1 LAPORAN HASIL PENELITIAN STUDY TENTANG AYAT-AYAT AL.-QUR - AN PENGENTASAN KEMISKINAN Oleh : TIM PENELITI Pllsat Penelitian dan Pengabdian Pada Hasya...
n keper-(:ayaan l(cpada keJnampuan dafl {jaya kr-ea'tif mafllJsiau
PeflcJeka'··
('l~llrl0rllrlrlal)
fl (Ienlikiar'l nlP}illat dlJnia ket'lidL1rlan nlanusia dari
'(:l"arlsenderl (Jan
ini IJJSflyebabkall manusia
kehi-·
ing2tfl
pelllarlQ melaklJkan peranan krea'tif karena kmenempatkan
upaya
selUr-LJll
~~al
yanq
Ikr-al~
IJnecatldn
a~listoris.
posisi Tuhan
permasalahan duniawi menurut kaidah
dan
logoka
,lU!'lc;(rICIl'I" Pcrldekatafl
barLI har-us nlsnempatkan agama yangdi.tlJrunkarl
\lalD watljlJ-Nya sebagai ses\Jatu yang S8c:ara
intl~insik
Tuharl
berkesesuaian
01,eh
i. t:u
tanpa pr'e'lensi kepen'tingan TlJhan
i;;:J:i,
miii\nU!i5ia
IIlSr')prnpa'tkan aktivitas dar' daya
da 1 i::iHl
di~Y"i
seharusnya fllOrL\pakarl proses
Jyekti,f Inar'IJsia ke dl'"ah posisi 1'utlan.
rnC'f"lUir·lt.ut
)-1"1) i:\I" III
ini ~flJPCil'
c:l :.i. EII""J E:'t rn i k E;i
.1.i hEltv:.an
kUI'''<:';"ln(]
kE~h,:i.dupan
UfnEI t
C:'tj i:lY"c:tn
slain, yakrli. Ai
~r)d\_lfjgan
Al
QIJr'211.
IneflUY"\Jt semarlga't dan kehefldak Al Qur'an sendiri.
f~I\Jr"dn .11'1 J
Gagasan pembaharuan yang an tara lain
akafl
mencoba menjelaskan t)agaimana
p i:':'\ n d c:\ n I] ii.:'! n
d ,j, t,s'mpul'1 kEtta~'''kE:"tta
pe:n(;)(:?J'-tii:.in
mi:I1!Si~"lk in,
LSJ-:, ,in
PLII~1
k EI 'tii:"I·..··k i::"t ti:;(
pengertian kemiskinan atau miskin menurut para
Aqaha, 505i010g (jan psikolog. Darl beJrbagai penjelaS3Jl yang dikelnu-
ikarl para ahli tersebLlt kemudiarl diambil kesimpulan.
Pengertian Kemiskinan YEtnq
di.bE~r·ikan
FUc:id
L98:354), bahwa kata-kata miskin eli dalam Al Qur'an diulang sebany20
]Jiarltaranya diLlngkapkan dalam bentuk
;ikln
sebanyak 11 kali, dan sisanya 9 kaIi diungkapkan
113m bentuk Jarnak, yakni masakin
Kata-kata ~beraf)a
. t.:i.nYEI
)
.
masakin dalam bentuk tUJlggal misalnya terdapat
ayat eli bawah ini
Dan wajib bagj, orang-orang yang
beratmenjal~nkannya
(ji.kE\
( l ::! ; I
\' \.
,,"
I
~} U 1'"
j
1:':1 (~, l'"
d ,:,\ I ;:;'t I'J (J
m :.t. ~:::. k
pu E\ !!::. ;::\) (n C:' IfJ 1:) i:'\ \/ i:;\ )'. 'f :i cl Y i:':'( I"'j 'I Y i:":'( :i. i r"j" ( U " ::3" (~j 1 .,H i';l q i,:'1 1'" i:':'\ 1'' 1 ~l ~,;':': ,1 H .
rn (".:, rn I:) c·:' I'" :,i.
'1".: l.t
::
$~;~~.q~<J.~~.\\;'t~r; ,~~51\\~y\:~'$ bee')" .i k ii"
Ii ',ell "I
ll,::\!)"
IIPEldE(
-tin'ii£:1
dale:lm
l""'J
1 Ei\ h
I<. E' P F.\ d i,il
(c:l"
E\"
PJ}-'"
I
Y i:i' 1"", q
dE' k iii\ t
i:':'l
k
i:'il r'",
per"jala-
~;:~r-ci,.l ~ ~26)
hi-~\ j'" i
:i. n.i kc:'bur"lfflu" II
jangar11ah 3(Ja
SeDJ~ang
f_)un ma!3-uk.
m.i~:::.kin
(Q"S"AI--Qalaln,68:24)~
P,1lJa ayat pev-taffia di. a'tas ,
k'"
ka'ta-kata Iniskin dihlJbungkan dengan
kepac1a of'arlg yarlq t:i,dak sanqgup melaksanakan pLlasa karena U2ur
!flC12
se~)ey·,ti
melnba-
firj:i,yal'\ kepada or'ang-'orang n)i5kln. Dengan demikian orang
mlskJ,n
~IJ.i.I"1
Dl'-ang yang sudah
teJ~lam~)au
maka baginya
fdY'i'i
If-
k, E' ], LI E:\ j'" q El - . k. E' ]. U i.:t I'" q lEI
kepaeja orang Jnislzir1 dan or-ang yang (jalam
l)al(nya,
di-Lc-:.'Inpd'l:ki,;tn
::~.E~bi:::q(;.i.i
Dl'"E:\nq
yar)g eli.peroletl clarj,
YE:"lJ"'I(;j
tlla,
!:)E'J'"'hi::\k
bi::~IJ.ii-:;tr)
mendF.ll::)i:?,t:.
cl,::\l'-:i.
dilakukan
seseo-
di dalam ayat kedua di atas, orang miskin
ditem-
pelanggal~an
yang
m(j •
Selal"}jutnya
ltkarl
sebagai Of"ang yang perlu Inendapatkan haknya sebagaimana
hak
ing diberikan kepada anggota keluarga terdekat, dar1 hak orang-orang ~ng
dalam per"jalanan. Dalao}
J
pada itu ayat ketiga eli atas, yakni surat AI-Qalam
adalah berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya elalsln slJrat
ayat
terse-
It, yaitLI berkenaan dengan sumpah orang musyrikin Mekah yang
tan
memetik t1dsil
~lan)
dengan tLljlJan agar tidak nlsnyisihkan sedikit pun untuk
'-anI;}
miskin.
