PENGGUNAAN METODE DISC DALAM MENILAI KESESUAIAN GAYA KEPRIBADIAN KEPALA RUANGAN DENGAN TUNTUTAN JABATAN (The Useness of DISC Method in Evaluating Personality Style Appropriateness of Ward Manager with Position Demand) Omi Haryati, Sumijatun, Aan Nurhasanah Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Eemail :
[email protected] ABSTRAK Asuhan Keperawatan tidak mungkin terlaksana secara optimal apabila tidak dikelola secara baik oleh kepala ruangan, padahal kepala ruangan menggunakan gaya kepemimpinannya sangat individual. Kualitas kepemimpinan sangat ditentukan oleh kesesuaian antara tuntutan jabatan dengan gaya kepribadian yang dimilikinya. Penelitian ini merupakan penelitian kuaitatif, menggunakan pendekatan fenomenologi, yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara gaya kepribadian kepala ruangan dengan tuntutan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Informan dalam penelitian ini adalah 5 kepala ruangan dan 3 orang pelaksana perawat dari masing masing ruangan. Instrumen yang digunakan berupa kuisioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian antara gaya kepribadian kepala ruangan dengan tuntutan pekerjaan yang antara lain adalah dapat menjadi panutan, melakukan perubahan dan inovasi serta mampu mengelola konflik, sementara itu seluruh Kepala Ruangan mempunyai gaya kepribadian gabungan S (Steadiness/Stable) dan C (Conscientiousness ) yang mempunyai ciri : lebih senang menghindari konflik, mengalah untuk tidak menimbulkan konflik, menghindari pertengkaran dan juga lebih senang dalam situasi tenang, tanpa perubahan yang mendadak. Saran dari penelitian ini adalah melakukan pembinan kepada kepala ruangan tentang kepemimpinan termasuk pengelolaan konflik dan perubahan Kata Kunci : asuhan keperawatan, gaya kepribadian, metode DISC, tuntutan jabatan ABSTRACT Nursing care could not been done optimally if not properly managed by the head nurse. The head nurse used a leadership style that is highly individualized. Therefore, the performance of head nurse to develop implementers will vary between units to each other. This research is a quallitatif wit phenomenology approach, performed at the Cibinong hospital on September to October, aims to find out the suitability between personality styles with a head job demands which became the responsibility of informants in this study was 5 head nurse and 3 person nurses from each room. Instruments in this research is indepth interview. The results it can be concluded that there is a mismatch between personality styles with a head job demands include a role model, make changes and innovations as well as able to manage conflict, meanwhile the whole head nurse has a personality style S and C is discrete, prefer to avoid conflict, succumbing to not cause conflicts, avoiding the bickering and also pleased the situation calm, without changes. The advice of this research is to do pembinan to the head of the chamber of leadership including conflict management and change. Key word : nursing care plan , personality style , DISC method, position demand
89
90
JKep. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 89-101
kepemimpinan yang efektif (King, 2010
PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan merupakan
dalam
Siahaan,
2011).
Selanjutnya
proses pemberian asuhan keperawatan
Siahaan (2011) mengemukakan bahwa
oleh personil keperawatan, yang dipercaya
gaya kepemimpinan kepala ruangan yang
untuk
bersifat otoriter, demokratik, konsultatif,
menyelenggarakan
asuhan
keperawatan secara komprehensif dengan
dan
memandang manusia dari aspek bio-psiko-
dipengaruhi oleh tipe kepribadiannya yang
sosio-spriritual.
adalah
seperti
steadiness/stable
Tujuannya
memberikan
nilai
kontribusi
dalam
kesembuhan
dan
kesehatan
yang
diintegrasikan dengan seluruh komponen
partisipatif
dipersepsikan
model
dominance,
sangat
influence, dan
conscientiousness/correct
(selanjutnya
disingkat DISC ).
profesi lain di rumah sakit.
