PENGARUH KOORDINASI TERHADAP PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL PRODUK USAHA KERAJINAN TANGAN DAN BORDIR
DI KOTA TASIKMALAYA Oleh Astri Siti Fatimah
[email protected]
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tasikmalaya Jln. Perintis Kemerdekaan No. 200 Tasikmalaya Abstrak :Industri kecil memiliki peranan strategis dalam perdagangan nasional hal ini karena proporsi usaha skala kecil mempunyai daya serap tenaga kerja yang sangat besar. Kota Tasikmalaya memiliki banyak sumber daya yang dapat dikembangkan, baik industri bordir, makanan atau kerajinan. Industri Kecil Menengah telah terbukti mampu menghasilkan berbagai komoditas, lokal maupun pasar internasional, tetapi daya saing dari produk yang dihasilkan pengusaha tersebut belum maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh koordinasi dengan pengembangan industri kecil produk usaha kerajinan tangan dan bordir di Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh koordinasi terhadap pengembangan industri kecil produk usaha kerajinan tangan dan bordir sebesar 29,7 % sedangkan 70,3 % disebabkan oleh faktor lain. Kata kunci : Industri kecil, koordinasi, pengembangan Pengembangan usaha industri kecil
sangat
mengingat
penting
dilakukan
perannya
dalam
dikembangkan
secara
berkesinambungan. menunjukan
Kenyataan
bahwa
cukup
strategis. Pembenaran paling mendasar
menghadapi gelombang krisis ekonomi
untuk mengembangkan usaha kecil
yang melanda Indonesia dibandingkan
adalah bahwa proporsi usaha skala
dengan industri besar.
kerja
bertahan
kecil
perdagangan nasional yang sangat
kecil mempunyai daya serap tenaga
mampu
industri
dalam
Isu yang tetap menarik untuk
yang sangat besar. Sejalan
diungkap dalam dinamika ekonomi
dengan sistim perekonomian rakyat,
nasional hingga sekarang ini adalah isu
keberadaan industri kecil merupakan
tentang usaha kecil. Penomena yang
salah satu kekuatan ekonomi yang
nampak
harus
bagaimana mengembangkan
dipertahankan
dan
terus 96
kepermukaan
adalah usaha
kecil tersebut agar tetap eksis dan
pertumbuhan di wilayah Priangan
mampu bersaing dengan keberadaan
Timur juga telah menetapkan visinya
usaha
yang
berskala
besar.
yaitu dengan Iman dan Taqwa Kota
Industri
kecil
sebenarnya
sangat
Tasikmalaya
Menjadi
Pusat
fleksibel, namun mereka sulit untuk
Perdagangan dan Industri Termaju di
berkembang. Sedangkan usaha mereka
Priangan Timur Tahun 2012.
sebenarnya sangat potensial. Pembangunan
Kota
memiliki
juga
banyak sumber daya yang dapat
diarahkan untuk lebih meningkatkan
dikembangkan, baik industri bordir,
industri kecil dan industri rumah
makanan atau kerajinan. Industri Kecil
tangga. Usaha tersebut dilaksanakan
Menengah
antara lain melalui pembinaan dan
menghasilkan
pengembangan
local
usaha
produktivitas, produksi
industri
Tasikmalaya
peningkatan
perbaikan serta
meningkatkan
berbagai
maupun
pasar
pula
belum maksimal. Untuk mengejar target pesanan
akan
tersebut
pendapatan
agar
dapat
merupakan
mampu
Kemitraan
antara
memberikan
sumbangan
besar
terhadap
dengan
keluarga.
salah dengan
memenuhi
kebutuhan maksimal maka program kemitraan
Sejalan
internasional.
yang dihasilkan pengusaha tersebut
tangga
yang
komoditas,
meningkatkan
pengusaha dan buruh industri sehingga
pendapatan
mampu
Sayangnya, daya saing dari produk
berkembangnya industri kecil dan rumah
terbukti
mutu
keterampilan para pengrajin. Dengan
industri
telah
aktualisasi
pemodal satu
kata
ideal.