?tika
Kabun
eli pagi hari. Mereka melnetiknya
Inereka
mereka sedang tj.dur.
itu kemudisn
dibir13sakarl
KeblJrl itu menjadi hitam
yang gelap gulita, Inereka kemudian ribu·t,
aldrn
di
orang--
oleh
pekat
panggil
waktu
Allah seperti
memanggil
saling merJyalahkan. Mereka kemudian memetj.k hasi! kebLlnnya
~n
i
~eb\Jn
tidak
waktu
pagi
dengan cara diam--dialn,
-ang-orang msikirl.
Llal1
?reka
(Q~S.
agar
tidak
diketahui
itu oleh
AI-Qalam,68:1-21). Dalam keadaan demikian,
menyuruh kepada or"ang-orang miskin agar tidak mas\Jk ke itu, dengan tujuan agar tidak menimbulkan fitnahu Pada
kebun ayat
tid",k t"'''lih",t posisi, orang-orang miskin ssbagai impereleh perhatian dari kaum yang mampu. Selain itu terdapat pul <., bebEtn Ol€1h miskin sering dj,anggap ba hVJiil InamplJ.
·,;;<.nq'··.. C'JI'-dn(J
mi !.~k. in
Dengaf1 demikian orang-or"ang
Ila clj.litlat sebagai orang yang kLlrang diperhitungkan dalam
PE\I'.. gi:'iIU·..·
lrl s05sial.
diki::"I.i t ..·..
Oi sini nampak adanya sa9i-segi psikologis yang
Yaitu
orang-orang
yano
In
Nanll\n denlj,kj.arl para ulama eli
:'1 "I 'J f!i:..1.I"kdfl
I
cJ
l--:.dti~l····ki~ti::t mi!~;kil'i
r' C:' II cl C,' k f':1 t, tit J'"J
(C,t
kC)!'J!:.umt',i-f
cl,alam E:\Yi:":\t:.
t'{;'::-I'''!~~E)but
ulnu/,ooya
(t
~
p•
t
bEi< I'· Pii:\ tokEln
h " :,':'0 )
AI-Baqar"ah
SIJrat
'c.1
f leli yElh
t mi~;;;k,in
u.Jf!\.\mn",/ dijadikiln
PElt.C)ki::tn
. !:;k.'i.J-f
(]!.-i
>t:i
b:F:!I/-i,;(di~(
ltu
~'111':11<.\11
yi"lrIL!
~3i:0bi-~tnYi::lk
fl,;:\t'·l.\~:;
t~(3pulul'-1
diL'EO:'I'''iki:':lrl
I"
di
tE~mpE\t
Dl'"anq
()I'''i'£\n()
m.i.!:5-kin
:i tu
t,E'rn pC:l t .
ibu l'-upiah !5f.Y!1'1i-1I I'" i ,
k[:'IJt:'(rll~:'t
yElng
:Lt:.u
kaclar kunsl,lolsj, (ii SlJatu
\1
k,,,t.:i.kii'
hidang tafsir (mlJfassir),
Illj,~::,k:i,n
rnaki~\
!.~(~Y!banYi:tk
tC'I'H~:iE:'but.~
mi!::>kin u
t
clalalD kp'lerangan para ahlj, hukLlffi Islam
atau
b:.Li:,1!~:;i::tI"lYi::' I"~.
kata-kata oli,ski,n [ialam bentuk
"'l
lai.n disebutkan dala/n SIJr"at AI-Taubah
muncul
( mE:i !::.' £it k .:i. 1"', iayi,)t
)
60
SesLlflgqllhrlya zakat-2akat itu, hanyalah l,lntuk .orang-·orarlg fakir", or-aflq yang msikin, pengIJI'"us'-pengurIJs zakat, para filLl'a112if yang dibLljLlk ~latj,nya, un'luk (memt)edakan) buclak~ oraI1g-0r"ang yarlg berhlJtang untul< ,jalan Allah dan orangoy'ang yang sedang dalam perJalanan, sebagaj. 5uatLI kete'lapan yaflg diwajibkan Allah, dan A]l~tl Mal18 Mengetahui 1agi IV 1E.-lhEI
Hij E;Ik,!?;.ani:;\..
(Gl ~::3 ~
(''!JJ
'-"Ti:':'lubaJ"'1
~19 ~
60) ..
