5.732 1.311.368 134.465 2.293.188
21 2n,22 23 2t,24
941.375 9.982 1.511.551 112.064 2.607.134
Long-term liabilities - net of current maturities Long-term loans Finance lease obligation Bonds payable Other noncurrent liabilities Total Noncurrent Liabilities
HAK MINORITAS
2.185.341
2b,25
2.217.149
MINORITY INTERESTS
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 15 miliar saham Modal ditempatkan dan disetor 13.762.899.550 saham tahun 2009 dan 13.757.104.550 saham tahun 2008 Agio saham Modal sumbangan Modal lain-lain - opsi saham karyawan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Kerugian yang belum direalisasi efek tersedia untuk dijual Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah
1.000 3.401.240 7.057.065
Dikurangi harga perolehan saham diperoleh kembali - 25.933.500 saham tahun 2009 Jumlah Ekuitas
(6.442) 7.050.623
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1.000 3.292.185 7.037.664
EQUITY Capital stock - Rp 100 par value per share Authorized - 15 billion shares Issued and paid-up 13,762,899,550 shares in 2009 and 13,757,104,550 shares in 2008 Additional paid-in capital Donated capital Other capital - employee stock option Difference due to change in equity of subsidiaries Unrealized loss on available for sale securities Retained earnings Appropriated Unappropriated Total
7.037.664
Less cost of treasury stocks - 25,933,500 shares in 2009 Total Equity
1.376.290 869.549 410 2.545
26 27 28 2u,42
1.375.710 866.722 410 12.491
1.406.031
2h,29
1.617.403
-
2h,12
2r,26
13.481.189
(128.257)
13.720.366
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
NONCURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities - net Payables to related parties
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4Annual Report 2009
117
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) Catatan/ Notes
2009 PENDAPATAN Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Telekomunikasi Lainnya
2s,30
3.857.351 1.054.887
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2008 3.780.098 776.061
REVENUES Content and advertising based media Subscribers based media Telecommunication infrastructure and information technology Telecommunications Others
121.370 1.297
218.645 608.889 947
Pendapatan Bersih
5.034.905
5.384.640
Net Revenues
BEBAN USAHA Beban langsung Umum dan administrasi Penyusutan dan amortisasi
2.612.963 1.291.835 420.202
2.846.923 1.403.817 561.160
OPERATING EXPENSES Direct costs General and administration Depreciation and amortization
Jumlah Beban Usaha
4.325.000
4.811.900
Total Operating Expenses
709.905
572.740
LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Amortisasi goodwill Keuntungan (kerugian) pelepasan investasi Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
374.447 36.834 (96.994) (109.085) (341.843) 17.192
Beban Lain-lain - Bersih
(119.449)
BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI
2s,31 2s,32 2l,2m,33
OTHER INCOME (CHARGES) 2d,48 2g,2h 2b,14 2b,12,41 34 35
428
LABA SEBELUM PAJAK
2h,11
590.884
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
HAK MINORITAS
2v,36
331.462 2b,25
157.208
LABA PER SAHAM (Rupiah penuh) Saham dasar Saham dilusian
11 11
2w,38
Other Charges - Net
(540)
40.312
80.866
31 31
EQUITY IN NET INCOME (LOSS) OF ASSOCIATES INCOME BEFORE TAX TAX BENEFIT (EXPENSE) INCOME BEFORE MINORITY INTERESTS MINORITY INTERESTS NET INCOME EARNINGS PER SHARE (Full Rupiah amount) Basic Diluted
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5Laporan Tahunan 2009
(267.629)
425.749
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
118
Gain (loss) on foreign exchange - net Interest income Goodwill Gain (loss) on disposal of investments Interest expenses and financial charges Others - net
344.883
(174.254)
LABA BERSIH
(292.407) 90.361 (120.780) 544.344 (559.601) 70.454
304.571
(259.422)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS
INCOME FROM OPERATIONS
Annual Report 2009
119
2h,12 37
2r,26 2u,42 2h,29
2h,12
2u,42 2h,29
580
1.376.290
-
-
-
1.375.710
-
1.374.885 825 -
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Saldo per 31 Desember 2009
Saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas anak perusahaan Kerugian efek tersedia untuk dijual yang direalisasi Dividen tunai Laba bersih tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2008
Saldo per 1 Januari 2008 Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas anak perusahaan Kerugian belum direalisasi efek tersedia untuk dijual Laba bersih tahun berjalan
Catatan/ Notes
Modal disetor/ Capital stock
869.549
-
2.827 -
866.722
-
862.693 4.029 -
Agio saham/ Additional paid-in capital
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
-
-
-
-
410
410
410
Modal sumbangan/ Donated capital
-
-
-
-
2.545
(9.946)
12.491
22.853 (10.362) -
-6-
1.406.031
-
(211.372)
1.617.403
-
1.872.094 (254.691)
-
128.257 -
-
(128.257)
(128.257) -
-
-
-
-
-
1.000
1.000
1.000
3.401.240
(48.153) 157.208
-
3.292.185
425.749
2.866.436 -
128.257 (48.153) 157.208
(6.442) (6.539) (211.372)
(6.442) 7.050.623
(6.442)
7.037.664
(128.257) 425.749
7.000.371 (5.508) (254.691)
Balance at December 31, 2009
Treasury stocks Employees stock option Change in equity of subsidiaries Realized loss on available for sale securities Cash dividends Net income for the year
Balance at December 31, 2008
Balance at January 1, 2008 Employees stock option Change in equity of subsidiaries Unrealized loss on available for sale securities Net income for the year
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-
-
-
-
-
Kerugian belum Selisih direalisasi efek transaksi tersedia Modal lain-lain perubahan untuk dijual/ opsi saham ekuitas Unrealized karyawan/ anak perusahaan/ loss on Saldo laba/Retained earnings Modal saham Jumlah Other capital - Difference due to available Ditentukan Tidak ditentukan diperoleh kembali/ ekuitas/ employee stock change in equity for sale penggunaannya/ penggunaannya/ Treasury Total option of subsidiary securities Appropriated Unappropriated stock equity
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban bunga dan keuangan Hasil restitusi pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan bank dibatasi penggunaannya Penerimaan bunga Pencairan (penempatan) investasi jangka pendek - bersih Pembayaran pajak pertambahan nilai barang modal Penambahan investasi pada anak perusahaan Pelepasan investasi pada anak perusahaan Penerimaan dari akuisisi anak perusahaan Pelepasan investasi pada saham tersedia untuk dijual Penambahan investasi lain Perolehan aset tetap Perolehan properti investasi Hasil penjualan aset tetap Pelunasan (penambahan) piutang pihak hubungan istimewa Penambahan aset lain dan uang muka Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka pendek - bersih Penerimaan (pembayaran) hutang pihak hubungan istimewa Penerimaan (pembayaran) pinjaman jangka panjang - bersih Penerbitan wesel bayar Pembayaran hutang sewa Saham anak perusahaan diperoleh kembali Pelunasan hutang obligasi Pembelian kembali saham Setoran modal dari pelaksanaan opsi saham karyawan Pembayaran dividen
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2009
2008
5.004.143
4.703.063
(4.405.661)
(3.911.901)
598.482 (115.267) (324.977) -
791.162 (175.139) (643.041) 57.776
158.238
30.758
36.834
20.806 102.362
298.819 (11.942) -
(696.970) (29.126) (93.204) 1.221.228 761.130
159.811 (174.479) (270.498) (91.950) 35.463
(2.299.570) (670.862) (104.380) 28.687
2.692 (59.257)
(6.342) (3.720)
(74.507)
(1.769.961)
65.619 962
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers, employees an others Cash generated from operations Income tax paid Interest and financial charges paid Proceeds from tax refund Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Redemptions in restricted cash in bank Interest received Redemption (placements) in short-term investments - net Payment of value added tax on capital assets Additions to investment in subsidiaries Disposal of investment in subsidiaries Proceeds from acquisition of subsidiary Disposal of investments in available-for-sale securities Additions to other investments Acquisitions of property and equipment Acquisitions of investment property Proceeds from sale of property and equipment Settlement (additions) of receivables from related parties Additions to other assets and advances Net Cash Used in Investing Activities
236.541
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from short-term loans - net
(17.168)
Proceeds (settlement) of payable to related parties
(176.475) (9.609) (21.256) (3.525) (6.442)
9.699 1.000 (26.276) (8.895) (220.000) -
784 (48.153)
1.099 (19.605)
Proceeds (payment) of long-term loans - net Issuance of notes payable Payments of lease liabilities Purchase of subsidiaries treasury stock Settlement of bonds payable Treasury stock Capital contribution from exercise of employee stock option Dividend payments
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(198.095)
(43.605)
Net Cash Used in Financing Activities
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(114.364)
(1.782.808)
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.390.696
3.173.504
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
1.276.332
1.390.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-7-
120
Laporan Tahunan 2009
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) - Continued 2009 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas : Penambahan aset tetap melalui: Sewa guna usaha Perpindahan persediaan ke aset tetap Kapitalisasi beban bunga dan keuangan Uang muka pembelian aset tetap Hutang lain-lain Penambahan wesel tagih dari saham tersedia untuk dijual Perolehan anak perusahaan melalui konversi investasi lain - proyek pengembangan bisnis Penambahan investasi lain dari investasi jangka pendek Penambahan investasi pada dana kelolaan dari piutang usaha
4.368 227.923 1.702 51.601
2008
364.960 261.842 44.005 5.931 4.821 -
-
765.000
-
160.286
-
98.742
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash activities : Additions of property and equipment through: Lease liabilities Transfer from inventory to property and equipment Capitalization of interest and financial charges Advance for property and equipment Other iabilities Additions of promissory notes from available for sale securities Acquisition of a subsidiary through conversion of other investments - business development project Additions of other investment through short-term investment Additions of investment units in funds management from account receivable
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
Annual Report 2009
121
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
1.
UMUM
1.
GENERAL
a.
a.
Establishment and General Information
b.
Pendirian dan Informasi Umum PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982 keduanya dari Notaris Lukman Kirana, SH. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No. 912.
PT. Global Mediacom Tbk (the Company) was established in Jakarta based on deed No. 60 dated June 30, 1981 as amended by deed No. 81 dated January 29, 1982, both of Notary Lukman Kirana, SH. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A. 5/84/22 dated May 22, 1982 and was published in Supplement No. 912 to the State Gazette No. 54 dated July 5, 1985.
Berdasarkan akta No. 32 tanggal 27 Maret 2007 dari Notaris Imas Fatimah, SH, nama PT. Bimantara Citra Tbk berubah menjadi PT. Global Mediacom Tbk.
Based on deed No. 32 dated March 27, 2007 of Notary Imas Fatimah, SH, the name of PT. Bimantara Citra Tbk was changed to PT. Global Mediacom Tbk.
Anggaran dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 58 tanggal 21 Mei 2008 dari Notaris Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU 46924.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 1 Agustus 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17797 Tambahan No. 54 tanggal 17 Juli 2009.
The Company’s articles of association have been amended several times, most recently by deed No. 58 dated May 21, 2008 of Notary Imas Fatimah, SH, notary in Jakarta concerning amendment of the Company’s Articles of Association to comply with Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Company. The deed was approved by the Minister of Justice of the Republic Indonesia in his Decision Letter No. AHU-46924.AH.01.02 Year 2008 dated August 1, 2008 and was published in the State Gazette No. 17797 Supplement No. 54 dated July 17, 2009.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha media dan penyiaran, telekomunikasi, infrastruktur, transportasi dan otomotif, industri kimia, hotel dan properti serta jasa keuangan dan investasi.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is to invest in companies engaged in media and broadcasting, telecommunications, infrastructure, transportation and automotive, chemical industry, hotel and property, as well as financial services and investment.
Perusahaan beroperasi secara komersil mulai tahun 1982. Perusahaan beralamat di MNC Tower (d/h Menara Kebon Sirih) Lt. 27 - 29, Jl. Kebon Sirih 17 - 19, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing sebanyak 53 karyawan dan 66 karyawan.
The Company started commercial operations in 1982. The Company is located at MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), 27th - 29th Floor, Jl. Kebon Sirih 17 - 19, Jakarta. On December 31, 2009 and 2008, the Company had total employees of 53 and 66, respectively.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
b.
Pada tanggal 20 Juni 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No. S-795/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat atas 200 juta saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 1.250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada tanggal 17 Juli 1995.
-9-
122
Laporan Tahunan 2009
Public Offering of the Company’s Shares On June 20, 1995, the Company obtained the effective notice from the Chairman of the Capital Market Institution Supervisory Agency (BAPEPAM) in his letter No. S-795/PM/1995 for the Initial Public Offering of 200 million shares with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 1,250 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta and Surabaya Stock Exchanges) on July 17, 1995.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 8 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-1648/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu kepada para pemegang saham sebanyakbanyaknya 308.798.987 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 2.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Juni 2004.
On June 8, 2004, the Company obtained the effective notice from the Chairman of BAPEPAM in his letter No. S-1648/PM/2004 for the Limited Offering I of a maximum of 308,798,987 shares through Rights Issue with preemptive rights to the stockholders with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 2,500 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on June 23, 2004.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 27 April 2007.
Stock split through reduction of par value per share from Rp 500 per share to Rp 100 per share were listed on the Indonesia Stock Exchange on April 27, 2007.
Susunan Pengurus dan Informasi Lain
c.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
Direktur Direktur Utama Direktur
Komite Audit Ketua Komite Audit Anggota Komite Audit
Management and Other Information On December 31, 2009, the Company’s management consisted of the following:
: Rosano Barack : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo : Mohamad Tachril Sapi'ie Bambang Trihatmodjo Lucas Chow : John A. Prasetio Mohamed Idwan Ganie Kardinal Alamsyah Karim
: : :
Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Commissioners
:
Independent Commissioners
: Hary Tanoesoedibjo : Muhamad Budi Rustanto Indra Pudjiastuti Prastomiyono Handhianto Suryo Kentjono
: :
Directors President Director Directors
: Kardinal Alamsyah Karim : Djoko Leksono Sugiarto Irman Gusman
: :
Audit Committee Chairman of Audit Committee Members of Audit Committee
Perusahaan memberikan kompensasi kepada komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus sebelum pajak sebesar Rp 16.229 juta tahun 2009 dan Rp 12.762 juta tahun 2008.
The Company provided salaries, allowances and bonuses gross of tax to the Company’s commissioners and directors amounting to Rp 16,229 million and Rp 12,762 million in 2009 and 2008, respectively.
- 10 -
Annual Report 2009
123
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
2.
IKHTISAR PENTING
a.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
b.
KEBIJAKAN
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
AKUNTANSI
2.
a.
Consolidated Presentation
Financial
Statement
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000.
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia namely the Statements of Financial Accounting Standards and Capital Market Supervisory Agency Regulation No. VIII.G.7 dated March 13, 2000. Such consolidated financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah, yang pengukurannya disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Prinsip Konsolidasi
b.
Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company and its subsidiaries. Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities. Control is presumed to exist when the Company owns directly or indirectly through subsidiaries, more than 50% of the voting rights.
Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 2c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
The minority interest consists of the amount of those interest at the date of original business combination (Note 2c) and minority's share of movements in equity since the date of the business combination. Any losses applicable to the minority interest in excess of the minority interest are allocated against the interests of the parent. - 11 -
124
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill.
On acquisition, the assets and liabilities of the subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill.
Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Penggabungan usaha
c.
Business Combinations
Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biayabiaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the purchase method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair value (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control acquiree, plus any costs directly attributable to the business combination.
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun.
On acquisition, the assets and liabilities of a subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straightline method over 20 years.
Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat akuisisi dengan mempertimbangkan pangsa (segmen) pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial, perijinan dan faktor lain yang terdapat pada perusahaan yang diakuisisi.
Management estimate of the useful life of goodwill was based on its evaluation at the time of the acquisition considering factors such as existing market share (segment), potential growth, license and other factors inherent in the acquired companies.
Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets.
- 12 Annual Report 2009
125
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
d.
e.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
d.
Transactions
and
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali beberapa anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Pembukuan perusahaan diluar negeri yang dimiliki oleh anak perusahaan yang kegiatan usahanya merupakan bagian integral kegiatan anak perusahaan dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan prosedur yang sama.
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for certain subsidiaries and associates, are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current consolidated statements of income. The books of accounts of foreign companies owned by the subsidiaries which are an integral part of the subsidiaries’ operations are translated to Indonesian Rupiah using the same procedures.
Untuk tujuan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan dan perusahaan di luar negeri yang dimiliki oleh anak perusahaan yang laporannya disajikan dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca, sedangkan pendapatan, beban serta arus kas dijabarkan dengan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.
For consolidation purposes, assets and liabilities of the subsidiary and foreign companies owned by the subsidiaries whose financial statements are presented in foreign currencies are translated into Rupiah using the exchange rates at balance sheet date, while revenues, expenses and cash flows are translated at the average rates of exchange for the year. The differences resulting from translation adjustments are shown as part of equity under the account “Translation Adjustments”.
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang istimewa adalah:
mempunyai
e. hubungan
Transactions with Related Parties Related parties consist of the following:
1)
perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
1)
companies that directly, or indirectly through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);
2)
perusahaan asosiasi;
2)
associated companies;
3)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
3)
individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the Company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or can be influenced by such individuals in their transactions with the Company);
- 13 -
126
Foreign Currency Translation
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
4)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
4)
key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the Company’s activities, including commissioners, directors and managers of the Company and close members of their families; and
5)
perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan yang dimiliki komisaris, direksi atau pemegang saham utama Perusahaan dan perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
5)
companies in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major stockholders of the Company and companies which have a common key member of management as the Company.
Semua transaksi dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan. f.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those transacted with third parties, are disclosed in the financial statements.
Penggunaan Estimasi
f.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. g.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosures of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
Kas dan Setara Kas
g.
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehan dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. h.
Use of Estimates
Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
h.
Investasi
Investments
Deposito Berjangka
Time Deposits
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan atas hutang dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi terealisasi dalam satu tahun dari tanggal neraca disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Time deposits with maturities of three months or less which are pledged as loan collateral and time deposits with maturities of more than three months that are realizable within one year from balance sheet date are presented as temporary investments and are stated at their nominal values. - 14 Annual Report 2009
127
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Investasi dalam Fund dan Reksa Dana
Investments in Funds and Mutual Funds
Investasi dalam fund dan reksa dana dinyatakan sebesar nilai wajarnya berdasarkan nilai aset bersih. Kenaikan (penurunan) nilai aset bersih disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Investments in funds and mutual funds are stated at fair value based on the net asset value of the funds. Increase (decrease) in net asset value is reflected in the consolidated statements of income.
Investasi Efek Ekuitas yang Nilai Wajarnya Tersedia
Investments in Equity Securities that have Readily Determinable Fair Values
Investasi efek diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan.
Investments in trading securities are stated at fair values. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair values are reflected in the current operations.
Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.
Investments in available-for-sale securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses arising from the changes in the fair value are recognized directly in equity, until the security is disposed of or is determined to be impaired, at which time, the cumulative gain or loss previously recognized in equity is included in the current operations.
Investasi pada Perusahaan Asosiasi
Investments in Associates
Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company is in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
Penghasilan, aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui.
The results of operations, assets and liabilities of associate are incorporated in the consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated balance sheet at cost as adjusted by postacquisition changes in the Company’s share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associate in excess of the Company’s interest in associates are not recognized.
Goodwill dari investasi pada perusahaan asosiasi termasuk dalam nilai tercatat dari investasi diukur dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Catatan 2b dan 2c). Amortisasi goodwill termasuk dalam bagian Perusahaan dan anak perusahaan atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi.
Goodwill from investments in associates are included in the carrying amount of the investment and is measured and amortized in the same manner as that for acquisition of controlled entities (Notes 2b and 2c). The amortization of goodwill are included in the Company’s share in the net income (loss) of the associate. - 15 -
128
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
i.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Investasi Lainnya
Other Investments
Investasi dalam saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut. Penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Investments in shares of stock with ownership interest of less than 20% that do not have readily determinable fair values and are intended for long-term investments are stated at cost. The carrying amount of the investments is written down to recognize a permanent decline in the value of the individual investments. Any such write down is charged directly to current operations.
Investasi pada Obligasi, Obligasi Konversi dan Obligasi Wajib Tukar
Investments in Bond, Convertible Bond and Mandatory Exchangeable Bond
Investasi pada obligasi, obligasi konversi dan obligasi wajib tukar dinyatakan sebesar biaya perolehan, disesuaikan dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi.
Investments in bond, convertible bond and mandatory exchangeable bond are stated at cost, adjusted for the unamortized premium or discount.
Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Changes in Equity of Subsidiaries
Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
Changes in the value of investments due to changes in the equity of subsidiaries arising from capital transactions of such subsidiaries with other parties are recognized in equity as “Difference Due to Change of Equity in Subsidiaries Companies”, and recognized as income or expense in the period the investments are disposed of.
Penyisihan Piutang Ragu
i.
Penyisihan piutang ragu-ragu dilakukan berdasarkan pada penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. j.
Allowance for Doubtful Accounts Allowance for doubtful accounts is provided based on a review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year.
Persediaan
j.
Inventories
Seluruh persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode sebagai berikut:
All inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the following method:
1)
1)
Metode first-in first-out untuk persediaan komponen elektronik dan persediaan lainnya, serta metode rata-rata tertimbang untuk persediaan telekomunikasi.
First-in, first-out method for electronic components and other inventories, and the weighted average method for telecommunication inventories.
- 16 Annual Report 2009
129
130
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk biaya pinjaman selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective fixed assets account when completed and ready for use.
Beberapa aset tetap merupakan aset tetap dalam rangka kerjasama anak perusahaan (RCTI) dengan PT. Surya Citra Televisi (SCTV) dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR). Bagian aset tetap yang dimiliki RCTI disusutkan dengan metode dan masa manfaat yang sama dengan aset tetap sejenis di atas.
Certain property and equipment represent joint venture property and equipment owned by (RCTI) a subsidiary, with PT. Surya Citra Televisi (SCTV) and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR). The portion of property and equipment owned by RCTI is depreciated using the same method and estimated useful lives used for direct acquisitions.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property and equipment, are recognized as asset if, and only if, it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
m. Properti Investasi
m. Investment Property
Properti investasi terdiri dari peralatan penyiaran yang disewakan kepada perusahaan penyiaran. Properti investasi dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 5 tahun. n.
Investment property consists of broadcasting equipment which are rented to broadcasting company. Investment property is stated at cost less accumulated depreciation and any accumulated imparment. Depreciation is calculated using the straight-line method based on the estimated useful life of 5 years.
Sewa
n.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
- 18 Annual Report 2009
131
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
o.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca konsolidasi sebagai kewajiban sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated balance sheet as a finance lease obligation.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contigent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Beban Tangguhan
o.
Biaya langsung dalam rangka program perolehan pelanggan dicatat sebagai beban tangguhan dan diamortisasi berdasarkan tingkat penurunan pelanggan dan tidak melebihi 36 bulan. Tingkat penurunan pelanggan ditelaah secara periodik untuk mencerminkan tingkat penurunan aktual periode tersebut, dan tambahan penurunan nilai dibebankan pada periode berjalan.
Direct costs incurred in relation to the subscriber acquisition program is deferred and amortized based on the subscribers churn rate, not exceeding thirty six months. Churn rate is reviewed periodically to reflect actual churn rate of subscriber for the period, and additional impairment losses, if any, are charged to current operations.
Biaya perolehan hak pengelolaan gedung, pengurusan legal hak atas tanah dan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya.
Costs related to the acquisition of property right and legal processing of landrights, were deferred and are being amortized using the straight-line method over their beneficial periods.
- 19 -
132
Deferred Charges
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
p.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Penurunan Nilai Aset
p.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. q.
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
Biaya Emisi Hutang
q.
Biaya emisi hutang yang timbul sehubungan dengan penerbitan obligasi/hutang dikurangkan dari hasil penerbitan obligasi/hutang tersebut. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal diamortisasi dan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi/hutang. r.
Debt Issuance Costs Debt issuance costs are deducted directly from the proceeds of the related bonds/debt to determine the net proceeds. The difference between the net proceeds and nominal value is amortized and charged to consolidated statements of income using the straight-line method over the term of the bonds/debt.
Saham Diperoleh Kembali
r.
Pembelian kembali saham Perusahaan sendiri (treasury stock) dicatat berdasarkan metode biaya perolehan (cost method). Dengan metode ini bila saham tersebut dijual kembali dengan harga jual yang melebihi harga perolehan, maka kelebihannya akan dicatat sebagai agio saham, sedangkan bila harga jual lebih rendah dari harga perolehan, selisihnya akan dicatat sebagai pengurangan saldo laba. s.
