PERANAN LEMBAGA PENGEMBANGAN MASYARAKAT AMUNGME DAN KAMORO (LPMAK) DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN MIMIKA PROPINSI PAPUA
OLEH : YOSEPH ERAKIPIA NRI. 070813245 Abstrac Joint forces with global economics can be supposed by making state as company of public which its stockholder each and everyone anywhere reside in. The stockholder do not vote every four or five year but every hour, every day through tycoon of their house core. Globalization have eliminated traditional boundarys of sovereignty of state where capital shall no longger have national flag. Pursuant to idea background, hence writer feel to interest to take research discussion fundamental with emphasize at : "Official Roles of Institute Development Society of Amungme And Kamoro (LPMAK) In Improving Human Resource Sub-Province Mimika In Province Papua". Keyword : Official Roles, Institute Development, Human Resource
I. PENDAHULUAN Sebenarnya pertanyaan apakah kehadiran investasi asing, khususnya investasi langsung, umum disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI) di suatu negara menguntungkan negara tersebut, khususnya dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tidak perlu dipertanyakan lagi. Tentu banyak faktor lain yang juga berperan sebagai sumber pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan pemerintah Orde Baru untuk membangun ekonomi nasional saat itu yang tercerminkan oleh adanya Repelita dan stabilitas politik dan sosial (Tambunan,2006). Bergabung dengan ekonomi global dapat diibaratkan dengan menjadikan negara sebagai perusahaan publik yang pemegang sahamnya setiap orang dimanapun berada. Para pemegang saham tersebut tidak memberikan suara setiap empat atau lima tahun tetapi setiap jam, setiap hari melalui pialang dari teras rumah mereka. Globalisasi telah menghilangkan 1
batas-batas tradisional kedaulatan negara dimana modal tidak lagi memiliki bendera nasional. Bila para pemegang saham ini berpendapat penyelenggara negara atau pemerintah suatu Negara tidak lagi kredibel maka mereka beramai ramai akan menjual saham sehingga mengakibatkan goncangan pada perekonomian dan bahkan dapat menjatuhkan pemerintah negara seperti misalnya terjadi di negara Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997/98. Singkat kata, globalisasi telah menghilangkan batas-batas tradisional kedaulatan negara dimana modal tidak lagi memiliki bendera nasional. Dana mengalir dari satu negara ke negara lain secara cepat, bergerak melewati batas-batas negara. (Djiwandono, 2001). Untuk Indonesia, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing, yang kemudian diperbaharui dengan Undangundang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dapat dikatakan tonggak sejarah pengintegrasian ekonomi Indonesia ke dalam perekonomian dunia. Di dalam pembangunan sasaran untuk mencapai taraf hidup yang baik, maka dapat ditempuh beberapa cara, yaitu: 1. Struktural (perencanaan, pembentukan, dan evaluasi, lembaga masyarakat, prosedurnya serta pembangunan secara kebendaan). 2. Spritual (pembentukan watak, pendidikan di dalam penggunaan cara berpikir dalam ilmu pengetahuan dan teknologi) dan atau kedua duanya. Melalui program berkelanjutan, salah satunya melalui dana kemitraan yang dikelola LPMAK dengan berbagai program pemberdayaan ekonomi melalui Biro tuju suku, program pendidikan melalui pemberian beasiswa kepada anak-anak tujuh suku disemua kota studi, pemberdayaan SDM guru-guru di Kabupaten Mimika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran, pendirian sekolah di Timika, program kesehatan melalui Biro Kesehatan bekerjasama dengan Keuskupan Timika Yayasan Caritas mengelola Rumah Sakit RSMM dan dengan Manajemen SOS mengelola Rumah Sakit Waa Banti. Selain itu LPMAK juga bersama lembaga donor dan mitra lainnya berperan aktif memberantas penyakit mematikan HHIV/AIDS, malaria, TBC, dan beberapa penyakit endemis lainnya di Kabupaten Mimika. (laporan LPMAK 2009). Kehadiran LPMAK seharusnya secara ekonomis membawa kesejatraan masyarakat papua pada umumnya serta masyarakat Amugme dan Komoro pada kususnya, namun kenyataan yang ada di lapanga sangat jauh berbeda. Masyrakat Amugme dan Komoro yang seharurnya mendapat perhatian lebih dari PTFI kini hanya dengan pendapatan satu persen dari perusahan asing tersebut. Hasil tambang yang berlimpah ruah namun 2
