PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMPN 2 TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh : Rizkia Auliani 1110013000061
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK
RIZKIA AULIANI. NIM: 1110013000061. Skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dra. Hindun, M.Pd. 2015. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui peranan penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. 2) untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media audio visual dalam pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksankan dua siklus, satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa tes (tes uraian pertama dan kedua) dan nontes (observasi, lembar observasi, dan kuesioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Pada saat pratindakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 59,76. Setelah diadakan tindakan melalui dua siklus nilai rata-rata yang diperoleh adalah 87,14. Dengan demikian dapat dilihat adanya perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih baik saat menggunakan media audio visual, ini membuktikan bahwa penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa berdampak positif dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran menulis teks berita. Kata Kunci: Kemampuan Menulis Teks Berita, Media Audio Visual
i
ABSTRACT RIZKIA AULIANI. NIM: 1110013000061. Skripsi "Writing Ability by Using Text News Media Audio Visual Grade VIII Semester II SMPN2 South Tangerang academic year 2013/2014". Education Department of Indonesian Language and Literature, Faculty of MT and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dra. Hindun, M.Pd. 2015. This research aims to: 1) to know the role of the use of audio visual media on the ability to write a text news using audio visual media on students Junior high school of Class VIII Semester II SMP 2 South Tangerang Lessons 2013/2014 of year. 2) to know the response of students to the use of audio visual media in the classroom. The method used in this study was a qualitative study using descriptive method. All file obtained by researchers in the field are described using words or explanations. File collection techniques in this study is a test (test first and the second description) and also non test (observation, Letters observation, and questionnaires). The method used in this study is a research methods class action (PTK) or action research. AThis study was carried out in their two cycles, one cycle consists of four stages: planning (planning), implementation (acting), observation (observing), and reflection (reflecting). Data collection techniques in this study is in the form of a test (test description of the first and second) and nontes (observation, observation sheets and questionnaires). The results showed that there was an increase in the ability to write a text message using the audio-visual media. At the time before action is taken the average value obtained was 59.76. After an action through two cycles of the average value obtained was 87.14. Thus it can be seen a change in the value obtained by the students to be better when using audio-visual media, this proves that the use of audio-visual media on the ability to write a text message to the students had a positive impact and provide ease in learning to write text. Keywords: Text Writing Ability News, Media Audio Visual
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW pembawa rahmat dan teladan bagi seluruh umat manusia. Skripsi yang berjudul ”Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.” Judul ini penulis teliti berdasarkan latar belakang keingintahuan terhadap kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangsel. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat, terutama pada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Selama penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami. Namun, berkat doa, kerja keras, serta dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini: 1. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dona Aji Karunia Putra, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik, dan selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 6. Drs. H. Antasa, M.M., Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di Sekolah. 7. Dra. Hj. Siti Alawiyah, selaku Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Tangerang Selatan yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, pengalaman, dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Seluruh Guru SMPN 2 Tangerang Selatan dan Pelaksana Tata Usaha, terima kasih atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. 9. Secara khusus dan paling istimewa terima kasih untuk Mama (Ratmini) dan Bapak (Dalimin) tercinta yang senantiasa selalu melimpahkan kasih sayangnya yang tidak terhingga dan tak henti-hentinya memberikan doa tulusnya, kesabaran, dorongan, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Kakak tersayang: Yanti dan Encep Ade yang selalu memberikan arahan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta keponakan tercinta Athariz Rey Alteza yang selalu memberikan keceriaan setiap hari. 11. Teruntuk sahabat-sahabat di kostan tercinta: Fitri Khoiriani, Ade Fauziah, Dwina Agustin, Aulia Herdiana Puspasari, Mawaddah, Tazka Adiati, Humairoh, Mabruroh, Yunia Ria Rahayu, Ade Rufaida, terima kasih atas doa kalian, motivasi, dan kasih sayang kalian, serta sahabat-sahabat kostan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah yang tidak akan terlupakan untuk menggapai kesuksesan bersama dimasa yang akan datang. 12. Spesial untuk Galih Astria Saputra yang selalu memberikan semangat, arahan, dan tempat berkeluh kesah penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
13. Sahabat-sahabat tersayang: Vivi Kristiani, Yusnita Fitriani, Marsu, Ferry, terima kasih atas doa kalian, motivasi, dan kasih sayang kalian, serta sahabat yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. 14. Teman-teman PBSI-B angkatan 2010 yang telah banyak membantu, memberikan motivasi kepada penulis dan memberikan kenangan terbaik yang tak bisa dilupakan selama 4 tahun bersama. 15. Siswa-siswa SMPN 2 Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII-3 yang telah berpartisipasi dalam membantu penelitian ini. Terima kasih penulis sampaikan bagi nama-nama yang tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis. Harapan penulis, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan membalas semua kebaikan yang pernah kalian berikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dapat menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan.
Jakarta, Agustus 2014 Penulis,
Rizkia Auliani
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ........................................................................................................................... i ABSTRACT ......................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi DAFTAR TABEL .............................................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 6 C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 6 D. Perumusan Masalah.............................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9 A. Hakikat Menulis ................................................................................................... 9 1. Pengertian Menulis.......................................................................................... 9 2. Fungsi Menulis ................................................................................................ 11 3. Tujuan Menulis ............................................................................................... 12 4. Manfaat Menulis ............................................................................................ 13 B. Teks Berita............................................................................................................ 14 1. Pengertian Berita ............................................................................................. 14 2. Unsur-Unsur Berita ........................................................................................ 17 3. Jenis-Jenis Berita ............................................................................................ 18 4. Sumber Berita ................................................................................................. 19
vi
5. Teknik Penulisan Berita ................................................................................. 20 C. Media Pembelajaran ............................................................................................. 21 1. Pengertian Media ........................................................................................... 21 2. Fungsi Media Pembelajaran ............................................................................ 23 3. Manfaat Media Pembelajaran ......................................................................... 25 4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran .................................................................... 26 5. Media Audio Visual (Video)........................................................................... 27 a. Kelebihan Media Video .............................................................................. 28 b. Kelemahan Media Video ............................................................................ 29 c. Langkah-Langkah Pemanfaatan Media ..................................................... 29 D. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 29 E. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 32 F. Hipotesis Tindakan ............................................................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 34 A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 34 1. Tempat Penelitian............................................................................................ 34 2. Waktu Penelitian ............................................................................................. 34 B. Metode Penelitian ................................................................................................. 34 C. Subjek Penelitian .................................................................................................. 36 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................................................... 36 E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................................... 36 1. Tahapan prapenelitian ..................................................................................... 36 2. Tahapan perencanaan (planning) .................................................................... 37 3. Tahapan pelaksanaan (acting) ......................................................................... 37 4. Tahapan pengamatan (observing) ................................................................... 37 5. Tahapan refleksi (reflecting) .......................................................................... 37 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan......................................................... 38 G. Data dan Sumber Data.......................................................................................... 38 H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 38 1. Tes .................................................................................................................. 38
vii
2. Nontes ............................................................................................................ 39 a. Observasi ................................................................................................... 39 b. Lembar Observasi ....................................................................................... 40 c. Kuesioner (Angket)..................................................................................... 40 I. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 41 J. Analisis Data dan Interpretasi Data ....................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 51 A. Deskripsi Data ...................................................................................................... 51 1. Profil Sekolah .................................................................................................. 51 2. Sejarah singkat SMP Negeri 2 Tangerang Selatan ......................................... 51 3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ........................................................................ 53 a. Visi SMPN 2 Tangerang Selata................................................................ 53 b. Misi SMPN 2 Tangerang Selatan .............................................................. 53 c. Tujuan SMPN 2 Tangerang Selatan .......................................................... 53 4. Kondisi Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014 ................................................. 53 a. Kondisi Siswa ............................................................................................ 53 b. Kondisi Guru dan Pegawai ....................................................................... 54 c. Prestasi Siswa ........................................................................................... 54 1) Perolehan Nilai Rata-Rata Ujian Nasional (3 tahun terakhir) .............. 54 2) Prestasi Non-Akademik Tahun Pelajaran 2013/2014 .......................... 55 5. Kegiatan Pembelajaran ................................................................................... 55 a. Paket Mata Pelajaran yang harus Diampuh ............................................... 55 b. Kegiatan Pengembangan Diri ................................................................... 56 c. Kegiatan Pembiasaan ................................................................................ 57 B. Pembahasan .......................................................................................................... 57 1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Data ................................ 57 a. Tindakan Pembelajaran ............................................................................. 57 b. Pertemuan Pertama (Siklus I).................................................................... 58 1) Tahap Perencanaan ............................................................................... 58 2) Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 58
viii
3) Tahap Pengamatan ............................................................................... 59 4) Tahap Refleksi...................................................................................... 59 b. Pertemuan Kedua (Siklus II) ..................................................................... 59 1) Tahap Perencanaan ............................................................................... 59 2) Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 60 3) Tahap Pengamatan ............................................................................... 60 4) Tahap Refleksi...................................................................................... 61 2. Deskripsi Data Tes Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media
Audio Visual (Pretest/Tes Uraian Pertama) ................................. 61
3. Deskripsi Data Tes Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media
Audio Visual (Posttest/Tes Uraian Kedua) .................................. 64
4. Analisis Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa ........................................ 68 a. Analisis Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual (Tes Uraian Pertama) ........................................................ 68 b. Analisis Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual (Tes Uraian Kedua)........................................................... 76 5. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual ................................................................................................. 83 a. Deskripsi Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual ...................................................................................................... 83 b. Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual ...................................................................................................... 85 6. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual ................................................................................................. 93 a. Deskripsi Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual ...................................................................................................... 93 b. Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual ...................................................................................................... 96 7. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual .............................................................. 107
ix
8. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual .............................................................. 110 9. Pembahasan ..................................................................................................... 112 BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 167 A. Simpulan ............................................................................................................. 116 B. Saran ..................................................................................................................... 116 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LEMBAR UJI REFERENSI RIWAYAT PENULIS
x
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Teks Berita ...................................... 42
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Pretest/Tes Uraian Pertama ................................................... 43
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Posttest/Tes Uraian Kedua .................................................... 45
Tabel 3
Rubrik Penilaian Menulis Teks Berita Berdasarkan Rangsang Visual dan Suara ........................................................................................................... 48
Tabel 3.5
Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Presentase untuk Skala
Empat .................................................................................................................................... 49 Tabel 4.1
Hasil Data Pretest/Tes Uraian Pertama Siswa Kelas VIII-3 ............................. 61
Tabel 4.2
Hasil Data Posttest/Tes Uraian Kedua Siswa Kelas VIII-3 .............................. 65
Tabel 4.3 Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual ..................................................................................................... 83 Tabel 4.4
Minat Siswa dalam Kegiatan Menulis ............................................................. 86
Tabel 4.5
Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Menulis ......................................... 87
Tabel 4.6
Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Berita ............................................. 88
Tabel 4.7
Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita ............................................... 89
Tabel 4.8 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Bencana Alam ................................................................................................................ 90 Tabel 4.9
Intensitas Penggunaan Media dalam Pembelajaran Menulis ........................... 91
Tabel 4.10
Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Media ........................................... 91
Tabel 4.11
Kesulitan Siswa dengan Penulisan Ejaan yang Benar .................................... 92
Tabel 4.12 Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual .................................................................................................. 94 Tabel 4.13 Pengetahuan Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual ....................................................................................... 97
xi
Tabel 4.14 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual ....................................................................................... 97 Tabel 4.15 Kesulitan Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Pendidikan dengan Menggunakan Media Audio Visual .................................................. 99 Tabel 4.16
Kesulitan Siswa dalam Penulisan Ejaan yang Benar ...................................... 100
Tabel 4.17 Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Visual .................................................................................................. 101 Tabel 4.18 Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual ................................................................ 102 Tabel 4.19 Solusi Mengatasi Kesulitan dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Pendidikan ..................................................................................................... 103 Tabel 4.20 Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita ................................................................ 104 Tabel 4.21
Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual ....................... 105
Tabel 4.22 Alasan Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual dalam Menulis Teks Berita ....................................................................................... 106 Tabel 4.23 Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita tanpa Menggunakan Media Audio Visual .................................. 108 Tabel 4.24 Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual................................ 109
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi yang lebih baik bagi peserta didiknya, khususnya mengembangkan kognitif, afektif, psikomotorik peserta didik. Dunia pendidikan sekarang ini, aspek dari ketiganya sangat diperlukan demi kelancaran dan tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Ketiga aspek ini dibutuhkan agar peserta didik dapat memperoleh informasi, memahami, dan memanfaatkannya di dalam kehidupan nyata. Sejalan dengan perkembangan kehidupan sekarang, teknologi akan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Apalagi di era globalisasi ini, teknologi sudah pada jenjang dunia pendidikan dari tingkatan Sekolah Dasar sampai jenjang Perguruan Tinggi. Pendidikan tentunya dapat terjadi dan dilakukan di mana saja tanpa mengenal situasi dan kondisi, serta dapat dilakukan oleh siapa saja. Karena pada dasarnya setiap makhluk hidup telah mendapat pendidikan sejak dalam kandungan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan penuh kasih sayang, dimana anak dan orang tua sudah terjalin suatu komunikasi. Tentunya orang tua berperan sangat besar dalam membentuk, membimbing, mendidik, dan mengarahkan anak, agar anak tersebut bisa berkembang menjadi manusia yang mampu berinteraksi dengan sekitarnya dan mampu menjadikan manusia yang memiliki pribadi dan akhlak yang baik bagi sesama. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga mempunyai peran yang penting dalam membentuk sikap, dan tingkah laku sebagai panutan dan contoh untuk menghasilkan anak bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Oleh karena itu, pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah
1
2
harus berjalan dengan selaras, agar peserta didik bisa memiliki kepribadian yang lebih baik lagi. Dalam lingkungan sekolah perlu dikembangkan pendidikan yang dapat saling membantu dalam proses pendidikan. Anak didik ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, dan perlu diciptakan suasana belajar yang harmonis antara guru dan peserta didik. Sehingga antara guru dengan peserta didik dapat berperan sebagai subjek dan sekaligus objek pendidikan (pemberi informasi dan penerima informasi). Dengan proses belajar mengajar yang melibatkan keaktifan peserta didik akan membantu peserta didik dalam menuangkan kemampuan atau daya pikir yang dimiliki. Sehingga pengetahuan peserta didik semakin meningkat dan bertambah selama proses belajar mengajar berlangsung. Pendidikan yang hanya berpusat pada kemampuan/pengetahuan guru dan buku teks pada masa sekarang ini dianggap kurang baik untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada baiknya di dalam proses belajar mengajar diadakan penambahan media guna memperbaiki sistem pembelajaran yang telah ada sehingga dapat meningkatkan hasil prestasi belajar yang lebih baik lagi. Salah satunya dengan adanya pemanfaatan teknologi yang dapat menunjang selama proses belajar mengajar di sekolah. Pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar tersebut akan menambah berbagai informasi/pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik serta pengetahuan yang sebelumnya telah di miliki peserta didik akan terus tergali untuk bisa dikembangakan lebih baik lagi. Dengan pemanfaatan teknologi seorang guru dapat memberikan pengarahan dan bimbingan kepada peserta didiknnya sehingga peserta didik tidak salah dalam menggunakan teknologi tersebut, dan peserta didik dapat memanfaatkan teknologi secara baik.
