Halaman Judul
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA (K1) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh : Sri Esti Wulandari 1112104000018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengam ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2016
Sri Esti Wulandar
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juni 2016 Sri Esti Wulandari , NIM: 1112104000018 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan xviii + 68 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 6 lampiran ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develompment Goals (SDGs) merupakan langkah lanjutan dan perkembangan dari MDGs. Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Berdasarkan Rencana Startegis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 Pembangunan Kesehatan status awal Angka Kematian Ibu adalah 346/100.000 kelahiran hidup dimana target yang diharapkan di tahun 2019 adalah 306/100.000 kelahiran hidup. WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat persalinannya. Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Pisangan yang berjumlah 50 orang dengan cara purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi square dan uji Fisher. Hasil analisis menunjukkan (variabel dependent) kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan tidak berhubungan dengan (variabel independent) pendidikan (p=0,377), pekerjaan (p=0,767), pengetahuan (p=0,5333) dan dukungan keluarga (p=0,757). Kata Kunci
: Antenatal Care, Kunjungan Pertama.
Daftar Bacaan : 65 (2001-2015) iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, Juny 2016 Sri Esti Wulandari, NIM: 1112104000018 xviii + 68 pages + 10 tables + 2 schemes + 6 attachments Factors Associated With Antenatal Care First Visit (K1) On Pregnant Women In Working Area of Health Center Pisangan City South Tangerang ABSTRACT Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicator to see women’s health status review. The MMR has fallen but still far from the MDGs targets in year 2015. This condition probably caused by inadequate quality of maternal health services, unhealthy pregnancy mother and other determinant factors. Sustainable Develompment Goals (SDGs) is continue program and development of MDGs. One of the purpose of SDGs that on the 3rd purpose is ensure healthy life and promote well-being for all at all ages by reduce maternal mortality rasio less than 70.000/100.000 live births until 2030. According to the development of Health conducted by the Ministry of Health in 2015, initial status on Maternal Mortality Rate ( MMR) was 346 / 100,000 live births, and the expected target in 2019 is 306 / 100,000 live births. WHO summarize some factors that can make mothers avoid in receiving or searching for health care wether during their pregnancy or during giving birth. The maternal mortality can be prevent by doing an effective antenatal care continuously and doing giving birth at health care services. This research was an analytic research with cross sectional approach. The samples were all pregnant women who visited the health center Pisangan, total sample was 50 people, obtained by purposive sampling techniques. Tool data collection using questionnaires. Data analysis using Chi -square and Fisher's exact test . The analysis result ( the dependent variable ) first antenatal visits was not related with ( independent variable ) education ( p = 0.377 ) , occupation ( p = 0.767 ) , knowledge ( p = 0.5333 ) and family support ( p = 0.757 ). Keywords
: Antenatal Care, First Visit.
Refrence
: 65 (2001-2015)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keparawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh Sri Esti Wulandari 1112104000018
Pembimbing I
Pembimbing II
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM NIP. 19790520 200901 1 012
Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat NIP. 19801119 201101 2 006
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016
v
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh: SRI ESTI WULANDARI NIM: 1112104000018
Pembimbing I
Pembimbing II
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM NIP. 19790520 200901 1 012
Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat NIP. 19801119 201101 2 006
Penguji I
Yenita Agus, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, PhD NIP. 19720608 2000604 2 001
Penguji II
Karyadi, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, Ph.D NIP. 19710903 200501 1 007
Penguji III
Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat NIP. 19801119 201101 2 006
Penguji IV
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM NIP. 19790520 200901 1 012
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan Disusun oleh : Sri Esti Wulandari 1112104000018
Jakarta, Juni 2016
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Maulina Handayani, S.Kp., MSc NIP. 19790210 200501 2 002
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M. Kes NIP. 19650808 198803 1 002
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Sri Esti Wulandari
Tempat lahir
: Jakarta
Tanggal lahir
: 09 Mei 1995
Agama
: Islam
Status
: Belum menikah
Alamat
: Jalan pahlawan komarudin No. 62 Rt 007/002 Cakung, Jakarta Timur 13910
Anak ke
: 1 dari 2 bersaudara
Telepon
: 085716139529
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 07 Jakarta (2000 – 2006) 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 168 Jakarta (2006 – 2009) 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 76 Jakarta (2009 – 2012) 4. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ilmu Keperawatan Program Strata Pertama (2012 – 2017) Pengalaman Organisasi
:
1. Anggota PRAMUKA Aktif Periode 2005 - 2009 2. Anggota OSIS SMP N 168 JAKARTA Periode 2007-2009 3. Ketua Paduan Suara SMA N 76 JAKARTA Periode 2009-2011 4. Sekretaris Karya Ilmiah Remaja SMA N 76 JAKARTA Periode 2010 – 2011 5. Pengurus Ikatan Alumni SMA N 76 JAKARTA Periode 2013- Sekarang 6. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FKIK UIN JAKARTA Periode 2012-2014 7. Pengurus Paduan Suara Mahasiswa Periode 2012 – Sekarang 8. Pengurus Posyandu dan Posbindu Wilayah Cakung , Jakarta Timur
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan”. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
gelar
sarjana
keperawatan
(S.Kep),
untuk
menerapkan
dan
mengembangkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah Peneliti menyadari bahwa penyajian karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang bertujuan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini tentunya tidak akan selesai, tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Maulina Handayani, S.Kp.,MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi. 3. Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi. 4. Ns.Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan kepada peneliti. 5. Ns. Puspita Palupi. S.Kep., Sp.Kmat selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti. 6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mengajarkan dan membimbing peneliti, serta staff akademik atas bantuannya yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.
ix
7. Orang tua tercinta (Ibu Sri Sundari dan Bapak Sugiyono) atas kasih sayang, do’a dan dukungannya baik secara material dan spiritual yang telah diberikan kepada peneliti selama ini. Semoga kebaikan dan pengorbanan kalian tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT. Semoga peneliti dapat menjadi seperti apa yang kalian harapkan. Amin. 8. Orang terdekat (Yogi Suprapto) yang selalu memberikan dukungan dan doa serta semangat untuk peneliti. Semoga kebaikan dan pengorbanan mu tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT. Amin. 9. Teman-teman PSIK 2012 yang tercinta yang telah memberikan masukan, bantuan serta telah bersama-sama dalam menyelesaikan proses penelitian ini. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya. Peneliti menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengaharapkan saran dari berbagai pihak semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusunan khususnya. Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, Juni 2016
Sri Esti Wulandari
x
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ..................................................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ ii ABSTRAK ......................................................................................................................... iii ABSTRACT....................................................................................................................... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL............................................................................................................. xv DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A.
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................................. 7
C.
Pertanyaan Penelitian ............................................................................................. 8
D.
Tujuan Penelitian ................................................................................................... 9
E.
Manfaat Penelitian ................................................................................................. 9
F.
Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 11 A.
Konsep Kehamilan ............................................................................................... 11 1. Pengertian kehamilan ........................................................................................ 11 2. Perubahan fisik pada saat kehamilan. ............................................................... 12
B.
Konsep Antenatal Care ........................................................................................ 12 1. Pelayanan Antenatal.......................................................................................... 12 a. Pengertian Pelayanan Antenatal...................................................................... 12 b. Tujuan Antenatal Care (ANC) ........................................................................ 13 2. Kunjungan Antenatal Care ............................................................................... 14 3. Standar Pelayanan Antenatal ............................................................................ 15
C.
Teori Perilaku ....................................................................................................... 18 xi
D.
Teori Precede and Proceed .................................................................................. 21
E.
Penelitian Terkait ................................................................................................. 22
F.
Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care ............ 23 1. Pekerjaan Ibu .................................................................................................. 23 2. Pendidikan....................................................................................................... 24 3. Pengetahuan .................................................................................................... 25 4. Dukungan Keluarga ........................................................................................ 26
G.
Kerangka Teori .................................................................................................... 28
BAB III KERANGKA TEORI DAN DEFINISI OPERASIONAL ............................ 29 A.
Kerangka Konsep ................................................................................................. 29
B.
Hipotesis............................................................................................................... 30
C.
Definisi Operasional............................................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................ 33 A.
Desain Penelitan ................................................................................................... 33
B.
Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................... 33
C.
Populasi dan Sampel ............................................................................................ 33
D.
Pengumpulan Data ............................................................................................... 36
E.
Instrumen Penelitian............................................................................................. 37
F.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 38
G.
Etika Penelitian .................................................................................................... 40
H.
Prosedur Pengolahan Data ................................................................................... 41
I.
Teknik Analisa Data............................................................................................. 43
BAB VHASIL PENELITIAN ........................................................................................ 44 A.
Hasil Analisis Univariat ....................................................................................... 44 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................................... 44 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................... 44 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................................. 45 4. Gambaran Pengetahuan..................................................................................... 45 5. Gambaran Dukungan Keluarga ......................................................................... 46 6. Gambaran Kunjungan ANC K1 ........................................................................ 46 7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 .................. 47 8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC K1 ............................ 48
xii
B.
Hasil Analisis Bivariat ......................................................................................... 50 1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................... 50 2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...................... 51 3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................. 52 4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...... 53
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................... 54 A.
Analisis Univariat ................................................................................................ 54 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................................... 54 2. Gambaran Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................... 55 3. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan.................................................. 55 4. Gambaran Responden Berdasarkan Pengetahuan ............................................. 56 5. Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga ................................. 56 6. Gambaran Kunjungan ANC K1 ........................................................................ 57 7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 .................. 57
B.
Analisis Bivariat ................................................................................................... 58 1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................... 58 2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...................... 60 3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC .................. 61 4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ...... 62
C.
Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 65 A.
Kesimpulan .......................................................................................................... 65
B.