masyarakt Amungme dan Kamoro dan masyarakat papua lain masih hidup dalam garis kemiskinan. Tingkat pendidikanpun belum terlalu jauh berkembang jika di bandingkan dengan hasil kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarakat Amungme dan Kamoro serta masyarakat papua tersebut. Yang menjadi pertanyaan mendasar apakah dengan dana satu persen yang di kelolah oleh LPMAK mampu mensejahterakan masyarakat Komoro dan Amungme? Berdasarkan latar belakang pemikiran, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil pokok bahasan penelitian dengan menitikberatkan pada: “Peranan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Dan Kamoro (LPMAK) Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia Di Kabupaten Mimika Provinsi Papua”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian, sebagai berikut :
II. KERANGKA KONSEPTUAL 1. Konsep Peran Lembaga Masyarakat Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto, sebagai berikut (Poerwadarminta, 1985:735). Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturanperaturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. (Soekamto,1982:238). 2. Konsep Lembaga Sosial Lembaga (institution) adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting, atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Lembaga selalu merupakan sistem gagasan dan perilaku yang terorganisasi yang ikut serta dalam perilaku itu. (Horton dan Hunt, 1999:243). Lembaga (social institution) adalah suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting. Lembaga itu mempunyai tujuan untuk mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting. Suatu lembaga sosial adalah suatu kompleks peraturan-
3
peraturan sosial. Lembaga terdapat nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai peranan sosial yang memiliki hubungan yang erat (Polak, 1966: 301-302). Lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum tertentu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Dalam definisi ini, nilai-nilai umum mengacu pada cita-cita dan tujuan bersama, "prosedur umum" adalah pola-pola perilaku yang dibakukan dan diikuti, dan "sistem hubungan" adalah jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku tersebut. Oleh karena itu, keluarga mencakup seperangkat nilai umum (tentang cinta, anak-anak, kehidupan keluarga) dan sebuah jaringan peran serta status (suami, istri, nenek, bayi, remaja, tunangan) yang membentuk sistem hubungan sosial yang menjadi wahana untuk melangsungkan kehidupan keluarga. 3. Konsep Masyarakat "Masyarakat" yang berarti pergaulan hidup manusia sehimpun orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan aturan tertentu, juga berarti orang, khalayak ramai". (Poerwadarminta 1984 : 186). Hasan Sadily memberi pengertian bahwa masyarakat ialah "Kesatuan yang selalu berubah, yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan terjadi proses perubahan itu" (Sadily 1993 : 50). Plato masyarakat ialah "merupakan refleksi dari manusia perorangan". Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan intelegensia. (Soekanto 2002:29). 4. Konsep Sumber Daya Manusia Nogi (dalam de Jesus, 2006) berpendapat bahwa kualitas SDM adalah unsur yang sangat penting dalam meningkatkan pelayanan organisasi terhadap kebutuhan publik. Oleh karena itu, terdapat dua elemen mendasar yang berkaitan dengan pengembangan SDM yaitu tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki karyawan/pekerja. Sedangkan Notoadmodjo dalam de Jesus (2006) menyatakan bahwa kualitas SDM menyangkut dua aspek, yaitu aspek kualitas fisik dan aspek kualitas nonfisik, yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan-keterampilan lain.