3
Teknologi merupakan cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi manusia dengan bantuan alat dan akal. Teknologi yang dimaksud berfungsi sebagai penghubung agar permasalahan yang ada bisa terpecahkan dan terselesaikan dengan baik. Dalam perkembangan masyarakat sekarang ini, sekolah-sekolah sudah banyak yang memanfaatkan media teknologi guna meningkatkan kualitas yang baik bagi sekolahnya. Bagi setiap sekolah akan selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya. Salah satu upaya sekolah dengan menambah media teknologi didalam proses belajar mengajar, yang akan menciptakan suasana baru bagi peserta didik. Dengan adanya media teknologi akan membantu peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik tidak terbatas. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa di hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dapat memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, dan sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia dalam hal memecahkan masalah. Aspek keterampilan berbahasa di dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terkait dengan empat hal, yaitu: aspek menyimak, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis. Keempat aspek tersebut merupakan kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan di dalam proses belajar mengajar guna terciptanya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang baik dan benar. Aspek menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dalam seluruh proses belajar mengajar peserta didik di sekolah. Selama proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik sering diajarkan dan diberi tugas
4
untuk menulis, oleh karena itu mereka diharapkan akan terbiasa dengan kegiatan menulis dan mempunyai wawasan yang lebih luas serta mendalam setelah melakukan kegiatan menulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan penuangan ide, pikiran, gagasan, dan pengetahuan yang ingin disampaikan kepada orang lain untuk dipahami dalam bentuk tulisan. Kegiatan menulis merupakan salah satu cara untuk mengemukakan ide-ide yang ada pada diri seseorang dalam bentuk tulisan, dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain yang membaca tulisan tersebut. Tidak semua kegiatan menulis disenangi oleh peserta didik, apalagi kegiatan menulis merupakan suatu tuntutan untuk menyelesaikan suatu tugas. Biasanya kegiatan menulis dilakukan untuk mengisi waktu luang saja, dan hanya orang yang gemar menulis yang sering melakukan hal ini. Orang yang gemar menulis, tidak akan merasa terbebani jika ia diberi tugas untuk menulis, tetapi ia akan merasa senang dan bersemangat sehingga hasil yang ia dapatkan sangat baik. Lain halnya dengan orang yang menulis karena tuntutan suatu tugas, ia akan merasa terpaksa melakukan kegiatan menulis ini, dan tidak heran jika hasil yang ia dapatkan tidak lebih dari sekedar cukup. Maka diperlukan latihan dalam kegitan menulis, khususnya bagi peserta didik yang kurang menggemari kegiatan menulis. Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk memberikan pengajaran yang berbeda dari sebelumnya, guna menciptakan pembelajaran yang akan disenangi oleh peserta didik dan dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik lagi di dalam proses belajar mengajar. Teks berita merupakan tulisan yang berisi tentang fakta mengenai peristiwa terkini yang menarik dan dapat disampaikan kepada khalayak umum melalui media televisi, radio, dan koran. Biasanya, teks berita yang dimuat di surat kabar tidak panjang, tetapi singkat dan jelas beritanya. Sebuah berita yang baik di dalamnya mengandung unsur 5W+1H.
5
Berita adalah sesuatu hal yang akrab dalam kehidupan kita. Karena berita sering sekali kita jumpai setiap hari melalui media. Namun, dalam keterampilan menulis teks berita masih banyak yang mengalami kesulitan, dalam hal menentukan judul yang sesuai dengan tema berita, merangkai kalimat berita dengan baik, dan kurangnya pengetahuan dalam penulisan berita yang sesuai EYD. Hal tersebut diketahui setelah penulis melakukan observasi dan wawancara terhadap guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Ibu Siti Alawiyah di SMPN 2 Tangerang Selatan. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam hal menulis teks berita sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas menulis bagi peserta didik. Pembelajaran di sekolah cenderung mengacu kepada buku teks yang dapat membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan di dalam pembelajaran. Atas dasar permasalahan tersebut, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Dengan tujuan untuk membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan tersebut, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu bentuk perbaikan dalam proses pembelajaran adalah dengan melakukan pengembangan media pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Pemanfaatan teknologi di dalam kegiatan pembelajaran guna sebagai salah satu upaya meningkatkan minat belajar
peserta
didik,
dan
menimbulkan
semangat
dalam
kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada, yakni media audio visual sebagai media pembelajaran. Dengan pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan kegiatan menulis peserta didik untuk dapat menuangkan ide dan pikiran yang luas mengenai tayangan tentang berita yang telah disampaikan melalui media audio visual dalam kegiatan belajar. Jadi dengan penggunaan media audio visual diharapkan proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan peserta didik. Oleh karena itu, penulis memilih untuk membuat skripsi yang membahas tentang keterampilan menulis dalam pembelajaran di sekolah. Karena kegiatan
6
menulis merupakan salah satu aspek di dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis telah buat, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Tidak semua siswa senang dengan kegiatan menulis 2. Kurangnya kesadaran guru dalam menumbuhkan minat siswa pada aspek menulis 3. Kurangnya kreativitas yang dimiliki guru dalam kegiatan pengajaran, guru terlihat
monoton
sehingga
menyebabkan
terhambatnya
proses
pembelajaran di kelas 4. Adanya keterbatasan keterampilan penggunaan audio visual dikalangan guru 5. Adanya kendala sarana audio visual yang tidak dimiliki oleh sekolah C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan identifikasi permasalahan yang telah penulis buat, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada “ Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
7
D. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan? 2. Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan media audio visual yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran di kelas? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan. 2. Untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media audio visual dalam pembelajaran di kelas. F. Manfaat Penelitian Diadakannya sebuah penelitian tentu saja harus memiliki sebuah manfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Oleh sebab itu manfaat dari penelitian tersebut adalah: 1. Teori a. Penulis: 1) Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita b. Siswa: 1) Memberikan pengetahuan kepada siswa penggunaan struktur Bahasa Indonesia yang tepat dalam menulis teks berita 2) Memberikan pengetahuan kepada siswa peranan media audio visual terhadap pembelajaran menulis teks berita
8
c. Guru: 1) Untuk guru Bahasa dan Sastra Indonesia, penambahan materi pembelajaran dalam kegiatan menulis teks berita 2) Untuk
guru
Bahasa
dan
Sastra
Indonesia,
penambahan
keterampilan dalam metode yang digunakan saat pembelajaran di kelas d. Bagi Universitas Islam Negeri: 1) Menambah referensi bagi perpustakaan UIN 2. Praktis a. Siswa: 1) Memberikan motivasi kepada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan dalam pembelajaran menulis teks berita 2) Untuk menumbuhkan ketertarikan siswa dalam kegiatan menulis teks berita 3) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam kegiatan proses belajar mengajar b. Guru: 1) Membantu guru dalam memilih metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran 2) Memberi masukan bagi guru untuk menggunakan media dan metode yang tepat dalam pembelajaran menulis c. Sekolah: 1) Memberikan
tambahan
referensi
kepada
sekolah
tentang
penggunaan media audio visual dalam proses kegiatan belajar mengajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek berbahasa yang berhubungan dengan pengetahuan seseorang tentang hal yang akan ditulisnya. Menulis adalah salah satu bentuk komunikasi kepada orang lain, melalui sebuah tulisan. Menulis sama halnya dengan berbicara, karena berhubungan dengan penyampaian ide, gagasan, atau informasi kepada orang lain, hanya saja berbeda cara dalam menyampaikannya. Aspek berbicara menggunakan bahasa lisan untuk dapat menyampaikan sesuatu hal/pesan kepada orang lain, sedangkan dalam aspek menulis menggunakan bahasa tulisan untuk menyampaikan sesuatu hal/pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Henry Guntur Tarigan mengungkapkan menulis berarti: Suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.1 Menulis sangat penting dalam pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong untuk berpikir secara kritis. Selain itu dapat memudahkan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap 1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), Ed. Revisi, h. 3 dan 22
9
10
atau persepsi seseorang, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu seseorang untuk menjelaskan pikiran-pikirannya. “Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil”.2 Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan tidak hanya penting dalam lingkungan pendidikan tetapi juga penting untuk di masyarakat.3 Sementara itu Yeti Mulyati mengemukakan “menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan)”.4 “Menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa”.5 Ada pendapat dari para ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai berikut: a. Depdikbud dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena, melahirkan pikiran dan perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, mengarang di majalah, mengarang roman (cerita, membuat surat). b. Tarigan dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang 2
Alex, S.S, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. 1, Cet. 1, h. 106 3 Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. 2, h. 12.2 dan 12.26 4 Yeti Mulyati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 15, h. 2.44 5 Lado dalam Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990), Edisi 1, Cet.1, h. 28
11
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu. c. Suriamiharja dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga dikatakan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, kehendak kepada orang lain secara tertulis. d. Robert Lado dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.6 Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan strategis dalam upaya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Kemampuan menulis perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan dasar yang secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan penuangan ide, gagasan, pikiran, dan informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain untuk dipahami dalam bentuk tulisan. 2. Fungsi Menulis Dalam kegiatan berbahasa menulis memiliki fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Menulis juga memiliki fungsi lain, yaitu: a.
Fungsi Penataan Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun. b. Fungsi Pengawetan Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis. Dokumen sangat berharga, misalnya untuk mengungkapkan kehidupan pada zaman dahulu. 6
Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Ed. Kesatu, Cet. Kesatu, h. 115-116
12
c.
Fungsi Penciptaan Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian. Begitu pula karangan filsafat dan keilmuan ada yang menunjukkan fungsi penciptaan. d. Fungsi Penyampaian Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan. Malah penyampaian dapat terjadi pada masa yang berlainan.7 3. Tujuan Menulis “Tujuan dari kegiatan menginstruksikan,
menulis
meyakinkan
atau
antara lain
memberitahukan atau
mempersuasikan,
menghibur
atau
menyenangkan, dan mencurahkan perasaan”.8 Program pengajaran menulis pada dasarnya dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut: a. Mendorong siswa/mahasiswa untuk menulis dengan jujur dan bertanggung jawab, dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara berhati-hati, integritas, dan sensitif; b. Merangsang dan imajinasi daya pikir atau intelek siswa/mahasiswa; c. Menghasilkan tulisan/karangan yang bagus organisasinya, tepat, jelas, dan ekonomis penggunaan bahasanya dalam membebaskan segala sesuatu yang terkandung dalam hati dan pikiran.9 Tujuan menulis menurut Hugo Hartig, sebagai berikut: a.
Tujuan penugasan Seseorang menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat). b. Tujuan altruistik Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. 7
Ibid., h. 116 Budinuryanta Y, Op. Cit., h. 12.2 9 Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990), Ed. 1, Cet.1, h. 28-29 8
13
c.
Tujuan persuasif Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d. Tujuan informasional, tujuan penerangan Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. e. Tujuan pernyataan diri Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. f. Tujuan kreatif Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. g. Tujuan pemecahan masalah Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.10 4. Manfaat Menulis Kemampuan menulis memberikan beberapa manfaat, antara lain: a. Pertama, dengan menulis akan lebih mengenali kemampuan potensi diri. Dapat mengetahui sampai di mana pengetahuan potensi diri tentang suatu topik. b. Kedua, melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan. c. Ketiga, kegiatan menulis membuat seseorang untuk mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian kegiatan menulis akan memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang bersangkutan. d. Keempat, menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar. e. Kelima, melalui tulisan akan dapat meninjau serta menilai gagasan diri sendiri secara lebih objektif. f. Keenam, dengan menuliskan diatas kertas akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
10
Tarigan, Op. Cit., h. 25-26
14
g. Ketujuh, tugas menulis mengenai suatu topik mendorong seseorang belajar secara aktif. Seseorang tersebut harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain. h. Kedelapan, kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib.11 B. Teks Berita 1. Pengertian Berita Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) “berita berarti (1)laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, (2)informasi (resmi) dari pemerintah, dan (3)laporan pers”.12 Dari segi isi berita dikenal jenis-jenis berita seperti berita acara, berita keluarga, berita kematian, berita kriminal, berita negara, berita polisi, berita sensasi, dan berita singkat. Berita memang harus bersifat unik, aktual, menarik, menjadi interes atau kepentingan umum, dan dapat dipercaya kebenarannya. Berita harus bersumber dari kejadian yang sebenarnya dan biasanya disampaikan oleh badan resmi dan atau tidak resmi yang kejujuran, wibawa, dan integritasnya tidak disangsikan lagi.13 Dalam KBBI berita yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan dan pemberitahuan, atau pengumuman. Dalam konteks pembicaraan jurnalistik berita adalah sebagai keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Hangat dalam artian tentu saja sesuatu yang baru saja terjadi dan penting untuk diketahui oleh khalayak. Sementara itu, Sudirman Tebba menyatakan secara ringkas bahwa berita adalah: “jalan cerita tentang peristiwa. Menurutnya peristiwa tanpa jalan cerita menjadi hal yang penting dalam sebuah berita, karena menurut pratisi jurnalistik ini cerita tanpa peristiwa bukanlah sebuah berita 11
Budinuryanta Y, Op. Cit., h. 12.2-12.3 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), Cet. 17, h. 2.19 13 Ibid., h. 4.4 12
15
dan peristiwa tanpa jalan cerita juga bukan berita. Ia menjadi berita ketika memiliki jalan cerita atau peristiwa.”14 AS Haris Sumadiria menyatakan berita adalah semua hal yang terjadi di dunia, apa yang ditulis dalam surat kabar, apa yang disiarkan di radio, dan apa yang ditayangkan oleh televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita, berita menyangkut orang-orang walau tidak setiap orang menjadi berita, dan berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi sebagian kecil yang dilaporkan.15 Sementara itu, Ashadi Siregar menyatakan bahwa berita adalah “melaporkan seluk-beluk peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi. Melaporkan disin berarti menuliskan apa yang dilihat, didengar, atau dialami seseorang atau sekelompok orang”.16 Pendapat lain mengemukakan berita adalah sesuatu yang nyata-news is real. Berita merupakan peristiwa yang segar, yang baru saja terjadi, plus dan minus. “Dari peristiwa itu, berita merentang sedikit ke masa lampau dan masa datang”.17 Ada juga yang mendefinisikan bahwa “berita adalah informasi yang penting dan/atau menarik bagi khalayak audien”.18 Paul De Maeseneer mendefinisikan berita adalah sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Definisi berita mengandung unsur-unsur:
14
Sudirman Tebba dalam Suhaimin dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 27 15 Ibid., h. 27-28 16 Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), Cet. Ke-5, h. 19 17 Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Buku Kompas, 2007), Cet. 3, h. 52 18 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, Cet. 2, h. 8
16
a.
Baru dan penting,
b.
Bermakna dan berpengaruh,
c.
Menyangkut hidup orang banyak,
d.
Relevan dan menarik.19
Pengertian berita juga disampaikan oleh pakar jurnalistik, sebagai berikut: a. Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing mengatakan, berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik atau mempunyai makna bagi pembaca. b. William S. Moulsby dalam Getting The News mengatakan, berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. c. Chilton R. Bush dalam Newspaper Reporting of Public Affairs mengatakan, berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi yang menarik. d. Eric C. Hepwood berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang dapat menarik perhatian umum. e. Curtis MacDougall berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita yang terbaik adalah yang menarik hati orang sebanyak-banyaknya. f. Dja‟far H. Assegrafi dalam Jurnalistik Masa Kini mengatakan, berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. g. Jakob Oetama dalam bukunya Perspektif Pers Indonesia mengatakan, berita itu bukan fakta, tapi laporan tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa menjadi berita hanya apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan dan membuatnya masuk dalam kesadaran publik dan dengan demikian menjadi pengetahuan publik.20 Burton Rascoe menyatakan “A news sense is really a sense of what is important, what is vital, what has color and life-what people are interested in. That’s journalism.” Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa "sebuah berita 19
Helena Olii, Berita & Informasi Jurnalistik Radio, (Indonesia: PT Indeks, 2007), Cet. Ke-1, h. 25 20 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknik Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 26
17
adalah apa yang benar-benar penting, memiliki warna dan kehidupan- yang membuat orang tertarik atas berita itu. Itu adalah kewartawanan." Gerry Goldstein menyatakan "News is truth that matters." Dari pendapat tersebut berarti bahwa “berita adalah kebenaran yang penting."21 Dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu peristiwa atau kejadian yang berupa fakta, baru, dan menarik yang disampaikan kepada khalayak umum. Berita itu merupakan informasi terbaru, ada fakta-faktanya, yang disampaikan kepada orang banyak melalui media televisi, radio, dan koran. 2. Unsur-Unsur Berita Unsur-unsur berita meliputi: a. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Unsur ini mengandung makna sesuatu yang baru. b. Nyata, yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan. Sebuah berita harus merupakan informasi tentang suatu yang sesuai dengan keadaan sebenernya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya. c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. d. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang ditulis.22 Seperti halnya dalam satu kesatuan anatomi, maka dalam berita pun ada anatomi, atau unsur-unsur senyawanya. Para pakar sepakat bahwa di dalam sebuah berita terdapat 6 unsur, yang disingkat menjadi 5W+1H.23 Unsur-unsur berita yang dimaksud yaitu: a. What (apa): yang menyangkut apa peristiwanya. b. Why (mengapa): yang menyangkut latar belakang mengapa hal itu terjadi, mengapa diliput, apa yang diharapkan, apa pentingnya bagi khalayak. c. How (bagaimana): bagaimana peliputan berita dilaksanakan dan disampaikan sehingga tujuan tercapai. d. Who (siapa): siapa yang terlibat dalam peristiwa itu.
21
Melvin Mencher‟s, News Reporting and Writing, (New York: McGraw-Hill, 2006), Cet. 10, h. 57 22 Asep Syamsul Romli dalam Suhaimin dan Rulli Nasrullah, Op. Cit., h. 31-32 23 Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita & Feature, (Indonesia: PT. Indeks, 2006), h. 38
18
e. When (kapan): kapan peristiwa dilaksanakan/terjadi, rincian waktu tiap-tiap tahap kegiatan (pagi, siang, malam, dini hari). f. Where (di mana): tempat kejadian berlangsung.24 3. Jenis-jenis Berita Berita yang banyak muncul dalam surat kabar atau majalah, digolongkan atas: a.