Al-Sayyid ~bar
Inengenai
Sabiq,
(197:324-325) mencoba
kata-kata miskin terseblJt.
menjelaskan
1a
misalnya
panjang
mengatakan
\hwa an tara orang mi,skin dan orang fakir dari segi kebutuhan
perbedaan.
ia
.dupnya
:u
~n
memel11Jhi
haja't
sehari-harj,. Sebagai kebali.kan dari, orang fakir dan
fakir
adalsh
~r'eka
tidak
Yaitu orang-orang yang tidak dapat
orang-orang yang mampu atau
kaya
(AI-Aghniyal,
yaitu
yang dapat memsnlJhi segala kebutuhan hidupnya. Lebih lanJut, Al-Sayyid Sabiq Inenjelaskan kadar sebagai
pato-
yang menempatkan sesorang pada posisi atau status sebagai
orang
~ng
mampu (AI-Ghaniya), yaitu orang yang memiliki
yang melebihi dari kebutuhan hidupnya yang
~st')ab
~butIJt)an ~nllman,
hidup untuk anak dan keluarganya,
pakai,an, tempat tinggal,
~bagainya. ~nlilj,kj,
~ng
Sabiq
,seukuran
pokok,
tern)ssuk
segi
makanan-
da~i
kendaraan, saran untuk bekerja dan
selanjlJtnya /oengatakan bahwa
yang
orang
tidak
kadar yang tlimiliki cleM orang yang mampu ilu disebut fakir
-tinya ,Dan (ingatlah), Kami mengambil janJ1 dari Bani Israil (yaitu): Janganlan kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak,kaum k&rabat. anakanak yi:,tim, dan orang-orang m.i.E;f;in, serta Llcapf:.anlah k.8\ta·-· kata yang baik kepada manusia, d~rikanlah sh.lat dan tunaikan zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu. kecuali sebagian kecil dari pad a kamu, dan kamu salin~ bE,r·p"ling. (Q.[:', Al·-Bagar·ah,,2'El~!:).
-tinya
Mereka kan.
bertanya kepadamu ten tang apa yang mereka \]awabliall:
lIApa saJa hal'"ta yang
nafkah-
kamu na'fkahkan
hen-
daKlah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, prang-orang miskin dan prang-orang yang dalam PE\I'~jalanan, II
Senlbahlah Allah dan janganlah kam~ mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat b~iklah kepada ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga yang jauh, ternan sejawat, ibnu sBbil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyuC:)I'~(::\r)(.J-Horanl] Yi:\ng sDrnbop(;] l:il::\l'1 m.~.mJ;l.0Jlg9a-·banggakj:i\n dill"'i. S' • . .("'",1""'4"'6) • ,1 .. ~>--\,,, /-''-: ,~.:;: / , ~'f )-.}>'/ ~ ~ (I,") . ,. ", ,1SS,cl,' •...' ..,P It, ,~"<""\ , .. ~j:l A..iJI\ •...\....>::-1 • fro)
rang miskin didahului pula dengan keharusan berbuat baik kepada ibLI
apak
karib kerabat, anak-anak yatim, tetangga dekat dan
ang
jauh,
~dang
teman
sejawat dan ibnu sabil
yaitu
tetangga
orang-orang
yang
dalam perjalanan yang bukan maksiat yang kehabisan bekal, dan
rang-orang yang menjadi tanggungannya. Sebagaimana ayat-ayat
ters-
ut
orang
sebelumnya, ayat ini pun tidak menjelaskan ancaman
bagi
ang tidak berbuat baik kepada orang-orang yang disebutkannya. Namun edanya ayat yang disebutkan terakhir ini menjelaskan ten tang Jkan
orangrang yang sombong dan membangga-banggakan
diri
kedusebagai
rang yang tidak disukai oleh Allah SWT. Jika ketiga ayat tersebut dihubungkan dengan an tara satu dengan ainnya,
maka akan tampak hal-hal sebagai berikut.
Inggunaan
kata-kata miskin dalam bentuk jamak
Pertama,
bahwa
(masakin),di
dalam
[-Quran selalu disebutkan bersamaan dengan kelompok sosial
Ing
perlu
dibantu, yaitu bapak dan ibu, kaum
kerabat,
lainnya
anak-anak
.tim yang dalam ketiga ayat tersebut, orang-orang ini selalu
dise-
It
berulang-ulang. Selanjutnya disusul dengan berbuat baik
kepada
JU
bapak,
kepada
.tangga lya. ,jajar !dua,
kepada orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
dekat dan tetanggayang jauh, ternan sejawat dan
Ini
menunjukkan
bahwa orang-orang
miskin
dengan posisi kelompok sosial yang perlu
hamba
tersebut dibantu
sa-
adalah lainnya.
ayat-ayat tersebut di atas, menunjukkan bahwa perintah
mem-
Irikan bantuan kepada orang-orang miskin (masakin), sifatnya
lebih
tnak
orang
dibandingkan dengan perintah memberikan bsntusn kepada
skin
ketika disebutkan secara individual, tunggal
Ingan
kata lain terdapat perbedaan tekanan perintah
yakni
miskin.
berbuat
baik
,tara ketika miskin disebut dalam bentuk jamak (masakin).
Perintah
Irbuat
(miskin)
baik
kepada orang miskin ketika disebut
tunggal
kepada
lebih keras, dibandir1gkan dengan perintah berbuat baik
uh
miskin ketika disebut jamak (masakin). Hal ini
ang ri
dilihat
dapat
tidak
adanya 5ang5i ancaman dan sebutan-sebutan lainnya yang
rhormat
bagi
orang
1).
sedangkan
ang
miskin (masakin)
u.
tung-
yang membiarkan orang miskin (bentuk
bagi orang yang tidak berbuat baik tidak sampai diikuti dengan
kepada
orang-
ancaman
serupa
Dengan demikian terdapat perbedaan situasional an tara
sikin (tunggal) dengan istilah masakin
istilah
(jamak).