4
Sumber daya manusia (SDM) berkualitas tinggi adalah SDM yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif, tetapi juga nilai kompetitif-generatifinovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energy kasar seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot, dan sebagainya. (Ndraha,1999 : 12). Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal (Mardiasmo, 2002:50). Perencanaan strategik dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan memberikan arahan perubahan. Kunci menuju keunggulan kompetitif suatu organisasi, pada dasarnya bersandar pada penggunaan optimal sumber daya manusianya dan pemeliharaan kerjasama antara pengguna jasa dan orang yang diperkerjakan dalam usaha mencapai tujuan-tujuan organisasi (Singh,1997) dalam Alwi (2001:37). SDM sebagai sumber keunggulan kompetitif organisasi karena hal itu berkaitan dengan bukan saja faktor kemampuan dan keahlian melainkan berkaitan pula dengan faktor-faktor personal lainnya seperti, nilai yang dianut, persepsi, sikap, personality, dan kemauan individu untuk maju. SDM dikatakan memiliki keunggulan kompetitif jika memiliki kemampuan dan keahlian yang khas dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan organizational personality di mana mereka bekerja. (Alwi, 2001:38).
III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dipandang tepat untuk menggali dan menggambarkan tingkat kepuasan masyarakat Amungme dan Kamoro, atas program LPMAK yang di lakukan oleh PT. Freeport Indonesia di Kabupaten mimika propinsi Papua. Moleong mengatakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moelong, 1989 : 3)
5
Lokasi penelitian adalah Kampung Koperapoka, Ayuka, Tipuka, Nauwaripi, Nayaro Distrik Mimika Baru dan Kampung Banti, Tsinga, Arwanop Distrik Tembaga Pura Kabupaten Mimka. Populsi penelitian adalah semua masyarakat Amugme dan Komoro yang merasakan program LPMAK yang di lakukan oleh PT. Freeport Indonesia. Tidak semua populasi diambil, tapi dilakukan pengambilan sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih secara purposif sebanyak 10 orang yakni masyarakat merasakan program LPMAK yang di lakukan oleh PT. Freeport Indonesia. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakt Amungme dan Kamoro itu sendiri dan keluarga dekatnya yang terkait atau terlibat dengan aktivitasnya. Teknik pengumpulan data berbicara mengenai bagaimana cara data itu diperoleh. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan teknik : Pengamatan (Observation), diperlukan untuk mendapatkan data terutama data yang tidak dapat diperoleh melalui metode wawancara. Pengamatan dengan menggunakan pedoman pengamatan, yang selanjutnya dicatat dalam buku catatan lapangan; Wawancara (Interview), dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa informan kunci (key informan). Pertanyaan yang disusun bersifat terbuka dimana informan secara bebas memberikan jawaban. Begitu pula pertanyaan yang diajukan dapat berkembang menjadi pertanyaan baru apabila ada informasi yang perlu digali lebih mendalam; dan Studi Kepustakaan, Studi kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan obyek dan permasalahan penelitian. Bahan-bahan bacaan tersebut diperoleh melalui perpustakaan, bahan kuliah, internet, buku pedoman LPMAK, buku pribadi dan lain-lain. Jenis Data terbagai atas : Data Sekunder dan Data Primer. Instrumen berkaitan dengan alat yang digunakan untuk pengumpulan data, sedangkan bahan menyangkut perlengkapan dalam pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini berupa peneliti itu sendiri, yakni daftar pertanyaan, pedoman wawancara dan observasi. Peneliti sebagai instrumen dalam penelitian memegang peran sangat penting karena secara langsung berhadapan dengan informan. Daftar pertanyaan yang digunakan sifatnya terbuka dimana informan memberikan jawaban secara bebas. Pertanyaan yang diajukan dapat pula berkembang apabila ada data yang perlu dikaji lebih mendalam. Pedoman wawancara sebagai acuan dalam menyusun