pemodal
besar
kecil
strategi
dikembangkan
merupakan yang
untuk
dapat
kemajuan
otonomi daerah, setiap daerah relatif
bersama. Kemitraan yang didasari
diberikan
kesadaran
kebebasan
menetapkan
visi
pembangunannya
dan sesuai
untuk misi
Tidak
terkecuali
yang
besar
membutuhkan yang kecil, yang kecil
dengan
membutuhkan yang besar.
potensi dan kebutuhan masing-masing daerah.
bahwa
Sebagai
salah
satu
pusat
Kota
kerajinan Bordir yang terletak di
Tasikmalaya sebagai salah satu pusat
Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya 97
telah dapat dibuktikan bahwa adanya
mesinnya harganya
kesadaran
untuk
saling
250.000.000,- (dua ratus lima puluh
menguntungkan
(memajukan)
atau
juta rupiah). Ini dapat meningkatkan
simbiosis mutualisme seperti itulah
efisiensi tenaga kerja menjadi 17 orang
yang
dan
harus
Para
ditumbuhkembangkan.
pengusaha
kecil
selalu
menimbulkan
mencapai
Rp.
pengangguran
sebanyak 217 orang.
mendaptkan order untuk usaha bordir
Tentu saja para pengusaha
dari pengusaha besar dengan hitungan
kecil merasa usaha mereka terancam
perkodi.
gulung
Dalam
proses
tikar
karena
bakal
kalah
pembuatan
bersaing dengan para pemilik modal
kerajinan bordir, faktor produksi yang
besar yang menawarkan harga lebih
digunakan adalah tenaga kerja, modal,
bersaing dengan produk lebih unggul
dam peralatan, sedangkan bahan baku
dan
yang digunakan adalah kain. Pada
keterbatasan informasi pasar yang
industri rumah tangga kerajinan bordir
dimiliki pelaku usaha tentang sumber
di Kecamatan Kawalu, dalam proses
bahan baku serta panjangnya jaringan
pembuatannya
baku
distribusi mengakibatkan harga barang
menjadi barang jadi masih banyak
baku di tangan pengusaha kecil dan
yang menggunakan alat tradisional
menengah menjadi mahal. Selain itu,
atau mesin juki disamping ada juga
system
yang menggunakan dengan teknik
komitmen pemda dan DPRD terhadap
komputer.
dukungan permodalan usaha kecil dan
dari
bahan
cepat.
Disamping
itu
pengembangan
juga
usaha,
Seiring dengan perkembangan
menengah masih terbatas. Sehingga
ilmu pengetahuan dan teknologi para
keberpihakan lembaga keuangan dan
pengusaha menengah mulai melirik
perbankan
komputer
diharapkan.
sebagai
mengahasilkan
alat
bordir.
untuk
Tentu
saja
belum
Tidak
hanya
seperti
itu,
yang
proses
bahwa harga alat tersebut sangat
perizinan usaha, paten, merek dan ijin
mahal. Berdasarkan hasil penelitian
ekspor terlalu berbelit belit dengan
bahwa untuk satu paket yang terdiri
biaya
sehingga
banyak
dari
dikeluhkan pelaku usaha.
Selain
komputer
berikut
18
unit 98
tinggi
keterbatasan informasi, kendala yang
otomatis pengrajin belum menikmati
dihadapi pelaku usaha juga diperparah
hasilnya dengan nilai yang setimpal.
dengan kualitas SDM yang rendah baik
meliputi
aspek
Berbagai permasalahan yang
kompetensi,
sangat rumit dan demikian kompleks
keterampilan, etos kerja, kesadaran
itu menjadi sesuatu yang menghambat
akan pentingnya konsistensi mutu/
perkembangan pengusaha kecil dan
standarisasi
menengah terutama para pengrajin
produk
dan
wawasan
kewirausahaan. Tidak
bordir
menjalankan
roda
jalur
aktivitasnya.Sebagai
guna
pendapatan secara ekonomis harus
menghubungkan buyer asing dengan
juga diperhitungkan seberapa besar
pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM)
manfaat atau keuntungan dari usaha
Tasikmalaya membuat transaksi antara
kerajinan bordir tersebut dibandingkan
pelaku UKM Tasikmalaya dengan
dengan
asing tersendat. Buktinya sejauh ini,
Apabila dianalisa lebih jauh, ternyata
nilai atau volume ekspor pelaku UKM
terdapat kesenjangan antara kondisi
Tasikmalaya yang dilakukan langsung
actual
sangat minim. Umumnya pengrajin
sebagaimana yang diharapkan.
