UNSUR TEMA DALAM KUMPULAN PUISI RINDU AKU MEMILIHMU KARYA RIBANA EVVY GANEFOWATI SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
JURNAL PENELITIAN
Oleh Esti Anjar Piguna 0801055038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012
ABSTRAK
ESTI ANJAR PIGUNA. 0801055038. Unsur Tema dalam Kumpulan Puisi Rindu Aku Memilihmu Karya Ribana Evvy Ganefowati serta Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA. Skripsi Jakarta : FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek tema yang terdapat dalam kumpulan puisi yang berjudul Kumpulan Rindu Aku Memilihmu Karya Ribana Evvy Ganefowati, untuk mengumpulkan data melalui tema dan implikasi dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan adalah metode deskripsi kualitatif Penelitian ini dimulai pada bulan Mei sampai Agustus. Fokus penelitian adalah tema. Objek penelitian ini berupa buku kumpulan puisi Kumpulan Rindu Aku Memilihmu karya Ribana Evvy Ganefowati yang dipilih secara acak. Teknik analisis data dilakukan dengan membaca dan memahami memahami limabelas judul puisi yaitu Doaku kehadirat mu ya rabb, wajah perkampungan di kaki merapi kini, Ketika kangen itu tak habis-habis, Ketika rasa itu memudar, Hati yang berbahagia, Ketika separuh hatiku pergi, Saat banjir tak menyapaku, Ibu, kau tak tergantikan, Ketika hatiku kau patahkan, Tangan gaib-nya, Ijinkan aku, Saat rindu menyapa, hadirmu, Sebuah kesia-siaan, Tersenyumlah lalu menganalisis dan mengimplikasikannya dalam pembelajaran sastra di SMA Hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa dari 15 judul yang diambil dalam buku kumpulan puisi Kumpulan Rindu Aku Memilihmu tema yang digunakan beragam yaitu: tema jasmaniah, tema ketuhanan dan tema egoik demikian dapat disimpulkan bahwa puisi karya Ribana Evvy Ganefowati lebih banyak bertemakan tentang jasmaniah dibandingkan dengan tema ketuhanan ataupun egoik.
Kata kunci
: Unsur tema, Jenis-jenis tema, Kumpulan puisi, Bentuk puisi
1
ABSTRACT ESTI ANJAR PIGUNA. 0801055038. Theme Elements in Collected Poems Picking Girl I work Ribana Ganefowati Evvy and Implications in Learning Indonesian in high school. Thesis London: University of Muhammadiyah Prof. FKIP. DR. Hamka, 2012.
This study aims to determine the aspects of the themes contained in a collection of poems entitled I set Girl Picking Ribana Evvy Ganefowati work, to collect data through the themes and implications in the teaching of literature in high school. The method used is the method of qualitative description
This study began in May through August. The focus of research is the theme. Object of this study in the form of a book of poetry I set Girl Picking Ribana work Evvy Ganefowati randomly selected. The data analysis techniques to understand the reading and understanding poetry titles fifteen My prayer is the presence of mu ya rabb, village at the foot of Merapi face now, when it missed endless, when flavor is fading, heart is happy, when half of my heart is gone, When floods did not greet me, Mom, you're irreplaceable, when you broke my heart, his magic hands, let me, miss greeting Currently, hadirmu, a vanity, and then analyze and mengimplikasikannya Smile in learning literature in high school
The results can be concluded that of the 15 titles that were taken in the book of poetry I set Girl Picking diverse themes used are: physical themes, themes themes egoik divinity and thus it can be concluded that the poem by Evvy Ribana Ganefowati more physical than the theme of the divine theme or egoik.
2
PENDAHULUAN
Puisi adalah sebuah karya yang diungkapkan dengan bahasa yang puitis, yang berasal dari pengalaman pengarang. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Abercrombie dalam Tarigan bahwa puisi ialah : ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif, yang hanya bernilai serta berprilaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan, yang diutarakan dengan bahasa yang memanfaatkan setiap rencana dengan matang dan tepat guna. (H.G Tarigan, 1993 : 7) Puisi merupakan sebuah karya sastra yang di dalamnya terdapat lirik yang mengandung isi curahan hati yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dalam puisi juga terdapat unsur tema yaitu ide atau gagasan utama yang diangkat atau yang ingin disampaikan. Sedangkan menurut Prihatmi, tema ialah “persoalan utama dalam karya sastra”. (Th. Sri Rahayu Prihatmi, 1990 : 16) Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SMA. Pembelajaran puisi menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembelajaran sastra, sedangkan pembelajaran sastra menjadi bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, dalam dunia pendidikan guru mengharapkan agar siswa-siswinya meminati semua pembelajaran yang diajarkan di sekolah dan mendapatkan hasil nilai yang baik, tetapi pada kenyataannya yang terjadi siswa-siswi kurang berminat dan ini disebabkan oleh pembelajaran sastra yang kurang menarik. Berbagai faktor mempengaruhi di dalamnya baik faktor dari segi guru, maupun dari siswa sendiri.