Berita Langsung Berita yang digunakan untuk menyampaikan kejadian-kejadian penting
yang secepatnya perlu diketahui pembaca. Disebut berita langsung (straight news) karena unsur-unsur terpenting dari peristiwa itu harus langsung (sesegera mungkin) disampaikan kepada pembaca. Berita langsung ada juga yang disebut sebagai spot news, wartawan harus berhadapan langsung dengan kejadian, lalu melaporkan kejadian itu. Berita langsung juga disebut sebagai hard news, fakta yang digunakan untuk memberitahu suatu peristiwa adalah fakta keras. Yang dimaksud dengan fakta keras adalah fakta yang segera dapat diukur berdasarkan persepsi inderawi manusia. b.
Berita Ringan Berita yang tidak mengutamakan unsur penting yang hendak diberitakan,
melainkan sesuatu yang menarik. Berdasarkan kejadiannya, berita ringan dapat dibedakan atas dua jenis. Pertama, berita ringan yang kejadiannya merupakan sampiran dari peristiwa penting yang diberitakan lewat berita langsung (disebut side bar). Kedua, berita ringan yang kejadiannya berdiri sendiri, jadi tidak terkait dengan suatu peristiwa penting yang bisa dituliskan sebagai berita langsung. c.
Berita Kisah Suatu tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan, ataupun
yang menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci, lengkap, serta mendalam. Berita ini tidak terikat akan aktualitas. Nilai utamanya adalah dalam unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah pengetahuan. 24
Olii, Op. Cit., h. 36-38
19
d.
Laporan Mendalam Laporan mendalam digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih
lengkap, mendalam, dan analitis. Cara penulisan seperti ini dimaksudkan untuk menyajikan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah.25 Adapun pendapat lain mengemukakan program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). a. Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.26 4. Sumber Berita Sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mempunyai posisi mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau kejadian, gagasan, serta data atau informasi yang bernilai berita.27 Sumber berita dapat dikategorikan sebagai berikut antara lain: a. Wartawan di lapangan: dalam beberapa kejadian wartawan sudah memperoleh informasi rahasia sebelum sebuah peristiwa terjadi. Ini berarti sesama rekan wartawan saling bertukar informasi mengenai satu peristiwa. b. Pusat-pusat informasi: yaitu petugas kepolisian, staf rumah sakit, karyawan hotel, sipir penjara, bahkan preman terminal yang harus selalu dijaga 25
Siregar, Op. Cit., h. 154-158 Morissan, Op. Cit., h. 25-27 27 Barus, Op. Cit., h. 53-54 26
20
hubungannya sebab mereka sering memberikan informasi mengenai peristiwa kriminal. c. God-given facts: sumber semua berita yang datang sebagai akibat kecelakaan atau peristiwa dadakan seperti bencana alam, kebakaran, kapal tenggelam, dan sebagainya. d. Internet: media baru di bidang diseminasi informasi yang bisa diakses untuk memperoleh berita karena internet biasanya melakukan pembaruan berita dalam hitungan menit ke menit atau jam ke jam. e. Saksi mata: orang-orang yang menyaksikan langsung terjadinya peristiwa. f. Kantor berita: seperti Reuters, AFP, Antara, dan sebagainya yang memang didirikan khusus untuk menjual berita bagi media. 5. Teknik Penulisan Berita “Menulis naskah berita adalah satu pekerjaan utama seorang reporter televisi. Naskah berita televisi sering disebut dengan istilah narasi berita, naskah, atau skrip berita. Menulis berita pada dasarnya adalah proses merangkum dan memilih sejumlah fakta terpenting yang akan membantu reporter atau penulis naskah untuk mengungkapkan atau menceritakan suatu peristiwa”.28 Untuk menulis berita, dilakukan dua cara, yaitu: a.
Piramida terbalik Selama ini gaya penyusunan struktur berita yang paling disarankan adalah
struktur piramida terbalik (inverted pyramida). Gaya penulisan piramida terbalik yang dinilai paling sesuai untuk menata informasi dan menyusun cerita mengenai fakta. MacDougall menyebutkan bahwa gaya piramida terbalik sama dengan gaya spiral, yaitu tulisan yang lebar di atasnya dan kian menyempit ke bawahnya.
28
Morissan, Op. Cit., h. 153
21
Struktur Pola Piramida Terbalik Judul Berita Teras (Lead)
Tubuh Berita
Akhir Berita
b.
Sangat Penting
Penting
Kurang penting
Berita ditulis dengan formula 5W+1H “Suatu cara penataan berita yang tidak selalu merupakan urutan jawaban
atas enam pertanyaan. Dengan kata lain, letak jawaban atas pertanyaan seperti who, where, how, atau lainnya tidak harus berurutan atau bisa diletakkan di mana pun (di awal, di tengah-tengah, atau di akhir).”29 C. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.30 29 30
Barus, Op. Cit., h. 91 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 15, h. 3
22
“Gearlach & Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian, yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.31 “Sementara itu Atwi Suparman mendefinisikan bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan”.32 Pendapat dari para ahli mengenai pengertian media yaitu sebagai berikut: a. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. b. Fleming, mengemukakan media sering diganti dengan kata mediator, adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. c. Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesanpesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. d. Hamidjojo dalam Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. e. Gagne‟ dan Briggs mengatakan media adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.33 31
Ibid., h. 3 Pupuh Fathurrohman, Stategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2009), Cet. 3, h. 65 33 Arsyad, Op. Cit., h. 3-5 32
23
Dalam pengertian teknologi pendidikan yang dikutip oleh Arief S. Sadiman menyatakan bahwa: Media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan kompenan dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.34 Jadi, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain sebagai bentuk pembelajaran. Media disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat berperan aktif dan ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. 2. Fungsi Media Pembelajaran Dalam
proses
pembelajaran,
media
memiliki
kontribusi
dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pebelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. Pendapat dari Kemp dan kawan-kawan, bahwa kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. Kualitas belajar dapat ditingkatkan. Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan. g. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik. h. Memberikan nilai positif bagi pengajar.35 34
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1, h. 19 35 Hamzah B. Uno, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Ed. 1, Cet. 1, h. 124
24
Dalam proses belajar mengajar, fungsi media yakni, sebagai berikut: a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru; c. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pembelajaran; d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa; e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru; f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.36 Pendapat lain mengemukakan fungsi media pembelajaran terbagi menjadi tiga, yaitu: a.
Fungsi Media Pembelajaran sebagai Sumber Belajar Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. b. Fungsi Semantik Yakni kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). c. Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya. Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batasbatas ruang dan waktu, yaitu: Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat.
36
Nana Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman, Op. Cit., h. 66
25
Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu:
Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil. Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara. Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks.37
3. Manfaat Media Pembelajaran Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu seperti: 1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model. 2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. 3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide. 4) Objek atau proses yang rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau stimulasi komputer. 5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video. 6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong
37
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), Cet. 4, h. 36-43
26
menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman, seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.38 Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi secara verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan untaian dari guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.39 4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu: a.
Media Audio Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata saja. Jenis-jenis media audio adalah phonograph record (disc recording), audio tipe (tape recorder), dan compact disk.
38 39
Arsyad, Op. Cit., h. 25-27 Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 24-25
27
b.
Media Visual Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. c.
Media Audio Visual Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses. Program audio visual seperti film dokumenter, film drama, yang dsalurkan melalui peralatan film, video dan televisi. d.
Multimedia Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat.40 5. Media Audio Visual (Video) Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi, dan video. Jenis kedua, adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses.41 Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti cerita), bisa bersifat
40 41
Munadhi, Op. Cit., h. 54-57 Ibid., h. 113-114
28
informatif edukatif maupun intruksional.42 Sebagai media audio visual dengan memiliki unsur gerakan dan suara, video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Keterampilan yang dapat dilatihkan melalui media video tidak hanya berupa keterampilan fisik saja, tetapi juga keterampilan interpersonal seperti keterampilan dalam psikologi dan hubungan masyarakat. Pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, menyaksikan bersama di ruang kelas dan kemudian membahas serta mendiskusikannya.43 a. Kelebihan Media Video Kelebihan media video antara lain:
Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
Mengembangkan pikiran dan dan pendapat para siswa.
Mengembangkan imajinasi peserta didik.
Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memeberikan gambaran yang lebih realistis.
Sangat kuat memperngaruhi emosional seseorang.
Sangat
baik
menjelaskan
suatu
proses
dan
keterampilan,
mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.
Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai.
Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi. 42 43
Sadiman, Op. Cit., h. 74 B. Uno, Op. Cit., h. 135-136
29
b. Kelemahan Media Video Selain memiliki kelebihan-kelebihan, media video juga memiliki kelemahan antara lain:
Media video terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut
Dilihat dari ketersediaannya, masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di sekolah.
Produksi video sendiri membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak.
c. Langkah-Langkah Pemanfaatan Video Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memeprhatikan bagian-bagian tertentu. Sesudah itu dapat ditest berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu.44
D. Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan penelitian sebelumnya yang bertujuan sebagai acuan peneliti dan diharapkan hasil yang dilakukan peneliti lebih baik dari penelitian sebelumnya. Maka peneliti mengambil judul “Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
44
Munadhi, Op. Cit., h. 127-128
30
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Shinta Devi Purwaningrum, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang tahun 2011 dengan judul skripsi “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Metode Group Investigation Teknik Wawancara dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 01 Larangan Kabupaten Brebes”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis teks berita siswa SMP kelas VIII. Sumber data yang digunakan adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 01 Larangan Kabupaten Brebes yang berjumlah 36 siswa, terdiri atas 14 putra dan 22 putri. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel keterampilan menulis teks berita dan variabel penggunaan metode group investigation teknik wawancara dengan media audiovisual. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa sebelum diberi tindakan, yaitu sebesar 61,1 dan berada dalam kategori cukup. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 5,1 atau 7,7% menjadi sebesar 66,22 dan masih berada dalam kategori cukup. Nilai ratarata pada siklus I belum mencapai batas ketuntasan yang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga dilakukan siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata keterampilan menulis teks berita meningkat menjadi 11,83 atau 17,9% menjadi sebesar 78,05 dan berada dalam kategori baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis teks berita melalui metode group investigation teknik wawancara dengan media audiovisual telah dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII C SMP Negeri 01 Larangan. Dari pemaparan di atas, bahwa penelitian yang dilakukan Shinta Devi Purwaningrum menggunakan media yang serupa tetapi tidak sama dengan yang
31
peneliti gunakan terhadap siswa kelas VIII di SMPN 2 Tangerang Selatan. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta menggunakan teknik wawancara dengan media audio visual, sedangkan yang peneliti gunakan hanya menggunakan media audio visual di SMPN 2 Tangerang Selatan kelas VIII tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilakukan di tempat yang berbeda, Shinta Devi Purwaningrum melakukan penelitian di SMP Negeri 01 Larangan, sedangkan peneliti melakukan penelitian di SMPN 2 Tangerang Selatan. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Nur Diana Kristianti, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2008, dengan judul skripsi “Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Photo Story pada Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandung”. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah eksperimen dan desain penelitiannya yaitu pretes-postes one group desain. Pengambilan sampel dilakukan secara random dengan cara mengambil satu kelas dari enam kelas parallel sebanyak 42 siswa. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan terhadap tingkat kemampuan menulis teks berita pada siswa dengan menggunakan media photo story. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pretes siswa yaitu 53,78 dan ratarata nilai postes siswa yaitu 68,19, yang artinya terdapat pengaruh rata-rata niali siswa sebelum menggunakan media photo story dengan sesudah menggunakan media photo story. Dari pemaparan di atas, bahwa penelitian yang dilakukan oleh Nur Diana memiliki perbedaan dengan penelitian ini, yaitu dari media yang digunakan. Media yang digunakan oleh Nur Diana adalah media photo story, sedangkan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes uraian, angket, dan observasi. Metode penelitian yang digunakan juga berbeda, Nur Diana menggunakan metode eksperimen, sedangkan metode yang digunakan peneliti adalah PTK.
32
Penelitian relevan yang ketiga dilakukan oleh Zubaidah, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, dengan judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Media Foto terhadap Keterampilan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Yayasan Miftahul Jannah Tangerang Selatan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam eksperimen ini adalah Pre-Eksperimen Design. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pada saat pretest nilai rata-rata siswa sebesar 54,4, sedangkan pada saat posttest nilai rata-rata sebesar 73,3. Dari pemaparan di atas, bahwa penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah memiliki perbedaan dalam metode yang digunakan, Zubaidah menggunakan metode penelitian eksperimen, sedangkan metode yang digunakan peneliti adalah penelitian PTK, dan memiliki perbedaan dalam media yang digunakan. Media yang digunakan oleh Zubaidah adalah media foto, sedangkan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual. Penelitian dilakukan ditempat yang berbeda, Zubaidah melakukan penelitian di SMP Miftahul Jannah Tangerang Selatan tahun ajaran 2011/2012 sedangkan peneliti melakukan penelitian di SMPN 2 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014. E. Kerangka Berpikir Sejalan dengan perkembangan kehidupan sekarang, pendidikan akan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Apalagi di era globalisasi ini, pendidikan sudah dilaksanakan pada anak di bawah usia lima tahun. Harapan dari adanya dunia pendidikan tersebut secara langsung untuk menciptakan peserta didik menjadi anak bangsa yang berbudi pekerti baik, pintar, berakhlak mulia, dan bisa membanggakan bangsanya. Banyaknya sekolah-sekolah pada saat ini, menimbulkan adanya persaingan diantara sekolah tersebut. Oleh karena itu, setiap sekolah dituntut untuk terus
33
melakukan perbaikan dan perkembangan dalam proses belajar mengajar demi meningkatkan mutu sekolah dalam pandangan masyarakat. Adanya dunia pendidikan menuntut siswa untuk menguasai empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: aspek menyimak, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis. Keempat aspek tersebut merupakan kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan di dalam proses belajar mengajar guna terciptanya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang baik dan tepat. Aspek menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dalam seluruh proses belajar mengajar peserta didik di sekolah. Kegiatan menulis bisa dikaitkan dalam hal menulis berita, dongeng, cerpen, puisi, dan lain sebagainya. Dalam hal ini siswa diharuskan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks berita dengan adanya penggunaan media audio visual yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya penggunaan media audio visual, diharapkan pembelajaran menulis teks berita akan jauh lebih menarik dan siswa akan lebih kreatif dalam menulis teks berita. Selain itu diharapkan pula penggunaan media audio visual dapat menimbulkan semangat dan ketertarikan pada siswa dalam hal menulis teks berita. Apabila dalam hal menulis teks berita dengan penggunaan media audio visual berjalan dengan baik, maka guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sama dengan materi pelajaran yang berbeda. F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir tersebut, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: H0
:
Tidak terdapat pengaruh media SMPN 2 Tangerang Selatan audio
visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII H1
:
Terdapat pengaruh media audio visual terhadap kemampuan menulis
teks berita pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tangerang Selatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jl. Cireundeu Raya No. 2 Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15419. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian berlangsung pada tanggal 5 Desember 2013-Agustus 2014. Adapun pengambilan data berlangsung pada tanggal 30 April-14 Mei 2014. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik di kelas.45 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi di mana praktik kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan. Bersifat reflektif, artinya pihak pelaku tindakan secara sadar merenungkan serta mengukur kembali sejauh mana hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.46 Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat 45
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 58 46 Djuanaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), Cet. 1, h. 8
34
35
memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.47 Kurt Lewin mengemukakan bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: a) Perencanaan atau planning, b) Tindakan atau acting, c) Pengamatan atau observing, dan d) Refleksi atau reflecting.48 Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu cirri utama dari penelitian tindakan. Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut ini:
Perlakuan/ tindakan
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
47
Suyanto, Pedoman Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), h. 4 48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 14, h. 131
36
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan yang berjumlah 42 siswa, dengan komposisi 18 siswa laki-laki dan 24 siswi perempuan. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana sekaligus pelaksana kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia. Peneliti bertindak sebagai guru, selain mengajarkan materi pembelajaran peneliti juga membuat dan merancang rencana pembelajaran serta mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar. E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh dua siklus. Setiap satu siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan pada penelitian ini dimulai dari tahapan prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan dengan tahapan siklus I dan siklus II. 1. Tahapan prapenelitian Tahapan prapenelitian dalam penelitian ini dilakukan sebagai kegiatan awal yang bertujuan mengungkapkan permasalahan penting yang berkaitan dengan pembelajaran menulis. Peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu untuk mengenali atau mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan. Terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia mengenai kemampuan menulis teks berita. Pembelajaran menulis teks berita masih terasa sulit oleh siswa. Adapun kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu menuangkan ide, mengungkapan kelengkapan unsur-unsur berita, dan merangkai kalimat berita yang baik.
