PENGARUH MODAL KERJA DAN ANGGARAN KAS TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh: TRI RIZKIA ADINDA 103403181 Email:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya, Jawa Barat, Telp. (0265) 330634
ABSTRACT Formulation of the problem in this study is how the effect of working capital and cash budget affect the level of liquidity on the company. This research aim to know (1) working capital, cash budget, and liquidity. (2) the partially effect of working capital and cash budget to liquidity (3) the influence of working capital and cash budget simultaneously towards liquidity. This study is a kind of causal research and replication of past research is the study population of food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange in period 2013. This research is done by using census method and acquired 10 companies as research object. The data used are secondary data, where the working capital and cash budget as independent variable and the level of liquidity with a current ratio as the dependent variable. The analysis tool was path analysis with a ratio measurement scale. The result showed that : (1) the condition of working capital and cash budget from the standpoint of liquidity considered quite good. (2) working capital and and cash budget partially has no significant effect on liquidity. (3) working capital and cash budget simultaneously has no significant effect on liquidity. Keywords : Working Capital, Cash Budget, and Liquidity
ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah modal kerja dan anggaran kas berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) modal kerja, anggaran kas dan likuiditas, (2) pengaruh modal kerja dan anggaran kas terhadap likuiditas secara parsial, (3) pengaruh modal kerja dan anggaran kas terhadap likuiditas secara simultan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian terdahulu dengan populasi penelitian berupa perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus dan diperoleh 10 perusahaan sebagai objek penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana modal kerja dan anggaran kas sebagai variabel independen dan likuiditas dengan pengukuran rasio lancar sebagai variabel dependen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan skala pengukuran rasio.
Hasil ini menunjukkan bahwa (1) kondisi modal kerja, anggaran kas serta likuiditas sudah cukup baik, (2) modal kerja dan anggaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial, (3) modal kerja dan anggaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara simultan Kata kunci : Modal Kerja, Anggaran Kas, dan Likuiditas
PENDAHULUAN Perusahaan merupakan tulang punggung bagi perekonomian dunia usaha. Dengan semakin pesatnya dunia industri, maka semakin meningkat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Selain mempertahankan keberadaannya juga agar mampu bersaing dengan perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa sejenis. Perusahaan juga harus dapat menentukan strategi yang tepat agar dapat meningkatkan penghasilannya. Untuk itu perusahaan harus mampu membuat rencana yang dituangkan dalam anggaran. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Oleh karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu perusahaan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut sebenarnya selain untuk menghasilkan kas, juga menggunakan kas tersebut, termasuk di antaranya untuk pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang yang telah jatuh tempo, pembayaran gaji karyawan, pengeluaran untuk biaya-biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya iklan, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran lainnya atau dapat di katakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Salah satu rencana kegiatan yang dibuat oleh manajemen dalam upaya menentukan kas minimal ini adalah dengan menyusun anggaran kas. Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu di masa yang akan datang. Dengan menyusun anggaran kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas dan surplus kas. Tingkat likuiditas suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya, karena tingkat likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemungkinan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dalam pengukuran tingkat likuiditas suatu
perusahaan diperlukan norma-norma untuk mengukur keadaan tingkat likuiditas tersebut. Dalam kenyataannya pengendalian anggaran kas tidak jarang menimbulkan masalah-masalah seperti adanya tingkat likuiditas yang berlebihan (Over Liquid) dan likuiditas yang rendah (Under Liquid). Pengelolaan tingkat likuiditas perusahaan dalam menghadapi kondisi Over Liquid maupun Under Liquid pada tiap-tiap perusahaan berbeda. Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa untuk dapat meminimalkan risiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya, selain harus pula menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. Salah satu bentuk pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar (modal kerja) adalah kebijakan mengenai modal kerja. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda. Kegiatan penyediaan modal tersebut
bersifat dinamis sehingga
harus disesuaikan dengan
perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja yang telah ditetapkan merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan. Menurut Jumingan (2006:66) modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Dalam hal ini penulis mengambil konsep kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Hal ini karena modal kerja secara langsung berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Dalam perusahaan manufaktur terutama sektor makanan, perputaran modal kerja yang terjadi berlangsung cepat. Hal ini disebabkan karena singkatnya masa kadaluarsa produk tertentu,
sehingga memerlukan modal kerja yang cukup banyak untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Mengingat jumlah investasi dalam modal kerja cukup besar, maka perlu dikelola dengan baik. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak di pergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Populasi penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar yang potensial bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Salah satu pasar yang potensial adalah barang konsumsi. Penelitian ini dilakukan pada subbidang industri barang konsumsi agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan. Selain itu industri barang konsumsi relatif lebih stabil dalam menghadapi kondisi perekonomian. Berdasarkan latar belakang penelitian yang ada, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana modal kerja, anggaran kas dan tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Bagaimana pengaruh modal kerja, anggaran kas terhadap tingkat likuiditas secara parsial pada perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Bagaimana pengaruh modal kerja, anggaran kas terhadap tingkat likuiditas secara simultan pada perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui modal kerja, anggaran kas dan tingkat likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk mengetahui pengaruh modal kerja, anggaran kas terhadap tingkat likuiditas secara parsial pada perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Untuk mengetahui pengaruh modal kerja, anggaran kas terhadap tingkat likuiditas secara simultan pada perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan sensus. Sugiyono, (2007:8) mengatakan Metode Deskriptif adalah menggambarkan kondisi sebenarnya obyek penelitian ketika melakukan penelitian. Jadi deskriptif artinya yaitu suatu metode analisis yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data, kemudian berdasarkan fakta dan kejadian yang ada termasuk masalah yang dihadapi perusahaan, dan membandingkannya dengan teori-teori mengenai hal tersebut. Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diolah secara statistik, kemudian selanjutnya dilakukan suatu analisis dengan menggunakan perhitungan statistik, dan berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut sehingga dapat menghasilkan kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data numeric (angka) yang diolah dengan menggunakan pendekatan penelitian ini akan diperoleh hubungan yang signifikan antar variabel yang di teliti.
Operasionalisasi Variabel Dalam opasionalisasi penelitian ini, penulis menggunakan beberapa variabel pengujian yang dikelompokkan menjadi:
1. Variabel independen Variabel independen atau variabel pengaruh, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Dalam hubungannya dengan judul yang ditetapkan, yang menjadi variabel independen adalah modal kerja serta anggaran kas. 2. Variabel dependen Variabel dependen atau variabel tergantung, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, maka yang menjadi variabel dependen adalah tingkat likuiditas perusahaan. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No
Variabel
Definisi
1
Modal Kerja
Jumlah keseluruhan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin. Munawir (2007:114) Laporan arus kas atau laporan sumber dan belanja kas yang terdiri dari cash inflow dan cash outflow. M. Nafarin (2008:82)
2
Anggaran Kas
3
Tingkat Tingkat likuiditas adalah Likuiditas kemungkinan kemampuan Perusahaan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi. Sofyan Syafri Harahap (2003:301)
Indikator
Skala
Aktiva lancar
Rasio
Proyeksi saldo akhir dari saldo awal ditambah saldo pernerimaan kas dikurangi saldo pengeluaran kas Current Ratio
Rasio
Rasio
Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Data yang digunanakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data tersebut dalam kategori data cross section yang diambil dari periode tahun 2013. Menurut Nur Indriantoro (2002 : 149), Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Prosedur Pengumpulan Data Adapun posedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data – data yang dilakukan dengan cara melihat, membaca, dan mencatat data – data maupun informasi yang diperoleh dari situs internet di www.idx.co.id yang merupakan alamat website resmi dari Bursa Efek Indonesia.
2.
Studi Kepustakaan Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji teori yang diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu sehingga peneliti dapat memahami literatur yang berkaitan dengan penelitian yang bersangkutan.
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana variabel bebas (independen variable) Modal Kerja (X1) dan Anggaran Kas (X2), serta variabel terikat (dependen variable) adalah Tingkat Likuiditas. Teknik yang dipakai adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) yaitu untuk mengetahui apakah pengaruh seperangkat variabel X (variabel independen) dan mengetahui pengaruh antar variabel X. Pada analisa jalur ini dapat
dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga, tujuan dipakainya analisa jalur ini untuk menerangkan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari beberapa variabel penyebab tehadap variabel lainnya sebagai variabel terikat (variabel independen). Dari struktur Path Analysis di atas, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung koefisien korelasi (r) Koefisien korelasi ini akan menentukan bagaimana tingkat hubungan antar variabel yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi antara X 1 dan X2 dengan memakai rumus sebagai berikut: n
n
n
XihXjh h 1
r XiXj n h 1
Xjh
h 1
h 1
2
n
X ih2
n
n
Xih
X ih
n
X 2jh
n
h 1
;i
h 1
j = 1,2,...,k
2
n
X jh h 1
(Sugiyono, 2001 : 228)
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Begitu juga dengan hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien ini akan diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.2 Interpretasi Berbagai Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Sugioyono (2007 : 183)
Pengujian secara simultan dengan menggunakan koefisien jalur: i =b i n X ih2 h 1 ; i 1,2,..., k n 2 Yh (Sugiyono, 2007 : 230) h 1 Keterangan : i = Koefisien jalur dari Xi terhadap Y b i = Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap Y 2. Pengujian faktor residu atau sisa I = 1 R 2 y x x ....x i 1 2 i Keterangan : R 2Yi X 1 .... X i
k
YX 1 rYX i i 1
3. Pengujian Hipotesis Operasional a.
Pengujian secara simultan
Ho : Ha :
1
1
=
2
=0
=
1
0
Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel Uji signifikasi dengan menggunakan rumus : F
n k 1 R 2Yx1 x 2 ....x k k 1 R 2Yx1 x 2 ....x k
(Sugiyono, 2007 : 233) Statistik pengujian ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V 1 = k dan V2 = nk-l b.
Pengujian secara parsial
Hipotesis operasional: Ho : Ha :
i =0 i
0
Dimana kaidah keputusannya sebagai berikut: Kriteria penerimaan Ho jika – t1/2α ≤ thitung ≤ t1/2α
t1/2α atau t hitung < - t1/2α
Kriteria penolakan Ho jika t hitung Untuk uji statistik memakai rumus: PYi X i
t n k
1 R 2Yi X i .... Xk l 1 R 2 X iX i .... Xi ..... Xk
(Sugiyono, 2007 : 235) Statistik uji diatas mengikuti distriusi t dengan derajat bebas n-k-l Keterangan : i
= Koefisien jalur (besarnya pengaruh) variabel
R 2YX i ..... X k
= Koefisien yang menyatakan variabel X terhadap variabel Y
determinasi total dari semua
YX 1 .rYX 1
YX 2 .rYX 2 .
R 2YX i .... X i .... X k = Koefisien yang menyatakan determinasi multipel antara Xi dengan
X1, ...., Xk tanpa Xj. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui:
1 R 2Y1 X 1 X 2 ....X k
Y
(Sugiyono, 2007 : 243) 5. Untuk mencari pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap Y Mencari Pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat disajikan melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.3 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian No. 1. 2
Pengaruh Langsung Y X1 Y = ( YX1)2 = (A) Y X2 Y = (
YX2)
2
Pengaruh Tidak Langsung Y X1 X2 Y: (
YX1.
X2X1.
YX2)
x 2 = (B)
Total Pengaruh X1 Y = A+B=(C) X2 Y
3 4 5
= (D) Total pengaruh X1 dan X2 Y secara simultan (C+D) Pengaruh faktor residu Y = (PY )2 Total (E+F)
(D) (E) (F) 1
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimulai dengan penetapan hipotesis operasional penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1. Penetapan Hipotesis Operasional Pada penetapan hipotesis, hipotesis yang akan diuji dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel penelitian, hipotesis yang digunakan adalah: a. Secara Parsial Ho: ρ = 0
Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Anggaran Kas.
Ha: ρ
Modal Kerja berpengaruh terhadap Anggaran Kas.
0
Ho: ρ = 0
Modal Kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap Tingkat Likuiditas.
Ha: ρ
0
Ho: ρ = 0
Modal Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat Likuiditas. Anggaran Kas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Tingkat Likuiditas.
Ha: ρ
0
Anggaran Kas secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat Likuiditas.
Secara Simultan Ho: ρ = 0
Modal Kerja dan Anggaran Kas secara simultan tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Ha: ρ
0
Modal Kerja dan Anggaran Kas secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham. Penetapan tingkat signifikansi
2.
Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikan yang digunakan adalah 95% (
= 0,05 ) yang merupakan tingkat
signifikansi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah. Uji Signifikansi a. Secara parsial menggunakan uji t. b. Secara simultan menggunakan uji F.
3.
Kaidah keputusan a. Tolak Ho jika –t1/2α atau t hitung b. Tolak Ho jika Fhitung
4.
t1
2
dan terima Ho jika
Ftabel dan terima Ho jika Fhitung
t1
2
t hitung
t1
2
.
Ftabel
Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan
dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. PEMBAHASAN Modal Kerja pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan di Bursa Efek Indonesia Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor makanan di Bursa Efek Indonesia bernilai besar. Hal ini dikarenakan dalam pembahasan ini modal kerja yang dimaksud adalah modal kerja secara kuantitatif karena konsep ini menitik beratkan pada jumlah dana yang memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin dan ditujukan untuk kegiatan jangka pendek. Perusahaan yang memiliki modal kerja terbesar adalah perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan nilai modal kerjanya sebesar Rp. 11.321.715.000.000.
Sedangkan perusahaan yang memiliki modal kerja terendah adalah perusahaan PT Sekar laut Tbk dengan nilai modal kerjanya sebesar Rp. 155.108.112.066. Anggaran Kas (akhir) pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan yang listing di BEI Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai saldo akhir pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI (Bursa Efek Indonesia) memiliki nilai yang cukup besar. Perusahaan yang memiliki saldo akhir yang tertinggi dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dengan nilai saldo akhir perusahaan sebesar Rp. 12.538.037.000.000. Sedangkan nilai saldo akhir terendah dimiliki oleh PT. Siantar Top, Tbk dengan nilai saldo akhir sebesar Rp. 10.321.207.272. Dengan hasil diatas maka dapat diketahui bahwa semua perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia semuanya mengalami surplus kas. Tingkat Likuiditas Current Ratio Berdasarkan hasil penelitian, aktiva lancar perusahaan jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan hutang lancar perusahaan. Hal ini membuat seluruh perusahaan manufaktur sektor makanan yang terdaftar di BEI mengalami kondisi likuiditas yang likuid. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang cukup besar dimiliki oleh PT. Indofood CPB Sukses Makmur, Tbk dengan nilai rasio likuiditasnya sebesar 2,411. Sedangkan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang cukup rendah dimiliki oleh PT. Davomas Abadi, Tbk dengan nilai rasio likuiditasnya sebesar 0,993. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur sektor makanan di BEI 1.
Besarnya pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y (
YX1)
2
= 1,364 x 1,364 = 1,860
2.
Besarnya pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 (
3.
YX1.
X2X1.
YX2)
= (1,364) (0,994) (-0,986) = -1,337
Bersarnya pengaruh total variabel X1 terhadap Y 1,860 + (-1,337) = 0,523 Dengan demikian besarnya pengaruh total variabel modal kerja terhadap likuiditas
pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI adalah sebesar 52,3%. Untuk menguji hipotesis, maka penulis melakukan pengolahan data dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (Tabel Coefficient) pada lampiran, nilai koefisien beta atau koefisien standar (standardized coefficient) untuk pengaruh variabel X1 (Modal Kerja) terhadap variabel Y (Likuiditas) adalah sebesar 1,364. Ini berarti antara modal kerja dengan likuiditas mempunyai hubungan yaitu sebesar 1,364 dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007:182). Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunkan uji t pada hasil output SPSS tabel Coefficients (terlampir), untuk variabel Modal Kerja (MK) diperoleh nilai thitung = 0,418 dengan nilai sig. = 0,688 dan dk = (n-k-1) diperoleh ttabel = 2,365. Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan nilai probabilitas sig. 0,688 > 0,05, maka terima Ho1 dan tolak Ha1, artinya secara parsial Modal Kerja (MK) tidak berpengaruh signifikan dan bernilai negatif terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI, hal ini di identifikasi bahwa Modal Kerja (MK) kurang dapat memberikan informasi mengenai apa yang dipikirkan investor atas perusahaan dimasa lalu dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Pengaruh Anggaran Kas Secara Parsial Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur sektor Makanan di BEI 1.
Besarnya pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y (
YX2)
(
YX2)
= (-0,986) (-0,986) = 0,972
2.
Besarnya pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X1 (
3.
YX1.
X2X1.
YX2)
= ( 1,364) (0,994) (-0,986) = - 1,337
Bersarnya pengaruh total variabel X2 terhadap Y 0,972 + (-1,337) = 0,365
Dengan demikian besarnya pengaruh total variabel anggaran kas terhadap likuiditas adalah sebesar 36,5%. Uji hipotesis anggaran kas (AK) diperoleh nilai thitung = -0,302 dengan nilai sig. = 0,771 dan dk = (n-k-1) diperoleh ttabel = 2,365 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan nilai probabilitas sig. 0,771 > 0,05, maka terima Ho2 dan tolak Ha2, artinya secara parsial anggaran kas (AK) berpengaruh tidak signifikan dan bernilai negatif terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI. Artinya besar kecilnya likuiditas yang akan diperoleh investor tidak dipengaruh oleh anggaran kas (AK), ini dapat disebabkan karena sebagian investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek bukan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang sehingga tidak terlalu memperhatikan rasio anggaran kas (AK) sebagai keputusan berinvestasi, selain itu masih ada rasio – rasio dan faktor – faktor lain yang dapat digunakan investor untuk menganalisis dan menilai suatu likuiditas sehingga mendapatkan tingkat likuiditas yang diharapkan.
Pengaruh Modal Kerja dan Anggaran Kas terhadap Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan yang listing di BEI Nilai koefesien korelasi antara Modal Kerja (MK) dan anggaran kas (AK) (
)
sebesar 0,994, hal tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang sangat kuat dan bernilai positif serta searah. Sehingga jika Modal Kerja (MK) perusahaan meningkat maka anggaran kas (AK) juga meningkat, begitu juga bila terjadi
sebaliknya. Nilai koefisien jalur antara variabel independent dengan variabel dependent dapat dilihat pada tabel Coefficients output SPSS (terlampir). Nilai koefisien jalur variabel Modal Kerja (MK) terhadap Likuiditas ( anggaran kas (AK) terhadap Likuiditas (
) sebesar 1,364 dan nilai koefisien jalur variabel ) sebesar -0,986.
Sedangkan untuk mengetahui nilai koefisien jalur variabel residu/variabel sisa yang tidak diukur dapat dilihat pada tabel Model Summary (terlampir). Dimana nilai diperoleh dari kolom R square, maka nilai residu/sisa (
) sebesar 0,842.
Dari nilai koefisien jalur di atas, digunakan untuk mencari pengaruh proporsional setiap variabel independent terhadap variabel dependent. Secara total variabel Modal Kerja (MK) dapat mempengaruhi likuiditas sebesar 0,523. Sedangkan variabel anggaran kas (AK) dapat mempengaruhi likuiditas sebesar -0,365, artinya dengan arah negatif menunjukan bahwa kenaikan anggaran kas (AK) sebesar satu satuan akan menurunkan likuiditas sebesar 0,365, penurunan likuiditas tersebut dapat terjadi karena masih ada faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas selain anggaran kas (AK). Besarnya total pengaruh secara proporsional antara variabel Modal Kerja (MK) dan anggaran kas (AK) terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI sama dengan nilai R Square pada tabel Model Summary (terlampir), atau dapat dilihat pada tabel pengaruh langsung dan tidak langsung (terlampir) sebesar 0,158 artinya pengaruh Modal Kerja (MK) dan anggaran kas (AK) terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI sebesar 0,158. Berdasarkan nilai tersebut, diketahui bahwa Modal Kerja (MK) dan Anggaran Kas (AK) memiliki kontribusi rendah terhadap pergerakan likuiditas. Sedangkan sisanya sebesar 0,842 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh Modal Kerja dan Anggaran Kas terhadap Likuiditas secara simultan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan yang listing di BEI Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunkan uji F pada hasil output SPSS tabel ANOVA (terlampir), untuk variabel Modal Kerja (MK) dan anggaran kas (AK) diperoleh nilai Fhitung = 658 dengan nilai sig. = 0,547 dan tarap sig. α = 0,05. Berdasarkan nilai probabilitas sig. 0,547 > 0,05, maka terima Ho dan tolak Ha, artinya secara simultan Modal Kerja (MK) dan anggaran kas (AK) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI dengan besarnya pengaruh sebesar 0,158 atau 15,8% sisanya 0,842 atau 84,2% dipengaruhi variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenaranya. Berdasarkan hasil uji F tersebut, maka modal kerja (MK) dan anggaran kas (AK) merupakan variabel yang kurang dapat dijadikan indikator oleh investor untuk mengetahui berapa besar likuiditas yang akan diperoleh jangka pendek maupun jangka panjang. Modal kerja (MK) digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam memiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak di pergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja merupakan sebab utama kegagalan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. anggaran kas (AK) menunjukkan kondisi perusahaan pada akhir periode. Semakin tinggi nilai anggaran kas (AK) akan menyebabkan perusahaan berada dalam kondisi surplus kas artinya keadaan kas perusahaan dalam kondisi baik. Begitu juga sebaliknya.
Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung Modal Kerja (MK) dan Anggaran Kas (AK) terhadap Likuiditas perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI Tahun 2013 No 1
2
3 4
Keterangan Modal Kerja (MK) a.Pengaruh langsung X1 terhadap Y b.Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y, melalui X2 Total pengaruh variabel X1 terhadap Y Anggaran Kas (AK) a.Pengaruh langsung X2 terhadap Y b.Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y, melalui X1 Total pengaruh variabel X2 terhadap Y Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Pengaruh faktor lain
Formulasi
Hasil
(1,364)(1,364) (1,364)(0,994)(-0,986)
1,860 -1,337 + 0,523
(-0,986)(-0,986) (1,364)(0,994)(-0,986)
0,972 - 1,337 + - 0,365
0,523– 0,365 1 – 0,158
0,158 0,842
Berdasarkan hasil uji hipotesis baik secara parsial maupun simultan, maka investor sebelum melakukan investasi dipasar modal hendaknya memperhatikan berbagai informasi yang relevan dan tidak hanya melakukan analisis pada modal kerja dan anggaran kas saja. Pada dasarnya investor melakukan investasi dipasar modal adalah untuk mendapatkan keuntungan baik itu keuntungan jangka pendek atau jangka panjang.
PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Modal Kerja (MK) dan Anggaran Kas (AK) terhadap Likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI maka penulis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Modal kerja (MK) pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI menunjukkan bahwa modal kerja yang tersedia bernilai positif. Artinya kondisi tersebut memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul. Modal kerja (MK) sering digunakan investor sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam membiayai kegiatan operasional perusahaannya sehari-hari.
2.
Anggaran kas (AK) pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI berada dalam kondisi surplus kas. Artinya saldo awal perusahaan pada awal periode tahun 2013 setelah dikurangi total penerimaan dan total pengeluaran perusahaan selama satu periode bernilai positif.
3.
Likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI dapat dikatakan likuid karena rata-rata besarnya lebih dari standar likuiditas (1,00). Hal ini terjadi karena jumlah hutang lancar yang cenderung kecil tidak diimbangi dengan jumlah aktiva yang sangat besar.
4.
Berdasarkan hasil analisis jalur (Path Analysis) Modal kerja (MK) dan anggaran kas (AK) memiliki hubungan sangat kuat. Secara proposional total pengaruh Modal kerja (MK) dan anggaran kas (AK) terhadap Likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI memiliki kontribusi yang rendah dalam peningkatan Likuiditas, hal tersebut dikarenakan masih ada faktor – faktor lain dapat yang memberikan pengaruh terhadap likuiditas dimana faktor-faktor tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesis secara simultan Modal kerja (MK) dan anggaran kas (AK) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas dan secara parsial Modal kerja (MK) pun tidak berpengaruh signifikan dan bernilai negatif terhadap likuiditas sedangkan anggaran kas (AK) berpengaruh tidak signifikan dan bernilai negatif terhadap likuiditas.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, mengenai pengaruh Modal kerja (MK) dan anggaran kas (AK) terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan di BEI, berikut dikemukakan beberapa saran antara lain: 1.
Perusahaan memperhatikan Modal kerja (MK) dan anggaran kas (AK), karena rasio tersebut terkadang digunakan oleh investor untuk menilai likuiditas, kinerja perusahaan
dan memprediksi keuntungan yang akan diperoleh, sehingga investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan investasi diperusahaan. 2.
Untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis hendaknya menambahkan tahun penelitian, menambah atau mengganti variabel bebasnya dengan variabel lain yang dapat memberikan hasil maksimal dalam menilai modal kerja serta anggaran kas dan memprediksi likuiditas yang diharapkan.
3.
Dalam pengambilan keputusan, sebaiknya perusahaan selalu memperhitungkan posisi keuangan setiap waktunya dengan memanfaatkan penghitungan rasio likuiditas sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan penentuan likuiditas yang berpengaryh terhadap jalannya usahan di masa yang akan datang agar lebih baik. Adapun tingkat likuiditas yang telah dicapai oleh perusahaan hendaknya dapat terus dipertahankan.