Perbedaan tersebut dapat dimungkinkan karena alasan antara lain tika
disebut masakin (jamak) menunjukkan bahwa orang
nyak
jumlahnya,
dan sekali pun mereka
berada
miskin
dalam
kesulitan,
mun mereka tidak sendirian, dan memungkinkan pula mereka kuatan untuk mengubah nasibnya secara gotong royong, cara
itu
menyusun
bahu .membahu
bersama-sama, seperti halnya yang mendasari timbulnya
gera-
n-grakan sosial ekonomi seperti koperasi. Jadi sesungguhnya mereka ak
kurang
diperhatikan~
mereka tidak akan
lah dapat bangkit menjadi SLlatu
kek~atan
menderita
karenanya,
50sial yang dapat melaku-
n protes sosial. Hal ini berbeda ketika orang miskin itu n sendirian, yakni bentuk tunggal r
(masakin).
disebut-
Kelompok yang
terak-
ini disamping tidak memiliki kakuatan ekonomi juga tidak
ki
organisatoris
tekan
dan
dan
kolektifitas
sehingga
amat
memi-
mudah
di intimidasi, dan setarusnya. Dangan dasar
untuk
ini
amat
ralasan jika al-Quran memberikan perhatian yang lebih besar kepada ang miskin yang lebih besar kepada orang miskin yang berada
dalam
bersamaan. Selain
'ntallg
itLI ayat-ayat AI-Ouran di atas juga
adanya
orang-or~rlg
lain yaflQ perlu
ang miskin yaitu kepada ibu bapak,
amak ~lu
1)
Pada
sel~in
dari
ternan sejawat dan hamba
ayat-ayat tersebut di atas menyebutkan
kata
masakin
selalLI diiringi dengan penyebutan sejumlah orang-orarlg di.bantu laj.nnya itu, sedangkan penyebutan kata miskin
yang (tung-
tidak diikuti dengan penyebutan sejumlah orang-orang yang perlu
bantu tersebut. Jadi memang beralasan,
,pad a
gi
dibantu,
petunjuk
karib kerabat, anak-anak yatj,m,
rnu sabil tearlgga yang dekat dan yang jaull,
haya.
memberi
orang-orang
o~aflg
miskin
(masakin)
yang menj.nggalkannya,
jika perintah berbuat
tidak diikuti
baik
dengan
ancaman
mengingat orang yang perlu
dibantu
tu
bukan
orang-orang yang miskin saja, tetapi ada
pula
kelompok
ain yang memang lebih perlu dibantu. Hal ini berbeda dengan
perin-
ah
dengan
berbuat baik kepada orang miskin (tunggal) yang diikuti
ncaman bagi orang yang meninggalkannys, mengingat yang perlu diban-
u
itu
tidak
ada orang lain, kecuali orang
miskin
itu _sendiri.
enjelasafl serupa ini memperlihatkan sikap yang seimbang yang
dita-
arksn AI-Quran dalam megatasi berbagai persoalan kehidupan,
terma-
uk dalam mengentaskan kemiskinan.
Selanjutnya
AI-Quran
menghubungkan
istilah
mask in
(jamak)
engan masalah pembagian harta warisan. Yakni bahwa orang-orang yang
iskin
dan karib kerabat dan anak-anak yatim yang hadir
pad a
embagian harta peninggalan, hendaknya mereka itu diberikan
ebagai
epada
hadiah
sekadarnya serta mengucapkan
saat
bagian,
kata-kata
yang
baik
mereka itu. Penjelasan serupa ini dapat difahami
dari
ayat
ang beer-buny i.
ana
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkan kepada mereka perkataan yang baH:.. (Q.S. An-Nissa,4,13). Balain mendapatkan bag ian cuma-CLlffia dari harta warisan sebagai-
arkan AI-QLlran ketimbang dana untuk mengentaskan orang-orang miskin tunqq(~i 1)
•
Hal
ini lebih
beralasan dilihat banyak dari
dari
jumlah
orang-orang
orang
miskin
miskin
(tunggaJ.) .
Hai o~ang-o~ang yang be~iman, janganlah kamu membunuh binatang buruan. ketika kamu sedang ikhraln. Barang siapa diantarcl kamu m~mbunuhny[~.1 cJr':!noan sengaja ~l maka c1endanya adalah mengganti dengan binatang ternak yang seimbang dengan binatang yang dibunuhnya, menurut putusan dUB orang yang ad i 1 dian tal.. . a kamu s(·?baqai ht?d-~·Y'a Im~mb(::lyar kaffal....a t derlgan memtlerj. makan orang-orang miskin atau berpLlasa seilnbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya mev"eka melrasakan akibat yang buruk dari perbuatannya. (O.S. AI-Maidah,5:95). Alternatif dana lainnya yang ditawarkan AI-Quran untuk mengataOlrang-orang miskin aclalah kaffarat dari orang-orang yang
i ~n
pelanggaran terhadap sumpah yang diLlcapkannya.
apat berLlpa makanan yang
Inelaku--
Kaffarat tersebllt
biasa diberikan kepada keluarga 5i pelang-
ar ter"SebLlt ataLA dengan cara mencari pakain. Dan jika hal ini tidak
apat mereka lakukan, Inaka dapat diganti dengan berpuasa 5elama tiga ar i ~
]:Ia], .j. 1.-1 j:
d 1;':(J:'1i.~t ..
cl ~T i
~~;1~;0~~;:3t~~~;..:s.ji~i ~\;>.~1':\~1~~ '''c-->l ~ft~,~. . . ~G.\ d ,.:':.'-~Y·:}-h
., ." u~ . . . -' u.-- ....... "';J-- i ~ r.r-Arttinya : Allah tidak menghukum kamu dlsebabKan sumpan-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah) tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Inaka affarat (melanggar) 5umpah itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa yang tidak sanggup melakukan demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan melanggar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hUkum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (0.S.Al-Maidah,5:89). .ul
Selanjutnya =pada
orang-orang
terdapat
miskin,
pula 5umber dana yang yaitu 5umber dana
dapat
yang
diberikan
berasal
dari
sebagai rampasan perang, maka seasungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orangorang miskin, da~ ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqan,yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. AI-Anfal,8:41). Dengan
memperhatikan ayat tersebut diatas, nampak
iskin dalam bentuk Jarnak
an
bahwa
(masakin) dalam AI-Quran banyak
kate'
dihubung-
dengan beberapa sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk
rlgkatkan
posisi
mereka dari keadaan yarlQ
idupnya kepada posisi yang lebih
Selanjutnya
kata
kurang
men-
mensejahterakan
sejahtera~
masakin di dalam AI-Quran
duhubungkan
pula
engan salah satu hikmah dari yang difJSrbuat oleh I(hidhr, ketika
erusak
peraJlu
yang dimiliki seorang
isc·butkE\n dalam §lyat eli
Khidhr
nelayan~
ia
sebagaimana
bawah ini bSJrk.Elta ::
Adapun bahtera itLI adalah keplJnyaan oJrang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan untuk merusak IJ81 r ahlJ itu, karena di hadapan Inev·eka ada seorang raja yang fnf:)I'-2"lmr)i:\~; tiE\p--tiap bi,\htE?J'··au (C;l~S~ (-)l····J
tersebut
_lbLlngannya
dengarl
(ji
atas, menginformasikan
struktur 50sia1 ekonomi yang
Orang-orang
ebagaj.
