PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN IPA (PTK di Madrasah Ibtidaiyah Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Siti Masriyah NIM 809018300111
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN IPA (PTK di Madrasah Ibtidaiyah Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SITI MASRIYAH 809018300111
Di Bawah Bimbingan:
Iwan Permana Suwarna, M.Pd. NIP.19780504200911013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA”, disusun oleh Siti Masriyah, Nomor Induk Mahasiswa 809018300111, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada tanggal 4 Oktober 2012 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta, 4 Oktober 2012
Panitia Ujian Munaqosah Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Kajur Kependidikan Islam) Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phill ................ NIP: 19560530198503 1 002
.......................
Sekretaris (Ketua Jurusan/Prodi PGMI) Fauzan, M.A NIP: 19761107200701 1 013
................
........................
Penguji I Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP: 19700209200003 2 001
................
........................
Penguji II Wahdi Sayuti S.Ag NIP: 19760422200701 1 012
................
........................
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Rifat Syauqi Nawawi, M.A NIP: 19520520198103 1 001
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: SITI MASRIYAH
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 27 Januari 1978
NIM
: 809018300111
Program studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul Skripsi
: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN IPA
Dosen Pembimbing
: Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, Juli 2012
Siti Masriyah NIM. 809018300111
ABSTRAK Siti Masriyah. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini yaitu 19 orang siswa kelas IV MI Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada tiap siklus, siklus I hasil belajar siswa mencapai 6,42 (47,36%) siswa yang mencapai KKM dan meningkat pada siklus II menjadi 8.78 (94,73%) siswa yang mencapai KKM. Mengalami peningkatan pada N-gain yaitu 0,33 yang berkategori sedang pada siklus I menjadi 0,73 yang berkatergori tinggi pada siklus II. Kata kunci : pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar, pelajaran IPA, materi energi dan penggunaannya.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, yang senantiasa memberikan nikmat dan Rahmat kepada kita semua, selalu memberi petunjuk kepada orang yang bersungguh-sungguh dan memberi jalan keluar terhadap segala kesulitan. karena atas petunjuk dan pertolongan serta karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada panutan umat islam Nabi Muhammad SAW yang memberi tauladan bagi umatnya sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Nergri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Selain itu penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu sarana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori-teori pendidikan selama perkuliahan dengan keadaan sebenarnya pada lembaga pendidikan yaitu sekolah. Peneliti menyadari, dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kementerian Agama Republik Indonesia yang memberikan kualifikasi untuk guru-guru Madrasah Ibtidaiyah. 2. Prof. Dr. H. Rifat Syauqi Nawawi, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Fauzan, MA. Ketua Program Studi PGMI, Jurusan Kependidikan Islam dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang membantu dan membimbing peneliti dalam penulisan skripsi ini serta bersedia meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran sejak awal penyusunan hingga skripsi ini selesai.
ii
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan berguna bagi penulis. 6. Seluruh civitas Akademis Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Kepala perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Moh. Ilyas Sudarma, S.Ag. selaku kepala sekolah MI Ishlahul Anam yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. 9. Guru-guru beserta staf MI Ishlahul Anam yang telah membantu dan meluangkan waktunya serta keramahtamahannya yang diberikan kepada peneliti selama melakukan penelitian. 10. Siswa-siswi MI Ishlahul Anam khususnya kelas IV yang telah membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 11. Rekan-rekan mahasiswa Program Dual Mode Sistem khususnya kelas V (5.17) yang telah membantu dan memberikan semangatnya kepada peneliti. 12. Kepada Pak Sakiri, Pak Johan, Pak Agus, Ibu yuli, Ibu Murita, Ibu Neneng, Ibu Riska dan Ibu Ida rekan satu bimbingan yang telah membantu dan memberikan saran kepada penelit dalan penulisan skripsi ini hingga selesai. 13. Kepada kakak dan adikku yang tercinta yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan studi S1. 14. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, namun telah memberikan saran dan masukan-masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini. Secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibunda dan almarhum Ayahku tercinta atas kasih sayang yang tulus dan tidak mengenal pamrih penuh kesabaran dalam mendidik dan membesarkan peneliti dengan
iii
iringan doa, tidak lupa pula rasa terima kasih kepada suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberi support kepada peneliti hingga penulisan skripsi ini selesai. Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan balasan yang berlipat ganda. Akhir kata, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang positif bagi dunia pendidikan dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membacanya. Amin.
Jakarta,
Juli 2012
Penulis
Siti Masriyah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
v
DAFTAR TABEL...........................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK..........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian...........................................
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian..........................................................
5
D. Perumusan Masalah Penelitian.......................................................
5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian..........................................
5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus Yang Diteliti....................................
7
1. Pembelajaran Kooperatif...........................................................
7
2. Hasil Belajar..............................................................................
20
3. Hakekat Pembelajaran IPA di MI.............................................
21
4. Materi Energi dan Penggunaanya.............................................
22
B. Hasil Penelitian yang Relevan.......................................................
29
C. Hipotesis Tindakan.........................................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................
31
B. Metode Penelitan dan Rancang Siklus Penelitian...........................
31
C. Subjek Penelitian.............................................................................
32
v
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian....................................
32
E. Tahap Interverensi Tindakan ..........................................................
33
F. Hasil Interverensi Tindakan yang Diharapkan................................
35
G. Data dan Sumber Data....................................................................
35
H. Instrumen Pengumpulan Data.........................................................
35
I. Teknik Pengumpulan Data..............................................................
42
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan..............................................
42
K. Analisis Data dan Interpretasi Data.................................................
45
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan...........................................
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Temuan Penelitian.................................................................
49
B. Pembahasan.....................................................................................
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................
68
B. Saran................................................................................................
68
DAPTAR PUSTAKA.......................................................................................
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................
72
vi
DAFTAR TABEL
2.1 Langkah Umum Model Pembelajaran Kooperatif.....................................
9
3.1 Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen...................................................
35
3.2 Indikator Kegiatan Siswa..........................................................................
36
3.3 Kegiatan Guru...........................................................................................
37
3.4 Indikator Catat Lapangan..........................................................................
37
3.5 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Materi Energi dan Penggunaannya...............
39
3.6 Kriteria Reliabilitas Istrumen....................................................................
44
3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran.......................................................................
45
3.8 Indeks Daya Pembeda...............................................................................
45
4.1 Perencanaan Siklus I dan Siklus II............................................................
49
4.2 Tindakan Siklus I dan Siklus II.................................................................
51
4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II.............................
54
4.4 Hasil Persentase Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II.............................
55
4.5 Hasil Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II..........................................
56
4.6 Hasil Wawancara Siklus I.........................................................................
57
4.7 Hasil Wawancara Siklus II........................................................................
58
4.8 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II...........................................
59
4.9 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I..........................................
60
4.10 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus II.........................................
63
4.11 Hasil Belajar Yang Mencapai KKM Siklus I dan Siklus II......................
64
vii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gendang......................................................................................................
26
2.2 Gitar............................................................................................................. 26 2.3 Suling..........................................................................................................
27
2.4 Sel Surya.....................................................................................................
27
2.5 Kincir Angin................................................................................................ 28 2.6 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).....................................................
28
2.7 PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)....................................................
29
3.1 Model Penelitian Tindakan.........................................................................
32
viii
DAFTAR GRAFIK
4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II..................................................
59
4.2 Hasil Belajar yang Mencapai KKM............................................................
64
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........................................
72
Lampiran 2. Lembar Soal Postest Siklus I .....................................................
97
Lampiran 3. Lembar Soal Postest Siklus II ....................................................
99
Lampiran 4. Berita Wawancara Observasi Awal Terhadap Guru IPA Kelas IV...................................................................................... 102 Lampiran 5. Wawancara Siswa Siklus I .......................................................... 104 Lampiran 6. Wawancara Siswa Siklus II ......................................................... 108 Lampiran 7. Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ............................................. 110 Lampiran 8. Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ............................................ 112 Lampiran 9. Persentase dan Observasi Kegiatan Siswa (individu) .................. 114 Lampiran 10. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I .................................... 115 Lampiran 11. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II .................................. 117 Lampiran 12. Catat Lapangan Siklus I ............................................................. 119 Lampiran 13. Catat Lapangan Siklus II ........................................................... 122 Lampiran 14. Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pelajaran IPA Materi Energi dan Penggunaannya ......................................................................... 125 Lampiran 15. Surat Keterangan Izin Penelitian ............................................... 126 Lampiran 16. Foto Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas .................................... 127 Lampiran 17. Kisi-kisi Instrument Materi Energi dan Penggunaaannya .......... 128 Lampiran 18 Uji Coba Kelas VI ...................................................................... 137
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan manusia, maka pendidikan menjadi salah satu sarana utama yang perlu diusahakan dan dikelola sebaik mungkin sejalan dengan
perkembangan
masa
maupun
perkembangan
hidup
manusia.
Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.1 Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan fisik. Pendidikan tidak hanya didapat secara formal yaitu dilembaga sekolah tetapi juga dapat diperoleh secara nonformal. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, karena melalui proses pendidikan
manusia
dibekali
dengan
pengetahuan,
kepribadian
dan
keterampilan sehingga ia mampu berusaha dan bekerja untuk meraih kehidupan yang dicita-citakan tersebut, namun hal itu kembali pada individu manusia itu sendiri untuk mengubah dirinya. Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 Dunia pendidikan tidak dapat dilepaskan dari proses belajar karena tujuan pendidikan di atas dapat dicapai melalui proses belajar di suatu lembaga pendidikan yaitu sekolah. Dalam lembaga pendidikan yaitu sekolah terdapat 1
Lilik Fitriantin,” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match Pada Konsep Ikatan Kimia”, skripsi (Jakarta: FITK UIN, 2012), h. 1, tidak dipuplikasikan. 2 Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK RESS, 2010), cet. Ke-1, h. 4
1
2
jenjang
atau
tingkatan
pendidikan
seperti
SD/MI,
SMP/MTs
dan
SMA/MA/SMK. Dalam proses belajar di sekolah khususnya di MI (Madrasah Ibtidaiyah) mata pelajaran yang dipelajari bukan hanya pelajaran agama saja tetapi ada juga pelajaran umum seperti IPA, IPS, PKN, Bahasa Indonesia dan Matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar IPA ditingkat satuan pendidikan MI Ishlahul Anam berdasarkan hasil observasi melalui pengamatan selama satu minggu dan wawancara guru kelas IV hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA rendah terutama pada materi energi, rendahnya hasil belajar siswa kelas IV disebabkan oleh beberapa faktor seperti guru kurang menerapkan model pembelajaran yang variatif dan menarik, strategi yang tidak tepat dalam mengajar, guru hanya menggunakan satu metode dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh karena pembelajaran bersifat monoton, guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa sulit dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru dan pembelajaran bersifat individualis sehingga siswa kurang bekerja sama di kelas. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA terutama materi energi dan penggunaannya terlihat pada hasil ulangan siswa yaitu tahun pelajaran 2010/2011, memperoleh ketuntasan belajar sebesar 64,7% dari 17 siswa atau sekitar 11 siswa yang memperoleh ketuntasan belajar. Ini belum mencapai target KKM sebesar 70%. Keadaan demikian menuntut guru untuk lebih kreatif lagi dalam merancang dan merencanakan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA peserta didik bukan hanya menerima penjelasan dari guru saja akan tetapi siswa harus melihat, berbuat sesuatu dan memahami materi yang diajarkan dengan terlibat langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran IPA di MI perlu dirancang dan dilaksanakan suatu model pembelajaran agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Untuk mendorong agar siswa aktif dan terlibat dalam pembelajaran guru harus menguasai dan menerapkan model-model pembelajaran dalam kegiatan
3
pembelajaran
supaya
dalam
pembelajaran lebih efektif, kreatif
dan
menyenangkan. Untuk mengatasi pernasalaham siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif mempunyai peran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kelompok dan individu. Saat belajar kelompok ada tanggung jawab dari setiap anggota untuk menguasai materi yang diberikan guru. Siswa dari kelompok tinggi membantu siswa dari kelompok rendah agar memahami konsep, siswa dari kelompok rendah berani menanyakan kekurangan mengertinya pada anggota kelompoknya agar tidak tertinggal. Tanggung jawab setiap anggota kelompok ini dapat meningkatkan kepercayaan diri pada setiap anggota kelompoknya, karena ada peningkatan penguasaan materi pembelajaran. 3 Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga bermanfaat yaitu dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terbuka dan demokratis. Model ini juga dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri siswa, melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan sosial masyarakat. Dalam pembelajaran kooperatif siswa sangat berperan aktif dalam pembelajaran dan saling membelajarkan antar siswa dalam kelompok serta siswa dapat berlatih untuk bekerja sama, karena yang dipelajari bukan hanya materi semata tetapi juga keterampilan sosial. Dengan demikian pembelajaran kooperatif memberi kesempatan pada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga yang dipelajari menjadi lebih bermakna bagi dirinya dan bagi orang-orang di sekelilingnya. Adapun jenis-jenis pembelajaran kooperatif, yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TGT (Teams Games Tournaments), GI (Group Investigation), kepala bernomor (Numbered Heads), mencari pasangan (Make a Match) dan jigsaw. model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
3
Ari Widodo dkk, Pendidikan IPA di SD, (Bandung, UPI Press, 2007), cet. Ke-1, h. 97
4
dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.4 Sehingga dengan pembelajaran seperti ini siswa dapat memahami materi pelajaran yang diterima. Materi energi merupakan materi yang perlu diberikan pemahaman yang jelas kepada siswa karena materi energi yang terdapat di bumi sangat diperlukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam pelajaran IPA terutama pada materi energi guru harus dapat melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran dan perlu merancang atau membuat kegiatan pembelajaran agar siswa mudah dalam memahami materi pelajaran yang dipelajari. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran IPA khususnya materi energi dapat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dapat melakukan pembelajaran dengan bekerja sama secara berkelompok dan keberhasilan belajar tersebut bukan hanya dari guru atau individu saja akan tetapi keberhasilan belajar juga didapat dari orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran dan juga dapat meningkatkan hasil belajar serta memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran khususnya pelajaran IPA di MI Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil pengamatan pada kelas IV MI Ishlahul Anam selama satu minggu dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
4
Doantara Yasa, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, 2008. Diakses tanggal 15 April 2012. www.ipotes.wordpress.com/2008/05/15pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw
5
1. Hasil belajar siswa kelas IV MI Ishlahul Anam pada mata pelajaran IPA materi energi rendah yaitu sekitar 64,7% yang mencapai ketuntasan belajar dan belum mencapai target KKM sebesar 70% dari 17 peserta didik. 2. Proses pembelajaran dilaksanakan secara monoton, karena guru kurang menerapkan model pembelajaran yang variatif dan menarik. 3. Rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran karena kurang dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
C. Pembatasan Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya difokuskan pada masalah yang berkenaan dengan penerapan metode atau model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Islahul Anam Cakung Jakarta Timur.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah yang diuraikan, maka peneliti dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Ishlahul Anam? 2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas IV MI Ishlahul Anam?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memperoleh gambaran tentang proses penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA pada materi energi dan penggunaanya di kelas IV MI Islahul Anam Cakung Jakarta Timur.
6
b. Menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya di kelas IV MI Islahul Anam Cakung Jakarta Timur. 2. Kegunaan penelitian Sedangkan kegunaan penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua kategori: a. Kegunaan praktis, meliputi: 1) Bagi diri sendiri. Sebagai acuan untuk menerapkan proses pembelajaran yang lebih tersusun dan terencana sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik. 2) Bagi kepala madrasah. Sebagai input untuk mengambil keputusan atas berkembangnya bidang pendidikan. 3) Bagi siswa. Sebagai sasaran penelitian untuk membuktikan hipotesa penulis. b. Kegunaan teoritis, meliputi: 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. 2) Hasil penelitian ini digunakan sebagai salah satu referensi dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
7
BAB II KAJIAN TEOR ETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian pembelajaran kooperatif Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. “Slavin mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat sampai enem orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar”.5 Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Jacob menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah suatu metode instruksional yang mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil saling bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik”.6 Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model pembelajaran yang mengacu pada metode pembelajaran yang membuat siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.7 Roger, dkk menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisasi oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial 5
Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta ,2009), cet. Ke-2, h. 15 6 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : DEPAG RI, 2009), cet. ke-1, h. 232 7 Zaifbio, Pembelajaran Kooperatif, 2011, Diakses tanggal 15 April 2012. (www.zaifbio.wordpress.com/2011/11/24/pembelajaran-kooperatif/ ....)
7
8
diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajaran bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain.8 Parker mendefinisikan “kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran yang membuat para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama”. 9 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan cara bekerja sama dalam kelompok kecil atau tim yang terdiri dari empat sampai enam orang secara kolaboratif
untuk
saling
membantu
dalam
belajar
atau
dalam
menyelesaikan tugas dan setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota lainnya serta dapat merangsang siswa agar lebih bergairah dalam belajar. b. Karakteristik pembelajaran kooperatif :10 1) Positive interdependence, hal ini menunjukkan adanya saling ketergantungan di antara anggota kelompok. Bila salah satu gagal, maka yang lain akan ikut menderita. Jadi setiap anggota harus berusaha keras agar tercapai keberhasilan individual, karena setiap individu yang gagal dan berhasil akan saling mempengaruhi. 2) Inividual accountabiliti, setiap individu mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kelompok agar hasil belajar menjadi baik. 3) Face-to-face promotive interection, setiap anggota kelompok harus saling membelajarkan dan mendorong agar tujuan dan tugas yang diberikan dapat dikuasai oleh semua anggota kelompok.
8
Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Pembelajaran, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. Ke-1, h. 29 9 ibid, h. 29 10 Ari Widodo dkk, Pendidikan IPA di SD, (Bandung: UPU PRESS, 2007), cet. Ke-1, h. 96
9
4) Appropriate use of collaborative skills, dalam kelompok setiap individu
berlatih
untuk
dapat
dipercaya,
mempunyai
jiwa
kepemimpinan, dapat mengambil keputusan, mampu berkomunikasi, dan memiliki keterampilan untuk mengatur konflik. 5) Group processing, artinya setiap anggota harus dapat mengatur keberhasilan kelompok, secara berkala mengevaluasi kelompoknya, serta mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan agar pekerjaan kelompoknya lebih efektif lagi. c. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif : Terdapat enam langkah utama atau tanggapan dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyiapkan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yaang telah mereka pelajari dan memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.11 Enam tahap pembelajaran kooperatif dapat dirangkum pada tabel berikut : Tabel 2.1 Langkah Umum Model Pembelajaran Kooperatif 12 Fase Fase I
Tingkah laku guru Guru
menyampaikan
semua
tujuan
Menyampaikan tujuan dan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi peserta didik
pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.
Fase II
Guru menyajikan informasi kepada peserta
Menyajikan informasi
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
11
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), cet. ke-1, h. 211 12 Zaifbio, pembelajaran Kooperatif, 2011, diakses tanggal 15 April 2012. (www.zaifbio.wordpess.com/2011/11/24/pembelajaran-kooperatif/ ... )
10
Fase
Tingkah laku guru
Fase III
Guru menjelaskan kepada peserta didik
Mengorganisasikan peserta
bagaimana caranya membentuk kelompok
didik ke dalam kelompok
kelompok belajar dan membantu setiap
belajar
kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase IV
Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
bekerja dan belajar
tugas mereka.
Fase V
Guru mengevaluasi hasil belajar yang telah
Evaluasi
dipelajari atau masing-masimg kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
Fase VI
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan
baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
d. Tujuan pembelajaran kooperatif. Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:13 1) Hasil belajar akademik Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, cooperative learning dapat memberi keuntungan, baik 13
Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemanpuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke-2, h. 27-28
11
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilanketerampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. e. Teori-teori yang terkait dengan pembelajaran kooperatif Terdapat berbagai teori dalam mempelajari cooperative learning. Diantaranya yaitu:14 1) Teori Ausuble Menurut Ausuble bahan pelajaran yang dipelajari haruslah bermakna.