Tipe
kepribadian
dominance
Asuhan Keperawatan di pelayanan
mempunyai kecenderungan untuk bersikap
kesehatan tidak mungkin dapat terlaksana
aktif dalam hal menangani masalah. Orang
secara optimal apabila tidak dikelola
yang masuk dalam model ini adalah
secara baik oleh orang yang kompeten
mereka
dalam bidang tersebut. Kepala Ruangan
lingkungan mereka, serta menggerakan
sebagai personil yang bertanggung jawab
orang
dan bertanggung gugat dalam pengelolaan
bertele-tele, senang mengambil peranan
manajemen
ruangan
penting, pembuat keputusan, problem
mempunyai tugas yang sangat berat dan
solver dan melaksanakan berbagai hal.
membutuhkan keterampilan manajemen
Ketika
yang
cenderung menjadi otoriter demanding,
keperawatan
memadai.
tugasnya,
Dalam
kepala
di
melaksanakan
ruangan
akan
menggunakan gaya kepemimpinan yang
yang
orang
suka
disekitar
menjadi
mengendalikan
mereka,
pemimpin,
tidak
mereka
dan kurang memiliki kesabaran serta empati pada bawahan.
sangat individual, artinya setiap orang
Tipe kepribadian Influence adalah tipe
akan mempunyai gaya yang berbeda
kepribadian yang dimiliki individu yang
dengan orang lain, karena hal ini sangat
sangat menghargai hubungan sosial dan
tergantung dari pemimpin itu sendiri, anak
menikmatinya. Orang orang model ini
buah dan situasi (Sumijatun, 2009)
adalah mereka yang suka bergaul dengan
Kualitas
kepemimpinan
sangat
orang lain, ekstrovet dan senang berada
ditentukan oleh kesesuaian antara tuntutan
pada lingkaran pertemanan yang luas.
jabatan dengan gaya kepribadian yang
Mereka tidak suka menyelesaikan sesuatu
dimiliki orang tersebut dalam menerapkan
atau
bekerja
sendirian,
lebih
suka
91
Omi Haryati, Penggunaan Metode Disc Dalam Menilai Kesesuaian Gaya Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Tuntutan Jabatan
berhubungan dan bekerja dengan orang
untuk memastikan akurasi (King, 2010
orang dari pada sendirian.
dalam Siahaan, 2011)
Tipe kepribadian Steadiness/Stable,
DISC mengukur gaya kepribadian
dimiliki individu yang mempunyai ciri
seseorang yang merupakan perilaku kerja,
keras hati dan kesabaran yang tinggi. Pada
artinya perilaku seseorang yang muncul
tipe ini pemimpin cenderung introvert,
dan dapat diamati. Semua perilaku yang
reserve dan quiet. Mereka lebih suka
dipelajari
melakukan
sistematis,
observable yaitu dapat diamati melalui
teratur dan bertahap, cenderung menyukai
pengamatan terhadap perilaku seseorang
sesuatu yang berjalan dengan konsisten.
(Noviar, 2009 dalam Siahaan, 2011)
Individu model ini tergolong pribadi yang
Pengukuran
sabar, dapat diandalkan dan memiliki
mendapatkan informasi objektif mengenai
loyalitas yang tinggi. Pada sisi lain,
kepribadian melalui pengamatan perilaku
mereka termasuk golongan yang kurang
dan
menyukai perubahan yang radikal dan
Pengukuran
bersifat
cenderung
menemukan perbedaan individu dalam
terpaku pada sistem yang sudah berjalan,
mengolah dan bertindak atas informasi
dan karena itu kurang terdorong untuk
melalui wawancara dan kuesioner. Alat
melakukan inovasi yang bersifat radikai.
ukur lainnya meliputi informasi dari
Ketika mereka mengalami demotivasi,
rekannya, dan mengukur psikofisiologis
mereka cenderung menjadi orang yang
(King, 2010 dalam Siahaan, 2011).
sesuatu
secara
mendadak,
juga
kaku. resisten dan kemudian melakukan perlawanan secara pasif.
dalam
Metode
ini
perilaku
keterkaitan
dengan
kognitif
Penelitian
adalah
berusaha
lingkungan.
berusaha
bertujuan
untuk
untuk
mengetahui penggunaan metode DISC
Tipe Conscientiousness (C) adalah
dalam menilai gaya kepribadian kepala
individu yang termasuk pribadi yang
ruangan dengan tuntutan jabatan sebagai
menekankan
kepala ruangan.
cenderung
akurasi menyukai
dan
ketelitian,
sesuatu
yang
direncanakan dengan matang dan bersifat menyeluruh.