6
pertanyaan, sedangkan pedoman observasi sebagai acuan pengambilan data melalui observasi. Bahan penelitian yang digunakan berupa alat tulis, komputer dan kamera foto. Alat tulis menulis yang digunakan seperti bloknote dan pulpen untuk mencatat kejadian-kejadian di lapangan. Komputer digunakan untuk menyusun laporan penelitian. Kamera foto digunakan untuk mendapatkan gambar-gambar kejadian nyata (visual) yang berhubungan dengan aktivitas LPMAK serta masyarakat Amungme dan Kamoro. IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Peranan LPMAK dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah paling sempurna dengan struktur jasmaniah dan rohaniah terbaik di antara makhluk lainnya. Muzayyin Arifin mengatakan bahwa dalam struktur jasmaniah dan rohaniah itu Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkembang yang menurut aliran psikologi behaviorisme disebut pre potence reflex (kemampuan dasar yang secara otomatis berkembang). Kemampuan dasar tersebut kemudian dikenal dengan istilah sumber daya manusia atau disingkat dengan SDM. Sumber Daya Manusia (SDM) secara konseptual memandang manusia sebagai suatu kesatuan jasmani dan rohani. Oleh sebab itu, kualitas SDM yang dimiliki oleh suatu bangsa dapat dilihat sebagai sinergistik antara kualitas rohani dan jasmani yang dimiliki oleh individu dari warga bangsa yang bersangkutan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber daya manusia diartikan sebagai potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sedangkan dalam Kamus Webster, yang dimaksud sumber daya manusia ialah alat atau kekayaan yang tersedia (available means), kemampuan atau bahan untuk menyelesaikan masalah atau persoalan. Sumber daya manusia sebagai alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan. a. Karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas Era globalisasi yang ditandai dengan transparansi di segala bidang kehidupan, telah menuntut SDM berkualitas yang memiliki seperangkat 7
pengetahuan dan keterampilan yang memadai yang diimbangi dengan nilainilai tertentu sesuai dengan karakter dunia baru. Yaitu dunia tanpa batas (borderless world) yang berarti komunikasi antar manusia menjadi begitu mudah, begitu cepat, dan begitu intensif sehingga batas-batas ruang menjadi sirna. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain: profesionalisme, kompetitif, efektif dan efisien dalam tata kerja, sehingga fungsi pendidikan tidak sekadar sebagai “agent of knowledge” akan tetapi harus mampu mengakomodir pengalaman, keterampilan dan nilai-nilai globalisasi dalam satu paket pendidikan. SDM terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi kualitatif dan dimensi kuantitatif. Dimensi kualitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung pada setiap manusia, antara lain pikiran (ide), pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memberi pengaruh terhadap kapasitas kemampuan manusia untuk melaksanakan pekerjaan yang produktif sedangkan dimensi kuantitatif adalah terdiri atas prestasi dunia kerja yang memasuki dunia kerja dalam jumlah waktu belajar. Jika pengeluaran untuk meningkatkan kualitas SDM ditingkatkan, nilai produktifitas dari SDM tersebut akan menghasilkan nilai balik (rate of return) yang positif. SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas SDM. b. Konsep Pendidikan Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendidikan adalah pimpinan 8