transportasi
dimilikinya
dalam
yang
cepat
melakukan transaksi dengan buyer asing
dengan
yang
dengan
dikeluarkan.
kondisi
ideal
Berdasarkan uraian di atas
jasa
menunjukkan bahwa pengembangan
broker atau agen lainnya di kota – kota
usaha kecil menengah sebagai suatu
besar. Hal itu terjadi karena buyer
asset yang harus terus dipertahankan.
asing enggan berlama – lama mencari
Akan
lokasi produk. Padahal jika dapat
semudah membalikan telapak tangan
dilakukan
terlalu banyak masalah yang harus
keuntungannya
menggunakan
biaya
sumber
dengan jelas
langsung, lebih
baik.
segera
tetapi
kenyataannya
dicarikan
jalan
tidak
keluarnya.
Bayangkan saja untuk satu kerai,
Letak permasalahannya adalah diduga
pengrajin hanya dihargai Rp. 8.000
koordinasi yang dilakukan oleh Dinas
oleh
Indag & UKM belum dilakukan secara
broker.
Sementara
broker
menjualnya kembali ke pengusaha
optimal dengan indikasi :
asing Rp. 45.000. Dengan kondisi itu, 99
1. Terbatasnya yang
jadwal
dilakukan
pembinaan
Dinas
ada hasil produksi kalau hanya bahan
Indag
bakunya saja yang tersedia tanpa
terhadap industri kecil. 2. Lemahnya
adanya manusia.
mekanisme
tukar
Bagi
suatu
perusahaan,
menukar informasi.
pendapatan adalah semua penerimaan
3. Kurang respek terhadap kesulitan
produsen
yang dihadapi industri kecil.
produknya. Pendapatan diperoleh dari
4. Kurangnya pentingnya
pengarahan menjalin
tentang
besarnya
kerjasama
dari
hasil
barang
( Richard A. Bilas, 2003 ). Suatu
perusahaan
akan
mencapai taraf efisiensi ekonomis
RUMUSAN MASALAH menjadi
dihasilkan
dikalikan dengan harga barang tersebut
dengan pihak lain.
Yang
yang
penjualan
permasalahan
apabila andanya perbandingan antara
pokok dalam penelitian ini adalah
pendapatan total dengan biaya total (
apakah koordinasi
Sudarsono, 2002).
berpengaruh
terhadap pengembangan industri kecil
Agar pendapatan total dalam
produk usaha kerajinan tangan dan
lingkup secara nasional meningkat,
bordir di Kota Tasikmalaya ?
maka daya beli konsumen pun menjadi
PEMBAHASAN
titik sentral yang perlu juga mendapat
Dalam pengembangan industri
perhatian.
kecil faktor biaya merupakan suatu
Industri kecil menurut Surat
yang
Edaran BI adalah : ”Usaha yang
dikeluarkan untuk menjalankan suatu
memiliki total aset maksimum Rp 600
usaha tertentu dan biasanya dinilai
juta (enam ratus juta rupiah) tidak
dengan uang.
termasuk tanah dan rumah
pengorbanan
uang,
faktor
diperhatikan
ekonomi
Selain dalam bentuk lain
yang
perlu
adalah
faktor
tenaga
ditempati
baik
perseorangan,
meliputi
badan
usaha
usaha
dan
dengan
BI,
kerja, bahan baku, mesin, market, dan
koperasi.