Mereka
cenderung
METODE Penelitian ini merupakan penelitian
suka
dengan pekerjaan yang mengacu pada prosedur dan standar operasi yang baku, pemikir kritis dan suka melakukan analisa
kualitatif
dengan
pendekatan
fenomenologis, dilakukan di Ruang rawat inap
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Cibinong. Informan dalam penelitian ini
92
JKep. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 89-101
adalah kepala ruang rawat inap berjumlah
Kepala Ruangan mempunyai tugas
5 orang dan 3 orang perawat pelaksana
yang cukup berat di rumah sakit, karena
untuk
baik buruknya asuhan keperawatan yang
menggali
persepsinya
tentang
kelancaran manajemen serta harapannya
ada
terhadap kepala ruangan. Instrumen dalam
tidak
penelitian ini adalah kuesioner DISC dan
melaksanakan tugasnya, kepala ruangan
wawancara terstruktur yang dikembangkan
sering
dari metode DISC. Teknik pengumpulan
berkepanjangan serta harus mengambil
data meliputi wawancara dan pengisian
keputusan dalam waktu yang singkat.
kuesioner terhadap informan penelitian.
Selain itu, tidak jarang harus mengelola
Pengisian
perubahan
kuestioner
dan
wawancara
merupakan tanggung jawab yang dapat
dihindarinya.
mengalami
dalam
Dalam
konflik
pemberian
yang
asuhan
mendalam dilakukan untuk mengetahui
kesehatan yang ada di ruangannya. Guna
persepsi dari informan (Margono, 2000)
mendapatkan hasil yang akurat, dilakukan
menggunakan
pertanyaan
triangulasi dengan melakukan wawancara
sesuai
tema.
dengan
dikelompokan,
terstruktur Setelah
selanjutnya
data
dianalisis
dengan menggunakan metode yang telah
mendalam
kepada
perawat
pelaksana
untuk setiap ruangan dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
ditetapkan dari model DISC. (Noviar, 2009 “..cari data dulu .. face to face ..tanya
dalam Siahaan, 2011)
temen yang lain,
terbuka
.....
menanyakan langsung pada perawat
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menemukan 2 tema
pelaksana baru diputuskan secara
dan 5 sub tema yang digambarkan berikut
musyawarah,
jika
ini :
dilanjutkan
Tema 1 : Pelaksanaan Tugas Kepala
keperawatan…” (P1)
tidak
ke
akan bagian
Ruangan Pelaksanaan tugas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kepala ruangan dalam mengelola ruang lingkup tanggung
jawabnya
pengambilan
yang
keputusan,
meliputi
:
pemberian
”…biasanya sih dikumpulin, …trus.. sharing baru putusan diambil. …penuh pertimbangan sih….” (P2) “ …biasanya di panggil … bicara 4 mata, …kasih
nasehat , …jangan
motivasi, supervisi, kepemimpinan, dan
ulang lagi. “…Tanya alasan
komunikasi.
kasih tanggapan langsung ….enak sih caranya..”(P3)
trus
93
Omi Haryati, Penggunaan Metode Disc Dalam Menilai Kesesuaian Gaya Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Tuntutan Jabatan
Dari hasil wawancara tersebut dapat
ada keluhan bahwa kepala ruangan kurang
disimpulkan , jika perawat pelaksana
adil dalam menilai, artinya masih dianggap
melakukan
membeda-bedakan anak buah dan hanya
ruangan
kesalahan akan
maka
langsung
kepala menegur,
percaya pada satu orang saja.
Hasil
memberikan ceramah atau nasehat, dan
penelitian ini memiliki kesamaan dengan
mengingatkan kembali. Hal ini juga
penelitian
senada dengan pola yang digunakan di RS
mengemukakan bahwa kepala ruangan
Santa Elisabeth Batam, bahwa kepala
harus bisa menjadi contoh (role model),
ruangan selalu mengingatkan anak buah
tidak hanya percaya pada satu orang saja,
untuk dapat melaksanakan pekerjaannya
harus adil, dan dapat menerima seluruh
dengan baik. Apabila sudah tidak dapat
anggotanya dengan baik, tidak memihak
dibina sampai target waktu yang telah
dan mampu menjadi penengah. Kepala
ditentukan, maka perawat terkait akan
ruangan juga dituntut dapat menjadi
dikembalikan ke bagian sumber daya
inovator
manusia (Siahaan, 2011, hal: 66). Masih
memberikan asuhan keperawatan yang
ada kepala ruangan yang percaya hanya
mutakhir. Hal tersebut senada dengan
pada satu orang saja dan tidak mau
pendapat
mendengarkan dari yang lain. Dalam
menyatakan bahwa
pengambilan keputusan, kepala ruangan
perubahan yang ditangani secara efektif
biasanya mencari data dulu, kemudian
oleh pelaku perubahan/kepala ruangan
dilakukan musyawarah. Jika masalah nya
akan meningkatkan perbaikan pelayanan
sulit untuk diputuskan maka akan dirujuk
perawatan kepada pasien, meningkatkan
ke bidang keperawatan. Dalam penelitian
moral, meningkatkan produktivitas, serta
Siahaan, juga dikatakan bahwa apabila
dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
kepala ruangan tidak dapat mengambil
staf.
