Rancang Bangun Modul Pembelajaran Matematika Berorientasi pada Kemampuan : Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, dan Pemecahan Masalah dalam Matakuliah MAP 442 Kajian dan Pengembangan Matematika Sekolah II Oleh: Rustanto Rahardi
Abstrak: Kajian dan Pengembangan Matematika Sekolah (KPMS) II merupakan matakuliah wajib di jurusan Matematika Universitas Negeri Malang (UM) pada program studi Pendidikan Matematika. Matakuliah ini sangat penting karena merupakan bekal mahasiswa terjun kedunia kerja. Mereka harus benar-benar diberi bekal sesuai dengan tuntutan teknologi perkembangan sain. Sebagaimana dalam kegiatan hibah ini diterapkan pembelajaran yang masing-masing mengacu pada: Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, dan Pemecahan Masalah. Pelaksanaan hibah berlangsung dengan lancar, semua tim bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Grader mengamati penampilan mahasiswa dalam setiap merepresentasikan hasil rancang bangun modulnya. Data kuantitatif diambil dari: (1) skor pengamatan, (2) skor rancang bangun modul, dan (3) skor ujian teori (tengah semester dan akhir semester). Mahasiswa menyambut positif kegiatan rancang bangun modul pembelajaran dalam kuliah KPMS II. Kelulusan mahasiswa mencapai 100%. Pembuatan modul hendaknya dapat berinteraksi dengan teknologi multimedia sehingga sistem pembalajaran yang akan diterapkan nanti berjalan lebih menarik. Metode ini dapat dicoba kembali pada semester yang akan datang dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada pelaksanaan kali ini. A. Latar Belakang Masalah Secara umum matematika bagi siswa SMP merupakan matapelajaran yang kurang disenangi. Kenyataan ini dapat dilihat dari data Depdiknas (2001) bahwa rata-rata nem nasional untuk matapelajaran matematika adalah 5,33. Namun demikian upaya-upaya perbaikan sistem pendidikan juga telah dijalankan oleh pemerintah. Sebagai contoh pemerintah melalui Dirjen Dikdasmen tidak bosanbosannya menyebutkan beberapa program strategis seperti school-based management, community-based participation, paradigma baru pelatihan guru, seleksi calon guru baru, peningkatan kesejahteraan guru, pengadaan buku dan sarana pendidikan, merupakan program yang secara langsung maupun tidak
1
langsung memiliki dampak terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Namun upaya-upaya ini masih dirasakan belum memuaskan, terbukti melalui peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004, tanggal 11 Nopember 2004 Tentang Perkembangan Anak Didik SMP, mengungkapkan tentang format pengisian rapor yang mulai berlaku pada semester 2 tahun 2004/2005. Dalam peraturan tersebut, kemampuan siswa dalam matapelajaran matematika dipilah menjadi tiga kemampuan, yaitu: (a) pemahaman konsep, (b) penalaran dan komunikasi, (c) pemecahan masalah. Model pemilahan pembelajaran ini nampak berlainan dengan model pembelajaran konvensional. Umumnya pada pembelajaran konvensional guru lebih mendominasi kegiatan belajar mengajar, sedangkan siswa lebih berperan sebagai pendengar dan pencatat yang baik. Guru sering memandang bahwa matematika merupakan produk bukan proses. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika guru cenderung mentransfer pengetahuan matematika yang dimiliki ke dalam pikiran siswa, tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan matematikanya sendiri. Siswa sering diposisikan sebagai orang yang “tidak tahu apa-apa” yang hanya menunggu dan menyerap apa yang diberikan guru, akibatnya siswa pasif dan gurulah yang aktif (Ratumanan, 2000:431). Sebagai hasilnya siswa sekedar memperoleh informasi dan kemudian menghafalnya dan evaluasi penilaian kemampuan siswa umumnya berdasarkan nilai ujian tulis belaka. Sedang apabila sistem evaluasi dipilah