Saran..................................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA Lampiran
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ANC
: Antenatal Care
BPS
: Badan Pusat Statistik
Depkes
: Departemen Kesehatan
KIA
: Kesehatan Ibu dan Anak
Litbangkes
: Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
MDGs
: Millenium Development Goals
SDGs
: Sustainable Development Goals
Posyandu
: Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
WHO
: World Health Organization
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1
: Definisi Operasional
31
Tabel 5.1
: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
44
Tabel 5.2
: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
44
Tabel 5.3
: Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
45
Tabel 5.4
: Gambaran Pengetahuan
45
Tabel 5.5
: Gambaran Dukungan Keluarga
46
Tabel 5.6
: Gambaran Kunjungan ANC
46
Tabel 5.7
: Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan
47
ANC Berdasarkan Paritas Tabel 5.7.1
: Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan
47
ANC Berdasarkan Usia Hamil Tabel 5.8
: Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan
48
ANC Berdasarkan Paritas Tabel 5.8.1
: Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan
49
ANC Berdasarkan Usia Hamil Tabel 5.9
: Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap
50
Kunjungan Pertama (K1) ANC Tabel 5.10
: Hubungan Faktor Pekerjaan Terhadap
51
Kunjungan Pertama (K1) ANC Tabel 5.11
: Hubungan Faktor Pengetahuan Terhadap
52
Kunjungan Pertama (K1) ANC Tabel 5.12
: Hubungan Faktor Dukungan Keluarga Tehadap Kunjungan Pertama (K1) ANC
xv
53
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 : Kerangka Teori............................................................................... 20 Bagan 3.1 : Kerangka Konsep........................................................................... 28
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 2. Kuisioner Penelitian. Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 5. Hasil Olahan SPSS Univariat Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Bivariat
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sehat menurut World Heatlh Organization (WHO) adalah suatu keadaan konsisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yakni meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu (Amiruddin, 2014). Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik (Depkes RI, 2015). Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develompment Goals (SDGs) merupakan pembangunan berkelanjutan dan merupakan langkah lanjutan dan perkembangan dari MDGs yang disepakati oleh negara-negara anggota PBB
1
2
(United Nations). Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Target tersebut merupakan target yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk ikut serta mengurangi AKI di Indonesia ( Infid, 2015). Berdasarkan Rencana Startegis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 Pembangunan Kesehatan status awal Angka Kematian Ibu adalah 346/100.000 kelahiran hidup dimana target yang diharapkan di tahun 2019 adalah 306/100.000 kelahiran hidup. Target tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi Indonesia dalam mengurangi Angka Kematian Ibu dalam mengurangi AKI dengan target oleh SGDs yakni 70/100.000 kelahiran hidup hingga tahun 2030 (Depkes RI, 2015). Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Banten pada tahun 2011 adalah 168,8 /100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan angka kematian ibu di tahun 2010 yang mencapai 191/100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2011). Penurunan angka ini masih belum bisa untuk mengurangi AKI di kota Tangerang Selatan dengan jumlah kematian ibu hamil paling banyak dari pada wilayah lain di provinsi Banten yakni mencapai 511 orang di tahun 2012 dengan jumlah kematian terbanyak pada ibu hamil di usia kurang dari 20 tahun sedangkan di kabupaten lain di wilayah provinsi Banten jumlah kematian ibu kurang dari 30 org di tahun 2012 (Profil Kesehatan Banten, 2012). Menurut Kemenkes RI tahun 2015, cakupan Kunjungan Pertama kali ibu hamil (K1) pada tahun 2014 di wilayah Tangerang Selatan mengalami penurunan
3
pada tahun 2013, cakupan K1 di wilayah Tangerang Selatan yakni yakni 99,21 % dan ditahun 2014 cakupan K1 di wilayah Tangerang Selatan menjadi 98,95%. Penyebab dari kematian maternal dapat dibagi dalam beberapa masalah, antara lain masalah reproduksi, komplikasi obstetric, pelayanan kesehatan, sosial ekonomi dan budaya dan sebagainya. Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut (Manuaba, 2012). Beberapa kemungkinan penyebab ibu tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya : (1) ibu sering tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu hak suami atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional, (2) fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan, (3) beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya, sehingga ibu tidak melakukannya, (4) transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka, (5) kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang
tidak
mengizinkan
seorang
wanita
meninggalkan
rumah
untuk
memeriksakan kehamilannya, (6) takhayul dan keraguan untuk memeriksa kehamilan kepada petugas kesehatan (terlebih jika petugasnya laki-laki), (7) ketidakpercayaan atau ketidaksenangan pada tenaga kesehatan secara umum,
4
beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan pemerintah, (8) ibu dan/atau anggota keluarga tidak mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2005b). WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat persalinannya, yakni kemiskinan, kurangnya informasi, pelayanan inadekuat, serta budaya (WHO, 2012). Jika dilakukan penelusuran lebih dalam, etiologi lain yang menyebabkan kematian ibu secara tidak langsung yakni rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil, akibat masih adanya hambatan informasi, hambatan sosialbudaya, hambatan ekonomi dan hambatan geografis dalam menjaga kesehatan ibu hamil. Dengan dilakukannya kunjungan pelayanan antenatal yang berkualitas, komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat langsung ditangani (Depkes RI, 2007). Upaya
Safe
Motherhood
merupakan
salah
satu
upaya
untuk
menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat. Safe Motherhood di Indonesia diterjemahkan sebagai upaya kesejahteraan/keselamatan ibu. Safe Motherhood memiliki Empat Pilar utama yaitu: 1) Keluarga Berencana, 2) Pelayanan Antenatal Care (ANC), 3) persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensi/emergensi. Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan utamanya mencegah komplikasi obstetric dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Prawiharjo, 2010). Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan
5
kesehatan. Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua
ibu
hamil
yang
bertujuan
untuk
mendeteksi
sedini
mungkin
kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI, 2007). WHO mencetuskan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan faktor terpenting didalam pelayanan kesehatan ibu dan direkomendasikan untuk masuk sebagai komponen penting pada program kesehatan masyarakat, khususnya program kesehatan ibu dan anak di berbagai Negara. WHO juga menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan karena merupakan momentum paling tepat untuk mendeteksi secara dini kelainan atau penyakit oleh ibu hamil ataupun janinnya sehingga intervensi berupa tindakan pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan seawal mungkin. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali kunjungan pada saat usia kehamilan memasuki trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua, dan dua kali kunjungan pada saat memasuki trimester ketiga dengan catatan kehamilan berlangsung normal (Salmah, dkk, 2006). Pelayanan antenatal dapat diperoleh pada waktu pelaksanaan posyandu oleh bidan, ditempat dokter atau bidan praktek swasta, dirumah bersalin dan di poliklinik KIA rumah sakit (RISKESDAS, 2013). K1 atau ANC minimal 1 kali adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 1 kali tanpa memperhitungkan periode waktu pemeriksaan. K1 ideal adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil pertama kali pada trimester 1 (RISKESDAS, 2013).
6
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Pisangan dengan melalui wawancara kepada 10 ibu hamil didapatkan bahwa angka kesadaran ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC K1 sudah cukup baik, dan 6 dari 10 ibu hamil yang artinya sama dengan 60% ibu mengatakan tidak melakukan pemeriksaan pada saat trimester pertama dikarenakan ketidaktahuannya akan gejala-gejala yang muncul ketika seorang wanita sedang hamil, 20% ibu dengan suami yang memberi dukungan masih belum memanfaatkan pemeriksaan antenatal pada trimester pertama, dan 7 dari 10 ibu hamil mengatakan belum mengetahui apa saja komplikasi yang dapat terjadi apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan antenatal trimester pertama sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun ada berbagai faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan ANC, yaitu faktor pekerjaan ibu, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu dan keluarga. Berdasarkan berbagai fakta yang telah dipaparkan mengenai manfaat pemeriksaan ANC serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kelengkapan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai “Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil”. Mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal care maka penelitian ini hanya melihat pada pengaruh faktor predisposisi (pendidikan dan pengetahuan) dan faktor penguat (dukungan keluarga) terhadap pemanfaatan pemeriksaan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
7
B. Rumusan Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik (Depkes RI, 2015). Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Target tersebut merupakan target yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk ikut serta mengurangi AKI di Indonesia ( Infid, 2015). WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat persalinannya. Dengan dilakukannya kunjungan pelayanan antenatal yang berkualitas, komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat langsung ditangani (WHO, 2012). Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada
8
kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut (Manuaba, 2012). Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan kesehatan. Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua
ibu
hamil
yang
bertujuan
untuk
mendeteksi
sedini
mungkin
kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI, 2007). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai “Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil”. C. Pertanyaan Penelitian 1.
Bagaimana gambaran karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?
2.
Bagaimana gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?
3.
Bagaimana gambaran pekerjaan ibu,
pendidikan, pengetahuan, dukungan
keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan? 4.
Apakah ada hubungan antara pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?
9
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Pisangan? b. Mengetahui gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan? c. Mengetahui gambaran pekerjaan ibu,
pendidikan, pengetahuan, dan
dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan? d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan? E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi penelitian selanjutnya, serta memberikan informasi dan wawasan mengenai pentingnya pemeriksaan antenatal care K1 pada ibu hamil dalam melaksanakan pelayanan antenatal yang sesuai dengan pedoman serta faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal care K1.
10
2. Bagi Pelayanan Kesehatan Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dalam kesehatan maternal, resiko bahaya kehamilan persalinan dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan terutama terkait kelengkapan pemeriksaan antenatal care. 3. Bagi tenaga keperawatan dan pelaksana antenatal Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas dan komunitas tentang pemeriksaan kehamilan yakni antenatal care serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan tersebut F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor - faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu hamil. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan peralatan kuesioner dan cara wawancara.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Kehamilan 1. Pengertian kehamilan Kehamilan
adalah
merupakan
suatu
proses
merantai
yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010) Kehamilan merupakan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang trjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Muhimah dan Safe’I, 2010). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama hari terakhir (Sarwono, 2002). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; p 89).
11
12
2. Perubahan fisik pada saat kehamilan. Perubahan pada tubuh ibu hamil di bagi berdasarkan trimester (Depkes, 2007) yaitu : a. Trimester pertama Tanda-tanda fisik yang kadang terjadi pada ibu hamil adalah perdarahan sedikit (spoting) sekitar 11 hari dengan merasa lelah, sering kencing, mual muntah serta kenaikan berat badan. b. Trimester kedua Uterus akan terus membesar, payudara akan mulai mengeluarkan kolostrum, mulai merasakan gerakan janin, dan tampak perubahan pada kulit seperti cloasma atau linea nigra. c.
Trimester ketiga Pembesaran uterus bertambah, payudara terasa penuh dan lunak, sering kencing, tidur terasa sulit dan mulai terasa his palsu.
B. Konsep Antenatal Care 1. Pelayanan Antenatal a. Pengertian Pelayanan Antenatal Antenatal
care
adalah
merupakan
cara
penting
untuk
memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
13
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawiharjo,2006). Pelayanan
antenatal
sesuai
standar
meliputi
anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya antenatal dikenal dengan 7T (Depkes RI, 2007) yang terdiri atas : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur tekanan darah 3. Ukur tinggi fundus uteri 4. Pemberian imunisasi tetanus 5. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan 6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual 7. Temu wicara (konseling) b. Tujuan Antenatal Care (ANC) Menurut Depkes (2007) tujuan antenatal care adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu, mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar dapat
14
memberikan ASI secara eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal, mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal, mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin, pelayanan antenatal lengkap. 2. Kunjungan Antenatal Care Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh infomrasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006). Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan antenatal standart, dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan antenatal (Depkes, 2007). Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik di posyandu,pondok bersalin desa,kunjungan rumah dengan ibu hamil memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes, 2009): a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, perencanaan persalinan dan pelayanan kesehatan trimester I
15
b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2) saat usia kandungan 14 sampai 28 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode berlangsung. c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) saat usia kandungan 28 sampai 36 minggu dan setelah 36 minggu sampai lahir untuk memantapkan rencana persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan. Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhankeluhan tertentu. 3. Standar Pelayanan Antenatal Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh Nurmawati (2010) standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal. Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan pengukuran tinggi badan, timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA), pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), imunisasi Tetatnus Toxoid (TT), pemberian tablet besi (fe) dan tanya/temu wicara. Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 25 standar yang dikelompokkan sebagai berikut : standar pelayanan umum (2 standar), standar pertolongan persalinan terdapat ( 4 standar), standar pelayanan nifas terdiri dari (3 standar), standar penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal sebanyak (10 standar) (Depkes, 2000).
16
a. Standar pelayanan umum terdiri dari dua standar yaitu : Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat pada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum,gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orangtua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik. Standar 2 : Pencatatan Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dialkukannya, yaitu registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya. b. Standar pelayanan Antenatal terdiri dari enam standar Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya
17
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual/infeski HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya. Standar 5 : Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan, serta bial umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan,penemuan,penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
18
Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Standar 8 : Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini (Depkes RI,2000, p. 4-6). C. Teori Perilaku Menurut Green (2005), bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang atau suatu kelompok terdiri dari : 1. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factor) 2. Faktor pemungkin (enabling factor) 3. Faktor penguat (reinforcing factor) Ketiga faktor diatas merupakan suatu faktor yang dibutuhkan dalam suatu kombinasi untuk memotivasi, memfasilitasi, dan menjaga perubahan pada lingkungan, tetapi perubahan lingkungan dapat didukung dan dijaga melalui faktor yang memfasilitasi secara langsung yang berhubungan dengan lingkungan.