keputusan
sendiri,
maka
akan
Siahaan
(2011)
dilingkungannya
Swansburg
Hasil
(2000)
dapat
yang
pada umumnya
wawancara
pemberian
agar
yang
mendalam
berkoordinasi/konsultasi dengan atasan/
terhadap
motivasi
kepala
wakil direktur pelayanan keperawatan
ruangan kepada perawat pelaksana dapat
untuk pengambilan keputusan (Siahaan,
dilihat pada pernyataan-pernyataan sebagai
2011).
berikut :
Pada umumnya kepala ruangan dalam pengambilan keputusan dianggap kurang melibatkan anak buah. Selain itu masih
”..biasanya ada poin untuk sanksi dan itu juga dinilai. ..Ka Ru juga suka
94
JKep. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 89-101
..beri pujian sih
pada temen-temen
yang taat ama peraturan, tidak telat, dan tidak bolos….
juga selalu memberikan pengarahan agar lebih baik.
sering juga
Hasil tersebut mempunyai kesamaam
ngingatin .. perawat, tidak langsung
dengan penelitian Siahaan (2011), bahwa
menegur
bagian
kepala ruangan harus menunjukkan etos
keperawatan yang langsung melihat
kerja yang bagus, menjadi teladan seperti
..”(P1)
disiplin, dan mampu memberi contoh
sih,
terkadang
dalam ketrampilan. ” ..diingetin untuk apel dan… yang dianggap penting. Memotivasi juga sih … tapi kurang tegas. Harusnya …beri contoh
yang
baik,
kalau
telat
Hasil wawancara mendalam tentang persepsi perawat terhadap kemampuan supervisi kepala ruangan dapat dilihat pada pernyataan berikut :
bawahannya akan mencontoh. Kalau ada perawat yang kurang disiplin
”…tiap hari dichek ,… tapi ya kadang-
biasanya akan dikasih tahu…”(P2)
kadang ada pilih kasih dan tidak merata… Melakukan evaluasi, lalu
”…memberikan hadiah pada anak buahnya yang dianggap teladan sepeti
mengingatkan
agar
tetap
disiplin…”(P1)
tidak pernah telat, ontime dalam kehadiran, hadiahnya sih …barang-
”…Mengingatkan.. selalu taat…sama..
barang
peraturan,.. dan kedisiplinan harus
yang
murah
saja….
Memberikan arahan dan contoh pada
dijaga…”(P2)
perawat pelaksana…”(P3) ”..selalu mengabsen,.. datang jam Hasil penelitian menunjukan kepala
berapa, ..siapa yang jaga, ..jumlah
ruangan bervariasi dalam memberikan
keadaan pasien dan keadaan pasien ,
motivasi, seperti memberi pujian atau
…kadang-kadang
hadiah apabila selalu taat pada peraturan
keruangan..”(P3)
datang
langsung
dan disiplin. Dalam memberikan motivasi kepala ruangan diminta bertindak tegas dan dapat memberikan contoh yang baik, sehingga mampu menjadi role model, tidak
hanya
menuntut
tetapi
dapat
memberikan contoh nyata yang dapat ditiru oleh anak buahnya. Kepala ruangan
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa
tugas
kepala
ruangan
dalam
supervisi terkait kesalahan perawat sudah cukup
baik.