dalam tiga kategori tentunya akan memberikan hasil yang lebih baik. Sebagai missal dalam hal pemahaman, Hudoyo (1998:6) menyatakan bahwa inti pembelajaran matematika adalah pemahaman bukan pemerolehan. Namun di lapangan pemerolehan yang paling sering kita jumpai, sebagai contoh kasus apabila ada soal “500 dikurangi 149” yang dikerjakan secara bersusun, banyak guru yang mengatakan bahwa nol satuan pada 500 tidak bisa dikurangi dengan sembilan oleh karena itu harus pinjam satu dari nol pada puluhan 500”. Sangatlah mencengangkan jika ini adalah jawaban dari guru, sebab ada bilangan satu pada nol yang bisa dipinjam, jadi harus ada rancang bangun modul yang tepat. Jurusan Matematika FMIPA UM harus menanggapi secara serius peraturan tersebut. Salah satu jalan dengan cara memberi bekal pada mahasiswa program
2
studi pendidikan matematika melalui matakuliah KPMS II. Berdasarkan Katalog FMIPA UM matakuliah ini merupakan matakuliah inti dan materinya meliputi matematika yang diajarkan di SMP. Mengingat bahwa pemilahan tersebut merupakan hal baru dalam pembelajaran matematika, maka tahap awal perlu dirancang suatu modul pembelajaran yang mengacu pada masing-masing kemampuan tersebut. Sedangkan sistem perkuliahan KPMS II selama ini belum secara eksplisit menggunakan metode dengan tiga pemilahan tersebut. Implementasinya hasil rancangan modul dari dosen bersama mahasiswa tersebut dapat ditindaklanjuti oleh mahasiswa untuk melakukan penelitian dalam skripsinya. Ide ini sesuai dengan sub kegiatan Due-Like, yaitu Peningkatan kualitas dan memperpendek penulisan skripsi. Akhirnya skripsi segera dapat ditindaklanjuti oleh mahasiswa karena mereka sudah mempunyai bekal untuk penelitiannya. Tujuan lainnya adalah penyusunan materi perkuliahan yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran terbaru. Atas dasar fakta dan ketetapan aturan yang harus dilaksanakan menimbulkan suatu permasalahan yaitu, bagaimana merancang bangun modul pembelajaran matematika yang berorientasi pada tiga kemampuan tersebut.
B. Tujuan Khusus dan Strategi Pencapaiannya Tujuan khusus dalam pelaksanaan pelaksanaan hibah pengajaran ini adalah: 1. Menambah wawasan pada mahasiswa peserta kuliah KPMS II sebagai ketrampilan pembelajaran terbaru. 2. Menghasilkan tiga model pembelajaran yang masing-masing mengacu pada: Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, dan Pemecahan Masalah untuk setiap materi pokok bahasan sebagai rancang bangun modul pembelajaran matematika SMP. 3. Rancang bangun modul yang telah dibuat menjadikan mahasiswa dapat menindaklanjuti guna melakukan penelitian pada skripsinya nanti. Akhirnya mahasiswa memperoleh keuntungan yaitu efisiensi dan produktivitas.
3
4. Mahasiswa mempunyai persiapan yang matang dalam menghadapai peraturan baru tersebut sehingga layak dan siap kerja. Selanjutnya strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai masing-masing tujuan khusus di atas adalah: 1. Menerapkan sistem perkuliahan KPMS II dengan mengacu pada tiga pemilahan tersebut, dengan demikian mahasiswa memahami langsung baik konsep materi maupun model yang telah kita kembangkan sebagai ketrampilan baru. 2. Memberikan beberapa contoh kemudian menugaskan pada mahasiswa secara kelompok untuk merancang bangun modul pembelajaran matematika SMP Klas 1 pada materi bahasan tertentu yang secara ekplisist mengacu pada tiga kemampuan di atas. 3. Memberi masukan dan penilaian pada hasil kerja tugas masing-masing kelompok mahasiswa tersebut yang dipresentasikan sehingga nantinya layak digunakan untuk penelitian skripsinya. 4. Memberikan tugas dua kali lagi (Matematika SMP Klas 2 dan 3) tentang rancang bangun modul pada materi bahasan tertentu yang secara ekplisist mengacu pada tiga pemilahan di atas.