kata
Iniskin
da1am
ayat
kurang
tersebut
nelayan 'tradisional yang memiliki pekerjaan
ellgalldalkan
otot dan. tenaga tanpa diduklJng cleh
Ddern yang mengarah pada
efisiensi~
masakin
mendukung digambav-kan
kasar,
ilmu
dalalo
banyak
pengetalluan
Posisi mereka sebagai
penyedia
ahan baku yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pihak
produsen
tall pihak yang memiliki teknologi yang dapat memproses bahan mentah
eJljalji makanan, pakaian, atau perabot rumah tangga yang siap diman-
aatkan atau sj.ap dipakai. Sebaqai penyedia bahan baku berLlpa ikan segar, seorang
r-adisional tersebut dikategorikarl sebagai orarlg Iniskin, yang
3tJkarl
karena secara struktLlral korldisi yang ada kurang
nelayan dise·-
mendukung-
yaK
Inilah
ebagai
yang kemLldian disebut sebagaj,
kemiskinan
penyedia bahan baku ber\Jpa ikan segar
struktural. tangkapannya~
hasil
ara nelayan serj,ng dipermainkan oleh para tengkLllak sebagai penentu arga
patokan
ertekan
komodi'ti.
Akibatnya pihak penyedia
dan berada pad a posisi yang lemah.
Ini
kOlnoditi
merasa bahwa
menunjukkan
ata rnasakin dalaln AI-Qura menunjukkan pada kemiskinan struktural.
FencJmena
di a"tas memperliha·tkan suasarlB ke'tj,dak deng~n
I:JOrlgada bahan bakLI di satu sisi
Ihdk
adilan
ntlJk
karena kebanyakan dari
anggota
menYLllitkan
masyarakat
adalah
dan prod LIsen sekaligus, dan apa yang menguntungkan
mereka
diatasi,
OnSLJOlen
pamilik
pihak produsen
odal di sj,si lain. Dilihat dari satu problema ini agak
anata
slam satu bidang dapt pula merugikBn maraka dalam bidang yang lain. ari
satu
sudut
panglihatan para
konsumen
yang
berpenghasuilan
endah, keadilan disini bararti harga-harga tetap diusahakan randah, etapi dilihat dari 5udut penglihatan para konsumen yang berpenghas-
Ian rendah saparti nalayan, suatu kabijaksanaan yang arga
panjualan akan menyebabkan meningkatnya hasil produksi.
enyedia
bahan
baku hasil alam pada umumnya berada
edangkan para penyedia modal dan teknologj. sebagai
ya
menguntungkan di
Para
desa-desa, biasa-
produsen~
barada di parkotaan. Max F.Millikan (1981,183), dalam
hal
ini
isalnya mengatakan bahwa seringkali masalah tersebut di atas menja-
i parsoalan khusus antara hUbungan kota dengan dasa, karena ia
baharl
bakLI mentah berada
dj,
daerah
pedesaan,
penye-
sedangkan
pa~a
enyadia modal dan produsen berada di perkotBan. Dari
l-Quran
uraian tersebut di atas, nampak bahwa kata masakin
labih
manunjukkan
adanya panyabab
yang
membawa
dalam
maraka
iskin, yaitu adanya struktur kekuasaan yang kurang dapat memberikan esejahteraan shfahani anganai
dan kaadilan kepada kaum miskin. Itulah sababnya
menafsirkan kata
surat AI-Kafhi ayat 79 di
atas,
masakin yang terdapat dalam ayat itu
Al-
khgususnya
adalah
karena
aja yang merampas bahtera , itulah yang manyebabkan orang-orang itu enjadi
miskin. Oengan kata lain kamiskinan yang mareka alamai
erjadi setalah perahu atau bahtera yang mereka miliki itu
itu
dirampas
leh raja yang 2alim itu. Oi sini nampak pula kasalarasan dangsn sps ang dikatakan olah Ali Syariati (1982,8), bahwa faktor yang mampanaruhi
nasib seseorang it\J ada
empat~
yaitu pribadi besar,
kabatu-
an,
norma dan Inasyarakat
iseb\Jtkan
arena
(annas).
miskin
Orang-orang
sebagaimana
di atas, narnpak lebih ditunjukl
kemiskinan
kebetular1, yakni secara kebetulan ia hidup dalam
lingkungan
an stY-lJI(tL\r kel
sadar ti.dak merekayasa terciptanya keadaan yang kurang
men-
untLlngkan it\J, melainkan lebih disebabkan karena kebetulan' saja. Jika
kandungan
elniskinaf1
ayat di atas menunjukl
penyebab
terjadinya
£Oak.a
berlJpa sistem kekLlBsaan yang kurang menguntungkan,
ada aya"t lain di dalam Al-Quran dijumpai adanya penyebab kemiskinan
erupa faktor perilaku orang-orang yang memiliki kekayaan atau
Dng lomc?I'-at
danya
y",ng
anjuran
kurang
nasib
untuk menjadi bapak angkat
pel~usahaan
ertladap
mempedulikan
orang-orang
bagi
miskin.