Kepala
ruangan
selalu
memantau kahadiran perawat, melakukan evaluasi terhadap perawat dan pasien, dan
95
Omi Haryati, Penggunaan Metode Disc Dalam Menilai Kesesuaian Gaya Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Tuntutan Jabatan
selalu
mengingatkan
untuk
mentaati
peraturan dan kedisiplinan.
bulan sekali, kemudian ditanyakan
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit
Santa
Elisabeth
mengemukakan
”..dibuat rapat secara teratur , satu
bahwa
Batam
pada anak buah apa yang dirasakan masih kurang..”(P4)
monitoring Kepemimpinan kepala ruangan dalam
dilakukan setiap hari terhadap kegiatan perawat
pelaksana
yang
meliputi
kedisiplinan, kehadiran, tindakan yang dilakukan, monitoring obat, diet, dan kebutuhan
informasi.
Sedangkan
perbedaannya adalah dokumentasi slip pembebanan
pasien
tentang
tindakan
perawat yang bersifat kolaboratif dengan dokter. Hal tersebut dilakukan karena rumah sakit tersebut adalah rumah sakit swasta
sehingga
diperlukan
adanya
ketelitian dalam pendokumentasian yang sifatnya ekonomi (Siahaan, 2011). Pendapat kepala
tentang
ruangan
dapat
cukup baik, tetapi masih ada kepala ruangan yang kurang dapat menempatkan dirinya
sebagai
role
model.
Kepala
ruangan menjadwalkan rapat pertemuan untuk
seluruh
Komunikasi
perawat
kepala
diruangan.
ruangan
menurut
responden cukup baik, dan selalu berhati hati.
Hal ini dapat terlihat pada hasil
wawancara sebagai berikut: ”….sudah
sosialisasi
peraturan,
pemberian sanksi tetapi kurang jelas..
kepemimpinan dilihat
hal role model bervariasi. Ada yang sudah
“(P1)
pada
pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
”..baik sih tapi juga perlu toleransi. Mendengarkan keluhan anggota dan
”…belum bisa jadi role model. …. hendaknya dapat mengarahkan kepada
memberi
solusi
tanpa
memihak
siapapun…”(P2)
ketepatan waktu sesuai jadwal yang telah disepakati..”(P1)
”…mampunyai mading dan kita biasa sms
”…menegur
langsung
pada
yang
untuk
mempermudah
komunikasi….”(P3)
terlambat, …..sekarang sedang dicari formula yg enak bagaiaman untuk
”…Baik, bahasanya baik dan selalu
yang sering ijin dan yang terlambat.
berhati-hati..”(P4)
..”(P3) Kepala ruangan selalu mensosialisasikan peraturan-peraturan
yang
ada
berupa
96
JKep. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 89-101
majalah
dinding
sebagai
sarana
hendaknya
ada
musyawrah
dulu,
komunikasi. Akan tetapi masih ada kepala
…bila tidak berhasil secara lisan,
ruangan
sepenuhnya
…sampaikan pada yang berwenang
mendengarkan keluhan perawat lain. Pola
seperti bagian keperawatan tanpa
komunikasi kepala ruangan rata rata sudah
menyinggung
baikdan berkomunikasi secara berhati hati
terkait..”(P2)
yang
belum
perasaan
perawat
Tema 2 : Tuntutan pekerjaan Tuntutan pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini dinilai dari harapan perawat pelaksana terhadap kemampuan kepala kuangan dalam mengelola ruang lingkup tanggung jawabnya yang meliputi :
pengambilan keputusan, pemberian
motivasi, supervisi, kepemimpinan dan komunikasi
”…tegas
tuntutan pekerjaan yang diharapankan oleh perawat dalam pengambilan keputusan dapat dilihat pada pernyataan-pernyataan berikut ini:
bawahan,
…tidak
membedakan satu ama.. yang lainnya , ngerti …tentang keperawatan. lihat langsung ke lapangan… Pengambilan keputusan
hendaknya
dilakukan
dengan cepat dan dapat dipertanggung jawabkan..”(P3) Dalam
Hasil wawancara mendalam tentang
pada
penelitian
kepala ruangan
ini
diharapkan
dapat bekerja sesuai
dengan deskripsi kerja yang ada, disiplin, mempunyai sikap yang baik, memahami anak buahnya, punya sikap care, mampu melakukan inovasi dan memotivasi anak
”…Ka Ru dapat memberikan motivasi
buahnya
dengan
baik,
mempunyai
kemampuan dalam meningkatkan kualitas
dan jadi contoh yang baik.”
kerja perawat pelaksana yang menjadi Pengambilan keputusan baiknya sih
tanggung
…dirapatin
buahnya dalam mengambil keputusan
dulu, baru
dipecahkan
jawabnya.
