FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU GINTUNG CIPUTAT TAHUN 2013 Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh: YANTI MULYANTI 109104000031
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan Judul
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERT{TIBUNGAN I}ENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA USTA 1-5 TAHUN I}I WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU GINTUNG CIPUTAT TAHUN 2013
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedolcteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Ne.qeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
YANTI MUI,YANTI Nnvr . tnotnil nnnn?t I \ lLYI
t
Lltf,
IUtUUUUG!I
Darnhirnhinrt vllrvllll(r1116 l
TT
rr
Jamaludin. S.Kp.. M.Kep NrP. 19790520200901 i01
NIP. 19680522200801 1007
PROGRAM STUDI IMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAhI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA i435}J12014h,f
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERIITJBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKASMAS SITU GINTUNG CIPUTAT TAHUN 20i3 Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh
:
YANTI MULYANTI
NIM:
109104000031
Pembimbing
w-
Warfs Budi Ut
Jamaludin. S.KD.. M.Kep
NIP. 19790520200901 101
Penguji
NIP. 19680522200801 100?
I
Penguji
M;
Puspita Palupi. S.kep.. M.Kep.. Ns.SD.KeD.Mat
NIP.
II
19801 r 192S1 10l20t)6
II
Jamaludin. S.Kp..M.KeD
NIP. 19680522200901
Ns. WarasBudi
NrP. i9790520 2
ilr
1S07
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA SIDANG UJIAI\ SKRIPSI PROGRAM STTIDI ILMU KEPERAWATAII FAKULTAS KEDOKTERAII DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Ciputat, Januari 2014
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keprawatan
Hidayatullah Jakarta
Waras Budi U
NIP. 1979A520 200901
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
L
Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadiudin. Sp. And
111
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
:
1. Skripsi ini merupakan hasil karyaasli
saya yangdiajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya
gunakan dalam penulisan
cantumkan dengan ketentuan yang berlaku
ini
telah
di Fakultas Kedokteran
saya
dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yangberlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
IV
Oktober 2013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yanti Mulyanti
Tempat, Tanggal Lahir
: Cipanas, 27 Juli 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Kp. Gajrug RT 003 RW 001 Kel. Bintangresmi, Kec. Cipanas Banten
Telepon/Hp
: 087774560298
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan: 1. SDN Bintangresmi II (1997-2003) 2. MTS Tremas (2003-2006) 3. SMAT Daarussa’adah (2006-2009) 4. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2013)
v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Oktober 2013 Yanti Mulyanti, NIM: 109104000031 Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat tahun 2013 xix + 99 halaman + 14 tabel + 2 bagan + 5 lampiran
ABSTRAK Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Polio, dan Campak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun sebanyak 100 orang dan data yang diperoleh menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat menunjukkan dari 100 responden terdapat 14 (14%) responden tidak memberikan imunisasi dasar lengkap, 26% responden memiliki pengetahuan kurang baik, 23% memiliki tingkat pendidikan rendah, 15% responden bekerja, 17% memiliki penghasilan kurang dari UMR, 25% memiliki jarah jauh, dan 52% memiliki sikap negatif terhadap pemberian imunisasi. Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak, dan sikap (P value=0.000, 0.000, 0.000, 0.037, 0.000, 0.003) dengan imunisasi dasar lengkap. Diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan penyuluhan dengan cara yang lebih efektif dan mengevaluasi efektifitas kinerja setiap kader posyandu.
Kata Kunci: Imunisasi, Pengetahuan, Pendidikan, Status Pekerjaan, Pendapatan Keluarga, Jarak, Sikap.
vi
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH OF JAKARTA Undergraduated thesis, October 2013 Yanti Mulyanti, NIM: 109104000031 Internal Factors Associated With Primary Immunization Completeness in 1-5 Years Children in Puskesmas Situ Gintung Cipuatat in 2013 xix + 99 pages + 14 tables + 2 schemes + 5 attachments
ABSTRACT Immunization is disease prevention efforts to reduce morbidity, disability, and death from diseases that can be prevented by immunization, ie Tuberculosis, Diphtheria, Pertussis, Hepatitis B, Polio, and Measles. This study aims to determine the factors related to the completeness of the basic immunization of children aged 1-5 years in the Puskesmas Situ Gintung. This research is quantitative cross-sectional design. The sample was mothers who have children aged 1-5 years as many as 100 people, and the data were obtained using a questionnaire. Analysis of the data used were univariate and bivariate. Univariate analysis showed results of 100 respondents there were 17 (14%) of respondents are not fully immunized, 26% of respondents had poor knowledge, 23% had a low educational level, 15% of respondents work, 17% have an income of less than the minimum wage, 25% have long distance, and 52% have a negative attitude towards immunization. Results of the bivariate analysis statistical test Chi-Square, showing that there is a significant relationship between knowledge, education level, employment status, family income, distance, and attitudes (P value = 0.000, 0.000, 0.000, 0.037, 0.000, 0.003) with complete basis immunization. Health workers are expected to do counseling with a more effective way to evaluate the effectiveness and performance of each posyandu.
Keywords: Immunization, Knowledge, Education, Employment status, family income, distance, attitude.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana keperawatan. Selama proses pendidikan dan penyusunan proposal skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1.
Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
2.
Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing 1 yang telah membimbing dan banyak memberi banyak saran demi terselesaikannya penulisan penelitian ini.
3.
Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep, MSc Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Jamaludin selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan penelitian ini.
viii
5.
Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmunya dan segala pengalamannya yang tak ternilai sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi kami selaku mahasiswa.
6.
Seluruh staf bidang akademik FKIK dan PSIK yang telah membantu kelancaran hal-hal administratif.
7.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan beserta seluruh stafnya kerana telah membantu dalam perizinan penelitian.
8.
Kepala Puskesmas Situ Gintung Hj. Sri Naikowi Ningsih, S.ST yang telah memberikan izin kepada kepada peneliti untuk melakukan penelitian di tempatnya.
9.
Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk uji validitas.
10. Bidan Elvira dan Bidan Devi selaku pembimbing lapangan yang telah membantu dalam pemberian data, memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran. 11. Kader-kader Posyandu yang telah membantu dalam perizinan dan pengambilan data penelitian. 12. Kedua Orang Tua saya, ayahanda tercinta Almarhum H. Marjuk yang telah tenang berada di tempat peristirahatan terakhir semoga amal ibadahnya di terima di sisi Mu Ya Rabb dan mendapatkan tempat yang nyaman yakni syurga Mu Ya Rabb, Amiin Ya Rabbal’alamiin. Kemudian Ibu Hj. Erum tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, do’a, pengorbanan baik moril maupun materil dan semangat selama hidup ini demi terselesaikannya penelitian ini. ix
13. Kakakku tersayang Zainuddin, Siti Munawaroh, Dedi Hamdi, Neneng Nurlaila, dan Adikku tersayang Riska Nurizkillah Al-Maulidah terimakasih Do’a dan semangatnya. 14. Sahabat-sahabatku (She2, Inggar, Anggi, Ling2, Winda, Sumi)
dan teman-
teman satu pembimbing (Eva dan Arum), dan seluruh angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu Keperawatan. Demikian penyusunan skripsi ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Terimakasih untuk semua bimbingan, arahan, kritikn dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah melimpahkan rahmat, kemudahan kepada kita semua.
Jakarta, Oktober 2013
Yanti Mulyanti
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL PERNYATAAN PERSETUJUAN ..........................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................
v
ABSTRAK ................................................................................................
vi
ABSTRACT ..............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xvi
DAFTAR BAGAN ....................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
7
C. Pertanyaan Penelitian .....................................................................
8
D. Tujuan Penelitian ...........................................................................
9
E. Manfaat Penelitian .........................................................................
12
F. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................
13
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi ........................................................................................
14
1. Definisi Imunisasi ....................................................................
14
2. Manfaat Imunisasi ...................................................................
15
3. Macam-macam Imunisasi .......................................................
16
4. Imunisasi Dasar Pada Bayi .......................................................
18
5. Pengembangan Program Imunisasi Di Indonesia ....................
23
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi .........
24
1. Pengetahuan .............................................................................
25
2. Tingkat Pendidikan .................................................................
30
3. Status Pekerjaan .......................................................................
33
4. Pendapatan Keluarga ................................................................
34
5. Jarak Dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan ........................
35
6. Sikap ........................................................................................
36
C. Penelitian Terkait ............................................................................
42
D. Kerangka Teori ...............................................................................
46
BAB
III
KERANGKA
KONSEP,
HIPOTESIS
DAN
DEFINISI
OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ...........................................................................
47
B. Hipotesis Penelitian ........................................................................
48
C. Definisi Operasional .......................................................................
49
xii
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................
52
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................
53
C. Populasi dan Sampel ......................................................................
53
1. Populasi Penelitian ..................................................................
53
2. Sampel Penelitian ....................................................................
53
D. Teknik Pengambilan Sampling ......................................................
56
E. Alat Pengumpul Data dan Prosedur Penelitian ..............................
56
1. Jenis Data ................................................................................
56
2. Instrumen Penelitian ................................................................
56
3. Uji Validitas dan Reabilitas .....................................................
59
4. Metode Pengumpulan Data .....................................................
61
F. Pengolahan Data .............................................................................
62
G. Teknik Analisa Data .......................................................................
64
H. Etika Penelitian ..............................................................................
65
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Situ Gintung ....................................
67
B. Analisa Univariat ...........................................................................
68
1. Gambaran Kelengkapan Imunisasi ..........................................
69
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu .......................................
69
3. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu .........................................
70
4. Gambaran Status Pekerjaan Ibu ..............................................
70
5. Gambaran Pendapatan Keluarga .............................................
71
xiii
6. Gambaran Jarak Rumah ..........................................................
72
7. Gambaran Sikap Ibu ................................................................
72
C. Analisa Bivariat ..............................................................................
73
1. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ..........
73
2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ..........
74
3. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .....................
75
4. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .....................
76
5. Hubungan Antara Jarak Rumah Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi....................................
77
6. Hubungan Antara Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi....................................
78
BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ...........................................................................
80
1. Gambaran Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ......................
80
2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu .......................................
82
3. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu ..........................................
83
4. Gambaran Status Pekerjaan Ibu ..............................................
83
5. Gambaran Pendapatan Keluarga .............................................
84
6. Gambaran Jarak Rumah ..........................................................
85
xiv
7. Gambaran Sikap Ibu ................................................................
86
B. Analisis Bivariat .............................................................................
88
1. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ........
88
2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ...................
90
3. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .....................
91
4. Hubungan Antara Pendapatan keluarga Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .....................
93
5. Hubungan Antara Jarak Rumah Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .............................
94
6. Hubungan Antara Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .............................
95
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................
97
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................
98
B. Saran ...............................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL No. Tabel
Halaman
Tabel
3.1
Definisi Operasional ..............................................................
50
Tabel
5.1
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi.........................
69
Tabel
5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu ......................
69
Tabel
5.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu ........................
70
Tabel
5.4
Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Ibu .............................
70
Tabel
5.5
Distribusi Frekuensi Pendapatan keluarga ............................
71
Tabel
5.6
Distribusi Frekuensi Jarak .....................................................
72
Tabel
5.7
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu ..............................................
72
Tabel
5.8
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita .....................................
Tabel
5.9
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita .....................................
Tabel
5.10
5.11
74
Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita .....................................
Tabel
73
75
Distribusi Responden Menurut Pendapatan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita .....................................
xvi
76
Tabel
5.12
Distribusi Responden Menurut Jarak Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita .....................................
Tabel
5.13
77
Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita .....................................
xvii
78
DAFTAR BAGAN No. Bagan
Halaman
Bagan
2.1
Kerangka Teori .......................................................
46
Bagan
3.1
Kerangka Konsep ....................................................
47
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informed Concent Lampiran 2 Kuesioner Lampiran 3 Output Uji Validitas, Analisis Univariat dan Bivariat Lampiran 4 Surat Izin Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
xix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, dan polio merupakan penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas pada anak, sehingga sangat penting untuk menggunakan cara preventif yang tersedia seperti imunisasi. Semua tenaga kesehatan yang menangani seorang anak harus menekankan perlunya imunisasi pada orang tua dan menjalankan kebijakan ini. Karena anak memiliki hak untuk terlindung dari penyakit infeksi. Imunisasi pada masyarakat meningkatkan imunitas kelompok, yang menurunkan kemungkinan transmisi infeksi diantara anak-anak serta memungkinkan terjadinya eradikasi penyakit. Hampir 2 juta anak meninggal tiap tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi dan lebih dari 90.000 anak menjadi korban polio paralitik (Meadow & Simon, 2005). Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah dengan dilakukannya imunisasi. Imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga kelak jika terpapar penyakit tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi merupakan program upaya pencegahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Polio, dan Campak. Imunisasi juga merupakan upaya nyata pemerintah untuk 1
2
mencapai Millenium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapain Universal Child Immunization (UCI) yaitu minimal 80% bayi di desa atau kelurahan telah mendapatkan imunisasi lengkap, yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak. Kementerian Kesehatan memiliki target bahwa pada tahun 2014, UCI mencapai 100% (Depkes, 2010). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008). Sesuai dengan program organisasi dunia World Health Organization (WHO), pemerintah mewajibkan imunisasi yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI). Imunisasi tersebut adalah BCG, DPT-HB, Polio, Campak, dan Hepatitis. Kelima imunisasi tersebut dikenal dengan Lima Imunisasi dasar Lengkap (LIL) yang merupakan imunisasi wajib bagi anak di bawah 1 tahun. Jumlah dan interval pemberian setiap imunisasi berbeda-beda, diantaranya satu kali imunisasi BCG diberikan ketika bayi berumur kurang dari 3 bulan, imunisasi DPT-HB diberikan ketika bayi berumur 2,3,4 bulan dengan interval minimal 4 minggu, imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir dan tiga kali berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat 4 minggu. Imunisasi campak diberikan pada bayi berumur 9 bulan (Depkes, 2010).