sebagainya. Adanya satu keterkaitan
pengertian industri kecil menurut BPS
antara faktor-faktor yang satu dengan
adalah usaha industri yang melibatkan
yang lain, seperti halnya tidak akan
tenaga kerja antara 5 sampai 20 orang. 100
Berbeda
yang
Terlepas
dari
batasan tersebut,
keragaman
tampaknya
untuk berkembang. Sedangkan usaha
yang
mereka
pada
umumnya
sangat
paling penting untuk diketahui adalah
potensial. Dalam kenyataannya pada
ciri-ciri
keterbelakangan
masa sekarang ini, pengusaha kecil
industri kecil. Berdasarkan penelitian
banyak yang kurang berhasil , karena
yang dilakukan oleh Mitzerg dan
keterbatasan
musselman
dapat
sulit untuk mengembangkan usahanya.
umum
Dalam kegagalannya mereka selalu
umum
serta
disimpulkan
Hughes,
ciri-ciri
kemampuan
keterbelakangan industri kecil dalam
mengatakan
garis besarnya :
dikemukakan oleh B.N Marbun (2004
1. Kegiatan cenderung tidak formal
: 25) ”bahwa tidak berkembangnya
dan jarang memiliki rencana usaha 2. Struktur
organisasi
dengan
seperti
yang
usaha mereka adalah karena kurang
bersifat
modal, kurang bimbingan pemerintah,
sederhana 3. Jumlah
alasan
sehingga
dominasi orang Cina, Konglomerat tenaga
kerja
pembagian
terbatas
kerja
dan dominasi modal kuat dan lainlain.”
yang
longgar
Padahal kalau diteliti lebih
4. Kebayakan
tidak
melakukan
dalam maka alasan utama kegagalan
pemisahan antara kekayaan pribadi
mereka
dengan kekayaan perusahaan
berkaitan pada kelemahan perusahaan
5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan
kadang-kadang
ekonomi
tidak
kecil
diversifikasi
pemasaran pasar
serta
1. Tidak
atau
cenderung
jarang
mempunyai
perencanaan tertulis 2. Tidak
8. Marjin keuntungan sangat tipis. kecil
yang
:
terbatas
Industri
kelemahan
menyebabkan perusahaan gagal adalah
sehingga sukar menekan biaya 7. Kemampuan
atau
oleh B.N. Marbun (2004 : 40), berbagai
terlalu
bermuara
itu sendiri, seperti yang dikemukakan
memilikinya sama sekali 6. Skala
biasanya
berpedoman
sebenarnya
berorientasi ke
masa
atau depan,
melainkan pada hari kemarin atau
sangat fleksibel tetapi mereka sulit
hari ini. 101
3. Tidak memiliki pendidikan yang
diharapkan.
tepat atau relevan 4. Tidak mengadakan penelitian pasar
Christian
membuat
skema
dengan
faktor-faktor
Lempelius
yang
berkaitan penyebab
yang tepat waktu dan mutakhir
lemhanya industri kecil yang diber
5. Tanpa pembukuan yang teratur
nama lingkaran tak berujung pangkal
6. Kurang spesialisasi
dari keterbelakangan industri kecil.
7. Jarang mengadakan pembaharuan
Untuk
(inovasi)
menata
agar
para
pengusaha kecil tersebut dapat tetap
8. Cepat merasa puas
eksis, maka salah satu indikasinya
9. Keluarga sentris
adalah memerlukan koordinasi dari
10. Kurang
percaya
atau
kurang
instansi terkait. Aparat Pemerintah
tanggap pada ilmu modern. Berdasarkan
beberapa
Daerah ciri
sangat
memegang besar
peranan
terhadap
yang
pembinaan
umum di atas, dapat disimpulkan
usaha kecil dan menengah ini. Dengan
bahwa keterbelakangan industri kecil
demikian
di
administrator
atas
kelemahan
terutama
tampak
manajerialnya.