19
a. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factor) Faktor predisposi merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi perubahan perilaku yang memberikan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu kegiatan, juga sebagai faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepecarayaan, nilainilai, tradisi, dan lain-lain yang berkenan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Faktor ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat, dan faktor demografis meliputi : umur, jenis kelamin, ras, dan sebagainya berperan sebagai faktor predisposisi. b. Faktor pemungkin (enabling factor) Faktor pemungkin merupakan suatu faktor yang memfasilitasi penampilan dari suatu aksi atau tindakan individu atau organisasi. Faktor ini hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku sehat, maka faktor ini disebut faktor pemungkin atau pendukung. Faktor ini meliputi : ketersediaan sumber daya, keterjangkauan pelayanan kesehatan, pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, dan komitmen masyarakat/pemerintah. c. Faktor penguat (reinforcing factors) Faktor penguat merupakan suatau faktor yang mengikuti suatu perilaku yang memberikan pemasukan secara berkala untuk pengulangan perilaku. Faktor ini meliputi : keluarga, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, para pembuat keputusan/undang-undang dan peraturan. Ketiga faktor yang memberikan kontribusi atas perilaku sehat dapat dilihat pada gambar berikut :
20
Gambar 2.1 Bagan Precede – Proceed Faktor yang mempengaruhi :
Pendidikan Pengetahuan Kepercayaan Nilai Sikap Keyakinan Kapasitas
Hereditas
Faktor pemungkin :
Ketersediaan pelayanan kesehatan Keterjangkauan pelayanan kesehatan Peraturan pemerintah/masyarakat prioritas dan komitmen terhadap kesehatan
Kesehatan Perilaku individu atau masyarakat
Faktor penguat :
Keluarga Teman Sebaya Guru Pemimpin Petugas Kesehatan Tokoh Masyarakat Pembuat Keputusan
Lingkungan
Sumber : Lawrence W. Green and M.W. Kreuter, Health Program Planning An Education And Ecological Approarch, fourth edition, 2005,p 149.
21
D. Teori Precede and Proceed Precede and Proceed model merupakan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal dengan kerangka kerja “Precede and Proceed”. Kerangka Precede mempertimbangkan berbagai faktor yang membentuk status kesehatan. Precede juga menghasilkan sasaran khusus dan ukuran untuk intervensi. Kerangkan Proceed menyediakan langkah tambahan untuk mengembangkan kebijakan dan memulai proses implementasi dan evaluasi. Precede dan Proceed bekerjasama secara erat, menyediakan suatu rangkaian langkah yang berlanjut atau menggunakan secara bertahap perencanaan, implementasi dan proses evaluasi. Identifikasi prioritas dan penetapan sasaran dalam tahap Precede menyediakan objek dan kriteria untuk kebijakan, implementasi dan evaluasi dalam tahap Proceed. Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal sebagai kerangka Precede. Precede (Predisposing, Reinforcing and Enabling Cuses in Educational Diagnosis and Evaluation). Precede memberikan langkah yang dapat membantu untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan hingga
pengembangan
program
untuk
memenuhi
kebutuhan.
Green
menyempurnakan kerangka tersebut di tahun 1998 menjadi Precede-Proceed (Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and Enviromental Development). Precede-Proceed harus dilakukan secara bersama-sama dalam proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Precede digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah dan tujuan program. Sedangkan
22
Proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi. Bagian paling penting dari perencanaan program adalah analisis komunitas atau yang biasa dikenal dengan analisis kebutuhan (need assesment). Keberhasilan program promosi kesehatan tergantung dari data yang didapat tentang individu, kelompok atau sistem yang akan menjadi focus dari program. Berdasarkan data tersebut perencana program dappat memahami masalah kesehatan yang perlu diatasi dan sumber daya yang tersedia. Model Precede dan Proceed juga berperan penting dalam perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan karena menyediakan bentuk untuk mengidentifikasi factor-faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan, perilaku dan pelaksanaan program (Green, 2005). E. Penelitian Terkait Berikut adalah peneltian – penelitian terkait dengan faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care : 1. Penelitian oleh Eka Vitriyani (2012) pada 80 responden ibu hamil didapatkan hasil bahwa ibu hamil dengan pekerjaan formal sebanyak 10 orang (2,5%) melakukan pemeriksaan ANC K1, sebaliknya ibu hamil dengan pekerjaan tidak formal sebanyak 53 orang (84,4%) melakukan pemeriksaan ANC K1 ibu hamil dengan pengetahuan ANC baik sebanyak 43 orang (84,3%) melakukan pemeriksaan kehamilan, sedangkan untuk ibu hamil dengan pengetahuan ANC tidak baik sebanyak 21 orang (72,4%) melakukan pemeriksaan kehamilan.Ibu hamil dengan dukungan suami tidak baik, melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 16 orang (72,7%), sedangkan
23
untuk ibu hamil dengan dukungan suami baik, melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 48 orang (82,8%). 2. Penelitian oleh Fahmi dkk. (2015) pada 225 orang ibu hamil di dapatkan hasil bahwa dari 142 responden yang dilakukan penelitian, 31 ibu (47,7%) yang berpengetahuan kurang dan kurang juga dalam melakukan tindakan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian tersebut nilai P = 0,000 yang artinya ada hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan dengan tindakan melakukan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan nilai P = 0,442 yang artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan tindakan melakukan antenatal care. Dari 142 responden yang diwawancarai di dapatkan hasil bahwa yang mendapat pelayanan petugas kesehatan kurang 28 ibu (46,7%0 dan kurang dalam melakukan tindakan antenatal care, yang baik 13 ibu (15,9%) dan baik juga dalam melakukan tindakan antenatal care. Berdasarakan hasil penelitian didapatkan nilai P = 0,220 yang artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan melakukan antenatal care. Pada uji regresi logistic yang telah dilakukan didapatkan dua variabel yang secara signifikan berhubungan dengan tindakan melakukan antenatal care yakni pengethuan dan pelayanan petugas kesehatan. F. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care 1. Pekerjaan Ibu Yang dimaksud dengan pekerjaan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar rumah maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Pusat Peneliti Kesehatan (1994) dalam Adawiyah (2001) mengatakan bahwa ibu hamil yang bekerja merupakan sebab mendasar yang mempengaruhi
24
frekuensi pemeriksaan kehamilan sehubungan dengan ada tidaknya waktu untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka (2012), ibu yang mempunyai pekerjaan formal maupun tidak formal, tetap melakukan pemeriksaan kehamilan meskipun ibu dengan pekerjaan tidak formal selalu melakukan pemeriksaan sesuai jadwal pemeriksaan yang dianjurkan oleh bidan jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki pekerjaan formal. Hasil yang sama dijelaskan pula oleh Apong (2009), tidak terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara ibu yang berstatus tidak bekerja dengan bekerja dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya. 2. Pendidikan Green (2005) menyatakan pendidikan merupakan faktor predisposisi yang cukup penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Pendidikan adalah suatu kemahiran menyerap pengetahuan. Sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemahiran ini sangat berhubungan erat dengan sikap pengetahuan seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan dan tata cara mendidik (Diknas, 2002). Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk mengembangkan diri, dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat memiliki pengetahuan yang tinggi pula. Ibu dengan tingkat pendidikan
25
rendah lebih bersifat pasrah dan menyerah pada keadaan tanpa ada dorongan untuk memperbaiki nasib dan kedaannya. Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku individu dalam mengambil setiap keputusan dan sikapnya dan berpedoman dari apa yang telah mereka dapatkan melalui proses belajar serta pengalaman yang telah diterimanya. Menurut Khalimah (2007) pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan perilaku kesehatan, karena dengan pendidikan yang baik dapat menerima segala informasi dari luar terutama mengenai kehamilan yang dialaminya dengan baik. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lian Laminullah dkk (2015), didapatkan hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,197 > 0,05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap kunjungan antenatal care K4. 3. Pengetahuan Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting membentuk tindakan seseorang (over behaviour) dan pengetahuan memegang penting dalam penetuan sikap, karena itu pengetahuan yang dimilki ibu mempunyai pengaruh terhadap tindakan pemeriksaan kehamilan (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Fahmi (2015) didapatkan bahwa ada hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan dengan tindakan melakukan antenatal care. Diketahui pula bahwa pengetahuan yang baik akan memberikan penguatan terhadap individu atau ibu hamil dalam setiap mengambil keputusan dalam berperilaku. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pengetahuan adalah informasi mengenai manfaat kehamilan dan
26
manfaat dilakukannya tindakan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan. Hal ini terjadi, karena selain pengetahuan, banyak faktor lain yang mempengaruhi pemanfaatan kesehatan. Beberapa alasan diantaranya adalah tingkat kebutuhan yang dirasakan atau sikap dan keyakinan menyangkut pelayanan kesehatan (Andersen, 2005). Pada umumnya orang yang merasa sakit datang memanfaatkan pelayanan kesehatan dan sebaliknya orang yang sebenarnya membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi merasa sehat tidak akan datang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sikap atau keyakinan mengenai pelayanan kehamilan juga mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Jika responden tidak mengetahui manfaat dilakukannya tindakan antenatal tersebut, maka akan berdampak pada motivasi responden untuk datang dan menfaatkan pelayanan kesehatan termasuk dalam menghadapi persalinan. 4. Dukungan Keluarga Peran keluarga dalam pelayanan antenatal sangat penting, keluarga sebagai orang-orang yang paling dekat dengan ibu hamil yang harus memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya serta mendukung ibu hamil bak secara moril maupun materil sehingga ibu dapat melalui kehamilannya dengan baik. Hasil penelitian yg dilakukan oleh Nur (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil dengan kekuatan hubungan lemah. Dukungan keluarga berkontribusi sebesar 36% terhadap pemanfaatan antenatal care.
27
Dukungan keluarga terhadap ibu hamil ditunjukkan dengan selalu mengingatkan jadwal pemeriksaan kehamilan, mengantar ibu untuk memeriksakan kandungannya, mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan tablet Fe, serta menyiapkan biaya bagi ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya. Hasil penelitian Mulyono (2004), menyebutkan bahwa ibu yang mendapat dukungan dari keluarga mempunyai peluang untuk melakukan kunjungan antenatal berkualitas sebesar (69,8%) dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan sebesar (33,3%) serta terdapat hubungan antara dkungan keluarga dan suami dalam emndorong ibu untuk memanfaatkan pelayanan ANC. Dukungan keluarga dapat berperan penting terhadap sikap ibu untuk menentukan status kesehatan ibu dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Afriliyanti, 2008). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Surniati (2013) hasil penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
responden
mendapatkan dukungan yang positif dari keluarga. Responden dengan dukungan keluarga yang positif lebih banyak yang memanfaatkan pelayanan antenatal care secara teratur, sedangkan responden dengan dukungan keluarga negatif lebih banyak yang tidak memanfaatkan pelayanan secara teratur. Secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermaknaa antara dukungan keluarga dengan keteraturan pemanfaatan antenatal care (p=0,422).