3
Upaya imunisasi di Indonesia mulai diselenggarakan pada tahun 1956, ini merupakan upaya kesehatan yang paling cost effective, karena dengan imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Pada tahun 1977 upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu : tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B (Depkes, 2006). Menurut Depkes (2008) kurang dari separuh (46%) anak usia satu tahun mendapat imunisasi dasar lengkap, (45%) mendapat imunisasi dasar tidak lengkap, dan (9%) sama sekali tidak mendapat imunisasi dasar. Menurut data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (2010), didapatkan hasil dengan persentase imunisasi menurut jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BCG (77,9%), campak (74,4%), polio4 (66,7%), dan terendah DPT-HB3 (61,9%). Bila dilihat masing-masing imunisasi menurut provinsi, Banten menempati urutan ke 15 dengan hasil BCG (76,3 %), Polio (64,5 %), DPT-HB ( 57,7 %), Campak ( 69,3%). Adapun cakupan imunisasi dasar lengkap yang sudah di dapatkan anak umur 12-23 bulan sebesar 53,8 %, yang tidak lengkap sebesar 33,5 % dan yang tidak imunisasi sebesar 12,7 %. Sedangkan jika dilihat dari segi pendidikan orang tua tamat SD (48,8%), tamat SMP (57,0 %), SMA (61,1%), Perguruan Tinggi (67,7%). Apabila dilihat dari segi pekerjaan, yang tidak bekerja
4
(57,7%), pegawai (67,7%), wiraswasta (57,4%), petani/ nelayan/ buruh (47,2%). Ini menunjukkan adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status ekonomi maka semakin tinggi pula status imunisasi dasar balita. Menurut Yendra (2009), anak usia satu tahun yang tidak mendapat imunisasi dasar paling banyak di Jawa Barat (41,2 ribu anak), diikuti dengan Sumatera Utara (40,8 ribu anak), Jawa Timur (36,9ribu anak), Banten (26,0 ribu anak) dan Sulawesi Selatan (20,1 ribu anak). Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang (2008), terdapat 57.733 bayi di Kabupaten Tangerang yang menjadi sasaran imunisasi. Sebanyak itu, baru 43,1 % (24.860) saja yang telah mendapatkan vaksin BCG. Masih 56,9% lagi bayi yang belum mendapatkan vaksin yang berfungsi mencegah penyakit TBC tersebut . Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 kecamatan, 54 kelurahan dengan jumlah penduduk 1.365.385 jiwa dan 149.614 jiwa balita yang masih memiliki masalah kesehatan, salah satunya adalah angka kematian bayi (AKB) sebanyak 47 jiwa dan angka kematian balita (AKBal) sebanyak 20 jiwa. Dari kasus tersebut penyebabnya karena kelainan kongenital 15, asfiksia 13, BBLR 8, ikterus 1 ( Dinkes Tangerang Selatan, 2011 ). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ladifre (2006) Dari 234 responden ibu yang mempunyai anak berumur 12-59 bulan diperoleh hasil sebesar (28,2%) yang melakukan imunisasi dasar lengkap. Adapun jika dilihat
5
dari segi jarak ke pelayanan kesehatan, dari 64 ibu dengan jarak terdekat > 2,5 km diperoleh 15 (23,4%) menunjukkan status imunisasi dasar anaknya lengkap, dan 51 (30,0%) dari 170 dengan jarak ≤ 2,5 km menunjukkan status imunisasi dasar anaknya lengkap. Dan menunjukkan masih cukup rendahnya balita yang melakukan imunisasi dasar lengkap di kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian Jannah (2009) di Puskesmas Padarincang Kabupaten Pandeglang, di dapatkan hasil bahwa dari 282 ibu yang memiliki balita usia 12-23 diperoleh hasil 28 (9,9 %) yang status imunisasi dasarnya lengkap. Sedangkan dilihat dari segi analisis data, terdapat hubungan antara pengetahuan ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar lengkap. Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, karena pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada orang tua khususnya ibu. Oleh karena itu, pendidikan seorang ibu sangatlah penting dalam mendidik seorang anak. Karena tingkat pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi tingkat pendiidkan ibu, maka akan semakin cepat tanggap dengan perubahan kondisi lingkungan, dengan demikian lebih cepat menyesuaikan diri dan selanjutnya akan mengikuti perubahan itu (Notoatmodjo, 2003). Status
pekerjaan
ibu
berkaitan
dengan
kesempatan
dalam
mengimunisasai anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya dibanding dengan ibu yang
6
bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering kali tidak mempunyai kesempatan untuk datang ke pelayanan imunisasi karena mungkin saat dilakukan pelayanan imunisasi ibu masih bekerja ditempat kerjanya. Sering juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya lupa akan jadwal imunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (2011), bahwa dari 25 puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang Selatan, cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tergolong rendah karena presentase cakupan imunisasinya adalah BCG (84%), Polio (78,16%), DPT+HB 1 (78,2%), DPT+HB3 (74,7%), Campak (71,9%). Dengan hasil seperti itu, menunjukkan bahwa status imunisasi dasar lengkapnya belum mencapai standar Universal Child Immunization (UCI), padahal standar UCI sebesar 80%. Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Situ Gintung (2013), dari 643 bayi hanya 629 bayi yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Adapun cakupan imunisasi yang diperoleh sampai dengan bulan februari 2013 adalah BCG (17,3%), Polio (17,0%), DPT+HB 1 (17,0%), DPT+HB 2 (16,6%), DPT+HB 3 (16,6%), Campak (16,5%). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Situ Gintung pada hari kamis, 21 Maret 2013 dari 10 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun, dengan 9 ibu berpendidikan menengah dan 1 berpendidikan tinggi. Serta 5 ibu pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, 4 ibu pekerjaannya sebagai karyawan swasta, dan 1 ibu sebagai PNS. Adapun jarak rumah ke
7
tempat imunisasinya 6 ibu dengan jarak rumah dekat <500 meter dan 4 ibu dengan jarak rumah ≥ 500 meter diperoleh hasil bahwa 3 balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 7 lainnya mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Adapun alasan dari 3 balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap itu karena jarak rumah ke pelayanan kesehatannya jauh (> 500 meter) dan anak sering sakit-sakitan sehingga malas untuk dilakukan imunisasi karena sudah melewati jadwal imunisasi. Berdasarkan latar belakang di atas Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah Cakupan imunisasi di Puskesmas Situ Gintung masih rendah karena belum mencapai target UCI, dengan presentase sebagai berikut BCG (84%), Polio (78,16%), DPT+HB 1 (78,2%), DPT+HB3 (74,7%), Campak (71,9%). Begitu pula dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Situ Gintung masih terdapat balita yang tidak mendapatkan imunisai dasar lengkap karena masih ada yang beranggapan bahwa bayi yang diberi imunisasi DPT akan demam sehingga ibu tidak memberikan imunisasi pada bayinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan
8
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat Tahun 2013.
C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran status imunisasi dasar lengkap balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 2. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 3. Bagaimana gambaran pendidikan tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memilki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 4. Bagaimana gambaran status pekerjaan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 5. Bagaimana gambaran pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 6. Bagaimana gambaran jarak rumah ke tempat imunisasi yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 7. Bagaimana gambaran sikap tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung?
9
8. Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 9. Bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 10. Bagaimana hubungan antara status pekerjaan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 11. Bagaimana hubungan antara pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung? 12. Bagaimana hubungan antara jarak rumah ke tempat imunisasi yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.
10
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : a. Diketahuinya gambaran status imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. b. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. c. Diketahuinya gambaran pendidikan tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memilki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung d. Diketahuinya gambaran status pekerjaan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. e. Diketahuinya gambaran pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. f. Diketahuinya gambaran jarak rumah ke tempat imunisasi yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. g. Diketahuinya gambaran sikap tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.
11
h. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. i. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. j. Diketahuinya hubungan antara status pekerjaan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. k. Diketahuinya hubungan antara pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. l. Diketahuinya hubungan antara jarak rumah ke tempat imunisasi yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. m. Diketahuinya hubungan antara sikap pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.
12
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi bagi peserta didik dan referensi untuk acuan dalam penelitian selanjutnya di masa yang akan datang mengenai status imunisasi dasar lengkap serta faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun. 2. Bagi Puskesmas Situ Gintung Diharapkan penelitian ini dijadikan masukan bagi Puskesmas Situ Gintung dalam membuat kebijakan selanjutnya untuk meningkatkan persentase kelengkapan imunisasi dasar dengan mengetahui faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. Sehingga bisa menjadi acuan buat Puskesmas melalui intervensi lebih lanjut. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan serta dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian yang akan datang mengenai aspek lain yang dapat dikembangkan dalam penelitian imunisasi dasar lengkap.
13
F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung, dengan judul penelitian mengenai “Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat Tahun 2013”.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasi 1. Definisi imunisasi Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin disebut antigen). Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman yang disebut dengan antibodi (Riyadi & Sukarmin, 2009). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009). Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi (Williams, 2003). Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah di lemahkan 14
15
atau dimatikan, atau diambil sebagian, atau mungkin tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau kelompok orang, yang bertujuan merangsang timbulnya zat anti penyakit tertentu pada orang-orang tersebut. Sebagai akibatnya, maka orang yang diberi vaksin akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. (Achmadi, 2006) Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio (Hidayat,2008).
2. Manfaat imunisasi Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi terhadap penyakitpenyakit menular, yang bahkan bisa membahayakan jiwa (Williams, 2003). Imunisasi juga merupakan upaya untuk pemusanahan penyakit secara sistematis (Achmadi dkk, 2006). Sedangkan menurut Yusrianto (2010), imunisasi bertujuan agar zat kekebalan tubuh balita terbentuk sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan
16
mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat, 2008).
3. Macam-macam imunisasi Macam – macam imunisasi itu ada dua macam, diantanya adalah : a. Imunusisasi aktif : Merupakan
imunisasi
yang
dilakukan
dengan
cara
menyuntikan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat zat antibodi yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif (Riyadi & Sukarmin, 2009). Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk meragsang tubuh memproduksi antiibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon (Hidayat, 2008). Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain:
17
1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan. 2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan 3. Preservative, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen. 4. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunisasi antigen.
b. Imunisasi pasif : Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak tersebut mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan (Riyadi & Sukarmin, 2009). Sedangkan menurut Yusrianto (2010), imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang
18
terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kehamilan, misalnya antibodi terhadap campak. Menurut
Hidayat
(2008),
imunisasi
pasif
merupakan
pemberian zat (imunoglobin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
4. Imunisasi dasar pada bayi Imunisasi adalah sarana untuk mencegah penyakit berbahaya, yang dapat menimbulkan kematian pada bayi. Imunisasi bisa melindungi anakanak dari penyakit melalui vaksinasi yang bisa berupa suntikan atu melalui mulut. Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, aiantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, dan status nutrisi terutama kecukupan protein karena protein diperlukan untuk menyintesis antibodi (Hidayat, 2009). Berikut beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah : a. Imunisasi BCG Vaksin BCG ( Bacillus Calmette Guerin ) dapat diberikan sejak lahir. Imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan
19
tubuh terhadap tuberculosis (TBC). Apabila BCG akan diberikan di atas usia 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu. BCG diberikan apabila hasil uji tuberculin negatif (Williams, 2003). Menurut Hidayat (2008), imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada seluruh lapang paru) atau TBC tulang. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas (Hidayat, 2009). Efek samping lainnya adalah setelah 3-6 minggu akan terdapat eritema, indurasi, dan kadang ulserasi. Kelenjar getah bening aksilaris mungkin membesar dan terasa nyeri. Tanda-tanda lokal menghilang dalam 2-6 bulan (Meadow & Siwon, 2005). b. Imunisasi Hepatitis B Vaksin hepatitis B diberikan untuk melindungi bayi dengan memberi kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. yaitu penyakit infesi lever yang dapat menyebabkan sirosis hati, kanker, dan kematian (Suririnah, 2009). Sedangkan Hidayat (2008), imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
20
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. c. Imunisasi polio Imunisasi
polio
diberikan
untuk
mencegah
penyakit
poliomyelitis. Polio adalah penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksin polio tidak menimbulkan efek samping (Williams, 2003). Sedangkan
menurut
Hidayat
(2008),
imunisasi
polio
merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Hipersensitivitas berat
terhadap antibiotika merupakan
kontraindikasi terhadap polio berupa penisilin, streptomisin, neomisin, atau polimiksin (Meadow & Simon, 2005). d. Imunisasi DPT ( difteri, pertusis, tetanus) Difteri adalah penyakit infeksi tenggorokan berat yang dapat menyebar ke jantung dan system syaraf sehingga menimbulkan kematian. Pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari ) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang menyebabkan batuk berat dan lama, dengan komplikasi yang berbahaya bila tidak di tangani dengan baik. Sedangkan tetanus adalah
21
penyakit bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan kejang otot dan sakit yang luar biasa (Williams, 2003). Pemberian imunisasi DPT untuk melindungi tubuh terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus yang berakibat fatal pada bayi dan anak. Adapun efek samping vaksin DPT ini adalah demam tubuh dalam 24-48 jam setelah vaksinasi, yang biasanya dapat diatasi dengan obat penurun panas. Bila setelah imunisasi DPT terjadi demam 40°C, demam lebih dari tiga hari, atau reaksi kejang, segera beritahukan dokter anda (Williams, 2003). Menurut Hidayat (2009), imunisasi DPT merupakan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertussis, dan tetanus. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek ringan
misalnya
terjadi
pembengkakan,
nyeri
pada
tempat
penyuntikan, dan demam. Efek samping berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok. Upaya pencegahan penyakit difteri, pertussis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian bayi dan balita. Reaksi minor akibat komponen pertusis dari imunisasi Hib/DPT umum terjadi seperti gelisah, demam, dan menangis selama
22
beberapa jam setelah penyuntikan dengan lokasi penyuntikan terasa sakit (Meadow & Simon, 2005). e. Imunisasi campak Imunisasi campak diberikan agar dapat melindungi anak terhadap penyakit campak secara efektif. Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak, yang dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya seperti infeksi paru, kejang, dan kerusakan otak. Ulangan imunisasi campak saat ini otomatis dilakukan saat imunisasi MMR (measles= campak, mumps = gondongan, rubella = campak jerman) (Williams (2003). Dan menurut Hidayat (2008), imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Hipersensitivitas kontraindikasi terhadap
berat
terhadap
antibiotika
merupakan
campak (neomisin atau kanamisin).
Anafilaksis sebelumnya terhadap telur merupakan kontraindikasi terhadap MMR (Meadow & Simon, 2005).