37
2. Tahapan perencanaan (planning) Hasil tahapan prapenelitian yang telah diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan pada tahapan pelaksanaan. Pada tahapan ini peneliti menyiapkan rencana pengajaran yang mencangkup RPP, materi atau bahan ajar, media pembelajaran, instrumen penilaian, dan evaluasi pembelajaran. 3. Tahapan pelaksanaan (acting) Pada tahapan ini, peneliti melaksanakan semua tindakan yang sudah dirancang pada tahapan sebelumnya dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tercapai sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Adapun kegiatan pelaksanaan pada tahapan ini seperti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah ditetapkan, menggunakan media pembelajaran yang sudah ditentukan. 4. Tahapan pengamatan (observing) Pada tahapan ini, dilakukan kegiatan pengamatan pada setiap siklusnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa, kemampuan siswa, dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah mengetahui aktivitas siswa, peneliti memberikan pengaruh pada penyusunan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. 5. Tahapan refleksi (reflecting) Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang telah terkumpul pada saat melakukan tahapan pengamatan. Data yang telah didapat tersebut kemudian dianalisis. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
38
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil dari intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini yaitu, adanya pengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII dengan menggunakan media auduo visual. Adapun ketuntasan belajar yang diharapkan mencapai nilai KKM yaitu 76. G. Data dan Sumber Data Sumber data diperoleh dari siswa-siswi SMPN 2 Tangerang Selatan kelas VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas, tingkah laku/ sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dan adanya pengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa dengan menggunakan media audio visual. H. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
sangat
penting
bagi
penelitian,
sebab
teknik
pengumpulan data mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpalan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan nontes. 1. Tes Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran atau penilaian.49 Tes adalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, keterampilan) tentang peserta didik.50 Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian. Bentuk tes uraian atau esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk uraian dengan memergunakan bahasa sendiri. Dalam
49
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 66 50 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2012), Cet. 3, h. 105
39
bentuk tes uraian itu peserta didik dituntut berpikir tentang dan memergunakan apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab. Bentuk tes uraian memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang secara relatif dibatasi.51 Dalam penelitian ini, tes uraian diberikan dua kali. Tes uraian pertama merupakan langkah yang diambil peneliti untuk mengetahui kemampuan dasar peserta didik dalam pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual, tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Tes uraian kedua dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual, tes ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang sudah diberikan dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan tema yang diberikan dan objek yang siswa lihat. Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menentukan ketepatan isi berita dan prinsipprinsip berita (5W + 1H) dengan objek yang siswa lihat. 2. Nontes Teknik nontes
merupakan alat peneliaian yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik tanpa melalui tes dengan alat tes.52 Penelitian dilakukan untuk memperoleh data secara langsung ke lapangan melalui: a. Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (= data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran 51 52
Tuckman dalam Burhan Nurgiyantoro, Ibid., h. 117 Nurgiyantoro, Ibid., h. 90
40
pengamatan.53 Peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi langsung SMPN 2 Tangerang Selatan terhadap proses pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru, yaitu peneliti sendiri, untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa dalam menulis teks berita dengan penggunaan media audio visual. b. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan selama kegiatan penelitian berlangsung. Lembar observasi ini digunakan untuk mengemukakan data terkait dengan perkembangan siswa dalam menulis teks berita selama kegiatan penelitian berlangsung. Adapun yang menjadi lembar pengamatan dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa. c. Kuesioner (Angket) Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.54 Angket yang dibuat dalam penelitian ini nantinya akan diserahkan kepada siswa dan kemudian diisi untuk mengetahui respon siswa saat diberikan media audio visual dalam proses pembelajaran menulis teks berita.
53
Sudijono, Op. Cit., h. 76 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 1, h. 192 54
41
I. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pembelajaran di kelas a. Persiapan, yang bertujuan untuk merancang pembelajaran menulis teks berita. b. Mengkondisikan siswa di dalam kelas untuk menerima pembelajaran yang telah direncanakan. c. Peneliti memberikan tes awal kepada peserta didik berupa tes uraian tanpa menggunakan media audio visual (peserta didik menulis teks berita tanpa menggunakan media audio visual). d. Peneliti memberikan materi mengenai berita dan khususnya bagaimana menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. e. Peneliti memberikan tes akhir kepada peserta didik dengan menggunakan media audio visual (peserta didik menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual) 2. Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran menulis teks berita sebelum dan sesudah menggunakan berlangsung.
media
audio
visual
selama kegiatan
penelitian
42
Tabel. 3.1 Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Teks Berita No.
Kriteria
Aspek yang diamati Kurang
1.
Siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran menulis teks berita
2.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
3.
Siswa mengajukan pertanyaan
4.
Siswa mengajukan pendapat
5.
Siswa menjawab pertanyaan guru
6.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik
7.
Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir
Cukup
Baik
% (persentase) Ya Tidak
3. Lembar kuesioner (angket) Lembar kuesioner (angket) pada tes awal digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan minat siswa dalam menulis teks berita. Dan lembar angket pada tes akhir digunakan untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa dalam menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual.
43
Tabel. 3.2 Kisi-Kisi Angket Pretest/Tes Uraian Pertama No.
Aspek yang
Pertanyaan
Jawaban
dinilai 1.
Minat pendapat
dan 1. Apakah siswa
mengenai
kamu
dengan
suka a. Iya kegiatan b. Tidak
menulis?
c. Kadang-kadang d. ………………
pengertian menulis
2. Dari tiga pernyataan di a. Menulis bawah
ini,
manakah
pengertian menulis yang paling sesuai
adalah
kegiatan
yang
menyenangkan
menurut b. Menulis
adalah
kegiatan
merangkai
pendapat Anda?
kata-kata dalam kertas c. Menulis
adalah
kegiatan
menuangkan
ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan d. ……………… 2.
Pemahaman dan 3. Dari ketiga pengertian pengetahuan
mengenai
siswa mengenai berita
dan
berita,
a. Berita
adalah
informasi
mengenai
manakah menurut Anda
suatu
peristiwa,
yang paling tepat?
kejadian
yang
pengalaman
berisikan fakta atau
siswa
kejadian
menulis berita
dalam teks
b. Berita
adalah
pemberitahuan tentang suatu informasi
44
c. Berita adalah laporan yang
disampaikan
melalui media cetak atau elektronik d. ………………
4. Apakah
kamu
pernah a. Pernah
menulis teks berita?
b. Belum pernah c. Sudah lupa d. ………………
5. Apakah
kamu
menulis
teks
dengan
tema
pernah a. Pernah berita b. Belum pernah bencana c. Sudah lupa d. ………………
alam? 3.
Intensitas
6. Dalam
penggunaan
menulis,
media
kamu
dalam
pembelajaran dan
pengertian media
apakah
guru b. Jarang sering c. Sering
menggunakan media?
pendapat 7. Apakah
siswa mengenai
pembelajaran a. Tidak pernah
yang
d. ………………
kamu a. Media adalah suatu alat
ketahui tentang media?
elektronik b. Media adalah alat untuk mendengarkan c. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim
pesan
kepada penerima pesan d. ……………… 4.
Kesulitan siswa 8. Apakah kamu mengalami a. Iya
45
dengan
kesulitan
dalam b. Tidak
penggunaan
penulisan
ejaan yang benar
benar dalam menulis teks d. ………………
ejaan
yang c. Kadang-kadang
berita?
Tabel. 3.3 Kisi-Kisi Angket Posttest/Tes Uraian Kedua No.
Aspek yang
Pertanyaan
Jawaban
dinilai 1.
Pengetahuan dan 1. Apakah
kamu
pengalaman
mendengar
siswa
mengetahui
teks
menulis berita
pernah a. Pernah atau b. Belum pernah tentang c. Sudah lupa berita d. ………………
menulis
teks
dengan
dengan
menggunakan
menggunakan
tayangan
media
media
visual?
audio
visual
audio
2. Apakah
kamu
pernah a. Pernah
menulis
teks
dengan
menggunakan c. Sudah lupa
berita b. Belum pernah
media audio visual? 2.
d. ………………
Kesulitan siswa 3. Apakah kamu mengalami a. Iya menulis
teks
kesulitan dalam menulis b. Tidak
berita
teks berita dengan tema c. Kadang-kadang
menggunakan
pendidikan
media
menggunakan
visual
audio
dengan d. ……………… media
audio visual? 4. Apakah kamu mengalami a. Iya kesulitan dalam penulisan b. Tidak
46
ejaan yang benar dalam c. Kadang-kadang d. ………………
menulis teks berita? 3.
Ketertarikan siswa
5. Apakah kamu menyukai a. Iya
dalam
proses
pembelajaran b. Tidak
penggunaan
dengan
menggunakan c. Kadang-kadang
media
audio
media audio visual?
visual
dalam 6. Setelah kamu mengikuti a. Iya
menulis
teks
berita
d. ………………
pembelajaran
menulis b. Tidak
teks
dengan c. Kadang-kadang
berita
media d. ………………
menggunakan audio
visual,
apakah
kamu
tertarik
untuk
menulis teks berita lagi? 4.
Solusi mengatasi 7. Bagaimana
kamu a. Bertanya kepada guru
kesulitan dalam
mengalami
menulis
dalam menulis teks berita c. Membaca buku
teks
berita 5.
cara
kesulitan b. Bertanya kepada teman
dengan tema pendidikan?
Pendapat
siswa 8. Bagaimana
d. ………………
pendapatmu a. Penggunaan
mengenai
mengenai
pembelajaran
audio
penggunaaan
menulis
teks
memberikan
media
audio
dengan
menggunakan
visual
terhadap
media audio visual?
berita
media
visual
tidak manfaat
apa-apa b. Penggunaan
media
pembelajaran
audio
menulis
memberikan gambaran
berita
teks
visual
mengenai
apa
dapat
yang
harus saya tulis c. Penggunaan audio
media visual
47
memudahkan
saya
dalam
teks
menulis
berita mencakup unsur 5W + 1H d. ……………… 9. Apakah
dengan a. Iya
menggunakan
media b. Tidak
audio
dapat c. Kadang-kadang
visual
memberikan kemudahan d. ……………… dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan? 10. Jika jawaban pada no 9 a. Dapat
memberikan
adalah iya atau kadang-
inspirasi dalam menulis
kadang, apa alasannya?
teks berita b. Dapat
memberikan
gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam
menulis
berita
teks yang
mengandung unsur 5W + 1H c. A dan B benar d. ………………
48
J. Analisis Data dan Interpretasi Data Dalam analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis data tes a. Menentukan nilai yang menggambarkan taraf kemampuan siswa secara individual, dengan aspek penilaian kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Tabel. 3.4 Rubrik Penilaian Menulis Teks Berita Berdasarkan Rangsang Visual dan Suara55 No.
Aspek yang dinilai
Skor
1.
Kesesuaian isi teks
20
2.
Ketepatan logika urutan cerita
15
3.
Ketepatan detail peristiwa
20
4.
Ketepatan makna keseluruhan cerita
15
5.
Ketepatan kata
10
6.
Ketepatan kalimat
10
7.
Ejaan dan tata tulis
10 Jumlah Skor:
100
b. Penghitungan data statistik deskriptif Setelah hasil tes siswa pada tes uraian pertama dan tes uraian kedua telah diketahui, maka nilai tes tersebut dianalisis menggunakan statistik deskriptif, dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Menentukan nilai rata-rata (Mean) Nilai hitung rata-rata atau mean dilambangkan dengan X (dibaca: eksbar), untuk ukuran sampel (statistik) dan rata-rata populasi dilambangkan dengan µ (dibaca: mu), untuk mengukur parameter menggunakan rumus: 55
Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 433
49
Keterangan: X
= Nilai rata-rata (mean)
∑x
= Jumlah skor ujian
n
= Jumlah siswa
2) Menentukan nilai median Median merupakan suatu batasan yang mempunyai arti penting dalam menentukan nilai. Batasan nilai yang ditentukan oleh median adalah nilai tengah atau 50% dari nilai data paling tinggi atau paling rendah.sebelum nilai median ditentukan terlebih dahulu nilai tersebut diatur dari nilai yang yang terbesar ke nilai yang terkecil. MED = nilai tengah 3) Menentukan nilai modus (mode) Modus merupakan nilai yang paling banyak muncul dan paling banyak frekuensinya di antara nilai-nilai lainnya. c. Penentuan kriteria dengan penghitungan presentase Tabel. 3.5 Penentuan Kriteria dengan Penghitungan Presentase untuk Skala Empat56 Nilai Ubahan Skala Interval Persentase Tingkat Penguasaan
56
Empat
Keterangan
1–4
D-A
86 – 100
4
A
Baik Sekali
76 – 85
3
B
Baik
56 – 75
2
C
Cukup
10 – 55
1
D
Kurang
Ibid., h. 253
50
2. Analisis data angket dan lembar observasi Dalam pengolahan analisis data angket dan lembar observasi, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: P =
f
X 100%
N Keterangan: f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka persentase57
57
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 1, Cet. 24, h. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SMP NEGERI 2 KOTA TANGERANG SELATAN
NSS/NPSN
: 20.1.28.03.10.001 / 20603125
Akreditasi
: A
Alamat
: Jl. Cireundeu Raya No. 2 Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15419
Telp.
: (021) 7401084
Fax.
: (021) 7402310
E-mail
:
[email protected]
Website
: www.smp2tangsel.com
2. Sejarah singkat SMP Negeri 2 Tangerang Selatan SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan mulai berdiri sejak tanggal 2 Januari 1974 sebagai sekolah filial dari SMP Negeri 48 Jakarta dengan nama SMP Persiapan. Seiring dengan terjadinya pengembangan wilayah dan peralihan pemerintahan, SMP Persiapan kemudian berubah nama menjadi SMPN Cireundeu (1979) dan SMPN 1 Ciputat (1999). Pada tahun 2004 berdasarkan Keputusan Direktur PLP Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 1147A/C3/SK/2004 tanggal 5 Juli 2004, SMPN 1 Ciputat mendapat predikat sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Predikat SSN sangat memacu semangat warga sekolah untuk mewujudkan sekolah sebagai pusat pengembangan logika, etika, dan estetika melalui berbagai kegiatan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Guru bersama orang tua dan komite sekolah saling bahu-membahu dalam pengelolaan sekolah untuk peningkatan
52
mutu pendidikan khususnya mutu lulusan, sehingga pada tahun 2009 SMPN 1 Ciputat berhasil meraih sertifikat ISO 9001-2000. Berdasarkan Keputusan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2009, SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan dan atas prestasi kerja warga sekolah pada tahun 2010 SMPN 2 Kota Tangerang Selatan meraih sertifikat ISO 9001-2008. Mulai tahun pelajaran 2013/2014 SMPN 2 Kota Tangerang Selatan telah mencanangkan program Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup. Untuk mewujudkan program tersebut sekolah telah menetapkan 5 (lima) rencana aksi, yaitu: 1) Optimalisasi pelaksanaan tata tertib sekolah tentang pola hidup bersih dan sehat; 2) Pengadaan, perbaikan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan secara bertahap dan proporsional; 3) Penyediaan peralatan dan sarana kebersihan yang memadai; 4) Pemanfaatan setiap lahan kosong untuk penghijauan dan taman; 5) Menggalang kerjasama dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah dan swasta dalam pengadaan peralatan kebersihan dan pengelolaan lingkungan; Ada pun pemimpin yang pernah menjabat Kepala Sekolah: 1. Tahun 1974 s.d. 1989
: Drs. H. Munadjat Indria
2. Tahun 1989 s.d. 1997
: Dadang Suyatna, B.A.
3. Tahun 1997 s.d. 1998
: PYMT Drs. H. Munadjat Indria
4. Tahun 1998 s.d. 2001
: H. Soemarmo, B.A.
5. Tahun 2001 s.d. 2006
: Drs. H. Nurhadi, M.M.
6. Tahun 2006 s.d. 2009
: Drs. H. Kuswanda, M. Pd.
7. Tahun 2009 s.d. 2012
: Alan Suherlan, S. Pd., M.M.
8. Tahun 2012 s.d. sekarang
: Drs. H. Antasa, M.M.Pd.
53
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi SMPN 2 Tangerang Selatan “Unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku” b. Misi SMPN 2 Tangerang Selatan “Menyelenggarakan pembelajaran efektif berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ” c. Tujuan SMPN 2 Tangerang Selatan Menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, kompetitif, dan berakhlakulkarimah, indikator: 1) Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis 2) Mampu mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki 3) Melaksanakan syariah agama dan berbudi pekerti luhur 4. Kondisi Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014
Khong
Budha
10
176
180
412
399
3
7
1
-
2
VIII
10
201
208
409
393
2
14
-
-
-
IX
9
172
183
358
335
2
15
1
-
5
Jumlah
29
549
571
1179
1127
7
36
2
-
7
Hucu
Islam
Hindu
Protestan
L+P
Katolik
P
VII
Kelas
L
Rombel
a. Kondisi Siswa
54
b. Kondisi Guru dan Pegawai Status Jabatan
L
P
Jml
Pendidikan
Kepegawaian PNS
Honorer
S2 S1
D3
<SL TA
Kepala Sekolah
1
-
1
1
-
1
-
-
-
Guru
23
40
63
52
11
5
52
5
-
3
5
8
2
6
3
3
3
4
-
4
-
4
-
-
2
4
-
4
-
4
-
-
2
35
45
80
55
25
55
8
7
Pegawai Tata Usaha Petugas Kebersihan Petugas Keamanan Jumlah
-
-
-
6
SLTP
c. Prestasi Siswa 1) Perolehan Nilai Rata-Rata Ujian Nasional (3 tahun terakhir) Mata Pelajaran
Tahun Pelajaran
B.Indonesia B.Inggris Matematika
RataIPA
rata
Lulus
2007/2008
7,13
8,24
6,65
6,92
7,03
100%
2008/2009
7,22
7,09
7,61
7,09
7,26
100%
2009/2010
7,66
7,10
7,63
7,16
7,41
100%
2010/2011
6,95
8,87
6,41
7,17
7,10
100%
4
2
6
55
2011/2012
8,13
6,96
8,62
8,20
7,98
100%
2012/2013
7,58
6,76
6,38
6,54
6,82
100%
2) Prestasi Non-Akademik Tahun Pelajaran 2013/2014
Juara I Lomba Aksi Mading Tingkat Jabodetabek di MTs. 3 Jakarta
Juara I Speech Contest Tingkat Jabodetabek di MTs. 3, Jakarta
Juara I Lomba Basket On Three Sasmita Cup Tingkat Tangsel di Sasmita Jaya, Pamulang
Juara II Lomba Bulu Tangkis O2SN Tingkat Tangsel di SMP Binus, Serpong, Tangsel
Juara I Lomba Marawis Tingkat Gugus 03 Kota Tangsel di SMP Al-Sukro
Juara II Basket putra/putrid Tingkat Tangsel di SMA Tri Guna Jaya Tangsel
Juara Harapan II Paskibra Tingkat Tangsel di SMA Negeri 9 Kota Tangsel
5. Kegiatan Pembelajaran a. Paket Mata Pelajaran yang harus Diampuh SKBM
Alokasi Waktu/Jam-pel No
Mata Pelajaran
Kelas-
Kelas-
Kelas-
Kelas
Kelas
Kelas
7
8
9
-7
-8
-9
1
Pendidikan Agama
2
2
2
76
78
80
2
PKn
2
2
2
75
76
78
56
3
Bahasa Indonesia
4
4
4
72
75
78
4
Matematika
4
4
4
68
70
75
5
IPA
4
4
5
71
73
76
6
IPS
4
4
5
70
72
75
7
Bahasa Inggris
4
4
4
70
74
76
8
Seni Budaya
2
2
2
75
78
80
9
Pendidikan Jasmani
2
2
2
70
74
78
10
TIK
2
2
2
64
70
75
11
Pendidikan Budi Pekerti
-
-
-
76
78
80
12
PKK
2
2
2
76
77
78
13
Mulok Pilihan
2
2
2
67
70
75
34
34
34
71
74
77
Jumlah jam/rata-rata SKBM
b. Kegiatan Pengembangan Diri Olah Raga
Kewiraan
Bahasa dan Seni
- Basket
- Pramuka
- English Club
- Volley
- PMR/UKS
- Jurnalis
- Sepak bola
- Paskibra
- Vocal group
- Futsal
- Band
- Bulu tangkis
- Angklung
- Tenis meja
57
- Taekwondo - Silat
c. Kegiatan Pembiasaan No.
Jenis kegiatan 1.Upacara Bendera
2.Binrohis, Senam, dan Bakti Sosial
Waktu Pelaksanaan Hari Senin pagi dan hari besar Nasional Hari Jum‟at pagi dan hari besar agama
3.Shalat jum‟at dan Keputrian (muslim)
Hari Jum‟at siang
4.English Day
Hari Kamis
5.Budaya bersih, rapi, dan sehat
Setiap hari
B. Pembahasan 1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Data a. Tindakan Pembelajaran Penelitian telah dilakukan di kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan yang berlangsung selama dua siklus. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menghasilkan suatu pembelajaran yang dapat memungkinkan memperbaiki kemampuan menulis teks berita yang lebih baik dari sebelumnya. Proses penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan diawali dengan observasi langsung ke objek yang akan diteliti. Peneliti menemui guru bidang studi mata pelajaran bahasa Indonesia untuk mengetahui kemampuan menulis teks berita pada siswa. Penelitian juga observasi langsung pada kelas yang menjadi objek penelitian.
58
Proses penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengadakan pretest terlebih dahulu kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks berita. Dalam melakukan pretest ini peneliti tidak menggunakan media audio visual sebagai media pembelajaran. Proses pretest ini peneliti mencoba merangsang pengetahuan siswa mengenai materi menulis teks berita. Tindakan selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menulis sebuah teks berita mengenai peristiwa dengan tema bencana alam. b. Pertemuan Pertama (Siklus I) 1) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun rencana pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran yakni, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari materi yang akan diajarkan kepada siswa, dan merangsang kembali ingatan siswa mengenai materi menulis teks berita yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa mengenai materi menulis teks berita. Proses selanjutnya yaitu memberikan prestest, pada pretest (tes uraian pertama) ini siswa ditugaskan menulis teks berita dengan tema bencana alam tanpa menggunakan media audio visual. 2) Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti merealisasikan apa yang telah direncanakan
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Pelaksanaan
pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2014. Proses pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran di kelas, kemudian berdoa, mengabsen siswa satu persatu. Selanjutnya peneliti mulai bertanya kepada siswa berita yang bertujuan untuk merangsang kembali ingatan siswa pada materi menulis teks berita. Namun hanya ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari peneliti, bahwa berita adalah suatu kejadian/peristiwa. Kegiatan pembelajaran selanjutnya yakni, peneliti menjelaskan pengertian mengenai sebuah berita dan cara menulis teks berita. Peneliti memberikan sebuah
59
contoh berita untuk dianalisis bersama-sama sesuai dengan apa yang telah peneliti jelaskan kepada siswa. Kegiatan selanjutnya, yaitu melakukan pretest (tes uraian pertama). Pretest (tes uraian pertama) dilakukan selama 40 menit, pada kegiatan ini siswa diberikan tes untuk menulis sebuah teks berita dengan tema bencana alam tanpa menggunakan media audio visual. 3) Tahap Pengamatan Pada tahap pengamatan ini, dalam pembelajaran di kelas siswa terlihat cukup menyimak pelajaran dengan baik. Akan tetapi, masih ada sebagian siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangku, bercanda, mencoret-coret kertas, bahkan ada yang menundukkan kepalanya di atas meja bermalas-malasan. 4) Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini, setelah peneliti melaksanakan pretest (tes uraian pertama) dapat diketahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Dari hasil yang didapat masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada saat menulis teks berita. Siswa tidak menuliskan judul berita sesuai dengan tema yang diberikan, siswa masih kurang dalam memilih kata-kata yang sesuai sehingga masih dapat kekurangan dalam merangkai kalimat berita dengan baik, dan kurangnya pengetahuan siswa dalam penggunaan ejaaan yang sesuai dengan EYD. Maka pada pertemuan selanjutnya, peneliti akan menjelaskan kembali materi mengenai berita dan cara menulis teks berita dengan baik sesuai unsurunsur yang terdapat dalam berita, serta membedakannya dengan menggunakan media audio visual. c. Pertemuan Kedua (Siklus II) 1) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan kedua ini, peneliti membuka pembelajaran dengan kembali menjelaskan maksud dan tujuan dari materi yang akan diajarkan kepada siswa, yakni menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Selanjutnya peneliti mencoba merefleksi mengenai materi yang telah diajarkan
60
pada saat pertemuan pertama. Peneliti menjelaskan kembali materi mengenai berita dan cara menulis teks berita dengan baik sesuai unsur-unsur yang terdapat dalam berita Proses selanjutnya yaitu peneliti memberikan tindakan berupa posttest, pada posttest (tes uraian kedua) ini siswa ditugaskan menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual. 2) Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan kedua ini, dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014. Proses pembelajaran dimulai dengan membuka pelajaran di kelas, kemudian berdoa, mengabsen siswa satu persatu. Selanjutnya peneliti mulai menanyakan kembali materi menulis teks berita yang telah diajarkan pada pertemuan pertama. Kegiatan selanjutnya, peneliti menanyakan kepada siswa tentang pemahaman mereka mengenai cara menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Kegiatan pembelajaran selanjutnya yakni, peneliti memberikan sebuah tayangan berita melalui media audio visual. Siswa ditugaskan untuk memperhatikan tayangan berita tersebut. Pada tahap ini, suasana kelas tampak kondusif, karena hampir seluruh siswa memperhatikan dan menyimak tayangan berita dengan baik. Setelah itu siswa di minta untuk mengerjakan posttest (tes uraian kedua), yaitu menuliskan kembali teks berita yang telah ditayangkan oleh guru (peneliti) melalui media audio visual tersebut. Posttest (tes uraian kedua) dilakukan selama 40 menit, pada kegiatan ini siswa diberikan tes untuk menuliskan kembali sebuah teks berita yang telah ditampilkan melalui media audio visual dengan tema pendidikan. 3) Tahap Pengamatan Pada tahap pengamatan kedua ini, dalam pembelajaran di kelas hampir seluruh siswa terlihat cukup menyimak pelajaran dengan baik. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dan tenang. Siswa tampak lebih siap dan memberikan respons yang baik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
61
4) Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini, setelah peneliti melaksanakan posttest (tes uraian kedua) dapat diketahui adanya perkembangan kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Dari hasil yang didapat hampir seluruh siswa dapat menulis teks berita dengan baik melalui tayangan media audio visual. Siswa sudah mampu menuliskan judul berita sesuai dengan tema yang diberikan. Siswa dapat memilih kata-kata yang sesuai sehingga dapat merangkai kalimat berita dengan baik, dan kesalahan siswa dalam penggunaan ejaaan yang sesuai dengan EYD semakin berkurang. Pada tahap siklus kedua ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan berpengaruh positif. Karena dari hasil posttest (tes uraian kedua) mengalami peningkatan dari hasil pretest (tes uraian pertama). Maka peneliti mengakahiri penelitian setelah pada siklus kedua terlaksana dengan baik. 6. Deskripsi Hasil Data Tes Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual (Pretest/Tes Uraian Pertama) Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis teks berita tanpa menggunakan media audio visual (pretest), peneliti mengadakan tes kepada siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan pada tanggal 30 April 2014. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan tes selama empat puluh menit. Berikut ini peneliti sajikan hasil data pretest (tes uraian pertama) dari seluruh siswa dan nilai rata-rata kelas. Tabel. 4.1 Hasil Data Pretest/Tes Uraian PertamaSiswa Kelas VIII-3 No.
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
Nilai
Kategori
1
Achmad Fikri Hibatulloh
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
2
Adymas Nurul Hidayah
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
62
3
Ailsa Oktariana
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
4
Annisa Diah Putri Mellinia
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
5
Aqhis Ghasyi Fadilah
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
6
Bagas Jamalludin Ar Rosyid
15
10
15
10
5
5
5
65
TT
7
Bintang Zamani Novanski
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
8
Clara Zulfiah
15
10
10
10
10
5
5
65
TT
9
Dara Aulia Syafitri
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
10
Dicky Darmawan
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
11
Dwi Dian Anggraini
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
12
Dzikrina Lailatun Nafisah
15
10
10
10
10
5
5
65
TT
13
Elmyra Benitta
15
10
15
10
10
5
5
70
TT
14
Fera Aghita
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
15
Firda Rahmawati
15
10
10
10
10
5
5
65
TT
16
Fitriani Nurul Hikmah
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
17
Guntur Julyanto
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
18
Hilmy Ardhi
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
19
Idham Kholid
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
20
Ifa Cahya Putri
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
21
Iffa Naila Safira Widyawati
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
22
Indriyati Meliniawati Dewi
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
23
Ismi Rahmalia Sanusi
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
24
Kanaya Oktavia Marlina
15
10
15
10
5
5
5
65
TT
25
Lusy Anggie Oktavia
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
26
Marini Astuti
15
10
10
10
10
5
5
65
TT
Muhammad Fiqih Dwi Haryawan Muhammad Maulana Syahara
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
27 28
63
Muhammad Nurega Prayoga Muhammad Raysal Drigasvara
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
31
Muhammad Rizkiansyah
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
32
Putri Yulia Alen Masga
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
33
Putri Zahra Savira
15
10
10
10
10
10
5
70
TT
34
Rahmat Hidayat
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
35
Reyfina Asta Miranti
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
36
Rivan Fadila Yakhsa
15
10
15
10
5
5
5
65
TT
37
Robby Sanjaya
10
10
10
10
10
5
5
60
TT
38
Rosita
15
10
10
10
5
5
5
60
TT
39
Rudi Afriyanda Idjas
10
10
10
10
5
5
5
55
TT
40
Sinta Baharani
15
10
10
10
10
5
5
60
TT
41
Tasya Ramzani
15
10
10
10
10
5
5
65
TT
42
Tiara Brisa Kasih
15
10
10
10
10
10
5
70
TT
29 30
Jumlah
2510
Nilai rata-rata
59,76
Keterangan: A: Kesesuaian isi teks
E : Ketepatan kata
B: Ketepatan logika urutan cerita
F : Ketepatan kalimat
C: Ketepatan detail peristiwa
G : Ejaan dan tata tulis
T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
D: Ketepatan makna keseluruhan cerita Deskripsi Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas VIII-3 yang berjumlah 42 siswa, sebanyak enam belas orang mendapat skor: 55, lima belas orang mendapat skor: 60, delapan orang mendapat skor: 65, dan tiga orang mendapat skor: 70. Siswa memperoleh tingkat penguasaan nilai berada dalam rentang 55 – 70 dengan
TT
64
interpretasi cukup dan dikatakan masih kurang mampu dalam menulis teks berita serta nilai individu setiap siswa masih di bawah KKM yaitu 76. Berdasarkan hasil data pretest di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest (sebelum menggunakan media audio visual) adalah 59,76 dengan interpretasi kurang (D). Analisis Data Nilai Pretest: a) Rata-rata (Mean)
= 59,76 b) Median 70, 70, 70, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55 MED = (
)
= 60 Nilai tengah adalah 60 c) Modus Nilai yang paling banyak muncul adalah 55 (sebanyak 15 orang) 3. Deskripsi Data Tes Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual (Posttest/Tes Uraian Kedua) Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual (posttest), peneliti mengadakan tes kepada siswa kelas VIII-3 SMPN 2 Tangerang Selatan pada tanggal 7 Mei 2014. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan tes selama empat puluh menit. Berikut ini peneliti sajikan sajikan hasil data posttest (tes uraian kedua) dari seluruh siswa dan nilai rata-rata kelas.
65
Tabel. 4.2 Hasil Data Posttest/Tes Uraian Kedua Siswa Kelas VIII-3 No.