C. Kontribusi Hibah Pengajaran Kontribusi hibah pengajaran dapat dinikmati oleh beberapa komponen yaitu: 1. Bagi mahasiswa Pembuatan rancang bangun modul ini diharapkan mahasiswa dapat: 1.1. Memperkuat teori dalam pembelajaran matematika SMP, khususnya mengenai pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah. 1.2. Memperoleh bahan untuk penelitian berkualitas yang pada akhirnya dapat memperpendek penyelesaian penulisan skripsinya. 1.3. Mengembangkan untuk mamatika SMA. 1.4. Mahasiswa mempunyai persiapan kerja yang matang. 2. Bagi dosen
4
Secara umum dosen dapat mengantisipasi perubahan peraturan pemerintah sehingga bekal yang diberikan pada mahsiswa lebih mantab. Secara khusus dosen mempunyai wawasan baru dalam metode pendekatan pembelajaran matematika. 3. Bagi lembaga Tersedianya modul pembelajaran matematika yang berorientasi pada tiga kemampuan tersebut, memungkinkan untuk mengadakan kerja sama dengan pemerintah guna menghasilkan modul yang lebih lengkap.
D. Kajian Pustaka Modul berperan penting dalam proses pembelajaran secara mandiri. Melalui modul, siswa dapat: belajar mandiri, belajar sesuai dengan gaya, kecepatan, dan kemampuan yang dimiliki, mengatur waktu dan tempat belajar, mengembangkan kemampuan menjadi pebelajar yang mandiri. Modul yang disusun harus berkharasteristik utuh-lengkap dan membelajarkan yang harus memenuhi aspekaspek berikut. 1. Kecermatan isi Materi modul valid atau sahih sehingga tidak ada konsep yang salah atau keliru. 2. Kesesuaian pengalaman belajar Menyajikan berbagai pengalaman atau kegiatan belajar yang dapat membelajarkan siswa dan selaras dengan kompetensi yang dituntut. 3. Ketepatan cakupan Keluasaan dan kedalaman materi serta ragam pengalaman belajar yang tersaji sesuai dengan sasaran dan kompetensi yang akan dicapai. 4. Kemutakhiran Substansi modul sesuai dengan perkembangan terkini. 5. Ketercernaan Modul mudah dipahami dengan baik dan benar oleh siswa. 6. Penggunaan bahasa Menggunakan Bahasa Indonesia ragam baku yang efektif, komunikatif, dan dialogis, sehingga selain bahasanya mudah dipahami, juga tercipta
5
kedekatan dan hubungan virtual antara siswa dengan penulis modul sebagai guru. 7. Ilustrasi (gambar, grafik, tabel, dll) Penyampaian pesan jelas, menarik dan komunikatif dengan pengguna gambar, tabel, grafik, dan sejenisnya. 8. Perwajahan Semua informasi dalam bahasa ajar ditata secara proposional, jelas, runtut, apik, dan menarik. Substansi materi matakuliah KPMS II terpokus pada matematika SMP yang biasanya dipelajari secara konvensional, mahasiswa diajak menelaah kemudian mencoba mengembangkannya melalui diskusi-diskusi. Cara ini belum memberikan hasil yang memuaskan, karena mahasiswa belum mencoba menuliskannya secara utuh dan lengkap hasil kajian pengembangannya. Terkesan seperti mahasiswa dapat menyelesaikan soal hitungan dengan hasil akhir benar, tetapi mereka belum dapat menuliskan penyelesaian secara utuh, komunikatif saling berkesinambungan kalimat yang dituliskannya sehingga mahasiswa atau orang lain mudah memahaminya. Soal cerita merupakan soal yang paling sulit bagi siswa SMP bahkan mahasiwa juga mengalami kesulitan. Umumnya mereka kesulitan menuliskan model matematikanya, ini menunjukkan mereka kurang dapat memahami konsep sehingga masalahnyapun tidak dapat diselesaikan dengan baik. Kuliah KPMS II ini melatih mahasiswa untuk lebih memahami masalah sesungguhnya yang mereka hadapi dengan cara menuliskannya dalam bentuk modul. Prinsipnya tidak hanya menelaah dan mengembangkan materi matematika SMP saja tetapi lebih dari itu, mahasiswa dapat keuntungan lebih diantaranya adalah hasil modulnya dapat digunakan sebagai komponen bahan penelitiannya, jadi bahan skripsi sudah siap.
E. Rancangan dan Metode Pengajaran RASIONAL KEGIATAN Rasionalisasi kegiatan dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.
