PEMEKARAN PAPUA DAN DAMPAK POLITIKNYA
Oleh Sidney Jones Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC)
Seminar Akhir Tahun “Papua Annual Review 2013: Otsus Plus dan Partisipasi Rakyat Papua” Auditorium LIPI, Lantai 2 | Kamis, 12 Desember 2013
INSTITUTE FOR POLICY ANALYSIS OF CONFLICT
LIPI, 12 Desember 2013 www.understandingconflict.org
1999: 1 propinsi 10 kabupaten
Siapa motor pemekaran yg terpenting sekarang, pusat atau elit lokal atau keduaduanya?
Elit Papua makin terpecah Konflik makin banyak, apalagi melalui pilkada Pengaruh politik dari kabupaten pegunungan tengah makin kuat Indikator pembangunan manusia tetap buruk Momentum untuk pemekaran lanjutan makin kuat, sering didorong oleh kepentingan suku. Jumlah orang terpilih tambah banyak, sekarang lebih dari 1,000 orang. Bagaimana kelompok ini diikutsertakan dalam diskusi tentang masa depan Papua?
Ditingkat kabupaten: Uang lebih banyak (DAU, DAK, Otsus) Akses untuk jabatan, proyek Pengaruh politik
Ditingkat kampung: Dari 2011 sampai 2012, 860 kampung bari didirikan. Semua dapat Rp. 100m per tahun tapi banyak tidak memenuhi syarat jumlah penduduk
Dibentuk 2008 Jumlah penduduk (2010): 93,363 Angka pertumbuhan: 8 persen Kepadatan penduduk: 12 per km2 Pilkada pertama dijadwalkan: 11/2011 Pendaftaran calon: 7/2011 2 calon dengan dukungan Gerindra Kesalahan baik di KPUD, maupun di parpol
Elvis Tabuni, ketua DPRD Puncak dan Simon Alom, caretaker bupati pertama
Perang meledak setelah KPUD menolak pendaftaran Simon. Jumlah meninggal pada Mei 2012: sekitar 50 orang.
Menurut polisi, Elvis minta tolong dari Goliat Tabuni di Puncak Jaya
Simon dituduh minta senjata dari sesuku Damal di Kwamki Lama, Timika untuk melawan Elvis. Ada Ada beberapa diantara suku tsb yg pernah melawan Goliat dalam Satgas Rajawali, pada 1996 Senjata dibeli dari seorang Ambon yang menjual senjata sisaan konflik
Pemda Puncak membayar Rp17M kpd korban pada January 2013 (Rp.300 juta per korban tewas) Pilkada dilaksanakan 2/2013 Elvis tidak senang dengan hasilnya: yang menang Willem Wandik
8 TNI tewas tertembak di Puncak dan Puncak Jaya, 21 Feb 2013. OPM mengakui bertanggungjawab tapi menolak terkait pilkada.
Willem declared winner, 23 February 2013
Jumlah penduduk: 79,520 (2010 census) Angka pertumbuhan (2010 census): 13.2 Jumlah pemilih pada 2009: 35,134 Jumlah kertas suara yg disebarkan pada 2011: 36,000 Jumlah pemilih menurut KPUD pada 2011: 53,701 Dengan angka pertumbuhan di atas, seharusnya sekitar 39,772 Jumlah suara pada pilkada 2011: 53,689 – hanya 12 pemilih diseluruh Nduga tidak ikut memilih????
Bupati Yairus Gwijangge
Jumlah penduduk menurut Dalam Negeri dan KPU (Dec 2012):
Jumlah pemilih dinaikkan dari 53,701 menjadi 119,964
194,142
Jumlah distrik dinaikkan dari 8 menjadi 32, dan jumlah kampung dari 32 menjadi 211.
DPRD menolak, terus Yustinus Gwijangge, teman bupati, tewas tertusuk oleh anggota DPRD.
Rapat rekonsiliasi, June 2013, dgn kompenasi korban sebesar Rp.18.5M dari ABPD Nduga.
Hasil musyawarah: Jumlah pendukuk disetujui 79,520, not 194,142
Pengaruh orang gunung tambah kuat dengan jumlah bupati dari daerah pegunungan naik dari 2 menjadi 14.
Nama yg dipakai untuk beberapa macam memilih yang tidak pakai coblosan dan tidak rahasia
• Lukas Enembe/Klemen Tinal (52%) • Habel Suwae/ Yop Kogoya (18%) • Menase Kambu/ Blasius Pakage (13%)
Beberapa bulan sebelum pemilihan, ada persetujuan bahwa semua suara akan diserahkan kepada satu calon tertentu Apakah noken betul2 “kearifan lokal” atau alasan untuk tida menerapkan sistem yg lebih jujur di Papua?
Kab/Kota di Papua: Gili Menawa (dari Jayapura); Moyo (dari Boven Digoel); Kota Merauke (dari Kab. Merauke); Baliem Center (dari both Tolikara dan Lanny Jaya); Boboga (dari Tolikara); Puncak Trikora (dari Lanny Jaya); Muara Digoel dan Admi Korbay (keduanya dari Mappi); Katengban (Pegunungan Bintang); Lembah Baliem dan Okika (dari Jayawijaya); Yapen Barat Utara dan Yapen Timur (Kepualaun Yapen); Pulau Numfor (dari Biak); Yalimek, Yahukimo Barat, Mambera Hulu, Yahukimo Barat Daya, Yahukimo Timur dan Yahukimo Utara (semua dari Yahukimo); dan Gondumisisare (dari Waropen).
di Papua Barat: Malamoy dan Maybrat Sau (dari Sorong); Raja Ampat Utara dan Raja Ampat Selatan (dari Raja Ampat); Maskona (dari Teluk Bintuni); Okas (dari Fak‐Fak); Manokwari Barat dan Kota Manokwari (dari Manokwari); dan Imeo (from Sorong Selatan).
Propinsi Baru: Papua Barat Daya, Papua Tengah dan Papua Selatan. Grand desainya apa? Manfaatnya apa?
Kalau bicara tentang dialog, harus dipikirkan kelompok terpilih – tidak bisa disingkirkan begitu saja Tidak bisa bicara tentang otsus baru tanpa dipikirkan rencana jangka panjang untuk pemekaran Papua
www.understandingconflict.org