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
Nilai
Kategori
1
Achmad Fikri Hibatulloh
20
15
15
15
10
5
5
85
T
2
Adymas Nurul Hidayah
20
15
15
10
10
5
5
80
T
3
Ailsa Oktariana
20
15
15
15
10
10
5
90
T
4
Annisa Diah Putri Mellinia
20
15
15
15
10
5
5
85
T
5
Aqhis Ghasyi Fadilah
20
15
15
15
10
5
5
85
T
6
Bagas Jamalludin Ar Rosyid
20
15
15
15
10
10
5
90
T
7
Bintang Zamani Novanski
20
15
15
10
10
5
5
80
T
8
Clara Zulfiah
20
15
15
15
10
10
5
90
T
9
Dara Aulia Syafitri
20
15
15
10
10
5
5
80
T
10
Dicky Darmawan
20
15
15
15
10
5
5
85
T
11
Dwi Dian Anggraini
20
15
15
15
10
5
5
85
T
12
Dzikrina Lailatun Nafisah
20
15
15
15
10
10
5
90
T
13
Elmyra Benitta
20
15
20
15
10
10
5
95
T
14
Fera Aghita
20
15
15
15
10
5
5
85
T
15
Firda Rahmawati
20
15
20
15
10
10
5
95
T
16
Fitriani Nurul Hikmah
20
15
15
15
10
5
5
85
T
17
Guntur Julyanto
20
15
15
10
10
5
5
80
T
18
Hilmy Ardhi
20
15
15
15
10
5
5
85
T
19
Idham Kholid
20
15
15
15
10
10
5
90
T
20
Ifa Cahya Putri
20
15
15
10
10
5
5
80
T
21
Iffa Naila Safira Widyawati
20
15
20
15
10
10
5
95
T
22
Indriyati Meliniawati Dewi
20
15
15
15
10
10
5
90
T
23
Ismi Rahmalia Sanusi
20
15
15
15
10
5
5
85
T
24
Kanaya Oktavia Marlina
20
15
20
15
10
10
5
95
T
66
25
Lusy Anggie Oktavia
20
15
15
15
10
5
5
85
T
26
Marini Astuti
20
15
20
15
10
10
5
95
T
Muhammad Fiqih Dwi Haryawan Muhammad Maulana Syahara Muhammad Nurega Prayoga Muhammad Raysal Drigasvara
20
15
15
10
10
5
5
80
T
20
15
15
15
10
5
5
85
T
20
15
15
15
10
5
5
85
T
20
15
15
15
10
10
5
90
T
31
Muhammad Rizkiansyah
20
15
15
15
10
5
5
85
T
32
Putri Yulia Alen Masga
20
15
15
15
10
5
5
85
T
33
Putri Zahra Savira
20
15
20
15
10
10
5
95
T
34
Rahmat Hidayat
20
15
15
15
10
5
5
85
T
35
Reyfina Asta Miranti
20
15
15
15
10
5
5
85
T
36
Rivan Fadila Yakhsa
20
15
15
15
10
10
5
90
T
37
Robby Sanjaya
20
15
15
10
10
5
5
80
T
38
Rosita
20
15
15
15
10
10
5
90
T
39
Rudi Afriyanda Idjas
20
15
15
15
10
5
5
85
T
40
Sinta Baharani
20
15
15
15
10
5
5
85
T
41
Tasya Ramzani
20
15
20
15
10
10
5
95
T
42
Tiara Brisa Kasih
20
15
20
15
10
10
5
95
T
27 28 29 30
Jumlah
3660
Nilai rata-rata
87,14
Keterangan: A: Kesesuaian isi teks
E : Ketepatan kata
B: Ketepatan logika urutan cerita
F : Ketepatan kalimat
C: Ketepatan detail peristiwa
G : Ejaan dan tata tulis
D: Ketepatan makna keseluruhan cerita
T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
T
67
Deskripsi Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas VIII-3 yang berjumlah 42 siswa, sebanyak tujuh orang mendapat skor: 80, delapan belas orang mendapat skor: 85, sembilan orang mendapat skor: 90, dan delapan orang mendapat skor: 95. Siswa memperoleh tingkat penguasaan nilai berada dalam rentang 80 – 95 dengan interpretasi baik dan dikatakan sudah mampu dalam menulis teks berita serta nilai individu setiap siswa sudah di atas KKM yaitu 76. Berdasarkan hasil data posttest di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest (sesudah menggunakan media audio visual) adalah 87,14 dengan interpretasi baik sekali (A). Analisis Data Nilai Posttest: a) Rata-rata (Mean)
= 87,14 b) Median 95, 95, 95, 95, 95, 95, 95, 95, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 90, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 85, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80 MED = (
)
= 85 Nilai tengah adalah85 c) Modus Nilai yang paling banyak muncul adalah 85 (sebanyak 18 orang)
68
4.
Analisis Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis teks berita sebelum
menggunakan media audio visual dan sesudah menggunakan media audio visual, berikut ini akan dipaparkan analisisnya. Analisis menulis teks berita terdiri dari kategori kurang, cukup, baik, dan baik sekali. a. Analisis Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual (Tes Uraian Pertama) Nama
: Firda Rahmawati
Nilai
: 65 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Firda sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat Firda yaitu “Kebakaran Hutan di Pekanbaru”. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana) masih kurang penjelasannya di dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Firda
cukup baik, karena ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Hanya perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat katakata yang kurang tepat. 6) Ketepatan kalimat
69
Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini: “akibatnya jalan tertutup abu. Akibatnya menjadi kabut yang tebal itu semua diakibatkan pembakaran liar yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya”. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Firda masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Nama
: Idham Kholid
Nilai
: 60 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Idham sudah sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat Idham yaitu “Banjir Melanda Kota Jakarta”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan judul dan temanya. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana) kurang dijelaskan dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Idham cukup baik, karena cara Idham dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sudah bagus. Hanya perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami keseluruhan isi berita.
70
5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat katakata yang kurang tepat. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini: “untuk saat ini bantuan logistik cukup untuk 2 minggu kedepan, walaupun bantuan tersebut tercukupi, namun trauma yang mendalam masih dirasakan dari kejadian banjir ini. Diperkirakan 50 orang hilang terhanyut air. Banjir juga terjadi karena hujan lebat yang terus menerus”. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Idham masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Nama
: Marini Astuti
Nilai
: 65 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Marini sudah sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat Marini yaitu “Jakarta di Kepung Genangan Banjir”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan judul dan temanya. Judul berita yang dibuat Marini sedikit kurang tepat, seharusnya “Jakarta di Kepung Genangan Air”. Karena dengan pemakaian kata “air” sudah cukup mewakili bahwa yang dimaksud adalah banjir. 2) Ketepatan logika urutan cerita
71
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana) masih kurang penjelasannya di dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Marini cukup baik, karena cara Marini dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sudah bagus. Hanya perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. Selain itu, bahasa yang digunakan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini: “genangan banjir yang terjadi di jalan utama salah satunya yaitu jalan Arjuna yang mengakibatkan kemacetan yang parah. Kemacetan tersebut terjadi dari pintu tol kebon jeruk menuju taman Anggrek. Banjir dikarenakan banyaknya sampah yang ada di kali dan hujan yang terusmenerus”. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Marini masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital.
72
Nama
: Muhammad Raysal Drigasvara
Nilai
: 60 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Raysal tidak mencantumkan judul. Tetapi teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan tema yang diberikan. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur why (mengapa) dan how (bagaimana) tidak dipaparkan dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Raysal
cukup baik, karena ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Hanya perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat katakata yang kurang tepat. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini: “untuk saat ini bantuan yang datang baru sedikit, sedangkan warga membutuhkan
berbagai
bantuan
khususnya
bantuan
makanan.
Diperkirakan sejumlah 83 orang hilang tertimbun tanah. Warga berharap bantuan akan segera datang, bukan hanya sekedar bantuan makanan tetapi juga bantuan-bantuan yang lainnya”. 7) Ejaan dan tata tulis
73
Ejaan yang ditulis Raysal masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Nama
: Rivan Fadila Yakhsa
Nilai
: 65 (Cukup)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Rivan sudah sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat Idham yaitu “Longsor Tambang Galian C Kembali Memakan Korban”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan judul dan temanya. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana) tidak dipaparkan dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Rivan cukup baik, karena ide yang ingin disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Hanya perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan masih kurang baik, terdapat katakata yang kurang tepat. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini:
74
“kurang dari seminggu, pertambangan, galian C (tanah, batu, dan pasir) terbuka di kabupaten Grobongan, Jawa Tengah, kembali memakan korban jiwa. Petambang yang tewas adalah Wasito (50), dan 2 rekannya mengalami luka. Pertambangan galian C yang longsor kali ini terjadi di Desa Dakoro, Kecamatan Wirosari pada hari sabtu 21 januari 2014”. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Rivan masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Nama
: Tiara Brisa Kasih
Nilai
: 70 (Baik)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Tiara sudah sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat Tiara yaitu “Gunung Meletus”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan judul dan temanya. Judul berita yang dibuat Tiara sedikit kurang tepat, karena tidak ada kejelasan mengenai nama gunung yang dimaksud. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana) masih kurang penjelasannya di dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Tiara sudah baik, cara Tiara dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisannya sudah bagus. Hanya perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami
75
keseluruhan isi berita. Tetapi secara keseluruhan berita yang ditulis oleh Tiara sudah baik. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. Selain itu, bahasa yang digunakan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat
berikutnya saling
berhubungan, jadi pembaca lebih mudah memahami. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Tiara masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Nama
: Rahmat Hidayat
Nilai
: 55 (Kurang)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Rahmat kurang sesuai dengan tema yang diberikan. Tema yang diberikan adalah “Bencana Alam”, sedangkan berita yang dibuat Rahmat yaitu mengenai kecelakaan. Dan berita yang dibuat Rahmat tidak mencantumkan judulnya. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik, hanya saja masih terdapat sedikit urutan cerita yang kurang tepat. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H masih kurang lengkap, karena unsur how (bagaimana) masih kurang penjelasannya di dalam teks berita. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
76
Teks berita yang ditulis Rahmat sudah cukup baik, pesan yang diingin disampaikan kepada pembaca juga bisa disampaikan dengan baik. Hanya saja perlu ditambahkan kejelasan beritanya, sehingga pembaca lebih dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. Selain itu, bahasa yang digunakan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan masih kurang baik, karena dari kalimat pertama kemudian dilanjutkan pada kalimat berikutnya masih kurang cocok. Seperti kutipan dibawah ini: “para korban dievakuasi dan berhasil di selamatkan oleh tim SAR 2 jam setelah peristiwa itu terjadi. Dalam kejadian ini Dinas perhubungan akan menangani kasus ini, agar tidak ada lagi kecelakaan seperti sekarang ini. Korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat”. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Rahmat masih kurang baik, karena penempatan tanda baca (titik; koma) yang digunakan masih kurang tepat. Dan masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. b. Analisis Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual (Tes Uraian Kedua) Nama
: Firda Rahmawati
Nilai
: 95 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Firda sesuai dengan tema yang diberikan. Tema yang diberikan adalah “Pendidikan”, judul berita yang dibuat Firda yaitu “Taman Pintar yang ada di Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis sudah
77
sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H dalam teks berita yang dibuat Firda sudah baik, dan tergambar dengan jelas. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Firda
sudah baik, ide-ide yang ingin
disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Kejelasan isi dalam berita sudah tergambarkan, sehingga pembaca dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Firda sudah bisa merangkai kalimat dengan baik. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Firda masih kurang baik, masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum sesuai dengan EYD. Huruf p pada kata presiden ditulis dengan huruf kecil, seharusnya huruf p pada kata presiden ditulis dengan huruf kapital menjadi Presiden. Nama
: Idham Kholid
Nilai
: 90 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Idham sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang
78
ditulis Idham sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah cukup baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H hampir tergambar dengan baik, hanya perlu ditambahkan lagi kelengkapan beritanya. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Idham baik, karena cara Idham dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisan sudah bagus. Pembaca dapat memahami keseluruhan isi berita yang ditulis oleh Idham. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Idham sudah bisa merangkai kalimat dengan baik. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Idham masih kurang baik, karena masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Setelah tanda baca titik, diawal kalimat Idham menulis dengan huruf kecil. Nama
: Marini Astuti
Nilai
: 95 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Marini sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat Marini yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita
79
Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H sudah tergambar dengan baik dan jelas. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Marini sudah jelas, dan pembaca dapat memahami keseluruhan isi dari berita yang ditulis. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Marini sudah mampu merangkai kalimat dengan baik dan benar. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Marini masih kurang baik, karena masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Setelah tanda baca titik, diawal kalimat Marini menulis dengan huruf kecil. Nama
: Muhammad Raysal Drigasvara
Nilai
: 90 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Raysal sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar di Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis Raysal sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H sudah hampir tergambar dengan baik. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita
80
Teks berita yang ditulis Raysal baik, karena ide yang ingin disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik. Pembaca sudah dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. 6) Ketepatan kalimat Raysal sudah mampu merangkai kalimat dengan baik. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Raysal masih kurang baik, karena masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Setelah tanda baca titik, diawal kalimat Raysal menulis dengan huruf kecil. Nama
: Rivan Fadila Yakhsa
Nilai
: 90 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Rivan sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis Rivan sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H sudah hampir tergambar dengan baik 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Rivan sudah baik, karena ide yang ingin disampaikan kepada pembaca bisa disampaikan dengan baik Pembaca dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik.
81
6) Ketepatan kalimat Rivan sudah dapat merangkai kalimat dengan baik. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Rivan masih kurang baik, masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum sesuai dengan EYD. Huruf p pada kata pemerintah ditulis dengan huruf kecil, seharusnya huruf p pada kata pemerintah ditulis dengan huruf kapital menjadi Pemerintah. Nama
: Tiara Brisa Kasih
Nilai
: 95 (Baik Sekali)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Tiara sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis Tiara sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H sudah tergambar dengan baik dan jelas. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Tiara sudah baik, cara Tiara dalam menuangkan ide-ide ke dalam tulisannya sudah bagus. Pembaca dapat memahami keseluruhan isi berita. Secara keseluruhan berita yang ditulis oleh Tiara sangat baik. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. 6) Ketepatan kalimat
82
Ketepatan kalimat yang digunakan sudah baik. Tiara sudah mampu merangkai kalimat dengan baik. 7) Ejaan dan tata tulis Ejaan yang ditulis Tiara masih kurang baik, masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum sesuai dengan EYD. Nama
: Rahmat Hidayat
Nilai
: 85 (Baik)
1) Kesesuaian isi teks Teks berita yang ditulis Rahmat sesuai dengan tema yang diberikan. Judul berita yang dibuat yaitu “Taman Pintar di Yogyakarta”. Teks berita yang ditulis Rahmat sudah sesuai dengan tema, judul, dan sesuai dengan berita melalui tayangan audio visual. 2) Ketepatan logika urutan cerita Ketepatan urutan cerita yang ditulis sudah baik. 3) Ketepatan detil peristiwa Prinsip 5W + 1H sudah hampir tergambar dengan jelas. 4) Ketepatan makna keseluruhan cerita Teks berita yang ditulis Rahmat sudah baik, pesan yang diingin disampaikan kepada pembaca juga bisa disampaikan dengan baik. Dan pembaca dapat memahami keseluruhan isi berita. 5) Ketepatan kata Pemilihan kata (diksi) yang digunakan sudah baik. 6) Ketepatan kalimat Ketepatan kalimat yang digunakan masih sudah cukup baik. Rahmat harus lebih teliti agar dapat merangkai kalimat lebih baik lagi. 7) Ejaan dan tata tulis
83
Ejaan yang ditulis Rahmat masih kurang baik, karena masih terdapat kesalahan dalam penulisan huruf kapital. Variasi huruf yang digunakan belum sesuai dengan EYD. Setelah tanda baca titik, diawal kalimat Rahmat menulis dengan huruf kecil. 5. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual a.
Deskripsi Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil angket siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita tanpa menggunakan media audio visual. Tabel. 4.3 Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual No. 1.
2.
Pertanyaan dan Alternatif Jawaban
Frekuensi (orang)
Apakah kamu suka dengan kegiatan menulis? e. Iya
31
f. Tidak
6
g. Kadang-kadang
5
h. ………………
-
Dari tiga pernyataan di bawah ini, manakah pengertian menulis yang paling sesuai menurut pendapat Anda? e. Menulis adalah kegiatan yang menyenangkan
10
f. Menulis adalah kegiatan merangkai kata-kata dalam 3 kertas g. Menulis adalah kegiatan menuangkan ide atau gagasan 28 ke dalam sebuah tulisan h. ………………
1= menulis itu cape sekali
84
3.
Dari ketiga pengertian mengenai berita, manakah menurut Anda yang paling tepat? e. Berita adalah informasi mengenai suatu peristiwa,
34
kejadian yang berisikan fakta atau kejadian f. Berita adalah pemberitahuan tentang suatu informasi
3
g. Berita adalah laporan yang disampaikan melalui media
4
cetak atau elektronik h. ……………… 4.
5.
1 = A dan C benar
Apakah kamu pernah menulis teks berita? a. Pernah
7
b. Belum pernah
29
c. Sudah lupa
6
d. ………………
-
Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam?
6.
e. Pernah
5
f. Belum pernah
28
g. Sudah lupa
9
h. ………………
-
Dalam pembelajaran menulis, apakah guru kamu sering menggunakan media?
7.
e. Tidak pernah
6
f. Jarang
34
g. Sering
-
h. ………………
2 = pernah sekali
Apakah yang kamu ketahui tentang media? e. Media adalah suatu alat elektronik
7
f. Media adalah alat untuk mendengarkan
2
85
g. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari 30 pengirim pesan kepada penerima pesan h. ………………
3 = media adalah hiburan
8.
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita?
b.
e. Iya
7
f. Tidak
8
g. Kadang-kadang
27
h. ………………
-
Analisis Data Angket Sebelum Menggunakan Media Audio Visual Analisis data angket siswa sebelum menggunakan media audio visual
bertujuan untuk memperoleh informasi sejauh mana pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual. Angket yang diberikan kepada siswa sebanyak 42. Angket dianalisis pada setiap masing-masing pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut: P =
f
X 100%
N Keterangan: f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= Angka persentase Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisis data angket dari
hasil penelitian, maka setiap butir pertanyaan dibuatkan suatu tabel yang
86
disesuaikan dengan teknik analisa data. Hasil angket dijumlahkan setiap jawabannya untuk menentukan besarnya frekuensi dan presentase jawaban. Teknik tersebut dimaksudkan agar data angket yang diperoleh dapat dipresentasekan sehingga dapat dibuat kesimpulannya dari masalah yang diteliti. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut: Tabel. 4.4 Minat Siswa dalam Kegiatan Menulis 1. Apakah kamu suka dengan kegiatan menulis? No.
1.
2.
Alternatif Jawaban a. Iya
b. Tidak
Frekuensi
Presentase (%)
31
73,81%
6
14,29%
5
11,90%
-
0%
42
100%
c. Kadang-kadang 3.
4.
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 31 X 100% 42 P = 6 X 100% 42 P = 5 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 73,81% siswa menjawab menyukai kegiatan menulis, 14,29% siswa menjawab tidak menyukai kegiatan menulis, 11,90% siswa menjawab kadang-kadang menyukai kegiatan menulis, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa menyukai kegiatan menulis.
87
Tabel. 4.5 Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Menulis 2. Dari tiga pernyataan di bawah ini, manakah pengertian menulis yang paling sesuai menurut pendapat Anda? No.
1.
Alternatif Jawaban a. Menulis
adalah
kegiatan
yang
Frekuensi
Presentase (%)
10
23,80%
3
7,14%
28
66,67%
1
2,39%
42
100%
menyenangkan
2.
b.Menulis
adalah
kegiatan
merangkai
kata-kata dalam kertas c. Menulis 3.
Hitungan Rumus P = 10 X 100% 42
P = 3 X 100% 42
adalah
kegiatan menuangkan ide atau gagasan ke
P = 28 X 100% 42
dalam sebuah tulisan 4.
d. ………………
Jumlah:
P = 1 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 23,80% siswa menjawab menulis adalah kegiatan yang menyenangkan, 7,14% siswa menjawab menulis adalah kegiatan merangkai kata-kata dalam kertas, 66,67% siswa sudah mengetahui pengertian dari menulis, dan 2,39% siswa yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa sudah mengetahui dan memahami pengertian dari menulis.
88
Tabel. 4.6 Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Berita 3. Dari ketiga pengertian mengenai berita, manakah menurut Anda yang paling tepat? No.
Alternatif Jawaban a. Berita
Frekuensi
Presentase (%)
34
80,95%
3
7,14%
4
9,52%
1
2,39%
42
100 %
Hitungan Rumus
adalah
informasi mengenai 1.
suatu
peristiwa, kejadian
yang
berisikan
fakta
P = 34 X 100% 42
atau kejadian b. Berita
adalah
pemberitahuan 2.
tentang
suatu
P = 3 X 100% 42
informasi c. Berita
adalah
laporan
yang
disampaikan
3.
melalui
media
cetak
P = 4 X 100% 42
atau
elektronik 4.
d.
………………
Jumlah:
P = 1 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 80,95% siswa sudah mengetahui pengertian dari berita, 7,14% siswa menjawab berita adalah pemberitahuan tentang suatu
89
informasi, 9,52% siswa menjawab berita adalah laporan yang disampaikan melalui media cetak atau elektronik, dan 2,39% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa sudah mengetahui dan memahami pengertian dari berita. Tabel. 4.7 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita 4. Apakah kamu pernah menulis teks berita? No. 1.
2.
Alternatif Jawaban a. Pernah
b. Belum pernah
Frekuensi
Presentase (%)
7
16,67%
29
69,04%
6
14,29%
0
0%
42
100 %
c. Sudah lupa 3.
4.
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 7 X 100% 42 P = 29 X 100% 42 P = 6 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 16,67% siswa sudah pernah menulis teks berita, 69,04% siswa menjawab belum pernah menulis teks berita, 14,29% siswa menjawab sudah lupa apakah pernah menulis teks berita atau belum, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa belum pernah menulis teks berita.
90
Tabel. 4.8 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Bencana Alam 5. Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam? No. 1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban a. Pernah
b. Belum pernah
c. Sudah lupa d. ………………
Jumlah:
Frekuensi
Presentase (%)
5
11,90%
28
66,67%
9
21,43%
0
0%
42
100 %
Hitungan Rumus P = 5 X 100% 42 P = 28 X 100% 42 P = 9 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 11,90% siswa menjawab sudah pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam, 66,67% siswa menjawab belum pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam, 21,43% siswa menjawab sudah lupa apakah pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam atau belum, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa belum pernah menulis teks berita dengan tema bencana alam.
91
Tabel. 4.9 Intensitas Penggunaan Media dalam Pembelajaran Menulis 6. Dalam pembelajaran menulis, apakah guru kamu sering menggunakan media? No. 1.
e.
f.
4.
Alternatif Jawaban a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering d. ………………
Jumlah:
Frekuensi
Presentase (%)
6
14,29%
34
80,95%
0
0%
2
4,76%
42
100 %
Hitungan Rumus P = 6 X 100% 42 P = 34 X 100% 42 P = 0 X 100% 42 P = 2 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 14,29% siswa menjawab guru tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran menulis, 80,95% siswa menjawab guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran menulis, tidak ada siswa atau 0% yang menjawab guru sering menggunakan media dalam pembelajaran menulis, dan 4,76% siswa menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan media dalam pembelajaran menulis belum dibiasakan oleh guru bidang studi. Tabel. 4.10 Pengetahuan Siswa Mengenai Pengertian Media 7. Apakah yang kamu ketahui tentang media?
92
No.
Alternatif Jawaban a. Media
1.
Frekuensi
Presentase (%)
7
16,67%
2
4,76%
30
71,43%
3
7,14%
42
100 %
adalah
suatu
alat
elektronik b. Media adalah alat 2.
untuk mendengarkan c. Media
2.
P = 7 X 100% 42
P = 2 X 100% 42
adalah
perantara
atau
pengantar
pesan
dari
Hitungan Rumus
pengirim
pesan
P = 30 X 100% 42
kepada
penerima pesan 4.
d. ………………
Jumlah:
P = 3 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 16,67% siswa menjawab media adalah suatu alat elektronik, 4,76% siswa menjawab media adalah alat untuk mendengarkan, 71,43% siswa sudah mengetahui tentang pengertian dari media, dan 7,14% siswa menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa sudah mengetahui pengertian dari media. Tabel. 4.11 Kesulitan Siswa dengan Penulisan Ejaan yang Benar 8. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita?
93
No. 1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang d. ………………
Jumlah:
Frekuensi
Presentase (%)
7
16,67%
8
19,05%
27
64,28%
0
0%
42
100 %
Hitungan Rumus P = 7 X 100% 42 P = 8 X 100% 42 P = 27 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 16,67% siswa menjawab mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita, 19,05% siswa menjawab tidak mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita, 64,28% siswa menjawab kadang-kadang mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh siswa kadang-kadang mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita. 6. Deskripsi dan Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual a.
Deskripsi Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil angket siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual.
94
Tabel. 4.12 Data Hasil Angket Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual No.
Pertanyaan dan Alternatif Jawaban
1.
Apakah kamu pernah mendengar atau mengetahui tentang
Frekuensi (orang)
menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media audio visual?
2.
e. Pernah
32
f. Belum pernah
3
g. Sudah lupa
7
h. ………………
-
Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual?
3.
e. Pernah
34
f. Belum pernah
4
g. Sudah lupa
6
h. ………………
-
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual?
4.
e. Iya
6
f. Tidak
15
g. Kadang-kadang
21
h. ………………
-
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita? e. Iya
5
95
5.
f. Tidak
6
g. Kadang-kadang
31
h. ………………
-
Apakah kamu menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?
6.
e. Iya
32
f. Tidak
10
g. Kadang-kadang
-
h. ………………
-
Setelah kamu mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual, apakah kamu tertarik untuk menulis teks berita lagi?
7.
e. Iya
35
f. Tidak
3
g. Kadang-kadang
4
h. ………………
-
Bagaimana cara kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan? e. Bertanya kepada guru
22
f. Bertanya kepada teman
12
g. Membaca buku
6
h. ………………
2 = bertanya kepada guru
dan
bertanya kakak 8.
Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual? e. Penggunaan media audio visual tidak memberikan 2
teman, kepada
96
manfaat apa-apa f. Penggunaan media audio visual dapat memberikan 16 gambaran mengenai apa yang harus saya tulis g. Penggunaan media audio visual memudahkan saya 24 dalam menulis teks berita mencakup unsur 5W + 1H h. ……………… 9.
-
Apakah dengan menggunakan media audio visual dapat memberikan kemudahan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan?
10.
e. Iya
26
f. Tidak
-
g. Kadang-kadang
16
h. ………………
-
Jika jawaban pada no 9 adalah iya atau kadang-kadang, apa alasannya? e. Dapat memberikan inspirasi dalam menulis teks berita
-
f. Dapat memberikan gambaran yang dapat dijadikan 13 pokok pikiran dalam menulis teks berita yang mengandung unsur 5W + 1H
b.
g. A dan B benar
29
h. ………………
-
Analisis Data Angket Sesudah Menggunakan Media Audio Visual Analisis data angket siswa sesudah menggunakan media audio visual
bertujuan untuk memperoleh informasi tingkat pemahaman yang dimiliki siswa, tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual terhadap pemnbelajaran menulis teks berita, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual.
97
Angket yang diberikan kepada siswa sebanyak 42. Angket dianalisis pada setiap masing-masing pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut: P =
f
X 100%
N Keterangan: f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= Angka persentase Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisis data angket dari
hasil penelitian, maka setiap butir pertanyaan dibuatkan suatu tabel yang disesuaikan dengan teknik analisa data. Hasil angket dijumlahkan setiap jawabannya untuk menentukan besarnya frekuensi dan presentase jawaban. Teknik tersebut dimaksudkan agar data angket yang diperoleh dapat dipresentasekan sehingga dapat dibuat kesimpulannya dari masalah yang diteliti. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut: Tabel. 4.13 Pengetahuan Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual 1. Apakah kamu pernah mendengar atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media audio visual? No. 1.
2.
Alternatif Jawaban a. Pernah
b. Belum pernah
Frekuensi
Presentase (%)
32
76,19%
3
7,14%
Hitungan Rumus P = 32 X 100% 42 P = 3 X 100% 42
98
3.
4.
c. Sudah lupa
7
16,67%
-
0%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
P = 7 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 76,19% siswa menjawab pernah mendengar atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media audio visual, 7,14% siswa menjawab belum pernah mendengar atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media audio visual, 16,67% siswa menjawab sudah lupa apakah pernah mendengar atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media audio visual atau belum, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa pernah mendengar atau mengetahui tentang menulis teks berita dengan menggunakan tayangan media audio visual. Tabel. 4.14 Pengalaman Siswa dalam Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual 2. Apakah kamu pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual? No. 1.
2.
Alternatif Jawaban a. Pernah
b. Belum pernah
Frekuensi
Presentase (%)
32
76,19%
4
9,52%
Hitungan Rumus P = 32 X 100% 42 P = 4 X 100% 42
99
3.
4.
c. Sudah lupa
6
14,29%
-
0%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
P = 6 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 76,19% siswa menjawab pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual, 9,52% siswa menjawab belum pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual, 14,29% siswa menjawab sudah lupa apakah pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual atau belum, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa atau lebih dari separuh siswa pernah menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Tabel. 4.15 Kesulitan Siswa Dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Pendidikan dengan Menggunakan Media Audio Visual 3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual? No. 1.
2.
3. 4.
Alternatif Jawaban a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang d. ………………
Frekuensi
Presentase (%)
6
14,29%
15
35,71%
21
50%
-
0%
Hitungan Rumus P = 6 X 100% 42 P = 15 X 100% 42 P = 21 X 100% 42 P = 0 X 100%
100
42 Jumlah:
42
100%
Dari jumlah 42 siswa, 14,29% siswa menjawab mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual, 35,71% siswa menjawab tidak mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual, 50% siswa menjawab kadang-kadang mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan dengan menggunakan media audio visual. Tabel. 4.16 Kesulitan Siswa dengan Penulisan Ejaan yang Benar 4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar dalam menulis teks berita? No. 1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
Frekuensi
Presentase (%)
5
11,90%
6
14,29%
31
73,81%
-
0%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 5 X 100% 42 P = 6 X 100% 42 P = 31 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
101
Dari jumlah 42 siswa, 11,90% siswa menjawab mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar, 14,29% siswa menjawab tidak mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar, 73,81% siswa menjawab kadangkadang mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa mengalami kesulitan dalam penulisan ejaan yang benar. Tabel. 4.17 Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Visual 5. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual? No. 1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
Frekuensi
Presentase (%)
32
76,19%
10
23,81%
-
0%
-
0%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 32 X 100% 42 P = 10 X 100% 42 P = 0 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 76,19% siswa menjawab menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, 23,81% siswa menjawab tidak menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, tidak ada siswa atau 0% yang menjawab kadang-kadang menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, dan
102
tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa atau hampir dari seluruh siswa menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Tabel. 4.18 Ketertarikan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual 6. Setelah kamu mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual, apakah kamu tertarik untuk menulis teks berita lagi?
No. 1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
Frekuensi
Presentase (%)
35
83,34%
3
7,14%
4
9,52%
-
0%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 35 X 100% 42 P = 3 X 100% 42 P = 4 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 83,34% siswa menjawab tertarik untuk menulis teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual, 7,14% siswa menjawab tidak tertarik untuk menulis teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual, 9,52% siswa menjawab kadang-kadang tertarik untuk menulis teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan
103
hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa tertarik untuk menulis teks berita lagi dengan menggunakan media audio visual. Tabel. 4.19 Solusi Mengatasi Kesulitan dalam Menulis Teks Berita dengan Tema Pendidikan 7. Bagaimana cara kamu mengalami kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan? No. 1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban a. Bertanya
kepada
guru b. Bertanya
kepada
teman c. Membaca buku
Frekuensi
Presentase (%)
22
52,38%
12
28,57%
6
14,29%
2
4,76%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 22 X 100% 42 P = 12 X 100% 42 P = 6 X 100% 42 P = 2 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 52,38% siswa bertanya kepada guru untuk mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan, 28,57% siswa bertanya kepada teman untuk mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan, 14,29% siswa membaca buku untuk mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan, dan 4,76% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa bertanya kepada guru untuk mengatasi kesulitan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan.
104
Tabel. 4.20 Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita 8. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual? No.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
2
4,76%
16
38,09%
24
57,15%
0
0%
42
100%
Hitungan Rumus
a. Penggunaan media audio visual tidak 1.
memberikan
P = 2 X 100% 42
manfaat apa-apa b. Penggunaan media audio visual dapat 2.
memberikan gambaran
P = 16 X 100% 42
mengenai apa yang harus saya tulis c. Penggunaan media audio 3.
visual
memudahkan
saya
dalam menulis teks berita
P = 24 X 100% 42
mencakup
unsur 5W + 1H 4.
d. ………………
Jumlah:
P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 4,76% siswa menjawab penggunaan media audio visual tidak memberikan manfaat apa-apa, 38,09% siswa menjawab
105
penggunaan media audio visual dapat memberikan gambaran mengenai apa yang harus saya tulis, 57,15% siswa menjawab penggunaan media audio visual memudahkan saya dalam menulis teks berita mencakup unsur 5W+1H, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan bahwa separuh siswa berpendapat bahwa penggunaan media audio visual memudahkan dalam menulis teks berita mencakup unsur 5W + 1H. Tabel. 4.21 Pendapat Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual 9. Apakah dengan penggunaaan media audio visual dapat memberikan Anda kemudahan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan? No.
Alternatif Jawaban a. Iya
1.
2.
3.