Hal
pada
seorang
Aparat
harus
atau
memiliki
ini
kemampuan untuk mengkoordinasikan
dapat terungkap baik pada kelemahan
segala bentuk kegiatan yang ada
pengorganisasian,
hubungannya
perencanaan,
dengan
pemasaran maupun kelemahan dalam
pencapaian
masalah akuntansi. Hal itu mudah
ditentukan sebelumnya.
dipahami, selain dipengaruhi oleh
tujuan
upaya
yang
Selanjutnya
telah
Soewarno
faktor keterbatasan modal, tingkat
Handayaningrat (2000 : 89) yang
perkembangan industri kecil memang
mengutip
belum mampu untuk mempekerjakan
sebagai berikut : “Koordinasi adalah
manajer-manajer profesional.
suatu
Dalam
pendapat
proses
Mc.
dimana
Farland
pimpinan
perkembangannya
mengembangkan pola usaha kelompok
industri kecil seringkali mendapat
secara teratur di antara bawahannya
hamabatan
dan menjamin kesatuan tindakan di
yang
menyebabkan
dalam mencapai tujuan bersama”.
konstribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan apa yang 102
Dari
pengertian
memberikan
di
gambaran
atas,
sendiri tanpa memperhatikan tugas-
bahwa
tugas pihak lain.
koordinasi merupakan suatu usaha
Sehubungan dengan itu maka
untuk mengatur sebagai tindakan atau
Drs.
aktivitas agar terarah pada suatu tujuan
Henry L. Tosi mengemukakan sebagai
yang di dalamnya terdap unsur-unsur
berikut : Koordinasi adalah suatu
kegiatan,
proses
kerjasama
dan
tujuan,
Moekijat
mengutif
pendapat
mengembangkan
dan
sebagai titik tolak dari usaha tersebut
memelihara hubungan-hubungan yang
juga koordinasi bukan merupakan
baik di antara kegiatan-kegiatan di
tujuan akhir, maka hanya merupakan
dalam suatu organisasi. Selanjutnya
suatu
Drs.
alat
pencapaian
untuk tujuan.
mempercepat Unsur
utama
Moekijat
mengutif
pendapat
Elmer H. Burack sebagai berikut
koordinasi adalah kerjasama, sehingga
“Koordinasi
penulis berpendapat bahwa apabila
keselarasan usaha individu (dengan
tidak ada kerja sama maka tidak
pekerjaan, kebutuhan pelanggan, dan
mungkin
seterusnya)
pekerjaan
itu
dapat
diselesaikan.
ke
arah
pencapaian
pencapaian
maksud dan tujuan organisasi, bagian atau
Apabila dikaitkan dengan salah satu
adalah
organisasi
pemeritahan,
kelompok”.
Dari
pendapat
beberapa ahli tersebut di atas, maka
koordinasi mempunyai peranan yang
dapat
sangat penting sebab pada dasarnya
berhubungan
koordinasi itu merupakan salah satuy
untuk menyatukan dan mengarahkan
fungsi administrasi dan manajemen.
berbagai
Dengan koordinasi semua kegiatan
dengan fungsinya, agar setiap gerak
dapat dilakukan secara serempak dan
langkah
terarah kepada suatu tujuan yang
merupakan suatu kebetulan aktivitas
dikehendaki. Tanpa adanya koordinasi
yang terarah kepada suatu sasaran
maka berbagai unsur dalam suatu
yang telah ditentukan.
organisasi
di
dalam
diartikan
bahwa
dengan
macam
dalam
koordinasi usaha-usaha
kegiatan
usaha
itu
sesuai
dapat
melakukan
Dalam koordinasi diperlukan
kegiatannya akan berjalan sendiri-
adanya keserasian pandangan agar segala aktivitas dalam melaksanakan 103
suatu rencana dapat diselesaikan sesuai
dikoordinasikan
dengan tujuan organisasi. Oleh karena
koordinator.
itu
koordinasi, koordinator harus cukup
diperlukan
sekali
adanya
oleh
Dalam
cakap
tujuan organisasi oleh semua pihak,
menguasai prinsip-prinsip koordinasi
dengan
serta
dengan baik. Agar setiap pekerjaan itu
kehendak dari masing-masing pihak
dapat terkoordinir sehingga sasaran
dapat dikendalikan kepada sasaran
yang telah ditentukan dapat tercapai
yang akan dituju oleh organisasi itu.
oleh karena itu diperlukan adanya
Dalam
pikiran
organisasi
terdapat
keserasian
di
melaksanakan
pengetahuan serta pengertian tentang
demikian
dan
seorang
antaranya
pandangan.