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon sesuatu rangsangan (stimuli). Kegiatan yang ditandai adanya kesengajaan dari kedua belah pihak yaitu pihak pendidik yang sengaja membelajarkan peserta didik, dan peserta didik yang senagja untuk belajar sesuatu dengan bimbingan, pembelajaran dan pelatihan dari pendidik, maka kegiatan tersebut digolongkan kedalam pendidikan formal atau penddiikan informal. Apabila kesengajaan itu hanya timbul dari pihak pendidik untuk membantu peserta didik guna memperoleh pengalaman, sedangkan pihak peserta didik tidak sengaja untuk belajar sesuatu dengan bantuan pendidik, maka kegiatan ini termasuk ke dalam pendidikan informal. Demikian pula apabila hanya pihak peserta didik yang bersengaja untuk belajar sesuatu dengan bimbingan seorang pendidik sedangkan pihak pendidik tidak sengaja untuk membantu peserta didik tersebut, maka kegiatan ini tergolong pula ke dalam pendidikan informal. Namun apabila suatu peristiwa belajar terjadi tanpa kesengajaan dari pihak pendidik dan pihak peserta didik maka kegiatan ini digolongkan pada pembelajaran secara kebetulan. c. Konsep Pendidikan Luar Sekolah Untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional, telah dibentuk subsistem pendidikan sekolah dan subsistem pendidikan luar sekolah. Kedua sistem pendidikan tersebut memiliki kedudukan yang sama dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu dari sistem pendidikan nasional. Ruang lingkupnya sangat luas dan kompleks. Agar lebih memudahkan dan memahami pengertian mengenai Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik dilembagakan atau tidak. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan Pendidikan Luar Sekolah dilakukan secara terprogram, terencana, dilakukan secara mandiri ataupun merupakan bagian 9
pendidikan yang lebih luas untuk melayani peserta didik dengan tujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan seoptimal mungkin serta untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Pendidikan luar sekolah pada prinsipnya memiliki tujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam kualitas dan potensi dirinya melalui pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan luar sekolah tidak hanya membekali warga belajarnya dengan sejumlah kemampuan (pengetahuan, sikap, dan lain-lain) melainkan juga mempersiapkan warga belajarnya untuk menjadi sumber daya manusia yang mampu mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya di tengah masyarakat. 2. Tanggapan Masyarakat Amungme dan Kamoro Terhadap LPMAK Dalam Meningkatkan Sumberdaya Manusia Di Kabupaten Mimika hasil penelitihan yang di lakukan di simpulkan bahwa masih banyak harapan dari masyarakat tentang LPMAK khususnya dalam peningkatan sumbedaya manusia yang menurut masyarakat ada yang belum puas dengan program yang di akukan oleh LPMAK sendiri. Biro Pendidikan yang selama ini mewarisi persoalan-persoalan terdahulu menyangkut status peserta program yang tidak jelas atatusnya saat ini menjadi jelas setelah dilakukan proses clean-up data pada seluruh perguruan tinggi. Tantangan lain yang tak kalah sengit adalah keberanian Biro Pendidikan untuk memangkas jumlah peserta program beasiswa dari ribuan orang yang tidak jelas menjadi tersisa sekitar 722 dan itu baik demi kelancaran peningkatan SDM selanjutnya. Semua upaya itu dilakukan dalam rangka penertiban administrasi program pendidikan. Terobosan lain yang ditempuh adalah pengiriman anak ke kota studi. Mereka tak asal dikirim tapi melalui proses seleksi yang sangat ketat sesuai jurusan tertentu, kesulitan yang dihadapi Biro Pendidikan ketika hendak mengirim peserta program ke beberapa perguruan tinggi di luar Papua, hasil test masuk perguruan tinggi memperlihatkan kemampuan akademik sangat lemah. Karena itu mereka akan mengikuti program matrikulasi selama satu tahun sebelum mengikuti perkuliahan regular. Untuk mengatasi kelemahan dari peserta program tersebut sebelum mereka menjalani perkuliahan reguler, LPMAK melalui Biro Pendidikan menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi dan dua SMU dalam 10