Melibatkan
anak
sama-sama masalahnya,… jadi nggak
dengan
terpisah-pisah..”(P1)
mampu berbuat adil dan tidak hanya
cara
musyawarah,
hendaknya
memihak pada individu tertentu saja. ”…maunya sih …Ka Ru bukan hanya tegas
tapi
juga
ada..
sikap
kekeluargaan yang baik. Yang penting bisa memberikan inovasi, khan bosan gitu-gitu
saja.
MPKP
tolong
diperhatikan. .. Sebelum memutuskan
Keputusan dapat dipertanggung jawabkan dan penyampaiannya tidak menyinggung perasaan perawat terkait Terkait pemberian motivasi , perawat pelaksana berharap kepada kepala ruangan
97
Omi Haryati, Penggunaan Metode Disc Dalam Menilai Kesesuaian Gaya Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Tuntutan Jabatan
dapat memberikan motivasi dan menjadi
“…….hendaknya
contoh yang dapat diterapkan oleh perawat
anak buahnya agar pelayanan dapat
pelaksana. Kepala ruangan dapat memberi
lebih baik memberikan reward kepada
semangat dan contoh kerja yang bagus,
staf yang baik ….”(P4)
ramah
dan
Terkait
dalam
Beberapa harapan yang disampaikan
diharapkan
kepala
oleh perawat pelaksana tentang supervisi
ruangan dapat memberikan motivasi, dapat
yang seharusnya dilakukan oleh kepala
menjadi role model dan dalam setiap
ruangan dapat dilihat pada pernyataan
pengambilan
berikut :
kesalahan
terampil
selalu memotivasi
perawa,
keputusan
sebaiknya
dirapatkan dulu, dimusyawarahkan dulu bersama
sama,
kemudian
diputuskan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
”…evaluasi dengan
dan
bertindak
sesuai
SOP.
…Ka
Ru
juga..hendaknya
pernyataan berikut ini :
disiplin,
dapat
sebagai role model, …lihat kenyataan ”…. memberikan motivasi ,… menjadi
yang ada..”(P1)
contoh yang dapat diterapkan oleh perawat
pelaksana.
Mencari
data
”… sebaiknya juga
turun langsung
dulu,… tidak pilih kasih dan tidak
kebawah sehingga melihat secara
percaya hanya pada satu orang saja….
langsung
Sebaiknya kepala
ruangan minimal
bisa menjadi role model, disiplin dan cara kerja minimal tahu… .”(P1)
lebih
harusnya
baik ada
dari
kemarin…
pelatihan
atau
seminar…gitu..”(P2)
tegas agar diikuti. Kepala Ruangan hendaknya memotivasi Ketua Tim,… Ketua
membimbing pelaksana..”(P3)
ada
di
lapangan..”(P2) ”..Penginnya dibimbing benar-benar
tetapi bidan PTT yang ditempatkan di ruang rawat inap…..”(P3) ”.. hendaknya bijaksana, tidak pilih kasih, mengambil keputusan nyata,
”…kalau memberi pengarahan, harus
sehingga
yang
karena ada juga yang bukan perawat
”…harus selalu memberikan motivasi agar
apa
Tim
langsung
dapat perawat
tidak
mengada-ada
dan
harus
terbuka….”(P4) Dari pernyataan-pernyataan tersebut diatas terlihat bahwa ada beberapa harapan yang disampaikan
oleh
perawat
pelaksana
antara lain : kemampuan kepala ruangan
98
JKep. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 89-101
dalam membimbing praktik, menentukan
menjadi role model yang dapat diacu
beban kerja, mengontrol kedisiplinan dan
oleh anak buahnya..”(P2)
kelancaran tugas
serta pengambilan
keputusan yang berpijak pada data dan adil. Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi mampu
diharapkan bekerja
kepala
dengan
ruangan
baik,
bisa
menumbuhkan semangat anak buah untuk berkarya dengan optimal. Kepala Ruangan dalam
melakukan
menunjang
supervisi
keberhasilan
dalam
pelaksana
perawatan dalam melaksanakan tugasnya masih perlu ditingkatkan. Kepala ruangan diharapkan membuat jadwal supervisi yang jelas untuk setiap individu yang menjadi tanggung jawabnya.
