ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH (STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2014)
Oleh :
SEPTIANI SOLEHA NIM: 1112081000155
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BOPO (BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL), NPF (NON PERFORMING FINANCING) DAN DPK (DANA PIHAK KETIGA) TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Septiani Soleha NIM : 1112081000155
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, SE, MM NIDN. 0422 1259 02
TaridiKasbi Ridho, MBA NIDN. 2004 1070 02
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 6 Oktober 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Septiani Soleha : 1112081000155 : Manajemen/MIPS : Analisis Pengaruh Profitabilitas, BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF (Non Performing Financing) dan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada BUS dan UUS di Indonesia Periode 2009-2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Oktober 2015
1. Rizqon Halal Syah Aji, M.Si NIP. 19790405 201101 1 005
2. Lili Supriyadi,S.Pd., MM NIP. 19600505 198903 1 005
3. Adhitya Ginanjar, SE.,M.Si NIP. 19740810 201101 1 001 ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini, 15 Desember 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama 2. NIM 3. Jurusan 5. Judul Skripsi
: Septiani Soleha : 1112081000155 : Manajemen : Analisis Pengaruh Profitabilitas, BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF (Non Performing Financing) dan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada BUS dan UUS di Indonesia Periode 2009-2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Desember 2015
1. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., MH NIP. 19750101 200501 1 008
(__________________) Ketua
2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP. 19731221 200501 2 002
(__________________) Sekretaris
3. Dr. Herni Ali HT, SE., MM NIDN. 0422125902
(__________________) Pembimbing I
4. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA NIDN. 2004107002
(__________________) Pembimbing II
5. Amalia, SE., M.S.M NIP. 19740821 200901 2 005
(__________________) Penguji Ahli iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIM Jurusan Fakultas
: Septiani Soleha : 1112081000155 : Manajemen/MIPS : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Depok, 7 Desember 2015 Yang Menyatakan
(Septiani Soleha)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae)
Data Pribadi Nama Tempat,Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat
No.Telepon/HP Email
Pendidikan Formal 1999 – 2005 2005 – 2008 2008 – 2011 2011 – 2015
: Septiani Soleha : Jakarta, 24 September 1993 : Perempuan : Islam : Jl.Rivaria Dalam No.55 RT.03 RW.01 Kel.Bedahan Kec.Sawangan Kota Depok – Jawa Barat : -/ 0858 8094 4750 :
[email protected]
: SD Negeri Angkasa 2 Kalijati : SMP Satu Atap Satu Negeri Angkasa 1 Kalijati : SMA Negeri 1 Subang : Program Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi 1. Anggota Kuliah Kerja Nyata Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Anggota English Club SMA Negeri 1 Subang 3. Anggota PMR SMP Satu Atap Satu Negeri Angkasa 1 Kalijati 4. Anggota Pramuka SD Negeri Angkasa 2 Kalijati Keahlian Komputer Bahasa
: Microsoft Office (Word, Excel,Power Point), Internet : Bahasa Inggris
v
ABSTRACT This study aims to analyze the influence of Profitability as measured by Return On Asset (ROA), BOPO (operational cost and operational income), NPF (Non Performing Financing) and DPK (third party funds) to the rate of profit sharing (TBH) mudharaba deposits case study on Islamic banks in Indonesia. The sample of this study were 4 islamic banks which are PT Bank syariah Mandiri, PT Bank Muamalat Indonesia, PT Bank BRI syariah and PT Bank Danamon Indonesia tbk. The analysis was conducted using quarterly time series data which published by Otoritas Jasa Keuangan and from the official website of each banks in the study period from January 2009 to December 2014. Statictical analysis was conducted on the multiple linear regression which tested through SPSS version 20 and Microsoft Office Excel 2007. The results of this study indicate that ROA, BOPO, NPF and DPK simultaneously have significant effect on the rate of profit sharing mudharaba deposits. ROA, NPF and DPK partially have significant effect on the rate of profit sharing mudharaba deposits. While BOPO insignificantly affect the rate of profit sharing mudharaba deposits. At confidence level of 95%, the Adjusted R-square is 48,8%, which means that the model is able to explain about 48,8% the affecting factors to the rate of profit sharing mudharaba deposits and the remaining 51,2% explained by other variables, which is not included in this research. Keywords : TBH, ROA, BOPO, NPF, DPK
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF (Non Performing Financing), dan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah studi kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Dengan mengambil data 3 sampel bank umum syariah dan 1 unit usaha syariah yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Muamalat Indonesia, PT Bank BRI Syariah dan PT Bank Danamon Indonesia tbk. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Analisis dilakukan dengan menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) triwulanan yang diperoleh dari dokumentasi website resmi masing-masing bank dalam periode penelitian tahun 2009 sampai dengan 2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda pada software SPSS versi 20 dan Microsoft Office Excel 2007 dengan pendekatan ilmu statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, BOPO, NPF dan DPK secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. ROA, NPF dan DPK secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Sedangkan BOPO tidak berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. dengan confidence level 95%, nilai Adjusted R-square yang dihasilkan sebesar 48,8%, memberikan makna bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil Mudharabah mampu dijelaskan oleh varibel ROA, BOPO, NPF dan DPK sebesar 48,8%, dan sisanya 51,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata Kunci : ROA, BOPO, NPF, DPK, TBH
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang daripada-Nya aku berlindung dari dosa-dosa yang pernah kuperbuat dan daripada-Nya pula aku memohon untuk dijauhkan dari rizki yang haram. Dialah yang Maha Adil. Tiada keadilan kecuali berasal daripada-Nya. Segala puji bagi-Nya atas segala anugerah yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis. Karena hanya dengan petunjuk dan bimbinganNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009-2014)” dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alhamdulillah, dengan pertolongan dan rahmat Allah subhanahu Wata’ala, skripsi ini telah selasai, walupun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Namun, terlepas dari banyaknya kekurangannya, penulis berharap semoga skripsi ini sedikit banyak Insya Allah dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi banyak orang. Amin Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, banyak pihak yang telah membantu mendukung, baik berupa moral, tenaga, masukan dan pengarahan-pengarahan yang sangat penting bagi penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga dan semoga Allah SWT memberikan pahala atas amal kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah : 1. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Sukaryanto dan Mamah Wari Suhartini yang selalu memberikan dukungan baik moril
viii
maupun materil, memberikan cinta, kasih sayang dan selalu mendoakan dengan ikhlas. 2. Ilham Alfia Ardani, Muhammad Azhar Maulana, Annisa Ardianti, keluarga besar Kakek Karna dan Mbah Bejo yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama ini. 3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM selaku dosen Pembimbing I, yang senantiasa dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak Pak Herni, Semoga Allah SWT selalu melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal’afiat dan panjang umur serta kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak. 5. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, ilmu serta saran dengan meluangkan waktu, dan pikirannya untuk mengarahkan penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 6. Ibu Titi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen, dan Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen 7. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta 8. Ibu Dr. Muniati Aisyah, Ir., MM yang telah banyak membantu dan memberikan jalan bagi kami mahasiswa MIPS
ix
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan curahan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 10. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dan memberikan pelayanan dengan baik demi kelancaran kegiatan perkuliahan kami. 11. Sahabat-sahabat seperjuangan, Nasyrah Kautsarah, Selvia Sri Puji Rahayu, Indah Lestari, Ferriesta Maziya, Ashri Naufalia Zain dan Zhavira Rifda Fairuz. Terimakasih atas dukungan, doa, kebersamaan dan motivasinya selama proses penyelesaian skripsi ini. 12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah angkatan 2011, yang telah memberikan rasa kekeluargaan, dukungan, doa dan motivasi selama masa perkuliahan. Mohon Maaf jika tidak disebutkan satu persatu, namun tetap tidak mengurangi rasa bangga dan rasa persahabatan diantara kita semua. 13. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2011, terima kasih telah memberikan banyak
kenangan dan pengalaman semoga ilmunya
bermanfaat. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masihjauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan di masa-masa yang akan datang. Wassalamualaikum Wr. Wb Depok, 5 Desember 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………...……i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v ABSTRACT .............................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A.
Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah ................................................................................... 8
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 8 1.
Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
2.
Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 11 A.
Perbankan Syariah ................................................................................... 11 1.
Pengertian Perbankan Syariah ............................................................. 11
2.
Fungsi Perbankan Syariah ................................................................... 13
3.
Kelembagaan Perbankan Syariah ........................................................ 15
4.
Jenis Kegiatan Usaha Perbankan Syariah ............................................ 17
B.
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah ............................................. 19 1.
Deposito Mudharabah ......................................................................... 19 xi
2.
Bentuk-Bentuk Deposito Mudharabah ................................................ 20
3.
Bagi Hasil ............................................................................................ 21
4.
Sistem Bagi Hasil dan Bunga .............................................................. 23
5.
Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil ............................................... 24
C.
Dana Pihak Ketiga ................................................................................... 26
1.
Simpanan Giro ............................................................................................ 26
2.
Tabungan ..................................................................................................... 27
3.
Deposito ...................................................................................................... 27
D.
Analisis Rasio Keuangan ......................................................................... 27 1.
Rasio Profitabilitas (Return on Asset (ROA))...................................... 28
2.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ........... 28
3.
Non Performing Financing (NPF) ....................................................... 29
E.
Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat .................... 29 1.
ROA dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah ......... 29
2.
BOPO dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah ...... 30
3.
NPF dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah .......... 31
4.
DPK dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah ......... 33
F. Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 33 G.
Kerangka Berpikir ................................................................................... 46
H.
Hipotesis .................................................................................................. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 50 A.
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 50
B.
Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 50
C.
Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 52 1.
Study Kepustakaan (Library Research)............................................... 52 xii
2. D.
Dokumentasi ........................................................................................ 53 Metode Analisis Data .............................................................................. 53
1.
Uji Asumsi Klasik................................................................................ 55
2.
Uji Statistik .......................................................................................... 65
E.
Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 69 1.
Variabel Dependen .............................................................................. 69
2.
Variabel Independen ............................................................................ 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 73 A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 73 1.
Sejarah Perkembangan BUS dan UUS di Indonesia ........................... 73
2.
Perkembangan Profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia ................... 75
3.
Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia ............................. 77
4.
Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia ................................ 78
5.
Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia ............................... 80
B.
Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 90
1.
Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 91 a. Uji Normalitas ......................................................................................... 92 b.
Uji Multikolinieritas ............................................................................ 95
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................ 96 d.
Uji Autokorelasi ................................................................................... 98
2.
Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 106
3.
Uji Hipotesis ............................................................................................. 108 a. Uji Signifikansi F (Uji Statistik F) ........................................................ 108 b.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 110
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................. 113 xiii
C.
Interpretasi ............................................................................................. 114 1.
Pengaruh ROA terhadap TBH Deposito Mudharabah ...................... 114
2.
Pengaruh BOPO terhadap TBH Deposito Mudharabah.................... 115
3.
Pengaruh NPF terhadap TBH Deposito Mudharabah ....................... 115
4.
Pengaruh DPK terhadap TBH Deposito Mudharabah ...................... 116
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 118 A.
Kesimpulan ............................................................................................ 118
B.
Implikasi ................................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xvi LAMPIRAN .......................................................................................................... xix
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1.1Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ....................................... 2 Tabel 1.2Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah .............................................. 4 Tabel 1.3 Perkembangan DPK pada BUS dan UUS di Indonesia ........................... 5 Tabel 2.1 Perbedaan-Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah ......... 13 Tabel 2.2 Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah ........................................... 18 Tabel 2.4 Penentuan Bagi Hasil Bank Konvensional dan Bank Islam .................. 22 Tabel 2.5 Bunga vs Bagi Hasil ............................................................................... 24 Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 38 Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ................................................... 61 Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian............................................................. 72 Tabel 4.1 Uji Normalitas (K-S).............................................................................. 94 Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas dengan tolerance dan VIF .................................... 95 Tabel 4.3 Uji Glejser .............................................................................................. 98 Tabel 4.4 Uji Autokelasi Durbin-Watson .............................................................. 99 Tabel 4.5 Iterasi nilai ρ......................................................................................... 100 Tabel 4.6 Variasi Nilai ρ ...................................................................................... 101 Tabel 4.7 Durbin-Watson Setelah Iterasi pertama ............................................... 102 Tabel 4.8 Hasil Output SPSS ............................................................................... 103 Tabel 4.9 Hasil Output SPSS Lag_Ut .................................................................. 104 Tabel 4.10 Variasi Nilai ρ ke-2 ............................................................................ 105 Tabel 4.11 Nilai DW setelah Pengobatan ............................................................ 106 Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................... 106 Tabel 4.13 Uji Siginifikansi F (Uji Statistik F) .................................................... 109 Tabel 4.14 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ........................ 111 Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ......................................... 113
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 47 Gambar 4.1 Jumlah BUS dan UUS di Indonesia periode tahun 2009 - 2014 ........ 74 Gambar 4.2 Perkembangan ROA BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-Desember 2014 ............................................................................................. 76 Gambar 4.3 Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-Desember 2014 ............................................................................................. 77 Gambar 4.4 Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009Desember 2014....................................................................................................... 79 Gambar 4.5 Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009-Desember 2014 ............................................................................................. 80 Gambar 4.6 Histogram ........................................................................................... 93 Gambar 4.7 Normal Probability-Plot ..................................................................... 93 Gambar 4.6 Scatterplot........................................................................................... 97
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Penelitian, Januari 2009 – Desember 2014 ............................. xix Lampiran 2 : Uji Asumsi Klasik .......................................................................... xxii Lampiran 3 : Tabel summary, Anova dan Coefficients ...................................... xxiv Lampiran 4 : Tabel DW ...................................................................................... xxvi Lampiran 5 : F-Tabel ......................................................................................... xxvii Lampiran 6 : t-Tabel.......................................................................................... xxviii
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang mengatur secara rinci mengenai landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah (Antonio, 2001:26), industri perbankan syariah di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, baik dari sisi pertumbuhan aset maupun pertumbuhan kelembagaan atau jaringan (Wirdyaningsih,2005:63). Hal ini salah satunya diakibatkan karena adanya izin pembukaan kantor cabang syariah oleh bank konvensional yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut, dimana memberikan kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka kantorkantor cabang syariah atau mengkonversikan dirinya sebagai institusi yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yang kemudian menjadi tonggak atas perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Hingga Desember 2014, jumlah perbankan syariah mencapai 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Perkembangan perbankan syariah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
1
Tabel 1.1Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Indikator
2009
2010 2011 2012
2013 2014
Bank Umum Syariah
6
11
11
11
11
12
Unit Usaha Syariah
25
23
24
24
23
22
150
155
158
163
163
Bank
Pembiayaan 138
Rakyat Syariah Sumber : Laporan Statistik Perbankan Syariah Tahun2014, data diolah
Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dengan menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan (equity financing) maupun dengan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt financing) (Arifin,2009). Dalam kegiatan operasionalnya, baik bank syariah maupun bank konvensional memiliki fasilitas produk yang hampir sama, baik dalam penyaluran dana maupun dalam penghimpunan dana. Salah satu produk yang ditawarkan bank syariah guna menyerap sumber dana masyarakat adalah deposito berjangka yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Sedangkan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan
prinsip
syariah.