hal program matrikulasi selama tahun 2007,walau program matrikulasi sangat membantu namun ada sekitar 75% dari setiap peserta program beasiswa bahkan orang tua beranggapan bahwa di sisi positif itu baik tapi di lihat dari sisi lain kalau program tersebut menghambat atau dengan kata lain memperlambat proses penyelesaian pendidikan untuk itu LPMAK dapat mempertimbangan dengan baik tentang tangapan tersebut. Kerjasama LPMAK dengan beberapa lembaga pendidikan tinggi untuk program matrikulasi itu juga memperhatikan berbagai hal diantaranya disiplin, materi belajar dan sanksi kepada peserta program yang melanggar aturan. Musuh utama dari pendidikan nasional adalah kemiskinan dan kebodohan. Sebagai bangsa yang terus berjuang mengentaskan kebodohan, salah satu target yang harus dikejar adalah melawan kedua musuh tersebut. Pengentasan kemiskinan dan kebodohan memerlukan upaya yang sungguhsungguh dengan satu sistem pendidikan nasional yang harus dipersiapkan secara matang agar mampu mengantisipasi tantangan masa depan. Harapan masyarakat komitmen yang di buat Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) untuk terus memberdayakan putra putri asal Amungme dan Kamoro melalui program pendidikan bukan sekadar slogan belaka, namun itu harus di laksanakan dan di implementasikan dalam program-program peningkatan SDM di Kabupaten Mimika. Implementasi dari komitmen tersebut selain mengirim anak-anak Amungme dan Kamoro untuk belajar keluar Mimika dan Papua melalui program beasiswa, tapi LPMAK juga membiayai sejumlah anak Amungme dan Kamoro untuk mengikuti program pra-magang pada Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) di Timika dan itu adalah sala satu wujud kepedulian LPMAK. Program pengembangan masyarakat yang dilakukan LPMAK sebagai penanggungjawab dan pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) tidak bisa dihentikan begitu saja, apalagi sampai menghentikan pendanaan untuk program yang sedang berjalan. Sebagai lembaga yang berbadan hukum, LPMAK juga memiliki legalitas dalam hal pengelolaan keuangan. Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan dan setiap warga negara berhak mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar dengan 11
harapan akan memperoleh pendidikan lanjutan. Dengan memiliki dan dibekali kemampuan dasar itu, maka ia akan memiliki harga diri, dapat menambah wawasan melalui kemampuan membaca, sehingga ia menjadi warga negara yang tidak picik, mampu menerima pembaruan dan meningkatkan kemampuannya,untuk itu di harapkan kepada LPMAK tidak hanya melihat dan mengambil anak-anak asli yang ada di sekitar kota Timika saja tetapi LPMAK harus bisa memberikan banyak sosialisasi ke bagian pedalam dan pesisir agar anak-anak yang berada di daerah tersebut bisa merasakan dunia pendidikan. Satu langkah baik dapat dilihat dari Ketika kampanye Pendidikan berlangsung, banyak masukan dari para orang tua maupun tokoh masyarakat agar kampanye tersebut dapat terus diikuti dengan kegiatankegiatan yang dapat merangsang anak Amungme dan Kamoro untuk dapat berpikir tentang pentingnya sekolah. Di sini dapat diartikan bahwa pada prinsipnya anak-anak memiliki niat untuk maju, namun butuh pendekatan tersendiri untuk memahami lebih dekat apa sebenarnya yang diinginkan oleh anak tersebut. Jika hanya sekedar berbicara guna mendiskriminasikan pribadi atau daerah tersebut tidak akan membawah perubahan. Pentingnya support dari berbagai instansi terkait untuk secara serius melihat keterpurukan daerah merupakan hal yang diharapkan kaum intelektual. Di Mimika ada instansi Pemerintahan yang langsung menangani pendidikan, namun nampaknya belum ada upaya khusus yang dilakukan bagi kedua suku asli yaitu Suku Amungme dan Suku Kamoro tersebut. Misalnya banyak sekolah di pedalaman Kab. Mimika yang tidak ada gurunya karena guru turun ke Kota dan meninggalkan fungsinya sebagai seorang pendidik. LPMAK harus bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan SDM karna pendidikan tersebut dapat membuka cakrawala berpikir tentang pendidikan bagi putra-putri daerah mimka, sehingga generasinya memiliki semangat untuk bersekolah, LPMAK dan Pemerintah tetapi juga harus memberikan inspirasi bagi instansi pemerintah terkait lain untuk benar-benar mengayomi anak suku asli yang semakin terpuruk di daerahnya sendiri yang sumber daya alamnya berlimpah ruah.