3
Berdasarkan hal tersebut guru seharusnya tidak lagi mengajarkan teoriteori sastra pada siswa, melainkan siswa langsung diberi karya sastra untuk diapresiasikan dengan demikian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai, untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka guru harus dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat tetapi dalam kenyataannya terdapat banyak masalah yang muncul dalam kegiatan apresiasi sastra yaitu bahan yang tidak memadai, media pembelajaran, kurangnya waktu yang tersedia, dan kurangnya inovasi pembelajaran dari guru misalnya merupakan masalah yang cukup serius karena inovasi pembelajaran puisi merupakan salah satu kunci untuk mengatasi masalah kejenuhan siswa dalam belajar. Selain inovasi guru bahasa Indonesia yang kurang, pembelajaran apresiasi sering kali tidak tampak karena guru mengajar dengan metode ceramah baru cenderung menggunakan sastra dengan menjabarkan devinisi baik puisi, prosa ataupun drama setelah itu baru menempatkan metode pembelajaran yang membuat siswa memperoleh pengalaman sastra, misalnya dengan praktik membaca ataupun menulis puisi. Pembelajaran Apresiasi puisi pada KTSP dalam (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bahasa Indonesia pembelajaran apresiasi puisi dilakukan pada kegiatan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Pada tiap kegiatan terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar masing-masing. Penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis relevan dengan materi yang terdapat di kurikulum 2006 (KTSP). Dengan standar kompetensi : memahami puisi yang disampaikan
secara
langsung/tidak
langsung,
dan
kompetensi
dasar 4
mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
PUISI Pengertian Puisi Puisi merupakan karya seni yang puitis, kata puitis mengandung keindahan yang khusus pada puisi, akan tetapi bagaimanakah sifat atau ciri-ciri yang dapat dikatakan puitis agar mudah diidentifikasi. Pradopo dalam Badrun (1989), mengatakan bahwa “sukar merumuskan definisi puitis. Ia hanya mengatakan bahwa sesuatu itu disebut puitis jika membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas atau secara umum menimbulkan keharuan”. kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat hubungan dengan kata poet dan poem. Coulter dalam Tarigan (1993), menjelaskan sebagai berikut : Kata poet berasal dari kata Yunani yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Inggris kata poet ini lama sekali disebut maker. Dalam bahasa Yunani sendiri kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka pada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpengelihatan tajam, orang suci yang sekaligus merupakan seorang filsur, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Di dalam buku karyanya yang lain Tarigan (1995) berpendapat bahwa, “puisi adalah bahasa perasaan, yang dapat memadukan suatu respon yang mendalam dalam beberapa kata”. Masih berbicara mengenai puisi “mensyaratkan dua hal bagi puisi, yaitu harus indah dan menghibur (dulce), namun pada saat yang sama 5
puisi juga harus berguna dan mengajarkan sesuatu (utile)”. (Horatius dalam Budianta, 2002 : 39) Sedangkan William Wordsworth (2002) dalam Budianta menyatakan bahwa, “puisi sebagai suatu luapan spontan dari perasaan-perasaan yang kuat –a spontaneous overflow of powerful feelings”.
BENTUK PUISI 1. Puisi Lama a. Mantra Mantra disepakati sebagai bentuk puisi yang paling tua berdasarkan kegunaannya dalam masyarakat lama. Sebagai bentuk puisi tertua, mantra digunakan sebagai sarana komunikasi manusia dengan sesuatu yang dianggap gaib, terutama dalam masyarakat animisme hingga masyarakat Hindu lama. Selain itu menurut Aziz dkk (2012), “mantra juga termasuk lafal kiasan yang bermaksud mengundang adanya kekuatan gaib yang hanya mampu diucapkan oleh beberapa orang (ahli) yang memiliki ilmu kebatinan” b. Pantun Pantun merupakan bentuk puisi melayu asli yang berakar pada tradisi masyarakat melayu karena bahasa yang diandalkan oleh orang-orang melayu lebih mengarah kepada persamaan bunyi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia istilah persamaan bunyi dikenal dengan rima. Maka menurut Kristantohadi (2010), pantun adalah, “jenis puisi yang dilisankan dan biasanya menggunakan irama sebagai efek bunyi”.