28
G. Kerangka Teori Bagan 2. 1 Kerangka Teori Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama
Faktor penguat atau pendorong (reinforcing factor)
Faktor – faktor presdisposisi (predisposing factor) yang terwujud dalam :
Pendidikan Pengetahuan
Perilaku individu, Kesehatan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1)
Dimodifikasi dari : Health Belief Model (Lein, 1970), dan Health Planing Program (Green ,2005).
Keluarga Pekerjaan
BAB III KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 5 (lima) variabel, yakni variabel pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga sebagai variabel independen yang merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(Hidayat, 2008). Sedangkan variabel frekuensi
antenatal care (ANC) sebagai variabel dependen atau terikat yang dipengaruhi oleh variabel independen (Hidayat, 2008). Adapun kerangka konsep antara keenam variabel tersebut, sebagai berikut : Bagan kerangka konsep faktor yang berhubungan antara variabel pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga serta pelayanan tenaga kesehatan (Bebas) dan variabel kelengkapan ANC (Terikat) Variabel Independent
1. 2. 3. 4.
Variabel Dependent
Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan Dukungan Keluarga
Pemeriksaan ANC K1
29
30
B. Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep penelitian sebelumnya, peneliti menentukan hipotesis, yaitu : 1.
Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
2.
Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
3.
Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan
4.
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.
31
C. Definisi Operasional No. Variabel Variabel Dependent Pemeriksaan ANC K1
Variabel Independent Pekerjaan ibu 1. 2.
Pendidikan
3.
Pengetahuan ibu
Definisi Operasional
Alat ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Kunjungan ibu hamil yang pertama kali Kuesioner di pelayanan kesehatan
1 = Melakukan pemeriksaan 0 = Tidak melakukan pemeriksaan (Depkes RI, 2001)
Ordinal
Jenis kegiatan mencari nafkah yang Kuesioner dilakukan oleh responden Pendidikan formal terakhir responden Kuesioner
1 = Bekerja 0 = Tidak bekerja 1 = Pendidikan dasar 2 = Pendidikan menengah 3 = Pendidikan Tinggi (PT) (UU Nomor 20 tahun 2003) Pasal 17 dalam Kemendikbud (2012) Pengetahuan baik (76-100%) Pengetahuan
Nominal
Tingkat pemahaman ibu tentang Kuesioner pelayanan antenatal yang diukur berdasarkan kemampuan ibu hamil
Ordinal
Ordinal
32
menjawab pertanyaan
4.
Dukungan Keluarga
Merupakan dukungan anggota keluarga Kuesioner terhadap responden dalam menemani kunjungan ANC
cukup (< 75%) Pengetahuan kurang (< 55%) (Notoadtmojo, 2010) 1 = Dukungan baik (> mean) 0 = Dukungan kurang (< mean) (Sumiati, 2012)
Ordinal
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitan Desain Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Desain penelitian cross sectional adalah penelitian pada beberapa variabel yang diamati pada waktu yang sama (Hidayat, 2008). Tujuannya untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan dengan cara memberikan pertanyaan tertutup melalui kuesioner yang akan diisi oleh responden penelitian. B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan dan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari Maret 2016. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2015).
33
34
Populasi dari penelitian ini adalah komunitas ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. (Sujarweni, 2015). Sampel penelitian ini adalah komunitas ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan yang terpilih sebagai sampel diambil secara “Purpossive Sampling” dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang masuk didalam penelitian yang akan dilaksanakan. Sampel penelitian ini ditentukan oleh beberapa kriteria inkulusi di bawah ini. Kriteria inklusi: 1. Ibu hamil trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan. 2. Ibu yang memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) 3. Bersedia menjadi responden 4. Ibu yang dapat membaca dan menulis
35
3. Besar Sampel Besar sampel dihitung menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi dua sisi (Ariawan, 1998) :
Keterangan : n
= jumlah sampel
1- α
= (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan α sebesar 5%)
1- β
= Kekuatan uji 90%
P1
= Proporsi ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan yaitu sebesar 63,6% berdasarkan penelitian sebelumnya di Puskesmas IV Koto Mudik Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2011 (Yanita, 2011)
P2
= Proporsi ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan 36,4% (Yanita, 2011)
P
= (P1+P2)/2 Dari rumus di atas sampel minimal yang dibutuhkan untuk
penelitian ini adalah sebanyak 50 orang.
36
D. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengisi data demografi yang ada pada kuesioner yang terdiri dari nama orang tua, umur dan pendidikan terakhir dan kemudian mengisi kuesioner terkait sumber informasi serta kuesioner tentang penanganan demam, sebelumnya peneliti melakukan prosedur dibawah ini: 1. Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik, peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Tanggerang Selatan dan membuat surat permohonan izin dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan. 2. Setelah mendapatkan persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tanggerang Selatan dan mendapatkan izin dari Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan. Peneliti kemudian melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 3. Setelah instrument dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Peneliti menggunakan teknik total sampling yakni dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian. 5. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri. 6. Peneliti kemudian menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden terkait penelitian, serta meminta persetujuan responden.
37
7. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15-20 menit untuk masingmasing responden. Responden diharapkan menjawab semua pernyataan yang ada di lembar kuesioner kemudian di kembalikan kepada peneliti. 8. Selanjutnya peneliti mengobservasi buku KIA milik responden untuk memvalidasi data kunjungan antenatal care (ANC) apakah sama atau tidak dengan keterangan yang diisi oleh responden di kuisioner. 9. Lembar kuisioner diambil kembali oleh peneliti ketika responden telah selesai mengisi kuisioner. 10. Setelah hasil penelitian terkumpul, peneliti mulai melakukan pengolahan data dan menyimpulkan hasil pengumpulan data. E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel (Matondang, 2009). Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan beberapa pertanyaan, alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Instrumen ini terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi data demografi, bagian kedua berisi tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yang dimodifikasi dari kuesioner yang dibuat oleh Riskesda (2013) dan Sumiati (2012), dan bagian ketiga berisi tentang lembar observasi buku KIA yang dimodifikasi dari kuesioner yang dibuat oleh Dewi (2014). Berdasarkan sumber data yang digunakan, instrumen dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) macam instrumen, yaitu instrumen data primer dan instrumen data sekunder. Data primer meliputi semua jawaban yang diberikan
38
responden terhadap pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan cara mengisi kuesioner dengan jumlah pertanyaan 16 pertanyaan dan data sekunder yaitu lembar observasi yang akan diisi oleh peneliti. Adapun yang diobservasi adalah buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) milik responden hanya apabila responden memilikinya dan fungsi lembar observasi ini hanya bersifat sebagai pelengkap data, namun data utama yang digunakan tetap berdasarkan instrumen data primer, dan data ini tidak akan mempengaruhi data primer. F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data (Hidayat, 2008). 1. Hasil Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Adapun uji validitas instrumen penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah Puskesmas Ciputat dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df =
n-2 dengan sig 5%. Dengan menggunakan jumlah
responden sebanyak 30 maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df 30–2= 28, maka nilai r tabel =
39
0,312. Jika nilai r hitung > r tabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti instrumen tidak valid (Sujarweni, 2015). Hasil uji valid instrumen kuisioner yang telah dilakukan dari 19 pertanyaan terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid yakni 3 pertanyaan dari variabel pengetahuan dan 3 pertanyaan yang tidak valid tersebut kemudian oleh peneliti tidak digunakan saat pengambilan data penelitian. 2. Uji Reliabilitas Setelah mengukur validitas, maka perlu dilakukan pengukran reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2008). Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya (Matondang, 2009). Suatu tes dikatakan reliable jika memberikan hasil yang sama bila di teskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 1991, dalam Matondang, 2009). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan.
Adapun
uji
reliabilitas
instrumen
penelitian
ini
menggunakan rumus Alpha Cronbach . Jika nilai Alpha > 0.60 maka reliabel. Dari hasil uji reliabel di dapatkan hasil bahwa 16 pertanyaan yang sudah valid adalah reliabel karena nilai Aplha > 0.60.
40
G. Etika Penelitian Notoatmodjo (2010) mengungkapkan masalah etika yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian antara lain, sebagai berikut : 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini kepada partisipan dan melakukan informed consent, setelah pertisipan bersedia maka partisipan harus menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan menjadi partisipan. Partisipan yang menolak untuk di teliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak partisipan untuk menolak. 2. Mengormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality). Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti tidak akan mencantumkan nama partisipan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Keadilan dan inklusivitas (respect forjustice/inclusiveness). Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama pada setiap partisipan dan tidak membeda – bedakan ras, agama, dan sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm and benefits).
41
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha untuk meminimalkan dampak yang merugikan. H. Prosedur Pengolahan Data Dalam melakukan analisis, data terlebh dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2008). Penelitian ini dalam proses pengolahan datanya memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh, sebagaimana menurut Hidayat (2008), sebagai berikut : 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau
dikumpulkan.
Editing
dapat
dilakukan
pada
tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Setelah peneliti menerima kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian kuesioner tersebut di periksa kembali apakah sudah semua pertanyaan di jawab oleh responden. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data analisis data mengunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Setelah semua kuesioner sudah terkumpul dan terisi kemudian peneliti melakukan coding atau pemberian kode numerik (angka) untuk
42
mempermudah dalam menganalisa data. Untuk variabel pemeriksaan Antenatal Care diberi kode 1 untuk responden yang sudah melakukan pemeriksaan dan kode 0 untuk responden yang tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Variabel pekerjaan diberi kode 1 untuk responden yang bekerja dan 0 untuk responden yang tidak bekerja. Variabel pendidikan diberi kode 1 untuk pendidikan dasar, kode 2 untuk pendidikan menengah dan kode 3 untuk pendidikan tinggi. Variabel pengetahuan responden dengan pengetahuan baik diberi kode 2, pengetahuan cukup diberi kode 1 dan dengan pengetahuan kurang diberi kode 0 dan terakhir variabel dukungan keluarga dengan dukungan keluarga baik diberi kode 1 dan dukungan keluarga kurang di beri kode 0. Pemberian kode menggunakan software SPSS 21. 3.
Data Entry Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Setelah data sudah terkumpul dalam bentuk kode numeric (angka) kemudian data dimasukkan ke dalam database komputer, dan membuat distribusi frekuensi sederhana.
4. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dianalisis.
Apabila
menggunakan
statistik
menggunakan
statistika
penelitiannya
deskriptif.
deskriptif,
Sedangkan
inferensial.
Statistika
analisis
makan
akan
analitik
akan
inferensial
(menarik
43
kesimpulan) adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial. Setelah data sudah dimasukkan dalam bentuk database distribusi frekuensi, data kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan bantuan software SPSS 21.
I. Teknik Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisa yang diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data secara sederhana (Budiharto, 2006). Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan masing – masing variabel independen. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang diperlukan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat (Budiharto, 2006). Dalam penelitian ini analisis bivariat yakni untuk menjelaskan lima variabel, yakni variabel pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga dan sikap pelayanan petugas kesehatan sebagai variabel independen/bebas dengan variabel pemeriksaan antenatal care K1 sebagai variabel dependent/terikat. Analisi bivariat ini menggunakan uji Chi Square yakni apabila p value < 0.05 maka Ho ditolak, dan jika p value > 0.05 maka Ho diterima (Dahlan. 2011).