4.
b. Tidak
c. Kadang-kadang
Frekuensi
Presentase (%)
26
61,91%
-
0%
16
38,09%
-
0%
42
100%
d. ………………
Jumlah:
Hitungan Rumus P = 26 X 100% 42 P = 0 X 100% 42 P = 4 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
Dari jumlah 42 siswa, 61,91% siswa menjawab penggunaaan media audio visual dapat memberikan kemudahan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan, tidak ada siswa atau 0% menjawab penggunaaan media audio visual tidak dapat memberikan kemudahan dalam menulis teks berita dengan
tema
pendidikan,
38,09%
siswa
menjawab
kadang-kadang
penggunaaan media audio visual dapat memberikan kemudahan dalam
106
menulis teks berita dengan tema pendidikan, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat
disimpulkan bahwa separuh siswa
berpendapat
bahwa
penggunaaan media audio visual dapat memberikan kemudahan dalam menulis teks berita dengan tema pendidikan. Tabel. 4.22 Alasan Siswa Mengenai Penggunaan Media Audio Visual dalam Menulis Teks Berita 10. Jika jawaban pada nomor 9 adalah iya atau kadang-kadang, apa alasannya? No.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase (%)
-
0%
13
30,95%
29
69,05%
-
0%
Hitungan Rumus
a. Dapat memberikan 1.
inspirasi
dan
gagasan
dalam
P = 0 X 100% 42
menulis teks berita b. Dapat memberikan gambaran dapat pokok 2.
yang dijadikan pikiran
dalam menulis teks berita
sehingga
P = 13 X 100% 42
adanya ketepatan isi yang
mengandung
unsur 5W+1H c. A dan B benar 3.
4.
d. ………………
P = 29 X 100% 42 P = 0 X 100% 42
107
Jumlah:
42
100%
Dari jumlah 42 siswa, tidak ada siswa atau 0% mempunyai alasan bahwa penggunaaan media audio visual dapat memberikan inspirasi dan gagasan dalam menulis teks berita, 30,95% siswa mempunyai alasan bahwa penggunaaan media audio visual dapat memberikan gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam menulis teks berita sehingga adanya ketepatan isi yang mengandung unsur 5W+1H, 69,05% siswa menjawab jawaban pada poin c, yaitu poin A dan B benar, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab alternatif lain pada poin d. Berdasarkan hasil presentase di atas dapat disimpulkan ternyata lebih dari separuh siswa
berpendapat bahwa
penggunaaan media audio visual dapat memberikan inspirasi dan gagasan dalam menulis teks berita, serta penggunaaan media audio visual dapat memberikan gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam menulis teks berita sehingga adanya ketepatan isi yang mengandung unsur 5W+1H. 7. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Menulis Teks Berita Sebelum Menggunakan Media Audio Visual Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual. Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil observasi tingkah laku siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual.
108
Tabel. 4.23 Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita tanpa Menggunakan Media Audio Visual
Kurang
Kriteria Cukup
Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis teks berita
19,05%
47,62%
33,33%
9.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
19,05%
52,39%
28,57%
10.
Siswa mengajukan pertanyaan
35,71%
26,19%
38,10%
35,71%
35,71%
28,58%
26,19%
50%
23,81%
14,28%
42,86%
42,86%
0%
0%
100%
No. 8.
Aspek yang diamati
11.
Siswa mengajukan pendapat
12.
Siswa menjawab pertanyaan guru
13.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir
14.
Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi tingkah laku siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita sebelum menggunakan media audio visual yaitu: a) Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis teks berita kategori kurang sebesar 19,05% berjumlah 8 siswa, cukup sebesar 47,62% berjumlah 20 siswa, baik sebesar 33,33% berjumlah 14 siswa. Dapat diketahui pada poin pertama separuh siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis teks berita.
109
b) Siswa memperhatikan penjelasan guru kategori kurang sebesar 19,05% berjumlah 8 siswa, cukup sebesar 52,39% berjumlah 22 siswa, baik sebesar 28,57% berjumlah 12 siswa. Dapat diketahui pada poin kedua separuh siswa memperhatikan penjelasan guru. c) Siswa mengajukan pertanyaan kategori kurang sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, cukup sebesar 26,19% berjumlah 11 siswa, baik sebesar 38,10% berjumlah 16 siswa. Dapat diketahui pada poin ketiga hampir separuh siswa kurang mengajukan pertanyaan. d) Siswa mengajukan pendapat kategori kurang sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, cukup sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, baik sebesar 28,58% berjumlah 12 siswa. Dapat diketahui pada poin keempat hampir separuh siswa kurang mengajukan pendapat. e) Siswa menjawab pertanyaan guru kategori kurang sebesar 26,19% berjumlah 11 siswa, cukup sebesar 50% berjumlah 21 siswa, baik sebesar 23,81% berjumlah 10 siswa. Dapat diketahui pada poin kelima hampir separuh siswa menjawab pertanyaan guru. f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik kategori kurang sebesar 14,28% berjumlah 6 siswa, cukup sebesar 42,86% berjumlah 18 siswa, baik sebesar 42,86% berjumlah 18 siswa. Dapat diketahui pada poin keenam hampir separuh siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. g) Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa, cukup sebesar 0% berjumlah 0 siswa, baik sebesar 100% berjumlah 42 siswa. Dapat diketahui pada poin ketujuh seluruh siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir.
110
8. Deskripsi Tingkah Laku siswa dalam Menulis Teks Berita Sesudah Menggunakan Media Audio Visual Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual. Berikut ini dipaparkan deskripsi data hasil observasi tingkah laku siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual. Tabel. 4.24 Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Audio Visual
No. 1.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
Aspek yang diamati Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis teks berita Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengajukan pertanyaan Siswa mengajukan pendapat Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir
Kurang
Kriteria Cukup
11,90%
35,71%
52,39%
7,14%
35,71%
57,15%
21,42%
26,19%
52,39%
23,81%
30,95%
45,24%
19,05%
33,33%
47,62%
7,14%
21,43%
73,81%
0%
0%
100%
Baik
111
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi tingkah laku siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita sesudah menggunakan media audio visual yaitu: a) Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis teks berita kategori kurang sebesar 11,90% berjumlah 5 siswa, cukup sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, baik sebesar 52,39% berjumlah 22 siswa. Dapat diketahui pada poin pertama hampir keseluruhan siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis teks berita. b) Siswa memperhatikan penjelasan guru kategori kurang sebesar 7,14% berjumlah 3 siswa, cukup sebesar 35,71% berjumlah 15 siswa, baik sebesar 57,15% berjumlah 24 siswa. Dapat diketahui pada poin kedua hampir keseluruhan siswa memperhatikan penjelasan guru. c) Siswa mengajukan pertanyaan kategori kurang sebesar 21,42% berjumlah 9 siswa, cukup sebesar 26,19% berjumlah 11 siswa, baik sebesar 52,39% berjumlah 22 siswa. Dapat diketahui pada poin ketiga separuh siswa mengajukan pertanyaan. d) Siswa mengajukan pendapat kategori kurang sebesar 23,81% berjumlah 10 siswa, cukup sebesar 30,95% berjumlah 13 siswa, baik sebesar 45,24% berjumlah 19 siswa. Dapat diketahui pada poin keempat separuh siswa mengajukan pendapat. e) Siswa menjawab pertanyaan guru kategori kurang sebesar 19,05% berjumlah 8 siswa, cukup sebesar 33,33% berjumlah 14 siswa, baik sebesar 47,62% berjumlah 20 siswa. Dapat diketahui pada poin kelima separuh siswa menjawab pertanyaan guru. f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik kategori kurang sebesar 7,14% berjumlah 3 siswa, cukup sebesar 21,43% berjumlah 9
112
siswa, baik sebesar 73,81% berjumlah 31 siswa. Dapat diketahui pada poin keenam hampir keseluruhan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. g) Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa, cukup sebesar 0% berjumlah 0 siswa, baik sebesar 100% berjumlah 42 siswa. Dapat diketahui pada poin ketujuh seluruh siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. 9. Pembahasan Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dalam pemahaman materi mengenai berita dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita antara sebelum dan sesudah diberikan materi dan pada saat pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual. Hal ini dapat dilihat dalam perolehan
nilai
rata-rata
siswa
terhadap
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran menulis teks berita. Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada pretest/tes uraian pertama (sebelum menggunakan media audio visual) mendapat nilai rata-rata 59,76 dengan interpretasi kurang, sedangkan pada posttest/tes uraian kedua (sesudah menggunakan media audio visual) mendapat nilai rata-rata 87,14 dengan interpretasi baik sekali. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII-3 di SMPN 2 Tangerang Selatan terbukti mampu membantu, efektivitas dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang baik. Adanya penggunaan media audio visual bertujuan agar peseta didik mengalami proses pembelajaran yang tidak menjenuhkan/membosankan. Lain halnya dengan yang telah diajarkan oleh guru selama ini yaitu cara mengajar yang mononton tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga peserta didik merasa bosan dan jenuh. Oleh karena itu, guru (peneliti) menggunakan
113
media audio visual ini agar ide, gagasan, dan daya cipta yang dimiliki siswa dapat
berkembang
serta
menciptakan
pembelajaran
yang
tidak
menjenuhkan/membosankan. Dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII-3 di SMPN 2 Tangerang Selatan sebagian besar sudah mengerti, hanya saja masih terdapat kekurangan dalam merangkai kalimat berita dengan baik, serta kurangnya pemahaman siswa dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai EYD. Pemilihan judul berita sudah sesuai dengan tema yang diberikan, mengungkapkan prinsip 5W + 1H dalam teks berita sudah tergambar dengan baik dan benar. Secara keseluruhan pemahaman siswa tentang berita dan menulis teks berita sudah baik. Pembelajaran mengenai berita pada siswa kelas VIII-3 di SMPN 2 Tangerang Selatan ternyata cukup diminati. Ini terbukti dengan hasil yang diperoleh siswa pada saat mengerjakan tes uraian, hasil data angket, dan hasil observasi tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. Pada dasarnya hampir seluruh siswa sudah mengerti mengenai materi berita dan bagaimana menuliskan teks berita, namun masih terdapat kesalahan-kesalahan yang peneliti jumpai, misalnya siswa tidak menuliskan judul berita, penulisan judul berita yang kurang sesuai dengan tema yang diberikan, kurangnya dalam memilih kata-kata yang tepat dan merangkai kalimat yang baik serta kurangnya pengetahuan siswa dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai EYD. Oleh karena itu, pada saat tes uraian pertama (tanpa menggunakan media audio visual) nilai yang dicapai siswa rata-rata mendapatkan nilai 5 dengan interpretasi kurang. Lalu siswa diberikan materi mengenai berita dan bagaiamana cara menulis teks berita yang baik dan benar. Kemudian diadakan tes kembali untuk melihat atau mengukur apakah siswa paham dan mengerti dengan materi yang sudah diajarkan atau diberikan. Setelah dilakukan tes uraian yang kedua (dengan menggunakan media audio visual) ternyata hasil yang diperoleh siswa memuaskan, siswa rata-rata mendapatkan nilai 8, hal ini
114
membuktikan bahwa pembelajaran mengenai berita yang diberikan atau diajarkan oleh guru (peneliti) dengan menggunakan media audio visual memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat tes uraian pertama tidak terjadi lagi pada saat tes uraian kedua. Misalnya, siswa sudah bisa membuat judul berita dengan baik yang sesuai dengan tema, berita dituliskan dengan mengungkapkan prinsip 5W + 1H sesuai dengan judul dan tema, pemilihan kata-kata yang tepat, dan sebagian besar siswa sudah mampu merangkai kalimat yang baik dan benar dalam menulis teks beita, hanya saja masih kurangnya pemahaman siswa dalam penggunaan ejaan yang benar sesuai EYD. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks berita diikuti pula oleh perubahan tingkah laku/sikap siswa antara pada saat tes uraian pertama dan pada saat tes uraian tes kedua atau antara sebelum menggunakan media audio visual dengan sesudah menggunakan media audio visual. Berdasarkan hasil nontes yaitu observasi dan angket pada saat sebelum menggunakan media audio visual disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks berita dan respon siswa terhadap pembelajaran kurang memuaskan. Sebagian siswa masih menunjukkan tingkah laku/sikap yang negatif dalam mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan beberapa orang siswa kurang memperhatikan pembelajaran, mereka melakukan kegiatan sendiri, misalnya mengobrol dengan temannya, bercanda, dan tiduran, serta siswa kurang antusias dalam mengajukan pertanyaan dan pendapat. Namun, hal itu dapat diatasi oleh guru (peneliti). Kondisi yang didapatkan pada saat tes pertama merupakan permasalahan yang harus segera dipecahkan untuk upaya perbaikan pada saat tes kedua nanti dilaksanakan. Lalu peneliti melakukan penambahan kegiatan di kelas diantaranya:
115
1. Guru (peneliti) memberikan permainan kepada siswa, untuk membuat kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran (memusatkan fokus perhatian). 2. Guru (peneliti) memberikan motivasi kepada siswa dengan membuat suasana pembelajaran di kelas lebih santai sehingga siswa merasa senang untuk mengikuti pembelajaran. 3. Guru (peneliti) menggunakan media pembelajaran, yaitu media audio visual. Hasil dari perbaikan dengan menggunakan media audio visual ternyata berdampak positif dan cukup memuaskan. Berdasarkan hasil observasi pada saat tes kedua tergambar suasana kelas yang lebih kondusif dan tenang. Siswa tampak lebih siap dan memberikan respons positif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa terlihat lebih senang dan menikmati pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti. Selain itu, siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan analisis data dan situasi pembelajaran di atas dapat dijelaskan bahwa tingkah laku/sikap siswa dalam pembelajaran menulis teks berita mengalami perubahan yang signifikan dan mengarah pada perilaku positif. Siswa semakin aktif dan terampil dalam pembelajaran, lebih tenang dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas pun menjadi lebih menyengkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual sangat baik karena dapat membantu dan mempermudah siswa dalam menulis teks berita menjadi lebih baik lagi, dan mengurangi rasa kejenuhan atau kebosanan siswa pada saat di kelas. Siswa akan memiliki pengalaman yang mengesankan dan bermakna bagi pembelajaran.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah melakukan penelitian, terdapat peningkatan terhadap kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas VIII-3 di SMPN 2 Tangerang Selatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 59,76. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 87,14. Dengan demikian dapat dilihat adanya perubahan nilai yang diperoleh siswa menjadi lebih baik dan dalam pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual dapat membantu keberhasilan proses pembelajaran menjadi lebih baik. B. Saran Ada beberapa saran yang peneliti berikan, di antaranya:
Hendaknya guru harus memilih media pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan materi, agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Pemilihan media yang akan digunakan harus bisa memunculkan minat dan semangat siswa dalam belajar.
Hendaknya penggunaan media tidak hanya digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita saja, sebaiknya digunakan juga pada pembelajaran menulis yang lainnya.
Para guru diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat menulis.
Para guru diharapkan memberikan latihan dalam menggunakan ejaan yang baik dan benar.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Mukhsin. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang. 1990. Alex, S.S. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. 2011. Arikunto, Suharsimi. dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga. 2010. Budinuryanta, Y. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Fathurrohman, Pupuh. Stategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. 2009. Ghony, Djuanaidi. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press. 2008. Ishwara, Luwi. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Buku Kompas. 2007. Mencher‟s, Melvin. News Reporting and Writing. New York: McGraw-Hill. 2006. Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana. 2010. Mulyati, Yeti. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007. Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. 2012. Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2012. Olii, Helena. Berita & Informasi Jurnalistik Radio. Indonesia: PT Indeks. 2007.
Putra, Masri Sareb. Teknik Menulis Berita & Feature. Indonesia: PT. Indeks. 2006. Resmini, Novi & Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007. Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Siregar, Ashadi, dkk. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta: Kanisius. 2003. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2011. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 2011. Suhaimin dan Rulli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009. Suyanto. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas,. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. Uno, Hamzah B. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
RIWAYAT PENULIS Rizkia Auliani, lahir di Jakarta 16 Oktober 1991. Penulis adalah anak terakhir dari pasangan Bapak Dalimin dan Ibu Ratmini. Kini rumah yang ditempati beralamatkan di Jalan Dr. Semeru VI/ Kp. Kramat Rt. 010, Rw. 009, No. 22 Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, 11450. Anak kedua dari adik Yanti ini memiliki hobi mendengarkan musik, membaca novel, dan jalan-jalan. Pendidikan yang sudah ditempuh yakni di sekolah TK Tunas Bahagia yang lulus pada tahun 1997. Setelah itu melanjutkan pendidikannya di SDN Grogol 01 pagi Jakarta yang lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2006 lulus dari jenjang SLTP tepatnya yakni di SMPN 274 Jakarta. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMAN 23 Jakarta yang lulus pada tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.