Pembelajaran
bermakna
merupakan
suatu
proses
mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Suparno mengatakan, pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang dalam proses pembelajaran. 2) Teori Piaget Teori ini mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga dalam teori ini pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikontruksi dan direkontruksi oleh peserta didik. Sebagai realitas teori ini dalam kegiatan pembelajaran peserta didik harus besifat aktif.
14
Ibid., h. 35-39
12
Menurut Surya, perkembangan kognitif pada peringkat ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju ke arah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran, antara lain: a) bahan dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, b) anak-anak akan pembelajaran lebih baik apabila menghadapi lingkungan dengan baik, c) bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, d) diberi peluang agar pembelajaran anak sesuai dengan peringkat perkembangannya, e) dalam kelas hendaknya anak-anak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling berdiskusi. 3) Teori Vygotsky Vygotsky
mengemukakan
pembelajaran
merupakan
suatu
perkembangan pengertian. Dalam pengertian dibedakan menjadi dua yaitu pengertian yang sepontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak sehari-hari. Sedangkan pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah. f.
Keunggulan pembelajaran kooperatif 15 1) Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan, 2) Optimalisasi partisipasi siswa, 3) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan sesama siswa dalam suasana bergotong royong dan
15
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: DEPAG RI, 2009), cet. Ke-1, h. 248-249
13
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, 4) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur, 5) Meningkatkan hubungan positif, 6) Motivasi intrinsik makin besar, 7) Percaya diri yang tinggi, 8) Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah, 9) Siswa dapat bertanggung jawab dengan apa yang dipelajarinya, 10) Siswa
meningkat
dalam
kolaborasi
kognitif.
Siswa
dapat
mengorganisasikan pikirannya untuk menjelaskan ide pada temanteman sekelasnya. g. Jenis-jenis pembelajaran kooperatif 1) STAD (Student Teams Achievement Division) Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin. Menururt Slavin tipe ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.16 Lebih
jauh
Slavin
memaparkan
bahwa:
“gagasan
utama
dibelakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.17 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:18 a) penyampaian tujuan dan motivasi, b) pembagian kelompok,
16
Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke-2, h.51 17 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindi Persada, 2010), cet. Ke-1, h.214 18 Ibid., h.215-216
14
c) persentasi dari guru, d) kegiatan belajar dalam tim, e) kuis (evaluasi), f) penghargaan prestasi tim. 2) TGT (Teams Games Tournaments) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa
dalam
kelompok-kelompok
belajar
yang
beranggotakan lima sampai eman orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Menurut Slavin pembelajaran kooperarif tipe TGT terdiri dari lima
langkah
tahapan,
yaitu
tahap
penyajian
kelas
(class
precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).19 Ciri- ciri pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berukut: a) siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, b) games tournament, c) penghargaan kelompok. 3) GI (Group Investigation) Strategi pembelajaran kooperatif tipe GI dikembangkan oleh Sholom Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Menurut Slavin, straregi kooperatif GI sebenarnya dilandasi oleh filosof belajar Jhon Dewey. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dipakai guru dalam mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model ini dirancang untuk membentuk pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pelajaran dan juga membentuk manusia sosial.
19
Ibid., h. 225
15
Langkah-langkah investigation adalah:
pembelajaran
kooperatif
tipe
group
20
a) membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang siswa, b) memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis, c) mengajak setiap
siswa untuk berpatisipasi
dalam
menjawab
pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati. 4) Kepala Bernomor (Numbered Heads) Pembelajaran kooperatif model kepala bernomor (Numbered Heads) di kembangkan oleh Spencer Kagan. pembelajaran kooperatif model kepala bernomor (Numbered Heads) adalah merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan pada jawaban yang paling tepat, model ini juga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama. Model kepala bernomor (Numbered Heads) dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan juga cocok untuk semua tingkatan usia anak didik.21 Langkah-langkah kegiatan kepala bernomor (Numbered Heads) adalah sebagai berikut:22 a) siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, b) guru
membagikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya, c) setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap kelompok mengerjakan atau mengetahui jawabannya,
20
1bid., h.223 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: DEPAG RI, 2009), cet. Ke-1, h.242 22 Zaif bio, Pembelajaran Kooperatif, 2011, diakses tanggal 15 April 2012. (www.zaifbio.wordpress.com/2011/11/24/pembelajaran-kooperatif/....) 21
16
d) guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil kerja mereka, e) Peserta yang lain memberikan tanggapan, f) guru menunjuk nomor yang lain untuk kelompok berikutnya, g) Kesimpulan. 5) Mencari Pasangan (Make a Match) Model mencari pasangan (Make a Match) dikembangkan oleh Lorna Curran. “Salah satu keunggulan dari model ini adalah siswa dapat mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan”.23 Model ini juga dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik. Langkah-langkah model mencari pasangan (Make a Match) adalah sebagai berikut:24 a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (satu sesi kartu berupa soal dan sesi sebaliknya berupa kartu jawaban), b) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang didapat, c) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal atau kartu jawaban), d) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, e) Setelah satu babak selesai kartu dikocok kembali agar siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya, f) Kesimpulan. 6) Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson dan kawan-kawan di universitas Texas. Arti jigsaw 23
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), cet ke-1, h. 223 24 Ibid h. 223-224
17
dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzel yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar.25 Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Lie mengungkapakan “bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.26 Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.27 Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Dalam model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, terdapat
kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. 25
Ibid h.217 Ibid h. 218 27 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. ke-2, h.54 26
18
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Tugas guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapat pada saat pertemuan di kelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang didapatkan saat melakukan diskusi dikelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe jigsaw ini adalah interdependece setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapat informasi dan memecahkan masalah yang diberikan. Pengaruh positif dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah diteliti oleh Jhonson yaitu:28 a) meningkatkan hasil belajar, b) meningkatkan daya ingat, c) dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi, d) mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu), e) meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen, f) meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah, g) meningkatkan sikap positif terhadap guru, h) meningkatkan harga diri anak, i) meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif, j) meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong. 28
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), cet. Ke-1, h.219
19
Langkah-langkah pembelajaran tipe jigsaw :23 a) peserta didik dikelompokkan beranggotakan empat sampai enam orang, b) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, c) anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian bab atau sub bab mereka membentuk kelompok ahli, d) setelah selesai diskusi sebagian tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar atau melaporkan hasil diskusinya kepada teman, satu tim mereka tentang sub bab yang harus dibahas, e) tiap tim ahli mempersentasikan hasil diskusinya, f) guru memberikan evaluasi, g) penutup. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikemukakan oleh Stephen, Sikes and Snapp sebagai berikut:29 a) siswa dikelompokkan satu sampai lima anggota tim, b) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, c) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan, d) anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari subbab yang sama
bertemu
dalam
kelopok
baru
(kelompok
ahli)
untuk
mendiskusikan subbab mereka, e) setelah selesai diskusi sebagai tim ahli
tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajarkan teman satu tim mereka tentang subbab yang telah, dikuasai dan anggota lain mendengarkan, f) tiap tim ahli mempresentasikan hasil dikusinya, g) guru memberi evaluasi, h) penutup.
29
Ibid h. 220
20
2. Hasil belajar Hasil belajar adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan hasil tes belajar.30 Menurut Gagne dan Driscoll hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati
melalui penampilan siswa.31 Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri dari empat jenis, yaitu: pengetahuan, intelektual, keterampilan motor dan sikap.32 Sujana mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.33 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampua-kemampuan
yang
dimiliki
siswa
sebagai
kegiatan
pembelajaran atau yang diperoleh dari proses belajar mengajar disekolah berupa pengetahuan, intelektual, keterampilan motor dan sikap atau berupa hasil angka atau nilai-nilai berdasarkan hasil tes belajar dan juga dapat diamati melalui sikap siswa. Menurut pemikiran Gagne hasil belajar bisa berupa:34 a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 30
Alim Sumarno, Penertian Hasil Belajar, 2011. Diakses tanggal 15 April 2012 (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/pengertian-hasil-belajar ) 31 ibid 32 ibid 33 Ade Sanjaya, Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa, 2011. Diakses tanggal 15 April 2012 (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03pengertian-definisi-hasil-belajar.html ) 34 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. Ke-6, h. 5-6
21
d. Keterampilan motor yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Menurut Bloom hasil belajar nencakup tiga kemampuan yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan motor). Domain kognitif adalah knowledge (penetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), shyntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakteristik). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized.35 Sedangkan Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: 36 a. keterampilan dan kebiasaan, b. pengetahuan dan pengertian, c. sikap dan cita-cita. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari dalam (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). “Menurut Suryabrata yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor
psikologis,
misalnya
kecerdasan,
motivasi,
prestasi,
dan
kemampuan kognitif. Sedangkan yang termasuk faktor ekternal adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental, misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran”.37 3. Hakikat Pembelajaran IPA Hakikat pembelajaran IPA dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu: 38 a. IPA sebagai produk IPA sebagai produk merupakan hasil upaya partisipasi IPA terdahulu dan umumnya berupa fakta, konsep teori, hukum, prosedur informasi telah 35
Ibid h. 6-7 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-9, h.22 37 Alim Sumarno, Pengertian Hasil Belajar, 2011. diakses pada tanggal 15 April 2012 (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/pengertian-hasilbelajar ) 38 Agus Sugianto, dkk, Pembelajaran IPA MI, (Surabaya: Aprinta, 2009) cet. Ke-1, h. 12-14 36
22
tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku atau dukumen yang semuanya dapat dianggap sebagai body of knowladge. Dalam pembelajaran IPA alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak pernah habis sehingga dalam poses mendapatkan ilmu IPA menjadi hal yang sangat penting. Produk IPA juga terkait dengan perkembangan teknologi. b. IPA sebagai proses Makna IPA sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang dilakukan melalui metode ilmiah. Metode ilmiah pada anak usia SD/MI dikembangkan secara bertahap, berkesinambungan yang pada akhirnya akan terbentuk paduan utuh dan mampu melakukan penelitian secara sederhana. Tahapan perkembangan dengan metode ilmiah meliputi: 1) melakukan pengamatan eksploratif yang memunculkan pertanyaan atau permasalahan, 2) merumuskan masalah atau pertanyaan, 3) mengumpulkan
data
melalui
pengamatan
maupun
percobaan
(eksperimen), 4) membuat simpulan tentang jawaban masalah berdasarkan data. Guna dapat melakukan kegiatan tersebut diatas diperlukan keterampilan proses yang meliputi : observasi, klasifikasi, interprestasi, prediksi, hipotesis, pengendalian variabel, perencanaan dan pelaksanaan penelitian, inferensi, aplikasi, dan komunikasi. Keterampilan dasar tersebut sangat diperlukan dalam proses mendapatkan IPA. c. IPA sebagai pemupuk sikap Di dalam konteks pengajaran IPA, sikap dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Sikap ilmiah yang memungkinkan dapat dikembangkan pada anak-anak usia SD/MI adalah: sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung jawab, sikap berpikir beda, dan sikap disiplin diri. Sikap ilmiah tersebut
23
dapat dikembangkan tatkala peserta didik melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan observasi lapangan. 4. Materi Energi dan penggunaannya a.
Energi panas 1) Pengertian energi panas Energi panas bisa juga disebut energi kalor. Energi panas yaitu energi yang dimiliki oleh benda karena suhunya. Energi panas memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan diantaranya yaitu untuk memasak, menghangatkan tubuh, menjemur pakaian, dan lain-lain. Energi panas juga memiliki sumber, sumber energi panas diantaranya yaitu: a) Api untuk memunculkan api diperlukan bahan bakar dan udara. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyak tanah, dan gas. Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara api akan mati. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan, diantaranya yaitu untuk memasak, menjalankan mesin serta memusnahkan sampah dan kuman. b) Gesekan Benda gesekan dua buah benda dapat menimbulkan panas. Panas timbul karena gesekan yang terus-menerus, makin kasar permukaan benda yang digesekkan, makin cepat panas timbul. Contoh gesekan benda yaitu pada ban mobil, ketika mobil berjalan ban mobil bergesekan dengan jalan, sehingga ban mobil menjadi panas. c) Matahari Matahari merupakan sumber energi panas paling utama bagi kehidupan. Panas matahari sangat berguna bagi kehidupan diantaranya untuk mengeringkan pakaian ketika di jemur, untuk mengeringkan padi, untuk menghangatkan tubuh dan lain-lain.
24
2) perpindahan panas panas tidak dapat dilihat, tetapi dapat dibuktikan keberadaannya. Keberadaan panas dapat dibuktikan dengan cara menyentuh leher atau kening dengan punggung tangan pasti dapat merasakah panas atau hangatnya leher dan kening. Selain itu energi panas juga dapat berpindah. Perpindahan panas dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan secara radiasi. Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas tanpa diikuti aliran zat perantaranya. Contohnya
yaitu:
sodet
terasa panas jika
digunakan untuk
menggoreng, sendok akan terasa panas ketika di celupkan ke dalam air panas. perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang diikuti perpindahan zat perantaranya. contohnya yaitu: panas yang merambat pada air yang direbus. perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas secara langsung. Contohnya yaitu: tangan terasa panas jika didekatkan ke api, keringnya pakaian oleh panas matahari. b. Energi bunyi 1) pengertian energi bunyi Energi yang dimiliki oleh bunyi disebut energi bunyi. Bunyi dihasilkan oleh sumber bunyi yang bergetar. Oleh karena itu, energi bunyi disebut juga energi getar. Contohnya yaitu bunyi guntur yang keras bisa menggetarkan atau memecahkan kaca-kaca jendela. 2) Sumber energi bunyi Bunyi timbul karena adanya getaran. Setiap getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi dinamakan sumber bunyi. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang melalui titik setimbang. Jarak getaran pada saat bolak-balik disebut amplitudo. Makin besar amplitudo, makin keras bunyi yang di dengar.
25
3) Perambatan bunyi Perambatan bunyi dapat didengar melalui zat perantara. Zat perantara tersebut berupa benda gas, benda padat, dan benda cair. a) Perambatan bunyi melalui benda gas Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Dimanapun kita berada kita dapat berkomunikasi. Bahkan dalam jarak yang cukup jauh. Dapat dilakukan, asal suaranya dikeraskan. Perambatan bunyi melalui udara adalah perambatan yang sangat cepat menyampaikan bunyi. b) Perambatan bunyi melalui benda padat Perambatan bunyi melalui benda padat dapat dibuktikan dengan menempelkan jam tangan pada penggaris. Melalui penggaris detak jam dapat didengar. Makin dekat jarak sumber bunyi makin keras bunyi terdengar. kemampuan zat padat menghantarkan bunyi telah banyak digunakan pada zaman dahulu yaitu dengan menempelkan telinga ke tanah maka gerakan benda yang berjarak jauh dapat diketahui keberadaannya. c) Perambatan bunyi melalui benda cair Perambatan bunyi melalui benda cair dapat dibuktikan dengan menumbukan batu ke air. Dengan dilemparnya batu ke air maka dapat terdengar bunyi tumbukan batu tersebut. c. Pemantulan dan penyerapan bunyi Pemantulan bunyi terjadi ketika bunyi mengenai dinding atau permukaan yang keras. Dalam pemantulan bunyi terdapat istilah gaung dan gema. Gaung adalah bunyi pantulan yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika berada di ruang yang sempit. Suara atau bunyi yang terdengar tidak jelas karena terganggu bunyi pantul. Contoh lain adalah ketika berbicara di mulut kaleng, apa yang diucapkan tidak akan terdengar dengan jelas. Gema adalah bunyi pantul yang muncul
26
setelah bunyi asli selesai. Contohnya ketika kita berteriak di daerah pegunungan, setelah beberapa saat terdengar kembali suara teriakan. Bunyi tersebut adalah bunyi pantulan yang baru sampai ketelinga. Selain mengalami pemantulan, bunyi mengalami penyerapan. Bunyi akan diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi, contohnya busa, spon, wol, kain dan karet. d. Perubahan bunyi pada alat musik 1) Alat musik yang dipukul
Gambar 2.1 Gendang Sumber www.250742_0_Alat_Musik.com 01/6/2012
Salah satu alat musik yang dipukul adalah gendang, bagian membran gendang yang dipukul terbuat dari kulit, ketika kulit bergetar, udara di sekitarpun ikut bergetar. Melalui udara tersebut, getarannya sampai ke telinga. Alat musik pukul lainnya cara kerjanya sama seperti gendang yang membedakan adalah bagian yang dipukul serta bahannya. Contoh alat musik yang dipukul adalah gong, calung, rebana, drum, bedug dan lain-lain. 2)
Alat musik bersenar
Gambar 2.2 Gitar Sumber www.250742_0_Alat_Musik.com 01/6/2012
27
Alat musik bersenar yang bergetar adalah senar, ketika senar bergetar, udara disekitarnya ikut bergetar. Udara yang bergetar, kemudian merambat sampai di telinga dan akhirnya alat musik dapat terdengar. Contoh alat musik bersenar adalah gitar, biola, rebab, kecapi dan lainlain. 3) Alat musik tiup
Gambar 2.3 Suling Sumber www.250742_0_Alat_Musik.com 01/6/2012
Alat musik ditiup berbunyi karena udara didalamnya bergetar dan menghasilkan bunyi. Udara di dalam bergetar setelah ditiup. Bunyi yang keluar dari alat musik tiup tersebut, kemudian dirambatkan melalui udara sehingga bunyi dapat terdengar. Contoh alat musik tiup adalah seruling, terompet, trombon, klarinet, harmonika, dan lain-lain. e.
Energi alternatif Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi. Energi yang sedang dikembangkan adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun dan energi panas bumi. 1) Energi matahari
Gambar 2. 4 Sel Surya Sumber www.panel_surya_olisfaripatangary.blogspot.com 01/6/2012
Energi matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Jika tidak ada matahari, kehidupan akan musnah. Manfaat matahari bagi kehidupan adalah untuk mengeringkan pakaian,
28
mengeringkan padi, menghangatkan tubuh, selain itu energi matahari juga dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. 2) Energi angin
Gambar 2.5 Kincir Angin Sumber www.kincir_angin_olisfaripatangary.blogspot.com 01/6/2012
Di negara Belanda memanfaatkan energi angin untuk menggerakkan kincir. Kincir digunakan untuk pembangkit listrik, selain itu juga kincir angin digunakan untuk mengolah hasil ladang dan memompa air. 3) Energi air
Gambar 2.6 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Sumber www.hydropowser_olisfaripatangary.blogspot.com 01/6/2012
Air terjun merupakan salah satu sumber daya energi. Air terjun tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga air disebut PLTA. Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu dibuat bendungan. Setelah itu air dari bendungan dialirkan untuk memutar turbin. Pemutaran turbin tersebut digunakan untuk memutar generator penghasil listrik.
29
4) Energi panas bumi
Gambar 2.7 PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Sumber www.medium_71nuk_pantonanew.com 01/6/2012
Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi biasa disebut PLTU. Proses pengolahan panas bumi menjadi listrik yaitu uap panas dari dalam bumi dialirkan kepermukaan melalui pipa, lalu uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar. f.
Model mainan yang berhubungan dengan udara Angin adalah udara yang bergerak merupakan sumber energi, beberapa model mainan yang menunjukkan perubahan gerak akibat udara adalah roket dari kertas, pesawat kertas, baling-baling dan parasut, contoh model mainan tersebut memanfaatkan udara atau angin untuk bergerak.
B. Hasil Penelitian yang Relevan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dian Supriyatin dengan judul perbedaan hasil belajar siswa dengan metode jigsaw dan ekspositori pada konsep elektrolit dan non elektrolit terintegrasi nilai. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah perbedaan ratarata hasil belajar sebesar 7,72 yang mana kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode jigsaw nilai rata-ratanya sebesar 75,92 sedangkan untuk kelas kontrol yang diajarkan dengan metode ekspositori rata-rata sebesar 68,20. Jadi rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.39
39
Diana Supriyatin, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Jigsaw dan Ekpositori Pada Konsep Elektrolit dan nonelektrolit terintegrasi Nilai”, skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h. 81, tidak dipublikasikan.
30
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aceng Haetami dan Supriadi dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meningkatnya hasil belajar kimia yang ditandai dengan : 1. meningkatnya hasil belajar kimia pada tiap siklus, siklus I (rerata = 86,4) dan siklus II (rerata = 90,1); 2. Meningkatnya jumlah siswa yang benilai > 70,37 (KKM) : dari siklus I (76,47%) menjadi siklus II (94,12%).40
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan fokus masalah dan kajian teori yang relevan maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya.