23
Berikut tabel dosis dan cara pemberian imunisasi Vaksin BCG
Dosis 0,05 cc
Cara pemberian Intra cutan di daerah muskulusdeltoideus DPT 0,5 cc Intra muscular Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular Polio 2 tetes Mulut Campak 0,5 cc Subkutan daerah lengan kiri atas (Sumber :Depkes 2000 dalam Hidayat 2008) Berikut tabel jumlah, interval waktu pemberian imunisasi Vaksin
Jumlah Interval pemberian BCG 1 kali DPT 3 kali 4 minggu Hepatitis B 3 kali 4 minggu Polio 4 kali 4 minggu Campak 1 kali (Sumber :Depkes 2000 dalam Hidayat 2008)
Waktu pemberian 0-11 bulan 2-11 bulan 0-11 bulan 0-11 bulan 9-11 bulan
5. Pengembangan program imunisasi di Indonesia Di Indonesia terdapat program imunisasi yang disusun oleh pemerintah melalui Departemen Kesehatan Program Pengembangan Imunisai (PPI-Depkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyusun satgas Imunisasi PP IDAI. Adapun Kelompok vaksin yang diwajibkan ini disubsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu, baik dari segi harga maupun ketersediaanya, vaksin-vaksin tersebut mudah dijangkau oleh masyarakat luas melalui puskesmas dan posyandu. Sedangkan, kelompok yang kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam kelompok ini,
24
meskipun penting, belum diwajibkan karena biayanya masih cukup mahal (Suririnah, 2009). Jadwal imunisasi departemen kesehatan (PPI-DEPKES) Jenis imunisasi BCG DPT
Jumlah pemberian 1x 3x
Usia pemberian 0-11 bulan 2-11 bulan
Polio
4x
0-11 bulan
Campak Hepatitis B
1x 3x
9-11 bulan 1-11 bulan
Interval pemberian Min. minggu Min. minggu Min. minggu
Imunisasi ulangan 4 18 bln, 5 thn, 12 thn 4 18 bln, 5 thn 5-6 thn 4 -
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi Seorang bayi dikatakan telah memperoleh imunisasi lengkap apabila sebelum berumur 1 tahun bayi sudah mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap seperti satu kali imunisasi BCG diberikan ketika bayi berumur kurang dari 3 bulan, imunisasi DPT-HB diberikan ketika bayi berumur 2,3,4 bulan dengan interval minimal 4 minggu, imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir dan tiga kali berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat 4 minggu. Dan untuk imunisasi campak diberikan pada bayi berumur 9 bulan. Idealnya seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai umurnya sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat optimal (Depkes 2010). Faktor penentu yang mempengaruhi pemberian imunisasi pada masyarakat adalah perilaku masyarakat tersebut. Dengan demikian, faktor
25
perilaku hanyalah sebagian dari masalah yang harus di upayakan untuk menjadi individu dan masyarakat menjadi sehat. Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, keterjangkauan jarak pelayanan, kedisiplinan petugas kesehatan, motivasi petugas, serta kelengkapan alat dan kecukupan vaksin (mahfoedz, 2006). Akan tetapi, dalam penelitian ini yang akan di ambil hanya faktor internalnya saja, yaitu tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, keterjangkauan jarak pelayanan, dan sikap ibu. 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
obyek
tertentu
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan seseorang adalah bagian dari perilaku seseorang, awal dari seseorang melakukan suatu tindakan biasanya disebabkan karena pengetahuan seseorang tentang yang akan dilakukan tersebut. Semakin luas pengetahuan seseorang semakin mudah orang melakukan perubahan dalam tindakannya (Notoatmodjo, 2003). Menurut Rogers dalam Notoatmojo (2003), perilaku yang di dasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak di dasarkan pengetahuan, dan urutan proses dalam diri seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru adalah sebagai berikut: a) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Contohnya apabila
26
seseorang yang tadinya tidak mengetahui pentingnya imunisasi dasar balita, menjadi tahu pentingnya imunisasi setelah di beritahu oleh orang lain. b) Interest, yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus. Contohnya setelah orang itu tahu akan pentingnya imunisasi dasar balita, orang tersebut mulai tertarik dan ingin memberikan imunisasi kepada anaknya. c) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Contohnya setelah orang itu tertarik dan ingin memberikan imunisasi kepada anaknya, orang tersebut menimbang keuntungan dan kerugian jika anaknya tidak di beri imunisasi. d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku tersebut. Contohnya setelah orang itu menimbang dari keuntungan dan kerugian tidak memberikan imunisasi, orang tersebut mulai memberikan imunisasi dasar kepada anaknya. e) Adoption, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Contohnya dari seseorang itu mulai mengetahui tentang imunisasi dasar balita hingga dia benarbenar menerapkan cara pemberian imunisasi kepada anaknya hingga lengkap usia 9 bulan.
Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
27
a) Tahu Diartikan sebagai mengingat suatu sebelumnya (recall/mengingat kembali), sesuatu yang spesifik materi yang telah dipelajari dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Contohnya seseorang yang tahu berapa lama imunisasi dasar lengkap itu diberikan. b) Memahami (comprehension) Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrerprestasikan materi tersebut secara benar. Contohnya setelah orang itu tahu berapa lama pemberian imunisasi dasar lengkap, orang tersebut menyimpulkan dan memikirkan dampak selanjutnya jika tidak di berikan imunisasi dasar. c) Aplikasi (aplication) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Contohnya setelah orang itu mengetahui, dan memikirkan ke dalam jangka panjang, orang tersebut mulai melakukan untuk pemberian imunisasi dasar dengan menggunakan buku-buku panduan atau materi mengenai imunisasi dasar lengkap. d) Analis (analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
28
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contohnya setelah orang tersebut melakukan aplikasi dari apa yang dia ketahui, dia bisa mengelompokkan manfaat-manfaat yang bisa di peroleh oleh bayi, dan dirinya sendiri. e) Sintesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Contohnya apabila seseorang yang sudah mengetahui manfaat dari imunisasi dasar yang di peroleh bayinya, dia akan mulai merencakanan untuk pemberian imunisasi hingga 9 bulan sesuai dengan teori dan pengetahuan yang dia dapat. f) Evaluasi (evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Contohnya jika seseorang sudah bisa menerapkan pemberian imunisasi dasar berdasarkan materi yang dia pelajari, dia akan bisa membedakan antara pertumbuhan bayi yang di beri imunisasi dasar lengkap dan bayi yang tidak diberi imunisasi dasar lengkap.
29
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatan di atas. Berdasarkan penelitian Mursyida (2013) dari 53 responden pengetahuan ibu baik yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 84,38% dan pengetahuan ibu kurang dengan status imunisasi lengkap sebanyak 47,62%. Sedangkan menurut penelitian Wati (2013) dari 28 responden yang berpengetahuan baik semuanya memberikan imunisasi dasar lengkap (100%) dan dari 17 responden yang berpengetahuan cukup ternyata sebagian besar memilki imunisasi lengkap yaitu sebanyak 10 responden (58,8%) dan dari 5 responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar ibu tidak memberikan imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 3 orang (60%). Berdasarkan penelitian Asep (2009) menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar (85,7%) status imunisasinya lengkap, responden yang memiliki pengetahuan cukup dengan status imunisasinya lengkap sebesar (60,9%), dan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan status imunisasinya tidak lengkap sebesar (61,5%). Sedangkan berdasarkan penelitian Prayoga (2009) dari 87 responden ibu yang memiliki
30
pengetahuan kurang yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 3 responden (7,0%), dan ibu yang memiliki pengetahuan cukup yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 17 responden (39,5%), sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan baik yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 23 responden (53,5%). 2. Tingkat Pendidikan Menurut Langevelt dalam Maulana (2007), pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang dilakukan pada anak untuk menjadi dewasa. Ciri orang dewasa ditunjukkan oleh kemampuan secara fisik, mental, sosial, dan emosional. Sementara menurut Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2007), pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang meliputi Input (sasaran dan pelaku pendidikan), Proses (upaya yang direncanakan), dan Output ( perilaku yang diharapakan). Menurut Undang-undang RI No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
31
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Mahfoedz, 2006). Tingkat pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi tingkat pendiidkan ibu, maka akan semakin cepat tanggap dengan perubahan kondisi lingkungan, dengan demikian lebih cepat menyesuaikan diri dan selanjutnya akan mengikuti perubahan itu (Notoatmodjo, 2003). Disamping itu, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin luas pengetahuan sehingga akan semakin termotivasi menerima perubahan baru. Adanya perbedaan tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan ini menyebabkan perbedaan dalam tanggapan terhadap suatu masalah. Selain itu akan berbeda pula tingkat pemahaman terhadap penerimaan pesan yang disampaikan dalam hal imunisasi. Demikian pula halnya makin tinggi tingkat pendidikan ibu maka akan semakin mudah pula menerima inovasi-inovasi baru yang dihadapannya termasuk imunisasi (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku
32
untuk waktu yang relatif lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha, dan didasari bukan karena kebetulan (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (Notoatmojo, 2003). Pendidikan merupakan pengalaman seseorang mengikuti pendidikan formal yang dinilai berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki, sehingga pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan rendah (tingkat SD dan SLTP) dan pendidikan tinggi (tingkat SMU keatas). Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidik (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terutama dalam memotivasi sikap untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Berdasarkan penelitian Wati (2013) diperoleh hasil dari 6 responden yang memiliki pendidikan tinggi semuanya memberikan imunisasi dasar lengkap (100%), dari 30 responden yang berpendidikan menengah sebagian besar atau 24 responden (80%) memberikan imunisasi lengkap dan dari 4 responden yang memiliki tingkat pendidikan dasar itu tidak ada yang memberikan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan menurut penelitian Prayoga (2009) dari 87 responden ibu yang memiliki tingkat pendidikan
33
rendah yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 11 responden (25,6%), ibu yang memiliki tingkat pendidikan menengah yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 24 responden (55,8%), dan ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 8 responden (18,6%). 3. Status Pekerjaan Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan) (Depdikbud, 2006). Ibu yang bekerja mempunyai waktu luang yang sedikit bila dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja sehingga pada ibu yang bekerja biasanya pemberian imunisasi dasar lengkap akan lebih sedikit didapat daripada ibu yang tidak bekerja kecuali jika mempunyai pembantu yang dapat membawa anaknya ke tempat pelayanan imunisasi. Status
pekerjaan
ibu
berkaitan
dengan
kesempatan
dalam
mengimunisasai anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya dibanding dengan ibu yang bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering kali tidak mempunyai kesempatan untuk datang ke pelayanan imunisasi karena mungkin saat dilakukan pelayanan imunisasi ibu masih bekerja ditempat kerjanya. Sering juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya lupa akan jadwal imunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan penelitian Mursyida (2013) dari 53 responden diperoleh bahwa ibu bekerja yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak
34
81,08% dan ibu tidak bekerja yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 43,75%. Sedangkan berdasarkan penelitian Prayoga (2009) dari 87 responden diperoleh bahwa ibu bekerja yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 8 responden (18,6%), dan ibu tidak bekerja yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 35 responden (81,4%). 4. Pendapatan Keluarga Status ekonomi seseorang akan mempengaruhi kemampuan seseorang membiayai pelayanan kesehatan. Sering kali terjadi seseorang semestinya tahu masalah kesehatan ketika ia ataupun keluarganya sakit tidak dibawa ke pelayanan kesehatan karena tidak mampu membiayai. Begitu pula dengan masalah imunisasi, bisa jadi seorang ibu ingin sekali mengimunisasikan anak-anaknya akan tetapi tidak jadi karena tidak punya biaya (Mahfoedz, 2006). Pada sebagian ibu, bekerja di luar rumah dilakukkan karena tekanan ekonomi dimana penghasilan suami belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Dampaknya ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya, hal ini mengakibatkan ibu cenderung tidak membawa anaknya untuk imunisasi karena ibu lebih memilih bekerja. Berdasarkan penelitian Prayoga (2009) keluarga yang memiliki penghasilan rendah yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 36 responden (83,7%), keluarga yang memiliki penghasilan menengah rendah sebanyak 7 responden (16,3%) memberikan imunisasi dasar
35
lengkap, sedangkan untuk keluarga yang memiliki penghasilan menengah tinggi dan penghasilan tinggi tidak ada yang memberikan imunisasi dasar lengkap. 5. Jarak dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan Tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan enggan
untuk
mendatanginya.
Jauhnya
tempat
pelayanan
bisa
menyebabkan membengkaknya akomodasi pelayanan, karena selain biaya pelayanan kesehatan ada biaya tambahan yaitu biaya transportasi. Bagi orang-orang yang akan berfikir sederhana mungkin akan memutuskan untuk tidak datang ke sarana pelayanan kesehatan. Hal ini mungkin terjadi adalah ketidakterjangkauan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat (Mahfoedz, 2006). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2013), jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Jarak dekat adalah ruang sela yang pendek antara dua benda atau tempat. Sedangkan jarak jauh adalah ruang sela yang panjang antara dua tempat dsb. Berdasarkan penelitian Prayoga (2009) dari 87 responden, ibu yang memiliki jarak rumah dekat terhadap pelayanan imunisasi sebanyak 37 responden (86,0%) memberikan imunisasi dasar lengkap, dan ibu yang memiliki jarak rumah jauh yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 6 orang (14,0%)
36
6. Sikap ibu Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2010). Menurut Berkowitz (1972) dalam Azwar (2005), setiap orang yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan mempunyai sikap favorable terhadap objek itu, sedangkan individu yang mempunyai perasaan negatif terhadap suatu objek psikologis dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable terhadap objek sikap tersebut. Jadi, sikap ibu yang membawa anaknya untuk melakukan imunisasi merupakan respon positif ibu terhadap imunisasi untuk menjadikan ananknya yang sehat dan terhindar dari penyakit. 1) Sikap a) Pengertian sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Menurut Campbell dalam Notoatmodjo (2003), sikap adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan
yang lain.
