B u n g H attadan Otonomi Daer ah: MASIH PERLUKAHDEBAT MENGEITAINEGARA FEDERAL?Ol e h : S ri -E d iS wasonodan M eutiaHatta$wasono T u l i sa n i n i ti d a k d i maksudkanuntuk m enanggapi ar tikel Anha r Gonggong, "lrani Sejarah, tentang Hatta-Sjahrirdan Negara Federal 27 Desember 1949" (Kompas, 13 Januari 2000), ataupun artikel Sulastomo tentang "Otonomi, Federasi atau Merdeka" (Kompas, 11 Januari 2000), i ongankepadasayauntukm enulis. l re kai tu memberdor m e s ki p u na rti ke me T i d a k se d i ki t tu l i sa n dan pandanganyang telah dikemukakandi b e r b a g afo i ra ,b a i kya n g b e rmuatanpolitikmaupunakadem ik,tentangbentuk negarafederalvs negarakesatuan.Nama Bung Hatta hampirselalumuncul m a n aka l ab e n tu k n e g a rafe der almajukansebagaipilihan.Rom o M angun, A m i e n R a i s d a n S ya fi iMa 'a r ifhanyalahsebagiansaja dar i banyaktokoh lain y a n g me n g ka i tka nn a ma B ung Hatta dengan paham feder alismesebagai suatujastifikasipolitis-historis. B u n g H a tta me ma n g telah sejak tahun 1926, kem udianjuga pad a tahun 1932 melaluitulisannyayang terkenalKe Arah lndonesiaMerdeka, sehinggabeliau m e n gg a mb a rka lnn d o n e si aMer dekaber dasarfeder alisme, d i k a ta ka nb a n ya k o ra n g sebagai seor ang feder alis.Namun kalau kit a perhatikandenganseksama,inti dari federalismeBung Hattaadalahotonomi d a e r a h ya n g l u a s, ya n g sesuai dengan keistim ewaandan kekhususan daerah, yang berdasar pada hak demokrasirakyat dengan menghormati i n i s i atira f kya td a ri b a w a h . Me n g a p a B u n g H a tta m ener im a dengan m udah bentuk negar a k e s a tu a n ? K e ti ka B a d a n Penyelidik Usaha Per siapan Kemer dekaan b e r mu sya w a ra hd a n ke mudian pada tanggal 29 M ei 1945 ber mufak at berdasarpandanganmayoritasanggotadan menetapkanbentuk negara Rl , aka Bung Hatta tidak a d a l ah N e g a ra K e sa tu a n(bukanNegar aFeder al) m saja ikut menerima ketetapan ini dengan ikhlas, tetapi bahkan m e n du ku n g n yaT. i d a k a d a alasanbagi Bung Hattayang seor angdem okr at t u l e n u n tu k me n o l a k p a n danganm ayor itasanggota itu, apalagi bentu k Negara KesatuanRl toh tetap berintikanotonomidaerah yang luas sesuai dengan paham demokrasiyang beliauyakini.Selanjutnyasebagaimanakita ' l i h a t , o to n o mi d a e ra h ya n g luas, yang sesuai dengan keistimewaandan k e i k hl a sa nma si n g -ma si ndgaer ah,toh telahdir um uskanoleh Pasal 1B UUD 1 9 4 5 . S a ya n gse ka l ib a h w a dalam pr aktek,Pasal 18 UUD 1945 ini belum p e r n a hd i l a ksa n a kase n ca rakonsekuen. H i n g g a sa mp a i p a d a akhir hayat Bung Hatta,sepanjangyang say a k e t a h u isa ya ti d a kp e rn a hmenem ukantulisanatau ucapanBung Hattayan g p te rl u n yabentuk negar afeder aldiwujudkan,kar ena ide m e n g u n g ki t-u n g ki o t o n o mid a e ra hya n g me n j adipr insipkuat beliau,telah ditegakkansebag ai
'
di Eukittinggi ll (IKAL-LEMHANASI Disumbangkanuntuk Pra-Konferense 2000. Barat, 31 Januari Sumatera
