ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNING MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA
Oleh : Nurul Fatimah * Sarsiti ** Mahasiswa UNSA* Staff Pengajar Fakultas Ekonomi UNSA**
ABSTRAKSI One of the yardsticks used in assessing the performance of the company by the internal and external parties is profit. This prompted management to behave improperly in relation to the profit that is doing the setting of profit (earnings management) at the time of preparation of financial statements. Differences were seen from the average value of discretionary accruals of each group company. By using three models, namely models Healy, model and model modifications Jones Jones. In this study sample were grouped into two groups of companies are companies that earn profits for three consecutive years and the company suffered an operating loss in the year and the same type of business. Observation period used is 2007 to 2009. The research sample consisted of six companies and six corporate profit and loss, so the total sample of 12 companies during the three years of observation. This study tested the use of data normality test is one sample Kolmogorov-Smirnov, and the independent sample test parametik t-test. Based on the test one sample Kolmogorov-Smirnov simultaneously during three years of observation in mind that the data are normally distributed, so that further testing is used in the test parametik. By using the Jones and modified Jones models for three-year observation suggests there are differences in the regulation of profit (earnings management) on the company's profit and loss firms. Keywords: Setting Income (Earnings Management), Discretionary Accruals.
A. Pendahuluan Teori keagenan menekankan bahwa angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekankan konflik antara pemilik perusahaan dan pengelolanya atau manajer (De Angelo, 1986), dimana satu pihak disebut sebagai agen (pihak yang menjalankan kepentingan) dan pihak lain yang disebut sebagai prinsipal (pihak yang mempunyai kepentingan).
12
Pengaturan laba (earning management) merupakan campur tangan dalam proses pelaporan
keuangan
eksternal
dengan
tujuan
untuk
menguntungkan
kepentingan
sendiri (Setiawati dan Na’im, 2006). Hal senada juga diungkapkan oleh Scoot (2007: 351) bahwa pengaturan laba (earning management) merupakan intervensi manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal, sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Schipper dalam Sutrisno (2008) mengungkapkan pengaturan laba (earning management) adalah suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa keuntungan sepihak. Kesempatan bagi manajemen untuk mendistorsi laba timbul karena kelemahan yang inheren dalam akuntansi itu sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Worty (1984) dalam Setiawati dan Na’im, fleksibilitas dalam menghitung angka laba disebabkan oleh: 1. Metode akuntansi memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda. 2. Metode akuntansi memberikan
peluang bagi manajemen untuk melibatkan suatu
subyektifitas dalam menyusun estimasi. Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hasil dari proses akrual, yaitu laba yang dilaporkan
cenderung untuk lebih dirata dari pada arus kas (akrual
cenderung secara negative
berhubungan dengan arus kas), dan bahwa laba
informasi yang lebih tentang kinerja ekonomi kepada investor dari pada
memberi arus kas
(Dechow dalam Sutrisno, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Kusindratno (2009) meneliti mengenai studi indikasi pengaturan laba dalam laporan keuangan perusahaan publik di BEJ. Dalam
13
penelitian sebelumnya mengindikasikan ada tidaknya management)
dalam
laporan
keuangan
perusahaan
pengaturan laba (earning sample
dengan
menggunakan
model Healy. Sedangkan dalam penelitian ini menganalisis perbedaan pengaturan laba (earning management) pada perusahaan yang memperoleh laba dan yang mengalami rugi. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaturan laba (earning management) selain menggunakan model Healy juga menggunakan model Jones dan model modifikasi Jones.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan survey dengan tujuan menguji hipotesis yang diajukan. Penelitian ini akan membandingkan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. 1. Sampel. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang mendapat laba dan mengalami rugi selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2007-2009. 2. Teknik Pengambilan Sampel. Sampel penelitian ini untuk perusahaan yang laba diambil secara purposive, yaitu harus memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Memperoleh laba selama tahun yaitu tahun 2007-2009. b. Mempunyai pasangan perusahaan yang mengalami rugi pada jenis usaha yang sama dan total asset yang hampir sama. c. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama tahun 2007-2009. Sampel penelitian untuk perusahaan yang rugi diambil secara purposive,
14
yaitu harus memenuhi criteria sebagai berikut : a. Mengalami rugi selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2007-2009. b. Mempunyai pasangan perusahaan yang memperoleh laba
pada jenis usaha yang
sama dan total asset yang hampir sama. c. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2007-2009.