BAB V HASIL PENELITIAN
Bab ini merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang dijelaskan melalui hasil analisa univariat dan bivariat. A. Hasil Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) < 20 20 – 30 > 30 Total
Frekuensi (n) 2 21 27 50
Persentase (%) 4% 42 % 54 % 100%
Tabel 5.1 memaparkan bahwa responden berusia 20 – 30 tahun yakni sebanyak 21 (42 %), sedangkan responden berusia < 20 tahun yakni 2 orang (4%) dan mayoritas responden berusia > 30 tahun sebanyak 27 orang (54 %). 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Total
Frekuensi (n) 19 23 8 50
Persentase (%) 38 % 46 % 16 % 100%
Dari tabel diatas, bisa dilihat bahwa responden merupakan lulusan setingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 19 (38%)
44
45
responden. Sedangkan
mayoritas responden sebanyak 23 (46%) dengan
pendidikan menengah dan lulusan setingkat Akademik/Pendidikan Tinggi sebanyak 8 orang (16%). 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Total
Frekuensi (n) 27 23 50
Persentase (%) 54 % 46 % 100%
Jika dilihat dari tabel diatas, mayoritas responden penelitian tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, yakni sebanyak 27 orang (54%). Sedangkan sisanya sebanyak 23 (46%) responden memilih untuk bekerja. 4. Gambaran Pengetahuan Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total
Frekuensi (n) 8 29 13 50
Persentase (%) 16 % 58 % 26 % 100%
Mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap ANC K1 dengan jumlah responden 29 (58%), responden dengan pengetahuan baik tentang ANC K1 sebanyak 13 (26%) responden sisanya 8 (16%) responden dengan pengetahuan kurang tentang ANC K1.
46
5. Gambaran Dukungan Keluarga Tabel 5.5.Gambaran Dukungan Keluarga Dukungan Keluarga Kurang Baik Baik Total
Frekuensi (n) 18 32 50
Persentase (%) 36 % 64 % 100%
Berdasarkan tabel diatas responden dengan dukungan kurang baik lebih sedikit yakni sebanyak 18 orang (36%) sedangkan responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 32 orang (64%). 6. Gambaran Kunjungan ANC K1 Tabel 5.6. Gambaran Kunjungan ANC K1 ANC Tidak melakukan Sudah melakukan Total
Frekuensi (n) 17 33 50
Persentase (%) 34 % 66 % 100%
Dapat dilihat dari tabel diatas, sebagian besar responden sudah melakukan ANC (K1) kunjungan pertama yakni sebanyak 33 responden (66%), sisanya sebanyak 17 orang (34 %) responden belum melakukan ANC (K1) kunjungan pertama.
47
7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 Tabel 5.7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC Berdasarkan Paritas Keterangan Gestasi ke-
1 2 3
Total
Frekuensi (n) 5 6 6 17
Persentase (%) 29.4% 35.3% 35.3% 100%
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 17 orang ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksan ANC K1 masing – masing ada 6 (35.3%) orang responden yang tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 pada gestasi ketiga dan kedua. Sisanya terdapat 5 (29,4%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 pada gestasi pertama. Tabel 5.7.1 Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC Berdasarkan Usia Keterangan Usia Kandungan Saat K1
Total
Minggu 13 14 15 16 20
Frekuensi (n) 3 2 3 4 5 17
Persentase (%) 17.6% 11.8% 17.6% 23.5% 29.4% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 (29.4%) responden yang usia gestasi nya 20 minggu tidak melakukan pemeriksaan ANC K1. Sekitar 4 (23.5%) responden dengan usia gestasi 16 minggu tidak melakukan pemeriksaan ANC K1. Dengan usia gestasi 13 minggu terdapat 3 (17.6%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC K1, sedangkan dengan usia gestasi 15 minggu
48
ada 3 (17.6%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 dan sisanya 2 (11.8%) orang responden dengan usia gestasi 14 minggu tidak melakukan pemeriksaan ANC K1. 8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC K1 Tabel 5.8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC Berdasarkan Paritas Keterangan Gestasi ke-
Total
1 2 3 4
Frekuensi (n) 11 13 8 1 33
Persentase (%) 33.3% 39.4% 24.2% 3.0% 100%
Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 33 orang ibu hamil dengan gestasi pertama yang telah melakukan pemeriksan ANC K1 ada 11 (33.3%) orang responden. Mayoritas dengan gestasi kedua yakni sebesar 13 (39.4%) telah melakukan pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama di Puskesmas Pisangan.
49
Tabel 5.8.1 Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC Berdasarkan Usia Keterangan Usia Kandungan Saat K1
Total
Minggu 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frekuensi (n) 1 8 2 2 1 7 1 1 1 9
Persentase (%) 3.0% 24.2% 6.1% 6.1% 3.0% 21.2% 3.0% 3.0% 3.0% 27.3% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan usia gestasi 12 minggu telah melakukan kunjungan pertama ANC sebanyak 9 orang atau sebesar (27.3%). Sebanyak 8 orang atau sebesar (24.2%) di usia gestasi 4 minggu atau 1 bulan pertama telah melakukan kunjungan pertama ANC.
50
B. Hasil Analisis Bivariat 1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Analisa hubungan antara faktor hubungan pendidikan dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9 Hubungan Faktor Pendidikan dengan K1 ANC
Pendidikan
Dasar
Kunjungan Pertama ANC Tidak Sudah Total Melakukan Melakukan N % n % n % 8 (16%) 11 (22%) 19 (38%)
Menengah
7
(14%)
16
(32%)
23
(46%)
Tinggi
2
(4%)
6
(12%)
8
(16%)
Total
17
(34%)
33
(66%)
50
(100%)
P value 0,614
Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat hasil hubungan antara kedua variabel, yakni pendidikan dan kunjungan pertama (K1) ANC. Sebanyak 8 (16%) orang responden dengan pendidikan dasar tidak melakukan kunjungan pertama (K1) dan 11 (22%) orang responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1). Responden dengan pendidikan menengah ada 7 (14%) orang responden yang tidak melakukan K1 tetapi 16 (32%) orang responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1). Sisanya 2 (4%) orang responden dengan pendidikan akademik tidak melakukan kunjungan pertama (K1) dan 6 (12%) orang responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1). Uji statistik menggunakan uji Chi Square terlihat nilai P = 0,614 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kunjungan pertama ANC.
51
2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Analisa hubungan antara faktor hubungan pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel 5.10. Hubungan Faktor Pekerjaan dengan K1 ANC
Pekerjaan
Tidak Bekerja Bekerja Total
Kunjungan Pertama ANC Tidak Sudah Total Melakukan Melakukan n % n % n % 10 (20%) 17 (34%) 27 (54%) 7
(14%)
16
(32%)
23
(46%)
17
(34%)
33
(66%)
50
(100%)
P value 0,767
Dari tabel diatas dapat dilihat ada 10 (20%) responden yang tidak bekerja tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan 17 orang responden (34%) yang sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Sedangkan responden yang bekerja sebanyak 16 orang responden (32%) sudah melakukan kunjungan pertama (K1) dan sisanya 7 (14%) responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Hasil analisis diatas menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,767 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC.
52
3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Analisa hubungan antara faktor hubungan pengetahuan dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11. Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Kunjungan K1 ANC
Pengetahuan
Kurang
Kunjungan Pertama ANC Tidak Sudah Melakukan Melakukan N % n % 2 (4%) 6 (12%)
Total n 8
% (16%)
Cukup
9
(18%)
20
(40%)
29
(58%)
Baik
6
(12%)
7
(14%)
13
(26%)
Total
17
(34%)
33
(66%)
50
(100%)
P value 0,533
Dari pemaparan tabel yang terlihat diatas dapat kita lihat terdapat 6 (12%) responden dengan pengetahuan kurang sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan 2 (4%) dengan pengetahuan kurang tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Sedangkan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 9 (18%) orang responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC tetapi 20 (40%) responden dengan pengetahuan cukup sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Sisanya 6 (12%) responden dengan pengetahuan baik tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan 7 (14%) responden dengan pengetahuan baik sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Hasil analisis diatas menggunakan Uji Chi Square dengan P = 0,533 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan pertama ANC.
53
4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Analisa hubungan antara faktor hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11. Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dengan Kunjungan K1 ANC
Pendidikan
Kurang Baik Baik Total
Kunjungan Pertama ANC Tidak Sudah Melakukan Melakukan n % n % 7 (14%) 10 (20%)
n 17
% (34%)
11
(22%)
22
(44%)
33
(66%)
17
(34%)
33
(66%)
50
(100%)
Total
P value 0,757
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan dukungan keluarga kurang baik 7 (14%) orang responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan sebanyak 10 (20%) responden dengan dukungan keluarga kurang baik sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Untuk responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 22 (44%) orang responden sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC dan sebanyak 11 (22%) responden tidak melakukan kunjungan pertama (K1) ANC. Hasil analisis diatas menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,757 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan pertama ANC.
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan secara mendalam dan memberikan intrepretasi mengenai analisi univariat dan analisis bivariat yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian. A. Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia merupakan salah satu variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator fisiologis untuk mengukur perbedaan derajat kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan kesehatan (Notoadmojo, 2010). Terdapat pembagian tiga kategori usia dalam tabel hasil penelitian, dimana kategori yang pertama adalah rentang usia < 20 tahun, kategori yang kedua adalah rentang usia 20 – 30 tahun, dan kategori usia yang ketiga yaitu usia > 30 tahun. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk gestasi dan persalinan adalah 20 – 30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2007). Wanita melahirkan anak pada usia <20 tahun atau >35 tahun merupakan factor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun, fungsi reproduksi seorang
54
55
wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan
dibandingkan
fungsi
reproduksi
normal
sehingga
kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar (Siswosudarmo, 2008). Hasil penelitian didapatkan bahwa responden berusia 20-30 tahun sebanyak 21 orang (42%) dan >30 tahun sebanyak 27 orang (54%). Berdasarkan data ini dapat
disimpulkan
bahwa
mayoritas
responden
menjalani
kehamilannya pada usia yang tidak ideal, yakni pada usia > 30 tahun. 2. Gambaran Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan
data
hasil
penelitian,
tingkat
pendidikan
responden sebagian besar merupakan lulusan pendidikan menengah yakni sebanyak 36 orang (72%). Data ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan responden di wilayah kerja puskesmas pisangan sudah cukup baik karena sebagian besar responden berpendidikan menengah. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Khalimah (2007) bahwa salah satu faktor yang penting dalam menentukan perilaku kesehatan, karena dengan pendidikan yang baik dapat menerima segala informasi dari luar terutama mengenai kehamilan yang dialaminya dengan baik. 3. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan serta tugas sosial lainnya merupakan salah satu variabel yang menetukan perilaku kesehatan, factor pekerjaan juga merupakan salah satu penentu seseorang dalam menyikapi masalah kesehatannya
56
(Abraham & Eamon Shanley Mechanic 1978 dalam Sudarma 2008). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 27 responden (54%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ini berarti bahwa sumber pendapatan keluarga mayoritas hanya berasal dari pendapatan suami atau orang tua. Ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga selalu melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai jadwal pemeriksaan yang dianjurkan bidan, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka (2012). 4. Gambaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan mempunyai peranan sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Green (2005) menyebutkan pengetahuan merupakan salah satu factor predisposing terhadap pembentukan perilaku seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 reponden (58%) memiliki pengetahuan yang cukup baik terhadap pemeriksaan K1. Menurut Notoadmojo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. 5. Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan. Dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung atau dukungan dari anak merupakan dukungan sosial
57
keluarga internal (Friedmen 1998, dalam Harnilawati 2013). Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar (64%) responden memiliki dukungan keluarga yang baik. Hasil persentase ini membuktikan bahwa secara umum gambaran dukungan keluarga yang dimilki oleh responden selama kehamilan mayoritas sudah baik karena dukungan keluarga dapat berperan penting terhadap sikap ibu untuk menentukan status kesehatan ibu dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Afriliyanti, 2008). 6. Gambaran Kunjungan ANC K1 Hasil penelitian pemaparkan bahwa sebanyak 33 orang responden (66%) melakukan kunjungan ANC Kunjungan pertama. Secara umum, table distribusi frekuensi ini menggambarkan bahwa angka cakupan K1 (Kunjungan pertama) di wilayah kerja puskesmas Pisangan sudah baik dan sudah sesuai dengan rekomendasi yang disarankan oleh Departemen Kesehatan (2007) bagi ibu hamil yang telah memasuki trimester pertama untuk melakukan K1 (Kunjungan pertama) selama masa kehamilan. 7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 Dari hasil penelitian pada tabel 5.7 dan tabel 5.7.1 dapat dilihat bahwa ada sekitar 17 orang responden yang tidak melakukan ANC K1. Dari angka ini 17 orang ibu hamil tidak melakukan ANC K1 di Puskesmas Pisangan, beberapa ibu mengatakan ada yang sudah melakukan kunjungan pertama di bawah usia 12 minggu atau saat trimester pertama di pelayanan kesehatan lain selain di puskesmas
58
Pisangan, tetapi hal tersebut belum bisa dibenarkan karena terkadang ibu yang memeriksakan kehamilannya selain di puskemas belum mempunyai buku Kesehatan Ibu dan Anak. 8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Telah Melakukan ANC K1 Dalam tabel 5.8 yang sudah di jabarkan dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian ada 33 orang responden yang sudah melakukan ANC K1.