Impairment of Assets
Treasury Stock Treasury stock is recorded using the cost method. Under this method, if the treasury stock is subsequently sold, the excess of the selling price over the acquisition cost is recorded as additional paid-in capital, while if the selling price is lower than acquisition cost, the difference is recognized as a deduction from retained earnings.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
s.
Revenues and Expenses Recognition
Pendapatan diakui sebagai berikut:
Revenues are recognized as follows:
1)
Pendapatan dari jasa diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan.
1)
Revenue from service is recognized when the service is rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customer.
2)
Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Pendapatan iklan dengan transaksi barter diakui sebesar nilai wajar atau nilai pasar barang yang diterima dan diakui pada saat iklan ditayangkan. Penjualan program diakui pada saat program diserahkan dan hak telah beralih kepada pelanggan. Pendapatan manajemen artis, penggunaan studio dan jasa layanan pesan singkat diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka diterima atas iklan dan penggunaan studio dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Pendapatan dari penjualan koran diakui pada saat koran dikirim.
2)
Revenue from advertisement is recognized when the advertisement is aired. Revenue from advertisement with barter transaction is recognized at fair value or market value of the goods received when the advertisement is aired. Sale of program is recognized when the program is delivered and title has passed to the customer. Revenue from artists’ management, studio and shortmessaging services is recognized when the services have been rendered. Advance received from advertisement and studio rental is recorded as unearned revenue. Revenue from sale of daily newspapers is recognized when daily newspapers are delivered.
- 20 Annual Report 2009
133
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Beban program diakui pada saat film atau program ditayangkan. Beban film atau program belum ditayangkan dicatat sebagai persediaan.
Program expense is recognized when the movie or program is aired. Film expense or program not yet aired is recorded as inventory.
3)
Pendapatan jasa penyewaan ruang, jasa penyewaan peralatan smartcom dan perangkat oracle, serta jasa pemeliharaan diakui atas dasar waktu yang telah berjalan. Pembayaran diterima tetapi belum jatuh tempo dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
3)
Revenue from office rental, lease of smartcom and oracle equipment, and maintenance services is recognized over the lease terms. Payment received in advance is recorded as unearned revenues.
4)
Pendapatan dari jasa infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi diakui sebagai berikut:
4)
Revenues from telecommunication infrastructure and information technology are recognized as follows:
Pendapatan jasa prabayar terdiri dari penjualan paket perdana dan penjualan voucher pulsa isi ulang. Paket perdana terdiri dari kartu Removable User Identification Module (RUIM) dan pulsa. Penjualan kartu RUIM diakui sebagai pendapatan pada saat paket perdana diserahkan kepada distributor, agen atau pelanggan dan pulsa paket perdana dicatat sebagai pendapatan belum diakui dan diakui sebagai pendapatan berdasarkan pulsa yang digunakan oleh pelanggan. Penjualan voucher pulsa isi ulang kepada distributor, agen atau pelanggan dicatat sebagai pendapatan belum diakui dan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan berdasarkan pulsa yang digunakan oleh pelanggan atau pada saat voucher tersebut kadaluarsa.
Revenue from prepaid services consists of sale of starter packs and pulse reload vouchers. Starter packs consists of Removable User Identification Module (RUIM) card and preloaded pulse. Sale of RUIM cards is recognized as revenue upon delivery of the starter packs to distributors, agents or customers and the preloaded pulse is initially recorded as unearned revenue and then proportionately recognized as revenue when the related service is rendered based on usage of pulse by customer. Sale of pulse reload vouchers to distributors, agents and customers is initially recorded as unearned revenue and then recognized as revenue when the related service is rendered based on usage of pulse by customer or whenever the unused stored value of the vouchers has expired.
Pendapatan dari jasa pasca bayar diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan berdasarkan tarif yang berlaku dan durasi hubungan telepon melalui jaringan selular anak perusahaan.
Revenue from postpaid services is recognized when the services are rendered to customers based on prevailing tariffs and duration of successful phone calls and other usage made through the subsidiaries cellular network.
Pendapatan dan beban interkoneksi yang didasarkan pada perjanjian interkoneksi dengan penyelenggara telekomunikasi dalam negeri dan luar negeri, diakui pada saat terjadinya.
Revenue from network interconnection and interconnection charges which are based on agreements with other domestic and international telecommunications carriers, are recognized as incurred.
Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat jasa tersebut diberikan kepada pelanggan.
Revenues from other services are recognized when the services are rendered.
- 21 -
134
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pendapatan proyek telekomunikasi diakui dengan menggunakan metode persentase kontrak selesai.
Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku.
5)
Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual). t.
Revenue from telecommunication projects is recognized based on percentage of completion method.
Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the assets.
Expenses are recognized when incurred or according to the beneficial period (accrual method).
Imbalan Pasca Kerja
t.
Post-employment Benefits
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetapnya. Dana pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
The Company and certain subsidiaries have a defined benefit pension plan covering all their permanent employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan juga menyediakan imbalan pasca-kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetap lokal, dan anak perusahaan mengakui kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan manfaat berdasarkan undang-undang ketenaga-kerjaan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan anak perusahaan.
The Company and certain subsidiaries also provide unfunded defined post-employment benefit plans covering their local permanent employees’ and certain subsidiaries recognize the shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on labor law, in accordance with their policies.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Setiap aset yang timbul dari perhitungan ini terbatas pada kerugian aktuarial yang tidak diakui dan biaya jasa lalu ditambah dengan nilai kini pengembalian yang ada dan pengurangan di masa depan atas iuran program.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains or losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets are recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. Any asset resulting from this calculation is limited to the unrecognized actuarial losses and past service cost plus the present value of available refunds and reductions in future contributions to the plan.
Jumlah kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
The post-employment benefit obligation recognized in the consolidated balance sheet represents the present value of the defined obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service cost, and as reduced by the fair value of plan assets.
- 22 Annual Report 2009
135
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
u.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Program Opsi Saham Karyawan
u.
Program opsi saham karyawan diberikan untuk karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan. Nilai wajar opsi ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model penentuan harga opsi. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting. v.
Employee stock option plan is granted to key employees of the Company and its subsidiaries. The fair value of option granted is determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost is measured based on the number of option granted and charged to operations during the vesting period. v.
Pajak Penghasilan
Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer dan rugi fiskal yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in the future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the consolidated statements of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated balance sheet, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
w. Laba Per Saham
w. Earnings Per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing the net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham setelah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham bersifat dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effect of all dilutive potential ordinary shares.
- 23 -
136
Employee Stock Option Plan
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
x.
y.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Instrumen Keuangan Derivatif
x.
Derivative Financial Instruments
Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing termasuk kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang dan swap suku bunga.
The Company and subsidiaries use derivative financial instruments to manage its exposure to interest rate and foreign exchange rate risk, including foreign exchange forward contracts and interest rate swaps.
Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal neraca. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur suku bunga dan nilai tukar mata uang asing, derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laba rugi.
Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each balance sheet date. Although entered into as economic hedge of exposure against interest rate and foreign exchange rate risks, these derivatives are not designated and do not qualify as accounting hedge and therefore changes in fair values are recognized immediately in earnings.
Perusahaan dan anak perusahaan tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.
The Company and its subsidiaries do not use derivative financial instruments for speculative purposes.
Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama lainnya diperlakukan sebagai derivatif tersendiri jika risiko dan karakteristiknya tidak terikat pada kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi.
Derivatives embedded in other financial instruments or other host contracts are treated as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not measured at fair value with changes in fair value recognized in earnings.
Informasi Segmen
y.
Segment Information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segment sekunder adalah segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary format in reporting segment is based on business segments, while the secondary segment information is based on geographical segments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those components operating in other economic environment.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen, jika dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan pada segmensegmen tersebut.
Assets and liabilities that relate jointly to two or more segments are allocated to their respective segments, if and only if, their related revenues and expenses are also allocated to those segments. - 24 Annual Report 2009
137
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
3.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
ANAK PERUSAHAAN
3.
Domisili/ Domicile Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan anak perusahaan/and its subsidiaries PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) *) PT. Global Informasi Bermutu (GIB) *) PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Cipta TPI) *) PT. MNC Networks (MNCN) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) PT. Radio Tridjaja Shakti (RTS) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Radio Prapanca Buana Suara (RPBS) *) PT. Radio Mancasuara (RM) *) PT. Radio Swara Caraka Ria (RSCR) *) PT. Radio Efkindo (RE) *) PT. Radio Citra Borneo Madani (RCBM) *) PT. Radio Swara Banjar Lazuardi (RSBL) *) PT. Radio Cakra Awigra (RCA) *) PT. Radio Swara Monalisa (RSM) *) PT. Radio Mediawisata Sariasih (RMS) *) PT. Media Nusantara Informasi (MNI) *) PT. MNI Global (MNIG) *) Media Nusantara Citra B.V. (MNC B.V.) *)
SUBSIDIARIES
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2009 2008
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination as of December 31, 2009 2008
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
71,56 100,00 100,00 75,00
71,14 100,00 100,00 75,00
1997 1989 2002 1990
7.641.364 1.789.949 817.899 903.950
8.015.122 2.051.329 700.126 907.665
Jakarta
95,00
95,00
2005
83.251
81.060
Jakarta Medan Bandung Semarang Yogyakarta Banjarmasin Banjarmasin Surabaya Jakarta Bandung Jakarta Jakarta Belanda/ Netherlands
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 65,30 80,00 100,00 100,00 100,00
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 65,30 80,00 100,00 100,00 100,00
1971 1978 1971 1971 1999 2007 2007 1971 1971 2007 2005 2005
28.448 2.964 794 574 896 4.563 7.077 177.910 13.925
28.236 2.143 859 492 709 3.076 7.062 290.526 13.614
100,00
100,00
2006
1.381.250
1.592.332
Jakarta Jakarta
99,99 99,97
99,99 99,97
2001 2001
206.176 153.504
206.275 139.604
Jakarta Jakarta
51,20 80,00
51,20 80,00
1996 2004
10.499 6.849
9.772 6.299
Dubai
100,00
100,00
2007
2.174.102
2.726.550
Cayman Islands
100,00
100,00
2007
1.374.923
2.526.818
Cayman Islands Dubai Jakarta Jakarta
57,06 100,00 70,00 70,00
57,06 100,00 70,00 100,00
2002 2007 2008 2009
1.320.188 559 5.968 21.800
1.570.260 652 3.358 52
Media berbasis pelanggan/ Subscribers based media PT. MNC Sky Vision (MNCSV) PT. Sky Vision Networks (SVN)
Jakarta Jakarta
51,00 100,00
51,00 100,00
1988 2007
2.188.031 174.764
2.022.069 49.762
Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi/ Telecommunication infrastructure and information technology PT. Infokom Elektrindo (Infokom) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries PT. Telesindo Media Utama (TMU) *) PT. Sena Telenusa Utama (STU) *) PT. Flash Mobile (FM) *)
Bekasi Jakarta Jakarta Jakarta
100,00 99,99 99,99 84,99
100,00 99,99 99,99 84,99
1998 1999 2003 2004
577.488 3.725 16.112 14.787
530.182 3.144 12.393 12.067
Infrastruktur/Infrastructure PT. Citra Kalimantan Energi (CKE) Global Mediacom International Ltd. (GMI)
Jakarta Dubai
80,00 100,00
80,00 100,00
-
1.055 31
1.055 37
PT. Cross Media Internasional (CMI) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Mediate Indonesia (MI) *) PT. Multi Advertensi Xambani (MAX) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Citra Komunikasi Gagasan Semesta (CKGS) *) MNC International Middle East Limited (MIMEL) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) MNC International Limited (MIL) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) Linktone Ltd. (LTON) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) MNC Pictures FZ LLC (MP) *) PT. Star Media Nusantara (SMN) *) PT. MNC Picture (MNCP) *)
*) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership
- 25 -
138
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pengembangan usaha media berbasis konten dan iklan
Development of content and advertising based media business
Pada bulan Desember 2009, Perusahaan membeli tambahan saham 57.258.500 lembar atau 0,42% saham MNC.
In December 2009, the Company acquired additional 57,258,500 shares or 0.42% of the issued capital stock of MNC.
Pada bulan Maret 2008, Perusahaan membeli tambahan 156 juta lembar atau 1,14% saham MNC.
In March 2008, the Company acquired additional 156 million shares or 1.14% of the issued capital stock of MNC.
Pada bulan Maret 2008, MNC mendirikan dan memiliki 175 saham atau 70% saham SMN, yang bergerak dalam bidang manajemen artis.
In March 2008, MNC established and owned 175 shares or 70% of the issued capital stock of SMN, which is engaged in talent management.
Pada bulan April 2008, MNC melalui anak perusahaan, MIL (anak perusahaan MIMEL), telah mengakuisisi 24.000.000 American Depository Shares (ADS) (masing-masing ADS mewakili 10 saham biasa Linktone Ltd.) atau 57,06% kepemilikan pada Linktone Ltd. yang bergerak dalam bidang penyedia jasa hiburan interaktif tanpa kabel, jasa periklanan dan penyedia konten kepada perusahaan di China.
In April 2008, MNC through its subsidiary, MIL (a subsidiary of MIMEL), has acquired 24,000,000 American Depository Shares (ADS) (each ADS represents 10 ordinary shares of Linktone Ltd.) or 57.06% ownership in Linktone Ltd. which is engaged in providing wireless interactive entertainment services, advertising services and content provider to enterprises in China.
Pada bulan September 2008, MNC mendirikan dan memiliki 4.995 saham atau 99,99% saham MNCP, yang bergerak dalam bidang perfilman dan perekaman video. Sedangkan sebanyak 5 saham atau 0,01 % dimiliki secara tidak langsung melalui GIB. Pada tahun 2009, MNCP meningkatkan modal disetor dan kepemilikan MNC menjadi 70%.
In September 2008, MNC established and owned 4,995 shares or 99.99% of the issued capital stock of MNCP, which is engaged in movie production and video recording. The remaining 5 shares or 0.01% is indirectly owned through GIB. In 2009, MNCP has increased its paid in capital, thus changing MNC ownership to 70%.
- 26 Annual Report 2009
139
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
4.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Deposito berjangka Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Danamon Bank Bukopin Bank Internasional Indonesia Bank Permata Bank Mandiri Bank CIMB Niaga Bank Central Asia United Overseas Bank Bank Negara Indonesia Bank Mega US Dollar UBS Maybank Nusa United Overseas Bank Bank Central Asia Bank Internasional Indonesia Bank CIMB Niaga Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah US Dollar Seluruh bank dan deposito ditempatkan pada bank pihak ketiga. 5.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
4.
2009
2008
9.159 856.525
6.921 638.066
187.150 24.000 24.000 11.000 6.000 4.000 1.850 504 -
141.577 5.000 58.000 36.500 26.550 61.884 13.000 12.150 75
87.564 28.251 28.239 7.050 1.040 -
385.928 876 3.096 1.073
1.276.332
1.390.696
5% - 14% 1% - 7%
2% - 14% 3% - 13%
berjangka
Jumlah
5.
Laporan Tahunan 2009
Total Interest rates per annum Time deposits Rupiah US Dollar
SHORT-TERM INVESTMENTS
2009
2008
435.473 233.159 204.446
558.549 249.851 140.634
143.193 5.400 1.408 2.350
315.846 53.500 1.208 7.665 -
1.025.429
1.327.253
- 27 -
140
Cash on hand Cash in banks Time deposits Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Danamon Bank Bukopin Bank Internasional Indonesia Bank Permata Bank Mandiri Bank CIMB Niaga Bank Central Asia United Overseas Bank Bank Negara Indonesia Bank Mega US Dollar UBS Maybank Nusa United Overseas Bank Bank Central Asia Bank Internasional Indonesia Bank CIMB Niaga
All cash in banks and time deposits are placed in third party banks.
INVESTASI JANGKA PENDEK
Dana kelolaan Reksadana Deposito berjangka Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Obligasi Saham diperdagangkan Merlin Investment Fund Lainnya
CASH AND CASH EQUIVALENTS
Managed funds Mutual fund Time deposits Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Bonds Trading equity securities Merlin Investment Fund Others Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Dana Kelolaan
Managed Funds
PT. Bhakti Asset Management (BAM)
PT. Bhakti Asset Management (BAM)
Perusahaan dan anak perusahaan menunjuk BAM sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat-surat berharga, dengan ketentuan bilamana investasi terhadap surat hutang harus masuk dalam kategori investment grade. Dana tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu secara keseluruhan maupun sebagian dan atau ditambah sesuai kesepakatan para pihak. Kontrak ini memiliki jangka waktu yang bervariasi kurang dari 1 tahun, terhitung sejak tanggal kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai aset bersih dana tersebut masing-masing sebesar Rp 424.757 juta dan Rp 518.358 juta. Pada tahun 2009, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 233.596 juta.
The Company and its subsidiaries appointed BAM as fund manager to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the fund is invested into debt securities, they must be of investment grade category. The investment can be withdrawn any time, partially or in full amounts, and/or increased, in accordance with the agreement of both parties. The fund management contracts have various terms of less than 1 year, starting on contract date. As of December 31, 2009 and 2008, the net assets value of the fund amounted to Rp 424,757 million and Rp 518,358 million, respectively. In 2009, the Company and its subsidiaries have redeemed the investment amounting to Rp 233,596 million.
Herst Investments Ltd (Herst)
Herst Investments Ltd (Herst)
Perusahaan menunjuk Herst sebagai manager investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat berharga, dengan ketentuan apabila hasil investasi lebih tinggi dari target yang disetujui bersama maka Perusahaan dan Herst akan menerima masing-masing 90% dan 10% dari hasil investasi. Kontrak ini memiliki jangka waktu satu tahun dan akan berakhir 16 April 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009, nilai aset bersih dana tersebut sebesar Rp 10.716 juta.
The Company appointed Herst as fund manager to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the investment outcome is higher than the target agreed by both parties, the Company and Herst shall be entitled to receive 90% and 10%, respectively, of the investment outcome derived from the fund. The fund management contract has term of 1 year and will mature on April 16, 2010. As of December 31, 2009, the net assets value of the fund amounted to Rp 10,716 million.
PT. Danareksa Investment Management (DIM)
PT. Danareksa Investment Management (DIM)
MNC menunjuk DIM sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi pada efek yang dikelola oleh DIM. Kontrak ini memiliki jangka waktu 1 bulan sejak 15 Desember 2008 dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak. Pada tanggal 31 Desember 2008, nilai aset bersih dana tersebut sebesar Rp 40.191 juta.
MNC appointed DIM as fund manager to invest funds into DIM’s managed securities. This fund management contract has a term of 1 month since December 15, 2008 and renewable based on agreement of both parties. As of December 31, 2008, the net assets value of the funds amounted to Rp 40,191 million.
Pada tahun 2009, MNC telah mencairkan seluruh investasi ini.
In 2009, MNC has redeemed all of the investment.
Reksadana
Mutual fund
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki unit penyertaan pada reksa dana Big Bhakti, Big Dana Likuid, Big Dana Lancar, Big Dana Muamalah dan Danareksa. Nilai wajar unit penyertaan reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih unit penyertaan reksadana pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Keuntungan belum direalisasi atas reksadana masing-masing sebesar Rp 18.107 juta pada tahun 2009 dan Rp 10.941 juta pada tahun 2008 diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The Company and subsidiaries have investment units in Big Bhakti, Big Dana Liquid, Big Dana Lancar, Big Dana Muamalah and Danareksa mutual funds. The fair values of mutual funds are based on net asset value of the funds as of December 31, 2009 and 2008. As of December 31, 2009 and 2008, unrealized gain on mutual funds recognized in consolidated statements of income amounted to Rp 18,107 million and Rp 10,941 million, respectively.
- 28 Annual Report 2009
141
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Deposito Berjangka
Time Deposits
Deposito berjangka merupakan deposito berjangka milik anak perusahaan yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan masing-masing sebesar US$ 15.840.370 dan Rp 55.546 juta pada tahun 2009 dan US$ 10.947.519 dan Rp 20.759 juta pada tahun 2008. Deposito berjangka sebesar Rp 43.180 juta pada tahun 2009 dan Rp 20.759 juta pada tahun 2008 dijadikan jaminan atas pinjaman jangka pendek anak perusahaan (Catatan 16).
Time deposits represent subsidiaries’ time deposits with maturities of more than three months totalling US$ 15,840,370 and Rp 55,546 million in 2009 and US$ 10,947,519 and Rp 20,759 million in 2008, respectively. Time deposits amounting to Rp 43,180 million in 2009 and Rp 20,759 million in 2008 were used as collaterals for short-term loans obtained by the subsidiaries (Note 16).
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Perusahaan dan anak perusahaan menempatkan dana pada Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund dengan manajer investasi Eagle Capital Advisory Limited (ECAL). Pada tahun 2009, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 165.375 juta. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai aset bersih investasi tersebut masing-masing sebesar Rp 143.193 juta dan Rp 315.846 juta.
The Company and its subsidiary placed fund in Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund with the Eagle Capital Advisory Limited (ECAL) as investment manager. In 2009, the Company and its subsidiary have redeemed the investment amounting to Rp 165,089 million. As of December 31, 2009 and 2008, the net assets value of the fund amounting to Rp 143,193 million and Rp 315,846 million, respectively.
Obligasi
Bonds
Pada tanggal 3 Desember 2007, Perusahaan membeli obligasi seharga Rp 3.500 juta yang diterbitkan oleh PT. Bhakti Finance, pihak hubungan istimewa. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 3 Desember 2010, tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun dan dibayarkan setiap tiga bulan.
On December 3, 2007, the Company purchased bonds amounting to Rp 3,500 million, which was issued by PT. Bhakti Finance, a related party. The bonds will be due on December 3, 2010 with fixed interest rate at 12.75% per annum payable on a quarterly basis.
Pada tahun 2008, Perusahaan membeli tambahan obligasi seharga Rp 50.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Bhakti Securities, pihak hubungan istimewa. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 30 Mei 2011 dengan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Pada bulan Maret 2009, Perusahaan telah menjual obligasi tersebut sebesar Rp 48.100 juta sehingga sisa obligasi yang dimiliki sebesar Rp 1.900 juta.
In 2008, the Company purchased additional bonds amounting to Rp 50,000 million which was issued by PT. Bhakti Securities, a related party. The bonds will be due on May 30, 2011 with fixed interest rate at 14% per annum payable on a quarterly basis. In March 2009, the Company has sold this bond amounted to Rp 48,100 million. The remaining outstanding bond as of December 31, 2009 amounting to Rp 1,900 million.
Saham Diperdagangkan
Trading Equity Securities
Nilai wajar saham diperdagangkan didasarkan pada harga pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
The fair values of the trading equity securities are based on the quoted market price in the Indonesia Stock Exchange on December 31, 2009 and 2008.
Merlin Investment Fund
Merlin Investment Fund
RCTI mengadakan perjanjian jual beli pada tanggal 5 Oktober 2007, dimana di dalam perjanjian RCTI akan melakukan pembelian investasi sebesar US$ 700.000 atas unit Merlin Investment Fund dari Media Nusantara Citra International, Ltd., pihak hubungan istimewa. Pada tanggal 31 Desember 2008, nilai aset bersih adalah sebesar Rp 7.665 juta. Pada tahun 2009, RCTI mencairkan seluruh saham investasi ini.
Based on a Sale and Purchase Agreement, on October 5, 2007, RCTI agreed to purchase units in Merlin Investment Fund amounting to US$ 700,000 from Media Nusantara Citra International, Ltd., a related party. As of December 31, 2008, the net asset value of this fund amounting to Rp 7,665 million. In 2009, RCTI has fully redeemed all the investment. - 29 -
142
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Lainnya
Others
Perusahaan mempunyai komitmen investasi pada SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG) sebesar US$ 1.000.000. Sampai dengan 31 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan investasi sebesar US$ 250.000 atau ekuivalen dengan Rp 2.350 juta.
The Company has a commitment to invest in a fund with SSG Capital Partners I Feeder L.P. (SSG) amounting to US$ 1,000,000. Up to December 31, 2009, the Company has invested US$ 250,000 or equivalent to Rp 2,350 million.