harus
Demikian
kegiatan kelompok-kelompok atau unit
halnya keberadaan pengusaha kecil
kerja organisasi bekerjasama dalam
dan menengah agar dapat terbina
melaksanakan
dengan
tugas
dan
baik
maka
harus
ikut
tanggungjawabnya. Unit kerja yang
bergabung dengan Dinas Koperasi dan
bekerja sama dalam organisasi tersebut
UKM atau Dinas Perindustrian Dan
mencerminkan
Perdagangan
koordinasi,
suatu sejalan
Kota
Tasikmalaya.
dengan
Seringkali menjadi kendala akibat
pemikiran Herbert A. Simon yang
kekurangsadaran para pengusaha kecil
dikutip oleh Sugandha (2003 : 9)
yang
mengemukakan
pembinaan
“Administrasi
ini
proses
sebagai dapat
beriut
:
dirumuskan
enggan
untuk
yang
mengikuti
dilakukan
dinas
terkait.
sebagai kegiatan kelompok-kelompok
Membentuk
sikap
yang bekerjasama mencapai tujuan
kewirausahaan dalam diri seseorang
bersama”. Ini berarti koordinasi sangat
memerlukan suatu proses yang cukup
penting, dalam penentuan daripada
panjang.
tujuan manajemen yang harus dicapai.
menanamkan
jiwa
kewirausahaan,
tidak
hanya
mengharapkan
Dalam
rangka
melaksanakan
Untuk
cukup
membentuk
dan
kegiatan koordinasi, senantiasa akan
bahwa individu tersebut mau belajar
terdapat hubungan kerja sama dengan
atau menggali sendiri konsep-konsep
pihak-pihak yang terkait di dalamnya,
atau berbagai pengetahuan mengenai
yang
kewirausahaan. Kenyataannya tidak
mana
pelaksanaannya
harus 104
sedikit
pengusaha
yang
masih
Tasikmalaya adalah produk usaha
memerlukan berbagai fasilitas, bantuan
kerajinan
dan arahan serta pembinaan baik oleh
diantaranya : bordir, kelom geulis,
instansi
terkait
tangan
(handcraft)
maupun
lembaga-
mendong, batik tulis, payung, topi
kemasyarakatan
lainnya.
pandan, tas, tikar dan kerajinan lainnya
kewirausahaan
yang terbuat dari bambu, kayu, logam,
mencakup sejauh individu mampu
kulit, bata merah, boneka dan aneka
berfikir kreatif, menciptakan sesuatu
makanan.
lembaga Pembinaan
perilaku
yang inovatif dan berani menangung
Berdasarkan hasil penelitian
resiko.
yang Kota
potensi
Tasikmalaya
home
memiliki
industry
dilakukan
pengambilan
sampel
berdasarkan sebanyak
30
yang
responden diperoleh rs = 0,545 berada
menghasilkan beraneka ragam produk
dalam katagori hubungan sedang atau
kerajinan yang memiliki daya tarik dan
t hitung sebesar = 4,1024 dengan
seni yang sangat luar biasa dan
derajat kesalahan 5%, dk = 30 - 28
sebagian besar telah memenuhi gugus
diperoleh t tabel sebesar 1,701. Ini
kendali
Kota
menyatakan bahwa terdapat hubungan
Pusat Factory
yang positif dan signifikan antara
mutu.
Istilah
Tasikmalaya sebagai
Outlet kerajinan di Priangan Timur
koordinasi
telah
Kota
industri kecil di Kota Tasikmalaya.
Tasikmalaya ini dikenal di dalam
Berdasarkan perhitungan statistik nilai
maupun
Mayoritas
koefisien determinasi sebesar 0,297.
masyarakat di Kota Tasikmalaya telah
Artinya pengaruh koordinasi terhadap
memanfaatkan
pengembangan industri kecil bidang
mengangkat
tersebut
luar
nama
negeri. ”home
sehingga
industry”
dengan
dengan
pengembangan
bekal
usaha bordir dan kerajinan tangan di
pengalaman, mereka telah memiliki
Kota Tasikmalaya sebesar 29.7 %,
keterampilan dan keahlian yang lebih
sedangkan 70,3 % dipengaruhi oleh
dibandingkan
faktor-faktor lain yang tidak diteliti
dengan
masyarakat
lainnya.
oleh penulis.
Adapun merupakan
ciri
potensi khas
dari
yang Kota 105
Oleh karena itu guna peningkatan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penghitungan statistik
diperoleh
koordinasi
hasil
dengan
kwalitas dari pengrajin bordir itu
hubungan
sendiri perlu adanya suatu program
penegmbangan
pengembangan
yang
industri kecil bidang usaha bordir dan
melalui
kerajinan tangan di Kota Tasikmalaya
dengan mengidentifikasi masalah
adalah sebesar 0,545, dalam kategori
dan
sedang.
dimulai dengan melakukan survei
Berdasarkan
perhitungan
pendekatan
dilakukan
mencari
partisipatif
solusi.
Kegiatan
statistik nilai koefisien determinasi
untuk
sebesar
pengaruh
potensial dengan melihat kekuatan,
pengembangan
kelemahan serta mengidentifikasi
industri kecil bidang usaha bordir dan
berbagai macam hambatan serta
kerajinan tangan di Kota Tasikmalaya
peluang yang mungkin diperoleh.
0,297.
koordinasi
Artinya
terhadap
sebesar 29.7 %, sedangkan 70,3 %
mengidentifikasi
2. Pemecahan
masalah
UKM
dilakukan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
melalui diskusi intensif dengan
yang
pelaku usaha, mulai dari penyedia
tidak
diteliti
Berdasarkan
oleh
penulis.
wawancara
maka
bahan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
baku,
pemerintah, penyedia
1. Ditinjau
dari
segi
sumbangan
jasa
keuangan,
perguruan
tinggi,
informasi
hingga
eksportir.
pendapatan usaha kerajinan bordir
3. Dengan
pendekatan
tim
terhadap pendapatan total keluarga
berharap
sangat berarti sedangkan ditinjau
model pengembangan UKM yang
dari segi efisiensi ekonomis usaha
realistis dan berkelanjutan di Kota
tersebut
untuk
Tasikmalaya. Sehingga para pelaku
meningkatkan sumbangan usaha
usaha kecil ini tidak tertindas oleh
kerjinan
efisien
pendapatan pengrajin
maka
dapat
itu,
menghasilkan
bordir
terhadap
pelaku usaha menengah ke atas
total
keluarga,
yang
hendaknya
lebih
dominan
alat-alat
serba
mempergunakan canggih.
Dan
meningkatkan produksinya baik
diharapkan UKM dapat berperan
kwantitas
dan
maupun
kwalitasnya. 106
menjadi
tulang
punggung
perekonomian
masyarakat
yang
Lincoln Arssiyard, 1992, Ekonomi
pada akhirnya akan menghasilkan
Pembangunan, BPFE Yogya.
output yang baik demi tercapainya
Ricard A Bilas, 1982 Teori Ekonomi
visi
Makro, Erlangga Jakarta.
Kota
Menjadikan
Tasikmalaya Kota
yaitu
Tasikmalaya
Sayogya, 1985, Peruang Berusaha,
sebagai Pusat Perdagangan dan
Peluang Bekerja dan
Industri termaju di Priangan Timur
Pembangunan Sosial Pedesaan
tahun 2012.
dalam Mubyarto (Penyunting), 1985, Peluang Kerja dan
DAFTAR PUSTAKA
Berusaha di Pedesaan BPSES,
A.G Kartasapoetra, 1987 Pengantar
Jakarta.
Ekonomi Produksi, PT Bina Aksara.
Sjahrir, 1991, Analisis Ekonomi
Hadi Prayitno dan Budi Santoso, 1996,
Indonesia, Gramedia Jakarta.
Ekonomi Pembangunan (
Sudarsono, 1983, Pengantar Ekonomi
Kriteria Sayogya), Ghalia
Makro, LP3ES, Jakarta
Indonesia Jakarta.
107