6
c. Karmina Karmina adalah bentuk pantun yang terdiri atas dua baris dan rima akhirnya berbunyi sama. Boleh dikatakan jenis puisi lama ini adalah jenis puisi yang sangat singkat. Pernyataan ini seperti juga yang diungkapkan oleh Masdudin (2011), karmina adalah, “pantun yang hanya terdiri atas dua baris”. d. Talibun Talibun adalah jenis pantun yang jumlah lariknya lebih dari empat dari setiap baitnya, jumlah itu harus genap. Seperti yang dikatakan oleh Kristantohadi (2011), talibun adalah, “jenis pantun yang tersusun empat baris atau lebih, tapi selalu genap pada baitnya terdapat separuh dari jumlah barisnya, tiap baris merupakan sampiran dan jumlah baris yang lain adalah isi”. e. Pantun Berkait Pantun Berkait adalah bentuk pantun yang terdiri dari dua bait atau lebih yang saling berhubungan. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Kosasih (2008), bahwa pantun berkait adalah : pantun yang terdiri atas beberapa bait, dan bait yang satu dengan bait yang lainnya sambung-menyambung, baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dan ketiga dari bait kedua, demikian pula hubungan antara bait kedua dengan ketiga, ketiga dengan keempat, dan seterusnya.
7
F. Syair
Syair adalah puisi yang berisi petuah, nasihat, dan petunjukkan hidup yang dikemas dalam bentuk cerita selain itu syair juga memiliki ciri-ciri paling sedikit dua belas suku kata. Sedangkan menurut Sari (2012), syair adalah, “jenis puisi lama yang terdiri dari empat baris, pada tiap lariknya terdiri dari empat kata atau sekurang-kurangnya sembilan hingga dua belas suku kata”.
g. Gurindam Gurindam adalah bentuk puisi lama yang berasal dari khazanah sastra Tamil di India. Sedangkan menurut Iiyas (2011), gurindam adalah, “bentuk puisi lama yang terdiri dari dua baris, baris ke-2 akibat baris pertama, semua merupakan nasihat atau sindiran”. 2. Puisi Baru a. Distichon Distichon adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri dari dua baris. Distichon yaitu, “puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai)”. b. Tersina Tersina adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri atas tiga larik. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Iiyas (2011), tersina yaitu, “sanjak yang terdiri atas tiga baris tiap-tiap bait”.
8
c. Kuatren Kuatren adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri atas empat larik. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Iiyas (2011), kuatren yaitu, “sanjak yang terdiri atas empat baris tiap-tiap bait”. d. Kuintet Kuintet adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri atas lima larik. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Iiyas (2011), kuintet yaitu, “sanjak yang terdiri atas lima baris dalam sebait”. e. Sekstet Sekstet adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri atas enam larik. Sedangkan menurut Hidayat, sekstet yaitu, “sanjak enam seutai atau setiap baris terdiri dari enam baris”. (M.S Hidayat, 2007 : 128) f. Septima Septima adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri atas tujuh larik. Sedangkan menurut Hidayat (2007), septima yaitu, sanjak tujuh seuntai atau setiap baris terdiri dari tujuh baris”. g. Oktaf Oktaf adalah bentuk puisi yang setiap baitnya terdiri atas delapan larik. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Sobandi (2012), oktaf yaitu, “puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas delapan larik”.
9
h. Stanza Stanza adalah bentuk puisi yang hanya terdiri dari delapan baris. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Sobandi (2012), stanza yaitu, “puisi baru yang hanya terdiri dari delapan baris”. i. Soneta Soneta adalah Soneta berasal dari Italia, kata soneta berasal dari kata sonetto yang diturunkan dari kata sono, berarti bunyi atau suara. Pernyataan ini juga diungkapkan oleh Sobandi (2012), soneta yaitu, “puisi baru yang berasal dari italia”. j. Puisi Bebas atau Puisi Modern Puisi Bebas atau Puisi Modern adalah bentuk puisi kebebasab sepenuhnya dengan cara melepaskan diri dari ikatan-ikatan dan aturan persajakan seperti jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata dalam setiap larik, serta aturan rima akhir dalam bait puisi. k. Puisi Mutakhir Puisi Mutakhir adalah puisi yang memiliki makna sebagai bentuk-bentuk puisi yang paling akhir terlahir, kemutakhiran itu diwujudkan melalui bentuk puisi, pemaknaan kata, samapi dengan puisi yangbersifat main-main.