komitmen negara di dalam konstitusikita (Swasono, Meutia H., Media l n d o n e si a ,2 1 -2 2 Okto b e r1998) . *** D a l a msu a sa n ab a ti nsaat ini kir anyabentukNegar aFeder altidakla h m e r u pa ka ntu n tu ta n p o l i ti k nasionalyang ur gen, kecuali sebagai suatu academicexercise.Kalau ide Negara Federalpernah diajukanBung Hatta, h a l i ni ti d a k te rl e p a s d a ri kenyataan politik yang ada di waktu pr akemerdekaan.Pada saat itu semangatdan keinginanbersatu(/e d6sired'6tre e n s e mb l ed) a ri se g e n a pko mponenbangsadan sukubangsasangatlahkuat, s e b a g a i ma n a d i mu l a i d a ri Manifesto Politik yang dicanangkan oleh Pe r h i mp u n a nl n d o n e si ata h un 1925 di Neger i Belandahingga munculny a Su m pa hP e mu d ata h u n 1 9 2 8( Swasono,MeutiaH., "Sur atkepadaGus Dur " , 2 8 D e s e m b e1r 9 9 9 ) . Sekarang kita sedang menyaksikanbahwa Ie desire d'6tre ensemble i n i s e d a n g ke n d o r, b a h ka n per satuannasionalyang ada Sedang r eta k s e b a g a i a ki b a t p e mb a n g unannasional Or de Bar u yang m embawak an berbagai ketimpangan dan ketidakadilan. Frustrasi-frustrasidaerah mulai nampak sebagaisuatu kenyataan bermunculan.Keretakan-keretakan y a n g me mp ri h a ti n ka nD.a l a m keadaansem acamini, suatu Negar aFeder al , ka feder alism eyang m elandasinyaakan ber uba hR l , j i k a d i te g a kka n ma b e n t uk d e n g a n mu d a h n ya menjadi pr ovinsialisme,eksklusivism eatau (S w a so n oMe , utiaH., lbid.,1999) . s e p a ra ti sme bangsaakan m akinkuat kar ena D i sa mp i n gi tu ke ku atandisintegr atif selama 3 dasawarsaini telah tumbuh sikap mentalyang makin mewajarkan f e o d al i smed a n o to kra ti smesehinggafeder alism eakan lebih m embuk a dan peluangbagi tumbuhnya"raja-rajakecil"yang membentukparokhialisme eksklusivismelokal (toc.Cif.).Sentralismepusat yang tennrujudselama ini, lokal.Guber nur - guber nul r d e n g a nmu d a ha ka n b e rg e s erm enjadisentr alisme machtsstaat penguasa-penguasa menjadi ini telah dan bupati-bupatiselama d i d ae ra h n ya ma si n g -ma sing.Dengan bentuk negar a feder al dapatk ah d i j a mi n b a h w a p a ra p e n guasa daer ah itu tidak lagi ber per an sebagai "pangreh"(penguasayang me-recht)dan bisakahmenjadi"pamong"? l su ya n g ki ta h a d a pi saat ini, m enur ut pendapatsaya lebih pad a masalah sentralismevs desentralisme(otonomi)daripada bentuk negara k e s a tu a nvs n e g a ra fe d e ral.Dalam kaitan ini, akan dikutibdi bawah ini p a n d a n g a n -p a n d a n g aBnu ng Hatta dengan m aksud untuk "melur usk an" kekurang-tepatanyang dilakukan oleh sebagian mereka yang mengutip p a n d a n g a nB u n gH a ttame ngenaifeder alism e. B a g i B u n g H a tta makna demokr asi yang sebenar nya adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat. Demokrasi yang sebenarnya Bung Hattamenegaskan," ... Apabi l a b e r se b e ra n g adne n g a n se ntr alisme. demokrasimaksudnya melaksanakan pemeintahan dai yang dipeintah, maka nyatalah bahwa demokrasi tidak sesuai dengan dasar sentralisme yang membulatkansegalakekuasaandi tangan Pemeintah Pusat dan DPR. Semakin /1as daerah negara, semakin banyak deferensiasikepentingan hidup, semakinbanyak masalah khusus yang mengenaiberbagaidaerah masing-masing, yang semuanya itu tidak dapat diurus dari pusat ')