Dewan
Syariah
Nasional
MUI
telah
mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah(Karim,2007:303). 2
Menurut Fatwa DSN No:03/DSN-MUI/IV/2000 deposito terdiri dari dua jenis yaitu : (1) Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu Deposito yang berdasarkan perhitungan bunga, dan (2) Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah. Pada Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain. Dari hasil pengelolaan dana Mudharabah, bank syariah akan membagi hasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah mis management (salah urus),
bank
bertanggung
jawab
penuh
terhadap
kerugian
tersebut(Karim,2007). Penentuan besarnya tingkat bagi hasil sangatlah penting untuk mengetahui besarnya keuntungan yang didapat oleh nasabah. Beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan yang akan diuji dalam penelitian ini untuk penentuan tingkat bagi hasil ialah profitabilitas, biaya operasional terhadap pendapatan operasional, non performing financing, net operating margin dan dana pihak ketiga.
3
Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat(Rivai, Veithzal and Idroes 2007). Berkaitan dengan hal tersebut, maka prinsip yang dianut bank syariah dalam penghimpunan dana adalah, sebagai berikut: Tabel 1.2Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah No. Produk
Prinsip
1
Wadiah (titipan)
Giro
Return untuk Nasabah
Bonus sesuai kehendak nasabah 2 Tabungan Wadiah(titipan) Bonus sesuai kehendak Mudharabah (bagi bank bagi hasil, dengan hasil) nisbah 3 Deposito Mudharabah Mutlaqah Bagi hasil, dengan nisbah Mudharabah bagi hasil, dengan nisbah Muqayyadah Sumber : (Rivai, Veithzal and Idroes,2007) Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting karena Islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi Islam(Rivai, Veithzal and Idroes 2007). Perkembangan laju pertumbuhan dana pihak ketiga harus mendapat perhatian yang lebih dari bank syariah itu sendiri, hal ini dikarenakan besar 4
kecilnya jumah dana pihak ketiga memiliki peran penting dalam menentukan besarnya pembiayaan yang dapat disalurkan oleh bank syariah kepada nasabahnya. Semakin tinggi jumlah dana pihak ketiga maka akan semakin tinggi pula jumlah pembiayaan yang dapat disalurkan bank kepada nasabah. Berikut adalah data perkembangan dana pihak ketiga pada Bank Umum Syariah(BUS) dan Unit Usaha Syariah(UUS) di Indonesia periode tahun 2009-2014 : Tabel 1.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada BUS dan UUS di Indonesia (dalam Milyar Rupiah) Indikator Giro iB-Akad Tabungan iB Deposito iB-Akad Wadiah (Akad Mudharabah Wadiah&Mudha rabah) 2009 6.202 16.475 29.595 2010 9.056 22.908 44.072 2011 12.006 32.602 70.806 2012 17.708 45.072 84.732 2013 18.528 57.200 107.812 2014 18.649 68.581 135.629 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014 Tabel 1.3, menunjukan pertumbuhan dana pihak ketiga dari total 52.271 miliar rupiah pada tahun 2009 menjadi 217.858 miliar rupiah pada tahun 2014. Deposito merupakan produk dengan pertumbuhan tertinggi dari produk dana pihak ketiga lainnya, tabel diatas menunjukan jumlah deposito sebesar 29.595 miliar rupiah pada tahun 2009 meningkat menjadi 135.629 miliar rupiah pada tahun 2014, dengan peningkatan lebih dari seratus persen. Hal inisalah satunya disebabkan karena produk deposito memiliki imbal hasil yang cukup tinggi daripada produk dana lainnya, sehingga masyarakat cenderung memilih deposito. 5
Laporan keuangan (financial statement) merupakan iktisar mengenai keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya (Martono,2010). Menurut Syafi’I Antonio (2001:140) salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil adalah pendapatan bank yang “dibagihasilkan”. Untuk mengetahui pendapatan bank, peneliti menggunakan rasio profitabilitas. Yang dimaksud dengan profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba. Profitabilitas dari bank tidak hanya penting bagi pemiliknya, tetapi juga bagi golongan-golongan lain dalam masyarakat. Bila bank berhasil mengumpulkan cadangan dengan memperbesar modal, akan memperoleh kesempatan meminjamkan dengan lebih luas/besar karena tingkat kepercayaan atau kredibilitas meningkat. Pemerintah dan masyarakat juga berkepentingan bila tingkat laba bank-bank senantiasa bertambah sehingga diharapkan lalu lintas keuangan terjamin (Simorangkir, 2004:152). Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan bank di dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi angka ROA, menunjukan bahwa 6
kesehatan keuangan bank dalam kondisi yang baik. Sedangkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut (Martono,2010). Pertumbuhan perbankan syariah yang semakin pesat, berdampak terhadap semakin tingginya angka persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional.
Hal
ini
mengakibatkan
semakin
rendahnya
tingkat
pengendalian dan pengawasan baik internal maupun eksternal terhadap penyaluran pembiayaan yang dilakukan. Rendahnya tingkat pengendalian ini menimbulkan resiko naiknya jumlah pembiayaan yang bermasalah. Pembiayaan yang bermasalah dapat ditimbulkan oleh nasabah yang tidak dapat membayar atau menunaikan kewajibannya kepada bank sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Rasio untuk mengukur pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah adalah Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) yaitu jumlah pembiayaan yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet (Muhammad 2005). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPF (Non Performing Financing) dan DPK (Dana Pihak Ketiga) terhadap
7
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009-2014)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan penjelasan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah? 2. Apakah BOPO berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah? 3. Apakah NPF berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah? 4. Apakah DPK berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah? 5. Apakah Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : a. Menganalisis pengaruh Profitabilitassecara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. 8
b. Menganalisis pengaruh BOPOsecara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. c. Menganalisis pengaruh NPFsecara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. d. Menganalisis pengaruh DPKsecara parsial terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. e. Menganalisis pengaruh Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara simultan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah pada bank umum syariah dan unit usaha di Indonesia periode 2009-2014. Serta merupakan suatu peningkatan dan perluasan pengetahuan dalam usaha untuk menganalisis suatu permasalahan perekonomian di Indonesia yang terkait dengan dunia perbankan khususnya perbankan syariah dalam ruang lingkup analisis pengaruh Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank UmumSyariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan bahan referensi ataupun bahan 9
perbandingan dalam pengembangan untuk penelitian selanjutnya serta dapat memperkaya konsep dan teori yang menyokong tentang faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah dalam dunia perbankan syariah di Indonesia. b. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan mengenai tingkat bagi hasil produk deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Serta sebagai kontribusi pemikiran terhadap pengambilan keputusan bagi manajer Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Perbankan Syariah Perbankan umum dengan menggunakan prinsip syariah atau dikenal dengan perbankan syariah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Menurut UU No.10/1998 bank syariah merupakan salah satu bentuk usaha bank yang menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia telah dimulai sejak lama. Namun demikian, lembaga keuangan syariah secara formal dimulai sejak tahun 1992 dengan hadirnya perbankan syariah pertama, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. Perkembangan perbankan syariah tidak terlepas dari dukungan semua
pihak,
baik
pemerintah
maupun
masyarakat.
Pemerintah
menunjukkan dukungan dengan adanya pengesahan atas keberadaan dan beroperasinya bank syariah di Indonesia. Sedangkan masyarakat, memajukan bank syariah melalui pemberdayaan dan pemanfaatan lembaga keuangan syariah (Arthesa dan Handiman, 2006:77).
11
Bank syariah, atau biasa disebut Islamic Banking di negara lain, berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan utamanya terletak pada landasan operasi yang digunakan. Bank Konvensional beroperasi berlandasan bunga, bank syariah beroperasi berlandaskan begi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama islam. Menurut pandangan islam, di dalam sistem bunga terdapat unsur ketidakadilan karena pemilik dana mewajibkan peminjam untuk membayar lebih daripada yang dipinjam tanpa memerhatikan apakah peminjam menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Sebaliknya, sistem bagi hasil yang digunakan bank syariah merupakan sistem ketika peminjam dan yang meminjamkan berbagi dalam risiko dan keuntungan dengan pembagian sesuai kesepakatan. Dalam hal ini tidak ada pihak yang dirugikan oleh pihak lain. Lebih jauh apabila dilihat dari perspektif ekonomi, bank syariah dapat pula didefinisikan sebagai sebuah lembaga intermediasi yang mengalirkan investasi publiksecara optimal (dengan kewajiban zakat dan larangan riba) yang bersifat produktif (dengan larangan judi), serta dijalankan sesuai nilai, etika, moral dan prinsip islam (Rivai, Veithzal and Idroes 2007). Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa esensi dan karekteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut : 12
Tabel 2.1 Perbedaan-Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah Indikator Bank Konvensional Bank syariah Fungsi dan Kegiatan Bank
Intermediasi, jasa keuangan
Mekanisme dan Objek Usaha Prinsip dasar Operasi
Tidak antiriba dan antimaysir
Intermediasi, manager investasi, investor, social, Jasa Keuangan Antiriba dan antimaysir
Bebas nilai (prinsip materialis) Uang sebagai komoditi Bunga
Prioritas Pelayanan Orientasi
Kepentingan pribadi Keuntungan
Bentuk
Bank komersial
Evaluasi Nasabah
Kepastian pengembalian pokok dan bunga (creditworthiness dan collateral) Terbatas debitor-kreditor Pasar Uang, Bank Sentral
Hubungan Nasabah Sumber Likuiditas Jangka Pendek Pinjaman yang diberikan Lembaga Penyelesai sengketa Risiko Usaha
Struktur Organisasi Pengawas Investasi
Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba Pengadilan, Arbitrase
Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank Kemungkinan terjadi negative spread Dewan Komisaris
Halal atau haram
Tidak bebas nilai (prinsip syariah Islam) Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi Bagi hasil, jual beli, sewa Kepentingan publik Tujuan sosial-ekonomi Islam, Keuntungan Bank komersial, bank pembangunan, bank universal atau multi-purpose Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko
Erat sebagai mitra usaha Pasar Uang Syariah, Bank Sentral Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah Nasional Dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran Tidak mungkin terjadi negative Spread Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Dewan Syariah Nasional Halal
Sumber : (Ascarya, 2011:33) 2. Fungsi Perbankan Syariah Berdasarkan Pasal 4 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, bank syariah diwajibkan untuk menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Di samping itu bank syariah juga 13
dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitulmal dan pengelola wakaf. Berikut fungsi bank syariah (Kautsar,2012:70) : a. Fungsi Manajer Investasi Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank dan pemilik dana. b. Fungsi Investor Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Penanaman dana yang dilakukan bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah. Produk investasi yang sesuai syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam dan istishna), akad investasi (mudharabah dan musyarakah), akad sewa-menyewa (ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik) dan akad lainnya yang dibolehkan oleh syariah. c. Fungsi Sosial Ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu Zakat, Infak, sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan ardhul Hasan. Ziswaf berfungsi untuk menghimpun ziswaf dari masyarakat, ardhul hasan berfungsi menghimpun dana dari
14
penerimaan yang tidak memenuhi criteria halal serta dana infak dan sedekah yang tidak ditentukan peruntukkannya. d. Fungsi Jasa Keuangan Fungsi jasa keuangan meliputi layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan lain sebagainya dengan tetap menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah. 3. Kelembagaan Perbankan Syariah Perbankan syariah memiliki kelembagaan yang agak berbeda dengan perbankan konvensional. Secara kelembagaan, bank syariah di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu Bank Umum Syariah (BUS),Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BUS memiliki kelembagaan seperti bank umum konvensional, sedangkan BPRS memilikibentuk kelembagaan seperti BPR konvensional. Badan hukum BUS dan BPRS dapat berbentuk perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi. Sementara itu, UUS bukan merupakan badan hukum tersendiri, tetapi merupakan unit atau bagian dari suatu bank umum konvensional (Rivai, Veithzal and Idroes 2007). a. Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk 15
hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi. Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa. b. Unit Usaha syariah Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional yang bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa. Sebagai unit kerja khusus, UUS mempunyai tugas : 1) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah 2) Melaksanakan fungsi treasurydalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor cabang syariah 3) Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah 4) Melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah. c. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPRS
merupakan badan usaha yang setara dengan bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk hukum perseroan terbatas, atau koperasi. 16
4. Jenis Kegiatan Usaha Perbankan Syariah Untuk memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan, bank syariah memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional. Secara umum, piranti-piranti yang digunakan bank syariah terdiri atas tiga kategori, yaitu (Sudarsono, 2003:63) : a. Penyaluran Dana Penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan berbagai metode, seperti jual-beli, bagi hasil, pembiayaan, pinjaman dan investasi khusus. Dalam penyaluran dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan terbagi kedalam tiga kategori, yaitu : 1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang berdasarkan prinsip jual-beli. 2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa berdasarkan prinsip sewa. 3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan banyak ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang dan atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntunan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada 17
produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. b. Penghimpunan Dana Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari empat sumber, yaitu modal, titipan, investasi dan investasi khusus. Berikut adalah produkproduk penghimpunan dana yang terdapat pada bank syariah : Tabel 2.2 Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah No. Produk Prinsip Return
untuk
Nasabah 1 2
3
Giro
Wadiah (titipan)
Bonus sesuai kehendak nasabah Tabungan Wadiah(titipan), Bonus sesuai Mudharabah (bagi hasil) kehendak bank bagi hasil, dengan nisbah Deposito Mudharabah Mutlaqah, Bagi hasil, dengan MudharabahMuqayyadah nisbah bagi hasil, dengan nisbah Sumber : (Rivai, Veithzal and Idroes, Bank and Financial Institution
Management 2007) c. Jasa Perbankan Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa sharf (perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya), safe deposit box (menyewakan kontan simpanan), dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian). 18
B. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah 1. Deposito Mudharabah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah. Dalam hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana).Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad Mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah juga bertindak sebagai kuasa usaha bisnis
19
pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar aturan syariah. Dari hasil pengelolaan dana Mudharabah, bank syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah mis-management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut (Karim 2007). 2. Bentuk-Bentuk Deposito Mudharabah Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, terdapat 2 (dua) bentuk Mudharabah, yakni (Karim,2007) : a. Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA) Dalam deposito Mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. b. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA) Berbeda halnya dengan deposito Mudharabah mutlaqah (URIA), dalam deposito Mudharabah muqayyadah (RIA), pemilik dana 20
memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Dalam menggunakan dana deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA) ini, terdapat dua metode, yakni : 1) Cluster Pool of Fund Yaitu penggunaan dana untuk beberapa proyek dalam suatu jenis industri bisnis. 2) Specific Product Yaitu penggunaan dana untuk suatu proyek tertentu. 3. Bagi Hasil Bank Islam harus mampu mengelolasumber pendapatan dan beban pendapatannya secara maksimal agar mampu mencapai tingkat keuntungan secara optimal. Upaya optimalisasi pendapatan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memberdayakan aset produktif yang dimiiki sehingga mampu mengoptimalkan sumber pendapatan, baik berasal dari hasil margin, hasil sewa ataupun dari imbal bagi hasil. Dapat pula dilakukan dengan cara menekan segala beban, terutama beban pendapatan kepada pihak ketiga sebagai akibat diterimanya dana amanah masyarakat dengan menggunakan konsep wadiah maupun sebagai akibat dikelolanya 21
dana investasi masyarakat melalui konsep Mudharabah.Proses penentuan tingkat bagi hasil diperlukan kesepakatan kedua belah pihak, yang terungkap dalam nisbah bagi hasil. Proses penentuan bagi hasil dalam bank islam hampir sama dengan proses penghitungan biaya dana dan penghitungan tingkat bunga pembiayaan pada bank konvensional. Namun dengan penekanan berbeda, karena bank konvensional berbasiskan biaya sedangkan bank Islam berbasiskan pendapatan, perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 2.4 Penentuan Bagi Hasil Bank Konvensional dan Bank Islam No Berbasis biaya Berbasis pendapatan 1 Ditentukan di muka Ditentukan di belakang 2 Hasil lebih mudah ditentukan Hasil lebih sulit ditentukan 3 Tanpa memperhatikan proses Pemanfaatan dana harus sesuai pemanfaatan dana tujuan/prosesnya 4 Hasilnya lebih mudah Hasil susah diperkirakan diperkirakan 5 Tidak tersirat keadilan, karena Menekankan keadilan melalui beban resiko tidak sebanding pembagian resiko sesuai kesepakatan. Sumber : (Rivai and Arifin 2010) Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktiva usaha) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap pada bank islam. Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar diperoleh bank islam. Dalam sistem perbankan islam bagi hasil merupakan suatu mekanisme dilakukan oleh bank islam (mudharib) dalam upaya memperoleh hasil dan membagikannya kembali kepada pemilik dana 22
(shahibul maal) sesuai kontrak disepakati bersama pada awal kontrak antara nasabah dengan bank islam. Dimana besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (at-tarodhin) oleh masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. Adapun pendapatan yang dibagikan antara mudharib dan shahibul maal adalah pendapatan yang sebenarnya telah diterima (cash basis) sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan (accrual basis) tidak dibenarkan untuk dibagi antara mudharib dan shahibul mal. Dalam hukum islam penerapan bagi hasil harus memperhatikan prinsip at-ta’awun yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di antara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran: “dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketawaan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”, serta menghindari prinsip Al-Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur (tidak digunakan untuk transaksi) sehingga tidak bermanfaat bagi masyarakat umum (Rivai and Arifin 2010). 4. Sistem Bagi Hasil dan Bunga Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) ketika pemilik modal (surplus spendin unit) bekerja sama dengan pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi berdua, dan apabila usaha 23
menderita kerugian, kerugian ditanggung bersama. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (didzalimi). Sistem bagi hasil dapat berbentuk musyarakah atau Mudharabah dengan berbagai variasinya. Tabel 2.5 Bunga vs Bagi Hasil No
Bunga
1
Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio atau akad dengan asumsi usaha akan nisbah bagi hasil disepakati pada selalu menghasilkan keuntungan. waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya persentase didasarkan Besarnya rasio bagi hasil pada jumlah dana/modal yang didasarkan pada jumlah dipinjamkan. keuntungan yang diperoleh.
2.
3.
4.
5.
6.
Bagi Hasil
Bunga dapat mengambang/variabel, dan besarnya naik turun sesuai dengan naik turunnya bunga patokan atau kondisi ekonomi. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah usaha yang dijalankan peminjam untung atau rugi.
Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama akad masih berlaku, kecuali diubah atas kesepakatan bersama. Bagi hasil bergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama. Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat sekalipun keuntungan meningkat sesuai dengan naik berlipat ganda. peningkatan keuntungan. Eksistensi bunga diragukan (kalau Tidak ada yang meragukan tidak dikecam) oleh semua agama keabsahan bagi hasil
Sumber : (Ascarya, 2011: 27) 5. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil a. Faktor Langsung Di
antara
factor-faktor
langsung
(direct
factors)
yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
24
1) Investment
rate
merupakan
persentase
aktual
dana
yang
diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment ratesebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. 2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode ini : a) Rata-rata saldo minimum bulanan, b) Rata-rata total saldo harian 3) Nisbah (Profit sharing ratio) a) Salah satu ciri al-Mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian b) Nisbah antara satu bank dan bank lainnya dapat berbeda. c) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya. b. Faktor Tidak Langsung 1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya Mudharabah a) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya. 25
b) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut “revenue sharing” 2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting) Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungaan dengan pengakuan pendapatan dan biaya (Antonio,2001). C. Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi individu, maupun badan usaha. Dana pihak ketiga antara lain (Ismail,2010:43) : 1. Simpanan Giro Merupakan simpanan yang diperoleh dari masyarakat atau pihak ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau sarana perintah bayar lainnya atau pemindahbukuan. Sifat giro adalah bisa ditarik kapan pun, oleh karena itu disebut dana labil. Simpanan giro merupakan jenis produk yang dibutuhkan masyarakat pengusaha baik perorangan atau badan usaha.
26
2. Tabungan Tabungan merupakan jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu sesuai perjanjian antar bank dan pihak nasabah. Dalam perkembangannya penarikan tabungan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan berupa slip penarikan, ATM, surat kuasa, dan sarana lainnya yang dipersamakan dengan itu. 3. Deposito Deposito merupakan jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dengan nasabah. D. Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan berisi informasi untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan keuangan bersifat relati karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Analisa rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan (Rodoni dan Ali, 2014:191). Beberapa rasio keuangan yang diduga dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah dalam penelitian ini adalah :
27
1. Rasio Profitabilitas (Return on Asset (ROA)) Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai aktor pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan
akan
mempengaruhi
kemampuan
perusahaan
untuk
mendapatkan pembiayaan dari luar (Rodoni dan Ali, 2014:192). Rasio profitabilitas yang digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118). Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar (Isna and sunaryo 2012). 2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), merupakan rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk 28
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya (Isna and sunaryo 2012). Semakin kecil angka rasio BOPO, maka semakin baik kondisi bank tersebut (Martono, 2010:85). 3. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing (NPF) merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase (Andraeny 2011). Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Ihsan, 2015:369). E. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 1. Profitabilitas dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah Dalam penelitian ini Return on Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur profitabilitas perbankan karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
29
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset (Isna dan Sunaryo, 2012). Besarnya bagi hasil yang diperoleh, ditentukan berdasarkan keberhasilan pengelola dana untuk menghasilkan keuntungan (Apriandika, 2011). Menurut Juwariyah (2008) rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan pendapatan adalah ROA. Dengan meningkatnya ROA, maka pendapatan bank juga akan meningkat, sehingga return yang diterima oleh nasabah dan investor (pemegang saham) juga meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi ROA, maka return yang diterima oleh nasabah dan investor juga semakin tinggi. 2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (Dendawijaya, 2009:119). BOPO merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Naik turunnya rasio ini akan mempengaruhi laba yang dihasilkan karena semakin besar rasio biaya operasional ini, maka akan menurunkan laba yang dihasilkan oleh bank, begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi nilai BOPO maka kinerja keuangannya akan semakin buruk, namun semakin rendah nilai BOPO maka akan semakin baik untuk kinerja keuangan. 30
Nilai BOPO menurun apabila biaya operasional menurun, di lain pihak pendapatan operasional tetap atau meningkat. Semakin rendah BOPO maka bank akan semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan pendapatan yang paling tinggi. Apabila BOPO menurun maka pendapatan bank meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin rendah BOPO maka semakin tinggi tingkat bagi hasil yang diterima oleh para nasabah (Gundari, 2015). 3. Non Performing Financing (NPF) dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan awal.
Perkembangan
pemberian
pembiayaan
yang
paling
tidak
menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan serta bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dlam perjanjian pembiayaan. NPF merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami resiko
31
kegagalan. Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu (Veithzal, 2006) : a. Pembiayaan yang di dalam pelaksanaanya belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank b. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas c. Mengalami
kesulitan
di
dalam
menyelesaikan
kewajiban-
kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga/denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan d. Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu : a. Lancar b. Kurang lancar c. Diragukan d. Perjatian khusus e. Macet Apabila kualitas aset yang dicerminkan oleh NPF semakin meningkat, maka efektif pendapatan bank dari earning asset akan semakin
32
berkurang dan akibatnya akan menurunkan bagi hasil yang dibagikan kepada deposan. 4. Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Tingkat Bagi Hasil (TBH) Deposito Mudharabah Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat (Rivai, Veithzal and Idroes 2007). DPK merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah karena besarnya DPK berpengaruh pada besaran dana yang akan diinvestasikan. Maka ketika DPK meningkat, bagi hasil yang diperoleh deposan juga meningkat (Khasanah, 2012). F. Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian sebelumnya akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya yangsudah terlebih dahulu dilakukan. Meskipun ruang lingkup dalam penelitian ini dan penelitian
sebelumnya
hampir
sama,
namun
karena
objek,periode,
waktu,variabel dan alat analisis yang di gunakan berbeda, maka penelitian sebelumnya digunakan sebagai referensi untuk melengkapi penelitian. Berikut adalah beberapa ringkasan penelitian sebelumnya : 33
1. Rizky Amelia (2011) Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah
pada Perbankan
Syariah”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Capital Adeuacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa CAR,NPF dan FDR secara simultan berpengrauh signifikan terhadap variabel dependen Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (RBH). Sedangkan secara parsial CAR, NPF dan FDR juga berpengaruh signifikan terhadap RBH. 2. Husni (2011) Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ROE, BOPO dan NPL terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa BOPO dan NPL secara parsial bepengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Secara simultan variabel ROE, BOPO dan NPL tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 3. Serhan Cevik dan Joshua Charap (2011) Melakukan penelitian dengan judul “The Behavior of Conventional and Islamic Bank Deposit Returns in Malaysia and Turkey”. Tujan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku empiris suku bunga deposito bank konvensional dan tingkat imbal hasil pada retail 34
Islamicprofit and loss sharing investment acoount di Malaysia dan Turki. Hasil analisis menunjukan bahwa suku bunga deposito bank konvesional dan profit and loss sharingberkorelasi dan signifikan secara statistik. Pada uji kausalitas menunjukan bahwa suku bunga deposito bank konvesional adalah penyebab retun pada rekening profit and loss sharing. 4. Ulfah Khasanah (2012) Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pendapatan Bank, DPK dan ROA terhadap Profit Sharing Deposito Mudharabah pada PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2011”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simltan antara Pendapatan Bank, DPK dan ROA terhadap Profit sharing Deposito Mudharabah pada PT Bank syariah Mandiri tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan pertama, secara parsial Pendapatan Bank dan DPK berpengaruh signifikan terhadap
profit
sharing
deposito
Mudharabah.
sedangkan
ROA
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profit sharing deposito Mudharabah. Secara simultan Pendapatan Bank, DPK, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap profit sharing deposito Mudharabah. 5. Andryani Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Return on Asset, BOPO dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil 35
penelitian tersebut menunjukan bahwa ROA, BOPO dan Suku Bunga secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. ROA dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah, namun, BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat bagi hasil depositoMudharabah. 6. Radziah Abdul Latiff and Noreha Halid, Malaysia (2012) Melakukan penelitian dengan judul “The Mudharabah Deposit Rate Behaviour in Relation to the Conventional Deposit Rate”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara suku bunga bank konvensional dengan tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 7. Inda Aulina (2013) Dengan judul “The Influence of Conventional Bank Deposit Rate and Mudharaba Term Deposit Rate to Total Deposit of Mudharaba”. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel suku bunga deposito 1 bulan dan 3 bulan tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito Mudharabah, namun periode deposito 6 bulan dan 12 bulan menunjukan pengaruh yang negatif. 8. Siti Rahayu (2013) Dengan judul “Pengaruh Return On Asset, BOPO, Suku Bunga dan Capital
Adequacy Ratio
terhadap
Tingkat
Bagi
Hasil
Deposito
Mudharabah pada Perbankan Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, BOPO, suku bunga dan capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah pada perbankan syariah. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi 36
linier berganda. Hasil penelitian menunjukan secara parsial bahwa return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah, suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah,sedangkan CAR dan BOPO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Dan secara simultan return on asset, BOPO, suku bunga dan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah 9. Reza Wijaya Saputra (2014) Melakukan
penelitian
dengan
judul
“Faktor-Fakor
yang
Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah 2010-2013”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi rate of return (ROR) deposito Mudharabah bank umum syariah, yaitu rasio biaya operasional yang diukur dengan BOPO, efektivitas dana pihak ketiga yang diukur dengan FDR, tingkat suku bunga, dan profitabilitas yang diukur dengan ROE. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil analisis uji simultan, terdapat pengaruh BOPO, FDR, tingkat suku bunga, dan ROE secara bersama-sama terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil uji parsial, menujukkan bahwa FDR dan tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap rate of return deposito Mudharabah, sedangkan BOPO berpengaruh positif
37
signifikan dan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rate of return deposito Mudharabah selama periode penelitian. 10. Zaman Muzaky, Nuruz (2015) Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ROA, ROE, BOPO, FDR dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”. Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset return on equity, biaya operasional terhadap pendapatan operasional, financing to deposit ratio dan suku bunga terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ROE bepengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Variabel ROA, BOPO, FDR dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah Bank Umum Syariah.
No
Nama
Judul
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu Teknik Analisis Hasil
Persamaan
Perbedaan
Penelitian 1
Rizky
“Pengaruh CAR,
Regresi Linear
CAR, NPF dan
Return
Penggunan
Amelia
NPF dan FDR
Berganda
FDR secara
dengan
jumlah variabel
(2011)
terhadap Return Bagi
simultan
tingkat bagi
independen
Hasil Deposito
berpengaruh
hasil
berbeda dan 2
Mudharabah pada
signifikan
deposito
variabel
Perbankan Syariah”
terhadap
Mudharabah
independen
variabel
sebagai
berbeda
dependen
variabel
Return Bagi
dependen
Hasil Deposito
dan NPF
Mudharabah
sebagai
(RBH).
variabel
38
Sedangkan
independen
secara parsial CAR, NPF dan FDR juga berpengaruh signifikan terhadap RBH 2
Husni
“Pengaruh ROE,
Analisis Regresi
ROE,BOPO
BOPO
ROE dan NPL
(2011)
BOPO dan NPL
Linear Berganda
dan NPL
sebagai
sebagai variabel
terhadap Tingkat
secara
variabel
independen.
Bagi Hasil Deposito
simultan tidak
independen
Mudharabah pada
berpengaruh
dan Tingkat
Bank Syariah”
signifikan
Bagi Hasil
terhadap
Deposito
variabel
Mudharabah
dependen
sebagai
Tingkat Bagi
variabel
Hasil Deposito
dependen.
Mudharabah. Sedangkan secara parsial hanya BOPO dan NPL berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. 3
Serhan Cevik
“The Behavior of
Cointegration
Suku bunga
Ruang
Teknik analisis
dan Joshua
Conventional and
and causality
deposito bank
lingkup
dan beberapa
Charap
Islamic Bank Deposit
test
konvesional
return bagi
variabel
(2011)
Returns in Malaysia
dan profit and
hasil
independen
39
and Turkey”
loss sharing
deposito
berkorelasi
Mudharabah
dan signifikan secara statistik. Pada uji kausalitas menunjukan bahwa suku bunga deposito bank konvesional adalah penyebab retun pada rekening profit and loss sharing. 4
Ulfah
“Analisis Pengaruh
Analisis Regresi
Secara parsial
Ruang
Pendapatan bank
Khasanah
Pendapatan Bank,
Linear Berganda
Pendapatan
lingkup
sebagai variabel
(2012)
DPK dan ROA
Bank dan DPK
profit sharing
independen,Studi
terhadap Profit
berpengaruh
deposito
kasus pada
Sharing Deposito
signifikan
Mudharabah
lembaga yang
Mudharabah pada
terhadap profit
, DPK dan
berbeda, serta
PT Bank Syariah
sharing
ROA sebagai
periode penelitian
Mandiri Tahun 2008-
deposito
variabel
berbeda
2011”
mudharaba.
independen
sedangkan ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profit
40
sharing deposito mudharaba.Se cara simultan Pendapatan Bank, DPK, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap profit sharing deposito Mudharabah
5
Andryani
“Analisis Pengaruh
Regresi Linear
ROA, BOPO
ROA dan
Suku bunga
Isna K dan
Return on Asset,
Berganda
dan Suku
BOPO
sebagai variabel
Kunti
BOPO dan Suku
Bunga secara
sebagai
independen, studi
Sunaryo
Bunga terhadap
bersama-sama
variabel
kasus pada
(2012)
Tingkat Bagi Hasil
berpengaruh
independen
lembaga yang
Deposito
terhadap
berbeda, periode
Mudharabah pada
tingkat bagi
penelitian yang
Bank Umum
hasil deposito
berbeda.
Syariah”
mdharabah ROA dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharaba,B OPO tidak memiliki
41
pengaruh terhadap tingkat bagi hasil depositoMudh arabah 6
Radziah
“The Mudharabah
Autoregressive
Terdapat
Ruang
Teknik analisi
Abdul Latiff
Deposit Rate
distributed
pengaruh
lingkup yang
berbeda. studi
and Noreha
Behaviour in
lagged (ARDL)
positif antara
sama
kasus pada
Halid,
Relation to the
suku bunga
lembaga yang
Malaysia
Conventional
bank
berbeda, periode
(2012)
Deposit Rate”
konvensionl
penelitian yang
dengan tingkat
berbeda.
bagi hasil deposito Mudharabah. 7
Inda Aulina
“The Influence of
Regresi Linear
Variabel suku
(2013)
Conventional Bank
Berganda
bunga deposito lingkup
deposito bank
Deposit Rate and
1 bulan dan 3
imbal hasil
konvensional
Mudharaba Term
bulan tidak
deposito
sebagai variabel
Deposit Rate to Total
berpengaruh
Mudharabah
independen.
Deposit of
terhadap
Jumlah deposito
Mudharaba”
jumlah
Mudharabah
deposito
sebagai variabel
Mudharabah,
dependen
Ruang
Suku bunga
namun deposito periode 6 bulan dan 12 bulan menunjukan pengaruh yang negatif.
42
8
Siti Rahayu
“Pengaruh Return On Regresi Linear
Menunjukan
ROA dan
Suku bunga dan
(2013)
Asset, BOPO, Suku
secara parsial
BOPO
CAR sebaai
Bunga dan Capital
bahwa return
sebagai
variabel
Adequacy Ratio
on asset
variabel
independen
terhadap Tingkat
berpengaruh
independen
Bagi Hasil Deposito
positif dan
Mudharabah pada
signifikan
Perbankan Syariah”
terhadap
Berganda
tingkat bagi hasil deposito Mudharabah, suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah, sedangkan CAR dan BOPO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Dan secara simultan return on asset, BOPO,
43
suku bunga dan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah
9
Reza Wijaya
“Faktor-Fakor yang
Regresi Linear
Analisis uji
BOPO
Teknik analisis
Saputra
Mempengaruhi
Berganda
simultan,
sebagai
berbeda, FDR dan
(2014)
Tingkat Bagi Hasil
terdapat
variabel
ROE sebagai
Deposito
pengaruh
independen
variabel
Mudharabah Bank
BOPO, FDR,
independen dan
Umum Syariah 2010-
tingkat suku
studi kasus pada
2013”
bunga, dan
lembaga berbeda
ROE secara bersama-sama terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil uji parsial, menujukkan bahwa FDR dan tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap rate
44
of return deposito Mudharabah, sedangkan BOPO berpengaruh positif signifikan dan ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rate of return deposito Mudharabah selama periode penelitian. 10
Zaman
“Pengaruh ROA,
Regresi Linear
Menunjukan
ROA dan
ROE sebagai
Muzaky,
ROE, BOPO, FDR
Berganda
bahwa ROE
BOPO
variabel
Nuruz (2015)
dan Suku Bunga
bepengaruh
sebagai
independen
terhadap Tingkat
terhadap
variabel
Bagi Hasil Deposito
tingkat bagi
independen
Mudharabah pada
hasil deposito
Bank Umum
Mudharabah.
Syariah”
Variabel ROA, BOPO, FDR dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito
45
Mudharabah Bank Umum Syariah.
Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu G. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapatdisajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungankeduanya (Hamid, 2010:15). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis pengaruh Profitabilitas, BOPO, NPF dan DPK berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia dengan menggunakanmodel regresi linear berganda antara variabel dependen dan independen.Kerangka berpikir yang dirumuskan oleh penulis untuk memberikan gambaran sistematis penelitian ini, adalah sebagai berikut :
46
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
47
H. Hipotesis Penelitian ini menggunakan variabel bebas (independen) seperti : Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) , Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diduga memberikan pengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Parsial : a. H0 : β1 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha: β1≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah b. H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha: β2 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah c. H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha: β3 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
48
d. H0: β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha: β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah 2. Secara Simultan a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas, Biaya Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO),
Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup pengaruh variabel independen yaitu Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap variabel dependen yaitu Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Penelitian ini dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan masingmasing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, khususnya neraca, laporan distribusi bagi hasil, dan laporan perhitungan rasio keuangan yang dipublikasi dalam situs Otoritas Jasa Keuangan dan situs resmi masing-masing Bank Umum dan Unit Usaha Syariah dengan menggunakan data runtun waktu (time series), yaitu berupa data triwulanan periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2014 yang diperoleh dari laporan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan sumber-sumber terkait lainnya. B. Metode Penentuan Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil atau ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu. Jika populasinya besar, dengan menyeleksi bagian dari elemen-elemen populasi, maka kesimpulan tentang keseluruhan populasi dapat diperoleh sebaik seperti menggunakan populasi (generalisasi) hasilnya lebih baik cermat dan akurat jika populasi homogen. Maka dari itu, sampel yang diambil haruslah dapat representative (Wijaya, 2013 : 27).
50
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling ialah teknik pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), BOPO, NPF dan DPK terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Data penelitian ini menggunakan data laporan keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia diambil dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) maupun situs resmi masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka sampel penelitian ini diambil dengan kriteria: 1. Bank Umum dan Unit Usaha yang telah terdaftar sebagai lembaga keuangan syariah selama periode tahun 2009 sampai dengan 2014 2. Bank Umum syariah dan Unit Usaha syariah yang menerbitkan laporan keuangan triwulanan secara lengkap (Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Rasio Keuangan dan Distribusi Bagi Hasil) selama periode tahun 2009 sampai dengan 2014. Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 Bank Umum syariah dan 1 unit Usaha syariah, yaitu : 1. PT Bank Syariah Mandiri 2. PT Bank Muamalat Indonesia 3. PT Bank BRI Syariah 4. PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
51
Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah runtun waktu (time series) triwulanan neraca, laporan distribusi bagi hasil dan laporan perhitungan rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang dibatasi pada data penutupan setiap akhir kuartal selama periode pengamatan Januari 2009 sampai dengan Desember 2013. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang berupa brosur, literatur, majalah dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian (Sunyoto,2010:115). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Triwulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari 2009-Desember 2014 yang diproleh dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan dan website resmi masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dilakukan penulis untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah : 1. Study Kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literature pustaka seperti berbagai buku-buku, tesis, jurnal, artikel dan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini.
52
2. Dokumentasi Adalah pengumpulan data dengan cara mencari catatan-catatan, dokumentasi-dokumentasi dan arsip-arsip dari pihak yang bersangkutan (Sunyoto,2010:115). Dokumentasi dalam penelitian ini bersumber dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id), situs resmi PT Bank Syariah Indonesia
Mandiri
(www.syariahmandiri.co.id),
(www.bankmuamalat.co.id),
(www.brisyariah.co.id),
PT
Bank
PT
PT Bank
Danamon
Bank
Muamalat
BRI Indonesia
Syariah Tbk
(www.danamon.co.id). D. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik melalui pendekatan regresi linier berganda. regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen (X1, X2, X3, X4..…dst) Terhadap variabel dependen y atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen y berdasarkan nilai variabelvariabel independen (X1, X2, X3, X4..…dst). (Uyanto,2009:243). Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan software yang berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik yaitu IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Statistics Versi 20 (SPSS 22).Dalam metode regresi linier berganda untuk dapat memberikan koefisien yang baik atau bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) harus bebas dari Uji Asumsi Klasik. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan menguji kebenaran hipotesis berdasarkan data penelitian. 53
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah dalam penelitian ini dinyatakan dalam fungsi : TBH = f(Profitabilitas,BOPO,NPF,DPK) Persamaan umum regresi yang digunakan untuk lebih dari dua variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = β0 +β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Dimana : Y = Variabel Dependen Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah β0 =Konstanta X1= Variabel Independen Profitabilitas X2 = Variabel Independen BOPO X3 = Variabel Independen NPF X4 = Variabel Independen DPK ε = residual Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis koefisien β akan bernilai positif jika menunjukan hubungan searah antara variabel independen dengan variabel dependen, artinya kenaikan nilai variabel independen akan mempengaruhi kenaikan nilai variabel dependen, demikian pula sebaliknya. Jika nilai β negatif maka menunjukan hubungan yang berlawanan, artinya jika nilai variabel independen mengalami kenaikan, maka nilai variabel dependen akan mengalami penurunan.
54
1. Uji Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary
Least
Square)/OLS)
merupakan
model
regresi
yang
menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbias Estimatitor/BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik diantaranya : Nonmultikolinieritas. Artinya,antara variabel independen yang satu dengan independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Homoskedastisitas. Artinya, varians semua variabel adalah konstan (sama). Nonautokorelasi. Artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel dalam model melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya, nilai suatu variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai variabel lain pada masa yang akan datang (Algifari,2013:83). Berikut beberapa asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini : a. Uji Normalitas Uji asumsi normalitas menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (sunyoto, 2009:84). Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. 55
Seperti diketahui bahwa Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan analisis grafik (Ghazali 2013) : 1) Analisis grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas revidual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data
sesungguhnya
akan
mengikuti
garis
diagonalnya. 2) Analisis Statistik Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal 56
HA : Data residual tidak berdistribusi normal b. Uji Multikolinieritas Dalam uji asumsi klasik, terdapat beberapa penyimpangan yang akan sangat berpengaruh terhadap pola perubahanan variabel dependen. Penyimpangan tersebut salah satunya adalah adanya multikolinearitas dalam
model
regresi
yang
dihasilkan.
Artinya,
antarvariabel
independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Konsekuensi yang sangat penting bagi model regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah (kesalahan beta) juga akan semakin besar. Akibatnya, model regresi yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir nilai variabel independen. Menghilangkan adanya multikolinearitas pada suatu model regresi terdapat bermacam-macam cara. Cara yang paling mudah adalah menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi. Jika ini dilakukan berarti melakukan kesalahan spesifik, karena mengeluarkan variabel independen dari model
regresi
yang
secara
teoritis
variabel
tersebut
dapat 57
mempengaruhi variabel dependen. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menambah data. Cara ini akan bermanfaat jika dapat dipastikan bahwa adanya multikolinearitas dalam model regresi disebabkan oleh kesalahan sampel. Di samping kedua cara tersebut, terdapat cara yang sering digunakan, yaitu dengan mentransformasi variabel.
Nilai
variabel
yang digunakan
mundur
satu
tahun
(Algifari,2013:84). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah
yang
dijelaskan
oleh
variabel
independen
lainnya.
Tolerancemengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance≤0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghazali 2013). c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah 58
yang
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
Heteroskedastisitas.
Kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas di dalam model regresi, dapat dilakukandengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola heteroskedastisitas data dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastistias. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji statistik untuk mendeteksi heteroskedastisitas salah satunya yaitu Uji Glesjer. Glesjer mengusulkan untuk meregresi nilai absolut
59
residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan persamaan regresi: |Ut| =Xt + vt Dimana: |Ut| = Nilai residual absolut Xt = Variabel bebas Jika nilai dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya Heterokedastisitas.(Ghozali, 2013:142) d. Uji Autokorelasi Penyimpangan model regresi klasik yang selanjutnya adalah adanya otokorelasi dalam model regresi. Artinya, adanya korelasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time seriesKonsekuensi dari adanya otokorelasi dalam suatu model regresi adalah varianssampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu (Algifari 2013). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi (Ghazali 2013).
60
1) Uji Durbin-Watson (DW test) Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 ) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi Tolak
0
positif Tidak ada autokorelasi No decision
dl≤d≤du
positif Tidak
ada
korelasi Tolak
4-dl
ada
korelasi No decision
4-du≤d≤4-dl
negative Tidak negatif Tidak ada autokorelasi, Tidak ditolak
Du
positif atau negatif
2) Pengobatan Autokorelasi Oleh karena adanya autokorelasi, maka nilai standard error (se) dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang 61
dapat diestimasi dengan beberapa cara seperti di bawah ini (Ghazali,2013:130) : a. Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d ρ=1-
d 2
b. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d d
ρ=
n2 (1- ) + k2 2 2 n -k2
Langkah Analisis : 1. Dapatkan nilai lag satu residual (Ut-1) dengan perintah Transform dan Compute 2. Isikan pada target variabel Ut_1 dan isikan pada kotak Numeric Expression Lag(Res_1) 3. Dari menu utama spss, pilih Analyze, kemudian submenu Regressi, lalu pilih Linear 4. Pada kotak dependent isikan variabel Res_1 (Ut) dan pada kotak independent isikan variabel Ut-1 (Lag satu dari Ut). Abaikan yang lain dan pilih Ok 5. Gunakan nilai ρ pada iterasi pertama untuk mentransformaikan persamaan regresi. Langkah Iterasi : 1. Membentuk variabel TBHt_1, ROAt_1, BOPOt_1, NPFt_1, dan DPKt_1 dengan perintah Transform dan Compute. Pada kotak Target Variabel isikan dengan TBHt_1 dan pada kotak Numeric 62
Expression isikan TBH- ρ *Lag(TBH) . lakukan hal yang sama untuk semua variabel independen. 2. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBHt_1, dan pada kotak independen variabel isikan variabel , ROAt_1, BOPOt_1, NPFt_1, dan DPKt_1 3. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih Ok 4. Membandingkan hasil regresi persamaan awal sebelum dilakukan
transformasi dan hasil regresi setelah dilakukan
transformasi jika masih terdapat autokorelasi, maka lanjutkan tahapan selanjutnya. Langkah iterasi kedua : 1. Nilai yang diperoleh dari iterasi pertama kita gunakan untuk mengestimasi model general difference equation sebagai berikut: (Yt-^ Yt-1) = 1(1-^ ) + 2(Xt-^ Xt-1)+(t - ^ t – 1) 2. Oleh karena kita belum memiliki beberapa variabel seperti (Yt-1) dan ^ (Xt-1), maka kita membuat variabel ini dengan perintah Transform dan Compute. 3. Pilih Transform dan Compute dan isikan pada Target Variabel
63
TBHt_1 = TBH-(*Lag(TBH)) lakukan juga pada variabel independennya. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian Regression lalu Linear 4. Pada kotak dependen isikan variabel dependennya (TBHt_1) 5. Pada kotak independen isikan variabel independenya Hitung persamaan : t** = Yt-*1**2 * Xt 6. Pilih Transform lalu Compute dan isikan seperti di bawah ini: 7. Pilih OK, sekarang kita punya variabel baru Ut 8. Buat variabel Lag satu Ut** dengan Transform dan Compute 9. Langkah berikutnya mengestimasi pada iterasi kedua dengan persamaan regresi 10. Dari menu utama SPSS pilih Analyze kemudian Regression lalu Linear 11. Pada kotak dependen isikan Ut 12. Pada kotak independen isikan LagUt 13. Pilih OK 14. Gunakan nilai pada iterasi kedua untuk mentransformasikan persamaan regresi. 15. Pilih Transform lalu Compute Isikan Target Variabel dengan TBH@ (dan Numeric Expression isikan TBH@ = TBH-0.916*LAG(TBH) Lakukan untuk semua variabel X-nya 64
16. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBH@, dan pada kotak independen variabel isikan variabel, ROA@, BOPO@, NPF@, dan DPK@ 17. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih Ok 18. Bandingkan nilai Durbin-Watson saat ini, apakah masih terjadi autokoreasi atau tidak jika nilai d terletak antara nilai dU dengan 4-Du, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut sudah tidak mengandung masalah autokorelasi lagi. 2. Uji Statistik Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghazali 2013). a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel
penjelas/independen
secara
individual
dalam 65
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (βi) sama dengan nol, atau: H0 : βi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : βi ≠0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t salah satunya adalah dengan cara membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen dapat diterima. b. Uji Siginifikansi F (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : H0 : b1=b2= ….=bK=0
66
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : Ha : b1 ≠b2≠…≠bk≠0 Artinya, semua variabel independen secara simulatan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan criteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0ditolak dan menerima Ha. c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Misalnya, nilai R kuadrat pada suatu persamaan 67
regresi yang menunjukan hubungan pengaruh variabel Y (sebagai variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari hasil penghitungan tertentu adalah 0,85. Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaaan regresi yang diperoleh adalah 85%. Sisanya, yaitu 15%, variasi variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar persamaan (model) (Algifari 2013). Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien deteminasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar menggunakan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengavaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghazali, 2013 : 97).
68
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel lain (Sunyoto,2010:114) variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah mencerminkan tingkat imbalan yang diterima oleh nasabah dari produk deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Untuk penentuan variabel dependen tingkat bagi hasil deposito Mudharabah digunakan data distribusi bagi hasil Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terdapat pada laporan keuangan triwulanan masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 2. Variabel Independen Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sunyoto,2010:114), variabel bebas dalam penelitian ini meliputi : a. Profitabilitas (X1) Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antar laba sebelum pajak terhadap rata-rata total aset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan 69
semakin besar. ROA dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat Edaran bank Indonesia No 12/11/DPNP, 31 Maret 2010, yaitu : ROA =
Laba Sebelum Pajak Rata−Rata Total Aset
b. BOPO (X2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, baiya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. BOPO dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No 12/11/DPNP 31 Maret 2010, yaitu : BOPO =
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
c. NPF (X3) Non Performing Financing (NPF) merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase. d. DPK (X4) Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan nasabah dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam rupiah dan valuta asing yang 70
dihimpun bank syariah pada saat tertentu, dinyatakan dalam miliar rupiah.
71
Variabel Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y)
Profitabilitas (X1)
BOPO (X2)
NPF (X3)
DPK (X4)
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Konsep Variabel Indikator Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah mencerminkan tingkat imbalan yang diterima oleh nasabah dari produk deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), digunakan untuk mengukur keammpuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Non Performing Financing (NPF) merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan nasabah dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam rupiahk dan valuta asing yang dihimpun bank syariah pada saat tertentu
Skala
Ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil/fee/bonus Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari 2009 Desember 2014 (dalam persentase)
Rasio
Nilai ROA Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada Laporan Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2009 – Desember 2014 (dalam persentase)
Rasio
Nilai BOPO Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada Laporan Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2009 – Desember 2014 (dalam persentase)
Rasio
Nilai NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada Laporan Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2009 – Desember 2014 (dalam persentase) Komposisi DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari 2009 – Desember 2014 (dalam milyar rupiah)
Rasio
Rasio
72
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan BUS dan UUS di Indonesia Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992
adalah
Bank
Muamalat
Indonesia
(BMI).
Walaupun
perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia terus berkembang (Karim,2007:25). Perkembangan ini terutama terlihat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberi izin untuk pembukaan bank syariah yang baru maupun izin pendirian Unit Usaha Syariah (UUS) untuk bank-bank konvensional. Perbedaan operasi antara Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) hampir tidak ada, kecuali dalam hal kebebasan kebijakan manajemen. BUS merupakan badan usaha sendiri yang memiliki independensi kebijakan sehingga memiliki otonomi dalam memilih strategi bisnis dan pengembangannya. Sementara itu, UUS merupakan bagian dari bank konvensional induknya sehingga kurang memiliki kebebasan dalam menentukan kebijakan manajemen (Ascarya,2011:204). Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit bank syariah, maka pada tahun 2009, jumlah bank syariah di Indonesia telah bertambah menjadi 31 unit, yaitu 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit 73
Usaha Syariah. Sementara jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)mencapai 138 unit hingga akhir tahun 2009. Sedangkan pada akhir periode tahun 2014 tercatat jumlah Bank Umum Syariah mencapai perkembangan yang cukup pesat yakni bertambah sebanyak 6 unit menjadi berjumlah 12 Bank Umum Syariah. Dan sebaliknya jumlah Unit Usaha Syariah pada akhir tahun 2014 tercatat berkurang 3 UUS, dari jumlah 25 Unit Usaha Syariah pada tahun 2009 menjadi 22 UUS pada akhir periode 2014. Selama periode tahun 2009 sampai 2014 jumlah kantor BUS dan UUS bertambah sebanyak 1.473 kantor. Perkembangan jumlah unit Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode tahun 2009-2014 dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini : Gambar 4.1 Jumlah BUS dan UUS di Indonesia periode tahun 2009 - 2014 30 25
25 23
24
23
23
22
20
unit
15
11
10 5
11
11
11
12
Jumlah Bank Umum Syariah (BUS) Jumlah Unit Usaha Syariah (UUS)
6
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah) Perkembangan perbankan syariah saat ini tentunya juga harus didukung sumber dayainsani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Namun, realitas yang ada menunjukan bahwa masih 74
banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic Banking.
Tentunya
produktivitas
kondisi
dan
ini
cukup
profesionalisme
signifikan
mempengaruhi
perbankan
syariah
itu
sendiri(Karim,2007:27). 2. Perkembangan Profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia Profitabilitas
bank
merupakan
suatu
kemampuan
dalam
menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas atau rentabilitas yang terus meningkat di atasstandar yang ditetapkan. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir 2012:327). Return on Asset (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. Perkembangan rasio profitabilitas (ROA) bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia pada periode Januari 2009-Desember 2014 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
75
Gambar 4.2 Perkembangan ROA BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009Desember 2014 ROA 3
persentase
2.5 2 1.5 1 0.5 0
periode ROA
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah) Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai ROA mencapai titik tertinggi sebesar 2,52% pada Januari 2013 dan mengalami penurunan yang cukup baik dengan titik terendah sebesar 0,08% pada Januari 2014. Perkembangan ROA Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) menunjukan pertumbuhan yang cenderung menurun pada periode tahun 2014 dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya. Itu menunjukkan bahwa aset BUS dan UUSsemakin menurun. Sebagai salah satu rasio pengukur efektivitas perusahaan, peningkatan pada nilai ROA menunjukan kinerjaperusahaan yang semakin baik, karena return yang didapat semakin besar dan juga sebaliknya apabila nilai ROA semakin kecil, menunjukan bahwa tingkat
76
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang diukur dari nilai asetnya terbilang rendah. 3. Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), merupakan rasio yang sering disebut dengan rasio efisiensi, digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap Pendapatan Operasional. Semakin rendah BOPO maka bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan pendapatan yang paling tinggi.Berikut adalah perkembangan BOPO Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode Januari 2009 sampai Desember 2014 : Gambar 4.3 Perkembangan BOPO BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009Desember 2014
BOPO 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
periode BOPO
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
77
Berdasarkan gambar 4.3dapat disimpulkan bahwa nilai BOPO mengalami perkembangan yang relatif stabil, dimana mencapai titik tertinggi sebesar 86,22% pada Januari 2012 dan berada pada titik terendah sebesar 70,43% pada Januari 2013. Karena nilai BOPO mencerminkan efisiensi produksi, maka semakin rendah nilai BOPO menunjukan bahwa bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya. Apabila BOPO rendah maka pendapatan bank akansemakin meningkat. 4. Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia NonPerforming Financing (NPF)merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan macet dengan keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah, dan dinyatakan dalam persentase. Nilai NPF yang tinggi menunjukkan bahwa bank syariah mengalami kerugian akibat tingkat pengembalian kredit yang kurang lancar, diragukan dan macet, dan sebaliknya jika nilai NPF rendah maka hal ini menunjukkan bahwa bank syariah mengalami keuntungan oleh karena tingkat pengembalian kredit yang lancar Berikut adalah data perkembangan NPF pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode Januari 2009 sampai Desember 2014 :
78
Gambar 4.4 Perkembangan NPF BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009Desember 2014
persentase
NPF 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
periode NPF
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah) Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa NPFmencapai titik tertinggi sebesar 4,39% pada Januari 2009, lalu terus mengalami perkembangan yang fluktuatif hingga Desember 2012, NPF mengalami penurunan yang cukup baik dengan titik terendah sebesar 2,22% pada Desember 2012, lalu cenderung meningkat hingga Desember 2014 mencapai nilai sebesar 4,33%. Tingginya nilai NPF mencerminkan bahwa kualitas pembiayaan bank syariah masih rendah serta kekhawatiran resiko pembiayaan macet semakin meningkat. Untuk periode selanjutnya diharapkan bank syariah lebih berhati-hati dalam menyeleksi calon nasabah yang akan diberikan pembiayaan.
79
5. Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia Dana Pihak Ketiga adalah simpanan nasabah, baik nasabah perorangan, lembaga atau instansi, dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dalam rupiah dan valuta asing yang dihimpun pada saat tertentu dalam milyar rupiah. Prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam penghimpunan dana pihak ketiga dari masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah. Dana pihak ketiga pada perbankan syariah dikelola berdasarkan prinsip bagi hasil. Data perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode Januari 2009-Desember 2014 dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.5 Perkembangan DPK BUS dan UUS di Indonesia periode Januari 2009Desember 2014 DPK (dalam milyar rupiah) Rp250,000
milyar
Rp200,000 Rp150,000 Rp100,000 Rp50,000 Rp-
periode DPK (dalam milyar rupiah)
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah) Berdasarkan gambar 4.5 diketahui bahwa perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia 80
periode Januari 2009sampai Desember 2014 relatif menunjukkan peningkatan. Jumlah DPK pada Desember 2010 tercatat sebesar Rp.76,036 milyar yang mana jumlah tersebut meningkat dari periode sebelumnya yaitu pada Juni 2010 yang sebesar Rp.58,079 milyar.
Kemudian pola
grafik DPK terus menunjukkan perkembangan yang cenderung meningkat terutama pada akhir periode tahun 2014, dari data yang diperoleh, jumlah Dana Pihak Ketiga pada Desember 2014 sebesar Rp.217.858 milyar rupiah, jumlah tersebut merupakan tertinggi dibandingkan pada periodeperiode sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah untuk menyimpan dan mengelola dana masyarakat semakin meningkat dari tahun ketahun. 6. Profil Singkat Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah a.
Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh 81
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut 82
diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong). (http://www.bankmuamalat.co.id/tentang/profil-muamalat) b.
BRI Syariah Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service
83
excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah. Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank
84
BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah. (http://brisyariah.co.id/?q=sejarah) c.
Bank Syariah Mandiri Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 19971998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi
dan
merekapitalisasi
sebagian bank-bank
di
Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank 85
Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero)
pada
tanggal
31
Juli
1999.
Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi Perbankan
Syariah.
serta
membentuk
Pembentukan
tim
Tim ini
Pengembangan
bertujuan
untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah
segera
mempersiapkan
sistem
dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip 86
syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi
Gubernur
Senior
Bank
Indonesia
No.
1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. (http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profilperusahaan/) d.
Unit Usaha Syariah Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali 87
digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Danamon telah bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan Terkemuka di
Indonesia” yang keberadaanya diperhitungkan.
Danamon bertujuan mencapai posisi ini dengan menjadi organisasi yang berpusat pada nasabah; yang melayani semua segmen, dengan menawarkan nilai
yang unik
untuk
masing-masing segmen;
berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan didukung oleh teknologi kelas dunia. Sejalan dengan upaya ini, Danamon beraspirasi menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan dihormati oleh semua pihak pemangku kepentingan, sementara memegang teguh kelima nilai perusahaan yaitu: peduli, jujur, mengupayakan yang terbaik, kerjasama, dan profesionalisme yang disiplin.
88
Tumpuan
Danamon
untuk
memenuhi
semua
kebutuhan
nasabahnya tercermin dari pendekatan bisnis. Fokus perbankan yang universal, diimplementasikan pada tahun 2003 menentukan arah ekspansi bisnis Danamon ke depan. Pada akhir 2004, Danamon telah melengkapi rangkaian segmen usahanya, mulai dari mass market, perbankan komersial dan UKM, perbankan ritel, bisnis kartu kredit, perbankan syariah, perbankan korporasi, tresuri, pasar modal dan lembaga keuangan, serta Adira Finance. Pada 2004 Danamon juga membangun bisnis asuransi dan bisnis keuangan rumah tangga lewat Adira Insurance dan Adira Kredit (dulunya Adira Quantum). Pembelian bisnis kartu American Express di Indonesia pada 2006 memposisikan Danamon sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di Indonesia. Sebagai surviving entity dari peleburan 9 Bank Taken Over (BTO) pada masa krisis keuangan Asia di akhir 1990-an, Danamon telah bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar dan terkuat di Asia. Didukung oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya untuk memenuhi brand promise-nya untuk menjadi bank yang “bisa mewujudkan setiap keinginan nasabah”. Danamon adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia dari jumlah pegawai – sekitar 60,618 (termasuk karyawan anak perusahaan) pada Desember
2014
-
yang
berfokus
untuk
89
merealisasikan visinya: “Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.” Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif. http://www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiUmum/C ompanyProfile/tabid/223/language/id-ID/Default.aspx B. Analisis dan Pembahasan Semua data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time series) dalam bentuk data triwulan dimulai pada periode triwulan tahun 2009 – triwulan tahun 2014. Penelitian ini menggunakan tingkat bagi hasil deposito Mudharabah sebagai variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel independen (variabel bebas) yang digunakan adalah profitabilitas (dalam bentuk ROA), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan triwulan masing-masing bank umum syariah dan unit usaha syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2009 – 2014, total data yang diperoleh terdiri dari 96 data. Sehingga diharapkan data-data 90
tersebut dapat merepresentasikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah pada bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel independen (X1,X2,X3,X4.. dst) terhadap variabel dependen (Y) atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen (Y) berdasarkan nilai variabelvariabel independen (X1,X2,X3,X4.. dst). Prosedur analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan software yang berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik yaitu IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Statistics Versi 20 (SPSS 20). 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari Uji statistik non-parametrik Kolmogorov smirnov dan analisis grafik untuk menguji normalitas data, Uji Multikolinieritas dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factors (VIF), Uji Heteroskedastisitas menggunakan hasil olah data berupa scatterplot dan uji glejser, serta uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). 91
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis grafik dengan melihat hasil grafik histogram dan normal probability plot dan analisis statistik dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk analisis grafik dengan histogram
dan
normal
probability
plot
dasar
pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut : 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Normalitas dengan menggunakan uji analisis grafik dalam penelitian ini setelah diolah dengan bantuan SPSS 20 hasilnya sebagai berikut :
92
Gambar 4.6 Histogram
Berdasarkan grambar 4.6 di atas, histogram membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal atau data berdistribusi normal. Gambar 4.7 Normal Probability-Plot
93
Berdasarkan gambar 4.7, terlihat bahwa penyebaran data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang berarti bahwa data berdistribusi normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji Normalitas dengan menggunakan uji analisis statistik nonparametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) dalam penelitian ini setelah diolah dengan bantuan SPSS hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.1 Uji Normalitas (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N Normal Parametersa,b
96 Mean Std.
0E-7 .79489678
Deviation Most Extreme Differences
Absolute
.095
Positive
.095
Negative
-.082
Kolmogorov-Smirnov Z
.929
Asymp. Sig. (2-tailed)
.354
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Besarnya nilai Kolmogorov smirnov adalah 0,929 dan signifikan pada 0,354 jauh di atas α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal.
94
b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Uji Multikolieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dengan ketentuan apabila nilai tolerance kurang dari0.10 atau Tollerance<0.10 dan nilai VIF melebihi 10 atau VIF > 10, maka terjadi masalah multikolieritas, dan sebaliknya, apabila nilai tolerance lebih dari sama dengan 0.10 atau tolerance≥ 0.10 dan nilai VIF kurang dari sama dengan 10 atau VIF ≤ 10 maka model regresi bebas dari masalah multikolinieritas. Uji multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan VIF dalam penelitian ini setelah diolah dengan bantuan SPSS 20 hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas dengan tolerance dan VIF
95
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, nilai tolerance variabel bebas Profitabilitas (ROA) = 0,174, BOPO = 0,191, NPF = 0,787 dan DPK = 0,653, menunjukan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebasnya. Sedangkan hasil perhitungan nilai VIF variabel bebas ROA = 5,747, BOPO = 5,225, NPF = 1,271 dan DPK = 1,530 menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada varibel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis grafik Scatterplot dan uji statistic dengan uji glejser . Uji heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatterplot dalam penelitian ini setelah diolah dengan bantuan SPSS 20 hasilnya sebagai berikut :
96
Gambar 4.6 Scatterplot
Berdasarkan grafik Scatterplot pada gambar 4.6 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Sedangkan untuk uji statistik dengan uji Glejser hasilnya adalah sebagai berikut :
97
Tabel 4.3 Uji Glejser
Hasil tampilan spss pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut (ab). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat
disimpulkan
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah Autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Berikut adalah hasil uji Autokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW) dalam penelitian ini : 98
Tabel 4.4 Uji Autokelasi Durbin-Watson Model Summaryb Mod
R
el 1
.714a
R
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
Square
the Estimate
Watson
.510
.488
.81218
1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA b. Dependent Variable: TBH
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, uji Durbin Watson memberikan nilai DW sebesar 1,089, nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 96, jumlah variabel independen (k) = 4 dan tingkat signifikansi 0,05 di dapat nilai dL (lower) = 1,5821 dan nilai dU (upper) = 1,7553. Oleh karena nilai DW = 1,089 berada dibawah batas nilai dL = 1,5821 dan di atas 0, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi positif. 1) Pengobatan Autokorelasi Oleh karena adanya autokorelasi, maka nilai standard error (se) dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang dapat diestimasi dengan beberapa cara seperti di bawah ini (Ghazali,2013:130) : c. Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d d 1,089 ρ=1- =1= 0.4555 2 2 d. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d 2
ρ=
n2 (1-d2)+ k 2
n2 -k
1,089
962 (1- 2 )+ 42 = = 0.458 962 -42
99
Langkah Analisis : 6. Dapatkan nilai lag satu residual (Ut-1) dengan perintah Transform dan Compute 7. Isikan pada target variabel Ut_1 dan isikan pada kotak Numeric Expression Lag(Res_1) 8. Dari menu utama spss, pilih Analyze, kemudian submenu Regressi, lalu pilih Linear 9. Pada kotak dependent isikan variabel Res_1 (Ut) dan pada kotak independent isikan variabel Ut-1 (Lag satu dari Ut). Abaikan yang lain dan pilih Ok. Berikut output spss nya : Tabel 4.5 Iterasi nilai ρ
Berdasarkan hasil output spss diperoleh nilai ρ pada iterasi pertama sebesar 0,452 (yaitu nilai koefisien variabel Ut_1) Berdasarkan pada perhitungan diatas diperoleh nilai ρ menurut berbagai metode seperti terlihat pada tabel 4.6 :
100
Metode
Tabel 4.6 Variasi Nilai ρ Nilai ρ
Durbin-Watson d
0,4555
Theil-Nagar d
0,458
Cochrane-Orchutt step 1
0,452
Nilai ρ = 0,452 pada nilai iterasi pertama digunakan untuk mentransformaikan persamaan regresi. 5. Membentuk variabel TBHt_1, ROAt_1, BOPOt_1, NPFt_1, dan DPKt_1 dengan perintah Transform dan Compute. Pada kotak Target Variabel isikan dengan TBHt_1 dan pada kotak Numeric Expression isikan TBH-0,452*Lag(TBH) . lakukan hal yang sama untuk semua variabel independen. 6. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBHt_1, dan pada kotak independen variabel isikan variabel , ROAt_1, BOPOt_1, NPFt_1, dan DPKt_1 7. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih Ok 8. Berikut adalah tampilan hasil output spss pada tabel 4.7
101
Tabel 4.7 Durbin-Watson Setelah Iterasi pertama Model Summaryb Model
1
R
R Square
.528a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.279
.247
Durbin-Watson
.68627
1.583
a. Predictors: (Constant), DPKt_1, BOPOt_1, NPFt_1, ROAt_1 b. Dependent Variable: TBHt_1
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, uji Durbin Watson memberikan nilai DW sebesar 1,583, nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan dL (lower) = 1,5821 dan nilai dU (upper) = 1,7553. Oleh karena nilai DW = 1,583 berada diantara dL = 1,5821 dan dU = 1,7553, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil masih ragu-ragu. Untuk itu harus dilanjutkan ke iterasi kedua. Langkah iterasi kedua : 19. Nilai = 0.452 yang diperoleh dari iterasi pertama kita gunakan untuk mengestimasi model general difference equation sebagai berikut: (Yt-^ Yt-1) = 1(1-^ ) + 2(Xt-^ Xt-1)+(t - ^ t – 1) 20. Oleh karena kita belum memiliki beberapa variabel seperti
(Yt-1)
dan ^ (Xt-1), maka kita membuat variabel ini dengan perintah Transform dan Compute. 21. Pilih Transform dan Compute dan isikan pada Target Variabel TBHt_1 = TBH-(0.452*Lag(TBH)) ROAt_1=ROA (0.452*Lag(ROA)) BOPOt_1=BOPO(0.452*Lag(BOPO)) 102
NPFt_1 = NPF-(0.452*Lag(NPF)) DPKt_1 = DPK-(0.452*Lag(DPK)) Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian Regression lalu Linear 22. Pada kotak dependen isikan pROA 23. Pada kotak independen isikan pDebtFinancing, pEquityFinancing, pNPF 24. Hasil Output SPSS Tabel 4.8 Hasil Output SPSS
*2 = -0.245, *3 = -0.011, *4= -0.061, *5= -3645E-008, sedangkan nilai *1 = 1(1-)=(-0.010).*(1-0.452)=0.00548 Berdasarkan kedua nilai ini maka nilai t** dapat dihitung dengan seperti di bawah ini:
t** = Yt-*1**2 * Xt 25. Pilih Transform lalu Compute dan isikan seperti di bawah ini:
103
TBH-(0.00548)-((-0.245)*ROA)-((0.011)*BOPO)-((0.061)*NPF) ((-3.645)*DPK) 26. Pilih OK, sekarang kita punya variabel baru Ut 27. Buat variabel Lag satu Ut** dengan Transform dan Compute 28. Langkah berikutnya mengestimasi pada iterasi kedua dengan persamaan regresi 29. Dari menu utama SPSS pilih Analyze kemudian Regression lalu Linear 30. Pada kotak dependen isikan Ut 31. Pada kotak independen isikan LagUt 32. Pilih OK 33. Hasil Output SPSS Tabel 4.9 Hasil Output SPSS Lag_Ut Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
-5622737.249
4126705.826
.916
.043
Beta -1.363
.176
21.519
.000
1 Lag_Ut
.913
a. Dependent Variable: Ut
34. Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.9 diperoleh nilai = 0.916 pada iterasi kedua. Berdasarkan pada perhitungan di atas diperoleh menurut berbagai metode seperti terlihat pada tabel 4.10 :
104
Tabel 4.10 Variasi Nilai ρ ke-2 Metode Nilai
Kita
Durbin-Watson d
0.4555
Theil-Nagar d
0.458
Cochrane-Orcutt Step 1
0.452
Cochrane-Orcutt Step 2
0.916
memilih
metode
Cochrane-Orcutt
Step
2
untuk
mentransformasikan persamaan regresi menjadi seperti di bawah ini: 35. Pilih Transform lalu Compute Isikan Target Variabel dengan TBH@ (dan Numeric Expression isikan TBH@ = TBH-0.916*LAG(TBH) Lakukan untuk semua variabel X-nya ROA@ = ROA-0.916*LAG(0.916) BOPO@ = BOPO-0.916*LAG(BOPO) NPF@ = NPF-0.916*LAG(NPF) DPK@ = DPK-0.916*LAG(DPK) 36. Dari menu utama spss pilih Analyze, kemudian Regression, lalu pilih Linear. Pada kotak dependent isikan variabel TBH@, dan pada kotak independen variabel isikan variabel, ROA@, BOPO@, NPF@, dan DPK@ 37. Pilih statistik dan aktifkan Durbin-Watson (untuk menguji apakah masih terjadi autokorelasi). Abaikan lainnya dan pilih Ok 38. Berikut adalah tampilan hasil output spss 105
Tabel 4.11 Nilai DW setelah Pengobatan Model Summaryb Model
1
R
.409a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.167
.130
.65104
Durbin-Watson
2.081
a. Predictors: (Constant), DPK@, NPF@, ROA@, BOPO@ b. Dependent Variable: TBH@
Berdasarkan tabel 4.11 di atas nilai Durbin-Watson menjadi sebesar 2,081. Karena nilai Durbin-Watson sebesar 2,081 terletak antara nilai dU (1.7553) dengan 4-Du (2.2447), maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut sudah tidak mengandung masalah autokorelasi lagi. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier digunakan untuk melihat pengaruh varibel sejumlah variabel independen terhadap variabel dependen y atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen y berdasarkan nilai variabel-variabel independen. Berikut adalah hasil analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dengan program SPSS : Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa dari keempat variabel independen yang dimasukkan kedalam model regresi variabel 106
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk BOPO sebesar 0,115 yang jauh diatas 0,05.Sedangkan variabel Return on Asset (ROA), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) signifikan pada 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah dipengaruhi oleh variabel ROA, NPF dan DPK dengan persamaan matematis : Y = 10,299 – 0.754 ROA + 0.156 NPF – 4,543E-008 DPK Berdasarkan hasil persamaan diatas, maka hasil koefisien regresinya dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Nilai konstanta sebesar 10,299 menyatakan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari ROA, BOPO, NPF dan DPK dianggap konstan, maka besarnya tingkat bagi hasil deposito Mudharabah adalah sebesar 10,299 b. Nilai koefisien regresi ROA sebesar – 0,754 menyatakan bahwa apabila variabel independen lainnya tetap, maka setiap kenaikan per satuan variabel ROA akan menyebabkan penurunan tingkat bagi hasil deposito Mudharabah sebesar 0,754% demikian pula sebaliknya. c. Nilai koefisien regresi NPF sebesar 0,156 menyatakan bahwa apabila variabel independen lainnya tetap, maka setiap kenaikan per satuan NPF akan menyebabkan penurunan tingkat bagi hasil deposito Mudharabah sebesar 0,156% demikian pula sebaliknya.
107
d. Nilai koefisien regresi DPK sebesar 4,543E-008 menyatakan bahwa apabila variabel independen lainnya tetap, maka setiap kenaikan per satuan NPF akan menyebabkan kenaikan pada variabel tingkat bagi hasil deposito Mudharabah sebesar 4,543E-008 juta rupiah demikian pula sebaliknya. 3. Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi F (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen (bebas) yang dimasukkan dalam model persamaan regresi mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen (terikat). Untuk uji statistik F dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H0: β1 = β2 = β3 = β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas, Biaya Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO),
Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Untuk menguji hipotesis ini digunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 108
1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. Berikut adalah hasil Uji statisik F pada penelitian ini dengan program SPSS : Tabel 4.13 Uji Siginifikansi F (Uji Statistik F) ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
62.442
4
15.611
Residual
60.027
91
.660
122.469
95
Total
F 23.665
Sig. .000b
a. Dependent Variable: TBH b. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
Dari uji ANOVA atau F test pada tabel 4.13 di atas didapat nilai Fhitung sebesar 23,665 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah atau dapat diakatan bahwa H0 ditolak dan Haditerima. Dapat dikatakan bahwa Profitabilitas (ROA), BOPO, NPF dan DPK secara simultan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 109
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara parsial (individual) dalam menerangkan variansi variabel dependen. Untuk uji statistik t dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 1) H0: β1= 0 : Tidak ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha : β1≠ 0 : Ada pengaruh antara Profitabilitas terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah 2) H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha : β2 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasiona (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah 3) H0: β3 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha : β3 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah 4) H0: β4 = 0 : Tidak ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Ha : β4 ≠ 0 : Ada pengaruh antara Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah 110
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan 5%, maka H0 ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara parsial (individual) mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilaistatistik t dengan nilai kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. Hasil analisis uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS berikut ini : Tabel 4.14 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
1) Uji Statistik t terhadap Profitabilitas (ROA) Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh nilai t variabel ROA lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) dan nilai t hitung ROA (X1) = (-3,828) dan t tabel sebesar -1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel. Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA secara 111
parsial
berpengaruh
terhadap
tingkat
bagi
hasil
deposito
Mudharabah. 2) Uji Statistik t terhadap BOPO Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.10 diatas diperoleh nilai t variabel BOPO kurang dari 2 (dalam nilai absolut) dan nilai t hitung BOPO (X2) = (-1,593) dan t tabel sebesar 1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05), sehingga t hitung < t tabel.. Maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 3) Uji Statistik t terhadap NPF Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh nilai t variabel NPF lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) dan nilai t hitung NPF (X3) = 2,991 dan t tabel sebesar 1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel. Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPF secara parsial berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 4) Uji Statistik t terhadap DPK Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.10 diatas diatas diperoleh nilai t variabel DPK lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) dan nilai t hitung DPK (X4) = (-8,061) dan t tabel sebesar -1,66177 (df (n-k) 96-5 = 91, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel. Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan 112
bahwa variabel DPK secara parsial berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi atau R Square (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen
yang
dimasukkan
dalam
model.
Dimana
setiap
penambahan satu variabel independen maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai Adjusted R Square (R2adj). Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square dengan program SPSS: Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summaryb Model
1
R
R Square
.714a
.510
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .488
.81218
Durbin-Watson
1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA b. Dependent Variable: TBH
113
Dari tampilan tabel 4.11 diatas besarnya nilai adjusted R2 adalah 0,488, hal ini berarti 48,8% variasi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yaitu ROA, BOPO, NPF dan DPK. Sedangkan sisanya sebesar 51,2% dijelaskan oleh faktor lain selain ROA, BOPO, NPF dan DPK. C. Interpretasi Adapun interpretasi terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROA berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah yang dibuktikan dari hasil koefisien regresi ROA sebesar 0,754 dan probabilitas signifikansi sebesar 0,000 < α (0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adryani Isna K dan Kunti Sunaryo (2012) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Nilai koefisien regresi yang bernilai negatif artinya, setiap kenaikan ROA akan berakibat menurunnya tingkat bagi hasil deposito Mudharabah, karena dimungkinkan nilai ROA akan meningkat apabila terjadi penurunan total aset dikarenakan menurunnya hutang bank. Hutang bank tersebut dapat berupa simpanan dana pihak ketiga. Banyaknya nasabah yang menarik dananya pada bank syariah dikarenakan hal tertentu 114
misalnya nasabah lebih tertarik berinvestasi emas atau pada pasar modal syariah, maka akan berakibat menurunnya tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 2. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Hasil regresi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan bahwa nilai BOPO yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar -0,033 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,115. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel BOPO terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Hal ini menunjukkan tidak efisiennya suatu bank dalam menggunakan faktor produksinya, sehingga BOPO tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. Dalam penelitian ini nilai BOPO mengalami peningkatan dikarenakan banyaknya biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank syariah guna perluasan jaringan kantor dan menghimpun dana pihak ketiga melalui promosi, sementara pendapatan yang diperoleh tetap. Hasil ini tidak mendukung penelitian Husni (2011) yang menyimpulkan bahwa BOPO berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Hasil regresi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan bahwa nilai NPF yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar 0,156 dengan 115
tingkat signifikansi sebesar 0,004 hal ini berarti NPF memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rizky Amelia (2011) yang menyatakan bahwa NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Peningkatan NPF akan menyebabkan peningkatan pada tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. 4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Hasil regresi tingkat bagi hasil deposito Mudharabah menunjukan bahwa nilai DPK yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar -4,543E-008 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 hal ini berarti DPK memiliki pengaruh
yang
signifikan
terhadap
tingkat
bagi
hasil
deposito
Mudharabah. hasil ini tidak mendukung penelitian Ulfah Khasanah (2012) yang menyatakan bahwa DPK mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Besarnya DPK berpengaruh terhadap besaran dana yang akan diinvestasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai koefisien regresi DPK yang bernilai negatif, dimana artinya setiap kenaikan DPK akan menyebabkan turunnya tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Hal ini bisa terjadi ketika DPK yang terdapat dalam perbankan syariah belum bisa disalurkan secara maksimal mengingat market share perbankan syariah masih relatif kecil dibandingkan bank konvensional. Sehingga DPK yang 116
ada tidak sepenuhnya disalurkan ke sektor riil, hal ini mengakibatkan DPK naik, namun, tingkat bagi hasil deposito mudharabah menurun.
117
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh Profitabilitas (ROA), BOPO, NPF dan DPK terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabah,menggunakan data time series pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia periode tahun 2009-2014. Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial, uji t yang dilakukan kepada masing-masing variabel bebas yaitu Profitabilitas yang diukur dengan ROA, NPF dan DPK menghasilkan nilai yang signifikan, yang artinya variabel ROA, NPF dan DPK secara parsial mempengaruhi variabel terikat yaitu Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah secara signifikan. Koefisien regresi ROA bernilai negatif, hal ini bisa dikarenakan nilai ROA yang meningkat dikarenakan menurunnya hutang bank. Hutang bank dapat berupa simpanan dana pihak ketiga. Simpanan dana pihak ketiga yang ditarik oleh banyak nasabah dapat mengakibatkan ROA meningkat dan menurunnya tingkat bagi hasil. 2. Uji F yang dilakukan menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini menandakan bahwa secara bersama-sama variabel independen yang diteliti yaitu Profitabilitas yang diukur dengan ROA, BOPO, NPF dan DPK mampu memberikan pengaruh secara simultan kepada Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
118
3. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R square)yang didapat adalah sebesar 0,488, hal ini menandakan bahwa variabel independen yaitu profitabilitas (ROA), BOPO, NPF dan DPK mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah sebesar 48,8%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 51,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti seperti Capital Adequacy Ratio, Financing to DepositRatio, Inflasi, BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya. B. Implikasi Berdasarkan beberapaimplikasi
hasil yang
penelitian perlu
yang
dilakukan,
diperhatikan.
Hasil
maka
terdapat
penelitian
ini
merupakaninformasi yang perlu dipertimbangkan oleh bank syariah, akademis dannasabah. Peneliti menyarankan untuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengoptimalkan pemberian bagi hasil deposito mudharabah kepada nasabah deposan, bank syariah perlu memprioritaskan penghimpunan dana pihak ketiga, hal ini penting dilakukan karena besar kecilnya simpanan masyarakat pada bank syariah akan berdampak kuat terhadap kondisi kesehatan finansial. Jika bank syariah memiliki kondisi finansial yang sehat atau baik maka dapat dikatakan bahwa bank akan mampu memberikan bagi hasil yang tinggi pada nasabahnya, khususnya pada akad mudharabah. Karena bagi hasil yang besar akan menarik minat nasabah untuk menabung di bank syariah. 2. Karena bank syariah di Indonesia masih mendapatkan pangsa pasar yang jauh lebih kecil dari pangsa pasar bank konvensional, sehingga untuk 119
bersaing dengan bank konvensional, bagi hasil bank syariah pada kenyataannya masih mengacu pada suku bunga bank konvensional. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya Tingkat bagi hasil deposito mudharabah ditetapkan berdasarkan keuntungan bank syariah serta disesuaikan dengan keadaan pasar dan kemampuan atau daya beli barang dan jasa pada masyarakat. 3. Dengan adanya temuan bahwa Profitabilitas (ROA), BOPO dan NPF berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito Mudharabahdengan tingkat kontribusi yang berbeda-beda. Di kalangan praktisi perbankan syariah, masih sedikit kalangan yang memperhatikan instrument internal yang justru mereka anggap kurang diperhatikan oleh para nasabah dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Tingkat Profitabilitas (ROA) dan BOPO memang tidak ditampilkan secara langsung ke muka masyarakat, akan tetapi laporan yang disediakan oleh Bank Indonesia dalam publikasinya sedikit banyak membawa pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Performa perbankan syariah dapat diukur dari variabel tersebut, oleh karena itu bagi para praktisi diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja perbankannya secara positif dengan tujuan apabila dihitung dalam skala nasional, performa perbankan syariah secara keseluruhan pun akan menjadi positif dengan ukuran diatas. 4. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank. Sehingga dapat dijadikan 120
pedoman sebagai pengambilan keputusan dalam berinvestasi yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang sesuai dengan harapan. 5. Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan di bidang manajemen perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan, khususnya tentang tingkat bagi hasil deposito Mudharabah. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel dari faktor internal maupun eksternal bank, misalnya: Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Inflasi, PDB, tingkat pengangguran, BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya. Selain itu juga bisa dengan menambah instrumen seperti tabungan mudharabah, tabungan wadi’ah, deposito musyarakah, giro wadi’ah.
121
DAFTAR PUSTAKA Algifari. Analisis Regresi : Teori,Kasus, dan solusi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2013. Andraeny, Dita. "Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, dan Non Performing Financing Terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan syariah di Indonesia." simposium Nasional Akuntansi XIV Acceh 2011, 2011: 12. Anggara, Reza dwi. ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, RASIO BIAYA DAN Simpanan anggota mudharabah terhadap tingkat bagi haSil tabungan mudharabah, 2010. Antonio, muhammad syafi'i. Bank syariah : dari teori ke praktik. jakarta: gema insani press, 2001. Arif, M.Nurianto Al. "Tingkat suku Bunga Bank Konvensional dan Pengaruhnya terhadap Penetapan Persentase Bagi Hasil di Bank syariah." Dialog Balitbang Kemenag RI no.69, 2010: 80-93. Arifin, Zainul. dasar-dasar manajemen bank syariah. jakarta: azkia publisher, 2009. Arthesa, Ade, and Edia Handiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006. Ascarya. Akad dan Produk Bank syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. Fatima, Erma. "Analisis Hubungan Tingkat suku Bunga Deposito Bank Konvensional dengan Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank syariah di Indonesia." skripsi, 2014. Ghazali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program ibm spss 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013. Husni. "Pengaruh ROE, BOPO dan NPL terhadap Tingkat Deposito Mudharabah pada Bank syariah." skripsi, 2011. Ihsan, Dwi Nuraini. Manajemen Treasury Bank syariah. Jakarta: UIN Press, 2015. Ismail. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Prenada Media, 2010.
xvi
Isna, Andriyani, and Kunti sunaryo. "Analisis Pengaruh ROA BOPO dan suku bunga terhadap Tingkat Bagi hasil deposito Mudharabah." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Voleme 11. Nomor 01, 2012: 33. Juwariyah, Siti. 2008.Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Efisiensi terhadap tingkat bagi hasil tabungan dan Deposito Mudharabah Muthlaqah Studi Bank Muamalat Indonesia. Skripsi UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Karim, Adiwarman A. Bank Islam : Analisis Fiih dan Keuangan. jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007. Kasmir. Manajemen Perbankan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012. Kautsar, Riza salman. Akuntansi Perbankan syariah : Berbasis Psak syariah. Jakarta: Akademia Permata, 2012. Martono. Bank dan lembaga keuangan lain. yogyakarta: ekonisia, 2010. Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta, 2005. Nugraha, Siti. "Pengaruh ROA, NPF, FDR BOPO dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah (studi kasus pada bus dan uus di Indonesia periode 2010-2013)." skripsi, 2014. Rahayu, siti. "Pengaruh Return on Asset, BOPO, suku Bunga, dan Capital Adeuacy Ratio terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Perbankan syariah." skripsi, 2013. Raihan, Muhammad Zaki. "Analisis Pengaruh Profitabilitas Perbankan syariah, suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013." skripsi, 2014. Rivai, Veithzal. Credit Management Handbook. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006. Rivai, Veithzal, Andria Permata Veithzal, and Idroes. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: PT rajaGrafindo Persada, 2007. Rivai, Viethzal, and Arviyan Arifin. Islamic Banking : sebuah teori,konsep dan aplikasi. jakarta: bumi aksara, 2010. Rivai, Veithzal, Credit Management Handbook, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006 Rodoni, Ahmad, and Herni Ali. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014. xvii
Saraswaati, Fitria. "Analisis Pengaruh sertifikat Bank Indonesia syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana syariah." skripsi, 2013. Simorangkir, O.P. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004. Solikhah, Eli Agustiani. "Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing(NPF) dan sertifikat Bank Indonesia (sbis) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan syariah (Periode Januari 2009-Juni 2013)." skripsi, 2014. Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan syarah : Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2003. Sugiyono. statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, 2008. Sunyoto, Danang. analisis regresi dan uji hipotesis. jakarta: PT Buku Kita, 2009. —. Uji Khi Kuadrat dan Regresi untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Suratman. "Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingat Imbalan sbis, suku Bunga simpanan Berjangka 1 Bulan dan Inflasi terhadap Deposito Mudharabah (studi Kasus PT Bank syariah Mandiri Tahun 2007-2011)." skripsi, 2013. Ulfah, Risky. "Pengaruh Makroekonomi terhadap Penetapan Nisbah bagi Hasil Deposito Mudharabah Perbankan syariah di Indonesia (2006-2010)." skripsi, 2011. Uyanto, stanislus s. Pedoman analisis data dengan spss. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Wijaya, Toni. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis : Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. —. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis : Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Wirdyaningsih. bank & asuransi islam di indonesia. jakarta: kencana, 2005. http://www.ojk.go.id http://www.bankmuamalat.co.id/ http://brisyariah.co.id/ http://www.syariahmandiri.co.id/ xviii
https://www.danamon.co.id/
LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Penelitian, Januari 2009 – Desember 2014 Bank BMI
BSM
Tahun Kuartal 2009 I II III IV 2010 I II III IV 2011 I II III IV 2012 I II III IV 2013 I II III IV 2014 I II III IV 2009 I II III IV 2010 I II III
TBH ROA BOPO NPF DPK 6.72 2.76 78.1 6.41 10824597 6.56 1.83 86.33 3.95 12379938 6.05 0.53 95.71 8.86 12177743 7.52 0.45 95.5 4.73 13353849 7.1 1.48 87.58 6.59 12020256 5.83 1.07 90.52 4.72 12354924 6.29 0.81 89.33 4.2 13856508 6.82 1.36 87.38 4.32 18574217 6.14 1.38 84.72 4.71 18536626 6.13 1.74 85.16 4.32 20690422 5.74 1.55 86.54 4.53 22493490 5.6 1.52 85.52 2.6 29126650 4.96 1.51 85.66 2.83 27511865 5.1 1.61 84.56 2.73 28229124 5.45 1.62 84 2.21 30793835 4.82 1.54 84.48 2.09 39422307 5.08 1.72 82.07 2.02 40056618 5.1 1.69 82.37 2.28 41002489 4.96 1.68 82.67 2.17 43531102 5.13 0.5 93.86 1.35 45022178 4.96 1.44 85.55 2.11 44580901 5.11 1.03 89.11 3.3 48823261 5.17 0.1 98.32 5.96 50268112 5.55 0.17 97.33 6.43 53496985 6.53 2.08 72.05 5.81 15357254 6.87 2 73.88 4.13 16240690 6.3 2.11 74.05 5.87 16855217 6.2 2.23 73.76 4.84 19168005 5.97 2.04 74.66 4.08 20885571 5.99 2.22 73.15 5.35 23091575 5.93 2.3 71.84 4.17 24564246
xix
2011
2012
2013
2014
BRI
2009
2010
2011
2012
2013
2014
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
5.81 5.49 5.36 5.41 4.82 4.95 5.55 5.02 4.8 4.6 4.85 4.06 4.55 4.42 4.46 4.2 4.11 6.34 7.47 10.61 8.2 7.02 6.94 7.08 7 6.76 6.56 7.21 6.89 6.66 4.71 4.81 4.95 5.13 5.04 5.28 5.85 7.95 7.94 7.94 7.76
2.21 2.22 2.12 2.03 1.95 2.17 2.25 2.22 2.25 2.56 1.79 1.51 1.53 1.77 0.66 0.8 0.17 3.11 2.14 1.89 0.53 1.12 0.97 0.24 0.35 0.23 0.2 0.4 0.2 0.17 1.21 1.34 1.19 1.71 1.41 1.36 1.15 0.46 0.03 0.2 0.08
xx
74.97 73.07 74.02 73.85 76.44 70.47 70.11 71.14 73 69.24 81.63 87.53 84.03 81.99 93.03 93.02 98.46 83.64 85 90.54 97.5 92.88 94.82 98.74 98.77 101.38 100.3 98.56 99.25 99.15 91.16 89.95 86.63 85.54 87.55 80.8 83.23 92.43 99.84 97.35 99.14
3.52 3.3 3.49 3.21 2.42 2.52 3.04 3.1 2.82 3.44 2.9 3.4 4.32 4.88 6.46 6.76 6.84 8.46 6.82 4.01 3.2 3.48 3.39 3.37 3.19 2.43 3.4 2.8 2.77 3.31 2.88 2.87 3 3.04 2.89 2.98 3.49 4.04 4.38 4.79 4.6
28680965 31877266 33549058 37823467 42133653 42371223 42727170 43918084 46687969 47619185 50529792 53649161 55767955 54510183 54652683 57071718 59283492 595622 721645 1529565 2151086 3015398 3674356 4861164 5762952 5960427 6577958 8370114 9906412 8899482 9410923 10153407 11948889 13064181 13832170 13924879 14349712 13990979 15116605 15494505 16947388
Danamon
2009 I II III IV 2010 I II III IV 2011 I II III IV 2012 I II III IV 2013 I II III IV 2014 I II III IV
7.57 7.05 7.17 6.09 6.56 5.15 5.07 5.52 5.9 6.28 5.95 6.37 5.99 4.97 4.94 5.09 4.94 4.55 4.45 4.68 4.76 4.53 4.55 4.7
1.49 1.69 2.06 1.78 3.49 2.98 3.55 3.34 1.51 3.26 2.78 2.58 2.04 3.67 3.19 3.18 2.59 3.36 3.1 2.75 1.43 4.93 3.76 3.14
xxi
86.65 85.11 84.16 86.46 74.38 74 73.97 74.93 76.72 77.54 76.09 79.32 81.68 72.6 75.35 75.03 80.02 75.74 77.72 79.67 89.59 69.75 74.57 76.61
0.76 1.92 2.11 0.84 0.84 1.15 1.15 0.87 1.08 0.97 0.7 0.59 1.82 2.35 0 0.59 1.71 1.69 1.76 2.03 1.05 1.56 1.46 1.64
486412 552736 587893 640528 623467 694543 663508 683746 611659 793288 662209 670896 1109998 1514597 1035692 1312333 1262846 1775845 1220296 1402827 2141522 1931076 1959279 2165150
Lampiran 2 : Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
96
xxii
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 .79489678
Absolute
.095
Positive
.095
Negative
-.082
Kolmogorov-Smirnov Z
.929
Asymp. Sig. (2-tailed)
.354
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Hasil Uji Multikolinieritas
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
xxiii
4. Hasil Uji Autokorelasi a. Uji Durbin Watson Awal Model Summaryb Model
R
R Square
.714a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.510
.488
Durbin-Watson
.81218
1.089
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA b. Dependent Variable: TBH
b. Uji Durbin Watson setelah Pengobatan Model Summaryb Model
R
R Square
.409a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.167
.130
Durbin-Watson
.65104
2.081
a. Predictors: (Constant), DPK@, NPF@, ROA@, BOPO@ b. Dependent Variable: TBH@
Lampiran 3 : Tabel summary, Anova dan Coefficients
ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
62.442
4
15.611
Residual
60.027
91
.660
122.469
95
Total a. Dependent Variable: TBH
b. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA
xxiv
F 23.665
Sig. .000b
Model Summaryb Model
1
R
R Square
.714a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.510
.488
a. Predictors: (Constant), DPK (juta rupiah), BOPO, NPF, ROA b. Dependent Variable: TBH
xxv
.81218
Durbin-Watson
1.089
Lampiran 4 : Tabel DW
xxvi
Lampiran 5 : F-Tabel
xxvii
Lampiran 6 : t-Tabel
xxviii