Menurut Newcomb,
sikap
37
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. b) Struktur sikap Menurut Allport dalam Notoatmojo (2003), sikap terdiri dari 3 komponen yaitu: 1) Komponen kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya, bagaimana keyakinan dan
pendapat atau pemikiran seseorang mengenai objek. Contoh, seseorang mempunyai kepercayaan untuk tidak memberikan imunisasi kepada anaknya 2) Setelah di imunisasi anaknya demam dan rewel 3) Komponen kehidupan emosional atau evaluasi seseorang terhadap objek. Artinya bagaimana penilaian (terkandung didalam faktor emosi) emosi orang tersebut terhadap objek. Contohnya, seseorang mempunyai sikap negatif terhadap pemberian imunisasi, ia tidak memberikan imunisasi kepada bayinya karena menganggap bahwa imunisasi tidak akan menjamin terhadap tumbuh kembang anak secara optimal. 4) Komponen kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Artinya sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Contohnya
38
sikap seorang yang selalu mengupayaka pemberian imunisasi terhadap anaknya. c) Tingkatan sikap Tingkatan sikap menurut intensitasnya adalah sebagai berikut: 1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) misalnya sikap seseorang terhadap imunisasi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang tersebut terhadap informasi mengenai imunisasi. 2) Menanggapi (responding) Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Contohnya bila seorang ibu setelah mengikuti penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi, di tanya atau diminta menanggapi oleh penyuluh, kemudian dia menjawab dan menanggapi. 3) Menghargai (valuing) Mengajak
orang
lain
untuk
mengerjakan
atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga misalnya, seorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangganya, saudaranya dan lainnya) untuk memberikan
39
imunisasi lengkap adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah memiliki sikap positif terhadap imunisasi. 4) Bertanggungjawab (Responsible) Bertanggungjawab atas segala sesuatu terhadap apa yang telah diyakininya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling baik. Misalnya seorang ibu mau memberikan imunisasi meskipun mendapat tantangan dari orang tuanya sendiri. d) Pengukuran sikap Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkapkan. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal positif, atau mendukung obyek sikap, pernyataan
ini
disebut
dengan
pernyataan
favourable.
Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisikan hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan ini yang tidak favourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdri atas pernyataan favourable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang
40
disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif terhadap objek sikap (azwar, 2008). Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis
kemudian
ditanyakan
pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmojo, 2003). Berdasarkan penelitian Asep (2009) menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap positif sebagian besar (84,8%) status imunisasinya lengkap dan responden yang memiliki sikap negatif sebagian besar (77,8%) status imunisasinya tidak lengkap.
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010) ada tiga faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu : 1. Predisposing Factor (faktor pemudah/predisposisi) Faktor penyebab seseorang yang mau mengimunisasikan anaknya, karena dipengaruhi oleh : a. Pengetahuan ibu b. Tingkat pendidikan c. Tingkat sosial ekonomi d. Sikap
41
e. Nilai 2. Enambling Factor (faktor pemungkin) Faktor yang menyebabkan seseorang selalu ikut program imunisasi anaknya dipengaruhi oleh : a. Status pekerjaan b. Pendapatan Keluarga c. Jarak dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan d. Ketersediaan Waktu 3. Reinforcing Factor (Faktor penguat) Faktor yang menyebabkan masyarakat memperhatika kesehatannya dipengaruhi oleh : a. Motivasi Petugas b. Kedisiplinan Petugas c. Orang tua Adapun teori Blum (1974) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu : 1. Faktor lingkungan a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Sosial Budaya d. Fisik e. Pendapatan
42
2. Faktor Perilaku 3. Faktor Pelayanan kesehatan a. Pengobatan b. Rehabilitasi c. Pencegahan 4. Faktor Keturunan (Hereditas) a. Jumlah b. Distribusi c. Pertumbuhan d. Faktor genetic
C. Penelitian terkait a. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Jannah Tahun 2009 dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Balita Usia 12-23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padarincang Kabupaten Serang Tahun 2009. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 12-23 bulan sebanyak 282 orang dengan menggunakan tehnik cluster sampling. Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel digunakan uji statistik chi
43
square, dan correlation regresi logistic. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai (p value= 0.004, 0.001, 0.038, 0.039) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu, pendidikan ibu, sikap ibu dan dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar. Sedangkan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu, jarak ke pelayanan imunisasi, sikap kader posyandu dan sikap petugas kesehatan (p value=0.0778, 0.705, 1, 0.645) dengan status imunisasi dasar. b. Penelitian yang dilakukan oleh Huda tahun 2009 dengan judul Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi Dasar lengkap Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009. Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah 108 ibu pengunjung puskesmas ciputat dengan cara consecutive sampling. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang buruk (45.4%), sikap yang baik (50%), dan memiliki perilaku yang baik (93.5%). c.
Penelitian yang dilakukan oleh Aliva tahun 2011 dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Dan Balita Di RW 09 Kelurahan Cireundeu Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2011. Skripsi Program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
44
Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kategorik tidak berpasangan dengan desain penelitian crosssectional serta teknik pengambilan sampel non random dengan cara purposive sampling. Sampel berjumlah 72 orang. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan diantara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan balita dengan nilai p= 0,125 (p>0,05). d. Penelitian yang dilakukan oleh Astrianzah tahun 2011 dengan Judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita. Skripsi Program Pendidikan
Sarjana
Kedokteran
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro tahun 2011. Penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel berjumlah 50 orang dengan kriteria semua ibu yang memiliki anak balita usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Manyaran. Hasil yang diperoleh dengan analisis bivariate yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan stastus imunisasi dasar lengkap pada balita (p= 1.000) dan tidak ada hubungan antara tingkat social ekonomi dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita (p=1,368). e. Penelitian yang dilakukan oleh Irfani tahun 2010 dengan judul Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang
45
Bedagai Tahun 2010. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan 2010. Jenis penelitian ini adalah survey dengan tipe explantory research. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berusia 9-12 bulan, yaitu sebanyak 286 ibu. Adapun sampel berjumlah 74 orang diambil dengan tehnik simple random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah variabel yang berpengaruh terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap adalah pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan (p=0,000). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap adalah variabel umur, pekerjaan, pendapatan dan sikap.
46
D. Kerangka teori
Faktor-faktor predisposisi : 1. Pengetahuan ibu 2. Tingkat pendidikan ibu 3. Sikap ibu
Faktor- faktor pemungkin : 1. Status pekerjaan ibu 2. Pendapatan keluarga 3. Jarak dan keterjangkauan ke tempat imunisasi
Faktor- faktor penguat : 1. Orangtua
Skema 2.1 Kerangka Teori
Kelengkapan imunisasi dasar balita
47
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari halhal khusus (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang satu terhadap yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti (setiadi, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, dan jarak tempat imunisasi dengan kelengkapan imunisaasi balita. Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri dari Variabel Independen (pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga dan jarak ke tempat imunisasi) dan variabel Dependen (kelengkapan imunisasi balita). Secara sistematis uraian dalam pemikiran tersebut terdapat dalam gambaran sebagai berikut : Variabel Independen 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Variabel Dependen
Pengetahuan Tingkat pendidikan Status pekerjaan Pendapatan keluarga Jarak ke tempat imunisasi Sikap
Kelengkapan imunisasi
Skema 3.1 Kerangka Konsep
47
48
B. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010) hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian. Maka hipotesis dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi balita 2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi balita 3. Ada hubungan antara status pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi balita 4. Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kelengkapan imunisasi balita 5. Ada hubungan antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi balita 6. Ada hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasi balita
49
C. Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2007).
50
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kelengkapan Imunisasi
Suatu kegiatan yang dilakukan ibu untuk memenuhi semua jenis imunisasi dasar yang didapatkan oleh balitanya sampai usia 1 tahun.
Kuesioner dan KMS/ buku KIA
1. Tidak, bila status imunisasinya tidak lengkap 2. Ya, bila status imunisasinya lengkap
Pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui responden mengenai pemberian imunisasi lengkap balita
Kuesioner
Tingkat pendidikan
Pendidikan terakhir yang di tempuh oleh responden yang memiliki balita usia 1-5 tahun sampai penelitian ini dilakukan.
Kuesioner
Status pekerjaan
Segala yang oleh yang
Kuesioner
sesuatu dikerjakan responden memiliki
Dinyatakan dalam tingkatan : 1. Pengetahuan kurang Apabila skor tingkat pengetahuan responden ≤ 55% 2. Pengetahuan cukup Apabila skor tingkat pengetahuan responden antara 56-75% 3. Pengetahuan baik Apabila skor tingkat pengetahuan responden lebih dari 76-100% (Arikunto, 2010) 1. Pendidikan rendah Apabila tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak tamat SLTP, dan tamat SLTP. 2. Pendidikan Tinggi Apabila tamat SLTA, dan Perguruan tinggi. 1. Bekerja 2. Tidak bekerja
Skala Ukur Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
51
balita usia 1-5 tahun yang menghasilkan nilai ekonomis.
Pendapatan keluarga
Pendapatan yang diperoleh keluarga dalam 1 bulan
Kuesioner
1. Kurang : apabila < UMR (< 2.200.000,-)
Ordinal
2. Cukup : apabila =UMR (2.200.000,-) 3. Lebih : apabila > UMR (> 2.200.000,-) Jarak
Perjalanan yang ditempuh oleh responden yang memiliki balita usia 1-5 tahun untuk mencapai tempat imunisasi.
Kuesioner
Sikap
Penilaian, persepsi pada responden terhadap pemberian imunisasi lengkap balita
Kuesioner
Numerik (Meter)
1. Negatif : skor responden < nilai median 2. Positif : skor responden ≥ nilai median (Azwar,2013)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Rasio
Ordinal
52
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan adalah Cross Sectional. dengan rancangan penelitian analitik kuantitatif. Penelitian Cross Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008). Tentunya tidak semua subjek penelitian harus di observasi pada hari atau waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, dan jarak tempat imunisasi dengan kelengkapan imunisaasi balita. Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri dari Variabel Independen ( pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga jarak ke tempat imunisasi, dan sikap ) dan variabel Dependen ( kelengkapan imunisasi balita ).
52
53
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. Alasan pemilihan lokasi di wilayah Puskesmas Situ Gintung adalah karena berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (2011) data imunisasi yang belum memasuki standar UCI (Universal Child Immunization) berada di daerah Serua. Dan informasi dari petugas kesehatan di Puskesmas Situ Gintung juga memiliki program imunisasi. 2. Waktu Penelitian Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 21-28 Agustus 2013.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas Situ Gintung. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel
54
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria yang dikehendaki peneliti yaitu ibu yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) dan ada pada saat penelitian berlangsung (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun pada tahun 2013. a. Kriteria Sampel Dalam
penelitian
keperawatan,
membuat
kriteria
sampel
berdasarkan pada kriteria inklusi dan eklusi (Hidayat, 2008). Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat di masukkan atau layak untuk diteliti dalam penelitian ini. Kriteria inklusinya adalah : 1. Bersedia untuk menjadi responden 2. Responden adalah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di daerah Serua, Ciputat, Tangerang Selatan 3. Responden yang waktu penelitian berada di tempat penelitian 4. Responden memiliki kartu menuju sehat (KMS). Kriteria ekslusi Kriteria eklusi adalah kriteria yang tidak layak untuk diteliti, dalam penelitian ini adalah : 1. Responden yang memiliki balita lebih dari 1, di perbolehkan mengisi kuesioner 1 kali saja. 2. Responden tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.
55
b. Jumlah Sampel Besarnya sampel yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus menurut Notoatmodjo (2005) :
Keterangan : N
= Besar Populasi
n
= Besar Sampel
d
= Tingkat kepercayaan atau ketetapan diinginkan ( 0,1 )2
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 87 sampel
di
tambah
memaksimalkan
10
menjadi
%
menjadi
100
96
sampel,
sampel, peneliti
pengumpulan sampel dengan proporsi sampling.
dan
untuk
menggunakan
56
D. Teknik Pengambilan Sampling Teknik sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel dari populasi (Arikunto, 2002). Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik accident sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada pada saat penelitian.
E. Alat Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian 1. Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan tertutup melalui kuesioner yang akan dijawab oleh ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun. 2. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau angket. Kuesioner diberikan langsung kepada responden untuk diisi tanpa melalui proses wawancara. Kuesioner yang telah dibuat mencakup variabel independen yaitu pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga dan jarak ke tempat imunisasi dan variabel dependennya kelengkapan imunisasi balita. Pertanyaan terdiri
57
dari tiga bagian yaitu, bagian A berisi tentang karakteristik responden yang meliputi inisial ibu, kelengkapan imunisasi balita, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, jarak rumah ke tempat imunisasi, dan penghasilan keluarga. Bagian B berkaitan dengan tingkat pengetahuan responden terhadap imunisasi dasar lengkap balita dalam bentuk pertanyaan tertutup tentang imunisasi sebanyak 20 item. Bagian C berisi 14 pernyataan tentang sikap mengenai pemberian imunisasi dasar lengkap balita dalam bentuk pernyataan tertutup. Pernyataan positif berjumlah 7 point, yang terdiri dari point C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, dan pernyataan negatif berjumlah 7 point, yang terdiri dari point C8, C9, C10, C11, C12, C13 dan C14. Skala pengukuran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap balita menggunakan skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Pada pertanyaan kuesioner disini dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Skor penilaiannya jika jawaban pertanyaan benar maka nilainya 1, sedangkan jika jawaban pertanyaan salah maka nilainya 0. Skala pengukuran sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap balita menggunakan Skala Likert. Dalam penilaian atau skor berdasarkan Skala Likert berbeda antara pernyataan positif dengan pernyataan negatif.
58
Penilaian untuk pernyataan positif sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap balita yaitu : Sangat setuju
:4
Setuju
:3
Tidak setuju
:2
Sangat tidak setuju
:1
Sedangkan penilaian pernyataan negatif
sikap tentang pemberian
imunisasi dasar lengkap balita juga menggunakan skala Likert, yaitu : Sangat tidak setuju
:4
Tidak setuju
:3
Setuju
:2
Sangat setuju
:1
Penilaian bagi sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap balita dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai jawaban dengan median, apabila nilai responden < median dari nilai sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap balita maka termasuk responden yang tidak mendukung terhadap upaya pemberian imunisasi dasar lengkap balita. Sedangkan apabila nilai responden ≥ median dari nilai sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap balita maka termasuk responden yang mendukung terhadap upaya pemberian imunisasi dasar lengkap balita. Penilaian bagi pengetahuan dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
59
dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai berikut : Skor Penilaian
Interpretasi Tingkat Pengetahuan
76-100% dari jawaban yang benar
Baik
56-75% dari jawaban yang benar
Cukup
0-55% dari jawaban yang benar
Kurang
3. Uji Validitas dan Realiabilitas a. Uji Validitas Uji
validitas
adalah
penelitian
yang
bertujuan
untuk
mengetahui kesahihan suatu alat ukur (Dahlan, 2010). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk mendapatkan data yang valid dan realiabel maka kuesioner tersebut harus diuji validitas dan realibilitas. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, kuesioner dilakukan uji validitas terlebih dahulu dengan rumus Pearson Product Moment. Bila nilai r hitung lebih besar dari r tabel berarti valid sedangkan jika nilai r hitungnya lebih kecil dari r tabel berarti tidak valid (Hidayat, 2007). Validitas instrument diukur dengan rumus korelasi Pearson Product Moment :
60
Keterangan : r
= koefisien korelasi
n
= jumlah responden
X
= skor pertanyaan belahan pertama (dari nomor item ganjil)
Y
= skor total belahan kedua ( dari nomor item genap ) Setelah dilakukan uji validitas dari 38 pertanyaan, maka
diperoleh jumlah pertanyaan yang valid. Pertanyaan yang dinyatakan valid inilah yang digunakan dalam pertanyaan penelitian. b. Realibilitas Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2008). Pengukuran realibilitas menggunakan bantuan Software komputer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >0,60 (Budiman, 2013). c. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Uji coba kuesioner dilakukan pada tanggal 10-12 Juli 2013 terhadap 30 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Ciputat Timur. Tujuan dari uji coba kuesioner ini untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut valid serta dapat dimengerti atau tidak dimengerti oleh responden. Adapun hasil dari uji coba
61
kuesioner, terdapat pertanyaan yang tidak valid pada varibel pengetahuan. Sehingga peneliti memperbaiki redaksi pertanyaan dan 4 pertanyaan B4, B8, B14, dan B19 dibuang atau dihilangkan karena sudah mewakili pertanyaan yang lainnya Sedangkan untuk variabel sikap terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid yaitu C1 dan C5, sehingga peneliti memperbaiki redaksi pernyataan.