harapan
perawat
pelaksana
terhadap kepemimpinan kepala ruangan dapat dilihat sebagai berikut: ”… harus
dapat bekerja sesuai
dengan acuan kerja, …sebaiknya anak buah juga tahu supaya dapat samasama melakukan tugas dengan baik…. Ka
Ru.
melaksanakan
dapat tugas
disiplin
dan
yang
telah
disepakati bersama. ..”(P1)
ada
rapat
dulu,
hukuman yang baku juga belum ada. Memperlakukan setiap anak buah dgn adil dan sabar..”(P3) Dari pernyataan tersebut, ada beberapa harapan yang disampaiklan oleh perawat pelaksana kepada kepala ruangan yang terkait dengan kepemimpinan, yakni selalu mengacu pada SPO yang ada, disiplin, mempunyai sikap yang positif, mengenal anak buahnya dengan baik, dapat menjadi menerapkan reward dan
punishment dengan benar, serta adil dan bijaksana;
mampu
memotivasi,
mengayomi, tidak selalu harus otoriter tetapi menggunakan
kombinasi dengan
demokratis;
tidak
tegas,
membeda-
bedakan anak buah, adil, selalu memantau kegiatan keperawatan di ruang lingkup tanggung
jawabnya;
sebagai
inovator
dalam pengembangan keperawatan dan dapat memutuskan sesuatu dengan bijak. Sudah saatnya kepala ruangan memikirkan pengembangan
”… mempunyai sikap yang baik, hafal
sih
sebaiknya ada punishment, contoh
role model,
Beberapa pernyataan yang terkait dengan
”…maunya
staf
dengan
adanya
pelatihan serta perlu adanya reward.
dan mengerti sifat-sifat anak buah,
Harapan atau tuntutan dari perawat
punya sifat care, punya inovasi dan
pelaksana di RS Santa Elisabeth Batam,
motivasi Ka Ru hendaknya dapat
juga tidak jauh berbeda antara lain: adanya tuntutan bahwa kepala ruangan harus
99
Omi Haryati, Penggunaan Metode Disc Dalam Menilai Kesesuaian Gaya Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Tuntutan Jabatan
mampu
baik,
keperawatan, bersikap rasional, terbuka
bertanggung jawab, berani dan mempunyai
dan tidak emosional, selalu memonitor
kedisiplinan yang tinggi. Selain itu, tidak
tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
pendendam, mampu mengambil keputusan
perawat
dengan cepat, tidak menghindari masalah,
memperbaikinya
mampu menyesuaikan diri dengan mitra
menanyakan kendala-kendalanya bila ada.
kerja,
berargumentasi
bisa
menjadi
dengan
juru
damai,
pelaksana
Hasil
dan
jika
penelitian
segera
salah
ini,
serta
didapatkan
mempunyai jiwa keibuan, tegas dan
bahwa seluruh kepala ruangan
terbuka.
menjadi
Ada
tuntutan
untuk
selalu
responden
yang
mempunyai
mengupdate ilmu dan keterampilannya,
kepribadian
berbuat adil, dapat berkomunikasi dengan
(Steadiness Style) dan C (Counciousness
baik, rela berkorban, jujur, dan tahan uji.
Style) dan hanya sedikit kepala ruangan
Harapan pelaksana
atau
tuntutan
terhadap
perawat
gabungan
antara
tipe
tipe
S
yang mempunyai tipe I (Influence Style).
kemampuan
Hasil penelitian di RS Santa Elisabeth
komunikasi dari kepala ruangan dapat
Batam (2011) mengemukakan bahwa dari
dilihat pada pernyataan-pernyataan sebagai
6 orang kepala ruangan yang diteliti
berikut :
ternyata 83,33% (5 orang) memiliki gaya kepribadian S dan C, dan hanya seorang
”.. sering sharing dengan anak buah sehingga segala pekerjaan menjadi lebih mudah ..”(P1)
yang berbeda. Pendidikan kepala ruangan seluruhnya
D3
Keperawatan.
Pada
penelitian ini juga ditemukan bahwa ada
”....mampu bersikap rasional, terbuka
ketidak sesuaian antara tuntutan jabatan
dan tidak emosional …”(P1)
dengan gaya kepribadian kepala ruangan, terutama pada tuntutan
”…hendaknya
selalu
memonitor
berargumen,
tindakan keperawatan yang diberikan,
penanganan
dan menanyakan kendala-kendalanya.
keterbukaan.