PIUTANG USAHA
6. 2009
a. Berdasarkan pelanggan Pihak hubungan istimewa Media berbasis konten dan iklan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Jumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE 2008
55.240
73.672
8.168
34.923
63.408
108.595
1.535.999 159.107
1.375.165 172.719
41.704
74.132
a. By customer Related parties Content and advertising based media Telecommunications infrastructure and information technology Total Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Telecommunications infrastructure and information technology
Sub jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
1.736.810 (41.900)
1.622.016 (35.019)
Jumlah pihak ketiga
1.694.910
1.586.997
Total third parties
1.758.318
1.695.592
Total
543.335
629.030
481.768 256.304 160.433 358.378
505.144 216.200 104.940 275.297
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
1.800.218 (41.900)
1.730.611 (35.019)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
1.758.318
1.695.592
Net
1.487.853 302.743 9.622 1.800.218 (41.900)
1.385.642 344.741 228 1.730.611 (35.019)
1.758.318
1.695.592
Jumlah b. Berdasarkan umur (hari) Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 91 hari
c. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Lainnya Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
Piutang usaha digunakan sebagai pinjaman (Catatan 16 dan 21).
jaminan
Subtotal Allowance for doubtful accounts
b. By age category (days) Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 91 days
c. By currency Rupiah US Dollar Others Total Allowance for doubtful accounts Net
Trade accounts receivable are used as collateral for loans (Notes 16 and 21).
- 30 Annual Report 2009
143
144
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
8.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PERSEDIAAN
8.
2009 Program Program dibeli Produksi sendiri Produksi dalam proses Dikurangi yang dibebankan pada tahun berjalan Bersih Non Program Antena, dekoder, dan aksesorisnya Persediaan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Kertas, tabloid dan kaset Lainnya Jumlah Jumlah
9.
INVENTORIES
2008
1.767.639 438.851 12.202
2.201.199 456.989 50.539
(1.292.009)
(1.807.081)
926.683
901.646
113.854
73.712
72.662 12.719 6.080
63.327 21.020 4.584
205.315
162.643
1.131.998
1.064.289
Program Purchased program In-house production Production in progress Less charged to current year expense Net Non Program Antenna, decoder, and its accessories Telecommunication infrastructure and information technology inventories Paper, tabloid and cassette Others Total Total
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, persediaan, kecuali persediaan program media dan penyiaran, diasuransikan. Manajemen berpendapat bahwa persediaan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan memadai. Persediaan program media dan penyiaran tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian karena nilai wajar persediaan tidak dapat ditentukan untuk tujuan asuransi. Bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program, anak perusahaan dapat meminta copy film dari distributor selama persediaan tersebut belum ditayangkan dan belum berakhir masa berlakunya.
As of December 31, 2009 and 2008, inventories, except media and broadcasting programs, were insured. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured. Media and broadcasting programs were not insured against fire and theft because the fair value of inventories could not be established for the purpose of insurance. In the event of fire and theft, the subsidiary can request copy of the film from distributor, as long as the inventories are not yet aired and expired.
Persediaan dari Infokom (persediaan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi) digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek (Catatan 16).
Inventories from Infokom (telecommunication infrastructure and information technology inventories) are used as collateral for short-term loan (Note 16).
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
9.
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES
2009
2008
Uang muka Biaya dibayar dimuka
280.984 115.073
151.416 95.461
Advances Prepaid expenses
Jumlah
396.057
246.877
Total
- 32 Annual Report 2009
145
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
10. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
10. PREPAID TAXES
2009
2008
Perusahaan Pajak pertambahan nilai - bersih Pajak penghasilan badan lebih bayar Anak perusahaan Pajak penghasilan badan lebih bayar Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2006 Pajak pertambahan nilai - bersih Lainnya
2.537 40.447 717 7.968 11.827 14.414
44.670 717 7.968 3.939 8.312
Jumlah
79.440
65.606
1.364
-
166
-
Perusahaan/ Companies Metode ekuitas/ Equity method PT. Freekom Indonesia PT. Optima Media Dinamika PT. Radio Panji Artha Swara PT. Media Nusantara Press PT. Radio Tiara Gempita Buana PT. Radio Pesona Nanda Poespita PT. Liiur Persada PT. Radio Duta Mashoor Cemerlang PT. Swara Manusa Indah PT. Radio Kalender Angkasa
Jakarta Jakarta Palembang Jakarta Palembang Pekanbaru Tulungagung Manado Pontianak Dumai
Jumlah/Total
Overpayment of corporate income tax Year 2009 Year 2008 Year 2007 Year 2006 Value added tax - net Others Total
11. INVESTMENTS IN ASSOCIATES
11. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Domisili/ Domicile
The Company Value added tax - net Overpayment of corporate income tax Subsidiaries
Nilai tercatat/ Carrying amount 2009 2008
4.912 1.043 46 38 27 25 21 10 5 2
4.624 894 55 38 27 25 21 10 5 2
6.129
5.701
Mutasi investasi dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut:
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
49 25 30 38 21 25 21 21 21 21
Aktivitas utama/ Principal activity
Telekomunikasi/Telecommunication Agensi periklanan/Advertising agency Penyiaran/Broadcasting Media cetak/Printed media Penyiaran/Broadcasting Penyiaran/Broadcasting Penyiaran/Broadcasting Penyiaran/Broadcasting Penyiaran/Broadcasting Penyiaran/Broadcasting
The changes in investments under the equity method are as follows:
2009
2008
Saldo awal tahun Bagian laba (rugi) bersih
5.701 428
6.241 (540)
Beginning of year Equity in net income (loss)
Saldo akhir tahun
6.129
5.701
End of year
Bagian laba (rugi) bersih telah disesuaikan dengan amortisasi goodwill sebesar Rp 105 juta tahun 2009 dan Rp 632 juta tahun 2008.
Equity in net income (loss) was adjusted for amortization of goodwill amounting to Rp 105 million in 2009 and Rp 632 million in 2008.
- 33 -
146
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
12. INVESTASI LAIN
12. OTHER INVESTMENTS
2009
2008
Obligasi wajib tukar Obligasi konversi Uang muka investasi Saham tersedia untuk dijual
2.298.142 525.400 405.815 -
2.173.142 64.810 883.979 192.241
Mandatory exchangeable bonds Convertible bonds Investment advances Available for sale securities
Jumlah
3.229.357
3.314.172
Total
Obligasi Wajib Tukar
Mandatory Exchangeable Bonds
2009
2008
PT. Djaja Abadi Konstruksi PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama
1.432.445 721.286 125.000 19.411
1.432.445 721.286 19.411
PT. Djaja Abadi Konstruksi PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama
Jumlah
2.298.142
2.173.142
Total
Perusahaan membeli obligasi wajib tukar yang diterbitkan oleh PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) dari East Bay Equities Ltd., dengan harga nominal keseluruhan sebesar Rp 1.432.445 juta yang dapat ditukar dengan 1.525.268.700 lembar atau 24,54% saham biasa MNCSV milik DAK dengan periode pertukaran MEB sejak tanggal 3 September 2008 sampai dengan 3 September 2010.
In 2008, the Company purchased mandatory exchangeable bonds issued by PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) from East Bay Equities Ltd., with an aggregate principal value of Rp 1,432,445 million. These mandatory exchangeable bonds are exchangeable into 1,525,268,700 shares or 24.54% of ordinary shares of MNCSV’s owned by DAK of the exchange period from September 3, 2008 until September 3, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2007, MNCSV mempunyai obligasi wajib tukar seharga Rp 561.000 juta yang diterbitkan oleh PT Datakom Asia (DKA) yang dapat ditukar dengan sebanyak 93.333 saham biasa PT. Mediacitra Indostar (MCI) milik DKA, dengan periode pertukaran MEB menjadi sejak tanggal 31 Januari 2007 sampai dengan 60 bulan dari tanggal perjanjian MEB. Pada tahun 2008, MNCSV mempunyai tambahan obligasi wajib tukar senilai Rp 160.286 juta yang diterbitkan oleh DKA yang dapat ditukar dengan sebanyak 26.667 saham MCI milik DKA, dengan periode pertukaran MEB yang sama.
On December 31, 2007, MNCSV has mandatory exchangeable bonds of Rp 561,000 million, issued by PT Datakom Asia (DKA) which are exchangeable into 93,333 ordinary shares of PT. Mediacitra Indostar (MCI) owned by DKA, with the exchange period from January 31, 2007 until 60 months after the date of the MEB agreements. In 2008, MNCSV has additional Mandatory Exchangeable bonds of Rp 160,286 million, issued by DKA, which are exchangeable into 26,667 ordinary shares of MCI owned by DKA, with the same exchange period.
Pada tahun 2009, SVN membeli obligasi wajib tukar yang dapat ditukarkan dengan saham PT Nusantara Vision dengan nilai sebesar Rp 125.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 25.000 lembar saham baru milik SVN dan 25.000 lembar saham lama milik SVN dengan jangka waktu sampai dengan 30 Juni 2012.
In 2009, SVN purchased mandatory exchangeable bonds of PT Nusantara Vision amounting to Rp 125,000 million, which are exchangeable into 25,000 new shares of SVN and 25,000 old shares of SVN, with the exchange period until June 30, 2012.
- 34 Annual Report 2009
147
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
MNC mempunyai obligasi wajib tukar sebesar Rp 19.411 juta yang dapat ditukarkan dengan 16.388 saham PT. Hikmat Makna Aksara milik PT. Kencana Mulia Utama (pihak ketiga). Pada tanggal 7 Januari 2008, MNC mengalihkan obligasi wajib tukar tersebut kepada MNI, dengan periode pertukaran MEB sejak tanggal 27 Nopember 2006 sampai dengan 27 Nopember 2011.
MNC has mandatory exchangeable bonds amounting to Rp 19,411 million, which are exchangeable into 16,388 shares of PT. Hikmat Makna Aksara owned by PT. Kencana Mulia Utama (a third party). On January 7, 2008, MNC transferred the mandatory exchangeable bonds to MNI, with the exchange period from November 27, 2006 until November 27, 2011.
Obligasi Konversi
Convertible Bonds
Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh PT Nusantara Vision (NV) sebesar Rp 68.400 juta dan dapat dikonversikan dengan 30.000 lembar saham NV.
On December 21, 2009, the Company purchased convertible bonds issued by PT Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 68,400 million, which are convertible into 30,000 shares of NV.
Pada tahun 2009, MNC membeli obligasi konversi PT Sun Televisi Network (STN) sejumlah Rp 342.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 217.000 saham STN.
In 2009, MNC purchased convertible bonds of PT Sun Televisi Network (STN) amounting to Rp 342,000 million, which are convertible into 217,000 shares of STN.
Pada tanggal 14 Desember 2009, MNC membeli obligasi konversi seharga Rp 66.000 juta yang diterbitkan oleh PT Media Nusantara Press, jatuh tempo 3 tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.
On December 14, 2009, MNC purchased convertible bonds amounting to Rp 66,000 million issued by PT Media Nusantara Press, due in 3 years since the agreement was signed and can be extended.
Pada tanggal 5 April 2007, MNI membeli obligasi konversi seharga Rp 49.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Media Nusantara Press (MNP), jatuh tempo tanggal 4 April 2009 dan dapat diperpanjang, yang dapat dikonversi dengan 49.000 saham MNP pada saat jatuh tempo. Pada tanggal 14 Desember 2009, MNI telah menjual obligasi konversi tersebut kepada MNC seharga Rp 49.000 juta.
On April 5, 2007, MNI purchased convertible bonds of Rp 49,000 million issued by PT. Media Nusantara Press (MNP), due on April 4, 2009 and can be extended, which are convertible into 49,000 MNP’s shares on the due date. On December 14, 2009, MNI sold the convertible bonds to MNC for Rp 49,000 million.
Pada tanggal 30 Mei 2007, CMI melakukan perjanjian pengambilalihan dengan pemegang saham Yello Pte., Ltd. (Yello), perusahaan berbadan hukum Singapura. Yello menerbitkan obligasi konversi kepada CMI dengan nilai pokok sebesar Rp 15.810 juta yang dapat ditukar dengan 875.000 saham biasa baru Yello. Pada tahun 2009, CMI telah menjual seluruh pemilikan tersebut.
On May 30, 2007, CMI entered into a deed of undertaking with the shareholders of Yello Pte., Ltd. (Yello), a company incorporated under the laws of Singapore. Yello issued convertible bonds to CMI with an aggregate principal value of Rp 15,810 million, which are convertible into 875,000 new ordinary shares of Yello. In 2009, CMI has sold all of the investment.
Uang Muka Investasi
Investment Advances
Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai uang muka investasi pada usaha media berbasis konten dan iklan, sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries had investment advances in content and advertising basic media, as follows:
2009
2008
Proyek pengembangan bisnis PT. Media Nusantara Informasi Publishing PT. Media Nusantara Press
400.290
793.203
5.525 -
5.675 85.101
Jumlah
405.815
883.979
- 35 -
148
Laporan Tahunan 2009
Business development project PT. Media Nusantara Informasi Publishing PT. Media Nusantara Press Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Proyek pengembangan bisnis merupakan dana untuk pengembangan aset media di bidang penyiaran dan program. Pada tahun 2009 dan 2008, akun ini termasuk penempatan dana oleh MIMEL pada Merlin Investment Fund dengan manajer investasi Lion Trust Ltd, Singapura masing-masing sebesar US$ 40.000.000 dan US$ 53.000.000. Pada tahun 2009, MIMEL melakukan penarikan dana atas investasi ini sebesar US$ 13 juta. Pada tanggal 19 Maret 2010, MIMEL mencairkan sebagian penempatan tersebut sebesar US$ 11.802.110.
Business development project represents funds for developing media asset in broadcasting and programs. In 2009 and 2008, this account includes fund placement by MIMEL in Merlin Investment Fund with Lion Trust Ltd, Singapore as investment manager amounting to US$ 40,000,000 and US$ 53,000,000, respectively. In 2009, MIMEL has redeemed the investment amounting to US$ 13 million. On March 19, 2010, MIMEL redeemed a portion of the fund amounting to US$ 11,802,110.
Pada tahun 2009, MNC dan MNI menerima kembali uang muka investasi PT Media Nusantara Press.
In 2009, MNC and MNI received refund of advance payment on investment in PT Media Nusantara Press.
Saham tersedia untuk dijual
Available for sale securities
Merupakan saham M8T sebanyak 3.844.815.988 lembar dengan persentase kepemilikan 19%. Seperti dijelaskan pada Catatan 41, pada tahun 2008, Perusahaan melakukan divestasi saham M8T, sehingga kepemilikan Perusahaan menjadi 19%. Jumlah tercatat pada tanggal divestasi sebesar Rp 320.498 juta dicatat sebagai biaya perolehan.
Represent 3,844,815,988 shares in M8T’s which is equivalent to 19% percentage of ownership. As stated in Note 41, in 2008, the Company divested its ownership of shares in M8T which resulted in a reduction of the percentage of ownership to 19%. The carrying amount on the date of the divestment amounting to Rp 320,498 million was recorded as cost.
Pada tanggal 31 Desember 2008, rugi yang belum direalisasi sebesar Rp 128.257 juta disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
As of December 31, 2008, unrealized loss from available for sale securities amounting to Rp 128,257 million which was presented as part of equity.
Pada tahun 2009, seluruh investasi ini telah dijual kepada Centurion Asset Management dengan harga jual sebesar Rp 211.413 juta yang diterima tunai sebesar Rp 159.812 juta dan wesel tagih sebesar Rp19.224 juta yang jatuh tempo 13 bulan setelah tanggal diterbitkan dan Rp 32.377 juta yang jatuh tempo 6 bulan setelah tanggal diterbitkan. Wesel tagih dicatat sebagai piutang lain-lain (Catatan 7). Kerugian yang direalisasi sebesar Rp 109.085 juta dicatat sebagai kerugian pelepasan investasi.
In 2009, all investment was sold to Centurion Asset Management with a net selling price of Rp 211,413 million, which was received through Rp 159,812 million cash and promissory notes of Rp 19,224 million, which will mature thirteen months after the issuance date and Rp 32,377 million which will mature six months after the issuance date. The promissory notes are recorded under other accounts receivable (Note 7). The realized loss recognized amounting to Rp 109,085 million is recorded under loss on disposal of investment.
- 36 Annual Report 2009
149
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
13. ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI
13. PROPERTY AND EQUIPMENT INVESTMENT PROPERTY
Aset Tetap
Property and Equipment 1 Januari/ January 1, 2009
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Subjumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Perabotan penyiaran Subjumlah Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Subjumlah Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Sub jumlah Aset dalam rangka kerjasama
Penambahan/ Additions
215.688 251.795
1.618 6.870
588.846 116.265
57.445 3.744
Pengurangan/ Deductions
-
550
217.306 247.460
4.606 (756)
624.798 108.498
2.678.511
377.329
29.272
105.649
3.132.217
447.006
77.881
110.049
4.330.279
23.552
166
-
7.752 3.144 1.448
9.226
-
-
12.344
59.594 17.938
9.226
-
-
1.285 (2.184)
18.263 960 1.448
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment
(899)
20.671
-
(56.153) (52.997)
3.441 13.034
77.532
48.093
-
(109.150)
16.475
3.964.533
504.491
-
-
4.391.143
143.175
6.292
434.517 68.761
60.333 14.414
17.790 11.512
2.294 (270)
479.354 71.393
1.633.876
269.756
14.211
221
1.889.642
2.280.329
350.795
43.513
2.245
2.589.856
3.681 1.981 511
6.272 1.006 12
-
6.173
7.290
-
Jumlah
2.306.460
358.752
Jumlah Tercatat
1.658.073
-
- 37 Laporan Tahunan 2009
149.467
-
Subtotal Construction in progress Building and infrastructure Broadcasting equipment Subtotal Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting Subtotal
20.625
Property and equipment under joint venture
270 (2.294) (221)
10.223 693 302
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment
(2.245)
11.218
-
43.513
Subtotal Property and equipment under joint venture
48.093
77.881
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting
23.718
-
-
-
150
-
31 Desember/ December 31, 2009
3.851.105
667
Subjumlah
11.755
Reklasifikasi/ Reclassifications
26.099 10.755
19.958
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran
AND
Subtotal
2.621.699
Total
1.769.444
Net Book Value
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan 1 Januari/ January 1, 2008 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Telekomunikasi Subjumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Infrastruktur telekomunikasi Kendaraan bermotor Peralatan kantor Perabotan penyiaran Subjumlah Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran Peralatan telekomunikasi Subjumlah Jumlah
Penambahan/ Additions
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31, 2008
248.771 257.409
3.161 10.746
32.797 16.549
(3.447) 189
215.688 251.795
683.470 110.469
254.699 15.862
349.763 17.636
440 7.570
588.846 116.265
2.186.634 2.602.128 6.088.881
504.327 15.011 803.806
13.803 2.617.140 3.047.688
1.353
2.678.511 3.851.105
23.455
97
812.599 8.359 2.754 3.275 826.987
415.199 3.277 418.476
1.227.798 258 1.228.056
-
141.627 19.027
161.856 4.838
243.889 357
-
263.456 424.110
12.524 179.218
275.980 520.226
-
7.363.433
1.401.597
4.795.970
Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Telekomunikasi Sub jumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Infrastruktur telekomunikasi Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran Subjumlah Jumlah Jumlah Tercatat
3.939.827
-
6.105 -
23.552
(3.626) (1.306) (131) (5.063)
7.752 1.448 3.144 12.344
(5.570)
59.594 17.938
(5.570)
77.532
(4.528)
3.964.533
3.681 1.981 511 6.173 2.306.460 1.658.073
Net Book Value
9.679
17.109
(72)
143.175
475.220 63.887
130.689 16.938
171.399 15.108
7 3.044
434.517 68.761
1.452.899 1.239.734 3.382.417
192.517 90.716 440.539
12.187 1.330.449 1.546.252
647
1.633.876 2.280.329
18.938
1.020
16.711 3.607 920 1.013 22.251 3.423.606
47.441 3.264 1.068 145 51.918 493.477
-
3.626 -
64.152 146 64.298 1.610.550
Beban penyusutan tahun 2009 dan 2008 masingmasing sebesar Rp 358.752 juta dan Rp 455.232 juta.
19.958
-
(3.044) (7) (647) (3.698) (72)
Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting Telecommunication Subtotal Property and equipment under joint venture Leased assets Telecommunication infrastructure Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment Subtotal Total
150.677
-
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting Telecommunication Subtotal Property and equipment under joint venture Leased assets Telecommunication infrastructure Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment Subtotal Construction in progress Building and infrastructure Broadcasting equipment Telecommunication equipment Subtotal
Depreciation charged to operations amounted to Rp 358,752 million and Rp 455,232 million in 2009 and 2008, respectively.
- 38 Annual Report 2009
151
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Beban pinjaman yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian sebagai berikut:
Borrowing costs capitalized to construction in progress were as follows:
2008 Beban bunga dan keuangan Kerugian kurs mata uang asing
44.005 1.398
Interest expense and financial charges Loss on foreign exchange
Jumlah
45.403
Total
Penambahan aset tetap tahun 2008, termasuk aset tetap anak perusahaan yang diakuisisi (Catatan 40) terdiri dari biaya perolehan sebesar Rp 50.711 juta dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 38.245 juta.
Additions to property and equipment in 2008 included property and equipment of acquired subsidiaries (Note 40) consisting of acquisition cost of Rp 50,711 million and accumulated depreciation of Rp 38,245 million.
Pengurangan aset tetap tahun 2008, termasuk aset tetap anak perusahaan yang didivestasi (Catatan 41) terdiri dari biaya perolehan masingmasing sebesar Rp 4.743.173 juta dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.580.169 juta.
Property and equipment deductions in 2008 ncluded property and equipment of disposed subsidiaries (Note 41) consisting of acquisition cost of Rp 4,743,173 million, and accumulated depreciation of Rp 1,580,169 million.
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dibiayai secara bersama-sama oleh RCTI dan SCTV untuk kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). RCTI dan SCTV masing-masing menanggung sebesar 50% biaya perolehan stasiun relay yang dibangun bersama-sama. RCTI, SCTV dan INDOSIAR juga melakukan perjanjian kerjasama kegiatan operasional siaran nasional (nation wide) di Jember, Madiun dan Banyuwangi. RCTI, SCTV dan INDOSIAR masing-masing menanggung 1/3 biaya perolehan stasiun relay yang dibagi bersama-sama.
Property and equipment under joint operations represent assets financed by RCTI and SCTV for nationwide operations. RCTI and SCTV will each assume 50% of the cost of all relay stations of the joint operations which are developed along with the provision of land, construction of building and relay station facilities. RCTI, SCTV and INDOSIAR also have joint nationwide operations in Jember, Madiun and Banyuwangi. RCTI, SCTV and INDOSIAR assumed 1/3 each for the cost of building relay stations.
Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan dan prasarana dan peralatan penyiaran yang sedang dibangun anak perusahaan yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2010.
Property and equipment under construction represents building and infrastructure and broadcasting equipment under installation by subsidiaries, which are estimated to be completed in 2010.
Anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 dan 30 tahun, jatuh tempo antara tahun 2010 dan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Subsidiaries own several parcels of land with Building Use Rights for period of 20 to 30 years until 2010 to 2034. Management believes that there will be no difficulty in the extension of land rights since the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 47.344.199, Euro 421.000 dan Rp 920.848 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
As of December 31, 2009, property and equipment, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for US$ 47,344,199, Euro 421,000 and Rp 920,848 million. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 16 dan 21), kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 22) dan hutang obligasi (Catatan 23).
Property and equipment are used as collateral for short-term loan and long-term loan (Notes 16 and 21), finance lease obligations (Note 22) and bonds payable (Note 23). - 39 -
152
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Investment Property
Properti Investasi Merupakan peralatan penyiaran yang disewakan kepada beberapa perusahaan penyiaran dengan harga perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 261.230 juta dan Rp 74.558 juta pada tanggal 31 Desember 2009 dan Rp 169.281 juta dan Rp 38.693 juta pada tanggal 31 Desember 2008.
Represents broadcasting equipment, which are rented to several broadcasting company, with acquisition cost and accumulated depreciation amounted to Rp 261,230 million and Rp 74,558 million, respectively, as of December 31, 2009 and Rp 169,281 million and Rp 38,693 million, respectively, as of December 31, 2008.
Beban penyusutan sebesar Rp 35.865 juta dan Rp 25.837 juta masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
Depreciation expenses amounted to Rp 35,865 million and Rp 25,837 million in 2009 and 2008, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh properti investasi telah diasuransikan bersama-sama dengan aset tetap.