Ibu
yang
sudah
melakukan
kunjungan
pertama
ANC
memeriksakan kehamilannya di trimester pertama. Mayoritas ibu melakukan pemeriksaan K1 pada saat usia kehamilan memasuki 12 minggu atau pada saat usia kehamilan 3 bulan. Ibu yang memeriksakan kehamilannya tepat pada waktunya atau K1 ideal mengatakan bahwa pemeriksaan kehamilan itu penting untuk dilakukan pada waktunya untuk mencegah komplikasi kehamilan dan mengetahui kesehatan dan perkembangan janin. B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Peranan pendidikan terhadap kunjungan pertama sangat besar dalam hal kesehatan reproduksi, ibu berpendidikan tinggi cenderung akan mempunyai suatu pemikiran yang lebih baik untuk peningkatan kesehatan sedangkan ibu yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan yang kurang tentang kesehatannya dan lebih bersifat pasrah. Selain itu, ibu yang berpendidikan tinggi akan senantiasa menentukan keputusannya lebih rasional dalam hal ini perilaku pemeriksaan kehamilannya. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat
59
dijelaskan bahwa meskipun pendidikan ibu hamil tinggi tetapi ibu hamil banyak yang tidak memeriksakan kehamilannya secara rutin disebabkan karena ibu memiliki pandangan bahwa walaupun ibu mengalami keluhan selama masa kehamilan tetapi jika keluhan tersebut tidak menghambat aktifitas sehari-hari maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan dan hal ini dapat menyebabkan rendahnya pemanfaatan ANC nya. Pendidikan dan penghasilan merupakan factor prediktif untuk melakukan pemeriksaan fisik sedangkan penghasilan prediktif untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan (Hershey (1975) dalam Sigalingging (2011)). Newman dalam Andersen (1975) dalam Wibowo (1992) menyatakan bahwa pendidikan seseorang secara tidak langsung memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pendidikan merupakan dasar terjadinya variasi dalam pengetahuan, sikap dan nilai-nilai terhadap suatu pelayanan kesehatan. Selanjutnya variasi tersebut membawa dampak terhadap variasi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Hasil
penelitian oleh Lian (2015) dijelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap kunjungan pertama ANC. Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007), pendidikan akan mendorong individu dan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
akan
lebih
baik.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang
60
sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indicator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak
pada
ibu
hamil
tidak
memeriksakan
kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008). 2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Mengacu pada hasil penelitian bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan terhadap kunjungan pertama ANC di wilayah Puskesmas Pisangan. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu dengan pekerjaan yang formal tetap melakukan K1 ANC sebanyak 16 orang dan untuk ibu yang tidak bekerja namun tidak melakukan K1 ANC sebanyak 17 orang dari 50 orang responden, hasil tersebut menunjukkan bahwa ibu dengan bekerja/tidak bekerja tidak mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan pertama ANC. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka (2012), ibu yang mempunyai pekerjaan formal maupun tidak formal, tetap melakukan pemeriksaan kehamilan meskipun ibu dengan pekerjaan tidak formal selalu melakukan pemeriksaan sesuai jadwal pemeriksaan yang dianjurkan oleh bidan jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki pekerjaan formal. Kesadaran akan pentingnya menjaga kehatan kehamilan dapat memberikan motivasi tersendiri pada ibu hamil yang bekerja untuk melakukan pemeriksaan ANC. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Haryanti (2003)
61
yang menyatakan bahwa status pekerjaan tidak berhubungan dengan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya. 3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Dari hasil statistik didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap kunjungan pertama ANC di wilayah Puskesmas Pisangan. Ibu dengan pengetahuan baik masih ada yang belum melakukan pemeriksaan K1 ANC. Mayoritas ibu dengan pengetahuan cukup yang sudah memeriksakan kehamilannya tepat pada waktunya. Pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya pemeriksaan ANC kunjungan pertama perlu ditingkatkan kembali mengingat masih ada ibu dengan pengetahuan kurang dan tidak melakukan K1 ANC, sedangkan utnuk ibu yang pengetahuannya sudah baik mengenai pemeriksaan K1 ANC perlu tingkatkan kembali motivasi nya untuk dapat melakukan K1 ANC. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulhaerani (2009) hasil penelitiannya menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan dalam kunjungan ANC. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraijah (2013) di wilayah Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas didapatkan bahwa variable pengetahuan ibu hamilmenunjukkan hasil pengetahuan baik dengan proporsi memanfaatkan ANC sebesar 53.5%. uji statistik diperoleh bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemnafaatan ANC. Mengacu pada hasil tersebut dapat dijelaskan
62
bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan maka akan terjadi peningkatan dalam pemanfaatan ANC. 4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC Keluarga merupakan faktor yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap individu. Keluarga merupakan komponen eksternal yang membentuk perilaku, sedangkan faktor internal atau yang berpengaruh secara langsung adalah sikap dan niat individu (Notoadmodjo, 2002). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa dukungan dari anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap responden untuk datang serta memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan salah satunya adalah di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Dukungan keluarga dalam hal ini adalah tingkat pengetahuan dan kepercayaan orang tua atau orang terdekat di lingkungan sekitar ibu hamil yang masih belum banyak mengetahui tentang manfaat pemeriksaan ANC kunjungan pertama (K1) serta komplikasi yang akan terjadi apabila tidak terdeteksi secara dini. Dalam hal ini hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahmi (2013) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan yang positif dari keluarga. Responden dengan dukungan keluarga yang positif lebih banyak yang memanfaatkan pelayanan antenatal care secara teratur, sedangkan responden dengan dukungan keluarga negatif lebih banyak yang tidak memanfaatkan pelayanan secara teratur. Secara statistik
63
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan ketraturan pemanfaatan antenatal care. Ibu yang sudah mengalami proses kehamilan lebih dari satu kali dengan proses persalinan tanpa masalah kesehatan lebih mandiri dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, dikarenakan ibu sudah mengetahui hal-hal apa yang pada kehamilan sebelumnya tidak dilakukan atau belum tepat dapat diperbaiki atau dicegah untuk kehamilannya yang selanjutnya. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harymawan (2007) dalam Suparyanto (2011) bahwa dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya saat hamil, tidak menyakiti istri, berdoa untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan. Dalam hal ini untuk kesehatan kehamilan istri sangat dibutuhkan dukungan suami, apabila ada dukungan suami utnuk melakukan pemeriksaan ANC, maka ibu hamil sering untuk memanfaatkan pelayanan ANC. C. Keterbatasan Penelitian Segala hal yang dipaparkan dalam penelitian ini masih terdapat banyak sekali kelemahan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa poin kekurangan yang menjadi keterbatasan dari penelitian ini, sebagai berikut:
64
1. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kelas ibu hamil yang diadakan atas kerjasama puskesmas Pisangan dan peneliti, namun karena padatnya kegiatan puskesmas Pisangan kelas ibu hamil hanya di lakukan sebanyak 3 kali dari 3 kali kelas ibu hamil tersebut jumlah responden yang diperlukan peneliti masih kurang oleh karena itu peneliti mengikuti jadwal pemeriksaan antenatalcare di puskesmas Pisangan untuk memenuhi jumlah responden yang dibutuhkan. 2. Peneliti hanya meneliti 4 variabel yang mempengaruhi kunjungan pertama ANC, yakni pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan dukungan keluarga sementara masih banyak variabel lain yang dapat diteliti dan digali lebih lanjut. Peneliti hanya mengambil 4 faktor karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti. 3. Selama pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mendapatkan sedikit kesulitan ketika ada beberapa ibu hamil yang menjadi
sampel
penelitian
dan
mengaku
sudah
melakukan
pemeriksaan ANC K1 pada trimester pertama di pelayanan kesehatan selain di Puskesmas tempat peneliti melakukan penelitian akan tetapi beberapa responden tersebut tidak mempunyai buku KIA sehingga peneliti tidak bisa mengetahui apakah responden tersebut sudah melakukan pemeriksaan ANC K1 sesuai dengan standar atau belum, karena buku KIA yang dimiliki oleh responden adalah sebagai bukti bahwa responden sudah melakukan pemeriksaan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari data demografi didapatkan dari responden adalah responden yang berusia > 30 tahun 54%, responden dengan pendidikan menengah sebesar 46%, responden yang tidak bekerja sebanyak 54%, responden dengan pengetahuan cukup tentang ANC sebanyak 58%, responden dengan dukungan keluarga baik 64% dan responden yang sudah melakukan kunjungan pertama (K1) ANC sebanyak 66%. Ibu hamil yang tidak melakukan ANC K1 berdasarkan paritas yakni dengan kehamilan kedua dan ketiga sebesar 35.3% dan ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya berdasarkan usia kandungan yakni saat usia kandungan 20 minggu sebesar 29.4%. Ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan ANC K1 berdasarkan paritas yakni kehamilan kedua sebesar 39.4%, sedangkan untuk ibu yang telah melakukan pemeriksaan ANC K1 berdasarkan usia kehamilan yakni uisa kehamilan 12 minggu sebesar 27.3%. Responden dengan pendidikan menengah sebesar 32% telah melakukan ANC K1. Mayoritas responden dengan tidak bekerja sebanyak 17 orang atau sebesar 34% sudah melakukan ANC K1. Sebagian besar responden dengan pengetahuan cukup sebesar 40% atau sekitar 20 orang sudah melakukan ANC K1. Faktor dukungan keluarga dengan dukungan keluarga baik sebesar 44% sudah melakukan ANC K1.