Tabel III.1 Nama dan Jenis Perusahaan yang Dijadikan Sampel Jenis Perusahaan Food and Beverage
No 1
Nama Perusahaan Laba Multi Bintang Indonesia Sunson
Textile Mill Product
Textile
2
Nama Perusahaan Rugi Presidha Aneka Niaga
Manufacture Texmaco Jaya Tbk.
Tbk. Apparel and Other Textile
3
Sepatu Batta
Ricky Putra
Textile
4
Pan Brothers
Primarindo
5
Tirta Mahakam PI
Barito Pasific Timber
6
Unggul Indah Jaya
Enterindo Wahanatama
Lumber
and
Wood
Product Chemical
and
Allied
Product
C. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Manajemen Laba Menurut Scoot (2007: 351) bahwa pengaturan laba (earning management)
15
merupakan
intervensi
manajemen
dalam
proses
penyusunan
pelaporan
keuangan
eksternal sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba. 2. Kebijakan Akuntansi Akrual (discretionary accrual) Discretionary
accrual
adalah
suatu
cara
untuk
mengatur
pelaporan
laba
melalui manipulasi kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan akrual yang sulit dideteksi, misalnya dengan menaikkan biaya amortisasi dan depresiasi, mencatat kewajiban yang besar atas jaminan produk (garansi), kontigensi dan potongan harga, dan mencatat persediaan yang sudah usang. Model yang digunakan untuk menghitung discretionary accrual adalah
sebagai
berikut.
•
=
∆
∆
∆
∆
= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t, ∆
= Perubahan dalam aktiva lancar perusahaan i periode t,
∆
= Perubahan dalam utang lancar perusahaan i periode t,
∆
ℎ = Perubahan dalam kas dan ekuivalen kas perusahaan i periode t,
∆
= Perubahan dalam utang jangka panjang yang termasuk dalam utang lancar
perusahaan i periode t, !" #
= Biaya depresiasi dan amortisasi perusahaan i periode t, = Total aktiva perusahaan i periode t,
$ = 1, …… n perusahaan, dan % = 1, …… t tahun estimasi.
Model yang digunakan untuk memisahkan antara discretionary accrual dan non discretionary accrual adalah modifikasi Jones. 16
•
⁄
#
= (1⁄
#)
+ &+ (∆,-. ⁄
#)
+ &0 (11- ⁄
#)
+2
∆REV67
= pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan t-1
PPE67
= aktiva tetap perusahaan i pada tahun t,
2
= error term perusahaan i pada tahun t. Secara sistematis discretionary accrual dirumuskan sebagai berikut.
•
⁄
= DA
#
− : (1⁄
#)
+ &+ (∆,-. ⁄
#)
+ &0 (11- ⁄
# );
= discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
•
⁄ ∆,-
67
#
= (1⁄
#)
+ &+ (∆,-. ⁄∆,-
)/
#
+ &0 (11- ⁄
#)
+2
= piutang dagang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang dagang tahun t-
1.
D. Analisis Data 1. Pengujian Normalitas Data Uji
normalitas
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
One
Sample
Kolmogrov-Smirnov.