10
TEMA Pengertian Tema
Di dalam karya sastra apalagi puisi pasti di dalamnya terdapat unsur tema. Sebuah tema dalam puisi dapat dikategorikan mempunyai nilai apabila sanggup memberikan pandangan yang baik untuk pembaca. Dengan membaca hasil kreatifitas pengarang, pembaca dapat memahami gagasan pengarang yang berisi kejadian yang berhubungan dengan kehidupan, untuk itu perlu kreatifitas dari pengarang, faktor-faktor yang mendukung kreatifitas pengarang mempengaruhi terhadap tema-tema yang dihasilkan. Keraf (1994), mengatakan, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari kata yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan”. Jenis-Jenis Tema Menurut Fauzi (2005) “keberagaman tema tersebut dapat dikelompokkan ke dalam lima klasifikasi yang sederhana : 1. tema jasmaniah : Tema-tema percintaan, persahabatan, kasih sayang, humanisme, kawin paksa, serta tema-tema pertualang dikelompokkan kedalam tema jasmaniah, karena merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seseorang manusia. Tema ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Oleh karena itu, tema percintaan termasuk ke dalam kelompok tema ini. Puisi-puisi remaja yang berisi curahan perasaan cinta juga digolongkan ke dalam tema ini. 2. tema moral : Tema-tema yang yang membicarakan hubungan antar manusia, etika serta dampaknya terhadap kehidupan manusia dikelompokkan ke dalam tema moral, karena kelompok ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antar manusia. 3. tema sosial : Tema-tema yang berkaitan dengan lingkungan, tatanan hidup manusia, politik ekonomi, pemberotakan atas adat yang tidak sesuai, serta berbagai pengaruhnya dalam kehidupan manusia dikelompokkan ke dalam tema sosial, karena 11
meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi manusia seperti masalah politik, keadilan sosial, dan pendidikan. 4. tema egoik : Tematema yang berisi reaksi pribadi terhadap situasi lingkungan, zaman, perjuangan, dan patriotisme, serta pengaruhnya bagi manusia dikelompokkan ke dalam tema egoik, karena merupakan tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial. 5. tema ketuhanan : Tema-tema yang mengupas hubungan manusia dengan Tuhan serta kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dikelompokkan ke dalam tema ketuhanan, karena merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Akan tetapi di dalam buku puisi Kumpulan Rindu Aku Memilihmu ini tema yang digunakan oleh pengarang lebih banyak pada tema percintaan. Selain Keraf Zuchdi dkk (1997), mengatakan, tema berarti “merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita yang ditulisnya”. Dalam menulis puisi, yang pertama-tama dilakukan adalah menentukan tema, tema adalah pokok persoalan yang akan dikemukakkan dalam bentuk puisi. Dalam puisi Menentukan tema dengan bukti yang mendukung adalah dengan cara menyarikan atau merumuskan keseluruhan larik puisi. Setelah itu, mencari buktibukti yang mendukung atas tema yang sudah ditentukan berupa baris-baris tertentu yang selaras dengan tema. Bukti tersebut diharapkan dapat meyakinkan pembaca, bahwa tema yang kita tentukan tersebut benar adanya. Jika sudah menemukan dan menentukan tema yang akan ditulis menjadi puisi, kita perlu mengembangkan tema itu, hal-hal apa yang akan dikembangkan dalam puisi itu dapat dicari melalui pemikiran atau pengamatan secara mudah, melanjutkan tentang apa itu pengertian tema sedangkan Rofi’uddin (1999), menjelaskan, tema berarti “digunakan untuk mengembangkan dan meluaskan perbendaharaan kata
12
serta pemersatu bahasa”. Sedangkan Sadikin (2011), mengatakan, tema memiliki arti “persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra”.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif analisis isi mengenai tema dengan cara mencari tema apa saja yang terdapat pada puisi Kumpulan Rindu Aku Memilihmu selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel analisis untuk mengelompokkan judul puisi, tema dan deskripsi dari puisi-puisi karya Ribana Evvy Ganefowati.
HASIL DAN PEMBAHASAN Puisi 8 IBU, KAU TAK TERGANTIKAN Ibu, dalam debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil bahasa kalbu yang menyentuh nadi. ibu, selalu kuingat kisah bahwa kasihmu bagai pelita yang tak pernah padam dan hadirmu tak pernah 13
bisa tergantikan. Tema puisi Ibu, kau tak tergantikan Puisi yang berjudul ibu, kau tak tergantikan tema yang digunakan penyair dalam puisi ini adalah tema jasmaniah, karena menurut Fauzi seperti yang sudah dijelaskan oleh peneliti dalam bab dua yaitu pada jenis-jenis tema. Tema jasmaniah merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang manusia dan tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad dan Fauzi juga mengatakan puisi percintaan, persahabatan, dan kasih sayang dikelompokkan ke dalam tema jasmaniah, dan dalam puisi ini adalah puisi kasih sayang, kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Puisi ini menceritakan seorang anak yang sedang rindu kepada ibunya karena mengenang bahwa kasih sayang seorang ibu bagaikan pelita untuk anaknya. Ini ditandai oleh kalimat “bahwa kasihmu bagai pelita” pada bait kedua baris ketiga. Kata “pelita” mempunyai arti cahaya seperti lampu yang memancarkan sinarnya. Selanjutnya pada bait kedua baris keempat pada kalimat “yang tak pernah padam” kalimat “tak pernah padam” di dalam puisi ini kata padam mempunyai arti bahwa kasih sayang ibu tidak akan pernah redup bahkan mati, kasih sayang ibu akan terus menyala bagai api yang sedang berkobar menyala namun setelah penyair mengingat dan mengenang kasih sayang ibunya. Penyair juga menyadari bahwa
14
kehadiran sosok seorang ibu takkan pernah bisa digantikan oleh siapa pun sekalipun itu sosok ayah. Ini dibuktikan pada kalimat “dan hadirmu tak pernah bisa tergantikan” karena ibu adalah sosok wanita yang tegar dan tidak mengenal lelah, ibu yang melahirkan kita, menjaga kita dan merawat kita hingga kita bisa sampai sebesar ini, dan juga ada pepatah bahwa surga ada di telapak kaki ibu.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data pada kumpulan Puisi kumpulan Rindu Aku Memilihmu karya Ribana Evvy Ganefowati, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Tema yang diangkat dalam puisi Ribana Evvy Ganefowati lebih banyak tentang jasmaniah, tetapi karena peneliti hanya mengambil 15 dari 157 puisi, peneliti mendapati hanya terdapat sebelas puisi yang membahas tentang tema percintaan yaitu pada puisi yang berjudul Ketika Kangen itu tak Habis-habis, Ketika Rasa itu Memudar, Hati yang berbahagia, Ketika Separuh Hatiku Pergi, Ibu, Kau tak Tergantikan, Ketika Hatiku Kau Patahkan, Ijinkan aku, Saat rindu menyapa, hadirmu, sebuah kesia-siaan dan Tersenyumlah 2. Terdapat tiga tema ketuhanan yaitu dalam puisi yang berjudul doaku kehadiranmu ya rabb, saat banjir tak menyapaku, dan tangan gaibnya. 3. Terdapat sau tema egoik yaitu dalam puisi yang berjudul Wajah Perkampungan di Kaki Merapi Kini. 15
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Aziz, Abdul. 2012. Pedoman Tata Bahasa Indonesia, Jakarta : Bee Media Indonesia. Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Budianta, Melani, dkk. 2002. Membaca Sastra. Magelang : Indonesiatera. Darmiyanti, Zuchdi, dkk. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah : Depdikbut. Fauzi, Harry D. 2005. Sastra Indonesia Teori dan Apresiasi. Jakarta : Anggota Ikapi. Hidayat, Moh Syamsul. 2007. Intisari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo. Iiyas, Nursyam. 2011. Intisari Pengertian Bahasa Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta : IKRAR MANDIRIABADI. Kosasih, E. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga. --------------. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra, Bandung : Yrama Widya. Kristantohadi, Didik. 2010. Peribahasa Lengkap dan Kesusastraan Melayu Lama, Tabora : Yogyakarta. Masdudin, Ivan. 2011. Deklamasi Puisi Talenta, Banten: Talenta Pustaka Indonesia. Rofi’uddin, Ahmad, dkk. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi : Depdikbut. 16
Sadikin, Mustofa. 2011. Kumpulan Sastra Indonesia, Pantun, Puisi, Majas Peribahasa, Kata Mutiara, Jakarta : Gudang Ilmu. Sari, Eka Murti. 2012. Peribahasa Sastra Lama dan Majas. Jakarta : Mata Elang Media. Sobandi. 2012. Mandiri Mengasah Kemampuan Diri Bahasa Indonesia,Jakarta : Erlangga. Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa. -----------------------------. 1995. Dasar-Dasar Psikolinguistik. Bandung : Angkasa. Th.Prihatmi, Sri Rahayu. 1990. Dari Mochtar Lubis Hingga Mangun wijaya. Jakarta : Balai Pustaka.
17