65
66
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunjungan pertama (K1) ANC tidak dipengaruhi oleh factor pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga. Hasil uji secara statistic menggunakan uji Chi Square dan uji Fisher didapatkan nilai p value seperti yang dijabarkan dibawah ini : 1. Hasil analisis menggunakan uji Chi Square terlihat nilai P = 0,614 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kunjungan pertama ANC. 2. Hasil analisis menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,767 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC. 3. Hasil analisis menggunakan Uji Chi Square dengan P = 0,533 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC. 4. Hasil analisis menggunakan Uji Fisher dengan P = 0,757 (sig 2 tailed >0,05) yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC.
67
B. Saran Berdasarkan pemaparan hasil, pembahasan, serta kesimpulan penelitian, maka peneliti akan memberikan beberapa saran, sebagai berikut : 1. Bagi Ibu Ibu hamil yang sudah mengetahui dan memahami pentingnya melakukan
kunjungan
pertama
(K1)
ANC,
maka
harus
mempertahankan sikap dan perilaku sehatnya selama kehamilan maupun pada kehamilan selanjutnya. 2. Bagi Puskesmas Perlu bagi puskesmas untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan kepada masyarakat oleh bidan, tenaga Promkes, dan gizi sehingga pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil menjadi meningkat mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan kunjungan pertama (K1). 3. Bagi Masyarakat a. Disarankan pada masyarakat agar ikut aktif hadir atau berperan serta apabila ada kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas khusunya penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan pada kunjungan pertama (K1) b. Untuk suami atau keluarga agar memberikan dukungan terhadap ibu yang sedang hamil dengan cara mengantar, mengingatkan, ibu untuk memeriksakan kehamilannya sampai dengan lengkap serta menanyakan hasil dari pemeriksaan kehamilannya.
68
4.
Bagi Peneliti a. Melakukan penelitian serupa dengan desain yang berbeda yaitu kualitatif untuk mengkaji lebih dalam tentang faktor – faktor, dan alasan – alasan masyarakat dalam menanggapi program Kesehatan Ibu dan Anak. b. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda dan tambahan variabel seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan dan mungkin belum ada dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, Eviati. (2001). Skripsi: Faktor – faktor yang berhubungan dengan kelangsungan pemeriksaan kehamilan K4 di kabupaten Bogor tahun 2000 Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Afriliyanti. (2008). Tesis: Hubungan kualitas pelayanan Antenatal dengan keteraturan Ibu hamil dalam melakukan Antenatal di 4 Puskesmas (Simpur, Korpri, pasar Ambon, Kedaton) kota Bandar Lampung propinsi Lampung. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Afian, Tina. (2005). Belajar Pengalaman Untuk Memori, Jurnal Anima, Vol 17. Amiruddin, Ridwan & Hasmi. (2014) . Determinan Kesehatan Ibu dan Anak . Jakarta : Trans Info Media. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bobak,
Lowdermilk, dan Jensen. Maternitas.ed.4. Jakarta: EGC.
(2005).
Buku
Ajar
Keperawatan
Budiharto. 2006. Metodelogi Penelitian Kesehatan Dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika. Depkes RI. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal.Jakarta : Direktorat jendral bina pelayanan medik. De Porter, Bobbi, dkk. (2000). Quantum Teaching. Bandung: Mizan Psutaka. Depkes. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Depkes RI. 2007-2010. Depkes, RI. (2015). Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) Di Indonesia 2015-2019. Jakarta : Dirjen Binkesmas Depkes RI. Depkes, RI. (2015). Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta : Dirjen Bina Gizi KIA Depkes RI. Dewi, Mutiara Sari. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. Skripsi S1 Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta. Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1999. Depkes RI. (2008). Standar Pelayanan Kesehatan Kehamilan. Departemen Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Banten. Tangerang Selatan : Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Green, Lawrence, W and Kreauter, Marshall, W. (2005). Health Program Planning An Education And Ecological Approach.Colombia: My field Publishing Company. Hamberg, David M. (2006). Strategi Meningkatkan Kecerdasan, Memori dan Kreatifitas, terjemahan. Jakarta : Prestasi Pustaka. Hastono, Sutanto Priyo, dan Luknis Sabri. (2010). Statistik Kesehatan. Rajawali Pers: Jakarta. Hidayat, A.Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta. International NGO Forum on Indonesia Development. (2015). Dokumen Hasil Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. [Diakses pada 20 Juni 2016]. Available from URL http://infid.org/wp-content/uploads/2016/01/Outcome-Document-SDGsBahasa-Indonesia.pdf Jensen, Eric. (2002). Otak Setuja Gigabyte. Bandung: Kaifa. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2o Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2012). Permendiknas Nomor Jakarta: Kemendiknas [Diakses pada 27 April 2016]. Available from URL : HIPERLINK http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20tentang-sisdiknas.pdf Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011 [ Diakses pada 12 April 2016]. Available from URL : HIPERLINK http://www.depkes.go.id/ Kementrian Kesehatan RI, (2010). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010 – 2014. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan ; Republik Indonesia. [Diakses pada 22 April 2016]. Available frim URL HIPERLINK http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO V_2011/P.Prov.Banten_2011.pdf Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Banten 2011. Jakarta: Departemen Kesehatan ; Republik Indonesia. [Diakses pada 22 April 2016]. Available frim URL HIPERLINK http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO VINSI_2012/16_Profil_Kes.Prov.Banten_2012.pdf Khalimah, Umi (2007). Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu dengan Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sindur, Bogor. Skripsi UIN. Laminullah, dkk. (2015). Faktor – Fakotr Yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Psukesmas Sipatana Kota Gorontalo. Skripsi Sam Ratulangi. Muhimah, N., Safe’i, A. (2010) . Panduan Lengkap Senam Sehat Khusus Ibu Hamil. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Power Books. Manuaba. Ida Bagus. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Ed.2. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo, (2003). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo, (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineke Cipta. Notoadmojo, Soekidjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurmawati. (2010). Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media. Prawiroharjo,Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Prawiroharjo,Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Prawiharjo, Sarwono. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta YBP – SP. Puspita, Dita. (2013). Studi Fenomenologi Kualitas Pemeriksaan Antenatal Dalam Mendeteksi Preeklampsia Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang
Selatan. Skripsi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. (2008). Laporan Provinsi Banten. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2013). (2015). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI : Jakarta. Saefudin, A, (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Saifuddin, A. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti, N.N. (2006). Asuhan Kebidanan Antental. Jakarta: EGC. Setiabudhi, Hardywinoto. (2007). Panduan Gerontologi. Jakarta: Pustaka Umum. Sigalingging Ganda, (2011). Pengaruh Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan. Tesis. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Siregar, Nuraijah. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Skripsi S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara Siswosudarmo, R. (2008). Obstetri Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia. Surachman, A. (2008). Determinan Unmet Need Persalinan di Kabupaten Garut Tahun 2007, FKM-UI, Jakarta, 2008. Sujarweni, Wiratna. (2015) . Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Gava Media. Surachman, A, (2008). Determinan Unmet Need Persalinan di Kabupaten Garut Tahun 2007, FKM-UI. Jakarta. Tim Penyusun, Ensiklopedia Nasional Indonesia. (1990). Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
Vitriyani, Eka. (2012). Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) K1 Ibu Hamil Di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. WHO recommendations for prevention and treatment of pre-eclampsia and eclampsia. World Health Organization 2011 WHO Press, World Health Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27, Switzerland.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth. Ibu/Saudari responden Di tempat Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya Sri Esti Wulandari akan melakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor – faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama , dan untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia*) ibu/saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon Ibu/saudari untuk mengisi kuesioner yang tersedia sesuai dengan apa adanya sesuai apa yang dialami oleh Ibu/saudari. Identitas
serta
jawaban
yang
dicantumkan
sepenuhnya
akan
dijamin
kerahasiannya oleh peneliti. Demikian lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih sebesar – besarnya. Tangerang, ..... / ........./ ........ Responden
(
Peneliti
)
Sri Esti Wulandari
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Tanggal/bulan/tahun : ......./......./ .......
Nomor responden :
Petunjuk Pengisian Kuesioner: 1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan baik. 2. Pertanyaan dibawah ini mohon diisi semuanya 3. Jika kurang mengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti 4. Untuk pilihan jawaban, beri tanda silang ( X ) dan tulis jawaban pada kotak yang tersedia 5. Nomor responden (diisi oleh peneliti) 6. Isilah titik - titik dibawah ini.
A. Faktor demografi : 1. Nama (inisial)
: ....................
2. Usia Ibu
: ....................
3. Usia Kehamilan
: ……………
4. Kehamilan Ke-
: ……………
5. Alamat Lengkap
: ......................Rt...............Rw...........No. ..... Kelurahan................
6. Pendidikan Terakhir
:
1. Tidak tamat sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SMP atau sederajat 4. Tamat SMA atau sederajat 5. Akademi atau perguruan tinggi 7. Pekerjaan
:
1. Tidak bekerja 2. Pedagang/Wiraswasta 3. PNS/Peg.Swasta 4. Lain-lain sebutkan..................
B. Pengetahuan 8. Menurut ibu apa manfaat pemeriksaan kehamilan ? a. Mengetahui kondisi ibu dan janin b. Untuk melakukan pemasangan KB c. Untuk mendapatkan pengobatan penyakit d. Untuk mendapatkan susu ibu hamil secara gratis e. Lain – lain yaitu....... 9. Menurut ibu, sebaiknya kapan ibu memeriksakan kehamilan untuk pertama kalinya a. Setelah usia kehamilan > 4 bulan b. Segera setelah ibu telat mendapat menstruasi c. Bila ada keluhan kehamilan saja d. Jika sudah ada tanda-tanda akan melahirkan e. Lain – lain yaitu ....... 10. Menurut
ibu,
paling
sedikit
berapa
kali
ibu
harus
memeriksakan kehamilan selama kehamilannya a. Minimal 4 kali, secara teratur selama kehamilan, yaitu 1 kali pada 3 bulan pertama, 1 kali pada 3 bulan kedua, dan 2 kali pada 3 bulan ketiga b. Tiap bulan setelah kehamilan ibu > 4 bulan c. Jika ibu memiliki keluhan/penyakit dan bila obat yang diberikan bidan telah habis d. Minimal 3 kali secara teratur selama kehamilan yaitu, 1 kali pada 3 bulan pertama, 1 kali pada 3 bulan kedua, 1 kali pada 3 bulan ketiga. e. Lain – lain yaitu................... 11. Menurut ibu, kepada siapa saja ibu dapat memeriksakan kehamilan a. Bidan b. Dukun/paraji c. Perawat d. Dokter
e. Lain- lain yaitu ........ 12. Menurut ibu, tempat yang dapat melakukan pemeriksaan kehamilan adalah a. Rumah dukun / paraji b. Puskesmas/rumah sakit c. Posyandu d. Rumah bidan praktek/ klinik e. Lain – lain yaitu ........ 13. Menurut ibu obat yang perlu ibu dapatkan pada saat memeriksakan kehamilan adalah a. Obat – obatan yang diberikan bidan sesuai dengan sakit ibu. Misal : obat batuk pilek b. Jamu – jamuan c. Vitamin tambah darah d. Tidak tahu, yang penting obat yang diberikan bidan e. Lain – lain yaitu..... 14. Menurut ibu, manfaat imunisasi TT adalah a. Menghindari penyakit kurang darah b. Ibu dapat melahirkan dengan lancar c. Mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir d. Mempersiapkan agar ASI ibu banyak e. Lain – lain yaitu......... 15. Menurut ibu, apakah manfaat dari mengkonsumsi tablet tambah darah a. Untuk meningkatkan napsu makan b. Untuk meningkatkan tekanan darah c. Untuk mencegah kurang darah/ anemia d. Tidak tahu e. Lain – lain yaitu.......... 16. Minimal berapa tablet ibu hamil harus mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilan
a. Minimal 90 tablet selama kehamilan b. Minimal 60 tablet selama kehamilan c. Minimal 30 tablet selama kehamilan d. Setiap hari selama kehamilan C. Dukungan Keluarga 17. Apakah suami/ keluarga mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan a. Ada b. Tidak pernah c. Lain – lain............ 18. Apakah suami ibu pernah mengantar ibu untuk memeriksa kehamilan a. Pernah b. Tidak pernah/tidak sempat/tidak mau 19. Apakah suami/ keluarga ibu pernah menanyakan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu a. Pernah b. Tidak pernah 20. Apakah suami/ keluarga bu menganggap bahwa pemeriksaan kehamilan itu tidak perlu dilakukan a. Ya b. Tidak 21. Apakah ada dukungan dari suami/ keluarga untuk memeriksakan kehamilan a. Ya b. Tidak
D. Lembar Observasi Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) No. Hal yang diobservasi 1.
2.