Tabel IV. 1 Pengujian Normalitas Data (Menggunakan Model Jones) Variable
N
Mean
Std. Deviation
Asymp. Sig
DA 2007
12
-0,7723
3,7656
0,145
DA 2008
12
9,4964E-11
1,40224E-10
0, 151
DA 2009
12
8,65899E-12
5,17719E-12
0,227
Sumber: Print out SPSS for windows Berdasar hasil uji normalitas data (menggunakan model Jones) seperti 17
terlihat pada tabel IV. 1 discretionary accrual pada tahun 2007, 2008, dan 2009 menunjukkan tingkat signifikan yang lebih besar dari tingkat signifikan yang telah ditentukan (0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai discretionary accrual selama tiga tahun penelitian memiliki data yang berdistribusi
normal,
sehingga
pengujian
selanjutnya
akan
menggunakan
pengujian parametik yaitu uji independent sample T-test. Tabel IV. 2 Pengujian Normalitas Data ( Model Modifikasi Jones) Variable
N
Mean
Std. Deviation
Asymp. Sig
DA 2007
12
0,5811
2,40110
0,145
DA 2008
12
-1,51215E-11
2,42185E-11
0, 191
DA 2009
12
5,87725E-12
8,46765E-12
0,330
Sumber: Print out SPSS for windows Level of significance 5% Berdasar hasil uji normalitas data (Model Modifikasi
Jones)
yang
terdapat
pada tabel IV. 2, dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansinya yang lebih besar dari
0.05 (> 0,05). Pada
pengamatan tahun 2007 diketahui tingkat signifikansinya 0,145 (> 0,05), tahun 2008
tingkat
diketahui
signifikansinya
tingkat
signifikan
0,191
(> 0,05), (> 0,05).
0,330
sedangkan Pengujian
untuk
tahun
2009
selanjutnya
akan
menggunakan pengujian parametik yaitu uji independent sample T-test.
18
2. Pengujian Parametik Independent Sample T-Test Tabel IV. 3 Hasil Uji Dengan Independent Sample Test (Menggunakan Model Jones) Total Akrual Tahun
Keterangan Perusahaan Laba
2007
N
6
6
Mean
-4,37767
2,83333
SD
7,226125E-12
1,752505E-12
SE of Mean
2,95005E-12
7,154573E-13
P (Sign) 2008
0,000
Mean
2.29210E-10
-3,92829E-11
SD
1,45986E-12
1,89099E-12
SE of Mean
5,95984E-13
7,38875E-13
P (Sign) 2009
Perusahaan Rugi
0,000
Mean
1,16824E-11
5,63554E-12
SD
6,05701E-12
5,84225E-13
SE of Mean
2,47276E-12
2,38509E-13
P (Sign)
0,000
Sumber: Print out SPSS for windows Level of significance 5% Perbandingan antara
perusahaan
discretionary yang
accrual
memperoleh
laba
dengan dengan
menggunakan perusahaan
model yang
Jones
mengalami
rugi, jika dilakukan pengujian per tahun selama tahun 2007 sampai dengan tahun
19
2009
dapat
dilihat
dalam
tabel
IV.
3.
Rata-rata
discretionary
accrual
yang
diperoleh pada tahun 2007, 2008, 2009 dari masing-masing perusahaan sampel adalah
untuk
perusahaan
yang
memperoleh
laba
yaitu
-4,3777;
2,2921E-10
; 1,1682E-11 dan untuk perusahaan yang mengalami rugi masing-masing adalah 2,8330; -3,9283E-11; 5,6355E-12. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perusahaan
yang
memperoleh
laba
cenderung
melakukan
pengaturan
(earning management) dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami rugi. Tabel IV. 4 Hasil Uji Dengan Independent Sample Test (Menggunakan Mode Modifikasi Jones) Total Akrual Tahun
Keterangan Perusahaan Laba
2007
N
6
6
Mean
-1,71739
2,87999
SD
7,22607E-12
1,75266E-12
SE of Mean
2,95003E-12
7,15521E-13
P (Sign) 2008
0,000
Mean
-3,82603E-11
8,01733E-12
SD
1,45989E-12
1,80995E-12
SE of Mean
5,96001E-13
7,38910E-13
P (Sign) 2009
Perusahaan Rugi
0,000
Mean
1,29693E-11
-1,21483E-12
SD
6,05693E-12
5,84518E-13
SE of Mean
2,47273E-12
2,38627E-13
20
laba
P (Sign)
0,035
Sumber: Print out SPSS for windows Level of significance 5% Pengujian
ini
dilakukan
dengan
membandingkan
untuk perusahaan yang memperoleh laba dengan
discretionary
accrual
perusahaan yang mengalami