pemeintahan negara. Di sebelah pemerintahanra4yat seluruhnya yang dilaksanakanoleh Pemerintah Pusat bersama-samadengan DPR, mestilah ada Pemerintah Daerah yang mengurus kepentingan daerahnya masingmasing. Maka timbullahpembagian fugas antara Pemeintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah mengurus segala kepentingan yang mengenai daerah-daerahnyasaja. Kepentinganyang meliputi daerah yang lebih /uas dan negara seluruhnya diurus oleh pemerintahanlingkunganyang lebih luas dan oleh Pemeintahan Pusat Pemeintahan demokrasi di dalam negara yang iuas daerahnya harus dilaksanakan dengan mengadakan desenfra/isasi. Senfra/isasi akan memperkuat sistem birokrasi, dan akan melemahkan ' iika tidak melenyapkan - kontrole rakyat afas Pemerintah dan DPR." (Hatta, Mohammad, PikiranRakyat,27 Aprrl1957). D e n g a n p e n o l a ka npaham demokr asiyang Sebenar nyater hadap p a h a m se n tra l i smema , ka kongr uendengan demokr asiyang demikia n pula pendapatBung Hatta, Akan dikutibkan a d a l a h p a h a m d e se n tra l i sm e. pekeriaan antara Pusat dengan yang menyatakan bahwa " ... Pembagian bagian-bagiannya itu dalam beberapa tingkatan menimbulkan sisfem desentralisasiteritorial dan desenfra/isasi fungsional yang juga disebut dekonsenfrasi.Tenfangdesentra/isasiitu, arang biasa membedakanantara otonomi dengan'self-bestuur' (medebewind),yaitu,'serta-memerintah'.. 'membuat peraturan sendiri dan menialankan Otonomi maksudnya sendiri', daerah merdeka membuatnya atau tidak membuatnya. ltu termasuk 'mengLtrtts rumahtangga sendiri'. 'Se/f-besfuu/ atau 'setta' lingkungan peraturan yang dibuat oleh memerintah' maksudnya menialankan lingkungan pemerintahan yang lebih tinggi tingkatnya. Jadi, ikut serfa menjalankan itu diwajibkanuntuk kepentingandaerah sendiri ... Demokrasi sebagai pemeintahan dai yang diperintah harus dilaksanakan dengan desenfralisast, sudah kita insyafi seiak semulanya.Dalam UUD Republik lndonesiayang pertama (UUD 1945, pen.), Pasal 18, disebut bahwa pembagiandaerah lndonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunanpemerintahannya, ditetapkan dengan undang'undang,dengan memandang dan mengingatidasar permusyawaratandalam pemerintahan negara dan hak-hak asal-usuldalam daerah yang bersifat istimewa .r. Tatkata Negaralndonesia Serikatdi dalam tahun 1950 dikembalikanmeniadi Republik Kesatuan,dalam membicarakan piagamnya ditegaskan bahwa Negara Kesatuan yang demokratis ini akan melaksanakan sisfem desentralisasi.Pasat 131 UUD kita sekarang (UUDS, pen.) tidak saia mengulangi apa yang ditetapkandi dalam Pasal 1S UUD peftama tetapi, juga memperkuatnya dengan ketentuan di dalam Ayat 2 dan 3. Di sifu disebut bahwa kepada daerah-daerah dibeikan otonomi se/uasJuasnya untuk mengurus rumahtangganya sendii. Dengan undang-undangdapat diserahkanpenyelenggaraantugas-tugaskepada daerah-daerah yang tidak masukdalam urusan rumahtangganya.Pasal 132 menetapkandasar-dasar berpendapat demokrasi di dalam pemerintahanSwapraia ... Dahulu orang 'serta-memeintah', 'otonomi' dan bahwa ada tajam perbedaan antara peraturan negara yang pemerintahan meluasnya dan tetapi perkembangan metiputi kepentingan seluruhrakyat menghilangkanperbedaan yang taiam