As of December 31, 2009 and 2008, all investment property are insured together with property and equipment. 14. GOODWILL
14. GOODWILL Akun ini merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih anak perusahaan (Catatan 40).
This account represents the excess of acquisition cost over the Company’s interest in the fair value of the net assets of subsidiaries (Note 40).
2009 Perusahaan PT. MNC Sky Vision PT. Media Nusantara Citra Tbk PT. Infokom Elektrindo Jumlah Anak perusahaan MNC International dan anak perusahaan Cipta TPI MNCN dan anak perusahaan Cross Media Internasional dan anak perusahaan MNIG PT. Telesindo Media Utama Jumlah Jumlah Pengaruh selisih kurs penjabaran Akumulasi amortisasi Awal tahun Amortisasi tahun berjalan Eliminasi karena divestasi Akhir tahun Jumlah tercatat
2008
1.152.816 47.994 7.013
1.152.816 47.994 7.013
1.207.823
1.207.823
The Company PT. MNC Sky Vision PT. Media Nusantara Citra Tbk PT. Infokom Elektrindo Total Subsidiaries
385.719 242.718 39.598
385.719 242.718 39.598
18.636 3.677 3.159
18.636 3.677 3.159
693.507
693.507
1.901.330
1.901.330
62.997
160.439
(159.165) (96.994) -
(191.507) (120.780) 153.122
(256.159)
(159.165)
1.708.168
1.902.604
Amortisasi goodwill sebesar Rp 96.994 juta tahun 2009 dan Rp 120.780 juta tahun 2008.
MNC International and its subsidiaries Cipta TPI MNCN and its subsidiaries Cross Media Internasional and its subsidiaries MNIG PT. Telesindo Media Utama Total Total Translation adjustment Accumulated amortization Beginning of year Amortization during the year Elimination due to divestment End of year Net carrying amount
Amortization of goodwill amounted to Rp 96,994 million in 2009 and Rp 120,780 million in 2008. - 40 Annual Report 2009
153
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Goodwill pada MNC International tahun 2008, termasuk goodwill dari akuisisi tambahan MNC sebesar Rp 327.837 juta (Catatan 40) dan biaya historis hak minoritas atas goodwill yang telah ada di Linktone Ltd. sebesar Rp 57.882 juta.
Goodwill of MNC International in 2008 includes goodwill of additional acquisition of MNC amounting to Rp 327,837 million (Note 40) and minority interest at historical cost of the preexisting goodwill in Linktone Ltd. amounting to Rp 57,862 million.
Pengurangan goodwill termasuk goodwill milik M8T dengan nilai tercatat Rp 212.250 juta yang didivestasi pada tahun 2008 (Catatan 41).
Deduction in goodwill includes M8T’s goodwill with carrying amount of Rp 212,250 million which was divested in 2008 (Note 41). 15. OTHER ASSETS
15. ASET LAIN-LAIN
Uang muka sewa transisi, menara dan ruangan kantor Aset restrukturisasi Cipta TPI Beban tangguhan - bersih Uang jaminan Uang muka pengembangan usaha Piutang hubungan istimewa dari anak perusahaan Uang muka pembelian peralatan studio Lain-lain Jumlah
2009
2008
171.548 103.500 87.108 35.428 32.404
101.004 103.500 76.455 35.481 32.343
13.550
53.389
2.583 29.273
4.002 35.547
475.394
441.721
Advances for transmission tower and office rental Restructuring asset of Cipta TPI Deferred charges - net Guarantee deposits Advances for business development Receivable from related party of subsidiary Advance for purchase of studio equipment Others Total
MNC mempunyai aset restrukturisasi Cipta TPI sebesar Rp 103.500 juta yang akan digunakan dalam rangka investasi pada bidang media dan penyiaran.
MNC has restructuring assets of Cipta TPI amounting to Rp 103,500 million, which will be used for investments in media and broadcasting businesses.
Amortisasi beban tangguhan program perolehan pelanggan sebesar Rp 16.512 juta tahun 2009 dan Rp 79.620 juta tahun 2008. Beban tangguhan lainnya terdiri dari biaya program promosi, hak atas tanah, hak pengelolaan gedung dan biaya tangguhan lainnya. Beban amortisasi beban tangguhan lainnya sebesar Rp 9.073 juta tahun 2009 dan Rp 471 juta tahun 2008.
Amortization of deferred subscribers’ acquisition costs amounted to Rp 16,512 million and Rp 79,620 million in 2009 and 2008, respectively. Other deferred charges consist of cost of promotion program, landrights, property rights and other deferred charges. Amortization of other deferred charges amounted to Rp 9,073 million and Rp 471 million in 2009 and 2008, respectively.
Perusahaan dan anak perusahaan membayar uang jaminan terutama untuk pembelian program, bahan baku kertas, sewa transponder, sewa kantor dan pemakaian telepon kepada pihak ketiga.
The Company and its subsidiaries paid guarantee deposits especially for purchases of program, paper materials, transponder rental, office rental and telephone utilization to third parties.
MNCSV memiliki piutang di luar usaha dengan pihak hubungan istimewa MNCSV, yang timbul terutama dari biaya yang dibayarkan terlebih dahulu oleh MNCSV dan tidak dikenakan bunga. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, tidak terdapat penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang tersebut karena manajemen anak perusahaan yakin bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
MNCSV has non-interest bearing non-trade accounts receivable from MNCSV’s related party arising mainly from expense paid in advance by MNCSV. As of December 31, 2009 and 2008, no allowance for doubtful account was provided on such receivable as subsidiary’s management believes that all such receivable are collectible.
- 41 -
154
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
16. PINJAMAN JANGKA PENDEK
16. SHORT-TERM LOANS
2009
2008
Standard Chartered Bank Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia (Catatan 21) Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Mandiri
278.283 40.033 15.416 4.000 3.899 3.000
220.000 18.000 36.438 1.500 3.075 -
Standard Chartered Bank Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia (Note 21) Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Mandiri
Jumlah
344.631
279.013
Total
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
Pada tanggal 12 September 2008, RCTI memperoleh fasilitas Bridging Loan sebesar Rp 220.000 juta dan fasilitas Revolving Credit sebesar Rp 30.000 juta dari Standard Chartered Bank, dengan tingkat bunga sebesar cost of fund + 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 12 September 2009 dan telah diperpanjang sampai dengan 30 September 2010. Pinjaman ini dijamin dengan tanah seluas 96.826 meter persegi di Jakarta Barat milik RCTI. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, saldo terhutang dari fasilitas ini adalah sebesar Rp 220.000 juta.
On September 12, 2009, RCTI obtained a Bridging Loan Facility of Rp 220,000 million and Revolving Credit Facility of Rp 30,000 million from Standard Chartered Bank which bear interest of cost of fund + 3% per annum, and was due on September 12, 2009 and has been extended up to September 30, 2010. The loan is secured by land with total area of 96,826 square meters located in West Jakarta owned by RCTI. As of December 31, 2009 and 2008, the outstanding balance of loan from these facilities amounted to Rp 220,000 million.
Pada tahun 2009, MNCSV memperoleh fasilitas Letter of Credit berjangka dan atas unjuk dengan jumlah maksimum sebesar US$ 28 juta dan tingkat suku bunga sebesar 1% - 6% per tahun. Fasilitas akan jatuh tempo pada 3 Agustus 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009 saldo fasilitas LC sebesar US$ 6.200.304 atau setara dengan Rp 58.283 juta
In 2009, MNCSV obtained usance and/or sight Letter of Credit (L/C) facility with a maximum amount of US$ 28 million, and bears interest rate of 1% - 6% per annum. The facility will mature on August 3, 2010. As of December 31, 2009, outstanding LC facility amounting to US$ 6,200,304 or equivalent to Rp 58,283 million.
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Pada tanggal 26 Desember 2008, MNI memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 18.000 juta dengan tingkat bunga 14,5% per tahun, jatuh tempo 26 Desember 2009. Fasilitas pinjaman ini diperpanjang hingga tanggal 26 Desember 2010 dengan tingkat bunga sebesar 9% per tahun. Pada tanggal 3 September 2009, MNI mendapat tambahan fasilitas pinjaman dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 4.750 juta. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun, dan akan jatuh tempo pada tanggal 3 September 2010. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik MNC sebesar Rp 18.750 juta (Catatan 5). Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, fasilitas yang telah digunakan masingmasing sebesar Rp 20.033 juta dan Rp 18.000 juta.
On December 26, 2008, MNI obtained an overdraft loan facility from Bank Rakyat Indonesia (BRI) with maximum amount of Rp 18,000 million and interest at 14.5% per annum, which matured on December 26, 2009. This loan facility has been extended until December 26, 2010 and interest at 9% per annum. On September 3, 2009, MNI obtained an additional new loan facility from BRI with a maximum amount of Rp 4,750 million and interest at 11.25% per annum, which will be due on September 3, 2010. The loan is secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 18,750 million (Note 5). As of December 31, 2009 and 2008, total facility used amounting to Rp 20,033 million and Rp 18,000 million, respectively.
- 42 Annual Report 2009
155
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
GIB memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari Bank Rakyat Indonesia berupa fasilitas rekening koran dengan jumlah maksimum Rp 12.000 juta dan Rp 8.000 juta yang masingmasing jatuh tempo tanggal 5 Juni 2010 dan 3 Juli 2010. Fasilitas ini dikenakan bunga 11,5% dan 12% per tahun dan dijamin dengan deposito milik MNC sebesar Rp 20.430 juta (Catatan 5). Deposito berjangka ini hanya dapat dicairkan setelah kredit dilunasi. Pada tanggal 31 Desember 2009, saldo terhutang dari fasilitas ini adalah sebesar Rp 20.000 juta.
GIB obtained short-term loan facilities from Bank Rakyat Indonesia, which consist of overdraft facilities with a maximum credit limit amounting to Rp 12,000 million and Rp 8,000 million, which will be due on June 5, 2010 and July 3, 2010, respectively. The loan facilities bear interest of 11.5% and 12% per annum and secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 20,430 million (Note 5). This deposit can be redeemed only after the loan is settled. As of December 31, 2009, the outstanding balance of loan from these facilities amounted to Rp 20,000 million.
Bank CIMB Niaga
Bank CIMB Niaga
CMI memperoleh Pinjaman Tetap sebesar Rp 7.000 juta dari Bank CIMB Niaga, jatuh tempo tanggal 4 Mei 2010 dan dapat diperpanjang. Tingkat bunga pinjaman adalah 14,25% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan deposito atas nama MNC sebesar Rp 4.000 juta pada tahun 2009 dan dengan deposito berjangka atas nama CMI sebesar Rp 1.957 juta pada tahun 2008 (Catatan 5).
CMI obtained a Fixed Loan Facility of Rp 7,000 million from Bank CIMB Niaga, which will mature on May 4, 2010 and is extendable. Interest rate per annum is 14.25%. The loan is secured by time deposit owned by MNC of Rp 4,000 million in 2009 and by time deposit owned by CMI of Rp 1,957 million in 2008 (Note 5).
Bank Panin
Bank Panin
Pada tanggal 4 Nopember 2008, CMI memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan maksimum pinjaman Rp 4.000 juta dengan tingkat bunga 15% per tahun, jangka waktu pinjaman satu tahun dan dapat diperpanjang. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik CMI seluas 382 m2 di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
On November 4, 2008, CMI obtained loan from Bank Panin with a maximum amount of Rp 4,000 million which bears interest of 15% per annum and term of the facility is one year and can be extended. The loan is secured by land and building owned by CMI with an area of 382 square meters located at Duren Tiga, South Jakarta.
Bank Mandiri
Bank Mandiri
Pada tahun 2009, Infokom memperoleh pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 5.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 14,5% per tahun yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap milik Infokom dan akan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2010.
In 2009, Infokom obtained loan facility from Bank Mandiri with a maximum amount of Rp 5,000 million, bears interest of 14.5% per annum and secured by Infokom’s trade receivables, inventories and equipment. The loan will be due on April 22, 2010.
17. HUTANG USAHA
17. TRADE ACCOUNTS PAYABLE 2009
a. Berdasarkan pelanggan Pihak hubungan istimewa Properti Media berbasis konten dan iklan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Jumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Jumlah Jumlah
2008
9.307 4.823
65.511
-
92
14.130
65.603
559.442 109.529
514.466 109.917
10.031
30.206
679.002
654.589
693.132
720.192
- 43 -
156
Laporan Tahunan 2009
a. By customer Related parties Property Content and advertising based media Telecommunication infrastructure and information technology Total Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Telecommunication infrastructure and information technology Total Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
b. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Euro Yen Lainnya Jumlah
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
2009
2008
485.509 205.501 1.602 520
498.146 199.753 9.520 12.409 364
693.132
720.192
18. HUTANG LAIN-LAIN
b. By currency Rupiah US Dollar Euro Yen Others Total
18. OTHER ACCOUNTS PAYABLE
2009
2008
Biaya operasional Pembelian aset tetap Jasa profesional Uang jaminan langganan Deviden (Catatan 37) Lain-lain
18.881 12.413 5.923 244 257 51.468
5.719 94 33.085 262 216 37.979
Operational expenses Purchases of property and equipment Professional fee Customer deposits Dividend (Note 37) Others
Jumlah
89.186
77.355
Total
19. HUTANG PAJAK
19. TAXES PAYABLE
2009 Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pajak pertambahan nilai - bersih Anak perusahaan Pajak penghasilan badan Tahun berjalan Tahun sebelumnya Pajak penghasilan Pasal 4 ayat (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Lainnya Pajak pertambahan nilai - bersih Jumlah
2008
463 262
818 5 23
79.195 -
3.063 9.553
343 8.226 15.719 23.421 37.470 12.797 125.997
235 15.572 11.607 18.960 33.763 18.676 112.756
The Company Income tax Article 21 Article 23 Value added tax - net Subsidiaries Current income tax Current year Prior year Income tax Article 4 (2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Others Value added tax - net
303.893
225.031
Total
-
- 44 Annual Report 2009
157
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
20. ACCRUED EXPENSES
2009
2008
Biaya operasional Biaya bagi hasil Bunga Sewa Gaji Program pensiun (Catatan 39) Kompensasi Cipta TPI kepada YTVRI Konsultan Lain-lain
176.487 60.206 44.334 4.924 3.553 3.237 3.111 37.040
151.874 17.725 51.995 3.737 10.375 7.639 2.992 24.320 82.089
Operational expenses Profit sharing Interest Rent Salary Pension plan (Note 39) Compensation by Cipta TPI to YTVRI Consultant Others
Jumlah
332.892
352.746
Total
Biaya operasional terutama terdiri dari pembuatan program, rumah produksi, program lokal dan biaya operasional lainnya.
Operational expenses were consist mainly of expenses from in-house programs production, production house - local programs and other operational expenses.
Biaya bagi hasil merupakan estimasi berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan iklan suatu program.
Cost sharing represents estimates based on certain percentage of the shared revenue from program.
Pada tanggal 6 Agustus 1990, Cipta TPI menandatangani perjanjian dengan Yayasan TVRI (YTVRI) mengenai bagi hasil dari pendapatan iklan. Pada tanggal 27 Juni 1997 ditandatangani adendum perjanjian berkaitan dengan besarnya bagi hasil sebesar 12,5% dari pendapatan bersih dan masa berlaku perjanjian sampai dengan 30 Juni 2000. Setelah tanggal ini Cipta TPI dan YTVRI tidak menandatangani perjanjian perpanjangan, namun Cipta TPI mencatat kewajiban kepada YTVRI sampai dengan 31 Desember 2000 sebesar Rp 18.103 juta.
On August 6, 1990, Cipta TPI entered into an agreement with Yayasan TVRI (YTVRI) regarding the compensation to YTVRI on advertising revenues. The agreement was amended on June 27, 1997 with respect to the rate of compensation at 12.5% of net revenues and the change in the expiry date of agreement to June 30, 2000. After this date, Cipta TPI and YTVRI had not signed any extension agreement, however Cipta TPI recorded compensation liabilities to YTVRI until December 31, 2000 amounting to Rp 18,103 million.
Pada tanggal 5 September 2006, Cipta TPI digugat secara perdata oleh PT. Televisi Republik Indonesia (TVRI) melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
On September 5, 2006, PT. Televisi Republik Indonesia (TVRI) represented by its lawyer filed a lawsuit against Cipta TPI in Central District Court.
Hasil keputusan di Pengadilan Negeri yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi bahwa Cipta TPI harus membayar Rp 1.981 juta dengan bunga 6% per tahun dari 1 Juli 2000 sampai dengan tanggal pembayaran.
The decision of District Court which was upheld by the High Court was for Cipta TPI to pay Rp 1,981 million with interest at 6% per annum from July 1, 2000 until the date of payment.
Pada tahun 2007 dan 2008, TVRI mengajukan kasasi dan kontra kasasi ke Pengadilan Tinggi kemudian ke Mahkamah Agung. Cipta TPI melalui Penasehat Hukumnya telah menyampaikan Kontra Memori Kasasi pada tanggal 25 Maret 2008, untuk memohon agar Mahkamah Agung menguatkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta.
In 2007 and 2008, appeals and contra appeals were brought to the High Court and then to the Supreme Court. The latest was Cipta TPI through its lawyer submitted a Contra Memorandum of Appeal on March 25, 2008, to request the Supreme Court to strengthen the decision by the Jakarta High Court.
- 45 -
158
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 16 April 2007 dan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 26 Januari 2010, maka Cipta TPI berkeyakinan akan memenangkan kasus hukum tersebut, sehingga Cipta TPI mengurangi hutang kepada TVRI menjadi sebesar sebesar Rp 1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000.
Based on decision letter of Central Jakarta District Court on April 16, 2007 and decision of Supreme Court of Republic of Indonesia dated January 26, 2010, Cipta TPI’s management is confident of winning the case, therefore, Cipta TPI reduced the liability to TVRI to Rp 1,981 million plus interest at 6% per annum since July 1, 2000.
21. LONG-TERM LOANS
21. PINJAMAN JANGKA PANJANG Akun ini merupakan pinjaman anak perusahaan kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents loans of the subsidiaries obtained from third parties, with details as follows:
2009
2008
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Bank Central Asia Lainnya Jumlah Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
705.000 118.666 810 824.476 (61.287)
821.250 177.407 2.293 1.000.950 (59.575)
Bagian jangka panjang
763.189
941.375
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Bank Central Asia Others Total Current maturities Long-term portion
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Berdasarkan Secured Facility Agreement tanggal 18 Desember 2007, MNCSV’s memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (kreditur) sebesar US$ 75.000.000 dengan jangka waktu 44 bulan, terhitung sejak tanggal pinjaman diberikan. Tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 2% + LIBOR, yang dibayar setiap tiga bulan. Pinjaman ini akan dipergunakan untuk ekspansi usaha Pay TV di Indonesia dan juga untuk membayar biaya yang timbul sehubungan pinjaman ini.
Based on Secured Facility Agreement dated December 18, 2007, MNCSV obtained term loan facility from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (the Lender) amounting to US$ 75,000,000. The facility will mature in 44 months since the first utilization date and bears interest rate of 2% + LIBOR, which is payable quarterly. MNCSV shall apply all amounts borrowed towards the expansion of the Pay TV Business in Indonesia and/or the payment of any facility related fees.
Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, MNCSV harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
Based on the loan agreement, MNCSV shall fulfill certain requirements, among others, as follows:
a.
MNCSV harus menjaga rasio antara Jumlah Hutang (tidak termasuk hutang untuk pengembangan pengadaan satelit) terhadap Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi (tidak termasuk pembayaran hutang untuk pengadaan satelit) pada periode tertentu.
a.
MNCSV shall maintain the ratio of Total Debt (excluding the Satellite Procurement Liability) to Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (excluding the Satellite Procurement Payment) in respect of the relevant period.
b.
MNCSV dan perusahaan-perusahaan lain dalam kelompoknya, tidak diperbolehkan:
b.
MNCSV and other members of the group shall not:
Menjual, memberikan, mengalihkan atau melepaskan harta miliknya kepada pihak lain dengan persyaratan harta tersebut disewakan atau akan disewakan kepada atau diperoleh kembali oleh MNCSV atau perusahaan lain dalam grup.
Sell, assign, transfer or otherwise dispose any of their assets on terms whereby they are or may be leased to or re-acquired by MNCSV or any other member of the group.
- 46 Annual Report 2009
159
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Menjual, menyerahkan atau mengalihkan piutang dengan perjanjian recourse.
Sell, assign, transfer or otherwise dispose any of its receivables on recourse terms.
Memisahkan diri, bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan perombakan MNCSV, kecuali dengan persetujuan tertulis dari kreditur.
Enter into any amalgamation, demerger, merger or corporate reconstruction other than with the prior written consent of the Lender.
Mengubah lini bisnis secara substansial.
Make substantial change to the general nature of the business.
Membeli bisnis lain, harta atau mengambil alih aset yang nilainya secara keseluruhan melebihi US$ 1 juta atau yang setara dalam mata uang lain.
Acquire any other business, assets or undertaking if the amount of acquisition cost exceeds US$ 1 million or its equivalent in other currency.
Membagikan dan pembagian dividen.
Pay, make or declare any dividends.
Melakukan transaksi derivatif.
Enter into any derivative transaction.
Menerbitkan saham, kecuali penawaran umum saham perdana seperti yang diatur dalam Perjanjian Waran.
Issue any shares, other than initial public offering pursuant to the Warrant Agreement.
Memberikan opsi, waran atau hak lain kepada pihak lain untuk memperoleh saham MNCSV dan saham perusahaan lain dalam grup.
Grant to any person any option, warrant or other right to call for the issue or allotment of, subscribe for, purchase or otherwise acquire any share of any member of the group.
mengumumkan
MNCSV dan perusahaan-perusahaan lain dalam grup, harus:
c.
MNCSV and other members of the group shall:
Mengasuransikan hartanya kepada perusahaan asuransi dengan reputasi baik.
Maintain insurance on assets under reputable insurance companies.
Membayar pajak tepat waktu dan menaati semua peraturan pajak tanpa terkena sanksi.
Duly and punctually pay and discharge all taxes imposed upon it or its assets within the time period allowed without incurring penalties.
Pinjaman ini dijamin dengan saham sebagai berikut:
The collaterals for this facility are as follows:
Saham MNCSV yang dimiliki Perusahaan sebanyak 2.277.237.777 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 227.724 juta.
MNCSV’s shares owned by the Company, with total number of shares of 2,277,237,777 representing an aggregate nominal value of Rp 227,724 million.
Saham PT. Mediacitra yang dimiliki PT. Datakom Asia sebanyak 68.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 68.000 juta.
PT. Mediacitra shares owned by PT. Datakom Asia, with total number of shares of 68,000 representing an aggregate nominal value of Rp 68,000 million.
Saham MNCSV yang dimiliki PT. Bhakti Investama Tbk sebanyak 893.034.423 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 89.303 juta.
MNCSV’s shares owned by PT. Bhakti Investama Tbk, with total number of shares of 893,034,423 representing an aggregate nominal value of Rp 89,303 million.
- 47 -
160
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Pada tahun 2005, Infokom memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 106.000 juta untuk pembiayaan pembangunan stasiun transmisi, jangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga 15,75% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan tanah, bangunan, stasiun transmisi, piutang dan saham Infokom. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, hutang Infokom kepada BCA masing-masing sebesar Rp 34.299 juta dan Rp 47.607 juta.
In 2005, Infokom obtained investment credit facility for development of transmission station amounting to Rp 106,000 million, with term of 5 years and interest rate of 15.75% per annum. The loan is secured by Infokom’s land, buildings, transmission station, receivable and ownership shares of Infokom. As of December 31, 2009 and 2008, Infokom’s loans payable to BCA amounted to Rp 34,299 million and Rp 47,607 million, respectively.
Pada tahun 2007, MNCSV memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA sebagai berikut :
In 2007, MNCSV obtained credit facilities from BCA, as follows :
Fasilitas kredit investasi I sebesar Rp 90.000 juta, jatuh tempo 1 Mei 2012.
Investment Credit Facility I amounting to Rp 90,000 million, will be due on May 1, 2012.
Fasilitas kredit investasi II sebesar Rp 90.000 juta, jatuh tempo 7 Juni 2011.
Fasilitas kredit rekening koran maksimum Rp 10.000 juta, jatuh tempo 25 April 2009 dan tidak diperpanjang lagi.
Investment Credit Facility II amounting to Rp 90,000 million, will be due on June 7, 2011.
Fasilitas letter of credit (usance dan sight L/C) maksimum US$ 6.000.000, sampai dengan tanggal 25 April 2009 (Catatan 16).
Overdraft facility with maximum amount of Rp 10,000 million with a term up to April 25, 2009 and.