4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2008). Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung dengan prosedur sebagai berikut : a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditunjukkan kepada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan b. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, peneliti menyerahkan surat permohonan tersebut kepada Puskesmas Situ Gintung. Setelah itu peneliti melakukan penseleksian calon responden dengan tehnik purposive sampling.
62
c. Peneliti mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. d. Meminta calon yang terpilih agar bersedia menjadi responden setelah melakukan pendekatan dan menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban selama menjadi responden. Responden yang bersedia selanjutnya diminta menandatangani lembar informed concent. e. Memberikan
lembar
persetujuan
(informed
consent)
untuk
ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian. f. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner. g. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner. h. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner i. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti untuk diperiksa dan peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden.
F. Pengolahan Data Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat perangkat lunak. Teknik pengolahan data terdiri dari (Hidayat, 2008):
63
1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data menggunakan komputer. Biasanya pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. 3. Entry data Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat tabel kontigensi. 4. Cleaning Data Cleaning Data adalah kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng entry data ke komputer.
64
G. Analisis Data Analisa data untuk memudahkan interpretasi dan menguji hipotesis penelitian. Analisa dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan bivariat. 1. Analisa Univariat Analisis univariat adalah analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis univariat ini digunakan untuk memperjelas bagaimana distribusi dan presentase serta untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat imunisasi, dan sikap ibu. Sedangkan variabel dependen yaitu kelengkapan imunisasi balita. 2. Analisa Bivariat Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2005). Dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan dependen, yaitu hubungan pengetahuan ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat imunisasi, dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.
65
Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut digunakan uji Chi Square. Hasil perhitungan diatas kemudian disignifikan dengan nilai alpha 0,05. Jika nilai p ≤ α (0,05) maka disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak, dan sikap yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar baita. Jika p > α (0,05) maka tidak ada hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak, dan sikap yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar baita (Hastono, 2008).
H. Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan anatara lain adalah sebagai berikut : 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian,
66
dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya. 2. Anonimity ( tanpa nama ) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaakn subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality ( Kerahasiaan ) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informsi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan menagajukan surat pernyataan persetujuan (Informed consent). Sebelum menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas responden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.
67
BAB V HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan hasil pengumpulan data dari kuesioner beserta hasil analisis data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Situ Gintung pada tanggal 21 sampai 28 Agustus 2013 yang dilakukan terhadap 100 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun sebagai responden.
A. Gambaran umum Puskesmas Situ Gintung Puskesmas Situ Gintung beralamat di jalan Serua Raya, Kp. Buaran RT. 08/02 Kel. Serua, Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan. dengan luas wilayah 379.153 Ha. Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung terdiri satu kelurahan saja, yaitu Kelurahan Serua. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kelurahan Sarua Indah
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kelurahan Benda Baru
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kelurahan Jombang, Kelurahan
Ciater & Kecamatan Serpong
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kelurahan Sarua Indah
Wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung terdiri dari 24 RW dan 159 RT dan 6447 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 27.953 orang, terdiri dari 14.166 laki-laki dan 13.787 perempuan. Adapun fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas sebagai berikut : 1. Pemerintah Puskesmas
: 1 Buah
Puskesmas Pembantu
: 1 Buah
Posyandu
: 24 Buah 67
68
Posbindu
: 4 Buah
Rumah Bersalin
: 0 Buah
2. Swasta Rumah Sakit Swasta
: 0 Buah
Klinik swasta
: 4 Buah
Bidan
: 9 Orang
Praktek Dokter Umum
: 8 Orang
Praktek Dokter Gigi
: 1 Orang
Praktek Dokter Spesialis
: 1 Orang
Apotik
: 5 Buah
Toko Obat
: 2 Buah
Pengobatan Tradisional
: 8 Buah
Salon
: 20 Buah
3. Masyarakat Kader Kesehatan
: 148 Orang
Dukun Bayi Terlatih
:
1 Orang
Sedangkan, sarana dan prasarana Puskesmas 1. Gedung Puskesmas
: 2 Buah
2. Kendaraan Roda Dua
: 1 Buah ( Desember 2011 )
3. Ambulance
: 1 Buah ( Oktober 2011 )
4. Pesawat Telepon
: 1 Buah
B. Hasil Analisis Univariat Analisis univariat adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan angka atau nilai jumlah dan persentase dari masing-masing kategorik ditiap variabel dengan mengeluarkan distribusi frekuensi, sehingga dapat menjadi informasi yang berguna.
69
Dari hasil univariat pada penelitian ini dapat dilihat data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar Balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tahun 2013, yaitu:
1. Gambaran kelengkapan imunisasi pada balita usia 1-5 tahun Tabel 5.1 Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi dasar pada Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100) Kelengkapan imunisasi
Frekuensi
Persentasi (%)
Tidak Lengkap
14
14%
Lengkap
86
86%
100
100%
Total
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (14%) atau 14 ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung
tidak memberikan
imunisasi dasar dengan lengkap, (86%) atau 86 ibu memberikan imunisasi dasar dengan lengkap.
2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus tahun 2013 (n=100) Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang baik
26
26%
Cukup baik
16
16%
Baik
58
58%
100
100%
Total
70
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat di jelaskan bahwa (26%) atau 26 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung memiliki pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi dasar lengkap, (16%) atau 16 ibu memiliki pengetahuan cukup baik, (58%) atau 58 ibu memiliki pengetahuan baik mengenai imunisasi dasar lengkap.
3. Gambaran tingkat pendidikan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap pemberian Imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100) Tingkat pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
Pendidikan rendah
23
23%
Pendidikan tinggi
77
77%
100
100%
Total
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (23%) atau 23 ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung memiliki tingkat pendidikan rendah, (77%) atau 77 ibu yang memiliki balita 1-5 tahun memiliki tingkat pendidikan tinggi.
4. Gambaran status pekerjaan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun Tabel 5.4 Distribusi frekuensi status pekerjaan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap Kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100) Status pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
Bekerja
15
15%
Tidak bekerja
85
85%
Total
100
100,0
71
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (15%) atau 15 ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung adalah ibu bekerja, (85%) atau 85 ibu yang memiliki balita 1-5 tahun itu tidak bekerja.
5. Gambaran penghasilan keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun Tabel 5.5 Distribusi frekuensi penghasilan keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100) Penghasilan keluarga
Frekuensi
Persentase (%)
Kurang
17
17%
Cukup
63
63%
Tinggi
20
20%
100
100%
Total
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (17%) atau 17 keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun memiliki penghasilan kurang dari Upah Minimum Regional (UMR), (63%) atau 63 keluarga memiliki penghasilan cukup, (20%) atau 20 keluarga memiliki penghasilan tinggi dari Upah Minimum Regional (UMR).
72
6. Gambaran jarak rumah yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi Tabel 5.6 Distribusi frekuensi jarak rumah yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100) Jarak
Frekuensi
Persentase (%)
Jauh
25
25%
Dekat
75
75%
100
100%
Total
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (25%) atau 25 keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun memiliki jarak rumah jauh ke pelayanan imunisasi, (75%) atau 75 keluarga yang memiliki balita 1-5 tahun memiliki jarak rumah dekat ke pelayanan imunisasi.
7. Gambaran sikap ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun Tabel 5.7 Distribusi frekuensi sikap ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100) Sikap
Frekuensi
Persentase (%)
Negatif
52
52%
Positif
48
48%
100
100%
Total
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar (52%) atau 52 ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan imunisasi dasar, (48%) atau 48 ibu yang memiliki balita 1-5 tahun memiliki sikap positif terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
73
C. Hasil Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara dua variabel atau bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah adakah perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih kelompok (sampel). Hasil analisis bivariat pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: 1. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung tahun 2013 Tabel 5.8 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung bulan Agustus Tahun 2013 Tingkat pengetahuan
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap
Total
Lengkap
N
%
N
%
N
%
Kurang baik
12
46,2
14
53,8
26
100
Cukup
0
0
16
100
16
100
Baik
2
3,4
56
96,6
100
100
14
14,0
Total
86
86,0
100
P Value
OR (95% CI)
0,000
27.704
100
Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 26 ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 12 orang ibu (46,2%) dengan yang memberikan sebanyak 14 orang ibu (53,8%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yang tidak memberikan imunisasi dasar lengkap tidak ada dengan yang memberikan sebanyak
74
16 orang ibu (100%), dan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik yang tidak memberikan imunisasi sebanyak 2 orang ibu (3,4%) dengan yang memberikannya sebanyak 56 orang ibu (96,6%).
Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=27.704 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik beresiko 27 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang berpengetahuan cukup dan baik.
2. Hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013 Tabel 5.9 Hubungan antara tingkat pendidikan terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus Tahun 2013 Tingkat pendidikan
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap
Total
Lengkap
N
%
N
%
N
%
Rendah
12
52,2
11
47,8
23
100
Tinggi
2
2,6
75
97,4
77
100
14
14,0
86
86,0
100
100
Total
P value
0,000
OR (95% CI)
36,15 3
Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 23 orang ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah yang tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap sebanyak 12 orang ibu (52,2%) dengan yang memberikan Imunisasihanya 11 orang ibu (47,8%), sedangkan ibu yang
75
memiliki tingkat pendidikan tinggi yang tidak memberikan imunisasi 2 orang ibu (2,6%) dengan yang memberikan sebanyak 75 orang ibu ( 97,4%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi, nilai OR=36,153, yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki resiko 36 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi terhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.
3. Hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi di Puskesmas Situ Gintung Bulan agustus tahun 2013. Tabel 5.10 Hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus tahun 2013. Pekerjaan
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap
Total
Lengkap
N
%
N
%
n
%
Bekerja
8
53,3
7
46,7
15
100
Tidak bekerja
6
7,1
79
92,9
85
100
Total
14
14,0
86
86,0
100
100
P Value
OR (95% CI)
0,000
15.04 8
Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 15 ibu bekerja yang tidak memberikan imunisasi diantaranya 8 orang ibu (53,3%) dengan yang memberikan imunisasi hanya 7 orang (46,7%), sedangkan ibu yang tidak bekerja 6 orang ibu (7,1%) tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan yang memberikan imunisasi secara lengkap sebanyak 79 orang ibu (92,9%).
76
Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.048 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang bekerja beresiko 15 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
4. Hubungan antara tingkat penghasilan hasil keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung tahun 2013 Tabel 5.11 Hubungan antara tingkat penghasilan keluarga terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung bulan Agustus Tahun 2013 Penghasilan
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap
Total
Lengkap
N
%
N
%
N
%
Kurang
5
29,4
12
70,6
17
100
Cukup
8
12,7
55
87,3
63
100
1
5,0
19
95,0
20
100
14
14,0
Tinggi Total
86
86,0
100
P Value
OR (95% CI)
0,037
4.498
100
Hasil analisis hubungan antara penghasilan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 17 ibu yang memiliki penghasilan kurang yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 5 orang ibu (29,4%) dengan yang memberikan sebanyak 12 orang ibu (70,6%), sedangkan keluarga yang memilki penghasilan cukup 8 orang ibu (12,7%) tidak memberikan imunisasisecara lengkap dengan yang memberikan sebanyak 55 orang ibu (87,3%),
77
dan keluarga yang memiliki penghasilan tinggi 1 orang ibu (5,0%) tidak memberikan imunisasi dasar lengkap dengan yang memberikan sebanyak 19 orang ibu (95,0%). Hasil uji statistik diperoleh P value=0,037 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=4.498yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki penghasilan kurang beresiko 4 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang berpenghasilan cukup dan tinggi.
5. Hubungan antara jarak rumah yang memiliki Balita usia 1-5 tahun ke pelayanan
imunisasiterhadap
kelengkapan
imunisasi
dasar
di
Puskesmas Situ Gintung tahun 2013 Tabel 5.12 Hubungan antara jarak terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung bulan Agustus Tahun 2013 Jarak
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap
Total
Lengkap
N
%
N
%
N
%
Jauh
11
44,0
14
56,0
25
100
Dekat
3
4,0
72
96,0
75
100
14
14,0
86
86,0
100
100
Total
P Value
OR (95% CI)
0,000
18.857
Hasil analisis hubungan antara jarak rumah ke pelayanan imunisasidengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 25 ibu yang memiliki jarak rumah jauh yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 11 orang ibu (44,0%) dengan yang memberikan sebanyak
78
14 orang ibu (56,0%), sedangkan ibu yang memiliki jarak rumah dekat 3 orang ibu (4,0%) tidak memberikan imunisasisecara lengkap dengan yang memberikan sebanyak 72 orang ibu (96,0%).
Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jarak dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=18.857 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki jarak rumah jauh beresiko 19 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki jarak rumah dekat ke pelayanan imunisasi.
6. Hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasidi Puskesmas Situ Gintung Bulan agustus tahun 2013. Tabel 5.13 Hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasidi Puskesmas Situ Gintung Bulan agustus tahun 2013 Sikap
Kelengkapan imunisasi Tidak lengkap
Total
Lengkap
N
%
N
%
n
%
Negatif
13
25,0
39
75,0
52
100
Positif
1
2,1
47
97,9
48
100
Total
14
14,0
86
86,0
100
100
P Value
0,003
OR (95% CI)
15.667
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasidapat dijelaskan bahwa dari 52 ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun dengan sikap negatif (tidak mendukung
pemberian
Imunisasisebanyak
13
imunisasi orang
ibu
dasar (25,0%)
lengkap) dengan
tidak
memberikan
yang
memberikan
Imunisasisebanyak 39 orang ibu (75,0%), sedangkan ibu yang memiliki sikap positif
79
(mendukung pemberian imunisasi dasar lengkap) 1 orang ibu (2,1%) tidak memberikan imunisasi dasar lengkap dengan yang memberikan sebanyak 47 orang ibu (97,9%).
Hasil uji statistik diperoleh P value=0,003 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.667, yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki sikap negatif beresiko 16 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasiterhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki sikap positif.
80
BAB VI PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan menguraikan makna hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jarak, dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tahun 2013. Pembahasan ini mencakup perbandingan antara hasil penelitian dengan konsep teoritis dan penelitian sebelumnya. Bab ini juga akan menjelaskan tentang keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan. A. Analisis Univariat 1. Gambaran kelengkapan imunisasi Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009). Imunisasi bertujuan agar zat kekebalan tubuh balita terbentuk sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat, 2008). Macam – macam imunisasi itu ada dua macam, diantanya adalah imunisasi aktif dan pasif. Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktif adalah
80
81
pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk meragsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kehamilan, misalnya antibodi terhadap campak. Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terdapat 14 orang (14%) tidak memberikan imunisasi dasar lengkap dengan kata lain ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung sebagian kecil tidak memberikan imunisasi. Peneliti menganalisis masih adanya balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Situ Gintung yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor kurangnya pengetahuan ibu karena menganggap bahwa bayi yang di imunisasi akan selalu demam atau sakit sehingga mereka tidak memberikan imunisasi kepada bayinya. Selain itu kurangnya sumber informasi mengenai imunisasi di masyarakat yang disebabkan oleh kurangnya edukasi dari petugas kesehatan, dan di dukung oleh jarak yang sangat jauh terhadap
82
tempat pelayanan imunisasi sehingga kesulitan untuk mencapai tempat pelayanan.
2.
Gambaran tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh diantaranya melelui pendidikan formal, non formal dan media masa. Pengetahuan atau domain kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
(over
behavior).
Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain (Notoatmodjo, 2003). Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang yaitu 26 responden (26%). Dengan kata lain ibu yang tinggal diwilayah Puskesmas Situ Gintung masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi karena peneliti menganalisis bahwa tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung di pengaruhi oleh karakteristik tempat atau tingkat pendidikan, selain itu kurangnya media informasi di tengah masyarakat menyebabkan informasi tidak dapat diterima oleh masyarakat.
83
3. Gambaran tingkat pendidikan ibu balita usia 1-5 tahun Menurut Notoatmodjo (2003), mengartikan pendidikan sebagai bimbingan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa kepada anakanak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat, maka tingginya tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga akan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu balita usia 1-5 tahun, terdapat 23 orang (23%) memiliki tingkat pendidikan rendah. dengan kata lain ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung memiliki tingkat pendidikan rendah, karena masih ada ibu balita usia 1-5 tahun yang hanya tamat SD dan tamat SLTP. Peneliti menganalisis bahwa masih adanya tingkat pendidikan rendah pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung karena di pengaruhi oleh faktor budaya masyarakat yang beranggapan bahwa setinggi-tingginya wanita sekolah atau memiliki pendidikan tinggi, akhirnya akan tetap ke dapur juga sehingga mereka beranggapan seorang wanita tidak perlu memiliki tingkat pendidikan tinggi.
4. Gambaran pekerjaan ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan) (Depdikbud, 2006). Dalam kelengkapan imunisasi tidak ada alasan untuk
84
ibu bekerja tidak memberikan imunisasi, karena untuk ibu yang bekerjapun dapat memberikan imunisasi dengan cara mendatangi langsung ke Puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lain. Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun, yang bekerja yaitu 15 orang (15%). Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat sehingga sebagian ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas Situ Gintung bekerja untuk menambah penghasilan keluarga tidak hanya mengandalkan dari penghasilan suami sehingga daya beli keluarga tinggi yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Sedangkan sebagian besar ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung yang tidak bekerja, dapat mengisi waktu luang hanya untuk mengurus keluarganya sehingga mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk memberikan imunisasi dasar lengkap kepada balitanya.
5. Gambaran pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun Status ekonomi seseorang akan mempengaruhi kemampuan seseorang membiayai pelayanan kesehatan. Sering kali terjadi seseorang semestinya tahu masalah kesehatan ketika ia ataupun keluarganya sakit tidak dibawa ke pelayanan kesehatan karena tidak mampu membiayai. Begitu pula dengan masalah imunisasi, bisa jadi seorang ibu ingin sekali
85
mengimunisasikan anak-anaknya akan tetapi tidak jadi karena tidak punya biaya (Mahfoedz, 2006). Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa responden yang memiliki penghasilan kurang yaitu 17 responden (17%). Dengan kata lain ibu yang tinggal diwilayah Puskesmas Situ Gintung masih ada yang memiliki penghasilan kurang dari UMR. Peneliti menganalisis bahwa masih ada yang memiliki penghasilan kurang di Puskesmas Situ Gintung di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaan keluarga.
6. Gambaran jarak rumah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Jarak dekat adalah ruang sela yang pendek antara dua benda atau tempat. Sedangkan jarak jauh adalah ruang sela yang panjang antara dua tempat dsb (Depdikbud, 2013). Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu Balita usia 1-5 tahun yaitu 25 responden (25%) yang memiliki jarak rumah jauh ke tempat pelayanan imunisasi. Peneliti menganalisis bahwa ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung sebagian kecil memiliki jarak rumah jauh ke tempat pelayanan imunisasi, sehingga dapat mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap. Dalam hal ini ibu yang memiliki jarak rumah dekat terhadap tempat pelayanan pemberian imunisasi dasar akan
86
memberikan kepada balitanya karena tidak perlu repot berjalan jauh atau mengeluarka uang untuk ongkos kendaraan ke tempat pelayanan sedangka ibu yang memiliki jarak rumah jauh akan merasa terbebani untuk pergi ke tempat pelayanan imunisasi karena harus mengeluarkan tenaga atau uang untuk ongkos kendaraan.
7. Gambaran sikap ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian ibu balita usia 1-5 tahun memiliki sikap negatif yaitu 52 orang atau (52%). dengan kata lain ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah Puskesmas Situ Gintung memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan imunisasi. Peneliti menganalisis bahwa ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung memiliki sikap negatif, karena sikap dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang berkaitan dengan objek tertentu. Dalam hal ini ibu yang memiliki sikap positif tentang kelengkapan imunisasi karena ibu mengetahui manfaat kelengkapan imunisasi bagi bayinya serta penyakit apa saja yang dapat terjadi apabila ibu tidak memberikan imunisasi. Sedangkan ibu yang memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan imunisasi karena ibu kurang mengetahui manfaat kelengkapan imunisasi bagi balitanya, karena beranggapan bayi yang diberikan imunisasi akan demam atau sakit sehingga hal tersebut mendorong untuk ibu tidak memberikan imunisasi dasar lengkap.
87
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Green dalam Notoatmodjo (2003). Ini memperlihatkan bahwa sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap apa yang dilakukan, selain sikap, pengetahuan juga akan mempengaruhi perilaku seseorang karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dan pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain. Sehingga apabila seorang ibu yang sudah mempunyai pengalaman baik dari diri sendiri maupun dari orang lain tentang kelengkapan imunisasi akan memiliki sikap positif dan memberikan imunisasi terhadap bayinya. Sebaliknya apabila seorang ibu tidak memiliki pengalaman sama sekali tentang kelengkapan imunisasi, mereka akan bersikap negatif dan tidak mau memberikan bayinya imunisasi dasar lengkap. Menurut Campbell, sikap adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek
sehingga sikap itu melibatkan
pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Menurut Newcomb, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmojo, 2003).
88
B. Analisis Bivariat 1. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi Hasil
analisis
hubungan
antara
tingkat
pengetahuan
dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 26 ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik yang tidak memberikan imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 12 orang ibu (46,2%) dengan yang memberikan sebanyak 14 orang ibu (53,8%). Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=27.704 yang berarti bahwa ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik beresiko 27 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap bayinya dibandingkan ibu yang berpengetahuan cukup dan baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Albertina (2008) bahwa ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kelengkapan imunisasi dasar balita. Begitu pula dengan penelitian Ningrum (2008), Jannah (2009), Ladifre (2009), Istriyati (2011), Widayati (2012) bahwa pengetahuan ibu berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap balita. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Prayoga (2009), Astrianzah (2011) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan imuisasi dasar lengkap balita.
89
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh diantaranya melelui pendidikan formal, non formal dan media masa. Pengetahuan atau domain kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
(over
behavior).
Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain (Notoatmodjo,2003). Menurut Rogers dalam Notoatmojo (2003) suatu perilaku yang di dasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak di dasarkan pengetahuan, dan urutan proses dalam diri seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru. Peneliti menganalis bahwa pengetahuan tidak selalu di dapat dari tingginya suatu tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat diperoleh dari media massa, pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Suatu pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan, semakin baik pengetahuan ibu maka semakin tinggi pula peluang ibu untuk kelengkapan imunisasi pada bayinya. Untuk itu peneliti menyarankan Puskesmas Situ Gintung lebih meningkatkan lagi upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi dengan cara meningkatkan penyuluhan-penyuluhan di dalam kegiatan puskesmas dan posyandu di setiap desa dan pemberian Pendidikan Kesehatan kepada para kader posyandu mengenai imunisasi.
90
2. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 23 orang ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah yang tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap sebanyak 12 orang ibu (52,2%) dengan yang memberikan Imunisasi hanya 11 orang ibu (47,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi, nilai OR=36,153, yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki resiko 36 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi terhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jannah (2009), Ladifre (2009), Istriyati (2011) bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar balita. Berdasarkan penelitian Ningrum (2008) disimpulkan bahwa pendidikan ibu yang tinggi akan membuat akses ke pelayanan kesehatan anak semakin baik. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Albertina (2008), Prayoga (2009). Menurut Notoatmojo (2003), Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan
91
masyarakat. Pendidikan merupakan pengalaman seseorang mengikuti pendidikan formal yang dinilai berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki, sehingga pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan rendah (tingkat SD dan SLTP) dan pendidikan tinggi (tingkat SMU keatas). Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidik (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku. Peneliti menganalisis bahwa pendidikan dapat mempengaruhi ibu dalam kelengkapan imunisasi. semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin mudah dalam menerima informasi sehingga peluang untuk ibu memberikan imunisasi pada bayinya akan semakin tinggi.
3. Hubungan antara pekerjaan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 15 ibu bekerja yang tidak memberikan imunisasi diantaranya 8 orang ibu (53,3%) dengan yang memberikan imunisasi hanya 7 orang (46,7%). Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.048 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang bekerja beresiko 15
92
kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Istriyati (2011) bahwa ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar. Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Prayoga (2009), Jannah (2009). Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan) (Depdikbud, 2006). Ibu yang bekerja mempunyai waktu luang yang sedikit bila dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja sehingga pada ibu yang bekerja biasanya kelengkapan imunisasi akan lebih sulit dilakukan daripada ibu yang tidak bekerja. Peneliti menganalisis bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi ibu dalam kelengkapan imunisasi, karena pada ibu yang tidak bekerja memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang bekerja, sehingga ibu yang tidak bekerja memiliki peluang yang lebih besar untuk kelengkapan imunisasi pada bayinya. Untuk itu peneliti dapat memberikan saran kepada para ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ gintung. Upaya bagi ibu yang bekerja tapi tetap memberikan Imunisasi kepada balitanya yaitu dengan cara mendatangi langsung ke tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit saat ibu sedang memiliki waktu luang.
93
4. Hubungan antara pendapatan terhadap kelengkapan imunisasi Hasil analisis hubungan antara penghasilan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 17 ibu yang memiliki penghasilan kurang yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 5 orang ibu
(29,4%) dengan yang
memberikan sebanyak 12 orang ibu (70,6%). Hasil uji statistik diperoleh P value=0,037 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=4.498 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki penghasilan kurang beresiko 4 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang berpenghasilan cukup dan tinggi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Istriyati (2011), Astrianzah (2011) bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan dengan imunisasi dasar lengkap balita. Peneliti menganalisis bahwa status
ekonomi seseorang akan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membiayai pelayanan kesehatan. Sering kali seseorang kalau sakit ataupun keluarganya yang sakit tidak dibawa ke pelayanan kesehatan karena tidak
mampu
membiayai. Begitu pula dengan masalah imunisasi, bisa jadi seorang ibu
94
ingin sekali mengimunisasikan anak-anaknya akan tetapi tidak jadi karena tidak punya biaya (Mahfoedz, 2006).
5. Hubungan antara jarak rumah ke tempat imunisasi terhadap kelengkapan imunisasi Hasil analisis hubungan antara jarak rumah ke pelayanan imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 25 ibu yang memiliki jarak rumah jauh yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 11 orang ibu (44,0%) dengan yang memberikan sebanyak 14 orang ibu (56,0%). Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jarak dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=18.857 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki jarak rumah jauh beresiko 19 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki jarak rumah dekat ke pelayanan imunisasi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ningrum (2008), Jannah (2009), Prayoga (2009) bahwa tidak ada hubungan antara jarak rumah ke pelyanan imunisasi dengan imunisasi dasar lengkap balita. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2013), jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Jarak dekat adalah ruang sela yang pendek
95
antara dua benda atau tempat. Sedangkan jarak jauh adalah ruang sela yang panjang antara dua tempat dsb. Peneliti menganalisis bahwa tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan enggan untuk mendatanginya. Jauhnya tempat pelayanan bisa menyebabkan membengkaknya akomodasi pelayanan, karena selain biaya pelayanan kesehatan ada biaya tambahan yaitu biaya transportasi. Bagi orang-orang yang akan berfikir sederhana mungkin akan memutuskan untuk tidak datang ke sarana pelayanan kesehatan. Hal ini mungkin terjadi adalah ketidakterjangkauan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
6. Hubungan antara Sikap dengan kelengkapan imunisasi Hasil analisis hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 52 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun dengan sikap negatif yang tidak memberikan imunisasi sebanyak 13 orang ibu (25,0%) dengan yang memberikan imunisasi sebanyak 39 orang ibu (75,0%). Hasil uji statistik diperoleh P value=0,003 dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.667, yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki sikap negatif
96
beresiko 16 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi terhadap bayinya dibandingkan ibu yang memiliki sikap positif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jannah (2009) bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi dasar lengkap balita. Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Albertina, dkk (2008). Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu. Robert Kwick dalam notoatmojo (2003), menyatakan bahwa sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tertentu. Peneliti menganalisi bahwa sikap dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi, karena ibu yang memiliki sikap positif biasanya memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi mengenai Imunisasi yang diperoleh melalui media massa/elektronik dan penyuluhan-penyuluhan dari petugas kesehatan sudah sangat baik. dan ibu dengan sikap positif akan memberikan bayinya Imunisasi agar bayinya mencapai tumbuh kembang yang optimal.