6
1. Sebelum kuliah dimulai, tim hibah (tiga dosen dan lima mahasiswa) mengadakan pertemuan guna menentukan tugas dan perannya masingmasing. 2. Menyusun DO dan menyeminarkan. 3. Membuat perencanaan sistem perkuliahan lengkap dengan sistem evaluasi. 4. Tim dosen membuat contoh modul sebagai bahan kuliah yang mengacu pada tiga jenis kemampuan. 5. Menguji cobakan modul pada lima mahasiwa yang menjadi anggota tim, kemudian merevisinya. 6. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas pada mahasiswa peserta kuliah KPMS II dan tim hibah mengadakan pertemuan seminggu sekali. 7. Menyusun draft laporan akhir kemudian menyeminarkannya. 8. Menyusun laporan akhir dan dilanjutkan dengan publikasi ke dalam jurnal nasional.
PERENCANAAN SISTEM PERKULIAHAN Sistem perkuliahan direncanakan dengan langkah-langkah sebagaiberikut. 1. Pertemuan pertama dosen pemberikuliah menjelaskan sistem, materi, strategi kuliah secara lengkap termasuk kapan tugas, ujian diberikan kepada mahasiswa peserta KPMS II. 2. Dalam memberikan kuliah teori dosen langsung menerapkan modul dalam tiga model pemahaman tersebut. Saat perkuliahan di kelas mahasiswa mengikuti secara aktif dan dapat melakukan tanya jawab di luar jam kuliah dengan dosen tim hibah maupun dengan mahasiswa anggota hibah sebagai tutor. 3. Mahasiswa peserta kuliah dibagi menjadi tiga kelompok kemampuan (I, II, dan III). 4. Dosen memberikan tugas secara kelompok. Tugas pertama membuat modul materi matematika SMP kelas 1, tugas kedua matematika SMP kelas 2, dan tugas ketiga materi matematika SMP kelas 3.
7
5. Tim hibah selama membimbing juga memonitor keaktifan mahasiswa peserta kuliah KPMS II kemudian didiskusikan setiap minggu sekali. Monitor ini perlu dilakukan guna menelusuri dan mengetahui pemahaman mahasiswa sehingga diperoleh hasil perkulihaan yang efektif.
PROSES PEMBERDAYAAN MAHASISWA Proses pemberdayaan mahasiswa di sini dengan tujuan mahasiswa dapat mengembangkan secara optimal segala kemampuan yang dimilikinya. Berbekal pembagian dalam tiga kemampuan maka seharusnya pencapaian tujuan matakuliah KPMS II lebih mudah, sebab masing-masing kelompok sudah ada yang menangani sendiri-sendiri mulai dari bimbingannya sampai evaluasinya. Peran dosen sebagai pemberi kuliah teori sangat penting antara lain: 1. Dosen sebagai nara sumber Dosen menguasai visi, misi, konteks, konten, proses, dan sistematika materi yang diajarkan. 2. Dosen sebagai komunikator Dosen mampu menjelaskan informasi dengan berbagai cara pendekatan. 3. Dosen sebagai motivator Dosen mampu memotivasi mahasiswanya untuk belajar aktif dan mandiri. 4. Dosen sebagai pembelajar Dosen mampu mengajari cara belajar yang efisien, efektif, dan kontinu. Jika dosen sudah menjalankan perannya dengan baik, diharapkan mahasiswa termotivasi dengan baik untuk belajar dan dapat menguasai materi yang diberikan. Selanjutnya dari pihak mahasiswa diharapkan untuk berperan aktif dalam mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Kerja sama yang baik antara dosen dan mahasiswa diharapkan proses pemberdayaan ini dapat berjalan dengan baik.
KEGIATAN DOSEN, TUTOR, GRADER, DAN MAHASISWA Supaya tujuan perkuliahan KPMS II dapat dicapai perlu kerja sama antara dosen, tutor, grader, dan mahasiswanya. Perlu disusun rencana kegiatan mereka yang terlibat dalam perkuliahan sebagai rambu-rambu yang perlu dikerjakan.
8
Dosen, yang dimaksud di sini adalah dosen yang bertanggungjawab penuh memberikan kuliah teori. Kegiatan Dosen • Mengarahkan mahasiswa untuk membaca
Kegiatan Mahasiswa • Membaca materi sebelum
buku teks secara mandiri. • Mengajarkan materi yang terdapat dalam
perkuliahan dimulai. • Memperhatikan penjelasan
buku teks.
dosen.
• Menjawab pertanyaan mahasiswa.
• Bertanya kepada dosen mengenai
• Mencari umpan balik mengenai materi yang susah dipahami dan
materi yang belum dipahami. • Mengerjakan tugas secara mandiri.
mendiskusikannya dengan mahasiswa.
• Membuat modul denagn tiga kemampuan. • Merepresentasikan hasil • Memeriksa hasil tugas dan presentasi dari
tugasnya. • Berperan aktif dalam berdiskusi
mahasiswa.
Tutor, yang dimaksud di sini adalah tim hibah yang bertugas memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas membuat modul secara individu serta menentukan nilainya dan menilai presentasi mahasiswa. Secara rinci dipaparkan dalam tabel di bawah ini. Kegiatan Tutor • Membagi mahasiswa dalam tiga kelompok kemampuan.
Kegiatan Mahasiswa • Berperan aktif mengerjakan tugas
• Memberikan tugas secara individu membuat modul • Meminta bantuan tutor bila dalam tiga kemampuan • Memonitor kerja mahasiswa . • Mencari umpan balik mengenai isi modul.
menemui kesulitan. • Membuat laporan hasil kerja tugas modul dan
• Meminta setiap mahasiswa untuk menjelaskan hasil mempresentasikannya. pekerjaannya. • Menilai hasil kerja mahasiswa dan hasil presentasinya.
Grader, yang dimaksud di sini adalah mahasiswa yang tergabung dalam tim hibah 9
Kegiatan Grader
Kegiatan Mahasiswa
• Membantu dosen dalam membuat soal ujian,
• Mengerjakan soal ujian. • Berkonsultasi dengan grader
menjaga ujian, dan ikut mengkoreksi hasilnya. • Memeriksa tugas modul mahasiswa.
bila ada kesulitan
• Melayani konsultasi mahasiswa dalam mengerjakan
mengerjakan tugasnya.
tugas-tugas individunya. • Mengamati keaktifan mahasiswa dalam mendiskusikan presentasi hasil tugasnya. • Melaporkan hasil pengamatannya kepada dosen.
PERENCANAAN SISTEM EVALUASI Penentuan nilai akhir mahasiswa direncanakan menggunakan sistem evaluasi sebagai berikut. 1. Tugas Kelompok (TK), yaitu mengerjakan menyusun modul matematika pada tiga kemampuan: pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah. 2. Presentasi (P), yaitu mepresentasikan hasil penyusunan modul. 3. Ujian Teori (UT), yaitu ujian teori secara tertulis. Kemudian Nilai Akhir (NA) mahasiswa ditentukan berdasarkan rumus, NA = (2 x skor TK + skor P + 3 x skor UT)/6 Akhirnya nilai akhir mahasiswa dikonversi ke huruf dengan menggunakan kriteria berikut. Nilai Akhir (NA)
Huruf Nilai Akhir (NA) Huruf Nilai Akhir (NA) Huruf
NA ≤ 35
E
65 ≤ NA < 70
C+
80 ≤ NA < 84
B+
35 ≤ NA < 55
D
70 ≤ NA < 75
B-
84 ≤ NA < 90
A-
55 ≤ NA < 65
C
75 ≤ NA < 80
B
90 ≤ NA ≤ 100
A
F. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan hibah pengajaran ini diuji cobakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Offering A pada semester gasal tahun ajaran
10
2005/2006. Peserta mahasiswanya adalah 31 orang yang terbagi menjadi 10 kelompok (secara rinci lihat Lampiran 1) guna menyelesaikan tugas modul yang diberikan.
RANCANG BANGUN MODUL Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan hibah ini, diantaranya adalah menghasilkan rancang bangun modul pembelajaran matematika SMP. Hasil yang telah diperoleh adalah 30 modul matematika SMP dengan masing-masing 10 modul matematika SMP kelas 1, Matematika SMP kelas 2, dan matematika SMP kelas 3. Hasil rancang bangun modul-modul ini merupakan produktivitas mahasiswa yang dapat ditindaklanjuti untuk penelitian penyusunan skripsinya. Tentu saja mereka masih harus menyempurnakan modul yang telah dihasilkan, karena masih mungkin ada kekurangannya. Namun demikian rancangan penelitan yang akan diajukan sudah dapat mereka buat mulai sekarang. Mereka sudah dapat memulai melakukan pendekatan-pendekatan dengan pihak SMP untuk pelaksanaan penelitiannya nanti. Keuntungan lain dari rancang bangun modul ini adalah mahasiswa lebih memahami bagaimana memahami konsep dari suatu materi matematika. Penalaran dan komunikasinya yang diperolehnya sangat bermanfaat sekali, terbukti jika awalnya mahasiswa belum begitu runtut dalam penulusan materi ataupun jawaban soal matematika tetapi pada akhirnya mereka sudah memahami arti dari penalaran dan komunikasi sehingga modul-modul yang dihasilkan berkualitas baik. Kemampuan memecahkan masalah dari mahasiswa sangat bervariatif, tergantung dari soal yang dipecahkan. Pendekatan yang digunakan lebih pada contoh-contoh nyata dari kehidupan di sekeliling kita. Kenyataan ini sangat membantu dalam memahami materi yang diberikan nantinya. Menyimak dari hasil-hasil criteria ini maka patut dikatakan bahwa modul-modul yang daihasilkan oleh mahasiswa sudah layak untuk ditindak lanjuti sebagai bahan penelitian.
11
NILAI AKHIR Berdasarkan rancangan telah ditetapkan bahwa nilai akhir mahasiswa ditetapkan dari perolehan skor pengamatan, skor tugas kelompok, dan skor ujian teori. Pengamatan dilakukan oleh Dosen dibantu oleh mahasiswa yang bertindak sebagai Grader, dengan terlebih dahulu dipersiapkan angket pengamatannya.Hasil dari pengamatan-pengamatan ini kemudian diberi skor dan dikumpulkan sebagai data skor pengamatan. Modul-modul hasil rancang bangun mahasiwa diberi skor kemudian dirata-rata dan dikumpulkan sebagai data skor tugas kelompok. Selanjutnya skor ujian tengah semester dan ujian akhir semester dirata-rata dan dijadikan data skor ujian. Hasil pengolahan nilai akhir diprosentasekan sebagaimana tabel berikut ini. Nilai Akhir (NA)
% Nilai Akhir (NA)
%
Nilai Akhir (NA)
%
NA ≤ 35 (E)
0
65 ≤ NA < 70 (C+) 6.45 80 ≤ NA < 84 (B+) 25.81
35 ≤ NA < 55 (D)
0
70 ≤ NA < 75 (B-)
16.13 84 ≤ NA < 90 (A-) 19.36
55 ≤ NA < 65 (C)
0
75 ≤ NA < 80 (B)
29.03 90 ≤ NA ≤ 100 (A) 3.23
Tampak bahwa prosentase tertinggi diperoleh mahasiswa dengan Nilai akhir B sebanyak 29.03%, tidak ada yang memperoleh nilai E, D, maupun C, minimal adalah C+ sebanyak 6.45%. Hasil data ini menunjukkan bahwa mahasiswa dalam mengikuti kuliah KPMS II berhasil dengan fakta bahwa 100% mereka lulus semuanya. Pemaparan data nilai akhir dapat juga ditampilkan dalam bentuk grafik, sebagaimana ditampilkan dalam gambar di bawah ini.
G. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran-saran dari hibah pengajaran yang diuraikan sebagaimana berikut ini. Grafik Nilai Akhir KPMS II 2006
1. Secara umum
100.00
kegiatan hibah
80.00 Nilia Akhir
KESIMPULAN
60.00
pengajaran dapat
40.00 20.00 0.00 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Mahasiswa
12
berlangsung dengan baik. Prosentase kelulusan mahasiswa adalah 100%. Dihasilkan 30 modul pembelajaran sebagai produktivitas yang diinginkan sebagaimana dalam tujuan hibah pengajaran ini. Modul-modul yang dihasilkan masih memerlukan revisi untuk penyempurnaannya sehingga lebih layak untuk digunakan sebagai bahan penelitian. 2. Mahasiswa menyambut positif kegiatan rancang bangun modul pembelajaran dalam kuliah KPMS II. Kemungkinan hal ini yang menyebabkan tingkat kelulusan mahasiswa cukup bagus. 3. Mahasiswa mempunyai persiapan menghadapi peraturan baru tentang: Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, dan Pemecahan Masalah khususnya yang berkaitan dengan matematika SMP.
SARAN–SARAN Supaya pelaksanaan pembelajaran Matakuliah KPMS II dapat berlangsung lebih baik di masa mendatang, berikut ini diberikan beberapa saran: 1. Pembuatan modul hendaknya dapat berinteraksi dengan teknologi multimedia sehingga sistem pembalajaran yang akan diterapkan nanti berjalan lebih menarik. 2. Tidak setiap materi Matematika SMP telah disusun dalam bentuk modul sehingga pada perkuliahan selanjutnya dapat ditindaklanjuti untuk menyusun modul dari materi yang tersisa. 3. Hasil positif yang diperoleh dalam kegiatan hibah ini dapat menjadi motivasi bagi dosen jurusan matematika lainnya untuk mencoba menerapkan rancang bangun modul sebagai bagian dari tugas mahasiswa.
H. DAFTAR PUSTAKA FMIPA UM. 2004. Katalog FMIPA UM Jurusan Matematika. Depdiknas. 2001. Rata-rata NEM. (Online) (Http://www.depdiknas.go.id, diakses tanggal 25 Maret 2005) Dirjen Dikdasmen. 2004. Penilaian Perkembangan Anak Didik di SMP. Peraturan No. 506/C/PP/2004, tanggal 11 Nopember.
13
Hudoyo, H. 1998. Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan Konstruktivis. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Program Pasca Sarjana UM. Tanggal 4 April. Ratumanan, T.G. 2000. Pengajaran Interaktif : Arah Baru dalam Pengajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika Jurusan Matematika ITS. Tanggal 2 Nopember, h. 431-437
14
LAMPIRAN 1
Kelompok Mahasiswa Peserta Matakuliah MAP 442 Kajian dan Pengembangan Matematika Sekolah II
Klp I
Nama
Ari Dwi R Erni Kustini Aang Hari Andik Prasetyo II Lailatin Fitriyah Yusdi Afandi Sony Saifullah III Sri Rahmawati Neni Handayani A’ilin Rifanani IV Umamah Khairah Wahyu Rina I Naning Kurniawati V Himatul Ulfa Siti Fatimah Aprilia Susanti VI Siti Zubaidah Rachmawati Mahardika Fajar Setya Pramesti VII Nur Aisyah Heni Purwanti Dianatus Zahriyah VIII Lailatus Sofa Debora CMS Elisa Dewi P IX Ika Pandu Sugiharti Uni Lestari Endah Trajuningsih X Erfin Mu’adibah Dewi Rate S Inayah Tri Puji Rahayuningsih
NIM 900312409682 103311464940 103311464951 203311465755 103311464931 103311464941 103311464952 103311464932 103311464943 103311464953 103311464933 103311464944 103311464954 103311464934 103311464945 103311464955 103311464935 103311464946 103311464956 103311464936 103311464947 103311464957 103311464937 103311464948 103311464959 103311464938 103311464949 103311464960 103311464939 103311464950 103311464961
15
LAMPIRAN 2
RENCANA PERKULIAHAN MATAKULIAH KPMS II Bahasan
Ptm. Ke
Metode Pengajaran
1. Penjelasan sistem perkuliahan,
1
Ceramah dan
Pembagian kelompok untuk tiga
diskusi
kemampuan, bahan buku, praktikum, evaluasi dilanjutkan dengan pengertian dasar KPMS II. 2. Teori pembelajaran matematika pada
2,3
kemampuan pemahaman konsep. 3. Teori pembelajaran matematika pada
Penerapan modul yang telah disusun
4,5
oleh tim hibah
kemampuan penalaran dan komunikasi. 4. Teori pembelajaran matematika pada
6,7
kemampuan pemecahan masalah. 5. Asesmen dalam kemampuan: pemahaman
8, 9, 10, 11, 12
konsep, kemampuan penalaran dan
Ceramah dan diskusi
komunikasi, dan pemecahan masalah. 6. Bimbingan tugas I
13, 14
7. Presentasi hasil tugas I
15, 16, 17,18
8. Bimbingan tugas II
19, 20
9. Presentasi hasil tugas II
21, 22, 23, 24
10. Bimbingan tugas III
25, 26
11. Presentasi hasil tugas III
27, 28, 29, 30
Cadangan
31
Ujian Teori
32
Diskusi
Teori
Buku Pegangan: Bush, S.W & Leinward, S (eds). Mathematics Assessment A Practical Handbook for Grades 608. Reston: NCTM. Elliott, Portia C & Kenney, Margaret J. 1996. Communication in Mathematics, k12 and Beyond. National Council of Teachers of Mathematics. Virgina.
16