Letter of credit facility (usance and sight L/C) with maximum amount of US$ 6,000,000 and term up to April 25, 2009 (Note 16).
antara
The credit facilities bear interest rates ranging from 10% - 11.5% per annum.
Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan berupa gedung Wisma Indovision milik DKA; mesin dan peralatan penyiaran senilai Rp 212.304 juta milik MNCSV yang terletak di Wisma Indovision dan jaminan dari Perusahaan dengan jumlah tidak melebihi Rp 250.000 juta.
The loan is secured by land and building of Wisma Indovision owned by DKA; broadcasting equipment amounting to Rp 212,304 million owned by MNCSV at Wisma Indovision; corporate guarantee of the Company with amount not exceeding Rp 250,000 million.
Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, MNCSV tidak diperkenankan antara lain: memperoleh pinjaman baru kecuali untuk pengadaan transponder satelit dan transaksi dengan pihak atau perusahaan afiliasi; memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali dalam rangka menjalankan usaha; mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada pengadilan; melakukan investasi diluar bisnis inti; menjual aset tetap; melakukan merger; melakukan perubahan usaha; membagikan dan mengumumkan pembagian dividen; mengubah anggaran dasar dan pemegang saham; dan melakukan penurunan modal disetor.
Without written consent from the Bank, MNCSV is restricted to, among other things; obtain new loans except for satellite transponder supply and transaction with affiliated party or company; grant loans, except in the normal course of business; propose a bankruptcy or delay payment to the court; invest in noncore business; dispose of assets; undertake merger; change the business; distribute and declare dividend; change the articles of association; and decrease its paid-up capital.
Tingkat bunga pinjaman 10% - 11,5% per tahun.
berkisar
- 48 Annual Report 2009
161
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, MNCSV mempunyai saldo hutang untuk fasilitas kredit I dan II masing-masing sebesar Rp 84.367 juta dan Rp 129.800 juta. Saldo hutang untuk fasilitas kredit III dan IV masing-masing sebesar Rp 15.416 juta dan Rp 36.438 juta (Catatan 16)
As of December 31, 2009 and 2008, MNCSV has outstanding loan from BCA for the credit facility I and II amounting to Rp 84,367 million and Rp 129,800 milion, respectively. The outstanding credit facility III and IV amounting to Rp 15,416 million and Rp 36,438 million (Note 16), respectively.
Pinjaman Jangka Panjang Lainnya
Other long-term loans
Pinjaman jangka panjang lainnya merupakan pembiayaan kendaraan bermotor dalam Rupiah yang diperoleh anak perusahaan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan jangka waktu 48 bulan dengan tingkat bunga 12% - 15,75% per tahun. Pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibeli dengan pinjaman tersebut.
Other long-term loans represent vehicle financing facilities in Rupiah obtained by certain subsidiaries from certain banks and finance companies with a term of 48 months and interest rates ranging from 12% to 15.75% per annum. These loans are secured by the related vehicles.
22. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
22.
FINANCE LEASE OBLIGATIONS
Akun ini merupakan hutang sewa pembiayaan anak perusahaan, untuk pembiayaan menara pemancar, kendaraan bermotor dan peralatan penyiaran. Transaksi ini diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan karena secara substantial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan pemilikan aset sewa tersebut beralih kepada anak perusahaan.
This account represents lease liabilities of subsidiaries in relation with the financing of tower transmitter, motor vehicles, and broadcasting equipment by other finance companies. The leases were classified as finance lease since substantially all the risks and rewards incidental to the ownership of the leased assets were transferred to the subsidiaries.
Jumlah pembayaran minimum sewa dan nilai kini pembayaran minimum sewa adalah sebagai berikut:
The total of future minimum lease payments and present value of future minimum lease payments are as follows:
2009 Tidak lebih dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun Lebih dari 2 tahun Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha Dikurangi beban keuangan di masa depan Nilai kini pembayaran minimum sewa Dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban tidak lancar
2008
8.208
251
4.558 2.347
12.388 6.093
15.113
18.732
(2.890)
(1.269)
12.223
17.463
6.491
7.481
Net of current maturities
5.732
9.982
Non-current maturities
Hutang sewa dibayar setiap bulan dan dijamin dengan aset yang dibiayai dengan hutang sewa tersebut (Catatan 13).
Laporan Tahunan 2009
Total mimimum lease payments Less finance charges in the future Present value of minimum lease payments
Lease liabilities are repayable every month and secured by the related leased assets (Note 13).
- 49 -
162
Not later than 1 year Later than 1 year but not later than 2 years Later than 2 years
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
23. HUTANG OBLIGASI
23. BONDS PAYABLE
Akun ini merupakan obligasi yang diterbitkan anak perusahaan kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents bonds issued by the subsidiaries to third parties, with details as follows:
2009 Guaranteed Secured Notes, US$ 142,7 juta tahun 2009 dan US$ 143 juta tahun 2008, setelah dikurangi biaya diskonto dan emisi pinjaman belum diamortisasi
2008
1.311.368
1.511.551
Guaranteed Secured Notes, US$ 142.7 million in 2009 and US$ 143 million in 2008, net of unamortized discount and bonds issuance costs
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V., anak perusahaan menerbitkan Guaranteed Secured Notes (Notes) sejumlah US$ 168 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Notes ini tercatat di Bursa Efek Singapura.
On September 12, 2006, MNC B.V., a subsidiary, issued Guaranteed Secured Notes (the Notes) amounting to US$ 168 million, due on September 12, 2011. The Notes are listed at the Singapore Stock Exchange.
Dalam rangka penerbitan obligasi ini, DB Trustees (Hong Kong) Limited bertindak sebagai Trustee dan Security Trustee. Notes ini ditawarkan pada 98,126% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,75% per tahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 12 Maret dan 12 September dimulai sejak 12 Maret 2007. Obligasi ini jatuh tempo 12 September 2011 dengan opsi beli 35% dari jumlah Notes, setiap saat sebelum tanggal 12 September 2009 dengan harga 110,75% dari nilai nominal ditambah bunga terhutang. MNC B.V. dapat membeli kembali seluruh atau sebagian Notes tersebut sebelum jatuh tempo dengan harga 100% nilai nominal ditambah dengan premi tertentu dan bunga terhutang sampai dengan tanggal pembelian kembali. MNC B.V. akan membeli kembali Notes dengan nilai nominal sebesar US$ 25 juta dengan harga 101% dari nilai nominal, apabila MNC gagal meningkatkan kepemilikan saham pada Cipta TPI menjadi 100% sebelum atau pada tanggal 12 Juni 2007.
In relation to the issuance of the Notes, DB Trustees (Hong Kong) Limited acted as Trustee and Security Trustee. The Notes were offered at 98.126% of face value with fixed interest rate of 10.75% per annum. The interest on the Notes is payable on March 12 and September 12 of each year, beginning on March 12, 2007. The Notes will mature on September 12, 2011, with purchase option up to 35% of the total face value of the Notes at anytime before September 12, 2009 at redemption price of 110.75% of face value plus interest payable. MNC B.V. can redeem some or all of the Notes before maturity date at redemption price of 100% of par value plus premium and interest payable as of the date of redemption. MNC B.V. will redeem US$ 25 million in principal amount of the Notes at redemption price equal to 101% of such amount if MNC fails to increase its equity interest in Cipta TPI to 100% on or prior to June 12, 2007.
Notes ini dijamin oleh MNC, RCTI, Cipta TPI, GIB, MNI, MNIG dan MNCN (Penjamin). Notes ini akan dijaminkan dengan (i) seluruh saham yang dimiliki oleh setiap Penjamin, sekitar 75% saham beredar RCTI dan Cipta TPI; (ii) pengalihan hak atas pinjaman antar perusahaan yang diberikan oleh MNC B.V. kepada MNC, RCTI dan Cipta TPI; (iii) pengalihan hak atas bank escrow sejumlah US$ 25 juta dan (iv) pengalihan hak atas rekening bank MNC B.V. di Belanda. Sebagai tambahan masing-masing sisa 25% saham RCTI dan 25% saham Cipta TPI akan dijadikan jaminan pada saat MNC mengakuisisi tambahan 25% saham Cipta TPI, serta 25% saham RCTI yang saat ini dijaminkan untuk obligasi RCTI, pada saat saham tersebut tidak dijaminkan lagi untuk obligasi yang diterbitkan RCTI.
The Notes are guaranteed by MNC, RCTI, Cipta TPI, GIB, MNI, MNIG and MNCN (Guarantors). The Notes will be secured initially by (i) pledge over all shares of each of the Guarantors, approximately 75% of the outstanding shares of RCTI and Cipta TPI, (ii) an assignment by MNC B.V. of its interests and rights under the intercompany loans extended by MNC B.V. to MNC, RCTI and Cipta TPI, (iii) Bank escrow of US$ 25 million; and (iv) assignment of rights in a Dutch bank account of MNC B.V. Additionally, 25% of the outstanding shares of Cipta TPI shall be pledged when MNC will acquire such remaining stock of Cipta TPI and the remaining 25% of the outstanding shares of RCTI which are currently pledged to secure RCTI’s local bonds shall also be used as guarantee once the pledge over such shares is no longer prohibited by the terms of the RCTI bonds. - 50 Annual Report 2009
163
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Dana tersebut digunakan untuk pelunasan pinjaman RCTI kepada Deutsche Bank, Hong Kong Branch sebesar US$ 78 juta; pelunasan awal obligasi RCTI sebesar US$ 18 juta; pembayaran hutang Cipta TPI kepada pihak ketiga sebesar US$ 18 juta, dana untuk tambahan akuisisi 25% saham Cipta TPI sebesar US$ 25 juta serta untuk modal kerja dan pengeluaran lainnya.
The proceeds were used to pay RCTI’s loan from Deutsche Bank, Hong Kong Branch amounting to US$ 78 million; early redemption of RCTI’s bonds amounting to US$ 18 million; payment of Cipta TPI’s payable to third parties amounting to US$ 18 million; fund for additional acquisition cost of 25% share of Cipta TPI amounting to US$ 25 million; and also for working capital purposes and other expenditures.
Dalam tiga bulan setelah tanggal penerbitan awal, MNC belum meningkatkan kepemilikan saham di Cipta TPI. Pada bulan Juni 2007, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 25 juta dengan dana rekening bank escrow Deutsche Bank. Dengan dibelinya kembali Notes tersebut, bank escrow kemudian dibebaskan sebagai jaminan. Pada bulan Pebruari 2009, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 300.000. Saldo Notes pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar US$ 142,7 juta dan US$ 143 juta.
MNC had not increased its equity interest in Cipta TPI’s shares within three months of the original issue date. In June 2007, MNC redeemed the Notes of US$ 25 million, using the fund in the bank escrow account in Deutsche Bank. Upon redemption of the said Notes, the bank escrow was released as collateral. In February 2009, MNC reedemed the Notes of US$ 300,000. The outstanding Notes as of December 31, 2009 and 2008 amounted to US$ 142.7 million and US$ 143 million, respectively.
Biaya yang berhubungan dengan penerbitan Notes sebesar US$ 11.560.204 termasuk diskonto sebesar US$ 3.148.320 dicatat sebagai diskonto dan biaya emisi pinjaman dan diamortisasi secara garis lurus selama periode Notes. Diskonto dan biaya emisi pinjaman belum diamortisasi dicatat sebagai pengurang nilai nominal Notes.
The costs incurred in relation to the issuance of the Notes amounting to US$ 11,560,204, including discount of US$ 3,148,320, were recorded as discount and debt issuance cost and amortized using straight line method over the term of the Notes. Unamortized discount and debt issuance costs are recorded as deduction from the Notes face value.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Notes ini telah memperoleh hasil pemeringkatan yaitu ”B+” dari Standard and Poor’s Rating Group.
As of December 31, 2009 and 2008, the Notes obtained a bond rating of “B+” from Standard and Poor’s Rating Group.
24. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR LAINNYA
24. OTHER NONCURRENT LIABILITIES
2009
2008
Kewajiban imbalan pasca kerja (Catatan 39) Uang jaminan langganan Lain-lain
111.672 21.221 1.572
90.539 20.659 866
Jumlah
134.465
112.064
- 51 -
164
Laporan Tahunan 2009
Post-employment benefits obligation (Note 39) Customers' guarantee deposits Others Total
Annual Report 2009
165
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
27. AGIO SAHAM
27. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Akun ini merupakan agio saham yang berasal dari:
Penerbitan saham baru tanpa HMETD tahun 2007 Penawaran umum terbatas saham Tahun 2004 Tahun 1995 Konversi obligasi menjadi saham pada tahun 1994 Pelaksanaan opsi saham karyawan Pembagian saham bonus tahun 2006 Jumlah
This account represents additional paid-in capital from:
2009
2008
760.334
760.334
533.956 150.000
533.956 150.000
25.875
25.875
48.891 (649.507)
46.064 (649.507)
869.549
866.722
28. MODAL SUMBANGAN
Issuance of new shares without pre-emptive rights in 2007 Limited offering of shares In 2004 In 1995 Conversion of bonds into shares in 1994 Exercise of the employee stock options Distribution of bonus shares in 2006 Total
28. DONATED CAPITAL
Akun ini merupakan modal sumbangan yang diterima dari Sankyu International Co. Ltd. pada tahun 1987 sebesar Rp 410 juta.
This account represents Rp 410 million donation received from Sankyu International Co. Ltd. in 1987.
29. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN
29. DIFFERENCE DUE TO CHANGE IN EQUITY OF SUBSIDIARY
Merupakan selisih transaksi perubahan ekuitas MNC.
Represent difference due to change in equity of MNC.
30. PENDAPATAN USAHA - BERSIH
30. REVENUES - NET
2009 Operasi dilanjutkan Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Lainnya Jumlah pendapatan bersih operasi dilanjutkan Operasi dihentikan (Catatan 41) Telekomunikasi Dikurangi beban interkoneksi dan potongan harga telekomunikasi Pendapatan bersih operasi dihentikan Pendapatan Bersih
2008
3.857.351 1.054.887
3.780.098 776.061
121.370 1.297
218.645 947
5.034.905
4.775.751
-
758.892
-
(150.003)
-
608.889
5.034.905
- 53 -
166
Laporan Tahunan 2009
5.384.640
Continuing operations Content and advertising based media Subscribers based media Telecommunication infrastructure and information technology Others Total revenues from continued operations Discontinued operations (Note 41) Telecommunications Less telecommunication interconnection charges and discount Total revenues from discontinued operations Net Revenues
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
31. BEBAN LANGSUNG
31. DIRECT COSTS
2009 Operasi dilanjutkan Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Lainnya Subjumlah Operasi dihentikan (Catatan 41) Telekomunikasi Jumlah
2008
2.140.630 425.519
2.234.166 323.876
46.814 -
80.411 228
2.612.963
2.638.681
-
208.242
2.612.963
2.846.923
32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Operasi dilanjutkan Gaji dan tunjangan Iklan dan pemasaran Biaya teknis - vision I Sewa Listrik, air dan telepon Pengangkutan dan perjalanan Perbaikan dan pemeliharaan Jasa profesional Beban kantor Imbalan pasca kerja (Catatan 39) Biaya dekoder dan antena Pajak dan perijinan Asuransi Beban piutang ragu-ragu Lain-lain Sub jumlah Operasi dihentikan (Catatan 41) Jasa telekomunikasi Gaji dan tunjangan Iklan dan pemasaran Tenaga outsource Pengangkutan dan perjalanan Kartu dan biaya voucher Sewa Imbalan pasca kerja (Catatan 39) Lain-lain Sub jumlah Jumlah
Continuing operations Content and advertising based media Subscribers based media Telecommunication infrastructure and information technology Others Subtotal Discontinued operations (Note 41) Telecommunications Total
32. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES
2009
2008
512.755 220.282 74.477 59.686 53.002 52.349 49.812 44.277 37.197 34.447 24.962 17.780 8.150 6.881 95.778
512.611 163.069 55.210 60.297 42.635 44.163 53.929 34.228 29.196 26.496 12.499 13.681 9.494 930 87.492
1.291.835
1.145.930
-
92.645 67.902 16.839 15.446 14.517 13.224 6.810 30.504
-
257.887
1.291.835
1.403.817
Continuing operations Salaries and allowances Advertising and marketing Technical cost - vision I Rent Electricity, water and telephone Freight and transportation Repairs and maintenance Professional fees Office expense Post-employment benefits (Note 39) Cost of decoder and antena Taxes and licenses Insurance Provision for doubtful accounts Others Subtotal Discontinued operations (Note 41) Telecommunications service Salaries and allowances Advertising and marketing Outsourcing of employees Freight and transportation Card and voucher cost Rent Post-employment benefits (Note 39) Others Subtotal Total
- 54 Annual Report 2009
167
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
33. PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
33. DEPRECIATION AND AMORTIZATION
2009
2008
Penyusutan (Catatan 13) Amortisasi (Catatan 15)
394.617 25.585
481.069 80.091
Depreciation (Note 13) Amortization (Note 15)
Jumlah
420.202
561.160
Total
34. INTEREST CHARGES
34. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
EXPENSES
AND
FINANCIAL
2009
2008
Beban bunga Arrangement fee dan premi swap Amortisasi biaya pinjaman Lain-lain
295.028 34.346 12.469 -
523.982 16.099 12.527 6.993
Interest expenses Arrangement fee and swap premium Amortization of debt issuance cost Others
Jumlah
341.843
559.601
Total
35. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN - LAINNYA
35. OTHER INCOME (CHARGES) – OTHERS
2009
2008
Keuntungan investasi Keuntungan penjualan aset tetap Lain-lain
25.772
71.221
1.095 (9.675)
959 (1.726)
Gain on investments Gain on disposal of property and equipment Others
Jumlah - Bersih
17.192
70.454
Total - Net
36. INCOME TAX
36. PAJAK PENGHASILAN Manfaat (beban) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
Tax benefit (expense) of the Company and its subsidiaries consists of the following:
2009
2008
Pajak kini - Anak perusahaan Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
(183.604)
(100.831)
(6.705) (69.113)
(7.370) 148.513
Current tax - Subsidiaries Deferred tax The Company Subsidiaries
Manfaat (beban) pajak - bersih
(259.422)
40.312
Tax benefit (expense) - net
- 55 -
168
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of income and fiscal loss of the Company is as follows:
2009
2008
590.884
304.571
(762.201)
184.421
Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Imbalan pasca kerja Sewa Aset tetap Sumbangan dan kontribusi Amortisasi biaya emisi pinjaman Amortisasi goodwill Kerugian (keuntungan) penjualan investasi Lainnya
(171.317)
488.992
114.650 (17.524)
(587.531) (16.035)
Rugi fiskal Perusahaan Rugi fiskal tahun sebelumnya Penyesuaian atas rugi fiskal tahun sebelumnya
(8.034) (207.708)
(33.289) (226.704)
Akumulasi rugi fiskal Perusahaan
(215.742)
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi (Laba) anak perusahaan sebelum pajak penghasilan
1.871 271 352 834 2.438 60.391
-
(5.986) 2.589 847 1.480 3.816 78.539
19.866 (240.127)
Income before tax per consolidated statements of income Loss (Income) before tax of subsidiaries Income (loss) before tax of the Company Nondeductible expenses (nontaxable income) Post-employment benefits Rental Property and equipment Donations and contributions Amortization of debt issuance cost Goodwill amortization Loss (gain) on sale of investments Others Fiscal loss of the Company Prior year's fiscal loss carryforward Adjustment for prior year fiscal loss Accumulated fiscal loss carryforward
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, hutang pajak penghasilan (PPh) badan merupakan hutang PPh badan anak perusahaan. Perusahaan mengalami rugi fiskal sehingga tidak ada taksiran pajak penghasilan.
On December 31, 2009 and 2008, income tax payable represents the subsidiaries’ income tax payable. The Company was in fiscal loss position, therefore, no provision for corporate income tax was made.
Pada tanggal 27 Maret 2009, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan untuk tahun buku 2007 sebesar Rp 686 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dengan jumlah Rp 123 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006. Pada tanggal 31 Agustus 2009, MNI mengajukan permohonan banding atas SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 1.885 juta dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, MNI belum menerima keputusan apapun yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
On March 27, 2009, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax for the year 2007 amounting to Rp 686 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21 and 23 totalling Rp 123 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006. On August 31, 2009, MNI filed an appeal letter on SKPKB Value Added Tax of 2006 amounting to Rp 1,885 million and as of the issuance date of these consolidated financial statements, MNI has not yet received any decision from the Tax Service Office.
- 56 Annual Report 2009
169
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tahun 2008, RCTI menerima SKPKB yang meliputi Pajak Penghasilan Badan tahun 2002, PPh pasal 21, PPh pasal 23, PPh pasal 26, PPN barang dan jasa sebesar Rp 90.080 juta. Berdasarkan Surat Keputusan Keberatan yang diterima RCTI, pajak terhutang menjadi Rp 23.971 juta. RCTI melakukan sebagian pembayaran pada tahun 2008, dan melunasi seluruhnya pada tahun 2009.
In 2008, RCTI received Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Corporate Income Tax for 2002, Income Tax Article 21, Income Tax Article 23, Income Tax Article 26, VAT on goods and services totalling Rp 90,080 million. Based on the Decision on Objection Letter received by RCTI, tax payable become Rp 23,971 million. RCTI made partial payment in 2008 and fully paid in 2009.
Pada tahun 2008, MNC menerima SKPKB yang meliputi PPh tahun 2005, PPh pasal 23, PPh pasal 26, PPN barang dan jasa sebesar Rp 10.160 juta. MNC telah mengajukan keberatan atas kewajiban pajak tersebut. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan belum menerima keputusan apapun yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
In 2008, MNC received Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) covering fiscal year 2005 Corporate Income Tax, Income Tax Article 23, Income Tax Article 26, VAT on intangible goods and services totaling Rp 10,160 million. MNC filed an objection letter in connection with the tax assessment. As of the issuance date of these consolidated financial statements, the Company has not yet received any decision from The Tax Service Office.
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Manfaat (beban) pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Deferred tax benefit (expense) of the Company and its subsidiaries are as follows:
2009 Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan Penyesuaian atas perubahan tarif pajak Perusahaan Anak perusahaan Manfaat (beban) pajak tangguhan -bersih
2008
(6.705) (69.113) (75.818)
- 57 -
170
Laporan Tahunan 2009
(11.397) (4.422)
Deferred tax The Company Subsidiaries Adjustment due to change in income tax rates The Company Subsidiaries
141.143
Deferred tax benefit (expense) - net
4.027 152.935
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan merupakan jumlah bersih setelah diperhitungkan dengan kewajiban pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax assets after deducting the deferred tax liabilities of the same business entity as follows:
2009 Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Anak perusahaan Akumulasi rugi fiskal Aset tetap Kewajiban imbalan pasca kerja Piutang Persediaan Amortisasi biaya pinjaman Lainnya Aset pajak tangguhan - bersih
2008
53.935
60.640
30.082 6.998
48.617 9.635
10.140 2.211 320 (1.010) 13.056
8.449 2.174 320 (1.701) 19.905
115.732
148.039
The Company Accumulated fiscal losses Subsidiaries Accumulated fiscal losses Property and equipment Post-employment benefits obligation Accounts receivable Inventory Amortization of borrowing cost Others Deferred tax assets - net
Pada tahun 2008, mutasi aset pajak tangguhan bersih termasuk yang berasal dari akuisisi anak perusahaan sebesar Rp 11.616 juta dan divestasi anak perusahaan Rp 250.412 juta.
In 2008, movement in the net deferred tax assets include those arising from acquisition of subsidiary amounted to Rp 11,616 million and from divestment of a subsidiary amounted to Rp 250,412 million.
Kewajiban Pajak Tangguhan
Deferred Tax Liabilities
Akun ini merupakan kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan setelah diperhitungkan dengan aset pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax liabilities of subsidiaries after deducting the deferred tax asset of the same business entity as follows:
2009
2008
Anak perusahaan Kewajiban imbalan pasca kerja Aset tetap Amortisasi biaya pinjaman Akumulasi rugi fiskal Persediaan Piutang Lainnya
13.253 (87.820) (4.224) 323 4.249 (2.582)
10.875 (52.259) (6.397) 13.790 362 3.101 (963)
Subsidiaries Post-employment benefits obligation Property and equipment Amortization of borrowing cost Accumulated fiscal loss Inventory Receivable Others
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
(76.801)
(31.491)
Deferred tax liabilities - net
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi fiskal masingmasing sebesar Rp 84.017 juta dan Rp 123.047 juta karena manajemen memperkirakan bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat digunakan melalui kompensasi laba kena pajak di masa datang.