12
V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini sebagaimana telah diuraikan dan dibahas di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Lembaga yang sangat berperan dalam peningkatan Sumberdaya Manusia dan kehidupan sosial, budaya masyarakat di Kabupaten Mimika, maka hubungan dengan masyarakat, serta PTFI sebagai pendonor tidak dapat dipisahkan. Hubungan LPMAK, PTFI dan masyarakat adalah bagian internal yang tidak dapat dipisahkan yaitu mempunyai substansi sebagai sarana komunikasi two way traffic communication dan bersama-sama untuk bertanggung jawab kearah terciptanya tujuan peningkatan Sumberdaya manusia. 2. Praktek tanggung jawab sosial PT Freeport Indonesia (PTFI) terhadap masyarakat di Mimika, salah satunya dijalankan melalui LPMAK. Fokus kerja LPMAK diimplementasikan dalam bentuk programprogram pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, pendidikan, ekonomi kerakyatan serta dukungan pendanaan kepada lembaga adat dan gereja di Kabupaten Mimika. 3. Program prioritas setelah kesehatan adalah pendidikan, dalam mengelola program pendidikan, LPMAK bermitra dengan berbagai pihak. Dalam rangka meningkatan mutu pendidikan lebih khusus peningkatan Sumberdaya Manusia di Kabupaten Mimika. LMPAK membangun gedung sekolah di Mimika dan menghibahkan kepada Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika. 4. Bagi masyarakat LPMAK adalah lembaga yang memajukan pembangunan pada sektor pengembangan SDM, ekonomi,dan kesehatan masyarakat di kabupaten mimika. Pedagogis dan sosiologis yang menguntungkan kedua belah pihak. Hubungan masyarakat telah diformulasikan dengan cara yang berbeda-beda bergantung pada lembaga atau organisasi yang membuat formulasi tersebut. 5. LPMAK telah melakukan banyak hal terutama dalam peningkatan SDM di Kabupaten Mimika,Oleh masyarakat dan kaum Intelektul Mengatakan bahwa sejak di gulirnya dana kemitraan 1% LPMAK menjadi tolak ukur bagi pemerintah Kabupaten Mimika,ini di sebabkan karena tanggung jawab yang sebenarnya di laksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika telah di buat oleh LPMAK. 13
6. Dalam proses pembangunan perlu adanya kemauan keras untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada dalam lingkungan masyarakat demi meningkatkan sumberdaya manusia dan pembangunan, yang dapat memperhatikan dan membangun daerah dan menjawab harapan masyarakat adalah putra/putri daerah itu sendiri. Mendasari kepada hasil-hasil penemuan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Demi kesejahteran masyarakat Amungme dan Kamoro serta 5 suku kerabat untuk itu di harapkan agar LPMAK dalam hal ini sebagai lembaga yang di percayakan oleh PTFI dapat menjalankan fungsinya dengan baik demi kesejahteraan masyarakat. 2. LPMAK juga harus bisa memperhatikan program-program yang utama di mana salah satunya yaitu peningkatan sumber daya manusia, karena Sumber daya Manusia sangatlah penting demi kemajuan dan perkembangan suatu daerah. 3. Sangat di harapkan juga kepada LPMAK agar dapat melihat hak-hak prioritas dalam hal ini lebih mengutamakan Masyarakat yang mempunyai hak ulayat yaitu masyarakat Amungme dan Kamoro, karena alam mereka telah hancur di kenahi limba dari hasil penyulingan PTFI. Ini di harapkan sebagai wujut nyata PTFI sebagai penyalur dana kemitraan kepada LPMAK demi kesejahteraan masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kerabat. 4. Praktek tanggung jawab sosial PT Freeport Indonesia (PTFI) terhadap masyarakat di Mimika, salah satunya dijalankan melalui LPMAK, maka sangat di harapkan agar LPMAK dapat melaksanakan program-program sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 5. Fokus kerja LPMAK harus lebih di-implementasikan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat dibidang pendidikan. 6. LPMAK harus banyak bersosialisasi tentang pendidikan terlebih di kampung-kampung baik itu di daerah pesisir maupun pegunungan agar generasi mudah yang ingin sekolah bisa mendapatkan kesempatan untuk mengenal dunia pendidikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, J. Soedradjad, Bergulat Dengan Krisis don Pemulihan Ekonomi Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001) Horton B. Paul dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Diterjemahkan oleh Drs.Aminudin Ram, M. Ed dan Dra. Tita Sobari. Jakarta: Erlangga Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Ndraha, Taliziduhu.1999, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Polak, Mayor. 1966. Sosiologi: Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: Ichtiar Sadily Hassan, 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soejono Soekamto, 2002. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press. Tambunan, Tulus Tabi Hamonangan (2006), Perekonomian W. J. S. Poerwadarminta, 1984. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1985), Djogo, Tony. 2005. www.beritabumi.or.id SUMBER LAIN : Buku pedoman LPMAK Laporan tahunan LPMAK 2009 Undang-undang No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ian Indonesia Sejak Orde Lama hingga Pasca Krisis. Jakarta: Pustaka Quantum
15