rugi untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, berdasarkan pada model modifikasi Jones yang dianggap Dechow dkk. merupakan model paling baik dalam menguji pengaturan laba (earning management). Hasil pengujian (seperti yang terlihat dalam tabel IV. 4) menunjukkan bahwa pada tahun 2007 dan 2008 rata-rata discretionary accrual untuk perusahaan yang mengalami rugi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memperoleh laba.. Pada pengujian independent sample test untuk model Jones dan modifikasi Jones diperoleh nilai 0,000 yang lebih kecil dari level of significance (0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa pada laporan keuangan tahunan untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 terdapat perbedaan yang signifikan pada discretionary accrual antara perusahaan yang memperoleh laba dengan perusahaan yang mengalami rugi. Dari hasil pengujian dengan model Jones dan model modifikasi Jones dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan tahunan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memperoleh laba dengan perusahaan yang mengalami rugi. Secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model Jones dan model modifikasi Jones lebih dapat menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan
dalam
pengaturan
laba
21
(earning
management)
dari
pada
menggunakan model Healy. Sehingga pendapat Dechow dkk. terbukti bahwa model modifikasi Jones merupakan model yang paling baik untuk menguji pengaturan laba (earning management).
E. Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yang dapat diungkapkan adalah sebagai berikut. 1. Rentang waktu penelitian yang terlalu singkat yaitu tiga tahun pengamatan sehingga jumlah sampel terbatas. 2. Penelitian
ini
membedakan
discretionary
accrual
untuk
perusahaan
yang
memperoleh keuntungan dengan perusahaan yang mengalami kerugian hanya pada laporan keuangan tahunan. 3. Jumlah perusahaan yang dijadikn sampel masih kurang banyak sehingga masih kurang bisa mewakili.
DAFTAR PUSTAKA Chairi,
Anis dan Ghozali. 2001. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, Tatang Ari. 2001. Earning Management dalam Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No. 2, Mei 2001. Juanda, Ahmad. 2001. Earning Management dan Kinerja Saham Perusahaan yang Melakukan IPO. Media Ekonomi, Edisi 17, Juni. Na’im, Ainun dan Setiawati, Lilis. 2000. Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 4, Hal. 424-441. Midiastuty, Pranata P dan Machfoedz, Mas’ud. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simpusium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Kusindratno, Rendra. 2009. Studi Mengenai Indikasi Manajemen Laba dalam Laporan Keuangan Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia. Ohio: Cleveland State University. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS. Tidak diterbitkan. 22
Resmi, Siti. 2008. Penerapan Manajemen Laba Dalam Perpajakan. Kajian Bisnis, No. 29, Mei - Agustus. Saputro dan Setiawati. 2008. Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen Laba: Uji Hipotesis Political Cost. Simpusium Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober. Surabaya. Singgih, Santoso. 2009. SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT Elex Media Komputer. Jakarta. Sekaran, Uma. 2000. Research Method For Business: A Skill Building Approach. Third Edition. Singapore: John Wiley And Sons. Scoot, William. 1997. Financial Accounting Theory. Prentice Hall. Upper Saddle River. New Jersey. Sutrisno. 2007. Studi Evaluasi Manipulasi Laba dan Pemilihan Metode Akuntansi Dalam Laporan Keuangan. Kajian Bisnis. No. 24. Desember. Sutrisno. 2008. Studi Manajemen Laba (Earning Management): Evaluasi Pandangan Profesi Akuntansi, Pembentukan dan Motivasinya. No. 5. Hal 158-179. Mei. Tintiana, Margaretha. 2009. Earning Management (Manajemen Laba)dalam Perbankan Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS. Tidak diterbitkan. Veronica, Sylvia dan Bachtiar, Yanini. 2008. Hubungan Antara Manajemen Laba dengan Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. Simpusium Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober. Surabaya. Wibowo, Herman dan Sinaga, Marinus. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
23