perusahaan
atau pengusaha keeil adalah menunjukkan
barltLlan kongkrit dari orang-orang yang
erwl_ljLldnya
para
besar gagasan
me£Oiliki
modal
erhadap kaum yang kurang beruntung. AI-Quran mengimbau agar
jangan
ekali-kali orang kava tersebut mementingkan dirinya selldiri
tetapi
r\I'·U~:->
pul,::,
nlprnbC,u"'lt',LI
[)Y""cM1(..l··~OI""anq
rnisk.in. DEtl;;;lHl 1"1,;;\1 ini d§\pat ·rJ,ipahc;uni
(J;i~~j~::,II;~~~\l)Jt'1';$,\:
ah fiill1dungiill1 ayat di bawah ini ~L-
"",",,~
)(d~;.i~G>J~r~~j5~~lP~j;Q::'J~~\J.C"~~~t~~65J\
rtinya ,Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orangorang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. AI-Nur,24,22). Pemberi bantuan kepada orang-orang miskin di dalam ayat
ut,
disejajarkan
rang-orang
ni
yang berhijrah pad a jalan Allah. Secara
kerabat
dan
historis,
hal
menunjukkan adanya lapisan sosial yang bertingkat-tingkat
Rat
AI-Quran
ergolong
::impl.l
dengan pemberi bantuan kepada kaum
terse-
d
tas,
.tapi
itu
diturunkan, yaitu adanya
lapisan
sosial
mampu dan ada pula lapisan sosial yang kurang atau
AI-"Quran
sebagaimana diperlihatkan pada
ayat
di imbau oleh AI-Quran adalah
agar
yanq
tidak
tersebut
tidak melarang seseorang menjadi oranag yang £Oampu atau
yang
pada
orang-orang
di.
kaya,
yang
'miliki kekayaan itu membantu kepada orang yang miskin. Mereka yang !rlu
mendapatkan
bantuan
ini dalam pandangan
para
ah1i
sosia1
onomi sering disebut sebagai orang-orang miski pada tingkat It,
yaitu
'ang
sebagai suatu keadaan dimana
tersebut
,ng
tidak mencukupi untuk kebutuhan
sandang~ pemukiman~
lngan,
diakatakan
.skin
karena
.sebabkan
pendapatan
tidak
abso1ut
dari
pokoknya,
seperti
kesehatan dan pendidikan. Atau
seperti
The Kian Wie (1981,6), bahwa tidak
abso-
memi1iki kemampuan
mereka
untuk
itu
disebut
mengubah
tersediasnya kelengkapan mental
dan
nasibnya
fisik
.pat mendukungnya. Hal ini menurutnya tercermin dari jumlah
yang
pendu-
lk yang tingkat pendapatannya berada di bawall tingkat minimum
yang
.lah ditetapkan dalam patokan umum. Di kalangan ~rlgerlai
para ahlai,
ukuY"an
perbedaan pendapat
tingkat pendapatan seseorar1g untuk tetap
Lskin atau tidak 15~1
nampak masih terjadi
miskin~
Mj.salnya,
dikatakan
Indonesia pada tahun 1990
parsen penduduknya masih hidup di bawah garis
mela-
kemiski-
l)alam jl,lmlah absolut ini berarti 27,2 juta penduduk
:In.
hidup (niskin dengan pendapatan sekitar ~t,LIS
lin\3
pulLAh rupiah)
(empat
Rp.450~OO
per orang per hari, atau
kurang.
bahkan
1ubyarto , Negara miskin dan Negara Kaya,1994,1). AI-Quran
tidak
berbicara ten tang jumlah
dapat dikatakan miskin atalJ kava.
~tLlk
AI-Quran
hanya
apakah kebutuhan pokok hidup seseorang
arl
segi
leh
usahanya
engan
pendapatan
sendiri
pendapat
atau tidak. Pemikiran
AI-Ghazali
menentukan
dapat
serupa
sebagaimana disebutkan
terpenuhi
ini di
sejalan
atas
yang
engukLlr kava atau miskinnya seseorang dari sejauh mana orang terse-
ut
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya atau tidak. Bagi
c?menuhi kt?butuhan rang
hidLlpllya~
yang
dapat
ddll iEI mernil,iki kG,lebihan dapat c1is£:?but
mampLI atau AI-Ghaniya, sedangkan bagi yang tidak dapat
meme-
uhi kebutuhan hidupnya yang pokok, disebut orang miskin atau orangr6tr-tg
rniskin
~
Sebagaimana
halnya ayat-ayat terdahulu, di dalam AI-Quran
pun
erdapat .yat yang menunjukkan adanya sumber dana bagi
pengenatasan
rang-orang
dari
rang ana
miskin
yang berada dari harta perampasan
kaVa. Ayat di atas beserta penjelasannya menerangkan posisi
orang yang tingga1 di perkotaan sebagai
orang-
bagaia-
pemi1ik
modal
_aLl flV"odusen dengan orang yang tinggal eli pedssaan sebagai penyedia ~llan mentah yang
dapat di olah menjadi
barang yang siap dikonsumsi.
fat tJeri,kLlt ini, mencoba menjela5kan bagaimana pola hidup yang harus
lkembangkan an tara orang-orang kaya dengan orang-orang yang miskin.
Apa saja harta rampasan (fa-i) yang diberikan Allah kepada Rasul--Nya yang berasal dari IJenduduk kota-kota maka adalah L.lntlJk Allah, untuk Rasul, kalAln kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin~ dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-
~tinya
orang kaya saja di an tara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (Q.S. Al1~asyr,59:·7).
Ayat
tersebut di atas menempatkan orang-orang
miskin
sebagai
(fa-i)
seja-
ar
dengan orang-orang yang berhak mendapatkan dana tersebut
lain-
ya~
yaitu :
elompok 505ial
rang
ni
yang berhak fnendapatkan harta rampasan
Allah~
Rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim dan
yang dalam perjalanan. Tujuan yang dieapai
dengan
orang-
pembagian
agar harta tersebut tidak tertumpuk oleh orang-orang yang
aja,
sehingga kemudian timbul kesenjangan 505ial yang dapat
kaya menim-'
ulkan konflik. Selain konomi
itu
an tara
Dengan
alam
kaum
yang antara satu
lapisan
sosial
lainnya
dengan saling
harus
memberi
demikian nampak bahwa kata masakin dalam selalu
disebut bersamaan
dengan
bentuk
jamak
kelompok
505ial
yang perlu dibantu, seperti ibu bapak, kaum kerabat,
nak yatim, orang-orang yang sedang dalam perjalanan, hamba
rang-orang
dan
Sehingga sandi-sendi persatuan umat tetap terpelihara.
AI-Quran
ainnya
kaya~
adanya
pala hidup yang saling menolong,
engembangkan
eterusnya.
ayat tersebut menunjukkan
yang berhijrah di jalan Allah, tetangga dekat
anaksahaya,
dan
angga
yang jauh, teman sejawat dan lainnya. Pemberian dana
ereka
merupakan upaya agar tidak timbul kesenjangan
sosial
te-
kepada serta
onopoli dari kaum yang kaya terhadap kaum yang lebih lemah. Belanjutnya
AI-Quran
melihat
orang-orang
miskin
dari
pola
yaitu apakah yang dikonsumsikannya~
,sLlmsj. yang dj.makannya,
akal1 yang dikonsumsi orang itu~ makanan yang
ik
'bergizi~
berkalorai,
sehat atau tidak~ Dalam hubungan ini
dan
di
yaitu
dalam
AI-Quran
rdapat sejlJmlatl ayat yarlg memberi petunjuk agar apa yang dikonsumitu makiilf"'IE"11'") Y~\I'")<;J ~:;.ill di~5ukai
rlgerlai
bElik
(thCiY'yi.bat)
oll?h si pf2mb(=I'~i~ (D.!:>.
'::iul"'uh ('~llElh untuk. ffl0?makannya,
ram karena zaatnya, ban(Jki~i
2:.1613,~5~E3Ei;B~69::10=~:\9,.16~1.14).
yang halal itl! adalah makanan yang
makanall
secara
tegas
bukan makanan yan(~ c:Iihal'~amk,ar1,
maLlpun haram karena sebab, daging babi,
,
,itu
yanq halcll, si.'?rt.a makanan
sifat dan
makanan
baik.
lainnya,
HlenCLtIJ~i
hasil
dE\ll
((L~3.17,16;5"6)"
'l'"rnasuk
pula makanan yang berupa binatang yang
Dengan Ing
dernikian,
kekuraflgan
gi2i~
dapat pula disebut vitamin,
nutrisi,
ol~ang
dengan
memakannya
rniskin adalah
kalori dari setiap
orang makanan
,ng dikonsunlsinya. Be~dasarkan
uraian dan analisa sebagaimana
disebutkan di at.as,
tka dapat ditar-ik beberapa kesimplJlan sebagai berikut Batlwa AI-Our'an sangat rnenaruh upaya fJengentasan
:
perhat.ian yang cLll
kemiskinan.
Perhatian
AI-Quran terhadap kemiskinan t.ersebut.
dari
banyaknya
kata-kata
miskin yarlg disebutkan dalaln Al-Quv"an
yang
jumlahnya
tidak kurang dari 20 kali. AI-Quran memuat. istilah atau kata rniskin dalam dua bentuk, dalum bentLlf:, tUf1ggal
(mufrad)
seb,,,ny,,,k .11 kal.i,
Jarnak
(masakin) sebanyak 9 kali.
Baik
dalam
jamak
yakni
bentuk tunggal, 'masakin',
yakni
keduanya
'miskin'
dan dalam
maupun
ditempatkan
brim tuk
dalam
sebagai
bentuk kelompok
sosial yang perlu mendapatkan bantuan dar! orang-orang yang
Ketika kata miskin dalam bentuk tunggal,
AI-QurBn
yaitu
lebih
memperlihatkan
perhatian yang cukup besar dalam mengatasinya, sehingga bagi yang rnembiarkan
akan
mendapat sangsj. berat,
seperti di
masukkan
ke
dalam api neraka atau mendapat julukan sebagai pendusta agama. Ketika kata miskin dalam bentuk jamak, AI-Quran tidak sangsi bagi orang-orang yang mampLl yang membiarkannya,
memberikan
fOf21ainkan
beJ~IJagai
rnSJI3wav'I(2n
alternatif IJfltuk mengatasinya seperti melaltJi
merlgLliopulan darla hasj.l zakat, denda atau kaffarat atas orang yang InelaktJkan pelanggaran syara'
Al-·QLlran raflg
yar1Q
serta dana hasil
rampasan perang.
ternyata lebih flek5ibel dalam menentukan tingkat
untuk dil
sejauh
dapat memenLlhi kebutuhan hidupnya atau
5eomana
tidak~
AI--Qllv-arl tidak menentukan kemiskinan seseorang dari segi kekurangar1
makan semata-mata, melainkan juga dari segi 50sial,
taf',
pendidil
nutlrisi, dan lain
keseha-
lingkungan hidup, gi2i, vitamin dan
s~bagainya~
AI-Quran menawarkan berbagai cara untuk mengentaskan
kemiskinan,
an tara lain dengan nlengendalikan sikap orang-orang kava, ·merombak sistem kekuasaan yang Inerugikan nasib orang-orang naall Bag ian
Illerltal-spir-itual,
pelrbaikan
ini akan dijelaskan
kLltnya dari
penelitian ini.
lillgkungarl
miskin~
dan
pembi-
sebagainya.
lebih lafljut pada uraian bagian
beri-
I.