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and subsidiaries recognized deferred tax asset on accumulated fiscal losses amounting to Rp 84,017 million and Rp 123,047 million, respectively, since the management expect that the deferred tax asset can be utilized against income tax in the future periods.
- 58 Annual Report 2009
171
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan Kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.
Based on Law No. 36 year 2008 on Income Taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak Perusahaan dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the net tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rate to income before tax of the Company is as follows:
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi (Laba) sebelum pajak anak perusahaan Laba (Rugi) Perusahaan sebelum pajak penghasilan
2009
2008
590.884
304.571
(762.201)
184.421
(171.317)
488.992
Income before tax per consolidated statements of income Loss (Income) before tax of subsidiaries Income (loss) before tax of the Company
(49.622)
146.698
Tax expense (benefit) at effective tax rate
47.616
(156.685)
-
11.397
8.711
5.960
Beban (manfaat) pajak sesuai tarif pajak yang berlaku Dampak pajak atas manfaat (beban) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Penyesuaian saldo pajak tangguhan karena perubahan tarif pajak Penyesuaian saldo pajak tangguhan sehubungan dengan pembetulan rugi fiskal tahun sebelumnya Jumlah beban (manfaat) pajak Perusahaan Beban (manfaat) pajak anak perusahaan
6.705 252.717
7.370 (47.682)
Tax effect of nontaxable income (nondeductible expenses) Adjustment on deferred tax balance due to change in income tax rate Adjustment on deferred tax balance due to correction of prior year fiscal loss Total tax expense (benefit) of the Company Tax expense (benefit) of subsidiaries
Jumlah beban (manfaat) pajak
259.422
(40.312)
Total tax expense (benefit)
37. DIVIDEN TUNAI
37. CASH DIVIDENDS
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 153 tanggal 18 Juni 2009 dari notaris Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 3,5 per saham.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 153 dated June 18, 2009 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2008 amounting to Rp 3.5 per share.
- 59 -
172
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
38. LABA PER SAHAM
38. EARNINGS PER SHARE
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian didasarkan pada data berikut:
The calculations of the basic and diluted earnings per share are based on the following data:
Laba
Earnings
Laba bersih tahun berjalan
2009
2008
157.208
425.749
Net income for the year
Lembar saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar dan dilusian adalah sebagai berikut:
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of basic and diluted earnings per share were as follows:
Saldo awal tahun Rata-rata tertimbang saham yang diterbitkan melalui opsi saham karyawan Rata-rata tertimbang saham diperoleh kembali Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dasar Jumlah saham bersifat dilusi dari opsi saham karyawan Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dilusian
2009
2008
13.757.104.550
13.748.844.550
2.670.191
4.134.112
(3.634.422)
-
13.756.140.319
13.752.978.662
9.610.962
20.330.537
13.765.751.281
13.773.309.199
39. IMBALAN PASCA KERJA
Beginning balance Weighted average number of shares issued through the employee stock option Weighted average number of treasury stock Total weighted average number of shares for the purpose of basic earnings per share Number of dilutive potential share from employee stock options Total weighted average number of shares outstanding for the purpose of diluted earnings per share
39. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Beban imbalan pasca kerja Perusahaan dan anak perusahaan dibebankan ke beban langsung dan beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
Post-employment benefits expense of the Company and its subsidiaries charged to direct cost and general and administration expenses are as follows:
2009
2008
Program pensiun imbalan pasti Imbalan pasca kerja lain
8.511 27.801
9.376 19.404
Defined benefit pension Other post-employment benefits
Jumlah
36.312
28.780
Total
- 60 Annual Report 2009
173
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Program Pensiun Imbalan Pasti
Defined Benefit Pension
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan pasca kerja berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (Danapera) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996. Pendiri Danapera adalah Perusahaan, dan anak perusahaan merupakan mitra pendiri. Pendanaan program pensiun berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan masing-masing sebesar 9,75% dan 4% dari penghasilan dasar karyawan.
The Company and certain subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all their permanent employees. The plan provides pension benefits based on years of service and salaries of the employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (Danapera) which deed of establishment had been approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. 382/KM.17/1996 dated October 15, 1996. Danapera’s founders are the Company, with the subsidiaries as cofounders. Pension plan is funded by contributions from both employer and employee at the rate of 9.75% and 4%, respectively of the employees’s basic salary.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah:
Amounts changed to consolidated statements of income with respect to the pension plan is as follows:
Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih Hasil yang diharapkan dari aset program Penyesuaian atas aset yang dibatasi penggunaannya Jumlah
2009
2008
8.214 13.244 8.300 (26.053)
8.809 11.758 28.987 (21.937)
4.806
(18.241)
8.511
9.376
Kewajiban dari program pensiun imbalan pasti di neraca adalah sebagai berikut:
Aset bersih program pensiun
2008
70.144 (9.612) 28.941 (110.352)
62.749 (9.612) 24.135 (98.251)
Present value of pension program obligation Unrecognized actuarial gain Unrecognized asset Fair value on plan assets
(20.879)
(20.979)
Net pension plan assets
Aset program pensiun terutama terdiri dari kas di bank, deposito berjangka dan saham diperdagangkan di bursa.
The pension plan assets consisted mainly of cash in banks, time deposits and shares of stock traded in the stock exchange.
- 61 -
174
Laporan Tahunan 2009
Total
The amounts included in the consolidated balance sheets in respect of the pension plan is as follows:
2009 Nilai kini kewajiban program pensiun Keuntungan aktuarial belum diakui Aset yang tidak diakui Nilai wajar aset program
Current service cost Interest cost Net actuarial losses Expected return on plan asset Adjustment for restriction on plan assets
Annual Report 2009
175
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kewajiban sehubungan dengan imbalan pasca kerja lain adalah sebagai berikut:
Obligations with respect to other employment benefits are as follows:
2009
post-
2008
Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan Kerugian aktuarial belum diakui Biaya jasa lalu belum diakui
117.309 (10.939) 5.302
83.882 (7.877) 14.534
Present value of unfunded obligations Unrecognized actuarial losses Unrecognized past service cost
Kewajiban - Bersih
111.672
90.539
Net Liabilities
Mutasi kewajiban bersih dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Movements in the net liabilities recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2009 Saldo awal tahun Koreksi saldo awal yang dibukukan Pengurangan karena divestasi anak perusahaan Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan Saldo akhir tahun
2008
90.539 -
117.029 490
(6.668) 27.801
(37.551) (8.833) 19.404
111.672
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Umur pensiun normal
9% - 12% tahun/in 2009 dan/and 7% - 12% tahun/in 2008 5% - 10% tahun/in 2009 dan/and 6% - 8% tahun/in 2008 CSO - 1980 55 tahun/years
Discount rate per annum Future salary increment rate per annum Mortality rate Normal pension age
40. ACQUISITIONS OF SUBSIDIARIES
Pada tahun 2008, MNC, melalui anak perusahaan, MIL (anak perusahaan MIMEL), telah mengakuisisi 57,06% saham Linktone Ltd (Catatan 3). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset bersih Linktone Ltd. pada tanggal 30 April 2008.
In 2008 MNC, through its indirect subsidiary, MIL (a subsidiary of MIMEL), has acquired 57.06% shares of Linktone Ltd (Note 3). This acquisition was accounted for using the purchase method based on the fair value of the net assets of Linktone Ltd. as of April 30, 2008.
- 63 Laporan Tahunan 2009
End of year
The cost of providing post-employment benefits is calculated by independent actuaries, PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
40. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN
176
90.539
Beginning of the year Correction beginning of the year Deduction due to divestment of subsidiary Benefits payment Amount charged to income
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Rp Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban
1.123.917 12.466 69.466 (151.845)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
1.054.004
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh: Goodwill (Catatan 14)
601.836 327.837
Fair value of the net assets acquired: Goodwill (Note 14)
Jumlah biaya perolehan
929.673
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui: Pembayaran tunai di tahun 2008 Investasi lain
163.773 765.900
Settlement of acquisition cost through: Cash payment in 2008 Other investment
Jumlah biaya perolehan
929.673
Total acquisition cost
Arus kas masuk bersih sehubungan dengan akuisisi Pembayaran tunai biaya akuisisi di 2008 Kas dan setara kas diperoleh Arus kas masuk bersih
(163.773) 924.903 761.130
Pada bulan Maret 2008, Perusahaan mengakuisisi tambahan saham MNC dengan biaya perolehan sebesar Rp 93.204 juta (Catatan 3). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset bersih MNC pada tanggal 31 Maret 2008 dan menghasilkan goodwill sebesar Rp 47.994 juta.
Net cash inflow on the acquisition Cash payment of acquisition cost in 2008 Cash and cash equivalents acquired Net cash inflows
In March 2008, the Company acquired additional MNC’s share with acquisition cost amounting to Rp 93,204 million (Note 3). This acquisition was accounted for using the purchase method based on the fair value of net assets of MNC as of March 31, 2008 and resulting goodwill amounting to Rp 47,994 million.
41. DISPOSAL OF INVESTMENTS
41. PELEPASAN INVESTASI Pada bulan Juli 2008, Perusahaan menjual 15,81% investasi atas M8T sebanyak 3.199.601.000 lembar saham, kemudian pada bulan September 2008, Perusahaan menjual 32% investasinya sebanyak 6.475.479.000 lembar saham dan keuntungan yang direalisasi sebesar Rp 544.344 juta. Sisa 19% investasi dicatat sebagai efek yang tersedia untuk dijual pada nilai wajarnya oleh manajemen pada tahun 2008. Pada tahun 2009, saham M8T tersebut telah dijual dengan kerugian yang direalisasi sebesar Rp 109.085 juta (Catatan 12).
In July 2008, the Company disposed its 15.81% investment in M8T totalling of 3,199,601,000 shares. Again in September 2008, the Company disposed its 32% investment totalling of 6,475,479,000 shares and the realized gain provided amounting to Rp 544,344 million. The remaining investment of 19% is treated by the management as available for sale securities measured at its fair value in 2008. In 2009, the above mentioned M8T shares were sold with realized loss recognized amounting to Rp 109,085 million (Note 12).
- 64 Annual Report 2009
177
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Untuk tujuan akuntansi, penjualan atas investasi Perusahaan atas M8T berdasarkan aset M8T bersih sesuai tanggal penjualan dengan rincian sebagai berikut:
31 Juli/ July 31, Aset bersih Kas dan setara kas Piutang Aset tetap Aset lainnya Kewajiban Jumlah Bagian Perusahaan atas aset bersih Goodwill Perubahan ekuitas anak perusahaan Keuntungan penjualan Harga jual bersih
For accounting purposes, the disposal of the Company’s investment in M8T were based on the net assets of M8T as of the respective date of disposal, with details as follows:
2008 30 September/ September 30,
115.333 130.504 3.156.823 1.390.973 (3.123.514)
160.233 106.458 3.205.263 1.334.502 (3.267.052)
1.670.119
1.539.404
264.071 134.481
492.589 269.899
(107.123) 165.428
(216.800) 378.916
456.857
924.604
Net assets Cash and cash equivalents Receivables Property and equipment Other assets Liabilities Total The Company's share in net assets Goodwill Changes in equity of subsidiary Gain on disposal Net selling price
Penjualan anak perusahaan ini menghasilkan arus kas masuk bersih sebesar Rp 1.221.228 juta pada tahun 2008, terdiri dari kas diterima sebesar Rp 1.381.461 juta dan kas dikeluarkan yang merupakan saldo kas dan setara kas anak perusahaan tersebut pada tanggal penjualan sebesar Rp 160.233 juta.
The disposals resulted in net cash inflow of Rp 1,221,228 million in 2008, consisting of net cash inflow of Rp 1,381,461 million and cash outflow of Rp 160,233 million, representing the balance of cash and cash equivalent of such subsidiary on the respective date of disposal.
Ringkasan laporan laba rugi M8T yang beroperasi pada segmen telekomunikasi dan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2008 adalah sebagai berikut:
A summary of the statements of income of the M8T which operated in telecommunication segment and were included in the 2008 consolidated statements of income is as follows:
2008 (Sembilan bulan/ Nine months) Pendapatan usaha - bersih Beban usaha Rugi usaha Beban lain-lain - bersih
608.889 (706.475) (97.586) (237.636)
Revenues - net Operating expenses Loss from operations Other charges - net
Rugi sebelum pajak Manfaat pajak
(335.222) 115.342
Loss before tax Tax benefit
Rugi bersih
(219.880)
Net loss
- 65 -
178
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
42. PROGRAM OPSI SAHAM KARYAWAN
42. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 7 tanggal 7 Juni 2000 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP diberikan kepada karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan dalam 3 fase. Jumlah hak opsi sebanyak 38.839.000 atau 3,82% dari jumlah saham beredar Perusahaan dan dialokasikan dalam tiga tahap yaitu: Tahap A sebanyak 11.651.700 hak opsi; Tahap B dan C masingmasing sebanyak 13.593.650 hak opsi. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 saham baru Perusahaan. Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 28 tanggal 17 April 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi sebesar Rp 1.330. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on the Company’s extraordinary general meeting of stockholders, as stated in Deed No. 7 dated June 7, 2000, of Notary Imas Fatimah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP is granted to the key employees of the Company and its subsidiaries in three phases. The total option amounts to 38,839,000 or 3.82% of the total outstanding shares of the Company and is allocated to three plans: Plan A with 11,651,700 options; Plans B and C with 13,593,650 options each. Each option entitles the holder to purchase 1 new share of the Company. Based on the Company’s extraordinary general meeting of the stockholders as stated in Deed No. 28 dated April 17, 2001, of Notary Imas Fatimah SH, the stockholders agreed on the exercise price of Rp 1,330. Such options are nontransferable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Direktur No. 001.Kep.Dir/ BC-CL/X/06 tanggal 6 Oktober 2006, para direktur Perusahaan menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 1.330 menjadi Rp 665 sehubungan dengan pelaksanaan pembagian saham bonus pada tahun 2006 (Catatan 27).
Based on Director’s Decision No. 001.Kep.Dir/BCCL/X/06 dated October 6, 2006, the directors of the Company agreed to adjust the exercise price from Rp 1,330 to Rp 665 in relation to the distribution of stock bonus in 2006 (Note 27).
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 tanggal 19 Juli 2007, Komite ESOP menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 665 menjadi Rp 133 dan melakukan penyesuaian atas jumlah hak ESOP sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nominal saham pada tahun 2007.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 dated July 19, 2007, ESOP’s Committee agreed to adjust the exercise price from Rp 665 to Rp 133 and adjust the number of options in relation to stock spilt in 2007.
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 tanggal 18 Desember 2008, Komite ESOP menyetujui untuk memperpanjang batas akhir pelaksanaan ESOP semula tanggal 31 Desember 2008 menjadi tanggal 1 Juli 2010.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 dated December 18, 2008, ESOP’s committee agreed to extend the due date to exercise ESOP from December 31, 2008 to July 1, 2010.
- 66 Annual Report 2009
179
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of the option is estimated on the grant date using the Black-Scholes Option Pricing model. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
2009 Opsi gagal diperoleh Tingkat bunga bebas risiko Periode opsi Ketidakstabilan harga saham Dividen diharapkan
2008
0,00% 0,00% 7,250% 11,548% 3 tahun/years 3 tahun/years 59,92% 53,71% 1,49% 0,00%
Mutasi opsi yang beredar adalah sebagai berikut:
Options forfeiture Risk-free interest rate Option period Expected stock price volatility Expected dividend
Changes in outstanding options are as follows:
Jumlah opsi/ Number of rights Opsi beredar 1 Januari 2008 Opsi diberikan selama tahun 2008 Opsi dieksekusi selama tahun 2008
31.490.000 4.235.000 (8.260.000)
Outstanding options at January 1, 2008 Options granted in 2008 Options exercised in 2008
Opsi beredar 31 Desember 2008 Opsi dieksekusi selama tahun 2009
27.465.000 (5.795.000)
Outstanding options at December 31, 2008 Options exercised in 2009
Opsi beredar 31 Desember 2009
21.670.000
Outstanding options at December 31, 2009
Penyesuaian atas perhitungan harga opsi tahun 2008 atas opsi yang belum dieksekusi sebesar Rp 6.605 juta dicatat sebagai pendapatan lainlain di tahun 2008.
Adjustment due to revaluation of call option price in 2008 for unexercised options amounted to Rp 6,605 million which is recorded in other income in 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, modal lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan opsi masing-masing sebesar Rp 2.545 juta dan Rp 12.491 juta.
As of December 31, 2009 and 2008, other capital in relation to options exercised amounted to Rp 2,545 million and Rp 12,491 million, respectively.
43. SIFAT DAN ISTIMEWA
TRANSAKSI
HUBUNGAN
43. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Relationship
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) is the majority stockholder of the Company.
b.
Mediacom merupakan pemegang saham minoritas PT. Mobile-8 Telecom Tbk pada tahun 2008.
b.
Mediacom is the minority stockholder of PT. Mobile-8 Telecom Tbk in 2008.
c.
Perusahaan yang pemegang saham akhirnya atau saham mayoritas sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan adalah PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. Bhakti Asset Management (BAM), PT. Bhakti Securities (BSec) dan PT. Bhakti Finance (Bfin).
c.
Companies which have the same ultimate stockholder or majority stockholder with the Company’s are PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. Bhakti Asset Management (BAM), PT. Bhakti Securities (BSec), and PT. Bhakti Finance (Bfin).
- 67 -
180
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
d.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PT. Usaha Gedung Bimantara merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan.
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara has the same members of management as the Company.
Transaksi hubungan istimewa
Transactions with Related Parties
a.
a.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan istimewa, meliputi Penjualan/pembelian barang dan jasa, persewaan gedung dan transaksi, pembiayaan dengan pihak hubungan istimewa. Menurut manajemen transaksi tersebut dilakukan dengan tingkat bunga atau harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Perusahaan dan anak perusahaan juga melakukan penempatan dana investasi dan perolehan pinjaman dana dari pihak hubungan istimewa. Pada tanggal neraca, saldo aset dan kewajiban yang timbul atas transaksi usaha tersebut adalah sebagai berikut:
2009 Investasi jangka pendek Piutang usaha PT Optima Media Dinamika PT Media Nusantara Press Lainnya Jumlah Hutang usaha Usaha Gedung Bimantara PT Optima Media Dinamika PT Media Nusantara Press Lainnya Jumlah
674.032
34.397 20.844 8.167
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties, including sales and purchases of goods and services, office building rental, and financing transactions with related parties. Management believes that transactions are made at normal interest rates or prices, terms and conditions as those done with third parties. The Company and its subsidiaries also entered into placement of investments with and loans obtained from related parties.
At balance sheet dates, assets and liabilities related to these transactions are as follows:
Catatan/ Notes 5 6
63.408
2008 861.900
73.672 34.923 108.595
Trade accounts receivable PT Optima Media Dinamika PT Media Nusantara Press Others Total
6.823
43.312 17.971 4.320
Trade accounts payable Usaha Gedung Bimantara PT Optima Media Dinamika PT Media Nusantara Press Others
14.130
65.603
Total
-
7.307
17
Short-term investments
- 68 Annual Report 2009
181
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perusahaan dan anak perusahaan juga mempunyai transaksi diluar usaha dengan pihak hubungan istimewa yaitu:
b.
The Company and its subsidiaries also entered into nontrade transactions with related parties, as follows:
Pemberian/penerimaan pinjaman dana tanpa bunga atas pembayaran lebih dahulu biaya Perusahaan dan anak perusahaan oleh pihak hubungan istimewa atau sebaliknya.
Obtaining/providing non-interest bearing loans arising from advanced payments of expenses of the Company and its subsidiaries by related parties or vice versa.
Transaksi dengan karyawan meliputi pemberian pinjaman tanpa bunga termasuk pinjaman perumahan.
Transactions with employees consisting of non-interest bearing loans including housing loans.
Rincian piutang dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of receivables from related parties are as follows:
2009
2008
Piutang karyawan PT. Mobile-8 Telecom Tbk Lainnya (masing-masing kurang dari Rp 1 miliar)
2.782 -
3.524 2.822
1.985
1.113
Employee receivables PT. Mobile-8 Telecom Tbk Others (less than Rp 1 billion each)
Jumlah
4.767
7.459
Total
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang pihak hubungan istimewa dapat ditagih sehingga tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu.
Management believes that receivables from related parties are fully collectible, therefore, no provision was recognized.
44. SEGMENT INFORMATION
44. INFORMASI SEGMEN Untuk tujuan informasi segmen, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu media berbasis konten dan iklan, media berbasis pelanggan, infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi, dan telekomunikasi.
Business segment information of the Company and its subsidiaries are presented based on assessment of risks and rewards of related services which are content and advertising based media, subscribers based media, telecommunication infrastructure and information technology, and telecommunications.
Pada tahun 2008, Perusahaan telah mendivestasi segmen telekomunikasi (Catatan 41).
In 2008, the Company telecommunication segment (Note 41).
- 69 -
182
Laporan Tahunan 2009
divested
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Informasi segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN Pendapatan eksternal Pendapatan antar segment Pendapatan tidak dapat dialokasi Jumlah pendapatan HASIL SEGMEN Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
Segment information of the Company and its subsidiaries is as follows: 2009 Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi/ Telecommunication infrastructure and information technology
Eliminasi/ Elimination
Jumlah/ Total
3.857.351 66.494
1.054.887 12
121.370 57.415
(123.921)
5.033.608 -
REVENUES External revenues Intersegment revenues
3.923.845
1.054.899
178.785
(123.921)
1.297 5.034.905
Unallocated revenues Total revenues
628.016
131.535
4.687
-
764.238 (54.333) 709.905
Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Kerugian pelepasan investasi Lain-lain - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Beban pajak Amortisasi goodwill
374.447 36.834
428 (259.422) (96.994)
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
331.462 (174.254)
(341.843) (109.085) 17.192
Laba bersih INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
157.208
7.640.147
2.188.032
543.576
(220.185)
3.329.619
Jumlah aset konsolidasi KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat
13.481.189
1.175.597
624.304
202.843
(220.185)
dialokasi Jumlah kewajiban konsolidasi Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi
10.151.570
166.343
203.700
47.851
-
Gain on foreign exchange Interest income Interest expense and financial charges Loss on disposal of investment Others - net Equity in net income of associates Tax expense Goodwill Income before minority interests Minority interests Net income OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets Total consolidated assets
1.782.559
LIABILITIES Segment liabilities
2.462.666
Unallocated liabilities
4.245.225
Total consolidated liabilities
417.894 2.308
Jumlah
SEGMENT RESULT Unallocated operating expenses Income from operations
420.202
Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
- 70 Annual Report 2009
183
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN Pendapatan eksternal Pendapatan antar segment Pendapatan tidak dapat dialokasi Jumlah pendapatan HASIL SEGMEN Beban usaha tidak dapat dialokasi
3.780.098 141.842 -
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi/ Telecommunication infrastructure and information technology
776.061 21.092 -
2008
Telekomunikasi/ Telecommunications
218.645 48.719 -
Eliminasi/ Elimination
608.889 1.877
(213.529)
(213.529)
-
-
3.921.940
797.153
267.364
610.766
537.196
102.332
68.984
(98.598)
-
Jumlah/ Total 5.383.693 947 5.384.640 609.914 (37.174)
Laba usaha Kerugian kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Keuntungan pelepasan investasi Lain-lain - bersih Bagian rugi bersih perusahaan asosiasi Manfaat pajak Amortisasi goodwill
Unallocated revenues Total revenues SEGMENT RESULT Unallocated operating expenses
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
344.883 80.866
Income from operations Loss on foreign exchange Interest income Interest expense and financial charges Gain on disposal of investments Others - net Equity in net loss of associates Tax benefit Goodwill Income before minority interests Minority interests
Laba bersih
425.749
Net income
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
572.740
REVENUES External revenues Intersegment revenues
(292.407) 90.361 (559.601) 544.344 70.454 (540) 40.312 (120.780)
8.014.045
2.022.069
525.058
-
(341.902)
3.501.096
Jumlah aset konsolidasi KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasi
13.720.366 1.323.120
394.758
265.425
-
(341.902)
Jumlah kewajiban konsolidasi Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi
145.244
133.892
37.089
242.347
-
LIABILITIES Segment liabilities
2.824.152
Unallocated liabilities
4.465.553
Total consolidated liabilities
558.572
561.160
- 71 Laporan Tahunan 2009
Unallocated assets Total consolidated assets
1.641.401
2.588
Jumlah
184
10.219.270
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets
Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
45. IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN
45. COMMITMENTS AGREEMENTS
AND
SIGNIFICANT
a.