97
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti merasa bahwa penelitiannya ini belum mencapai hasil yang diharapkan karena ada beberapa kendala. Selain itu penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional, sehingga tidak bisa memberikan penjelasn hubungan sebab akibat, tetapi hubungan yang didapatkan dari penelitian ini hanya menunjukkan adanya keterkaitan saja, dan hanya mengkaji variabel independen dan variabel dependen secara bersama pada saat berlangsungnya penelitian. Adapun instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan bentuk tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden dapat memilih jawaban dengan bebas. Sedangkan kualitas jawaban kuesioner tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab setiap pertanyaan dan pernyataan sehingga bisa saja terdapat bias karena responden menjawab sesuai dengan keinginan responden tersebut. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.
98
BAB VII KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari tujuan penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tahun 2013, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian kecil ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung tidak memberikan imunisasi, memiliki tingkat pendidikan tinggi, memiliki tingkat pengetahuan baik tentang imunisasi, tidak bekerja, memiliki pendapatan/ penghasilan cukup, jarak rumah dekat ke tempat imunisasi dan memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan imunisasi. 2. Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara faktor pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat imunisasi dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi di Puskesmas Situ Gintung tahun 2013.
98
99
B. Saran 1. Bagi Puskesmas Situ Gintung Diharapkan agar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu mengenai kelengkapan imunisasi dengan cara meningkatkan penyuluhan-penyuluhan di setiap desa dan memberikan Pendidikan Kesehatan kepada para Kader posyandu agar dapat membantu petugas kesehatan dalam peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan agar menjadi salah satu institusi kesehatan mampu membantu dalam upaya penyediaan informasi tentang Imunisasi dan memberdayakan atau melibatkan mahasiswa/i dalam upaya tersebut sebagai bagian proses belajar mahasiswa. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang motivasi petugas pelayanan kesehatan dan motivasi keluarga terhadap sikap ibu dalam kelengkapan imunisasi dasar.
Daftar Pustaka
Achmadi, U. F. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta Penerbit Buku Kompas. 2006 Aliya, L.S. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Peberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Dan Balita Di RW 09 Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2011. Fakultas Kedokteran. Jurusan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011 Arikunto, S. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. 2010 Astrianzah, D. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita. Jurusan Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro.2011 Azwar, S. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2005 Budiarto, E. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. 2003 Budiman, A.R. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 2013 Dahlan, M. S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto. 2010 . Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Sagung Seto. 2008 Departemen Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010: Jakarta. 2010 . Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007: Jakarta. 2008 Depkes 2010. Kemenkes Targetkan Tahun 2014 Seluruh Desa/ Kelurahan 100% UCI. http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43newsslider/1106-kemkes-tergetkan-tahun-2014-seluruh-desakelurahan-100uci.html. Diakses pada hari selasa, 2 April 2013 jam 09.15 WIB Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Dinas Kesehatan Kab. Kebumen 2012. Sekilas Tentang Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Yang Menjadi Program Pemerintah. http://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/11/09/sekilas-tentang-penyakit-yangdapat-dicegah-dengan-imunisasi-pd3i-yang-menjadi-program-pemerintah/.
Diakses pada hari minggu , 17 Maret 2013, 19.26 WIB
Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Profil Kesehatan Tangerang Selatan. Tangerang : Banten. 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang. Tangerang : Banten. 2008 Hastono, S.P. Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM UI Hidayat, A. A. A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta : Salemba Medika. 2008 . Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2009 . Riset Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 2007 . Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 2008 Huda, N. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2009. Fakultas Kedokteran. Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009 Irfani. Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. 2010 Istriyati, E. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. http://lib.unnes.ac.id/. Diakses Pada Tanggal 6 September 2013. Pukul 10:15 WIB Jannah, N.M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Balita Usia 12-23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padarincang Kabupaten Serang Tahun 2009. Fakultas Kedokteran. Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009 Ladifre, R. Hubungan Karakteristik Ibu, Jarak Ke Pelayanan Kesehatan Dan Pengeluaran Keluarga Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Kabupaten Tangerang Tahun 2006 Melalui Analisis Data Sekunder Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten Tangerang Sehat 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2006 Machfoed, Ircham dan Eko Sunaryani. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit F. Tramaya. 2006
Maulana, H. D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC. 2007 Meadow, Sir Roy dan Simon J. Newell. Lecture Notes Pediatrika. Edisi ke tujuh. Jakarta : Penerbi Erlangga. 2005 Methilda. M. Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit Di Jakarta Dan Sekitarnya Pada Bulan Maret 2008. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125308S5678Hubungan%20karakte ristik- Analisis.pdf . Diakses pada tanggal 2 Juni 2013. Pukul 10.11 WIB Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2003 . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 . Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.2007 . Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. 2010 . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010 Ningrum , E.P. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/460/1b.pdf?sequ ence=1. Diakses pada tanggal 6 September 201. Pukul 13.49 WIB Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2008 Prayoga, A. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1 – 5 tahun. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-1-3.pdf . Diakses pada tanggal 4 juni 2013. Pukul 14.30 WIB Riyadi, Sujono dan Sukarmin. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009 Santoso, S. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2010 Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007
Sidney, S. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1997 Suriadi dan Yuliani Rita. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta : CV. Sagung Seto.2010 Suriririnah. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2009 Widayati. S. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen. http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/ . Diakses pada tanggal 6 September 2013. Pukul 11.43 WIB Williams, Frances. Baby Care Pedoman Lengkap Perawatan Bayi. Terjemahan Wahyuni R. Kamah. Jakarta : Erlangga. 2003 Yendra, Melvi. Indonesia Economic 1, Outlook 2010 :Ekonomi Makro, Demografi, Ekonomi Syariah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). 2009 Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Balita. Jogjakarta : Power Books. 2010
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth. Ibu Di Tempat Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program S1 Ilmu Keperawatan, saya akan melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada balita serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. Untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/ tidak bersedia*) ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon bersedia/ tidak bersedia*) ibu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara di jamin kerahasiaannya. Demikian, lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya sampaikan terimakasih. Ciputat, …. Agustus 2013 Responden
Peneliti
………….
……….
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU GINTUNG TAHUN 2013 Petunjuk Pengisian : 1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan 2. Pertanyaan di bawah ini mohon di isi semuanya 3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling sesuai dengan kondisi yang dialami dengan memberikan tanda cek list (√) 4. Isilah titik yang tersedia dengan jawaban yang benar A. Karakteristik responden 1. Inisial Ibu
:………………………………
2. Apakah anak ibu diberikan imunisasi dengan lengkap a. Ya
b. Tidak
3. Tingkat Pendidikan Terakhir Ibu : 1. Tidak Sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Perguruan Tinggi 4. Status Pekerjaan Ibu
:
1. Ibu Rumah Tangga 2. Karyawan Swasta 3. PNS 5. Berapa jarak rumah ibu ke tempat imunisasi : ……………………………………….
:
6. Berapa penghasilan keluarga dalam satu bulan : ………………………………………... B. Pengetahuan
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar. 1. Apakah pengertian imunisasi itu ….. a. Suatu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit b. Suatu upaya untuk menyembuhkan penyakit menular c. Upaya untuk bebas dari kuman d. Pemberian makanan tambahan 2. Penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi….. a. Polio, campak, hepatitis B, TBC, difteri, pertusis, tetanus b. DBD, malaria, dan tifus c. Hanya polio dan TBC d. Hanya campak dan Tetanus 3. Apa manfaat imunisasi…. a. Sebagai pencegahan terhadap penyakit b. Sebagai pengobatan penyakit menular c. Supaya menambah nafsu makan pada anak d. Tidak tahu 4. Sejak umur berapakah bayi boleh diimunisasi…. a. Sejak umur 0 bulan b. Sejak umur > 1 tahun c. 2 tahun d. 5 tahun
5. Apakah ibu mengetahui jenis imunisasi apa yang harus diberikan kepada bayi baru lahir…. a. DPT b. HB 0 c. Campak d. Polio 6. Jenis imunisasi apa saja yang harus diberikan kepada bayi kurang dari 9 bulan…. a. DPT, BCG, Polio b. Hepatitis B, Campak c. TT d. MMR 7. Imunisasi apa yang digunakan untuk mencegah penyakit Hepatitis B…. a. Hepatitis B b. BCG c. Campak d. Polio 8. Bagaimana cara pemberian imunisasi Hepatitis B…. a. Suntik b. Tetes c. Diminum d. Dioles 9. Dimanakah imunisasi Hepatitis B diberikan …. a. Rumah b. Posyandu/ puskesmas/ RS c. Kantor kelurahan d. Tidak tahu
10. Apakah ibu mengetahui, umur berapa bayi harus diberi imunisasi campak…. a. 0-7 hari b. 2 bulan c. 5 bulan d. 9-11 bulan 11. Berapa kali bayi harus diberi imunisasi campak…. a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 12. Apakah ibu mengetahui bagaimana cara pemberian imunisasi campak…. a. Ditetes b. Disuntik c. Diminum d. Tidak tahu 13. Berapa kali bayi diberi imunisasi BCG…. a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 14. Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit apa…. a. TBC b. Tifus c. Campak d. Polio
15. Apakah ibu mengetahui berapa kali bayi diberi imunisasi DPT…. a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 16. Apakah ibu mengetahui berapa kali bayi diberi imunisasi polio… a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali 17. Menurut ibu imunisasi polio untuk mencegah penyakit apa…. a. TBC b. Tifus c. Campak d. Polio 18. Menurut ibu bagaimana cara pemberian imunisasi polio…. a. Disuntik b. Ditetes c. Diminum d. Tidak tahu 19. Dimanakah imunisasi polio diberikan…. a. Di RS/ puskesmas/ posyandu b. Di rumah kader c. Di kelurahan d. DI kecamatan
20. Imunisasi apa yang diberikan terakhir kali…. a. DPT b. BCG c. Campak d. Polio C. Sikap Keterangan : STS
: sangat tidak setuju
TS
: tidak setuju
S
: setuju
SS
: sangat setuju
Berilah tanda check list (√) No
Pernyataan
1
Menurut saya bayi yang baru lahir (0-7 hari) boleh langsung diberikan imunisasi.
2
Saya akan memberikan imunisasi DPT walaupun nantinya akan demam
3
Saya akan tetap memberikan imunisasi pada anak saya walaupun biayanya mahal
4
Saya akan tetap memberikan imunisasi pada anak walaupun petugasnya kurang ramah.
5
Saya akan tetap memberikan imunisasi pada anak saya walaupun sedang sakit.
6
Saya akan tetap memberikan imunisasi pada anak saya walaupun dilarang oleh keluarga
STS
TS
S
SS
7
Walapun saya sibuk bekerja, saya akan tetap memberikan imunisasi..
8
Saya tidak akan memberikan imunisasi pada anak saya karena anak akan demam
9
Saya tidak akan memberikan imunisasi pada anak saya karena jaraknya sangat jauh.
10
Menurut saya imunisasi tidak perlu diberikan kepada anak saya karena tidak ada manfaatnya
11
Saya tidak akan memberikan imunisasi kepada anak saya sebelum usianya diatas satu bulan
12
Anak yang di imunisasi lebih sering sakit dibandingkan dengan anak yang tidak di imunisasi
13
Saya tidak akan memberikan imunisasi kepada anak saya karena kasihan bila di suntik
14
Saya datang ke posyandu hanya untuk menimbang bukan untuk imunisasi
Output Analisa Univariat dan Bivariat
Analisa Univariat Kele ngkapan Im unis as i
Valid
Tidak Lengkap Lengkap Total
Frequenc y 14 86 100
Percent 14.0 86.0 100.0
Valid Percent 14.0 86.0 100.0
Cumulativ e Percent 14.0 100.0
Tingkat pengetahuan
Valid
Kurang Cukup Baik Total
Frequenc y 26 16 58 100
Percent 26.0 16.0 58.0 100.0
Valid Percent 26.0 16.0 58.0 100.0
Cumulativ e Percent 26.0 42.0 100.0
Tingkat pendidikan
Valid
Rendah Tinggi Total
Frequenc y 23 77 100
Percent 23.0 77.0 100.0
Valid Percent 23.0 77.0 100.0
Cumulativ e Percent 23.0 100.0
Pek er jaan
Valid
Bekerja Tidak Bekerja Total
Frequenc y 15 85 100
Percent 15.0 85.0 100.0
Valid Percent 15.0 85.0 100.0
Cumulativ e Percent 15.0 100.0
Penghas ilan Frequenc y Valid
KURANG (apabila < UMR) CUKUP (Apabila= UMR) TINGGI (Apabila > UMR) Total
Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
17
17.0
17.0
17.0
63 20 100
63.0 20.0 100.0
63.0 20.0 100.0
80.0 100.0
Jarak Frequenc y Valid
JAUH ( Apabila >500 meter) DEKAT (Apabila <500 meter) Total
Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
25
25.0
25.0
25.0
75
75.0
75.0
100.0
100
100.0
100.0
SIKAP
Valid
Negatif Positif Total
Frequenc y 52 48 100
Percent 52.0 48.0 100.0
Valid Percent 52.0 48.0 100.0
Cumulativ e Percent 52.0 100.0
Analisa Bivariat Tingkat pengetahuan * Kele ngk apan Im unisasi Cr os s tabulation
Tingkat pengetahuan
Kurang
Kelengkapan Imunisas i Tidak Lengkap Lengkap 12 14
Count % w ithin Tingkat pengetahuan Count % w ithin Tingkat pengetahuan Count % w ithin Tingkat pengetahuan Count % w ithin Tingkat pengetahuan
Cukup
Baik
Total
46.2%
53.8%
100.0%
0
16
16
.0%
100.0%
100.0%
2
56
58
3.4%
96.6%
100.0%
14
86
100
14.0%
86.0%
100.0%
Chi-Square Te s ts Value 30.294 a 27.704
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases
23.374
2 2
Asy mp. Sig. (2-s ided) .000 .000
1
.000
df
100
a. 2 cells (33.3%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum ex pec ted count is 2.24.