…”(P3)
Ada
Dari
pernyataan
disimpulkan
bahwa
tersebut kepala
dapat ruangan
dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik, sering sharing tentang asuhan
pemecahan konflik,
ketidak
kepribadian
kemampuan
kepala
masalah,
ketegasan
dan
kesesuaian
antara
ruangan
dengan
tuntutan pekerjaan. Berdasarkan pengisian kuesioner terhadap
dan
wawancara
perawat
pelaksana
mendalam terdapat
harapan atau tuntutan kepada kepala
100
JKep. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 89-101
ruangan.
Tuntutan
menghendaki
pekerjaan
kepala ruangan adalah
orang yang dapat melakukan inovasi, melakukan
perubahan
dan
memecahkan
masalah
dengan
cepat,
mengelola konflik dengan baik, adanya kejujuran, keadilan, dan keterbukaan.
mampu
Tekanan
pekerjaan
seperti
harus
mengelola konflik, sementara itu seluruh
meninggalkan rumah pada waktu sore dan
kepala ruangan lebih senang menghindari
malam hari karena tugas menjadi beban
konflik,
tidak
tersendiri bagi perawat. Oleh karena itu,
menghindari
peran kepala ruangan menjadi penting
mengalah
menimbulkan
untuk
konflik,
pertengkaran dan juga lebih senang dalam
dalam
situasi tenang, tanpa perubahan yang
memantau dan mengevaluasi pekerjaan
mendadak. Sebagai
dari
tempat pelayanan
memotivasi,
perawat
mensupervisi,
pelaksana.
Masih
ada
kesehatan yang sarat dengan permasalahan
anggapan dari perawat pelaksana bahwa
kemanusiaan, maka interaksi antara tenaga
mereka tidak diperlakukan sebagai orang
kesehatan termasuk perawat
dengan
dewasa, tidak adil dan kurang dipercaya,
pasien dan keluarganya menjadi lebih
untuk itu introspeksi kepala ruangan
intensif. Keluhan yang datang dari pasien,
menjadi penting. Sudah saatnya bahwa
keluarganya maupun tenaga kesehatan lain
jabatan kepala ruangan sebaiknya dijabat
juga menjadi tinggi. Oleh karena itu peran
oleh
kepala ruangan menjadi penting dalam
Keperawatan (Ners) ditambah dengan
memotivasi, mensupervisi, memantau dan
pelatihan softskill terkait.
mengevaluasi
pekerjaan
dari
perawat
dengan
pendidikan
S1
perawat
pelaksana.
DAFTAR RUJUKAN
SIMPULAN
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum, sebuah Pandangan Apresiatif . Salemba Humanika, Jakarta
Hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh kepala ruangan berpendidikan D III
Keperawatan,
mempunyai
gaya
Nofiar, Y. 2009. Handbook of DISC Alat Ukur Perilaku Kerja, Penerbit Quatum Quality. Jakarta.
kepribadian perpaduan antara Steadiness dan Counciousness Style. Ada ketidak sesuaian antara gaya kepribadian dan tuntutan
pekerjaan.
Adapun
tuntutan
pekerjaan yang diajukan oleh mayoritas perawat pelaksana adalah kemampuan berargumentasi, sebagai inovator, mampu
Siahaan.S.H. 2011. Penerapan Metode DISC untuk Analisa Kesesuaian Antara Gaya Kepribadian Dengan Tuntutan Jabatan Kepala Ruang Perawatan di RS Santa Elisabeth Batam, Tesis tidak diterbitkan. Jakarta : Universitas Respati Indonesia Jakarta
Omi Haryati, Penggunaan Metode Disc Dalam Menilai Kesesuaian Gaya Kepribadian Kepala Ruangan Dengan Tuntutan Jabatan
101
Sumijatun, 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan profesional, Penerbit Trans Info Media , Jakarta.
Margono.S. (2000). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta,
Sumijatun, 2009. Manajemen Keperawatan , Konsep Dasar Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Klinis, Jakarta : Penerbit Trans Info Media
Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian . Jakarta : PT Raja Grafindi Persada
Sumijatun, dkk. 2010. Hubungan karakteristik individu pasien dengan persepsinya terhadap penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Cibinong, Hasil penelitian tidak diterbitkan , Jakarta : Politeknik Kesehatan Jakarta III Bekasi
Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta