ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP HOTEL SYARIAH (STUDI KASUS HOTEL SOFYAN INN SRIGUNTING)
NAUFAL RAHARDI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Konsumen terhadap Hotel Syariah Studi Kasus Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2016 Naufal Rahardi NIM H54120098
ABSTRAK NAUFAL RAHARDI. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Konsumen terhadap Hotel Syariah (Studi Kasus Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor). Dibimbing oleh RANTI WILIASIH. Pertumbuhan hotel syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tumbuhnya hotel syariah tidak lepas dari peningkatan jumlah wisatawan mancanegara termasuk wisatawan muslim dan wisatawan nusantara. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah. Penelitian dilakukan pada Maret 2016 di Hotel Sofyan Inn Srigunting dan konsumen hotel di Kecamatan Bogor Tengah dengan jumlah responden sebanyak 59 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dengan analisis data menggunakan metode regresi logistik dan analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Hasil regresi logistik menunjukan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah adalah pengetahuan, citra hotel, layanan pelanggan, lokasi, proses, fasilitas, dan religiusitas. Kata kunci: hotel syariah, pariwisata, preferensi, regresi logistik
ABSTRACT NAUFAL RAHARDI. Analysis of Factors Affecting Consumer Preferences Against Sharia Hotel (Case Study Sofyan Hotel Inn Srigunting Bogor). Supervised by RANTI WILIASIH. The growth of sharia hotel in Indonesia is increasing. It can not be separated from an increasing number of foreign tourists that are moslem tourists and domestic tourists. This study aims to analyze factors that influence consumer preference towards sharia hotel. The study was conducted in March 2016 at the Sofyan Inn Srigunting Hotel and consumers in Central Bogor subdistrict with the number of respondents as many as 59 people. This study used purposive sampling with data analysis used logistic regression method and descriptive analysis are used in this study. Results of logistic regression showed that the factors that influence consumer preferences towards sharia hotel are the knowledge, the hotel image, the customer service, locations, processes, facilities, and religiosity. Keywords: logistic regression method, preference, sharia hotel, tourism
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP HOTEL SYARIAH (STUDI KASUS HOTEL SOFYAN INN SRIGUNTING)
NAUFAL RAHARDI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah hotel syariah, dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Konsumen terhadap Hotel Syariah (Studi Kasus Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor)”. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berhasil penulis selsaikan atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ungkapan terimakasih kepada 1. Ibu Ranti Wiliasih, S P, M Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, waktu, saran, motivasi, dan bimbingannya dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof Dr Muhammad Firdaus, S P, M Si selaku dosen penguji utama dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, Lc MA selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan sarannya yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini. 3. Orang tua penulis, yaitu Taufiq Mukahar dan Sri Rachmah beserta kakakkakak penulis, Rieska Fitraini dan Rhesa Adriansyah atas doa dan dukungannya yang tiada henti selalu diberikan kepada penulis selama ini. 4. Seluruh dosen, staff Departemen Ilmu Ekonomi, dan seluruh keluarga besar Ilmu Ekonomi, khususnya Ekonomi Syariah angkatan 49 atas pengalaman, kebersamaan, cerita, dan pelajarannya selama ini. 5. Seluruh pihak Hotel Sofyan yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Teman-teman satu bimbingan, Ahmad M, Viddoy, Ichria, Hanifah Azizah, Kartika A, Arno N, dan Syarifah yang telah memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabat penulis yang telah memberikan masukan, semangat serta doanya, Amin, Nisrina, Aisyah, Anggi, Nadia, Zacky, Shofwan, Ivan, Nydia, Mutiara, Chika, Adli, dan Nurul A R. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2016 Naufal Rahardi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
5
Ruang Lingkup Penelitian
6
Sistematika Penulisan
6
TINJAUAN PUSTAKA
6
Penelitian Terdahulu
14
Kerangka Pemikiran
17
Hipotesis
18
METODE PENELITIAN
18
Lokasi dan Waktu Penelitian
18
Jenis dan Sumber Data
18
Metode Pengumpulan Data
19
Metode Pengolahan dan Analisis Data
19
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
Karakteristik Konsumen dalam Memilih Hotel Syariah
21
Faktor-faktor yang Memengaruhi Responden Memilih Hotel Syariah
28
SIMPULAN DAN SARAN
31
Simpulan
31
Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
34
RIWAYAT HIDUP
41
DAFTAR TABEL 1 Perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, rata-rata pengeluaran, dan total pengeluaran 2 Jumlah penduduk menurut agama yang dianut di Kota Bogor 3 Data perkembangan jumlah hotel dan jumlah pengunjung hotel di Kota Bogor 4 Tipe hotel berdasarkan berbagai klasifikasi 5 Perbedaan hotel syariah dan konvensional 6 Karakteristik responden berdasarkan usia 7 Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan 8 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan 9 Jenis pekerjaan responden 10 Rata-rata persepsi responden terhadap hotel syariah 11 Hasil pendugaan parameter logit 12 Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah
2 4 5 8 13 22 23 24 26 26 29 30
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara per tahun ke Indonesia Peningkatan indefference curve untuk barang halal X dengan halal Y Peningkatan indifference curve untuk barang haram X dengan halal Y Kerangka pemikiran Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan agama; a memilih hotel syariah 7 Alasan responden memilih hotel syariah 8 Sumber informasi konsumen terhadap hotel syariah
1 14 15 17 22 24 27 28
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner penelitian 2 Hasil olahan regresi logistik
34 40
PENDAHULUAN Latar Belakang Keanekaragaman budaya dan keindahan alam nusantara menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 9 435 411 pengunjung pada tahun 2014 (BPS 2015). Jumlah wisatawan tersebut meningkatkan laju pertumbuhan kumulatif PDB (Produk Domestik Bruto) menurut lapangan usaha pada bidang hotel rata-rata sebesar 9.83% pada tahun 2012 (BPS 2015). Berdasarkan jumlah wisatawan dan persentase laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha pada bidang hotel tersebut, merupakan peluang besar untuk meningkatkan populasi hotel di Indonesia. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat hunian (occupancy rate) pada hotel berbintang juga semakin meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 52.56% pada tahun 2014 (BPS 2015).
Jumlah Orang (dalam juta)
9.5 9 8.5 8 7.5 7 total
2010
2011
2012
2013
2014
7002944
7649731
8044462
8802129
9435411
Sumber: BPS, 2015 (diolah)
Gambar 1 Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia 2010-2014 Perkembangan jumlah wisatawan nusantara mengalami perkembangan. Peningkatan jumlah wisatawan nusantara mampu menghasilkan devisa negara sebesar 213.94 triliun rupiah pada tahun 2014 BPS 2015. Peningkatan jumlah pergerakan wisatawan nusantara juga diikuti dengan pengeluaran wisatawan nusantara selama melakukan perjalanan di Indonesia. Pada tahun 2014 Tabel 1 wisatawan nusantara lebih konsumtif atau tingkat pengeluaran dalam berwisata lebih tinggi yaitu meningkat dari tahun 2013, dengan rata-rata pengeluaran mencapai 851 000 rupiah. Pencapaian target jumlah pergerakan wisatawan
2 nusantara ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya hari libur nasional dan cuti bersama pada tahun 2014, sehingga masyarakat domestik memiliki banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan wisata antar daerah BPS 2015. Berdasarkan perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, rata-rata pengeluaran, dan total pengeluaran, kegiatan wisata masyarakat di Indonesia memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan hotel dalam negeri. Dapat diketahui pada Tingkat Penghunian Kamar TPK menurut klasifikasi bintang di 27 Provinsi di Indonesia sebesar 57.25 pada Desember 2015 dari total hotel bintang 1-5 BPS 2016. Tabel 1 Perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara, rata-rata pengeluaran, dan total pengeluaran Rata-rata Perjalanan Total Pengeluaran Pengeluaran Tahun ribuan triliun Rp ribu Rp 2012 245.29 704.68 172.85 2013 250.03 711.26 177.84 2014 251.20 851.68 213.94 Sumber BPS, 2015 (diolah)
Jumlah hotel berbintang dari tahun 2010 sampai 2014 selalu mengalami peningkatan. Menurut BPS 2015 jumlah hotel berbintang pada tahun 2014 berjumlah 1 996. Jumlah tersebut merupakan total terbesar dari tahun 2010 sampai 2013, yang dimana pada tahun 2013 berjumlah 1 778. Setiap hotel memiliki fasilitas dan pelayanan yang berbeda untuk dijadikan standarisasi. Sebagian besar hotel di Indonesia belum atau tidak memperhatikan sertifikasi halal serta tidak memperhatikan identitas konsumen yang berkunjung atau menginap di suatu hotel. Sebagian besar hotel menyediakan minuman keras pada menu dan kamar hotel, menyediakan olahan makanan yang mengandung unsur babi dan bahan-bahan non halal lainnya. Selain itu, tidak semua hotel juga memberikan informasi petunjuk arah shalat. Dalam penerimaan pengunjung hotel, karyawan hotel kurang memperhatikan status hubungan pengunjung tersebut seperti, memiliki status hubungan keluarga atau tidak. Pakaian karyawan hotel juga sebagian besar tidak memperhatikan etika dan tingkat kesopanan. Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 209 juta jiwa. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, fasilitas, dan infrastuktur pariwisata yang ada Indonesia telah dianggap cukup ramah pada para wisatawan muslim Kemenparekraf 2013. Menurut BPS 2013 wisatawan macanegara tahun 2010, dari total 7 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 1.2 juta wisatawan atau sekitar 18 merupakan wisatawan muslim yang berpotensi dalam mengembangkan wisata syariah. Meningkatnya kegiatan wisata ini, terkait dengan perintah Allah SWT yang tertulis dalam AlQuran Surat Al-Ankabut ayat 20.
3
Artinya: “Katakanlah, berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah memulai penciptaan (makhluk, kemudian Allah menjadikan keadaan yang akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (29 : 20. Hotel syariah menjadi sebuah pilihan hunian yang bersifat sementara bagi masyarakat muslim Indonesia dan mancanegara. Adanya hotel syariah di Indonesia diharapkan dapat mengambil pangsa pasar pariwisata dari Timur Tengah. Pembelanjaan dari sektor pariwisata Uni Emirate Arab yang mencapai US $1700 per orang (GoodNews 2015) dapat meningkatkan pertumbuhan hotel syariah di Indonesia. Hotel syariah memiliki beberapa pelayanan fasilitas hotel seperti petunjuk arah shalat, menyediakan makanan dan minuman halal saja, mushola hotel, Al-Quran, dan peralatan shalat lengkap pada setiap kamar hotel. Dalam penerimaan pengunjung, pihak hotel syariah memiliki SOP (Standar Operasi Produk) yang tertulis, sehingga menerima pengunjung lawan jenis harus memiliki status keluarga atau hubungan suami istri. Pekerja perempuan diwajibkan berkerudung dan untuk pria berpakaian sopan. Hotel yang menerapkan prinsip syariah sendiri merupakan inovasi baru bagi perindustrian hotel karena dapat mengambil pangsa pasar baru yang lebih kompetitif. Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 usaha hotel syariah digolongkan menjadi dua yaitu Hotel Syariah Hilal-1 dan Hotel Syariah Hilal-2 yang digunakan sebagai dasar adanya penerapan hotel syariah. Hotel Syariah Hilal-1 merupakan penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim. Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria usaha hotel syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. Salah satu hotel yang sudah menerapkan prinsip syariah di Indonesia dan telah memenangkan World Halal Travel Award 2015 yang diselenggarakan di Dubai adalah Hotel Sofyan Inn Srigunting yang terletak di wilayah Kota Bogor yang sudah memiliki beberapa cabang di Indonesia (Sofyan Hotel 2015). Hotel Sofyan kini diposisikan sebagai hotel dengan landasan bisnis syariah yang pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat dari Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor NK 11/KS 001/W PEK/2012 dan Nomor B-459/DSN-MUI/XII/2012 tentang Pengembangan dan Sosialisasi Pariwisata Syariah perlu dilakukan pengaturan mengenai penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Hotel sofyan merupakan hotel syariah pertama yang telah mencatatkan sahamnya di bursa efek (Rezeki 2011). Penerapan prinsip syariah yang diterapkan pada Hotel Sofyan akan memengaruhi preferensi konsumen terhadap pemilihan hotel tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah pada Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor.
4 Rumusan Masalah Penduduk Kota Bogor mayoritas beragama Islam. Dapat dilihat pada Tabel 2 jumlah penduduk menurut agama yang dianut di Kota Bogor mencapai 955 708 jiwa dari total 1 030 720 jiwa di Kota Bogor. Jumlah penduduk muslim yang besar di Kota Bogor seharusnya mengindikasikan hotel syariah dapat lebih dikembangkan. Tabel 2 Jumlah penduduk menurut agama yang dianut di Kota Bogor Agama
Nama Kecamatan Bogor Bogor Bogor Utara Tengah Barat 172 716 90 992 219 384 3 494 4 102 2 805
Bogor Selatan 179 005 4 645
Bogor Timur 89 138 4 656
Protestan
7 914
6 578
8 628
5 960
Hindu Budha Khong Hu Chu Lainnya Jumlah (Jiwa)
144 2 296
75 1 508
402 773
95 2 910
95
26
41
80
3
Islam Katolik
194 179
Tanah Sereal 204 543 3 392
Kota Bogor 955 708 23 094
5 577
6 625
41 282
267 742
239 615
1 222 8 844
81
63
34
340
44
50
22
31
230
101 984 186 098
104 120
228 860
215 479
1 030 720
Sumber: BPS (2014)
Kota Bogor memiliki beberapa obyek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan. Kecamatan Bogor Tengah sendiri memiliki delapan obyek wisata yaitu, Kebun Raya Bogor, Istana Kepresidenan Bogor, Plaza Kapten Muslihat, dan beberapa museum antara lain Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Museum Perjuangan Bogor, Museum Tanah, dan Museum dan Monumen PETA. Jumlah obyek wisata yang berada di Kecamatan Bogor Tengah adalah yang terbanyak di Kota Bogor. Banyaknya obyek wisata di Kota Bogor meningkatkan jumlah wisatawan yang berdampak pada perkembangan jumlah hotel terutama di Kecamatan Bogor Tengah. Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, terdapat 47 hotel di Kota Bogor pada tahun 2014. Kecamatan Bogor Tengah sendiri memiliki 27 hotel pada tahun 2014. Dari jumlah hotel tersebut, hanya terdapat dua hotel syariah dari 47 hotel yang berada di Kota Bogor. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan hotel syariah masih jauh tertinggal dibandingkan dengan perkembangan hotel konvensional. Pada Tabel 3 diketahui jumlah hotel konvensional dan syariah yang tersebar di enam wilayah bagian Kota Bogor. Hotel Sofyan merupakan salah satu hotel syariah yang mendapatkan penghargaan sebagai World Halal Travel Award 2015 yang diselenggarakan di Dubai. Namun, pada prakteknya jumlah pengunjung yang menginap di Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor mengalami penurunan selama tahun 2015 dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada tahun 2014.
5 Tabel 3 Data perkembangan jumlah hotel dan jumlah pengunjung hotel di Kota Bogor Tahun No Uraian 2012 2013 2014 1 Jumlah hotel -Hotel konvensional 44 45 45 -Hotel syariah 1 2 2 Total 45 47 47 2 Pengunjung hotel -Wisatawan Mancanegara 106 137 104 223 99 446 -Wisatawan Nusantara 1 309 875 1 426 263 1 632 657 Total 1 416 012 1 530 486 1 723 103 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor (diolah)
Rata-rata jumlah pengunjung Hotel Sofyan Inn Srigunting pada tahun 2015 perbulan hanya berjumlah 374 pengunjung, sedangkan untuk pertahunnya sejumlah 4 488 pengunjung1. Penurunan jumlah pengunjung yang terjadi selama tahun 2015 tidak berbanding lurus dengan prestasi Hotel Sofyan Inn Srigunting sebagai pemenang World Halal Travel Award 2015. Oleh karena itu, terdapat beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik konsumen dalam memilih hotel syariah? 2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi preferensi konsumen muslim dalam memilih hotel syariah?
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis karakteristik konsumen dalam memilih hotel syariah. 2. Menganalisis faktor-faktor preferensi konsumen muslim dalam memilih hotel syariah.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian pada hotel syariah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Hotel Sofyan Inn Srigunting untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pemilihan hotel syariah, serta dapat memberikan informasi preferensi konsumen hotel syariah. 2. Akademisi, sebagai salah satu literatur untuk penelitian berikutnya yang membahas hotel syariah. 3. Hotel syariah lain yang ingin mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pemilihan hotel syariah dan sebagai bahan pertimbangan pengembangan hotel syariah berikutnya. 1
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen Hotel Sofyan Inn Srigunting
6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mengambil studi kasus di Hotel Sofyan Inn Srigunting sebagai hotel syariah yang berada di wilayah Kota Bogor. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Hotel Sofyan Inn Srigunting dan konsumen hotel konvensional (Hotel Pangrango) di Kecamatan Bogor Tengah yang berada di daerah Sempur. Penelitian ini akan melihat pengetahuan dan preferensi konsumen terhadap hotel syariah, serta alasan konsumen dalam memilih hotel tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2006) bauran pemasaran merupakan sekumpulan beberapa perangkat pemasaran yang terkendali digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya pada pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk memengaruhi permintaan produknya. Program pemasaran yang efektif memadukan semua elemen bauran pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen. Bauran pemasaran merupakan sarana taktis perusahaan untuk menentukan positioning yang kuat dalam pasar sasaran. Salah satu konsep utama dalam pemasaran modern adalah merencanakan rincian bauran pemasaran. Menurut Sunyoto 2015 ada tujuh bauran pemasaran yang dapat dijadikan acuan setelah perusahaan memutuskan seluruh strategi pemasarannya, yaitu 1. Produk (Product) Kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran dengan menyediakan keseluruhan konsep obyek, baik itu merupakan barang atau jasa yang memberikan sejumlah nilai kepada responden. 2. Harga (Price) Jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk atau sejumlah nilai yang ditukarkan pelanggan dengan manfaat penggunaan produk telah didapatkannya. 3. Tempat (Place) Meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promosi (Promotion) Aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan memengaruhi pelanggan untuk membelinya. 5. Orang (People) Sumber daya manusia yang menjadi unsur penting, baik dalam produksi maupun penyampaian kebanyakan jasa. Orang-orang secara bertahap menjadi bagian diferensiasi yang mana perusahaan-perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai tambahan dan memperoleh keunggulan kompetitif.
7
6. Proses (Process) Seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan, termasuk keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan pelanggan dan persoalan-persoalan keleluasaan karyawan. Manajemen proses merupakan aspek kunci penyempurnaan kualitas jasa. 7. Layanan Pelanggan (Customer Service) Konsumen lebih menuntut dan memerlukan tingkat jasa yang lebih tinggi, semakin pentingnya layanan pelanggan sebagian dikarenakan pesaing memandang jasa sebagai senjata yang kompetitif untuk mendeferensiasikan diri mereka, dan kebutuhan untuk membangun hubungan yang dekat dan lebih langgeng dengan pelanggan.
Preferensi Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk atau jasa yang ada (Kotler 2006). Teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk atau jasa dengan sumber daya terbatas maka ia harus memilih alternatif pilihan sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk atau jasa. Atribut yang ditampilkan pada suatu produk atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat memengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk dan jasa menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut, sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Preferensi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan, pilihan, atau kesukaan. Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi konsumen akan menentukan produk-produk apa yang mereka beli dan pendapatan mereka yang terbatas, dan juga permintaan untuk produk-produk. Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa yang dikonsumsi. Hotel Karakteristik bisnis perhotelan menurut Suwithi dan Boham (2008), produk bisnis perhotelan mempunyai empat karakteristik khusus, yaitu produk nyata (tangible), tidak nyata (intangible), bersifat ”perishable” dan ”non perishable”. Produk yang bersifat nyata antara lain kamar, makanan, minuman, kolam renang dan sebagainya. Produk yang bersifat tidak nyata, antara lain keramah-tamahan, kenyamanan, keindahan, keamanan dan sebagainya. Produk bersifat perishable artinya bahwa produk tersebut hanya bisa dijual saat ini adalah produk tidak tahan lama yang dapat disimpan di gudang. Contohnya kamar hotel, bahan makanan segar yang tidak dapat disimpan seperti sayur-sayuran. Produk
8 yang bersifat non perishable misalnya minuman keras, soft drink, perlengkapan tamu (guest supply and amenities). Bisnis hotel mempunyai tujuan yaitu mendapatkan pendapatan seoptimal mungkin melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu (guest need & wants). Kepuasan tamu menjadi tujuan pelayanan untuk membentuk citra hotel yang baik dan sekaligus menjamin keberadaan hotel dalam jangka panjang. Pada Tabel 4 hotel dapat dikelompokkan kedalam beberapa kategori atau tipe hotel.
No 1
2
3
4 5
6
7
8 9
10
Tabel 4 Tipe hotel berdasarkan berbagai klasifikasi Dasar Klasifikasi Penjelasan Berdasarkan Kelas Hotel melati Hotel bintang satu (*) Hotel bintang dua (**) Hotel bintang tiga (***) Hotel bintang empat (****) Hotel bintang lima (*****) Berdasarkan Plan Full American Plan Modified American Plan Continental Plan European Plan Berdasarkan Ukuran Hotel Kecil/Small Hotel Hotel Sedang/Medium Hotel Hotel Besar/Large Hotel Berdasarkan Lokasi City Hotel Resort Hotel Berdasarkan Area Downtown Hotel Suburb Hotel Country Hotel Airport Hotel Motel nn Berdasarkan Maksud Kunjungan Business Hotel Tamu Tourism Hotel Sport Hotel Cure Hotel Casino Hotel Lamanya Tamu Menginap Transit Hotel Semi Residential Hotel Residental Hotel Kriteria Jenis Tamu Family Hotel Aspek Bentuk Bangunan Pondok Wisata Cottage Montel Wujud Fisik Produk Nyata (Tangibel) Produk Tidak Nyata (Intangibel) Sumber: Suwithi dan Boham (2008)
9 Kata “hotel” dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu “hotel”. Hotel sebagai jenis akomodasi lain berasal dari kata “Inn” yang dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap. Pada mulanya inn sering disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat istirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan (Suwithi dan Boham 2008). Hotel Sofyan yang juga menggunakan nama “Inn” pada penamaan hotel, sebelumnya merupakan wisma yang hanya memiliki enam kamar hotel yang akhirnya bekerja sama dengan Sofyan Hospitality Management dan Consultant dengan berganti nama menjadi Sofyan Inn Srigunting Bogor. Menurut Suwithi dan Boham (2008) hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut pelayanan makanan dan minuman, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian, dan dapat menggunakan fasilitas atau perabot dan menikmati hias-hiasan yang ada di dalam kamar. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hotel adalah: a. b. c. d.
Menggunakan bangunan fisik Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya. Diperuntukkan bagi umum. Dikelola secara komersial.
Disamping itu sering kali disediakan sarana penunjang seperti, fasilitas olahraga, bisnis centre, kolam renang, musik hidup, dan jenis atraksi lainnya. Layanan yang ramah mulai dari pimpinan puncak sampai dengan karyawan pelaksana diperlukan untuk memberikan kepuasan kepada setiap tamu. Hotel Syariah Hotel syariah adalah hotel yang menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan, dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan pemerintah, industri, dan syariah (Sofyan Hotel 2015). Menurut Sabri (2010) ketentuan-ketentuan syariah yang berupa larangan yang harus dijauhi dalam hukum mu’amalah, termasuk didalamnya usaha perhotelan adalah adanya sesuatu yang melanggar syariah, membahayakan, penipuan, dan bersifat meragukan. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Dalam hotel syariah tidak memproduksi, memperdagangkan, menyediakan, atau menyewakan produk atau jasa yang secara keseluruhan maupun sebagiannya yang dilarang dalam ketentuan syariah. Seperti penyediaan makanan mengandung unsur babi, minuman khamar, adanya perjudian, praktek perzinaan, dan sebagainya yang mengandung unsur najis dan diharamkan oleh syariat. 2. Dalam hotel syariah tidak mengandung adanya unsur kedhaliman, membahayakan, kemungkaran, kemaksiatan maupun kesesatan yang terlarang dalam kaidah syariah baik secara langsung maupun tidak langsung.
10 3. Dalam hotel syariah tidak ada pula unsur penipuan, kecurangan, kebohongan, ketidak-jelasan (gharar), resiko yang berlebihan dan membahayakan. 4. Dalam hotel syariah sebuah transaksi harus dilakukan berdasarkan jasa atau produk yang nyata, benar-benar ada. Tidak ada sesuatu yang bersifat meragukan yang dapat merusak keabsahan transaksi. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan hotel syariah, memberikan dampak yang disebut dengan mashlahah pada proses pemenuhan kebutuhan tempat tinggal sementara di suatu daerah. Menurut P3EI UII (2013) menyatakan bahwa mashlahah adalah segala bentuk keadaan baik material maupun nonmaterial, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan atau mashlahah dasar kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (din), jiwa (nafs), akal (‘aql), keturunan (nash) dan harta (maal). Pada hotel konvensional tidak memberikan dampak pada mashlahah karena menjalankan bisnis tidak bertujuan untuk melindungi kelima hal diatas. Hotel syariah memiliki standar khusus untuk menyediakan makanan dan minuman yang telah terjamin kehalalannya. Sesuai dengan standar penyediaan makanannya, proses pembuatannya, hingga cara menghidangkan makanan. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang terdapat pada ayat Al-Quran berikut. Surat An-Nahl ayat 115:
ير َو َما أُ ِه َّل لِ َغيْر ِ إِنَّ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوال َّد َم َولَحْ َم ْال ِخ ْن ِز َّ اغ َو ََل َعا ٍد فَإ ِ َّن َّ َّللاَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم ٍ ََّللاِ بِ ِه فَ َم ِن اضْ طُ َّر َغ ْي َر ب Artinya: "Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (16: 115). Dalam Quran Surat An-Nahl ayat 115 dapat diketahui bahwa sebagai umat Muslim tidak diperbolehkan untuk memakan daging babi atau makan makanan yang mengandung unsur haram, kecuali dalam keadaan terpaksa. Sesuai dengan ayat tersebut bahwa hotel syariah tidak menyediakan makanan yang mengandung unsur babi dan tidak menyediakan minuman keras (khamr) atau sejenis nya pada menu hotel. Hotel syariah hanya menyediakan makanan dan minuman yang berlabel halal dari MUI saja. Menurut Yuswohady (2014) fasilitas kamar tidur yang disediakan oleh hotel syariah terdapat pemisahan lantai ruang antara ruang tidur laki-laki dan perempuan single. Dalam penerimaan tamu atau konsumen hotel syariah juga dilakukannya seleksi tamu (reception policy). Seperti adanya pemeriksaan KTP dan surat buku nikah bagi pengguna hotel yang ingin menginap. Hal tersebut untuk mencegah atau menghindari adanya perbuatan zina atau kemaksiatan yang
11 dilarang dalam kaidah syariah baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti yang telah diatur dalam Quran Surat Al-Isra ayat 32. Surat Al-Isra ayat 32:
ً ِاح َشةً َو َسا َء َسب يل َ َو ََل تَ ْق َربُوا ال ِّزنَا إِنَّهُ َك ِ َان ف Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". (17: 32). Rezeki dan Reza (2011) menyimpulkan bahwa, berdasarkan nilai-nilai tersebut diatas, lalu dilakukan pendalaman terhadap operasional hotel dan dibuatlah standar atau kriteria hotel syariah sebagai berikut: 1. Fasilitas yang dapat memberi manfaat bagi tamu. Fasilitas-fasilitas yang mengakibatkan kerusakan, kemungkaran, perpecahan, membangkitkan hawa nafsu, eksploitasi wanita, dan lain yang sejenis ditiadakan. Penggunaan fasilitas yang disediakan juga disesuaikan dengan tujuan diadakannya sehingga tidak terjadi penyalahgunaan fasilitas. 2. Tamu yang check in khususnya bagi pasangan lawan jenis dilakukan seleksi tamu (reception policy). Seleksi dilakukan untuk mengetahui apakah pasangan merupakan suami istri atau keluarga. Seleksi tersebut didasarkan pada dua hal yaitu gelagat (pasangan tersebut lebih cangung atau terlihat mesra, mengucapkan kata-kata sayang pada pasangannya, berjauhan pada saat mendatangi counter front office) dan penampilan (pasangan wanita berpenampilan seksi, pasangan wanita mengenakan seragam sekolah dan masih belia, tidak membawa perlengkapan menginap (koper) serta perbedaan usia cukup mencolok. 3. Pemasaran terbuka bagi siapa saja baik pribadi maupun kelompok, formal maupun informal, dengan berbagai macam suku, agama, ras dan golongan. Asalkan aktifitas tamu tersebut tidak dilarang oleh negara dan tidak merupakan penganjur kerusakan, kemungkaran, permusuhan dan lain sejenisnya. 4. Makanan dan minuman yang disediakan adalah makanan dan minuman yang dijamin kehalalannya baik bahan-bahan maupun proses pembuatannya, serta baik bagi kesehatan tubuh yang memakannya. 5. Dekorasi dan ornamen yang disesuaikan dengan nilai-nilai keindahan dalam Islam serta tidak bertentangan dengan syariah. Ornamen patung ditiadakan dan lukisan mahluk hidup dihindari. Dekorasi tidak harus dalam bentuk kaligrafi. 6. Operasional: a. Kebijakan: meliputi kebijakan manajemen, peraturan-peraturan yang dibuat, kerjasama dengan pihak luar, investasi dan pengembangan usaha dilakukan sesuai dengan prinsip syariah Islam. b. Pengelolaan SDM: meliputi penerimaan dan perekrutan SDM, tidak membedakan suku, agama, ras dan golongan selama memenuhi standar kualifikasi yang telah ditentukan. Perusahaan harus jujur kepada karyawan dan memberikan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan karyawan.
12 Pengelolaan SDM mengacu pada peningkatan kualitas yang mengacu pada peningkatan kualitas yang mencakup tiga hal, etika, pengetahuan dan keahlian. c. Keuangan: yaitu pengelolaan keuangan menggunakan akuntansi syariah dan menggunakan bank dan asuransi syariah sebagai mitra. Jika perusahaan mempunyai keuntungan yang mencukupi nilai wajib zakat maka perusahaan berkewajiban mengeluarkan zakat. 7. Adanya sebuah lembaga yakni Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi jalannya operasional hotel secara syariah dan yang akan memberikan arahan dan menjawab masalah yang muncul dilapangan. Lembaga ini diambil dan disetujui oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) yang menujuk anggotanya untuk menjadi Dewan Pengawas Syariah. 8. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang sesuai kaidah Islam yang memenuhi aspek keramah-tamahan, bersahabat, jujur, amanah, suka membantu dan mengucapkan kata maaf dan terimakasih. Pelayanan yang dilakukan juga harus pada batas-batas yang dibolehkan oleh syariat Islam, misalnya tidak menjurus kepada khalwat. Sertifikasi Usaha Hotel Syariah adalah proses pemberian sertifikat pada usaha hotel melalui audit untuk menilai kesesuaian produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel dengan kriteria usaha hotel syariah. Sertifikasi hotel tersebut dilihat dari cara penyediaan tempat dan alat shalat serta penunjuk arah kiblat di kamar hotel, atau penyajian makanan yang halal serta penyediaan minuman non-alkohol di bar sebuah hotel. Sertifikasi itu menunjukkan betapa penyediaan fasilitas dan sarana di hotel tersebut termasuk dalam kategori Muslim Friendly, atau yang lebih dikenal dengan istilah “Ramah bagi Umat Islam” (LPPOM MUI 2015). Ada beberapa perbedaan kriteria usaha hotel syariah dengan hotel konvensional. Melihat kebutuhan konsumen yang semakin beragam, hotel syariah menjadi sebuah rujukan penting yang dijadikan salah satu tujuan untuk menginap. Umumnya hotel syariah masih berstatus bintang tiga yang dimana memberikan spiritual benefit yang tidak ditawarkan oleh hotel kovensional. Sehingga keuntungan spiritual ini menjadi daya tarik baru pada industri hotel yang menjadi tujuan konsumen kelas menengah muslim. Dorongan terhadap kebutuhan fasilitas ibadah dan makanan minuman halal mendorong pertumbuhan hotel syariah diberbagai daerah destinasi wisata. Di hotel syariah, konsumen mendapatkan pelayanan atau perlakuan sesuai dengan ketentuan syariah. Semua pelayan hotel syriah wajib menyapa dengan sapaan salam agama Islam, dan para pelayan perempuan diwajibkan mengenakan hijab. Menurut Yuswohady 2014 tumbuhnya hotel syariah tidak lepas dari keinginan konsumen kelas menengah muslim untuk mendapatkan fasilitas menginap yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Ada beberapa perbedaan pada hotel syariah dan hotel konvensional.
13 Tabel 5 Perbedaan hotel syariah dan konvensional Perbedaan hotel syariah dan konvensional Penerimaan Tamu
Hotel Syariah
Tidak memperkenankan tamu bukan muhrim menginap dalam satu kamar. KTP Wajib diperlihatkan. Standar Seragam pakaian pelayan hotel Pelayanan diwajibkan menutup auratnya. Memberikan salam dalam agama Islam. Tidak segan menegur tamu yang membawa pasangan bukan muhrim. Fasilitas Adanya pemisahan lantai ruang Kamar Tidur tidur laki-laki dan perempuan single, tamu laki-laki dan perempuan single dan juga tamu yang membawa keluarga. MakananMenyediakan makanan dan Minuman minuman yang berlabel halal dari MUI saja. Tidak menyediakan bar maupun minuman beralkohol. Fasilitas Terdapat fasilitas sajadah, Ibadah mukena, Al-Qur’an dikamar, dan mushola atau masjid di area hotel. Menyediakan petunjuk arah kiblat di setiap kamar hotel. Fasilitas Menyediakan air yang cukup Toilet atau toilet shower untuk digunakan setelah buang air kecil dan besar. Fasilitas Menyediakan fasilitas kebugaran Kebugaran dengan tidak menyatukan perempuan dan laki-laki dalam satu ruangan. Fasilitas Pijat Menyediakan fasilitas pijat, dimana laki-laki hanya boleh dipijat oleh laki-laki. Begitupun perempuan. Alarm Ibadah Menyediakan fasilitas alarm pengingat waktu shalat tiba di seluruh kamar tidur hotel. Sumber Yuswohady 2014
Hotel Konvensional
Tidak melarang tamu bukan muhrim untuk menginap dalam satu kamar. KTP wajib diperlihatkan. Seragam pakaian semua pelayan hotel mencerminkan corporate identity. Pelayan perempuan tidak mengenakan hijab. Memberikan ucapan salam universal. Tidak ada pemisahan antara lantai ruang tidur untuk tamu laki-laki single, dan tamu keluarga. Menyediakan kebutuhan yaitu makanan-minuman halal dan non-halal. Dan menyediakan bar serta minuman beralkohol. Umumnya tidak menyediakan fasilitas ibadah, mushola atau masjid di area hotel. Ada beberapa hotel menyediakan petunjuk arah kiblat. Menyediakan toilet kering dengan memberikan fasilitas tisu. Menyediakan fasilitas kebugaran yang bisa dipakai oleh laki-laki dan perempuan secara bersama-sama. Menyediakan fasilitas pijat untuk pengunjung hotel baik perempuan dan laki-laki. Tidak menyediakan alarm untuk melaksanakan ibadah.
14 Teori Konsumsi Islami Dalam ekonomi Islam konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas untuk kebaikan bersama merupakan tujuan yang ingin dicapai antara individu dengan masyarakat, baik dalam urusan ekonomi maupun urusan lainnya. Seperti hal nya dapat dikelompokkan semua masalah baik yang berupa masalih (utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilitas, kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial (Karim 2007). Dalam pandangan Islam keinginan manusia akan harta tidak akan pernah terpuaskan. Tidak hanya menyadari keinginan manusia untuk mengumpulkan kekayaan, ditakutkan menjurus kepada keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi. Hal ini merupakan cara pandang yang sedang dibentuk oleh hotel syariah yang memberikan pandangan tidak hanya semata-mata mencari keuntungan, tetapi berpandangan untuk meningkatkan maslahah bagi seluruh masyarakat. Pada teori ekonomi Islam dapat digambarkan secara grafis tingkat utilitas yang lebih tinggi digambarkan dengan utility function yang terletak disebelah kanan atas. Dapat diartikan semakin tingggi indifference curve berarti semakin banyak barang yang dapat dikonsumsi yang menunjukan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Untuk konsumen, jika kurva semakin bergerak ke kanan atas utility function berarti mengindikasikan bahwa semakin baik. Dalam pandangan Islam dinyatakan bahwa apabila lebih banyak mengkonsumsi barang yang halal maka akan semakin baik. Dapat dilihat pada Gambar peningkatan indifference curve untuk barang halal X dengan halal Y.
Sumber: Karim (2007)
Gambar 2 Peningkatan indefference curve untuk barang halal X dengan halal Y Keberadaan barang yang halal dan haram merupakan pilihan bagi masyarakat untuk memilih diantara keduanya. Semakin sedikit barang yang tidak kita suka maka akan memberikan tingkat kepuasan lebih tinggi. Dapat dilihat pada Gambar 3 sumbu X menunjukan barang haram dan sumbu Y menunjukan barang halal. Digambarkan pergerakan utility function dari kanan ke kiri atas yang menunjukkan semakin banyak barang halal dikonsumsi dan semakin sedikit barang haram yang dikonsumsi. Hal tersebut dapat menambah tingkat maslahah yang lebih tinggi.
15
Sumber: Karim (2007)
Gambar 3 Peningkatan indifference curve untuk barang haram X dengan halal Y Penelitian Terdahulu Penelitian ini akan menganalisis karakteristik konsumen dalam pemilihan hotel syariah dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang paling memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah. Metode regresi logistik digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengetahuan, citra hotel, layanan pelanggan, sumberdaya manusia, lokasi, proses, produk, fasilitas dan religiusitas dalam memilih hotel syariah. Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis karakteristik konsumen dalam memilih hotel syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi, citra hotel, proses, fasilitas, pengetahuan, religiusitas, dan produk terhadap hotel syariah merupakan faktor yang paling memengaruhi konsumen dalam memilih hotel syariah. Sedangkan hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah berada dalam kategori baik. Terdapat beberapa penelitian yang meneliti menggunakan berbagai macam metode penelitian, studi kasus, menganalisis preferensi dengan berbagai faktorfaktor yang dianalisis, dan studi kasus terkait penelitian. Pada penelitian Haris (2015) yang berjudul analisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi nasabah terhadap bank syariah di DKI Jakarta” dengan menggunkan metode regresi logistik dan analisis deskriptif. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi preferensi nasabah terhadap bank syariah adalah Pendidikan, Pengetahuan, Pengeluaran Rumah Tangga, dan Fasilitas. Hasil persepsi nasabah terhadap bank syariah bahwa sudah cukup baik yang dapat dilihat dari variabel pelayanan yang memiliki nilai mean tertinggi pada variabel pengetahuan. Penelitian lainnya dikemukakan oleh Mahanani (2014) yang meneliti faktor-faktor yang memengaruhi preferensi pegawai berzakat di UPZ LAZ IPB dengan menggunakan metode regresi logistik. Hasil analisis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa pelayanan dan jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap preferensi pegawai IPB dalam menyalurkan zakat penghasilan
16 melalui UPZ LAZ IPB, dan alasan terbesar tidak membayar zakat melalui UPZ LAZ IPB adalah kemudahan dalam berzakat secara langsung. Penelitian Rohmah (2014) yang berjudul penerapan nilai-nilai etika bisnis Islam di Hotel Madani Syariah Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui penerpan nilai-nilai etika bisnis Islam serta Kriteria hotel syariah standard nasional kategori hilal-1 di Hotel Madani Syariah Yogyakarta. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan, tentang etika bisnis Islam dan kriteria hotel syariah hilal-1 yang telah ditentukan oleh menteri pariwisata dan ekonomi republik Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa etika bisnis Islam sudah diterapkan di Hotel Madani Syariah Yogyakarta, akan tetapi masih perlu ditingkatkan. Kriteria Hotel syariah standard nasional kategori hilal-1 juga sudah diterapkan tetapi masih ada aspek yang belum terpenuhi. Simanjuntak (2010) meneliti analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan hotel (studi kasus Sahira Butik Hotel Bogor, Jawa Barat) menggunakan metode (IPA) Importance Performance Analysis, Consumers Satisfaction Index (CSI), dan Analisis Komponen Utama (PCA). Hasil analisis komponen utama didapatkan faktor yang sangat dominan di kalangan konsumen pada aspek Tangible adalah atribut kualitas makanan dan minuman, pada aspek reliability adalah atribut kemudahan pemesanan kamar, pada aspek responsiveness diwakili oleh atribut kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen, pada aspek assurance diwakili oleh atribut keamanan dan kenyamanan hotel dan atribut image/citra hotel dimata konsumen, serta pada aspek emphaty diwakili oleh atribut kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu. Kartini (2014) meneliti tentang variabel yang memengaruhi keputusan pemilihan hotel syariah dengan metode regresi linier berganda. Persepsi pelanggan dari fisik dan iklan kuat signifikan mempengaruhi keputusan pelanggan dalam memilih layanan hotel Syariah. Lokasi dan pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan lemah pada pengambilan keputusan. Hasil uji variabel, persepsi tamu hotel terhadap produk, tarif dan proses tidak berpengaruh terhadap keputusan tamu hotel menginap. Variabel iklan, lokasi, pelayanan dan sarana fisik berpengaruh terhadap keputusan tamu hotel menginap. Susanti (2004) melakukan penelitian mengenai analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan (studi kasus: Hotel Sofyan Betawi, Menteng Jakarta) dengan menggunakan metode (IPA) Importance Performance Analysis. Hasil dari penelitian adalah pada kuadran B, atribut-atribut yang ada perlu dipertahankan prestasinya karena pada umumnya tingkat kinerja pihak hotel telah sesuai dengan tingkat kepentingan atau harapan konsumen yakni kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen, kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen, keamanan dan kenyamanan hotel, kejujuran karyawan hotel, pelayanan yang sopan dan ramah, image/citra hotel dimata konsumen, kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu, dan pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih.
17 Kerangka Pemikiran Setelah berdirinya Hotel Sofyan pada tahun 2002 sebagai pelopor hotel syariah pertama di Indonesia, jumlah hotel syariah pun terus bertambah. Sebagai pelaku pasar, hotel syariah perlu memahami perilaku konsumennya. Salah satu dari banyak faktor perilaku konsumen, preferensi konsumen menjadi fokus dalam penelitian ini. Preferensi masyarakat terhadap memilih hotel syariah maupun tidak memilih hotel syariah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan, citra hotel, layanan pelanggan, sumberdaya manusia, lokasi, proses, produk, fasilitas, dan religiusitas. Penelitian ini menggunakan sembilan variabel yang diantaranya merujuk pada penelitian terdahulu dan jurnal terkait dengan tema penelitian yaitu hotel syariah. Dasar pemilihan variabel tersebut beberapa ada yang merujuk pada tujuh bauran pemasaran Kotler yang dijadikan acuan pada penelitian ini. Adapun Gambar 2 menunjukkan kerangka pemikiran penelitian.
Preferensi konsumen terhadap hotel syariah
Responden hotel konvensional
Responden hotel syariah
Analisis Deskriptif
Karakteristik Konsumen
Faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen memilih hotel syariah
1. 2. 3. 4. 5.
Pengetahuan Citra Hotel Layanan Pelanggan Sumberdaya Manusia Lokasi
6. Produk 7. Proses 8. Fasilitas 9. Religiusitas
Gambar 4 Kerangka pemikiran
18 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah preferensi konsumen hotel dalam memilih hotel syariah atau konvensional. Oleh karena itu hipotesis dinyatakan dalam pernyataan: 1. Semakin luas pengetahuan responden tentang hotel syariah, maka semakin besar peluangnya untuk menginap di hotel syariah. 2. Semakin tinggi/baik citra hotel syariah dimata konsumen, maka semakin besar peluang untuk menginap di hotel syariah. 3. Semakin tinggi kualitas layanan pelanggan hotel syariah, maka semakin besar peluangnya untuk menginap di hotel syariah. 4. Semakin baik sumberdaya manusia hotel syariah, maka semakin besar peluangnya untuk menginap di hotel syariah. 5. Semakin strategis lokasi hotel syariah, maka semakin besar peluang konsumen untuk menginap di hotel syariah. 6. Semakin baik proses prosedur pada hotel syariah, maka semakin besar peluang untuk menginap di hotel syariah. 7. Semakin lengkap produk pada hotel syariah, maka semakin besar peluangnya untuk menginap di hotel syariah. 8. Semakin baik fasilitas hotel syariah, maka semakin besar peluang untuk menginap pada hotel syariah. 9. Semakin tinggi tingkat religiusitas responden hotel syariah, maka semakin besar peluang untuk menginap di hotel syariah.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hotel Sofyan Inn Srigunting Jalan Pangrango No. 19, Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Hotel Sofyan merupakan hotel syariah pertama di Indonesia, yang mendapatkan penghargaan hotel terbaik pada tahun 2015 yang menerapkan prinsip syariah. Penelitian juga dilakukan pada konsumen hotel konvensional yang berada di Kecamatan Bogor Tengah. Pertimbangan pemilihan di Kecamatan Bogor Tengah karena memiliki jumlah hotel paling banyak daripada daerah Kecamatan Bogor lainnya dan memiliki obyek wisata paling banyak. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret 2016. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan hasil wawancara kepada responden Hotel Sofyan dan responden hotel di Kecamatan Bogor Tengah. Data sekunder digunakan untuk mendukung berbagai teori yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari Profil Hotel Sofyan Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS), buku, jurnal, skripsi, tesis, serta literatur yang dibutuhkan untuk menunjang pembuatan skripsi.
19 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara kepada responden hotel syariah dan responden yang tidak memilih hotel syariah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel tanpa peluang (Non Probability Sampling) dengan pengambilan datanya menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu prosedur yang biasa dilakukan oleh peneliti dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangan tentang beberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan responden yang diperlukan untuk menjawab penelitian (Juanda 2009). Pertimbangan menggunakan teknik ini karena keluar masuknya tamu hotel tidak tetap dan sulit diketahui. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 59 responden, yang terdiri dari 30 responden yang menginap di Hotel Sofyan dan 29 responden yang menginap di hotel konvensional sekitar Kecamatan Bogor Tengah. Penentuan jumlah responden ini sejalan oleh Gay et al 2006) yang menyatakan bahwa untuk studi korelasi, setidaknya dibutuhkan 30 responden yang diperlukan untuk menetapkan ada atau tidaknya suatu hubungan. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan analisis kuantitatif dan pendekatan analisis kualitatif. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk tabel, sedangkan pendekatan analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan karakteristik konsumen dalam memilih hotel syariah. Regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah. Metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 16. Analisis Regresi Logistik Regresi logistik atau LOGIT merupakan bagian dari analisis regresi. Analisis ini mengkaji hubungan pengaruh peubah-peubah penjelas (X) terhadap peubah respon (Y) melalui model persamaan matematis tertentu. Secara umum, peubah penjelasnya dapat berupa peubah kategorik maupun peubah numerik, untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon. Analisis regresi logistik ini merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon (Firdaus et al 2011). Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang dispesifikasikan (Juanda 2009). Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini disusun dalam persamaan berikut: Pi = F(Zi) = F(α +βXi) =
(
)
……………………………………...(1)
Keterangan: Pi : Keputusan konsumen memilih hotel D.1: jika memilih hotel syariah D.0: jika tidak memilih hotel syariah
20 α β
: Intersep : Parameter peubah Xi : Pengetahuan (skor) : Citra hotel (skor) : Layanan Pelanggan/Customer Service (skor) : Orang/SDM/People (skor) : Tempat/Lokasi/Place (skor) : Proses/Process (skor) : Produk/Product (skor) : Harga/Price (skor) : Promosi/Promotion (skor) : Fasilitas (skor) : Aksesibilitas (skor) : Religiusitas (skor)
Odds Ratio digunakan sebagai peluang terjadinya pilihan 1 (memilih hotel syariah) terhadap peluang terjadinya pilihan 0 (tidak memilih hotel syariah). Nilai odds menjadi suatu indikator kecenderungan konsumen untuk memilih pilihan 1 (hotel syariah). Nilai odds yang semakin besar menunjukan peluang konsumen untuk memilih hotel syariah semakin besar. Hubungan antara parameter dan odds ratio yaitu: Odds Ratio = ……………………………………………………………..(2) Keterangan: Pi =
Rasio peluang terjadi pilihan 1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
Pengetahuan ( ) adalah informasi tentang konsep Hotel Sofyan yang diketahui oleh responden. Citra Hotel ( ) adalah gambaran umum tentang Hotel Sofyan yang melekat pada persepsi responden. Layanan Pelanggan ( ) adalah jasa yang diberikan oleh pihak Hotel Sofyan kepada responden, karena jasa adalah sebagai hal yang kompetitif untuk mendiferensiasikan diri mereka. Orang ( ) adalah karyawan ataupun pekerja Hotel Sofyan yang memberikan kesan menarik dalam penyampaiannya kepada konsumen. Tempat/Lokasi ( ) adalah lokasi Hotel Sofyan yang menjadi bahan pertimbangan responden untuk menginap di hotel tersebut. Proses ( ) adalah seluruh prosedur, mekanisme, kebiasaan dan keputusan kebijakan yang dibuat oleh Hotel Sofyan. Produk ( ) adalah menyediakan berbagai macam paket yang dibutuhkan oleh responden terhadap Hotel Sofyan. Harga ( ) adalah nilai yang dibayar oleh responden kepada pihak hotel untuk jasa yang diterima sesuai dengan manfaatnya.
21 Promosi ( ) adalah publikasi yang dilakukan Hotel Sofyan menggunakan segala media komunikasi cetak sampai elektronik untuk mengkomunikasikan produknya serta meyakinkan pelanggan. 10. Fasilitas ( ) adalah sarana dan prasarana yang tersedia pada hotel syariah. 11. Aksesibilitas ( ) adalah akses transportasi dan informasi Hotel Sofyan. 12. Religiusitas ( ) adalah aspek rohani yang dimiliki setiap individu dan sangat dipatuhi sebagai pedoman hidup. 9.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen dalam Memilih Hotel Syariah Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan konsumen hotel syariah tanpa mengetahui berapa kali sudah pernah menginap di hotel dan kosumen yang tidak memilih hotel syariah. Responden terdiri dari 30 konsumen hotel syariah dan 29 konsumen yang tidak memilih hotel syariah. Dalam hal ini, kriteria yang diambil sebagai responden adalah konsumen Hotel Sofyan yang baru pertama kali atau telah menginap lebih dari satu kali yang dianggap mewakili faktor dimensi kualitas pelayanan yang akan diteliti. Konsumen yang tidak memilih hotel syariah diambil di Kecamatan Bogor Tengah, yang menginap di sekitar Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor. Karakteristik Responden Berdasarkan Aspek Sosial Jenis kelamin Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini menunjukan bahwa jumlah responden laki-laki yang memilih hotel syariah dan yang tidak memilih hotel syariah lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan. Data pada Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin untuk yang tidak memilih hotel syariah didominasi oleh responden lakilaki sebesar 62 atau sebanyak 18 orang dan responden perempuan sebesar 38 atau sebanyak 12 orang. Responden yang memilih hotel syariah yaitu sebesar 60 atau sebanyak 18 orang didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 40 atau sebanyak 12 orang oleh responden perempuan. Tidak ada perbedaan antara responden yang memilih hotel syariah dengan responden yang tidak memilih hotel syariah berdasarkan karakteristik jenis kelamin. Dapat dilihat pada Gambar 5 bahwa persentase masing-masing jenis kelamin antara responden yang memilih hotel syariah dan responden yang tidak memilih hotel syariah berbeda dikarenakan jumlah total responden yang memilih hotel syariah sebanyak 30 orang dan jumlah total responden yang tidak memilih hotel syariah sebanyak 29 orang.
22 120
Persen (%)
100
80
38
40
60
Perempuan
40
Laki-laki 62
60
Tidak memilih hotel syariah
Memilih hotel syariah
20 0
Sumber Data Primer 2016 diolah
Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Usia Usia responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia 20-53 tahun. Responden yang memilih hotel syariah berusia 21-52 tahun. Selanjutnya untuk responden yang tidak memilih hotel syariah berusia 20-53 tahun. Pada Tabel 6 menunjukan bahwa rata-rata usia responden yang tidak memilih hotel syariah lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memilih hotel syariah. Ratarata usia responden yang tidak memilih hotel syariah adalah 32 tahun dan rata-rata usia responden yang memilih hotel syariah adalah 30 tahun. Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Rata-rata Minimum Maksimum
Tidak memilih hotel syariah 32 20 53
Memilih hotel syariah 30 21 52
Sumber Data Primer 2016 diolah
Berdasarkan karateristik usia diketahui responden yang lebih muda memilih hotel syariah karena mereka memiliki kesadaran yang tinggi untuk lebih memilih menginap di hotel syariah. Alasan responden yang lebih muda memilih hotel syariah antara lain lebih aman dan percaya untuk menginap di hotel, serta terjaga dari persepsi negatif masyarakat. Hotel syariah memiliki citra yang lebih baik dibandingkan hotel konvensional di mata masyarakat, maka dari itu responden yang memiliki usia lebih muda lebih percaya menginap di hotel syariah.
23 Status Pernikahan Status pernikahan responden yang memilih dan tidak memilih hotel syariah dapat dilihat pada Tabel 7. Responden yang tidak memilih hotel syariah mayoritas berstatus menikah sebesar 52% atau sebanyak 15 orang dan sebanyak 48% atau 14 orang berstatus belum menikah. Responden yang memilih hotel syariah mayoritas berstatus belum menikah sebesar 53% atau sebanyak 16 orang dan sisanya sebanyak 47% atau sebanyak 14 orang berstatus menikah. Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan Tidak memilih hotel Memilih hotel syariah Status Pernikahan syariah Belum Menikah 48 53 Menikah 52 47 Total 100 100 Sumber Data Primer 2016 diolah
Sebesar 53 responden yang memilih hotel syariah berstatus belum menikah. Artinya, bahwa responden yang berstatus belum menikah lebih memilih hotel syariah karena pada hotel syariah terdapat pemisahan kamar dan pemisahan lantai kamar antara tamu menginap laki-laki single dan tamu menginap perempuan single maka dari itu lebih terjaga dari hal-hal yang negatif seperti zina yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini seperti pada Al-Quran Surat Al-Isra ayat 32 dikatakan “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Pendidikan Pendidikan yang telah ditempuh responden pada penelitian ini dikategorikan mulai dari SMU/Sederajat, diploma, sarjana, hingga pasca sarjana. Mayoritas responden yang tidak memilih hotel syariah telah menempuh pendidikan hingga sarjana sebesar 45% atau sebanyak 13 orang. Selanjutnya, untuk responden yang menempuh pendidikan hingga diploma sebesar 28 atau sebanyak 8 orang, untuk jenjang pendidikan pasca sarjana sebesar 17 atau sebanyak 5 orang, dan jenjang pendidikan hingga tingkat SMU/Sederajat sebesar 10 atau sebanyak 3 orang. Sebagian besar responden yang memilih hotel syariah telah menempuh pendidikan hingga sarjana sebesar 47% atau sebanyak 14 orang, untuk jenjang pendidikan hingga diploma sebesar 40 atau sebanyak 12 orang, dan jenjang pendidikan SMU/Sederajat sebesar 13 atau sebanyak 4 orang. Tidak ada responden yang menempuh pendidikan hingga pasca sarjana pada responden yang memilih hotel syariah.
24 Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tidak memilih hotel Memilih hotel syariah Pendidikan Terakhir syariah SMU / sederajat 10 13 Diploma 28 40 Sarjana 45 47 Pasca sarjana 17 Total 100 100 Sumber Data Primer 2016 diolah
Agama Diketahui persentase dari masing-masing agama pada responden yang memilih dan yang tidak memilih hotel syariah pada Gambar 6. Agama pada reponden yang memilih hotel syariah yaitu sebesar 93% atau sebanyak 28 orang yang beragama Islam, sedangkan yang beragama non-Islam yaitu sebesar 7% atau sebanyak 2 orang. Responden yang tidak memilih hotel syariah yang beragama Islam sebesar 86% atau sebanyak 25 orang, sedangkan yang beragama non-Islam sebesar 14% atau sebanyak 4 orang.
7%
14%
86%
93%
4a
Islam
4b
Non-Islam
Sumber Data Primer 2016 diolah
Gambar 6 Karakteristik responden berdasarkan agama; a memilih hotel syariah b tidak memilih hotel syariah Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan agama, pada responden yang memilih hotel syariah dan yang tidak memilih hotel syariah sama-sama mayoritas beragama Islam. Dapat diketahui sebesar 7% atau sebanyak 2 orang yang beragama selain Islam menginap pada hotel syariah. Responden tersebut menginap di Hotel Sofyan karena memiliki kerjasama perusahaan dengan Hotel Sofyan yang sudah berlangsung selama dua tahun. Artinya, bahwa hotel syariah
25 tidak hanya melayani tamu menginap yang beragama Islam saja, tetapi juga melayani tamu menginap yang bukan beragama Islam. Sesuai dengan Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim yaitu:
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamu pada saat istimewanya. Para sahabat bertanya "Wahai Rasulullah SAW, apakah saat istimewa itu?" Beliau bersabda, "Hari dan malam pertamanya. Bertamu itu adalah tiga hari. Kalau lebih dari tiga hari, maka itu adalah sedekah”. Dapat dimengerti dalam hadist tersebut bahwa tamu yang dimaksud mencakup tamu Mukmin maupun kafir. Dapat diketahui dari kata “dhaifu” yang termasuk dalam lafadz umum sehingga mencakup semua jenis tamu, baik tamu Mukmin, kafir, laki-laki, maupun perempuan. Semua tamu wajib disambut dan dimuliakan berdasarkan ajaran hadist di atas. Seorang muslim juga diperintahkan untuk memenuhi hak-hak tamu, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Pekerjaan Jenis pekerjaan masing-masing responden yang tidak memilih hotel syariah dan memilih hotel syariah dapat dilihat pada Tabel 9. Responden yang tidak memilih hotel syariah dan memilih hotel syariah mempunyai pekerjaan yang beragam, diantaranya wiraswasta catering, PNS/BUMN, pensiunan, pegawai swasta, mahasiswa, industri, dan ibu rumah tangga. Responden yang tidak memilih hotel syariah untuk kategori memiliki presentase jenis pekerjaan terbesar yaitu konsumen dengan pekerjaan sebagai wiraswasta, pegawai swasta, dan PNS/BUMN sebesar 28 atau sebanyak masing-masing 8 orang, sedangkan jenis pekerjaan terkecil yaitu ibu rumah tangga sebesar 3 atau sebanyak 1 orang dan pensiunan sebesar 0 yang artinya bahwa dalam penelitian ini tidak ada konsumen dengan pekerjanaan pensiunan. Jenis pekerjaan terbesar pada responden yang memilih hotel syariah yaitu pegawai swasta dan PNS/BUMN sebesar 30 atau sebanyak masing-masing 9 orang, wiraswasta sebesar 6 orang, pensiunan sebesar 7 atau sebanyak 2 orang, dan pekerjaan dengan responden terkecil yaitu ibu rumah tangga dan industri sebesar 3 atau sebanyak masingmasing 1 orang. Jumlah ibu rumah tangga tidak sebanyak pekerjaan lainnya karena dalam penelitian ini ibu rumah tangga yang menginap di hotel dikarenakan ikut suami yang sedang dinas.
26 Tabel 9 Jenis pekerjaan responden Memilih hotel syariah Tidak memilih hotel Pendidikan Terakhir syariah PNS/BUMN 30 28 Wiraswasta 20 28 Pensiunan 7 Pegawai swasta 30 28 Mahasiswa 7 3 Industri 3 10 Ibu rumah tangga 3 3 Total 100 100 Sumber Data Primer 2016 diolah
Persepsi Responden terhadap Hotel Syariah Persepsi responden terhadap hotel syariah menggunakan sembilan variabel, yaitu pengetahuan, citra hotel, layanan pelanggan, orang/SDM, tempat/lokasi, promosi, proses, harga, produk, fasilitas, dan religiusitas. Persepsi ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi dalam memberikan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik. Dapat dilihat pada Tabel 10 menunjukan bahwa rata-rata persepsi responden terhadap hotel syariah. Rata-rata terbesar ada pada variabel pengetahuan, maupun itu responden yang memilih hotel syariah atau responden yang tidak memilih hotel syariah. Persepsi tertinggi dimiliki oleh variabel pengetahuan dengan rata-rata 4.40 untuk responden yang tidak memilih hotel syariah dan sebesar 4.23 untuk responden yang memilih hotel syariah. Tabel 10 Rata-rata persepsi responden terhadap hotel syariah Tidak memilih hotel Keterangan Memilih hotel syariah syariah Pengetahuan 4.40 4.23 Citra Hotel 3.95 3.51 Layanan Pelanggan 3.99 3.57 SDM 3.92 3.72 Lokasi 3.81 3.24 Proses 3.85 3.39 Produk 3.88 3.68 Fasilitas 4.22 4.04 Religiusitas 3.63 3.49 Sumber Data Primer 2016 diolah
Keterangan: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
27 Terbukti dari hasil rata-rata persepsi bahwa responden yang tidak memilih hotel syariah memiliki tingkat skor religiusitas lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memilih hotel syariah. Responden yang memiliki religiusitas lebih rendah merasa lebih tenang untuk menginap di hotel syariah, karena mereka khawatir dengan rendahnya pengetahuan agama yang mereka miliki maka dari itu mereka lebih percaya untuk memilih hotel syariah yang menjalankan prinsip syariahnya. Alasan Responden Memilih Hotel Syariah Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa persentase alasan responden hotel syariah dalam memilih hotel syariah. Alasan terbesar dari responden yang diwawancara yaitu sebesar 64 mengatakan bahwa memilih hotel syariah karena faktor pelayanan. Alasan terkecil responden memilih hotel syariah adalah lainnya konsep syari’ah sebesar 3. Pelayanan yang diberikan hotel syariah dalam konteks penelitian ini yaitu Hotel Sofyan, memiliki pelayanan yang sangat baik. Berdasarkan hasil survey, responden menyatakan salah satunya bahwa makanan yang dihidangkan untuk menu breakfast ataupun pada menu yang lain memiliki rasa yang baik dan terjamin bersertifikasi halal. Ramahnya karyawan pada Hotel Sofyan seperti mengucapkan salam kepada pengunjng saat pertama kali masuk di front office, sikap dari security Hotel Sofyan yang memberikan rasa aman dan nyaman, dan memberikan layanan yang profesional sesuai dengan standar hotel syariah yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia tentang usaha hotel syariah membuat responden lebih memilih untuk menginap di hotel syariah. 3% 13%
Fasilitas Harga 13% Lokasi 7%
64%
Pelayanan Lainnya
Sumber Data Primer 2016 diolah
Gambar 7 Alasan responden memilih hotel syariah Sumber Informasi Responden terhadap Hotel Syariah Responden yang memilih hotel syariah yang menjadi responden dalam penelitian ini mengetahui informasi tentang hotel syariah dari berbagai sumber, yaitu dari iklan media cetak, internet, keluarga, teman dan lainnya buku/dekat
28 dengan tempat yang dituju. Presentase masing-masing sumber informasi pada responden yang memilih hotel syariah dapat dilihat pada Gambar 8. Sumber informasi yang didapat oleh konsumen hotel syariah menunjukan bahwa 33 konsumen hotel syariah mengetahui informasi mengenai hotel syariah melalui internet, hal ini diungkapkan responden bahwa responden menjadi konsumen hotel syariah dari promosi yang berada pada internet. Selanjutnya 30 konsumen hotel syariah mengetahui informasi tentang hotel syariah dari keluarga, sebesar 27 konsumen menjawab informasi mengenai hotel syariah dari teman, 7 menjawab mengetahui hotel syariah dari iklan media cetak, dan 3 menjawab mengetahui hotel syariah dari lainnya buku/dekat dengan tempat yang dituju.
3% 7% Media cetak 27%
Internet 33%
Keluarga Teman
30%
Lainnya
Sumber Data Primer 2016 diolah
Gambar 8 Sumber informasi konsumen terhadap hotel syariah Faktor-faktor yang Memengaruhi Responden Memilih Hotel Syariah Faktor-faktor yang diduga memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah meliputi beberapa variabel independent yaitu pengetahuan, citra hotel, layanan pelanggan, sumberdaya manusia, lokasi, proses, produk, fasilitas, dan religiusitas. Variabel yang akan dilihat terdiri dari dua kemungkinan, yaitu konsumen yang memilih hotel syariah (Y=1) atau konsumen yang tidak memilih hotel syariah (Y=0). Pengujian ini menggunakan tingkat kepercayaan 90% atau dengan taraf nyata (α) sebesar 10%. Hasil pendugaan parameter pada Tabel 11 menyatakan bahwa model dapat mengklasifikasikan responden yang memilih hotel syariah sebesar 83.3 dan sebesar 82.8 tidak memilih hotel syariah. Model mampu mengklasifikasikan secara keseluruhan responden yang menjadi konsumen hotel syariah maupun hotel konvensional sebesar 83.1. Berdasarkan hasil pengolahan dengan regresi logistik dihasilkan nilai overall percentage sebesar 83.1%, artinya klasifikasi 83.1% baik untuk dibangunnya sebuah model dan variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan oleh model.
29 Tabel 11 Hasil pendugaan parameter logit Prediksi Observasi Tidak memilih Tidak memilih hotel syariah Memilih hotel syariah
Overall Percentage
Hotel syariah 24 5
5 25
Percentage Correct 82.8 83.3 83.1
Sumber Data Primer 2016 diolah
Pada Tabel 12 diketahui nilai R-Square sebesar 69.4% artinya, dalam penelitian ini sebesar 69.4% dapat dijelaskan oleh model sisanya dijelaskan di luar model. Selanjutnya, Hosmer and lemeshow menunjukan nilai signifikansi model tersebut lebih besar dari taraf nyata (0.589 > 0.05) artinya, model tersebut telah layak untuk digunakan dalam analisis. Variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 10 dengan odds ratio sebesar 1.456. Artinya, konsumen yang memiliki tingkat pengetahuan satu skor lebih tinggi, berpeluang lebih besar untuk memilih hotel syariah sebesar 1.456 kali, cateris paribus. Hal ini menunjukan bahwa pertimbangan konsumen untuk memilih hotel syariah dipengaruhi oleh pengetahuan konsumen tentang hotel syariah. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mukti 2014 yang menyatakan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh positif terhadap preferensi pemilihan tabungan syariah. Variabel citra hotel berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 5 dengan odds ratio sebesar 2.279. Artinya, konsumen yang memiliki tingkat citra hotel satu skor lebih tinggi, berpeluang lebih besar untuk memilih hotel syariah sebesar 2.279 kali, cateris paribus. Varibel ini berpengaruh positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi citra hotel yang baik maka konsumen akan lebih cenderung memilih hotel syariah. Tingkat citra hotel yang baik dimata konsumen akan berpengaruh pada pertimbangan konsumen untuk memilih hotel syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian Susanti 2004 yang menyatakan bahwa citra/image hotel turut menentukan sikap konsumen dalam pemilihan hotel. Hotel yang mempunyai citra yang baik dapat memberikan persepsi yang baik pula dimata konsumen. Variabel layanan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 10 dengan odds ratio sebesar 0.549. Artinya konsumen yang memiliki tingkat pelayanan pelanggan satu skor lebih tinggi, berpeluang lebih besar untuk memilih hotel syariah sebesar 0.549 kali, cateris paribus. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa layanan hotel memiliki hubungan negatif terhadap pemilihan hotel. Penelitian ini menunjukan bahwa tingginya layanan pada hotel syariah, seperti aturan yang hanya memperbolehkan tamu hotel memiliki status hubungan keluarga atau tidak dan memenuhi persyaratan lain untuk menginap di hotel syariah, maka konsumen semakin tidak memilih untuk menginap di hotel syariah karena terlalu banyak persyaratan pada hotel syariah. Hal ini sejalan dengan penelitian Kartini 2014 yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan hanyak sedikit bermakna karena hotel syariah masih berusaha mencari jati diri, agar bisa berkembang dengan baik.
30 Tabel 12 Faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah Metode Logit Variabel Parameter P-Value Odds Ratio Pengetahuan 0.376 1.456 0.083 Citra Hotel 0.824 2.279 0.007 Layanan Pelanggan -0.600 0.549 0.074 Sumberdaya Manusia -0.181 0.421 0.834 Lokasi 1.227 3.412 0.003 Proses 0.567 1.763 0.065 Produk -0.543 0.154 0.581 Fasilitas 0.425 1.530 0.077 Religiusitas -0.451 0.637 0.050 Konstanta -27.573 0.005 0.000 R-Square 0.694 Hosmerand lemeshow 0.589 Sumber Data Primer 2016 diolah
Keterangan signifikan pada taraf nyata 5 signifikan pada taraf nyata 10 Variabel lokasi berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 5 dengan odds ratio sebesar 3.412. Artinya, konsumen yang memiliki tingkat lokasi/tempat strategis satu skor lebih tinggi, bepeluang lebih besar untuk memilih hotel syariah sebesar 3.412 kali, cateris paribus. Variabel ini berpengaruh positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin strategis lokasi maka konsumen akan lebih cenderung memilih hotel syariah karena lokasi yang strategis akan berpengaruh pada pertimbangan konsumen untuk memilih hotel syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian Kartini 2014 menyatakan bahwa variabel lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan tamu hotel syariah. Variabel proses berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 10 dengan odds ratio sebesar 1.763. Artinya, konsumen yang memiliki tingkat proses yang cepat satu skor lebih tinggi, berpeluang lebih besar untuk memilih hotel syariah sebesar 1.763 kali, cateris paribus. Hal ini menunjukan bahwa semakin cepat suatu proses pemesanan kamar, check in atau check out, proses pembersihan kamar, dan penyajian menu makan pada hotel syariah maka konsumen akan lebih cenderung memilih hotel syariah karena tingkat proses yang cepat akan berpengaruh pada pertimbangan konsumen untuk memilih hotel syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian Simanjuntak 2010 yang menyatakan bahwa persepsi tamu hotel terhadap kemudahan pemesanan kamar berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan tamu hotel syariah. Hasil penelitian, menunjukan 49 konsumen menyatakan pentingnya kemudahan pemesanan kamar. Variabel fasilitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 10 dengan odds ratio sebesar 1.530. Artinya, konsumen yang memiliki tingkat fasilitas satu skor lebih tinggi, berpeluang lebih besar untuk
31 memilih hotel syariah sebesar 1.530 kali, cateris paribus. Variabel ini berpengaruh positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi fasilitas hotel syariah maka konsumen akan lebih berpeluang memilih hotel syariah karena tingkat fasilitas yang tinggi akan berpengaruh pada pertimbangan konsumen untuk memilih hotel syariah. Hasil ini sesuai dengan penelitian Haris 2015 yang menyatakan bahwa fasilitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan bank pada taraf nyata 5. Variabel religiusitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan hotel pada taraf nyata 5 dengan odds ratio sebesar 0.637. Artinya, konsumen yang memiliki tingkat religiusitas satu skor lebih tinggi, berpeluang lebih besar untuk memilih hotel syariah sebesar 0.637 kali, cateris paribus. Variabel religiusitas berpengaruh negatif terhadap pemilihan hotel syariah, yang berarti semakin tinggi tingkat religiusitas responden tidak berpengaruh positif terhadap pemilihan hotel syariah. Ada juga beberapa faktor lain yang memengaruhi responden dengan tingkat religiusitas tinggi dalam pemilihan hotel syariah yaitu faktor harga, lokasi, fasilitas dan proses yang mempengaruhi pemilihan hotel syariah. Variabel religiusitas dalam penelitian ini juga memengaruhi signifikansi dari variabel lain, sehingga apabila variabel religiusitas dihapus maka akan mengurangi signifikansi variabel lain. Penelitian Shabbir 2007 menunjukkan bahwa ada hubungan antara independen dan variabel dependen religiusitas dan adopsi produk baru sesuai dengan hipotesis penelitian yang menjelaskan religiusitas memiliki dampak yang signifikan terhadap adopsi produk baru NPA.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Karakteristik responden terhadap hotel syariah adalah sebagai berikut responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, usia responden berada pada rentang usia 20-52 tahun, sebagian besar responden berstatus belum menikah, sebagian besar responden mayoritas berpendidikan sarjana, sebagian besar responden bekerja sebagai pegawai swasta dan PNS/BUMN, sebagian besar responden beragama Islam. 2. Hasil analisis regresi logistik faktor-faktor yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap hotel syariah menunjukkan ada tujuh variabel yang signifikan memengaruhi preferensi konsumen tehadap hotel syariah yaitu, pengetahuan, citra hotel, layanan pelanggan, lokasi, proses, fasilitas dan religiusitas. Variabel pengetahuan, citra hotel, lokasi, proses dan fasilitas berpengaruh positif dan variabel layanan pelanggan dan religiusitas berpengaruh negatif. Variabel dengan peluang terbesar yaitu variabel lokasi. Persepsi responden terhadap hotel syariah sudah cukup baik. Atribut yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah atribut pengetahuan.
32 Saran Berdasarkan simpulan tersebut, ada beberapa saran peneliti adalah sebagai berikut 1. Citra hotel, layanan pelanggan, lokasi, proses dan fasilitas perlu dipertahankan dan diharapkan hotel syariah untuk mampu meningkatkannya. Terutama pada lokasi hotel. 2. Pemerintah dapat mendukung dan diharapkan dapat memanfaatkan jumlah wisatawan muslim untuk mengembangkan potensi hotel syariah, khususnya di Kota Bogor. 3. Kegiatan promosi yang dilakukan hotel syariah perlu ditingkatkan untuk menarik wisatawan terutama wisatawan muslim, untuk menginap di hotel tersebut. Tujuan dilakukannya kegiatan promosi untuk memperkenalkan hotel syariah khusus nya dalam penelitian ini yaitu Hotel Sofyan sebagai hotel yang menjunjung tinggi nilai Islami. 4. Etika bisnis Islam pada hotel yang menerapkan prinsip syariah dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha [Internet]. [diunduh 2015 Oktober]. Tersedia pada www.bps.go.id [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Bogor Dalam Angka [Internet]. [diunduh 2015 Oktober]. Tersedia pada www.bps.go.id [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Tingkat Penghunian Kamar [Internet]. [diunduh 2016 Januari]. Tersedia pada www.bps.go.id [Disbudpar] Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Bogor. 2014. Kecamatan Bogor Tengah Dalam Angka. Bogor (ID): Disbudpar Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. Gay LR, Mills GE, Airasian P. 2006. Educational Reasearch Competencies for Analysis and Applications 8th Edition. New Jersey (US): Prentice Hall. Hananto A. 2015. Kalahkan Kuala Lumpur, Abu Dhabi, dan Antalya, Lombok Terpilih sebagai World Best Halal Tourism Destination. [Internet]. [diunduh 2015 Oktober 21]. www.goodnewsfromindonesia.org Haris M. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap Bank Syariah di DKI Jakarta [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Juanda B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. Karim AA. 2012. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta (Indonesia): Rajagrafindo Persada. Kartini WF. 2014. Variabel Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Hotel Syariah [Jurnal] EKBISI Volume IX Nomor 1 Tahun 2014. Yogyakarta (ID): Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suka Yogyakarta.
33 [Kemenpar] Kementerian Pariwisata. 2015. Perkembangan Usaha Akomodasi Menurut Klasifikasi Akomodasi. [Internet]. [diunduh 2016 Maret 29]. Tersedia pada: http://www.kemenpar.go.id Kompasiana. 2015. Trend Hotel Syariah: Mulanya Hotel Sofyan Kemudian Marshanda. [Internet]. [diunduh 2016 Januari 26] www.kompasiana.com Kotler P. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta (Indonesia): ERLANGGA [LPPOM] MUI Lembaga Pengkajian Pangan Obat obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. 2015. Sertifikat Halal MUI. [Internet]. [diunduh 2015 Oktober 19]. http://www.halalmui.org Mahanani Y. 2014. Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Pegawai Berzakat di UPZ LAZ IPB [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mukti, LK. 2014. Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Mahasiswa IPB Terhadap Tabungan Syariah [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. 2008. Ekonomi Islam. Jakarta (ID): Raja Grafindo Rezeki S, Reza I. 2011. STRATEGI KOMUNIKASI “CHANGE MANAGEMENT” (Studi Kasus: Perubahan Konsep Bisnis dari Hotel Konvensional ke Hotel Syariah). Jurnal Semai Komunikasi Vol. II No. 1. Rohmah S. 2014. Penerapan Nilai-Nilai Etika Islam di Hotel Madani Syariah Yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sabri FA. 2010. Perkembangan Hotel Syari’ah di Indonesia Mengonsep Pariwisata Islami [Jurnal] Jurnal Perkembangan Hotel Syariah di Indonesia Vol. XVIII No. 2, Oktober 2010. Indonesia (ID): STAIN Pamekasan. Shabir MS. The Relationship Between Religiosity and New Product Adoption [Jurnal] Journal of Islamic Marketing Vol. 1 2010. Pakistan (UEA): Departemen Ilmu Manajemen Universitas Islam Internasional. Simanjuntak EM. 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Hotel (Studi Kasus Sahira Butik Hotel Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sofyan Hotel. 2015. World Halal Travel Award 2015. [Internet]. [diunduh 2015 Oktober 18]. http://sofyanhotel.com Sunyoto D, Susanti FE. 2015. Manajemen Pemasaran Jasa Merencanakan, Mengelola, dan Membidik Pasar Jasa. Yogyakarta (Indonesia): CAPS (Center for Academic Publishing Service). Susanti L. 2004. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kuailitas Pelayanan (Studi Kasus: Hotel Sofyan Betawi Menteng Jakarta) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suwithi NS, Boham, C.E.J. 2008. Akomodasi Perhotelan untuk SMK Jilid 1. Jakarta (Indonesia): Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Yuswohady MD, Herdiansyah IA, Alim I. 2014. Marketing To The Middle Class Muslim kenali Perubahannya, Pahami Perilakunya, Petakan Strateginya. Jakarta (Indonesia): PT Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI.
34 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP HOTEL SYARIAH Kasus : Hotel Sofyan Inn Srigunting Bogor Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara yang telah menjadi responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan Instrument penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama Pekerjaan NIM
: Naufal Rahardi : Mahasiswa Ekonomi Syariah Institut Pertanian Bogor (IPB) : H54120098
Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara untuk berkenan mengisi Kuesioner secara lengkap dan obyektif sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil dari penelitian ini dan jawaban dapat dipertanggungjawabkan sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang diterima dari responden akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara saya sampaikan terima kasih. Hari, Tanggal : Pukul : Lokasi Wawancara : Petunjuk pengisian bagian A dan I: Isi dan lingkari (O) sesuai dengan jawaban anda pada pilihan yang telah disediakan A. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden Jenis Kelamin
1. Laki-laki
Status Pernikahan Alamat Lengkap
1. Belum menikah 2. Menikah ……………………………………………………………... ……………………………………………………………... RT: ……. RW: ……. No: …….. Kelurahan: Kecamatan: Kota
:
2. Perempuan
Kode pos :
35 Umur
Pendidikan Terakhir
Jenis Pekerjaan
…….. tahun a. SD / sederajat b. SMP / sederajat c. SMU / sederajat d. Diploma e. Sarjana f. Pasca sarjana 1. PNS / BUMN 2. Pegawai swasta 3. Wiraswasta 4. Buruh 5. Industri 6. Pensiunan 7. Lainnya, . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendapatan / bulan
Rp. ………………………………
Tujuan/Alasan Meniginap di Hotel
1. tugas dari kantor 2. tujuan pribadi 3. keluarga 4. lainnya, …..
I. SCREENING 1. Apakah anda pernah menginap di Hotel a. Ya b. Tidak 2. Berapa kali anda menginap di hotel dalam 1 tahun terakhir a. 1 kali d. 4 – 5 kali b. 2 kali e. > 5 kali c. 3 kali 3. Apakah anda lebih memilih hotel syariah dibandingkan dengan hotel konvensional a. Ya b. Tidak 4. Apakah anda seorang muslim a. Ya b. Tidak Petunjuk pengisian bagian B: isi dan lingkari (O) sesuai dengan jawaban anda pada pilihan yang telah disediakan dan jawaban boleh lebih dari satu B. PENGALAMAN KONSUMEN B.1 1. Jika jawaban anda pada bagian I nomor 3 adalah ‘YA’, alasannya adalah: a. pelayanannya d. harganya b. fasilitasnya e. akses menuju hotelnya c. tempat / lokasi f. lainnya, ….. 2. Berapa kalikah anda telah menginap di hotel syariah a. 1 kali d. 4 – 5 kali b. 2 kali e. > 5 kali c. 3 kali
36 3. Darimanakah anda mengenal hotel syariah pertama kali a. Keluarga d. Iklan media cetak b.Teman e. iklan media elektronik c. Internet f. Lainnya, ….. 4. Apa pertimbangan awal anda menginap di hotel syariah a. Harga d. Lokasi b. Suasana e. Lainnya, ….. c. Pelayanan B.2 1. Jika jawaban anda pada bagian I nomor 3 adalah ‘TIDAK’, alasannya adalah: a. pelayanannya e. harganya b. fasilitasnya f. akses menuju hotelnya c. tempat / lokasi g. lainnya ….. d. tidak punya informasi 2. Darimanakah anda mengenal hotel syariah pertama kali a. Keluarga d. Iklan media cetak b.Teman e. iklan media elektronik c. Internet f. Lainnya, ….. 3. Apa pertimbangan awal anda menginap di suatu hotel a. Harga d. Lokasi b. Suasana e. Lainnya, ….. c. Pelayanan Petunjuk pengisian bagian C : dilakukan dengan cara memberi tanda ceklist () pada pernyataan yang anda pilih. C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN HOTEL SYARIAH Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju No. 1 2 3 4
5
Pengetahuan Hotel syariah adalah hotel berdasarkan prinsip syariah Hotel syariah menjunjung nilai-nilai agama Hotel syariah mengutamakan kejujuran Hotel syariah tidak memperbolehkan pasangan tidak resmi menginap dalam satu kamar Hotel syariah memiliki SOP (Standar Operasi Pelaksanaan) khusus
STS
TS
N
S
SS
37
1 2 3 4
1
2
3
4
1 2 3 4 5
1 2 3 4
1 2
Citra Hotel Hotel syariah lebih terpercaya pelayanannya Hotel syariah memiliki citra yang baik oleh masyarakat luas Hotel syariah diminati oleh banyak orang Hotel syariah memiliki suasana hotel yang kondusif bernuansa islami Layanan Pelanggan (Customer Service) Karyawan hotel syariah mengucapkan salam kepada pengunjung saat pertama masuk di receptionist / front office Hotel syariah memberikan pelayanan yang sesuai dengan prosedur yang seharusnya diberikan Security hotel syariah memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pengunjung yang datang Hotel syariah memberikan layanan yang professional Orang (People) Karyawan hotel syariah baik dan ramah Hotel syariah karyawannya berpenampilan sopan dan menarik Karyawan hotel syariah memiliki perilaku yang baik Karyawan hotel syariah memiliki perilaku yang jujur Karyawan hotel syariah cepat menanggapi sesuatu (fast respon) Tempat (Place) Hotel syariah terletak di tempat yang strategis di kota Bogor Hotel syariah berada pada salah satu jalan utama kota Bogor Hotel syariah terletak pada pusat perbelanjaan dan kuliner kota Bogor Hotel syariah terletak di kawasan elit kota Bogor Promosi (Promotion) Hotel syariah mempublikasikan melalui media cetak Hotel syariah mempublikasikan melalui jejaring sosial / internet
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
38 3
4
5
1 2 3
4 5
1
2 3
1
2 3 4
1
Hotel syariah tidak membuat iklan yang mengandung unsur pornografi atau semacamnya Hotel syariah mengiklankan promosinya dikemas dengan menarik dan mudah dipahami Hotel syariah mempromosikan keunggulan layanan hotel Proses (Process) Proses pemesanan (booking) hotel syariah sangat mudah dan cepat Proses chek in dan check out hotel syariah mudah Proses pembersihan dan persiapan kamar hotel oleh office boy di hotel syariah cekatan dan cepat Proses penyajian menu makan pagi di hotel syariah tepat waktu Proses memasak, penggunaan alat dan bahan untuk memasak pada menu hotel syariah telah terjamin kehalalannya Harga (Price) Harga hotel syariah sesuai dengan pelayanan dan fasilitas kamar yang di dapat Harga hotel syariah dapat bersaing dengan hotel lain Harga yang tercantum pada menu makanan dan minuman hotel syariah sesuai dengan kualitas yang dihidangkan Produk (Product) Hotel syariah menyediakan berbagai tipe kamar yang sesuai dengan kebutuhan Hotel syariah menyediakan paket pertemuan (meeting room) Hotel syariah menyediakan berbagai paket makan dengan rasa yang baik Hotel syariah menampilkan suasana dan tata ruang yang menarik dan nyaman Fasilitas Hotel syariah memiliki fasilitas lengkap (tv, minibar, wifi/internet acces, air panas untuk mandi, water
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
39
2
3 4 5
1 2 3
1 2 3 4 5
heater, dan kemudahan untuk bersuci) dengan kualitas baik Hotel syariah menyediakan peralatan shalat / ibadah lengkap di setiap kamar (Al-Quran, sajadah, petunjuk arah shalat) Hotel syariah hanya menyediakan makanan dan minuman halal saja Hotel syariah menyediakan mushola di dalam gedung Hotel syariah memberikan informasi waktu shalat (Adzan) dalam 5 kali dalam sehari Aksesibilitas Akses jalan menuju hotel syariah layak dan memadai Hotel syariah mudah diakses dengan transportasi umum maupun pribadi Hotel syariah informasinya mudah diakses melalui internet Religiusitas Saya menjalankan ibadah secara rutin Saya pergi ke rumah ibadah untuk sembahyang Saya bersedekah dan berbagi kesesama orang Puasa Membaca kitab suci
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
40 Lampiran 2 Hasil olahan regresi logistik
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
X1Pengetahuan
.376
.217
3.011
1
.083
1.456
X2CitraHotel
.824
.305
7.320
1
.007
2.279
X3LayananPelanggan
-.600
.336
3.190
1
.074
.549
X4SumberDayaManusia
-.181
.225
.647
1
.421
.834
X5Lokasi
1.227
.415
8.735
1
.003
3.412
X6Proses
.567
.307
3.417
1
.065
1.763
X7Produk
-.543
.381
2.035
1
.154
.581
X8Fasilitas
.425
.240
3.127
1
.077
1.530
-.451
.231
3.813
1
.050
.637
-27.573
9.752
7.994
1
.005
.000
X9Religiusitas Constant
a.Variable(s) entered on step 1: X1Pengetahuan, X2CitraHotel, X3LayananPelanggan, X4SumberDayaManusia, X5Lokasi, X6Proses, X7Produk, X8Fasilitas, X9Religiusitas. Model Summary Step 1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
38.385a
Nagelkerke R Square
.521
.694
Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square
df
6.524
Sig. 8
.589
Classification Tablea Predicted Keputusan Observed Step 1
Keputusan
0
Percentage Correct
1
0
24
5
82.8
1
5
25
83.3
Overall Percentage a. The cut value is .500
83.1
41
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang, 3 Desember 1994 dari Bapak Taufiq Mukahar dan Ibu Sri Rachmah. Awal pendidikan dimulai di TK dan SD H ISRIATI BAITURRAHMAN dari tahun 1999-2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 5 Semarang sampai tahun 2009. Setelah lulus sekolah menengah pertama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA NASIMA Semarang pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2012 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor IPB melalui jalur Ujian Talenta Mandiri UTM di program studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti organisasi di kampus. Organisasi pertama yang pernah diikuti adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa BEM KM sebagai anggota divisi Kementrian Badan Internal pada tahun 2014. Organisasi kedua dan terakhir yang pernah diikuti penulis adalah menjadi anggota Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi HIPOTESA FEM IPB sebagai Badan Pengawas BP selama tahun 2015. Penulis juga aktif di beberapa kepanitiaan di IPB, seperti 4th Just! (Journalism Seminar and Talkshow) sebagai anggota divisi Logistik dan transportasi, Obral-Obrol Bangsa suara dari kampus mencari pemimpin abad 21 sebagai anggota divisi Logistik, IPB Art Contest IAC sebagai anggota divisi Sponsorship, dan Sharia Economics at Seminar, Expo, and Campaign (SEASON 10) sebagai anggota divisi Hubungan Masyarakat. Adapun beberapa pengalaman penulis dalam memenangkan beberapa kompetisi olah raga tingkat Fakultas yaitu The 9th Sportakuler Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan tingkat Departemen Ilmu Ekonomi yaitu EUFORIAS 2015 dan EUFORIAS 2016 pada kompetisi IE CUP. Penulis juga memenangkan kompetisi tingkat nasional Juara III sebagai ketua kelompok dengan judul “Implementasi Blue Ocean Strategy dalam Pengelolaan Dana Pensiun Syariah” pada kompetisi Marketing Plan tingkat nasional yaitu Sharia Economics Marketing Competition 2014 (SEMC 2014) yang diselenggarakan oleh Sharia Economics Student Club SES-C dengan mengangkat tema “Creative Marketing of Sharia Economics Product”.