itu. Perkembangandemakrasimenimbulkankebiasaan,bahwa pemeintahan daerah dalam menjalankan peraturan yang diperbuat oleh instansiyang lebih afas yaitu dalam kewajibannya ikut memerintah, seringkati bermusyawarahdan memintapersetujuanDPR Daerahnyasendii ...". (lbid., PikiranRakyat,27 April1957). se n tra l i sme ti d a kl ah sesuai dengan dem okr asi. Demokr as i menghendaki desentralisasi. yang efektif menuntutotonomi Desentralisasi p e ru ru j u d a n sebagai d e mokr asi itu. Kembali kita kutib pendapatBung Hatta yang sejak tahun 1932 menegaskan wawasan kerakyatandan kebangsaanIndonesia" ... lndonesiaMerdekaharuslahsuatu Republikyang bersendi kepada pemerintahan rakyat yang dilakukan dengan perantaraan wakil-wakilrakyat atau badan-badanperwakilan ... Dari wakil-wakilatau dai dalam Badan-badan Penuakilan itu, terpilih anggota-anggota pemeintah yang menjalankan kekuasaan negara.Dan pemerintahini senantiasatakluk kepada kemauan rakyat (Hatta, Mohammad, Ke Arah /ndonesra M e r d e ka ,1 9 3 2 ). S e l a n j u tn ya me n g e n aipenentuannasib r akyat oleh r akyat sendi r i , Bung Hatta menyatakan: "... Oleh karena Indonesia terbagiafas beberapa pulau dan golongan bangsa, maka perlulah tiap-tiap golongan, kecil atau besar, mendapat otonomi,mendapathak untuk menentukan nasib sendii. Satu-satunya dapat mengatur pemerintahansendii menurut keperluan dan keyakinan sendiri, asal saia peraturan-peraturan masing-masing tidak berlawanan dengan dasar-dasar pemerintahan umum Memberikan otonomi kepada daerah tidak saja berarti melaksanakandemokrasi tetapi iuga mendorong berkembangnya auto-aktivifet ... Auto-aktivitet artinya berlindak sendiri, melaksanakan sendiri apa yang dianggap penting bagi lingkungannyasendiri ... dengan berkembangnyaauto-aktivitet, tercapailah apa yang dimaksud dengan demokrasi, yaitu pemeintah yang dilaksanakan oleh rakyat, untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkanjuga terutama memperbaiki nasibnya sendii ... Masih banyak orang di antara kita yang masih belum mengerti, apa maksud pemerintahan demokrasi,yang masih mempunyai paham salah, bahwa demokrasi adalah tempat untuk membela kepentingan golongan sendiri, suatu kesempatan untuk menempatkan kawan-kawansendiri di dalam ientera pemerintahan, di dalam dan di luar negeri, meskipun ia tidak mempunyai kecakapan untuk itu. Paham semacam itu akan melumpuhkan pemerintahan, akan menjerumuskan negara ke dalam korupsi sosia/ yang kalau tidak lekas dicegah akan merubuhkannegara... Sebaihbaiknyatitikberat pemerintahan sendiri itu diletakkan di Kabupaten. Propinsidalam hal ini menjadi badan koordinator daripadasegala Kabupaten yang. terdapat, di lingkungani'tya.Kelanjutannya adalah bahwa Propinsi tidak mempunyai Dewan Penaakilan yang langsung dipilih oleh rakyat. Dewan Perwakilan yang ada terdiri dari wakil-wakil yang diutus oleh tiap-tiap Kabupaten dengan jumlah yang sama banyak. Misalnya tiap-tiap Kabupaten mengutus safu atau dua orang yang boleh bertukar-tukarorangnya menurut acara yang diperbincangkan sewaktu-wbktu. Dengan cara begitu' maka Propinsi merupakanbadan pelaksana kerjasama antara Kabupatenuntuk mengurus