Hasil Observasi
Ibu Memiliki Buku Kesehatan Ibu dan
a. Ada
Anak (KIA)
b. Tidak ada
Tanggal pemeriksaan kehamilan ibu pada
a. Ada,
trimester pertama (0-3 bulan)
tanggal.............
tanggal.............
tanggal.............
b. Tidak ada
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pendidikan dan Pekerjaan (Pearson Product Moment) Correlations p1 p1
p2
Pearson Correlation
1
.338
Sig. (2-tailed)
**
.000
53
30
30
Pearson Correlation
.338
1
Sig. (2-tailed)
.068
N total
.814
.068
N p2
total
Pearson Correlation
.000 30
30
**
**
1
.822
.000
.000
30
30
N
**
30 .814
Sig. (2-tailed)
.822
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan (Pearson Product Moment) Correlations Tota P1 P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
.197
.102
.183
.256 .363
.287
.584
.325
.164
31
31
31
31
31
.197
1
.345
.246
.274 .386
.057
.181
.135
.032
.020
31
31
31
31
31
Pearson Correlatio
1
*
P8
.476
*
P9
.584
P10
*
*
*
.102
.044
.007
.001
31
31
31
.472
P11
*
l .675
*
*
.314
.584
.007
.085
.000
31
31
31
31
*
.244
.235
.046
.010
.185
.203
.000
31
31
31
31
31
*
n Sig. (2tailed) N P2
Pearson Correlatio
*
.416
*
.361
*
.456
*
.610
*
*
n Sig. (2tailed) N P3
.287 31
31
Pearson Correlatio n
.102
.345
1
.063
.189 .406
*
.208
.284
.252
.284
.145
.533
*
*
Sig. (2tailed) N P4
.584
.057
.736
.309
.024
.261
.121
.172
.121
.437
.002
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.183
*
.246
.063
1
-
*
.059
.321
.271
.203
.124
.203
.259
.325
.181
.736
.004
.751
.078
.140
.274
.507
.274
.159
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
1
.340
.256
.207
.297
.092
.080
.326
.061
.164
.264
.104
.621
.667
.073
31
31
31
31
31
31
31
*
.321
.297
.207
.297
Pearson Correlatio
.507
n Sig. (2tailed) N P5
Pearson Correlatio
31 .507
*
.256
.274
.189
.164
.135
.309
.004
31
31
31
31
*
-
*
n Sig. (2tailed) N P6
Pearson Correlatio
.363
*
.386
*
.406
n Sig. (2tailed) N P7
Pearson Correlatio
.059
31
.044
.078
.104
.264
.104
.000
31
31
31
31
31
31
*
.208
.249 .420
.046
.261
.177
.019
.000
31
31
31
31
31
31
*
1
.171
.032
.024
.751
.061
31
31
31
31
31
*
.208
.321
.256 .363
31
*
*
.416
*
1 .363
.044
.476
.644
.340
*
1 .360
*
*
.675
*
*
n Sig. (2tailed) N P8
Pearson Correlatio
.007
.020
.261
.078
.164
.044
31
31
31
31
31
31
*
.284
.271
.207
.321 .360
.584
*
*
.361
.523
*
.510
*
.753
*
*
*
*
.357
.003
.003
.000
n Sig. (2tailed) N P9
.001
.046
.121
.140
.264
.078
.046
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
*
.252
.203
.297
.297
.208
.171
1
.058
.252
.345
.584
.010
.172
.274
.104
.104
.261
.357
.756
.172
.057
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlatio
.102
.456
*
n Sig. (2tailed) N
31
P10 Pearson Correlatio
.472
*
*
.244
.284
.124
.092
.207
.249
.007
.185
.121
.507
.621
.264
31
31
31
31
31
31
.314
.235
.145
.203
.080
.297 .420
.085
.203
.437
.274
.667
.104
31
31
31
31
31
31
.326
.523
*
*
.058
.177
.003
.756
31
31
31
1
.510
*
.665
*
*
*
.003
.000
31
31
n Sig. (2tailed) N P11 Pearson Correlatio
*
.510
*
31 .510
*
*
.252
.019
.003
.172
.003
31
31
31
31
1
*
.658
*
*
n Sig. (2tailed) N Tota Pearson l
Correlatio
.675
*
.610
*
.533
*
*
*
*
.259
.000
.000
.002
.159
31
31
31
31
.644
*
.675
*
.753
*
*
*
*
.345
.073
.000
.000
.000
31
31
31
31
.665
*
.000 31 .658
31
*
*
*
.057
.000
.000
31
31
31
1
n Sig. (2tailed) N
31
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Kuesioner Dukungan Keluarga (Pearson Product Moment) Correlations P1 P1
Pearson Correlation
P2 1
Sig. (2-tailed) N P2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
P3
.457
*
P4
.412
*
P5
.389
P6
Total
*
.243
.389
*
.695
**
.011
.024
.034
.196
.034
.000
30
30
30
30
30
30
30
*
1
.280
.389
.134
.034
.000
.004
.000 30
.457
.011
*
.627
**
.510
**
.789
**
30
30
30
30
30
30
*
.280
1
.447
*
.198
.329
.024
.134
.013
.294
.076
.000
30
30
30
30
30
30
30
*
1
.160
.239
.398
.203
.412
.389
*
.034
.389
*
.034
.447
.013
.647
.645
**
**
.000
N P5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30
30
30
30
30
30
**
.198
.160
1
.389
.196
.000
.294
.398
30
30
30
30
**
.329
.239
.389
.034
.004
.076
.203
.034
30
30
30
30
30
.243
.389
.695
*
**
.627
.510
.789
**
.647
**
.645
**
*
**
.000
30
30
30
*
1
.635
**
.701
**
.000 30
30
**
1
.701
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.635
.034
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
30
30
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil Uji Reliabilitas Pendidikan dan Pekerjaan (Alpha Cronbach) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .839
2
Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS Univariat dan Bivariat
Lampiran 5 A. Hasil Olahan Univariat
Frequencies Kat_Usia Cumulative Frequency Valid
<20 tahun
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.0
4.0
4.0
20-30 tahun
21
42.0
42.0
46.0
>30 tahun
27
54.0
54.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Pend Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pendidikan dasar
19
38.0
38.0
38.0
Pendidikan menengah
23
46.0
46.0
84.0
8
16.0
16.0
100.0
50
100.0
100.0
Pendidikan tinggi Total
Kalsifikasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak bekerja
27
54.0
54.0
54.0
Bekerja
23
46.0
46.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Kat_Pengetahuan Cumulative Frequency Valid
kurang baik
Percent
Valid Percent
Percent
8
16.0
16.0
16.0
Cukup
29
58.0
58.0
74.0
Baik
13
26.0
26.0
100.0
Total
50
100.0
100.0
Kat_Dukungan
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang baik
18
36,0
36,0
36,0
Baik
32
64,0
64,0
100,0
Total
50
100,0
100,0
ANC Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Melakukan
17
34,0
34,0
34,0
Sudah Melakukan
33
66,0
66,0
100,0
Total
50
100,0
100,0
paritas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
11
33.3
33.3
33.3
2
13
39.4
39.4
72.7
3
8
24.2
24.2
97.0
4
1
3.0
3.0
100.0
33
100.0
100.0
Total
usiakandungan
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
3
1
3.0
3.0
3.0
4
8
24.2
24.2
27.3
5
2
6.1
6.1
33.3
6
2
6.1
6.1
39.4
7
1
3.0
3.0
42.4
8
7
21.2
21.2
63.6
9
1
3.0
3.0
66.7
10
1
3.0
3.0
69.7
11
1
3.0
3.0
72.7
12
9
27.3
27.3
100.0
33
100.0
100.0
Total
Paritas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
5
29.4
29.4
29.4
2
6
35.3
35.3
64.7
3
6
35.3
35.3
100.0
17
100.0
100.0
Total
Usiakandungan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
13
3
17.6
17.6
17.6
14
2
11.8
11.8
29.4
15
3
17.6
17.6
47.1
16
4
23.5
23.5
70.6
20
5
29.4
29.4
100.0
17
100.0
100.0
Total
B. Hasil Olahan Bivariat
Crosstabs Pend * ANC Crosstabulation ANC
Pend
Pendidikan dasar
Tidak
Sudah
Melakukan
Melakukan
Count
8
11
19
6.5
12.5
19.0
7
16
23
7.8
15.2
23.0
2
6
8
Expected Count
2.7
5.3
8.0
Count
17
33
50
17.0
33.0
50.0
Expected Count Pendidikan menengah
Count Expected Count
Pendidikan tinggi
Count
Total
Total
Expected Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.614
Likelihood Ratio
.975
2
.614
Linear-by-Linear Association
.907
1
.341
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
.975
50
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.72.
Crosstab Kalsifikasi
Total
Tidak bekerja ANC
Tidak Melakukan
Sudah Melakukan
Count
10
7
17
Expected Count
9.2
7.8
17.0
Count
17
16
33
17.8
15.2
33.0
27
23
50
27.0
23.0
50.0
Expected Count Total
Bekerja
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.623
.037
1
.848
.242
1
.623
.241 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.767 .236
1
.425
.627
50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.82. b. Computed only for a 2x2 table
ANC * Kat_Pengetahuan Crosstabulation Kat_Pengetahuan
Total
kurang baik ANC
Tidak Melakukan
Count Expected Count
Sudah Melakukan
Count Expected Count
Total
Count Expected Count
Cukup
baik
2
9
6
17
2.7
9.9
4.4
17.0
6
20
7
33
5.3
19.1
8.6
33.0
8
29
13
50
8.0
29.0
13.0
50.0
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.533
Likelihood Ratio
1.238
2
.539
Linear-by-Linear Association
1.127
1
.288
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
1.258
50
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.72.
Crosstab Kat_Dukungan
Total
kurang baik ANC
Tidak Melakukan
Sudah Melakukan
Count
7
10
17
Expected Count
6,1
10,9
17,0
Count
11
22
33
11,9
21,1
33,0
18
32
50
18,0
32,0
50,0
Expected Count Total
Baik
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
(2-sided)
sided)
sided)
a
1
,584
,056
1
,813
,297
1
,586
,300 b
df
Asymp. Sig.
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,757 ,294
1
,588
50
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.12. b. Computed only for a 2x2 table
,403