40
Aceng Haetami dan Supriadi, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan aktivitas dan hasil belajat siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, diakses pada tanggal 1 Juni 2012. http://jurnal.unhalu.ac.id/download/aceng/PENERAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%2 0KOOPERATIF%20TIPE%20JIGSAW.pdf
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di MI Ishlahul Anam yang beralamat di jalan Damai Rt. 008/008 Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur. Waktu penelitian, penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 20112012 pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2012.
B. Metode Penelitian dan Rancang Siklus Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hubungan antara keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. 1. Fokus masalah Fokus penelitian ini hanya difokuskan pada masalah yang berkenaan dengan metode atau model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Islahul Anam Cakung Jakarta Timur pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya. 2. Solusi masalah Solusi masalah yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA materi energi
dan
penggunaannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV, melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, menciptakan kondisi belajar secara berkelompok dan bekerja sama di kelas IV MI Ishlahul Anam Cakung jakarta Timur. 3. Desain intervensi tindakan/Rancang Siklus Penelitian Desain penelitian tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
31
32
perencanaan
refleksi
Siklus I
pelaksanaam
pengamata
perencanaan
refleksi
Siklus II
pelaksanaan
pengamatan ?
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan41
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang dimaksud mengarah pada subjek yang menjadi sasaran penelitian ini, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur yang berjumlah 19 orang, terdiri dari sembilan orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan, serta mengumpulkan dan menganalisis data hasil penelitian. Pihak lain yang terkait dalam penelitian ini adalah guru bidang studi IPA kelas IV yang berperan sebagai observer yang mengamati dan mencatat sikap detail aktivitas peneliti dan siswa di kelas, dan peneliti berperan sebagai guru 41
Suharsimi Arikunto, et.al., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. Ke9, h. 16
33
di kelas melaksanakan rancangan penelitian tindakan kelas. Selain itu peneliti melibatkan partisipan yaitu kepala sekolah dan teman sejawat sebagai observer. Peneliti juga bertindak sebagai perencana kegiatan bersama-sama dengan guru IPA kelas IV dalam merancang setiap kegiatan pembelajaran. peneliti dan guru IPA kelas IV juga berkolaborasi dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran. sedangkan objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan pelaksanaan tindakan terdiri dari beberapa siklus, yang tergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Tiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada setiap siklus dilakukan beberapa tindakan, yang digambarkan sebagai berikut: 1. Pra tindakan a. Penelitian melakukan pengamatan kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu terhadap kegiatan pembelajaran IPA dikelas IV MI Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur. b. Wawancara terhadap guru yang mengajar bidang studi IPA kelas IV untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV MI Islahul Anam Cakung jakarta Timur. 2. Tindakan riil di kelas a. Tahap perencanaan Peneliti
membuat
acuan
program
pembelajaran
berupa
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
rencana
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, membuat instrumen berupa tes, pembagian kelompok, menyiapkan sumber belajar, menyiapkan alat peraga. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu menerapkan tindakan yang yang mengacu pada skenario pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran. tindakan pertama yaitu pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu pembagian kelompok, membagikan materi/tugas,
34
membentuk kelompok ahli, mendiskusikan materi/tugas pada kelompok ahli, menjelaskan materi/tugas pada kelompok asal, memperentasikan hasil kelompok, memberikan pertanyaan atau tanggapan dan evaluasi lalu dikegiatan penutup menyimpulkan pelajaran dan diakhir siklus diadakan tes berupa postest dan refleksi. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga desertai dengan kegiatan observasi. c. Tahap pengamatan Pada tahap ini melakukan pengamatan terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pengamatan menggunakan lembar observasi siswa, lembar observasi guru dan catat lapangan untuk mengamati tindakan selama proses belajar mengajar dengan pembelajaran kooperati tipe jigsaw, lembar observasi digunakan untuk mengamati semua yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Pengamatan dapat dilakukan pula dengan foto sebagai bukti otentik. d. Tahap refleksi Refleksi pada proses pembelajaran dilakukan apabila hasil yang didapat kurang maksimal. Tahap refleksi pada penelitian ini meliputi: 1) Melakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. 2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil analisis atau evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. e. Keputusan Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan ketercapaian hasil intervensi penelitian. Siklus II dilakukan dengan segala perbaikan kekurangan yang ada pada siklus I yang dibahas dalam refleksi. Jika belum ada peningkatan hasil belajar dan belum memenuhi KKM yang ditentukan maka siklus dilanjutkan, akan tetapi jika sudah ada peningkatan hasil belajar dan sudah memenuhi KKM maka penelitian dihentikan atau tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas IV pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
G. Data dan Sumber Data Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh baik dari siswa maupun guru IPA kelas IV. Data dan sumber data dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1. Jenis Data, Sumber Data dan Instrumen Data Kognitif (penguasaan konsep) Aktivitas keterlaksanaan proses pembelajaran Respon siswa terhadap proses pembelajaran Observasi awal
Sumber data Siswa Siswa/ guru Siswa
Instrumen Pretest dan postest Lembar observasi dan catat lapangan Wawancara
guru
wawancara
H. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen antara lain adalah: 1. Lembar wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata yang ada di sekolah. Wawancara dilakukan pada guru IPA kelas IV pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Adapun wawancara mengenai respon siswa terhadap pembelajaran dilakukan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara dengan menitik beratkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
36
2. Lembar observasi dan catat lapangan Observasi dan catat lapangan ini meliputi kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar, dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe. Lembar observasi ini menggunakan skala pengukuran yang berbentuk daftar cek (check list), yaitu suatu daftar yang berisi subjek dan aspekaspek yang akan diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap
penting.
Ada
bermacam-macam
aspek
yang
biasanya
dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal memberikan tanda centang () pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil penilaiannya. 42
Adapun kriteria penilaian aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2 Indikator Kegiatan Siswa N0
42
164
Indikator
1.
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
2.
Mengerjakan tugas dalam kelompok
3.
Berdiskusi dalam kelompok
4.
Menjelaskan materi pada teman kelompok
5.
Mengajukan pertanyaan/ menanggapi pertanyaan teman
6.
Menjawab/ menanggapi pertanyaan teman atau guru
7.
Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-2, h.
37
Tabel 3.3 Kegiatan Guru No
Kegiatan I. Pendahuluan
1.
Mengucap salam
2.
Berdo’a
3.
Mengabsen siswa
4.
Mempersiapkan peserta didik untuk belajar
5.
Appersepsi
6.
Mendeskripsikan materi
7.
Menyampaikan tujuan pembelajaran II. Inti
1.
Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2.
Membentuk kelompok
3.
Membagikan materi/ tugas pada tiap-tiap siswa
4.
Membentuk kelompok ahli
5.
Membimbing siswa dalam berdiskusi
6.
Mengadakan evaluasi III. Penutup
1.
Memberikan kesimpulan
2.
Menyampaikan rencana berikutnya
3.
refleksi
Tabel 3.4 Indikator Catatan Lapangan Indikator Kegiatan siswa
Uraian 1. Keaktifan siswa dalam belajar 2. Keaktifan siswa dalam berdiskusi 3. keaktifan kelompok ahli dalam berdiskusi 4.Penyampaian materi/tugas kepada kelompok
Kegiatan guru
1. Appersepsi 2. Menyiapkan peserta didik untuk belajar
38
Indikator
Uraian 3. Membentuk kelompok belajar 4. Menjelaskan model pembelajaran 5. Membimbing kepada kelompok 6. Melakukan evaluasi 7. Memberi penghargaan pada kelompok 8. Menutup pelajaran
Interaksi antar siswa
1. Kerjasama antar kelompok 2. Mendiskusikan materi/ tugas dalam kelompok 2. Persentasi tiap-tiap kelompok 3. Memberikan pertanyaan pada kelompok teman 4. Menanggapi pertanyaan dari kelompok lain
Interaksi siswa dengan
1. Bertanya pada guru
guru
2. Menjawab pertanyaan guru
Sumber belajar serta alat
1. Ketersediaan sumber belajar dan alat peraga
peraga
2. Kemampuan guru dan siswa dalam penggunanan sumber belajar dan alat peraga
3. Lembar soal hasil belajar Instrumen hasil belajar ini terdiri dari dua siklus, siklus pertama akan membahas energi panas dan energi bunyi serta penggunaaannya dan siklus kedua tentang energi alternatif dan model/karya yang diakibatkan pengaruh udara atau angin serta perubahan bunyi melalui alat musik. Instrumen hasil belajar ini digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam memahami materi energi dan penggunaannya. Tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda, dengan skor butir soal 0 dan 1. Skor 0 untuk jawaban yang salah atau tidak menjawab sama sekali dan skor 1 untuk jawaban yang benar.
39
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Energi dan Penggunaannya siklus
Indikator pembelajaran
Indikator soal
No
Aspek
soal I
Menjelaskan pengertian Energi panas adalah
1*
C1
Menyebutkan
sumber Sumber energi panas yang 2*
C1
energi panas
utama bagi bumi adalah
energi panas
Menjelaskan perpindahan secara
Dibawah
ini
termasuk
energi
yang 3*
C1
panas
adalah
4*
C1
5
C2
6
C2
7*
C2
8
C2
9
C2
10*
C2
panas Perpindahan panas secara konduksi, konveksi yaitu
konveksi serta radiasi
Perpindahan panas secara radiasi yaitu Perpindahan panas secara konveksi yaitu Proses keringnya pakaian oleh
panas
merupakan
matahari perpindahan
panas secara Proses prebusan air oleh api
kompor
merupakan
perpindahan panas secara Proses perpindahan panas pada
sendok
dicelupkan panas
ketika
kedalam
air
merupakan
perpindahan panas secara Jika tubuh kita merasakan hangat ketika dekat dengan api
unggun
merupakan
40
siklus
Indikator pembelajaran
Indikator soal
No
Aspek
soal contoh perpindahan panas Menyebutkan kegunaan secara energi
panas
11*
C1
12
C1
13*
C1
14
C1
15*
C2
16*
C2
17
C3
18
C1
19*
C1
20*
C2
21*
C3
dalam Guna api dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari
sehari-hari adalah untuk Panas matahari digunakan
Menyebutkan
untuk
pengertian energi bunyi
Energi yang disebabkan adanya getaran pada benda
Menyebutkan
sebab adalah
terjadinya bunyi
Bunyi disebabkan oleh
Membuktikan rambatan bunyi melalui udara, air Contoh benda yang dapat dan benda padat
merambat bunyi adalah
Menjelaskan
proses Pemantulan bunyi terjadi
pemantulan bunyi
karena
Mengklasifikasikan
Benda
yang
dapat
benda-benda yang dapat meredam bunyi yaitu menyerap bunyi Menyebutkan
benda Benda
yang
dapat
yang
dapat merambatkan bunyi adalah
merambatkan bunyi
II
Menjelaskan
energi
alternatif Memberikan
Energi alternatif adalah contoh
benda-benda menggunakan
yang Contoh
benda
sumber menggunakan
energi alternatif Mengklasifikasikan
yang sumber
energi alternatif adalah
41
siklus
Indikator pembelajaran
Indikator soal
No
Aspek
soal sumber energi alternatif
Dibawah
ini
yang
termasuk sumber energi alternatif adalah
22*
C3
23*
C3
24
C3
25*
C3
26*
C3
27*
C3
28*
C3
29*
C3
30
C3
Dibawah ini yang bukan termasuk energi alternatif Menentukan
suatu adalah
karya/
yang Karya/
model
menunjukkan
model
yang
diakibatkan oleh pengaruh
perubahan energi gerak udara adalah akibat pengaruh udara Menentukan
bahan
yang akan digunakan Yang termasuk bahan yang untuk membuat model digunakan untuk membuat parasut
parasut adalah
Mengklasifikasikan alat Yang termasuk alat musik musik pukul, alat musik pukul ialah senar, alat musik tiup
Yang termasuk alat musik senar ialah Yang termasuk alat musik tiup yaitu
Menentukan
sumber Sumberbunyi alat musik
bunyi pada alat musik
gendang terdapat pada Sumberbunyi alat musik gitar terdapat pada Cara membunyikan alat musik harmonika yaitu
42
Keterangan: C1 : ingatan C2 : pemahaman C3 : penerapan * : terpakai
I. Teknik Pengumpulan Data untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai data tentang metode yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran IPA, serta situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan latar belakang objek penelitian seperti sejarah singkat berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur. 2. Observasi Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang belum terjaring melalui wawancara, observasi dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran IPA berlangsung. 3. Tes Tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Peneliti sengaja menguji kemampuan siswa hanya pada ketiga aspek tersebut didasarkan pada kemampuan siswa disekolah dasar yaitu pada tingkat operasional kongkrit. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pilihan ganda yang sebelumnya telah diujicobakan terlebih dahulu.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 1. Validitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas dilakukan terhadap soal tes
43
kemampuan pemahaman siswa. Untuk menghitung validitas soal pilihan ganda menggunakan ANATES dan rumus:43 rbis =
pi qi
Xi Xt St
Keterangan :
rbis = koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan skor total
xi = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i xt = rata-tata skor total semua responden
st = standar deviasi skor total semua responden
pi = proposal jawaban benar untuk butir nomor i qi = proposal jawaban salah untuk butir nomor i Berdasarkan
pengujian
validitas
instrumen
peneliti
dengan
menggunankan ANATES pada sub energi panas dan energi bunyi serta penggunaaannya didapat sola yang valid sebanyak 10 soal dari 18 soal, yaitu: 1, 2, 3, 4, 7, 10, 11, 13, 15, dan 16. Sedang kan pada sub energi alternatif, karya/ model yang diakibatkan oleh pengaruh udara serta perubahan energi bunyi oleh alat musik yang valid sebanyak 10 soal dari12 soal, yaitu: 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, dan 29. (terlampir) 2. Realiabilitas Koefisien realiabilitas dengan menggunakan ANATES sebagai berikut:44 rii =
k
̇ k-1
1−
Keterangan :
∑
2
ra = koefisien realibilitas tes K = jumlah butir
pi qi = variasi skor butir 43
pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : FITK UIN, 2006), cet ke-1, h. 109 44 ibid, h. 113
44
qi
s2t
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i = varians skor total Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Instrumen Kriteria
Koefisien Realiabilitas
Sangat realiabel
0,9 < rii
Reliabel
0,7 < rii < 0,9
Cukup reliabel
0,4 < rii < 0,7
Kurang reliabel
0,2 < rii < 0,4
tidak reliabel
rii < 0,2
Berdasarkan
pengujian reliabilitas instrumen penelitian dengan
menggunakan ANATES didapat realibilitas pada materi energi dan penggunaaannya dari 30 soal sebesar 0,84 yang tergolong dalam klasifikasi reliabel. (terlampir) 3. Tingkat kesukaran Tingkat
kesukaran
merupakan
salah
satu
analisis
kuantitatif
konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes tingkat kesukaran dengan menggunakakan ANATES dan rumus:45 B
p=N
keterangan :
p = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesulitan soal adalah :46
45 46
ibid, h. 103 ibid, h.103-104
45
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks tingkat kesukaran
Kriteria
0,00 - 0,25
Sukar
0,26 - 0,75
Sedang
0,76 - 1,00
Mudah
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa
yang
pandai
(berkemampuan
tinggi)
dengan
siswa
yang
berkemampuan rendah. Daya pembeda di hitung dengan menggunakan ANATES dan rumus: 47 D=
BA BB - J JA B
keterangan :
JA = Banyaknya siswa kelompok atas
JB = Banyaknya siswa kelompok bawah
BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal benar BB = Banyaknya siswa kelompok bawah menjawab soal benar D = Daya pembeda
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah : Taber 3.8 Indeks Daya Pembeda
47
Indeks Daya Pembeda
Kriteria
DP = 0,00
Sangat Jelek
0,00 < DP < 0,20
Jelek
0,20 < DP < 0,40
Cukup
0,40 < DP < 0,70
Baik
0,70 < DP < 1,00
Sangat Baik
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasarEvaluasi Pendidikan, (Jakarta: bumi aksara, 2005), cet. Ke5, hal.213.
46
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada proses pembelajaran, lembar observasi kegiatan guru ,catatan lapangan, dan lembar wawancara respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 1. Tes hasil belajar Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dengan menggunakan nilai postest dibandingkan dengan nilai ketuntasan hasil belajar (KKM) dan selisih nilai pretest dan postest untuk melihat peningkatan hasil belajar yang memperhitungkan ketuntasan. Rumus Normalized Gain menurut Meltzer adalah:48 g=
Dengan kategori sebagai berikut: g-tinggi : nilai (g) > 0,7 g-sedang : nilai 0,7 > (g) > 0,3 g-rendah : nilai (g) > 0,3 2. Data observasi kegiatan siswa Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi kedalam
48
Iwan permana suwarna, “Model Pembelajaran Hipermedia Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa SLTP”, tesis (Bandung: UPI, 2004), h. 30, tidak dipublikasikan.
47
bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap indikator. 3. Data observasi guru Analisis data kegiatan guru dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan guru dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. 4. Data wawancara Data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang sikap siswa terhadap pembelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Untuk memperbaiki kekurangan hasil penelitian pada siklus I maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. 1. Tahap perencanaan Peneliti membuat acuan program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, membuat instrumen berupa tes, pembagian kelompok, menyiapkan sumber belajar, menyiapkam alat peraga. 2. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu menerapkan tindakan yang
mengacu pada skenario pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembelajaran. tindakan pertama yaitu pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu pembagian kelompok, membagikan materi/tugas, membentuk kelompok ahli, mendiskusikan materi/tugas pada kelompok ahli, menjelaskan materi/tugas pada kelompok asal, memperentasikan hasil kelompok, memberikan pertanyaan atau tanggapan dan evaluasi lalu dikegiatan penutup menyimpulkan pelajaran dan diakhir siklus diadakan tes berupa postest dan refleksi. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga desertai dengan kegiatan observasi.
48
3. Tahap pengamatan Pada tahap ini melakukan pengamatan terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pengamatan menggunakan lembar observasi siswa, lembar observasi guru dan catat lapangan untuk mengamati tindakan selama proses belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, lembar observasi digunakan untuk mengamati semua yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Pengamatan dapat dilakukan pula dengan foto sebagai bukti otentik. 4. Tahap refleksi Refleksi pada proses pembelajaran dilakukan apabila hasil yang didapat kurang maksimal. Tahap refleksi pada penelitian ini meliputi: a. Melakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil analisis atau evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. 5. Keputusan Pada tahap ini dilakukan pengambilan keputusan ketercapaian hasil intervensi penelitian. Siklus II dilakukan dengan segala perbaikan kekurangan yang ada pada siklus I yang dibahas dalam refleksi. Jika belum ada peningkatan hasil belajar dan belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70% maka siklus dilanjutkan tapi jika sudah ada peningkatan hasil belajar dan sudah memenuhi KKM 70% maka penelitian dihentikan atau tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Temuan Penelitian 1. Perencanaan Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus yang terdapat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Perencanaan Siklus I dan Siklus II Aspek
Siklus I
Siklus II
Pengamatan
Observasi awal
Refleksi siklus I
Pembagian kelompok
Keinginan siswa
Ditentukan guru
Tugas siswa
Lima soal
Tiga soal
Materi
Energi panas dan energi
Energi alternatif, model
bunyi
mainan yang menunjukkan energi gerak akibat udara (angin) dan perubahan bunyi melalui alat musik
Kompetensi dasar
Satu KD
Tiga KD
Indikator
Tujuh indikator
Lima indikator
Sumber belajar
Buku paket IPA kelas IV
Buku paket IPA kelas IV
(KD)
dan alat peraga
Tahap perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut: Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang akan diteliti mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA, rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran yang monoton. Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang sebuah desain
49
50
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya, merancang pembelajaran yang variatif dan menarik serta melibatkan siswa dalam pembelajaran. Desain pembelajaran yang disiapkan yaitu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, lembar observasi dan catatan lapangan, wawancara, tugas yang didiskusikan secara berkelompok, instrumen tes pilihan ganda untuk pretest dan postest serta membentuk kelompok menjadi empat kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa berdasarkan keinginan siswa. Pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua pertemuan, sedangkan kompetensi dasar pada siklus I terdiri dari satu KD yaitu KD 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dan Indikator pembelajaran IPA pada energi dan penggunaanya pada siklus I yaitu : 1) menjelaskan pengertian energi panas; 2) menyebutkan sumber-sumber energi panas. 3)menjelaskan perpindahan energi panas secara konduksi, konveksi serta radiasi; 4) menyebutkan manfaat energi panas dalam kehidupan sehari-hari. (pertemuan pertama). 5) menjelaskan pengertian energi bunyi; 6) menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas; 7) menunjukkan bunyi dapat dipantulkan atau diserap. (pertemuan ke dua). Sedangkan perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut: Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I yang akan merubah desain pembelajaran untuk lebih baik lagi. Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, catat lapangan, pedoman wawancara, instrumen tes pilihan ganda untuk pretest dan postest, pembagian kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuam yang dimiliki siswa menjadi empat kelompok tiap-tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa berdasarkan pilihan guru, penyediaan alat peraga, mengurangi tugas yang didiskusikan agar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Kompetensi
51
dasar pada siklus II terdiri dari tiga yaitu KD 8.2 menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaaannya, KD 8.3 membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/ baling-baling/ pesawat kertas/ parasut dan KD 8.4 menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik serta Indikator pembelajaran dari materi energi dan penggunaannya yang ditetapkan pada siklus II yaitu: 1) Menjelaskan pengertian energi alternatif; 2) Menyebutkan manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari; 3) Menyebutkan sumber-sumber energi alternatif pertemuan ke tiga. 4) Membuat model mainan yang menunjukkan energi gerak akibat pengaruh angin (udara); 5) Menunjukkan bukti perubahan bunyi melalui alat musik pukul, senar, serta tiup pertemuan ke empat. Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Apabila pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 70 %, maka penelitian ini akan dihentikan. 2. Tindakan Pada tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Tindakan Siklus I dan Siklus II Siklus I
Siklus II
Kegiatan pendahuluan
10 menit
10 menit
Kegiatan inti
50 menit
55 menit
Kegiatan penutup
10 menit
5 menit
Wawancara (refleksi)
Sepuluh pertanyaan
Lima pertanyaan
evaluasi
Tes lisan
Tes tulis
postest
10 soal pilihan ganda
10 soal pilihan ganda
52
Tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pertama pada pembukaan peneliti yang dalam penelitian ini sekaligus sebagai guru memulai pelajaran dengan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang macam-macam energi dilanjutkan
dengan
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
dan
model
pembelajaran lalu guru menjelaskan materi tentang energi panas dan energi bunyi, pada setiap siklus terdiri dari dua pertemuan, untuk pertemuan pertama materi mengenai energi panas pada pertemuan kedua tentang energi bunyi. Pada pembelajaran inti guru menugaskan kepada siswa untuk membentuk kelompok sesuai kelompoknya yang telah dibentuk sebelumnya (kelompok asal) tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang sisiwa, guru membagikan materi dan tugas yang berbeda pada tiap siswa dalam kelompok, lalu guru menugaskan pada siswa dari tiap-tiap kelompok yang medapatkan materi/tugas yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli), guru menugaskan pada kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas yang diberikan dan setelah didiskusikan kelompok ahli kembali kepada kelompok asal dan mengajarkan materi/tugas kepada teman kelompoknya sampai teman kelompoknya paham, kemudian dari tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasilnya kedepan kelas dan kelompok lainya bertanya atau menanggapinya, guru memberikan evaluasi berupa tes lisan dan memberi hadiah pada kelompok yang terbaik, pada bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran. Pada akhir siklus I guru mengadakan postest berupa tes pilihan ganda terdiri dari 10 soal serta mengadakan refleksi dengan mewawancarai beberapa siswa yang berbeda berdasarkan kemampuannya sebagai tindak lanjut pada siklus berikutnya.
53
Sedangkan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: Pada tahap ini guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan sesuai refleksi pada siklus I, menyediakan alat peraga yang akan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran serta merubah kelompok dengan membagi kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa dan mengurangi tugas yang diberikan kepada siswa agar sesuai dengan waktu pembelajaran. kegiatan pembelajaran diawali dengan menjelaskan
materi
tentang
energi
alternatif,
menjelaskan
tujuan
pembelajaran dan model pembelajaran serta menyediakan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada pembelajaran inti diterapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan membetuk kelompok yang telah ditentukan guru (kelompok asal), membagikan materi/tugas yang berbeda pada tiap-tiap siswa, siswa yang mendapatkan materi yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli), guru menugaskan kelompok ahli mendiskusikan materi/tugas yang diberikan dan memberikan alat peraga pada kelompok yang menggunakan alat peraga, kelompok ahli kembali pada kelompoknya dan menjelaskan atau mengajarkan materi/tugas pada teman kelompoknya sampai paham, tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas kelompok lainnya menanggapi atau bertanya, guru mengadakan evaluasi berupa tes tulis dan memberi hadiah pada kelompok yang terbaik, bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi. Diakhir siklus II dilakukan postest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Soal postest pada siklus II berupa pilihan ganda berjumlah 10 soal serta mengadakan refleksi dengan mewawancarai beberapa siswa. 3. Pengamatan Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu:
54
a. Lembar observasi siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, diperoleh hasil kegiatan siswa selama proses pembelajaran sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II No.
1.
Aspek yang diamati
Mendengarkan dan
Siklus I
Siklus II
Peningka
Persentase
Persentase
tan
(%)
(%)
(%)
68,4
89,4
21
52,6
68,4
15,8
memperhatikan penjelasan guru 2.
Mengerjakan tugas dalam kelompok
3.
Berdiskusi dalam kelompok
52,6
73,6
21
4.
Menjelaskan materi/tugas pada
68,4
78,9
10,5
63,1
84,2
21,1
42,1
56,1
14
31,5
63,1
31,6
kelompok 5.
Mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain
6.
Menjawab/menanggapi pertanyaan teman atau guru
7.
Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Dari tabel di atas terlihat kegiatan siswa pada siklus I berkategori cukup, namun masih banyak kekurangan pada siklus I dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan tugas dalam kelompok,
menjawab
dan
menanggapi
pertanyaan
dan
dalam
mempresentasikan hasil kelompok. Dari data observasi kegiatan siswa pada siklus II terlihat baik, siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi, menjelaskan materi pada kelompoknya,
55
mengajukan pertanyaan, serta dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. b. Lembar observasi guru Hasil observasi kegiatan guru pada penelitian ini terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Persentase Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II Siklus I
Rata-rata
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
68,75%
81,25%
75%
87,5%
75%
81,25%
Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I adalah sebagai berikut: Observasi kegiatan guru pada siklus I selama proses pembelajaran di amati dengan menggunakan lembar observasi yang diamati oleh rekan guru yang membantu peneliti dalam penelitian. Dari
kegiatan
guru
dalam
menerapkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) terjadi peningkatan persentase dari pertemuan pertama yaitu 68,75% ke pada pertemuan ke dua yaitu 81,25%. Pada tahap pendahuluan dalam menyiapkan siswa dan memotivasi siswa dalam belajar sudah cukup baik, pada tahap kegiatan inti guru berusaha berinteraksi dengan baik pada siswa, peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam pembelajaran, sedangkan siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran. Pada bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus II adalah sebagai berikut: Kegiatan
guru
selama
proses
pembelajaran
diamati
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dan diamati oleh rekan guru dan guru IPA kelas IV yang membantu peneliti dalam penelitian dikelas.
56
Dari kegiatan guru pada siklus II menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terjadi peningkatan dari pertemuan ke tiga yaitu 75% kepada pertemuan ke empat yaitu 87,5%. Terjadi peningkatan pada kegiatan guru dari siklus I sebesar 75% menjadi 81,25% pada siklus II. Peningkatan terjadi karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran dengan tersedianya alat peraga yang dapat digunakan oleh siswa serta memotivasi dan membimbing siswa dalam belajar. c. Catat lapangan Hasil catat lapangan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II Siklus I
Rata-rata
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
%
%
%
%
52,38
80,95
76,19
95,23
66,66
85,71
Catatan lapangan pada siklus I adalah sebagai berikut: Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan lapangan yang diamati oleh rekan guru yang membantu peneliti dalam penelitian. Berdasaran hasil catatan lapangan pada siklus I terlihat persentase catatan lapangan dari pertemuan ke satu sebesar 52,38% dan meningkat pada pertemuan kedua sebesar 80,95%. Pada siklus I interaksi siswa masih kurang aktif namun beberapa siswa sudah menunjukkan keaktifannya, hal ini dikarenakan sebagian siswa masih bingung dan canggung dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena
mereka masih merasa asing
dengan pembelajaran seperti ini sedangkan interaksi siswa dengan guru sudah terlihat cukup aktif .
57
Sedangkan catat lapangan pada siklus II adalah sebagai berikut: Berdasarkan catat lapangan pada siklus II persentase catat lapangan pada pertemuan ke tiga sebesar 76,19% dan persentase pertemuan ke empat sebesar 95,23%. Terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 66,66% menjadi 85,71% pada siklus II. Peningkatan terjadi karena pada siklus II sudah terlihat keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan guru, interaksi siswa dengan siswa serta penggunaan
sumber belajar dan alat peraga dalam
pembelajaran. d. Wawancara Wawancara pada penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu pada akhir siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: Berdasarkan wawancara dengan siswa dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda pada siklus I didapatkan hasil wawancara sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Wawancara Siklus I No. 1.
Indikator
Uraian hasil wawancara
Persentase
Kesenangan
Siswa merasa senang belajar dengan
siswa
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena menjadi lebih aktif, tidak
78,94
membosankan dan menjadi lebih cepat mengerti. 2.
Motivasi siswa
Pada awalnya siswa merasa bingung dan
canggung
dalam
mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena mereka masih asing dan baru
63,15
pertama kali mengenal pembelajaran seperti ini sehingga motivasi siswa masih kurang. 3.
Keaktifan siswa Beberapa siswa sudah bisa mengikuti dan aktif dalam pembelajaran namun
73,68
58
masih ada beberapa siswa yang masih pasif dan belum mengerti.
Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, dari beberapa indikator sudah menunjukkan peningkatan siswa dari sebelum dilakukannya tindakan sampai sesudah dilakukannya tindakan. Pada intinya siswa kelas IV MI Islahul Anam senang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif. Hasil wawancara pada siklus II diantaranya sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Wawancara Siklus II No. 1.
Indikator
Uraian hasil wawancara merasa
belajar
persentase
Kesenangan
Siswa
dengan
siswa
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
94,73
menyenangkan. 2.
Motivasi siswa
Dengan
belajar
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bisa menambah pengetahuan, menjadi
78,94
lebih aktif, bisa bekerja sama dan cepat mengerti. 3.
Keaktifan
Keaktifan siswa makin meningkat,
siswa
siswa
dapat
berdiskusi
dengan
kelompoknya dan tidak malu serta takut dalam mengajukan pertanyaan pada tiap-tiap kelompok serta mulai bekerja sama.
84,21
59
4. Hasil belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif siswa pada siklus I dan siklus II dilakukan tes hasil belajar siswa berupa postest. Adapun tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I
Rata-rata
Siklus II
pretest
postest
N-gain
pretest
postest
N-gain
4,31
6,42
0,33
4,57
8,78
0,73
10 8 6 Siklus I 4
Siklus II
2 0 Pre test
Post test
N-Gain
Grafik 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa pada penelitian siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan rata-rata skor pretest 4,31. Tetapi setelah mengalami tindakan rata-rata belajar siswa meningkat menjadi 6,42. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV maka data skor siswa dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretest dan postest hasil belajar siswa. Dari selisih skor pretest dan postest didapatkan nilai N-gain sebesar 0,33 yang berkategori sedang (nilai 0,7 > g > 0,3). Namun hasil tes akhir (postest) pada siklus I mencapai keberhasilan sebanyak 47,36% siswa yang mencapai nilai KKM dan belum mencapai indikator keberhasilannya yaitu 70% siswa yang harus mencapai nilai KKM.
60
Sedangkan hasil belajar pada penelitian siklus II adalah sebagai berikut: Pada siklus II, sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa mendapatkan rata-rata skor pretest 4,57. Tetapi setelah mengalami tindakan hasil belajar siswa meningkat menjadi 8,78. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV maka data skor siswa dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretest dan postest hasil belajar siswa. Dari selisih skor pretest dan postest didapatkan nilai N-gain sebesar 0,73. Berdasarkan kategori perolehan skor N-gain, skor N-gain 0,73 berkategori tinggi (0,7 > g > 0,3). Tes hasil akhir (postest) siklus II telah mencapai keberhasilan sebesar 94,73% siswa yang mencapai nilai KKM dan sudah mencapai indikator keberhasilan KKM yaitu 70%. 5. Refleks Refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I, terdiri dari dua pertemuan yang dilakukan secara keseluruhan siswa cukup berperan aktif selama proses pembelajaran, akan tetapi ada sebagian siswa yang kelihatan pasif dalam berdiskusi serta dalam mengerjakan tugas secara berkelompok ini disebabkan karena kebiasaan siswa yang selalu belajar secara individu dan juga terdapat siswa yang hanya menunggu jawaban dari teman. Pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi energi dan penggunaannya masih terdapat kekurangan, sehingga perlu dilakukan perbaikan. Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.9 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I No 1.
Tindakan
Kekurangan
Perbaikan
Berdiskusi
Siswa masih ada yang
Guru memotivasi dan
secara
bingung bekerja secara
membimbing siswa
berkelompok
berkelompok karena baru
agar bekerja sama
mengenal pembelajaran
dalam kelompoknya
kooperatif tipe jigsaw
61
No 2.
Tindakan
Kekurangan
Perbaikan
Mengerjakan
siswa lebih suka
Guru mengarahkan
tugas dalam
mengerjakan tugas
siswa agar tugas yang
kelompok
sendiri dari pada dengan
diberikan dikerjakan
kelompoknya, ini
dan dibahas dan
dikarenakan kebiasaan
didiskusikan secara
siswa yang belajar secara
berkelompok
individu 3.
Mengajukan
Siswa masih malu dan
Guru berusaha
pertanyaan/
enggan atau takut untuk
memotivasi siswa untuk
menanggapi
bertanya dan menanggapi memberikan percaya
pertanyaan
pertanyaan teman
teman
diri kepada siswa untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan temannya.
4.
Menjawab
Masih bayak siswa yang
Guru memotivasi siswa
pertanyaan
takut salah dalam
dengan memberi skor
dari kelompok
menjawab pertanyaan
bagi siswa yang bisa
lain
temannya
menjawab pertanyaan dari temannya
5.
Menjelaskan
Sebagian siswa hanya
Guru membimbing
materi kepada
menyuruh temannya
siswa agar hasilnya
kelompok
untuk menyalin hasil
dijelaskan kepada
diskusi yang didapat
teman kelompoknya
tidak menjelaskannya
agar temannya mengerti
kepada teman
dan paham tentang
sekelompoknya
materi/tugas yang dipelajari
6.
Mempresentasi Masih ada sebagian
Guru memotivasi dan
kan hasil kerja
membimbing siswa
kelompok yang takut dan
62
No
Tindakan kelompok
7.
Kekurangan
Perbaikan
malu untuk
untuk
mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya ke
kelompoknya kedepan
depan kelas
kelas
Pembagian
Pembagian kelompok
Guru membagi
kelompok
tidak heterogen siswa
kelompok secara
hanya memilih teman
heterogen dengan
yang disukainya dan
perbedaan kemampuan
dikenal saja
yang dimiliki siswa
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini menujukkan kegiatan siswa pada siklus I kurang optimal dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mulai dari berdiskusi dengan kelompok sampai pada mempresentasikan hasil kerja kelompok dan pembagian kelompok harus dirubah. Proses perbaikan akan dilakukan pada siklus II guna mengoptimalkan kegiatan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut: Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II tampak siswa mulai aktif dan terbiasa dalam kegitaan pembelajaran IPA pada materi energi dan penggunaaanya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hal ini terlihat pada siswa yang
mulai terbiasa dalam belajar secara
berkelompok, tidak malu atau sungkan lagi dalam bertanya dan dalam menjawab serta mengemukakan pendapat. Namun masih ada sedikit kekurangan dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II. Uraian kekurangan dan perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut:
63
Tabel 4.10 Kekurangan dan Tindak Perbaikan Siklus II No 1.
Tindakan
Kekurangan
Perbaikan
Berdiskusi
Hampir semua siswa
Guru memotivasi dan
secara
sudah terbiasa belajar
membimbing siswa agar
berkelompok
berdiskusi secara
bekerja sama dalam
berkelompok namun
kelompoknya
hanya ada beberapa siswa saja yang belum bisa berdiskusi secara berkelompok. 2.
Mengerjakan
Ada beberapa siswa yang
Guru mengajak siswa
tugas dalam
masih mengerjakan tugas
yang bekerja sendiri
kelompok
nya sendiri selebihnya
untuk mengerjakan tugas
sudah mulai mengerjakan pada kelompoknya tugas dengan kelompok nya 3.
Mengajukan
Hanya beberapa siswa
Guru berusaha motivasi
pertanyaan/
saja yang masih enggan
siswa yang malu dengan
menanggapi
atau malu untuk bertanya
menunjuk siswa tersebut
pertanyaan
untuk bertanya
teman 4.
5.
Menjawab
Tidak ada, hampir semua
Tidak ada
pertanyaan
kelompok menjawab
dari kelompok
pertanyaan dari
lain
kelompok lain
Menjelaskan
Setiap siswa melaporkan
Guru membimbing siswa
materi kepada
atau menjelaskan materi/
agar hasilnya dijelaskan
kelompok
tugas pada kelompoknya
kepada teman
namun ada beberapa
kelompoknya agar
siswa saja yang
temannya mengerti dan
64
No
Tindakan
Kekurangan
Perbaikan
menyuruh menyalin hasil
disediakan alat peraga
materi yang didapatnya.
untuk memudahkan siswa dalam menjelaskan materi atau tugas kepada teman kelompoknya.
6.
Mempresentasi Tidak ada, semua dari kan hasil kerja
masing-masing
kelompok
kelompok mau
Tidak ada
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Dari tabel di atas terlihat kegiatan belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II siswa sudah mulai aktif, kreatif mau bekerja sama, belajar berkelompok dan mau bertanya serta mengemukakan pendapatnya. 6. Keputusa Hasil keputusan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Belajar yang Mencapai KKM Siklus I dan Siklus II Siklus I
Siklus II
Hasil belajar yang
47,36%
94,73%
mencapai KKM
Belum mencapai KKM
Sudah mencapai KKM
100,00% 50,00%
Belum Mencapai KKM
0,00%
Sudah mencapai KKM Siklus I
Siklus II
Grafik 4.2 Grafik Hasil Belajar yang Mencapai KKM
65
Keputusan penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran siklus I, bahwa hasil belajar siswa pada materi energi dan penggunaannya belum memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 70% siswa memiliki nilai di atas KKM sekolah tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 47,36%. Dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan tindakkan dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II. Sedangkan keputusan siklus II dalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh nilai rata-rata untuk tes hasil belajar siswa adalah 47,36%, nilai tersebut lebih baik dari siklus I. Hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM (6,5) sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 94,73%. Dari hasil belajar siswa dan tanggapan positif dari siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah meningkat. Hal ini terlihat dari hasil belajar materi energi dan penggunaannya pada pelajaran IPA sudah mencapai indikator keberhasilan (70%) yaitu sebesar 94,73%. Oleh karena itu dapat diambil keputusan bahwa siklus dapat dihentikan (tidak lanjut ke siklus berikutnya) karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa.
B. Pembahasan Setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi energi dan penggunaannya pada pelajaran IPA kelas IV, hasil belajar IPA siswa kelas IV mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru saja dan tidak aktif serta kurang bekerja sama dikelas karena metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang variatif dan menarik bagi siswa, guru lebih sering
66
menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan sulit memahami pelajaran karena tidak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Setelah
dilakukan
penelitian
tindakan
kelas
dengan
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi energi dan penggunaaannya hasil belajar siswa meningkat. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dapat bekerjasama dengan kelompoknya dan dapat aktif dalam pembelajaran. pada siklus I kegiatan pembelajaran siswa belum terlihat aktif dan belum dapat bekerja sama secara optimal. Hal ini disebabkan siswa masih belum mengerti belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan mereka baru mengenalnya sehingga asing bagi mereka serta bingung karena mereka belum terbiasa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada hasil belajar berupa kognitif pada sisklus I, jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (70%) yaitu 6,5 sebanyak sembilan siswa (47,36%), sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa (52,63%). Siswa yang belum mencapai nilai KKM disebabkan mereka masih merasa asing dan kaku serta binggung dan belum memahami pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus I, nilai rata-rata pretest yaitu sebesar 4,31 dan nilai postest sebesar 6,42. Skor N-gain pada siklus I sebesar 0,33 dengan kategori sedang. Karena intervensi yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan siklus II. Setelah siklus II dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan memperbaiki kekurangan serta hambatan pada siklus I proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Siswa yang masih kaku dan bingung sudah mulai terbiasa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan siswa mulai aktif dan bekerjasama dalam pembelajaran. Pada siklus II, nilai rata-rata pretest yaitu sebesar 4,57 menjadi 8,78 nilai rata-rata dari postest. siswa yang mencapai nilai KKM (6,5) pada siklus II ada 18 siswa (94,73%), sedangkan yang belum mencapai nilai KKM hanya satu siswa (5,26%). Skor N-gain dari siklus I ke siklus II menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar dengan skor N-gain
67
pada siklus I sebesar 0,33 berkategori sedang menjadi 0,73 berkategori tinggi pada siklus II. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belajar secara berkelompok dan kerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan serta tanggung jawab pada tiap individu dan kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran serta cepat memahami materi yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran siswa dapat berinteraksi terhadap guru, terhadap siswa dengan siswa dan penggunaan serta ketersediaannya sumber belajar. Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku paket IPA kelas IV dan alat peraga yang disiapkan guru yang disesuaikan dengan materi energi dan penggunaannya.
68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Proses penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara berkelanjutan dalam dua siklus pada penelitian ini dilakukan dengan membentuk empat kelompok (kelompok asal) dan tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa, guru membagikan materi dan tugas yang berbeda pada tiap siswa dalam kelompok, lalu guru menugaskan pada siswa dari tiap-tiap kelompok yang medapatkan materi dan tugas yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli), guru menugaskan pada kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas yang diberikan dan setelah didiskusikan kelompok ahli kembali kepada kelompok asal dan mengajarkan materi dan tugas kepada teman kelompoknya (kelompok asal) sampai teman kelompoknya paham, kemudian dari tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasilnya kedepan kelas dan kelompok lainya menanggapinya, guru memberikan evaluasi dan memberi hadiah pada kelompok yang terbaik, pada bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. 2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara berkelanjutan dalam dua siklus terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya. Hal ini terbukti dari pencapaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada N-gain 0,33 berkategori sedang menjadi 0,73 berkategori tinggi. Sedangkan hasil belajar 6,42 pada siklus I menjadi 8,78
pada siklus II yang sudah
memenuhi KKM. Serta persentase hasil belajar yang mencapai 47,36% siswa pada siklus I menjadi 94,73% siswa pada siklus II yang sudah memenuhi KKM.
B. Saran Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
68
69
1. Guru IPA di sekolah ini dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi energi dan penggunaannya. 2. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar dan cepat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran pada pelajaran IPA. 3. Pihak sekolah sebaiknya memberikan himbauan pada para guru untuk menggunakan
model-model
pembelajaran
terutama
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar dan dapat memberi suasana baru dalam pembelajaran.
70
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010. Cet.Ke-2 Arikunto, Suharsimi. Et. All. PenelitianTtindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Cet. Ke-9 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2005. Cet. Ke-5. Doantara Yasa, pembelajaran kooperartif tipe jigsaw, 2008. Diakses tanggal 15 April 2012. www.ipotes.wordpress.com/2008/05/15pembelajarankooperatif-tipe-jigsaw Fitriantin, Lilik.” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match Pada Konsep Ikatan Kimia”, skripsi program S1 UIN Jakarta: 2012. Tidak dipublikasikan. Haetami, Aceng dan Supriaydi. Penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Diakses tanggal 1 Juni 2012. http://jurnal,unhalu.ac.id/download/aceng/ Huda, Miftahul. Coperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan model penerapan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011. Cet. Ke-1 Isjoni. Coperative Learnimg Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta. 2009. cet. Ke-2 Masitoh dan Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: DEPAG RI. 2009. cet. Ke-1 Permana Suawarna, Iwan. “model pembelajaran hipermedia listrik dinamis untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilanproses sain siswa SLTP”, tesis program pasca sarjana UPI Bandung: 2004. Tidak dipublikasikan. Razak, Abdul dkk. Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan. Jakarta : FIT PRESS FITK UIN. 2010. Cet. Ke-1 Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Grafindo Persada. 2010. Cet. Ke-1
71
Sanjaya, Ade. Pengertian, Definisi Hasil Belajar Siswa,2011. diakses tanggal 15 April 2012. http://adasanjaya.blogspot.com/2011/03penertian-definisihasil-belajar.html Slavin, Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. 2005. Cet. Ke-15 Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: FITK UIN. 2006. Cet. Ke-1 S.Rositawaty dan Aris Muharam, Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya: pusat perbukuan DEPDIKNAS. 2008. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.2010. Cet ke-9 Sugianto, Agus dkk. Pembelajaran IPA MI. Surabaya: Aprinta. 2009. Cet. Ke-1 Sumarno, Alim. pengertian hasil belajar, 2011. diakses pada tanggal 15 April 2012. http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alimsumarno/pengertianhasilbelajar Suprijono, Agus. Coperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011. Cet ke-6 Supriyatin, Diana. “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Jigsaw daneksipoteri Pada Konsep Elektrolit dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai”, Skripai pada sarjana FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2009. Tidak dipublikasikan. Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Widodo, ari dkk. Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS. 2007. cet.ke-1 Zaifbio, Pembelajaran kooperatif, 2011.diakses tanggal 15 April 2012. www.zaifbio.wordpress.com/2011/11/24/pembelajaran-kooperatif/....
72
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (siklus 1)
NAMA SEKOLAH
: MI Ishlahul Anam
MATA PELAJARAN
: IPA
KELAS / SEMESTER
: IV / 2
PERTEMUAN KE
:1
WAKTU
: 2 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. I. KOMPETENSI DASAR : 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. II. INDIKATOR
:
1. Menjelaskan pengertian energi panas. 2. Menyebutkan sumber-sumber energi panas 3. Menjelaskan perpindahan energi panas secara konduksi, konveksi serta radiasi. 4. Menyebutkan kegunaan energi panas dalam kehidipan sehari-hari. III. TUJUAN PEMBELAJARAN: Melalui penjelasan guru, tanya jawab, diskusi, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan siswa dapat mendeskripsikan energi panas yang terdapat dilingkungan sekitas serta sifat-sifatnya. IV. NILAI KARAKTER YANG DIHARAPKAN: Disiplin, percaya diri, religius, santun, ingin tahu, menghargai, mandiri, adil, kerja sama, jujur, cinta ilmu, tanggung jawab, berani, kreatif, mengakui kelebihan dan kekurangan.
73
V. MATERI PEMBELAJARAN : A. Materi pokok : energi dan penggunaannya. B. Uraian materi : terlampir VI. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, tanya jawab, diskusi, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN: A. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan guru 1. Mengucap salam dan
Kegiatan siswa
Nilai karakter
menjawab salam
santun, peduli
berdo’a
religius
3.Mengabsen siswa
menjawab
disiplin
4. Appersepsi (bertanya
menjawab
ingin tahu, cinta
menanyakan kabar 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran
kepada siswa tentang
ilmu
macam-macam energi panas)
mendengarkan
5.Mendeskripsikan materi energi panas
ingin tahu, cinta ilmu
mendengarkan
disiplin
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Inti (waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
1. Mejelaskan model
Mendengarkan dan
pembelajaran kooperatif
memperhatikan
Nilai karakter Ingin tahu
tipe jigsaw 2. Membagi kelompok
Membentuk kelompok
Kerja sama, saling
menjadi 4 kelompok
menjadi 4 kelompok
menghargai
74
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang 3. Membagi materi/tugas
Menerima materi/tugas Menghargai, adil,
pada tiap-tiap siswa
percaya diri
B.2 Elaborasi (waktu 30 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. Menugaskan pada siswa
Kelompok ahli
Percaya diri,
yang mendapatkan
berdiskusi tentang
kerjasama,
materi/tugas yang sama
materi yang di terima
tanggung jawab
membentuk kelompok ahli
dengan di bimbing
dan berdiskusi tentang
guru
materi/tugas yang diberikan guru 2. Kelompok ahli kembali
Menghargai, ingin
pada kelompok asal dan
Menjelaskan dan
tahu, kerjasama,
mengajarkan atau
mengajarkan
kreatif, cinta ilmu,
menjelaskan materi/tugas
materi/tugas pada
mandiri
yang di diskusikan pada
teman kelompoknya
kelompok asal
dengan dibimbing guru
3.Masing-masing kelompok
Percaya diri,
mempresentasikan hasil
Mempresentasikan
diskusinya ke depan kelas
hasil diskusinya ke
dan kelompok lain
depan kelas
berani, ingin tahu
mengomentarinya atau bertanya.
B.3 Konfirmasi (waktu 10 menit) Kegiatan guru 1. Memberikan evaluasi
Kegiatan siswa Menjawab soal yang
Nilai karakter Jujur, mandiri,
75
berupa tanya jawab
diberikan guru
berfikir logis,
2. Memberi kesempatan
Bertanya
Berani, ingin tahu,
kepada siswa untuk
percaya diri,
bertanya apabila ada yang
berfikir logis
belum dimengerti 3. Memberikan reward
Menerima hadiah
Menghargai,
(hadiah) pada kelompok
mengakui kelebih
yang terbaik
dan kekurangan
C. Penutup (waktu 10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
1.menyimpulkan materi
Menyimulkan materi
yang telah dipelajari
yang telah di pelajari
bersama siswa
bersama guru
2. Menyampaikan rencana
Mendengarkan
Nilai karakter Berani, ingin tahu
disiplin, patuh
pembelajaran berikutnya.
VIII. SUMBER BELAJAR : 1. Buku Senang Belajar IPA kelas IV SD/ MI penerbit bse. 2. Buku Akrab dengan Dunia IPA kelas IV SD/MI penerbit tiga serangkai.
IX. PENILAIAN : No. 1.
Indikator Menjelaskan pengertian energi panas.
2.
Menyebutkan sumber-sumber energi panas.
3.
Menjelaskan perpindahan panas secara konduksi, konveksi serta radiasi.
Teknik tes
Bentuk pilihan ganda
Instrumen terlampir
76
No. 4.
Indikator
Teknik
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan kegunaan energi panas dalam kehidupan seharihari
Mengetahui
Jakarta,
April 2012
kepala MI Ishlahul anam
guru
Moh. Ilyas Sudarma. Sag.
Siti Masriyah
Nip. 19701108 200701 1025
77
Uraian Materi Energi Panas a. Pengertian energi panas Energi panas bisa juga disebut energi kalor. Energi panas yaitu energi yang dimiliki benda karena suhunya. Energi panas memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan, diantaranya yaitu untuk memasak, menghangatkan tubuh, menjemur pakaian dan lain-lain. Energi panas juga memiliki sumber, sumber energi panas diantaranya yaitu: 1. Api untuk memunculkan api diperlukan bahan bakar dan udara. Bahan bakar yany digunakan dapat berupa kayu bakar, minyak tanah dan gas. Selain bahan bakar udara juga diperlukan karena tanpa udara api akan mati. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan, diantaranya yaitu untuk memasak, menjalankan mesin serta untuk memusnahkan sampah atau kuman. 2. Gesekan benda Gesekan dua buah benda dapat menimbulkan panas. Panas timbul karena gesekan yang terus menerus, makin kasar permukaan benda yang digesekan makin cepat panas timbul. Contoh gesekan benda yaitu pada ban mobil, ketika mobil berjalan ban mobil bergesekan dengan jalan, sehingga ban mobil menjadi panas. 3. matahari energi merupakan sumber energi panas paling utama bagi kehidupan. Panas matahari sangat berguna bagi kehudupan, diantaranya yaitu untuk mengeringkan pakaian ketika dijemur, untuk mengeringkan padi, untuk menghangatkan tubuh dan lain-lain. b. Perpindahan panas 1. Perpindahan panas secara konduksi Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan tanpa diikuti aliran zat perantaranya. Contohnya yaitu sodet terasa panas jika
78
digunakan untuk menggoreng, sendok akan terasa panas jika dicelupkan kedalam air panas. 2. Perpindahan panas secara konveksi Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang diikuti perpindahan zat perantaranya. Contohnya yaitu panas yang merambat pada air yang direbus. 3. Perpindahan panas secara radiasi Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas secara langsung. Contohnya yaitu tangan terasa panas jika didekatkan ke api, keringnya pakaian oleh panas matahari.
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (siklus I)
NAMA SEKOLAH
: MI Ishlahul Anam
MATAPELAJARAN
: IPA
KELAS / SEMESTER
: IV / 2
PERTEMUAN KE
:2
WAKTU
: 2 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. I. KOMPETENSI DASAR : 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. II. INIKATOR : 1. Menjelaskan pengertian energi bunyi. 2. Menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair, serta gas. 3. Menujukkan bunyi dapat dipantulkan atau disepar. III. TUJUAN PEMBELAJARAN : Melalui penjelasan guru, tanya jawab, diskusi, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan siswa dapat mendeskripsikan energi bunyi. IV. NILAI KARAKTER YANG DIHARAPKAN : Disiplin, percaya diri, religius, ingin tahu, santun, kerjasama, mandiri, jujur, cinta ilmu, adil, tanggung jawab, berani, kreatif, mengakui kelebihan dan kekurangan, menghargai. V. MATERI PEMBELAJARAN : A. Materi Pokok : energi dan penggunaanya. B. Uraian Materi : terlampir. VI. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, tanya jawab, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
80
A. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan guru 1. Mengucap salam dengan
Kegiatan siswa
Nilai karakter
Menjawab salam
Santun peduli
Berdo’a bersama
Religius
Menjawab
Disiplin
ramah dan menanyakan kabar 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran 3. Absen siswa 4. Mendo’akan siswa yang
Religius, peduli
sakit (jika ada) 4. Appersepsi (bertanya
Menjawab
tentang energi bunyi) 5. Mendeskripsikan energi
Ingin tahu, jujur berani
Mendengarkan
bunyi
ingin tahu, cinta ilmu
6. Menyampaikan tujuan
Mendengarjan
disiplin
pembelajaran
B. Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (10 menit) Kegiatan guru 1. Membentuk kelompok
Kegiatan siswa Membentuk kelompok
Nilai karakter Kerja sama,
menjadi 4 kelompok, masing-
saling
masing kelompok terdiri dari
menghargai
4-5 orang 2. Membagikan materi/tugas
Menerima materi
pada tiap-tiap siswa
Adil, menghargai, percaya diri
B.2 Elaborasi (30 menit) Kegiatan guru 1. Menugaskan pada siswa
Kegiatan siswa Para kelompok ahli
Nilai karakter Percaya diri,
81
yang mendapatkan
berdiskusi
ingin tahu,
materi/tugas yang sama untuk
kerjasama
membetuk kelompok ahli dan
tanggung
mendiskusi materi/tugas
jawab, kreatif,
bersama kelompok ahli
ingin tahu, cinta
2. Kelompok ahli kembali ke
Menjelaskan materi
ilmu
kelompok asal dan
yang telah
Berani, percaya
menjelaskan materi yang
didiskusikan ke
diri, ingin tahu,
didiskusikan pada kelompok
kelompok asal
mandiri
ahli ke kelompok asal 3. Masing-masing kelompok
Salah satu siswa dari
mempresentasikan hasil
masing-masing
diskusinya ke depan kelas dan
kelompok
kelompok lain mengomentari
mempresentasikan
atau bertanya.
hasil diskusi ke depan kelas
B.3 Konfirmasi (10 menit) Kegiatan guru 1. Mengadakan evaluasi
Kegiatan siswa Menjawab pertanyaan
berupa tanya jawab
Nilai karakter Berani, jujur, ingin tahu, berfikir logis
2. memberi kesempatan
bertanya
Berani, ingin
kepada siswa untuk bertanya
tahu, berfikir
tentang apa yang belum
logis
dimengerti
Menerima hadiah
Menghargai,
3. Memberi reward (hadiah)
mengakui
pada kelompok yang terbaik
kelebihan dan kekurangan
82
C. Penutup (10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. menyimpulkan materi yang
Menyimpulkan
Ingin tahu,
telah dipelajari bersama siswa
bersama guru
berani
2. Menyampaikan rencana
mendengarkan
Disiplin, ingin
pembelajaran berikutnya
tahu
3. Mengadakan refleksi kepada beberapa siswa untuk siklus berikitnya
VIII. SUMBER BELAJAR : 1. Buku Senang Belajar IPA kelas IV SD/MI penerbit bse. 2. Buku Akrab dengan Dunia IPA kelas IV SD/MI penerbit tiga serangkai. 3. Ensiklopedia Percobaab Sains Bunyi IX. PENILAIAN : No
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian energi bunyi.
2.
Teknik Tes
Bentuk Pilihan
Instrumen Terlampir
ganda
Menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair serta gas.
3.
Menunjukkan bunyi dapat dipantulkan atau diserap.
Mengetahi
Jakarta,
April 2012
kepala MI Ishlahul Anam
guru
Moh. Ilyas Sudarma,Sag.
Siti Masriyah
Nip. 19701 108 200701 1025
83
Uraian Materi Energi Bunyi a. Pengertian energi bunyi Energi yang dimiliki oleh bunyi disebut energi bunyi. Bunyi dihasilkan aleh sumber bunyi yang bergetar. Oleh karena itu, energi bunyi disebut juga energi getar. Contohnya yaitu bunyi guntur yang keras bisa menggetarkan atau memecahkan kaca-kaca jendela. b. Sumber energi bunyi Bunyi timbul karena adanya getaran. Setiap getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi dinamakan sumber bunyi. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang melalui titik setimbang. Jarak getaran pada saat bolakbalik disebut amplitudo. Makin besar amplitudo, makin keras bunyi yang didengar. c. Perambatan bunyi 1. Perambatan bunyi memlalui benda gas (udara) Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Dimanapun kita berada kita dapat berkomunikasi. Bahkan dalam jarak yang cukup jauh dapat dilakukan, asalkan suaranya dikeraskan. Perambatan bunyi melalui udara adalah perambatan yang sangat cepat menyampaikan bunyi. 2. Perambatan bunyi melalui benda padat Perambatan bunyi melalui benda padat dapat dibuktikan dengan menempelkan jam tangan pada penggaris, melalui penggaris detak jam dapat didengar. Makin dekat jarak sumberbunyi makin keras bunyi terdengar. Pada zaman dahulu, kemanpuan zat padat menghantarkan bunyi telah banyak digunakan. Dengan menempelkan telinga ketanah maka getaran benda yang berjarak jauh dapat diketahui keberadaannya.
84
3. Perambatan bunyi melalui benda cair Perambatan bunyi melalui benda cair dapat dibuktikan dengan menumbukkan batu kedalam air, dengan dilemparnya batu kedalam air maka dapat terdengar bunyi tumbukan batu tersebut. d. Pemantulan dan penyerapan bunyi Pemantulan bunyi terjadi ketika bunyi mengenai dinding atau permukaan yang keras. Dalam pemantulan bunyi terdapat istilah gaung dan gema. Gaung adalah bunyi pantulan yang datang sebelumbunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika berbicara dimulut kaleng, apa yang diucapkan tidak terdengar dnegan jelas. Gema adalah bunyi pantulan yang muncul setelah bunyi asli selesai. Contohnya ketika kita berteriak didaerah pegunungan, setelah beberapa saat terdengar kembali suara teriakkan, bunyi tersebut adalah bunyi pantulan yanmg baru sampai ketelinga. Selain mengalami pemantulan, bunyi mengalami penyerapan. Bunyi diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Bendabenda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi, contohnya busa, spons, wol, kain dan kater.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Siklus II)
NAMA SEKOLAH
: MI Ishlahul Anam
MATA PELAJARAN
: IPA
KELAS / SEMESTER
: IV / 2
PERTEMUAN KE
:3
WAKTI
: 2 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. I. KOMPETENSI DASAR : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya. II. INDIKATOR : 1. Menjelaskan pengertian energi alternatif. 2. Menyebutkan kegunaan/manfaat energi alternatif dalam kehidupan seharihari. 3. Menyebutkan sumber-sumber energi alternatif. III. TUJUAN PEMBELAJARAN: Melalui penjelasan guru, tanya jawab, diskusi, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan siswa dapat menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya. IV. NILAI KARAKTER YANG DIHARAPKAN: Disiplin, percaya diri, religius, santun, ingin tahu, menghargai, mandiri, adil, kerja sama, jujur, cinta ilmu, tanggung jawab, berani, kreatif, mengakui kelebihan dan kekurangan. V. MATERI PEMBELAJARAN : A. Materi pokok : energi dan penggunaannya. B. Uraian materi : terlampir VI. METODE PEMBELAJARAN: Ceramah, tanya jawab, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
86
A. Pendahuluan (waktu 10 menit) Kegiatan guru 1. Mengucap salam dan
Kegiatan siswa
Nilai karakter
menjawab salam
santun, peduli
berdo’a
religius
3.Mengabsen siswa
menjawab
disiplin
4. Appersepsi (bertanya
menjawab
ingin tahu, jujur,
menanyakan kabar 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran
tentang macam-macam
percaya diri
energi alternatif) 5.Mendeskripsikan materi
mendengarkan
energi alternatif 6. Menyampaikan tujuan
ingin tahu, cinta ilmu
mendengarkan
disiplin
pembelajaran 7. menyediakan alat peraga
B. Inti (waktu 55 menit) B.1 Eksplorasi (waktu 5 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
1. Mejelaskan model
Mendengarkan dan
pembelajaran kooperatif
memperhatikan
Nilai karakter Ingin tahu
tipe jigsaw 2. Membagi kelompok
Membentuk kelompok
Kerja sama, saling
secara heteroden
menjadi 4 kelompok
menghargai
Menerima materi
Menghargai, sikap
berdasarkan kemampuan siswa menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang 4.Membagi materi yang ber beda pada tiap-tiap siswa
adil, percaya diri
87
B.2 Elaborasi (waktu 40 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. Menugaskan pada siswa Kelompok ahli
Percaya diri, kerja
yang mendapat
berdiskusi tentang
sama, kreatif,
materi/tugas yang sama
materi/tugas yang di
kerjasama
membentuk kelompok ahli terima dengan di dan mendiskusi
bimbing guru (20 menit)
materi/tugas yang diberikan guru
Menjelaskan materi
Menghargai, ingin
2. Kelompok ahli kembali
pada teman
tahu, kerjasama,
pada kelompok asal dan
kelompoknya dengan
kreatif, cinta ilmu,
menjelaskan materi/tugas
dibimbing guru (10
mandiri
yang telah didiskusikan
menit)
kepada kelompok asal
Percaya diri,
3.Masing-masing
Mempresentasikan hasil
kelompok
diskusinya ke depan
mempresentasikan hasil
kelas (10 menit)
berani, ingin tahu
diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain mengomentarinya atau bertanya.
B.3 Konfirmasi (waktu 10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. Mengadakan evaluasi
Mengerjakan soal latihan
Berani, ingin tahu.
berupa soal latihan yang
Mandiri, berfikir
dikerjakan masing-
logis
masing individu 2. memberi kesematan
Berani, ingin tahu,
kepada siswa untuk
berfikirlogis
88
bertanya tentang apa yang belum dimengerti 3. Memberikan reward
Menerima hadiah
Menghargai,
(hadiah) pada kelompok
mengakui
yang terbaik
kelebihan dan kelemahan
C. Penutup (waktu 5 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
1. menyimpulkan materi
Menyimpulkan bersama
yang telah dipelajari
guru
Nilai karakter Berani, ingin tahu
bersama siswa 2. Menyampaikan
mendengarkan
Disiplin, patuh
rencana pembelajaran berikutnya.
VIII. SUMBER BELAJAR : 1. Buku Senang Belajar IPA kelas 4 SD/MI penerbit bse. 2. Buku Akrab dengan Dunia IPA kelas IV SD/MI penerbit tiga serangkai.
IX. PENILAIAN : No. 1.
Indikator Menjelaskan pengertian energi alternatif.
2.
Menyebutkan kegunaan energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Menyebutkan sumbersumber energi alternatif.
Teknik tes
Bentuk Pilihan ganda
Instrumen terlampir
89
Mengetahui
Jakarta,
April 2012
kepala MI Ishlahul anam
guru
Moh. Ilyas Sudarma. Sag.
Siti Masriyah
Nip. 19701108 200701 1025
90
Uraian Materi Energi Alternatif Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi. Energi alernatif antara lain adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun dan energi panas bumi. a. Energi matahari Energi matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi, jika tidak ada matahari kehidupan akan musnah. Manfaat matahari bagi kehidupan adalah untuk mengeringkan pakaian, menghangatkan tubuh, selain itu energi matahari juga dapat diubah menjadi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Contoh alat yang menggunakan energi matahari yaitu mobil bertenaga surya. b. Energi angin Dinegri Belanda memanfaatkan energi angin untuk menggerakan kincir. Kincir digunakan untuk pembangkit listrik, selain itu juga kincir digunakan untuk mengolah hasil ladang dan memompa air. c. Energi air Air terjun merupakan salah satu sumber daya energi. Air terjun tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan pembangkit listrik yang disebut pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu dibuat bendungan, air dari bendungan dialirkan untuk memutar turbin, turbuin digunakan untuk memutar generator penghasil listrik. d. Energi panas bumi Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik yang disebut dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Proses pengolahan panas bumi menjadi energi listrik yaitu uap panas bumi dari dalam bumi dialirkan kepermukaan bumi melalui pipa, lalu dialirkan keturbin melalui pipa sehingga turbin berputar.
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (siklus II)
NAMA SEKOLAH
: MI Ishlahul Anam
MATA PELAJARAN
: IPA
KELAS / SEMESTER
: IV / 2
PERTEMUAN KE
:4
WAKTU
: 2 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. I. KOMPETENSI DASAR : 8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalmya roket dari kertas/ baling-baling/ pesawat kertas/ parasut. 8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. II. INDIKATOR : 1. Membuat karya/model yang menunjukkan energi gerak akibat pengaruk angin misalnya pesawat kertas, baling-baling. 2. Menunjukkan bukti perubahan bunyi melalui alat musik pukul, senar, tiup. III. TUJUAN PEMBELAJARAN : Melalui pemjelasan guru, tanya jawab, diskusi, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, demonstrasi diharapkan siswa dapat membuat suatu karya/ model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh angin, misalnya pesawat dari kertas serta baling-baling dan dapat menunjukkan bukti perubahan bunyi melalui alat musik. IV. NILAI KARAKTER YANG DIHARAPKAN : Disiplin, santun patuh, religius, percaya diri, ingin tahu, menghargai, kerja sama, mandiri, adil, jujur, cinta ilmu, tanggung jawab, berani, kreatif, mengakui kelebihan dan kelemahan.
92
V. MATERI PEMBELAJARAN : A. Materi pokok : Energi dan Perubahannya. B. Uraian materi : terlampir. VI. METODE PEMBELAJARAN : Ceramah, diskusi, tanya jawab, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, demonstrasi VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN A. Pendahuluan (10 menit) Kegiatan guru 1. Mengucap salam dan
Kegiatan siswa
Nilai karakter
Menjawab salam
Santun, peduli
Berdo’a bersama
Religius
3. Bengabsen siswa dan
Menjawab dan
Disiplin,
mendo’akan siswa yang sakit
mendo’akan teman
religius
(jika ada)
yang sakit
4. Appersepsi (bertanya
Menjawab
menanyakan kabar 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran
tentang benda yang dapat
Rasa ingin tahu,
digerakkan oleh angin)
jujur, berani
5. Mendeskripsikan materi
Mendengarkan Ingin tahu,
6. Menyampaikan tujuan
mendengarkan
pembelajatan
cinta ilmu disiplin
7. menyediakan alat peraga
B. Inti (55 menit) B.1 Ekplorasi (5 menit) Kegiatan guru 1. menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe
Kegiatan siswa mendengarkan
Nilai karakter Patuh, ingin tahu
93
jigsaw Membentuk kelompok
Membuat kelompok
Kerja sama,
menjadi 4 kelompok yang
saling
terdiri dari 4-5 orang
menghargai
2. Membagikan materi/tugas
Menerima materi
pada tiap-tiap siswa
Menghargai, adil
B.2 Elaborasi (40 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. Menugaskan pada siswa
Mendiskusikan
Tanggung jawab,
yang mendapatkan
materi yang
berfikir ligos,
materi/tugas yang sama untuk
diberikan guru pada
cinta ilmu, kreatif,
membentuk kelompok ahli
kelompok ahli
kerja sama
dan mendiskusi tentang
(20 menit)
materi/tugas yang diberikan guru dan menggunakan alat peraga yang telah disediakan oleh guru
Menjelaskan materi
Tanggung jawa,
2. Kelompok ahli kembali ke
pada kelompok asal
kerja sama, ingin
kelompok asal dan
(10 menit)
tahu, cinta ilmu,
menjelaskan materi/tugas
mandiri
yang telah didiskusikan ke
Para ahli dari
Berani, tanggung
kelompok asal
masing kelompok
jawab, ingin tahu
3. Masing-masing kelompok
mempresentasikan
mepresentasikan hasil
hasil diskusinya
diskusinya ke depan kelas dan
kedepan kelas
kelompok lainya
(10 menit)
mengomentari atau bertanya
94
B.3 Konfirmasi (10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. Memberi evaluasi berupa
Mengerjakan soal
Jujur, mandiri,
soal latihan kepada masing-
latihan
berfikir logis
bertanya
Berani, ingin
masing individu 2. memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tahu, berfifkir
apa yang belum dimengerti
logis
3. Memberi reward (hadiah)
Menerima hadiah
pada kelompok yang terbaik
Menghargai, mengakui kelebihan dan kelemahan
C. Penutup (10 menit) Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
1. memberi kesimpulan
Menyimpulkan materi
Berani, ingin
tehadap materi yang telah
bersama guru
tahu
mendengarkan
Disiplin, patuh
dipelajari bersama siswa 2. Menyampaikan pembelajaran berikutnya 3. Mengadakan refleksi dan wawancara beberapa siswa
VIII. SUMBER BELAJAR : 1. Buku Senang Belajar IPA kelas IV SD/ MI penerbit bse. 2. Buku Akrab dengan Dunia IPA kelas IV SD/MI penerbit tiga serangkai. 3. Alat peraga : alat-alat musik (drum, suling, gitar), kertas, gunting, lem, lidi.
95
IX. PENILAIAN No. 1.
indikator Membuat karya/ model yang menunjukkan energi gerak
Teknik Tes
Bentuk Pilihan
Instrumen Terlampir
ganda
akibat pengaruh angin, misalnya pesawat kertas, baling-baling. Menunjukkan bukti perubahan bunyi melalui alat musik gendang, senar, tiup.
Mengetahui
Jakarta,
April 2012
kepala MI Ishlahul Anam
guru
Moh. Ilyas Sudarma, Sag.
Siti Masriyah
Nip. 19701108 200701 1025
96
Uraian Materi 1. Karya/model yang berkaitan dengan udara (angin) Angin adalah udara yang bergerak yang merupakan sumber energi. Beberapa model mainan yang menunjukkan perubahan gerak akibat udara adalah roket dari kertas, pesawat kertas, baling-baling dan parasut. Model mainam tersebut memanfaatkan angin atau udara untuk bergerak. 2. Perubahan bunyi pada alat musik a. Alat musik pukul Salah satu alat musik yang dipukul adalah gendang, bagian membran gendang yang dipukul terbuat dari kulit, ketika kulit bergetar, udara disekitarpun ikut bergetar. Melalui udara tersebut getaran sampai ketelinga. Alat musik lainnya cara kerjanya sama seperti gendang yang membedakan adalah bagian yang dipukul dan bahannya. Contoh alat musik yang dipukul adalah gong, calung, rebana, drum,bedug dan lainlain. b. Alat musik senar Alat musik senar yang bergetar adalah senar, ketika senar bergetar udara disekitarnya ikut bergetar. Udar yang bergetar kemudian merambat sampai ketelinga dan akhirnya alat musik terdengar, contohnya gitar, biola, kecapi, harfa dan lain-lain. c. Alat musik tiup Alat musik tiup berbunyi karena udara didalamnya bergetar dan menghasilkan bunyi, udara bergetar setelah ditiup. Bunyi yang keluar dari alat musik tiup kemudian dirambatkan melalui udara sehingga dapat terdengar. Contoh alat musik tiup yaitu seruling, terompet, klarinet, hamonika dan lain-lain.
97
Lampian 2 Lembar soal postes siklus I Nama
:
Kelas/ semester
:
Hari / tanggal
:
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Energi panas adalah ..... a. energi yang dimiliki benda karena suhunya. b. energi yang dimiliki benda karena uapnya. c. energi yang jika dipanaskan menguap. d. energi yang jika dipanaskan memuai. 2. Sumber energi panas yang utama bagi bumi adalah ..... a. matahari
b. api
c. kompor
d. gas
3. Dibawah ini yang termasuk energi panas adalah ..... a. kompor
b. api
c. gas
4. Perpindahan panas secara konduksi yaitu ..... a. perpindahan panas yang diikuti perpindahan zat perantaranya. b. perpindahan panas tanpa diikuti aliran zat perantaranya. c. perpindahan panas secara langsung. d. perpindahan panas secara tidak langsung.
d. korek
98
5. Proses keringnya pakaian oleh panas sinar matahari, merupakan perpindahan panas secara ..... a. konduksi
b. konveksi
c. reaksi
d. radiasi
6. Jika tubuh kita terasa hangat ketika dekat dengan api unggun, merupakan contoh perpindahan panas secara ..... a. radiasi
b. reaksi
c. konveksi
d. Konduksi
7. Guna api dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk ..... a. membakar
b. memasak
c. menjemur
d.
Menghangatkan 8. Energi yang disebabkan adanya getaran pada benda adalah pengertian dari ..... a. energi panas
b. energi gaya
c. energi bunyi
d. Energi uap
9. Bunyi lebih cepat merambat melalui benda ..... a. gas
b. cair
c. padat
10. Pemantulan bunyi terjadi karena ..... a. bunyi mengenai permukaan yang lunak. b. bunyi memantul pada benda miring. c. bunyi mengenai permukaaan yang kembut. d. bunyi mengenai permukaan yang keras.
d. lunak
99
Lampiran 3 Lembar soal postest siklus II Nama
:
Kelas / semester
:
Hari / tanggal
:
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Energi alternatif adalah ..... a. energi pengganti peran matahari. b. energi yang dapat menggantikan peran minyak bumi. c. energi berupa minyak tanah. d. energi bensin. 2. Contoh benda yang menggunakan sumber energi alternatif adalah ..... a. mobil bertenaga premium.
c. mobil bertenaga gas.
b. mobil bertenaga surya.
d. Mobil bertenaga solar.
3. Di bawah ini yang termasuk sumber energi alternatif adalah ..... a. air, bensin, uap, dan minyak tanah. b. solar, minyak bumi, angin dan air. c. matahari, air, angin dan panas bumi. d. minyak tanah, uap, bensin dan solar. 4. Di bawah ini yang bukan energi alternatif alternatif adalah ..... a. solar, minyak bumi, angin dan air.
100
b. minyak tanah, uap, bensin dan solar. c. minyak bumi, bensin, solar dan batu bara. d. air, bensin, uap dan minyak tanah. 5. Karya/ model yang diakibatkan oleh pengaruh udara adalah ..... a. kipas angin
b. perahu kertas
c. kincir
6. Yang termasuk alat musik pukul ialah ..... a. gendang, rebana dan drum. b. rebana, tuba, dan bas drum. c. gendang, harmonika dan bedug. d. drum, rebana dan klarinet. 7. Yang termasuk alat musik senar adalah ..... a. Gitar, biola dan kecapi. b. harfa, pianika dan biola. c. klarinet, kecapi dna gitar. d. Harmonika, rebab dan piano. 8. Dibawah ini yang termasuk alat musik tiup adalah ..... a. piano, angklung dan gitar. b. terompet, suling dna harmonika. c. suling, harfa dan klarinet. d. angklung, rebab dan terompet.
d. Pesawat kertas.
101
9. Sumber bunyi alat musik gendang terdapat pada ..... a. pukulan gendang
c. pemukul gendang
b. kulit gendang
d. Lubang gendang
10. Sumber bunyi alat musik gitar terdapat pada ..... a. batang gitar
c. senar gitar
b. lubang gitar
d. Petikan gitar
102
Lampiran 4 BERITA WAWANCARA OBSERVASI AWAL TERHADAP GURU IPA KELAS IV Hari/ tanggal
:
Tempat
: MI Ishlahul Anam
Waktu
: 09.00 wib
Yang diwawancarai
: guru IPA kelas IV (Nurkholis)
Yang mewawancarai : peneliti
Peneliti : Bagaimana persepsi siswa terhadap pelajaran IPA di kelas IV MI Ishlahul Anam? Jawab guru IPA : Sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi kecuali pada beberapa anak minat belajarnya bagus dan juga sebagian anak minat belajarnya rendah. Peneliti : Adakah hambatan yang ditemukan dalam proses KBM di kelas? Jika ada, jenis hambatan yang ada di kelas dan bagaimana solusinya? Jawab guru IPA : Ya ada, yaitu dalam memahami materi mereka sangat sulit dan juga susah untuk bekerja sama di kelas. Peneliti : Dalam proses KBM dikelas, apakah pernah menggunakan model pembelajaran? jika pernah, sebutkan model pembelajaran yang digunakan? Jawab guru IPA : Ya pernah, yaitu belajar kelompok, tergantung dari materinya tetapi lebih sering menggunakan metode ceramah, praktek juga pernah tetapi tidak sering lebih sering belajar secara individu. Peneliti : Berapakah standar minimak KKM untuk materi energi dan penggunaaanya?
103
Jawab guru IPA : 6,5 Peneliti : Berapa persenkah siswa yang telah memenuhi standar minimal KKM pada materi energi dan penggunaannya? Jawab guru IPA : Sekitar 50% yaitu setengah dari jumlah siswa yang ada. Peneliti : Bagaimana hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA, khususnya pada
materi energi dan penggunaannya?
Jawab guru IPA : Sedikit kurang memuaskan.
Guru bidang studi IPA
Nurkholis
Peneliti
Siti Masriyah
104
Lampiran 5 WAWANCARA SISWA SIKLUS I Wawancara dilaksanakan pada : Hari / tanggal
: Kamis 12 April 2012
Responden
: Siswa
Tempat
: MI Ishlahul Anam cakung Jakarta Timur
Tujuan wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan pada tindakan dalam menimgkatkan hasil belajar siswa pada materi
energi
dan
penggunaannya
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan siklus I 1. Apakah kamu merasa senang belajar IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 2. Pembelajaran manakah yang kamu suka, seperti biasa atau pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 3. Bagian manakah yang kamu suka dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 4. Bagian manakah yang kamu tidak suka dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 5. Bagian manakah yang kamu tidak mengerti dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 6. Apakah kamu merasa sulit dalam memahami pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 7. Adakah perbedaan yang kamu rasakan setelah belajar IPA dengan mengunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
105
8. Menurut kamu, apa kekurangan dan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran? 9. Apakah saran kamu terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 10. Apakah
penggunaan
pembelajaran
meningkatkan hasil belajar?
kooperatif
tipe
jigsaw
dapat
106
Tabel Hasil Wawancara Siswa Siklus I No. 1.
Hal yang ditanyakan
Jawaban siswa
Apakah kamu merasa senang
Senang, karena belajar dengan
belajar IPA dengan menggunakan
menggunakan pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe
kooperatif tipe jigsaw lebih seru, aktif,
jigsaw?
tidak membosankan dan menjadi lebih mengerti.
2.
Pembelajaran manakah yang kamu
Pembelajaran dengan menggunakan
suka, seperti biasa atau
kooperatif tipe jigsaw.
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 3.
Bagian manakah yang kamu suka
Dalam berdiskusi dan penggunaan alat
dalam pembelajaran kooperatif tipe peraga. jigsaw? 4.
Bagian manakah yang kamu tidak
Dalam mengerjakan tugas, tugasnya
suka dalam pembelajaran
terlalu banyak.
kooperatif tipe jigsaw? 5.
Bagian manakah yang kamu tidak
Dalam mendiskusikan materi/ tugas di
mengerti dalam pembelajaran
kelompok ahli.
kooperatif tipe jigsaw? 6.
Apakah kamu merasa sulit dalam
Tidak, cukup paham
memahami pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 7.
Adakah perbedaan yang kamu
Ada, dengan pembelajaran kooperatif
rasakan setelah belajar IPA dengan
tipe jigsaw menjadi lebih aktif.
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 8.
Menurut kamu apa kekurangan dan Kekurangannya tugas yang diberikan kelebihan pembelajaran kooperatif
terlalu banyak, kerjasamanya kurang.
107
tipe jigsaw dalam pembelajaran?
kelebihannya bisa lebih aktif dan memahami materi.
9.
Apakah saran kamu terhadap
Kalau bisa menggunakan alat peraga
pembelajaran IPA dengan
dan praktek secara langsung.
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 10.
Apakah penggunaan pembelajaran
Ya, bisa meningkatkan hasil belajar.
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar?
Peneliti
Siti Masriyah
108
Lampiran 6 WAWANCARA SISWA SIKLUS II Wawancara dilaksanakan pada : Hari / tanggal
: Kamis 19 April 2012
Responden
: Siswa
Tempat
: MI Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur
Tujuan wawancara
: Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan pada tindakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi dan penggunaanya dengan menggunakan kooperatif tipe jigsaw
Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan siklus II 1. Bagaimana perasaan kamu setelah belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 2. Kemajuan apakah yang kamu rasakan setelah belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 3. Apakah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu di terapkan dalam pelajaran IPA? Mengapa? 4. Apakah masih ada kekurangan atau kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelajaran IPA pada siklus II? 5. Apakah saran kamu atau masukan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA?
109
Tabel Hasil Wawancara Siswa Siklus II No. 1.
Hal yang ditanyakan Bagaimana perasaanmu
Jawaban siswa Belajarnya menyenangkan.
setelah belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 2.
Kemajuan apakah yang kamu
Kemajuan yang didapat yaitu bisa
rasakan setelah belajar
menambah pengetahuan, menjadi lebih
menggunakan pembelajaran
aktif, bisa bekerja sama dan cepat mengerti.
kooperatif tipe jigsaw? 3.
Apakah pembelajaran
Perlu, karena bisa menjadi cepat mengerti,
kooperatif tipe jigsaw perlu
kreatif, menyenangkan dan lebih semangat
diterapkan dalam
dalam belajar.
pembelajaran IPA? mengapa? 4.
Apakah masih ada
Kekurangannya tidak ada, kelebihanya bisa
kekurangan atau kelebihan
saling tukar pendapat, lebih kreatif dan
dalam pembelajarasn
aktif.
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA pada siklus II? 5.
Apakah saran kamu atau
Kalau bisa sering-sering digunakan
masukan dalam pembelajaran
pembelajaran seperti ini.
kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA?
Peneliti
Siti Masriyah
110
Lampiran 7 Tabel Observasi Kegiatan Siswa Siklus I No. 1.
indikator
uraian
Mendengarkan dan
Pada siklus I siswa masih ada yang belum fokus dalam
memperhatikan
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru,
penjelasan guru
ada beberapa siswa yang masih mengobrol dengan temannya
2.
Mengerjakan tugas
Sebagian siswa masih ada yang hanya menunggu
dalam kelompok
jawaban dari temannya dan ada yang mengerjakannya sendiri-sendiri namun guru berusaha untuk mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugasnya secara berkelompok
3.
Berdiskusi dalam
Pada siklus I sudah ada dari sebagian kelompok yang
kelompok
mulai bekerja secara berdiskusi nanun ada beberapa siswa dari sebagian kelompok yang masih bekerja secara sendiri-sendiri
4.
Menjelaskan
Beberapa siswa sudah mau menjelaska materi/tugas
materi/tugas
kepada teman sekelompoknya namun ada beberapa
kepada teman
siswa yang sebagian lagi hanya menyuruh menyalin
kelompok
hasil yang didapat dari diskusi dan tidak menjelaskannya pada temannya
5.
Mengajukan
Masih ada beberapa siswa yang masih malu dan takut
pertanyaan/
untuk bertanya/menanggapi pertanyaan dari temannya
menanggapi
namun ada beberapa siswa yang mau bertanya dan
pertanyaan
menanggapi pertanyaan dari temannya atas motivasi dan bimbingan dari guru
6.
Kemampuan siswa
Pada siklus I ada beberapa siswa masih canggung dan
dalam menjawab
takut dalam menjawab pertanyaan yang ditujukan
pertanyaan
pada kelompoknya namun atas bantuan dan motivasi
111
dari guru beberapa siswa mulai mau mencoba menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada kelompoknya. 7
Mempresentasikan
Hanya beberapa siswa dari tiap-tiap kelompok yang
hasil kerja
sudah berani mempresentasikan hasil kelompoknya ke
kelompok
depan kelas sebagian lagi masih malu dan takut.
Observer
(Moh. Ilyas Sudarma)
112
Lampiran 8 Tabel Observasi Kegiatan Siswa Siklus II No. 1.
indikator
uraian
Mendengarkan dan
Pada siklus II hampir seluruh siswa yang sudah fokus
memperhatikan
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
penjelasan guru
guru ini disebabkan karena mereka mulai tertarik dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2.
3.
Mengerjakan tugas
Setiap kelompok sudah terlihat mengerjakan tugasnya
dalam kelompok
secara berkelompok
Berdiskusi dalam
Setiap siswa sudah mulai terbiasa bekerja secara
kelompok
berdiskusi dengan kelompoknya namun ada beberapa siswa saja yang bekerja sendiri-seidiri
4.
Menjelaskan
Pada siklus II guru membimbing dan membantu siswa
materi/tugas
agar materi/tugas dijelaskan kepada teman
kepada teman
kelompoknya serta menyediakan berupa alat peraga
kelompok
untuk memudahkan siswa dalam menjelaskan materi/tugas dan hampir seluruh siswa berusaha menjelaskan materi/tugas pada teman sekelompoknya dan guru menyediakan hadiah untuk diberikan pada kelompok yang terbaik
5.
6.
Mengajukan
Siswa sudah mulai aktif mereka tidak malu lagi dalam
pertanyaan/
bertanya dan menanggapi pertanyaan dari temannya,
menanggapi
hampir seluruh siswa dari tiap-tiap kelompok mau
pertanyaan
bertanya dan menanggapi pertanyaan dari temannya
Kemampuan siswa
Karena guru merubah kelompok pada siklus II
dalam menjawab
berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa setiap
pertanyaan
siswa dari tiap-tiap kelompok mulai aktif merka tidak takut lagi dalam menjawab pertanyaan
7
Mempresentasikan
Pada siklus II tiap-tiap kelompok sudah berani dan
113
hasil kerja
tidak ditunjuk lagi mereka mempresentasikan hasil
kelompok
kerja kelompoknya ke depan kelas
Observer
(Moh. Ilyas Sudarma)
114
Lampiran 9 Tabel persentase dan observasi kegiatan siswa (individu) No.
Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
dalam kegiatan
Jumlah siswa yang
siswa di kelas
memunculkan
yang
indikator
memunculkan
%
Jumlah siswa
%
indikator 1.
Mendengarkan dan memperhatikan
13 siswa
68,4
17 siswa
89,4
10 siswa
52,6
13 siswa
68,4
10 siswa
52,6
14 siswa
73,6
13 siswa
68,4
15 siswa
78,9
12 siswa
63,1
16 siswa
84,2
8 siswa
42,1
10 siswa
52,6
6 siswa
31,5
8 siswa
42,1
penjelasan guru 2.
Mengerjakan tugas dalam kelompok
3.
Berdiskusi dalam kelompok
4.
Menjelaskan materi/ tugas pada teman kelompok
5.
Mengajukan pertanyaan/ menanggapi pertanyaan
6.
Menjawab pertanyaan dari teman
7.
Mempresentasikan hasil kerja kelompok
Rata-rata
54,1 Rata-rata
69,8
115
Lampiran 10 Tabel hasil observasi kegiatan guru siklus I No.
Kegiatan
Siklus I Pertemuan ke-1 terlaksana
Tidak
Pertemuan ke-2 terlaksana
terlaksana I.
pendahuluan
1.
Mengucap salam
2.
Berdo’a
3.
Mengabsen siswa
4.
Mempersiapkan peserta
Tidak terlaksana
didik untuk belajar 5.
Appersepsi
6.
Mendeskripsikan materi
7.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran II.
Kegiatan inti
1.
Menjelaskan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 2.
Membentuk kelompok
3.
Membagikan materi/tugas
4.
Membentul kelompok ahli
5.
Membimbing siswa dalam
berdiskusi
6.
Mengadakan evaluasi
III.
penutup
1.
Memberikan kesimpulan
2.
Mengampaikan rencana
116
pembelajaran berikutnya 3.
Refleksi 68,75 Rata-rata
81,25 75
Catatan : kegiatan pada siklus I sudah cukup baik namun dalam menjelaskam materi agar lebih rinci lagi agar siswa dapat memahami materi dan pengelolaan kelas agar lebih diarahkan lagi agar siswa terfokus pada pelajaran yang diajarkan dan waktu yang digunakan belum maksimal.
observer
(Teti Qodariyah)
117
Lampiran 11 Tabel hasil observasi kegiatan guru siklus II No.
Siklus II Pertemuan ke-3 kegiatan
terlaksana
Tidak
Pertemuan ke-4 terlaksana
terlaksana I.
pendahuluan
1.
Mengucap salam
2.
Berdo’a
3.
Mengabsen siswa
4.
Mempersiapkan peserta
Tidak terlaksana
didik untuk belajar 5.
Appersepsi
6.
Mendeskripsikan materi
7.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran II.
Kegiatan inti
1.
Menjelaskan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 2.
Membentuk kelompok
3.
Membagikan materi/tugas
4.
Membentul kelompok ahli
5.
Membimbing siswa dalam
berdiskusi 6.
Mengadakan evaluasi
III.
penutup
1.
Memberikan kesimpulan
2.
Mengampaikan rencana
118
pembelajaran berikutnya 3.
Refleksi 75 Rata-rata
87,5 81,25
Catatan : kegiatan pada siklus II bagus guru sudah bisa menguasai kelas dengan baik, namun dalam membimbing siswa dalam kelompok belum maksimal.
observer
(Teti Qodariyah)
119
Lampian 12 Tabel catat lapangan siklus I indikator
uraian
Peretemuan ke-1 terlaksana
Tidak
Pertemuan ke-2 terlaksana
terlaksana Kegiatan 1. keaktifan siswa siswa
Tidak terlaksana
dalam belajar
2. keaktifan siswa
dalam berdiskusi
3. keaktifan
kelompok ahli dalam berdiskusi 4.menyampaian
materi/ tugas dari kelompok ahli kepada kelompok asal
Kegiatan 1. appersepsi guru
2. menyiapkan
peserta didik untuk belajar 3. membagi
kelompok belajar 4. menjelaskan model pembelajaran 5. membimbing dalam kelompok 6. Mengadakan evaluasi
120
indikator
uraian
Peretemuan ke-1 terlaksana
Tidak
Pertemuan ke-2 terlaksana
terlaksana
terlaksana
7. memberi reward
8. menutup pelajaran
Interaksi
1. kerjasama antar
antar
kelompok
siswa
2. berdiskusi dalam
Tidak
kelompok 3. memberikan
presentasi kelompok 4. mengajukan
pertanyaan pada
kelompok teman
5. menanggapi
pertanyaan dari kelompok lain
Interaksi
1. mengajukan
siswa
pertanyaan kepada
dengan
guru
guru
2. menjawab
pertanyaan guru
Sumber
1. ketersediaan
belajar
sumber belajar dan
dan alat
alat peraga
peraga
2. penggunaan sumber belajar dan
121
indikator
uraian
Peretemuan ke-1 terlaksana
Pertemuan ke-2
Tidak
terlaksana
terlaksana
Tidak terlaksana
alat peraga oleh guru dan siswa 52,38 Rata-rata
80.95 66,66
Observer
(Nurkholis)
122
Lampiran 13 Tabel catat lapangan siklus II indikator
uraian
Peretemuan ke-1 terlaksana
Tidak
Pertemuan ke-2 terlaksana
terlaksana Kegiatan
1. keaktifan siswa
siswa
dalam belajar 2. keaktifan siswa
terlaksana
dalam berdiskusi
3. keaktifan
kelompok ahli dalam berdiskusi 4.menyampaian
materi/ tugas dari kelompok ahli kepada kelompok asal
Kegiatan
1. appersepsi
guru
2. menyiapkan
peserta didik untuk belajar 3. membagi
kelompok belajar 4. menjelaskan model pembelajaran 5. membimbing dalam kelompok 6. Mengadakan
Tidak
123
indikator
uraian
Peretemuan ke-1 terlaksana
Tidak
Pertemuan ke-2 terlaksana
terlaksana evaluasi
7. memberi
Tidak terlaksana
reward 8. menutup pelajaran
Interaksi
1. kerjasama
antar
antar kelompok
siswa
2. berdiskusi
dalam kelompok 3. memberikan presentasi kelompok 4. mengajukan pertanyaan pada
kelompok teman
5. menanggapi pertanyaan dari kelompok lain
Interaksi
1. mengajukan
siswa
pertanyaan
dengan
kepada guru
guru
2. menjawab
pertanyaan guru Sumber
1. ketersediaan
belajar
sumber belajar
124
indikator
uraian
Peretemuan ke-1 terlaksana
Pertemuan ke-2
Tidak
terlaksana
terlaksana dan alat
dan alat peraga
peraga
2. penggunaan
Tidak terlaksana
sumber belajar dan alat peraga oleh guru dan siswa 76,19 Rata-rata
95,23 85,71
Observer
(Nurkholis)
125
Lampiran 14 Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pelajaran IPA Materi Energi dan Penggunaannya Siklus I No.
Nama siswa
Siklus II
pretes
postes
N-gain
pretes
postes
N-gain
1.
Ali Alfian
6
7
0,25
5
8
0,6
2.
Amelia Framesti
5
7
0,4
5
8
0,6
3.
Choirunnisya F
5
5
0
3
9
0,83
4.
Dimas Haryanto
2
6
0,5
3
7
0,57
5.
Dwi Maharani
4
5
0,16
4
10
1
6.
Eva Wulandari
4
8
0,66
3
10
1
7.
Herdin
3
5
0,28
5
7
0,4
8.
Ilham Faisal
4
7
0,5
4
9
0,38
9.
Iyet Utami
4
7
0,5
7
10
1
10.
Khamil
4
6
0,33
4
7
0,5
11.
Miftahul Jannah
3
4
0,14
5
10
1
12.
M. Rico
4
7
0,5
6
9
0,75
13.
M. Rifqy
4
7
0,5
3
6
0,42
14.
M. Saufi
5
10
1
8
10
1
15.
Nesya
4
9
0,83
3
10
1
16.
Saddam Al-
5
6
0,2
4
9
0,38
Fahrezy 17.
Siti Maesaroh
7
6
-0,33
4
10
1
18.
Sri Wulandari
2
4
0,25
6
9
0,75
19.
Vevry
7
6
-0,33
5
9
0,8
4,31
6,42
0,33
4,57
8,78
0,73
Rata-rata
126
Lampiran 15
SURAT KETERANGAN
Bismillahirrahmannirrahim Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ishlahul Anam Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur dengan ini menerangkan bahwa, berdasarkan surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/2012 Nama Mahasiswa
: Siti Masriyah
NIM
: 809018300111
Judul Skripsi
: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK
MENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PELAJARAN IPA
Yang bersangkutan sudah melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Isalahul Anam Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur terhitung mulai tanggal 22 Maret sampai dengan 24 April 2012 Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 30 April 2012 Kepala MIS Ishlahul Anam
Moh. Ilyas Sudarma,S.Ag NIP. 197011082007101025
127
Lampiran 16 FOTO KEGIATAN GURU DAN SISWA DI KELAS
Guru Membimbing kelompok
Presentasi perwakilan siswa
Pretest
Siswa berdiskusi dalam kelompok
Siswa menggunakan alat peraga
Postest
128
Lampiran 17 KISI-KISI INSTRUMEN PADA MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANNYA Standar Kompetensi: 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar
indikator
pertanyaan
jawaban
Aspek yang diukur
8.1 Mendeskripsikan
Menjelaskan pengertian energi
1. Energi panas adalah .....
energi panas dan bunyi
panas
a. energi yang dimiliki benda karena suhunya
A
C1
A
C1
B
C1
yang terdapat b. energi yang dimiliki benda karena beratnya
dilingkungan sekitar
c. energi yang jika dipanaskan menguap
serta sifat-sifatnya
d. energi yang jika dipanaskan memuai Menyebutkan sumber-sumber
2. Sumber energi panas yang utama bagi bumi
energi panas
adalah ..... a. matahari b. api c. kompor d. gas 3. Dibawah ini yang termasuk energi panas adalah ..... a. kompor b. api
Menjelaskan perpindahan
c. gas
d. korek
4. Perpindahan panas secara konduksi yaitu
129
panas secara konduksi,
.....
konveksi, radiasi
a. perpindahan panas yang diikuti
B
C2
C
C2
C
C2
perpindahan zat perantaranya b. perpindahan panas tanpa diikuti aliran zat perantaranya c. perpindahan panas secara langsung d. perpindahan panas secara tidak langsung 5. Perpindahan panas secara radiasi yaitu ..... a. perpindahan panas yang diikuti perpindahan zat perantaranya b. perpindahan panas tanpa diikuti aliran zat perantaranya c. perpindahan panas secara langsung d. perpindahan panas secara tidak langsung 6. Perpindahan panas secara konveksi yaitu ..... a. perpindahan panas secara tidak langsung b. perpindahan panas secara langsung
130
c. perpindahan panas diikuti perpindahan zat perantaranya d. perpindahan panas tanpa diikuti aliran zat perantaranya 7. Proses keringnya pakaian oleh panas matahari merupakan perpindahan panas
D
C2
D
C2
A
C2
A
C2
secara ..... a.konduksi b. konveksi c. reaksi d. radiasi 8. Proses perebusan air oleh api kompor merupakan perpindahan panas secara ..... a. konduksi b. reaksi c. radiasi d. konveksi 9. Proses perpindahan panas pada sendok ketika dicelupkan ke dalam air panas merupakan perpindahan panas secara ..... a. konduksi b. konveksi c. radiasi d. reaksi 10. Jika tubuh kita merasakan hangat ketika dekat dengan api merupakan contoh perpindahan panas secara ..... a. radiasi b. reaksi c. konveksi d. Konduksi
131
Menyebutkan kegunaan energi
11. Guna api dalam kehidupan sehari-hari
panas dalam kehidupan sehari-
adalah untuk .....
hari
a. membakar
c. menjemur
b. memasak
d. Menghangatkan
12. Panas matahari digunakan untuk ..... a. merebus
c. memasak
b. menjemur
d. Memanaskan
Menyebutkan pengertian
13. Energi yang disebabkan adanya getaran
energi bunyi
pada benda adalah .....
B
C1
B
C1
C
C1
C
C1
A
C2
a. energi panas b. energi gaya c. energi bunyi d. energi uap Menjelaskan sebab terjadinya
14. Bunyi disebabkan oleh.....
bunyi a. goncangan
c. getaran
b. gerakan
d. Pantulan
15. Bunyi lebih cepat merambat melalui Membandingkan rambatan
benda .....
132
bunyi melalui udara air dan
a. gas
b. cair
c. padat
d. lunak
benda padat 16. Pemantulan bunyi terjadi karena.....
D
C2
A
C3
A
C1
B
C1
Menjelaskan proses pemantulan bunyi
a. bunyi mengenai permukaan yang lunak b. bunyi memantul pada benda yang miring c. bunyi mengenai permukaan yang lembut d. bunyi mengenai permukaan yang keras
Mengklasifikasikan bendabenda yang dapat menyerap bunyi
17. Dibawah ini yang termasuk benda-benda yang dapat menyerap bunyi adalah..... a. busa, spon, kain dan karet b. spon, batu, kayu dan wol c. air, busa, batu dan kertas d. spon, air , kertas dan batu
Menyebutkan benda-benda
18. Benda yang dapat merambatkan bunyi
yang dapat merambatkan bunyi
adalah......
Menjelaskan pengertian energi
a. kayu b. kain c. busa d. Spon
alternatif
19. Energi alternatif adalah .....
8.2 menjelaskan berbagai energi alternatif
a. energi pengganti peranan matahari
133
dan cara penggunaannya
b. energi yang dapat menggantikan peranan minyak bumi c. energi berupa minyak tanah d. energi bensin Memberi contoh benda-benda
20. Contoh benda yang menggunakan sumber
yang menggunakan sumber
energi alternatif adalah.....
energi alternatif
a. mobil bertenaga bensin
B
C2
C
C3
C
C3
b. mobil bertenaga surya c. mobil bertenaga air d. mobil bertenaga solar Mengklasifikasikan sumber
21. Di bawah ini yang termasuk sumber
energi alternatif
energi alternatif adalah ..... a. air, bensin, uap dan minyak tanah b. solar, minyak bumi, angin dan air c. matahari, air, angin dan panas bumi d. minyak tanah, uap, bensin dan solar 22. Di bawah ini yang bukan termasuk energi alternatif adalah .....
134
a. solar, minyak bumi, angin dan air b. minyak tanah, uap, bensin dan solar c. minyak bumi, bensin solar dan batu bara d. air, bensin, uap dan minyak tanah 8.3 membuat suatu
Menentukan suatu karya
23. Karya/model yang diakibatkan oleh
karya/ model untuk
/model yang menunjukkan
pengaruh udara adalah.....
menunjukkan perubahan
perubahan energi gerak akibat
a. mobil-mobilan
energi gerak akibat
pengaruh udara
misalnya roket dari
c. robot-robotan
kertas/ baling-
d. pesawat kertas
baling/pesawat
Menentukan bahan yang akan
kertas/parasut
digunakan untuk membuta model parasut
24. Dibawah ini yang termasuk alat yang digunakan untuk membuat parasut adalah ..... a. benang, kertas dan kain b. tanah, lidi, dan lem c. sedotan, gunting dan karton
perubahan energi bunyi
C3
D
C3
b. kereta-kretaan
pengaruh udara,
8.4 menjelaskan
D
Mengklasifikasikan alat musik pukul, alat musik senar, alat musik tiup
d. plastik, benang dan gunting 25. Yang termasuk alat musik pukul ialah.....
135
melalui penggunaan alat
a. gendang, robana dan dram
A
C3
A
C3
B
C3
B
C3
musik b. rebana, suling dan terompet c. gitar, piano dan bedug d. biola, piano dan suling 26. Yang temasuk alat musik senar ialah..... a. gitar, biola dan kecapi b. terompet, suling dan bedug c. piano, angklung dan gitar d. harmonika, rebab dan trompet 27. Di bawah ini yang temasuk alat musik tiup ialah..... a. piano, angklung dan gitar b. terompet, suling dan harmonika c. gitar, biola dan kecapi d. angklung, rebab dan trompet Menentukan sumber bunyi
28.Sumber bunyi alat musik gendang terdapat
pada alat musik
pada .....
136
a. tubuh gendang b. kulit gendang c. pemukul gendang d lubang gendang 29. Sumber bunyi alat musik gitar terdapat
C
C3
C
C3
pada ..... a. batang gitar b. lubang gitar c . senar gitar d . badan gitar 30. Cara membunyikan alat musik harmonika yaitu ..... a. digesek b. dipetik
c. ditiup
d. dipukul
137
Lampiran uji coba anatest SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 17 Butir soal = 30 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode/Nama Khoiru... Reza H... Feti A... Nur Ra... Juhaer... Maulan... Elisa ... Azizah... Nadhila Sigit Tio Za... Nur Aulia Selvy R M. Rizky Ahmad ... Rian E... Nur Hadi
Benar 7 19 16 20 17 27 17 13 20 16 17 20 11 20 12 23 17
Salah 23 11 14 10 13 3 13 17 10 14 13 10 19 10 18 7 13
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 7 19 16 20 17 27 17 13 20 16 17 20 11 20 12 23 17
Skr Bobot 7 19 16 20 17 27 17 13 20 16 17 20 11 20 12 23 17
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 17,18 Simpang Baku= 4,71 KorelasiXY= 0,73 Reliabilitas Tes= 0,84 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode/Nama Subyek Khoirunnisya ... Reza Haikal Feti Apriani Nur Rahmah K Juhaeriyah Maulana Bisri Elisa Fajriani Azizah Amini Nadhila Sigit Tio Zaelani Nur Aulia Selvy R M. Rizky Ahmad Zaenun Rian Eriko Nur Hadi
Skor Ganjil 2 9 9 10 8 14 8 4 11 8 8 11 6 10 6 11 10
Skor Genap 5 10 7 10 9 13 9 9 9 8 9 9 5 10 6 12 7
Skor Total 7 19 16 20 17 27 17 13 20 16 17 20 11 20 12 23 17
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No.Urut
No Subyek
Kode/Nama Subyek Skor Page 1
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
138
1 2 3 4 5
6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Lampiran uji coba anatest Maulana Bisri 27 1 Rian Eriko 23 1 Nur Rahmah K 20 1 Nadhila 20 Nur Aulia 20 1 4
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
Skor 27 23 20 20 20
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 3
1 1 2
1 1
1 1 1 1 4
8 8 1 1 2
9 9 1 1 2
10 10 1 1 1 1 1 5
11 11 1 1 1 1 4
12 12 1 1 1 1 1 5
13 13 1 1 1 1 4
14 14 1 1 2
Skor 27 23 20 20 20
15 15 1 1 1 1 4
16 16 1 1 1 1 4
17 17 1 1 2
18 18 1 1 1 1 4
19 19 1 1 1 3
20 20 1 1 1 3
21 21 1 1 1 1 4
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
Skor 27 23 20 20 20
22 22 1 1 1 3
23 23 1 1 1 1 1 5
24 24 1 1 1 1 1 5
25 25 1 1 1 1 1 5
26 26 1 1 1 1 1 5
27 27 1 1 1 1 1 5
28 28 1 1 1 3
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
Skor 27 23 20 20 20
29 29 1 1 1 1 4
30 30 1 1 1 3
Skor 16 13 12 11 7
1 1 1 1
2 2 1 1 1 1 4
3 3 1 1 1 1 4
4 4 0
5 5 1 1 2
6 6 1 1
7 7 1 1
8 8 1 1 -
9 9 1 -
10 10 1 -
11 11 1 1 1
12 12 1 1 1 1
13 13 1 -
14 14 1 -
Kelompok Asor Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 10 8 15 13
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Kode/Nama Subyek Skor Sigit 16 Azizah Amini 13 Ahmad Zaenun 12 Selvy R 11 Page 2
139
5
1 Jml Jwb Benar
Lampiran uji coba anatest Khoirunnisya ... 7 1 3 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
15 15 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
1
3
1 5
1
1 2
16 16 1 1
17 17 1 1
18 18 1 1 1 3
19 19 0
20 20 1 1 2
21 21 1 1
22 22 1 1
23 23 1 1 1 3
24 24 1 1 2
25 25 1 1 1 3
26 26 1 1 1 3
27 27 1 1 1 3
28 28 1 1
29 29 1 1
30 30 1 1 1 1 4
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 17 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kel. Atas Kel. Bawah 4 1 5 4 5 4 3 0 2 2 1 1 4 1 2 3 2 1 5 1 4 3 5 5 4 1 2 2 4 1 4 1 2 1 4 3 3 0 3 2 4 1 3 1 5 3 5 2 Page 3
Beda 3 1 1 3 0 0 3 -1 1 4 1 0 3 0 3 3 1 1 3 1 3 2 2 3
Indeks DP (%) 60,00 20,00 20,00 60,00 0,00 0,00 60,00 -20,00 20,00 80,00 20,00 0,00 60,00 0,00 60,00 60,00 20,00 20,00 60,00 20,00 60,00 40,00 40,00 60,00
140
Lampiran uji coba anatest 25 5 3 26 5 3 27 5 3 28 3 1 29 4 1 30 3 4
25 26 27 28 29 30
2 2 2 2 3 -1
40,00 40,00 40,00 40,00 60,00 -20,00
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 17 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jml Betul 11 15 14 4 6 2 8 8 4 10 12 17 9 7 9 8 5 11 6 8 8 8 13 13 14 15 14 8 12 13
Tkt. Kesukaran(%) 64,71 88,24 82,35 23,53 35,29 11,76 47,06 47,06 23,53 58,82 70,59 100,00 52,94 41,18 52,94 47,06 29,41 64,71 35,29 47,06 47,06 47,06 76,47 76,47 82,35 88,24 82,35 47,06 70,59 76,47
Tafsiran Sedang Sangat Mudah Mudah Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 17 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Korelasi 0,406 0,414 0,254 0,464 0,349 -0,014 0,583 -0,062 0,222 0,556 Page 4
Signifikansi Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
141
Lampiran uji coba 11 0,166 12 NAN 13 0,372 14 -0,006 15 0,372 16 0,635 17 -0,053 18 0,055 19 0,564 20 0,402 21 0,506 22 0,557 23 0,447 24 0,386 25 0,559 26 0,614 27 0,525 28 0,377 29 0,562 30 -0,039
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
anatest NAN Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 17 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
a 11** 15** 1++ 6+ 5+ 3+ 2+ 54** 10** 2++ 0 12+ 3++ 4+ 5** 11** 5+ 6-3++ 4+ 1+
b 2++ 1+ 14** 4** 4++ 8516+ 2++ 12** 17** 5-4++ 2+ 2+ 4++ 3+ 6** 8** 3++ 2+ 2+ Page 5
c 2++ 0-1++ 4++ 6** 2** 2+ 3++ 6+ 2++ 1+ 0 9** 7** 3++ 3++ 4++ 13++ 18** 8** 1+
d 2++ 1+ 1++ 3+ 2+ 4++ 8** 8** 1-3+ 2++ 0 2+ 4++ 9** 8** 4++ 2++ 3++ 2+ 3++ 3++ 13**
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
142
Lampiran uji coba anatest 24 2+ 1+ 1+ 13** 25 14** 1++ 1++ 1++ 26 15** 2--0-0-27 1++ 14** 1++ 1++ 28 0-8** 4+ 529 2++ 2++ 12** 1+ 30 1+ 1+ 13** 2+
24 25 26 27 28 29 30
0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 17,18 Simpang Baku= 4,71 KorelasiXY= 0,73 Reliabilitas Tes= 0,84 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 17 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
D.Pembeda(%) 60,00 20,00 20,00 60,00 0,00 0,00 60,00 -20,00 20,00 80,00 20,00 0,00 60,00 0,00 60,00 60,00 20,00 20,00 60,00 20,00 60,00 40,00 40,00 60,00 40,00 40,00 40,00 40,00 60,00 -20,00
T. Kesukaran Sedang Sangat Mudah Mudah Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Mudah
SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek Butir soal
= 17 = 30 Page 6
Korelasi 0,406 0,414 0,254 0,464 0,349 -0,014 0,583 -0,062 0,222 0,556 0,166 NAN 0,372 -0,006 0,372 0,635 -0,053 0,055 0,564 0,402 0,506 0,557 0,447 0,386 0,559 0,614 0,525 0,377 0,562 -0,039
Sign. Korelasi Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -
143
Lampiran uji coba anatest Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No Subyek 6 16 4 9 12 14 2 5 7 11 17 3 10 8 15 13 1
Kode/Nama Maulan... Rian E... Nur Ra... Nadhila Nur Aulia M. Rizky Reza H... Juhaer... Elisa ... Tio Za... Nur Hadi Feti A... Sigit Azizah... Ahmad ... Selvy R Khoiru...
Benar 27 23 20 20 20 20 19 17 17 17 17 16 16 13 12 11 7
Salah 3 7 10 10 10 10 11 13 13 13 13 14 14 17 18 19 23
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 27 23 20 20 20 20 19 17 17 17 17 16 16 13 12 11 7
Skr Bobot 27 23 20 20 20 20 19 17 17 17 17 16 16 13 12 11 7
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 17,18 Simpang Baku= 4,71 KorelasiXY= 0,73 Reliabilitas Tes= 0,84 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode/Nama Subyek Khoirunnisya ... Reza Haikal Feti Apriani Nur Rahmah K Juhaeriyah Maulana Bisri Elisa Fajriani Azizah Amini Nadhila Sigit Tio Zaelani Nur Aulia Selvy R M. Rizky Ahmad Zaenun Rian Eriko Nur Hadi
Skor Ganjil 2 9 9 10 8 14 8 4 11 8 8 11 6 10 6 11 10
Skor Genap 5 10 7 10 9 13 9 9 9 8 9 9 5 10 6 12 7
Skor Total 7 19 16 20 17 27 17 13 20 16 17 20 11 20 12 23 17
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No.Urut 1 2 3 4
No Subyek 6 16 4 9
Kode/Nama Subyek Skor Maulana Bisri 27 Rian Eriko 23 Nur Rahmah K 20 Nadhila 20 Page 7
1 1 1 1 1 -
2 2 1 1 1 1
3 3 1 1 1 1
4 4 1 1
5 5 1 1 -
6 6 1 -
7 7 1 1 1
144
5
12 Jml Jwb Benar
Lampiran uji coba anatest Nur Aulia 20 1 1 4 5
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
Skor 27 23 20 20 20
8 8 1 1 2
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
Skor 27 23 20 20 20
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 6 16 4 9 12 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Maulana Bisri Rian Eriko Nur Rahmah K Nadhila Nur Aulia
1 5
1 3
2
1
1 4
9 9 1 1 2
10 10 1 1 1 1 1 5
11 11 1 1 1 1 4
12 12 1 1 1 1 1 5
13 13 1 1 1 1 4
14 14 1 1 2
15 15 1 1 1 1 4
16 16 1 1 1 1 4
17 17 1 1 2
18 18 1 1 1 1 4
19 19 1 1 1 3
20 20 1 1 1 3
21 21 1 1 1 1 4
Skor 27 23 20 20 20
22 22 1 1 1 3
23 23 1 1 1 1 1 5
24 24 1 1 1 1 1 5
25 25 1 1 1 1 1 5
26 26 1 1 1 1 1 5
27 27 1 1 1 1 1 5
28 28 1 1 1 3
Skor 27 23 20 20 20
29 29 1 1 1 1 4
30 30 1 1 1 3
Kelompok Asor Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
1 1 1 1
2 2 1 1 1 1 4
3 3 1 1 1 1 4
4 4 0
5 5 1 1 2
6 6 1 1
7 7 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
8 8 1 1 1 3
9 9 1 1
10 10 1 1
11 11 1 1 1 3
12 12 1 1 1 1 1 5
13 13 1 1
14 14 1 1 2
Page 8
145
Lampiran uji coba anatest 15 16 Kode/Nama Subyek Skor 15 16 Sigit 16 1 Azizah Amini 13 Ahmad Zaenun 12 Selvy R 11 Khoirunnisya ... 7 1 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
22 22 1 1
23 23 1 1 1 3
No.Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 10 8 15 13 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Sigit Azizah Amini Ahmad Zaenun Selvy R Khoirunnisya ...
Skor 16 13 12 11 7
29 29 1 1
30 30 1 1 1 1 4
17 17 1 1
18 18 1 1 1 3
19 19 0
20 20 1 1 2
21 21 1 1
24 24 1 1 2
25 25 1 1 1 3
26 26 1 1 1 3
27 27 1 1 1 3
28 28 1 1
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 17 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kel. Atas Kel. Bawah 4 1 5 4 5 4 3 0 2 2 1 1 4 1 2 3 2 1 5 1 4 3 5 5 4 1 2 2 4 1 4 1 2 1 4 3 3 0 3 2 4 1 3 1 5 3 5 2 5 3 5 3 5 3 3 1 Page 9
Beda 3 1 1 3 0 0 3 -1 1 4 1 0 3 0 3 3 1 1 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2
Indeks DP (%) 60,00 20,00 20,00 60,00 0,00 0,00 60,00 -20,00 20,00 80,00 20,00 0,00 60,00 0,00 60,00 60,00 20,00 20,00 60,00 20,00 60,00 40,00 40,00 60,00 40,00 40,00 40,00 40,00
146 Lampiran uji coba anatest 29 4 1 30 3 4
29 30
3 -1
60,00 -20,00
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 17 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jml Betul 11 15 14 4 6 2 8 8 4 10 12 17 9 7 9 8 5 11 6 8 8 8 13 13 14 15 14 8 12 13
Tkt. Kesukaran(%) 64,71 88,24 82,35 23,53 35,29 11,76 47,06 47,06 23,53 58,82 70,59 100,00 52,94 41,18 52,94 47,06 29,41 64,71 35,29 47,06 47,06 47,06 76,47 76,47 82,35 88,24 82,35 47,06 70,59 76,47
Tafsiran Sedang Sangat Mudah Mudah Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 17 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Korelasi 0,406 0,414 0,254 0,464 0,349 -0,014 0,583 -0,062 0,222 0,556 0,166 NAN 0,372 -0,006 Page 10
Signifikansi Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan -
147
Lampiran uji coba 15 0,372 16 0,635 17 -0,053 18 0,055 19 0,564 20 0,402 21 0,506 22 0,557 23 0,447 24 0,386 25 0,559 26 0,614 27 0,525 28 0,377 29 0,562 30 -0,039
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
anatest Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 17 Butir Soal= 30 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
a 11** 15** 1++ 6+ 5+ 3+ 2+ 54** 10** 2++ 0 12+ 3++ 4+ 5** 11** 5+ 6-3++ 4+ 1+ 2+ 14** 15** 1++
b 2++ 1+ 14** 4** 4++ 8516+ 2++ 12** 17** 5-4++ 2+ 2+ 4++ 3+ 6** 8** 3++ 2+ 2+ 1+ 1++ 2--14** Page 11
c 2++ 0-1++ 4++ 6** 2** 2+ 3++ 6+ 2++ 1+ 0 9** 7** 3++ 3++ 4++ 13++ 18** 8** 1+ 1+ 1++ 0-1++
d 2++ 1+ 1++ 3+ 2+ 4++ 8** 8** 1-3+ 2++ 0 2+ 4++ 9** 8** 4++ 2++ 3++ 2+ 3++ 3++ 13** 13** 1++ 0-1++
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
148 Lampiran uji coba anatest 28 0-8** 4+ 29 2++ 2++ 12** 30 1+ 1+ 13**
28 29 30
51+ 2+
0 0 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 17,18 Simpang Baku= 4,71 KorelasiXY= 0,73 Reliabilitas Tes= 0,84 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 17 Nama berkas: E:\UJI COBA KLS VI.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
D.Pembeda(%) 60,00 20,00 20,00 60,00 0,00 0,00 60,00 -20,00 20,00 80,00 20,00 0,00 60,00 0,00 60,00 60,00 20,00 20,00 60,00 20,00 60,00 40,00 40,00 60,00 40,00 40,00 40,00 40,00 60,00 -20,00
T. Kesukaran Sedang Sangat Mudah Mudah Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Mudah
Page 12
Korelasi 0,406 0,414 0,254 0,464 0,349 -0,014 0,583 -0,062 0,222 0,556 0,166 NAN 0,372 -0,006 0,372 0,635 -0,053 0,055 0,564 0,402 0,506 0,557 0,447 0,386 0,559 0,614 0,525 0,377 0,562 -0,039
Sign. Korelasi Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -