PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK Student Team Achievement Division (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh Ani Septiani 106013000290
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
iv
ABSTRAK Ani Septiani; 106013000290: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi, “Penigkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division (STAD) .” Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi. Peranan dunia pendidikan harus mampu menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menulis. Menulis paragraf persuasi merupakan salah satu cakupan dari keterampilan menulis. Kenyataan yang ada di sekolah dalam menulis paragraf persuasi, siswa selalu menghadapi masalah seperti, sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, siswa kurang memahami pemakaian tanda baca, dan siswa kurang dapat memperhatikan ejaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi dapat ditunjang dengan menggunakan strategi dan metode belajar yang tepat. Metode pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD memberikan alternatif pembelajaran secara kelompok-kelompok kecil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi dan mengetahui keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan objek penelitian adalah kelas X SMA YASIH Bogor yang berjumlah 20 siswa dan dideskripsikan melalui proses dan hasil belajar mengajar. Penelitian ini dilakukan dengan satu siklus pretest dan postest. Perolehan nilai siswa ketika mengerjakan pretest pada awal pertemuan, sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD hanya mencapai skor rata-rata 41,6 dan nilai tersebut belum mencapai nilai KKM (65). Sedangkan pada pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena kesulitan yang dihadapi siswa pada kegiatan pretest dapat teratasi sehingga rata-rata skor postest yang didapat siswa melebihi nilai KKM, yaitu 75,8. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa mengalami peningkatan dari pretest hanya memperoleh skor rata-rata 41,6, saat postest skor rata-rata siswa mencapai 75,8.
i
i
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division (STAD)” ini dapat terselesaikan guna memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kekeliruan, sehingga membutuhkan banyak bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan kesabaran dan pengertian yang tak henti mengingatkan kepada mahasiswa agar selalu mengerjakan skripsi ini hingga penulis terus termotivasi untuk menyelesaikan skripsi hingga selesai. 3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat akademik angkatan 2006, yang telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keikhlasan, pengertian, dan kesabaran sampai selesai masa perkuliahan. 4. Bapak Makyun Subuki, M.Hum, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketelitian hingga terselesaikan skripsi ini.
ii
iii
5. Bapak Drs. H. Maslahul Ihsan, Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor, dewan guru, khususnya Ibu Dra. Nurlaela, para staf dan seluruh siswa kelas X. 6. Almarhum Abah, semoga amal ibadahnya diterima Allah Swt, dan ibunda tercinta, mamah Sopinah yang telah memberikan kasih sayang, doa restu serta dukungan moril dan materiil. Terima kasih yang tulus kuucapkan. 7. Keluargaku tersayang, abang, teteh terutama keponakan-keponakanku yang selalu menghibur dikala ku penat dengan tugas-tugas, celotehan kalian membuatku terus bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Kekasih yang telah menemani dikala suka maupun duka yang telah memberikan banyak arti dalam kehidupanku dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006 yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya tulis yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca yang selalu peduli dan prihatin terhadap perkembangan dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan datang. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini. Jakarta, Februari 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK
..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
4
C. Pembatasan Masalah ............................................................
4
D. Perumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian ......................
4
E. Tujuan Penelitian .................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ................................................................
5
G. Sistematika Penulisan ..........................................................
6
BAB II ACUAN TEORETIS A. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ........................................
7
B. Hakikat Teknik STAD ..........................................................
18
C. Hakikat Menulis ....................................................................
23
D. Hakikat Paragraf Persuasi ..................... ...............................
26
E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan …………………….
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
33
B. Objek Penelitian ....................................................................
33
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .............................
33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian………………….
38
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................
39
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ........................
39
iv
G. Data dan Sumber Data ..........................................................
40
H. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................
40
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
51
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ..........................
51
K. Teknik Analisis Data .............................................................
52
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .........
55
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA YASIH Bogor ................................
56
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan ................................................................................
57
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ...............................................
61
D. Analisis Data .........................................................................
62
E. Interprestasi Hasil Analisis ...................................................
84
F. Pembahasan Temuan Penelitian............................................
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................
90
B. Saran ......................................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Perhitungan Skor Kemajuan Individual ............................................... 22
3.1
Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 38
3.2
Instrument Pretest ............................................................................... 43
3.3
Instrument Postest ............................................................................... 44
3.4
Kriteria Penilaian ................................................................................ 45
3.5
Format Penilaian ................................................................................. 50
3.6
Aspek Penilaian Menulis Paragraf Persuasi dengan Skala 1-5 ........... 52
3.7
Penetuan Patokan Tingkat Penguasaan dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Lima .............................................................. 53
4.1
Keadaan siswa SMA YASIH Bogor Tahun Pelajaran 2010-2011....... 57
4.2
Data Pretest Kelas X .......................................................................... 58
4.3
Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor ................................................... 59
4.4
Data Postest Kelas X .......................................................................... 60
4.5
Urutan Nilai Postest Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor ................................................... 61
4.6
Kegiatan Awal Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 64
4.7
Kegiatan Inti Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 65
4.8
Kegiatan Akhir Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .................................................................... 66
4.9
Aktifitas Siswa Pada Awal Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ............................................ 67
4.10
Aktifitas Siswa Pada Inti Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .............................................. 68
4.11
Aktifitas Siswa Pada Akhir Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD .............................................. 69 vi
4.12
Analisis Data Pretest Kelas X ............................................................. 71
4.13
Analisis Data Postest Kelas X ............................................................. 72
4.14
Data Pretest dan Postest Siswa Kelas X ............................................. 75
4.15
Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai? .......................................................... 79
4.16
Apakah kamu senang dengan pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia? ....................................................... 79
4.17
Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi? ................... 80
4.18
Apakah menulis paragraf persuasi sulit apabila dikerjakan secara berkelompok? ............................................ 80
4.19
Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif teknik STAD ....................................................................................... 81
4.20
Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? ...................................................................................... 81
4.21
Apakah menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi belajarmu? .................... 82
4.22
Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? ................................. 82
4.23
Apakah kamu menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? ...................................................................................... 83
4.24
Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? .................................. 83
4.25
Perolehan nilai menulis dari pretest sampai posttest ........................... 88 vii
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi. Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai penunjuk identitas seperti bahasa Indonesia. Pentingnya bahasa Indonesia dalam kehidupan manusia menjadikan bahasa tersebut harus dipelajari. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia diajarkan di sekolah sejak sekolah dasar. Peranan dunia pendidikan harus mampu menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa baik di sekolah maupun di masyarakat, menjadi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa siswa salah satunya dipengaruhi oleh suasana belajar di kelas. Siswa harus memperoleh suasana belajar yang menyenangkan, menarik, dan bermanfaat. Dalam hal ini, persiapan dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas sangat berpengaruh. Agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, seorang guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran yang dapat dimodifikasi dengan kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung melalui metode pembelajaran mengacu pada pembelajaran aktif (active learning). Salah satu metode yang dikembangkan berdasarkan pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik sekaligus keterampilan sosial yang dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Tiga konsep penting bagi pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama.
1
2
Terdapat berbagai teknik dalam pembelajaran kooperatif, di antaranya Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw (tim ahli), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan Group Investigation (Kelompok Investigasi). Teknik yang umum diterapkan dalam pembelajaran kooperatif adalah teknik Student Team Achievement Division (STAD) atau teknik pembagian tim siswa berprestasi. Teknik Student Team Achievement Division (STAD) lahir dari sebuah gagasan yang menyatakan untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Student Team Achievement Division (STAD) lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas dibandingkan metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu. Terkait dengan aspek keterampilan berbahasa, salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis diajarkan agar siswa memiliki kemampuan dalam menuangkan gagasan, ide, dan pengalamannya dengan benar. Dalam menulis, penulis dituntut mampu menerapkan sejumlah keterampilan sekaligus. Sebelum menulis perlu membuat perencanaan, misalnya menyeleksi topik, menata, dan mengorganisasikan gagasan serta mempertimbangkan ragam tulisannya. Selain itu, penggunaan aspek kebahasaan seperti bentuk kata, penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan kalimat harus disusun secara efektif. Seluruh keterampilan tersebut menjadi bukti kesempurnaan keterampilan menulis. Oleh karena itu, dibutuhkan praktik dan latihan yang berkelanjutan. Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya adalah keterampilan menulis paragraf. Dalam menulis paragraf, diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat paragraf yang menarik untuk dibaca. Siswa harus dapat menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga menjadi paragraf yang utuh. Dengan kata lain, paragraf dapat dikatakan sebagai karangan yang berisi sebuah pikiran yang didukung oleh kumpulan kalimat saling berhubungan untuk membuat sebuah gagasan.
3
Berdasarkan bentuknya, paragraf terdiri dari paragraf eksposisi, narasi, argumentasi, deskripsi, dan persuasi. Salah satu dari lima bentuk paragraf yang dapat dijadikan media siswa untuk menuangkan gagasan kreatifitas menjadi sebuah paragraf utuh dan menarik dibaca , yaitu siswa dapat mencurahkan pikiran dan kreatifitas tersebut melalui paragraf persuasi. Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan halhal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat ataupun perasaan seseorang. Dari observasi yang dilakukan di SMA YASIH Bogor mengenai kemampuan menulis paragraf persuasi, penulis mendapat informasi bahwa nilai menulis paragraf persuasi siswa hampir mendekati tingkat ketuntasan minimal. Dengan kata lain, hasil menulis siswa belum mencapai tingkat ketuntasan minimal sesuai ketuntasan minimal kompetensi menulis yang telah ditentukan. Masalahmasalah yang dihadapi siswa saat membuat paragraf persuasi umumnya berkaitan dengan pemilihan kata atau diksi yang bagus agar pembaca terpengaruh, ide yang harus diungkapkan dalam persuasi, ketepatan penempatan ejaan dan tanda baca, dan menghubungkan kata antarkalimat. Selain itu, kurang tepatnya pemilihan metode pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai penyebab hasil belajar menulis paragraf persuasi siswa belum mencapai maksimal. Terkadang metode dan media yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi dapat ditunjang dengan menggunakan strategi dan metode belajar yang tepat. Metode pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD memberikan alternatif pembelajaran secara kelompok-kelompok kecil. Berdasarkan gambaran di atas, siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi dengan berdiskusi bersama temannya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division (STAD) pada Siswa kelas X SMA YASIH Bogor”
4
B. Identifikasi Masalah Untuk memudahkan penelitian, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Siswa senang dengan pelajaran menulis. 2. Tingkat pemahaman menulis paragraf persuasi. 3. Metode yang diterapkan oleh guru saat pembelajaran keterampilan menulis berlangsung. 4. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi. 5. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. 6. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, penulis membatasi masalah kepada: 1. Kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMA YASIH Bogor. 2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada pembelajaran menulis paragraf persuasi. 3. Metode
pembelajaran
kooperatif
teknik
STAD
dapat
meningkatkan
kemampuan menulis paragraf persuasi.
D. Perumusan Masalah dan Hipotesis Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tingkat kemampuan menulis persuasi pada siswa kelas X SMA YASIH Bogor? 2. Apakah metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi?
5
3. Seberapa tinggi tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keterampilan dan kualitas hasil pembelajaran menulis paragraf persuasi.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan. 1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa. 2. Untuk mengetahui tingkat keefektifan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. 3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan para guru dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Selain itu, manfaat penelitian ini juga dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman siswa terhadap materi keterampilan menulis khususnya menulis paragraf, memotivasi siswa agar lebih senang dengan pelajaran menulis. b. Bagi guru, semoga penelitian ini sebagai sumbangan pengetahuan baru mengenai metode pembelajaran aktif
yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. c. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu modal pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat turun langsung di masyarakat.
6
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan menulis siswa, dan meningkatkan kompetensi sosial antara satu siswa dengan yang lainnya dengan saling berinteraksi. b. Bagi guru, dapat mengatasi kesulitan guru dalam memilih metode yang tepat untuk pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. c. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan baru setelah melaksanakan penelitian.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab, dan bab-bab tersebut memiliki beberapa sub, yaitu: Bab I. Pendahuluan, terdiri atas: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika penulisan. Bab II. Acuan Teoretis, terdiri atas: Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif, Hakikat Menulis, dan Hakikat Paragraf. Bab III. Metodologi Penelitian, terdiri atas: Tempat dan Waktu Penelitian, Objek dan Subjek Penelitian, Metode dan Rancangan Penelitian, Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian, Tahapan Intervensi Tindakan, Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan, Data dan Sumber Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Studi,
Teknik
Analisis
Data,
dan
Tindak
Lanjut/
Pengembangan Perencanaan Tindakan. Bab IV. Deskripsi Data, Analisis Data, Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan, terdiri atas: Gambaran Umum SMA YASIH Bogor, Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan, Pemeriksaan Keabsahan Data, Analisis Data, Interpretasi Hasil Analisis, dan Pembahasan Penemuan Hasil Analisis. Bab V. Penutup, terdiri atas: Simpulan dan Saran.
7
BAB II ACUAN TEORETIS
A. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar atau melaksanakan pembelajaran yang dipergunakan seorang guru atau instruktur. Metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, agar pelajaran dapat dipahami, diserap, dan dimanfaatkan oleh peserta didik.1 Semakin baik metode pembelajaran, semakin efektif
pula
pencapaian
tujuan
pembelajaran.
Macam-macam
metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di antaranya adalah metode tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, proyek, karya wisata, dan metode pembelajaran aktif.
1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama cooperative learning. Menurut Isjoni, dalam Ekowati berpendapat bahwa cooperatif learning berasal dari kata cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim. Selanjutnya dikatakan pula pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.2 Banyak pakar yang mendefinisikan tentang pembelajaran kooperatif di antaranya: Johnson dan Holubec, dalam Saparudin berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, 1
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 52. 2 Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 24.
7
8
sehingga siswa dapat bekerja sama dan memaksimalkan diri dan anggota kelompok lainnya dalam belajar.3 Senada dengan Jonson dan Holubec, Slavin juga mengemukakan bahwa: ”Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.”4 Sependapat dengan Slavin, Johnson seperti dikutip oleh Ekowati juga mengemukakan bahwa cooperative learning atau pembelajaran koooperatif merupakan metode
mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu
kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut5. Begitu pula dengan Nurhadi dan Senduk, dalam Wena, mengatakan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.6 Seperti Nurhadi dan Senduk, Abdurahman dan Bintoro dalam Wena, juga memperkuat definisi pembelajaran kooperatif dengan mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antarsesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.7 Dari pemaparan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke dalam suatu kelompok kecil secara kolaboratif agar siswa dapat bekerja sama sebagai satu kelompok dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan 3
Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),
h. 13. 4
ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif. Diakses 2 Desember 2011. 5 Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa (Bogor: Universitas Pakuan, 2008),h. 24. 6 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakara: Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 189. 7 Ibid, h. 25.
9
pelajari satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif juga merupakan sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya.
2. Landasan Teori Pembelajaran Kooperatif Salah satu metode pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran kooperatif. Landasan teori yang mendukung pembelajaran kooperatif, yaitu teori motivasi dan kognitif. a. Teori Motivasi Teori motivasi pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan siswa bekerja. Deutsch, dalam Slavin mengidentifikasikan tiga struktur tujuan: kooperatif, usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain; kompetitif, di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya; dan individualistik di mana usaha berorientasi dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya. Sedangkan menurut Slavin, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apa pun guna membuat kelompok berhasil, dan mungkin yang lebih penting mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal.8 Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau tujuan saat siswa melaksanakan kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif siswa yakin bahwa tujuan mereka tercapai jika siswa lain juga akan mencapai tujuan tersebut.9
8
Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik,(Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 34. 9 Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2001), h. 17.
10
Dengan kata lain, teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik. b. Teori Kognitif Teori kognitif pada pembelajaran kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri (apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan kelompok ataupun tidak). Teori kognitif pada pembelajaran kooperatif terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu teori pembangunan atau perkembangan dan elaborasi kognitif. 1) Teori Pembangunan atau Perkembangan Asumsi dasar dari teori pembangunan atau perkembangan adalah nteraksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan
mereka
terhadap
konsep
kritik.
Vygotsky,
dalam
Slavin
mendefinisikan wilayah pembangunan paling dekat sebagai ”jarak antara level pembangunan aktual seperti yang ditentukan oleh penyelesaian masalah secara independen dan level pembangunan potensial seperti yang ditentukan melalui penyelesaian masalah dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan teman yang lebih mampu.” Vygotsky, dalam Slavin menggambarkan pengaruh kegiatan kolaboratif pada pembelajaran sebagai berikut. ”Fungsi-fungsi pertama kali terbentuk secara kolektif di dalam bentuk hubungan di antara anak-anak dan kemudian menjadi fungsi-fungsi mental bagi masing-masing individu..... penelitian membuktikan bahwa pemikiran muncul dari argumen.”10 Dengan kata lain, teori pembangunan atau perkembangan mengasumsikan bahwa interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai, dapat meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep yang sulit. 1)
Teori Elaborasi Kognitif Teori elaborasi kognitif memiliki pandangan yang berbeda, penelitian
dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa agar informasi dapat disimpan
10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h.37.
11
dalam memori dan terkait dengan informasi yang sudah ada di dalam memori itu, maka siswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan pengaturan kognitif kembali atau elaborasi kognitif atas suatu materi. Salah satu contoh kegiatan mengatur kembali kognitif misalnya menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran yang disampaikan adalah pelajaran tambahan yang lebih baik daripada sekadar menyalin catatan, karena rangkuman atau ringkasan menuntut para siswa untuk mengatur kembali materinya dan memilih bagian yang penting dari pelajaran tersebut. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materinya kepada orang lain.11 Di antara landasan teori pembelajaran kooperatif yang ada, teori yang lebih dominan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah teori kognitif. Teori kognitif sendiri terdiri dari teori pembangunan dan elaborasi kognitif yang berasumsi bahwa dengan berinteraksi siswa mampu memecahkan masalah yang sulit diatasi. Terbukti pada hasil penelitian yang peneliti lakukan di kelas X SMA YASIH Bogor, dengan saling berinteraksi siswa dapat saling menuangkan ide, bertukar pikiran mengenai penempatan tanda baca, penggunaan ejaan, memadukan kalimat dalam paragraf, dan memilih diksi yang tepat dalam membuat paragraf persuasi secara berkelompok.
3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri,12 sebagai berikut. a. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. b. Siswa dalam kelompok sehidup semati. c. Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama. d. Membagi tugas dan tanggung jawab sama. e. Akan dievaluasi untuk semua.
11
Muslimin Ibrahim,dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2001), h. 18. 12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 270.
12
f. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama. g. Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani. h. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. i. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. j. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
4. Prinsip Pembelajaran Kooperatif Ada lima prisip yang mendasari pembelajaran kooperatif.13 a. Positive independent, artinya adanya ketergantungan positif yakni anggota kelompok menyadari pentingnya kerja sama dalam pencapaian tujuan. Suasana saling ketergantungan tersebut dapat diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu sebagai berikut. 1) Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan. Dalam hal ini masing-masing siswa merasa memerlukan temannya dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. 2) Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini masing-masing siswa membutuhkan teman dalam menyelesaikan tugastugas pembelajaran. Siswa yang kurang pandai merasa perlu bertanya pada yang lebih pandai, sebaliknya yang lebih pandai merasa berkewajiban untuk mengajari temannya yang belum bisa. 3) Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar. Siswa yang tidak memiliki sumber belajar akan berusaha meminjam pada temannya. 4) Saling ketergantungan peran. Siswa yang sebelumnya mungkin sering bertanya pada temannya, suatu saat ia akan berusaha mengajari temannya yang mungkin mengalami masalah (berperan sebagai pengajar). 13
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 269.
13
5) Saling ketergantungan hadiah. Penghargaan atau hadiah diberikan kepada kelompok, karena hasil kerja adalah hasil kerja kelompok bukan hasil kerja perseorangan. b. Face to face interaction atau interaksi bersemuka, artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan siswa lain. c. Individual accountability atau tanggung jawab individu, artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok. Untuk mencapai keberhasilan kelompok, setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi pembelajaran secara maksimal, Karena hasil belajar kelompok didasari atas rata-rata nilai anggota kelompok.14 d. Use of collaborative/social skill atau keterampilan menjalin hubungan antarpribadi, artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi, perlu adanya bimbingan guru. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengeritik ide dan bukan mengeritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi secara sengaja diajarkan oleh guru. e. Group processing pengolahan kelompok, artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara aktif.
5. Jenis Pembelajaran Kooperatif Secara umum, pembelajaran kooperatif dibagi menjadi tiga tipe15, yaitu: a. Pembelajaran kooperatif formal Ciri dari tipe pembelajaran ini seperti kelompok yang dibentuk untuk melaksanakan pembelajaran bersifat permanen mulai dari awal sampai 14
Robert E. Slavin, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h.39. 15 Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005), h. 13.
14
pembelajaran selesai, tugas yang diberikan pada kelompok lengkap, adanya pembelajaran untuk mempersiapkan tugas yang harus dikerjakan kelompok, dan setiap kelompok diberi proyek untuk memaksimalkan belajar diri sendiri dan kelompoknya. b. Pembelajaran kooperatif informal Ciri dari tipe pembelajaran ini yaitu kelompok yang dibentuk tidak tetap dan bersifat fleksibel untuk membahas berbagai materi yang berbeda, buatlah diskusi dalam bentuk pertanyaan untuk memfokuskan perhatian, buatlah organisasi pengetahuan yang harus dipahami siswa, serta ciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan dan yakinkan bahwa proses kognitif terjadi. c. Kelompok berbasis kooperatif Ciri dari tipe pembelajaran ini adalah kelompok-kelompok yang telah dibentuk dari awal sampai akhir hanya membahas suatu materi, dan pembelajaran ini harus bisa membuat kemajuan akademis serta pengembangan secara kognitif dan sosial dengan cara yang sehat.
Adapun secara khusus tipe-tipe pembelajaran kooperatif terdiri atas: a. Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Tipe STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.16 b. Tipe Team Game Tournament (TGT) TGT merupakan metode yang berkaitan dengan STAD, siswa memainkan permainan dengan anggota- anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Penerapan tipe ini dengan cara
16
2009), h. 52.
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
15
mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa pula berbeda.17
c. Tipe Jigsaw (Tim Ahli) Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari materi yang diberikan.18 d. Tipe Kelompok Investigasi (KI) Tipe kelompok investigasi dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. 19 e. Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) Pada tipe ini siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Penugasan berangkai diberikan kepada siswa berdasarkan nomor. Bila perlu, guru dapat menyuruh siswa
keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok lain dan merumuskan simpulan.20
17
Ibid, h. 54. Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2001), h. 21. 19 Muslimin Ibrahim,dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2001), h. 23. 20 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 277 – 278. 18
16
6. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Kooperatif Langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran kooperatif antara lain21: a. Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran. b. Organisasikan siswa atau peserta didik dalam kelompok kooperatif. c. Bimbing siswa atau peserta didik dalam kelompok koperatif. d. Evaluasi. e. Berikan penghargaan.
7. Kelebihan Metode Pembelajaran Kooperatif Penggunaan metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan antara lain:22 a. Membangun kepedulian dan keberhasilan bersama sesuai dengan upaya yang diberikan rekan kelompok. b. Setiap orang akan merasa memiliki nilai, karena pengalaman kerjasama menghasilkan keyakinan individu akan keberadaan dirinya dan nilainya. c. Orang yang bekerjasama secara intrinsik dapat mengembangkan motivasi untuk belajar. Belajar adalah tujuan bukan kemenangan. Siswa akan selalu tertarik terhadap tugas yang diberikan. d. Saling ketergantungan yang positif. e. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. f. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. g. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. h. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. i. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
21 22
h. 13.
Ibid, h. 271. Yudhi Saparudin, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat. (Bandung, No.416, 2005),
17
8. Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif Selain memiliki kelebihan, metode pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan antara lain23: a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka. b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.24 c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain. d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.
23
Ibid, h. 13 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 56. 24
18
e. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisirkan.
B. Hakikat Teknik STAD 1. Pengertian STAD STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya di Univesitas John Hopkin serta merupakan teknik paling sederhana serta paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Guru yang menggunakan teknik STAD juga mengacu kepada kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.25 Teknik
STAD
adalah
metode
pembelajaran
kooperatif
untuk
pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.26 Menurut Slavin, STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.27 a. Presentasi Kelas. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari cara pengajaran yang biasa. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Siswa harus betul-betul memperhatikan presentasi ini karena dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk mengerjakan kuis yang diadakan setelah pembelajaran. b. Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa 25
Muslimin Ibrahim,dkk, Pembelajaran Kooperatif., (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2001), h. 20. 26 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h. 52. 27 Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 143.
19
semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. c. Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode guru mempresentasikan materi dan praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. d. Skor Kemajuan Individual. Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Skor tim diperoleh dengan menambahkan skor peningkatan semua anggota dalam 1 tim. Nilai rata-rata diperoleh dengan membagi jumlah skor penambahan dibagi jumlah anggota tim. e. Rekognisi Tim. Tim akan mendapat sertifikat atau bentuk penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menetukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
2. Langkah-langkah Teknik STAD Secara umum penerapan teknik STAD di kelas adalah sebagai berikut.28 a. Kelas dibagi dalam beberapa kelompok b. Tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya, dan sebagainya. c. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan. d. Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran melalui diskusi kelompok. e. Selama proses pembelajaran secara kelompok, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. f. Tiap satu atau dua minggu guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. 28
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 193.
20
g. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka semua kelompok wajib diberi penghargaan Ada 8 fase metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.29 Fase 1
: Guru presentasi, memberikan materi yang akan dipelajari secara garis besar dan prosedur kegiatan, juga tata cara kerja kelompok.
Fase 2
: Guru membentuk kelompok
berjumlah antara 3-5 siswa tiap
kelompok berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, ras, dan suku. Fase 3
: Siswa bekerja dalam kelompok, diskusi atau mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Fase 4
: Scafolding, guru memberikan bimbingan.
Fase 5
: Validation, guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan tugas kelompok.
Fase 6
: Quizzes, guru mengadakan kuis secara individu, hasil nilai dikumpulkan, dirata-rata dalam kelompok, selisih skor awal individu dengan skor hasil kuis (skor perkembangan).
Fase 7
: Penghargaan kelompok, berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata, hasilnya disesuaikan dengan predikat tim.
Fase 8
: Evaluasi yang dilakukan oleh guru.
29
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.273.
21
Slavin memaparkan dalam bukunya bahwa ada beberapa langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu sebagai berikut30. a. Persiapan 1) Materi Materi yang digunakan harus sesuai dengan kurikkulum sehingga RPP (Rencana Pelaksanaan Belajar) dirancang sesuai dengan teknik STAD. Selain itu, perlu dipersiapkan juga lembar kegiatan siswa (LKS) beserta lembar jawabannya. 2) Membagi siswa ke dalam tim Pembagian siswa ke dalam tim diusahakan besifat heterogen, yaitu setiap anggota tim memiliki kemampuan yang berbeda. Jika memungkinkan, kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. 3) Menentukan Skor Awal Pertama Skor awal yang digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal tersebut dapat berubah setelah ada kuis. 4) Membangun Tim Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok.31 Hal tersebut bertujuan agar siswa mengenal masing-masing individu dalam kelompoknya, misalnya setiap tim menciptakan logo tim, lagu atau syair.
b. Jadwal Kegiatan 1) Mengajar. Mengajar adalah menyampaikan pelajaran 2) Belajar tim. Para siswa bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim masingmasing secara kooperatif untuk menguasai materi. 3) Tes. Siswa mengerjakan kuis-kuis individual. 4) Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan kemajuan siswa.
30
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 147 – 153. 31 Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 41.
22
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah STAD itu bertahap dan terperinci, mulai dari persiapan sampai jadwal kegiatan atau pelaksanaannya.
3. Evaluasi dan Penilaian Teknik STAD Penilaian dalam teknik STAD untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan suatu materi dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapantahapan sebagai berikut. a. Menghitung skor kemajuan individu Para siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat skor mereka berdasarkan skor kuis mereka (persentase yang benar) melalui skor awal mereka. Sebelum mulai menghitung poin kemajuan individu, diperlukan satu lembar kopian skor kuis. Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan individual adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum bagi kelompok mereka, berapa pun tingkat kinerja mereka sebelumnya.
Tabel 2.1 Perhitungan Skor Kemajuan Individual32 NO.
Skor Kuis
Poin kemajuan
1
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5
2
10-1 poin di bawah skor awal
10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor
20
3
awal
4
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
32
30
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 159.
23
b. Menghitung skor kelompok Dalam menghitung skor kelompok, catatlah tiap poin kemajuan semua anggota kelompok pada lembar rangkuman kelompok dan bagilah jumlah total poin kemajuan seluruh anggota kelompok dengan jumlah anggota yang hadir, bulatkan semua pecahan.33
c. Pemberian hadiah dan penghargaan skor kelompok Penghargaan kelompok berdasarkan skor perhitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata, hasilnya disesuaikan dengan predikat kelompok. Tabel 2.2 Perolehan Skor dan Penghargaan Tim34 NO.
Perolehan Skor
Predikat Kelompok
1
15 – 19
Kelompok Baik
2
20 – 24
Kelompok Hebat
3
25 – 30
Kelompok Super
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa STAD memiliki penilaian tersendiri untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan suatu materi.
C. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.35 Kegiatan menulis tersebut pun banyak didefinisikan oleh para pakar di antaranya. Guntur dalam bukunya Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa mengatakan bahwa; 33
Robert E. Slavin, Cooperative Leaning; Teori, Riset, dan Praktik, (Terjemahan: Narulita Yusron), (Bandung: Nusa Media, 2008), h. 160. 34 Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 42. 35 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.3.
24
”Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Jika dapat memahami bahasa dan grafik itu, mereka pun dapat mengerti tujuan pesan yang disampaikan seseorang.36 Suparno dan Muhammad Yunus dalam Keterampilan Dasar Menulis mendifinisikan menulis sebagai kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan dan pembaca sebagai penerima pesan.37 Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam lambang grafik yang dapat dilihat dan dipahami oleh pembaca.
2. Tujuan dan Manfaat Menulis Yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah ”responsi atau jawaban yang diharapkan oleh pembaca.”38 Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa: a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse). b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse). c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse).
36
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 22. 37 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis…………………, h. 1.29. 38 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,………h. 24.
25
Sehubungan dengan ”tujuan” suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Guntur merangkumnya sebagai berikut.39 a. Assigment Purpose (tujuan penugasan) Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b. Alturistic Purpose (tujuan alturistik) Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. c. Persuasive Purpose (tujuan persuasif) Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d. Informational Purpose (tujuan informasional) Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/ penerangan kepada para pembaca. e. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri) Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. f. Creative Purpose (tujuan kreatif) Tujuan ini berhubungan erat dengan tujuan pernyataan diri tetapi ”keinginan kreatif” ini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik. g. Problem-Solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
39
Ibid, h. 25.
26
3. Langkah Menulis Langkah dalam menulis yang dikemukakan Semi, dalam Ekowati relatif dengan cara sebagai berikut. ”Pemilihan dan penetapan topik, pengumpulan data, penetapan tujuan, perancangan tulisan, penulisan, penyuntingan atau revisi, dan terakhir penulisan naskah jadi.”40 Selanjutnya Akhadiah dkk, berpendapat bahwa kegiatan menulis dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi paragraf), dan pasca panulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).41
D. Hakikat Paragraf Persuasi 1. Pengertian Paragraf Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat atau kumpulan kalimat yang saling berkaitan untuk membentuk satu ide atau gagasan pokok.42 Berikut ini pandangan para pakar mengenai pengertian paragraf. Keraf dalam bukunya mengatakan bahwa paragraf bukanlah suatu pembagian secara sepakat dari satu bab yang terdiri dari kalimat-kalimat, tetapi lebih dalam maknanya dari kesatuan kalimat saja. Paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.43 Sependapat dengan Keraf, Akhadiah dkk dalam Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia juga mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, kalimat penjelas sampai pada kalimat
40
Ainiyah Ekowati, Skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, (Bogor: Universitas Pakuan, 2008), h. 44. 41 Sabarti, Akhadiah dkk, Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka,1986), h. 1.20. 42 Claudia L. Sulistianingsih, Messe Bahasa Indonesia; Tata Bahasa dan Sastra Indonesia, (Yogyakarta: Messemedia, 2010), h. 61. 43 Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores: Nusa Indah, 1993), Cet. 9, h. 62.
27
penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.44 Sedangkan Ramlan dan Mahmudah dalam Disiplin Berbahasa Indonesia berpendapat bahwa paragraf bukan sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan kalimat tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.45 Berdasarkan beberapa pandangan pakar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam sekumpulan kalimat yang terdiri dari kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
2. Syarat Paragraf yang Baik Dalam menyusun paragraf yang baik, seorang penulis dituntut untuk memperhatikan syarat paragraf yang baik, yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. a. Kesatuan Kesatuan paragraf adalah unsur yang membangun sebuah paragraf tersebut. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.46 Keraf, dalam buku Komposisi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang terdapat dalam paragraf tersebut secara bersama menyatakan suatu hal, suatu tema tertetu.47 Finoza, dalam bukunya mengatakan bahwa sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika keseluruhan kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok.48 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesatuan
44
Sabarti, Akhadiah,dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 144. 45 Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2010), Cet. 1, h. 86. 46 Ibid, h.87. 47 Gorys Keraf, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores: Nusa Indah, 1993), Cet. 9, h. 67 48 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 193.
28
merupakan unsur pembangun paragraf terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas yang menyatakan suatu masalah dalam paragaf. b. Kepaduan Maksud dari kepaduan adalah dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang tidak ada hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu. Akhadiah dkk, dalam buku Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia mengatakan satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang berdiri sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Jadi, kepaduan dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.49 c. Kelengkapan Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.50
3. Jenis Paragraf Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas beberapa jenis: a. Paragraf Narasi Paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah mengalami kejadian yang diceritakan. 51 b. Paragraf Deskripsi Paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah
49
Sabarti, Akhadiah,dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 150. 50 Ibid, h.152. 51 Claudia L. Sulistianingsih, Messe Bahasa Indonesia; Tata Bahasa dan Sastra Indonesia, (Yogyakarta: Messemedia, 2010), h. 63.
29
memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca seolah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.52 c. Paragraf Eksposisi Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan, penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca, seseorang akan mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut.53 d. Paragraf Argumentasi Jenis tulisan yang memberikan alasan berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya.54 e. Paragraf Persuasi Paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan oleh penulisnya. Persuasi menggunakan pendekatan emosional.55 Paragraf persuasi juga merupakan paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan ataupun perasaan seseorang. Dalam persuasi, fakta-fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan.
4. Pengertian Paragraf Persuasi Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ’membujuk’ atau ’meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasi.56 Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan ataupun perasaan seseorang. Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasi merupakan jenis 52
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.11. 53 Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2010), Cet. 1, h. 93. 54 Ibid, h. 98. 55 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, …………., h. 1.13. 56 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 253.
30
paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. Berikut ini beberapa pendapat para pakar tentang definisi dari paragraf persuasi. Tarigan, dalam bukunya mengemukakan bahwa persuasi merupakan tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan pembaca bahwa pengalaman pembaca merupakan suatu hal yang amat penting.57 Sependapat dengan Tarigan, Suparno dan Mohamad Yunus, dalam buku Keterampilan Dasar Menulis juga mengatakan persuasi adalah paragraf yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulisnya dan lebih menggunakan pendekatan emosional. Persuasi juga menggunakan bukti atau fakta, hanya saja dalam persuasi buktibukti itu hanya digunakan sepeerlunya saja.58 Senada pula dengan Suparno, Keraf dalam buku Eksposisi berpendapat bahwa persuasi adalah suatu bentuk paragraf yang merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha memengaruhi orang lain atau para pembaca agar melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi.59 Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat memengaruhi, membujuk, dan meyakinkan pembaca agar mau melakukan sesuatu sesuai persuasi yang diadakan.
5. Macam-Macam Paragraf Persuasi Ditinjau dari segi medan pemakaiannya, paragraf persuasi digolongkan menjadi empat macam, yaitu a. Persuasi Politik, b. Persuasi Pendidikan, c. Persuasi Advertensi, d. Persuasi Propaganda.60
57
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008) h. 113. 58 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.13. 59 Gorys Keraf, Eksposisi, (Jakarta: Grasindo, 1995), h. 14. 60 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 253.
31
a. Persuasi Politik Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan persuasi ini untuk keperluan politik dan negaranya. b. Persuasi Pendidikan Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Seorang motivator dan inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep pendidikan untuk diterapkan oleh pelaksana pendidikan. c. Persuasi Advertensi/ Iklan Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha
untuk
memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar berusaha untuk memiliki barang atau jasa yang ditawarkan. d. Persuasi Propaganda Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi. Tentu saja tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu. Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye.61
E. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang peneliti lakukan berelevansi dengan judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa pada Siswa Kelas X MAN 2 Bogor”. Hanya saja dalam penelitian tersebut, Ainiyah Ekowati menggunakan metode penelitian quasi eksperimen, dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode Pembelajaran
61
Ibid, h. 257.
32
Kooperatif Tipe STAD dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi dan kelas eksperimen yang memakai metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ainiyah Ekowati menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen mencapai 78 dan kelas kontrol hanya mencapai 65 dengan indikator penilaian yang sudah ditentukan, yaitu mengenai isi paragraf, koherensi dan unitas, pengembangan deskripsi kalimat topik, diksi, ejaan dan tanda baca.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA YASIH Bogor, adapun waktu pelaksanaannya pada 10-18 Januari 2011.
B. Objek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas X SMA YASIH Bogor yang berjumlah 20 siswa yang dideskripsikan melalui proses dan hasil belajar mengajar.
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Action Research pada hakikatnya adalah rangkaian riset tindakan yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah di dalam kelas, hingga masalah tersebut terpecahkan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dapat dikatakan pula bahwa classroom action research adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif.1 Kolaborasi adalah adanya kerja sama antara berbagai disiplin ilmu, keahlian, dan profesi dalam memecahkan masalah. Sedangkan partisipatif adalah dilibatkannya khalayak sasaran dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan kegiatan, dan melakukan penilaian akhir.
1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 152.
33
34
Secara garis besar, dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/ observasi, (4) refleksi. a. Tahap 1: Perencanaan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amanat yang dilakukan. b. Tahap 2: Tindakan/ Pelaksanaan Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. c. Tahap 3: Observasi Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktunyang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan
35
pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. d. Tahap 4: Refleksi Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.
Kegiatan refleksi sangat
tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selelsai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca”. Dalam hal ini, guru pelaksan sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. 2 Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 16)
2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 17 – 20.
36
Dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Kata perbaikan di sini terkait dengan proses belajar mengajar terutama pada pembelajaran menulis narasi. Secara umum, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk menanggulanggi masalah atau kesulitan yang dihadapi guru terutama yang berkenaan dengan pembelajaran dan pengembangan materi ajar, untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki atau meningkatkan mutu kinerja agar lebih baik dan produktif, serta untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi serta interaksi antara praktisi dengan para peneliti akademis.3 Ciri-ciri dari penelitian tindakan adalah masalah yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan sehari-hari, menggunakan pendekatan yang kolaboratif, bersifat parsipatori (apabila penelitian dilakukan secara kelompok) yakni masing-masing anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitiannya, adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan, langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus, tingkat atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun kerja mandiri secara intensif.4
2. Rancangan siklus pretest penelitian Gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tindakan penelitian siklus I (pretest) a. Menyusun rancangan tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun: 1) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai. 2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut: a) Guru membuka pelajaran. 3
Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), Cet. I, h.15. 4 Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 197.
37
b) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap pengertian, syarat, dan jenis paragraf. c) Guru memberikan materi tentang paragraf persuasi. d) Guru menjelaskan contoh paragraf persuasi. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sedang diajarkan. f) Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4 siswa. g) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk membuat paragraf persuasi jenis iklan bersama dengan kelompok masing-masing.
b. Tahap tindakan/ pelaksanaan Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I (pretest), direncanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 45 menit, begitu juga dengan siklus I (postest). Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.
c. Tahap observasi Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas pemanfaatan metode kooperatif teknik STAD pada proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis persuasi yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman observasi yang telah dibuat. Sesekali, peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
38
d. Tahap analisis dan refleksi Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan yang telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan refleksi untuk mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
3. Rancangan siklus postest penelitian Siklus I (postest) dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I (pretest), yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Akan tetapi, didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I pretest (refleksi) sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I (pretest) tidak terjadi pada siklus I (postest). a.
Tahap penyusunan laporan Tahap ini dilaksanakan setelah penelitian selesai dilakukan. Peneliti
menyusun laporan mengenai keberhasilan metode kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer pada kegiatan belajar mengajar paragraf persuasi dengan menggunakan metode kooperatif teknik STAD di kelas X SMA YASIH Bogor. Saat pembelajaran berlangsung, kegiatan observasi akan dilaksanakan oleh dua orang observer untuk membantu terlaksananya observasi tes perbuatan/kinerja siswa kelas X SMA YASIH Bogor.
39
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan intervensi tindakan dilakukan pada setiap siklus yaitu: Tabel 3.1 Tahapan intervensi tindakan Tahap Perencanaan
Kegiatan - Observasi ke kepala sekolah - Mengurus surat izin penelitian - Membuat rencana pembelajaran - Membuat instrumen penelitian - Membuat uji coba instrumen - Menyiapkan perlengkapan penelitian
Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran: - Menyampaikan materi tentang paragraf persuasi. - Menjelaskan contoh paragraf persuasi jenis iklan. - Membentuk kelompok-kelompok siswa yang heterogen terdiri atas 4 orang per kelompok. - Siswa diminta mengerjakan tugas per kelompok untuk membuat paragraf dengan kelompok masing-masing.
Observasi
- Observasi
dilakukan
saat
kegiatan
pembelajaran
berlangsung. Aspek-aspek yang dievaluasi adalah ide atau gagasan siswa, kegiatan belajar diakhiri pemberian postest Refleksi
- Hasil evaluasi dijadikan dasar tahap refleksi dalam rangka perbaikan, dan pelaksanaan tindakan selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan 1. Siswa mampu memahami paragraf persuasi. 2. Siswa mampu memahami cara berkelompok yang baik. 3. Siswa dapat menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi.
40
G. Data dan Sumber Data Prosedur penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari penelitian tidakan kelas ini adalah: 1. Hasil tes siswa setelah diberikan perlakuan pada setiap siklus. 2. Hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi. Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, dan peneliti itu sendiri yang didapat saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
H. Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian yang terdiri dari:
1. Model Pembelajaran Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik STAD. Adapun fase-fase model pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah sebagai berikut: Fase 1 Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Menyajikan informasi kepada siswa dengan menjelaskan materi pelajaran dan memberikan contohnya. Fase 3 Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok melakukan transisi secara efisien. Fase 4 Membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5 Mengevaluasi hasil-hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
41
Fase 6 Mencari cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu.
2. Observasi Observasi merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pengamatan yang diteliti dan objektif dari suatu masalah. Tujuan observasi adalah memahami suatu cara hidup dari pandangan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Lembar observasi merupakan pengamatan tingkah laku pada suatu tertentu, observasi itu biasanya pada suatu sebenarnya atau observasi langsung atau observasi buatan atau observasi tidak langsung yang dapat dilakukan secara sistematika yaitu dengan menggunakan pedoman observasi. Format observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu observasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa. Masing-masing format terdiri atas tiga bagian, yaitu awal pembelajaran, inti pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Setiap bagian memiliki beberapa item pertanyaan. Pengamat dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada format observasi berdasarkan alternatif jawaban yang tersedia (ya/tidak). Format observasi yang harus diisi oleh pengamat terdiri atas tiga komponen, seperti: a. Petunjuk pengisian format observasi b. Identitas pengamat c. Item pertanyaan Item pertanyaan yang disusun dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran kooperatif teknik STAD benar-benar diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor. Kisi-kisi dan format observasi terlampir.
3. Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,
42
kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan, dan sebagainya; rekonstruksi keadaan tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu, proyeksi keadaan tersebut yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang; dan
verifikasi,
pengecekan,
dan
pengembangan
informasi
(konstruksi,
rekonstruksi, dan proyeksi) yang telah didapat sebelumnya. Teknik
wawancara
dilakukan
untuk
mendapatkan
data
tentang
pelaksanaan pendidikan dan proses belajar mengajar serta hasil belajar bahasa Indonesia
khususnya
keterampilan
menulis
paragraf
persuasi
dengan
mewawancarai guru bahasa Indonesia, dan salah seorang siswa kelas X SMA YASIH Bogor.
4. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi yang memberikan kepada responden. Bentuk angket yang penulis gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, dengan bentuk pilihan ganda, di mana responden diminta untuk memilih salah satu jawaban. (di lampiran 18).
5. Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri ata dokumen dan rekaman. Dokumen digunakan untuk mengacu pada setiap tulisan atau selaian rekaman, yaitu tidak dipersiapakan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, naskah, editorial surat kabar, catatan kasus, skrip televisi, foto-foto.5 Teknik dokumen ini dilakukan secara langsung di SMA YASIH Bogor. Pengambilan dokumentasi pada penelitian ini berupa foto-foto yang dilakukan secara simultan.
5
Syamsuddin. AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Rosdakarya, 2007), h. 94.
43
6. Soal tes Tes ini diberikan setiap akhir siklus. Dimana soal tes yang digunakan guna mengukur kemampuan pemahaman menulis siswa sebagai hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Teknik pengumpulan data tes berupa pretest dan postest. Pretest digunakan untuk a. Menyusun RPP sesuai dengan KTSP dan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. b. Menyiapkan media dan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 3.2 Instrumen Pretest MENULIS PARAGRAF PERSUASI (PRETEST) Petunjuk 1. Tulislah nama, dan kelas Anda di samping kiri lembar jawaban! 2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan! 3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar! Soal 1. Buatlah paragraf persuasi yang Anda pahami dengan memperhatikan. Ejaan dan tanda baca Isi gagasan yang diungkapkan Kesatuan dan kepaduan kalimat dalam paragraf Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan pembaca Diksi Selamat Menulis…..
44
Tabel 3.3 Instrumen Pretest MENULIS PARAGRAF PERSUASI (POSTEST) Petunjuk 1. Tulislah nama, kelompok, dan kelas anda di samping kiri lembar jawaban! 2. Kerjakan soal berikut bersama teman kelompok dengan sebaik-baiknya! 3. Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang tersedia! 4. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
Soal 1. Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk dengan memperhatikan Ejaan dan tanda baca Isi gagasan yang diungkapkan Kesatuan dan kepaduan kalimat dalam paragraf Pengembangan kalimat persuasi
yang meyakinkan dan mampu
memengaruhi pembaca Diksi Selamat Mengerjakan…..
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian 1. Ejaan dan Tanda Baca Skor
Kriteria Penilaian
5
Sangat cermat, tidak ada penyimpangan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca.
4
Pada umumnya sudah cermat, walaupun ada kesalahan tetapi bukan hal yang penting.
3
Ada beberapa kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca,
45
secara umum masih cukup baik. 2
Terdapat cukup banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca yang dianggap dapat merusak kaidah bahasa Indonesia.
1
Penggunaan ejaan dan tanda baca sangat kacau, mencerminkan ketidaktahuan atau ketidakpedulian.
2. Isi gagasan yang diungkapkan Skor
Kriteria Penilaian
5
Isi gagasan sesuai dengan tema yang ditentukan.
4
Ada sedikit hal yang tidak cocok dengan tema tetapi bukan hal yang penting.
3
Dijumpai hal yang kurang sosok antara isi dengan tema yang ditentukan tetapi secara umum masih cukup baik.
2
Banyak dijumpai hal-hal yang tidak cocok sehingga ada kesan antara isi dan tema kurang cocok.
1
Benar-benar tidak ada hubungan antara isi dengan tema yang ditentukan.
3. Kesatuan dan kepaduan kalimat Skor
Kriteria Penilaian
5
Adanya kesatuan dan kepaduan antarkalimat sesuai dengan tema yang ditentukan.
4
Adanya sedikit penyimpangan antara kesatuan dan kepaduan antarkalimat tetapi masih cukup baik.
3
Adanya kesatuan dan kepaduan antarkalimat tetapi tidak relevan dengan tema yang ditentukan.
2
Hanya salah satu saja yang diungkapkan tetapi tidak relevan dengan tema yang ditentukan.
1
Tidak adanya kesatuan dan kepaduan antarkalimat.
46
4. Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca. Skor
Kriteria Penilaian
5
Adanya kalimat menarik yang memengaruhi pembaca.
4
Kalimat penjelas yang relevan dengan kalimat utama hanya saja kurang lengkap.
3
Ada sedikit kalimat penjelas yang kurang relevan dengan kalimat utama tetapi masih cukup baik.
2
Adanya kalimat penjelas tetapi tidak relevan dengan kalimat utama dan kurang menarik perhatian pembaca.
1
Benar-benar tidak relevan antara kalimat utama dan kalimat penjelas.
5. Diksi Skor
Kriteria Penilaian
5
Kata-kata yang digunakan dipilih dengan baik dan bervariasi.
4
Kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi hanya ada kata-kata yang kurang cocok tetapi masih cukup baik.
3
Kata-katanya sudah cukup baik hanya kurang bervariasi.
2
Agak banyak kata-kata yang kurang tepat dan bervariasi.
1
Kata-kata yang digunakan tidak tepat dan tidak bervariasi.
6. Instrumen Perlakuan Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode kooperatif teknik STAD. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
47
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMA YASIH Bogor
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: X/ Genap
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
B. Kompetensi Dasar Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.
C. Indikator 1. Membaca paragraf persuasif. 2. Mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif. 3. Menulis paragraf persuasif. 4. Menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu,dll) dalam paragraf persuasif.
D. Materi Pokok 1. Pengertian paragraf persuasif 2. Contoh paragraf persuasif 3. Ciri-ciri paragraf persuasif 4. Topik-topik paragraf persuasif 5. Kerangka paragraf persuasif
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 65
48
F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD G. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan
Alokasi Waktu
A Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan kelas. 2. Guru mengadakan pretest
15 menit 5 menit
3. Guru melakukan apersepsi mengenai paragraf persuasi. 4. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
10 menit
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. B Kegiatan Inti Pertemuan ke 1 1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang paragraf persuasi.
15 menit
2. Guru menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya. 3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar.
45 menit
4. Guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tertinggi di kelas sebagai ketua kelompok. Pertemuan ke 2 1. Guru mengadakan postest 2. Guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang. 3. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 40 menit
49
4. Guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. 5. Guru menentukan tema untuk pembuatan paragraf persuasi. 6. Kelompok siswa menyusun kerangka persuasi. 7. Kelompok siswa mengembangkan kerangka yang telah
20 menit
disusun menjadi paragraf persuasi jenis iklan. 8. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mengerjakan tugas mereka.
15 menit
9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
8 menit
10. Guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor
7 menit
tertinggi. C Kegiatan Akhir Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran
H. Sumber Belajar 1. Buku Paket Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk kelas X SMA/MA. 2. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009. I. Penilaian 1. Penilaian proses belajar a. Keseriusan siswa b. Keaktifan 2. Penilaian hasil a. Jenis tes menulis paragraf persuasi. Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk!
50
b. Alat penilaian/ pedoman penilaian.
Tabel. 3.5 Format penilaian Pretest No Nama
a
b
c
d
e
0-5
0-5
0-5
0-5
0-5
Jumlah
Keterangan No
Unsur yang dinilai
Skor
Pretest
maksimal
1
Ejaan dan tanda baca.
5
2
Isi gagasan yang diungkapkan.
5
3
Kesatuan dan kepaduan kalimat.
5
4
Pengembangan kalimat persuasi yang
5
Skor Siswa
meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca. 5
Diksi.
5 Jumlah
25
Bogor, 3 Januari 2011 Peneliti
Ani Septiani
51
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Pengamatan dilakukan dalam bentuk observasi. Observasi ini dilakukan peneliti sebelum PBM (Proses Belajar Mengajar) dan pada saat pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar) berlangsung serta melalui teman sejawat dalam pelaksanaan PBM. Hasil yang diperoleh pada setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pada saat menganalisis data untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya. 2. Pengungkapan, dilakukan melalui wawancara dan pengukuran dengan tes mengenai pemahaman konsep. 3. Pembuktian, dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti dokumen foto.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triagulasi data yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian dengan membandingkan hasil orang lain. 1. Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu, peneliti, guru, dan siswa. 2. Penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang dikumpulkan lebih akurat. Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, pedoman wawancara, dan menilai hasil tes siswa. 3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini yang bisa dilakukan pengamatan, wawancara, dan pengambilan gambar dalam bentuk foto. 4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalankejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 5. Mengulang pengolahan data yang telah terkumpul.
52
K. Teknik Analisis Data Pengolahan data tes dilakukan dengan cara menentukan komponen penilaian menulis paragraf persuasi dengan skala skor untuk masing-masing aspek penilaian. Sedangkan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam penguasaan suatu materi dengan teknik STAD, maka penelitian dilakukan sesuai tahapan dalam teknik STAD. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah: a. Menganalisis data
kegiatan pembelajaran dan data observasi terhadap
pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana. b. Model penilaian menulis paragraf persuasi.
Tabel 3.6 Aspek Penilaian Menulis Paragraf Persuasi dengan Skala 1-5 No.
Aspek yang Dinilai
Tingkatan Skala
1
Ejaan dan tanda baca
012345
2
Isi gagasan yang diungkapkan
012345
3
Kesatuan dan kepaduan kalimat
012345
4
Pengembangan kalimat persuasi yang dapat
012345
meyakinkan dan memengaruhi pembaca 5
Diksi
012345
Setiap skor yang diperoleh siswa dijumlahkan menjadi jumlah skor atau skor keseluruhan perolehan. Data untuk mengubah skor menjadi nilai digunakan rumus: N = X x 100 STI Keterangan:
N
→ Nilai
X
→ Total skor siswa
STI
→ Skor total ideal/ skor maksimum
53
100
→ Standar nilai yang digunakan
Untuk mencari nilai rata-rata siswa digunakan rumus: X= X N Keterangan:
X
→ Nilai rata-rata
X
→ Jumlah nilai siswa secara keseluruhan
N
→ Jumlah siswa
Dalam menentukan standar keberhasilan kemampuan menulis paragraf persuasi, digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan penghitungan presentase untuk skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.7 Penentuan Patokan Tingkat Penguasaan dengan Penghitungan Presentase untuk Skala Lima Interval Presentase
Keterangan
Tingkat Penguasaan 85% - 100%
Sangat Berhasil
75% - 84%
Berhasil
60% - 74%
Cukup Berhasil
40% - 59%
Kurang Berhasil
0% - 39%
Tidak Berhasil
c. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai antara pretest ke postest dengan rumus: Selisih nilai
= X postest – X pretest
Tahapan selanjutnya, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Presentase peningkatan nilai = Keterangan : N = Jumlah Siswa
Selisih nilai 100% N
54
d. Model penilaian hasil tes teknik STAD 1. Menghitung skor individu 2. Menghitung skor kelompok 3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Berdasarkan hasil tes yang diperoleh tersebut, dapat dilihat tingkat keberhasilan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi pada kelas X. e. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan peneliti adalah t-tes. T-tes bertujuan untuk membedakan signifikasi antara pretes dan postes, maka rumus yang digunakan adalah Md
t tes =
d
2
( d ) 2
N N ( N 1)
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%. Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut. 1). Mencari mean dari perbedaan hasil pretest dan postest Md =
d N
2). Mencari kuadrat deviasi
Xd 2 d 2
( d ) 2 N
3). Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %. 4.) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak. Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima. Keterangan: Md
: Mean dari perbedaan pretest dan postest
55
D
: Gain (postest-pretest)
xd
2
: Jumlah kuadrat deviasi : Ditentukan oleh N-1.6
Db
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah penelitian ini berakhir peneliti menyadari bahwa dari penelitian yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Banyak faktor yang memengaruhi hasil belajar menulis siswa, serta faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut. Bahkan bila perlu dibuta rencana baru. Jika ini terjadi maka akan terdapat siklus 2 PTK yang langkah-langkahnya tetap sama yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, refleksi. Siklus ini akan akan berulang kembali pada siklus 2, tindakan perbaiakan masih belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, atau dengan perkataan lain perbaikan belum terjadi sesuai dengan yang ditargetkan. Siklus PTK akan berakhir, jika perbaikan sudah berhasil dilakukan. Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada satu atau lebih pertemuan. Lebih-lebih untuk tujuan perbaikan yang membutuhkan waktu cukup lama, seperti meningkatkan kemampuan menulis, maka satu siklus PTK dapat terdiri dari beberapa pertemuan.7
6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.5, h.
128-291. 7
IGAK Wardhani Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. 7, h. 2.34.
56
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pengamatan 1. Gambaran Umum SMA YASIH Bogor Sekolah Menengah Atas (SMA) Yasih Bogor berdiri di bawah Yayasan Pondok Pesantren Sirojul Huda Bogor yang diketuai oleh KH. Drs. Maslahul Ihsan pada tahun 1990-1991 dengan alamat di Jl. Baranangsiang Indah Cikeas Rt 01/03 Katulampa Bogor Timur. SMA YASIH Bogor dipimpin oleh Bapak KH. Drs. Maslahul Ihsan dengan status terakreditasi B. a. Visi “SMA YASIH adalah tempat para siswa menuntut ilmu (Pengetahuan umum dan Agama) sekaligus tempat mengembangkan minat, bakat dan sikap peduli dengan perkembangan jaman.”
b. Misi 1) Membentuk siswa berakhlakul karimah 2) Membentuk siswa peduli sesama dan lingkungan dimana dia berada 3) Membentuk siswa disiplin tinggi, berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah 4) Membentuk siswa piawai (bashthotan fil „ilmi wa bashthotan fil jismi)
2. Keadaan Guru Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan. selain itu, guru juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk membawa anak didiknya pada suatu taraf kematangan tertentu. Seorang guru mendapat kepercayaan dan kehormatan mengajar, dan juga dipercayakan untuk mengambil keputusan-keputusan, untuk itu setiap lembaga pendidikan berupaya memiliki tenaga pengajar yang relevan dengan pengembangan mata pelajaran di
56
57
sekolah. Sama halnya dengan SMA YASIH Bogor selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga-tenaga pendidik yang professional dengan latar belakang pendidikan D3, S1 dan S2 yang sesuai dengan bidang dan keahliandisiplin ilmunya masing-masing.
Tabel 4.1 Keadaan siswa SMA YASIH Bogor Tahun Pelajaran 2010-2011 NO
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
X
10
10
20
2
XI
10
6
16
3
XII
11
8
18
Jumlah
3
31
24
54
Sumber: Tata Usaha SMA YASIH Bogor
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan Pada penelitian ini jumlah siswa kelas X SMA YASIH Bogor sebanyak 20 siswa. Dari 20 siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada siswa yang pendiam dan ada yang aktif juga berani untuk bertanya pada saat pembelajaran. Jika dilihat dari kecerdasan, siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda, yaitu ada yang berkemampuan tinggi, sedang bahkan rendah. Sedangkan dari latar belakang ekonomi siswa tersebut tergolong dalam kelompok standar, yaitu menengah ke bawah. Oleh karena itu hasil tes kemampuan kognitif tiap individu pun tentu tidak sama. Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, data yang telah terkumpul meliputi nilai pretest dan postest dari 20 siswa tersebut. Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Dari hasil data nilai pretest dan postest siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
58
1. Data Pretest Data hasil pretest menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Pretest Kelas X Nomor Responden
Pengamat I
Pengamat II
Jumlah
Skor akhir
(PI+PII)
(PI+PII) 2
1
2
3
4
5
1
12
13
25
12,5
2
10
9
19
9,5
3
8
8
16
8
4
6
7
13
6,5
5
11
12
23
11,5
6
11
11
22
11
7
9
9
18
9
8
6
8
14
7
9
9
11
20
10
10
15
17
32
16
11
10
13
23
11,5
12
13
10
23
11,5
13
11
9
20
10
14
6
9
15
7,5
15
11
14
25
12,5
16
10
13
23
11,5
17
8
10
18
9
18
8
10
18
9
19
13
13
26
13
20
11
12
23
11,5
Jumlah
198
218
416
208
59
Tabel. 4.3 Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor 6,5
7,0
7,5
8,0
9,0
9,0
9,0
9,5
10
10
11
11,5
11,5
11,5
11,5
11,5
12,5
12,5
13
16
Berdasarkan tabel di atas nilai pretest terendah hingga tertinggi adalah nilai 6,5 ada 1 orang, nilai 7,0 ada 1 orang, nilai 7,5 ada 1 orang, nilai 8,0 ada 1 orang, nilai 9,0 ada 3 orang, nilai 9,5 ada 1 orang, nilai 10 ada 2 orang, nilai 11 ada 1 orang, nilai 11,5 ada 5 orang, nilai 12,5 ada 2 orang, nilai 13 ada 1 orang, dan nilai 16 ada 1 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah pretest 6,5 hanya 1 orang, dan nilai yang paling tinggi 16 hanya 1 orang. Sedangkan ratarata nilai yang diperoleh adalah 10,4. Dari hasil pretest menulis paragraf persuasi di atas, siswa kelas X termasuk ke dalam kategori kurang baik. Sehingga, proses pembelajaran menulis paragraf persuasi harus ditindak lanjuti ke postest agar siswa mencapai nilai yang ingin diharapkan, jika dilihat dari nilai-nilai siswa di atas maka pembelajaran menulis paragraf persuasi dikatakan belum berhasil. Banyak siswa yang tidak memperhatikan teknik penulisan ejaan dan tanda baca, kesatuan dan kepaduan kalimat, isi gagasan yang diungkapkan, pengembangan kalimat persuasi, dan diksi.
60
2. Data Postest Data hasil postest menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Data Postest Kelas X Nomor Responden
Pengamat I
Pengamat II
Jumlah
Skor akhir
(PI+PII)
(PI+PII) 2
1
2
3
4
5
1
23
24
47
23,5
2
18
17
35
17,5
3
18
19
37
18,5
4
17
17
34
17
5
16
17
33
16,5
6
17
18
35
17,5
7
15
17
32
16
8
15
15
30
15
9
19
18
37
18,5
10
25
25
50
25
11
24
25
49
24,5
12
18
19
37
18,5
13
19
18
37
18,5
14
17
16
33
16,5
15
20
21
41
20,5
16
16
18
34
17
17
17
16
33
16,5
18
17
18
35
17,5
19
22
22
44
22
20
22
23
45
22,5
Jumlah
375
384
758
379
61
Tabel. 4.5 Urutan Nilai Postest Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor 15
16
16,5
16,5
16,5
17
17
17,5
17,5
17,5
18,5
18,5
18,5
18,5
20,5
22
22,5
23,5
24,5
25
Berdasarkan tabel di atas nilai postest terendah hingga tertinggi adalah nilai 15 ada 1 orang, nilai 16 ada 1 orang, nilai 16,5 ada 2 orang, nilai 17 ada 2 orang, nilai 17,5 ada 3 orang, nilai 18,5 ada 4 orang, nilai 20,5 ada 1 orang, nilai 22 ada 1 orang, nilai 22,5 ada 1 orang, nilai 23,5 ada 1 orang, nilai 24,5 ada 1 orang, dan nilai 25 ada 1 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah postes 15 hanya 1 orang, dan nilai yang paling tinggi 25 hanya 1 orang. Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 18,95. Dari hasil postest menulis paragraf persuasi di atas, siswa kelas X termasuk ke dalam kategori baik. Sehingga,
proses
pembelajaran
menulis
paragraf
persuasi
dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dikatakan berhasil setelah melihat hasil dan nilai siswa yang meningkat dalam melaksanakan pembelajaran
menulis
paragraf
persuasi
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Tes kongnitif yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar penguasaan/pemahaman yang terdiri dari pretes yaitu, tes yang dilakukan sebelum penerapan metode yang akan digunakan guru yakni metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dan postest yakni, tes yang dilakukan setelah metode yang diterapkan pada siswa dalam proses penelitian pembelajaran berlangsung. Apabila nilai tersebut tidak sesuai dengan kriteria nilai yang diharapkan maka harus dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan dalam pembelajaran.
62
Untuk
mengetahui
kemampuan
menulis
siswa
dan
memberikan
pengalaman belajar siswa maka dilakukan observasi yaitu tes unjuk kerja berdasarkan aspek keterampilan menulis siswa. Pada kegiatan observasi ini tes tidak langsung yaitu melalui lembar kerja siswa secara tertulis dan berdasarkan lembar observasi.
D. Analisis Data 1. Analisis Pembelajaran Kegiatan pembelajaran paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD di kelas X dilaksanakan pada Senin, 10 Januari 2011 dan Selasa 11 Januari 2011. Kegiatan pembelajaran dua hari tersebut dilakukan pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Pada awal pembelajaran guru mengondisikan kelas, yaitu mengucapkan salam, mengecek daftar hadir, dan memberikan motivasi agar siswa lebih semangat dan senang mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan pretes kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf persuasi. Guru pun melakukan apersepsi mengenai pengertian, ciri, dan jenis paragraf persuasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kembali tentang materi paragraf yang telah dipelajari sebelumnya. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut. Pada inti pembelajaran terdapat empat belas kegiatan. Pertama, guru menyajikan informasi tentang paragraf persuasi. Kedua, guru menjelaskan kepada siswa menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya. Ketiga, guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kelompok kooperatif. Keempat, guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tinggi di kelas sebagai ketua kelompok. Kegiatan kelima, guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Dalam penelitian ini, suku yang peneliti temukan lebih banyak bersuku sunda. Kemudian pada kegiatan
63
keenam guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Hal tersebut dilakukan agar kondisi kelas tetap kondusif. Selanjutnya kegiatan ketujuh, guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa untuk mengerjakan paragraf persuasi. Kegiatan kedelapan, guru menentukan tema persuasi dan menberitahukan kepada siswa jenis persuasi yang harus dibuat. Kemudian siswa melakukan kegiatan kesembilan sampai kedua belas, yaitu siswa menyusun kerangka persuasi dan mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf persuasi jenis iklan. Guru pun membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya agar seluruh kelompok mengetahui kinerja dan kekompakan kelompok lain. Pada kegiatan ketiga belas guru mengadakan postest. Tes tersebut untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Kemudian guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor tertinggi. Kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dipelajari. Selain itu, guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah diajarkan kepada siswa secara lisan.
2. Analisis Data Observasi Berikut ini adalah hasil analisis observasi yang digunakan untuk mengetahui penerapan metode kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraph siswa kelas X SMA YASIH Bogor. Analisis tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu observasi mengenai proses kegiatan pembelajaran dan observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
64
a. Analisis data observasi proses pembelajaran Berikut ini adalah analisis data observasi proses pembelajaran. Tabel 4.6 Kegiatan Awal Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Alternatif No.
1
Ya
Tidak
3
_
3
_
Apakah guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)?
2
jawaban
Pertanyaan
Apakah guru menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran?
3
Apakah guru mengondisikan siswa?
3
_
4
Apakah guru melakukan apersepsi?
3
_
5
Apakah guru mengadakan pretes kepada siswa?
3
_
Tabel di atas menyatakan bahwa ketiga pengamat mengisi jawaban ya pada kegiatan awal penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada awal pembelajaran guru telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menggunakan media saat pembelajaran, mengondisikan kelas, melakukan apersepsi, dan memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf persuasi.
65
Tabel 4.7 Kegiatan Inti Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Alternatif No.
1
Pertanyaan
Apakah guru menerapkan skenario pembelajaran kooperatif?
2
jawaban Ya
Tidak
3
_
3
_
3
_
1
2
3
_
2
1
2
1
3
_
3
_
Apakah guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut?
3
Apakah guru memotivasi siswa belajar?
4
Apakah guru menyajikan informasi kepada siswa?
5
Apakah guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar?
6
Apakah guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien?
7
Apakah guru membimbing kelompok-kelompok belajar siswa mengerjakan tugasnya?
8
Apakah guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya?
9
Apakah guru mencari cara-cara untuk menghargai hasil belajar individu dan kelompok?
Dari tabel di atas dapat diungkapkan bahwa pada kegiatan inti guru menerapkan skenario pembelajaran kooperatif, menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut serta memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari ketiga jawaban pengamat dengan
66
jawaban ya. Setelah siswa mengetahui tujuan pelajaran dan siap untuk belajar, maka guru menyajikan informasi mengenai paragraf persuasi kepada siswa. Dari tabel di atas terlihat dua pengamat menjawab ya dan satu pengamat menjawab tidak. Langkah berikutnya, guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar. Hal itu terlihat dari ketiga jawaban pengamat dengan jawaban ya. Guru pun membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien dan membimbing kelompok belajar siswa saat mengerjakan tugas. Dari tabel di atas dapat dilihat dua pengamat menjawab ya dan satu pengamat menjawab
tidak.
Setelah
mengerjakan
tugas,
masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas sehingga dapat dievaluasi bersama kelompok lain. Dari hasil presentasi tersebut guru mencari cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok dengan memberikan piagam penghargaan kepada siswa. Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan
kegiatan
inti
pembelajaran
dengan
menerapkan
metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD pada materi menulis paragraf persuasi. Hal itu terbukti dengan ketiga pengamat menceklist jawaban ya. Tabel 4.8 Kegiatan Akhir Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Alternatif No.
jawaban
Pertanyaan
1
Apakah guru melakukan postest?
2
Apakah guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran?
Ya
Tidak
3
_
3
_
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru mengadakan postes dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan bertanya kepada siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari ketiga jawaban pengamat yang menjawab ya. Dari data
67
di atas, dapat disimpulkan bahwa pada akhir pembelajaran guru memberikan postes kepada siswa dan menutupnya dengan menyimpulkan materi yang dipelajari. Berdasarkan format pengamatan yang telah diisi oleh ketiga pengamat dapat diketahui bahwa seluruh kegiatan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD pada materi menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor telah dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Analisis data observasi aktifitas siswa Berikut ini adalah analisis data observasi aktifitas siswa selama penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 4.9 Aktifitas Siswa pada Awal Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Alternatif No.
Pertanyaan
1
Apakah siswa merespon apersepsi guru?
2
Apakah siswa memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
3
Apakah siswa mengerti skenario pembelajaran yang disampaikan guru?
jawaban Ya
Tidak
3
_
3
_
3
_
Tabel di atas mengungkapkan bahwa pada awal pembelajaran, siswa merespon apersepsi guru. Siswa pun memahami dan mengerti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta skenario pembelajaran yang ingin disampaikan oleh guru. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban ketiga pengamat yang menjawab ya.
68
Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa merespon apersepsi guru mengenai paragraf persuasi, memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan mengerti skenario pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Tabel 4.10 Aktifitas Siswa pada Inti Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Alternatif No.
Pertanyaan
jawaban Ya
Tidak
1
Apakah siswa antusias belajar di dalam kelompok?
3
_
2
Apakah setiap anggota kelompok berpartisipasi?
3
_
3
Apakah siswa mendengarkan pendapat orang lain
2
1
1
2
3
_
1
2
1
2
ketika presentasi kelompok? 4
Apakah ada siswa yang memuji anggota kelompok yang telah bekerja baik untuk kelompok?
5
Apakah siswa memperhatikan satu sama lain dalam kelompok kooperatif?
6
Apakah siswa saling bertanya dengan sesama anggota kelompok kooperatif?
7
Apakah ada siswa dalam kelompok yang berbicara paling banyak?
Pada kegiatan inti siswa antusias belajar di dalam kelompok dan seluruh anggota kelompok ikut berpartisipasi. Dari tabel di atas terlihat tiga pengamat menjawab ya. Siswa pun mendengarkan pendapat orang lain ketika presentasi kelompok berlangsung. Hal itu dapat dilihat dari dua pengamat menjawab ya dan satu pengamat menjawab tidak. Kemudian, siswa memperhatikan satu sama lain dan bekerjasama melaksanakan tugas dalam kelompok kooperatif, dengan jawaban ketiga pengamat ya.
69
Dari tabel di atas kegiatan siswa seluruhnya aktif, terbukti tidak ada siswa yang memuji rekannya yang telah bekerja dengan baik untuk kelompoknya. Selain itu tidak ada anggota yang berbicara paling banyak dalam kelompoknya. Hal tersebut terlihat dari satu pengamat menjawab ya dan dua pengamat menjawab tidak. Siswa pun tidak melakukan tanya jawab, itu terlihat dari jawaban ketiga pengamat yang menjawab tidak.
Tabel 4.11 Aktifitas Siswa pada Akhir Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif STAD Alternatif No.
1
jawaban
Pertanyaan
Apakah siswa mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas?
2
Apakah siswa saling membantu dalam mengerjakan soal postes?
Tabel
di
atas
menyatakan
bahwa
pada
kegiatan
Ya
Tidak
3
_
_
3
akhir
siswa
mempresentasikan hasil belajar kelompoknya dengan kompak di depan kelas. Siswa pun tidak saling membantu dalam mengerjakan soal postes, hal tersebut terbukti dari jawaban yang diberikan oleh pengamat dengan menjawab ya. Berdasarkan format pengamatan aktifitas siswa yang telah diisi oleh ketiga pengamat dapat diketahui bahwa seluruh siswa saling membantu dan mampu menjadi tutor sebaya selama diterapkannya metode pembelajaran kooperatif teknik STAD pada pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor. Hal tersebut dapat dilihat dari data kegiatan siswa yang sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah direncanakan.
70
3. Analisis Data Tes Berikut ini adalah langkah analisis data tes. a. Data skor diubah menjadi nilai dengan rumus: N = X x 100 STI Keterangan:
N
→ Nilai
X
→ Total skor siswa
STI
→ Skor total ideal/ skor maksimum
100
→ Standar nilai yang digunakan
Seperti pada tabel 4.4 nomor responden 1 dengan penghitungan: N=
23,5 x 100 = 94, jadi nilai responden 1 = 94. 25
b. Data nilai tersebut dimasukkan dalam interval persentase tingkat penguasaan sehingga diperoleh bahwa responden 1 dengan nilai 94 atau 94% sangat berhasil dalam menguasai keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal itu dikarenakan nilai responden 1 berada pada rentang nilai 85% - 100%. Interval yang digunakan adalah sebagai berikut. c. Interval Persentase Tingkat Penguasaan
Keterangan
85% - 100%
Sangat Berhasil
75% - 84%
Berhasil
60% - 74%
Cukup Berhasil
40% - 59%
Kurang Berhasil
0% - 39%
Tidak Berhasil
71
d. Analisis Data Pretets dan Postest 1) Analisis Data Pretest Berikut ini adalah hasil analisis data pretest kelas X. Tabel 4.12 Analisis Data Pretest Kelas X Nomor
Tingkat
Skor
Nilai
1
2
3
4
5
1
12,5
50
50%
Kurang Berhasil
2
9,5
38
38%
Tidak Berhasil
3
8
32
32%
Tidak Berhasil
4
6,5
26
26%
Tidak Berhasil
5
11,5
46
46%
Kurang Berhasil
6
11
44
44%
Kurang Berhasil
7
9
36
36%
Tidak Berhasil
8
7
28
28%
Tidak Berhasil
9
10
40
40%
Kurang Berhasil
10
16
64
64%
Cukup Berhasil
11
11,5
46
46%
Kurang Berhasil
12
11,5
46
46%
Kurang Berhasil
13
10
40
40%
Kurang Berhasil
14
7,5
30
30%
Tidak Berhasil
15
12,5
50
50%
Kurang Berhasil
16
11,5
46
46%
Kurang Berhasil
17
9
36
36%
Tidak Berhasil
18
9
36
36%
Tidak Berhasil
19
13
52
52%
Kurang Berhasil
20
11,5
46
46%
Kurang Berhasil
Jumlah
832
832%
Rata-rata
41,6
41,6%
Responden
Penguasaan
Keterangan
Kurang Berhasil
72
Berdasarkan analisis data pretest di atas dapat diketahui bahwa nilai ratarata pretes menulis paragraf persuasi pada siswa adalah 41,6 atau berada pada tingkat penguasaan 41,6%. Berikut adalah penghitungan nilai rata-rata hasil pretest menulis paragraf persuasi tersebut. X= X N X = 832 = 41,6 20 Berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA YASIH Bogor adalah 41,6 atau berada pada tingkat penguasaan 41,6% yang berarti siswa dinyatakan kurang berhasil, 2) Analisis Data Postest Berikut ini adalah hasil analisis data postest kelas X. Tabel 4.13 Analisis Data Postest Kelas X Nomor
Tingkat
Skor
Nilai
1
2
3
4
5
1
23,5
94
94%
Sangat Berhasil
2
17,5
70
70%
Cukup Berhasil
3
18,5
74
74%
Cukup Berhasil
4
17
68
68%
Cukup Berhasil
5
16,5
66
66%
Cukup Berhasil
6
17,5
70
70%
Cukup Berhasil
7
16
64
64%
Cukup Berhasil
8
15
60
60%
Cukup Berhasil
9
18,5
74
74%
Cukup Berhasil
10
25
100
100%
Sangat Berhasil
Responden
Penguasaan
Keterangan
73
11
24,5
98
98%
Sangat Berhasil
12
18,5
74
74%
Cukup Berhasil
13
18,5
74
74%
Cukup Berhasil
14
16,5
66
66%
Cukup Berhasil
15
20,5
82
82%
Berhasil
16
17
68
68%
Cukup Berhasil
17
16,5
66
66%
Cukup Berhasil
18
17,5
70
70%
Cukup Berhasil
19
22
88
88%
Sangat Berhasil
20
22,5
90
90%
Sangat Berhasil
Jumlah
1516
1516%
Rata-rata
75,8
75,8%
Berhasil
Berdasarkan analisis data postest di atas dapat diketahui bahwa nilai ratarata postes menulis paragraf persuasi setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas X adalah 75,8 atau berada pada tingkat penguasaan sebesar 75,8%. Berikut penghitungan nilai rata-rata hasil postest menulis paragraf persuasi kelas X. X= X N X =1516 = 75,8 20 Berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata tersebut, dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan menulis paragraf persuasi kelas X SMA YASIH Bogor adalah 75,8 atau berada pada tingkat penguasaan 75,8 % berarti siswa dinyatakan berhasil. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
74
e. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai antara pretest ke postest dengan rumus: Selisih nilai = X postest – X pretest =
75,8
=
− 41,6 34,2
Tahapan selanjutnya, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Presentase peningkatan nilai =
=
Selisih nilai 100% N 34,2 100% 20
= 171% Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa dari pretes ke postes mengalami peningkatan sebanyak 171%.
f. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan peneliti adalah t-tes. T-tes bertujuan untuk membedakan signifikasi antara pretest dan postest, maka rumus yang digunakan adalah Md
t tes =
d 2
( d ) 2
N N ( N 1)
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%. Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut. 1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretest dan postest Md =
d N
75
2) Mencari kuadrat deviasi
Xd
2
d 2
( d ) 2 N
3) Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %. 4) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima. Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak. Ket: Md
: Mean dari perbedaan pretes dan postes
D
: Gain (postest-pretest)
xd Db
2
: Jumlah kuadrat deviasi : Ditentukan oleh N-1
Tabel. 4.14 Data Pretest dan Postets Siswa Kelas X SMA YASIH Bogor
No.
Nama Siswa
Pretest
Postest
d
(X1)
(X2)
(X2-X1)
d²
1.
Abdul Muhsyidin
50
94
44
1936
2.
Amalia Apriani
38
70
32
1024
3.
Anden Siti Khadijah
32
74
42
1764
4.
Ardiansyah
26
68
42
1764
5.
Desi
46
66
20
400
6.
Euis Malihatus S
44
70
26
676
7.
Euis Suryani
36
64
28
784
8.
Faaz
28
60
32
1024
9.
Fathurroziq
40
74
34
1156
10.
Hikmah Maulina
64
100
36
1296
11.
Intan Sari
46
98
52
2704
76
12.
Junaedi
46
74
28
784
13.
Lina Marlina
40
74
34
1156
14.
M. Alwi
30
66
36
1296
15.
M. Fadhil M
50
82
32
1024
16.
M. Khudori
46
68
22
484
17.
M. Syukron Mahdum
36
66
30
900
18.
Nur Muhibbin
36
70
34
1156
19
Riza Zakiyah
52
88
36
1296
20
Vindya Nelmiza
46
90
44
1936
Jumlah
832
1516
684
24560
∑X1=
∑X2=
∑d= 34,2
∑d²=1228
41,6
75,8
Rata-rata
Dari data yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan t tes
sebagai berikut:
1) Menghitung mean dari perbedaan hasil pretest dan postest Md =
=
d N
34,2 20
= 1,71 Ket : ∑d
: Nilai rata-rata postest - pretest
Md
: Nilai mean
N
: Jumlah responden
2) Mencari kuadrat deviasi
Xd 2 d 2 = 1228 −
( d ) 2 N
(34,2) 2 20
77
= 1228 −
1169 ,64 20
= 1228 − 58,48 = 1169,52 Ket : ∑Xd²
: Kuadrat deviasi
∑d²
: Nilai rata-rata postest – pretest
(∑d)²
: Rata-rata postest dikuadratkan
N
: Jumlah responden
3) Mencari koefesien dengan rumus sebagai berikut: Md
t tes =
d
2
( d ) 2
N N ( N 1)
Ket : Md
: Nilai mean
∑d²
: Nilai rata-rata postest – pretest
(∑d)²
: Rata-rata postest dikuadratkan
N
: Jumlah responden
T tes =
1,71 (34,2) 2 20 20(20 1)
1228
=
1,71 1169,64 20 20(19)
1228
=
1,71 1228 58,48 380
78
=
=
=
1,71 1169 ,52 380
1,71 3,08
1,71 1,76
= 0,97 4) Melihat nilai t pada tabel dengan taraf signifikasi 5 % = 0,05 pada tahap kepercayaan 95 %
t tabel = db = N – 2 db = 20 – 2 db = 18
t tabel = 0,210 5) Menguji signifikasi koefesien t Untuk menguji signifikan koefesien t, maka menggunakan ketentuan sebagai berikut. Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima. Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak. Setelah data dihitung dengan menggunakan t tes, maka diperoleh t 0,210 dan t
hitung
= 0,97. Ternyata t
hitung
t
tabel
tabel
=
yaitu 0,97 0,210. Artinya
perbedaan pretest dan postest siswa kelas X SMA YASIH Bogor signifikan. Hipotesis diterima. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik, diketahui t hitung
t
tabel
yaitu 0,97 0,210 dalam tingkat kepercayaan 95 % dan derajat
kebebasan 39. Dengan demikian, metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi kelas X SMA YASIH Bogor. Demikianlah data dari hasil evaluasi yang telah penulis analisis di atas, menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan semuanya dapat diterima.
79
4. Analisis Data Angket Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD, siswa diberi sepuluh pertanyaan terkait dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi dan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD Berikut respon siswa terhadap pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD: Tabel 4.15 Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
16
80
2
Tidak
4
20
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwa responden merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai dapat diketahui 80% responden menjawab ya, 20% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai.
Tabel 4.16 Apakah kamu senang dengan pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
14
70
2
Tidak
6
30
20
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 70% responden menjawab ya bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa, 30% reponden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa setuju bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa.
80
Tabel 4.17 Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
16
80
2
Tidak
4
20
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan tentang siswa pernah belajar menulis paragraf persuasi sebelumnya, dapat diketahui bahwa sebesar 80% responden menjawab ya pernah belajar menulis paragraf persuasi sebelumnya, 20% responden menjawab tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa pernah belajar menulis paragraf persuasi sebelumnya. Tabel 4.18 Apakah menulis paragraf persuasi sulit apabila dikerjakan secara berkelompok? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
5
25
2
Tidak
15
75
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf narasi sulit apabila dikerjakan secara berkelompok, dapat diketahui sebesar 25% responden menjawab ya menulis paragraf persuasi sulit apa bila dilakukan secara berkelompok, 75% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menulis paragraf persuasi tidak sulit apabila dikerjakan secara berkelompok.
81
Tabel 4.19 Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
8
40
2
Tidak
12
60
20
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 40% responden menjawab ya bahwa responden mengetahui metode pembelajaran kooperatif teknik STAD, 60% reponden menjawab tidak,. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif teknik STAD belum diketahui siswa.
Tabel 4.20 Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
18
90
2
Tidak
2
10
20
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 90% responden menjawab ya bahwa merasa senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD, 10% responden menjawab tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
82
Tabel 4.21 Apakah menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi belajarmu? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
14
70
2
Tidak
6
30
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi, dapat diketahui sebesar 70% responden menjawab ya menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi, 30% responden mejawab tidak, Jadi dapat disimpulkan bahwas menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi.
Tabel 4.22 Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
18
90
2
Tidak
2
10
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwa sebesar 90% responden menjawab ya merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD, 10% reponden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden merasa kemampuan menulis paragraf persuasi mengalami
83
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 4.23 Apakah kamu menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
8
40
2
Tidak
12
60
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwa responden tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat diketahui hanya 40% responden menjawab ya, 60% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
Tabel 4.24 Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Ya
16
80
2
Tidak
4
20
20
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwa responden berkesan terhadap pembelajaran
menulis
paragraf
persuasi
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat diketahui 80% responden menjawab ya, 20% responden menjawab tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa responden
84
berkesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD.
E. Interpretasi Hasil Analisis Sebelum
penerapan
pembelajaran
tersebut
berlangsung
siswa
melaksanakan pretest. Sedangkan setelah penerapan pembelajaran telah usai siswa mengalami postest. Soal-soal pretest dan postest disusun berdasarkan bahan kajian pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang ada di dalam standar kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Berikut ini deskripsi data hasil analisis pengamatan:
1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun: 1) Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai. 2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut: a) Guru membuka pelajaran. b) Guru memberikan apersepsi mengenai pengetahuan siswa terhadap pengertian, syarat, dan jenis paragraf. c) Guru memberikan materi tentang paragraf persuasi. d) Guru menjelaskan contoh paragraf persuasi. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sedang diajarkan. f) Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4 siswa. g) Guru membagikan lembar kerja dan menugaskan siswa untuk membuat paragraf persuasi jenis iklan bersama dengan kelompok masing-masing.
85
b. Pelaksanaan tindakan Seperti
yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus
I
dilaksanakan dalam dua pertemuan, kegiatan pembelajaran paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD di kelas X dilaksanakan pada Senin, 10 Januari 2011 dan Selasa 11 Januari 2011. Kegiatan pembelajaran dua hari tersebut dilakukan pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Pada awal pembelajaran guru mengondisikan kelas, yaitu mengucapkan salam, mengecek daftar hadir, dan memberikan motivasi agar siswa lebih semangat dan senang mengikuti pembelajaran. Kemudian guru memberikan pretes kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf persuasi. Guru pun melakukan apersepsi mengenai pengertian, ciri, dan jenis paragraf persuasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan kembali tentang materi paragraf yang telah dipelajari sebelumnya. Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut. Pada inti pembelajaran terdapat empat belas kegiatan. Pertama, guru menyajikan informasi tentang paragraf persuasi. Kedua, guru menjelaskan kepada siswa menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya. Ketiga, guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kelompok kooperatif. Keempat, guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tinggi di kelas sebagai ketua kelompok. Kegiatan kelima, guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Kemudian pada kegiatan keenam guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Hal tersebut dilakukan agar kondisi kelas tetap kondusif. Selanjutnya kegiatan ketujuh, guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa untuk mengerjakan paragraf persuasi. Kegiatan kedelapan, guru menentukan tema persuasi dan menberitahukan kepada siswa jenis persuasi yang harus dibuat. Kemudian siswa melakukan kegiatan kesembilan sampai kedua belas, yaitu siswa menyusun kerangka persuasi
86
dan mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf persuasi jenis iklan. Guru pun membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya agar seluruh kelompok mengetahui kinerja dan kekompakan kelompok lain. Pada kegiatan ketiga belas guru mengadakan postes. Tes tersebut untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Kemudian guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor tertinggi. Kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dipelajari. Selain itu, guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah diajarkan kepada siswa secara lisan.
c. Pengamatan (observasi) Pengamatan dan pemantauan pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan di ruang kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui proses dan aktifitas siswa selama diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD pada materi menulis paragraf persuasi. Berdasarkan format pengamatan aktifitas siswa yang telah diisi oleh ketiga pengamat dapat diketahui bahwa seluruh siswa saling membantu dan mampu menjadi tutor sebaya selama diterapkannya metode pembelajaran kooperatif teknik STAD pada pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas X SMA YASIH Bogor. Hal tersebut dapat dilihat dari data kegiatan siswa yang sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah direncanakan.
d. Refleksi Proses pelaksanaan tindakan pada siklus I (pretest) dan I (postest) berjalan dengan baik. Kelemahan pada pretest dapat teratasi dengan baik. Hal ini membuat kualitas pembelajaran menulis mengalami peningkatan yaitu 80% siswa telah aktif
87
pada postest. Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan seperti peningkatan keaktifan, perhatian serta konsentrasi siswa dalam pembelajaran, guru telah berhasil membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis dengan baik dan tertib. Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami peningkatan dengan skor 41,6 menjadi 74,3. Ini berarti hasilnya sudah mencapai nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil tes dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa. . F. Pembahasan Temuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan peneliti dalam satu siklus yang meliputi: (1) tahap perencanaan dan persiapan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Masing-masing dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x45 menit). Masing-masing dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan kegiatan survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMA YASIH Bogor masih tergolong rendah. Hal ini ditandai dengan indikator sebagai berikut: (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, (2) sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, (3) siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, (4) siswa kurang memahami pemakaian tanda baca, (5) siswa kurang memperhatikan ejaan bahasa Indonesia, (6) siswa kurang bisa mengembangkan diksi, (7) siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas X untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan metode pembelajaran kooperatif teknik
88
STAD dalam proses pembelajaran menulis persuasi. Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, model pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil. Kedua, apabila siswa belajar secara berkelompok, diharapkan siswa dapat saling menyumbangkan ide, saling mengoreksi kesalahan satu sama lain dalam pemakaian ejaan, tanda baca, dan pemilihan diksi. Melalui kegiatan pembelajaran secara berkelompok, dapat pembelajaran menulis persuasi akan lebih efektif karena adanya kerja sama dan interaksi antar siswa yang kuat. Peneliti dan guru kelas X kemudian menyusun rencana untuk pretest, ternyata masih terdapat kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. Postest dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada pada pretest. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan
pembelajaran
menulis
paragraf
persuasi
dengan
metode
pembelajaran kooperatif teknik STAD yang mampu membantu siswa aktif dalam memunculkan ide dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis persuasi siswa dapat dikembangkan dengan optimal. Selain
itu,
penelitian
ini
juga
bermanfaat
untuk
meningkatkan
keterampilan guru dalam mengelola kelas karena metode ini dapat digunakan sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf persuasi. Keberhasilan metode ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis persuasi salah satunya dapat dilihat dari perolehan nilai yang meningkat dari pretest ke postest berikut. Tabel 4.25 Perolehan Nilai Menulis Dari Pretest sampai Postest No
Nama
Pretest
Postest
Keterangan
1
Abdul Muhsyidin
50
94
Meningkat
2
Amalia Apriani
38
70
Meningkat
3
Anden Siti Khadijah
32
74
Meningkat
89
4
Ardiansyah
26
68
Meningkat
5
Desi
46
66
Meningkat
6
Euis Malihatus S
44
70
Meningkat
7
Euis Suryani
36
64
Meningkat
8
Faaz
28
60
Meningkat
9
Fathurroziq
40
74
Meningkat
10
Hikmah Maulina
64
100
Meningkat
11
Intan Sari
46
98
Meningkat
12
Junaedi
46
74
Meningkat
13
Lina Marlina
40
74
Meningkat
14
M. Alwi
30
66
Meningkat
15
M. Fadhil M
50
82
Meningkat
16
M. Khudori
46
68
Meningkat
17
M. Syukron Mahdum
36
66
Meningkat
18
Nur Muhibbin
36
70
Meningkat
19
Riza Zakiyah
52
88
Meningkat
20
Vindya Nelmiza
46
90
Meningkat
Hasil nilai tersebut menunjukan adanya tanggapan positif dari siswa pada pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD. Siswa merasa senang belajar menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD ini, karena siswa merasa termotivasi untuk belajar sehingga pembelajaran yang diberikan dapat dipahami.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan deskripsi, analisis, dan pembahasan setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pada survei awal yang peneliti lakukan, dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan menulis paragraf persuasi kelas X SMA YASIH Bogor masih rendah hal ini disebabkan oleh beberapa kesulitan yang dihadapi siswa, seperti adanya minat dan motivasi siswa yang kurang, sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, siswa kurang memahami pemakaian tanda baca, dan siswa kurang dapat memperhatikan ejaan bahasa Indonesia. 2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD efektif diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal ini dapat dilihat ketika seluruh siswa mengerjakan pretest pada awal pertemuan, sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD hanya mencapai skor rata-rata 41,6 dan nilai tersebut belum mencapai nilai KKM (65). Namun pada pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena kesulitan yang dihadapi siswa pada kegiatan pretest dapat teratasi sehingga rata-rata skor postest yang didapat siswa melebihi nilai KKM, yaitu 75,8. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan. 3. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif
teknik STAD meningkat
tinggi 34,2% dari semua indikator yang ada, seperti penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, isi gagasan yang diungkapkan baik, kesatuan dan kepaduan kalimat dalam paragraf, serta pemilihan diksi yang tepat. Hal ini dapat diketahui dari selisih nilai antara nilai rata-rata postest dikurangi nilai rata-rata pretest.
90
91
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab IV serta simpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut. 1. Agar siswa dapat mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi, sebaiknya siswa saling berinteraksi satu sama lain dalam menyelesaikan kesulitan tersebut. 2. Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada para guru untuk menerapkan metode tersebut sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Akhadiah, Sabarti, dkk, Menulis I, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001. _______________, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2003. Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Asrori, Mohammad, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Wacana Prima, 2009. Ekowati, Ainiyah, Skripsi: Penerapan Model Pembejaran Kooperatif dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa, Bogor: Universitas Pakuan, 2008. Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009. Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan, Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK Press, 2010. Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA, 2001. Keraf, Gorys, Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, Flores: Nusa Indah, 1993. ___________, Eksposisi, Jakarta: Grasindo, 1995. Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Saparudin, Yudi, Suara Daerah Majalah PGRI Jawa Barat, Bandung, No.416, 2005.
92
Slavin E, Robert, Cooperative Learning; Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008, Terjemahan: Narulita Yusron. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994. Sulistianingsih, Claudia L, Messe Bahasa Indonesia; Tata Bahasa dan Sastra Indonesia, Yogyakarta: Messemedia, 2010. Suparno, dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Suwandi, Sarwiji, Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010. Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009. Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. Tarigan, Henry Guntur, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008. Wardani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Sebuah Tinjauan Konseptual Operasional, Jakara: Bumi Aksara, 2009. ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif. Desember 2010.
93
Diakses
2
Lampiran 1 DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen
: FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit
: 5 Januari 2009
No. Revisi:
: 00
Hal
:
1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/ 1482/ 2010 Lamp. : …………… Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 8 November 2010
Kepada Yth. Makyun Subuki, M. Hum. Pembimbing skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
: Ani Septiani : 106013000290 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : IX (sembilan) : Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (Student Team Achievement Division).
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5 Oktober 2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. NIP. 19640212 199703 2 001 Tembusan : 1. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs
Lampiran 2 DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen
: FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit
: 5 Januari 2009
No. Revisi:
: 00
Hal
:
1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.01/F.1/PP.009/ 1278/ 2010 Lamp. : …………… Hal : Observasi
Jakarta, 21 Oktober 2010
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor Di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa : Nama
: Ani Septiani
NIM
: 106013000290
Semester
: IX
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
adalah benar mahasiswa/i pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan mengadakan observasi di sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon kesediaannya menerima mahasiswa/i tersebut dan mengizinkan melaksanakan penelitian yang dimaksud.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. NIP. 19640212 199703 2 001
Lampiran 3 DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen
: FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit
: 5 Januari 2009
No. Revisi:
: 00
Hal
:
1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/ 1480/ 2010 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan izin penelitian
Jakarta, 8 November 2010
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMA YASIH Bogor Di Tempat Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa : Nama
:
Ani Septiani
NIM
:
106013000290
Semester
:
IX
Jurusan
:
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi :
Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (Student Team Achievement Division).
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi dan akan mengadakan penelitian atau riset di instansi/sekolah/madrasah yang saudara pimpin. Untuk itu kami harap saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian yang dimaksud. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. a.n. Dekan Kajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. NIP. 19640212 199703 2 001 Tembusan : 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
Lampiran 5 DAFTAR NAMA SISWA KELAS X
Jenis Kelamin (L/P) 3
No. Urut Responden 4
Abdul Muhsyidin
L
1
2
Amalia Apriani
P
2
3
Anden Siti Khadijah
P
3
4
Ardiansyah
L
4
5
Desi
P
5
6
Euis Malihatus S
P
6
7
Euis Suryani
P
7
8
Faaz
L
8
9
Fathurroziq
L
9
10
Hikmah Maulina
P
10
11
Intan Sari
P
11
12
Junaedi
L
12
13
Lina Marlina
P
13
14
M. Alwi
L
14
15
M. Fadhil M
L
15
16
M. Khudori
L
16
17
M. Syukron Mahdum
L
17
18
Nur Muhibbin
L
18
19
Riza Zakiyah
P
19
20
Vindya Nelmiza
P
20
Nomor
Nama Siswa
1
2
1
Lampiran 6 KISI-KISI OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN Masalah
Tujuan Pertanyaan
Persiapan
Ingin
mengetahui Apakah
pembelajaran
persiapan guru dalam rencana mengajar.
Alternatif Jawaban Ya Tidak
Pertanyaan guru
membuat pelaksanaan
pembelajaran (RPP)? Apakah guru menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran?
Kegiatan awal Ingin pembelajaran
kegiatan
mengetahui Apakah guru
kegiatan
guru
pada mengondisikan siswa? awal Apakah
pembelajaran.
guru
melakukan
apersepsi? Apakah guru memberikan prates kepada siswa?
Kegiatan
inti Ingin
pembelajaran
mengetahui Apakah guru menerapkan
apakah menerapkan
guru scenario
pembelajaran
model kooperatif
(gotong
pembelajaran kooperatif royong/tutor sebaya)? teknik STAD
selama Apakah guru mentampaikan
proses pembelajaran.
semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut? Apakah guru memotivasi siswa belajar? Apakah guru menjelaskan kepada
siswa
caranya
bagaimana membentuk
kelompok belajar? Apakah
guru
membantu
setiap
kelompok
agar
melakukan transisi secara efisien? Apakah guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat
siswa
mengerjakan tugasnya? Apakah guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerjanya? Apakah guru mencari caracara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok? Kegiatan akhir Ingin mengetahui sejauh Apakah pembelajaran
mana
guru
evaluasi
guru
melakukan
meng- postes?
pembelajaran Apakah guru menyimpulkan
kooperatif teknik STAD materi yang telah dipelajari pada
akhir
belajaran.
pem- pada akhir pembelajaran?
Lampiran 7 KISI-KISI OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
Masalah
Tujuan Pertanyaan
Kegiatan awal Ingin pembelajaran
Alternatif Jawaban Ya Tidak
Pertanyaan
mengetahui Apakah
siswa
merespon
Kesiapan siswa sebelum apersepsi guru? proses pembelajaran.
Apakah siswa memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? Apakah
siswa
mengerti
skenario pembelajaran yang disampaikan guru? Kegiatan
inti Ingin mengetahui sikap Apakah
pembelajaran
siswa
antusias
siswa dalam kelompok belajar di dalam kelompok? kooperatif
selama Apakah
proses pembelajaran.
setiap
anggota
kelompok berpartisipasi? Apakah
siswa
mendengarkan
pendapat
orang lain ketika presentasi kelompok? Apakah ada siswa yang memuji
anggota
kelompoknya
setelah
bekerja dengan baik? Apakah
siswa
memperhatikan satu sama lain
dalam
kelompok
kooperatif? Apakah
siswa
saling
bertanya? Apakah ada siswa dalam kelompok yang berbicara
paling vokal? Apakah siswa bekerjasama melaksanakan tugas dalam kelompok kooperatif? Apakah siswa melakukan tanya jawab dengan sesama anggota
kelompok
kooperatif? Apakah guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran? Kegiatan akhir Ingin pembelajaran
mengetahui Apakah
penampilan kelompok dalam hasil
siswa
setiap mempresentasikan kooperatif belajar
hasil
kelompoknya
di
menyampaikan depan kelas? diskusinya
dan Apakah
mengetahui hasil akhir membantu pembelajaran.
siswa
saling dalam
mengerjakan soal postes?
Lampiran 8 FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN Petunjuk: 1. Tulislah nama, jabatan, dan tanda tangan anda! 2. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia! Nama
: _______________
Jabatan
: _______________ Alternatif
Bagian
Pertanyaan
jawaban Ya
Awal
Apakah guru membuat rencana
pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran (RPP)? Apakah guru menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran? Apakah guru mengondisikan siswa? Apakah guru melakukan apersepsi? Apakah guru mengadakan pretes kepada siswa?
Inti
Apakah guru menerapkan skenario
Pembelajaran
pembelajaran kooperatif? Apakah guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut? Apakah guru memotivasi siswa belajar? Apakah guru menyajikan informasi kepada siswa? Apakah guru menjelaskan kepada siswa
Tidak
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar? Apakah guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien? Apakah guru membimbing kelompokkelompok belajar siswa mengerjakan tugasnya? Apakah guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya? Apakah guru mencari cara-cara untuk menghargai hasil belajar individu dan kelompok? Akhir
Apakah guru melakukan postes?
Pembelajaran
Apakah guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran?
Bogor, 11 Januari 2011 Pengamat,
Lampiran 9 FORMAT OBSERVASI AKTIFITAS SISWA Petunjuk: 1. Tulislah nama, jabatan, dan tanda tangan anda! 2. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia! Nama
: _______________
Jabatan
: _______________ Alternatif
Bagian
Pertanyaan
jawaban Ya
Awal
Apakah siswa merespon apersepsi guru?
pembelajaran
Apakah siswa memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? Apakah siswa mengerti skenario pembelajaran yang disampaikan guru?
Inti
Apakah siswa antusias belajar di dalam
Pembelajaran
kelompok? Apakah setiap anggota kelompok berpartisipasi? Apakah siswa mendengarkan pendapat orang lain ketika presentasi kelompok? Apakah ada siswa yang memuji anggota kelompok yang telah bekerja baik untuk kelompok? Apakah siswa memperhatikan satu sama lain dalam kelompok kooperatif? Apakah siswa saling bertanya dengan sesama anggota kelompok kooperatif?
Tidak
Apakah ada siswa dalam kelompok yang berbicara paling banyak? Akhir
Apakah siswa mempresentasikan hasil belajar
Pembelajaran
kelompoknya di depan kelas? Apakah siswa saling membantu dalam mengerjakan soal postes?
Bogor, 11 Januari 2011 Pengamat,
Lampiran 10 SKENARIO PENELITIAN Pertemuan Kegiatan
ke1 (satu)
Waktu
1. Guru mengondisikan kelas. 15 menit
2. Guru mengadakan pretest 3. Guru
melakukan
apersepsi
mengenai
paragraf
5 menit
persuasi. 4. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang 10 menit ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. 5. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang
15 menit
paragraf persuasi. 6. Guru menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya. 7. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar. 8. Guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tertinggi di kelas sebagai ketua kelompok. 9. Guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang. 10.Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 11.Guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. 12.Guru menentukan tema untuk pembuatan paragraf
45 menit
persuasi. 13.Kelompok siswa menyusun kerangka persuasi. 14.Kelompok siswa mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf pesuasi jenis iklan. 15.Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mengerjakan tugas mereka. 2 (dua)
1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
40 menit
kerja kelompoknya. 2. Guru mengadaka postes. 3. Guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada
20 menit 15 menit
individu maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor tertinggi. 4. Guru dan siswa menyimpulkan materi 5. Guru melakukan penguatan
8 menit 7 menit
Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMA YASIH Bogor
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: X/ Genap
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit (2x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. B. Kompetensi Dasar Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif. C. Indikator 1. Membaca paragraf persuasif. 2. Mengidentifikasi karakteristik paragraf persuasif. 3. Menulis paragraf persuasif. 4. Menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu,dll) dalam paragraf persuasif. D. Materi Pokok 1. Contoh paragraf persuasif 2. Ciri-ciri paragraf persuasif 3. Topik-topik paragraf persuasif 4. Kerangka paragraph persuasif E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): 65
F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran kooperatif teknik STAD G. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan
A
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal 1. Guru mengondisikan kelas. 2. Guru mengadakan pretest
15 menit 5 menit
3. Guru melakukan apersepsi mengenai paragraf persuasi. 4. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
10 menit
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. B
Kegiatan Inti Pertemuan ke 1 1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang paragraf
15 menit
persuasi. 2. Guru menjelaskan kepada siswa contoh paragraf persuasi dan karakteristiknya. 3. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar. 4. Guru menunjuk 5 siswa yang nilai akademiknya tertinggi di kelas sebagai ketua kelompok. Pertemuan ke 2 1. Guru mengadakan postest 2. Guru membentuk 5 kelompok belajar dengan cara tiap siswa mengambil nomor antara 1-5. Lalu mereka mencari pasangan kelompok masing-masing (yang mendapat nomor 1 berkumpul dengan nomor 1, begitupun seterusnya) setiap kelompok beranggotakan 4 orang.
45 menit
3. Guru membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
40 menit
4. Guru membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. 5. Guru menentukan tema untuk pembuatan paragraf persuasi. 6. Kelompok siswa menyusun kerangka persuasi. 7. Kelompok siswa mengembangkan kerangka yang telah
20 menit
disusun menjadi paragraf persuasi jenis iklan. 8. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat
15 menit
mengerjakan tugas mereka. 9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
8 menit
kelompoknya. 10. Guru memberikan sertifikat dan hadiah kepada individu
7 menit
maupun kelompok (3 kelompok terbaik) yang mendapat skor tertinggi. C
Kegiatan Akhir Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran
H. Sumber Belajar 1. Buku Paket Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk kelas X SMA/MA. 2. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009. I. Penilaian 1. Penilaian proses belajar a.
Keseriusan siswa
b.
Keaktifan
2. Penilaian hasil a. Jenis tes menulis paragraf persuasi. Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk!
b. Alat penilaian/ pedoman penilaian Format penilaian Pretes No
Nama
I
II
III
IV
V
0-5
0-5
0-5
0-5
0-5
Jumlah
Keterangan Unsur yang dinilai No
Skor maksimal
1
Ejaan dan tanda baca.
5
2
Isi gagasan yang diungkapkan.
5
3
Kesatuan dan kepaduan kalimat.
5
4
Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca.
5
5
Diksi.
5 Jumlah
Skor Siswa
25
Bogor, 10 Januari 2011 Guru Bahasa Indonesia
Peneliti,
SMA YASIH Bogor
Dra. Nurlaela
Ani Septiani
Lampiran 12
Materi Pembelajaran 1. Dalam bahasa
Inggris
kata
to
persuade
berarti
’membujuk’
atau
’meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasi. 2. Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan ataupun perasaan seseorang. Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. 3. Ditinjau dari segi medan pemakaiannya, paragraf persuasi digolongkan menjadi empat macam, yaitu a. Persuasi Politik, b. Persuasi Pendidikan, c. Persuasi Advertensi, d. Persuasi Propaganda. a. Persuasi Politik Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. b. Persuasi Pendidikan Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. c. Persuasi Advertensi/ Iklan Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha, lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar berusaha untuk memiliki barang atau jasa yang ditawarkan. d. Persuasi Propaganda Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi. Tentu saja tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.
Lampiran 13 DATA PRETEST KELAS X (PENGAMAT I) Aspek yang Dinilai
Nomor
Jumlah
Responden
a
b
c
d
e
Skor
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 3
3 3 2 1 1 3 2 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2
4 3 2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 1 2 2 2
5 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2
6 2 2 2 1 2 3 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2
7 12 10 8 6 11 11 10 6 9 15 10 13 11 6 11 10 8 8 13 11
Jumlah
198
Keterangan: (a) Ejaan dan tanda baca (b) Isi gagasan yang diungkapkan (c) Kesatuan dan kepaduan kalimat (d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca. (e) Diksi
Lampiran 14 DATA PRETES KELAS X (PENGAMAT II) Nomor Responden 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
a 2 3 1 2 1 2 3 2 1 2 4 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3
Aspek yang Dinilai b c d 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 4 3 3 1 2 2 3 3 2 3 2 Jumlah
4 2 2 1 1 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
5 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3
Jumlah e 6 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 3 3 1 2 3 2
Skor 7 13 9 8 7 12 11 9 8 11 17 13 10 9 9 14 13 10 10 13 12 218
Keterangan: (a) Ejaan dan tanda baca (b) Isi gagasan yang diungkapkan (c) Kesatuan dan kepaduan kalimat (d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca. (e) Diksi
Lampiran 15 DATA POSTEST KELAS X (PENGAMAT I) Aspek yang Dinilai
Nomor
Jumlah
Responden
a
b
c
d
e
Skor
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4
3 5 4 5 4 4 5 3 2 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 5 5
4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 5 5 3 3 3 4 3 3 3 4 4
6 5 3 2 3 2 3 3 3 3 5 5 3 3 3 4 4 2 3 4 5
7 23 18 18 17 16 17 15 15 19 25 24 18 19 17 20 16 17 17 22 22
Jumlah
375
Keterangan: (a) Ejaan dan tanda baca (b) Isi gagasan yang diungkapkan (c) Kesatuan dan kepaduan kalimat (d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca. (e) Diksi
Lampiran 16 DATA POSTEST KELAS X (PENGAMAT II) Aspek yang Dinilai
Nomor
Jumlah
Responden
a
b
c
d
e
Skor
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 5 5
3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5
4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 4
5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4
6 5 3 3 3 2 3 3 3 3 5 5 3 3 3 4 4 3 4 4 5
7 24 17 19 17 17 18 17 15 18 25 25 19 18 16 21 18 16 18 22 23
Jumlah
384
Keterangan: (a) Ejaan dan tanda baca (b) Isi gagasan yang diungkapkan (c) Kesatuan dan kepaduan kalimat (d) Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan dan dapat memengaruhi pembaca. (e) Diksi
Lampiran 17 TUGAS KELOMPOK Nama Kelompok: Anggota kelompok: A. Petunjuk 1. Tulislah nama dan kelompok Anda di samping kiri lembar jawaban! 2. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya bersama dengan teman kelompok! 3. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan! 4. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar! Contoh paragraf persuasi jenis iklan PIGEON Sahabat Pertama Bayi Tercinta Kandungan minyak alami dalam Pigeon Baby Oil membuat kulit si kecil bersih total. Tidak membuat iritasi, bahkan mampu mencegah terjadinya kulit kering dan lecet hinggga ke bagian lipatan yang sulit dijangkau. Dengan Pigeon Baby Oil kulit buah hati Anda menjadi lembut sempurna sehingga membuat orang penasaran jika belum menyentuhnya.
B. Soal Buatlah paragraf persuasi jenis iklan penawaran sebuah produk dengan memperhatikan Ejaan dan tanda baca Isi gagasan yang diungkapkan Kesatuan dan kepaduan kalimat dalam wacana Pengembangan kalimat persuasi yang meyakinkan pembaca Diksi
Selamat Mengerjakan……………
Lampiran 18 ANGKET Petunjuk a. Angket ini diberikan dengan tujuan untuk menilai dan mengetahui pemahaman siswa dalam belajar bahasa Indonesia. b. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan apa yang anda rasakan ketika belajar bahasa Indonesia! c. Sebelum mengisi angket ini, diminta untuk mengisi identitas tersebut terlebih dahulu! Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
Jenis Kelamin
:
Alternatif No.
Jawaban
Pertanyaan
Ya 1
Apakah
kamu
merasa
jenuh
ketika
pelajaran
bahasaIndonesia akan dimulai? 2
Apakah kamu senang dengan pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia?
3
Apakah kamu pernah belajar menulis paragraf persuasi?
4
Apakah
menulis
paragraf
persuasi
sulit
apabila
dikerjakan secara berkelompok? 5
Apakah kamu tahu metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
6
Apakah kamu senang menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division (STAD)?
Tidak
7
Apakah menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan motivasi belajarmu?
8
Apakah kamu merasa kemampuan menulis paragraf persuasi
mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran menulis dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD? 9
Apakah kamu menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD?
10
Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran menulis paragraf
persuasi
dengan
menggunakan
pembelajaran kooperatif teknik STAD?
metode
Lampiran 19
SKOR PERKEMBANGAN INDIVIDU DAN KELOMPOK Nama Kelompok
Nomor Responden
Jenis Kelamin
Pretest
Postest
1 Al Amin
2 9 11 12 16 3 18 19 20 4 15 10 2 1 5 8 17 6 7 13 14
3 L P L L P L P P L L P P L P L L P P P P
4 10 11,5 11,5 11,5 8 9 13 11,5 6,5 12,5 16 9,5 12,5 11,5 7 9 11 9 10 7,5
5 18,5 24,5 18,5 17 18,5 17,5 22 22,5 17 20,5 25 17,5 23,5 16,5 15 16,5 17,5 16 18,5 16,5
Raja Cinta
Cerdik
Al Furqon
Sejahtera
Skor Perkem. Individu 6 8,5 13 7 6 10 8,5 9 11 10,5 7,5 9 8 11 5 8 7 6 7 8,5 9
Skor Kelompok
Kategori
7 18
8 Kelompok Baik
20
Kelompok Hebat
25
Kelompok Super
19
Kelompok Baik
16
Kelompok Baik
Lampiran 20 Lembar Wawancara Guru Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMA YASIH Bogor yang dilakukan menjelang penelitian, Sabtu, 8 Januari 2011 pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB. Berikut ini petikan wawancaranya. Peneliti
: ”Assalamualaikum….:”
Guru
: “Wa’alaikumsalam….”
Peneliti
: “Bagaimana kabar ibu? Maaf saya mengganggu waktu istirahat ibu!”
Guru
: “Alhamdulillah baik, oh iya tidak apa-apa kebetulan sedang santai saja, ada apa ya An?”
Peneliti : “Begini bu, Ani mau melakukan penelitian di YASIH tentang kemampuan menulis siswa, tetapi sebelumnya ada yang mau Ani tanyakan ke ibu berkaitan dengan penelitian yang akan Ani lakukan.” Guru
: “Oh iya silahkan ibu akan bantu semampu ibu, memangnya penelitiannya tentang apa?”
Peneliti : “Ani mau meneliti tentang peningkatan kemampuan menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode kooperatif teknik Student Team Achievement Division (STAD) atau secara berkelompok gitu bu.” Guru
: “Oh gitu, iya tidak apa-apa.”
Peneliti : “Selama ini metode pa yang ibu pakai dalam pembelajaran kompetensi menulis paragraf?” Guru
: “yaa selama ini ibu hanya menerapkan metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan individu saja.”
Peneliti : “Bagaimana dengan nilai menulis siswa bu selama diterapkan metodemetode tersebut? Dan biasanya kendala apa yang dihadapi siswa saat pembelajaran menulis berlangsung?” Guru
: “ Yaa selama ini sih nilai menulis siswa mendekati kriteria penilaian menulis yang ditetapkan. Biasanya kendala yang dihadapi siswa saat pembelajaran menulis paragraf seperti sulit memunculkan ide, memilih
diksi yang bervariasi, penggunaan ejaan dan penempatan tanda baca yang tepat. Peneliti
: “Oh seperti itu ya kendala yang dihadapi siswa saat pembelajaran menulis paragraf. Mudah-mudahan saja nanti setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif teknik STAD ini kendala-kendala yang dihadapi siswa dapat diatasi ya bu dengan saling beriteraksi.”
Guru
: “ Amiin, memangnya Ani mau penelitian di kelas berapa?”
Peneliti : “Di kelas XI bu.” Guru
: “Di kelas X saja kebetulan semester genap ini ada kompetensi menulis paragraf persuasi nanti Ani tinggal buat RPPnya.”
Peneliti : “Oh baiklah kalau begitu bu.” Guru
: “ Iya”
Peneliti : “kira-kira kapan bu, Ani bisa mulai penelitian?” Guru
: “Ya Senin 10 Januari juga bisa dimulai penelitian, lebih cepat lebih baik jadi tugas Ani cepat selesai.”
Peneliti : “Oh iya deh bu kalau begitu terima kasih sudah bersedia meluangkan waktunya” Guru
: “Sama-sama, ditunggu ya Senin!”.
Bogor, 8 Januari 2011 Mengetahui, Guru Bahasa Indonesia
(Dra. Nurlaela)
Peneliti
(Ani Septiani)
Lampiran 21 Lembar Wawancara Siswa
Wawancara dengan salah satu siswa kelas X SMA YASIH Bogor yang dilakukan pada Kamis, 13 Januari 2011. Berikut ini petikan wawancaranya. Peneliti
: ”Assalamualaikum….:”
Siswa
: “Wa’alaikumsalam bu….”
Peneliti
: “Maaf ya ibu minta waktu kamu sebentar.”
Siswa
: “, oh iya tidak apa-apa bu, ada apa ya bu?”
Peneliti : “Begini, ibu mau tanya-tanya sama kamu tentang pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode berkelompok yang kemarin.” Siswa
: “Oh iya silahkan ibu akan saya jawab semampu saya ya bu.”
Peneliti : “Menurut kamu menulis paragraf persuasi dengan menggunakan metode kooperatif teknik STAD(Student Team Achievement Division) atau secara berkelompok seperti kemarin menyenangkan dan berkesan tidak?” Siswa
: “Oh iya bu berkesan dan menyenangkan, dengan berkelompok seperti itu kami jadi bisa bertukar pikiran saling menyumbangkan ide, saling mengoreksi kesalahan dalam pemilihan diksi, eajaan dan tanda baca.”
Peneliti
: “Selain itu kesan apa lagi yang kamu dapat dari penerapan metode yang ibu pakai dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi kemarin?”
Siswa
: “Oh ya bu dengan penerapan metode kelompok seperti itu, pembagian kelompoknya jadi merata tidak ada yang pilih-pilih teman sesuai keinginan masing-masing bu.”
Peneliti : “Terus apakah pemahaman kamu tentang menulis paragraf persuasi meningkat setelah diterapkan metode tersebut ?” Siswa
: “Alhamdulillah bu setelah diterapkan metode tersebut pemahaman saya jadi meningkat yang tadinya kurang paham penempatan tanda baca
setelah berinteraksi dengan teman saling sumbang ide, sekarang jadi paham. Peneliti
: “Oh seperti itu ya.”
Siswa
: “ Iya bu!
Peneliti : “Oke deh kalau begitu terima kasih ya atas jawaban yang kamu berikan pada ibu.” Guru
: “Iya bu sama-sama.”
Bogor, 13 Januari 2011 Peneliti
(Ani Septiani)
Siswa
(Hikmah Maulina)
Lampiran 22 Foto-Foto Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (Student Team Achievement Division).
Lampiran 23
[piagam penghargaan] [piagam penghargaan] Sebagai
Sebagai
KELOMPOK SUPER KELOMPOK
HEBAT
Diberikan kepada
Diberikan kepada
Cerdik (Cerdas Terdidik) RAJA CINTA yang beranggotakan
yang beranggotakan
Ardiansyah Nur Muhibbin Hikmah Maulina Anden Amalia Afriyani Risa Zakiyah M. Fadil Vindya Nelmiza
SI KECIL
Bogor, 12 Januari 2011
Bogor, 12 Januari 2011
Mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ani Septiani
Ani Septiani
[piagam penghargaan] Sebagai
KELOMPOK BAIK Diberikan kepada
AL FURQON yang beranggotakan
AbdulMuhsyidin Desi Rahmanisa M.Faaz M. Syukron Mahdum
Bogor, 12 Januari 2011 Mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ani Septiani