kepentingan bersama 1qq7\
(Hatta, Mohammad,lndonesraRaya, 13 Mei ***
A p a b i l a d i a ta s disitir pendapat Bung Hatta, tentu tidak unt uk m e n sa kra l ka np e n d a p a tseor angpemimpinpendir iRepublik,namunadal ah k a r en a ti d a k b a n ya kre fe r ensidasarmengenaipem ikir antentang otono m i daerah dan tentang negara kesatuan vs negarafederalyang berkaitan d e n g a np ro se sp e n yu su n anUUD 1945 oleh par a pelakunya.Bagi Bung Hatta bentuk negara federal bukanlah tuntutan politik(Swasono,Meutia H . , Me d i a l n d o n e si a ,2 l -2 2oktober 1998) .Bagi Bung Hatta yang penti ng u n t uk d i l a ksa n a ka n a d alah otonom i daer ah yang luas sebag ai p e n g e j a w a n ta h adne mo krasi. K i ra n ya d a p a t d i te r ima pendapatyang menyatakanbahwa untuk m e r e d a mke ku a ta nd i si n tegr atif ini dibutuhkansuatu kebijakanbudayabar u u n t uk me n e g a kka nke mb aliM anifestoBudayakita ( BhinnekaTunggallka) y a n g me n e ri ma p l u ra l i smesebagai kewajar an dan menjadi landasan h u b u n g a nmu tu a l i ta a s n ta rwar ganegar (aOp.Cif.,Desember1999)Pancasi l a " a sa s menjadi b e rsa ma "d alam plur alism elndonesia,bukan "asas tungg al " sebagaimanasecara kelirudiartikanselama ini (Op. Crt., Media lndonesia,
1ee8).
Sebagap i e n u tu ptu l isanini,akan dikutipkanpendapatPr of.Soena r i o sbb: " ... dalam pidato pembelaan Bung Hatta di mulSapengadilandi Den Haag dan dalam suatu per-temuan Perhimpunan lntdonesia Bung Hatta membelabentuk negara serikatuntuk negara lndonesiayang akan datang ... Akan tetapi kami yakin dalam masalah ini Saudara Hatta bersikapdemikian semata-mata untuk menjaga jangan sampai kepentingan daerah-daerah di luar Jawa kurang mendapat perhatian jika lndonesia menjadi suatu negara kesatuan. Artinya lebih dari itu, tidak! ... lni membuktikan secara definitif bahwa Bung Hatta memang menyetujui bentuk negara kesatuan untuk l n d on e si a..." (K o mp a s,3 1 Agustus1gg8) . P e n d a p a su t l a sto mo( op. cit., Kom pas,11 Januar 2000) i masukakal , i a k ata ka nb a h w ao to n o midaer ahakan lebihsesuaidengantuntutanzam an. M e ma n g ti d a k a d a j a mi n an pula bahwa dalam negar afeder altidak aka n terjadi sentralisme.Sejarah dunia membuktikanbahwa sentralismebisa t e r j ad ij u stru d a l a m b e n tu k negar afeder al.Dan apabilaAnhar Gonggong mengemukakanistilah "ironi sejarah" untuk Hatta-Sjahrir,apa yang saya k e m u ka ka nd i a ta s mu n g kindapatdisebutsebagai"ir onipolitikpr aktis"ata u "i r o n ia ka d e mi s"ma saki n i . Kompas, 24 Januai 2000. Penulis adalahGuru Besar FE-IJl. PenasehatPKP.
-1-2000. NegaraFederal2/l KAL-LEMHANAS/MS-WORD/31