Pada tanggal 1 Oktober 2007, MNC mengadakan perjanjian dengan PT. Postindo Promedia Audiovisual (Postindo) untuk pengadaan program televisi tertentu. Biaya pengadaan program televisi tersebut akan ditanggung bersama oleh MNC dan Postindo sebesar 70% dan 30%. Selanjutnya, pada tanggal 24 Januari 2008, MNC mengadakan perjanjian dengan Postindo untuk mengatur pembagian pendapatan dari penjualan lisensi atas program tertentu yang pengadaannya ditanggung oleh kedua belah pihak dan telah ditayangkan tiga kali atau lebih. Berdasarkan perjanjian tersebut, MNC dan Postindo akan membagi pendapatan masing-masing sebesar 30% dan 70%.
a.
On October 1, 2007, MNC entered into an agreement with PT. Postindo Promedia Audiovisual (Postindo) for purchases of certain television programs. The expenses related to the purchases of the programs will be shared 70% and 30% by MNC and Postindo, respectively. Furthermore, on January 24, 2008, MNC entered into an agreement with Postindo concerning the revenue sharing from the sales licenses of certain programs that have been aired for three times or more and the costs of purchase which are shared by both parties. Based on the agreement, MNC and Postindo will share 30% and 70% of the revenues, respectively.
b.
RCTI mengadakan berikut:
b.
RCTI entered into agreements with the following:
perjanjian
sebagai
1)
RCTI dan SCTV bekerjasama untuk membiayai bersama, masing-masing menanggung sebesar 50% biaya stasiun transmisi yang dibangun, penyediaan tanah, gedung dan fasilitas stasiun transmisi tersebut. Kerjasama tersebut meliputi beberapa stasiun transmisi yang akan ditentukan kemudian. RCTI dan SCTV memiliki hak yang sama atas tanah dan segala sesuatu yang terletak diatasnya. RCTI dan SCTV menanggung bersama masing-masing 50% beban operasi stasiun transmisi. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 24 Agustus 1993.
1)
RCTI and SCTV agreed to each assume 50% of the cost of relay stations which were constructed, procurement of land, building and related facilities. Such cooperation consists of several transmission stations. RCTI and SCTV shall equally own the land and all the facilities thereon. RCTI and SCTV shall each assume 50% of the expenses related to transmission station operations. The cooperation agreement is effective starting August 24, 1993.
2)
SCTV dan INDOSIAR untuk pembangunan dan operasional stasiun relay. Biaya pembangunan dan pembelian peralatan serta biaya operasional ditanggung bersama antara RCTI, SCTV dan Indosiar dan dibagi sama rata.
2)
SCTV and INDOSIAR for the development and operation of relay station. RCTI, SCTV and INDOSIAR shall equally bear the expenses in relation to the development, acquisition and operation of equipment.
3)
PT Media Televisi Indonesia (MTI), untuk penyewaan tower dan ruangan milik RCTI di Jakarta, Bandung dan Sumatera Utara untuk keperluan siaran MTI. Perjanjian ini mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan addendum keenam No. RCTI/PSMLGL/1204/XI/ 2008 tanggal 17 Nopember 2008. Jangka waktu sewa adalah 1 tahun, terhitung sejak tanggal 4 Agustus 2008 dan berakhir pada tanggal 3 Agustus 2009. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, perpanjangan perjanjian ini masih dalam proses.
3)
PT Media Televisi Indonesia (MTI), for the rental of tower and space owned by RCTI in Jakarta, Bandung and North Sumatera for broadcasting purposes of MTI. The contract had been amended several times, most recently by sixth amendment No. RCTI/PSMLGL/1204/XI/2008 dated November 17, 2008. The rental period is 1 year starting from August 4, 2008 and expired on August 3, 2009. As of the issuance date of the consolidated financial statements, the extention of the agreement is still in process.
- 72 Annual Report 2009
185
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
4)
PT. RTI Infokom, untuk penyediaan Vertical Blanking Line (VBI line) yang akan ditambah sesuai dengan tingkat volume Data Broadcast sehingga memungkinkan PT. RTI Infokom untuk melakukan penjualan dan penyebaran data Bursa Efek Indonesia secara real time melalui VBI line pada media televisi milik RCTI. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Juni 2010.
4)
PT. RTI Infokom, for the provision of Vertical Blanking Line (VBI Line) which will be increased in accordance with data broadcast volume rate, hence, enabling PT. RTI Infokom to sell and disseminate Indonesia Stock Exchange data on a real time basis through VBI line in television media owned by RCTI. The agreement has been extended until June 30, 2010.
5)
Indosat untuk sewa Transponder Palapa dengan Indosat untuk masa sampai dengan tanggal 30 Juni 2010 dimulai sejak tanggal mulai operasi. Indosat menyediakan jasa untuk RCTI atas dasar sewa 1/4 bagian transponder dengan sistem pengiriman modulasi sistem digital di Transponder No. 2H/04 Horisontal Polarisasi pada Satelit Palapa C2 dengan lokasi orbit 0 113 Bujur Timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non-preemptible Unprotected Basis dan sesuai dengan kondisi teknis sebagaimana yang dijabarkan dalam Memorandum Teknik.
5)
Indosat for the rental of the Palapa Transponder until June 30, 2010. Indosat provides services to RCTI for the rental of 1/4 (one/fourth) of the transponder with digital modulation system transmitter in Transponder No. 2H/04 Horizontal Polarization in Satellite Palapa C2 with orbit located at 0 113 East Longitude or its substitute with Full Time Utilization Base on Nonpreemptible Unprotected Basis and in accordance with technical condition as verified under the Technical Memorandum.
6)
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) untuk perjanjian sewa tower satelit sampai 30 Juni 2012. Telkom setuju menyewakan transponder kepada RCTI dengan bandwidth selebar 8 (delapan) MHz pada sistem Telkom-1. RCTI telah memperpanjang perjanjian tersebut untuk 5 tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan 30 Juni 2012.
6)
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) for the rental of satelite transponder until June 30, 2012. Telkom rents out to RCTI bandwidth of 8 (eight) MHz on Telkom-1 system. RCTI has extended the agreement for 5 years, starting from July 1, 2007 until June 30, 2012.
7)
Electronic City Entertainment (ECE) sehubungan dengan kejuaraan FIFA World Cup 2010 yang diadakan di Afrika Selatan pada bulan Juni 2010.
7)
Electronic City Entertainment (ECE) for the 2010 FIFA World Cup, which will be held in South Africa in June 2010.
GIB mengadakan perjanjian sebagai berikut: 1)
c.
Pada tanggal 14 Desember 2005, GIB bersama dengan MTVI, MTVA dan Nickelodeon Asia Holdings Pte., Ltd (NAH) menandatangani Business Contract untuk menyiarkan program MTV Block dan NICK Block. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Pebruari 2006 sampai dengan 31 Januari 2009. Para pihak setuju untuk menyiarkan MTV Block, NICK Block dan siaran Global masing-masing 8 jam pada hari kerja; sedangkan untuk akhir minggu masingmasing 8,5 jam untuk MTV Block, 9 jam NICK Block dan 6,5 jam siaran Global.
1)
- 73 -
186
Laporan Tahunan 2009
GIB entered into various agreements as follows: On December 14, 2005, GIB entered into Business Contract with MTVI, MTVA and Nickelodeon Asia Holdings Pte., Ltd (NAH) to distribute MTV Block and NICK Block programs. This agreement is valid from February 1, 2006 until January 31, 2009. The parties agreed to broadcast MTV Block, NICK Block and Global programs for 8 hours each during workdays; 8.5 hours for MTV Block, 9 hours for NICK Block and 6.5 hours Global programs on week-end.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan perjanjian tersebut, GIB akan menerima pendapatan sebagai berikut:
Based on the agreement, GIB will receive percentage of advertisement revenues as follows :
Untuk program MTV Block: 20% tahun pertama, 27,5% tahun kedua dan 30% tahun ketiga.
For MTV Block programs: 20% for first year, 27.5% for second year and 30% for third year.
Untuk program NICK Block: 50% dari hasil iklan selama program NICK Block setelah dikurangi biayabiaya yang ditagih oleh MTVI.
For NICK Block program: 50% of advertising revenues during NICK block program net of expenses reimbursed by MTVI.
Pada tanggal 12 Oktober 2006, MNC dan MTV Networks Asia (pemberi lisensi) mengadakan kesepakatan lisensi mengenai pemberian (a) lisensi non-eksklusif atas merek dan/atau merek dagang MTV, VHI dan Nickelodeon (b) licensor programing digunakan untuk produksi televisi (termasuk kegiatan on air atau off air) yang menyertakan licensor programing dan bermerek MTV, VHI dan Nickelodeon untuk Bisnis TV (c) lisensi non-eksklusif merek dagang MTV dan Nickelodeon (d) hak eksklusif Licensor Digital Content untuk Bisnis Media Digital dan (e) hak untuk penggunaan merek untuk Bisnis Dagang. Perjanjian kerjasama antara MTVA, NAH dan GIB tertanggal 14 Desember 2005 telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2006.
On October 12, 2006, MNC and MTV Networks Asia (licensor) entered into a licensing Deal Memo granting a (a) nonexclusive license of the MTV, VHI and Nickelodeon brands and/or trade marks (b) production for television (including on air and off air events), incorporating the licensor programming and branded MTV, VHI and Nickelodeon for TV Business (c) non-exclusive license of the MTV and Nickelodeon trademarks (d) exclusive license of the Licensor Digital Content for Digital Media Business and (e) rights for consumer branding and/or character license from MTV Network Asia. The business contract between MTVA, NAH and GIB dated December 14, 2005 was terminated on December 31, 2006.
Perjanjian kerjasama tersebut digantikan dengan kesepakatan ini dan efektif sejak 1 Januari 2007. Biaya lisensi untuk bisnis TV (a) sebesar 25% dari pendapatan iklan bersih dari penayangan licensor programming setelah dikurangi komisi agen, (b) sebesar 25% dari penjualan bersih untuk distribusi licensor programming dan (c) biaya lisensi untuk Bisnis Media Digital sebesar 25% dari penjualan bersih dengan biaya minimum lisensi tahunan terjamin untuk Bisnis TV dan Bisnis Media Digital sebesar US$ 4 juta yang dibayar secara kwartalan dalam jumlah yang sama.
Such contractual relationship will be replaced by the trademark and program/content license contemplated by this new agreement and became effective on January 1, 2007. The license fee for TV business amounted to (a) 25% of net advertising sales from the licensor programming broadcast on the channel, less agency commissions, (b) 25% of net revenue from the distribution of licensor programming and (c) license for Digital Media Business of 25% of the net revenue earned, with annual minimum guaranteed license fee for TV Business and Digital Media Business of US$ 4 million which will be paid in equal quarterly installments.
- 74 Annual Report 2009
187
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
2)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 25 Februari 2010, GIB bersama-sama dengan MNC dan Viacom International Inc (“Viacom”) menandatangani Programming Content And Trade Mark License Agreement untuk hak eksklusif penayangan dan pembuatan branded block MTV dan Nick serta hak penggunaan trade mark MTV dan Nick untuk keperluan penyiaran di wilayah Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk periode 3 tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2011.
On February 25, 2010, GIB along with MNC and Viacom International Inc has entered into Programming Content and Trademark License Agreement for an exclusive right in broadcasting and production of MTV and Nick Branded Block also the exploitation right of MTV and Nick trademark for broadcasting purpose in Indonesia Territory. This agreement is valid for 3 years period commencing from January 1, 2009 to December 31, 2011.
Para Pihak didalam perjanjian ini sepakat untuk menayangkan branded block MTV dan Nick dengan total penayangan gabungan sekurangkurangnya 6 jam per hari di saluran (channel) milik GIB, yaitu Global TV. Berdasarkan perjanjian ini GIB akan memberikan pembagian hasil kepada Viacom sebesar 25% dari penghasilan bersih yang didapat dari pelaksanaan perjanjian setelah dikurangi komisi agen, dan sebaliknya untuk penghasilan Pan Regional yang didapat oleh Viacom terhadap penayangan dan penjualan iklan-iklan Pan regional yang ditayangkan di Global TV, GIB akan mendapatkan pembagian hasil sebesar 25% dari Viacom.
The Parties have agreed to broadcast the MTV and Nick Branded Block with total accumulated broadcasting hours of 6 hours per day in GIB’s channel, Global TV. Based on the agreement, GIB shall allocate 25% of its revenue generated from the execution of the agreement, net of commisions paid to agencies, as revenue share to Viacom, and conversely for Pan Regional income generated from the broadcasting and sales of Pan Regional commercial broadcasted at Global TV, GIB shall receive 25% revenue share from Viacom.
Pada tanggal 15 Januari 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa digi bouquet dengan Indosat untuk masa sampai dengan tanggal 14 Januari 2007 dimulai sejak tanggal 1 Juli 2002. Indosat menyediakan jasa atas dasar sewa 9 mbps, FEC : ¾ (tiga per empat) pada transponder Nomor SH Polarisasi Horisontal pada Satelit Palapa 2 dengan orbital slot 113 bujur timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non Preemptible Unprotected Basis. Berdasarkan addendum perjanjian sewa digi bouquet tanggal 24 Pebruari 2010, masa sewa diperpanjang selama tiga tahun terhitung 15 Januari 2010.
2)
- 75 -
188
Laporan Tahunan 2009
On January 15, 2002, GIB entered into the rental agreement of digi bouquet with Indosat for a period from July 1, 2002 to January 14, 2007. Indosat will provide services based on rental of 9 mbps, FEC: ¾ (three fourths) at transponder No. SH Horizontal Polarization in Palapa Satellite 2 with orbital slot of 113 East Longitude or its substitute with use of Full Time Utilization and Non Preemptible Unprotected Basis. Based on the addendum of the rental agreement of digi bouquet dated February 24, 2010, the term of the lease was extended for three years starting from January 15, 2010.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
d.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
3)
Pada tanggal 1 Juni 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa ruang dan menara transmisi beserta fasilitas perlengkapannya untuk stasiun relay Surabaya dengan PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7) untuk masa 20 tahun atau sampai dengan tanggal 31 Mei 2022. TV7 menyewakan bagian dari stasiun transmisi beserta peralatan dan perlengkapannya untuk menyiarkan program teknisi GIB di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
3)
On June 1, 2002, GIB entered into an agreement with PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7), for the leasing of transmission tower and office space including airing equipment for relay station for 20 years until May 31, 2022. TV7 lease out portion of transmission station and airing equipment for broadcasting program of GIB in Surabaya and its sorrounding area.
4)
Berdasarkan perjanjian tanggal 23 Mei 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa menara beserta perlengkapannya dengan PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV) untuk masa 10 tahun atau sampai dengan 23 Mei 2012. TransTV menyewakan bagian dari stasiun transmisi beserta peralatan dan perlengkapannya yang berlokasi di Jalan Bukit Merpati II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang.
4)
Based on agreement dated May 23, 2002, GIB entered into a tower and equipment leasing agreement with PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV) for 10 years or until May 23, 2012. TransTV leases out portion of transmission station including equipment which are located in Jalan Bukit Merpati II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang.
MNCSV mengadakan perjanjian sebagai berikut:
d.
MNCSV entered into agreements as follows:
1)
Pada tanggal 1 Maret 1999, MNCSV menandatangani perjanjian dengan Home Box Office Pte., Ltd., Singapura dan HBO Pacific Partners, V.O.F (HBO) dimana HBO setuju untuk menyediakan jasa program untuk program HBO dan Cinemax. MNCSV setuju untuk membayar kepada HBO biaya bulanan untuk jasa dan lisensi sebagai kompensasi, sesuai dengan formula yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian ini telah diubah tanggal 1 Mei 2005 yang berlaku sampai dengan 30 Juni 2007. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, perjanjian tersebut masih dalam proses persetujuan perpanjangan.
1)
On March 1, 1999, MNCSV entered into agreement with Home Box Office Pte., Ltd., Singapore and HBO Pacific Partners, V.O.F (collectively referred to as “HBO), whereby HBO agreed to provide programming services for HBO program and Cinemax program. MNCSV shall pay the monthly service fees and license fees as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. This agreement was last amended on May 1, 2005, and expired on June 30, 2007. Until the issuance date of these consolidated financial statements, the amendment of the agreement is still in process.
2)
International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”)
2)
International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”)
Pada tanggal 5 Juni 2000, MNCSV melakukan perjanjian dengan International Global Networks B.V., The Netherlands (IGN) dimana IGN setuju untuk memberikan hak non-ekslusif kepada MNCSV untuk menjual dan menyalurkan program-program (STAR World International dan STAR Movies International) di Indonesia selama 2 (dua) tahun. Sebagai kompensasi, MNCSV setuju untuk membayar biaya lisensi bulanan kepada IGN sesuai dengan formula yang tercantum dalam surat perjanjian.
On June 5, 2000, MNCSV entered into agreement with International Global Networks B.V., The Netherlands (IGN), whereby IGN agreed to grant MNCSV nonexclusive rights’ to sell and distribute programs (STAR World International and STAR Movies International) in Indonesia for 2 (two) years. In return, MNCSV agreed to pay monthly license fees to IGN in accordance with the formula stated in the agreement.
- 76 Annual Report 2009
189
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian ini diperbaharui pada tanggal 23 Januari 2003, dan terakhir diubah pada tanggal 1 Oktober 2006 dimana IGN memberikan hak kepada MNCSV untuk memasarkan dan menjual program-program STAR selama periode lisensi yang meliputi acara STAR World, Channel V International, National Geographic Channel dan Star Movies International, FOX News Channel dan ANTV untuk jasa televisi berlangganan di Indonesia kepada pelanggan perseorangan, pelanggan komersial, hotel dan operator MDU melalui sistem Direct to Household (DTH), sistem televisi kabel (CATV), sistem televisi antena satelit master (MMOS) dan LMDS. Penyaluran program disetujui sejak tanggal 1 Juni 2002 sampai dengan 30 September 2008. Jumlah minimal pelanggan perorangan setiap bulan selama periode lisensi adalah 25.000 pelanggan. Sesuai dengan perjanjian, MNCSV harus membayar uang jaminan sebesar US$ 75.000.
The agreement was renewed on January 23, 2003 and was last amended on October 1, 2006, whereby IGN granted MNCSV for the duration of the license period the right to market and sell the STAR channels which are STAR World, Channel V International, National Geographic Channel, Star Movies International, FOX News Channel and ANTV programs for pay-television service in Indonesia to individual subscribers, commercial establishments, hotel operator and MDU operators via Direct to Household system (also known as DTH), cable television system (also known as CATV), satellited master antenna televisision system (also knows as MMOS), and LMDS. The channels are authorized for distribution from June 1, 2002 to September 30, 2008. The minimum guaranteed individual subscriber count in each month of the license period is 25,000 subscribers. Under this agreement, MNCSV shall pay the security deposit of US$ 75,000.
3)
Pada tanggal 24 Oktober 2003, MNCSV menandatangani perjanjian yang diperbaharui dengan AXN Holding, LLC (“AXN”) dimana AXN setuju untuk memberikan hak non-eksklusif kepada MNCSV untuk menyalurkan program AXN dan ANIMAX di Indonesia. Sebagai kompensasi MNCSV setuju untuk membayar biaya lisensi bulanan kepada AXN sesuai dengan formula yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian diubah terakhir pada tanggal 1 Maret 2009 untuk perubahan biaya bulanan dan perjanjian diperpanjang hingga 1 Maret 2012.
3)
On October 24, 2003, MNCSV signed a renewal agreement with AXN Holding, LLC (“AXN”). AXN agreed to give non-exclusive right to MNCS to distribute AXN and ANIMAX programs in Indonesia. MNCSV agreed to pay AXN monthly license fees as compensation in accordance with the formula, stated in the agreement. The latest amendment was on March 1, 2009 for the change in new monthly subscribers fee, and the agreement was extended until March 1, 2012.
4)
Pada tanggal 15 Mei 2003, MNCSV melakukan perjanjian dengan Celestial Movie Channel Ltd. (Celestial), dimana Celestial setuju untuk memberikan hak non-eksklusif kepada MNCSV untuk menyalurkan program Celestial Movies di Indonesia. Sebagai kompensasi, MNCSV harus membayar biaya lisensi bulanan. Perjanjian ini diperbaharui terakhir pada tanggal 15 Agustus 2008 dan diperpanjang hingga 14 Agustus 2011.
4)
On May 15, 2003, MNCSV entered into agreement with Celestial Movie Channel Ltd. (Celestial), whereby MNCSV granted non-exclusive rights to distribute Celestial Movies program in Indonesia. As compensation, MNCSV shall pay monthly license fee. This agreement was amended the latest on August 15, 2008, and extended until August 14, 2011.
- 77 -
190
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
ESPN Star Sports Singapore (ESPN)
5)
Pada tanggal 1 September 2004, MNCSV melakukan perjanjian afiliasi penyiaran dengan ESPN, dimana ESPN setuju untuk menyediakan jasa program untuk pelanggan dengan kategori sebagai berikut:
6)
ESPN Star Sports Singapore (“ESPN”) On September 1, 2004, MNCSV entered into a broadcast affiliation agreement with ESPN, under which ESPN agreed to provide programming service to the following categories of subscribers:
DTH Satellite Master Antenna Television (SMATV) kepada unit perumahan satuan dan majemuk, hotel dan pelanggan komersial.
DTH Satelite Master Antena Television (SMATV) to single and multiple dwelling units, hotel and commercial customers.
Dalam kaitan dengan perjanjian tersebut, MNCSV diwajibkan untuk membayar jasa servis seperti yang tercantum dalam perjanjian sejumlah pelanggan per bulan untuk kedua kategori tersebut di atas. ESPN juga menawarkan program khusus dimana MNCSV harus membayar biaya langganan tambahan berdasarkan biaya teknis dari setiap pertandingan. Perjanjian ini diubah pada tanggal 1 Oktober 2006 untuk periode dari 1 Oktober 2006 hingga 30 Juni 2008.
Under this agreement, MNCSV shall pay service fees as stated in the agreement for subscriber per month for both categories. ESPN also offered special programs that MNCSV shall pay additional service fee based on the technical cost of the games per season. The agreement was amended on October 1, 2006 for the period from October 1, 2006 until June 30, 2008.
Eight Supplemental Berdasarkan Agreement tanggal 28 Desember 2006, ESPN merubah tarif jasa servis untuk pelanggan DTH, Hotel dan SMATV dan jaminan minimum yang harus dibayar MNCSV.
Based on the Eight Supplemental Agreement dated December 28, 2006, ESPN changed the service fees for DTH, Hotel and SMATV and the minimum that has to be paid by MNCSV.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, perjanjian diubah dan diperpanjang hingga 31 Agustus 2011.
On August 16, 2009, the agreement has been amended to extend the period until August 31, 2011.
Pada tgl 8 Desember 2005, MNCSV telah sepakat dengan Dori Media Intl. untuk memasarkan dan mendistribusikan program “Vision 2” di Indonesia. Kesepakatan ini akan berlaku untuk masa waktu 10 tahun kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang selama 5 tahun lagi dengan syarat dan kondisi yang sama.
6)
Pada tanggal 27 Maret 2006, MNCSV telah sepakat/melakukan perjanjian yang mengikat dengan Dori Media Intl. dan Elite Sport Ltd dimana MNCSV mendapatkan hak eksklusif untuk memasarkan dan mendistribusikan program “Baby TV” di Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk masa waktu 10 tahun kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang selama 5 tahun lagi.
On December 8, 2005, MNCSV entered into an agreement with Dori Media Intl. to market and distribute “Vision 2” program in Indonesia. This agreement is valid for 10 years unless terminated earlier and shall be automatically extended for a further period of 5 years under the same terms and conditions.
Furthermore, on March 27, 2006, MNCSV entered into an agreement with Dori Media Intl. and Elite Sport Ltd for the exclusive right to market and distribute the “Baby TV” program in Indonesia. The agreement is valid for a period of 10 years unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period of 5 years under the same term and conditions.
- 78 Annual Report 2009
191
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan perubahan perjanjian pada tanggal 1 Januari 2007, MNCSV dan Dori Media Intl. sepakat mengubah tanggal Agreement yang semula dimulai tanggal 27 Maret 2006 menjadi 1 Januari 2007. Dengan demikian, perjanjian akan berakhir 1 Januari 2017.