Ris k Estim ate V alue Odds Ratio f or Tingkat pengetahuan (Kurang / Cukup)
Total 26
a
a. Risk Estimate s tatistic s cannot be computed. They are only computed f or a 2*2 table w ithout empty cells.
Tingkat pendidik an * Ke le ngk apan Im unis as i Cros stabulation
Tingkat pendidikan
Rendah
Tinggi
Total
Count % w ithin Tingkat pendidikan Count % w ithin Tingkat pendidikan Count % w ithin Tingkat pendidikan
Kelengkapan Imunisas i Tidak Lengkap Lengkap 12 11
Total 23
52.2%
47.8%
100.0%
2
75
77
2.6%
97.4%
100.0%
14
86
100
14.0%
86.0%
100.0%
A sy mp. Sig. (2-s ided) .000 .000 .000
Ex ac t Sig. (2-s ided)
Ex ac t Sig. (1-s ided)
.000
.000
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear A ss ociation N of V alid Cas es
V alue 36.153 b 32.153 30.601
35.791
df 1 1 1
1
.000
100
a. Computed only f or a 2x 2 table b. 1 cells (25.0%) hav e expec ted count les s than 5. The minimum ex pec ted count is 3. 22.
Ris k Estim ate
V alue Odds Ratio f or Tingkat pendidikan (Rendah / Tinggi) For c ohort Kelengkapan Imunis as i = Tidak Lengkap For c ohort Kelengkapan Imunis as i = Lengkap N of V alid Cas es
95% Conf idence Interval Low er Upper
40.909
8.054
207.796
20.087
4.842
83.323
.491
.320
.754
100
Pek er jaan * Kele ngkapan Im unis as i Cros stabulation
Pekerjaan
Bekerja Tidak Bekerja
Total
Count % w ithin Pekerjaan Count % w ithin Pekerjaan Count % w ithin Pekerjaan
Kelengkapan Imunisas i Tidak Lengkap Lengkap 8 7 53.3% 46.7% 6 79 7.1% 92.9% 14 86 14.0% 86.0%
Total 15 100.0% 85 100.0% 100 100.0%
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cas es
Value 22.676 b 18.996 16.888
22.449
df 1 1 1
1
Asy mp. Sig. (2-s ided) .000 .000 .000
Ex ac t Sig. (2-s ided)
Ex ac t Sig. (1-s ided)
.000
.000
.000
100
a. Computed only f or a 2x 2 table b. 1 cells (25.0%) hav e expec ted count les s than 5. The minimum ex pec ted count is 2. 10.
Ris k Estim ate 95% Conf idence Interval Low er Upper
Value Odds Ratio f or Pekerjaan (Bekerja / Tidak Bekerja) For c ohort Kelengkapan Imunisas i = Tidak Lengkap For c ohort Kelengkapan Imunisas i = Lengkap N of Valid Cases
15.048
4.057
55.806
7.556
3.056
18.678
.502
.291
.865
100
Penghas ilan * Ke lengkapan Im unis as i Cross tabulation
Penghas ilan
KURANG (apabila < UMR)
Count % w ithin Penghasilan Count % w ithin Penghasilan Count % w ithin Penghasilan Count % w ithin Penghasilan
CUKUP (Apabila= UMR) TINGGI (Apabila > UMR) Total
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Ass ociation N of Valid Cases
Value 4.788a 4.498 4.352
2 2
Asy mp. Sig. (2-s ided) .091 .106
1
.037
df
100
a. 2 cells (33.3%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum ex pec ted count is 2.38.
Kelengkapan Imunisas i Tidak Lengkap Lengkap 5 12 29.4% 70.6% 8 55 12.7% 87.3% 1 19 5.0% 95.0% 14 86 14.0% 86.0%
Total 17 100.0% 63 100.0% 20 100.0% 100 100.0%
Ris k Estim ate V alue Odds Ratio f or Penghas ilan (KURA NG (apabila < UMR) / CUKUP (A pabila= UMR))
a
a. Risk Estimate s tatistic s cannot be computed. They are only computed f or a 2*2 table w ithout empty cells.
Jarak * Kele ngkapan Im unis as i Cross tabulation
Jarak
JA UH ( A pabila >500 meter) DEKAT (A pabila <500 meter)
Total
Count % w ithin Jarak Count % w ithin Jarak
Kelengkapan Imunis as i Tidak Lengkap Lengkap 11 14 44.0% 56.0% 3 72
Count % w ithin Jarak
Total 25 100.0% 75
4.0%
96.0%
100.0%
14 14.0%
86 86.0%
100 100.0%
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear A ss ociation N of V alid Cas es
V alue 24.917 b 21.705 21.505
24.668
df 1 1 1
1
A sy mp. Sig. (2-s ided) .000 .000 .000
Ex ac t Sig. (2-s ided)
Ex ac t Sig. (1-s ided)
.000
.000
.000
100
a. Computed only f or a 2x 2 table b. 1 cells (25.0%) hav e expec ted count les s than 5. The minimum ex pec ted count is 3. 50.
Ris k Estim ate
V alue Odds Ratio f or Jarak (JA UH ( A pabila >500 meter) / DEKA T (Apabila <500 meter)) For c ohort Kelengkapan Imunis as i = Tidak Lengkap For c ohort Kelengkapan Imunis as i = Lengkap N of V alid Cas es
95% Conf idence Interval Low er Upper
18.857
4.654
76.400
11.000
3.334
36.291
.583
.411
.828
100
SIKAP * Ke lengk apan Im unisasi Cros s tabulation
SIKA P
Negatif Positif
Total
Count % w ithin SIKA P Count % w ithin SIKA P Count % w ithin SIKA P
Kelengkapan Imunisas i Tidak Lengkap Lengkap 13 39 25.0% 75.0% 1 47 2.1% 97.9% 14 86 14.0% 86.0%
Total 52 100.0% 48 100.0% 100 100.0%
Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear A ss ociation N of V alid Cas es
V alue 10.887 b 9.067 12.788
10.778
df 1 1 1
1
A sy mp. Sig. (2-s ided) .001 .003 .000
Ex ac t Sig. (2-s ided)
Ex ac t Sig. (1-s ided)
.001
.001
.001
100
a. Computed only f or a 2x 2 table b. 0 cells (.0%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum expected c ount is 6. 72.
Ris k Estim ate
V alue Odds Ratio f or SIKA P (Negatif / Pos itif ) For c ohort Kelengkapan Imunis as i = Tidak Lengkap For c ohort Kelengkapan Imunis as i = Lengkap N of V alid Cas es
95% Conf idence Interval Low er Upper
15.667
1.962
125.126
12.000
1.631
88.293
.766
.651
.901
100
KEMENTERIAN AGAMA I-INTvE,RSITAS ISLAM NEGEfu t UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
I ltL.
\ilI I
Telp.
Lampiran
(62-21)74716118 Fax: (62-21)14M98s
cipura! r8 nli zan
Nomor : Un.0l /F I O/KM -Al .21 ,L\7 n013
Hal
.
Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail :
[email protected]
JI. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419
:: Permohonan Izin Uji Validitas dan Reliabilitas Kepada Yang Terhorma! Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Jl. Witanaharja Komp. Sasmita Jaya Pamulang
di Tangerang Selatan
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Faltor-faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung". Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan uji validitas dan reliabilitas atas nama : Nama
Yanti Mulyanti
NIM
r
Semester
VIII
Program Studi
Ilmu Keperawatan
Fakultas
Kedokteran dan llmu Kesehatan UIN Syarif
09 I 0400003 I
Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. A,n. Dekan Wakil Dekan Bi Akademik,
iauhari Widjajakusumah, AIF., PFK Tembusan:
l.
2. 3.
Dekan FKIK Ka. UPT Puskesmas Ciputat Timur Ka. UPT Puskesmas Situ Gintung
KEMENTERIAN AGAMA TJMVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATILLAH JAKARTA FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985 Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : fl
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputar 15419
Nomor : Un.0l/Fl0/KM.01.2/ Lampiran : -
Hal
Ciputat, AJoT
/20t3
l)
Jtni}Al3
: Perrnohonan rzin uji valitlitas dan Relibititas Kepada Yang Terhormat, Kepala Puskesmas Ciputat Timur
di Ciputat
Assalamutalaikum'Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa diperlukan penyusunan Slaipsi yang berjuduf "Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 tahun di Wilayah Keda Puskesmas Situ Gintung". Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan uji validitas dan relibilitas atas nama : Nama
Yanti Mulyanti
NIM
I 09 I 0400003
Semester
VM
hogram Studi
Ilmu Keperawatan
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
I
IIIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan banfuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamunalaikum Wr-'Wb.
.Djauhari Widjajakusumah, AIF., PFK Ternbusan:
Dekan FKIK
KEMEI{TBRIAN AGAMA LINTVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
I IID.
Lrn I
Telp.
: (62-21)74716718 Fax : (62-21) 7404985 Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail :
[email protected]
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419
Nomor : Un.OllF i 0/I(M .Al .213d fb n}l3 Lampiran
Hal
:: Permohonan lzin
ciputal/E Juli 2013
Penelitian
Kepada Yang Terhormat, Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Jl. Witanaharja Komp. Sasmita Jaya Parnulang
di Tangerang Selatan
Assalamu'alaikum lVr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia l-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung". Sehubungan dengan penelitian atas nama :
itu kami mohc'n diberikan izin
Nama
: Yanti Mul,vanti
NIM
:
Semester
: Vlll
Program
Studi : ilrnu
Fakultas
melaksanakan
109104000031
Keperarvatan
: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidavatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara karni ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb. A.'n, l)ekan
Widiajakusumah, AIF., PFK Tembusan:
I.
7. 3.
Dekan FKIK Ka. UPT Puskesmas Ciputat'Iimur Ka. UPT Puskesmas Situ Cintung
'', KEMENTERIAN AGAMA T.INIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN r.
Kertamukti No. 5 pisans'n ciputat
r54re
l;l** $#llJ:Xlilif ;fif:';Uffi:i.,. ;
Nomor : Un.0l/F10/I(M.0 1.2f?-70 Ztzan
Ciputat 17 lwlzDn
Lampiran : -
Hal
: Permohonan lzin Penelitian Kepada Yang Terhormat Kepala Puskesmas Situ Gintung Jl. Kampung Bulak Rt 03 Rw 0l Serua Ciputat
di Tangerang Selatan
Assalamu'alaikum'Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perk*liahan mahasiswa diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Fakf,or-faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan lmunisasi Dasar Balita Usia 1-5 tahun di Wilay'ah Kerja Puskesmas Situ Gintung". Sehubungan dengan penelitian atas nama :
itu kami mohon diberikan izin
Nama
Yanti Mulyanti
NIM
I 09 I 0400003
Semester
VIII
Program Studi
Ilmu Keperawatan
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu I(esehatan UIN Syarif
nnelaksanakan
I
Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatiart dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
"^I,ffi.
lYassalam u'alaikn m
Wr.#h,
Uf.{r#
'=r.{ffi Fdr.n.M
Tembusan: Dekan FKIK
i Widjajakusumafu AIF., PFK
PIMIRII{TAH KOTA TANGERAI\G SELATAI{
DII{ASKESEMN Jl. Witana Harja Komp. Sasmita Jaya No. 27 Telp. 021 - 7441557, Fa>r. 021 - 744lLi6 - pamulang
Pamulang,24 Juli2013 Nomor
800 /or:q6
/ Dinkes/ Vll / 2013
I(epada Yth,
Lampiran Perihal
Dekan
Pemberian lzin Uji Validasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pan Reliabilitasi
Fakultas l(edokteran dan Ilmu Kesehatan
di -
TEMPAT
Sehubungan dengan adanya surat dari UIN Syarif Hidayatullah Jakafta Fakultas
Kedokteran dan llmu Kesehatan, Nomor
:
Un.O1/ F10/KM.0l.2l 3657 12013, tanggal
1g
Jrrli 2013 perihal :Permohonan lzin UjiValidasi dan Reliabilitasi atas nama: Nama
Yanti Mu lyanti
NIM
I 09 I
Program Studi
Ilmu Keperawatan
Tema
"Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
0400003
I
lmunisasi Dasar Balita Usia l-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
S
itu Gintung"
Pada dasarnya kami tidak keberatan untuk memberikan Izin
Uji Validasi dan Reliabilitasi yang di{akukan oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, aclapun dalam hal petaksanaannya harap untuk berkoordinasi kepada Kepala UPT Puskesmas yang akan dikunj
r"rngi.
Demil
erima kasih.
KEPALA DIN KOT.A TANGE
KESEHATAN NG SELATAN
7 DADANG, S.Ip.N'I. Epid embina Tk I 1990031 006
Tembusan :Yth
l. Z. 3.
Wali l(ota Tangerang Selatan, (sebagai Iaporan)
;
I(epala UPT Puskesmas Situ Gintung di I(ota Tangerang Selatan; Yang Bersangkutan.
PBI}IHRIFF,fAH KOTA TAFTGNTT*AryC $ELATAFT I}$TA$ KESfrHATAN I(T}:FA TAilTGE*ANG SSLATAN
PTT$KESMAS $ITTT GINTT}NG Ja'lan Serna Raya Kampnng Bueran RTIRW'S8i(}2,
Keeanatffi Ciputat - Tangvrang Selatan
SURAT KETERANGAN Nomor: 8001 005/PKM.SG/I}U20 13
Yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama
Jabatan
: Kepala UPT Puskesmas Situ Gintung
Dengan ini menerangkan batrwa
:
Nama
Yanti Mulyanti
NIM
1
Fakultas
Kedokteran dan IImu Kesehatan
.Iurusm
Ilmu Keperawatan
09 1 0400003
1
Menyatakan telah melakukan penelitian
di
Puskesrnas Situ Gintung dari tan ggal
Agustus sampai dengan 28 Agustus 2013.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestirrya.
Seru& 9 Agusers 2013
Kep*l* UPT Puskesm*s SifE Ginfung Kota Tangerang Selatan
ffi.
Sri Naikowati Ninesih,S.ST.
IwP. t97'04A2 tggtOl 2 001
2l