Sebab-sebab Terjadinya Kemiskinan Hampir
,iskin
tiga
puluh
lima persen Desa
di
Indonesia
(Kompas,30-4-1993). Demikian dikemukakan wakil
)usat
tergolong
kepala
Statistik. Akan tetapi kesimpIJlan tersebut memperoleh =:~i:':\nqc:\t taj am tE'I·-ut~wla
'an(l
ladda
kritik
de:H:~I"'ah", set11ngga
dari pihak pemE0l'""intah
tanggal 7 Mei 1993, Presiden menginstruksikan kembali
IAPPENAS
dan juga para gubernur untuk melakukan check dan d~ta-data
:entang ikhirnya
Biro
kepada re-check
kemiskinan terseblJt (Kompas,7-5-1993).
Dan
pada
diperoleh data akhir bahwa desa miskin di tanah
air
kita
nasih sekitar 13 % dari keseluruhan desa di Indonesia. Inilah problema yang masih tetap menggelayuti bangsa nenjelang Ltu,
Pembangunan
Jangka panjang Tahap yang ke-2.
Indonesia Dleh
sebab
dalam PJPT II tersebut, masalah penaggulangan kemiskinan
nemperoleh
perhatian serius dari pemerintah, dan kini
telah
akan mulai
jirealisasikan sejak tahun anggaran 1994-1995, dengan dicanangkannya ~rogram
Inpres Dasa Tertinggal.
Kalau bahagian terbesar dari bangsa Indonesia itu adal,ah meraka
yang
beragama
:>enduduk.
sebuah Jbudiyah
sebahagian
logika
juga adalah umat Islam.
miskin
agama
maka secara
Islam, membawa
ajaran tidak sekadar
tapi
belaka,
persoalan-persoalan
juga
50sial
di
!:3eputal'"
bahagian
Kehidupan
mereka. Dan persoalan 505ial yang terus
sepanJang
sejarah
an tara
seba!;Jai
komitmennya
merupakan
umat manusia adalah menjaga
dari
Islam
soal-soal
memperllhatkan yang
besar
terhadap
dari
menjadi
sisi masalah
keseimbangan
kelompok kaya dengan mereka yang miskin, yang harus
jarak diikuti
kemudian dengan upaya-upaya mengentaskan kemiskinan mereka, sehingga tarap
hidupnya
dicontohkan Mul khi::liTI,
terangkat.
oleh
Langkah-langkah
Rasulullah
pernbeba~:~an
sendiri,
terpuji
bahkan
itu
menurut
kemiskinan merupakan salah satu
A.
tema
dalam da'wah beliau (K%pas, 8-5-93). Bagaimana perhatian salah
satu
persoalal'l-persoalan
5Llmber
ajaran
bagi
kemiskinan tersebut.
tetapi, khLlSUS dalam topik ini, .1:Jinitinen
al'-Q\JI~'arl
umat
Munir penting
al-Qllr'an
Islam,
Inilah yang kajian
telah
akan
serta
terlldejap kemiskinall akarl
menjadi
penelaahan
dibatasi
pada
ebab kemiskirlan~ Dengan demikian, permasalahannya dapat ebagc:\i bE'l'"':i.h.ut: ~ l-c)u!'-' dn
II
11(.1pa sebab-~seb(::\b
Lutfi
manurut
ada1ah
NasLltion
suatu
keadaan
yang
serta
norlna
2),
yakni
seseorang tidak mampu mentaati tata nilai
lenyebabkal1
dj,junjLlng
tinggi oleh masyarakat
(Nasution,1991:
itu adalah rerldahnya tingkat kemampuan
miskirl
I~endahnya
lengakj.batkan
yang
ekonomi
tingkat konsumsi serta daya beli,
sehingga
mampu untuk melnenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup secara
:idak
olE~h
k0!misk.inCi\n yang diisyal"'atkan
Kemiskinan~
Miskirl
lahwa
dirumuskan
•
ebab-sebab
'anq
5ebab~
j.syarat-isyarat yang dikenlukakan a1-Qur'an mengenai
i,lljauarl
layak,
)aik dalarn sektor sandang, pangan, papan, maupun pendidikanv
Kendati
pengertian
di
atas
dikemukakan
oleh
pakar
bidang
!konomi yang tidak melihatnya dari perspektif doktrion Islam, ,ara
ahli
fiqh
yang
betul-betul
beranjak
dari
ajaran,
nengemukakan pengertian yang tidak jauh berbeda, seperti nenyatakan lehingga
bahwa t.th.
suatu
128). Dengan demikian, miskin
keadaan
yang
membuat
kebutuhan-kebutuhan
hidupnya,
dari
primer.
al-Qur'an
biasa
Dan
dalam
berkonotasi sarna,
dalam
orang tingkat
penghasilan kehidupannya
itu
tidak
juga
al-Ghazali
tingkat
tidak mampu memenuhi kebutuhan primer
(al-Qashimi, Bdalah
misk1n itu adalah rendahnya
namun
tidak
mampu
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
digunakan
dua
kata
yang
yang menurut al-Raghib a1-
yaitu miskin dan faqir,
Asfahani, miskin itu berkonotasi tingkat penderitaannya lebih dari pada faqir (al-Asfahani, Pengertian-pengertian adalah
suatu
rendah,
semen tara
penghasilannya Dan
secara
hidupnya saat
bebabay
pad a
karena
biaya
tidak
hidupnya
akan
menguranqi
di
atas
rentan
belajarnya rendah. Kemudian
memenuhi tingkat
kekurangan.
pembiayaan-pembiayaan
bahagian-bahagian yang mungkin dapat kurang sehat,