ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT, PINJAMAN BERGULIR, PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) MELALUI PROGRAM PNPM-MP DI DESA TUNGGORONO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Slamet (NPM: 201214102), Sarsiti ABSTRACT In this study the authors have a goal that is to know the effect of the provision of community grants, revolving loans, training and business development assistance to members of Self-Help Groups (SHGs) through urban self PNPM program in the Village District of Kutoarjo Purworejo Tunggorono either partially or simultaneously. The hypothesis formulated in this study among which allegedly giving direct aid society, revolving loans, training and mentoring significant effect on the Business Development Group member Organization (KSM) through urban self PNPM program in the Village District of Kutoarjo Purworejo Tunggorono either partially or simultaneously . The method used in this research is quantitative method. The data used in this research using primary data from questionnaires, and secondary data obtained from documents urban PNPM Mandiri in Rural District of Kutoarjo Tunggorono Purworejo and reference books that support this research problem. Data analysis techniques in this study using multiple linear regression, t test, F test, and test the coefficient of determination. The results of the data analysis in this study it can be concluded that the provision of community grants, revolving loans, training and mentoring significant effect on the Business Development Group member Organization (SHGs) through the PNPM Mandiri Urban Village District of Kutoarjo Purworejo Tunggorono either partially or simultaneously . Keywords: provision of community grants, revolving loans, training and mentoring and business development.
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang masalah kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang sangat sulit untuk diatasi. Berbagai program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan, namun masalah kemiskinan masih juga melanda bangsa Indonesia. Salah satu program penanggulangan kemiskinan yang
dilaksanakan di Indonesia yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP). Pendampingan dan fasilitasi KSM
menjadi bagian proses
pembelajaran masyarakat, untuk mendukung usaha KSM diperlukan dukungan pelayanan jasa keuangan yang dapat menunjang pengembangan usaha KSM. Prioritas usaha KSM yang akan dikembangkan adalah usaha ekonomi produktif dan kreatif potensial.
RUMUSAN MASALAH Dari uraian di atas, maka penelitian ini merumuskan permasalahan yang hendak dibahas, antara lain : 1. Apakah pemberian bantuan langsung masyarakat berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui PNPM-MP. 2. Apakah pemberian pinjaman bergulir berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP. 3. Apakah pelatihan dan pendampingan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP. 4. Apakah pemberian bantuan langsung masyarakat, pinjaman bergulir, pelatihan dan pendampingan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui PNPM-MP. LANDASAN TEORI 1.
Undang-undang RI nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang . Salah satu pembenahan utama yang diperlukan adalah dari aspek regulasinya. (Sri, 2007: 45).
2. Sasaran program PNPM-MP berpihak pada warga miskin. Menurut Zikrullah (2000: 21) kemiskinan adalah konsep yang cair, tidak pasti, dan mutidimensional. Menurut Cox (2004: 33) bahwa seseorang dikatakan miskin jika tingkat pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan. 3. Menurut Riyanto, pendapatan atau laba usaha menunjukkan pengurangan antara penjualan dengan harga pokok penjualan di kurangi biaya usaha beserta bunga kredit (Riyanto, 1994:78). Menurut Riyanto (1994: 79), keberhasilan suatu usaha dapat diukur dari: Likuiditas, Solvabilitas, Growth, Market Share Relatif, kemampuan untuk melaksanakan ekspansi.
KERANGKA PEMIKIRAN Dari uraian tersebut di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Bantuan Langsung Masyarakat (X1)
Pinjaman Bergulir (X2) Pengembangan Usaha (Y) Pelatihan dan Pendampingan (X3)
Gambar. 1 Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemberian bantuan langsung masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui PNPM-MP. 2. Pemberian pinjaman bergulir tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP. 3. Pelatihan dan pendampingan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP. 4. Pemberian
bantuan
langsung
masyarakat,
pinjaman
bergulir,
pelatihan
dan
pendampingan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP.
METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Tunggorono Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. Obyek dalam penelitian ini adalah anggota KSM melalui PNPM-MP di Desa Tunggorono. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : Variabel Dependen (Pengembangan Usaha), Variabel Independen (Pemberian Bantuan Langsung Masyarakat, Pinjaman Bergulir, Pelatihan dan Pendampingan). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota KSM melalui PNPM-MP di Desa Tunggorono. Mengingat jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini relatif kecil yaitu sebanyak 84 anggota KSM, maka dalam penelitian ini digunakan teknik sensus. Data yang diperlukan dalam penelitiana ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner, Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda, Uji T, Uji F, dan uji koefisien determinasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Untuk mengetahui ketepatan dan keakuratan metode analisis data yang digunakan, maka digunakan uji instrumen validitas dan reliabilitas. Validitas didefinisikan ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukuranya terhadap suatu gejala . Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran beberapa kali terhadap gejala yang sama , dengan alat ukur yang sama. 2. Dari hasil uji t maka dapat diketahui bahwa nilai t
hitung
> t
tabel
dan p-value dalam
penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa: a. Dari perhitungan uji t hitung > t tabel (2,577 > 1,990) dengan nilai signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,012 < 0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya pemberian bantuan langsung masyarakat berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP di Desa Tunggorono. b. Dari perhitungan uji t hitung > t tabel (3,659 > 1,990) dengan nilai signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,012 < 0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya pinjaman bergulir berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP di Desa Tunggorono. c. Dari perhitungan uji t hitung > t tabel (3,659 > 1,990) dengan nilai signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,012 < 0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya pelatihan dan pendampingan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui program PNPM-MP di Desa Tunggorono. 3. Dari perhitungan uji F hitung > F tabel (72,086 > 2,72) dengan signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti Pemberian bantuan langsung masyarakat, pinjaman bergulir, pelatihan dan pendampingan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui PNPMMP di Ds Tunggorono. 4. Berdasarkan hasil analisis diatas maka diperoleh nilai Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,720. Maka dapat diartikan bahwa variasi variabel independen yang terdiri dari pemberian bantuan langsung masyarakat (X1), pemberian pinjaman bergulir (X2), dan pelatihan dan pendampingan (X3) mempunyai kontribusi pengaruh yang signifikan terhadap Pengembangan Usaha (Y) anggota KSM melalui program PNPM-MP di Desa Tunggorono sebesar 72% sedangkan sisanya sebesar 28% dipengaruhi oleh faktor yang lainnya.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, Pemberian bantuan langsung masyarakat berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui PNPM-MP di Desa Tunggorono, hal ini terbukti dengan nilai t
hitung
>t
tabel
(2,577 > 1,990) dengan nilai signifikansi (p-value) <
0,05 yaitu (0,012 < 0,05). Pinjaman bergulir berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota
KSM melalui PNPM-MP di Desa Tunggorono, hal ini
terbukti dengan nlai t hitung > t tabel (3,659 > 1,990) dengan nilai signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,012 < 0,05). Pelatihan dan pendampingan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha anggota KSM melalui PNPM-MP di Desa Tunggorono, hal ini terbukti dengan nilai t hitung > t tabel (3,659 > 1,990) dengan nilai signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,012 < 0,05). Pemberian bantuan langsung masyarakat, pinjaman bergulir, pelatihan dan pendampingan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pengembangan Usaha
anggota KSM melalui program PNPM-MP di Desa Tunggorono, hal ini terbukti dengan nilai F
hitung
> F
tabel
(72,086 > 2,72) dengan signifikansi (p-value) < 0,05 yaitu (0,000 <
0,05).
SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat direkomendasikan adalah Perlunya peran serta pemerintah dan masyarakat yang terintegrasi dengan baik agar mampu mewujudkan sasaran yang hendak dicapai dari program PNPM-MP dalam upaya penanggulangan kemiskinan untuk meningkatkan pengembangan usaha. Perlu adanya evaluasi terhadap setiap program yang ada agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan terkendali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam program
PNPM-MP.
Dibutuhkan adanya pelatihan dan pendampingan bagi para pengusaha yang baru memulai usahanya agar mereka lebih memahami tentang cara mengelola usaha yang baik. Pemberian kredit modal usaha harus dipantau dan diawasi agar pemberian kredit modal usaha ini tidak disalahgunakan oleh masyarakat sebagai kredit konsumtif yang tidak digunakan untuk pengembangan usaha.
REFERENSI Alex Nitiseminto, Dasar-Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Cox, 2004, Permasalahan Kemiskinan di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta. Henry Simamora, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE. Yogyakarta. Jeung
Pumkiz. 2009. Tinjauan Umum Tentang Kredit. multiply.com/reviews/item/1. Dikutip tanggal 22 Mei 2009.
http://pumkienz.
Mulyono.1993. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, 1994, Manajemen Perbankan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sri, 2007, Pengembangan UKM di Pedesaan, Gaung Persada, Yogyakarta. Suad Husnan & Ranupandojo, 2000, Prinsip-Prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta. Sumodiningrat, 2004, Problematikan Pembangunan Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta Yogyakarta. Suprapto,
Joko. 2008. Kredit/ Perjanjian Kredit. http://www.suprapto.com/kamus/kredit.htm. Diambil tanggal 19 Maret 2009.
Susilo Martoyo, 1990, Manajemen Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 1 butir 11. Zikrullah, 2000, Konsep-Konsep Kemiskinan, Transito, Bandung.