Based on the amended agreement dated January 1, 2007, MNCSV and Dori Media Intl. agreed to change the date of agreement from March 27, 2006 to January 1, 2007. This agreement will expire on January 1, 2017.
7)
MNCSV juga melakukan perjanjian dengan beberapa pemasok program untuk meyalurkan program-program mereka sebagai berikut: Buena Vista International. Inc (Disney), BBC Worldwide Limited (BBC), Crown Media International, LLC (Hallmark), NHK Joho Network. Inc (NHK), Discovery Asia, Inc (Discovery channel, Discovery Travel and Living dan Animal Planet); CNBC Asia Pacific (CNBC), PT. Mitra Multi Sarana (Fashion TV), MTV Asia LDC (MTV), Nicklodeon Global Network Ventures Inc. (Nicklodeon), Condor Entertainment B.V. (TVS Xing He), Turner Broadcasting System Asia Pacific Inc (CNN, CNNfn dan TNT) dan PT. Jaring Data Interaktif (Quick Financial Channel), AFC Network Private Limited (Asian Food Channel), Asia Plus International Channel (AFC), Global Sky-Net Co., Ltd., (FTV, SCTV, TVE), Eurosport SA (Eurosport), Sanlih E-Television Co., Ltd., (SETI), surat perjanjian tersebut mengatur bahwa biaya berlangganan pada umumnya berdasarkan tarif (rate) tetap per bulan per pelanggan. Perjanjian tersebut sebagian besar jatuh tempo antara tahun 2009-2011.
7)
MNCSV also entered into several agreements with various program suppliers to distribute their respective programs as follows: Buena Vista International. Inc (Disney), BBC Worldwide Limited (BBC), Crown Media International, LLC (Hallmark), NHK Joho Network. Inc (NHK), Discovery Asia, Inc (Discovery channel, Discovery Travel and Living and Animal Planet); CNBC Asia Pacific (CNBC), PT. Mitra Multi Sarana (Fashion TV), MTV Asia LDC (MTV), Nicklodeon Global Network Ventures Inc. (Nicklodeon), Condor Entertainment B.V. (TVS Xing He), Turner Broadcasting System Asia Pacific Inc (CNN, CNNfn dan TNT) and PT Jaring Data Interaktif (Quick Financial Channel), AFC Network Private Limited (Asian Food Channel), Asia Plus International Channel (AFC), Global SkyNet Co., Ltd., (FTV, SCTV, TVE), Eurosport SA (Eurosport), Sanlih ETelevision Co., Ltd., (SETI). The agreements provide that payment of subscription fees is mainly based on a fixed rate per month per subscriber. Most of the agreements will expire within 20092011.
8)
Perjanjian MNCSV dengan Bank, Retailer dan Perusahaan Instalasi. Sehubungan dengan peluncuran jasa penyiaran digital langsung oleh MNCSV dan penjualan decoder digital, MNCSV melakukan perjanjian terpisah dengan:
8)
MNCSV entered into an agreement with Banks, Retailers and Installation Companies. Pursuant to the launching of MNCSV’s digital direct broadcasting services and sale of digital decoders, MNCSV has entered into separate agreements with:
(i)
Beberapa bank sehubungan dengan perjanjian dengan pelanggan yang pembayarannya dilakukan dengan mendebit langsung dari rekening pelanggan. Sebagai kompensasi, MNCSV setuju untuk membayar biaya administrasi kepada bank.
(i)
(ii) Beberapa retailer, dimana MNCSV setuju untuk membayar komisi kepada retailer sebagai penyedia jasa seperti yang tercantum dalam perjanjian sesuai dengan paket acara yang dipilih oleh pelanggan.
(ii) Several retailers, whereby MNCSV agreed to pay commission to the retailers as provided in the agreements based on the program packages chosen by the subscribers.
- 79 -
192
Laporan Tahunan 2009
Several banks, pursuant to which agreements, subscribers may make payments by pre-authorized direct debit to the subscribers accounts in such banks. In return MNCSV agreed to pay administrative fees to the bank.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
(iii) Beberapa perusahaan instalasi, dimana MNCSV menunjuk beberapa perusahaan untuk memasang dekoder digital agar pelanggan dapat menerima dan menyaksikan acara televisi yang ditawarkan oleh MNCSV. 9)
(iii) Several installation companies, whereby MNCSV appointed such companies to install the digital decoders in order for the subscribers to receive and view the television programs offered by MNCSV.
MNCSV melakukan perjanjian penyediaan satelit transponder dengan Protostar II Ltd., jangka waktu selama 15 tahun sebesar US$ 353.250.000.
9)
MNCSV entered into a Satellite Transponder Lease Agreement with Protostar II Ltd., for a period of 15 years amounting to US$ 353,250,000.
Pada bulan Agustus 2009, Prostar II Ltd., bangkrut. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, MNCSV masih dalam proses penyelesaian atas pembayaran transaksi tersebut. Sampai tanggal 31 Desember 2009, MNCSV telah melakukan pembayaran uang muka sebesar US$ 7.910.224.
In August 2009, Prostar II Ltd., had filed for bankcruptcy. As of the issuance date of the consolidated financial statements, MNCSV is still in the process of settlement of the transaction. As of December 31, 2009, MNCSV had made advance payment amounted to US$ 7,910,224.
10) Sehubungan dengan perjanjian fasilitas pinjaman dari Lehman pada tanggal 18 Desember 2007 (Catatan 21) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian, Lehman mendapatkan waran senilai US$ 1 juta yang dapat dikonversi menjadi saham MNCSV. Setiap waran memberikan hak kepada pemegang waran untuk memesan sejumlah saham yang jumlahnya ditentukan dengan membagi nilai waran (US$ juta) dikonversikan dalam mata uang Rupiah dengan harga pelaksanaan waran.
10) In relation with the letter of credit facility with Lehman dated December 18, 2007 (Note 21) which are an integral parts of the agreement, Lehman obtained US$ 1 million warrants which are convertible to shares of MNCSV. Each warrant entitles the warrants holders to purchase shares which amount is determined with warrants value (US$ million) converted in to IDR divided by the warrant exercise price.
e.
Berdasarkan Instruksi Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 134/Dirjen/1995 tanggal 20 September 1995 tentang peningkatan pendapatan biaya hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Infokom berkewajiban membayar Biaya Hak Penyelenggaraan jasa telekomunikasi sebesar 1% dari pendapatan operasinya.
e.
Based on instruction from Director General of Post and Telecommunication No. 134/Dirjen/1995 dated September 20, 1995 concerning the increase of the cost of telecommunications services rights, Infokom has to pay for Broadcasting Rights of telecommunications services amounted to 1% from its operational revenue.
f.
PT. Flash Mobile memiliki kerjasama dengan beberapa pihak, antara lain PT. Pos Indonesia (Persero), PT. Bhakti Finance, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. PLN (Persero) dan PT. Kereta Api (Persero) mengenai Penyelenggaraan Jaringan Penerimaan Pembayaran berbagai tagihan dan “Online Reservation and Payment Ticketing System”.
f.
PT. Flash Mobile has entered into several agreements with some parties, as follows PT. Pos Indonesia (Persero), PT. Bhakti Finance, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. PLN (Persero) and PT. Kereta Api (Persero) with respect to Implementation Collection System from Customer and “Online Reservation and Payment Ticketing System”.
- 80 Annual Report 2009
193
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
46. KONTINJENSI a.
b.
46. CONTINGENCIES
Pada tahun 2009, Crown Capital Global Limited, yang berdomisili di British Virgin Islands mengajukan permohonan pailit Cipta TPI atas obligasi subordinasi sebesar US$ 53 juta. Cipta TPI menolak klaim tersebut karena obligasi subordinasi di atas tidak ada dalam catatan Cipta TPI. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui keputusannya No. 52/Pailit/2009/PN.Niaga.Jkt.Pst mengabulkan permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit terhadap Cipta TPI. Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, Cipta TPI dan beberapa kreditur lainnya kemudian melakukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA). Pada tanggal 15 Desember 2009, MA membatalkan putusan pailit tersebut melalui putusannya No. 834K/Pdt.Sus/2009 (Putusan MA 834K).
a.
Pada tanggal 14 Januari 2010, CCGL mengajukan peninjauan kembali (PK) atas Putusan MA 834K tersebut, menyatakan bahwa CCGL memiliki bukti baru (novum). Sehubungan dengan hal tersebut, Cipta TPI dan beberapa kreditur lainnya mengajukan Kontra Memorandum Peninjauan Kembali ke MA yang pada dasarnya menyangkal dan menyatakan bahwa novum yang diajukan CCGL tidak relevan terhadap kasus ini.
On January 14, 2010, CCGL filed a petition for Judicial Review (Peninjauan Kembali) against the Supreme Court Decision 834K, claiming that it has new evidences (novum). Consequently, Cipta TPI and several other creditors also filed a Counter Memorandum of Judicial Review to the Supreme Court which in principle denies and states that the new evidences introduced by CCGL are irrelevant to the case.
Berdasarkan konferensi pers yang dilakukan MA pada tanggal 26 Maret 2010, dinyatakan bahwa Majelis Hakim MA Tingkat Peninjauan Kembali telah menyepakati untuk menolak Peninjauan Kembali yang diajukan CCGL. Dengan demikian, gugatan pailit oleh CCGL terhadap Cipta TPI sudah berakhir (tuntas) dan Cipta TPI telah bebas dan dinyatakan tidak pailit.
Based on a press conference held by the Supreme Court on 26 March 2010, it was clearly stated that the Supreme Court has agreed to dismiss a petition for Judicial Review (Peninjauan Kembali) filed by CCGL. Therefore, CCGL’s bankruptcy lawsuit against Cipta TPI has been finalized so that Cipta TPI is now free and declared not in bankruptcy.
RCTI, Kepolisian R.I., Dewan Pers dan beberapa perusahaan media lainnya bersama-sama mendapatkan gugatan perkara perdata No. 520/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Brt, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, sehubungan dengan pemberitaan. Sumber pemberitaan tersebut didapatkan RCTI dari pihak kepolisian. Proses persidangan telah memasuki tahap pembuktian.
b.
Berdasarkan pendapat dari pengacara dan konsultan hukum RCTI, dengan bersandar pada penilaian terhadap konstruksi dan dalildalil gugatan berikut bukti-bukti yang diajukan oleh penggugat, diperkirakan gugatan tersebut akan ditolak atau setidaktidaknya dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Laporan Tahunan 2009
RCTI, the Indonesian National Police, the Press Council, and several other media companies are the defendants in a civil lawsuit No. 520/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Brt in the West Jakarta District Court in relation to news reporting. The source of the news was obtained by RCTI from the police force. The court process on this civil lawsuit is still in the evidence verification phase. According to the legal opinion of RCTI’s lawyer and legal consultants, based on an assessment on the construction and argumentation of the complaint and on a review of the evidence submitted by the plaintiff, RCTI’s lawyer and legal consultants predict that the complaint will be rejected or at least will be declared unacceptable by the West Jakarta District Court.
- 81 -
194
In 2009, Crown Capital Global Limited (CCGL) domiciled in British Virgin Islands, filed a petition for brankcruptcy againts Cipta TPI pursuant to a certain US$ 53 million subordinated bond. Cipta TPI denied the claim which was nowhere to be found in the Cipta TPI’s record. On October 14, 2009, Central Jakarta Comercial Court through its decision letter No. 52/Pailit/2009/PN.Niaga. Jkt.Pst approved the bankcruptcy petition filed by CCGL to Cipta TPI. Cipta TPI, and along with several other creditors, filed cassation against the Commercial Court's decision to the Indonesian Supreme Court. On December 15, 2009, the Supreme Court overturned the Commercial Court's decision through decision No. 834K/Pdt/Sus/2009 ("Supreme Court Decision 834K").
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
47. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
47. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V. dan Deutsche Bank AG, Singapura (DB) mengadakan kontrak US$/IDR non-deliverable foreign exchange hedge transaction untuk mengelola risiko pergerakan mata uang asing dengan jumlah notional US$ 100 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Tidak terdapat pembayaran premi opsi pada awal kontrak, tetapi untuk membeli opsi tersebut, MNC B.V. harus melakukan satu seri pembayaran bunga berdasarkan suatu jumlah notional dalam Yen, dengan suatu potensi pembayaran oleh DB pada saat jatuh tempo, dimana DB akan melakukan penyelesaian secara kas dalam US$ atas jumlah notional US$ 100 juta, tergantung pada kurs US$/IDR pada saat jatuh tempo dan strike price yang ditentukan dalam kontrak. MNC B.V. dapat mengakhiri kontrak tersebut secara tahunan. Pada tanggal 12 Desember 2007, MNC B.V. mengalihkan hak, hutang dan kewajibannya pada transaksi lindung nilai kepada MNC. Pada tahun 2009, MNC mengalihkan hak dan kewajiban pada transaksi lindung nilai kepada MIMEL.
On September 12, 2006, MNC B.V. and Deutsche Bank AG, Singapore (DB) entered into a US$/IDR non-deliverable foreign exchange hedge transaction to manage the exposure to foreign currency movement with notional amount of US$ 100 million, due on September 12, 2011. There is no option premium paid up-front, but for buying the option, MNC B.V. has to pay a series of quarterly interest payments based on Yen notional amount, with a potential pay out from DB in which DB will pay MNC B.V. on a maturity date a US$ cash settlement based on a notional amount of US$ 100 million, depending on the US$/IDR exchange rate and the strike price specified in the contract. This contract can be preterminated by MNC B.V. on a yearly basis. On December 12, 2007, MNC B.V. transferred its rights, liabilities and obligations under the hedge transaction to MNC. In 2009, MNC transferred its rights and obligations under the hedge transaction to MIMEL.
48. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
48. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies, as follows:
2009 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah Aset Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek Piutang usaha
Piutang lain-lain Uang muka dan biaya dibayar dimuka Aset lain-lain Jumlah Aktiva Moneter
US$ Euro Yen Lainnya/ Others US$ US$ Sin $ Euro GBP US$ US$ US$
2008 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah
83.605.608 10.423 578.100
785.893 141 59
84.001.374 12.830 577.008
919.815 198 70
49.096.575 32.206.703 29.526 697.549 13.929.128 43.684.865 12.092.688
63 461.508 302.743 198 9.424 130.934 410.638 113.671
83.704.791 31.483.220 18.949 1.100 4.228 14.747.144 315.852 8.031.040
101 916.567 344.741 144 17 67 161.481 3.459 87.940
2.215.272
2.434.600
Assets Cash and cash equivalents
Short-term investments Trade accounts receivable
Other accounts receivable Advances and prepaid expenses Other assets Total Monetary Assets
- 82 Annual Report 2009
195
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
2009 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah
2008 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah
Kewajiban
Liabilities
Pinjaman jangka pendek Hutang usaha
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Pinjaman jangka panjang Hutang pihak hubungan istimewa Hutang obligasi Kewajiban tidak lancar lain-lain
US$ US$ Euro Yen Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others US$ US$ US$ US$
7.840.304 21.861.812 118.610 -
73.699 205.501 1.602 -
2.549.902 1.842.320 616.856 102.359.216
27.921 199.753 9.520 12.409
850.842 1.040
520 7.998 14
1.768.499 63.626
364 19.365 982
Other accounts payable
10.508.802 97.647
13 98.783 1.319
8.826.125 149.630
14 96.646 2.309
Accrued expenses
75.000.000 139.507.195 369.604
504 705.000 1.311.368 3.474
75.000.000 689 138.041.151 327.497
226 821.250 11 1.511.551 3.586
Long-term loans Payable to related parties Bonds payable Other noncurrent liabilities
2.705.907
Total Monetary Liabilities
Jumlah Kewajiban Moneter
2.409.795
Kewajiban Moneter Bersih
(194.523)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
(271.307)
Short-term loans Trade accounts payable
Net Monetary Liabilities
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries as of December 31, 2009 and 2008 were as follows:
31 Desember/December 31, 2009 2008 Rp Rp Euro 1 USD 1 SGD 1 JPY 100
13.510 9.400 6.699 10.170
15.432 10.950 7.607 12.123
1 Euro 1 USD 1 SGD 100 JPY
Perusahaan dan anak perusahaan mengalami keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 374.447 juta pada tahun 2009 dan kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp 292.407 juta pada tahun 2008.
The Company and its subsidiaries incurred gain on foreign exchange of Rp 374,447 million in 2009 and loss on foreign exchange of Rp 292,407 million in 2008.
49. PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN
49. THE IMPACT OF GLOBAL FINANCIAL CRISIS TO THE COMPANY AND ITS SUBSIDIARIES
Pasar uang dan pasar modal global telah mengalami ketidakstabilan dan krisis yang parah. Kemampuan Perusahaan dan anak perusahaan untuk melanjutkan kegiatan usaha dan mempertahankan tingkat profitabilitas serta untuk membayar hutangnya pada saat jatuh tempo mungkin sangat tergantung pada efektivitas kebijakan fiskal dan tindakan lainnya yang dilakukan untuk mencapai pemulihan ekonomi, yang berada diluar kendali Perusahaan dan anak perusahaan.
The global financial and capital markets have experienced severe credit crunch and volatility. The ability of the Company and its subsidiaries to maintain operations and profitability and to pay their debts as they mature may be dependent to a large extent on the effectiveness of the fiscal measures and other actions, beyond the Company and its subsidiaries’ control, undertaken to achieve economic recovery. - 83 -
196
Laporan Tahunan 2009
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Namun demikian, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki sumber keuangan yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya.
Nevertheless, the Company and its subsidiaries have considerable financial resources to maintain its operation.
Manajemen akan berusaha sebaik-baiknya sehingga Perusahaan dan anak perusahaan akan dapat mengelola risiko usaha dengan baik walau dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini.
The management will try its best so that the Company and its subsidiaries are well placed to manage its business risk successfully despite the current uncertain economic outlook.
Manajemen memiliki ekspektasi bahwa Perusahaan dan anak perusahaan memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam waktu mendatang yang dapat diduga secara pantas. Oleh karena itu, dasar kelangsungan usaha tetap digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
The management expects that the Company and its subsidiaries have adequate resources to continue in operational existence for the foreseeable future. Accordingly, they continue to adopt the going concern basis in preparing the consolidated financial statements.
50. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
50. SUBSEQUENT EVENTS
1.
Pada tanggal 13 Januari 2010, anak perusahaan Linktone telah membeli 50,01% saham Letang Game Ltd sejumlah US$ 9.150.000. Pembayaran secara tunai sebesar US$ 2.560.000 dilakukan pada saat dicapainya kesepakatan akuisisi dan sisanya akan dibayar pada tahun 2010 dan 2011, setelah mempertimbangkan kinerja Letang atas beberapa target keuangan dan operasional.
1.
On January 13, 2010, Linktone’s subsidiary has acquired 50.01% shares of Letang Game Ltd for a total amount of US$ 9,150,000, with payment of US$ 2,560,000 in cash upon the closing of the acquisition and the remainder to be paid in 2010 to 2011 after taking into account Letang’s performance on certain financial and operational milestones.
2.
Pada tanggal 17 Maret 2010, MIMEL bersama-sama dengan Linktone telah menyelesaikan akuisisi 70% saham biasa Innoform Media Pte Ltd ("Innoform"), senilai SG$ 9.750.000. Bagian kepemilikan MIMEL adalah 25% dan Linktone sebesar 50%. MIMEL dan Linktone memiliki opsi untuk membeli 25% sisa kepemilikan, dimana 15% akan dilsaksanakan dalam waktu 18 bulan dan sisanya 10%, akan dilaksanakan dalam waktu 30 bulan dari tanggal perjanjian.
2.
On March 17, 2010, MIMEL jointly with Linktone completed the acquisition of 75% of the shares of Innoform Media Pte Ltd ("Innoform"), for a total amount of SG$ 9,750,000. MIMEL was apportioned 25% ownership and Linktone was assigned 50%. MIMEL and Linktone have the option to purchase the remaining 25% shareholding, whereby 15% shareholding is exercisable within 18 months and the other 10% is exercisable within 30 months from the agreement date.
51. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK) a.
51. ADOPTION OF REVISED STATEMENTS AND INTERPRETATIONS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK AND ISAK)
Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan
a.
Pada tahun 2009, Perusahaan menerapkan standar akuntansi revisi untuk persediaan, yang menggantikan PSAK 14, Persediaan.
Revised standard effective in the current year In 2009, the Company adopted the revised accounting standard for inventories, which supersedes PSAK 14, Inventories.
- 84 Annual Report 2009
197
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perubahan mendasar pada standar ini termasuk antara lain entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama, dan pembelian persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms), perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
The principal changes to the standard include among other things the requirement to use the same cost formula for all inventories having similar nature and use to the entity, and for purchase of inventories with deferred settlement terms, the difference between the purchase price for normal credit terms and the amount paid is recognized over the period of financing.
Penerapan awal ini tidak mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan konsolidasi tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi atau perjanjian yang akan datang.
The initial adoption has no significant effect on the consolidated financial statements but may affect the accounting for future transactions or arrangements.
Standar revisi yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif i.
Standar yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
ii.
b.
i.
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ii.
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
- 85 Laporan Tahunan 2009
issue
not
yet
financial or after
PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Costs PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurement
Standards effective for statements beginning on January 1, 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
in
Standards effective for statements beginning on January 1, 2010:
Standar yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
198
Revised standards effective
financial or after
PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statements of Cash Flows PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 12 (revised 2009), Financial Reporting of Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Accounting for Investments in Associates
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif
c.
ISAK berikut ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
Interpretation of Financial Acconting Standards (ISAK) in issue not yet effective The following ISAKs are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2011:
ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna-operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontibusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK 7 (revised 2009), Consolidation: Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilites ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-Cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities: Non-monetary Contributions by Venturers
Management is evaluating the effect of these standards and interpretation on the consolidated financial statements.
Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan konsolidasi. 52. REKLASIFIKASI AKUN
52. RECLASSIFICATION OF ACCOUNT
Aset tetap dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2008 sebesar Rp 130.588 juta telah direklasifikasi menjadi properti investasi agar lebih mencerminkan sifat dan transaksi akun tersebut dan sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2009. 53. PERSETUJUAN PENERBITAN KEUANGAN KONSOLIDASI
PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued Operations
Property and equipment in 2008 consolidated financial statements amounted to Rp 130,588 million was reclassified into investment property to conform the nature and transaction of such account with 2009 consolidated financial statement presentation.
LAPORAN
53. APPROVAL OF THE FINANCIAL STATEMENTS
Direksi Perusahaan telah menyetujui laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 31 Maret 2010.
CONSOLIDATED
The consolidated financial statements were approved by the directors and authorized for issue on March 31, 2010.
*******
- 86 Annual Report 2009
199
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
200
Laporan Tahunan 2009
Daftar Isi Contents Pra Wacana | Preface
1
Visi dan Misi | Vision and Mission
2
Nilai-Nilai Perusahaan | Corporate Values
3
Surat Pengantar Dewan Komisaris dan Direksi Cover Letter from the Board of Commissioners and the Board of Directors
4
Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights
5
Profil Perseroan | Company Profile
9
Struktur Bisnis Perseroan | Company Business Structure
10
Peristiwa Penting 2009 | Events Highlights in 2009
11
Penghargaan | Awards
16
Informasi Pemegang Saham | Shareholder Information
17
Sambutan Komisaris Utama | President Commissioner’s Report
22
Laporan Group President & CEO | Group President & CEO’s Report
26
Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioner’s Profile
38
Profil Direksi | Board of Director’s Profile
42
Analisa dan Pembahasan Manajemen | Management Discussion and Analysis
48
• Analisa Industri Media | Media Industry Analysis • Kinerja Keuangan Perseroan | Financial Performance of the Company • Tinjauan Operasional dan Keuangan Anak Perusahaan Operational and Financial Review of Subsidiaries Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
76
Laporan Komite Audit | Audit Committee Report
88
Sumber Daya Manusia | Human Resources
90
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility
96
Data Perusahaan | Corporate Data
104
Struktur Organisasi | Organizational Structure
105
Daftar Unit Usaha | List of Subsidiary Companies
106
Lembaga Penunjang | Supporting Institutions
108
Laporan Keuangan Konsolidasi | Consolidated Financial Statements
109
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Optimizing Strengths into Excellence
Corporate Headquarter MNC Tower, 27th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Indonesia Tel. (62-21) 390 0310 Fax. (62-21) 390 9174, 392 7859 www.mediacom.co.id
PT Global Mediacom Tbk
PT Global Mediacom Tbk
Optimizing Strengths Into Excellence Laporan Tahunan 2009 Annual Report 2009